warta unair
DESCRIPTION
Airlangga University NewsTRANSCRIPT
Bersambung ke hal. 15
FK UnairBuka KelasInternasional
FF – Warta UnairBagi para penggemar tempe, kini
anda bisa mencoba makanan baru yaitu
tempe yang terbuat dari kombinasi kede-
lai dan trembesi. Pohon Trembesi se-
lain dikenal efektif untuk mengurangi
polusi udara, ternyata bisa dijadikan
bahan baku alternatif untuk membuat
tempe. Soal rasa, tempe trembesi ini
tidak berbeda dengan tempe biasa,
bahkan lebih gurih.
Impor kedelai di Indonesia menca-
pai 65%, padahal Indonesia mempunyai
sumber daya alam (SDA) yang sangat
besar. Salah satu SDA yang belum diman-
Bersambung ke hal. 15
Jangan SalahMemahami UU BHP
FK-Warta UnairAwalnya dikenal dengan nama Ned-
erlands Indische Artsen School (NIAS)
pada tahun 1913, kemudian berubah
menjadi Fakultas Kedokteran Universi-
tas Airlangga pada tahun 1954. Kini di
tahun 2010, FK UNAIR semakin menun-
jukkan kualitasnya sebagai institusi pen-
didikan kedokteran bertaraf global.
Tepatnya, tahun ini, kali pertama di
Universitas Airlangga akan dibuka kelas
internasional untuk program studi ke-
dokteran umum. Dikatakan sebagai kelas
Bersambung ke hal. 15
Dok Istimewa-Warta Unair
Kebiasaan membaca pasti ada gunanya,walau apapun jenis bacaannya. Mem-baca tidak akan menjadi sia-sia, namunhasilnya memang tidak selalu diperolehsecara instan. Pengalaman membacaakan membuka cakrawala berpikirseseorang.”Sesuatu yang kita bacawalau apapun itu pasti akan mengendapdan muncul kembali,” kata Ida NurulChasanah, S.S., M.Hum. “Kita bisabelajar mengambil keputusan danmenganalisis sesuatu melalui hasilbacaan kita,” kata dosen Sastra Indone-sia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universi-tas Airlangga (Unair) ini.
entrepreneur
Tempe Trembesi
Internasionalisasi
FIB – Warta Unair
Minat baca perlu ditanamkan
sejak dini, bahkan sejak anak masih
dalam kandungan. Kebiasaan
seorang ibu yang suka membaca
dan menyuarakan bacaannya
ketika hamil empat bulan
hingga melahirkan akan
berpengaruh pada
perkembangan anak. Ketika
menggendong anakpun,
sang ibu tidak boleh hanya
diam saja, namun berbicara
dalam tutur bahasa yang
baik. Ida Nurul Chasanah,
S.S., M.Hum mengaku sudah menerap-
kan terapi minta baca sejak anak ke dua
dan ke tiga nya masih dalam kandungan.
Hasilnya, anak kedua dan ketiga Ida
lebih gemar membaca dari pada anak
pertamanya yang belum diberikan terapi
serupa.
Secara umum, kondisi minat baca
anak zaman sekarang dibandingkan
dengan zaman terdahulu mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.
Faktor penyebabn-
ya adalah
terdapatnya
sarana dan
prasarana yang
menunjang
minat baca,
seperti
bone-
ka, internet, dan buku yang sudah
banyak tersedia. Lingkungan juga
memengaruhi minat baca anak. Minat
baca tidak hanya secara tekstual tapi
bagaimana mereka membaca masyarakat.
“Area membaca tidak hanya teks tapi
juga konteks,” jelas Ida.
Fenomena peningkatan itu juga
terlihat di kalangan mahasiswa, dimana
secara umum minat baca mahasiswa dan
dosen Unair tergolong tinggi. Hal itu
terlihat antara lain melalui jumlah
penelitian yang meningkat, walaupun
dari segi kualitas masih perlu ditingkat-
kan. Kualitas sebuah tulisan hasil
penelitian tidak dinilai melalui tebalnya
buku, melainkan dari isinya. Pengalaman
membaca sangat berpengaruh pada baik
buruknya kualitas menulis. Karena
pengalaman membaca setiap penulis
berbeda dan bahkan tidak seimbang,
maka akibatnya kualitas hasil tulisan tiap
peneliti pun bervariasi. Ada tulisan yang
bermutu, tetapi ada pula yang menyedi-
hkan.
Peningkatan minat baca di lingkun-
gan perguruan tinggi seharusnya dapat
dipertahankan di tengah perkembangan
pesat dunia teknologi informasi seperti
sekarang ini. Kecanggihan teknologi itu
Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela hati. Artinya, orang yang gemar membaca pasti mem-
punyai pengetahuan berlebih yang akan membantunya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan di
dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Lalu, bagaimanakah minat baca di kalangan masyarakat kam-
pus? Ikuti tulisan di bawah ini.
Prof. Dr. H. Fasich, Apt., terpilih
kembali sebagai Rektor Universitas Airlang-
ga untuk periode 2010 – 2015. Ia berhasil
mengungguli kedua calon rektor lain yang
lolos dari tahap Uji Kepatutan dan Kelay-
akan, yaitu Prof. Dr. A. Syahrani, Apt. dan
Dr. M. Nasih.
Melalui voting yang dilakukan dalam
Rapat Majelis Wali Amanat Universitas Air-
langga untuk pemilihan Rektor Universi-
tas Airlangga, hari ini (22/5), Prof. Fasich
memperoleh 22 suara. Sementara Prof.
Syahrani 2 suara dan Dr. Nasih mengan-
tongi 4 suara.
Rapat yang diadakan di Kantor Mana-
jemen Universitas Airlangga Kampus C,
Mulyorejo tersebut dihadiri oleh 19 dari
ke 21 anggota Majelis Wali Amanat yang
mewakili unsur senat akademik, tenaga
kependidikan, dan masyarakat (stakehold-
er). Anggota MWA yang berhalangan hadir
berasal dari unsur masyarakat, yaitu Dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, yang kini
menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI.
Rapat ini dipimpin langsung oleh Ket-
ua MWA, Sudi Silalahi, yang juga menja-
bat sebagai menteri Sekretaris Kabinet.
Anggota MWA lain yang hadir dalam rapat
tersebut adalah Prof. Mohammad Nuh,
selaku Menteri Pendidikan Nasional. ”Ke-
tiga-tiganya bagus. Mereka sama-sama ba-
gus. Hanya saja, Prof. Fasich memang pu-
nya jam terbang lebih tinggi,” demikian
� “Lebih Praktis
dengan Sistem Online”
Prof. Fasich Kembali Pimpin Universitas Airlangga
Bersambung ke hal. 15
Wanna be a WorldClass University?
Foto
Repro
: J
aw
apos.
co.i
d
Menguak SkandalBank Century
Dok I
stim
ew
a-W
art
a U
nair
07hal.
12hal.
14hal.
Rektor terpilih Prof. Fasich, Apt. (tengah) diapit oleh Prof. Dr. Achmad Syahrani, drs.,MS. dan Dr. Moh Nasih, S.E, M.T.,Ak., sesaat setelah pengumuman hasil pemilihanRektor Universitas Airlangga Periode 2010 - 2015, Sabtu (22/5).
Yit-Warta Unair
Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum.
NO :
56Tahun VIMei 2010
EDITORIAL
02
Membaca Yuk
Diterbitkan oleh Bidang Humas Universitas Airlangga Surabaya
Redaksi menerima tulisan/artikel mini satu setengah halaman kuarto Terbit Satu Bulan Sekali
Penasehat : Rektor Universitas Airlangga, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III; Penanggung Jawab : Sekretaris Universitas; Pemimpin Redaksi :Ketua Bidang Humas dan Protokol, Mangestuti; Redaksi : Bambang Edi Santoso, Darundiyo P, Ginanjar W, Winda H, Yitno Ramli; Koresponden : MargaretaMulyaningtyas, Dwi Afrilianti, Ahmad N. Mabruri ; Dewan Redaksi : Wakil Dekan III masing-masing fakultas di lingkungan Universitas Airlangga; Pracetak :Rahmad Untoro; Sirkulasi/Pemasaran : Amak; Alamat Redaksi : Bidang Humas & Protokol Unair, Lt.1 Gedung Rektorat Unair, Kampus C Jl. MulyorejoSurabaya; Telepon/Faks : (031) 5915551; E-mail : [email protected]
BANYAK ungkapan yang kerap kita dengar
tentang manfaat membaca dan oleh karenanya
tidak perlu ada perdebatan pro dan kontra
lagi tentang hal itu. Yang pasti, salah satu
metode pembentukan pola pikir yang diperlu-
kan bagi peningkatan kualitas sumber daya
manusia adalah dengan membaca. Sementara,
peningkatan kualitas sumber daya manusia
adalah persyaratan utama bagi sebuah bangsa
yang sedang membangun dirinya untuk
menjadi bangsa yang besar dan bermartabat di
lingkungan global.
Namun, ironis sekali melihat kenyataan
yang ada di lingkungan masyarakat Indonesia
sekarang ini. Wakil Gubenur Jawa Timur,
Saifullah Yusuf , menyebutkan angka lebih
kurang satu persen saja dari penduduk Jawa
Timur yang mempunyai hobi membaca. Angka
ini boleh dikatakan mewakili kondisi minat
baca rata-rata orang Indonesia secara keselu-
ruhan yang tergolong rendah. Sedemikian
rendahnya angka itu, sampai laporan UNDP
menyebutkan, bahwa Indonesia menduduki
peringkat 96 untuk minat membaca
masyarakatnya, yaitu posisi yang jauh di
bawah negara tetangga kita, Thailand,
Malaysia dan Singapura.
Keadaan ini tentu tidak dapat dibiarkan
begitu saja, karena kita semua tahu benar
bahwa percepatan perubahan informasi dan
teknologi di dunia begitu tinggi. Tanpa upaya
yang kuat dan terencana secara baik untuk
menumbuhkan minat membaca masyarakat,
mustahil bangsa kita akan mampu mengikuti
perubahan itu secara maksimal. Akibatnya,
jangankan unggul, menyamai prestasi negara
tetangga saja pasti sulit.
Bagaimana pun, kita tetap harus bekerja
keras untuk menyelamatkan bangsa ini. Hal
mendesak untuk segera dilaksanakan adalah
menumbuhkan minat baca di kalangan genera-
si muda, karena pembentukan pola berpikir
yang benar harus dimulai dari membaca
sebagai rangkaian proses pembelajaran
seumur hidup.
Kalau ingin berhasil, tentu diperlukan
ketersediaan buku bacaan yang menarik
perhatian anak muda dalam jumlah cukup.
Tidak sulit untuk merealisasikannya, apalagi
kalau masalahnya hanya dana alias uang. Yang
sulit adalah meyakinkan para pemegang
keputusan tentang perlunya mengalokasikan
anggaran yang cukup untuk pembelian buku.
Sementara, anggaran itu boleh dipandang
sebagai modal dasar bagi pembentukan fondasi
yang kokoh dalam pembentukan bangsa yang
besar.
Agar lebih mudah, alangkah baiknya kalau
diri kita sendiri ikut andil dalam mencari jalan
keluar bagi penyediaan bahan bacaan yang
bisa menggerakkan hati anak muda untuk
membacanya. Hal itu bisa dilakukan secara
sederhana, misalnya dengan menyumbangkan
koran, majalah dan bahan bacaan lain yang
sudah tidak terpakai kepada anggota
masyarakat di lingkungan tempat tinggal atau
tempat kerja kita.. Kita juga bisa mulai
mengajak anggota keluarga untuk gemar
membaca melalui contoh yang kita berikan
atau upaya yang kita tunjukkan, seperti
mengajak berkunjung ke toko buku atau
rumah baca.
Selanjutnya, adalah menjadi tanggung
jawab dunia pendidikan untuk ”memaksa”
anak didiknya membaca berbagai sumber
bacaan sebagai bagian dari proses pendidikan.
Jangan biarkan mereka terjerumus ke dalam
jurang kesengsaraan dan kenistaan yang fatal,
misalnya menjiplak karya orang lain, hanya
karena tidak suka membaca. mangestuti
Terkunci di satu pintu?
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
T: Mengapa Warta Unair tidak pernah memberikan informasi tentang seleksi penerimaan mahasiswa baru? Bagaim-
ana caranya untuk mendapatkan info secara lengkap? Mohon penjelasan. Terima kasih.
Pusa – Fisip
J: Kami memang tidak memuatnya karena informasi tentang hal itu sudah tersedia secara lengkap dan dapat
diakses langsung melalui www. unair.ac.id link PMDK atau SNMPTN. red
EMPAT tahun aku diamanahi terkunci di pintu ini
Segala daya upaya tercurah untuk berkarya
Banyak hal yang mulai tertata begitu rupa
Agar ketika ada yang mengambil kunci berikutnya
Dinamika dapat berjalan sebagaimana sebelumnya
Namun….
Sampai detik akan berakhir…
aku belum mampu menyempurnakan puzzle-puzzle tu-
gasku
Apakah permainan puzzle itu begitu rumit?
Ataukah…
Ada yang lebih amanah untuk menyempurnakan puzzle-
puzzle yang sulit?
Kubuka jendela di suatu pagi
Ada bapak ibu guru yang tengah membuka pintu
melambaikan tangan…mengajakku kembali belajar
Ada juga pintu lain yang terbuka
PUISI
terlihat masih banyak yang bisa ditata
dan dirapikan di sana
Dan…
Ketika kubuka seluruh jendela,
ternyata banyak pintu terbuka yang menantikan aku
berkarya
memberikan maslahat kepada sesama
Dalam lelah…kubuka pintu
Aku berjalan-jalan sesudah hujan datang
Inginnya…menghirup udara segar
Tiba-tiba…lewat sebuah mobil yang menyemprotkan sisa air
hujan
Ya Allah…desainer hidupku
Hanya engkau yang tahu rancangan terbaik untukku
Sebuah refleksi di akhir masa jabatanWakil Dekan I Fakultas Psikologi (2007-2010)
Surat Pembaca
Lima Langkah Cerdas BersyukurFarmasi – WartaUnair
Mubalig kondang
K.H. Ali Masyhuri asal
Tulangan – Sidoarjo,
mengajak untuk
senantiasa mensyuku-
ri terhadap segala
nikmat Allah yang
diberikan kepada
kita, dimana ulama
menggolongkan
menjadi tiga nikmat,
yaitu nikmat hidup,
nikmat kemerdekaan
(nikmat berkawan/
bermasyarakat), serta
nikmat hidayah.
Untuk itu ada lima
langkah cerdas yang
bisa dijalankan untuk bersyukur dan mencari ridla Allah.
Hal itu disampaikan Gus Ali, panggilan akrabnya dalam
ceramahnya pada pengajian bulanan Unair di Fakultas
Farmasi. Ratusan karyawan Unair sampai memadati Aula di
lantai III Fakultas Farmasi, yang diantaranya adalah Warek II
Unair Prof. Muslich Ansyori dan Qori’ Ust Zainal Arifin.
Dikatakan bahwa nikmat Allah itu tidak terhingga. Untuk
itu Ustadz menunjuk pada Surat An-Nahl ayat 18 yang
artinya antara lain: “Jika kamu menghitung nikmat Allah,
maka kamu tidak akan mampu untuk menghitungnya”.
Langkah cerdas pertama adalah yakini bahwa alam dan
seisi dunia ini milik Allah. Semua fasilitas dan harta di dunia
ini hanyalah titipan, sehingga jangan sampai merasa untuk
memiliki dan dimiliki. Ditunjuknya contoh bahwa ada
kalanya orangnya masih hidup tetapi hartanya diambil oleh
Allah dengan beragam sebab, bisa karena bencana, hilang,
dsb. Begitu pun sebaliknya, hartanya masih ada tetapi
orangnya yang diambil oleh Allah.
Langkah kedua, kita harus banyak-banyak bersyukur
dan memuji kebesaran Allah dengan mengucap alhamdulil-
lah terhadap apapun nikmat yang diberikan, baik berupa
keselamatan, rejeki, dan usia harapan hidup yang baik.
Disini juga diuraikan kandungan nilai-nilai hikmah yang
harus disyukuri dari apapun keadaan yang kita alami baik
ketika Allah menjadikan seseorang kaya atau miskin.
“Dengan selalu bersyukur dan sering mengucap
alhamdulillah, insyaallah kita akan tenang dan tidak
jantungan. Dan ini harus disyukuri sebab 80% orang mati
karena sakit jantung,” kata Gus Ali.
Langkah cerdas ketiga adalah harus banyak mengucap-
kan terima kasih kepada orang-orang yang memberikan
manfaat dan bisa kita nikmati. Manfaat ini bukan hanya
yang berupa materi, tetapi juga yang non-materi seperti
ilmu, kepandaian, dan ketrampilan. Langkah keempat harus
menggunakan nikmat tersebut untuk memotivasi kepada
diri dan orang lain untuk selalu dekat kepada Allah.
Kemudian langkah cerdas kelima, bila seseorang menerima
nikmat Allah maka hendaknya disiarkan/diumumkan ke
lingkungannya. Menurut Gus Ali, tujuannya bukan untuk
pamer, sok atau pongah, tetapi supaya sama-sama menyata-
kan rasa syukur dan berdzikir kepada-Nya.
Pada bagian lain ceramahnya, Gus Ali juga mengajak
untuk mencintai orang-orang yang saleh untuk meningkat-
kan ibadah dan keimanan kita. Jadi belajar agama itu
mudah, hanya berkawan dengan orang-orang saleh dan
mengikuti perbuatan Rasulullah. Kalau Rasul mencontohkan
salat, ikuti salat. Kalau Rasul puasa maka ikuti berpuasa,
dan sebagainya.
“Jangan menentang sunatullah dengan jalan-jalan
pintas. Ingin pintar dan menjadi kaya maka harus belajar,
dan jangan pergi ke dukun. Dengan belajar saja untuk
berfikir besar juga belum cukup, tetapi harus didukung
pemenuhan gizi yang cukup. Jadi itu sunatullah yang harus
dilalui,” kata Gus Ali menerangkan. Bes
BES – WARTA UNAIR
GUS Ali Masyhuri
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ RELIGI
Penerimaan Mahasiswa Baru
NO :
56Tahun VIMei 2010 03LAPORAN UTAMA
MEMBACA, bagi Nunung
Nurnaningsih awalnya adalah
sebuah tuntutan. Kewajiban
yang harus dilakukan tiap saat.
“Membaca itu seperti udara yang
harus kuhirup untuk tetap
hidup.”ujarnya.
Mahasiswa Departemen
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
Budaya ini mengaku suka mem-
baca berbagai jenis buku. “Aku
termasuk omnivora, hampir
semua jenis buku kubaca.” Fiksi
dan non fiksi, berbagai macam
subjek sastra, politik, sejarah,
ekonomi, psikologi, agama dll,
habis dilahap olehnya. Hal itu
dilakukannya karena ia sangat
suka menulis.
Nunung mengaku tidak mau
membatasi bacaaan yang ia baca.
Ia membebaskan otaknya meneri-
ma berbagai macam informasi
yang ada walau berbeda-beda.
Hal itu dilakukannya karena ia
ingin sekali memperkaya diri
dengan berbagai
informasi. “Tidak
hanya sekedar
membaca buku, tapi
lebih dari itu,
membaca apa yang
ada di sekitarku.
Merekam semua
yang aku temui di
sekitarku.” tegasnya.
Ia ingin menjadikan
pengalaman pem-
bacaannya itu
sebagai amunisi
untuk menulis.
Meskipun
demikian, mahasiswa
kelahiran 22 Mei
1987 yang sedang
sibuk mengerjakan
skripsi ini memiliki
beberapa buku favorit. Salah
satunya adalah The Secret yang
ditulis Rhonda Byrne, buku ini
mengajarkanya tentang Law Of
Attraction-Hukum Tarik Menarik.
Jika kita memiliki mimpi,
tanamkan impian itu dan
keinginan itu seyakin mungkin,
maka Alam akan mendekatkan
segala hal sehingga impian itu
terwujud. “Insya
allah sampai
sekarang aku masih
mempraktekkan itu
dalam kehidupanku.”
Untuk karya fiksi
Nunung memilih
novel Istoria da Paz
karya Okke Sepatu
Merah, dari novel ini
ia mendapat quote
yang sangat bagus
“Jalan hidup manusia
itu seperti garis,
walaupun tidak
lurus. Suatu saat
mungkin terjadi
persilangan, perpo-
tongan atau persen-
tuhan antara garis
jalan hidup masing-
masing.” Novel ini membuatnya
menyadari, bahwa terkadang
seseorang yang telah berada
dalam zona kenyamanannya
berhenti melakukan pencarian
dalam kehidupannya. Padahal,
mungkin proses pencariannya
belum selesai. Pada akhirnya, hal
itu membuatnya belajar untuk
ikhlas menerima segala perubahan
yang mungkin terjadi.
Kesenangan membaca dan
menulis pernah mengantar
Nunung maju sebagai juara 1
lomba menulis cerpen seleksi
daerah Jawa Timur (PEKSIMINAS
2008) serta menjadi salah satu
pemenang karya Favorit Lomba
Menulis Cerpen Remaja- tingkat
Nasional yang diadakan PT Rohto
Laboratories (2009). Karya-
karyanya juga berhasil menghias
beberapa media massa, seperti
Jawa Pos dan Radar Surabaya.
Selain itu saat ini ia aktif menulis
di www.akuperempuanlangit.
blogspot.com, blog itu dijadikan
sebagai media menuangkan ide,
gagasan, kisah, dan jejak
kehidupannya secara jujur
melalui tulisan. intan
Urgensi Membaca Bagi Kalangan Pelajar
Pada saat ini, urgensi
membaca bagi semua orang
terutama para pelajar tidak
perlu dipertentangkan lagi.
Dalam artian, membaca sudah
menjadi sebuah keharusan.
Membaca dan belajar tanpa
berpikir adalah suatu pekerjaan
yang sia-sia. Sedangkan belajar
tanpa berpikir dan membaca
adalah suatu perbuatan yang
berbahaya.
Apakah membaca sekedar
merupakan hobi? Tidak. Karena
membaca kadang kala menjelma
menjadi lebih dari sekedar
hobi, yaitu kebutuhan. Mem-
baca sudah merupakan kebutu-
han bagi seseorang, terutama
bagi mereka yang sedang
menuntut ilmu. Namun demiki-
an, bagi sebagian kalangan
membaca dianggap sebuah
aktifitas yang menjemukan. Hal
tersebut tak dapat dipungkiri,
mengingat masih banyak orang
yang belum menemukan manfaat
yang berarti dari membaca.
Membaca sesungguhnya
memiliki banyak manfaat jika
senantiasa dijadikan sebagai hal
yang tak terpisahkan dari
aktifitas sehari-hari. Misalnya,
dengan intensitas membaca yang
tinggi, maka dengan sendirinya
akan membuat seseorang
semakin fasih dalam menuangkan
gagasan, saran maupun pemikiran
baik via lisan maupun tulisan.
Kemahiran dalam berkomuni-
kasi secara verbal tersebut
meningkat seiring dengan
semakin bertambahnya per-
bendaharaan kata yang dimiliki
seseorang. Tanpa disadari
terkadang ketika memberikan
sebuah ulasan atau penjelasan
akan suatu hal, orang lain dapat
dengan mudah menangkap
maksud yang ingin disampaikan
oleh pembicara.
Membaca dapat memberikan
kenikmatan tersendiri bagi
jiwa. Ketika sedang dirundung
kesedihan, membaca buku
yang berisi kumpulan taush-
iyah maupun nasihat keagam-
aan lainnya bisa menimbulkan
kesejukan hati bagi pem-
bacanya. Membaca juga
merupakan sebuah wisata
pikiran. Melalui membaca,
seseorang bisa pergi ke mana
saja tanpa dibatasi oleh
dimensi ruang dan waktu.
Pemikiran orang-orang
terdahulu bahkan ratusan
tahun silam, masih bisa
dipelajari oleh manusia zaman
sekarang dengan membaca.
Membaca akan mengisi
otak, membentuk karakter
hingga memberi corak dalam
cara berpikir. Selain itu,
dengan membaca, orang bisa
mengambil manfaat dari kearif
bijaksanaan dan pengalaman
orang lain. Seseorang tidaklah
punya cukup waktu untuk
mengalami pengalaman itu
sendiri. Maka dari itulah
mempelajari pengalaman yang
telah dialami oleh orang lain
akan menjadi sesuatu yang
berharga agar dapat juga
memetik hikmahnya.
Membaca dapat memberi-
kan pencerahan baru pada
pemikiran seseorang. Tak
jarang pikiran digelayuti oleh
persoalan, sementara solusi
untuk memecahkannya tak
kunjung pula ditemukan.
Termasuk juga pada seseorang
yang sedang menjalani rutinitas
yang membosankan. Membaca
kerap kali menjadi solusi dalam
mengatasi pelbagai permasalah-
an yang dihadapi. Membaca
juga penting karena membuat
seseorang menjadi lebih
mandiri dalam mencari penge-
tahuan. Asalkan memiliki daya
paham yang baik, ketergantun-
gan pada les, kursus dan
sebagainya bisa diminimalisir.
Lan Fang pernah
berkata,”Jika kau ingin melihat
dunia, maka membacalah. Jika
kau ingin dilihat dunia maka
menulislah”. Membaca dan
menulis memiliki keterikatan
yang sangat erat. Diakui atau
tidak, intensitas membaca di
kalangan masyarakat kita
terbilang rendah jika dilihat
dari jumlah pembaca surat
kabar di Indonesia. Idealnya,
satu surat kabar dibaca oleh 10
orang. Namun, di Indonesia,
satu surat kabar dibaca oleh 45
orang. Indonesia juga masih
tertinggal jika dibandingkan
dengan negara berkembang
lainnya seperti Filipina 1:30
atau Sri Lanka 1:38. Intensitas
membaca yang rendah tersebut
juga memberikan dampak
negatif pada intensitas menulis
masyarakat.
International Publishers
Association of Canada menye-
butkan, produktivitas penga-
rang umum di luar buku
pelajaran sudah menurun
drastis dalam beberapa tahun
terakhir. Tahun 1999, para
pengarang Indonesia mampu
memproduksi 9.000 judul buku.
Tahun 2004, cuma sekitar 5.000
judul buku setiap tahun.
Bandingkan dengan Malaysia
(15.000 judul buku), Jepang
(65.000 judul), Jerman (80.000)
dan Inggris (100.000 judul)
setiap tahun.
Berkaca dari hal di atas,
Pentingnya membaca ini
haruslah segera kita sadari
sehingga memupuk semangat
untuk menelaah dan mengkaji
bahan-bahan bacaan. Apakah
membaca harus berupa buku?
Membaca tidak harus berupa
buku. Banyak bahan bacaan
yang bisa dibaca, misalnya
surat kabar. Membaca surat
kabar juga penting bagi kita
karena kita bisa terus
mengikuti perkembangan-
perkembangan aktual, baik dari
dalam negeri maupun dari luar
negeri. Kita akan mengetahui
berita-berita aktual apa yang
lagi hangat setiap harinya
dengan membaca surat kabar.
Lho, apakah kita perlu
mengetahui perkembangan-
perkembangan nasional? Ya,
perlu, bahkan harus. Bukankah
kita adalah para calon
pemimpin bangsa yang kelak
menduduki posisi kepemimpi-
nan di negeri Indonesia ini?
Kita perlu ”membaca” Indone-
sia melalui surat kabar agar
dapat mengambil pelajaran dan
pengalaman berharga. Hara-
pannya kita tidak mengulangi
kesalahan yang sama di masa
mendatang. Wallahu ‘alamu
bis showab. �
Nunung Nurnaningsih
Membaca itu gampang dan semua orangbisa, namun yang mungkin agak sulitadalah memahami, mengolah kata dan
menyerap makna yang terkandungdidalam sebuah susunan kata-kata yangdibaca. Membaca tanpa berupaya untukmemahami adalah suatu pekerjaan yangmembuang-buang waktu. Pemahaman
yang baik adalah tujuan dari membaca.Bahkan imam ghazali pernah berkata,
kalau kita ingin mendalami suatu kitabmaka bacalah kitab tersebut sampai tigakali. Hal tersebut dilakukan agar diper-
oleh pemahaman yang komprehensifmengenai hal yang sedang dikaji.
Vicky Vendy, mahasiswa Program StudiAkuntansi Fakultas Ekonomi angkatantahun 2007, adalah penggemar mem-baca. Inilah pendapatnya tentang ur-
gensi membaca bagi kaum muda.
Dok Istimewa-Warta Unair
Dok Istimewa-Warta Unair
Vicky Vendy
NO :
56Tahun VIMei 201004 PRESTASI
FAKULTAS Hukum UniversitasAirlangga semakin gemilang dalam
menorehkan prestasi di kancahnasional. Ini setelah tiga mahasiswa
Fakultas Hukum Unair, Aditya Rosadi,RM Armaya Mangkunegara, dan
Hidayat Anshori memenangi LombaDebat Hukum Nasional Piala Dr.
Mochtar Riady di Universitas PelitaHarapan pada tanggal 11 hingga 13
April 2010 lalu dan Lomba DebatHukum Nasional Piala Soedirman
Kartohadiprodjo di Universitas KatolikParahyangan, Bandung. Ketiganya
mampu mengalahkan saingan-sainganberat yang sudah memiliki nama di
kancah nasional, seperti UniversitasIndonesia dan Universitas Sumatera
Utara. Dengan demikian, peta kekua-tan Fakultas Hukum di Indonesia sudah
mulai bergeser. Jika dulu FakultasHukum berprestasi selalu diidentikkanoleh Universitas Indonesia dan Univer-
sitas Gadjah Mada, maka kini Unairmampu menjadi kekuatan yang
diperhitungkan.
Event pertama yang diikuti adalah De-
bat Hukum Nasional Piala Dr. Mochtar
Riady di Unviersitas Pelita Harapan. Di
lomba ini, tim Unair harus bersaing den-
gan 16 tim dari seluruh Indonesia.
Keenambelas tim itu dibagi dalam dua
grup untuk menjalani babak penyisihan.
Tim Unair tergabung dalam grup yang
terdiri dari Universitas Diponegoro, Uni-
versitas Brawijaya, Universitas Islam
Negeri Jakarta, Universitas Kristen Indo-
nesia, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta, Universitas Nasional Lam-
pung, dan Universitas Pattimura Ambon.
Anshori dan teman-temannya meng-
gambarkan, sepanjang babak penyisihan
tersebut sudah bisa membuat mereka
mengalami sport jantung. Babak yang
berlangsung dengan sistem panel terse-
but berlangsung hampir delapan jam,
membahas tema yang telah ditentukan.
Disebut menegangkan karena Anshori dan
kawan-kawannya melihat lawan dari Uni-
versitas Diponegoro dan Universitas Braw-
ijaya tampil dengan sempurna. Meski
demikian Unair tetap berhasil menjadi
juara pertama di grup tersebut, sedang-
kan juara kedua diraih oleh Universitas
Diponegoro.
Di babak semi final, Unair harus meng-
hadapi Universitas Indonesia. Di babak
semi-final inilah tim Unair merasakan per-
juangan yang paling berat, karena UI
didukung nama besar mereka. Meski
demikian, Anshori dan teman-temannya
bertekad untuk tampil sebaik-baiknya
dengan prinsip nothing to lose.
“Yang membuat kami deg-degan kare-
na di babak semi final ini kami tidak bisa
mengukur kemampuan lawan,” kata An-
shori. Dengan berbekal prinsip tersebut,
tim Unair mampu berkompetisi dengan
lebih santai dan menunjukkan performa
maksimal.
Hasilnya, tim juri pun sempat kesuli-
tan menentukan siapa yang layak menja-
di pemenang dalam semi-final tersebut,
karena kedua tim dianggap sangat bagus.
Bahkan, salah seorang anggota tim juri,
pakar hukum tata negara Irman Putra Si-
din mengatakan debat antara tim Unair
dan tim UI seperti debat di sidang gelar
doktor. Namun akhirnya juri memutuskan
tim Unair layak untuk maju ke final meng-
hadapi Universitas Padjadjaran.
Setelah mengikuti lomba debat di
UPH tersebut, Aditya dan teman-teman-
nya juga mendapat undangan untuk
mengikuti lomba debat berikutnya di
Universitas Katolik Parahyangan. Karena
pemberitahuan yang mendadak, Aditya
dan teman-temannya mengaku kurang
melakukan persiapan. Apalagi Anshori
masih berada di Makasar untuk mewakili
Unair dalam ajang Mawapres. Karena itu,
hanya Aditya dan Armaya yang menyiap-
kan konsepnya, sementara Anshori akan
menyusul langsung ke Bandung.
Di lomba debat piala Soedirman Kar-
tohadiprodjo ini tim Unair kembali meng-
hadapi UI dan Universitas Padjadjaran.
Bahkan, tim Unair harus menghadapi tim
UI sampai dua kali, yaitu di babak peny-
isihan dan babak semi final. Meski meng-
hadapi lawan yang berat, namun tim Un-
air bisa membaca kelemahan tim UI dan
mengkandaskan mereka. “Kami mengam-
bil keuntungan dari tim UI yang meng-
gunakan strategi penyempitan mosi
(menggunakan obyek terbatas) dan men-
gulang-ulang argumen. Aibatnya mereka
mendapat pengurangan poin dan mengun-
tungkan kami,” ujar Anshori.
Sedangkan di final, ketika menghada-
pi Universitas Padjadjaran, Anshori men-
gatakan sebenarnya tim Unair dalam
keadaan yang tidak menguntungkan kare-
na mengambil posisi kontra dalam tema
populis. Namun dengan strategi analisis
menggunakan pendekatan filosofis, yuri-
dis, dan empiris, Anshori dan teman-te-
mannya berhasil menguatkan argumen
mereka. Hal itulah yang menjadikan juri
memberi nilai lebih bagi tim Unair.
Bagi Anshori, lomba debat hukum na-
sional Piala Soedirman Kartohadiprodjo ini
lebih obyektif daripada lomba yang se-
belumnya mereka ikuti. Itu karena semua
peserta dilarang mengenakan jaket al-
mamater dan hanya diperbolehkan men-
genakan pakaian formal. Selain itu setiap
tim tidak disebutkan berasal dari univer-
sitas mana, hanya mendapat nomor alfa-
betik. Ini untuk mengurangi subyektivi-
tas juri yang mungkin terjadi apabila
mengetahui almamaternya turut bertand-
ing. Meski demikian, tim Unair tetap tidak
luput dari pujian para juri.
“Tim juri sempat berkata
pada kami, baik mengenakan
almamater atau tidak, Unair
tetap kompeten sebagai jua-
ra,” ungkap Anshori.
Salah satu penentu ke-
menangan tim Unair dalam
kedua lomba debat ini adalah
komposisi tim yang kompre-
hensif. Tim terdiri dari tiga
orang yang memiliki latar
bidang yang yang berbeda,
seperti Aditya yang spesialis
di bidang hukum peradilan,
Armaya yang ahli di bidang
hukum tata negara, dan An-
shori yang kuat di bidang hu-
kum bisnis. Meskipun demikian, Aditya
mengatakan faktor penting dalam lomba
debat adalah kemampuan untuk meyakin-
kan orang lain. Menurut Aditya, dia dan
kedua temannya memiliki kemampuan
tersebut sebagai hasil dari aktif di organ-
isasi kampus. Meski demikian, mereka juga
Unair Menggeser Kekuatan FH di Indonesia
FKM-Warta Unair“Pada tahun 2020 kebanyakan atasan
di negara maju adalah “diri sendiri” atau
dengan kata lain kebanyakan peluang ker-
ja adalah menjadi entrepreneur”. Pern-
yataan dari Nicholas Negroponte, seorang
profesor MIT, serta penggagas One Child
One Laptop, dalam buku Being Digital itu
mengilhami banyak generasi muda terma-
suk mahasiswa untuk berwirausaha. Dunia
wirausaha kini memang tidak bisa dipandang
sebelah mata. Magnetnya sudah merambah
ke generasi muda. Tak sedikit mahasiswa
yang sukses menjadi entrepreneur muda.
Mahasiswa UNAIR sendiri telah dibekali den-
gan softskills dan lifeskills kewirausahaan
sejak dini. Mulai dari pembekalan materi
kewirausahaan hingga kompetisi Business
Plan yang bertujuan untuk menciptakan
wirausaha muda yang berkualitas. Salah satu
contohnya adalah Muhammad Dian Felani.
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) semester 6 ini, baru saja menjuarai
Event business Plan Competition yang di-
adakan oleh KOMmBISS (Komunitas Maha-
siswa Memulai dan Mengembangkan Bisnis)
di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (5/
5). Lomba yang bertemakan “Ajang Pamer
Wirausaha Muda” ini diikuti oleh lebih dari
60 wirausaha muda dari kalangan umum dan
mahasiswa se-Surabaya. Dimulai dengan pre-
sentasi penjelasan bisnis (produk dan
strategi marketing), dihadapan juri yang no-
tabene adalah para pakar dan praktisi
wirausaha, dan kemudian dilanjutkan den-
gan pameran produk bisnis. “Sebagian be-
sar membawa produk barang seperti ma-
kanan, dress dan asesoris, sedikit sekali
yang produknya berupa layanan jasa sep-
erti kami “ papar pemuda 21 tahun ini. Dian
mengaku salah satu hal yang menguatkan
juri untuk memilih timnya sebagai pemenang
adalah strategi marketing bisnisnya yang
cukup bagus. “Saya mencoba meyakinkan
juri tentang konsep customer oriented yang
selalu kita kedepankan saat melayani kon-
sumen” jelasnya.
Debutnya di dunia wirausaha, dimulai
saat Ia bersama rekan satu timnya, sesama
mahasiswa FKM, mengikuti kompetisi
kewirausahaan dari DIKTI untuk mahasiswa
UNAIR sekitar satu tahun yang lalu. Mereka
membuat sebuah production house berna-
ma CloseUp9, dengan produk pertamanya
sebuah film tentang Alumni UNAIR yang dike-
nal dengan AIR MOT MOVIE. Dari situ kemu-
dian bisnisnya berkembang, berbagai varian
produk ditawarkan, mulai dari layanan jasa
pembuatan video company profile (compro)
perusahaan, video government, iklan, video
dokumentasi, wedding documentation, film,
pembuatan website hingga yang terbaru
adalah Paket Sistem Informasi Manajemen
(SIM) untuk rumah sakit. Sejalan dengan
slogan perusahaannya “remake your imag-
ination become true”, ia berusaha mewujud-
kan mimpinya untuk menjadi pengusaha muda
yang berhasil. “Persaingan bisnis serupa saat
ini memang sangat ketat, namun peluangnya
juga cukup besar karena banyak perusahaan
baru bermunculan yang membutuhkan me-
dia promosi seperti video compro” akunya.
Beberapa perusahaan telah menggunakan
jasanya untuk pembuatan video compro sep-
erti CV. Bangun Arta, CV. Gunung Mas, Insti-
tute of Tropical Disease (ITD) UNAIR, video
dokumentasi kegiatan rutin di radio Suzanna
FM, serta pembuatan website untuk peru-
sahaan Laundry Solution, dan masih banyak
lagi. Tim dalam perusahaan yang dipimpinnya
adalah mahasiswa dari berbagai jurusan, sep-
erti broadcasting, teknik informatika, desain
produk, dan komunikasi.
“Sebenarnya peluang bagi mahasiswa
untuk berwirausaha cukup besar, asalkan
mau melihat dunia luar dan peka terhadap
kondisi lingkungan, saya yakin peluang itu
tidak sulit ditemukan “ ungkap pemuda yang
omzet bisnisnya bisa mencapai sembilan juta
per bulan ini. Ketika ditanya tentang motto
hidup, ia mengaku tidak memiliki kalimat in-
dah yang biasa dijadikan orang sebagai mo-
tivasi dalam hidup mereka. Tetapi Ia selalu
ingat perkataan orang hebat yang dijadikan
sebagai pemacu semangatnya. Seperti Re-
nald Kasali yang pernah mengatakan bahwa
jangan hanya gunakan otak Anda untuk me-
lihat peluang tapi gunakan mata Anda juga
untuk melihatnya. Ibarat menjawab pertan-
yaan “angka 8 dibagi 2”, jika menggunakan
otak saja untuk menjawabnya tentu jawa-
bannya adalah 4, tapi jika orang menjawab
dengan menggunakan mata, maka jawaban-
nya bisa menjadi dua buah angka 3 atau dua
buah angka 0. Dalam artian, sebenarnya ban-
yak sekali peluang, jika kita mau dan mampu
melihatnya dari sisi yang berbeda. “Jangan
sia-siakan peluang yang ada di depan mata,
sabar dan tetap beruasaha serta ulet dan
telaten dalam menjalankan bisnis yang di-
geluti” Pesannya untuk generasi muda dia-
khir sesi wawancara. Naf
� Mahasiswa FKM Juarai Kompetisi Wirausaha Muda :
“Selalu Melihat Peluang dengan Otak dan Mata”
Bersambung ke hal. 14
Yit-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 05PRESTASI
APA yang paling dibutuhkan oleh generasi muda saat ini
untuk meraih cita-cita mereka? Impianlah yang membuat sese-
orang mampu menjadi sukses. Ir. Ihsanudin Usman, People Man-
agement dari PT Pertamina (Persero), setidaknya sudah mem-
buktikan hal itu. Selama masa kuliahnya, dia membuat daftar
hal-hal yang ingin dicapainya setelah lulus kuliah. Sekalipun lu-
lus bukan dengan nilai tinggi, Ihsan berhasil meraih apa yang
diimpikannya, seperti jalan-jalan ke Eropa, kuliah S2 gratis, me-
miliki usaha sendiri, dan bekerja di perusahaan nasional ber-
kelas dunia. Dalam acara Road Map To Dream Career yang di-
adakan oleh Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan
(PPKK) dan Pertamina (29/3), Ihsan membagikan beberapa tips
bagi mereka yang menginginkan sukss di karir impian.
Menurut Ihsan, di masa sekarang ini, perusahaan tidak han-
ya mencari seseorang memiliki keilmuan yang bagus. Mereka
yang diincar oleh perusahaan-perusahaan besar adalah yang
memiliki soft competences seperti personal qualities (kualitas
personal), making other succeed (bisa membuat orang lain ber-
hasil), managing the business (kemampuan manajemen), dan
memiliki interpersonal skill (kemampuan interpersonal). Per-
sonal qualities berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengambil inisiatif (initial action), bekerja tanpa menung-
gu perintah dari atasan. Kemampuan membuat orang lain ber-
hasil berhubungan dengan work standard, yaitu bekerja me-
menuhi atau melebihi standar yang ditetapkan perusahaan.
Sedangkan kemampuan managing the business berhubungan
dengan pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan dan
klien (customer service). Sementara interpersonal skills ber-
hubungan dengan membangun kepercayaan klien atau pelang-
gan (building trust).
Kemampuan interpersonal juga dikaitkan dengan pe-
nampilan. Meskipun fisik bukan menjadi pertimbangan penting
bagi seseorang untuk bisa diterima bekerja, pelamar juga harus
memperhatikan penampilan. Jangan sampai penampilan menim-
bulkan kesan jelek atau tidak sedap dipandang. Ihsan mengata-
kan, lulusan dari Surabaya dan Yogyakarta sering kalah bersa-
ing dengan lulusan dari Jakarta dan Bandung ketika melamar
pekerjaan di Jakarta karena faktor itu juga. Menurutnya, lulu-
san dari Jakarta dan Bandung lebih memperhatikan penampilan
dibanding lulusan Surabaya dan Yogyakarta.
Sebagai anak muda, wajar seorang fresh graduate sering
berpindah-pindah pekerjaan atau perusahaan. Fresh graduate
biasa mencari posisi atau perusahaan yang sesuai keinginan,
idealisme, atau kebutuhannya. Hal ini, menurut Ihsan, merupa-
kan trend yang terjadi di dunia. Generasi sekarang ini, yang
disebut Generasi Y, tidak memiliki loyalitas terhadap perusa-
haan atau organisasi, namun mereka lebih loyal pada profesi
mereka. Generasi Y adalah mereka yang lahir pada akhir 80-an
dan awal 90-an. Pola pikir mereka lebih maju daripada generasi
sebelumnya, yaitu Generasi X, yang lahir pada tahun 70-an.
Karakteristik Generasi Y di dalam dunia kerja adalah memi-
liki kemampuan akademik yang tinggi dan mampu mengoperasi-
kan berbagai gadget atau teknologi-teknolgi terbaru. Mereka
lebih dinamis dan memiliki ikatan sosial yang kendur. Namun
mereka memiliki pola kerja, pola komunikasi, dan disiplin yang
berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena itu, sering ada
gap atau ketimpangan dalam hubungan mereka dengan genera-
si sebelumnya yang sudah mapan atau memiliki posisi tinggi di
dunia kerja, yaitu Generasi X. Generasi X sering menganggap
generasi muda sekarang ini kurang disiplin, kurang memiliki sopan
santun, dan kurang loyal pada perusahaan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, lulusan baru saat ini
harus banyak menggali informasi tentang dunia kerja. Hal-hal
itu bisa dipelajari dari keluarga, membaca majalah bisnis, atau
� Road Map To Your Dream Career
Berani Bermimpi Besar,Memulai dengan Langkah Kecil
Blitar – Warta UnairAlumni Universitas Airlangga
berkiprah. Salah satu di antaran-
ya adalah Drh. Muhammad Imadu-din, angkatan 1993, yang berhasil
meraih predikat Dokter Hewan Te-
ladan Nasional dalam rangka Peng-
hargaan Ketahanan Pangan tahun
2007 dan meraih tropi dari Pres-
iden Susilo Bambang Yudhoyono.
Udin, demikian ia biasa dipang-
gil, berhasil merengkuh prestasin-
ya bukan berbekal pengalaman seg-
udang, melainkan melalui pendidi-
kan post-graduate. Ia berhasil
menghidupkan kembali Puskeswan
(Pusat Kesehatan Hewan) di Kec.
Kademangan Kab. Blitar yang se-
belumnya tidak terawat selama 7
tahun. Kondisinya yang bahkan
bagaikan “kandang gendruwo” itu
disulapnya menjadi Puskeswan den-
gan peralatan relatif komplit, seh-
ingga akhirnya malah kewalahan
melayani petani/peternak dari
empat kecamatan.
“Kalau dulu tahun 2001 saya
memperbaiki Puskeswan ini sendiri-
an, sekarang pun dalam melayani
petani/peternak juga nari kekuatan
saya, sebab sementara ini saya masih
single fighter,” kata laki-laki 39
tahun ini.
Jadi jika dikembalikan lagi
pada keilmuan, sesuatu yang dipel-
ajari di bangku perkuliahan FKH
Unair itu, menurut Udin, sudah
sangat aplikatif. Ia berani menga-
takan begitu karena hanya ber-
bekal IPK pas-pasan saja sudah
mampu meraih prestasi nasional.
Baginya, keberhasilan seseorang
dalam mengaplikasikan keilmuan-
nya sangat ditentukan oleh kepri-
badian masing-masing.
Malu Melamar PekerjaanBerawan dari rasa malu se-
bagai seorang dokter hewan baru
kalau harus melamar dan melamar
pekerjaan lagi ke perusahaan-pe-
rusahaan, maka atas pemberi-
tahuan teman bahwa di Srengat,
Blitar, terdapat Puskeswan ko-
song, Imadudin tahun 2001 muwu-
judkan tekadnya mengajukan diri
ke Pemkab Blitar sebagai dokter
hewan mandiri. Mandiri artinya
tidak meminta gaji baik kepada pe-
merindah daerah maupun pusat.
Permohonan Udin diijinkan
tidak di Srengat melainkan di Ka-
demangan. Dengan bekal tekad dan
biaya sendiri, ia pun mulai mem-
perbaiki tempat kerjanya yang baru
itu. Kondisi awal memang begitu
buruk, sehingga sempat timbul
keraguan di dalam diri Udin, Na-
mun, berkat bantuan dan kerjasa-
ma isteri, yang adalah seorang dok-
ter hewan juga, ia pun akhirnya
kukuh pada keputusan untuk mem-
bangun puskeswan tersebut.
Setelah berjalan selama 6 bu-
lan, petani dan peternak dari daer-
ah sekitar mulai memanfaatkan jasa
Udin untuk melalkukan konsultasi
dan pengobatan ternak. Dua tahun
setelah itu, ia pun ditetapkan men-
jadi tenaga kontrak Pemkab Blitar.
Inilah awal perhatian dan bantuan
pihak pemerintah terhadap kiner-
janya, yaitu berupa kiriman alat
laboratorium, bedah, obat-obatan,
dan bahkan kendaraan sepeda
motor. Akhirnya, tahun 2005 ia pun
diangkat sebagai pegawai negeri
sipil.
Tahun 2007 Udin dipilih Pemk-
ab Blitar mewakili daerahnya dalam
lomba dokter hewan teladan. Di
tingkat Jatim ia berhasil menjadi
juara I, dan berlanjut menjadi jua-
ra I atau Teladan I Nasional dalam
rangka Penghargaan Ketahanan
Pangan 2007. Hadiahnya, selain
meraih Piagam yang disampaikan
sendiri oleh Presiden SBY, juga
satu perangkat tool kit bedah,
obatan-obatan, dan Tabanas senilai
Rp 10 juta. Total hadiah bernilai
antara Rp 25 juta - Rp 30 juta.
“Jadi yang dulunya seperti kan-
dang bubrah, sekarang peralatan
di Puskeswan Kademangan mu-
ngkin yang paling komplit dan mod-
ern se-Blitar,” kata laki-laki asli Nga-
njuk itu dengan bangga.
Diperhatikan PemdaKeunggulan Udin terutama ad-
alah kemampuannya meluaskan area
menjadi melayani 4 kecamatan,
yaitu Kec. Kademangan, Wonotirto,
Bakung dan Kec. Sutojayan.
Seiring dengan prestasi na-
sional itu, Puskeswan Kademangan
sejak itu hingga kini menjadi inca-
ran mahasiswa FKH untuk magang
disana. Setiap tahun mahasiswa
FKH Unair melaksanakan praktik
lapangan di sana, juga dari Udaya-
na, Unibraw, UGM, Snakma di Su-
lawesi, Snakma Peleihari, Pemda
Enrekang.
Saat ini perhatian Pemkab Bli-
tar semakin besar, yaitu menjadi-
kan Puskeswan Kademangan se-
bagai proyek percontohan. Bah-
kan, akan ditingkatkan menjadi
Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD). Ini berarti Udin akan
dibantu oleh tiga orang staf, yaitu
staf laboratorium, staf medis, dan
staf administrasi.
Dengan peningkatan status ini,
Udin optimis operasional pelayan-
an kepada petani-peternak akan
semakin meningkat, baik perawa-
tan dan pengobatan penyakit
hewan, konsultasi, dan penyulu-
han-penyuluhan. Jenis hewan
yang dilayani juga beragam mulai
ayam, domba, kambing, sapi, babi,
dan ternak peliharaan lain seperti
kucing, kuda, dsb.
Ditanya kesannya mengenai kin-
erja alumni Unair, menurut Imadudin,
ada sesuatu yang harus dibenahi,
misalnya jejaring, link, dan keruku-
nan. Ia melihat, masing- masing indi-
vidu masih saling mempertahankan
ego dan malu-malu untuk tampil den-
gan percaya diri. Padahal jika dijalani
dengan benar, maka bekal ilmu yang
didapat dari almamater sangat cuk-
up untuk meraih prestasi.
Dokter hewan Teladan nasion-
al 2007 ini berharap kinerja IKA
Unair kedepan lebih baik. Untuk
itu perlu ditingkatkan silaturahim-
nya untuk melebarkan rejeki.
Sebab bagi mereka yang bidang
pekerjaannya belum sesuai dengan
kompetensinya, maka melalui ika-
tan almamater dan silaturahmi yang
bagus, maka ia optimis akan masa
depan yang lebih baik. Bes
� Muhammad Imadudin
Alumni FKHTeladan Nasional
MuhammadImadudin, alumniFKH Unairmenerima ucapanselamat dariPresiden SBY diIstana sebagaiDokter HewanTeladan Nasional,pada November2007.
Bersambung ke hal. 15
Dok Istimewa-Warta Unair
Gin-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 201006 WARTA SIVITAS
Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
(Tanah Airku – Cipt. Ibu Sud)
Tidak ada negeri seindah
negeri sendiri. Bagi Annisa Prata-
masari, Pera Utami, Renindya Hi-
era, dan Rimba Ayu kata-kata dan
lirik lagu Tanah Airku tersebut
ternyata benar maknanya, setelah
keempatnya merasakan bagaimana
hidup di negeri orang selama de-
lapan minggu. Mereka merupakan
AIESEC Exchange Participant Term
2009-2010 dari Unair yang berke-
sempatan menjalani program ma-
gang di luar negeri bersama tujuh
orang mahasiswa Unair lain. Kese-
belas orang tersebut di tempat-
kan di beberapa negara berbeda,
antara lain China, India, Polandia,
Taiwan, dan Thailand.
Dua bulan berada di luar
negeri, merasakan bagaimana ke-
hidupan di sana, dan belajar bu-
daya yang sama sekali lain meru-
pakan pengalaman baru bagi mere-
ka. Dibandingkan dengan orang-
orang yang melakukan perjalanan
ke luar negeri untuk sekedar ber-
wisata, peserta AIESEC Exchange
Participant ini bisa lebih menemu-
kan hal-hal lebih yang bisa menja-
di kenangan mendalam. Mereka
tidak sekedar jalan-jalan atau ber-
wisata, tetapi juga tinggal secara
home stay, menjalani magang, dan
melakukan berbagai interaksi sos-
ial yang bisa meninggalkan kesan
mendalam.
Contohnya Nisa,mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-
tik (FISIP) dari Departemen Hubun-
gan Internasional (HI) ini, yang
menjadi Exchange Participant di
Beijing, China. Selama menjalani
project magang di sebuah lemba-
ga riset Corporate Social Respon-
sibility (CSR) di Beijing, Nisa juga
merasakan bagaimana suasana
Beijing ketika malam Tahun Baru
China atau yang di sini lebih dike-
nal sebagai Imlek. Di waktu seper-
ti itu, dia ikut menikmati malam
Tahun Baru dengan mengunjungi
teman-teman dan saudara-saudara
dari keluarga home stay-nya. Atau
ikut menikmati Spring Festival, fes-
tival tradisional di China untuk
menyambut musim semi.
Program magang memang
merupakan tujuan utama para Ex-
change Participant. Seperti Pera
yang menjadi Exchange Partici-
pant di Taiwan sebagai pengajar
Bahasa Inggris anak-anak. Selain
memperoleh berbagai pengalaman
baru, mahasiswa FISIP HI ini men-
gaku juga bisa memperkenalkan In-
donesia dan budayanya kepada
anak-anak Taiwan. Berbagai pen-
galaman lucu yang didapat Pera
selama proses itu memeberikannya
pengalaman yang tidak terlupakan.
“Misalnya, ketika menjelaskan
tentang Indonesia, anak-anak di
sana sempat tanya, Indonesia di
mananya Bali. Setelah saya jelas-
kan dengan menggunakan peta,
baru mereka mengerti. Ada juga
ketika saya mengenalkan batik se-
bagai warisan budaya asli Indone-
sia, salah seorang Exchange Par-
ticipant dari Malaysia juga menge-
nalkan batik sebagai tradisi Malay-
sia. Untung tidak terjadi adu ar-
gumen,” cerita Pera sambil terta-
wa.
Lain lagi program magang yang
dijalani oleh Renindya Hiera atau
yang akrab dipanggil Rara. Rara
yang juga berasal dari FISIP HI ini
menjalani project magang di se-
buah Non Government Organiza-
tion (NGO) yang bernama World of
Knowledge. Di sana Rara bertugas
mempromosikan Indonesia, baik
budaya maupun persoalan sosial
politiknya, ke sekolah-sekolah di
Polandia. Di sana, dia bahkan sem-
pat harus mengajar tari tradision-
al Indonesia. Padahal Rara belum
Gramedia Expo – Warta UnairSebuah seminar tak melulu berformat formal dan kaku yang
cenderung menempatkan peserta sebagai objek dan penden-
gar pasif, yang terkadang justru membuat peserta mengantuk
dan bosan. Adalah Magister Perubahan dan Pengembangan Or-
ganisasi (MPPO) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair)
bekerjasama dengan komunitas Imagine Indonesia (I2) yang
menyelenggarakan seminar yang dikemas layaknya sebuah per-
tunjukan teatrikal. Pagelaran teatrikal partisipatif namanya.
Dihadiri tak kurang dari 800 peserta, acara bertajuk Shared
Learning MPPO 2 tersebut berlangsung sangat meriah sekaligus
“hidup”. Hal ini dikarenakan seluruh peserta yang hadir tak
hanya duduk terdiam mendengarkan pemaparan bintang tamu,
tetapi juga sekaligus ikut berpartisipasi untuk mengeksplorasi
secara aktif sebagai sumber pembelajaran dan pembelajar. Alur
cerita yang unik semakin menambah wawasan dan memperkaya
inspirasi bagi siapapun yang menyaksikannya.
Dalam pagelaran tersebut, dikisahkan bahwa terdapat suatu
pulau yang didiami oleh sebuah bangsa besar bernama Simalu-
watuku, sebuah bangsa yang terjebak pada kebanggaan ter-
hadap kejayaan masa lalu. Sebuah bangsa yang dilanda keterpu-
rukan. Ditengah kondisi bangsa yang tak menentu, munculah
sosok Bangbangtut sebagai representasi kegelapan. Namun, tak
berlangsung lama, berangsur-angsur perubahan mulai terjadi saat
Dewi Inkrea mulai bangkit. Dewi Inkrea inilah yang menjadi tong-
gak perubahan dan kebangkitan bangsa Simaluwatuku. Dewi
Inkrea adalah cermin Indonesia Kreatif yang harus diwujudkan
dengan empat hal, yaitu harapan, imajinasi, desain, dan reso-
nansi.
Berlangsung di Gramedia Expo Surabaya, acara tersebut
menghadirkan Riri Riza (sang sutradara film-film fenomenal semi-
sal Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi), Singgih Susilo Kartono
(pencipta radio Magno, sebuah industri kreatif yang mampu me-
nembus pasar di 16 negara dunia), Dynand Fariz (pemenang Kick
Andy Heroes 2010 kategori seni budaya atas Jember Fashion
Carnaval), Alanda Khariza (peraih Young Changemakers Awards
for Innovation), dan terakhir Dr Seger Handoyo, penggagas MPPO
Fakultas Psikologi Unair.
Dalam acara tersebut, Riri Riza menyatakan bahwa film ad-
alah media yang paling demokratis yang dapat merekam berb-
agai aktivitas dan sejarah manusia. Lebih dari itu, film merupa-
kan mahakarya besar yang memadukan berbagai bentuk kreativ-
itas manusia karena film tidak hanya menyangkut penonton, teta-
pi juga menyangkut seni, ide, dan gagasan kreatif.
“Film adalah media yang paling demokratis yang dapat
merekam berbagai aktivitas seperti pertanian, transportasi, dan
sejarah manusia”, ungkapnya.
Sementara itu, Dr Seger Handoyo mengungkapkan diperlu-
kan impian dan harapan agar kemajuan dapat tercapai.
“Hanya dengan impian dan harapan, kita dapat maju”, demiki-
an Dekan Fakultas Psikologi Unair ini mengungkapkan.
Pada dasarnya kelima bintang tamu yang hadir mempunyai
titik temu yang sama bahwa sebuah kreativitas tidaklah hadir
Teatrikal Partisipatif
Riri Riza, sangsutradara filmLaskar Pelangisaat mencerita-kan pengalamandan perjalanan-nya menggelutidunia film. Menu-rutnya, film ada-lah media yangpaling demokratisyang dapatmerekam ber-bagai aktivitasdan sejarahmanusia.
IndonesiaKreatifMenuju
Bersambung ke hal. 14
Bersambung ke hal. 13
Rimbasewaktumenjalaniproject diChina
Dok Istimewa-Warta Unair
Dok Istimewa-Warta Unair
Sof-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 07WARTA SIVITAS
FKM-WARTA UNAIRTerlalu banyak mengkonsumsi ikan
asin ternyata kurang bagus untuk keseha-
tan. Kandungan Nitrosamine pada ikan
yang diasinkan atau diasap dapat memicu
terjadinya kanker nasofaring. Nitrosamine
merupakan substansi yang bersifat
karsinogenik. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad Syafiq, kandidat
Doktor asal Indonesia di Universitas
Queensland (UQ) bahwa masyarakat
Indonesia yang mengkonsumsi ikan asin
basah di usia anak-anak, terbukti berisiko
lebih tinggi terkena kanker nasofaring
dibandingkan yang tidak mengkonsumsi.
Kanker Nasofaring (KNF) merupakan
salah satu jenis kanker yang cukup
banyak diderita oleh orang Indonesia.
“KNF menduduki urutan keempat setelah
kanker leher rahim, kanker payudara dan
kanker kulit, dan urutan pertama kanker
pada kepala leher, dimana angka kejadian-
nya cukup tinggi di Indonesia sebanyak
4,7 kasus baru tiap tahun per 100.000
penduduk” papar Ahmad C. Romdoni, dr.,
SpTHT-KL pada konferensi pers acara
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring
untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya
di FKM UNAIR(12/4).
Gejala kanker nasofaring biasanya
tergatung pada derajat penyebaran dan
lokasi tumbuhnya tumor. Gejala yang
sering ditemukan adalah pembesaran
kelenjar di bagian leher (nasofaring
adalah daerah yang berada antara
belakang hidung dan esophagus). Gejala
tidak khas seperti hidung tersumbat,
ingus, gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, kelumpuhan pada otot mata,
penglihatan ganda, kelumpuhan otot lidah
juga merupakan gejala yang sering
ditemui pada penderita KNF. Karena tidak
ada gejala yang spesifik, terlebih pada
stadium dini, banyak kasus terlambat
diagnosis. Pemeriksaan terhadap karsino-
ma nasofaring dilakukan dengan cara
anamnesa penderita dan disertai pemerik-
saan nasofaringologi, radiologi (MRI atau
CT Scan), histopatologi, atau dengan uji
Enzyme Linked Immunosorbent Assay
(ELISA). Penanggulangan karsinoma
nasofaring sampai saat ini masih merupa-
kan suatu problem, hal ini karena etiologi
(penyebab penyakit) yang masih belum
pasti, gejala dini yang tidak khas serta
letak nasofaring yang tersembunyi,
sehingga diagnosis sering terlambat. Akan
tetapi deteksi dini merupakan hal yang
sangat penting pada stadium dini, radiot-
erapi masih merupakan pengobatan
pilihan yang dapat diberikan secara
tunggal dan memberikan angka kesembu-
han yang cukup tinggi. Pada stadium
lanjut, diperlukan terapi tambahan
kemoterapi yang dikombinasikan dengan
radioterapi. Sekalipun KNF tidak memberi-
kan gejala yang spesifik, dianjurkan untuk
tidak meremehkan gejala seperti yang
diutarakan di atas. Berkonsultasi ke
dokter umum atau langsung ke dokter
spesialis THT merupakan tindakan yang
tepat.
“Pengenalan tumor secara dini,
diagnosis, dan pengobatan telah memberi
harapan peningkatan survival dan perbai-
kan fungsi, namun kenyataannya harapan
hidup tidak meningkat dalam 30 tahun
terakhir di mana 33 % penderita meninggal
karena kankernya” ungkap Prof. Dr.
Widodo Ario Kentjono, dr., Sp.THT-KL (K)
dari departemen ilmu kesehatan THT-KL
Fakultas Kedokteran UNAIR, sebagai
pembicara. Hal ini banyak berhubungan
dengan keterlambatan diagnosis akibat
ketidaktahuan ataupun awareness yang
kurang dari para dokter yang berada di
lini terdepan untuk mendeteksi KNF
secara dini, sehinga penanganan awal
kurang adekuat, dengan demikian penting
sekali bagi dokter umum untuk mengenal
proses penyakit ini lebih dini dan melaku-
kan upaya rujukan yang baik.
Pelatihan yang dihadiri oleh 53 dokter
umum dari seluruh puskesmas di Surabaya
dan satu dokter dari Dinkes Kota Surabaya
ini, bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi dan awareness para dokter.
Terdapat satu sesi yang menghadirkan
pasien kanker nasofaring secara langsung,
dimana para dokter dapat melihat secara
jelas tentang gejala dan tanda fisik
penderita KNF. Pesan yang ingin disampai-
kan melalui pelatihan ini adalah agar
masyarakat juga lebih peduli pada keseha-
tannya, terutama terkait penyakit yang
satu ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya KNF adalah dengan
mengurangi konsumsi ikan asin yang
berlebihan, menghindari alkohol serta
paparan uap atau asap formaldehid. Naf
Deteksi Dini Kanker Nasofaring Puskesmas Surabaya
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya diFKM UNAIR (12/4).
� Seminar Quo vadis BHMN Pasca Dicabutnya UU BHP
Jangan Salah Memahami UU BHPBANYAK wacana yang mempertanya-
kan kembali status PT. BHMN universitas
setelah dicabutnya UU BHP melalui pu-
tusan MK. Padahal, banyak yang terlan-
jur mengadopsi sistemnya. Kejelasan sta-tus Universitas Airlangga yang mengubah
status PTN-nya menjadi PT. BHMN pun
juga kembali dipertanyakan. Bagaimana
Unair bersikap akan hal ini? Adakah nia-
tan kembali ke PTN ataukah tidak ter-
pengaruh dan tetap jalan dengan statusBHMN? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang
mendasari BEM FISIP Unair merasa perlu
dengan segera menggelar diskusi terbu-
ka bertajuk : Quo vadis BHMN Pasca Di-
cabutnya UU BHP.
Diskusi terbuka di ruang Adi Sukadana,14 April lalu ini menghadirkan Dr. Hadi Sub-
han, pakar hukum sekaligus sekertaris Un-
air, dan Dharmaningtyas, pengamat pen-
didikan.
Dalam Polemik ini, menyampaikan be-
berapa poin mengenai sikap unair danpandangannya sebagai ahli hukum. Per-
tama, Unair atau PT. BHMN yang lain sep-
erti UI, UGM, dan ITB, sebenarnya se-
cara praktis tidak terpengaruh dengan
dicabutnya UU BHP sebab landasan yang
dipakai berbeda. Unair menjadi BHMNdiatur melalui Peraturan Pemerintah (PP)
No. 30/2006, sedangkan UU BHP, yaitu UU
No.9/2009 yang dibatalkan MK men-
yangkut Badan Hukum Pendidikan. Dari
hal tersebut bisa dilihat, bahwa Unair
ditetapkan dahulu sebagai BHMN sebe-lum UU BHP ada.
Kedua, ia menyesalkan banyaknya ke-
salahpahaman memaknai UU BHP inilah
yang menyebabkan pencabutan terhadap
UU tersebut. Menurut Hadi, UU BHP jus-
tru sifatnya menguntungan peserta did-ik, bukan malah merugikan. Jika UU BHP
diimplementasikan, kekhawatiran komer-
sialisasi justru sirna. Dengan UU BHP (vide:
pasal 41), penyelenggara tidak boleh men-
danai pendidikan dengan menarik uang
kepada masyarakat (peserta didik) lebih
dari 30 persen atau sepertiga jumlah se-luruh dana pengoperasian pendidikan.
“UU BHP justru melindungi hak-hak pe-
serta didik,” tekannya.
UU BHP berusaha memberikan tero-
bosan dalam pengelolaan pendidikan den-
gan mengubah sistem yang selama ini ber-laku. Sistem BHP itu telah terbukti sukses
dilaksanakan oleh PT BHMN, yang idenya
hampir sama dengan BHP. Terbukti, PT terse-
but berhasil masuk dalam peringkat dunia.
Misalnya UI, UGM, ITB, dan Unair. Mereka
masuk dalam peringkat 400 besar dunia.Di sisi lain, Dharmaningtyas tidak
sependapat. “Bagaimanapun juga, dilihat
dari segala sisi bentuk BHMN itu tidak men-
guntungkan dan mempersempit peluang
rakyat untuk mengenyam pendidikan ting-
gi,” tegasnya. Ia memaparkan, bahwa ala-san otonomi tergantung kemauan pengua-
sa, bukan bentuk kelembagaan. Dan jika
otonomi itu malah membuat universitas jor-
joran dengan biaya pendidikan untuk
mengejar status peringkat dunia, sangat ris-
kan sekali karena artinya para cendikiawankampus mau saja dibodohi kapitalisme.
“Standar-standar ini dibuat untuk tu-
juan komersil. Silahkan dilihat saja indika-
tor-indikator untuk peringkat tersebut,”
ungkapnya. Salah satunya adalah peng-
gunaan yang tinggi terhadap internet. Ke-tika semua berlomba menggunakan inter-
net, pihak-pihak mana yang diuntungkan?
Tidak lain adalah kapitalis piranti teknolo-
gi informasi. “Didalamnya tidak ada indika-
tor pelayanan masyarakat, padahal Tri
Dharma perguruan tinggi salah satunyaadalah pengabdian terhadap masyarakat.
Ironis sekali,” pungkasnya. puz
Karunair – Warta unair
Saat ini sebanyak tiga belas orang dos-en muda mengikuti program magang di Uni-
versitas Airlangga (Unair) yang diselenggar-akan oleh Direktorat Jenderal PendidikanTinggi (Dikti). Peserta program berasal dari
Aceh, Padang, Palembang, Bandung, Malang,Bojonegoro, dan Jombang. LembagaPengkajian dan Pengembangan Pendidikan
(LP3) Unair sudah menangani program inisejak tahun 2004.
Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional RepublikIndonesia melihat adanya kesenjangan antaruniversitas di Indonesia. Oleh karena itudiperlukan program magang dosen muda di
universitas yang sudah berpengalaman. “Pro-gram ini bertujuan untuk meningkatkan ko-mpetensi dosen muda dari universitas yang
tergolong muda agar mendapat pengalamantentang bagaimana mengelola perguruantinggi yang baik,” kata Adi Subianto, drg.,
MS., SpPros., Wakil Ketua LP3. Program ma-gang berlangsung selama lima bulan di limauniversitas yang ditunjuk oleh Dikti yaitu
Unair, Universitas Gadjah Mada (UGM), Uni-versitas Negeri Surabaya (Unesa), InstitutTeknologi Bandung (ITB), dan Universitas
Padjadjaran (Unpad).“Kita tidak menutup
mata tentang adanya ke-
senjangan antar universi-tas,” kata Adi. Kemam-puan dosen muda di be-
berapa universitas dalamtransfer ilmu, penguasaanlapangan, dan pembuatan
media pembelajaran masihkurang. Kualitas lulusanumumnya lebih rendah
dari dosen pengajar. “Jikadiadu hard skill--nya sayarasa akan sulit bertanding
dengan lulusan perguru-an tinggi yang sudah es-tablish,” tambahnya. Ke-
banyakan lulusan beker-ja di daerah yang sama.
“Sarana dan prasarana seperti LCD, per-
pustakaan memang ada, namun tidak se-lengkap dan sebanyak di sini,” kata GinaMuthia, S.SiT, dosen Stikes Mercubaktijaya
Padang, salah seorang peserta program ma-gang. “Kami belum mempunyai guru besar,dosen pun paling tinggi gelarnya Strata-2
(S-2),” tambahnya. Pengajuan guru besardi universitas asal peserta lebih mudah kare-na kebutuhan institusi. “Kondisi di sana ter-
utama universitas swasta masih banyakmasalah dengan yayasan dan masalah ituternyata mengganggu proses belajar men-
gajar,” kata Adi. Kebanyakan universitas asalpeserta magang belum menggunakan me-tode pembelajaran e-learning.
Materi tentang manajerial yaitu bagaim-
ana me-manage universitas disampaikan se-
lama magang. Materi lain yang disampaikan
yaitu peningkatan kompetensi dosen, me-
tode inovatif e-learning, pembuatan buku
ajar, penggunaaan media pembelajaran yang
baik, dan etika riset. Mereka juga diperke-
nalkan dengan sarana prasarana yang ada
di Unair seperti perpustakaan, rumah sakit
Program Magang Dosen Muda
Bersambung ke hal. 13
Suasana pelatihan dosen muda .Yit-Warta Unair
Naf-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 GUBES
Ke tiga guru besar tersebut
adalah Prof. Dr. Budi Susetyo
Pikir, dr., SpPD., SpJP (K), FIHA,
Prof. Dr. Suhartati Soewono, dr.,
M.S., dan Prof. Dr. Agus Yudha
Hernoko, SH, MH.
Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir,
dr., SpPD., SpJP (K) adalah guru
besar dalam bidang Ilmu Kardiolo-
gi dan Kedokteran vaskuler dan
pada saat ini mengabdikan
keilmuannya pada Departemen
Kardiologi dan Kedokteran
vaskuler Fakultas Kedokteran.
Pidato pengukuhannya menga-
ngkat tema pemanfaatan sel
punca pada penyakit kardio-
vaskuler.
Prof. Dr. Suhartati Soe-
wono, dr., M.S., adalah guru
besar dalam bidang Ilmu
Biokimia dan tercatat sebagai
staf pengajar pada Departemen
Biokimia Kedokteran Fakultas
Kedokteran. Defisiensi glukosa –
6- fosfat dehidrogenase adalah
topik yang diangkatnya dalam
pidato pengukuhan guru besar
nya.
Sementara itu, sebagai
seorang guru besar Ilmu Hukum
Kontrak, Prof. Dr. Agus Yudha
Hernoko, SH, MH. mengangkat
masalah hukum kontrak dalam
pidato pengukuhannya. Saat ini
ia mengabdi sebagai dosen
pada Fakultas Hukum.
Dalam pidatonya Prof. Budi
NO :
56Tahun VIMei 201008
Susetyo Pikir mengungkapkan
tentang perkembangan peneli-
tian sel punca sebagai metode
alternatif bagi penanganan
penyakit jantung koroner.
Walaupun sampai saat ini masih
harus dilakukan studi lebih
dalam, namun ia yakin bahwa
pada suatu saat penggunaan
berbagai jenis sel punca dapat
dipertimbangkan sebagai cara
pengobatan dan perbaikan fungsi
jantung.
Prof. Dr. Suhartati Soewono,
dr., M.S menguraikan tentang
pentingnya peningkatan kewasp-
adaan orang terhadap defisiensi
enzim glukosa – 6- fosfat dehidro-
genase (G6PD). Kekurangan
enzim G6PD, yaitu enzim yang
bekerja sebagai anti oksidan
endogen itu, bersifat genetik.
Penderita gangguan ini berpelu-
ang mengalami keadaan kejang
atau kelelahan otot, infeksi
kronis serta anemia sebagai
akibat paparan bahan oksidan
yang tidak dapat dinetralkan.
Bahaya kekurangan enzim
tersebut bisa menimbulkan risiko
yang membahayakan janin dalam
kandungan seorang ibu yang
mengalami kekurangan G6PD.
Dalam orasi bertajuk “Keseim-
bangan Versus Keadilan Dalam
Kontrak” (Upaya menata Struktur
Hubungan Bisnis dalam Perspek-
tif Kontrak yang Berkeadilan),
Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko,
SH., MH., menjelaskan bahwa
sebuah bisnis akan berlangsung
TIGA orang putera terbaik Universitas
Airlangga dikukuhkan sebagai guru besar pada
Rapat terbuka Senat Akademik Universitas
Airlangga Sabtu (1/5) di Ruang Garuda Mukti
Kantor Manajemen Universitas Airlangga.
Rektorat – Warta UnairDalam orasi pengukuhannya bertajuk “Keseimbangan
Versus Keadilan Dalam Kontrak” (Upaya menata Struktur
Hubungan Bisnis dalam Perspektif Kontrak yang Berkeadilan),
Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH., menjelaskan bahwa
sebuah bisnis akan berlangsung kondusif, yaitu efisien dan
profit, apabila dibingkai dengan aturan main yang komprehen-
sif, terutama melalui penerapan azas proporsionalitas dalam
kontrak bisnisnya.
“Idealnya memang demikian, dan jika dalam hubungan
bisnis yang dikemudian hari terjadi konflik dan atau salah satu
pihak wanprestasi, biasanya hal itu akibat dari kontrak bisnisn-
ya yang tidak proporsional. Jadi kalau kontrak bisnisnya baik
maka bisnis itu akan menjadi baik pula,” kata Guru Besar baru
dalam Bidang Ilmu Hukum Kontrak pada Fakultas Hukum
Universitas Airlangga ini dalam jumpa pers menjelang penguku-
han.
Tetapi persoalannya, dewasa ini perdebatan tentang
keseimbangan dan ketidakseimbangan berkontrak sudah
waktunya untuk ditinggalkan, khususnya dalam kontrak bisnis
(komersial). Sehingga masalah posisi para pihak yang berkon-
trak seharusnya perlu dikaji secara jernih, terutama pada
struktur hubungan dan bangunan azas-azasnya. Hubungan
kontrak itu seharusnya ditekankan sesuai proporsinya dengan
mengetengahkan prinsip-prinsip universal seperti itikat baik,
transaksi dan adil dan jujur, tanpa sesuatu yang disembunyi-
sembunyikan. Dengan demikian maka perbedaan kepentingan
diantara para pihak dapat diatur melalui mekanisme pembagian
beban kewajiban secara proporsional, terlepas berapa
proporsi hasil akhir yang diterima para pihak.
“Problematik itulah merupakan tantangan para yuris untuk
memberikan jalan keluar terbaik demi terwu-
judnya kontrak yang saling menguntungkan
para pihak. Jadi win-win solution contract,
yang disatu sisi memberikan kepastian hukum
dan disisi lain memberikan keadilan,” kata Prof.
Agus Yudha Hernoko, yang ketika menyampai-
kan orasi diselingi joke-joke yang menyegarkan
dan memancing tawa para hadirin.
Urgensi pengaturan kontrak dalam praktik
bisnis ini adalah untuk menjadikan pertukaran
kepentingan berjalan secara proporsional bagi
para-pihak. Jadi hubungan kontraknya akan
menjadi adil dan saling menguntungkan, dan
bukan malah sebaliknya. Oleh karena itulah
melalui orasinya, Professor kelahiran Madiun 19
April 1965 ini, mengimbau para pelaku bisnis
untuk memahami adegium bahwa “setiap
langkah bisnis adalah langkah hukum” sehingga
bisnis yang dilaksanakan akan berjalan kon-
dusif. - Bes
Kontrak BisnisSebaiknya
Proporsional
kondusif, yaitu efisien dan profit,
apabila dibingkai dengan aturan
main yang komprehensif, teruta-
ma melalui penerapan azas
proporsionalitas dalam kontrak
bisnisnya.
Acara pengukuhan guru
besar seperti biasanya dipimpin
oleh Ketua Senat Akademik
Universitas Airlangga, Prof. Sam
Soeharto dan dihadiri oleh para
guru besar, sivitas akademika,
sanak keluarga dan tamu
undangan. �
Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH
DARI kiri, Prof. AgusYudha Hernoko, Prof.Suhartatik, dan Prof.Budi Susetyo Pikir.
Bes-Warta Unair
Bes-Warta Unair
Bes-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 09GUBES
TEKNOLOGI stem cell (sel
punca) akhir-akhir ini semakin
populer dalam dunia kedokteran.
Dengan teknologi stem cell,
berbagai masalah kesehatan yang
dulu bahkan membuat dokter-
dokter menyerah, sekarang
menjadi masuk akal untuk
disembuhkan. Teknologi stem
cell pada dasarnya adalah
mengambil bagian sel punca dari
sumsum tulang belakang untuk
dikembangkan menjadi jaringan
organ yang baru, seperti sel
tulang, sel tulang rawan, bahkan
sel otot jantung. Penyakit
kardiovaskuler seperti penyakit
jantung koroner dan katub
jantung yang dulu tidak bisa
disembuhkan dengan obat
menjadi dimungkinkan untuk
diobati. Selain itu, dari peneli-
tian Prof. Budi, ditemukan bahwa
sel punca yang berasal dari
jaringan lemak ternyata lebih
mudah untuk dijadikan sel otot
jantung.
Dalam orasi ilmiahnya yang
berjudul Pemanfaatan Sel Punca
pada Penyakit Kardiovaskuler,
Prof. Budi menyatakan, bahwa
teknologi stem cell juga bisa
diterapkan pada penderita
penyakit jantung koroner
iskhemik kronik yang sudah tidak
mempan terhadap obat-obatan,
intervensi kardiologi, maupun
bedah jantung. Dengan teknologi
stem cell tersebut, penderita
penyakit-penyakit tersebut
memiliki harapan baru untuk
memperbaiki kualitas hidup
mereka.
Selain itu, tenologi stem cell
juga bisa digunakan untuk
pengembangan rekayasa katub
buatan dengan teknologi
scaffold baik dari katub ho-
mograft yang telah diluruhkan
sel-selnya atau dari bahan
sintetis yang biodegradeable.
Kelebihan dari katub semacam
ini adalah masih dapat tumbuh
sesuai dengan perkembangan
anak. Meskipun penelitian
tersebut menjanjikan, untuk
penerapan jangka panjang masih
perlu banyak perbaikan.
Meskipun teknik pengobatan
penyakit jantung dengan
menggunakan stem cell diper-
caya sebagai solusi masa depan,
teknik ini sendiri masih belum
mampu menghasilkan sesuatu
yang dramatik dan kurang bisa
dipraktekkan secara luas.
Beberapa hal yang menjadi
alasannya adalah ketika sel
punca yang disuntikkan ke dalam
jaringan target hanya 0,5%
sampai 5% saja yang masih
bertahan berada dalam jaringan.
Sedangkan sisanya hanya
melewati saja. Teknik pengoba-
tan dengan menggunakan
teknologi stem cell juga tidak
bisa digunakan secara luas
karena mahalnya biaya yang
harus dikeluarkan, bisa mencapai
puluhan juta sekali suntik.
“Kalau kasusnya tidak akut
sekali, kenapa harus pakai stem
cell? Gunakan saja pengobatan
yang biasa,” ujar Prof. Budi.
Mahalnya biaya tersebut
dikarenakan peralatan dan
Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr., Sp.PD., Sp.JP(K)
Stem Cell, HarapanPenderita Penyakit
Kardiovaskuler
fasilitas yang digunakan untuk
aplikasi stem cell masih harus
didatangkan dari luar. Misalnya
flow cytometry, yang digunakan
untuk mengisolasi stem cell
secara imunomagnetik. Untuk
penyuntikan stem cell dari dalam
jantung sendiri juga diperlukan
alat khusus serta alat lain untuk
menilai keberhasilan pengobatan
dengan stem cell.
Stem cell juga sempat
menjadi kontroversi karena
persoalan etika. Beberapa
kalangan mengkhawatirkan jika
pengembangbiakan stem cell ini
menggunakan media yang tidak
steril, seperti janin sapi atau
babi. Karena berasal dari bina-
tang, dikhawatirkan ada kemu-
ngkinan menularkan penyakit-
penyakit seperti virus dan sapi
gila. Apalagi jika kemudian
jaringan dari binatang dimasukkan
ke dalam organ manusia.
Di Surabaya sendiri
perkembangan teknologi stem
cell sudah dimulai oleh Unair,
baik pengembangbiakan dari
binatang maupun manusia.
Penelitian stem cell tersebut
saat ini baru diujicobakan pada
binatang, karena masih harus
menunggu penelitian lanjutan
untuk memenuhi kelayakan etik.
Untuk itu, sedang dikembangkan
penelitian tentang teknik
pengembangbiakan stem cell
dengan produk manusia sebagai
pengganti. Misalnya bisa dengan
menggunakan serum penderita
sendiri atau albumin manusia
sebagai pengganti. Jika hal
tersebut bisa dilakukan, masalah
etik tentu tidak menjadi masalah
lagi karena menggunakan stem
cell dari tubuh penderita
sendiri.gin
Minum Obat Malaria Bisa Anemia“Minum obat malaria bisa menyebabkan
anemia,” demikian tutur Prof. Dr. Suhartati,
dr., MS dalam jumpa pers di Kantor Manag-
emen Universitas Airlangga (29/4) dalam rangka
pengukuhannya sebagai guru besar pada
tanggal 1 Mei 2010. Hal tersebut dapat terjadi
jika penderita malaria menderita defisiensi
glukosa 6 fosfat dehidrogenase. Glukosa 6
fosfat dehidrogenase (G6PD) adalah enzim
yang bekerja pada metabolisme karbohidrat.
Enzim ini terdapat di sitoplasma, tersebar di
seluruh sel dengan kadar yang berbeda-beda.
Defisiensi G6PD merupakan cacat enzimatik
karena mutasi gen G6PD, sehingga penyakit ini
dapat diturunkan.
Melalui orasi berjudul “Mewaspdai
Defisiensi Glukosa – 6 Fosfat Dehidrogenase
(G6PD) Dalam Upaya Mewujudkan Indonesia
Sehat”, Prof. Suhartati mengingatkan, bahwa
defisiensi G6PD ini merupakan penyakit
genetik yang sulit dideteksi kasat mata.
Penyakit ini baru bereaksi jika penderita
bersentuhan dengan bahan oksidan, seperti:
mengkonsumsi obat-obat malaria (banyak
mengandung oksidan), makan kacang koro,
mencium kapur barus, dll. Jika bersentuhan
dengan bahan tersebut penderita defiensi
G6PD akan mengalami kejang otot, kelelahan
otot, infeksi kronis, anemia. Penderita G6DP
juga memiliki kemungkinan besar mengalami
keguguran saat hamil dan melahirkan anak
yang cacat.
Di Indonesia defisiensi G6PD ini merupakan
penyakit yang kurang populer. Meskipun
kurang populer, menurut Guru Besar Universi-
tas Airlangga ke-385 ini, populasi masyara-kat
Indonesia yang terkena penyakit ini ternyata
cukup tinggi sekitar 3,9% - 18,4% dan tersebar
dari Sabang sampai Merauke.
Ketidakpopuleran defensiasi G6PD terjadi
karena penyakit ini sulit dideteksi secara
kasat mata dalam kondisi biasa pend-erita
defesiensi G6PD tampak normal. Selain itu
pada kenyataannya, selama ini para dokter
juga sering mengabaikan penyakit kekurangan
enzim ini, sementara masyarakat awam pun
banyak yang belum mengetahui tentang
penyakit ini karena kurangnya pen-yuluhan.
Penyakit genetik ini tidak bisa disembuhkan,
namun bisa diatasi dengan memperbanyak
asupan antioksidan endogen. Antioksidan dapat
diperoleh dari konsumsi vitamin C, vitamin E,
beta karoten, selenium, dan zinc, yang banyak
terdapat dalam sayuran berwarna hijau dan
kuning, ikan laut, daging, gandum, dll.
Melalui penelitiannya Profesor di bidangIlmu
Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga ini menyarankan langkah-langkah
konkret untuk menekan penderita akibat
defisiensi G6PD. Pertama, surveillance epidemo-
logi terhadap defiensi G6NP. Kedua, promosi
kesehatan berupa penyuluhan di bidang ke-
masyarakatan dan pelayanan. Cara ini bisa
dimulai di tingkat puskesmas, di bidang pendidi-
kan dengan pembekali mahasiswa pengetahuan
dan ketrampilan diagnose dini, serta membentuk
kerjasama penelitian. Ketiga, penanganan yang
baik terhadap para penderita sehingga tidak
jatuh dalam situasi yang lebih parah. intan
Prof. Dr. Suhartati, dr., MS
“Voice from the Archipelago: KekayaanIndonesia untuk Penyelamatan Lingkungan
SEBUAH foto tidak hanya mampu menyuara-
kan ribuan kata. Foto juga dapat digunakan se-
bagai media untuk melestarikan sebuah kebu-
dayaan.
“Voice from the Archipelago” itulah juduln-
ya, sebuah pameran foto yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Kedutaan
Besar Amerika Serikat di Jakarta, Konsulat Jen-
dral Amerika Serikat di Surabaya dan Microsoft
bermitra dengan Photovoices International in In-
donesia. Pameran ini diselenggarakan di lima per-
guruan tinggi yang ada di lima kota di Indone-
sia, yaitu di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Sura-
baya, dan Malang.
Sebanyak 31 foto yang berjajar rapi di Lob-
by Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B
tak henti membuat para pengunjung berdecak
kagum. Pameran yang berlangsung 11-14 Mei
2010 dari pukul 09.00-16.00 ini memang menampil-
kan keanekaragaman hayati Indonesia yang
menakjubkan dan kreatifitas manusia Indonesia
PAMERAN FOTO
Bersambung ke hal. 13
Bes-Warta Unair
Bes-Warta Unair
Yit-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 WARTA SIVITAS10
JUMAT, 14 Mei 2010 sebanyak 181
mahasiswa Universitas Airlangga berkum-
pul di Ruang Kahuripan Kampus C dengan
wajah berseri-seri. Mereka adalah
mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi
dari jalur PMDK Prestasi yang hendak
melakukan daftar ulang.
Bidik Misi adalah program beasiswa
yang diluncurkan Pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional beker-
jasama dengan beberapa PTN di Indone-
sia. Sebuah kehormatan bagi Universitas
Airlangga yang menjadi salah satu PTN
yang mendapat kesempatan mengajukan
500 mahasiswa yang telah diseleksi
melalui PMDK Prestasi dan SNMPTN,
untuk menerima beasiswa Bidik Misi itu.
“Beasiswa ini adalah sebuah kesempa-
tan yang sangat berharga. Dana dari
rakyat yang dipercayakan untuk biaya
pendidikan mahasiswa berprestasi yang
kurang mampu secara ekonomi ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi
lebih pada mahasiswa yang bersangku-
tan,” ujar Khoirul Mubin selaku penang-
gung jawab acara Penyambutan Penerima
Bidik Misi.
Sebelumnya, 9-10 April 2010, BEM UA
juga telah melakukan acara pendampin-
gan calon mahasiswa Unair yang mendap-
atkan BMU dan hendak mengikuti seleksi
PMDK Prestasi pada 2010. “Jadi acara hari
adalah rangkaian dari acara pendampin-
gan yang dilakukan sebelumnya, setelah
masuk sebagai mahasiwa pun BEM akan
tetap mendampingi dengan mengumpul-
kan penerima Bidik Misi dalam sebuah
forum yang akan diadakan sebulan sekali”
jelas Mubin yang adalah mahasiswa Prodi
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi
angkatan 2006 ini.
Program pendampingan mahasiswa ini
dilakukan agar mahasiswa penerima Bidik
Misi dapat lebih terarah sehingga bisa
berprestasi dengan maksimal, baik dalam
bidang akademis maupun non akademis.
“Senang sekali rasanya bisa menerima
Bidik Misi, padahal waktu ujian rasanya
tegang, deg-degan, tapi Alhamdulillah bisa
masuk,” tutur Muhammad Rahmad Royan
salah satu mahasiswa penerima Bidik Misi
yang berhasil masuk prodi budidaya
perairan unair. Mahasiswa dari SMA
Negeri 11 Medan ini merasa dimudahkan
dengan adanya program pendampingan
ini. Mahasiswa yang datang ke Surabaya
seorang diri ini mendapat bantuan
tempat menginap dari salah seorang
anggota BEM yang baru dikenalnya.
BEM juga membuka ‘Tenda Advokasi’
yang dibuka di depan Auditorium-tempat
daftar ulang mahasiswa penerima Bidik
Misi, untuk memberi bantuan informasi
bagi para mahasiswa baru. Informasi yang
diberikan berupa informasi umum, seperti
informasi tempat kost, transportasi, dan
informasi khusus seperti informasi
fakultas, serta kegiatan-kegiatan non
akademik. ***
FST-Warta Unair
Ambilkan bulan Bu,
untuk menerangi tidurku
yang lelap di malam gelap.
Bagi sebagian orang, penggalan syair
itu tak lebih dari sekedar kidung yang
sering dinyanyikan oleh anak kecil.
Namun lain halnya bagi anak-anak desa
Sumber Bening, Kondang Merak, Malang
Jawa Timur, karena lagu itu seolah telah
menjadi lagu wajib yang bisa menggam-
barkan suasana hati mereka di saat
malam menjelang. Sudah sekian lama
desa mereka tidak tersentuh listrik.
Sehingga wajar jika setiap malam,
mereka hidup dalam kegelapan. Desa
terpencil yang berada di kawasan
pesisir pantai ini juga jauh dari fasilitas
umum, dimana pompa bensin yang
terdekat saja, letaknya sekitar tiga
kilometer dari desa dengan kondisi jalan
bebatuan yang sulit dilewati. Warga
mengeluhkan kinerja perusahaan listrik
yang hanya memberi janji, namun belum
ada wujudnya sehingga desanya pun
tetap “padam”. Beberapa bulan
terakhir, desa mereka mulai mendapat-
kan sedikit penerangan, setelah warga
berinisiatif untuk membeli genset.
Namun kapasitas kerjanya kurang
maksimal karena daya yang dihasilkan
terbatas dan bahan bakarnya mahal
serta cepat habis.
Tempat pelelangan ikan sebagai
pusat kegiatan warga yang mayoritas
bekerja sebagai nelayan juga gelap
gulita. TPI yang ramai dengan kegiatan
warga pada jam tiga hingga lima pagi ini
hanya diterangi oleh senter yang
dibawa oleh beberapa nelayan saja. Hal
itu tentunya sangat menghambat
kegiatan warga. Kisah mereka terus
berjalan seperti itu, hingga kemudian
datang serombongan mahasiswa Fisika
UNAIR yang menggoreskan sedikit tinta
perubahan. Desa “padam” yang sudah
cukup familiar di kalangan mahasiswa
Fisika UNAIR sebagai tempat outbond
itu, sedikit mulai bercahaya. Ini terjadi
setelah mahasiswa bersama warga
membangun sebuah kincir angin untuk
pembangkit listrik tenaga angin. “Kami
tersentuh dengan kondisi warga,
hingga kemudian berinisiatif membuat
kincir angin setelah melihat bahwa
angin di sana cukup kencang” jelas
Guruh, Presiden Himpunan Mahasiswa
Fisika (HIMAFI) UNAIR ini. Kincir angin
dari besi yang berdiameter 2 meter
dengan tinggi tiap tiangnya 4 meter ini
mampu menghasilkan daya hingga 600
watt, cukup untuk menerangi TPI
selama empat jam lebih. “Desain kincir
kami buat sendiri, pembuatan kerang-
kanya bekerjasama dengan bengkel,
dan dana pembuatannya adalah
swadaya dari mahasiswa serta sebagian
dari kas himpunan” aku Guruh. Kincir
angin yang dibuat dengan menghabis-
kan dana sekitar dua juta rupiah ini
diakui mampu bertahan hingga lima
tahun lebih jika dilakukan perawatan
dengan baik. “Dana yang terbatas
memaksa kami untuk memutar otak
bagaimana agar kincir yang dihasilkan
juga maksimal. Masalah perawatan tidak
sulit, karena sudah ada beberapa warga
yang mengerti tentang itu” ujar Deny,
salah seorang anggota panitia kegiatan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini
terintegrasi dengan kegiatan Achieve-
ment Motivation Training (AMT) untuk
mahasiswa angkatan baru. Mahasiswa
baru dilibatkan secara aktif dengan
tujuan untuk memberikan pengalaman
baru dalam aplikasi ilmu fisika, sekaligus
meningkatkan sense of humanity
mereka. Membutuhkan waktu hingga
satu bulan, sejak 7 April 2010 lalu,
dimulai dari pembuatan desain hingga
pemasangan kincir, dan kemudian
diserahkan ke warga pada 2 Mei
kemarin. “Ini adalah kegiatan pengabdi-
an masyarakat pertama yang kami
lakukan, dan semoga tidak menjadi yang
terakhir” ungkap Guruh. Dia mengaku,
hanya sebuah kincir belum mampu
menerangi seluruh wilayah desa,
sehingga perlu dikembangkan. Mereka
berupaya sebisa mungkin untuk meman-
tau perkembangan kincir angin yang
telah mereka buat. “Melihat warga
senang, kami pun turut bahagia”
tuturnya. Dia menambahkan, mahasiswa
sebenarnya mampu memberikan kontri-
busi yang nyata dengan mengaplikasikan
ilmu yang dimiliki untuk membantu
masyarakat, hal yang demikian itu lebih
bermanfaat. Jadi untuk menunjukkan
eksistensi mahasiswa, tidak perlu dengan
aksi anarkis bukan? Naf
PERANG terhadap tembakau tetap
terus digencarkan oleh Ikatan Ahli Kese-
hatan Masyarakat (IAKMI) Jawa Timur. Kini
dengan mendirikan Tobacco Control Sup-
port Center (TCSC )east Java. Dalam
wilayah pembicaraan yang lebih luas, se-
benarnya program ini ditujukan untuk
memerangi rokok mengingat sampai saat
ini banyak sekali kerugian yang harus diba-
yar oleh para perokok dan bukan perokok
akibat kegiatan merokok. Kerugian terse-
but meliputi kerugian biaya untuk mem-
beli rokok ataupun biaya untuk pengoba-
tan akibat perilaku merokok dan dampak
tidak langsung lainnya. Hal ini tentu san-
gat merugikan diri dan keluarga, teruta-
ma mereka yang perokok. Beban yang di-
tanggung keluarga bertambah besar den-
gan adanya salah seorang saja yang mer-
okok dalam keluarga tersebut. Namun
apabila perilaku ini dapat dihindari tentu
sedikit banyak pendapatan keluarga ber-
tambah hemat. Sedangkan pengeluaran
untuk kebutuhan yang lain yang lebih ber-
manfaat juga bertambah dengan pengali-
han biaya rokok ke biaya kebutuhan lain-
nya.
TCSC bergerak dengan melakukan ad-
vokasi ke pihak-pihak terkait dalam men-
gambil kebijakan. Langkah ini adalah mod-
el untuk mempengaruhi pemerintah dalam
mengambil kebijakan kesehatan, teruta-
ma tentang rokok. Santi Martini, dr.,
M.Kes selaku ketua TCSC menjelaskan,
bahwa area kebijakan penanggulangan
tembakau harus memperhatikan MPOW-
ER. MPOWER ini adalah Monitoring Peng-
gunaan tembakau dan pencegahannya,
Perlindungan terhadap asap rokok, Op-
timalkan dukungan untuk berhenti mer-
okok, Waspadakan masyarakat akan ba-
haya tembakau, Eliminasi iklan, promosi
dan sponsor terkait tembakau,dan Raih
kenaikan cukai tembakau. Hal ini dimak-
sudkan untuk semakin waspada terhdap
rokok dan untuk memperingatkan bahwa
tidakda ruang lagi bagi rokok di dunia ini.
Kegiatan yang akan dilakukan oleh
TCSC ke depan adalah membangun jejar-
ing pendukung untuk sama-sama berger-
ak menyatakan perang terhadap tembakau
dan rokok. Advokasi pun dilakukan kepa-
da siapa saja untuk semakin memperluas
dukungan terhadap gerakan ini. Dengan
cara ini diharapkan di masyarakat akan
semakin marak dilakukan kampanye anti
tembakau atau rokok. Harapannya,
masyarakat yang sering mendengar hal
tersebut akan tersadar dan meninggalkan
kebiasaan merokok atau bahkan men-
dukung gerakan anti rokok.
TCSC memiliki tujuan besar yang
hendak dicapai, yaitu meningkatkan der-
ajat kesehatan masyarakat Indonesia se-
luruhnya. Untuk itulah TCSC bergerak
secara intensif dalam menindak rokok,
Kincir Itu Menghidupkan
Desa Yang “Padam”
BEMMendampingiPenerimaBidik Misi
TCSC aktif Menindak Rokok
Santi Martini ketua TCSC Jawa Timur.
Bersambung ke hal. 14
Dok Istimewa-Warta Unair
Dok -Warta Unair
Dok Istimewa-Warta Unair
NO :
56Tahun VIMei 2010 11WARTA SIVITAS
� International Office and Partnership
Bersambung ke hal. 15
Pertemuan Ikatan Alumni Unair Cabang Belanda
KETIKA mendapatkan email dariHan Tiong Bo, salah satu pengurus IKAAirlangga Cabang Belanda, saya hanya
bergumam, sayang sekali saya tidakbisa hadir. Namun, Tuhan berkehendak
lain. Penerbangan saya ke Surabayaditunda akibat kabut asap vukanikGunung Eyjafjallajokull, sehingga
penerbangan di Eropa banyak dibatal-kan. Hikmahnya, saya bisa hadir dalampertemuan lanjutan antara IKA Airlang-
ga Cabang Belanda dan Dosen-dosenUnair yang sedang menempuh studi di
Belanda.
Sabtu, 17 April 2010, bertempat di
suatu rumah makan pinggir danau, Tong
Fong City Restaurant te Leidschendam,
di Weigelia 20, 2262 AB Leidschendam,
menjadi perjumpaan awal bersama Alum-
ni Universitas Airlangga (IKA-Airlangga)
Cabang Belanda. Ada sedikitnya 50 orang
hadir dalam pertemuan ini, yang rata-rata
sudah berusia 50 tahun. Merekalah gen-
erasi awal yang menjadi pelajar-pelajar
yang kuliah di Unair di tahun 1960an
hingga 1970an. Beberapa di antara mere-
ka mengaku, terpaksa meninggalkan
tanah air karena situasi politik yang
tidak bersahabat setelah tahun 1965.
Meskipun demikian, kebanggaan mere-
ka sebagai alumni Unair sungguh men-
jadi hal yang luar biasa bagi dosen-
dosen muda Unair maupun alumni
muda yang juga bergabung dalam per-
temuan itu.
Acara dikemas dengan agenda ra-
pat, diskusi dan pertunjukan musik.
Diawali pukul 12 siang dengan pen-
gantar dari Ketua IKA Airlangga, Drs.
Paul The Gwan Tjaij, MD. Kemudian rap-
at membahas persetujuan agenda, Not-
ulen pertemuan 20 September 2008, lap-
oran sekretaris dan bendahara, penun-
jukan Ko-
mite Audit, proposal dari Majelis Umum,
proposal dari Pengurus, dan perkenalan
dengan para mahasiswa Belanda yang juga
dosen Unair, antara lain Maradona (FH,
master RUG), Erni (master RUG), Faisal
(FH, master Utrecht University), Herison
Saat berbagi informasi bersama antaraAlumni dan Dosen Unair.
Ketua IKA Airlangga Cabang Belanda danMaradona- Dosen FH Unair yang sedangStudi di RUG Groningen- dalam AcaraPerkenalan.tif
Laporan dari R. Herlambang Perdana Wiratraman dari Leiden, Belanda, 18 April 2010.
Bersambung ke hal. 14
Unit Muda Energik Pembangun Relasi Internasional
2008 ketika mulai menjabat sebagai Ke-
pala Bidang Kerja Sama dan Hubungan In-
ternasional. Kemudian pada pertengah-
an 2009 IOP mulai membangun sistem dari
awal. Sedangkan secara resmi, IOP Unair
dibuka pada tanggal 1 Maret 2010 yang
lalu.
Proses membangun sistem inilah yang
memakan waktu cukup lama. Igak ingin
membangun sebuah sistem yang bisa link
and match dengan unit-unit lain di Unair,
misalnya dengan Pusat Penerimaan Ma-
hasiswa Baru (PPMB). Ini dikarenakan
proses penerimaan mahasiswa baru, ter-
masuk mahasiswa asing, tidak hanya le-
wat IOP saja, tapi juga harus melalui ber-
bagai unit-unit yang sudah ada. Meski
demikian, Igak berprinsip untuk memban-
tu memudahkan mahasiswa asing yang in-
gin kuliah di Unair. Misalnya membantu
mengurus administrasi, membantu men-
carikan tempat tinggal yang sesuai keingi-
nan, memberikan surat perkenalan, dan
lain-lainnya.
“Prinsipnya, kalau bisa dipermudah,
kenapa harus dipersulit? Biasanya pelajar
asing mengeluh karena birokrasi di Indo-
nesia panjang dan harus membayar di se-
tiap meja. Karena itu kami tidak ingin
mempersulit, tapi mereka juga jangan
minta gampangnya saja,” ungkap Igak.
Selain membantu mahasiswa asing
dalam hal administrasi, IOP juga berupaya
membantu pengembangan unit lain den-
gan mengadakan workshop, salah satun-
ya adalah pemetaan kekuatan Unair un-
tuk memasarkan keunggulan fakultas-
fakultas di Unair. Selain itu IOP juga men-
gadakan kerja sama dengan institusi-in-
stitusi pemerintah untuk mempermudah
masalah imigrasi, seperti kepolisian dan
keimigrasian.
Meskipun baru berdiri, IOP Unair
sudah berhasil menjalin kerja sama den-
gan beberapa pihak asing. Di antaranya
yang paling baru adalah kerja sama lang-
sung dengan delapan universitas anggota
konsorsium Erasmus Mundus dan kerja
sama dengan enam universitas dari Aus-
tralia. Untuk mahasiswa Erasmus Mundus
yang akan datang ke Unair mencapai tiga
belas orang.
Sebagai unit baru, IOP masih dipegang
oleh staf-staf dari dosen, pegawai rek-
torat, dan pegawai magang. Hal itu di-
anggap Igak kurang sesuai, karena ideal-
nya dipegang oleh staf full time. Kapasi-
tas SDM rektorat menurutnya kurang
memadai, karena staf IOP dituntut untuk
menguasai bahasa asing, minimal Bahasa
Inggris. Hal lain yang perlu diingat adalah
IOP juga memiliki kultur kerja yang ber-
beda dengan pegawai biasa. IOP menga-
nut kultur kerja terbalik, karena ber-
hubungan dengan waktu yang berlaku di
luar negeri. Bisa saja di Indonesia sudah
sore, namun di luar negeri masih siang
dan jam kerja masih efektif. Karenanya,
dibutuhkan juga staf yang muda, dinamis,
bersedia membangun relationship, suka
bepergian, energik, dan mampu mengua-
sai teknologi. Kemampuan menguasai
teknologi perlu karena untuk berhubun-
gan dengan pihak luar negeri sekarang
ini tidak lagi hanya dengan menggunakan
telepon dan email, tapi juga Twitter, Fa-
cebook, Skype, Yahoo Mail, dan berbagai
jejaring sosial di internet lainnya. Igak
sendiri juga mengidentikkan kegiatan IOP
dengan anak muda yang energik dan di-
namis. Karena itu, jangan sampai heran
jika IOP selalu ramai dengan gaya khas
anak muda yang meriah dan energik.
Igak menganggap staf yang sekarang
sama menguntungkan kedua belah pihak.
Karena itu, Igak berpesan kepada fakul-
tas, sebisa mungkin menghindari inisiasi
kerja sama secara individu. Jika memang
tidak memungkinkan, diharapkan untuk
mengirimkan pemberitahuan kepada IOP,
untuk mengindari masalah di kemudian
hari.
“Kerja sama itu sebenarnya kan jalur
institusi atau lembaga meskipun yang maju
individu. Ini masalah tanggung jawab, kare-
na di belakangnya ada bendera Unair.
Kalau ada apa-apa, sekalipun yang tanda
tangan individu, tapi orang hanya tahu
bahwa individu itu dari Unair,” ujar Igak.
Igak mengatakan, tidak banyak uni-
versitas yang memiliki IOP., meskipun Dik-
ti sendiri mendorong universitas-univer-
sitas untuk membangun IOP. Menurut
Igak, setiap IOP universitas memiliki per-
bedaan. Contohnya, IOP milik Unair yang
juga menangani kerja sama dalam negeri.
Meskipun disebut kerja sama dalam
negeri, sebenarnya lingkupnya mencak-
up region Asia Pasifik, karena Indonesia
termasuk dalam region Asia Pasifik. Sedan-
gkan untuk kerja sama luar negeri yang
dimaksud adalah Uni Eropa dan Amerika.
Jika dilihat dari embrionya, IOP se-
benarnya sudah cukup lama ada. Igak
mulai merintis cikal bakal IOP sejak tahun
Semakin banyak mahasiswa asingyang berkuliah di Universitas Airlang-
ga. Hal ini tidak lepas dari peranInternastional Office and Partnership
Unair yang gencar melakukan promosi,memasarkan keunggulan Unair ke luar
negeri, dan melakukan kerja samadengan berbagai pihak. International
Office and Partnership (IOP) adalahpengembangan dari Bidang Kerja Sama.IOP dimaksudkan untuk mengakomoda-
si kerja sama internasional yang saatini sedang digalakkan oleh Unair.
........................................................
Dalam menjalankan tugasnya IOP
sendiri memiliki tiga fungsi. Pertama se-
bagai inisiator, IOP memulai (proposing)
sebuah peluang kerja sama dengan pihak
lain, mengenalkan kedua belah pihak, baik
Unair maupun dengan pihak luar. Proses
kerja sama selanjutnya dilaksanakan oleh
pihak yang bersangkutan, misalnya fakul-
tas, unit, atau lembaga. Aktivitas kedua
adalah sebagai mediator, membantu me-
diasi antara fakultas dengan pihak luar.
Terakhir adalah sebagai eksekutor, yang
mencakup kegiatan inisasi, mediasi, dan
pelaku kerja sama.
Sebagai badan yang menjadi media-
tor, IOP berusaha mengakomodasi keingi-
nan fakultas. Untuk itu sejak semula Ket-
ua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A.,
mempercayakan penanganan kerja sama
secara desentralisasi. Artinya, kerja sama
tetap diserahkan pada fakultas atau unit,
namun fakultas atau unit juga diharap-
kan untuk memberitah IOP agar proses
kerja sama bisa dipantau dengan lebih
baik. IOP harus tetap memantau karena
dalam melakukan kerja sama, unit tetap
menyandang nama Unair. Selain itu, pe-
mantauan juga diperlukan untuk me-
mudahkan tindak lanjut dan evaluasi.
Bentuk kerja sama disesuaikan den-
gan keadaan. Misalnya jika fakultas
melakukan inisiasi untuk kerja sama yang
bidangnya hanya untuk fakultas tersebut,
disarankan kerja sama dalam bentuk Mem-
orandum of Agreement (MoA) saja. Kerja
sama dalam bentuk Memorandum of Un-
derstanding (MoU) hanya jika ada banyak
unit lain yang terlibat. Igak meyakinkan
bahwa IOP akan selalu berusaha agar kerja
Ketua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A. (tengah) diantara staf dan mahasiswa.
Yit-Warta Unair
Dok I
stim
ew
a-W
art
a U
nair
NO :
56Tahun VIMei 201012 OPINI
Wanna be a World Class University?PROSES seleksi Calon Rektor 2010-
2015 menunjukkan adanya letupan hasrat
dari para kandidat untuk menuntaskan
langkah internasionalisasi bagi Universitas
Airlangga. Hasrat bersama untuk
memimpin langkah Airlangga menjadi world
class university (WCU).
Meski langkah ini terbilang tidak
mudah, para kandidat terlihat cukup
optimis untuk mampu membawa Universi-
tas Airlangga ke posisi yang lebih baik.
Ikhtiar ini pun menjadi kian berat,
manakala UU BHP telah gugur di tangan
MK baru lalu.
Namun, seraya mengamini perkataan
Kendrick (2008), kita memang harus tetap
optimis dan kreatif. Dikatakan bahwa kita
bisa merubah hidup atau bahkan merubah
dunia, jika mau mencoba apa yang telah
kita pikirkan.
Inikah world class university ?
Mari kita sedikit “berkhayal”, mener-
opong Airlangga berdiri pada masa
keemasannya. Tampak gagah dalam
tunggangan garuda muka. Menggenggam
amrta, yang sama-sama telah kita terje-
mahkan sebagai mata air pengetahuan
yang abadi.
Mari kita bayangkan, ketika Universi-
tas Airlangga telah tiba pada suatu masa.
Memiliki perpustakaan dengan koleksi
terbesar di Nusantara. Mengoleksi jutaan
buku dan manuskrip. Memperkaya diri
dengan ribuan majalah dan jurnal.
Komputerisasi katalog yang dibangun,
mampu melayani akses bagi mereka yang
haus akan amrta. Lebih dari satu juta
user mengakses koleksi online setiap
minggu.
Airlangga telah menjelma sebagai
“rumah” yang nyaman bagi para ilmuwan.
Mahasiswa memiliki akses ke ribuan
terminal komputer di ruang kelas,
perpustakaan, asrama, museum, dan
fasilitas umum kampus yang bisa digunakan
untuk mendukung setiap aktivitas penga-
jaran dan penelitian.
Mahasiswa dan dosen menemukan
tempat yang ideal untuk melakukan inter-
dan multidisiplin penelitian. Tersebar
dalam ribuan kelompok penelitian yang
bekerja di bawah payung roadmap
penelitian Universitas.
Setiap tahun, Airlangga mampu
mendulang ratusan beasiswa. Punggawan-
ya, banyak memperoleh penghargaan dari
organisasi ternama. Hasil karyanya, banyak
disitasi oleh ilmuwan lain di seluruh
penjuru dunia.
Terlibat dalam satu bagian integral
dari misi pemerintah untuk membangun
rakyat. Berbagi keahlian dan dukungan
dengan para petani, pedagang, nelayan,
hingga perusahaan manufaktur dan bisnis.
Masyarakat berbondong-bondong hadir ke
kampus, menyimak setiap seminar,
workshop, atau lokakarya yang digelar
oleh Airlangga.
Menjadi resource akademik terbaik di
Indonesia. Alumninya, banyak memperoleh
pengakuan dan penghargaan. Rajin
memupuk kontribusi bagi kemajuan
bangsa dan negara. Selalu dinanti dan
dibutuhkan kehadirannya oleh
masyarakat.
The New Internationalism
Secara umum, Levin, dkk (2006) telah
mendefinisikan WCUsebagai Universitas
yang memiliki keunggulan akademik,
penelitian, pengembangan dan penyeba-
ran pengetahuan, serta berkontribusi
terhadap kehidupan keilmuan, budaya ,
dan masyarakat.
Sementara kini, setidaknya ada tiga
pemeringkat paling berpengaruh di dunia,
yakni : Times Higher World University
Rankings (THE-QS), Academic Ranking of
World Universities (ARWU), dan Ranking
of World Universities in the Web (webo-
metrics). Selain itu, masih banyak pemer-
ingkat lain yang tersebar di negara USA,
Cina, UK, Pakistan, Canada, Jerman, Italia,
Brazil, Spanyol, Swiss, Australia, atau yang
lain. Bahkan, jika mau, LPPM Airlangga-
pun sebenarnya sangat mampu untuk
membangun pemeringkatan serupa.
Lantas, apa itu the new international-
ism ? Jika sebelumnya, WCU terkesan
“cukup” dengan mengejar pengetahuan
terbaru dan kepemilikan dosen dengan
kualifikasi terbaik. Maka kini, keberagam-
an dan intensitas global, telah membawa
WCU menuju iklim internasionalisasi yang
baru.
Seperti yang dipaparkan Niland (2000),
bahwa internasionalisasi baru ini akan
memaksa mereka yang mengikrarkan diri
sebagai WCU untuk terlibat dalam pene-
trasi baru. Lambat laun, WCU akan
terbawa arus besar untuk melakukan
beberapa hal berikut.
Pertama, bersama-sama terjun ke
dalam kompetisi global untuk menggaet
mahasiswa asing. Kedua, bersungguh-
sungguh mendorong para dosen untuk
memiliki multi-cultural framework.
Ketiga, setiap WCU akan saling bertukar
dalam mempekerjakan staf akademik
asing.
Ketiga, anggaran WCU akan tersedot
ke dalam kegiatan marketing berskala
internasional. Keempat, setiap WCU
berlomba-lomba untuk meningkatkan joint
degrees atau double badging dengan WCU
lain.
Kelima, WCU harus bertindak cepat
dalam mengadaptasi framework pembela-
jaran dalam konteks internasional.
Keenam, WCU dipaksa untuk mampu
mencetak lulusan lokalnya, guna menca-
pai kualifikasi yang melebihi standar
nasional. Ketujuh, WCU perlu segera
mendorong alumninya untuk mencebur-
kan diri ke dalam pasar tenaga kerja
internasional.
Mampukah Kita ?
Melihat realitas tersebut, Perguruan
Tinggi besar dunia yang memang telah
memiliki pondasi kuat untuk menjadi WCU,
tampak berada pada posisi di atas angin.
Jika kita simak, sepuluh besar peringkat
THE-QS, ARWU, maupun Webometrics,
hanya diisi oleh Perguruan Tinggi asal USA
dan UK.
Jika Airlangga memang ingin bertahan,
maka tidak ada jalan datar, selain mem-
bangun aliansi. Hal semacam ini telah
dilakukan oleh University of New South
Wales dan Universitas Nasional Singapura
yang telah bergabung dengan kelompok
Universitas 21, masuk ke dalam 18 anggota
aliansi yang berasal dari 6 negara.
Strategi lain, Airlangga hendaknya
tidak melupakan potensi lokal. Meman-
faatkan trend pengelolaan ilmu penge-
tahuan, dunia pun menyadari bahwa ada
banyak pertanyaan yang harus dijawab.
Sementara setiap permasalahan, kian
membutuhkan pengetahuan komparatif
dari banyak kebudayaan untuk turut
menyelesaikannya.
Dari peluang kecil ini, setidaknya
Airlangga akan dapat mementaskan
potensi lokal yang ada, menuju ke pentas
dunia. Potensi yang tergali, diharapkan
mampu menarik minat dari para staf WCU
yang kini menduduki the best ten pada
THE-QS, ARWU ataupun webometrics.
Dengan demikian, status “ world class”
yang dibawanya, diharapkan dapat
menular ke tubuh Airlangga.
Ini sebuah strategi yang sebenarnya
juga telah dilakukan oleh Airlangga.
Konsistensi dan peningkatan intensitas,
adalah kata kuncinya. Dengan melangkah
pasti, optmisime bersama, pasti akan bisa
membawa Airlangga menjadi world class
university. �
O leh :
Dok P
ribadi -W
art
a U
nair
Yuniawan Heru, M.Si.(Alumnus Antropologi Unair)
Kampus B – Warta UnairProblematika anak jalanan negeri ini
memang kompleks, mulai dari beragamnya
sebab yang menjadikan anak sampai
“turun ke jalanan”, kekerasan yang
melibatkan anak jalanan, hingga akibat
sosial yang ditimbulkan dari keberadaan-
nya. Padahal, individu atau institusi yang
peduli terhadap permasalahan sosial ini
juga tak banyak. Sadar pentingnya untuk
mengurai benang kusut pada masalah ini,
Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam
(UKMKI) Universitas Airlangga mengadakan
pelatihan untuk anggota barunya pada
Sabtu, 13 Maret 2010. Acara bertajuk
Buka Hati, Peduli Anak Negeri tersebut
bertujuan untuk membangun solidaritas,
empati, dan rasa kesetiakawanan sosial
sekaligus membekali para peserta dengan
skill yang diperlukan kelak ketika terjun
di lapangan. Berlangsung selama dua hari,
acara tersebut menghadirkan Didit Hape
dari Sanggar Alang-Alang dan Ustadz Arif
Prasojo dari Yayasan Dana Sosial al Falah
(YDSF), keduanya sebagai pembicara
utama.
Lalu, apakah selama ini pemuda
(mahasiswa) sudah menunjukkan
kepeduliannya secara nyata? Om Didit,
sapaan akrab Didit Hape yang sudah lama
berkecimpung dalam menangani anak
jalanan mengatakan bahwa mahasiswa
sekarang sudah cukup baik dalam mere-
spon permasalahan sosial.
“Saya kira, mahasiswa sekarang sudah
cukup baik dan peduli terhadap masalah
seperti ini (anak jalanan, red). Ini, mereka
mau mengadakan acara seperti ini”,
demikian budayawan satu ini berujar
seraya mengharapkan agar para mahasiswa
yang altruistis dapat diakomodasi secara
memadai.
Tantangan dan HambatanMemberdayakan anak jalanan bukan-
lah perkara mudah. Individu atau institusi
yang ingin terjun seyogyanya memahami
perkembangan dan karakteristik anak
jalanan, selain juga harus mampu mene-
mukan metode yang tepat dalam pembi-
naan anak jalanan.
Karina, mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM) menceritakan suka
dukanya. Menurutnya, ada banyak
tantangan dan hambatan yang seringkali
menggangu proses pembinaan, diantaran-
ya adalah sulitnya mengajak anak jalanan
untuk mengikuti program pembinaan,
tantangan yang justru berasal dari
orangtua si anak, dan bahkan kendala
yang berasal dari preman.
Mahasiswa angkatan 2007 ini mengata-
kan bahwa ada tujuan utama dari acara
yang merupakan program kerja Departe-
men Sosial Kemanusiaan UKMKI ini. Lewat
pembinaan berupa program beasiswa dan
Sof – Warta Unair
Ustadz Arif Prasojo dari YDSF saat memberikan motivasi danbimbingan mental kepada peserta Training Kesetia-kawanan Sosial.
pemberian keterampilan khusus kepada
anak jalanan, seperti bermain musik,
diharapkan tujuan utamanya dapat
tercapai. Apa itu? Menurutnya, tujuan
utama program pembinaan ini adalah
kampung Kayoon yang mandiri. �
NO :
56Tahun VIMei 2010
Teatrikal Partisipatif >>>
13OPINI
MEMBACA diartikan melihat serta mema-hami isi dari apa yang tertulis dengan melisan-kan atau hanya dalam hati. Dari pengertiantersebut, membaca sebenarnya tidak hanyamemahami kata-kata yang terdapat di dalambacaan, namun membaca merupakan suatuupaya menangkap atau menyerap konsep yangdituangkan pengarang sehingga memperolehpenguasaan bahkan mengkritisi bahan bacaan(Yuli Timor A: 2008).
Membaca adalah kegiatan berfikir. Sese-orang yang berhenti atau tidak membaca,maka berhenti jugalah ia berfikir. Ia sepertisumur yang kehilangan air. Semakin lama iaberhenti atau tidak membaca, maka akansemakin menurunlah kemampuan otaknya un-tuk berfikir. Dengan kata lain ia menjadi se-makin bodoh. Hal ini tentu sangat merugi-kan, terutama jika terjadi dikalangan pela-jar dan mahasiswa. Karena itu jagalah fungsiotak anda dengan banyak membaca, teruta-ma membaca buku-buku yang berkualitastinggi (Peng Kheng Sun: 2009).
Dari dua orang penulis tersebut, tampaksekali bahwa kegiatan membaca bahan bacaanorang lain merupakan kegiatan yang sangatpenting, karena dari membaca kita dapatmendapatkan pengetahuan. Melalui membacatak terhitung banyaknya ilmu pengetahuanyang dapat diperoleh. Selanjutnya Peng KhengSun (2009) menyatakan bahwa buku adalahgudang ilmu. Melalui buku orang dapat me-nambah pengetahuannya. Melalui buku pulaorang dapat menyimpan dan membagikan ber-bagai gagasan yang ada dibenaknya supayadapat bermanfaat bagi orang lain. Melaluibuku, penyebaran ilmu atau informasi menja-di sangat cepat. Buku yang sama dapat diba-ca oleh ribuan orang, bahkan jutaan orangditempat dan waktu yang berbeda. Keajaibanbuku menjadikannya memegang peranan yangsangat penting bagi perkembangan ilmu.Penyebaran ilmu melalui buku sungguh jauhlebih unggul jika dibandingkan dengan caralisan. Suwarjono (2009) juga mengatakan bah-wa buku merupakan bagian yang tidak dapatdipisahkan dari belajar. Buku merupakan sum-ber pengetahuan.
Dari pengamatan (masih perlu dibuktikanmelalui penelitian) yang saya lakukan selamalebih dari 30 tahun mengajar pada berbagaimata kuliah di Fakultas Ekonomi UniversitasAirlangga, sedikit sekali mahasiswa yang me-miliki buku wajib, apalagi buku tambahan,
sehingga bagi dosen agak sulit bila di dalamkuliah sang dosen menunjuk pernyataan atautulisan seorang pakar yang menulis di dalambuku tertentu. Apalagi bila memberi tugasuntuk reading assignment. Namun pada akhir-akhir ini, setelah dilakukan penilaian hasilbelajar bukan bersumber dari ujian terstruk-tur saja (UTS dan UAS), tetapi juga melaluitampilan di dalam kelas untuk menyajikan topiktertentu, sudah banyak mahasiswa yang me-megang paling tidak buku wajib, meskipun ben-tuknya adalah hasil fotokopi.
Suwarjono (2009) mengatakan bahwa kuli-ah merupakan kegiatan yang membedakanpendidikan formal dan non formal. Namun,hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliahbukan satu-satunya sumber pengetahuan danbukan satu-satunya kegiatan belajar. Bila ma-hasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelasdalam keadaan kosong pikirannya, maka pe-mahaman akan menjadi terhambat atau bah-kan tidak ada proses pemahaman sama sekali,karena instruktur (dosen) tidak lagi menjelas-kan segala masalah secara rinci dan runtut.Setelah temu kelas, dapat terjadi penurunanpemahaman. Hal ini karena berlalunya wak-tu, namun bagi mahasiswa yang sebelumnyatelah belajar (dengan membaca buku, artikel,atau hasil penelitian), penurunan pemahamantidak securam pemahaman mahasiswa yang
tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkanmahasiswa belajar lagi untuk topik berikut-nya, sementara itu topik yang sebelumnyadipelajari ikut manjadi lebih diperkuat lagi olehmateri berikutnya yang mengacu pada topiksebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelasdengan pikiran kosong akan memperoleh pe-mahaman rendah dan samar-samar. Begitukeluar dari kelas pemahaman yang rendah dansamar-samar tersebut akan segera hilang.Topik berikutnya yang memerlukan pemaha-man topik sebelumnya akan menjadi lebih sulituntuk difahami dan akhirnya mahasiswa cen-derung untuk menghafal topik tanpa penala-ran dan pemahaman. Akhirnya mahasiswa tidakmerasa dapat apa-apa dari dosen, karena dos-en tidak lagi mengajar seperti yang diharap-kan. Mahasiswa mengeluh, bahwa kalau sayaharus membaca, lalu apa tugas dosen.
Saya berpendapat bahwa kegiatan kuliahatau temu kelas sebenarnya hanyalah meru-pakan konfirmasi ilmu pengetahuan antara apayang diperoleh oleh mahasiswa dari membacadengan apa yang dikuliahkan oleh dosennya.Dengan demikian para mahasiswa datang kekelas dan mengikuti kuliah seharusnya telahmembawa bekal pengetahuan yang cukup,yang kemudian dikonfirmasi dengan isi kuliah.
Suwarjono (2009) juga menyatakan bah-wa dalam proses belajar mengajar yang efek-tif, dosen semestinya harus dipandang sebagaiseorang manajer kuliah. Sumber pengetahuanutama adalah buku, perpustakaan, artikel, hasilpenelitian, media cetak yang lain, dan tentusaja pengalaman dosennya. Mengapa seorangdosen mendapat tugas mengajar mata kuliahtertentu? karena dosen tersebut dianggaptelah mengalami proses belajar tertentu dantelah memperoleh pengalaman berharga baikmengajar, meneliti, dan praktek sesuai den-gan kompetensinya, sehingga diharapkan se-mua itu disampaikan kepada para mahasiswa.Dengan demikian mahasiswa yang akan men-jalani dan mengalami proses belajar yang sama,akan memperoleh pengetahuan yang samabahkan lebih, dengan cara yang efektif dantidak perlu membuat kesalahan yang sama den-gan apa yang telah diperbuat oleh dosennya.Jadi dosen dalam proses belajar benar-benarhanya merupakan salah satu nara sumber. Su-warjono mengatakan bahwa dalam teknologipendidikan, dosen bertindak sebagai director,facilitator, motivator, dan evaluator.
Saya berpendapat bahwa bila satu mata
kuliah berbobot 3 SKS, diartikan menjadi 9SKS, minat baca para mahasiswa akan mun-cul. 9 SKS terdiri dari:
3 SKS persiapan: dilakukan oleh dosendan mahasiswanya. Dalam 3 SKS ini mahasiswamempersiapkan diri dengan membaca buku,artikel, dan hasil penelitian sesuai dengan topikyang akan dikuliahkan dosennya pada 3 SKSberikutnya untuk melakukan konfirmasi padasaat kuliah berlangsung. Begitu juga dosen-nya, wajib mempersiapkan diri sebaik-baikn-ya dengan membaca buku, artikel, dan hasilpenelitian sesuai topik yang akan dikuliahkan,sehingga dihadapan mahasiswa, dosen terse-but tampak menguasai topik yang dikuliahkan.Kesan ini akan sangat mendorong mahasiswauntuk melakukan persiapan yang sama padakuliah minggu berikutnya.
3 SKS tatap muka atau temu kelas: wak-tu ini digunakan oleh dosen untuk menyam-paikan topik sesuai silabi yang telah dibuatkontrak dengan mahasiswa. Temu kelas dap-at dilakukan dengan teknik ceramah, semi-nar, dan diskusi. Tehnik mana yang dipilihtentu sangat tergantung dari topik yang diba-has, namun semuanya perlu persiapan baikbagi mahasiswanya maupun dosennya.
3 SKS mandiri: waktu ini digunakan oleh ma-hasiswa untuk mereview kembali hasil yang diper-oleh dari 3 SKS pertama dan 3 SKS kedua. Adakemungkinan perlu bacaan tambahan sesuai den-gan wacana yang berkembang pada saat temu kelas.
Kesimpulan:1. Kegiatan membaca bahan bacaan
orang lain merupakan kegiatan yang sangatpenting, karena dari membaca kita dapatmendapatkan pengetahuan.
2. Buku adalah gudang ilmu. Melaluibuku orang dapat menambah pengetahuan-nya. Melalui buku pula orang dapat menyim-pan dan membagikan berbagai gagasan yangada dibenaknya supaya dapat bermanfaat bagiorang lain. Melalui buku, penyebaran ilmuatau informasi menjadi sangat cepat.
3. Artikel dan hasil penelitian jugamerupakan sumber ilmu pengetahuan yangpenting, karena justru dari artikel dan hasilpenelitian dapat diperoleh perkembanganilmu pengetahuan yang terbaru.
4. Kuliah bukan satu-satunya sumberpengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatanbelajar. dosen hanya bertindak sebagai direc-tor, facilitator, motivator, dan evaluator. �
Membaca dan manfaatnyaO leh :
Dr. Soegeng Soetedjo, Akuntan
Dok P
ribadi -W
art
a U
nair
(Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Airlangga)
BERTEMPAT di Auditorium Kampus
C Unair, Pembukaan Segitiga Emas (SE),
27 Maret 2010, ditandai dengan aksi
Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Unair,
Dr. rer. nat Mulja Hadi Santosa menen-
dang bola ke gawang. Segitiga emas
sendiri adalah acara pertandingan per-
sahabatan yang diikuti oleh tiga fakul-
tas farmasi di Surabaya yaitu UNAIR,
UBAYA, dan UWM. Setelah pembukaan,
acara kemudian dilanjutkan dengan
pertandingan basket putra dan putri
UNAIR vs UWM serta pertandingan voli
putra dan putri UNAIR vs UWM.
SE adalah event tahunan yang ber-
tujuan untuk menyalurkan potensi ma-
hasiswa farmasi dalam bidang non aka-
demik khususnya yang bersifat olahra-
ga dan seni. Selain itu diharapkan juga
dapat menjalin persaudaraan yang erat
antar fakultas farmasi di tiga universi-
tas tersebut.
Bertindak sebagai tuan rumah SE
tahun 2010 adalah Fakultas Farmasi Uni-
versitas Airlangga dengan mata lomba
dintaranya yakni basket, voli, badmin-
ton, futsal, catur, tenis meja, dan padu-
an suara. Semua lomba akan dilaksana-
kan di Kampus B dan kampus C Unair.
Peserta akan memperebutkan hadiah
berupa piala bergilir dan juga medali
emas. Segitiga emas ini berlangsung se-
lama tiga bulan, tepatnya sejak tanggal
27 Maret 2010 sampai 16 Mei 2010. �
SegitigaEmas
tanpa sebab. Ia hadir karena dihadirkan
dengan kerja keras dan untuk itu diperlu-
kan empat pilar yang perlu dikembangkan
setiap individu, yaitu harapan, imajinasi,
desain, dan resonansi. Empat hal yang coba
dihadirkan lewat pagelaran tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Romi, ket-
ua penyelenggara pagelaran tak mau berko-
mentar saat ditanya tentang biaya yang dike-
luarkan untuk sebuah ajang yang meng-
gunakan teknik thematic partisipative sem-
inar itu. Namun, sebuah sumber menyata-
kan bahwa acara tersebut menelan biaya
tak kurang dari 350 juta rupiah. sof
Program Magang >>>
yang luar biasa. Foto tradisi sabung ayam dalammasyarakat Dayak Tamambaloh, yang berjudulSabung Patana merupakan salah satunya.
Pameran unik ini menampilkan foto-fotomengenai lingkungan hidup daerah terpencildi Indonesia hasil bidikan masyarakat sekelil-ing yang bahkan belum pernah menggunakankamera sebelumnya. Masyarakat tersebutmendapatkan pelatihan kamera dari Photo-voices International Indonesia. Lembaga nonprofit yang bekerjasama dengan National Geo-graphic Indonesia ini berupaya menyalurkansuara masyarakat Indonesia yang hidupnyamasih sangat bergantung kepada alam lingkun-gan di sekitar mereka dengan media melaluimedia foto. “Local photographer… They havesomething to teach us…”, ujar Ann McBrideNorton, Direktur Photovoices International.
Diskusi Panel: “Environment Conservation”Pembukaan pameran “Voice from the
Archipelago” 11 Mei 2010 oleh perwakilanRektor, dekan FISIP – I Basis, diramaikan jugaoleh diskusi panel tentang konservasilingkungan. Pembicara pertama adalah Pub-lic Affair Officer dari Konsulat JenderalAmerika di Surabaya, Andie DeArment. Per-wakilan Konsulat Jenderal Amerika di Sura-baya ini menjelaskan tentang pentingnyakerjasama di bidang lingkungan antara In-donesia dan Amerika untuk mengatasi per-masalahan global warming.
Pembicara lain, Naneng Setiasih, Direk-tur Yayasan Reef Check Indonesia, menye-butkan bahwa Indonesia memiliki 18% ter-umbu karang dunia, 590 species karang reefbuilders, 850 spesies sponge, 782 spesiesalgae, sementara nilai ekonomis terumbukarang itu adalah >US$ 1 juta/km/tahun(UNEP, 2006). Namun kekayaan alam ini ter-ancam karena berdasarkan data, 20% terum-bu karang dunia sudah rusak sepenuhnya.Selain itu Indonesia juga dinobatkan sebagai
negara penghasil emisi nomor 3 di dunia.Menurutnya, diperlukan tindakan yang
nyata untuk mengurangi tingkat emisi. Ada duacara yang bisa dilakukan, yaitu melalui kebija-kan pemerintah, lobi-lobi dan berbagai kom-promi. Cara lain adalah yang disebutnya se-bagai cara bawah, yang bisa dilakukan olehsetiap orang dengan melakukan hal yang kecil,seperti mematikan lampu saat tidak diperlu-kan. Contoh konkritnya adalah melalui programearth hour, yaitu dengan mematikan lampu diDKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam saja,yang terbukti dapat menghemat 10% konsumsilistrik rata-rata per jamnya. Angka itu akan set-ara dengan 300 MW dan cukup untuk mengis-tirahatkan 1 pembangkit listrik yang mampumengaliri listrik ke 900 desa, serta mengurangiemisi CO2 sekitar 284 ton, menyelamatkan lebihdari 284 pohon, dan menghasilkan oksigenuntuk lebih dari 568 orang.
Pembicara Ann McBride Norton, pendiridan Direktur Photovoices International inisangat mengagumi Indonesia serta kekayaanhayati dan budaya yang dimilikinya. Annberbicara tentang Proses Photovoices.
Workshop “Photovoices Method &Photography Technnique”
Sebelum pameran diresmikan, Senin, 10Mei 2010 Photovoice International mengada-kan workshop fotografi. Workshop ini bek-erjasama dengan salah satu unit kegiatandi Universitas Arilangga, yaitu UKM Seni Fo-tografi-APS. Workshop terbatas dengan pe-serta 15 orang ini dibimbing oleh Ibu Saras-wati, seorang fotografer yang juga koordi-nator Photovoices Indonesia.
Workshop yang berlangsung dari pukul13.00-15.00 di American Corner ini berlang-sung efektif, tidak hanya mendapatkanteori, peserta juga dituntut langsung mem-praktekkannya. Hasil jepretan mereka punlangsung turut dipamerkan. intan
“Voice From >>>
pendidikan, pinlabs, Pusat PengembanganKarir dan Kewirausahaan (PPKK) dll.
Setelah mendapat materi, para peser-ta dosen magang akan ditempatkan di pro-gram studi (prodi) sesuai ilmu masing-mas-ing selama 1,5 bulan. Hal ini dilakukan agarmereka bisa melihat langsung kegiatan danproses prodi di Unair. Mereka bisa terjunlangsung atau mengajar langsung, namun halini sifatnya tidak wajib.
Setelah program magang selesai, parapeserta diberi tugas untuk membuat lapo-ran, media pembelajaran, dan buku ajar.Hasil dari tugas ini digunakan sebagai evalu-asi selama program berlangsung. Setelahmengikuti program ini dan kembali ke uni-versitas asal, Dikti berharap agar mereka bisamenyebarkan ilmu yang sudah didapatkan.“Biasanya alumni magang dosen muda diUnair menjabat sesuatu di universitasnyamasing-masing,” kata Adi. “Sampai saat inisemua alumni masih membina kontak den-gan kita,” tambahnya. Reta
NO :
56Tahun VIMei 201014 OPINI
DIAWALI dengan adanya proses pemili-han umum tahun 2009 lalu, maka kemenan-gan mutlak diperoleh pasangan SBY-Boedi-ono. Masyarakat yakin bahwa pasangantersebut akan memberikan perubahan yangberarti bagi kehidupan masyarakat Indone-sia khususnya di bidang perekonomian. Na-mun dalam perjalanan program kerja 100 hariSBY-Boediono maka mencuatlah kasus BankCentury yang mendapatkan bailout (danatalangan) dari pemerintah yang tidak tang-gung-tanggung besarnya yaitu Rp. 6,7 trili-un. Masyarakat menilai bahwa pemberianbailout tersebut sangatlah menyimpanghukum, selain itu juga ironis sekali apabilabank sekecil Century bisa berdampaksistemik. Mengapa demikian, karena saatdunia mengalami krisis financial global, In-donesia masuk pada posisi negara yang amandari krisis tersebut dan bahkan masuk per-ingkat negara ketiga di dunia dengan per-tumbuhan ekonomi positif setelah China danIndia.
Yang terjadi justru sebaliknya, yaitusaat pemerintah melakukan bailout bankCentury, disampaikan bahwa perekonomi-an Indonesia sangatlah rapuh, jika hal terse-but tidak dilakukan maka Indonesia akanmengalami krisis seperti tahun 1997-1998.Saat krisis moneter 1997-1998, perbankannasional memang sagatlah rapuh. Dilihat dariCARnya, DPK, serta NPL semua tidak adayang tumbuh positif dan hanya beberapabank saja yang bisa bertahan, oleh karenan-ya pemerintah melakukan berbagai caramulai dari take over, merger, konsolidasi, danbank yang sangat parah harus di likuidasisaat itu. Untuk Bank Century ini sangatberbeda kasusnya dengan tahun 1997-1998.
Pansus CenturyMaka terbentuklah Pansus Century
yang di tuntut untuk secara jujur bisa men-
gungkap secara terang menderang apa diba-lik bailout bank Century tersebut. Pansusmulai bekerja dan semua pihak yang terkaitdipanggil untuk dimintai keterangannya, takterkecuali wakil presiden terpilih Boediono,karena pada saat itu ia masih sebagai gu-bernur Bank Indonesia dan juga Menkeuyang waktu itu selaku ketua KSSK.
Selain BI tidak menggunakan standaryang jelas tentang apa yang dimaksud ber-dampak sistemik, Bank Century yangsekarang berubah nama menjadi Bank Mu-tiara itu bukanlah bank besar yang ber-dampak sistemik dalam perekonomian. AsetCentury sebelum penyelamatan hanyaberkisar 0,03 persen dari total aset perban-kan nasional dan dana pihak ketiga (DPK)juga berkisar 0,05 persen dari total DPKperbankan nasional. Dengan demikian, an-dai bank Century ditutup tidak akan meng-ganggu industri perbankan secara keselu-ruhan pada khususnya dan ekonomi nasionalpada umum nya. Sektor riil juga tidak akantergerus mengingat jumlah debitur BankCentury sangat terbatas.
Selain itu, Century didakwa atas keran-cuan dasar hukum yang digunakan untukmelakukan bailout. Meski DPR telah meno-lak untuk mengubah Perpu tentang jarin-gan pengaman sektor keuangan menjadi UU,kucuran dana talangan tetap terjadi. Pe-merintah bersikeras bahwa dasar hukumbailout adalah UU LPS padahal dalam pasal81 ayat 2 UU LPS , dimana secara jelas dis-ebutkan bahwa kekayaan LPS merupakanaset negara yang dipisahkan. Dengan katalain, opsi bailout menggunakan uang nega-ra. Nah ini menjadi lelucon tersendiri saatBoediono dicecar anggota pansus tentanguang negara atau tidak, maka jawabannyaadalah tidak paham.Keganjilan lain terdap-at pada informasi CAR Bank Century yangtidak aktual sehingga terjadi perubahan 8
persen menjadi 0 persen yang pada akhirn-ya dana bisa terkucur melalui skema FPJP.Keganjilan demi keganjilan tersebut disim-pulkan Jusuf Kalla sebagai tindakan krimi-nal, perampokan harta negara.
Di penghujung perjalanannya, Pansusmenengarai orang yang paling bertanggungjawab dalam skandal ini adalah Boediono-mantan Gubernur BI yang kini mendampingiSBY di istana dan Sri Mulyani-ketua KSSKkala itu. Apapun bentuk kebijakan yangmenurut pemerintah itu legal, disini ber-beda dengan bentuk kebijakan yang tanpamenguras uang negara trilunan. Objektivi-tas Pansus diuji untuk tetap berada padakonsistensi sesuai dengan temuan di lapan-gan bahwa banyak sekali nasabah yang sudahtidak aktif dipergunakan rekeningnya un-tuk mencairkan uang dari bank Centurymiliaran rupiah. Lantas kemana uang terse-but mengalir…??? Jawabannya jika tidak adamotif kepentingan politik mengapa seorang
Boediono dan Sri Mulyani yang dikenal pin-tar dan jujur mau melakukan kebijakan yangmelanggar hukum…??? Di sini rakyat sudahbisa menjawab dengan sendirinya.
Namun sampai sekarang kasus Cen-tury masih mengambang, KPK lah yang san-gat diharapkan untuk dapat menyelesaikankasus hukumnya. Hujan kritik mengalir de-ras ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).Lembaga antikorupsi itu dianggap lemahdalam penanganan kasus Bank Century.Salah satunya, keputusan KPK soal memer-iksa Boediono dan Sri Mulyani yang dilaku-kan dikantornya masing-masing. Institusisuperbodi itu dituntut memberlakukan asaspersamaan hukum (equality before the law)kepada Boediono dan Sri Mulyani.
Tidak mudah KPK untuk segeramembuat keputusan siapa yang paling ber-tanggung jawab dalam kasus Century ini,oleh karena itu hal-hal mendasar yang per-lu disepakati bersama, sekarang antara lainadalah mengantisipasi (1) penyelesaian hal-hal kritis yang mungkin timbul dari proseshukum kasus Century, (2) penyelesaianpemulihan aset yang telah diambil secaratidak sah oleh para pelaku tindak pidana,(3) penyelesaian hak-hak nasabah yangmerasa dirugikan dalam kasus Century, dan(4) pembentukan, perbaikan, dan sinkronisa-si peraturan perundang-undangan yang ter-kait dengan pengelolaan moneter dan fiskal,termasuk pengawasan perbankan, dalamrangka mewujudkan adanya kepastian hu-kum. Tanpa adanya kepastian hukum, proseshukum mungkin akan bergerak secara liarke berbagai arah sesuai dengan selera apar-at penegak hukum yang mungkin tundukpada kekuasaan atau berkolaborasi denganmafia hukum. Selain itu, tanpa adanya ke-pastian hukum, para politisi juga dapat mem-permainkan kekuasaan. Yang benar menja-di salah, dan yang salah menjadi benar. �
O leh :
Wasiaturrahma, SE., M.Si
Menguak Skandal Bank Century;Siapakah Yang Paling Bertanggung Jawab…???
Dok P
ribadi -W
art
a U
nair
Purba (F.psikologi, master Tilburg Universi-ty) dan saya sendiri.
Kebetulan para dosen membentukpaguyuban yang disebut Dosen UnairBenelux (Belgium, Netherlands and Luxem-burg) sejak tahun 2009. Paguyuban ini jugapernah mengadakan pertemuan di Amster-dam (Sabtu, 1 Agustus 2009) bersama IKA Air-langga Cabang Belanda, yang saat itu diha-diri enam dosen Unair, Dina Septiani (Fisip,master Haagse Hogeschool, Den Haag),Kandi Aryani Suwito Tomasoa (Fisip, masterUtrecht University), Johny Alfian Kuhsyairi(Fisip, master Leiden University), Ali Rohm-an (FMIPA, PhD Researcher RUG, Gronin-gen), Intan Innayatun (FH, PhD Researcher
Vriej University, Brussels), dan HerlambangPerdana (FH, PhD Researcher Leiden Uni-versity).
Setelah rapat dan perkenalan, rapatditutup dengan makan siang bersama. Ke-mudian dilanjutkan dengan diskusi, denganmenghadirkan pembicara alumni FakultasKedokteran Unair yang kebetulan menetapdi Jerman, Dr. Med. Joke Tio, seorang Gy-naecologist yang kini menjadi Kepala De-partemen Senology di Universitas Munstër.Ia menyampaikan materi mengenai “TerapiKanker Payudara”. Uniknya, ia menawarkanpara peserta diskusi, apakah mau meng-gunakan bahasa Belanda, bahasa Inggeris,ataukah bahasa Indonesia. Namun, peserta
Pertemuan Ikatan >>>
dianggap sebagai public speaker alamiah oleh
tim-tim dari universitas lain.
Selain itu, Aditya dan teman-temannya
juga mengakui, ilmu yang didapat selama
kuliah, terutama dari mata kuliah Argumen-
tasi Hukum, sangat membantu mereka dalam
berdebat dengan dasar argumen yang kuat.
Kecepatan berpikir juga menjadi modal uta-
ma, karena dalam lomba debat, harus pan-
dai-pandai melakukan interupsi.
Anshori berharap adik-adik mereka bisa
mempertahankan tradisi juara ini, bahkan
melebihi mereka. Apalagi Piala Soedirman
Kartohadiprodjo adalah piala bergilir. Sebi-
sa mungkin, Anshori berharap piala ini tetap
berada di tangan Unair. Bagi yang ingin
mengikuti jejak mereka, Anshori menyam-
paikan saran untuk selalu berani bermimpi
besar. “Mimpi adalah kunci. Mimpi bukan
sebatas harapan saja, tapi sejatinya adalah
perjuangan yang harus diwujudkan,” kata
Anshori. gin
Unair Menggeser >>>
baik dari bahannya, produsennya, peng-
gunanya, bahkan pembuat kebijakannya.
Untuk itu Santi Martini juga menambahkan
bahwa TCSC membutuhkan dukungan dari
semua pihak untuk menyebarkan segala in-
formasi tentang rokok dalam rangka mem-
bangun kesadaran masyarakat akan hidup
sehat tanpa rokok.
Sampai saat ini TCSC telah membangun
kerjasama yang baik dengan Dinas Keseha-
tan di masing-masing kabupaten dan kota.
Dalam hal ini mereka saling melengkapi un-
tuk melakukan kegiatan maupun bertukar
informasi tentang perkembangan rokok. Se-
lain dengan Dinas Kesehatan, TCSC juga
mengajak instansi-instansi lainnya dalam
mendukung PERDA anti rokok dengan men-
erapkan PERDA tersebut di instansinya mas-
ing-masing. Harapan selanjutnya, dengan je-
jaring yang luas dan dukungan yang bany-
ak, kegiatan penindakan rokok secara
menyeluruh dapat berjalan. Dan kehidupan
di Indonesia yang tanpa rokok dapat diwu-
judkan. roz
TCSC Aktif >>>
dengan kompak dan disetujui oleh Dr. Jokeuntuk menggunakan bahasa Suroboyoan.Tak pelak lagi, di tengah diskusi terjadi ge-lak tawa karena lama tidak mendengar isti-lah-istilah Suroboyoan, semacam ‘gelek’,‘mengsle’, ‘mungsret’, ‘ndelesep’, ‘diso-rong’ dan lain sebagainya, apalagi yang diba-has mengenai organ tubuh tertentu. Dalamdiskusi pun, pertanyaan boleh dikata men-galir deras, karena meskipun pesertanya se-bagian besar para dokter umum dan doktergigi, masih saja mereka penasaran denganterapi model baru dari pengalaman Jermanitu. Tidak kurang ada 20 pertanyaan sem-pat tercatat dalam diskusi tersebut.Barangkali inilah gaya mahasiswa dulu, tetapserius mengikuti diskusi, dengan mengaju-kan pertanyaan yang tajam, tetapi tetap
dikemas santai.Acara kesenian musik dan dansa men-
jadi pamungkas dalam pertemuan tersebut.Suasana menjadi semarak, dan diskusi mau-pun obrolan ringan nan nostalgia menjadihal yang menarik bagi mereka semua. Adadrg. Paul Tanaka yang bercerita tentangLeica kamera andalannya dulu di Surabaya,pak H.W Ananta, internist yang memberi-kan semangat untuk memajukan kerjasamadengan Eropa, hingga gitaris Tan Wat Sienyang mendendangkan lagu-lagu dewasa hing-ga gubahan lagu Burung Kakak Tua.
Inilah cerita dari mancanegara tentangsejumlah orang yang masih peduli denganalmamater dan selalu bersemangat memban-gun komunikasi serta kerjasama untuk ke-majuan Universitas Airlangga. �
pernah menari sebelumnya. Untungnya dia
sudah belajar menari sebelum berangkat ke
Polandia. Di salah satu kota di Polandia, Rara
juga sempat bertemu dengan warga Polan-
dia pecinta seni tradisional Indonesia.
Jika teman-temannya baik-baik saja
dalam menjalani magangnya, tidak demikian
dengan Rimba. Rimba, mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya dari Jurusan Sastra Inggris ini
justru mengalami kendala lantaran project
dan home stay-nya di Tianjin dibatalkan.
Meski demikian, Rimba tetap berangkat sam-
bil menunggu project pengganti dan dialih-
kan ke Beijing. Akibatnya, selama di Beijing
dia sempat merasa terasing karena sendiri-
an berada di lingkungan asing tanpa men-
genal satu orang pun. “Tapi hal ini justru
membuat aku belajar survive di tempat as-
ing. Kalau dulu aku mau apa-apa tinggal min-
ta, dilayani, dan dienakkan, di sini aku sep-
erti dipaksa keluar dari zona nyaman sela-
ma ini, dan hasilnya justru bisa jadi lebih
mandiri,” ungkap Rimba.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut,
banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik
oleh para Exhange Participant ini. Salah sat-
unya adalah belajar sabar dan saling meng-
hormati. Betapa tidak. Berhadapan dengan
orang-orang yang berbeda budaya dengan
kita, sering kali menimbulkan gesekan-gese-
kan. Namun para Exchange Participant sa-
dar bahwa itu terjadi karena mereka belum
mengenal budaya masing-masing, sehingga
culture shock menjadi makanan sehari-hari.
Meski memiliki berbagai pengalaman
yang berbeda-beda, Nisa dan teman-teman-
nya sepakat dalam satu hal, yaitu menjadi
lebih mencintai Indonesia dan bersyukur
tinggal di negara sendiri. Itu karena mere-
ka lebih mengenal lingkungan di luar negeri
dan kesulitan-kesulitannya, sehingga rasa
syukur dan rindu pada tanah air selalu ada.
“Sepertinya selalu saja ada kesempatan
untuk bilang, yang seperti ini juga ada di
Indonesia. Pokoknya jadi bersyukur kita ting-
gal di Indonesia. Tapi kalau diajak ke sana
lagi, ya mau saja, apalagi kalau gratis,” kata
Rara sambil tertawa. gin
Sejauh Mana pun >>>
NO :
56Tahun VIMei 2010 15
Prof. Fasich Kembali >>>
internasional apabila dalam kegiatanperkuliahan menggunakan pengantarbahasa internasional (bahasa inggris),mahasiswanya berasal dari dalam danluar negeri, kurikulum yang digunakansesuai dengan standar internasionaldan staff pengajarnya adalah dosendari luar negeri dan atau pengajar daridalam negeri yang telah memenuhikualifikasi atau standar internasional.“Setelah sekian lama dilakukan berb-agai persiapan, akhirnya pada tanggal2 Mei lalu bertepatan dengan Hardik-nas, kita telah mulai membukapendaftaran untuk kelas internasion-al” papar Prof. Dr. N. Margarita Re-hatta, dr., SpAn.KIC., KNA, ketua pro-gam kelas internasional FK UNAIR. Per-siapan yang telah dilakukan antaralain, menyempurnakan kurikulum yangdisesuaikan dengan standar WorldFederation of Medical Education(WFME) seperti metode pembelajaranProblem Based Learning (PBL) danModul intregrated yang sebetulnyatelah dilaksanakan di kelas regulernamun belum menyeluruh. Selain itu,kelas internasional FK UNAIR jugadidukung dengan berbagai unit penun-jang seperti Teaching Hospital yakniRSU Dr.Soetomo, Institute of TropicalDiseases (ITD), Medical Education, Re-search and Staff Development Unit(MERSDU), Research and Public ServiceUnit, Community Medicine Bureau,Digital Data Processing Centre, Qual-ity Assurance Unit, Student Advisoryand Counseling, dan Medical Bioeth-ics and Humanity.
Saat ini memang sudah cukup ban-yak program serupa di universitas lain,namun hal yang berbeda pada kelasinternasional FK UNAIR adalah semuaproses registrasi, ujian masuk danpembayaran dilakukan secara online.“Akan dibuka kesempatan kepada 30mahasiswa, yaitu 10 dari Indonesia dan20 mahasiswa asing untuk belajar di
kelas internasional FK UNAIR yang dis-eleksi melalui ujian masuk secara on-line” jelas Prof Rita. Pendaftaran te-lah dibuka mulai 2 Mei hingga 26 Juni2010, dan ujian masuk diselenggara-kan tanggal 2 – 9 Juli 2010. Ujian un-tuk calon mahasiswa dari Indonesia,dilakukan secara online di kampusUNAIR Surabaya atau di Jakarta, se-dangkan mereka yang dari luar negeridapat mengikutinya di kedutaan be-sar Indonesia di masing-masing nega-ra, untuk ini FK UNAIR telah bekerjasama dengan International Office Uni-versitas Airlangga . “Semua proses di-lakukan secara online, cukup denganmengakses www.int.fk.unair.ac.id ataumasuk pada link/ikon FMUA dalamwebsite UNAIR, jadi prosesnya lebihpraktis” ungkap Linda Dewanti, dr.,Mkes, MHSc., PhD., Manajer Interna-tional Office FK UNAIR. Proses pelak-sanaan sistem online ini bekerja samadengan Direktorat Sistem Informasi(DSI) dan Panitia Penerimaan Maha-siswa Baru UNAIR.
Jenjang pendidikan yang ditem-puh tidak berbeda dengan kelas reg-uler, yakni academic program selama7 semester untuk mendapatkan gelarthe Bachelor of Medicine (B.MEd) danprofessional education program dalam3 semester untuk memperoleh gelarMedical Doctor yang secara keseluru-han dilaksanakan di FK UNAIR danTeaching Hospital (RSU Dr. Soetomodan RS jejaring). Sedangkan programinternship untuk mendapat medicallicense dapat dilakukan di negara mas-ing-masing. Perkuliahan akan dimulaipada bulan September 2010. Sebelumitu, mahasiswa akan mendapatkan keg-iatan pra-kuliah selama 6 minggu, diFakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR. Mere-ka akan belajar tentang bahasa Indo-nesia dan budaya Indonesia, sebagaiupaya adaptasi serta sebagai bekaluntuk berhubungan dengan masya-
rakat yang memiliki budaya dan kebi-asaan yang berbeda dengan mereka,saat menempuh professional educationprogram di rumah sakit.
“Harapannya, lulusan kelas inter-nasional akan memiliki kompetensi glo-bal, sehingga kesempatan untukberkarir secara global akan lebih be-sar” tutur Prof Rita. Adanya programini merupakan bentuk aktualisasi danrekognisi Universitas Airlangga kepa-da dunia internasional sebagai salahsatu upaya menuju World Class Uni-versity. Sosialisasi program akan digen-carkan melalui media cetak nasional,majalah skala internasional dan infor-masi dari kantor kedutaan besar In-donesia di luar negeri, selain publika-si yang telah dilakukan melalui web-site. Naf
Syarat Pendaftaran- Lulusan SMA/sederajat jurusan IPA
dari dalam dan luar negeri denganNilai Ujian Akhir (GPA) diatas 3.
- Skor TOEFL minimal 550 atau stan-dar yang setingkat.Ø Bebas dariHIV-AIDS, tidak buta warna, tidakmengkonsumsi alkohol, dilengkapidengan surat keterangan ber-kelakuan baik dan surat bebasnarkoba.
- Mendaftar dan mengikuti ujian ma-suk secara online sesuai jadwalyang telah ditentukan.
tandas Sudi Silalahi usai penghitungan suara.
Dalam acara jumpa pers yang digelar seusai rapat,
Mohammad Sumedi, SH., M.H., selaku Sekretaris MWA
menjelaskan, bahwa ketiga calon Rektor secara bergili-
ran mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan visi,
misi dan program kerjanya apabila terpilih sebagai rek-
tor dalam waktu 15 menit. Selanjutnya ke tiganya diberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diaju-
kan peserta rapat selama 60 menit.
“Dalam penghitungan ini, Mendiknas memiliki sepu-
luh suara, sementara anggota yang lain masing-masing
hanya satu suara. Jadi keseluruhan akan terkumpul 28
suara. Sebanyak 22 untuk Prof. Fasich, 4 suara untuk
Dr. Nasih, dan 2 sisanya untuk Prof. Syahrani,” ujar M.
Sumedi.
Sementara itu, sebagai Rektor terpilih Prof. Fasich
menyatakan bahwa di tahun 2015 nanti, Universitas Air-
langga menginginkan untuk menjadi world class univer-
sity yang sebenarnya. Artinya, di balik dinamika per-
saingan yang ketat Universitas Airlangga memiliki stabil-
itas peringkat dunia, sebagai salah satu bentuk inter-
national recognition.
“Tahun ini sebagai Rektor, nanti saya akan langsung
bangun kesiapan organisasi. Sebuah organisasi yang se-
hat dan berstandar internasional. Mapan, banyak pub-
likasi riset, kerjasama mampu berjalan dengan baik, dan
tidak ada lagi Program Studi yang terakreditasi C,”
demikian pungkas Prof. Fasich, Rektor terpilih Universi-
tas Airlangga 2010-2015. ***
memungkinkan setiap orang untukmengakses berbagai bentuk bacaanyang dibutuhkan untuk penambahanwawasan, terutama sebagai bekal bagipeningkatan kemampuan diri. Namun,menurut Ida, fenomena sebaliknya jus-tru mengancam pada saat ini, dimanamahasiswa menjadi malas berpikir danmembaca, “ Mereka cukup mengetiksatu atau dua kata kunci melalui kom-puter dan dalam waktu singkat sugu-han informasi sudah tersedia,” katan-ya. Selanjutnya, mahasiswa lain hanyatinggal menjiplak karya teman tanpaperlu mencari atau membaca referen-si. Bukan rahasia lagi, ungkap Ida, ma-hasiswa hanya tinggal copy dan pastenaskah yang ada, dan tidak membacalagi naskah yang akan dikumpulkan ke-pada dosen
Keadaan itu menjadi semakin mem-prihatinkan ketika mahasiswa tertularmentalitas “instan”. Artinya, banyak diantara mereka yang malas bersusahpayah dan menyukai cara instan, aliascepat. “ Ini adalah dampak dari lingkun-gan dimana mereka berada, yaitu yangmenghalalkan berbagai bentuk transak-
si jual beli untuk kepentingan pendid-ikan,” jelas Ida. Sudah menjadi raha-sia umum, bahwa praktek jual beli nas-kah skripsi mahasiswa S1 dan tesismahasiswa S2 sebenarnya masih tum-buh subur. Berbagai faktor menyebab-kan terjadinya fenomena itu , namunlingkungan dimana mereka beradaternyata memberikan andil terbesarbagi terciptanya keadaan ini. Melaluicara instan, mahasiswa tidak perlubersusah payah mencari bahan bacaanyang dibutuhkan untuk penulisan nas-kah skripsi dan tesis. Akibatnya, jarakantara mereka dan bahan bacaan yangmenunjang keilmuan mereka menjadisemakin jauh dan lambat laun minatbaca buku sejenis itu pun menghilang.Banyak dari mereka bahkan lebih me-milih membaca bacaan ringan dan fun,seperti majalah, komik dan situs nonilmiah lain. “Mereka lebih mengenalsitus yang menyediakan informasi ber-sifat fun dan tidak kenal situs yangmenawarkan berbagai buku elektron-ik yang bermutu,” keluh Ida. Penu-runan minat baca buku dan informasibernilai pengetahuan makin tajam seir-
ing dengan meningkatknya acara hibu-ran yang kurang bermutu.
Oleh karena itu, menurut Ida,sudah tiba saatnya bagi para dosenperguruan tinggi untuk senantiasamemberikan motivasi mahasiswa agarsuka membaca. Caranya bervariasi,misalnya melalui pemutaran film karyasastra yang bernilai seni tinggi padaawal sebuah perkuliahan di FakultasSastra. Ini diharapkan akan menumbu-hkan keinginan mereka untuk mencaridan membaca buku karya sastra yangbermutu. Berikanlah tugas yang meng-gali kreativitas mahasiswa, misalnyaanalisa sebuah permasalahan, dan bu-kan sekedar membuat resume saja.Untuk menyelesaikan tugas analisis,seorang mahasiswa harus mencari ber-bagai sumber informasi yang diperlu-kan untuk menyelesaikannya. Ini yangsering kita dengar sebagai cara mem-berikan kail dan bukan ikan. “ Berikanmahasiswa tugas yang membuat mere-ka perlu bekerja keras untuk menye-lesaikannya dan dengan cara ini men-talitas instan akan terhapus,” tambah-
nya. Reta
faatkan yaitu trembesi. Biji trembesi
banyak tercecer di jalan dan tidak
dimanfaatkan dengan baik padahal
kandungan proteinnya tinggi. Tremb-
esi mempunyai kandungan protein yang
hampir sama dengan kedelai sehingga
bisa dijadikan bahan baku alternatif
untuk membuat tempe. Diharapkan
dengan penggunaan bahan baku alter-
natif ini maka akan mengurangi impor
kedelai dan membantu petani lokal.
Karya berjudul “Pembuatan tempe
kombinasi biji trembesi dan biji kede-
lai sebagai makanan alternatif berpro-
tein nabati tinggi” berhasil lolos sele-
ksi lomba kreativitas bidang kewirausa-
haan yang diselenggarakan oleh Direk-
torat Jenderal Perguruan Tinggi (Dik-
ti) bulan Februari lalu. Asset At Taqwa,
Andrea Prima, Bagus Ovi P, Wardah
Ameliyah, Rahmad Aji adalah tim dari
Fakultas Farmasi (FF) Universitas Air-
langga (Unair) pemenang lomba yang
diikuti oleh ribuan tim dari Universi-
tas di seluruh Indonesia.
“Kita menggunakan kedelai dan
trembesi karena dua bahan tersebut jika
dikombinasikan maka proteinnya saling
melengkapi,” kata Bagus. Kedelai men-
gandung zat anti kanker dan trembesi
bisa menurunkan kolesterol. Konsumen
tidak perlu khawatir mengenai efek
samping karena terbuat dari bahan ala-
mi sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif. Dari segi rasa, tempe trembesi
tidak berbeda dengan tempe yang di-
jual dipasaran, bahkan lebih gurih.
“Produk ini menang karena meru-
pakan produk baru, mudah dibuat,
pangsa pasar besar, dan tidak ada
kelemahan,” kata Asset. Cara pembua-
tannya cukup mudah yaitu direndam,
direbus, dicuci, dipisahkan kulit arin-
ya, dicampur ragi dan di peram. Kese-
luruhan proses memakan waktu kurang
lebih dua hari. Produk ini dibuat se-
cara higienis. Meski tidak diberi bahan
pengawet, produk ini bisa bertahan
hingga dua hari walau tidak dimasuk-
kan ke dalam lemari pendingin.
Asset mengatakan bahwa proses
menemukan ide adalah dari fenome-
na yang terjadi di masyarakat. Semakin
lama semakin banyak produk makanan
instan dan tidak higienis. “Kami meli-
hat hal ini sebagai peluang pasar,” ka-
tanya. “Kami memang mahasiswa far-
masi namun tidak hanya bekerja di
apotek karena farmasi tidak hanya
memelajari obat saja tetapi makanan
dah kosmetik,” tambahnya.
Riset dilakukan selama tiga bulan dan
hasilnya tim ini mendapat dana hibah
kurang lebih lima juta rupiah. Evaluasi
dilakukan berkala tiap bulan. Tim terbaik
akan diikutkan Pimnas oleh Dikti.Reta
Tanamkan Minat Baca >>>
FK Unair >>>
Tempe Trembesi >>>
Biaya Pendaftaran
Mahasiswa Asing
- Biaya pendaftaran USD 250
- Biaya Daftar Ulang USD 15.000
- Biaya SPP per tahun USD 7.000
Mahasiswa Indonesia
- Biaya pendaftaran USD 150
- Biaya Daftar Ulang USD 15.000
- Biaya SPP per tahun USD 3.000
terjun langsung di dunia kerja sebagai tenaga magang.
Dengan demikian, lulusan baru bisa menghadapi tan-
tangan dunia kerja dan tidak terkejut dengannya.
Berpindah-pindah perusahaan memang trend yang
terjadi di dunia saat ini. Hal itu sudah disadari oleh
perusahaan-perusahaan. Ihsan menyarankan, apabila
mengincar posisi di suatu perusahaan besar tertentu,
mulailah dengan bekerja di perusahaan kecil untuk
mendapat pengalaman. Sulit bagi seseorang untuk lang-
sung bisa menembus sebuah perusahaan besar.
“Karena itu mulailah dengan perusahaan yang kecil.
Namun, jangan terlalu lama di perusahaan kecil terse-
but, karena pola pikir seseorang akan menetap dan sulit
diubah begitu dia lama di sebuah perusahaan,” saran
Ihsan. Memang ada beberapa perusahaan besar yang
hanya menerima mereka yang memiliki pengalaman di
perusahaan besar lain, namun itu tidak semua.
Ihsan juga membagikan tips tentang bagaimana mem-
bangun kualitas mental sukses dengan delapan tahap.
Pertama adalah berani bermimpi besar. Kedua selalu ber-
pikiran positif. Dengan pikiran positif, akan menuju ke-
pada pengetahuan positif dan produktif. Untuk itu, perlu
mencari pergaulan yang positif. Ihsan juga mengingat-
kan untuk selalu disiplin pada diri sendiri, ulet, dan
percaya diri. “Terakhir, lakukan semua hal dengan rasa
cinta, maka semua cita-cita dan impian pasti akan ter-
wujud. Jangan lupa, berani bermimpi besar, tapi wu-
judkan dengan memulai langkah kecil,” ujar Ihsan.gin
Berani Bermimpi >>>
ini adalah embrio dan modal untuk pengembangan IOP
selanjutnya. Saat ini dia memberdayakan mahasiswa-ma-
hasiswa untuk membantu di IOP, karena umumnya ma-
hasiswa mampu memenuhi kriteria yang diperlukan. Igak
ingin meniru IOP Universitas Gadjah Mada yang juga
memberdayakan mahasiswa.
“Di UGM, dana untuk IOP saja bisa mencapai Rp 20
M. Staf mahasiswa di sana juga di-support penuh oleh
universitas, bahkan diberi tanggung jawab untuk mem-
buat keputusan dan membangun kerja sama dengan
pihak asing. Bagi mahasiswa-mahasiswa itu, mereka me-
mentingkan fun, meski gajinya tidak besar,” ungkap Igak.
Igak menginginkan hal sama dilakukan di Unair, agar
bisa mengoptimalkan promosi Unair ke dunia interna-
sional. Di masa mendatang, Igak juga berencana IOP
melakukan kerja sama dengan Humas untuk mensinergi-
kan marketing internasional Unair.gin
Unit Muda >>>
Biodata Prof. Dr. H. Fasich, Apt.
Nama : Fasich
Tanggal lahir : 31 Desember 1946
Pendidikan terakhir : Doktor dalam Ilmu Farmasi
Jabatan :
- Rektor Universitas Bangkalan, Madura
- Asisten Direktur Pascasarjana Universitas Airlangga
1997 - 1998
- Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga peri-
ode 1998 - 2002
- Pembantu Rektor I Universitas Airlangga periode
2002 - 2006
- Rektor Universitas Airlangga periode 2006 - 2010
NO :
56Tahun VIMei 201016 LHO IKI LAK
� Hidayat Anshori, Mawapres Unair 2010
Sepenggal kalimat yang pernah
dilontarkan oleh tokoh legendaris Soe
Hok Gie tersebutlah, yang menjadi
cambuk bagi Hidayat Anshori untuk
menjadi mahasiswa yang berprestasi.
Kalimat tersebut membuat Anshori
menyadari, mahasiswa adalah orang-
orang terpilih, sehingga kesempatan
menjadi mahasiswa harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk belajar,
berorganisasi dan meraih prestasi
sebanyak-banyaknya.
Tidak heran selama menjadi
mahasiswa Fakultas Hukum Unair,
Hidayat Anshori telah meraih banyak
prestasi. Sebutlah, prestasi sebagai
Participant of International Student
Exchange Program Indonesia-Thailand di
Burapha Univ, Thailand (2007), Juara 1
Lomba Debat Ilmiah “Kontroversi UU
BHP” antar universitas se-Indonesia, di
Semarang,( Oktober 2009), Juara 1
Lomba Essay Pendidikan antar Maha-
siswa se Jatim, Bali, & Nusa Tenggara, di
Bali, (Desember 2009), Juara 1 Lomba
Debat Hukum Nasional “Piala Soediman
Kartohadiprodjo” di Bandung, (Mei
2010), The 1st Winner in National Law
Debate Competition 2010 “Mochtar
Riady Cup” in Jakarta,(April 2010),
Prestasi-prestasi yang membangakan
tersebutlah yang juga mengantar
Hidayat Anshori terpilih menjadi
mahasiswa berprestasi (Mawapres)
Unair 2010.
”Terpilih menjadi Mawapres Unair
2010 merupakan prestasi yang sangat
membanggakan bagi saya pribadi.” Ujar
Hidayat Anshori. Anshori mengaku sudah
sejak lama termotivasi ingin menjadi
mawapres karena sering bergaul dengan
mawapres-mawapres tahun-tahun
sebelumnya. “Saya jadi terpacu untuk
meraih prestasi, kalau mereka bisa
kenapa saya tidak.” Tutur Hidayat
Walaupun sudah termotivasi sejak lama
untuk mengikuti seleksi mawapres, Hidayat
Anshori mengaku sudah grogi diseleksi
tingkat fakultas. Baginya, semua pesaingnya
mempunyai kelebihan tersendiri. Begitupun
juga saat dirinya memasuki tahapan tingkat
universitas, Hidayat Anshori sempat merasa
minder ketika harus bersaing dengan
kandidat dari Fakultas Kedokteran, Fakultas
Ekonomi, dan Fisip. Menurutnya, ketiga
kandidat tersebut mempunyai konsep
bagus dan prestasi yang mengagumkan
tentunya.
Namun, setelah melalui beberapa
tahapan, pada akhirnya juri memutuskan,
Hidayat Anshorilah yang menjadi Mawa-
pres 2010. Selain membuatnya bangga,
prestasi ini juga diakuinya menjadikan
dirinya lebih dikenal dilingkungan sivitas
akademika Unair. “Paling tidak sekarang
saya dikenal dalam artian yang postif oleh
hampir seluruh sivitas akademika di
UNAIR.” Ujar Hidayat Anshori. Anshori
mengatakan, menjadi seorang mahasiswa
yang berprestasi tidak hanya harus pintar,
namun juga harus aktif. “Seorang
mawapres harus bisa menyeimbangkan
antara kegiatan akademik dan non
akademik.” ungkapnya.
Meskipun demikian, menjadi
mawapres Unair 2010 tidak membuatnya
lantas puas begitu saja. Saat ini,
mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan
2007 ini tengah mempersiapkan diri
untuk mengikuti seleksi mawapres
tingkat nasional. “Menjadi mawapres
Unair 2010 membuat saya lebih termoti-
vasi untuk terus meraih prestasi selama
saya menjadi mahasiswa.”
Pengidola tokoh Soe hok Gie ini
memberikan saran kepada semua rekan-
rekannya sesama mahasiswa agar rajin
beraktivitas. “Saya harap, selain belajar
dikampus, teman-teman juga memper-
banyak kegiatan kokurikuler atau
kegiatan ekstra kampus, serta aktif
berorganisasi.” ujarnya.rani
“Aku ingin mahasiswa menyadari bahwa mereka The
Happy Selected View yang dapat kuliah, karena itu
mereka harus melibatkan diri dalam perjuangan
bangsanya.” -Soe Hok Gie”
Moch Jalal, S.S., M.Hum. adalah orang
dibalik pementasan ludruk oleh mahasiswa
asing saat lustrum Universitas Airlangga (Unair)
2009 lalu. “Jujur saja memang sulit melatih
mahasiswa asing bermain ludruk karena
memakai bahasa Jawa Suroboyoan, namun
semua ada triknya,” kata Dosen Fakultas Ilmu
Budaya (FIB) ini. Sebenarnya mahasiswa
asing tidak mengerti makna cerita secara
keseluruhan. Mereka hanya menghafal
dialog singkat per segmen.
Pernah suatu ketika Jalal memasuk-
kan dialog dalam bahasa Jawa yang
tidak dimengerti oleh mahasiswa dari
Mexico. “Mahasiswa asing yang
berperan sebagai Prabu Airlangga
tersebut hanya diam saja dan baru
bereaksi setelah dialognya saya ucapkan
dalam bahasa Inggris,” katanya. Walau
demikian, penonton ludruk sangat ter-
siswa asing terutama yang berasal dari Eropa
mengalami shock culture dan home sick. Bebera-
pa dari mereka belum bisa beradaptasi dengan
budaya Indonesia. Mereka tidak bisa menerima
budaya Indonesia seperti aturan yang diterapkan
di asrama. “Tapi sekarang mereka merasa berun-
tung bisa berada di Unair,” kata Jalal. “Semua
lulusan selalu kontak dengan dosen meski sudah
kembali ke negara asalnya,” tambahnya.
“Saya sudah seperti orang tua mereka,” kata
dosen yang sudah menangani mahasiswa asing
sejak tahun 2006 hingga sekarang. “Saya tidak
hanya menangani hal-hal yang bersifat akademik
saja tetapi sampai merawat jika mahasiswa
tersebut sakit,” tambahnya. Jalal menggunakan
pendekatan kekeluargaan. Terkadang mahasiswa
asing datang menginap dan memasak di rumah-
nya. Hal itu merupakan sarana untuk mengenal
mahasiswa secara informal. “Saya mengkondisikan
agar mereka berbahasa Indonesia di rumah saya,
namun kadang-kadang anak saya malah minta
diajari bahasa asing oleh mereka,” katanya.
Ada tiga jenis kesenian yang diikuti oleh
mahasiswa asing yaitu tari tradisional, karawitan,
dan ludruk. Sayangnya tidak semua mahasiswa
asing mengikuti kegiatan tersebut karena kegia-
tan ini tidak bersifat wajib. Hanya mahasiswa yang
tertarik dengan kesenian tradisional saja yang
mau mengikutinya. Sampai saat ini sebanyak
sembilan mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan
kesenian tradisional.
“Misi saya adalah memerkenalkan seni kepada
mahasiswa asing sehingga saat kembali ke nega-
ranya, mereka bisa menceritakan pada orang di
sana,” ungkap Jalal. Setelah kembali ke negara
asal mahasiswa asing diberi tugas oleh universitas
asal untuk mempresentasikan tentang apa yang
mereka dapatkan selama di Unair. Mereka akan
menampilkan dokumentasi kegiatan di Unair. “Hal
ini bisa mempromosikan Unair sekaligus seni
Indonesia,” tambahnya.
Materi kesenian ini diberikan kepada maha-
siswa asing sejak tahun 2009 sebagai persiapan
lustrum 2009 lalu. Mereka berlatih dua kali
seminggu. Hal-hal semacam ini akan lebih intensif
ditampilkan terutama pada lustrum 2010. Tahun
2011 Unair merencanakan kegiatan international
cultural night. Acara ini akan menampilkan seni
dari masing-masing negara dan kolaborasi. Reta
hibur. Ketidakmengertian mereka malah
menjadikan ludruk ini lucu dan menarik.
Mahasiswa asing yang ingin melanjutkan
Strata–2 (S-2) di Unair
harus mengikuti
program Darmasiswa
atau belajar bahasa
Indonesia terlebih
dahulu. Mahasiswa
asing juga bisa
berasal dari
program Kemitraan
Negara Berkembang
(KNB). Awalnya maha-
Moch Jalal, S.S., M.Hum.Dok Bes-Warta Unair
”Segalanya Akan Saya Lakukan Untuk Almamater”
FIB – Warta Unair
Dok-Warta Unair