wawancara psikiatri anak dan remaja
DESCRIPTION
Hak Cipta: Dosen OTUITRANSCRIPT
WAWANCARA PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA
Dr. Fransiska Kaligis,SpKJDivisi Psikiatri Anak dan Remaja Departemen Psikiatri FKUI-RSCM
Tujuan Wawancara Psikiatrik
• Untuk mengumpulkan data, sebagai upaya mengeksplorasi adanya masalah atau gangguan emosi dan/ perilaku pada anak dan faktor-faktor yang berkaitan
• Untuk mendapatkan kondisi mental anak (kekuatan dan kelemahannya), tahap perkembangannya
• Sebagai landasan dalam perencanaan tatalasana yang akan dilakukan
• Memproyeksikan prognosis dan perjalanan penyakit anak
Wawancara psikiatri anak dengan dewasa apakah berbeda?
Aspek yang membedakan pemeriksaan psikiatri anak dan
dewasa:1. Pemeriksaan psikiatri anak perlu mempertimbangkan
kontribusi ortu, orang derwasa lain, dan anak dalam timbulnya masalah yang teridentifikasi
• Orang tua atau pengasuh yang membawa anak datang mencari pengobatan
• Perilaku anak lebih menyebabkan gangguan pada orang dewasa
• Pada beberapa kasus harapan orang tua yang tidak sesuai dengan kemampuan anak atau pola asuh ortu berkontribusi terhadap timbulnya gangguan
Aspek yang membedakan pemeriksaan psikiatri anak dan
dewasa:2. Anak sedang dalam masa tumbuh dan
berkembang• Pemeriksa memiliki tahap perkembangan
yang berbeda dengan anak • Misalnya berkomunikasi dengan bahasa yang
“berbeda” remaja• Kemampuan berpikir anak usia sekolah
cenderung konkret
Aspek yang membedakan pemeriksaan psikiatri anak dan
dewasa:3. Anak dapat bersikap dan berperilaku berbeda
pada lingkungan yang berbeda• Di keluarga, di sekolah, dengan teman sebaya• Perlu dinilai fungsinya apakah bermasalah
pada satu lingkungan atau multipel• Perlu info dari beberapa sumber
Aspek yang membedakan pemeriksaan psikiatri anak dan
dewasa:4. Masalah anak perlu dinilai dari konteks perkembangan
anak• Adakah keterlambatan dibandingkan dengan anak2
seusianya• Masalah pada anak sering terkait kemampuan anak pd
tahap perkembangan tertentu. Misal belum mampu mempunyai keterampilan menyelesaikan masalah yang baik cemas, depresi
• Anak yang memiliki masalah psikiatri seringkali memperlihatkan hilangnya kemampuan perkembangan yang sudah dicapai sebelumnya
Aspek yang membedakan pemeriksaan psikiatri anak dan
dewasa:5. Jenis gejala yang ada pada anak/remaja sering
kali berbeda dari gejala gangguan pada dewasa
• Depresi pada anak/remaja : mood irritable; dewasa: mood menurun/sedih
• Diagnosis sering sulit ditentukan
Aspek yang membedakan pemeriksaan psikiatri anak dan
dewasa:6. Penting untuk bekerja sama dengan anak, orangtua,
pengasuh, guru, atau orang lain yang bermakna • Hubungan terapeutik penting dibentuk tidak hanya
dengan anak, tapi juga orang dewasa lain yang memfasilitasi anak untuk berkembang
• Perlu mendapat ijin dari ortu untuk juga bekerja sama dgn pihak lain (guru, dll)
• Selain untuk evaluasi awal, juga penting untuk follow up
Teknik wawancara anak
• Fleksibel sesuai tingkat perkembangan anak, kognitif, kemampuan berbahasanya, emosi ketika membahas suatu topik
• Teknik bermain interaktif: kemampuan berbahasa anak-anak yang mungkin saja masih terbatas untuk berinteraksi sosial
Teknik wawancara anak
• Untuk anak-anak usia sekolah: bermain-main imajinasi seperti boneka, gambar-gambar kecil, mewawancarai dirinya sendiri suatu hal yang menjadi perhatian anak
• Pewawancara perlu memfasilitasi bentuk bermain untuk diagnostik yang bertujuan untuk membangun rapport
Teknik wawancara anak
• Bermain juga memberikan informasi yang penting Misal untuk pemeriksaan status mental contohnya ; bermain imajinasi, konkrit dan non interaksi.
• Teknik yang lain bisa memberikan pertanyaan langsung (pada anak yang lebih besar)
Langkah Wawancara
• Bina rapport sedini mungkin. – Gunakan mainan seperti boneka, mainan edukatif atau
alat – alat gambar– Tanyakan hal-hal yang bersifat umum
Contoh:Dr. : Rian, coba kamu lihat di atas rak banyak boneka laki-laki
dan perempuan. Mau ngak kamu ambil beberapa yang kamu suka, terus kita main
Rian : Aku mau boneka2 jari ini aja (dia mengambil 2 buah boneka jari anak laki-laki)
Dr. : Kalau saya sukanya boneka yang ini (mengambil boneka jari dengan kepala unyil). Hallo, aku unyil teman mu, siapa nama kamu dan kamu? (sambil menunjuk ke dua boneka)
Rian : Yang ini Upik dan yang ini Johan (malu-malu)Dr. : Upik sudah kelas berapa?Rian : TK B, …Dr. : Kalau Johan?Rian : SamaDr. : Jadi mereka teman ya?Rian : Iya…Dr. : Kalau Rian kelas berapa? ………………………
Langkah (2)
• Cobalah meminta anak untuk menceritakan kejadian-kejadian spesifik yang pernah dialaminya
• Mulailah bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum– Sedapat mungkin menggunakan pertanyaan terbuka– Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat sugestif– Jangan paksa anak untuk menjawab pertanyaan
Contoh:Dr. T : Di sekolah, kalian bermain bersama?Rian : Ehm…iya…tapi Johan… (dia diam…)Dr. T : Johan bagaimana?Rian : Upik temannya banyak…tapi Johan ngak ada…nakal sih…Dr. : Upik temannya banyak ya? Coba sebutkan siapa saja..Rian : Ada Ahmad, Irwin, Arman…banyak deh…kalau Johan cuma satu temannya…teman-teman ngak suka sih…Dr. T : oh gitu…kalian suka main apa aja?Rian : Perosotan, lari-larian, tinju-tinjuan…Dr. T : Wah senang sekali ya…aku dulu juga suka main kejar-kejaran…kalau main yang lain ada?Rian : Suka main game, tapi mama suka marah…
………………………………………………………………………………………………..
Langkah (3)
• Setelah terbentuk rapport, maka disusul dengan pertanyaan yang lebih menjurus dan spesifik– Biarkan anak bercerita– Jangan banyak interupsi atau koreksi– Jika sudah ditemukan adanya satu tema tertentu maka
cobalah untuk mengarahkan anak untuk bercerita mengenai tema tersebut
Contoh;
Dr. T: Coba cerita saya bagaimana sifat Johan ini ? Rian: (geleng-geleng dan tampak raut mukanya serius dan
takut) …Dr. T: Rian ngak mau cerita? Ngak apa-apa kog, kita kan
cuma main cerita-ceritan saja. Rian sepertinya takut? Rian, tahu ngak bahwa ada anak yang punya kesulitan tapi tidak jelas kelihatan dan ada juga gampang bisa dilihat oleh guru, mama atau papa. Misalnya, ada anak yang berjalan-jalan terus di dalam kelas, ngobrol terus, main-main terus atau ganggu anak-anak lain atau pukul-pukulan dengan teman…sedih, ketakutan….
Rian: Johan yang gitu, aku nggak….(suaranya melemah dan takut-takut)…………………
Langkah – Langkah (4)
• Perasaan-perasaan anak yang berkaitan dengan tema spesifiknya juga harus ditanyakan baik pada saat wawancara atau saat kejadian tersebut berlangsung.
Contoh;Dr. T : Jadi Johan suka gangguin temen-temen yah di sekolah yah?Rian : Iya (diam sebentar…dan tertunduk…), dia ngak punya teman…temen-temen pada takut ama dia…Dr. T : Terus Johan gimana?Rian :…hmm…sebodo amat…dan gangguin aja terus…Dr. T : Kalau ngak temen yang mau main sama kita, rasanya gimana yah?Rian :…ehm… ngak enak?Dr. T : Terus…Rian : …ehm…sebel…Dr.T : Terus…Rian : …ehm…(agak lama terdiam)…pokoknya ngak enak…(wajahnya menjadi berubah sedih)Dr.T : …iya yah, aku bisa ngersain juga kalau ngak punya pemen kan ngak enak juga…terus mustinya gimana dong?Rian :… (tertunduk)Dr. T : Mama dan papa, bilang apa?Rian : …hmm…marah juga…………………………………………………………………………..
Langkah (5)
• Akhiri wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum kembali
• Berikanlah dukungan kepada kemampuan anak yang masih ada
• Berikanlah kesempatan anak untuk bertanya• Jangan memberikan janji-janji tertentu
• Contoh;Dr. T : wah…seneng sekali hari ini bisa ketemu Rian, Rian seneng nggak…?Rian : … hmm…(diam)Dr. T : kalau pulang nanti Rian mau ngapain…?Rian : …pengennya main game…tapi ntar mama nggak kasih…Dr. T : Kalau dikasih maunya main game apa?Rian : …(air mukanya sedikit cerah)…maunya main counter strike…Dr. T :…oh…iya..Rian : …iya…seneng…Dr. T : …ehm…kalau ulangan2 bagus, Rian seneng juga ngak?Rial : …ehm…iya seneng juga…Dr. T : Supaya ulangannya bisa bagus, harusnya gimana?Rial :…hmm…belajar…(tersenyum)Dr T : iya yah...kalau begitu, Rian senang main game-nya kalau sudah selesai ulangan ya… supaya Rian senang juga bisa mendapat nilai yang bagus.. Nanti minggu depan kita main-main lagi disini, ya..
…………………………………………………………………………………………
Beberapa contoh pertanyaan semi-struktur yang dapat digunakan dalam wawancara psikiatrik pada
anak
• Konsep diri– Jika saya bertanya kepada orang tua kamu mengenai
perilaku dan sifat—sifat kamu, kira-kira apa yah jawabannya?
– Jika kamu punya kesempatan untuk mengubah diri kamu, apa sih yang kamu ingin ubah?
– Bisa ngak kamu menunjukkan kekurang dan kelebihan diri kamu jika dibandingkan dengan temen-temen yang lain?
– Apakah kamu suka akan diri kamu? Ayau apakah orang-orang suka akan diri kamu?
Perasaan, persepsi
– Perilaku apa yang paling buruk yang pernah engkau lakukan?
– Apakah itu membuat kamu mengalami kesulitan?– Bagaimana perasaan kamu saat itu? Alau
sekarang?– Pernah ngak kamu mengambil barang yang bukan
milik kamu? Apa?– Bagaimana kejadiaannya saat itu? Waktu kamu
rasanya bagaimana?– Pernah ngak melakukan hal itu lagi? Alasannya?
Fantasi• Kalau kamu diberi kesempatan ketemu Dora emon, kamu
mau minta apa dari kantong ajaibnya?• Kalau kamu bertemu dengan peri baik dan kamu boleh
meminta 3 permintaan, apa yang mau kamu minta?– Kalau kamu lagi bosen baik di sekolah atau di rumah,
terus kamu melamun, apa yang kamu lamunkan?– Kamu lihat gambar ini (tunjukkan gambar), bisa ngak
kamu ceritakan isi gambar ini?– Kamu suka bermimpi?– Apa isi mimpi kamu?– Sering nggak kamu bermimpi?– Mimpi kamu itu lebih banyak yang serem-serem atau
yang seneng-seneng…?– Coba ceritakan mimpi-mimpi kamu yang masih kamu
ingat…?
Isi wawancaraKomponen isi Informan
Alasan pasien datang (keluhan utama) Umumnya ortu (atau dewasa lain yang berhubungan dengan masalah anak)
Riwayat masalah Anak dan orangtua
Riwayat masalah dulu Anak dan orangtua
Gejala-gejala yang menyertai Anak dan orangtua
Penggunaan zat atau obat-obatan Anak dan orangtua
Riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya
Anak dan orangtua, dokter
Riwayat perkembangan anak:- psikomotor, kognitif, emosi, psikososial
Orangtua, guru
Riwayat keluarga Orangtua
Kekuatan/potensi yang dimiliki anak Orangtua, anak, guru, teman sebaya
Kebiasaan makan anak Orangtua, anak, pengasuh, saudara
Support system Orangtua, anak, dewasa lain yang bermakna
Pemeriksaan status mental Anak
Relasi dengan teman sebaya
a. Jumlah & kualitas pertemanan, termasuk preferensi usia & gender
b. Keterampilan & defisit interaksi sosialc. Partisipasi dalam aktivitas2 sesama yg informal
& terorganisird. Bagi remaja:
1) Kapasitas bagi hubungan yang lebih dekat2) Aktivitas seksual3) Kepedulian terhadap orientasi seksual
Hubungan keluarga
a. Hubungan anak dengan orangtua, saudara, anggota keluarga lain
b. Tempat anak dalam sistem keluarga keseluruhanc. Reaksi terhadap kejadian kehidupan keluarga,
termasuk kematian, kelahiran, kepindahan, perpisahan orangtua, perceraian, atau pernikahan kembali, sakit, perubahan2 dalam kunjungan atau pengaturan perwalian
d. Kepatuhan dengan aturan2 keluarga, pekerjaan sehari2
Tips
• Gunakan pertanyaan terbuka dan konkrit yang saling berkaitan, misalnya;– Apa yang kamu rasakan? Apa yang kamu lihat?...
• Usahakan untuk membantu anak agar ia mampu mengingat suatu kejadian atau kondisi tertentu, misalnya;– Ketika kamu ada di rumah bapak A, apa yang pertama
kali terjadi?– Waktu hari raya lebaran tahun lalu, kamu sudah
merasakan ketakutan seperti ini?• Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak• Jika perlu dapat gunakan pertanyaan tertutup• Jika perlu gunakan alat-alat peraga, mainan,
boneka, kertas gambar, dll
TERIMA KASIH