pencemaranlaut.files.wordpress.com€¦ · web viewdi indonesia sekarang ini kurang lebih 70%...
TRANSCRIPT
Biodata
II. DATA PRIBADI1. Nama Lengkap / Nama
PanggilanNoer Chozin Hidayat / Chozin
2. Tempat / Tanggal Lahir Semarang / June 15, 19933. Jenis Kelamin Male4. Tinggi / Berat 165 cm / 60 kg5. Alamat Rumah Jln. Tempelsari no.1220A RT/RW :
03/13 Nanggulan Kel.Kutowinangun Kec.Tingkir Salatiga Jawa Tengah
6. E-mail [email protected]. Nomer Hp / Telp. 0823344416978. Hobi Sepak Bola, menonton film lucu,
hiking9. Golongan Darah B
Ulasan Mengenai Berita Pencemaran Laut Logam Berat diatas.
1. Sumber Pencemarnya
Dari berita diatas sumber pencemarnya adalah kadar CO2 yang berlebihan
yang masuk ke perairan laut . sesuai yang diberitakan oleh PBB , kadar gas
karbondioksida, metan, hingga nitrit oksida telah membukukan rekor pada tahun
2013 kemarin, Phys.org(09/09). Bahkan, jumlah peningkatan gas karbondioksida
tercatat 142 persen lebih tinggi ketimbang masa sebelum revolusi industri atau
tahun 1750 silam. Alhasil, tingkat radiasi matahari yang menembus bumi menjadi
lebih intens dan berbahaya.
Konsentrasi gas karbondioksida (CO2) global pada tahun 2013 yang lalu
mencapai 396 ppm, dan masih terus meningkat sampai sekarang.
Menurut Greenhouse Gas Bulletin, kenaikan kadar CO2 pada tahun 2012 hingga
2013 sendiri menjadi peningkatan kadar CO2 terbesar selama 30 tahun terakhir.
Tak pelak, kondisi ini memancing keprihatinan Ketua Badan Meteorologi Dunia
(WMO), Michel Jarrau.
Penyebab utama besarnya kadar CO2 akibat dari pertumbuhan rumah kaca
yang tidak terkendali dan gas buang kendaraan bermotor yang meningkat pesat
dan aktivitas manusia yang lainnya yang mempergunakan sumber energi fosil
(batubara, minyak bumi, gas) serta berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap
CO2 akibat deforestasi., yang berakibat naiknya keasaman air laut tertinggi dalm
tahun tahun terakhir. Dan bukan suatu rahasia lagi bahwa lautan di bumi setiap
harinya menyerap 4kg gas yang dihembuskan tiap orang di dunia.
2. Efek terhadap ekosistem
Efek dari meningkatnya kadar CO2 di lautan terhadap ekosiqtem sekitar yaitu
meningkatnya blooming algae yang bisa menyebabkan berkurangnya kandungan
Oksigen di perairan laut sehingga mengakibatkan kematian pada hewan dan tum-
buhan di perairan tersebut dan juga penyerapan karbon yang berlebihan mengaki-
batkan meningkatnya tingkat keasaman air laut yang dapat menyebabkan kema-
tian pada terumbu karang berupa bleaching yang menjadikan tempat hidup dan
pemijahan ikan yang menjadi sumber kesuburan perikanan mati. Seperti yang
dikatakan oleh Nancy “Kerusakan biota laut seperti karang karena asidifikasi an-
tara lain pemutihan karang (bleaching), osteoporosis terumbu karang dan sedi-
mentasi. Nancy mengatakan kerusakan terumbu karang memang telah berlang-
sung sejak lama, misalnya sekitar 80 persen terumbu karang di Karibia telah hi-
lang selama 30 tahun sejak 1977.
Dia juga menyebutkan terumbu karang di Indonesia Timur dan Papua Nugini
tinggal 68 persen, sedangkan kawasan Indonesia Barat tinggal 29 persen.
Kerusakan pada terumbu karang, katanya, bisa merusak simbiosis antara terumbu
karang dan alga simbiotik yang terjadi karena suhu air laut meningkat dan kadar
mineral tinggi (eutropic).”
3. Efek terhadap sosial ekonomi
Dengan adanya peningkatan kadar keasaman air laut akibat dari masuknya
kadar CO2 yang berlebihan akan mengakibatkan banyak biota yang mati karena
tidak sesuai dengan habitat aslinya. Dengan banyaknya kematian pada biota
karang akan mengakibatkan ikan karang yang ekonomis tidak akan didapat lagi
karena rumahnya (terumbu karang) telah punah.
Sehingga nelayan tiak akan lagi mendapatkan ikan karang ekonomis seperti :
kerapu, kakap merah dan juga lobster, karena SDA yang telah habis akibat
pencemaran ini , sehingga hasil tangkapan nelayan berkurang drastic dan
menurunkan pendapatan para nelayan.
4. Efek terhadap kesehatan manusia
Selain memberikan dampak yang buruk terhadap ekosistem perairan laut,
kadar CO2 yang berlebihan juga berdampak pada kesehatan manusia secara
langsung maupun tidak langsung seperti; merusak susunan haemoglobin darah,
penyakit ispa, iritasi tenggorokan, penyakit pneumokinosis, kardiovaskuler dan kanker.
Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi
kendaraan bermotor yang mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan,
Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti
Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi
terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%.
Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan
emisi ini. Di perkotaan yang padat kendaraan bermotor konsentrasi gas CO sekitar
10-15 ppm yang dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan
jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Selain itu gas CO dapat mengikat
hemoglobin darah mengganti posisi oksigen (COHb) bila terhisap masuk ke paru-
paru, mengakibatkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu
karena ikatan gas CO dengan hemoglobin darah lebih kuat 140 kali dibandingkan
dengan oksigen. Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap
gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.
Keracunan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan berupa pusing, sakit
kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat: menurunnya kemampuan gerak tubuh,
gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
Beberapa fsikholog mengemukakan bahwa dampak dari pada efek rumah kaca ini
adalah terjadinya peningkatan emosional dan tempramental bagi manusia, seperti
kurang sabar atau cepat marah, pikiran pendek dan cepat bertindak anarkhis
sehingga mengganggu ketenangan orang lain yang pada akhirnya menyebabkan
depresi, tekanan darah meningkat dan stroke. Gejala ini secara umum penderita
tidak menyadari berikut akibatnya terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sains.kompas.com/read/2009/05/07/23280012/
polusi.dan.pemanasan.global.matikan.biota.laut
http://www.merdeka.com/teknologi/pbb-langit-penuh-karbondioksida-dan-laut
makin-asam.html
Susandi Armi, dkk. Kajian pertukaran gas karbon dioksida (CO2) antara laut dan
udara di perairan Indonesia dan sekitarnya. Institut Tehnologi Bandung.
Bandung
Sugiarti, Gas Pencemar Udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia, FMIPA UNM, MAkassar