warta des05 full

16
WARTA WARTA WARTA WARTA WARTA WARTA WARTA WARTA WARTA WARTA BAPEPAM BAPEPAM INFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARA INFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARA INFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARA INFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARA INFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARA EDISI 12 / Desember 2005 Homepage http:www.BAPEPAM.go.id Pada tanggal 15 Desember 2005 yang lalu telah diselenggarakan acara Asian Capital Market Forum (ACMF) Meeting di Hotel Mandarin Oriental Jakarta. Berkaitan dengan peristiwa tersebut, Redaksi menyajikan laporannya sebagai Berita Utama. Rubrik Info memuat Buletin Akuntansi Staf (BAS) yang merupakan kesepakatan interpretasi diantara staf regulator sebagai informasi penting bagi pegawai BAPEPAM yang bertugas di unit kerja dengan lingkup akuntansi. Dalam Rubrik Artikel, Redaksi juga menyajikan tiga buah artikel, yaitu : Merekam Jejak Pasar Modal Indonesia, Perkembangan Reksa Dana, dan sebuah artikel dengan judul Karakteristik Investor dan Industri Reksa Dana yang merupakan artikel sangat menarik yang mengulas tentang hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya rush pada Reksa Dana. Selamat membaca..!! Redaksi Penerbit : Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Departemen Keuangan RI; Pelindung: Ketua BAPEPAM; Pengarah: Sekretaris BAPEPAM; Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Kabag. Kerjasama Internasional dan Hubungan Masyarakat; Kontributor Edisi Desember 2005: Agnes Hesti Pratiwi, Etty Retno Wulandari, Herry Siswanto, Basri Pohan, Bayu DK, Iman Djuansyah, Ridiani Kurnia, Yudi Pramono, Farida Resturani, Dian Kartika Utomo, Sudarmaji Daftar Isi DARI REDAKSI Hal. 1 RAGAM PERISTIWA Hal.2 BERITA UTAMA Hal. 3 ARTIKEL Hal. 5 Perkembangan Pasar Modal Bulan Desember 2005 Hal. 11 STATISTIK Wawasan: FSA mempublikasikan Better Regulation Action Plan, Ontario Securities Commission (OSC) menerbitkan Understanding Mutual Fund Fees. ACMF Work Group Meeting, Diskusi BAPEPAM - KPK, Talkshow Capital Market Week, Seminar XBRL, Seminar Obligasi Daerah. Laporan Kegiatan ACMF di Hotel Mandarin Oriental Jakarta Perkembangan Reksa Dana, Merekam Jejak Pasar Modal Indonesia, Karakteristik Investor, & Industri Reksa Dana. Wawasan : Wawasan : Wawasan : Wawasan : Wawasan : Dari Redaksi : Dari Redaksi : Dari Redaksi : Dari Redaksi : Dari Redaksi : Otoritas Jasa Keuangan Inggris, Financial Services Authority (FSA), mempublikasikan road map yang terangkum dalam suatu action plan yang mereka sebut Better Regulation Action Plan dengan tujuan meningkatkan kualitas pengawasan jasa keuangan di Inggris melalui penyeimbangan pengaturan yang menuju pada penerapan pinsip-prinsip utama dibandingkan dengan pengaturan melalui aturan yang terinci dan kaku. Dalam Better Regulation Action Plan tersebut terdapat lebih dari 30 usulan pendekatan yang diajukan oleh FSA antara lain seperti : - Penerapan peraturan pencatatan yang lebih sederhana; terkini; melalui penyederhanaan sampai dengan 40%, yang akan mulai diajukan pada tahun 2006 - menghilangkan penghalang yang membatasi akses untuk masuk ke dalam industri penasihat keuangan - memperkenalkan peraturan yang lebih fleksibel mengenai skema investasi kolektif, dengan cara memodernisasi dan menyederhanakan aturan terkait hingga menjadi separuhnya. - Penyederhanaan prilaku aturan bisnis berkaitan dengan pelayanan nasabah retail. - Membentuk aplikasi yang lebih ringkas dengan mengurangi rata-rata waktu pemrosesan aplikasi hingga 25%. - Memotong arus birokrasi yang berbelit dalam prosedur perizinan. Pendekatan pengaturan yang ada saat ini merupakan gabungan penerapan atau hibrida dari prinsip-prinsip utama dengan pengaturan melalui peraturan dan pedoman yang bersifat sangat terinci. Selanjutnya FSA akan melanjutkan dengan menyediakan pedoman kepada perusahaan yang dapat membantu mendapatkan solusi bagi mereka yang menemui kesulitan terkait dengan penerapan peraturan. (Sumber: FSA/PN/129/2005 02 December 2005 http://www .fsa.g o v .uk) Dalam rangka meningkatkan pemahaman investor Mutual Fund di Kanada, Ontario Securities Commission (OSC) menerbitkan edaran yang berjudul Understanding Mutual Fund Fees. OSC mengingatkan para investor tersebut bahwa terdapat beberapa macam biaya yang terkait dengan investasi dalam mutual fund. Hal ini perlu dilakukan oleh OSC mengingat sebagian investor masih beranggapan bahwa mutual fund merupakan investasi yang bebas biaya, sedangkan kenyataannya biaya yang dikenakan oleh pengelola mutual fund kepada investor berpengaruh secara signifikan terhadap hasil investasi. OSC juga mengharapkan para investor untuk memperhatikan masalah biaya ini sebelum mengambil keputusan untuk membeli unit penyertaan mutual fund. Beberapa poin penting yang dinyatakan dalam edaran tersebut antara lain: - Biaya-biaya dibayar saat investor melakukan pembelian unit Penyertaan Biaya-biaya penjualan/pembelian yang timbul dapat dibebankan secara “front load” atau “back-end load”. Front load berarti biaya dibebankan pada awal investasi dalam persentase tertentu dan harus dibayarkan kepada pengelola saat investor membeli unit penyertaan mutual fund. Investor dimungkinkan untuk melakukan negosiasi terhadap biaya yang di bebankan secara front load ini. Sedangkan biaya yang dibebankan secara back-end dibayarkan oleh Manajer Investasi kepada agen penjual dan investor tidak melakukan Sekretariat Redaksi: Syafril Hendrik, Darsono Dharma, Agnes Hesti Pratiwi, Yudi P, Farida R, A. Muharom, Dian KU, Danik S, Iin Sudinurindah, Yono Budiyono, Hendri S, Fadyan S, Andika P. Laksono Distribusi & Dokumentasi: Bagian Kerjasama Internasional & Hubungan Masyarakat Alamat Redaksi : Gedung 16 Lantai, lt. 4, Dept. Keuangan R.I., Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4, Jakarta 10710. Telp. 3858001 ext. 4132; Fax. 3858321; E-mail : [email protected], [email protected]; Website : http://www.BAPEPAM.go.id bersambung ke halaman 7 . INFO Hal. 4 Buletin Akuntansi Staf (BAS).

Upload: handayani-mutiara-sihombing

Post on 14-Feb-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bapepam

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Des05 Full

WARTAWARTAWARTAWARTAWARTAWARTAWARTAWARTAWARTAWARTA

BAPEPAMBAPEPAMINFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARAINFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARAINFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARAINFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARAINFORMASI PASAR MODAL INDONESIA DAN MANCA NEGARA

EDISI 12 / Desember 2005 Homepage http:www.BAPEPAM.go.id

Pada tanggal 15 Desember 2005 yang lalu telah diselenggarakan acara Asian Capital Market Forum(ACMF) Meeting di Hotel Mandarin Oriental Jakarta. Berkaitan dengan peristiwa tersebut, Redaksimenyajikan laporannya sebagai Berita Utama.Rubrik Info memuat Buletin Akuntansi Staf (BAS) yang merupakan kesepakatan interpretasidiantara staf regulator sebagai informasi penting bagi pegawai BAPEPAM yang bertugas di unitkerja dengan lingkup akuntansi.Dalam Rubrik Artikel, Redaksi juga menyajikan tiga buah artikel, yaitu : Merekam Jejak PasarModal Indonesia, Perkembangan Reksa Dana, dan sebuah artikel dengan judul KarakteristikInvestor dan Industri Reksa Dana yang merupakan artikel sangat menarik yang mengulas tentanghal-hal yang melatarbelakangi terjadinya rush pada Reksa Dana.Selamat membaca..!!

Redaksi

Penerbit : Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Departemen Keuangan RI;Pelindung: Ketua BAPEPAM;Pengarah: Sekretaris BAPEPAM;Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Kabag. Kerjasama Internasional danHubungan Masyarakat;Kontributor Edisi Desember 2005: Agnes Hesti Pratiwi, Etty Retno Wulandari,Herry Siswanto, Basri Pohan, Bayu DK, Iman Djuansyah, Ridiani Kurnia,Yudi Pramono, Farida Resturani, Dian Kartika Utomo, Sudarmaji

Daftar IsiDARI REDAKSI Hal. 1

RAGAM PERISTIWA Hal.2

BERITA UTAMAHal. 3

ARTIKELHal. 5

Perkembangan Pasar ModalBulan Desember 2005

Hal. 11 STATISTIK

Wawasan: FSA mempublikasikanBetter Regulation Action Plan, Ontario

Securities Commission (OSC)menerbitkan Understanding Mutual

Fund Fees.

ACMF Work Group Meeting, DiskusiBAPEPAM - KPK, Talkshow Capital

Market Week, Seminar XBRL,Seminar Obligasi Daerah.

Laporan Kegiatan ACMF di HotelMandarin Oriental Jakarta

Perkembangan Reksa Dana,Merekam Jejak Pasar Modal

Indonesia, Karakteristik Investor,& Industri Reksa Dana.

Wawasan :Wawasan :Wawasan :Wawasan :Wawasan :

Dari Redaksi :Dari Redaksi :Dari Redaksi :Dari Redaksi :Dari Redaksi :

Otoritas Jasa Keuangan Inggris, Financial Services Authority (FSA), mempublikasikan road map yang terangkum dalam suatu action planyang mereka sebut Better Regulation Action Plan dengan tujuan meningkatkan kualitas pengawasan jasa keuangan di Inggris melaluipenyeimbangan pengaturan yang menuju pada penerapan pinsip-prinsip utama dibandingkan dengan pengaturan melalui aturan yangterinci dan kaku.Dalam Better Regulation Action Plan tersebut terdapat lebih dari 30 usulan pendekatan yang diajukan oleh FSA antara lain seperti :- Penerapan peraturan pencatatan yang lebih sederhana; terkini; melalui penyederhanaan sampai dengan 40%, yang akan mulai diajukan

pada tahun 2006- menghilangkan penghalang yang membatasi akses untuk masuk ke dalam industri penasihat keuangan- memperkenalkan peraturan yang lebih fleksibel mengenai skema investasi kolektif, dengan cara memodernisasi dan menyederhanakan

aturan terkait hingga menjadi separuhnya.- Penyederhanaan prilaku aturan bisnis berkaitan dengan pelayanan nasabah retail.- Membentuk aplikasi yang lebih ringkas dengan mengurangi rata-rata waktu pemrosesan aplikasi hingga 25%.- Memotong arus birokrasi yang berbelit dalam prosedur perizinan.Pendekatan pengaturan yang ada saat ini merupakan gabungan penerapan atau hibrida dari prinsip-prinsip utama dengan pengaturanmelalui peraturan dan pedoman yang bersifat sangat terinci.Selanjutnya FSA akan melanjutkan dengan menyediakan pedoman kepada perusahaan yang dapat membantu mendapatkan solusi bagimereka yang menemui kesulitan terkait dengan penerapan peraturan.(Sumber: FSA/PN/129/2005 02 December 2005 http://www.fsa.gov.uk)Dalam rangka meningkatkan pemahaman investor Mutual Fund di Kanada, Ontario Securities Commission (OSC) menerbitkan edaranyang berjudul Understanding Mutual Fund Fees. OSC mengingatkan para investor tersebut bahwa terdapat beberapa macam biaya yangterkait dengan investasi dalam mutual fund. Hal ini perlu dilakukan oleh OSC mengingat sebagian investor masih beranggapan bahwamutual fund merupakan investasi yang bebas biaya, sedangkan kenyataannya biaya yang dikenakan oleh pengelola mutual fund kepadainvestor berpengaruh secara signifikan terhadap hasil investasi. OSC juga mengharapkan para investor untuk memperhatikan masalahbiaya ini sebelum mengambil keputusan untuk membeli unit penyertaan mutual fund.Beberapa poin penting yang dinyatakan dalam edaran tersebut antara lain:- Biaya-biaya dibayar saat investor melakukan pembelian unit Penyertaan

Biaya-biaya penjualan/pembelian yang timbul dapat dibebankan secara “front load” atau “back-end load”. Front load berarti biayadibebankan pada awal investasi dalam persentase tertentu dan harus dibayarkan kepada pengelola saat investor membeli unit penyertaanmutual fund. Investor dimungkinkan untuk melakukan negosiasi terhadap biaya yang di bebankan secara front load ini.Sedangkan biaya yang dibebankan secara back-end dibayarkan oleh Manajer Investasi kepada agen penjual dan investor tidak melakukan

Sekretariat Redaksi: Syafril Hendrik, Darsono Dharma, Agnes Hesti Pratiwi,Yudi P, Farida R, A. Muharom, Dian KU, Danik S, Iin Sudinurindah,Yono Budiyono, Hendri S, Fadyan S, Andika P. LaksonoDistribusi & Dokumentasi: Bagian Kerjasama Internasional & Hubungan MasyarakatAlamat Redaksi : Gedung 16 Lantai, lt. 4, Dept. Keuangan R.I.,Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4, Jakarta 10710.Telp. 3858001 ext. 4132; Fax. 3858321;E-mail : [email protected], [email protected];Website : http://www.BAPEPAM.go.id

bersambung ke halaman 7.

INFOHal. 4Buletin Akuntansi Staf (BAS).

Page 2: Warta Des05 Full

2 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

R A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W A

Capital Market Capital Market Capital Market Capital Market Capital Market WWWWWeekeekeekeekeek

AAAAACMFCMFCMFCMFCMF WWWWWorking orking orking orking orking Group MeetingGroup MeetingGroup MeetingGroup MeetingGroup Meeting

Diskusi BAPEPDiskusi BAPEPDiskusi BAPEPDiskusi BAPEPDiskusi BAPEPAM -AM -AM -AM -AM - KPK KPK KPK KPK KPK - - - - - PP PP PP PP PPAAAAATKTKTKTKTK

Pada tanggal 12 Desember 2005, BAPEPAM menerima kunjungan dari KPK dan PPATK. Kunjungan tersebutdiisi dengan acara diskusi seputar masalah pemberantasan korupsi yang dihadiri oleh para pejabat BAPEPAM,

DJLK, serta PPATK tersebut diselenggarakan di Lt. 3 Gedung 16 Lantai, Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4,Jakarta.

Bertempat di Board Room Hotel Mandarin Oriental Jakarta, pada tanggal 15 Desember 2005 telahdiselenggarakan ACMF Meeting-Work Group Distribution Rule. Acara dibuka oleh Sekretaris BAPEPAM, Wahyu

Hidayat.

Bertempat di La Moda Cafe, Plaza Indonesia, pada tanggal 2 Desember 2005 telah diselenggarakan talkshowdengan topik “Yuk, Mulai Belanja di Pasar Modal”. Acara ini diselenggarakan oleh KSEI bekerjasama denganAPEI sebagai bagian dari rangkaian acara dalam rangka Capital Market Week dari tanggal 1-4 Desember 2005.Capital Market Week yang diadakan di Plaza Indonesia dan Plaza EX ini terdiri dari pameran Perusahaan Efek,

creative programme, talkshow, serta entertainment. Rangkaian acara ini bertujuan untuk menumbuhkanpemahaman dan minat masyarakat umum akan peluang investasi di pasar modal Indonesia serta dapatmenjaring potential investor di kalangan pengunjung mal. Dengan MS Sembiring (Direktur PT BEJ) dan

Haryajid Ramelan (PT Recapital Securities) sebagai pembicara, talkshow ini disiarkan secara langsung olehTrijaya Network ke 30 kota di seluruh Indonesia.

Page 3: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

B E R I T A U T A M AB E R I T A U T A M AB E R I T A U T A M AB E R I T A U T A M AB E R I T A U T A M A

3

AAAAACMFCMFCMFCMFCMF Meeting - Meeting - Meeting - Meeting - Meeting - WG Distribution RuleWG Distribution RuleWG Distribution RuleWG Distribution RuleWG Distribution Rule

Pada tanggal 15 Desember 2005BAPEPAM telah menjadi tuan rumahpertemuan sehari Kelompok Kerja Dis-tribution Rule di Hotel Mandarin Orien-tal Jakarta. Dasar dari pertemuan iniadalah pelaksanaan mandat hasilpertemuan ASEAN Capital Markets Forum(ACMF) ketiga yang dilaksanakan padatanggal 8 Juli 2005 di Yogyakarta. DalamACMF, BAPEPAM bertanggung jawabatas topik harmonization of standards of dis-tribution rule dan pada pertemuan ACMFtersebut BAPEPAM diminta membentukkelompok kerja untuk membahas topiktersebut secara lebih teknis.

Sesuai dengan topik yang telahditetapkan, pertemuan ini mendiskusikanmengenai aspek-aspek yang perludiselaraskan dalam hal distribution ruleyang berkaitan dengan proses PenawaranUmum pada pasar modal di kawasanASEAN dalam rangka integrasi ASEAN.

Pertemuan ini dihadiri oleh 9(sembilan) peserta dari 6 (enam) negarayaitu Brunei, Kamboja, Indonesia,Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Pertemuan dibuka oleh SekretarisBAPEPAM dan selanjutnya dipimpinoleh Kepala Bagian Aneka Usaha Industri,Biro Penilaian Keuangan PerusahaanSektor Riil selaku Koordinator.

Agenda pertama pertemuan adalahpresentasi matriks mengenai distributionrule dari delapan negara ASEAN olehBAPEPAM. Data tersebut diperoleh darihasil penyebaran kuesioner kepadasepuluh negara anggota ACMF yangdilakukan BAPEPAM tahun lalu. Negarayang memberikan tanggapan ataskuesioner dimaksud adalah Brunei, Kam-boja, Indonesia, Malaysia, Filipina,Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Pertemuan tersebut kemudiandilanjutkan dengan presentasi darimasing-masing wakil negara anggotamengenai gambaran proses PenawaranUmum di masing-masing yurisdiksi.

Dalam proses Penawaran Umum diSingapura, perusahaan yang akanmelakukan Penawaran Umum harusmenyampaikan pendaftaran kepadaSingapore Stock Exchange sebelummenyampaikan prospektus ke MonetaryAuthority of Singapore (MAS) selaku regu-lator. Proses penawaran sendiri dibagimenjadi empat bagian, yaitupenyampaian prospektus, pendaftaran,

pengalokasian, dan penjatahan.Prospektus disampaikan oleh konsultanhukum yang kemudian akan ditayangkandalam OPERA (website MAS) untukmendapat tanggapan publik sampai saatperiode pendaftaran. MAS akanmelakukan penelaahan atas prospektusdan pendaftaran pada hari ke-14 sampaidengan 21 (paling lambat hari ke-28)setelah penyampaian dokumen.Pendaftaran bagi publik yang inginmembeli Efek dilakukan setelahPernyataan Pendaftaran dan berlangsungselama seminggu. Proses pengalokasiandan penjatahan dilakukan setelah prosespenawaran selesai. Sistem yang dianutSingapura adalah disclosure system dan post-vetting regime.

Di Thailand proses penawaran dapatdibagi menjadi dua bagian, yaitupendaftaran Penawaran Umum danPernyataan Pendaftaran serta pernyataanpersetujuan atas pendaftaran PenawaranUmum tersebut. Proses PenawaranUmum dimulai pada waktu calon Emitendan Penasihat Finansial menyampaikanpendaftaran Penawaran Umum danPernyataan Pendaftaran kepada Securitiesand Exchange Commission of Thailand(SEC) selaku regulator. Informasitersebut kemudian ditayangkan dalamwebsite SEC. SEC kemudian akanmenelaah dokumen dan materi lainterkait serta melakukan kunjungan keperusahaan yang menjadi calon Emitendalam jangka waktu 15 hari. CalonEmiten dan Penasihat Finansial harusmelakukan koreksi mengenai PernyataanPendaftaran dalam jangka waktu 30 hari.Setelah selesai, pendaftaran PenawaranUmum akan efektif dalam jangka waktu45 hari. Periode penawaran biasanyaberlangsung selama 3 hari kerja danpenjatahan Efek berlangsung selama 15hari (untuk sistem dengan warkat) dansampai sebelum hari pertamaperdagangan (untuk sistem tanpa warkat).Thailand menganut sistem kombinasiantara merit dan disclosure system serta pre-vetting regime.

Untuk Malaysia, PernyataanPendaftaran dievaluasi oleh regulator,dalam hal ini Securities Commission ofMalaysia, sebelum disampaikan sebagaiprospektus yang terdaftar (registrable pro-spectus). Prospektus tersebut akanterdaftar dalam jangka waktu 14 harisetelah disampaikan kepada regulator.

Proses Penawaran Umum berlangsungselama seminggu dan diikuti denganpenjatahan Efek dan pendaftaran Efek dibursa. Malaysia menganut post-vetting re-gime dan kombinasi antara merit dan dis-closure system.

Di Indonesia sendiri, prosesPenawaran Umum dimulai saat calonEmiten dan Penjamin Emisimenyampaikan Pernyataan Pendaftaran(prospektus adalah bagian dari PernyataanPendaftaran) kepada BAPEPAM dankemudian memuat prospektus tersebutdalam surat kabar. BAPEPAM akanmenelaah aspek keterbukaan ataspendaftaran tersebut dan PernyataanPendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 sejak diterimanya PernyataanPendaftaran secara lengkap atau padatanggal yang lebih awal jika dinyatakanEfektif oleh BAPEPAM. Penawarandilakukan setelah tanggal Efektif danberlangsung selama tiga hari. Prosespenawaran, penjatahan, pengembalianuang, dan tanggal pendaftaran di bursaharus diselesaikan paling lambat sepuluhhari setelah tanggal Efektif. Indonesiamenganut pre-vetting regime dan full disclo-sure system.

Dua negara lain yaitu Brunei danKamboja pada saat ini belum mempunyaipasar modal dan Bursa Efek. Di Brunei,peraturan mengenai perusahaan masihmengacu pada Brunei Company’s Act yangjuga digunakan sebagai pedoman umumkegiatan pasar modal. SedangkanKamboja saat ini baru menyusunrancangan undang-undang terkait denganpasar modal yang pelaksanaannya barudimulai tahun 2005 ini.

Dari presentasi masing-masing pesertadan hasil survei mengenai distribution rule,disepakati beberapa aspek yang perludiselaraskan dalam rangka harmonisasistandar, antara lain bahasa yangdigunakan untuk dokumen PernyataanPendaftaran, persetujuan oleh regulator,waktu dan bagaimana proses efektifnyasuatu Pernyataan Pendaftaran, book build-ing process, offering process, dan penjatahanEfek.

Hambatan yang dijumpai dalamharmonisasi standar distribution ruleadalah perbedaan sistem yang digunakanoleh masing-masing negara anggota, yaitupre-vetting/post-vetting dan merit/disclosuresystem, ataupun gabungan dari keduasistem tersebut. Untuk mengatasi

Page 4: Warta Des05 Full

4 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

INFOINFOINFOINFOINFO

Perkembangan pasar modal yangpesat menuntut adanya suatu regulasiyang handal yang dapat menuntunpara pihak yang terkait untukmenerapkannya secara jelas danmudah. Terlebih apabila hal tersebutterkait dengan informasi kinerjaperusahaan yang akan menjadipegangan utama bagi para investordan analis keuangan untuk menilailebih jauh kelayakan investasi merekapada perusahaan. Menerbitkan aturanmain yang dapat diandalkan danmudah dipahami tentunyamerupakan suatu tantangan yangtidak mudah bagi regulator untukmewujudkannya. Disinilah padaumumnya permasalahan timbul.

Pepatah mengatakan ‘tak adagading yang tak retak’. Begitu puladengan penyusunan peraturan.Meskipun telah melewati prosesdengar pendapat (public hearing)dengan pelaku pasar modal,terkadang timbul masalah pada saatpengimplementasiannya. Hal tersebutdapat disebabkan antara lain karenaadanya pemahaman yang kurangtepat dari pengguna aturan,kekurangjelasan peraturan yangditerbitkan, maupun ketidak-

BULETIN BULETIN BULETIN BULETIN BULETIN AKUNTAKUNTAKUNTAKUNTAKUNTANSI STANSI STANSI STANSI STANSI STAFAFAFAFAF:::::Kesepakatan pemahaman ketentuan di bidang akuntansiKesepakatan pemahaman ketentuan di bidang akuntansiKesepakatan pemahaman ketentuan di bidang akuntansiKesepakatan pemahaman ketentuan di bidang akuntansiKesepakatan pemahaman ketentuan di bidang akuntansi

oleh : Ettyoleh : Ettyoleh : Ettyoleh : Ettyoleh : Etty Retno Retno Retno Retno Retno WWWWWulandariulandariulandariulandariulandari

seragaman pemahaman dari staf regu-lator dalam menyikapi aturan tersebutsecara akurat dan konsisten. Dengandemikian, perbedaan interpretasi atasketentuan-ketentuan yang terdapatdalam peraturan dapat terjadi antarasesama internal staf BAPEPAMmaupun antara internal BAPEPAMdengan pelaku pasar modal.

Ada beberapa hal yang dapatter jadi sebagai akibat perbedaaninterpretasi peraturan ini. Pertama,terdapatnya perbedaan perlakuanakuntansi yang dilakukan oleh Emitenatau Perusahaan Publik atas suatutransaksi keuangan yang dapatmempengaruhi daya banding(komparabilitas) informasi keuanganantar perusahaan. Kedua, adanyaketidakkonsistenan staf regulator dalammengimplementasikan (meng-enforce)peraturan yang dapat membingungkanpelaku pasar modal, khususnya emitendan akuntan publik.

Salah satu cara yang dapatditempuh untuk mengatasi perbedaaninterpretasi tersebut adalah denganmenyusun suatu kesepakataninterpretasi diantara staf regulatormengenai peraturan yang terkait yangdapat digunakan sebagai pegangandalam mengimplementasikanperaturan yang ada. Interpretasi yangdisusun tetap berada dalam koridorperaturan, yang berarti tidak melewatibatasan atau ruang lingkup aturan.Dalam penyusunan interpretasi tersebuttentunya diperlukan pemahaman yangmenyeluruh mengenai latar belakangpenyusunan peraturan dan praktikimplementasi yang berlaku. Untuk ituketerlibatan semua pihak yang terkaitsangat diperlukan dalampenyusunannya.

Dalam rangka memperbaikiimplementasi peraturan, khususnyamengurangi perbedaan interpretasiitulah, Biro Standar Akuntansi danKeterbukaan, khususnya BagianStandar Akuntansi dan Pemeriksaanbekerja sama dengan biro-biro teknismenyusun Buletin Akuntansi Staf(BAS) yang merupakan interpretasidan praktik yang diikuti oleh staf dibiro-biro teknis, antara lain BiroPenilaian Keuangan PerusahaanSektor Jasa, Biro Penilaian Keuangan

Perusahaan Sektor Riil, dan BiroStandar Akuntansi dan Keterbukaandalam melaksanakan tugasnya yangberkaitan dengan bidang akuntansidan auditing. BAS ini bukanmerupakan peraturan atau interpretasiyang diterbitkan oleh BAPEPAM ataumendapat persetujuan resmi dariBAPEPAM.

Hingga saat ini, telah disusun 2(dua) buah BAS. BAS No. 1 mengenaiPemberian Beberapa Jasa Atestasi olehKantor Akuntan Publik (KAP) yangsama (lihat box) dan BAS No.2mengenai Interpretasi atas PenerapanPernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) No. 58 tentangOperasi dalam Penghentian. Agarinterpretasi yang telah disepakati inidapat diketahui dan diakses denganmudah oleh para staf regulator danjuga para pelaku pasar modal, makaBAS ini ditempatkan dalam websiteBAPEPAM (www.BAPEPAM.go.id).Disamping itu, denganpendokumentasian BAS dalam websiteini juga akan memperkecilkemungkinan hilangnya/terlupakannya kesepakatan yang telahdilakukan diantara para stafBAPEPAM mengenai interpretasisuatu peraturan di bidang akuntansi.Hal ini tentu akan sangat bermanfaatbagi para staf yang bertugasmenangani masalah akuntansi,terutama untuk karyawan barumaupun staf baru yang bertugas dibidang akuntansi sebagai akibatadanya mutasi para staf. Untukselanjutnya, dalam rangkamenyebarluaskan informasi mengenaiisi dari BAS ini, setiap terbitan baruBAS juga akan dimuat dalam WartaBAPEPAM.

Dengan terbitnya BAS diharapkannantinya tidak terdapat lagi perbedaaninterpretasi atas peraturan-peraturanBAPEPAM khususnya yangberhubungan dengan akuntansi danauditing. Oleh karena itu, dukungandari seluruh pimpinan dan karyawanBAPEPAM dalam penyusunan BASakan sangat diharapkan agarBAPEPAM dapat meningkatkankualitas pelayanannya kepada publik.(Etty)

Silahkan baca BAS No. 1 (hal. 7)

perbedaan tersebut dalam rangka crossborder offering, para negara anggota dapatmenjalin perjanjian baik secara bilateralmaupun multilateral antar mereka yangakan melakukan cross border offfering.Untuk negara anggota yang tergabungdalam BCLMV (Brunei, Cambodia, Laos,Myanmar, Vietnam) juga diharapkan dapatmenyelaraskan standarisasi distributionrule, aspek demi aspek.

Dalam pertemuan tersebutdisimpulkan bahwa dalam hal cross bor-der offering, aspek yang harus diperhatikanadalah kesamaan waktu (timing) dan jenisinformasi yang disampaikan kepadapublik, jangka waktu penawaran danketerbukaan, dan pihak-pihak yangterlibat dalam proses cross border offering.

Hasil dari pertemuan ini akandilaporkan pada pertemuan pada tingkatyang lebih tinggi yaitu pertemuan ACMFke-4 di Kuala Lumpur, Malaysia bulanFebruari 2006 mendatang. (Agnes)

Page 5: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5 5

A R T I K E LA R T I K E LA R T I K E LA R T I K E LA R T I K E L

PPPPPerkembangan Reksa Danaerkembangan Reksa Danaerkembangan Reksa Danaerkembangan Reksa Danaerkembangan Reksa Danaoleh : Ridiani Kurniaoleh : Ridiani Kurniaoleh : Ridiani Kurniaoleh : Ridiani Kurniaoleh : Ridiani Kurnia

Perkembangan Reksa Dana tahun2000 sampai dengan 2005 dapat dilihat dariperkembangan NAB dan jumlah investorReksa Dana. NAB mulai mengalamipeningkatan di tahun 2004 yang mencapaiRp. 110 triliun, dan mencapai puncaknyapada bulan Pebruari 2005, dengan total danamasyarakat yang dikelola mencapai Rp. 113triliun. Namun kemudian mengalamipenurunan di triwulan terakhir 2005, jugajumlah investor.

Per tanggal 14 Pebruari 2004, total danamasyarakat yang diinvestasikan padaberbagai Reksa Dana dalam denominasimata uang Rupiah sebesar Rp.110.616.771.032.183,00 dan untuk ReksaDana dalam denominasi mata uang DolarAmerika Serikat sebesar US $308,317,500.91. Hal ini didukung olehsituasi ekonomi yang relatif stabil dankondusif bagi perkembangan Reksa Danadan semakin banyaknya jumlah WakilAgen Penjual Reksa Dana serta penggunaanmedia elektronik seperti Anjungan TunaiMandiri (ATM) yang tersebar ke seluruhpenjuru tanah air sebagai salah satu saranauntuk melayani lebih banyak investorReksa Dana.

Selama tahun 2004, sebagai Reksa Danayang baru mulai berkembang tingkat imbalhasil (return) Reksa Dana Indonesia jauhmelebihi return Reksa Dana di Asiaumumnya. Tercatat, investor Reksa Danadi Indonesia memperoleh return rata-rata34%, diikuti India dan Filipina dengantingkat return 27% (Lipper Company).Pertumbuhan Reksa Dana 2004 mencapaisekitar 46% dibanding periode sama tahunsebelumnya, menjadi sekitar Rp. 100triliun, namun peningkatan Reksa Dana In-donesia kurang didukung oleh perbaikanekonomi sedangkan peningkatan kinerjaReksa Dana di Filipina dan India didukungoleh perbaikan ekonomi yang padaakhirnya mempengaruhi kinerjaperusahaannya Penurunan Kinerja Reksa dana

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Danamengalami penurunan sejak bulan Maret2005. Penurunan ini seiring dengan kondisiperekonomian Indonesia yang kurangmendukung. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa indikator ekonomi makro Indone-sia pada periode Januari sampai dengan Sep-tember 2005 yang menunjukkan pergerakanrelatif menurun. Melemahnya nilai tukar ru-piah terhadap Dolar US yang mencapai levelRp. 12.000 terjadi akibat naiknya hargaminyak dunia yang mencapai level tertinggidi US$ 71 per barel di akhir Agustus 2005.Tabel 1 : Perkembangan Nilai Tukar Rupiahterhadap Dolar AS

Tabel 2 : Perkembangan Harga MinyakDunia tahun 2005

Kondisi ini menyebabkan semakinmelonjaknya beban negara atas subsidi BBMsehingga memaksa pemerintah Indonesiamenaikkan harga bahan bakar minyak dalamnegeri. Kenaikan harga BBM sebesar 80%telah menyebabkan ekspektasi inflasi semakinmeningkat dan mengakibatkan tingkat inflasinaik tajam, dimana pada awal Januari inflasiberada di level 1,42 % dan di akhir Oktobermencapai 15.65 %. Untuk meredam lajuinflasi, Bank Indonesia sebagai otoritasmoneter telah menaikkan suku bunga SBIsekitar 258 bp dimana pada bulan Januari2005 tingkat suku bunga SBI 1 bulan adalah7,42 % dan di bulan Oktober 2005 menjadi11%. Pada saat ini juga, Bank Indonesiamelakukan kebijakan uang ketat (Tight MoneyPolicy) dan meningkatkan Giro Wajib Mini-mum dari perbankan sehingga mengurangilikuiditas di pasar.Tabel 3 : Inflasi Tahun 2005

Tabel 4: Perkembangan SBI tahun 2005

Peningkatan suku bunga akibat inflasi inimenurunkan harga obligasi termasukObligasi Pemerintah (Surat Utang Negara)yang menjadi mayoritas portofolio ReksaDana, khususnya Reksa Dana PendapatanTetap. Ekspektasi inflasi membuat penurunanharga obligasi semakin tajam yang tercermindari meningkatnya yield obligasi. Sebagaiilustrasi dapat dilihat dari tabel 5 yangmenggambarkan perkembangan obligasinegara dan obligasi korporasi dalam periodeJuni sampai dengan September 2005. Selaindari pada itu kenaikan tingkat suku bungadeposito dan valas menjadikan harga obligasiturun sehingga kurang diminati investor.Tabel 5.

Dampak selanjutnya adalah returnReksa Dana Pendapatan Tetap menjadiberkurang dan bahkan negatif, sehinggamendorong investor Reksa Danamelakukan redemption.Tabel : Perkembangan NAB

Sumber : Riset BAPEPAMDalam situasi seperti ini, investor

berlomba-lomba melakukan redemptionkarena mereka beranggapan makin lambatredemption akan semakin rugi sehinggatimbulah massive redemption. Aksi redemp-tion dalam jumlah besar memaksa ManajerInvestasi untuk menjual portofolio ReksaDana terutama Obligasi Pemerintah(SUN), sehingga tindakan ini menambah

Reksa dana seperti layaknya embrio yangbaru mulai tumbuh sehingga masih harusmengalami banyak tantangan. Sudahbeberapa kali reksa dana mengalami gelojakseiring dengan adanya perubahan kondisiekonomi makro dan perubahan kebijakan.

Redemption tidak perlu terjadi apabilakenaikan suku bunga secara gradual, hargaobligasi relatif stabil dan pengetahuan yangcukup bagi para nasabah dalammenempatkan portofolionya

Page 6: Warta Des05 Full

6 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

ARTIKELARTIKELARTIKELARTIKELARTIKEL

supply obligasi di pasar dan menyebabkanharga-harga obligasi semakin menurunkarena likuiditas pasar menjadi semakinberkurang.

Investor yang paham akan produkReksa Dana haruslah mengetahui ataumemahami hal-hal yang berkaitan denganReksa Dana antara lain tingkat suku bungayang terukur, kondisi pasar, dankomponen pajak serta valuasi pasar yangterjadi. Telah banyak dilakukanpenelitian-penelitian oleh para pengamatpasar modal dan pasar uang atas terjadinyapenarikan besar-besaran atas dana diReksa Dana. Berkaitan dengan haltersebut berdasarkan riset yangBAPEPAM lakukan terhadap kuranglebih 800 responden di empat kota besardi Indonesia, Jakarta, Medan, Makasar,Surabaya, Semarang, Bandung, Solo, danYogyakarta menunjukkan bahwapemahaman investor Reksa Dana yangdijadikan responden relatif kurangmempunyai pemahaman yang baikmengenai Reksa Dana, hal ini terlihat darijawaban sebagian besar responden yangmenganggap bahwa investasi awal yangditanamkan pada Reksa Dana tidakmungkin turun.

Pemahaman investor yang kurangsebagaimana ditulis Susidarto di harianKompas dapat disebabkan oleh olehbeberapa hal. Pertama, ketidaksiapan in-vestor atau nasabah menerima kehadiranReksa Dana dikarenakan informasi yangdiberikan agen penjual Reksa Dana dalamhal ini perbankan asimetris.

Reksa Dana berkembang pesat tidakterlepas dari dukungan dunia perbankanbeserta jaringannya di seluruh Indonesia.Bank sebagai agen penjual kurangmemberikan informasi yang lengkap ataumemberikan informasi sepihak(menonjolkan benefit tanpamengeksplorasi risiko yang bakalmuncul) sehingga dengan informasi yangasimetris tersebut nasabah menjadikecele. Padahal NAB berfluktuatifbahkan nasabah bisa mengalami kerugianpokok investasi yang ditanam. Sehinggaakan mengalami rush setelah NAB turundan mereka mengalihkan dananya kedeposito atau membeli mata uang asingyang memicu lemahnya nilai tukar ru-piah.

Kedua, pemberlakuan regulasi baruBAPEPAM mengenai perhitungan NAB perunit / NAV - Mark to market. NAB adalahnilai wajar dari portofolio suatu ReksaDana setelah dikurangi biaya operasionalkemudian dibagi jumlah unit penyertaanyang telah beredar pada saat tertentu. Markto market adalah memperhitungkan nilairiil pasar secara langsung dari portofolioyang dipilih. Namun ada MI yangmenggunakan metode sendiri untukmenarik pasar yang dimana tidakmemperlihatkan naik turunnya nilaisesuai pasar tetapi cenderung meningkat

karena dihitung berdasarkan rata-rata.

Peranan Otoritas dan PelakuPasar Modal dalammengembangkan industri Reksadana

Dalam rangka menfasilitasiperkembangan Reksa Dana BAPEPAMselaku otoritas pasar modal telahmengeluarkan beberapa kebijakan dalamindustri Reksa Dana dan profesi terkait.Adapun kebijakan yang telah dikeluarkanadalah :

a. Peraturan No. IV.C.2 LampiranKeputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-24/PM/2004 tanggal 19Agustus 2004 tentang Penentuan NilaiPasar Wajar (NPW) Efek DalamPortofolio Reksa Dana, dimana dalamperaturan tersebut disebutkan bahwaManajer Investasi wajib menentukanNPW mengacu pada Harga Referensi.

b. Surat Edaran masing-masing SE-02/PM/2005 tanggal 9 Juni 2005 dan SE-03/PM/2005 tanggal 29 Juli 2005.Kedua SE tersebut mengatur tentangBatas Toleransi (standar deviasi)penentuan NPW yang diperdagangkansecara over the counter baik untukObligasi Perusahaan maupun SuratUtang Negara.

c. Peraturan IV.C.4 LampiranKeputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-08/PM/2005 tentang ReksaDana Terstruktur yang produknyaantara lain; Reksa Dana Terproteksi,Reksa Dana Penjaminan, dan ReksaDana Indeks. Ketentuan dalamperaturan ini memberikan wacanatersendiri dan solusi alternatif bagiindustri Reksa Dana yang sedangmengalami penurunan, dimana re-demption atas unit penyertaan ReksaDana diharapkan akan sesuai denganjatuh tempo dari portofolio yangmendasarinya.Reksa Dana Terproteksi adalah jenis

Reksa Dana yang memberikan proteksiatas investasi awal, melalui mekanismepengelolaan portofolio. Dalam rangkapemberian proteksi, Manajer Investasiakan menginvestasikan sebagian danayang dikelolanya, pada efek bersifat utangyang masuk kategori kelayakan investasi(investment grade).

Manajer Investasi membuat ReksaDana Terproteksi baik untukpenyelamatan maupun yang bersifatmurni yang efektifnya diberikanBAPEPAM di bulan Oktober 2005berjumlah 18 Reksa Dana Terproteksidengan 12 Manajer Investasi yaitu : PTTrimegah Securities, PT Schroders Man-agement Investasi, PT Fortis InvestmentManagement, PT ABN AMROManajemen Investasi, PT Bhakti AssetManagement, PT Bahana TCW Invest-ment Management, PT PNM Investment

Management, PT Danareksa InvestmentManagement, PT BNI Securities, PTAndalan Artha Advisindo Sekuritas, PTRealiance Asset Management, dan PTEuro Capital Peregrine Sekuritas.

Disamping itu sebagai salah satusolusi apabila terjadi redemption dalamjumlah yang besar dan diperlukanlikuiditas dalam jangka pendek telahdiatur mekanisme MRA. MRA adalahsuatu mekanisme di mana nasabah dapatmenjual obligasinya dan mendapatkandana dengan tepat waktu.

BAPEPAM dan KSEI saat ini jugasedang mengembangkan suatu wacanamengenai central fund hub atau C-Trustyang merupakan sistem untuk sentralpelaporan Reksa Dana yang berpusat diKSEI. C-Trust selanjutnya diharapkanakan mendukung pengembangan transaksiReksa Dana yang transparan dan lebihefisien. C-Trust dibentuk untukmengefisienkan cara pemasukan datayang terintegrasi serta mengamankan datadalam satu tempat dimana semua MI danbank kustodian sudah memakai e-moni-toring yang tersambung dengan KSEIdapat dengan mudah mengoperasikansistem tersebut. C-Trust seterusnya akanmeneruskan data investor dari semuabank yang disimpan bank kustodiansentral dan MI tidak akan mengetahuidata tersebut. Jadi industri Reksa Danapunya dua sistem konfirmasi yaitukonfirmasi dari fund manager ke kustodiandan konfirmasi dari kustodian ke KSEImaka jika sebelumnya konfirmasimembutuhkan waktu 2-3 hari, makadengan C-Trust seluruhnya bisa langsungonline dan menjadi electronic based.Siapapun akan mudah untuk melihatNAB, data-data yang akurat. Sebagaimanadikemukakan Presdir PT KSEI, C-Trustdalam jangka panjang juga akan lebihmemudahkan investor yang berinvestasidi berbagai jenis produk investasi dan diberbagai perusahaan sekuritas untukmendapatkan laporan investasikonsolidasinya, tanpa harus menunggulaporan dari berbagai perusahaansekuritas dan manajer investasi.

Dalam rangka mengetahui penyebabterjadinya redemption yang terjadi saat iniBAPEPAM selain melakukan penelitiandari sisi investor juga telah memeriksaempat Manajer Investasi yang dinilaimelakukan pelanggaran atas peraturanyang ada. Sebagaimana diketahui mulaiJuni 2005 BAPEPAM telah menetapkanharga referensi dan standar deviasi baruuntuk obligasi pemerintah dan korporasiyang dijadikan acuan para MI dalammelakukan valuasi portofolio. KeempatMI yang diperiksa tersebut adalah PTBNI Securities, PT Trimegah SecuritiesTbk, PT Bahana TCW Investment Man-agement, dan PT Mandiri Manajemen

bersambung ke hal-11

Page 7: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5 7

ARTIKELARTIKELARTIKELARTIKELARTIKEL

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM

BAS No. 1 – PEMBERIAN BEBERAPA JASA ATESTASI OLEH KANTORAKUNTAN PUBLIK (KAP) YANG SAMA

IKHTISAR: Interpretasi dalam Buletin Akuntansi Staf ini menyajikan pandanganstaf mengenai pemberian beberapa jasa atestasi oleh KAP yang sama yang terdaftar diBAPEPAM kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang sama.TANGGAL: 20 Juni 2005PENJELASAN LEBIH LANJUT, Hubungi :Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan (62 21) 3857901,Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa (62 21) 3857822,Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil (62 21) 3857823Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Jl. Dr. Wahidin Raya, Jakarta 10710INFORMASI TAMBAHAN: Pernyataan dalam Buletin Akuntansi Staf bukanmerupakan peraturan atau interpretasi yang diterbitkan oleh BAPEPAM ataumendapat persetujuan resmi dari BAPEPAM. Pernyataan tersebut merupakaninterpretasi dan praktik yang diikuti oleh staf di Biro Penilaian Keuangan PerusahaanSektor Jasa, Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil, dan Biro StandarAkuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya.

BULETIN AKUNTANSI STAF NO. 1Buletin Akuntansi Staf ini memberikan interpretasi atas Peraturan BAPEPAM No.VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modalangka 3 yang menyatakan bahwa “Dalam memberikan jasa profesional, khususnyadalam memberikan opini atau penilaian, Akuntan wajib senantiasa mempertahankansikap independen ....”

TOPIK 1: INDEPENDENSI AKUNTANFakta:1. Emiten A berencana menunjuk KAP XY untuk melakukan general audit atas

Laporan Keuangannya. Disamping itu, Emiten A juga berencana untuk menunjukKAP tersebut untuk melakukan forensic audit.

2. Emiten B berencana menunjuk KAP XY untuk melakukan general audit atasLaporan Keuangannya. Disamping itu, Emiten B yang juga bertindak selakuManajer Penjatahan dalam Penawaran Umum Efeknya bermaksud menunjukKAP XY untuk melakukan pemeriksaan atas Laporan Pemesanan dan PenjatahanEfek tersebut.

Pertanyaan:Berkaitan dengan fakta 1 dan 2 di atas, apakah penunjukan KAP XY untuk melakukan2 penugasan atestasi pada Emiten atau Perusahaan Publik yang sama melanggarperaturan BAPEPAM No. VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yang MemberikanJasa Audit di Pasar Modal ?.

Jawab :Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IkatanAkuntan Indonesia (IAI), dalam hirarki standar Auditing disebutkan bahwa :“Perikatan atestasi meliputi audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan (examination)atas laporan keuangan prospektif dan tipe perikatan atestasi lain”. Sedangkan, “Perikatannon atestasi meliputi standar jasa akuntansi dan standar jasa konsultasi”.Dengan demikian, forensic audit dan pemeriksaan atas Laporan Pemesanan danPenjatahan Efek termasuk dalam pengertian perikatan atestasi.Dalam Peraturan BAPEPAM No. VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yangMemberikan Jasa Audit di Pasar Modal angka 3.d disebutkan beberapa hal yangberkaitan dengan pemberian jasa akuntan yang dapat mempengaruhi independensi.Pemberian jasa forensic audit dan pemeriksaan atas Laporan Pemesanan dan PenjatahanEfek tidak termasuk sebagai pemberian jasa yang dapat mempengaruhi independensiakuntan.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, pelaksanaan dua jasa atau lebih yangsemuanya termasuk jasa atestasi pada entitas yang sama tidak mempengaruhiindependensi Akuntan, karena jasa-jasa tersebut dapat saling mendukung. Oleh karenaitu penunjukan sebuah KAP untuk beberapa penugasan jasa atestasi pada entitas yangsama (seperti pada dua fakta diatas), tidak bertentangan dengan Peraturan BAPEPAMNo.VIII.A.2.

pembayaran, tetapi pada saat inves-tor melakukan redemption sebelumjangka waktu tertentu yang telahditetapkan dimana biasanya 7 (tujuh)tahun, maka investor tersebut akandikenakan biaya. Nilai biaya redemp-tion ini akan berkurang seiring dengansemakin lamanya investormempertahankan investasinya dalammutual fund tersebut.Beberapa biaya-biaya khususyang timbul dalam rangkapembukaan rekening :

Biaya perdagangan jangka pendek,biaya ini timbul bila investormenarik investasinya dalam jangkawaktu 90 hari sejak awal investasi;Biaya pembukaan rekening;Biaya tahunan atas jenis mutual fundtertentu (RRSP, RIFs, atau RESP);Biaya pengalihan, timbul bila in-vestor mengalihkan jenis fund.

- Biaya-biaya yang dibebankan kepadafund (secara tidak langsung ditanggunginvestor)Biaya manajemen; biaya operasional;pajak muncul secara kolektif dalambentuk persentase dari total nilai fund.Persentase ini disebut sebagai Manage-ment Expense Ratio (MER). Nilai MERini tergantung dari seberapa besarbiaya pengelolaan dari tiap fundtersebut. Biaya pengelolaan tersebutmencakup biaya marketing, penjualan,administrasi, pengelolaan portofolio,bahkan biaya trailer atau biaya yangtimbul saat agen penjual harusmelakukan layanan “tertentu” kepadanasabahnya juga termasuk dalamkomponen MER ini.Biaya perantara pedagang yang timbulakibat transaksi efek dalampengelolaan portofolio fund ini tidaktermasuk sebagai komponen MER,mengingat biaya ini juga berpengaruhterhadap nilai investasi maka unsurbiaya ini masuk dalam Trading ExpenseRatio (TER)yang harus dilaporkandalam Laporan Kinerja Fund olehManajemen secara 6 (enam) bulanan.

- Anjuran untuk membaca Prospektus danLaporan Keuangan sebelum melakukaninvestasiDi Kanada, terdapat berbagai macamjenis mutual fund dengan berbagaimacam jenis biaya dan tujuan. Terkaitdengan ini, dalam rangka melayani in-vestor, OSC melalui Investor EducationFund menyediakan suatu fasilitasuntuk mempermudah investormenghitung pengaruh biaya tersebutatas investasinya sehingga lebih mudahmenentukan pilihan investasi. Fasilitastersebut berupa Mutual Fund Fee Im-pact Calculator dan dapat diakses diwebsite www.investorED.ca (Hersis)

Wa w a s a n .

Page 8: Warta Des05 Full

8 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

ARTIKELARTIKELARTIKELARTIKELARTIKEL

Merekam Merekam Merekam Merekam Merekam Jejak PJejak PJejak PJejak PJejak Pasarasarasarasarasar Modal Indonesia Modal Indonesia Modal Indonesia Modal Indonesia Modal Indonesiaoleh : Basri Pohanoleh : Basri Pohanoleh : Basri Pohanoleh : Basri Pohanoleh : Basri Pohan

Pada tanggal 10 Agustus 2005 yanglalu merupakan Ultah ke-28diaktifkannya kembali pasar modal Indo-nesia. Paket deregulasi pemerintah daritahun 1987 sampai dengan tahun 1995telah membawa dampak bagiperkembangan pasar modal. Jumlahperusahaan yang melakukan PenawaranUmum bertambah menjadi 248 Emitenpada tahun 1995 atau meningkat 10 kalidari tahun 1987. Infrastruktur sepertifasilitas simpan meminjam Efek, repoSurat Utang Negara, perdagangan obligasiorder driven, remote trading, dan rencanaotomasi penyelesaian transaksi ReksaDana hampir mengikuti praktikinternasional. Sampai dengan Oktober2005 ketergantungan dunia usahaterhadap pasar modal sebagai sumberpendanaan mencapai Rp. 357,73 triliunatau 50 persen lebih dibanding dengankredit perbankan Rp. 665,5 triliun.

Aktifitas pasar modal Indonesia pascalebaran tahun ini kurang semarak.Sebelumnya IHSG sempat mengalamipenurunan yang cukup tajam pada posisipaling rendah 1000,87 tetapi mencatatrekor tertinggi 1192 pada awal Agustus2005. Terhadap Reksa Dana terjadipenurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)sebagai dampak dari penjualan yangcukup besar khususnya untuk Reksa DanaPendapatan Tetap. Tercatat per 28Oktober 2005 NAB Reksa Dana hanyaRp. 31,9 triliun. Padahal sebelumnyaNAB mencapai Rp. 104 triliun dansempat menjadi perhatian otoritasperbankan yang dikhawatirkanmembayangi stabilitas keuangan Indone-sia. Dari sisi eksternal kecenderunganmeningkatnya suku bunga internasionaldan ketatnya persaingan bisnis ditingkatlokal dan global berdampak pada kinerjaEmiten. Dalam perkembangannya,tantangan tersebut semakin diperberatoleh potensi resiko dari fenomenaketidakseimbangan global yang dipicuoleh defisit neraca berjalan dan defisitanggaran Amerika Serikat. Potensitersebut dapat mengganggukesinambungan pertumbuhan ekonomidunia dan kestabilan pasar modal global.Fenomena lain adalah meningkatnyaharga minyak dunia dan tekanan terhadapnilai tukar rupiah serta tren menaiknyasuku bunga SBI selanjutnyamempengaruhi kinerja Emiten. Melihatbesaran-besaran kondisi ekonomi makroselama triwulan ketiga tahun ini sedikitbanyak akan memberikan pengaruhterhadap kinerja pasar modal di masa

yang akan datang.

Agenda Yang Tertunda

Pada tahun 2003 telah dibentuk komiteyang mengkaji hasil studi demutualisasibursa. Komite ini bertugasmenyosialisasikan hasil kajian, memilihalternatif model demutualisasi bursa,melaksanakan langkah-langkahrestrukturisasi lembaga bursa, danmenyusun business plan serta pelaksanaandemutualisasi Bursa Efek. Sampai saat iniisu demutualisasi bursa tersebut belumjelas. Sepertinya sangat tergantung daridukungan DPR melalui perubahanUndang-Undang Pasar Modal. Menurutdata federasi bursa dunia dalam satudekade ini beberapa Bursa Efek di belahandunia telah berubah menjadi entitas usahadengan “profit oriented” melaluidemutualisasi. Terakhir Bursa Efek yangtelah didemutualisasi adalah Bursa Ma-laysia. Melalui demutualisasi dapatdinilai kinerja manajemen bursa, terjadipemisahan kepemilikan, manajemen dankeanggotaan bursa. Tujuan lain adalahsebagai persiapan menghadapi persainganglobal sesama Bursa Efek yang semakinketat dan mengurangi beban pengaruhanggota bursa terhadap manajemen bursa.Nasdaq sebagai Bursa Efek terbesar keduadi Amerika Serikat juga sedangmenghadapi ancaman persaingan dari elec-tronic communications networks (ECN) danalternative trading system (ATS) yang jugamenyediakan sarana perdagangan yangdapat mempertemukan order pemodal.

Sementara itu ide pemungutan fee daripelaku pasar modal juga menjadi agendayang masih tertunda, padahaldirencanakan akan diterapkan pada awaltahun 2005 ini. Otoritas pasar modal Thai-land semenjak tahun 1991 telahmengenakan fee sebesar 0,02 persensampai dengan 0,08 persen dari nilaiemisi dan menerima 50 juta Baht pertahundari Bursa Efek Thailand. Apabila otoritaspasar modal Indonesia mengenakan feemaka sudah terkumpul penerimaan negaraRp. 236,28 miliar yang bersumber daripengenaan fee 0,08 persen terhadap Rp.295,35 triliun nilai emisi tahun 1996sampai dengan 2004. Belum lagikontribusi dari SROs dan lisensi fee dariPerusahaan Efek, Wakil PerusahaanEfek, profesi, dan lembaga penunjangpasar modal dan sanksi denda.BAPEPAM sampai dengan akhir Septem-ber 2005 mengatur dan mengawasi 19.281pihak diantaranya 5 SROs, 17.051 orangWakil Perusahaan Efek, 170 Perusahaan

Efek dan 2055 lembaga profesi danpenunjang pasar modal. Belum termasuk511 Emiten atau perusahaan publik dan322 Reksa Dana. Sejak Oktober 2002menurut Undang-Undang nomor 24tentang Surat Utang Negara BAPEPAMdiberi tugas mengatur dan mengawasiperdagangan Surat Utang Negara.Terakhir sesuai Undang-Undang nomor33 tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah BAPEPAM jugamengatur dan mengawasi PenawaranUmum Obligasi Daerah. Sangat pantasBAPEPAM disediakan anggaran yangmemadai seperti yang telah diamanatkanUndang-Undang Pasar Modal.

Agenda lain yang ramai dibicarakanadalah perjalanan pembentukan OtoritasJasa Keuangan (OJK) yang diwarnai tarikulur berbagai kepentingan yangmerepresentasikan dinamika politik dinegeri ini. Semula menurut Undang-undang Bank Indonesia, OJK akanterbentuk selambat-lambatnya padatanggal 31 Desember 2002. Tetapidisepakati OJK terbentuk paling lambattahun 2010. Bahkan Menteri Keuanganakan menjadikan OJK sebagai sistempengawasan dan pengaturan lembagakeuangan dalam satu atap secaraindependen, konsisten tanpadiskriminasi. Sebagai langkah awalberdirinya OJK, Presiden telahmenyetujui penggabungan DirektoratJenderal Lembaga Keuangan (DJLK) danBadan Pengawas Pasar Modal(BAPEPAM).

Aspek Likuiditas

Menurut data Bursa Efek Jakarta(BEJ) dari akhir tahun 2004 sampaitriwulan pertama tahun 2005 masihterdapat 61,6 persen atau 207 Emitenyang sahamnya tercatat di papanpengembangan. Bahkan dalam triwulanpertama tahun ini dari 310 Emiten yanglisted di BEJ, hampir 9 persen atau 29Emiten yang sahamnya tidakditransaksikan dan 54,5 persenditransaksikan dengan frekuensi lebihkecil dari 0,1 persen dari total frekuensiperdagangan. Sebelumnya dari Agustus2001 sampai dengan Agustus 2003,hampir setiap bulan kurang lebih 12,34persen saham tidak ditransaksikan danhampir 66 persen saham di BEJ atau 200Emiten lebih yang sahamnyaditransaksikan lebih kecil dari 0,1 persendari total frekuensi perdagangan.Kemudian ketika pemilihan 3 Emiten

Page 9: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

ARTIKELARTIKELARTIKELARTIKELARTIKEL

9

peraih top performing listed companies tahun2005 versi majalah investor 233 Emitenatau 70,61 persen tereliminasi karena tidakmemenuhi persyaratan keaktifantransaksi dan pemegang saham kurangdari 300 pihak.

Bagi pemodal yang memiliki sahamjenis ini kehilangan pintu keluar dari BEJ.Mereka kesulitan menjual kembali padaharga wajar. Saham yang mereka pegangtergolong saham tidak likuid atau seringdisebut saham tidur. Banyak faktor yangmenyebabkan saham menjadi tidaklikuid. Bisa disebabkan frekuensiperdagangan sangat sedikit sebagai akibatminimnya jumlah pemegang sahamtersebut. Dan juga dikarenakan sahamyang tersedia diperdagangkan sedikit (freef loat). Atau juga informasi mengenaiEmiten saham tersebut sangat minim danpersepsi negatif riwayat perusahaan.Saham tidak likuid lebih cenderung akanditransaksikan apabila pelaku pasarmemiliki “informasi lebih” atas sahamtersebut. Likuiditas saham sangatberkaitan dengan tempat dimana sahamitu diperdagangkan. Pasar disebut likuidjika saham yang dicatatkan gampang dijualdan dibeli pada harga pasar yang berlaku.Atau dimungkinkan menjual dalam vol-ume besar secara cepat tanpamempengaruhi harga secara signifikan.

Penyebab lain adanya saham tidurdisebabkan sarana perdagangan itu sendiriseperti continous auction di BEJ. Terjadimismatch antara ketersediaan pembeli danpenjual pada periode tertentu pada sahamtertentu. Saham tidur ini dikhawatirkanmenjadi “virus” dan mengancamkeuangan pemodal yang kebetulanterlanjur memiliki saham ini dalamjumlah besar. Bursa Efek yang masihmemiliki banyak saham tidur dianggapbelum mencapai maksud dan tujuan daripendiriannya. Adalah tugas Bursa Efeksebagai secondary market yangmenyediakan likuiditas saham, sebagaisarana tabungan jangka pendek, dansekaligus perantara bagi perusahaanpencari modal jangka panjang. TargetBEJ menambah pemodal menjadi 2 jutaandalam 3 tahun ke depan akan sulit dicapaijika aspek likuiditas ini terabaikan.

Pemodal menjadi frustasi karena bro-ker sudah enggan meneruskan pesanannasabah atas saham tidur tersebut. Agardapat terjual kadang-kadang brokermembuat harga sendiri. Bursa Efek yangmenganut market maker ada kewajibanmenampilkan harga beli dan jual. Selisihharga beli dan jual menjadi kompensasiinventory risk yang ditanggung marketmaker.

Berikut ini beberapa upaya yang dapatdipertimbangkan untuk mengatasi aspeklikuiditas. Yang pertama, menyediakansarana perdagangan alternatif. Dengankemajuan teknologi sangat dimungkinkanmenyediakan call auction versi elektronik

seperti yang dilakukan beberapa BursaEfek luar negeri. Sistem ini agak miripdengan pra pembukaan di BEJ. Dengancall auction volatilitas harga berkurang danpasar terbuka lebar bagi setiap pemodal.Disini terjadi pencarian harga (price dis-covery) secara efisien sehingga hargatunggal atas suatu saham menjadi nilaikonsensus yang lebih merefleksikankeinginan pelaku pasar. Kelebihan lainadalah memberikan suasana perdaganganyang termonitor dan pemodal akan lebihterkonsentrasi pada saham-sahamtertentu. Dengan call aution waktuperdagangan dapat dimulai dari jam 10pagi sampai dengan 3 sore. Kemudiandialokasikan selama 30 menit untukpencarian harga (price discovery). Setelahitu jam 3.30 sore ditentukan hargakonsensus. Untuk tahap awal saham-saham dari kelompok perdagangan jasadan investasi dapat diperdagangkandengan sistem ini. Selanjutnya saham laindapat diikutsertakan sesuai dengan freef loat dan riwayat keuangan Emiten.Penggunaan sarana perdagangan initergantung pada kemauan BEJ danBAPEPAM. Pendapatan BEJ dari feetransaksi dalam jangka pendek akanberkurang.

Yang kedua, memperlonggarpersyaratan saham yang dapat dijadikansaham induk (underlying) Kontrak OpsiSaham (KOS). Menurut BEJ saham yangmemenuhi syarat likuiditas sepertifrekuensi, volatilitas, dan kapitalisasipasar tertentu dapat menjadi saham indukKOS. BEJ khawatir saham tidak likuidmenjadi sasaran manipulasi. Harga sahamtidak likuid dapat diatur agar KOS posisiout the money atau at the money menjadi inthe money.

Yang menjadi pertanyaan apakahkarena saham kurang likuid yang dapat“diatur” tidak boleh menjadi sahaminduk? Padahal KOS itu sendiri adalahupaya pertaruhan dengan volatilitas.Sepanjang suatu saham juga volatile, makadapat dipertimbangkan menjadi sahaminduk. Karena membeli saham kuranglikuid itu mahal, maka pelaku pasar akanbersedia bertaruh atas fluktuasi harga danmereka akan masuk ke pasar KOS. Halini sejalan dengan tujuan KOS yaitumenggiring pemodal spekulator masukpasar KOS. Karena ada unsur premiumdan proses pencarian harga (price discov-ery) yang merefleksikan persepsi pasarmaka saham kurang likuid dapat menjadilikuid.

Yang ketiga, penyelesaian transaksiKOS tidak harus dengan cash settlementseperti yang disyaratkan BEJ sekarang ini.Dengan cash settlement juga dimungkinkanpenjual (writer) dapat menjual sebanyak-banyaknya KOS tanpa menyerahkansaham. Semakin banyak KOS yang dijualmaka resiko bawaannya juga semakinmeningkat. Situasi ini dapat memancing

pembeli atau penjual KOS memainkanharga untuk mengamankan posisinya.Untuk itu BEJ perlu mempertimbangkanpenyelesaian KOS tidak harus dengan cashtetapi juga dengan delivery. Yang perludiperhatikan BEJ menetapkan KOS yangberedar dengan underlying saham kuranglikuid tersebut tidak melebihi rata-ratavolume transaksi saham tersebut dalamperiode tertentu. Misalnya saham XYZdengan free float 1,5 miliar saham, makaKOS XYZ hanya diterbitkan dengan un-derlying kurang dari free float (1,5 miliarsaham).

Akses informasi transaksi

Informasi asimetris ada di pasarmodal manapun. Bagi pemodal yangmemiliki sedikit informasi mendapatkanpetunjuk dari informasi yang tersedia diwilayah publik. Pasar non reguler yangada di BEJ seperti pasar tunai, pasarnegosiasi, dan pasar tutup sendirimengandung informasi berharga bagipelaku pasar. Karena pasar ini merupakannegosiasi langsung dua pihak tanpamemperhatikan prioritas pihak-pihaklain, seperti prioritas waktu, maka hargayang terbentuk tidak mencerminkansemua kekuatan pasar saat itu. Tercatatdi BEJ selama tahun 2004 dari total vol-ume perdagangan 76.834.317.217 sahamatau 22,94 persen adalah transaksi nonreguler. Sisanya 77,06 persen atau334.934.023.000 saham adalah transaksireguler. Dari 22,94 persen tersebutsebanyak 56.497.349.432 saham atau73,5 persen adalah tutup sendiri. Danselama triwulan pertama 2005 nilaitransaksi tutup sendiri mencapai Rp. 34,7triliun atau 35,08 persen dari total nilaitransaksi reguler. Pada pasar modal luarnegeri seperti New York Stock Exchange(NYSE) menyediakan 4 sesi untuktransaksi jenis ini. Kenapa saham yangmemiliki hak dan kewajiban yang persissama memiliki harga yang jauh berbedapada saat yang sama? dan sejauh manatransaksi tersebut berguna bagi pemodal?Transaksi ini umumnya melibatkanpemodal institusi/besar dengan berbagaicara dan teori untuk keuntunganpribadinya. Mereka menggunakan publicinformation dan non public informationuntuk menghargai suatu saham. Merekabisa saja sudah menerima atau memiliki“informasi lebih” dari beberapa publikasiperusahaan atau dari pertemuan denganpara analis saham. Informasi tersebutmungkin tidak diperoleh pemodal lain.Kalaupun ada tidak semua pemodalmemiliki keahlian menilai informasitersebut. Pemodal A berdasarkaninformasi yang dimilikinya menganggapsaham ABC sangat menarik. Volumeperdagangan saham ABC meningkatmenjadi 5 juta saham yang sebelumnyahanya rata-rata 2 juta saham selama enambulan terakhir. Pemodal lain mengalamikesulitan menginterpretasikan kenaikan

Page 10: Warta Des05 Full

1 0 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

A R T I K E LA R T I K E LA R T I K E LA R T I K E LA R T I K E L

Kharakteristik Investor danKharakteristik Investor danKharakteristik Investor danKharakteristik Investor danKharakteristik Investor danIndustri Reksa DanaIndustri Reksa DanaIndustri Reksa DanaIndustri Reksa DanaIndustri Reksa Dana

oleh : Bayu DKoleh : Bayu DKoleh : Bayu DKoleh : Bayu DKoleh : Bayu DK

High Risk High Return, No Risk No Return!Ini adalah prinsip utama dalam manajemenkeuangan yang ternyata masih belum dipahamioleh mayoritas investor Indonesia. Karakter in-vestor Indonesia kurang suka terhadap risikotetapi masih menginginkan imbal hasil yangtinggi, suatu hal yang tidak masuk akal.

Sesuai dengan karakter investor Indonesia,instrumen investasi yang paling diminati adalahinstrumen investasi yang rendah risiko sepertideposito dan Surat Utang Negara. Reksa Danasebagai instrumen yang dipersepsikanmasyarakat identik dengan deposito jugamengalami booming mulai tahun 2000 sampaiawal 2005 karena menawarkan imbal hasil yangjauh lebih tinggi. Lagi-lagi sesuai dengankarakter investor Indonesia yang sangat sukadengan kepastian (lawan dari risiko), porsiterbesar dari Reksa Dana yang tumbuh adalahReksa Dana Pendapatan Tetap yang mencapaisekitar 80% dari seluruh NAB Reksa Dana.Reksa Dana Pendapatan Tetap ini adalah ReksaDana yang menginvestasikan dananya padaEfek bersifat hutang tetapi pada kenyataannyasebagian besar ditempatkan pada obligasi, baikSUN maupun obligasi korporasi sehingga bisamemberikan imbal hasil dengan jumlah yangtetap dan periodik sesuai dengan jadwalpembayaran bunga obligasi dari para penerbitobligasi.

Sebenarnya instrumen Reksa DanaPendapatan Tetap ini sangat berbeda dengandeposito dikarenakan obligasi sebagai underly-ing aset nilainya sangat peka terhadap perubahansuku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naikmaka harga obligasi akan turun, sebaliknya jikasuku bunga pasar turun maka harga obligasi akannaik. Ironisnya hal ini tidak banyak diketahuidan dipahami oleh para investor Reksa Danaatau malahan mereka seperti yang disinyaliroleh Komisi IX DPR, banyak dibodohi olehpara agen penjual Reksa Dana yang mengatakanReksa Dana Pendapatan Tetap sama dengandeposito yang nilainya akan selalu stabil.

Ketika tren suku bunga Sertifikat Bank In-donesia (SBI) mulai awal tahun 2005mempunyai kecenderungan naik mengikutitren kenaikan suku bunga the Fed, kenaikanharga minyak dunia serta inflasi, maka petakadi industri Reksa Dana pun dimulai. InvestorReksa Dana yang panik melihat NAB ReksaDana-nya turun drastis segera berbondong-bondong mencairkan rekeningnya. Akibat rushini Manajer Investasi kesulitan likuiditassehingga menjual portofolio obligasi merekasecara obral di tengah pasar obligasi yang sedanglesu sehingga banyak obligasi terjual denganharga dibawah nilai nominalnya. NAB Reksa

Dana pun semakin tergerus bahkan beberapatelah melewati harga pembelian investor. In-vestor yang semula hanya berniatmemindahkan investasi mereka dari ReksaDana ke deposito yang mulai menawarkanimbal hasil lebih tinggi menjadi lebih panikdan lebih ingin mencairkan rekening merekauntuk meminimalisasi kerugian yangdideritanya. NAB Reksa Dana pun turunsecara fantastis dari Rp. 110 trilliun padapertengahan bulan Februari 2005 menjadihanya sebesar Rp. 34,5 trilliun dalam waktuhanya enam bulan (E-monitoring Reksa DanaBAPEPAM 2005).

Sebenarnya penurunan NAB akibatperubahan suku bunga adalah hal yang biasa,seharusnya investor lebih tenang dan barumulai mencairkan rekeningnya ketikakondisi pasar membaik. Walaupun dalamkeadaan seperti itu para investor juga tidakbisa mutlak disalahkan karena jika investorlain mulai mencairkan rekeningnyasedangkan dia terlambat mencairkan makadia akan mengalami kerugian yang terbesar.

Usaha bersama para pelaku pasar modalselama ini untuk memajukan industri ReksaDana hampir dapat dikatakan hancur dalamwaktu singkat. Hal ini berpangkal padakurang berhasilnya sosialisasi danpendidikan kepada para investor, bahkan jugaberasal dari ketidaktahuan Agen PenjualReksa Dana ketika menjelaskan detailproduk-produk Reksa Dana yang merekatawarkan.

Untuk menyelamatkan Reksa Dana darikehancuran, beberapa Manajer Investasimenawarkan konversi Reksa Dananasabahnya ke dalam Reksa DanaTerproteksi. Sekilas dari namanya ReksaDana ini sesuai dengan karakter investor In-donesia yang sangat mendewakan “kepastiandan keamanan”. Reksa Dana Terproteksisebenarnya adalah Reksa Dana yangmemberikan proteksi atas nilai investasi awalinvestor melalui mekanisme pengelolaanportofolio. Manajer Investasi selanjutnyaakan menginvestasikan dana nasabah padaefek bersifat utang yang masuk kedalamkategori layak investasi (ratingnya BBBkeatas).

Cara kerja Reksa Dana Terproteksi dalampraktik lazim di pasar modal yang telah majuadalah Manajer Investasi akanmenginvestasikan sebagian dana nasabahpada zero coupon bond sebagai alat proteksinilai. Zero coupon bond adalah obligasi tanpabunga sehingga sebagai kompensasinyaobligasi ini akan dijual dengan harga diskon.

volume tersebut jika tidakmemiliki informasi pasar nonreguler. Seandainya brokermelapor kepada Bursa Efekbahwa pemodal A telah membeli3 juta saham ABC, maka pemodallain dapat menggunakaninformasi ini untuk menghargaisaham ABC. Kemudian pemodalA kembali berinisiatif membelisaham ABC setelah memiliki 3juta saham, maka pemodal laindapat mempertimbangkan hal itusebagai sinyal positif. Logikapasar juga akan berlaku apabilapemodal A menjual saham ABC.Sampai saat ini BEJ tidakmenyatakan bahwa transaksijenis ini akan tersedia bagipemodal. Informasi transaksitersebut akan berguna sekalipuntersedia setelah sesi perdagangantutup. BEJ dapat memintaanggotanya untuk menyediakaninformasi transaksi ini kepadapublik. Volume, nama pembeli,dan penjual akan menjadiinformasi berharga bagi pemodalyang tidak mempunyai banyakinformasi di pasar. Bila pemodaldiberikan “signal” melalui datainformasi transaksi makaefisiensi harga semakinmeningkat. Dan menjadibermanfaat bagi pemodal karenaperhitungan IHSG BEJ belumberdasarkan saham yang tersediadiperdagangkan (free float shares)pada hari itu.

Informasi penting lain adalahtransaksi yang dilakukandirektur atau komisaris Emitendan pihak yang memiliki 5%(lima perseratus) atau lebihsaham. Menurut peraturantransaksi mereka wajibdilaporkan kepada BAPEPAMselambat-lambatnya dalamwaktu 10 (sepuluh) hari sejakterjadinya transaksi. Sayangnyainformasi transaksi ini masihsangat terbatas dan tidak dapatdiakses secara cepat olehpemodal. Pemodal meyakinimereka sebagai orang dalamEmiten dianggap mengetahuilebih banyak mengenai prospekusaha Emiten dibanding denganpihak lain. Meskipun pemodaltidak memperoleh informasiverbal dari mereka tetapi mini-mal dapat diamati dari perilakutransaksinya. Untuk itu otoritaspasar modal perlu menyediakaninformasi tersebut secara meratadan mempertimbangkan untukmempercepat waktu pelaporandari 10 hari menjadiselambatnya-lambatnya 2 harisetelah terjadi transaksi. (Basri)

Page 11: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5 11

S T A T I S T I KS T A T I S T I KS T A T I S T I KS T A T I S T I KS T A T I S T I K

PPPPPerkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Pasarasarasarasarasar Modal Indonesia Modal Indonesia Modal Indonesia Modal Indonesia Modal Indonesiabulan Desember 2005bulan Desember 2005bulan Desember 2005bulan Desember 2005bulan Desember 2005

Misalnya jika ada zero coupon bond bernilainominal Rp. 1 milyar berjangka waktu 3tahun ditawarkan dengan diskon 30%, makaini berarti bahwa untuk memperoleh obligasitersebut investor hanya perlu mengeluarkanRp. 700 juta dengan memperolehpembayaran di akhir periode obligasi sebesarnilai nominal yaitu sebesar Rp. 1 milyar.Dalam kasus Reksa Dana Terproteksi , jikaManajer Investasi Reksa Dana Terproteksimengelola dana sebesar Rp. 100 milyar makadia akan menaruh dananya sebesar Rp. 70milyar (70%) ke dalam zero coupon bond yangberdiskon 30% sebagai proteksi atas nilaiinvestasi awal para nasabahnya. Kemudiansisa dana sebesar Rp. 30 milyar (30%) akandiinvestasikan dalam instrumen pasar modalberisiko tinggi seperti opsi saham, saham,warrant, hedge fund, dan lain sebagainya.Jikapun terjadi skenario terburuk yaitu danayang diinvestasikan dalam aset berisiko tinggiini benar-benar habis, investor masih bisamengambil pokok investasinya karena telahdiproteksi oleh zero coupon bond tadi.

Sayangnya di Indonesia zero coupon bondini belum banyak tersedia, sebagai gantinyaManajer Investasi menginvestasikan dananasabah ke dalam aset SUN dan obligasikorporasi berperingkat tinggi. Selain ituinstrumen pasar modal berisiko tinggi sepertioption, hedge fund, dan warrant juga belumberkembang dengan baik. Menurut hematpenulis Reksa Dana Terproteksi tidak akandapat berfungsi secara optimal dalam kondisipasar modal Indonesia saat ini. Tetapi pal-ing tidak Reksa Dana penyelamatan inimenurut Direktur Utama Trimegah Securi-ties Rosinu diharapkan mampu membendungredemption Reksa Dana dikarenakan denganscheme Reksa Dana Terproteksi, nasabahdiminta disiplin menunggu jatuh tempo.

Hal penting yang perlu diperhatikandalam pengelolaan Reksa Dana Terproteksiini adalah jangan ada kebohongan lagiterhadap para nasabah. Nasabah harusdijelaskan dan dipahamkan tentangkarakteristik Reksa Dana ini serta segala hakdan kewajiban nasabah dan pengelola ReksaDana secara terbuka dan transparan.Dikarenakan walaupun dikatakan dananasabah telah diproteksi, tetapi sebenarnyadana nasabah tersebut tidak benar-benarterproteksi. Nasabah Reksa DanaTerproteksi masih harus menanggungberbagai macam risiko investasi di pasarmodal seperti risiko gagal bayar penerbitobligasi pada saat pembayaran bungamaupun pelunasan obligasi-obligasi yangdijadikan underlying aset Reksa DanaTerproteksi. Dengan adanya risiko-risikotersebut, Manajer Investasi dituntut untukmengelola dana nasabah secara hati-hati (pru-dent) untuk jangan sampai nasabah dirugikanpada waktu mereka mencairkan rekeningnya.Jika sampai kepercayaan sisa-sisa nasabahReksa Dana ini tidak bisa dipertahankan sertaekspektasi mereka tidak teRp.enuhi, makalayaklah kita harus segera mengucapkan“selamat jalan industri ReksaDana!!!”.(Bayu)

Investasi. Sebagaimana telah dikemukan Ketua BAPEPAM di media bahwa keempatMI tersebut melanggar peraturan berkaitan dengan batas toleransi harga referensi.Dimana dari empat MI yang diperiksa satu Manajer Investasi yang dinilai melakukanpelanggaran berat itu diketahui berpuluh-puluh kali melakukan pelanggaran hargareferensi dalam valuasi portofolio mereka, satu MI agak berat dan dua MImelakukan pelanggaran ringan. Dan proses pemberian sanksi sedang dalampembahasan lebih lanjut dengan biro terkait.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan Reksa Dana yangmasih terbilang muda ini perlu mendapatkan perhatian baik dari sisi peraturanmaupun dari pelaku itu sendiri dan investor yang menanamkan dananya di ReksaDana. Transparansi prosedur investasi, pengelolaan, dan transaksi serta pengawasanperlu ditingkatkan. Redemption secara besar-besaran tidak perlu terjadi apabilakenaikan suku bunga dapat diukur, harga obligasi relatif stabil, dan pengetahuanyang cukup bagi para nasabah dalam menempatkan portofolionya serta perananagen penjual dalam memasarkan produk Reksa Dana dilakukan secara proporsional.Investor dan Agen Penjual Reksa Dana harus ditingkatkan edukasinya dalammemahami produk Reksa Dana. Namun redemption merupakan pembelajaran yangberharga dan perlu dicarikan solusi yang dapat memberikan dampak yang baiksecara berkesinambungan. (riried)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

perkembangan RD...........

Pada dua minggu pertama di bulanterakhir di tahun 2005 Indeks HargaSaham Gabungan di Bursa Efek Jakartarelatif berfluktuasi dan cenderungmenurun. Hal ini dikarenakan adanya aksiprofit taking dan window dressing atassejumlah saham unggulan oleh para pelakupasar guna mengantisipasi kondisi dipenutupan tahun 2005.

Perdagangan saham pekan pertamabulan Desember 2005, Indeks HargaSaham Gabungan di Bursa Efek Jakarta(BEJ) relatif cenderung meningkat. Indeksditutup pada level 1.160,068 atau naik40,651 poin (3,63%) dibandingkan akhirminggu sebelumnya yang mencapai level1.119,417. Pada awal bulan penguatanindeks antara lain didorong oleh aksi belipemodal yang dipicu oleh adanya sentimenpositif pasar atas perekonomian Indone-sia yang diperkirakan akan kembalimembaik berkenaan dengan adanyakebijakan Presiden yang melakukan re-shuffle kabinetnya. Jajaran kabinet yangbaru dinilai para pelaku pasar dianggap

akan mampu dan lebih baikkinerjanya untuk mengatasi kondisiperekonomian Indonesia.Perdagangan di bursa jugadipengaruhi oleh membaiknya hargasaham PT Telkom dan PT Indosatsetelah Fitch Rating menyatakanpertumbuhan permintaan akantelepon selular di dalam negeri akan

terus berlanjut sampai dengan tahun2007. Faktor lainnya yang turutmemicu maraknya perdagangansaham di bursa adalah munculnyaspekulasi akan segera diumumkannyareshuffle kabinet oleh Presiden seiringdengan akan adanya pertemuan antaraPresiden dan Wakil Presiden diYogyakarta.

Peningkatan indeks terusberlanjut, berkenaan dengan sikappositif pemodal atas naiknya tingkatsuku bunga oleh Bank Indonesia yangrelatif lebih rendah dari yangdiperkirakan oleh pasar. Bank Indo-nesia menaikkan kembali tingkat

Page 12: Warta Des05 Full

1 2 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

STATISTIKSTATISTIKSTATISTIKSTATISTIKSTATISTIK

suku bunga untuk jangka waktu 1 bulan menjadi12,75%. Disamping itu, nilai tukar rupiah juga relatifmenguat seiring dengan munculnya optimisme parapemodal atas adanya jajaran menteri baru.Menguatnya nilai tukar rupiah juga akan mengurangibeban utang luar negeri dan biaya impor bahan baku.

Pada penutupan minggu pertama, indeks kembalimenguat 1,749 poin (0,15%) ke posisi 1.160,068.Kenaikan indeks antara lain didorong olehmembaiknya harga saham PT Aneka Tambangsetelah adanya laporan dari Merril Lynch & Co yangmenaikkan forecast atas tingginya harga emas dunia.Sementara nilai rata-rata perdagangan saham per haridi BEJ pada minggu ini Rp. 1.457,52 miliar, naik29,02% dibandingkan minggu sebelumnya Rp.1.129,71 miliar. Sementara itu, proporsiperdagangan lebih didominasi oleh pemodal

domestik yang mencapai 65,02% dibandingkan dengan pemodal asing 34,98% dari total perdagangan saham. Pemodal asing lebihbanyak melakukan pembelian, terlihat dari total posisi beli yang lebih besar daripada posisi jualnya sehingga terjadi aliran danamasuk sekitar Rp. 1.016,28 miliar.

Pada pekan kedua Desember 2005, Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ relatif cenderung menurun. Indeks ditutup padalevel 1.143,426 atau turun 16,642 poin (1,43%) dibandingkan akhir minggu sebelumnya yang mencapai level 1.160,068. Padaperdagangan saham hari pertama indeks mengalami peningkatan 14,939 poin (1,29%) ke posisi 1.175,007. Peningkatan ini antaralain didorong oleh adanya pernyataan dari menteri perdagangan bahwa Bank Indonesia akan dapat mengurangi tingkat suku bungadalam semester pertama tahun 2006 karena inflasi juga diperkirakan akan mengalami penurunan. Turunnya tingkat suku bungadiharapkan dapat membantu perbankanmengurangi peningkatan non-performing loan(NPL) dan cost of fund sehingga mendorongaksi beli pemodal atas saham-saham sektorperbankan.

Faktor lainnya yang turut memicumenguatnya indeks adalah adanya aksi beliatas saham PT Telkom seiring dengan adanyapeningkatan debt rating perusahaannya olehStandard & Poor’s. PT Telekomunikasi Selularsebagai unit bisnis PT Telkom yang menanganimobile-phone dinaikkan ratingnya sebanyak 2level menjadi BB+ dari sebelumnya B+. Denganadanya peningkatan rat- ing akan memberikanmanfaat bagi PT Telkom dimana PT Telkommendapat tingkat bunga yang rendah bila inginmeminjam ke pihak ketiga sehingga akanberdampak pada menurunnya biayamodal.

Namun pada akhir perdagangan saham pekan kedua bulan Desember, pergerakan indeks cenderung mengalami penurunan. Halini didorong oleh adanya aksi jual atas saham-saham berkapitalisasi besar terjadi berkenaan dengan adanya pernyataan dari BankIndonesia bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kuartal keempat tahun 2005 ini akan melambat. Pertumbuhan ekonomiIndonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 4% - 4.5% sejalan dengan adanya peningkatan harga minyak, tingginya inflasi dantingkat suku bunga.

Nilai rata-rata perdagangan saham perhari di BEJpada minggu kedua adalah sebesar Rp. 1.221,48miliar, turun 16,20% dibandingkan minggusebelumnya Rp. 1.457,52 miliar. Sementara itu,proporsi perdagangan lebih didominasi oleh pemodaldomestik yang mencapai 72,01% dibandingkandengan pemodal asing 27,99% dari total perdagangansaham. Pemodal asing lebih banyak melakukanpembelian, terlihat dari total posisi beli yang lebihbesar daripada posisi jualnya sehingga terjadi alirandana masuk sekitar Rp. 96,43 miliar.

Sementara itu, indeks di bursa regional ditutupbervariasi, indeks Singapura naik 25,28 poin atau1,10% ke posisi 2.325,53, indeks Thailand naik 23,42poin (3,51%) menjadi 691,17, sementara indeksPhilipina melemah 52,18 poin (2,49%) menjadi2.047,56. dan indeks Malaysia ditutup pada level893,37 atau turun 2,76 poin (0,31%) dari bulansebelumnya sebesar 896,13. (Riset)

Page 13: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5 13

S T A T I S T I KS T A T I S T I KS T A T I S T I KS T A T I S T I KS T A T I S T I K

Akhir Obligasi Nilai Hari Rata-rata Periode Outstanding (Rp. M) Bursa per hari

(Rp. M) (Rp. M)2005 Jan 399.304,2 20.270,6 20 1.013,5

Peb 428.227,3 9.939,9 18 552,2Mar 408.236,4 10.896,9 21 518,9Apr 408.236,4 14.705,4 20 735,3Mei 400.187,0 8.927,9 20 446,4Jun 417.825,7 11.888,0 22 540,4Jul 404.985,1 8.277,7 21 394,2Ags 404.985,1 7.478,0 22 339,9Sept 406.545,1 15.341,4 21 730,5Okt 405.466,1 7.354,0 21 350,2Nov 401.416,3 896,8 17 52,7Des 386.563,2 488,4 12 40,7

Nilai Perdagangan (Rp. milyar) :Periode Total Indonesia ^ % Asing ̂ %

2004 247.006,9 145.651,8 58,97 101.355,2 41,032005Jan 35.213,8 22.415,8 63,66 12.798,0 36,34Peb 29.313,9 18.685,2 63,74 10.628,7 36,26Mar 70.170,9 39.956,4 56,94 30.214,5 43,06Apr 28.042,8 17.475,5 62,32 10.567,3 37,68Mei 53.933,6 29.944,7 55,52 23.988,9 44,48Jun 25.752,1 16.371,7 63,57 9.380,4 36,43Jul 28.174,9 17.385,7 61,71 10.789,1 38,29Ags 35.793,0 22.899,5 63,98 12.893,5 36,02Sept 31.197,5 15.744,8 50,47 15.452,8 49,53Okt 26.687,1 15.078,2 56,50 11.609,0 43,50Nov 16.056,1 9.277,8 57,78 6.778,3 42,22Des 15.898,3 10.922,3 68,70 4.975,9 31,30

Transaksi Pemodal Domestik dan Asing terhadap Total Perdagangan

Nilai Kapitalisasi Pasar

Obligasi Pemerintah RI / SUN Obligasi KorporasiPerdagangan Obligasi

BURSA EFEK JAKARTA BURSA EFEK SURABAYA

Akhir Obligasi Nilai Hari Rata-rata Periode Outstanding (Rp. M) Bursa per hari

(Rp. M) (Rp. M)2005 Jan 61.800,2 3.346,5 20 165,7

Peb 62.700,2 1.062,0 18 82,5Mar 62.950,2 1.297,3 21 68,8Apr 63.600,2 3.111,3 20 155,6Mei 62.327,1 1.394,0 20 69,7Jun 62.924,1 23.528,4 22 1.069,5Jul 65.524,1 1.328,1 21 63,2Ags 63.770,9 1.666,0 22 75,7Sept 63.570,9 3.424,5 21 163,1Okt 63.295,9 3.517,5 21 167,5Nov 63.230,9 1.025,9 17 60,4Des 63.230,9 987,8 12 82,3

November - Desember 2005

Bursa + / - 30-11-05 16-12-05 ^ %

JSX + 46,76 1.096,64 1.143,4 + 4,26SSX + 26,19 581,01 607,2 + 4,51STI + 25,25 2.300,25 2.325,5 + 1,10KLSE - 2,83 896,13 893,3 - 0,31SETI + 23,35 667,75 691,1 + 3,50PSE - 52,24 2.099,74 2.047,5 - 2,49

Bursa + / - 31-11-05 16-12-05 ^ %

KOSPI + 23,6 1.297,44 1.321,04 + 1,82HSI + 92,7 14.937,14 15.029,81 + 0,62N 225 + 300,9 14.872,15 15.173,07 + 2,02TWSE + 343,0 6.203,47 6.546,50 + 5,53DJIA + 69,7 10.805,87 10.875,59 + 0,64FTSE + 108,4 5.423,20 5.531,60 + 2,00ASX + 7,3 4.583,60 4.590,90 + 0,16

Volume Perdagangan (juta saham) :Periode Total Indonesia ^ % Asing ^ %

2004 411.768,3 330.746,9 80,32 81.021,3 19,682005Jan 50.924,1 38.073,5 74,77 12.850,6 25,23Peb 35.042,0 26.610,4 75,94 8.431,6 24,06Mar 62.671,5 49.979,6 79,75 12.691,9 20,25Apr 28.099,0 22.271,5 79,26 5.827,5 20,74Mei 26.779,2 19.477,2 72,73 7.302,0 27,27Jun 26.603,7 20.433,4 76,81 6.170,3 23,19Jul 34.809,3 27.143,9 77,98 7.665,4 22,02Ags 43.083,9 35.328,9 82,00 7.755,0 18,00Sept 26.986,6 18.721,2 69,37 8.265,4 30,63Okt 26.453,3 19.292,1 72,93 7.161,1 27,07Nov 14.934,4 10.286,2 68,88 4.648,2 31,12Des 15.683,0 12.985,4 82,80 2.597,5 17,20

Indeks Bursa Dunia

Akhir Jumlah Jumlah Nilai ^% Jumlah Jumlah Nilai ̂ %Periode Emiten (saham) (Rp. M) Emiten (saham) (Rp. M)2004 331 656.447.198.554 679.949,1 47,7 205 526.051.067.558 605.390,2 49,52005 Januari 331 657.052.813.692 710.369,8 4,5 205 530.132.935.989 630.638,2 4,2

Pebruari 331 659.504.478.061 731.363,6 3,0 205 530.221.563.920 644.844,5 2,3Maret 330 624.537.226.229 735.807,1 0,6 205 491.510.257.367 642.175,9 ( 0,4)April 330 624.761.983.897 701.827,2 ( 4,6) 205 492.732.935.805 556.348,6 (13,4)Mei 330 629.301.652.690 740.299,2 5,5 205 512.811.375.534 653.321,1 17,4Juni 333 660.929.341.633 765.810,8 3,5 208 521.582.672.746 671.206,4 2,7Juli 334 685.982.254.900 805.449,2 5,2 208 523.438.482.941 710.433,7 5,8Agustus 334 687.599.579.581 721,223,1 ( 10,5) 208 523.251.231.585 629.173,8 ( 11,4)September 336 699.828.581.627 757.452,4 5,0 207 528.380.090.022 647.231,4 2,9Oktober 335 707.742.467.891 740.689,8 ( 2,2) 207 528.360.745.087 628.320,9 ( 2,9)Nopember 335 707.949.489.138 758.380,0 2,4 207 528.424.642.614 652.362,4 3,8Desember 335 710.862.630.614 788.003,9 ( 1,3) 207 528.688.119.161 679.983,3 ( 1,3)

Page 14: Warta Des05 Full

1 4 W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

Akhir Jumlah Pemegang NAB Jumlah Saham/Unit Periode Reksa Dana Saham / U.P (Rp. juta) yang beredar

96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 J P M A M J J A S O

Perubahan Aset Reksa Dana

Kinerja Reksa Dana

Sumber : E-Monitoring

1996 25 2.441 2.782.322,5 2.942.232.210,5181997 77 20.234 4.916.604,8 6.007.373.758,5471998 81 15.482 2.992.171,4 3.680.892.097,2561999 81 24.127 4.974.105,0 4.349.952.950,8162000 94 39.487 5.515.954,1 5.006.049.769,6592001 108 51.723 8.003.769,8 7.303.771.880,3602002 131 125.820 46.613.833,2 41.665.523.049,2132003 186 171.712 69.477.719,8 60.020.745.572,8162004 246 299.063 104.037.824,6 84.700.701.702,7092005

Januari 250 314.442 110.130.237,1 90.462.181.500,134Pebruari 257 320.750 113.721.016,8 91.388.765.614,909Maret 272 346.618 105.382.373,8 82.706.198.519,840April 272 339.377 86.450.940,7 67.296.428.325,250Mei 279 335.283 84.930.128,4 64.961.787.457,380Juni 290 314.814 83.293.827,9 62.806.021.756,480Juli 292 321.396 78.926.526,4 58.957.959.365,684Agustus 303 323.945 65.682.746,8 49.460.623.826,140September 311 320.512 34.011.822,2 24.703.096.431,230Oktober 322 275.128 32.286.866,1 23.819.715.104,146November 325 n.a 30.750.428,4 22.335.423.465,530

Akhir NAB Perubahan NAB RD Dana AwalPeriode (Rp. T) (Rp. T) % Baru (Rp. M)

2002 46,61 38,61 482,4 29 510,482003 69,48 22,86 49,1 82 2.188,142004 104,04 34,56 49,7 70 782,072005

Jan 110,13 6,09 5,9 4 25,80Peb 113,72 3,59 3,3 7 125,90Mar 105,38 ( 8,34) (7,3) 15 246,50Apr 86,45 (18,93) (18,0) - -Mei 84,93 ( 1,52) ( 1,8) 7 327,33Jun 83,29 ( 1,64) ( 1,9) 12 1.079,64Jul 78,93 ( 4,24) ( 5,1) 3 215,52Ags 65,68 (13,37) (16,9) 11 79,50Sept 34,01 (31,67) (48,2) 6 43,60Okt 32,29 ( 1.67) ( 4,9) 15 1.030,98Nov 30,75 ( 1,59) ( 4,9) 3 -

Page 15: Warta Des05 Full

W a r t a BAPEPAM, E d i s i 12 / Desember 2 0 0 5

R A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W AR A G A M P E R I S T I W A

15

Seminar Obligasi Daerah

Bertempat di ruang Perusahaan Publik, Gedung 16 Lantai Lt. 3, pada tanggal 13 Desember 2005BAPEPAM telah menyelenggarakan seminar dengan mengambil tema “Obligasi Daerah, Peluang, dan

Tantangan”. Seminar yang dibuka oleh Sekretaris BAPEPAM, Wahyu Hidayat tersebut dihadiri oleh parapejabat dan pegawai BAPEPAM. Acara seminar tersebut menampilkan tiga orang pembicara, yaitu

MS Tumanggor, Kabag. Pengembangan Keterbukaan dan Tata Kelola Biro SAK, Nurhaida, Kabag. usahaAneka Industri Biro PKP-SR, dan Edwin Syahruzad, Direktur Danareksa Securities, serta moderator

Novira Indria Ningrum, Kasubag. Penelaahan Akuntansi Usaha Jasa Properti Biro PKP-SJ.

Seminar XBRL : Prespektif Baru Penyampaian LaporanKeuangan

Bertempat di Ruang Multi Fungsi Gedung Bursa Efek Jakarta, pada tanggal 6 Desember 2005 Tim AnalisisLaporan Keuangan Secara Elektronik BAPEPAM telah menyelenggarakan seminar tentang XBRL dengan

tema “Prespektif Baru Penyampaian Laporan Keuangan Secara Elektronik”. Seminar yang dihadiri sebanyak121 peserta undangan yang datang dari berbagai instansi, seperti : SRO, Bank Indonesia, DJLK, BPK, BPKP,

Depkominfo, PPATK, Himdasun, IAI, Akademisi (UI, ITB), Data Vendor, Emiten, dan Kantor AkuntanPublik tersebut menampilkan pembicara : Cornelis Poelman, Technical Advisor PriceWaterhouseCooper,Shunzo Kayanuma, Head of Overseas Relations Tokyo Stock Exchange, Benhard Sitohang, Dosen senior

Departemen Teknik Informatika ITB, dan Yuichiro Ichikawa dan Toshimitsu Suzuki, Fujitsu Limited Japan.

Page 16: Warta Des05 Full

umlah perusahaanyang memperoleh pernyataan efektif untukmenawarkan Saham danObligasi kepada publiksampai dengan tanggal 16Desember 2005, 511 emiten(76 emiten selain menawar-kan saham juga menerbit-

kan Obligasi), termasuk 7(tujuh) perusahaan publikyang tidak tercatat di bursadan emiten yang melakukanRight Issue (HMETD),dengan total nilai emisimeningkat 0,26% dari Rp.357,28 triliun pada bulansebelumnya menjadi Rp.358,21 triliun.

Jenis Jumlah Nilai Emisi Emiten (Rp. Tn)

IPO Saham 423 45,152Emisi II dst. - 0,483Right Issue - 219,743Pers. Publik 7 1,754Jumlah : 430 267,132

IPO Obligasi 147 38,048Emisi II dst. - 49,487Obl.Syari’ah 2 1,717Obl.Konversi 7 1,825Sek.Kredit 1 0,003Jumlah : 157 91,080

Total Emisi : 511 358,213

Obl. US $ 2 $ 105 Jt

s.d 16 Desember 2005

050

100150200250300350400

(Rp

Trili

un)

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05

Akhir Volume Nilai Hari Rata-rata per hariPeriode (Juta shm) (Rp. M) Bursa Volume Nilai

(Juta shm) (Rp. M)

2005Jan 492,3 403,9 20 24,6 20,2Peb 545,7 301,9 18 30,3 16,8Mar 471,8 177,8 21 22,5 8,5Apr 331,0 166,1 20 16,5 8,3Mei 3.148,3 722,5 20 157,4 36,1Jun 3.823,6 959,3 22 173,8 43,6Jul 1.539,5 352,9 21 73,3 16,8Ags 423,4 201,1 22 19,2 9,1Sept 1.314,9 342,7 21 62,6 16,3Okt 647,0 133,3 21 30,8 6,3Nop 1.069,7 353,3 17 62,9 20,8Des 854,1 749,6 12 71,2 62,5

BURSA EFEK JAKARTA BURSA EFEK SURABAYA

Kinerja Bursa Efek

Akhir Volume Nilai Hari Rata-rata per hari Periode (Juta shm) (Rp. M) Bursa Volume Nilai

(Juta shm) (Rp. M)

2005Jan 50.924,1 35.213,8 20 2.546,2 1.760,7Peb 36.475,3 30.814,5 18 2.026,4 1.711,9Mar 62.671,5 70.170,9 21 2.984,4 3.341,5Apr 28.099,0 28.042,8 20 1.404,9 1.402,1Mei 26.779,2 53.933,6 20 1.339,0 2.696,7Jun 26.603,7 25.752,1 22 1.209,3 1.170,6Jul 34.809,3 22.657,6 21 1.657,6 1.078,9Ags 43.083,9 35.793,0 22 1.958,4 1.627,0Sept 26.986,6 31.197,5 21 1.285,1 1.485,6Okt 26.453,3 26.687,1 21 1.259,7 1.270,8Nov 14.934,4 16.056,1 17 878,5 944,5Des 15.683,0 15.898,3 12 1.306.9 1.324,9

BURSA EFEK JAKARTA BURSA EFEK SURABAYA

Emisi Saham dan Obligasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

0

15

30

45

60

Per t

ahun

0

80

160

240

320

Kum

ulat

if

95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05per Tahun Kumulatif

Jumlah Emiten Saham dan Obligasi J

Akhir IHSG PerubahanPeriode + / - %2004 1.000,23 + 308,33 + 44,562005 Jan 1.045,43 + 45,20 + 4,52

Peb 1.073,82 + 28,38 + 2,71Mar 1.080,16 + 6,34 + 0,59Apr 1.029,61 - 50,55 - 4,68Mei 1.088,16 + 58,55 + 5,69Jun 1.138,98 + 50,82 + 4,67Jul 1.182,30 + 43,32 + 3,80Ags 1.050,09 - 132,21 - 11,18Sept 1.079,27 + 29,18 + 2,78Okt 1.066,22 - 13,05 - 1,21Nov 1.096,64 + 30,15 + 2,83Des 1.143,42 + 46,78 + 4,26

Akhir IHSG PerubahanPeriode + / - %2004 545,62 + 170,60 + 45,492005 Jan 567,24 + 21,62 + 3,96

Peb 579,84 + 12,60 + 2,22Mar 583,41 + 3,57 + 0,62Apr 555,83 - 27,58 - 4,73Mei 584,54 + 28,71 + 5,17Jun 608,84 + 24,30 + 4,16Jul 633,78 + 24,94 + 4,10Ags 561,10 - 72,68 - 11,47Sept 576,55 + 15,45 + 2,75Okt 559,64 - 16,91 - 2,93Nov 581,01 + 20,49 + 3,66Des 607,18 + 26,17 + 4,50