metoda penelitian jogiyanto - reguler sore

51
DEFINISI RISET Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal. 5) sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang terorganisasi, sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya Sedang Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset (research) sebagai pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau penolakan dari teoriteori yang sudah ada. Lebih spesifik riset bisnis (business research) didefinisikan oleh Cooper and Schindler (2001, hal. 5) sebagai pencarian yang sistematik yang menvediakan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan bisnis KONSEP DASAR RISET Sekaran (1992, 2003) lebih lanjut membedakan riset saintifik dengan riset-riset lainnya sebagai berikut ini. 1. Berketujuan (purposiveness). riset saintifik mempunyai tujuan yang jelas. 2. Kokoh (rigor), menunjukkan proses riset saintifik dilakukan dengan hati-hati (prudent) dengan 1

Upload: tommy-aria-abdi-negara

Post on 18-Feb-2016

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

DEFINISI RISET

Riset (research) didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal. 5) sebagai suatu investigasi atau keingintahuan saintifik yang ter-organisasi, sistematik, berbasis data, kritikal terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya

Sedang Kinney, Jr. (1986) mendefinisikan riset (research) sebagai pengembangan dan pengujian dari teori-teori baru tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau penolakan dari teori-teori yang sudah ada.

Lebih spesifik riset bisnis (business research) didefinisikan oleh Cooper and Schindler (2001, hal. 5) sebagai pencarian yang sistematik yang menvediakan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan bisnis

KONSEP DASAR RISETSekaran (1992, 2003) lebih lanjut membedakan riset saintifik

dengan riset-riset lainnya sebagai berikut ini.1. Berketujuan (purposiveness). riset saintifik mempunyai tujuan

yang jelas.2. Kokoh (rigor), menunjukkan proses riset saintifik dilakukan

dengan hati-hati (prudent) dengan tingkat keakurasian yang tinggi. Basis teori dan rancangan riset yang baik akan menambah kekokohan dari riset saintifik.

3. Ujibilitas (testability), menunjukkan bahwa riset saintifik dapat menguji hipotesis-hipotesis dengan pengujian statistik menggu-nakan data yang dikumpulkan.

4. Replikabilitas (replicability), yaitu riset saintifik dapat diulang dengan menggunakan data yang lain.

5. Ketepatan dan keyakinan (precision dan confidence), menunjukkan bahwa tidak ada riset yang sempurna dan ketepatannya tergantung dari keyakinan periset yang diterima

1

Page 2: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

umum. Kesalahan pengukuran data dan bias yang lainnya dapat menyebabkan ketepatan riset menurun.

6. Objektivitas (objectivity), menunjukkan bahwa riset saintifik memberikan hasil dan konklusi yang objektif tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif peneliti.

7. Generalisabilitas (generalizability), yaitu riset saintifik mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, objek dan situasi yang berbeda.

8. Sederhana (parsimony), yaitu riset saintifik mempunyai kemu-dahan di dalam menjelaskan risetnya.

RISET METODA ILMIAH VS. RISET METODA NATURALISLawan dari penelitian pendekatan ilmiah (scientific method)

adalah penelitian pendekatan alamiah atau naturalis (naturalistic approach). Pendekatan naturalis menolak bentuk terstruktur dari riset. Proses pembentukan struktur teori tidak dilakukan. Tujuan riset yang umum dilakukan adalah untuk menemukan teori yang baru. Periset pendekatan naturalis bebas berpikir terhadap teori apapun. Pendekatan naturalis juga tidak membutuhkan hipotesis-hipotesis secara eksplisit.

Menurut Abdel-Khalik dan Ajinkya (1979), penelitian meng-gunakan metoda naturalis ini sejalan dengan grounded theory yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1967). Teori membumi (grounded theory) percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menemukannya dari data. Pendekatan ini menganggap bahwa teori grounded di datanya. Pendekatan saintifik menolak hal ini dari berargumentasi bahwa "facts do not speak for themselves" (Blalock, 1969). Pendekatan saintifik membutuhkan pengujian secara kuantitatif dan statistik.

Pengikut grounded theony termasuk yang mengembangkan metoda penelitian eksplorasi (exploratory research). Penelitian eksplorasi (exploratory research) tidak menggunakan model

2

Page 3: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

atau teknik statistik untuk menyimpulkan hasil yang diobservasi. Hal ini terjadi karena data yang dikumpulkan metoda naturalis atau di metoda eksplorasi bersifat kualitatif bukan kuantitatif, sehingga pendekatan-pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan kualitatif (qualitative method).

3

Page 4: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

PERBEDAAN METODA SAINTIFIK DENGAN METODA NATURALIS

PENDEKATAN SAINTIFIK PENDEKATAN NATURALIS

Menggunakan struktur teori Tidak menggunakan struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan keterbatasan dari suatu teori.

Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesis-hipotesis

Hipotesis jika ada sifatnya implisit tidak eksplisit

Pendekatan ilmiah melakukan setting artifisial misalnya dengan metoda eksperimen dengan memanipulasi beberapa

Pendekatan naturalis menolak bentuk terstruktur dari riset. Pendekatan naturalis juga menolak pengaturan riset secara artifisial. Penelitian pendekatan naturalis lebih menggunakan dan menjaga setting alamiah (natural) di mana fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi.

Pendekatan saintifik menolak bahwa teori membumi (grounded) datanya dan berargumentasi bahwa "facts do not speak for themselves" (Blalock, 1969).

Sejalan dengan konsep grounded theory yang dikembangkan oleh di Glaser dan Straus (1967) yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menurunkannnya dari data. Pendekatan ini menganggap bahwa teori grounded di datanya

Pendekatan saintifik membu tuhkan pengujian secara kuanti tatif dan statistik

Pengikut grounded theory termasuk yang mengembangkan metoda. Penelitian eksplorasi yang tidak menggunakan data kuantitatif dan

4

Page 5: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

teknik statistik untuk menyimpulkan hasil yang diobservasi. Metoda naturalis dan metoda eksplorasi bersifat kualitatif menggunakan data kualitatif.

5

Page 6: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

KELEMAHAN DAN KEBAIKAN-KEBAIKAN UNTUK PENDEKATAN SAINTIFIK dan NATURALIS

Pendekatan Saintifik Pendekatan Naturalis(+) Menilai data lebih objektif, karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan periset atau orang lain (harus value free).

(-) Menilai data lebih subjektif karena hasil observasi langsung perisetdan periset sendiri yang menyim-pulkannya.

(-) Setting tidak natural (artifisial) dapat menurunkan validitas pene-litian.

(+) Setting natural tidak diubah oleh periset.

(-) Penelitian kurang terfokus tetapi Iebih luas, sehingga kurang mendalam.

(+) Penelitian lebih terfokus dan Mendalam.

(-) Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori.

(+) Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah permukaan yang belum tampak, seperti misalnya penelitian tentang kultur. Lebih untuk menemukan teori baru.

(+) Dari segi kemudahan menda-patkan data, data sekunder yang tersedia dapat digunakan.

(-) Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh periset yang biasanya melibatkan waktu yang lama (bu-lanan sampai dengan tahunan) untuk mendapatkannya dengan ter-libat langsung sebagai pengobser-vasi di tempat kejadian.

6

Page 7: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

(+) Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat melibatkan permasa-lahan yang lebih luas menggunakan waktu yang lebih panjang dan perusahaan yang Iebih banvak sebagai objek penelitian karena tersedia di data sekunder.

(-) Eksternal validiti rendah karena hanva melibatkan satu permasalah-an di suatu organisasi saja karena data primer harus diobservasi sen-diri van- tidak mungkin dan membutuhkan banvak waktu untuk melibatkan banvak organisasi.

Pendekatan mana yang harus digunakan? Jawabannya tergantung dari beberapa hal sebagai berikut ini.1. Aliran yang dianut. Positivism atau Non-Positivism2. Kondisi atau lingkungan yang terjadi. 3. Tingkat keluasan dan kedalaman penelitian yang diinginkan.

Jika tujuan dari penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan 4. Jika dimungkinkan, kedua pendekatan ini dapat digabungkan

untuk digunakan bersama-sama. Penggabungan pendekatan-pendekatan ini dikenal dengan istilah triangulation.

DEDUKSI dan INDUKSIPendekatan saintifik metoda deduktif dan pendekatan naturalis menggunakan metoda induksi

MACAM-MACAM RISETEmpat macam kegiatan riset menurut Cooper & Schindler,

adalah sebagai berikut ini.1. Pelaporan (reporting).

Riset yang dilakukan hanya untuk menyediakan data atau informasi yang diperlukan untuk keputusan tertentu. Misalnya adalah informasi apa saja yang diperlukan untuk mengevaluasi

7

Page 8: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

nilai intrinsik suatu perusahaan.2. Penggambaran (descriptive).

Riset ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilaku-kannya, kapan dilakukan, di mana dan bagaimana melakukan-nya.

3. Penjelasan (explanatory).Riset yang mencoba menjelaskan fenomena yang ada.

4. Prediksi (predictive).Mencoba menjelaskan apa yang akan terjadi dari suatu feno-mena.

LANGKAH-LANGKAH RISET METODA ILMIAH1. Mengidentifikasi isu atau topik dari riset (dilaporkan di bab I

laporan riset).2. Menjual ide atau isu- tersebut dengan cara menjustifikasi

bahwa isu tersebut adalah menarik dan penting untuk diteliti (dilaporkan di bab 1 laporan riset).

3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab I di laporan hasil riset).

4. Mengembangkan hipotesis.Untuk merancang (membangun hipotesis) diperlukan teori dan hasil-hasil riset sebelumnya (dilaporkan di bab 2 laporan hasil riset).

5. Merancang riset.Merancang riset berarti merancang data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara empiris dan me-rancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara statistik. Rancangan data dan model empiris dilaporkan di bab metodologi (dilaporkan di bab 3 laporan hasil riset).

6. Mengumpulkan data.Beberapa metoda pengumpulan data di antaranya adalah

8

Page 9: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

metoda pengumpulan data dari arsip (data sekunder), wawancara (data primer) dan observasi (data primer), kuesioner (data primer) dan eksperimen (data primer). Proses ini juga dilaporkan di bab 3 di laporan basil riset.

7. Menganalisis data dan menguji hipotesis (dilaporkan di bab 4 laporan hasil riset).

8. Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil pengujian serta menvimpulkan hasilnya (dilaporkan di bab 5 laporan basil riset).

9. Menunjukkan keterbatasan dan halangan-halangan riset (dila-porkan di bab 5 laporan hasil riset).

10.Mengusulkan perbaikan-perbaikan riset berikutnya (dilaporkan di bab 5 laporan hasil riset).

9

Page 10: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

LAPORAN HASIL RISET

Bab 1. PENDAHULUANBab ini berisi dengan isu riset, motivasi dari riset yang

menunjukkan mengapa isu riset ini penting dan perlu diteliti, tujuan dari riset dan kontribusi dari riset.

BAB 2. KAJI TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISBagian ini mengkaji teori yang digunakan di riset untuk

mengembangkan hipotesis dan menjelaskan hasil fenomena riset. Dengan menggunakan teori yang sudah dikaji dan juga riset-riset sebelumnya, hipotesis-hipotesis yang ada dapat dikembangkan.

BAB 3. DISAIN RISETBab 3 ini menjelaskan tipe dari riset, rancangan sampel yang

meliputi jenis, sumber, proses seleksi dan karakteristik datanya. Bagian ini juga membahas model empiris yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang sudah dikembangkan sebelumnya.BAB 4. HASIL

Bab ini menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis mengguna-kan data yang diolah sesuai dengan model empiris yang sudah ditetapkan. Pengujian hipotesis ini didasarkan secara statistik.

BAB 5. RINGKASAN, SIMPULAN, DISKUSI, IMPLIKASI, KE-KURANGAN-KEKURANGAN DAN SARAN-SARAN

Ringkasan menunjukkan hasil riset secara padat. Hasil dari riset perlu didiskusikan mengapa hasilnya begitu. Simpulan me-nunjukkan keberhasilan tujuan dari riset. Simpulan menunjukkan hipotesis-hipotesis mana yang didukung dan rnana yang tidak didukung. Implikasi dari riset menunjukkan kemungkinan pene-rapan dari riset sehingga kontribusi riset mengena. Tidak ada riset yang sempurna, sehingga kekurangan-kekurangan riset perlu disadari. Saran-saran diberikan karena adanva keterbatasan-keterbatasan dari riset, sehingga ada beberapa hal yang tidak

10

Page 11: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

dapat dilakukan di riset sekarang, tetapi mungkin dapat dilakukan di riset mendatang. Saran-saran merupakan perbaikan-perbaikan dan pengembangan riset-riset di masa mendatang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA

FORMAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Arief, K. (2003). Pasar Efisien dmn Perilakunya. UnpublishedTesis S2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hartono, J. (1998). Bias Beta dan Koreksini a. Paper presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2, UniversitasBrawijaya, Malang.

Hartono, J. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE UGM, Yogyakarta.

Kahneman, D.; T., Richard. (1991). Economic Analysis and the Psychology of Utility: Application to Compensation Policy. The American Economic Review, 81(2), 341346.

Kurniawan, A. (2002, 17 November). Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat Belajar Anak. Majalah Game Anak, 5, 12-17.

Ratnaningsih, D. (2004). Efek Resensi dari Informasi Akuntansi. Unpublished Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

ISU, MOTIVASI, TUJUAN DAN KONTRIBUSI RISET

ISU RISET

Mengidentifikasi isu riset merupakan hal yang penting, karena

11

Page 12: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

urutan-urutan riset selanjutnya tergantung dari ini. Suatu isu (issue) dari riset dapat berupa sebagai berikut ini.1. Permasalahan (problem) yang terjadi yang perlu solusi per-

baikan.2. Oportuniti (opportunity) atau peluang yang akan ditangkap.3. Fenomena yang akan dijelaskan atau diverifikasi dengan

suatu teori yang sudah ada.4. Fenomena yang akan diuji untuk menemukan teori baru.Bab 2. Isu, Motivasi, Tujuan dan Kontribusi Risel

MOTIVASI RISET

Periset harus dapat meyakinkan sponsor bahwa isu yang teliti merupakan isu yang penting dan perlu untuk diteliti.

TUJUAN RISETTujuan dari riset adalah apa yang ingin dicapai dengan

melakukan penelitiannya. Secara umum, tujuan dari riset adalah untuk mencapai sasaran dari isu riset.

KONTRIBUSI RISETKontribusi atau manfaat hasil riset dapat berkisar dari

akademisi, praktisi, perusahaan, sampai ke pemerintah. Tergantung ;iapa pemakai hasil dari riset, kontribusi riset dapat berupa kontritbusi teori, kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan. Kontribusi riset juga harus berhubungan dengan isu yang diteliti. Kontribusi teori adalah hasil dari riset dapat memperbaiki tteori yang sudah ada, menjelaskan teori yang sudah ada ke fenomena

12

Page 13: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

TEORI

Teori (theory) adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Kinney, Jr. (1986) menyebutkan bahwa riset empiris melibatkan teori, hipotesis dan fakta. Teori dan hipotesis merupakan dua hal yang berbeda tetapi berhubungan. Riset yang bersifat pengujian (konfirmasi), teori digunakan untuk membangun hipotesis, jadi hipotesis dibangun berdasarkan teori.

HIPOTESISTidak semua penelitian menggunakan hipotesis. Hanya penelitian berupa pengujian hipotesis yang menggunakan hipotesis (saintifik). Penelitian tipe eksploratori (natrualis) tidak menggunakan hipotesis. Alasannya adalah pendekatan saintifik menggunakan teori atau logika atau riset-riset sebelumnya untuk menguji fenomena yang ada, sehingga hipotesis-hipotesisnya dapat diketahui di awal riset dan harus dikembangkan. Pende-katan naturalis tidak menggunakan hipotesis karena yang akan diteliti adalah sesuatu di bawah permukaan (misainya kultur) yang belum tampak sebelum diobservasi dengan mendalam.

13

Page 14: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Hipotesis berbeda dengan Proposisi. Menurut Kinney, Jr. (1986) hipotesis (hypothesis) adalah prediksi tentang fenomena. Proposisi (proposition) adalah pernyataan tentang konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi. Proposisi dimaksudkan untuk tidak diuji kebenarannya. Jika proposisi dimaksudkan untuk diuji dan dihubungkan dengan pengujian empiris maka disebut dengan hipotesis.

Hipotesis Nol dan Hipotesis AlternatifHipotesis dapat ditulis dalam bentuk hipotesis (0) (nol)

hypothesis) maupun hipotesis alternatif (alternative hypothesis) atau keduanya. Hipotesis nol dicoba untuk ditolak dan hipotesis alternatif dicoba untuk diterima. Hipotesis nol (null hypothesis) merupakar dugaan yang menyatakan hubungan dua buah variabel adalah jelas dan tidak terdapat perbedaan di antaranya. Hipotesis alternatif (alternative hypothesis) yang berlawanan dengan hipotesis nol menunjukkan terdapatnya perbedaan antara dua variabel.

Ho: A tidak lebih besar dari B. HA : A lebih besar dari B.

Klasifikasi HipotesisHipotesis deskriptif

HA: Manajer yang dikompensasi berdasarkan besarnya laba akan cenderung menaikkan laba perusahaan.

Hipotesis hubungan

Hipotesis hubungan merupakan pernyataan tentang hubungan dua buah variabel. Hipotesis hubungan dapat diklasifikasikan kembali menjadi hipotesis korelasi (correla.tional hypothesis) dan hipotesis penjelas atau kausal (explanatory

14

Page 15: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

hypothesis atau causal hypothesis).

Hipotesis korelasi (correlational hypothesis) merupakan hipotesis yang menyatakan dua variabel terjadi bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya. Hipotesis ini biasanya diuji dengan alat statistik korelasi.

HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensas: dan laba perusahaan.

Hipotesis penjelas (explanatory hypothesis) atau hipotesis kausal (causal hypothesis) adalah hipotesis yang menyatakar hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel yang lainnya. Yang dipengaruhi adalah variabel dependen (VD) dam variabel yang mempengaruhi adalah variabel independen (VI). Hipotesis kausal dapat diuji dengan alat statistik regresi.

HA: Perubahan laba (VI) secara positif akan berpengaru.-

terhadap harga saham (VD).

Pengembangan HipotesisHipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis

dikembangkan dengan menggunakan teori ang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori karena memverifikasi teori tersebut di fenomena yang ada. Hipotesis perlu dikembangkan dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan atau tujuan dari riset adalah untuk menernukan teori yang baru.

Hipotesis KangguruH.A: Terdapat pengaruh yang positif antara jumlah kehamilan

ibu-ibu di Yogyakarta dengan populasi kangguru Australia.

15

Page 16: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Arah HipotesisArah dari hubungan kausal pada hipotesis ditentukan oleh

hubungan pada pengalaman-pengalaman masa lalu. Jika hasil dari penelitian sebelumnya memberikan hasil yang konsisten berarah (dapat positif atau negatif) maka hipotesis kausal harus ditulis berarah seperti itu.

H.A : Perubahan laba (VI) berpengaruh positif terhadap harga saham (VD).

Jika hasil-hasil penelitian sebelumnya banyak yang tidak signifikan atau arahnya bertentangan, maka hipotesis kausal dapat ditulis tanpa arah sebagai berikut ini.

H.A : Perubahan laba (VI) berpengaruh terhadap harga saham (VD).

Kriteria Hipotesis yang BaikHipotesis yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut ini. 1. Dikembangkan dengan menggunakan teori yang sudah ada,

penjelasan logis atau hasil-hasil penelitian sebelumnya. Arah hubungan variabel hipotesis dikembangkan melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya. Jika hipotesis merupakan hal baru yang belum ada teorinya, penjelasan logis digunakan untuk membangun hipotesis ini.

2. Hipotesis menunjukkan maksudnva dengan jelas.3. Hipotesis dapat diuji.

Hipotesis dapat diuji jika tersedia alat analisis untuk mengujinya.

4. Hipotesis ini lebih baik dari hipotesis kompetisinya Hipotesis lebih baik dari hipotesis kompetisinva jika dapat menjelaskan dan memprediksi lebih baik.

RANCANGAN RISET

16

Page 17: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset agar menjadi valid, objektif, efisien, an efektif.

Cooper dan Schlinder (2001) (dalam Hartono, 2004) menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain riset adaalah sebagai berikut:1. Desain riset adalah perencanaan aktivitas dan waktu2. Desain riset selalu didasarkan pad apertanyaan penelitian atau

topik riset3. Desain riset mengarahkan ke pemilihan sumber-sumber daya

dan tipe infomasi yang diperlukan 4. Desaain riset merupakan kerangka untuk menunjukkan

hubungan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti5. Desain riset menggariskan langkah-langkah untuk setiap

aktivitas riset

Karateristik Riset Yang Perlu Dirancang:1. menentukan jenis risetnya

a. riset ekplanatoryb. riset pengujian hipotesis

2. jika risetnya adalah pengujian hipotesis apakah betuk risetnya kausal atau deskriftif

3. menentukan dimensi waktu riseta. melibatkan waktu tertentu dengan banyak sampel

(cross sectional)b. melibatkan urutan waktu (time series)c. melibatkan keduanya (pooled data)

4. menentukan kedalam risetnyaa. mendalam tapi hanya satu objek sajab. kurang mendalam tetapi generalisasinya tinggi

5. menentukan metoda pengumpulan dataa. apakah kontak langsung (wawancara)b. tidak langsung (arsiv, observassi, analitical

17

Page 18: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

6. menentukan lingkungan risetnyaa. lingkungan non-contrived (tidak direncanakan) setting,

yaitu lingkungan rill (field setting)b. lingkungan pengaturan artidisial atau simulasi)

7. menentukan unit analisisnyaa. individualb. dyads, yaitu group dari beberapa pasangan data,

misalnya penelitian yang melibatkan suami istric. organiasi, industri, instansi, pasar modal, negara

8. menentukan model empiris beserta definisi variabelnya9. menentukan sumber daya riset yang dibutuhkan

a. menentukan waktu dari kegiatan masing-masing risetb. menentukan biaya sampai penyelesaian risetc. menentukan personel-personel yang terlibat

Setelah karateristik diset ditentukan, langkah selanjutnya adalah merancang sampel data yang akan dikumpulkan sebagai berikut:1. Merancang pengukuran dari variabel yang akan digunakan

untuk menangkap data2. Merancang metoda pengambilan sampel dan teknik

pengumpulan datanya3. Merancang model empirisnya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Riset1. Alpha (α)

Merupakan probabilitas kesalahan tipe I (error type I), secara salah menolak hipotesis nol yang benar

2. Beta (β)Merupakan probabilitas kesalahan tipe II (error type II), secara salah tidak menolak hipotesis nol yang tidak benar

3. Ukuran sampel (n)4. Faktor desain

Kekuatan Pengujian

18

Page 19: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

a. Meningkatkan ukuran sampelb. Memperkecil nilai alpha (α)c. meningkatkan desain lewat teori yang lebih baik

(membangun hipotesis menggunakan teori yang baik)d. Meningkatkan desain lewat pengontrolan variabel

(meningkatkan validitas dan relibilitas data)

PENGUKURAN

Pengukuran merupakan pemberian nilai properti dari suatu objekSkala pengukuran1. Nominal

Bernilai klasifikasi, misalnya laki-laki (1), perempuan (2)2. Ordinal

Bernilai klasifikasi dan order (ada urutannya) misalnya penilaian kurang (1), baik (2), sangat baik(3)

3. Interval Bernilai klasifikasi, order, misalnya skala Likert 1 s/d 5

4. RasioNilai Data variabel dapat juga diklasifikasikaan sebagai data metric dan non-metric.Data metric adalah data berbentuk interval atau rasioData non-metric adalah data berbentuk kualitatif yang berbentuk atribut, karateristik, atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data ini adalah data tipe nominal dan ordinal

19

Page 20: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

VALIDITAS dan REALIABILITAS

Validitas menunjukkan seberapa jauh suatu test atau suatu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur dan sampai sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Contoh: Alat Meteran digunakan untuk mengukur satuaan

Panjang.Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu pengukur dapat tetap menunjukkan stabilitas dan konsitensinya dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep. Jadi alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran akan cenderung memberikan haasil yang sama meskipun digunakan untukmenguji individu secara berulang-ulang. Jadi relaiabilitas berhubungan dengan konsistensi dari suatu alat dalam mengukur.Contoh: Alat pengukur suhu udara digunakan sebanyak 10 kali

dan hasil pengukurannya tetap konsisten, tidak berubah

.VALIDITAS EKSTERNAL VALIDITAS INTERNAL

Validitas Ekternal: Menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneraliasi ke semua objek, situasi dan semua objek. Validitas ekternal ini berhubungan dengan pemilihan sempel. Sempel yang memenuhi validitas ekternal ini adalah sampel yang tidak bias.Validitas Internal: Menunjukkan kemampuan dari suatu instrumen riset untuk mengukur sesuatu apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Validitas interna; digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah riset sudah menggunakan konsep yang seharusnya. Validitas ini dikelompokkan ke dalam tiga kelompok.a. Validitas Isi

Menunjukkan seberapa besar item-ietem di instrumen mewakili konsep yang diukur. Misalnya mengukur harga

20

Page 21: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

saham dengan return saham.b. Validitas yang berhubungan dengan Kriteria

Mengukur perbedaan-perbedaan individual berdasarkan kriteria yang digunakan- Validitas Serentak

Mengukur perbedaan individu pada saat bersamaan Misalnya mengukur kinerja saham tumbuh dan tidak tumbuh menggunakan teknik analisis korelasi

- Validitas PrediktifMenunjukkan kemapuan instrumen mengukur perbedaan individu berdasarkan kriteria yang diprediksikanMisalnya: (a) saham tumbuh ke depannya akan tetap tumbuh atau tidak (b) saham tidak tumbuh apakah masa depannya tetap tidak tumbuh atau tumbuh.Misalnya menggunakn analisis diskriminan dalam menentukan bank bankrut atau sehat (Penelitian Alatman, 19....)

c. Validitas KonstrukMenunjukkan seberapa baik baik hasil-hasil yang diperoleh dari penggunaaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk. Contohnya mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis faktor.

21

Kinerja Perusahaan

LABA

DIVIDEN

HARGASAHAM

Page 22: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

MODEL EMPIRIS

Bentuk model empiris dapat dikelompokkan berasarkan nilai data atu sekalanya. Nilai data di variabel dapat diklasidikasikan sebagai data Metrik (Ordinal dan Nominal; berbentuk atribut, karateristik, kategori, atau dikotomi) dan Non-Metrik (Interval dan Rasio; berbentuk kuantitatif).Model empiris dapat mempunyai sebuah varabel depeenden mapupun lebih dari satu variaabel dependen.

Yang termasuk model empiris dengan satu variabel dependen adalah model Regresi, Regresi Logit, Regresi Probit, Regresi Tobit, Analisis Diskriminan, ANOVA, dan model analsis Conjoint.

Bentuk dari Model Regresi adalah sebagai berikut:Y1 = X1 + X2 + X3 + X4 .......... Xn (Metrik) (Metrik dan Non-Metrik)

Bentuk dari Model Regresi Logit / Probit / Tobit adalah sebagai berikut:Y1 = X1 + X2 + X3 + X4 .......... + Xn (Non-Metrik) (Metrik dan Non-Metrik)

Bentuk dari Analsis Diskriminan adalah sebagai berikut:Y1 = X1 + X2 + X3 + X4 .......... + Xn (Non-Metrik) (Metrik dan Non-Metrik)

Bentuk dari Model ANOVA adalah sebagai berikut:Y1 = X1 + X2 + X3 + X4 .......... + Xn (Metrik) (Non-Metrik)

Bentuk dari Model Analsisi Conjoint adalah sebagai berikut:Y1 = X1 + X2 + X3 + X4 .......... + Xn (Metrik dan Non-Metrik) (Non-Metrik)

22

Page 23: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Model empiris dengan menggunakan lebih dari satu variabel dependen adalah model MANOVA dan model Korelasi Kanonikal

Bentuk dari Model MANOVA adalah sebagai berikut:Y1 + Y2 +......+ Yn = X1 + X2 + X3 + X4 .......... Xn (Metrik) (Non-Metrik)

Bentuk dari Model Korelasi Kanonikal adalah sebagai berikut:Y1 + Y2 +......+ Yn = X1 + X2 + X3 + X4 .......... Xn (Metrik dan Non-Metrik) (Metrik dan Non-Metrik)

Bentuk dari Model Persamaan Simultan adalah sebagai berikut:Y1 = X11 + X12 + X13 + X14 .......... X1n Y2 = X21 + X22 + X23 + X24 .......... X2n

Yn = Xn1 + Xn2 + Xn3 + Xn4 .......... Xnn

(Metrik) (Metrik dan Non-Metrik)

Bentuk dari Structural Equation Modeling adalah sebagai berikut:Y1 = X11 + X12 + X13 + X14 .......... X1n X11 = X21 + X22 + X23 + X24 .......... X2n

Y1n = Xn1 + Xn2 + Xn3 + Xn4 .......... Xnn

(Metrik dan Non-Meetrik) (Metrik dan Non-Metrik)

23

Page 24: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Ringkasan bentuk-bentuk model empirisModel Tipe Data

Variabel Dependen

Variabel Independen

1. Regresi Metrik Metrik dan non-metrik

2. Regresi Logit / Probit / Tobit

Non-Metrik Metrik dan non-metrik

3. Analisis Diskriminan Non-Metrik Metrik dan non-metrik

4. ANOVA Metrik Non-metrik5. Analsis Conjoint Metrik dan Non-

MetrikNon-metrik

6.MANOVA Metrik Non-metrik7. Korelasi Kanonikal Metrik dan Non-

MetrikMetrik dan non-metrik

8. Persamaan Simultan Metrik Metrik dan non-metrik

9. SEM (Structural Eq Model)

Metrik dan Non-Metrik

Metrik dan Non-Metrik

VARIABEL di MODEL EMPIRIS

Model adalah bentuk simbol dari suatu teori, bentuk simbol padaa model ini harus menunjukkan hubungan kausal antara vriabel-variabel di dalam model

24

Page 25: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

a. Variabel Moderasi

Y1 = X1 + X2 + X1*X2 b. Variabel Intervening/ mediasi/ mediating

VM1 = X1 VIVD1 = X1 VM

c. Variabel ExtraneousAdalah variabel selain variabel Independen, dependen, Moderating, dan Intervening yang mempengaruhi hubungan kausal. Variabel ini dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu variabel pelengkap (Variabel Kontrol) dan variabel pengganggu (Confounding variable).

- Variabel Kontrol (Variabel Pelengkap)Variabel yang melengkapi atau mmengontrol hubunan kausalnya agar lebih baik untuk didapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel ini bukan merupakan varabel utama yang diuji, tetapi lebih ke variabel lain yang memiliki efek pengaruh. Jika efeknya kecil, maka varaiabel ini dapat diabaikan

25

Variabel Independen

VariabelMediating

Varabel Dependen

Variabel Independen

Varabel Dependen

VariabelMediating

Page 26: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Harga Saham (VD) = Perubahan Laba (VI) + Ukuran Perush (VK) + Pertumbuhan Perush (VK)

- Variabel PenggangguMerupakan variabel yang efeknya menggangu hubungan kausal antara variabel independen dan dependen. Efek variabel ini harus dihilangkan dari hubungan kausal.Contoh: Reaksi pasar yang diakibatkan oleh pengumuman pembayaran dividen oleh perusahaan. Reaksi pasar dapat juga dipengaruhi oleh variabel lain yang signifikan yang terjadi bersamaan waktunya dengan variabel independen yang diteliti. Variabel-variaabel yang terjadi secara bersamaan dengan variabel utamanya ini adalah merupakan variabel pengganggu. Variabel pengganggunya misalnya pengumuman merger yaang akan dilakukaan oleh perusahaan pada saat yang sama. Jika pengumuman merger ini akan mempengaruhi reakssi pasar, maka besarnya reaksi pasar tidak hanya disebabkan oleh variabel independen utama (pembayaran dividen) namun juga oleh variabel lain (pengumuman merger).

26

Page 27: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

S A M P E L

Setelah hipotesis-hipotesis selesai dikembangkan, hipotesishipotesis ini perlu diuji dengan faktanya. Proses pengambilan sampel merupakan proses yang penting. Pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat. Sampel yang tidak akurat dan tidak tepat akan berikan kesimpulan riset yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan salah

KRITERIA SAMPELSampel yang baik yang memenuhi dua buah kriteria sebagI

berikut ini.1. Akurat

Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan akurat dari sampel sebagai berikut ini.a. Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat

Misalnya akan dibuat dua buah grup, yaitu grup pertama adalah grup yang berisi perusahaan- perusahaan yang mengalami financial distress dan grup kedua berisi dengan perusahaan-perusahaan yang tidak mengalaminya. Leverage dipilih sebagai proxy untuk financial distress. Jika leverage tidak dapat membedakan perusahaan distress dan perusahaan yang tidak distress, maka proksi tersebut adalah tidak akurat.

b. Menghindari bias di seleksi sampelPemilihan sampel yang bias (sample selection bias) akan membuat sampel tidak akurat.Contoh:Untuk menghindari bias ini, peneliti tidak hanya menggunakan sampel perusahaan besar yang tercatat di NYSE saja, tetapi juga menggunakan perusahaan kecil yang tercatat di NASDAQ, sehingga hasilnya tidak dicurigai karena memang berasal dari sampel perusahaan yang besar saja.

27

Page 28: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

c. Menghindari bias hanya di perusahaan-perusahaan yang bertahanPemilihan sampel yang bias yang berisi dengan perusahaan-perusahaan yang bertahan (survivorship bias) akan membuat sampel tidak akurat

2. P r e s i s iSampel yang mempunyai presisi yang tinggi adalah yang

mempunyai kesalahan pengambilan sampel (sampling error) yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error) adalah seberapa jauh sampel berbeda dari yang dijelaskan oleh populasinya. Presisi diukur dengan standard erro of estimate. Semakin kecil standard error of estimate semakin tingg presisi sampelnya. Presisi dapat ditingkatkan dengan jumlah sampelnya. Semakin besar jumlah sampelnya, semakin kecii kesalahan standar estimasinya.

28

Page 29: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

METODA PROSES PENGAMBILAN SAMPELAda dua metoda pengambilan sampel, yaitu pengambilan

sampel berbasis pada probabilitas (pemilihan secara random) atau pengambilan sampel secara nonprobabilitias (pemilihan nonrandom)

Secara probalititas, metoda-metoda yang dapat digunakan adalah:1. Random sederhana (simple random).2. Random komplek (complex random) yang dapat berupa

sebaga berikut ini:a. Systematic random sampling. b. Cluster sampling. c. Stratified sampling. d. Double sampling.

Pengambilan sampel secara nonprobabilitas (pemilihan non-random) dapat dilakukan metoda-metoda sebagai berikut:1. Convenience.2. Purposive, terdiri dari:

a. Judgment.b. Quota.

3. Snowball.

Random SederhanaPengambilan sampel secara random sederhana (simple

randonm) dilakukan dengan mengambil secara langsung dari populasinya

Random KompleksMetoda pengambilan sampel secara random kompleks

(complex Random) dapat berupa:1. Systematic Random Sampling2. Cluster Sampling3. Sratified Sampling Dan

29

Page 30: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

4. Double Sampling

Sistematic Random SamplingPengambilan sampel secara random sistematik (systematic

random sampling) dilakukan dengan membagi populasi sebanyak n bagian dan mengambil sebuah sampel pada masing-masing bagian dimulai dari bagian pertama secara random. Misalnya jumlah populasinya sebanyak 75 buah dan akan diambil sampel sebanyak 25 buah. Masing-masing bagian akan terdiri dari 3 buah. Misalkan angka random yang terpilih untuk mengambil sampel pertama adalah 2, maka sampel berikutnya adalah nomor 5, 8, 11, ... dan seterusnya sampai nomor 74 sebanyak 25 buah sampel.

Cluster SamplingPengambilan sampel secara Cluster (cluster sampling) dilaku-

kan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster. Beberapa cluster kemudian dipilihi secara random. Item-tem data yang berada di dalam cluster yang terpilih merupakan sampelnya. Pengambilan cluster baik untuk sampel yang homogen antara kluster-klusternya dan heterogern antara item-item di dalam klusternya

Stratified SamplingPengambilan sampel secara strata (stratified sampling),

dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa subpopulasi: atau strata dan kemudian pengambilan sampel random sederhana dapat dilakukan di dalam masing-masing strata. Strata dapat berupa karakteristik tertentu (misalnya jenis industri, besarnya asset, dsb.)

Double Sampling (2 kali seleksi sampel)Double sampling atau sequential sampling atau multiphase

30

Page 31: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

sampling rupakan metoda sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar sampel yang ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel berikutnya. Misalnya data responden dapat dikumpulkan dari mail survey dan secara random dipilih beberapa untuk diinterview lebih detail sesuai dengan kriteria tertentu

Non-probabilitasMetoda pengambilan sampel secara non probabilitas

atau milihan non-random dapat berupa 1. Convenience Sampling 2. Purposive Sampling

Convenience SamplingPengambilan sampel secara nyaman (convenience

sampling) dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak perisetnya

Purposive SamplingPengambilan sampel bertujuan (purposive sampling)

Dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu teria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perhitungan atau Judgment tertentu atau jatah (quota) tertentu.

Judgment sampling dilakukan berdasarkan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu. Misal kriterianya adalah rusahaan-perusahaan yang sudah go public. Kriteria lain misalnya adalah perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya berakhir tanggal 31 Desember.

Quota sampling berdalih bahwa sampel harus mempunyai rakteristik yang dimiliki oleh populasinya. Misalnya populasi terdiri dari 70% perusahaan kecil dan 30 perusahaan besar maka sampel juga harus mempunyai kriteria sesuai dengan kriteria tersebut

31

Page 32: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Contoh:Pengambilan sampel secara purposive dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menyaring sampe adalah sebagai berikut ini.1. Perusahaan-perusahaan dalam sampel merupakan

perusahaan yang membayar dividen kas terus menerus selama tiga tahun berturut-turut. Tiga tahun ini untuk menjamin bahwa perusahaan mempunyai kebijakan dividen yang stabil. Waktu stabil yang lebih lama lebih bailk tetapi akan menurunkan jumlah sampel secara drastis.

2. Perusahaan-perusahaan yang datanya tidak lengkap dikeluarkan dari sampel.

Snowball SamplingPengambilan sampel secara bola salju (snowball sampling

dilakukan dengan mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari referensi suatu jaringan, misalnya lewat newsgroup di internet.

STRATEGI PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATANYATerdapat empat strategi pengumpulan data, yaitu sebagai berikut ini.1. Strategi pengamatan langsung (direct observation),

Data idikumpulkan dengan mengamati langsung di sumber datanya. Sumber data dari pengamatan langsung dapat diperoleh dari beberapa cara sebagai berikut:,a. studi kasus (case),'b. studi lapangan (field) dan,c. studi laboratorium (laboratory).

2. Strategi opini (opinion), data dikumpulkan melalui pendapat-pendapat responden. Sumber data dari strategi ini dapat diperoleh dari:a. responden individu atau b. responden group.

32

Page 33: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

3. Strategi arsip (archival), Data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data strategi ini adalah:a. data primer (primary data) dan b. data sekunder (secondary data).

4. Strategi analitikal (analytical). Strategi ini tidak menggunakan data kuantitatif tetapi prinsip atau hipotesis dibuktikan dengan menggunakan logika matematik periset.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Beberapa teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data tergantung dari strategi dan sumber dayanya.

1. Strategi pengamatan langsung (direct observation).a. Untuk mendapatkan data kasus, teknik pengumpulan data

yang dapat dilakukan adalah teknik observasi dan wawancara.

b. Untuk mendapatkan data lapangan, teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah teknik studi waktu dan gerak.

c. Untuk mendapatkan data laboratorium, teknik pengum pulan data yang dapat digunakan adalah teknik eksperimen dan simulasi.

2. Strategi opini (opinion).Untuk mendapatkan data opini individu, teknik pengum pulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengum pulan data survei,

33

Page 34: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

3. Strategi arsip (archival)Data dikumpulakan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data ini adalah a. Untuk mendapatkan data primer, teknik pengumpulan data

yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data analisis isi (content analisis)

b. Untuk mendapatkan data skunder, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data berbasis data

4. Strategi analitical (content analysis).Untuk mendapatkan data logika periset, maka teknik yang digunakan adalah metoda matematika.

34

Page 35: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH DI PENGUMPULAN DATA

Beberapa faktor mempengaruhi pemilihan strategi pengumun data. Faktor-faktor ini adalah sebagai berikut ini:

1. Mainstream yang dianut.Untuk aliran positivism yang tujuan risetnya menjelaskan

dan memprediksi fenomena, strategi yang umumnya digunakan adalah strategi arsip dan strategi analitikal. Untuk aliran critical perspective atau yang melakukan riset kualitatif, strategi yang digunakan umumnya adalah observasi pengamatan langsung di lapangan dengan sumber datanya berupa studi kasus dan studi waktu dan gerak.

2. Tujuan.Jika tujuan dari riset ingin mendapatkan opini seseorang,

maka strategi opini lebih tepat. Sebaliknya jika tujuan riset adalah ingin melihat dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan atau perilaku seseorang atau organisasi, maka strategi pengamatan langsung lebih tepat. Jika tujuannya ingin membuktikan secara teoritis maka strategi analitikal lebih tepat.

3. Level yang akan diteliti (abstraksi).Jika yang ingin diteliti untuk dibuktikan atau ditemukan

oleh riset adalah sesuatu yang belum tampak atau bersifat abstrak, misalnya tentang kultur organisasi, maka strategi pengamatan langsung (studi kasus) dan opini lebih tepat. Jika yang ingin diteliti adalah fenomena yang lebih riel maka strategi arsip dan studi lapangan (field study) lebih tepat.

4. Pengkontrolan dari periset.Jika periset ingin mengkontrol proses pengumpulan data

maka studi laboratorium dengan teknik simulasi atau eksperimen lebih tepat.

35

Page 36: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

5. Kemudahan riset jika data tersedia.Jika data arsip tersedia, strategi arsip dapat lebih mudah dilakukan dibandingkan strategi-strategi lainnva

6. Validitas luar dan kedalam riset.Jika yang ditekankan di dalam riset adalah luasnya dengai

tingkat generalisasi yang tinggi yaitu dapat disimpulkan secan umum melewati batas waktu dan Batas tempat, maka strategi arsip yang melibatkan banyak waktu dan banyak organisasi akan lebih tepat untuk mencapai validitas luar (external validity). Akan tetapi jika yang ditekankan adalah kedalaman riset maka strategi observasi dengan sumber datanya berupa studi kasus yang hanya melibatkan sedikit organisasi tetapi mendalam akan lebih tepat.

7. Validitas internal.Validitas internal untuk strategi opini adalah rendah,

validitas internal yang tinggi adalah untuk strategi analytical dan arsip

8. Biaya.Biaya yang mahal untuk riset terjadi pada strategi

pengamatan langsung dan yang terendah pada strategi analytical.

9. Waktu.Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data paling

lama adalah untuk strategi observasi langsung dan kuisioner (karena menunggu kuisioner dibalas), dan yang paling cepat adalah strategi arsip.

36

Page 37: Metoda Penelitian Jogiyanto - Reguler Sore

Daftar PertanyaanDedi Muslihadi (AIC 011 027)I Nyoman Suardijaya (AIC 011 057)Muhamad Zaini (AIC 011 093)Baiq Kiki Suliastiana Dewi (AIC 011 019)Fredi Ashari (AIC 010 117)Jonatan Marsal (AIC 211 087)Rahmatia Azindani (AIC 011 123)Ziaulhaq (AIC 011 163)Misbahudin (AIC 011 089)Liana Utami (AIC 011 081)Nurazmi (AIC 011 107)Reni Maesyarah (AIC 011 125)Dewa Ayu Diah Pramiari (AIC 011 029)Isrorudin (AIC 011 067)Muharama Azla (AIC 011 095)

KELAS 2AE1Sufiansori (AIC 011 148) BHandia (AIC 011 050) B nilai UASLalu Iqbal Habisi (AIC 211076)Oki Armerianto (AIC 011112)Ni Putu Ariyawati (AIC O11 100) BNia Muliati (AIC 011 104)

37