waham rere citra jurita okeee

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah gangguan kejiwaan kini tidak biasa dipandang sebelah mata lagi. Kemiskinan dan impitan ekonomi yang melanda Indonesia belakangan ini menimbulkan banyak penderita gangguan jiwa ringan hingga berat. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menyebutkan 14,1% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. Kondisi ini semakin diperkuat melalui aneka bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. (Aimanullah, 2008). Guna mengatasi masalah gangguan jiwa, bukan hanya dengan penyembuhan secara fisik ketika penderita itu dirawat di Rumah Sakit, melainkan juga butuh penanganan secara preventif, primotif, terapi, terianostik, serta rehabilitasi. Yang terjadi selama ini, penanganan hanya secara medis, yakni perawatan terhadap penderita yang sudah mengalami gangguan jiwa berat di Rumah Sakit Jiwa. Sedangkan gangguan ringan bisa diatasi lewat konseling rutin ke dokter umum yang ada dipuskesmas atau spesialis jiwa. Ciri- ciri gangguan kesehatan jiwa ringan yang bisa dideteksi sejak dini, misalnya seperti seseorang yang tiba- tiba bertingkah diluar kebiasaan seperti kerap bengong, suka marah berlebihan, malas beraktifitas, atau menyendiri dikamar (Gracia Liana, 2009). Menurut studi pendahuluan selama 3 bulan terakhir diruang graha citro anggodo Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amini Gondo Hutomo didapatkan data dad 90 pasien. Dengan presentase 53,3% pasien dengan resiko perilaku kekerasan, 18,8% pasien dengan halusinasi, 10% pasien dengan menarik diri, 6,7% pasien dengan 1

Upload: farium

Post on 14-Dec-2014

95 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Waham Rere Citra Jurita Okeee

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Masalah gangguan kejiwaan kini tidak biasa dipandang sebelah mata lagi. Kemiskinan

dan impitan ekonomi yang melanda Indonesia belakangan ini menimbulkan banyak penderita

gangguan jiwa ringan hingga berat. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menyebutkan

14,1% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. Kondisi ini

semakin diperkuat melalui aneka bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah

Indonesia. (Aimanullah, 2008). Guna mengatasi masalah gangguan jiwa, bukan hanya dengan

penyembuhan secara fisik ketika penderita itu dirawat di Rumah Sakit, melainkan juga butuh

penanganan secara preventif, primotif, terapi, terianostik, serta rehabilitasi. Yang terjadi

selama ini, penanganan hanya secara medis, yakni perawatan terhadap penderita yang sudah

mengalami gangguan jiwa berat di Rumah Sakit Jiwa. Sedangkan gangguan ringan bisa diatasi

lewat konseling rutin ke dokter umum yang ada dipuskesmas atau spesialis jiwa. Ciri- ciri

gangguan kesehatan jiwa ringan yang bisa dideteksi sejak dini, misalnya seperti seseorang yang

tiba- tiba bertingkah diluar kebiasaan seperti kerap bengong, suka marah berlebihan, malas

beraktifitas, atau menyendiri dikamar (Gracia Liana, 2009).

Menurut studi pendahuluan selama 3 bulan terakhir diruang graha citro anggodo

Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amini Gondo Hutomo didapatkan data dad 90 pasien. Dengan

presentase 53,3% pasien dengan resiko perilaku kekerasan, 18,8% pasien dengan halusinasi,

10% pasien dengan menarik diri, 6,7% pasien dengan harga diri rendah, 10% pasien dengan

waham dan 1,2% pasien dengan logore (banyak ngomong) dengan lama perawatan rata- rata 3

minggu sampai 4 minggu.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diatas terdapat 10% kasus waham diruang graha

citro anggodo Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amini Gondo Hutomo. Sebenarnya tidak hanya di

klinis saja kita dapat menemukan kasus waham, namun pada kehidupan sehari-hari kini

banyak orang yang menunjukkan tingkah laku layaknya klien penderita waham. Tidak jarang

dari mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi seperti pejabat bahkan

politisi.

David A Tomb (2004) beranggapan bahwa waham adalah suatu keyakinan kokoh yang

salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh dan tetap

dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham

1

Page 2: Waham Rere Citra Jurita Okeee

sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

ditemukan pada skizofrenia.

Skizofrenia dapat dinilai dari beberapa tanda dan gejala yang muncul pada klien,

diantaranya adalah gangguan proses pikir, gangguan emosi, dan gangguan kemauan (pada

gejala-gejala primer). Sedangkan pada gejala-gejala sekunder menunjukkan adanya halusinasi,

gangguan psikomotor, dan waham. Dari beberapa gejala tersebut sangat sering dijumpai klien

skizofrenia dengan gejala waham. Oleh karena itu guna mengetahui dan memahami mengenai

kejadian waham maka kami selaku penulis akan membahas lebih dalam mengenai konsep

dasar, diagnose keperawatan, dan asuhan keperawatan pada klien waham.

1.2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan waham?

2. Apa sajakah jenis-jenis waham ?

3. Apa saja fase-fase dalam waham?

4. Apa sajakah faktor predisposisi dan presipitasi waham?

5. Bagaimana patofisiologi terjadinya waham?

6. Bagaimana rentang respon neurobiologist pada klien waham?

7. Apa sajakah gejala-gejala dari waham?

8. Apa akibat yang ditimbulkan dari waham?

9. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat pada klien waham?

10. Apa saja diagnose keperawatan yang pada kien waham?

11. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien waham?

1.3.TUJUAN

1.3.1. Tujuan Umum

1.3.2. Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar

waham dan asuhan keperawatan pada klien waham.

1.3.3. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat memahami tentang pengertian waham

2. Mahasiswa dapat memahami tentang jenis-jenis waham

3. Mahasiswa dapat memahami tentang fase-fase dalam waham

2

Page 3: Waham Rere Citra Jurita Okeee

4. Mahasiswa dapat memahami tentang faktor predisposisi dan presipitasi waham

5. Mahasiswa dapat memahami tentang patofisiologi terjadinya waham

6. Mahasiswa dapat memahami tentang rentang respon neurobiologist pada klien

waham

7. Mahasiswa dapat memahami tentang gejala-gejala dari waham

8. Mahasiswa dapat memahami tentang akibat yang ditimbulkan dari waham

9. Mahasiswa dapat memahami tentang penatalaksanaan yang tepat pada klien

waham

10. Mahasiswa dapat membuat dan memahami diagnosa keperawatan yang pada klien

waham

11. Mahasiswa dapat membuat dan memahami asuhan keperawatan pada klien

waham

1.4.MANFAAT

Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan sekaligus sebagai ilmu

pengetahuan bagi mahasiswa ilmu keperawatan yang dapat disosialisasikan di

kalangan institusi keperawatan dan dapat diaplikasikan di dunia klinis dan kehidupan

sehari-hari.

3

Page 4: Waham Rere Citra Jurita Okeee

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR WAHAM

A. PENGERTIAN

Proses berfikir meliputi proses pertimbangan (judgement), pemahaman

(comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning). Arus ide simbul atau asosiasi yang

terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang

menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang terorientasi pada kenyataan merupakan

proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk

pikiran, arus pikiran dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non

verbal maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah waham (Marasmis, 2009).

Marasmis juga menekankan bahwa berbagai macam factor yang mempenngaruhi

proses pikir itu, umpamanya faktor somatic (gangguan otak, kelelahan). Faktor psikologi

(gangguan emosi, psiko, factor social, kegaduhan dan keadaan social yang lain) yang sangat

mempengaruhi ketahanan dan konsentrasi individu. Aspek proses pikir yaitu : bentuk pikir,

arus pikir dan isi pikir ditambah dengan pertimbangan.

Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa waham adalah keyakinan yang salah

dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Waham sedikitnya harus ada

selama sebelum dan sistematik dan tidak bizar ( dalam bentuk fragmentasi, respon, emosi

pasien terhadap sistem waham biasanya kongruen dan sesuai dengan isi waham itu. Pasien

secara relative biasanya bebas dari psikopatologi diluar wawasan system wahamnya. Awal

mulanya sering terjadi pada umur dewasa , menengah dan lanjut.

David A Tomb (2004) beranggapan bahwa waham adalah suatu keyakinan kokoh yang

salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh dan tetap

dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham

sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

ditemukan pada skizoprenia. Semakin akut psikosis semakin sering di temui waham

disorganisasi dan waham tidak sistematis.

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataanya

atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan

kemustahilan hal itu ( Marasmis 2009 hal 266).

4

Page 5: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukan ide-ide yang salah.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham adalah sebagai salah

satu perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide,

pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti-bukti

yang ada.

B. Jenis-Jenis Waham

Mayer-Gross membagi waham dalam dua kelompok, yaitu :

1. Waham Primer

Waham primer adalah waham yang timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa

penyebab apapun dari luar. Menurut Mayer-Gross hal ini hampir patognomonik

bagi skizofrenia.

Contoh Waham Primer :

- Mr. Anton waham bahwa istrinya sedang berbuat serong dengan pria lain

sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali

- Mr.Thomas berkata “dunia akan kiamat” sebab ia melihat seekor anjing

sedang mengangkat kaki terhadap sebatang pohon untuk kencing.

Jadi dapat disimpulkan bahwa waham primer adalah waham yang timbul namun

terdengar secara tidak logis dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Waham Sekunder

Waham sekunder biasanya logis kedengarannya. Menanyakan hal-hal spesifik

tentang waham sekunder yang dialami klien namun tanpa membenarkan

merupakan cara bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui jenis waham apa yang

terjadi pada klien. Pada proses pengkajian tersebut juga dapat didapatkan gejala-

gejala lain dari skizofrenia.

Adapun jenis-jenis waham sekunder menurut Marasmis (2009), stuart and

sundeen ( 1998) dan Keliat (1998) waham sekunder terbagi atas beberapa jenis,

yaitu:

a. Waham agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan

diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian

putih setiap hari”. Atau orang yang kemana-mana selalu memakai baju

5

Page 6: Waham Rere Citra Jurita Okeee

putih dan surban, serta membawa tasbih kemana pun pergi dan selalu

berdzikir karena ia yakin dengan hal begitu ia akan masuk surga.

b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki

kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan berulang kali tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “Saya ini presiden Indonesia yang ke 6, semua orang adalah

ajudan saya”. Orang tersebut menganggap dirinya adalah seorang

presiden, mengenakan jas dan dasi seperti presiden, namun terkadang

tidak ia imbangi dengan tingkah laku yang sesuai.

c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya

teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “Saya sakit kanker”. Namun setelah pemeriksaan laboratorium

tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan

bahwa ia terserang kanker.

d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana

klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha

merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan.

Contoh : “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup

saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”

e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau

sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

Contoh: “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.

Saya adalah roh dan kamu semua adalah roh. Kita sedang berada di alam

kubur.”

6

Page 7: Waham Rere Citra Jurita Okeee

f. Waham bizar

1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di

dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai

dengan kenyataan

2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia

pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut,

diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

C. Fase-Fase Waham

1. Lack of Selfesteen

Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan

harapan. Ex : Mr. Suroso yang mengaku dirinya seorang anggota DPR RI. Namun orang-

orang di sekelilingnya tidak mempercayai pengakuan tersebut. Sehingga orang tersebut

mulai kehilangan harapan.

2. Control Internal External

Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan.

Ex : Mr. Suroso yang mencoba menutupi kekurangannya dengan sering bicara politis

(internal) dan memakai jas serta dasi kemanapun ia pergi (external) untuk meyakinkan

orang lain bahwa dirinya seorang anggota DPR RI.

3. Environment support

Kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa bersalah

saat berbohong. Ex : Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan,

sehingga klien merasa didukung, klien menganggap hal yang dikatakan adalah sebagai

kebenaran, terjadi kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi normal (super ego).

4. Fisik Comforting

Klien merasa nyaman dengan kebohongannya

5. Fase Improving

Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.

7

Page 8: Waham Rere Citra Jurita Okeee

D. Rentang Respon Neurobiologist

Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon

gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut (Stuart dan Sundeen,

1998) :

Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon

secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan

diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir

terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara logis dan pikiran individu mulai

menyimpang maka ia makan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi

pikir : waham curiga.

Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus

mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis dalam

penelitiannya memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua aktifitas kognitif

dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yang sakit untuk mempertahankan intrgritas tubuh

dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak dan membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa

dipulihkan ( dipowski, 2009). Mekanisme koping dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada

tindakan untuk memenuhi secara reaksitik tuntunan situasi stress.

8

Rentang respon neurobiologis

Gangguan proses pikir/delusi/waham

Respon maladaptif maladaptif

Respon adaptif

Distorsi pikiranPikiran logis

Persepsi akurat

Emosi konsisten dengan pengalaman

Prilaku sesuai

Berhubungan social

Ilusi

Reaksi emosi berlebihan atau kurang

Prilaku aneh

Menarik diri

Halusinasi

Sulit brespon emosi

Prilaku disorganisasi

Isolasi sosial

Page 9: Waham Rere Citra Jurita Okeee

a. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan

pemenuhan kebutuhan.

b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk

memindahkan seseorang dari sumber stress.

c. Perilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoprasikan,

menmgganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.

2. Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat membantu mengatasi

cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan

penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon

maladaptive terhadap stress.

E. PSIKOPATOLOGI WAHAM

Etiologi

Townsend (1998, hal 158) mengatakan bahwa ‘hal-hal yang menyebabkan gangguan isi

pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panic, menekan rasa

takut stress yang berat yang mengancam ego yang lemah., kemungkinan factor herediter”.

Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa teori yaitu :

a. Faktor Predisposisi

Menurut Townsend (1998) factor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham

kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai berikut :

1. Teori Biologis

a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan

suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan

kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).

b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan

skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan sejak

lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan

suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang

menderita skizofrenia.

c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dopamin neorotransmiter

yang dipertukarkan dan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas

yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya

diobservasi pada psikosis.

9

Page 10: Waham Rere Citra Jurita Okeee

2. Teori Psikososial

a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998) menggambarkan

perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi

keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal

ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada

ansietas dan suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya

suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara

orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri

kepada orang tua dan masuk kepada masa dewasa, dimana di masa ini

anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.

b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis

akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan

kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan

penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya

tehadap orang lain.

c. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego

yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling

mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego menjadi lebih lemah

penggunaan mekanisme pertahanan itu pada waktu kecemasan yang

ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan perilakunya sering kali

merupakan penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.

b. Faktor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) faktor presipitasi dari perubahan isi pikir :

waham kebesaran yaitu :

1. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive

termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur

perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam

otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi

rangsangan.

10

Page 11: Waham Rere Citra Jurita Okeee

2. Stress lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang

berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya

gangguan prilaku.

3. Pemicu gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive

berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti

: gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag

yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress

agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaan,

kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

F. PROSES TERJADINYA WAHAM

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego

spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme

pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai

pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan

ketergantungan ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan

untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk

melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam dirinya sendiri.

Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi

dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil

pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan

harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa

dari anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan

(Kaplan dan Sadock, 1997).

Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang

memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi

sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi

yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga

diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain,

situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap

sesuatu.

11

Page 12: Waham Rere Citra Jurita Okeee

G. AKIBAT DARI WAHAM

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan

lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/

membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

H. GEJALA-GEJALA WAHAM

Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah:

a. Status mental

1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali bila

ada sistem waham abnormal yang jelas.

2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.

4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri,

mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.

5) Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas

depresi ringan.

6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali

pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan

ditemukan halusinasi dengar.

b. Sensori dan kognisi

1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki

waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.

2) Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).

3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan

terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai

perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

I. PENATALAKSANAAN

a. Farmakoterapi

Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan skizofrenia

secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :

12

Page 13: Waham Rere Citra Jurita Okeee

1) Anti Psikotik

Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :

a) Chlorpromazine

Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis.

Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal,

dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.

b) Trifluoperazine

Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal : 3×1

mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.

c) Haloperidol

Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal : 3×0,5

mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada

kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara

intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup dalam

waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan pengobatan

yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan

oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu

penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson

Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan reaksi

ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari

Difehidamin

Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari

3) Anti Depresan

Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis :

75-300 mg/hari.

13

Page 14: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal :

25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.

4) Anti Ansietas

Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan disosiatif,

kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan ansietas. Obat-

obat yang termasuk anti ansietas antara lain:

Fenobarbital : 16-320 mg/hari

Meprobamat : 200-2400 mg/hari

Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari

b. Psikoterapi

Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.

Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung

ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang

wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin.

Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien.

Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena

disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien

bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu

kehidupan konstruktif.

Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realitas.

Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan harus mampu

menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata : “Anda pasti merasa

sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, “tanpa menyetujui setiap mis persepsi

wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah

membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku,

perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat klien

membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik positif telah

ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.

c. Terapi Keluarga

14

Page 15: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu

dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi

dan membantu perawatan klien.

15

Page 16: Waham Rere Citra Jurita Okeee

BAB III

PEMBAHASAN

Trigger / Kasus

Tn. K, usia 40 th, belum menikah, dibawa keluarganya ke RSJ karena sering marah-

marah dan mengamuk tidak jelas saat diajak bicara, bahkan terkadang hendak menyerang atau

merusak barang-barang yang ada di sekitarnya. Keluarga mengatakan bahwa Tn. K dulunya

adalah seorang aktivis politik yang ingin menjadi presiden, namun harapannya sirna karena

klien mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu, yang menyebabkan kakinya cacat.

Saat dikaji perawat, klien nampak tegang dan waspada. Klien mengatakan ia malu

dengan keadaannya yang cacat sehingga dia tidak bisa bekerja, dan merasa tidak dapat

melakukan apa-apa. Klien berulang kali mengatakan karena dia cacat, sehingga keluarganya

ingin menyingkirkannya karena dia hanya menyusahkan saja, klien juga mengatakan

keluarganya terlihat baik dengannya, tapi sebenarnya keluarganya itu hanya berpura – pura &

mencoba mengejek keadaannya dengan berpura-pura baik padanya. Klien juga jarang bertemu

atau berbicara dengan tetangga karena malu.

A. PENGKAJIAN

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : 8 April 2013

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. K Tanggal Pengkajian : 8 April 2013

Umur : 40 th Ruang Rawat : _________________

Pendidikan : ___________________ Sumber Informasi : ______________

Agama : ____________________ Keabsahan Sumber Informasi* : __________

Suku : ____________________ *Skor 1-4, 4 = sangat dipercaya

Status Pernikahan: belum menikah Alamat : _______________________

Pekerjaan : ____________________ No. RM : _______________________

II. ALASAN MASUK

16

Page 17: Waham Rere Citra Jurita Okeee

sering marah-marah dan mengamuk tidak jelas saat diajak

bicara, bahkan terkadang menyerang atau merusak barang-

barang yang ada di sekitarnya.

III. FAKTOR PRESIPITASI DAN RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Carniaux dan Moran, 2007)

Apa yang menyebabkan gejala atau faktor-faktor yang mempengaruhi?

cacat pada kaki karena mengalami kecelakaan beberapa tahun

yang lalu.

Bagaimana tanda dan gejala yang dimunculkan, meliputi :

a. Kapan gejala timbul dan bagaimana terjadinya?

____________________________________________________________________

b. Bagaimana rasa atau tampilannya?

marah-marah dan mengamuk tidak jelas saat diajak bicara,

bahkan terkadang menyerang atau merusak barang-barang

yang ada di sekitarnya.

c. Berapa lama terjadinya (durasi)?

___________________________________________________________________

d. Frekuensi?

___________________________________________________________________

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

RIWAYAT KESEHATAN LALU (Carniaux dan Moran, 2007)

1. Penyakit yang pernah dialami?

_________________________________________________________________

2. Trauma atau injuri yang pernah dialami?

Kecelakaan yang menyebabkan kaki klien cacat

3. Pengobatan yang sudah dilakukan, ada atau tidak alergi/ efek samping?

_________________________________________________________________

4. Siklus menstruasi, riwayat kehamilan dan menopause?

_________________________________________________________________

RIWAYAT PENYAKIT LALU

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya tidak

17

Page 18: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Bila ya, jelaskan : ......................................................................................................

Masalah Keperawatan : ............................................................................................

2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil

Tidak Berhasil

Jelaskan : ...................................................................................................................

Masalah Keperawatan : .............................................................................................

3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

ya tidak

Bila ya, jelaskan : .......................................................................................................

Masalah Keperawatan : .............................................................................................

RIWAYAT TRAUMA

Pelaku/ usia Korban/usia Saksi/usia

1. Aniaya fisik

2. Aniaya seksual

3. Penolakan

4. Kekerasan dalam keluarga

5. Tindakan kriminal

Jelaskan :

____________________________________________________________________

6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,

spiritual) : ___________________________________________________________

Diagnosa keperawatan : ________________________________________________

7. Kesan Kepribadian klien:

extrovert introvert lain-lain : _________________________________

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

ya tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/ perawatan

____________________________________________________________________

Diagnosa keperawatan : ________________________________________________

18

Page 19: Waham Rere Citra Jurita Okeee

RIWAYAT PENGGUNAAN ALKOHOL DAN ZAT LAIN (Carniaux dan Moran, 2007)

Apakah pernah mengkonsumsi :

( ) Alkohol ( ) Nikotin ( ) Kafein

RIWAYAT PERKEMBANGAN (Carniaux dan Moran, 2007)

V. STATUS MENTAL

1.Penampilan

tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan : ___________________________________________________________

Diagnosa keperawatan : _______________________________________________

2.Pembicaraan (Keliat dan Akemat, 2009)

□ Cepat □ Keras

□ Gagap □ Inkoheren

□ Apatis □ Lambat

□ Membisu □ Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : ___________________________________________________________

Diagnosis Keperawatan : _______________________________________________

3.Kesadaran

Kuantitatif/ penurunan kesadaran

compos mentis apatis/ sedasi somnolensia

sopor subkoma koma

Kualitatif

tidak berubah berubah

meninggi gangguan tidur : sebutkan ____________________

hipnosa disosiasi: sebutkan __________________________

Jelaskan : ____________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan : ________________________________________________

19

Page 20: Waham Rere Citra Jurita Okeee

4.Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : ____________________________________________________________

Masalah keperawatan : _________________________________________________

5.Alam Perasaan

□ Sedih □ Khawatir

□ Ketakutan □ Gembira berlebihan

□ Putus asa

Jelaskan : ____________________________________________________________

Diagnosis Keperawatan : ________________________________________________

6.Aktivitas Motorik/ Psikomotor

Kelambatan :

hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik

katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:

hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik TIK

grimase tremor gagap

stereotipi mannarism katalepsi

akhopraxia command automatism

atomatisma nagativisme

reaksi konversi verbigerasi berjalan kaku/ rigit

kompulsif lain-2 sebutkan.........

7.Afek/ Emosi

adequat tumpul dangkal/ datar labil

inadequat anhedonia marasa kesepian eforia

ambivalen apati marah

depresif/ sedih cemas ringan sedang

berat panik

Jelaskan : ____________________________________________________________

20

Page 21: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Masalah keperawatan : ________________________________________________

8.Persepsi

halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi

Macam Halusinasi

pendengaran penglihatan perabaan

pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan

pikiran

Jelaskan : ____________________________________________________________

Masalah keperawatan : _________________________________________________

9.Proses Pikir

Arus Pikir

koheren inkoheren asosiasi longgar

fligt of ideas blocking tangansial

sirkumstansiality logorea

pengulangan pembicaraan/ persevarasi neologisme

bicara lambat bicara cepat irelevansi

main kata-kata afasi assosiasi bunyi

lain2 sebutkan ......

Jelaskan : ________________________________________________________

Masalah keperawatan : _________________________________________________

Isi Pikir

obsesif ekstasi fantasi

bunuh diri ideas of reference pikiran magis

alienasi isolasi sosial rendah diri

preokupasi pesimisme fobia sebutkan .............

waham: sebutkan jenisnya

agama somatik, hipokondrik kebesaran

curiga nihilistik sisip pikir

siar pikir kontrol pikir kejaran

21

Page 22: Waham Rere Citra Jurita Okeee

dosa

Jelaskan : _______________________________________________________

Masalah keperawatan : ________________________________________________

Bentuk Pikir

realistik nonrealistik autistik dereistik

Jelaskan : _______________________________________________________

10. Memori

gangguan daya ingat jangka panjang

gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini

amnesia, sebutkan ............................

paramnesia, sebutkan jenisnya ........

hipermnesia, sebutkan .....................

Jelaskan : _______________________________________________________

Masalah keperawatan : ________________________________________________

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi

tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : _______________________________________________________

Masalah keperawatan : ________________________________________________

12. Kemampuan Penilaian

gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : ________________________________________________________

Masalah keperawatan : _________________________________________________

13. Daya Tilik Diri/ Insight

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : ____________________________________________________________

Masalah keperawatan : _________________________________________________

22

Page 23: Waham Rere Citra Jurita Okeee

14. Interaksi selama Wawancara

bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung

kontak mata kurang defensif curiga

Jelaskan : _______________________________________________________

Masalah keperawatan : ________________________________________________

VI. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum

_______________________________________________________________________

2. Tanda vital

TD : _________ N : ___________ S : ____________ P : ____________

3. Ukur

TB : ___________ BB: __________ turun naik

4. Keluhan fisik:

tidak ya, jelaskan ..........................................................................

5. Pemeriksaan Head to Toe :

______________________________________________________________________

6. Hasil Pemeriksaan Diagnostik (Laboratorium dan Radiologi) : (Carniaux dan Moran,

2007)

_______________________________________________________________________

7. Gejala kesehatan/ gangguan jiwa yang berhubungan dengan penyakit fisik yang

dialami (APA, 2000) ______________________________________________________

Jelaskan _______________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan ___________________________________________________

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)

1. Konsep Diri

a. Citra tubuh : ________________________________________________________

b. Identitas : ________________________________________________________

c. Peran : ________________________________________________________

d. Ideal diri : ________________________________________________________

e. Harga diri : ________________________________________________________

23

Page 24: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Masalah keperawatan : ___________________________________________________

2. Genogram

Jelaskan _______________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan ___________________________________________________

3. Hubungan Sosial

a. Hubungan terdekat : __________________________________________________

b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat

___________________________________________________________________

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

___________________________________________________________________

d. Apakah ada hubungan klien dengan masalah hukum?

___________________________________________________________________

e. Kondisi sistem keluarga klien? (Carniaux dan Moran, 2007)

___________________________________________________________________

f. Penampilan / Interaksi (Doengoes, 2006):

Kerja : ________________________________________________________

Sekolah : ________________________________________________________

Sosial : ________________________________________________________

g. Riwayat kegagalan berhubungan dengan sahabat, partner seksual? (Carniaux dan

Moran, 2007) ________________________________________________________

Masalah keperawatan : ________________________________________________

4. Spiritual dan kultural

a. Nilai dan keyakinan

___________________________________________________________________

b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya

___________________________________________________________________

c. Kegiatan ibadah

___________________________________________________________________

d. Bahasa, kelas sosial, ras, etnik (Carniaux dan Moran, 2007)

___________________________________________________________________

Masalah keperawatan : ___________________________________________________

24

Page 25: Waham Rere Citra Jurita Okeee

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan

Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

3. Mandi

Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : _____________________ s/d ________________________

Tidur malam lama : _____________________ s/d ________________________

Aktivitas sebelum/sesudah tidur : _________________s/d _________________

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan Lanjutan Ya Tidak

Sistem pendukung Ya Tidak

8. Aktivitas di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya Tidak

9. Aktivitas di luar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain Ya Tidak

25

Page 26: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Jelaskan : _______________________________________________________

Masalah keperawatan : _________________________________________________

IX. MEKANISME KOPING

Adatif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum Alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih

Teknik relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya ...................... Lainnya ......................

Masalah keperawatan : ____________________________________________________

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah dengan pendidikan, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah dengan pekerjaan, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah dengan perumahan, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah dengan ekonomi, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan

________________________________________________________________________

Masalah lainnya (hukum), uraikan

________________________________________________________________________

Masalah keperawatan : _____________________________________________________

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

26

Page 27: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presiptasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Lainnya _____________________________________________________________

Masalah keperawatan : ____________________________________________________

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

- Klien sering marah-marah dan mengamuk tidak jelas saat diajak bicara.

- terkadang hendak menyerang atau merusak barang-barang yang ada di sekitarnya.

- klien nampak tegang dan waspada.

- Klien berulang kali mengatakan karena dia cacat, sehingga keluarganya ingin menyingkirkannya karena dia hanya menyusahkan saja, klien juga mengatakan keluarganya terlihat baik dengannya, tapi sebenarnya keluarganya itu hanya berpura – pura & mencoba mengejek keadaannya dengan berpura-pura baik padanya.

Tn. K 40 th

Cacat pada kaki

Malu krn membebani keluarga

Harga diri rendah

Stress berlebihan krn tidak bisa bekerja

Mulai bersikap curiga

Marah atau mengamuk tidak jelas saat diajak bicara

Berulangkali mengatakan bahwa keluarganya hanya

berpura – pura baik, sebenarnya ingin

menyingkirkannya

Gangguan proses pikir : waham

Gangguan proses pikir : waham

- Klien mengatakan ia malu dengan keadaannya yang cacat sehingga dia tidak bisa bekerja, dan merasa tidak dapat melakukan apa-apa.

- Klien juga jarang

Tn. K, 40 th

Dulunya adalah bekerja aktivis politik

kecelakaan kaki cacat

Harga diri rendah kronis

27

Page 28: Waham Rere Citra Jurita Okeee

bertemu atau berbicara dengan tetangga karena malu.

- Klien merasa keadaannya hanya menyusahkan keluarganya saja.

tidak dapat bekerja

merasa membebani keluarga

malu, merasa tidak bisa melakukan apa2

jarang berinterakasi dengan tetangga

harga diri rendah- sering marah-marah

dan mengamuk tidak jelas saat diajak bicara.

- terkadang menyerang atau merusak barang-barang yang ada di sekitarnya.

Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain

B. POHON MASALAH

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan proses pikir : waham

2) Harga diri rendah kronis

3) Resiko Perilaku kekerasan terhadap orang lain

28

Page 29: Waham Rere Citra Jurita Okeee

29

Page 30: Waham Rere Citra Jurita Okeee

D. RENCANA KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan Klien Gangguan Proses Pikir : Waham

Nama Klien : Diagnosa Medis :

Ruangan : No. CM :

Tgl No Diagnosa

Diagnosa Keperawatan

Rencana Tindakan KeperawatanTujuan (Umum dan Khusus)

Tindakan Keperawatan

1 2 3 4 5Gangguan proses pikir: Waham

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien: beri salam terapeutik (panggil nama klien), sebutkan nama perawat, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik yang dibicarakan, waktu dan tempat).

1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien: Katakan perawat menerima keyakinan klien : ”Sukar menerima keyakinan

anda” disertai ekspresi menerima. Katakan perawat tidak mendukung : “ Sukar bagi saya untuk

mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi empati. Tidak membicarakan isi waham klien.

1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung: Anda berada ditempat aman, kami akan menemani anda. Gunakan keterbukaan dan kejujuran. Jangan tinggalkan klien sendirian.

1.4 Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-hari dan perawatan diri.

2.1 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.2.2 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini

yang realistis (hati-hati terlibat diskusi dengan waham).

30

Page 31: Waham Rere Citra Jurita Okeee

mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki

3. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

4. Klien dapat berhubungan dengan realistis

5. Klien mendapat dukungan keluarga

2.3 Tanyakan apa yang biasa klien lakukan (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan untuk melakukannya sendiri.

2.4 Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting

3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama dirumah maupun

dirumah sakit (rasa takut, ansietas, marah).3.3 Hubungan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan

waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal).

3.5 Atur situasi agar klien mempunyai banyak waktu untuk menggunakan wahamnya.

4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realistis (realitas diri, realitas orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).

4.2 Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.4.3 Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.

5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang:Gejala wahamCara merawatnyaLingkungan keluargaFollow-up obat

5.2 anjurkan keluarga melaksanakan 5.1 dengan bantuan perawat

6.1 diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi dan efek

31

Page 32: Waham Rere Citra Jurita Okeee

6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

samping akibat penghentian.6.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat.6.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

Harga diri rendah kronis

1. Umum: klien dapat menunjukan perubahan kemajuan sikap yang menunjukan adanya rasa peningkatan harga diri.

2. Khusus 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1.1 Tekankan pada klien perlu menghindari membandingkan diri dengan orang

lain.

1.2 Memiliki daftar keberhasilan klien saat ini dan masa lalu.

2.1 Sapa ramah klien (verbal, non verbal)

2.2 Perkenalan diri dengan sopan

2.3 Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

2.4 Jelaskan tujuan pertemuan

2.5 Jujur, menepati janji

2.6 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

2.7 Beri klien perhatian dan perhatikan kebutuhan

3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

32

Page 33: Waham Rere Citra Jurita Okeee

3. Khusus 2: Klien Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki

3.2 Utamakan memberi pujian yang realistik

3.3 Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilaian yang negatif

3.4 Mendorong klien dalam berpartisipasi di kelas, kegiatan, atau hobi. Jelaskan

bahwa klien dapat menikmati atau mendapatkan pengalaman.

3.5 Kolaborasi dengan konseling atau terapi kesehatan mental atau kebutuhan

khusus lainnya yang mendukung keadaan klien.

33

Page 34: Waham Rere Citra Jurita Okeee

Contoh Rencana Keperawatan Gangguan Proses Pikir : Wahamdalam bentuk Strategi Pelaksanaan

No Klien Keluarga

SP1P SP1K

1.

2.

3.

4.

Membantu orientasi realita

Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

Menganjurkan klien memasukkan dalam jadal kegiatan harian

Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya.

Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham

SP2P SP2K

1.

2.

3.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki

Melatih kemampuan yang dimiliki

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan waham

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat langsung kepada pasien waham

SP3P SP3K

1.

2.

3.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)

Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

34

Page 35: Waham Rere Citra Jurita Okeee

E. Implementasi dan Evaluasi

Contoh implementasi dan evaluasi gangguan proses pikir : Waham

Nama Klien : Diagnosa Medis :

Ruangan : No. CM :

Tgl No. Diagnosa

Diagnosa keperawatan

Rencana keperawatan

Tindakan keperawatan Evaluasi

1 2 3 4 5 6

Senin, 08 april 2013 08.00

1 Gangguan proses pikir : waham

SP1P Gangguan proses pikir : Waham

Melakukan SP1P gangguan proses pikir :Waham- Membantu orientasi realita- Mendiskusikan kebutuhan

yang tidak terpenuhi- Membantu pasien

memenuhi kebutuhannya - Menganjurkan klien

memasukkan dalam jadal kegiatan harian

S : “saya hanya mau berbincang 10 menit saja.” “ mereka tidak percaya kalau saya ini presiden.”“ presiden kan enak bisa ngatur dan perintah, saya gak senang kalau diatur.”“bapak saya yang suka mengatur.”“saya ingin ikut teman-teman pergi ruang rehabilitasi terus bisa main tenis meja.”“ saya mau latihan setiap pagi pukul 09.00.”

O : - Pembicaraan cepat- Afek labil- Klien memasukkan latihan tenis meja kedalam jadwal

harian setiap hari pukul 09.00

A : SP1P tercapai

35

Page 36: Waham Rere Citra Jurita Okeee

P : Perawat : lanjutkan SP2P pukul 09.30 diteras depan ruang rehabilitasi

Klien : motivasi klien untuk latihan olahraga tenis meja pada pukul 09.00 sesuai jadwal harian.

09.30 1 Gangguan proses pikir : waham

SP2P Gangguan proses pikir : Waham

Melakukan SP2P Gangguan proses pikir : waham - Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien- Berdiskusi tentang

kemampuan yang dimiliki - Melatih kemampuan yang

dimiliki

S : “sekarang kita berbincang 15 menit yah.”“saya tadi main tenis meja lo, dan menang.”“saya juga bisa main gitar lo, waktu SMA saya punya band sama teman-teman.”“mari saya tunjukan kehebatan saya main gitar.”“karena jadwal main musik disini setiap hari selasa dan kamis pukul 09.00 saya akan latihan sesuai jadwal.” O :

- Klien kooperatif- Kontak mata balik- Klien membuat jadwal latihan main gitar sesuai

jadwal di RS.

A : SP2P TercapaiP : Perawat : lanjutkan SP3P pukul 11.00 di ruang perawatan klien.Klien : motivasi klien latihan memainkan gitar setiap hari selasa dan kamis pukul 09.00

36

Page 37: Waham Rere Citra Jurita Okeee

11.00 1 Gangguan proses pikir : waham

SP3P Gangguan proses pikir : waham

Melakukan SP2P Gangguan proses pikir : waham - Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien- Memberikan pendidikan

kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : “kita berbincang 10 menit ya.”“saya dapat obat 3 macam dari dokter”“oh, berati yang warna orange itu CPZ gunanya untuk menenangkan.”“terus yang warna putih itu supaya saya rileks dan tidak tegang ya disebut THP.”“yang warna merah jambu itu disebut HPL supaya saya tenang juga kan?”Semua obatnya harus saya minum sehari 3 kali kan?”“saya akan minum obat sesuai jadwal dan teratur, baik di rumah sakit sekarang atau sudah pulang ke rumah nanti.”“saya akan minum obat setiap hari pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.”

O : - Kontak mata baik- Klien kooperatif- Klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan

harian minum obat setiap pukul 7 pagi, 1 siang dan 7 malam.

A : SP3P tercapaiP :Perawat : Lanjutkan SP budaya gangguan proses pikir : WahamKlien :Motivasi klien untuk minum obat sesuai dengan jadwal

37

Page 38: Waham Rere Citra Jurita Okeee

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Aspek proses berfikir dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran

dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non verbal maupun pada isi

pikiran verbal diantaranya adalah waham (Marasmis, 2009). Waham adalah suatu keyakinan

kokoh yang salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh dan

tetap dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.

Waham sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang

spesifik sering ditemukan pada skizoprenia. Semakin akut psikosis semakin sering di temui

waham disorganisasi dan waham tidak sistematis.

Pemberian terapi perlu dilakukan dengan adanya dukungan keluarga klien, sebagai

sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli

terapi dan membantu perawatan klien. Dari sini, peran perawat akan lebih terlihat jelas dan

akan sangat penting keberadaannya.

4.2 Saran

Penulis maupun pembaca diharapkan mampu mengendalikan tingkat emosional,

tingkat stress dan selalu mempertahankan adanya koping mekanisme dari stress agar dapat

terhindar dari adanya gangguan kejiwaan ini. Selain itu menjaga agar kondisi tubuh tetap sehat

juga diperlukan, untuk memberikan hal yang positif dalam hal proses berfikir.

38

Page 39: Waham Rere Citra Jurita Okeee

DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Mukhripah, dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.

Direktorat Kesehatan Jiwa. Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada Kasus di RSJ dan di RSKO. Jakarta : Depkes RI, 1998.

Keliat, B. A. dan Akemat. 2009. Model praktik keperawatan profesional jiwa. Jakarta: EGC.

Doengoes, E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Townsend, Mary C. 2008. The Nursing Process in Psychiatric/ Mental Health Nursing. Philadelphia Davis Company

Carniaux, Christine dan Moran. 2007. The Psychiatric Nursing Assessment. http://nursing.jbpub.com/book/psychiatric

Kaplan HI dan Sadock BJ. 1998. Typycal signs and symptomps of psychiatcric illness defined. In Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry : William & Wilkins, Baltimore, Maryland

Maramis, WF. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press,1995.

Maramis WF dan Maramis AA. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa –Edisi 2-. Surabaya : Airlangga University Press.

Stuart. GW dan Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. edisi 3. Jakarta : EGC

39