pengaruh zat -zat systemic calcifying …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

7
PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN MEMPERGUNAKAN RADIO-IODIUM (1-131) SEBAGAI PERUNUT *) Oleh: SOEWONDO DJOJOSOEBAGIO Ph.D Bagian Endokrinologi & Biologi Radiasi Institut Pertanian Bogor PENGANTAR Telah dibuktikan dengan pasti bahwa sebagian dari produksi air susu pada hewan ternak diatur/dipengaruhi oleh thyroxine (Blaxter, 1952). Pernyataan ini kemudian di_ perkuat oleh peneliti_peneliti lainnya (Rugh, 1951; Henneman dkk., 1955; Sorensen, 1956; Flamboe dan Reineke, 1957; Gronsvenor dCH1Turner, 1958) yang menyimpulkan pada pengamatan mereka bahwa pada hewan_hewan percobaan lainnya derajat sekresi hormon thyroxine (DST) n:Jmpak meningkat didalam fase laktasi. Karena thyroxin mempunyai daya kerja "calorigenic" maka mungkin sekali banyak_ nya makanan yang dipergunakan/dimakan oleh hewan-hewan atau individu lainnya akan mempengaruhi DST. Didalam pen~1 itian berikutnya untuk menjawab pemikiran i ni, maka Grossie dkk. (1960) dan Grossie dan Turner (1962) melaporkan, bohwa DST akan me- nurun bila kepada mencit dan tikus diberikan makanan yang terbatas. Telah dilaporkan pula bahwa sari parathyroid, Hitakerol, calciferol (Djojosoebagio dan Turner, 19640), hormon parathyroid (Djojosoebagio don Turner, 1964b) dan dihy_ drotachysterol (Djojosoebagio dan Turner, 1964c) meninggikan produksi air susu baik bila diberikan kepada hewan_hewan percobaan yang normal maupun kepada hewan_ hewan yang mengalami thyroparathyroidectomia dengan substitusi L_thyroxin. Zat_zat tersebut diatas, yang dikenal dengan zat -zat systemi c_cal ci fyi ng factors (SCF, yai tu zat-zat yang dapat meninggikan kadar calcium didalam darah) ternyato dapat pulQ me- ninggikan konsumsi makanan (Djojosoebagio dan Turner, 1964d). Mengi ngat adanya pengaruh SCF terhadap produksi air susu don konsumsi makanan dan relasi antara thyroxin dan produksi air susu serta thyroxin dan konsumsi makanan, maka penelitian yang dilaporkan disini ialah untuk menentukan apakah zat-zat SCF yang dimaksud dapat juga mempengaruhi DST oleh kelenjar gondok. *) Sebagian dari artikel ini telah diterbitkan didalam Proc. Soc. Exp. Bioi. Med.116: 1099,1964 dengan judul : "The effect of Parathyroid Extract, Calciferol, HykJkerol and Crystalline Dehy_ drotachysterol Upon Thyroid Secretion Rate in Normal Female Rats". 62

Upload: nguyenhanh

Post on 28-Apr-2018

237 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR"TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

MEMPERGUNAKAN RADIO-IODIUM (1-131)

SEBAGAI PERUNUT *)

Oleh:SOEWONDO DJOJOSOEBAGIO Ph.D

Bagian Endokrinologi & Biologi Radiasi

Institut Pertanian Bogor

PENGANTAR

Telah dibuktikan dengan pasti bahwa sebagian dari produksi air susu pada hewanternak diatur/dipengaruhi oleh thyroxine (Blaxter, 1952). Pernyataan ini kemudian di_perkuat oleh peneliti_peneliti lainnya (Rugh, 1951; Henneman dkk., 1955; Sorensen,1956; Flamboe dan Reineke, 1957; Gronsvenor dCH1Turner, 1958) yang menyimpulkanpada pengamatan mereka bahwa pada hewan_hewan percobaan lainnya derajat sekresihormon thyroxine (DST) n:Jmpak meningkat didalam fase laktasi.

Karena thyroxin mempunyai daya kerja "calorigenic" maka mungkin sekali banyak_nya makanan yang dipergunakan/dimakan oleh hewan-hewan atau individu lainnya akanmempengaruhi DST. Didalam pen~1 itian berikutnya untuk menjawab pemikiran i ni, makaGrossie dkk. (1960) dan Grossie dan Turner (1962) melaporkan, bohwa DST akan me­nurun bila kepada mencit dan tikus diberikan makanan yang terbatas.

Telah dilaporkan pula bahwa sari parathyroid, Hitakerol, calciferol (Djojosoebagiodan Turner, 19640), hormon parathyroid (Djojosoebagio don Turner, 1964b) dan dihy_drotachysterol (Djojosoebagio dan Turner, 1964c) meninggikan produksi air susu baikbila diberikan kepada hewan_hewan percobaan yang normal maupun kepada hewan_hewan yang mengalami thyroparathyroidectomia dengan substitusi L_thyroxin. Zat_zattersebut diatas, yang dikenal dengan zat -zat systemi c_cal ci fyi ng factors (SCF, yai tuzat-zat yang dapat meninggikan kadar calcium didalam darah) ternyato dapat pulQ me­ninggikan konsumsi makanan (Djojosoebagio dan Turner, 1964d).

Mengi ngat adanya pengaruh SCF terhadap produksi air susu don konsumsi makanandan relasi antara thyroxin dan produksi air susu serta thyroxin dan konsumsi makanan,maka penelitian yang dilaporkan disini ialah untuk menentukan apakah zat-zat SCFyang dimaksud dapat juga mempengaruhi DST oleh kelenjar gondok.

*) Sebagian dari artikel ini telah diterbitkan didalam Proc. Soc. Exp. Bioi. Med.116: 1099,1964dengan judul : "The effect of Parathyroid Extract, Calciferol, HykJkerol and Crystalline Dehy_drotachysterol Upon Thyroid Secretion Rate in Normal Female Rats".

62

Page 2: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

PROSEDUR EKSPERIMENTIL

Untuk keperluan penelitian dipakai 96 ekor tikus putih betina dewasa yang dibagi_bagi dalam kelompak_kelompok yang masing_masing terdiri dari 6 ekor don diberikanmakanan don minuman secukupnya.

Tikus_tikus tsb. disuntik s.c. dengan 15 uCi 1131 (bebos pengemban) don dibiarkonseloma 48 jam untuk membiarkan pengambilon (uptake) 1131 oleh kelenjar gondok.Penentuan keaktipan radio_isotop dilakukan dengan "detektor sintilasi" Nuclear Chicago(NC) Model DS 5 yang dihubungkan dengan sebuah "rate meter" NC 1620B dengankapasitas maximum 10003 catatan setiap menit (tsm; cpm). Untuk menentukan 1131 yangterkumpul didalam kelenjar gondok, hewan_hewan tersebut dib1us dengan ether dandaerah gondoknya ditekankan pada "detektor sintilasi". Penentuan keaktipan ini di_lakukan setiap 48 jam sekali.

Larutan L-thyroxin natrium (T4) dipakai sebagai larutan dasar dengan mencampurkankedalamnya NaOH 0,1 N. Larutan dasar ini kemudian diendapkan dengan HCI 0,1 Ndan disimpan didalam lemari es. Jumlah yang diinginkan dari larutan dasar ini diencer_kan dengan NaCI 0.9% dan mengandung 40 mg tapazol e setiap 10 mi.

T4 diberikan setiap hari (pemberian pertama dilakukan 48 jam sesudah penyuntikan1131) dengan dosis yang menaik 0,25 ug/hewan setiap dua hari. Oasis T4 yang diberi_kan yang dapat menghambat pengeluaran 1131 selanjutnya dari kelenjar gondok, yaitu95 _ 100 % dari cacahan sebel umnya, dianggap sebagai DST dari hewan tersebut.Koreksi di lakukan terhadap pel uruhan dan background.

Sepuluh sampai 20 hari sesudah hewan itu mencapai DST_nya maka mereka diper_lakukan sebagai berikut :

Duabelas ekor menerima 30 USP unit hormon parathyroid (PTH)/100 g.b.b,thari; 12ekor menerima 100 ug dihydrotachysterol (DHT)/100 g.b.b/hari; 12 ekor menerima125 ug Hytakerol (A.1.l0)/100 g.b.b./hari den 12 ekor menerima calciferol sebanyak0.2 mg/l00 g.bJihari. Zat_zat ini diberikan dengan suntikan s.c. selama 13 hari.

Tiga kelompok lainnya yang masing_masing terdiri dari 6 ekor dipakai sebagai kon_trol. Kelompok I menerima suntikan s.c. larutan yang terdiri dari 1.6 9 glycerin dan0.2 9 phenol didalam 100 ml air suling, yaitu larutan yang dipakai untuk melarutkansari parathyroid. Kelompok \I menerima oleum sesami, yaitu zat yang dipaka,i untukmelarutkan DHT, A. T.10 dan calciferol sedangkan kelompok III tidak menerima apa_apa.

Perbedaan dari DST yang didapat dari penentuan I don penentuan II pada hewanyang sama dipakai sebagai indikasi dari pengaruh zat_zat tersebut diatas terhadop ke­aktipan kelenjar gondok.

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Penentuan DST terhadap 96 ekor tikus putih dewasa (betina) menunjukkan bahwaDST rata-rata adalah 2.22 ug/hewan dengan penyebaran antara 1.00 sampai 3.00 ug.Penentuan DST berdasarkan 100 g.b.b. adalah 0.90 ug (0.888 ug) dengan penyebaran0.40 sampai 1.20 ug. (Gambar 1).

Antara DST hewan-hewan yang diberi larutan kontrol dan yang tidak diberikan apa_apa tidak didapati perbedaan yang berarti. Pemberian PTH selama 13 hari meninggikanDST sebonyak 21%. Berat badan hewan_hewan dari kelompok ini nampak menunjukkansedikit kenaikan.

Pemberian cal ciferol, A. 1. 10 dan DHT menyebabkan kenaikan DST sebanyak 48%,55% dan 103% berturut_turut. Kehilangan berat badan yang jelas sekali terlihat padakelompok_kelompok ini yat\g menunjukkan meningkatnya metabolism. Sebaliknya kelom­pok_kelompok yang dipakai sebagai kontrol badannya nampak lebih berat dari padasebelumnya. (Daftar 1) •

63

Page 3: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

Pengaruh vitamin D terhadap "basal metabolic rate" (BMR) telah dilaporkan olehberbagai penul is antaranya oleh Seel (1929) yang melaporkan bahwa pemberian vitaminD kepada tikus_tikus yang mengaJami rachitis menyebabkan kenaikan BMR. Harvey(1927) mendapatkan bahwa jodium, ialah unsur yang esensiil untuk synthesa hormonthyroxin, akan meningkat kadarnya didalam air susu bila kepada hewan yang sedangmenyusui diberikan min} lk ikan.

Laporan_laporan mengenai pengaruh "calorigenic" dari sari parathyroid memberikanhasil yang berbeda_beda. Jaffe dan Bodansky (1930) melaporkan bahwa sari parathyroidmengekang nafsu makan bila diberikan kepada anjing, sedangkan penelitian yang di_lakukan oleh Steck dkk (1934) menunjukkan bahwa pemberian sari parathyroid tidakberpengaruh sama sekali terhadap nafsu makan. Sebaliknya Djojosoebagio dan Turner(1964d) mengemukakan bahwa sari parathyroid dapat meninggikan konsumsi makanan bilazat ini diberikan dalam jumlah yang optimum kepada hewan-hewan percobaan yangsedang menyusui. Perbedaan-perbedaan yang didapat ini mungkin disebabkan karenaperbedaan dosis atau perbedaan terhadap kemurnian sari tsb. Penulis-penul is yang akhirini juga mendapatkan hasil yang sama bila cal ciferol, DHT dan A. T.1 0 diberikan ke_pada tikus_tikus sebagai hewan percobaan. Demikian pula produksi air susunya menjadilebih tinggi, bila dibandingkan dengan hewan_hewan yang dipakai sebagai kontrol(Djojosoebagio dan Turner, 1964a; 1964b).

Perangsangan yang chronis terhadap kelenjar gondok dapat menyebabkan suatu kea­daan yang disebut "hyperthyroxinogenesis". Didalam keadaan seperti ini konsumsi mo_kanan dan penggunaan enersi akan meningkat. Me3kipun sering digambarkan bahwa"hyperthyroidism" akan diiringi oleh kenaikan nafsu makan, hal ini sebenarnya tidakselal u betul. Warner (1962) mencatat bahwa diantara pasien_pasi en yang diawasinya2/3 dari padanya nafsu makannya tetap atau meningkat, sedangkan 1/3 lagi nafsumakannya berkurang. Meskipun pasien_pasien tersebut mempunyai nafsu makan yangbaik, berat badannya selalu menurun. Pengamatan yang dilakukan oleh Williams (1962)selama 15 th terhadap pasien_pasien yon; mengalami hyperthyroidism, didapatinyabahwa dari 247 kasus, 85% mengalami penurunan berat badan, hanya 2% berat badan_nya menjadi lebih tinggi.

Data yang didapat dari penelitian yang dilaporkan sekarang ini menunjukkan bahwaPTH, calciferol (Vit.D2), A.T.10 (dihydrovitarnin D2) dan DHT meninggikan keaktipankelenjar gondok sebagai yang terlihat pada penentuan DST_nya. Kecuali pada hewan_hewan yang diberikan PTH, maka hewan_hewan yang diberikan zat_zat SCF lainnyanampak berat badannya menurun dengan jelas. Dengan meningkatnya keaktipan kelen_jar gondok, akibat pemberian zcl:-zat SCF, maka derajat metabolismusnya dan peng­gunaan enersi dipertinggi dan sebagai kompensasi terhadap menaiknya katabolismus ataupembakaran (food combustion) maka konsumsi makanan juga bertambah.

Hasil_hasil penelitian ini memberikan pertolongan untuk sampai kepada kesimpulanbahwa kenaikan produksi air susu akibat pemberian zat_zat SCF pada penelitian-pene­litian yang terdahulu ialah disebabkan (salah satu dari poda beberapa sebab lainnya) SCFmerangsang produksi thyroxin dan hormon ini kemudian meninggikan metabolismus yangberakibat naiknya penggunaan makanan oleh hewan-hewan yan; dipakai sebagai hewanpercobaan. Naiknya jumlah makanan yang dipakai, yang merupakan sumber enersi bagisynthesa air susu, menyebabkan pula meningkatnya air susu.

Melihat dari besarnya perbedaan keaktipan dari kelenjar gondok dari masing_mosinghewan, penulis berpendapat bahwa methodus yang dikemukakan disini adalah sangattepat dan teliti dari pada methodus_methodus lainnya yang mempergunakan hewan_hewanyang berlainan (jadi juga kelenjar gondok yang berbeda) untuk hewan percobaan danhewan kontral.

64

Page 4: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

RINGKASAN

Didalam menentukan derajat sekresi hormon thyroxin (DST) dari 96 ekor tikus_tikusputih betina dewasa dengan mempergunakan 1131 sebagai perunut yang disuntikkan s.csebanyak 15 uci setiap hewan dapat diketahui bahwa DST dari hewan-hewan tsb. ada_

lah rata_rata 0.90 ug/l00 g.b.b. dengan variabilitas antara 1.00 sampai 3.00 ug.Pemberian hormon parathyroid (PTH), A. T. 10 (Hytakerol, dihydrovitamin D2) cal ci_

ferol (vit. D2) dan dihydrotachysterol (DHT) kepada hewan_hewan tsb. meninggikanDSTberturut_turut sebanyak 20.96%; 55.00%; 48.11%dan 102.59%. Makin tinggi DSTini makin tinggi pula derajat metabolismus umum dari hewan_hewan tersebut, dan inidapat pula dilihat dari berat badan hewan_hewan yang bersangkutan dan ternyata bahwaturunnya berat badan adalah seimbang dengan naiknya DST.

Dari penelitian yang didapat ini ditarik suatu kesimpulan bahwa naiknya produksi airsusu akibat pemberian zat_zat SCF (systemic_calcifying_factor) tersebut diatos ialoh di_samping dengan meninggikan konsumsi makanan, yang merupakan sumber tenaga didalamsynthesa air susu, maka zat_zat SCF juga meninggikan sekresi hormon thyroxin, sertaikut merangsang produksi air susu dengan jalon meninggikan derajat metobolismus umum.

Dari sudut, maka methodus_methodus Iai nnya yang mempergunakan hewan_hewan yangberbeda untuk kontrol dan hewan percobaan, akan memberikan hasil yang sukar untukdipertanggung jawabkan karena perbedaan_perbedaan DST dari setiap individu adalohsangat besar sekal i •

DAFT AR PUSTAKA

BLAXTER, K.L. 1952. Some Effects of Thyroxine and Iodinated Casein on Dairy Cowsand Their Practical Significance. Vitamin and Hormones 10 : 218.

DJOJOSOEBAGIO, S. and TURNER, C. W. 1964a. Effects of Parathyroid Extract,Dihydrotachysterol (hytakerol) and Calciferol on Milk Secretion in Rats.Endocri nol. 74 : 554.

DJOJOSOEBAGIO, S. and TURNER, C.W. 1964b. Effect of a Combination of Lacto_genic, Growth, Thyroid and Parathyroid Hormones on Lactation in Rats.Proc. Soc. Exp. Bioi. Med. 116 : 213.

DJOJOSOEBAGIO, S. and TURNER, C.W. 1964c. The Effect of Crystalline Dihydro_tachysterol on Milk Secretion in Thyroparathyroidectomized Lactating Rats.Proc. Soc. Exp. BioI. Med. 116 : 909.

DJOJOSOEBAGIO, S. and TURNER, C. W. 1964d. Effects of Parathyroid Extract,Cal ci ferol, Hytakerol and Crystal Iine Dihydrotachysterol on Feed Consump_tion in Normal Lactating Rats. Proc. Soc. Exp. Bioi. Med. 116 : 646.

FLAMBOE, E. E. and REINEKE, E. P. 1957. Thyroid Secretion Rate of Lactating andNon_lactating Dairy Goats. J. Animal Sci. 16: 1061.

GROSSIE, J. PIPES, G.W. and TURNER, C.W. 1960. Thyroid Secretion Rates DuringFood Restriction in Mice. Proc. Soc. Exp. Bioi. Med. 104 : 491.

GROSSIE, J. and TURNER, C.W. 1962. Thyroid Secretion Rates During Food Restric_tion in Rats. Proc. Soc. Exp. Bioi. Med. 110 : 631.

GROSVENOR, C. E. and TURNER, C. W. 1958. Effect of Lactation upon ThyroidSecretion Rate in The Rat. Proc. Soc. Exp. Bioi. Med. 99 : 517.

HARVEY, D. 127. Effect of God Liver Oil on The Calcium and Phosphate Metabolismof The Lactating Animal. Biochem. J. 21 : 1268.

HENNEMAN, H.A., REINEKE, E.P. and GRIFFIN, S.A. 1955. The Thyroid SecretionRate of Sheep as Affected by Season, Age, Breed, Pregnancy and Lac_tation. J. Animal Sci. 14 : 419.

JAFFE, H.L. and BODANSKY, A. 1930. Experimental Fibrous Osteodystrophy (Ostitisfibrosa) in Hyperparathyroid Dogs. J. Exp. Med. 52: 669.

65

Page 5: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

RUGH, R. 1951. The Mouse Thyroid and Radioactive Iodine (1-131). J. Morphol 89 :323.

~~~L, H. 1929. Uber die Wirkung des Weissen Phosphorus und des Vitasterine D(Vigantol) auf den respiratorischen Ruheunsatz bei rachitischen jungenRatten. Arc. Exp. Pathol. Pharmakol. 140: 194.

SORENSEN, P. H. 1956. Variations in Thyroid Secretion Rate in Milking Cows asStudied with Radioactive Iodine. Nord, Vet. Med. 8 : 639.

66

Page 6: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

THEORITICAL

ACTUAL

0.25 PER ANIMAL

II

PER 100 9 BW

0.20

V')

0.15Z QI-~0 0.10

"- 0~"- 0.05

0.01

II N = 96

II

1.0

0.4

1.25

0.5

1.5

0.6

1.75 2.0 2.25

0.7 0.8 0.9

THYROID SECRETION

2.50

1.0

2.75

1.1

3.0

1.20

Gambar 1. PENYEBARAN DARI DERAJA T SEKRESI THYROXI N (DST) DARI TIKUS_ TIKUS BET!NA DEWASA

Page 7: PENGARUH ZAT -ZAT SYSTEMIC CALCIFYING …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi...PENGARUH ZAT -ZAT "SYSTEMIC CALCIFYING FACTOR" TERHADAP AKTIVITAS KELENJAR GONDOK DENGAN

0­ex>

Daftar I

PENGARUH HORMONE PARATHYROID, CALCIFEROL, HYTAKEROL DAN DIHYDROTACHYSTEROLTERHADAP DERAJAT SEKRESITHYROXIN (DST) DARI TIKUS_TIKUS BETINA

c: Sebelum Disuntik Sesudah Disuntika p@;: Kenaikan., ..c:..c:

Berat BadonDST: ug/l00 9Penyuntikan dengan :Berat BadonDST: ug/l00 9(%)a E Mean ± S.E. (g)Mean ± S. E.::>

-.

6

222.000.993 ± 0.050Blanca 235.500.963 ± 0.070_3.12< 0.40

Larutan III 0.05 ml/l00 9 b.b.

> 0.35

6187.170.786 ± 0.138 221 .000.846 ± 0.1337.00< 0.40

> 0.356

207.33o .886 ± O. 114Larutan I 0.1 ml/l00 9 b.b.220.670.893 ± 0.0970.79> 0.45

12

209.500.835 ± 0.057PTH 30 units/l00 9 b.b.222.501.010 ± 0.04920.96< O.OlD> 0.00512

215.670.940 ± 0.092A.1. 10 125 ug/l 00 9 b. b •155.671.457 ± 0.12655.00< 0.005

12

203.170.582 ± 0.081Calciferol 0.2 mg/l00 9 b.b.174.670.862 ± 0.08948.11< 0.005

12

221.830.723 ± 0.094DHT 100 ug/l00 9 b.b.142.601.406 ± 0.089102.59< 0.005

p@

PTHA.1.l0DHTLarutan IIILarutan I

= Student's "t" test dari hewan yang sarna sebelum d~n sesudah disuntik dengan zat_zat yang bersangkutansangkutan= Harmon Parathyroid= Hytakerol (dihydrovi tami n D2)= dihydrotachysterol= oleum sesami= 1 .6.g glycerine + 0.2 phenol didalam 100 ml aqua dest