vol 47 nomor 1 april 2013

70

Upload: rizka

Post on 18-Aug-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lemigas

TRANSCRIPT

Gambar SampulSintesis Peptida Produk AAPTEC, US Tipe Endeavor 90 iVolume47, No. 1 April 2013Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi adalah media untuk mempromosikan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang minyak dan gas bumi yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGASAlamat RedaksiSub Bidang Informasi, Bidang Aliasi dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas BumiLEMIGASJl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230. Tromol Pos: 6022/KBYB-Jakarta 12120,INDONESIA, STT: No. 119/SK/DITJEN PPG/STT/1976, Telepon: 7394422 - ext. 1222, 1223, 1274, Faks: 62 - 21 - 7246150, E-mail: [email protected] Lembaran Publikasi LEMIGAS (LPL)diterbitkan sejak tahun 1970 yang telah berganti nama menjadi Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi, terbit 3 kali setahun. Redaksi menerima Naskah Ilmiah tentang hasil-hasil Penelitian, yang erat hubungannya dengan Penelitian Minyak dan Gas Bumi.Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS.Penanggung Jawab: Dra. Yanni Kussuryani, M.Si., Redaktur:Ir. Daru Siswanto.Pemimpin Redaksi:Dra. Yanni Kussuryani, M.Si. (Kimia)Wakil Pemimpin Redaksi:Ir. Daru Siswanto (Teknik Kimia)Redaktur Pelaksana:Drs. Heribertus Joko Kristadi, M.Si. (Geosika)Dewan Redaksi :1.Prof. Dr. Maizar Rahman (Teknik Kimia)2.Prof. Dr. Suprajitno Munadi (Geosika) 3.Prof. M. Udiharto (Biologi) 4.Prof. Dr. E. Suhardono (Kimia Industri) 5.Dr. Ir. Bambang Widarsono, M.Sc. (Teknik Perminyakan) 6.Dr. Mudjito (Geologi Minyak) 7.Dr. Adiwar (Proses Separasi) 8.Dr. Oberlin Sidjabat (Kimia dan Katalis)Redaksi:1.Dr. Ir. Usman, M.Eng. (Teknik Perminyakan)2.Ir. Sugeng Riyono, M.Phil. (Perminyakan dan Lingkungan)3.Dr. Ir. Eko Budi Lelono (Ahli Palinologi) 4.Ir. Bambang Wicaksono T.M., M.Sc. (Geologi Perminyakan) 5.Abdul Haris, S.Si., M.Si. (Lingkungan dan Kimia)Mitra Bestari:1.Prof. Dr. Ir. Septoratno Siregar (Teknik Perminyakan)2.Prof. Dr. R.P. Koesoemadinata (Teknik Geologi))3.Prof. Dr. Wahjudi Wiratmoko Wisaksono (Energi dan Lingkungan) 4.Dr. Ir. M. Kholil, M.Kom. (Manajemen Lingkungan) 5.Ferry Imanuddin Sadikin, S.T., M.E. (Teknik Elektro)Sekretaris:Urusan PublikasiPenerbit:Bidang Aliasi dan Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGASPencetak:Graka LEMIGASISSN : 2089-3396iiDAFTAR ISI HalamanDAFTAR ISIiiPENGANTAR iiiLEMBAR SARI DAN ABSTRACT ivPENGARUH TEKNIK PENCAMPURAN BIODIESEL DENGAN METODE SPLASH (PENCEMPLUNGAN) TERHADAP UNJUK KERJA KENDARAAN BERMESIN DIESEL Oberlin Sidjabat 1 - 8PEMETAAN CEKUNGAN TARGET EKSPLORASI MIGAS KAWASAN TIMUR INDONESIASuliantara dan Trimuji Susantoro9 - 17PEMODELAN RESERVOIR RADIAL COMPOSITE BERDASARKAN HASIL UJI TEKANAN TRANSIENT PADA SUMUR GAS KONDENSATEdward ML Tobing19 - 29RANCANG BANGUN ADSORBEN KOMPONEN KOROSIF GAS BUMIFesti Irmayani, Taryono dan Paramita Widiastuti 31 - 39KONTRIBUSI MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT)DALAM MENDORONG PEMANFAATAN HASIL LITBANG MIGASDjoko Sunarjanto, Heribertus Joko Kristadi dan Destri WD 41 - 48SIMULASI DISTRIBUSI TITIK DIDIH DISTILASI TBP DAN HEMPELMENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA RIAZYMuhammad Fuad 49 - 58Volume47, No. 1, April 2013ISSN : 2089-3396 iiiPENGANTARPembaca yang Budiman,LembaranPublikasiMinyakdanGasBumimempunyaiperananpentingdalampenyebaran informasi hasil-hasil penelitian dan kajian migas bagi masyarakat dunia ilmu pengetahuan dan industri migas di Indonesia.Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Volume 47 No. 1 April 2013 menyajikan beberapa tulisan hasil studi dan penelitian, yakni:1. Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin Diesel; 2.Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan TimurIndonesia;3.PemodelanReservoirRadialCompositeBerdasarkanHasilUjiTekanan Transient pada Sumur Gas Kondensat; 4. Rancang Bangun Adsorben Komponen Korosif Gas Bumi; 5. Kontribusi Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) dalam Mendorong Pemanfaatan HasilLitbangMigas;6.SimulasiDistribusi TitikDidihDistilasi TBPdanHempelMenggunakan Model Matematika Riazy. Tim Redaksi berharap Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi edisi April 2013 ini bisa menjadi rujukan bagi para penulis/peneliti. Oleh karena itu saran dan masukan pembaca sangat diharapkan untuk lebih sempurnanya terbitan Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi berikutnya.Dewan redaksi dan dewan penerbit, serta penanggung jawab majalah Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi mengucapkan terima kasih kepada para penulis, penelaah dan penyunting yang telah bekerja keras hingga terbitnya majalah Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi edisi ini. Jakarta,April 2013 RedaksiivKata Kunci yang dicantumkan adalah istilah bebas. Lembaran Abstrak ini boleh disalin tanpa izin dan biaya.ISSN : 2089-3396 Terbit : April2013LEMBAR SARI DAN ABSTRACTOberlin Sidjabat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS)Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin DieselLembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1 April 2013 hal. 1 - 8ABSTRAKPenggunaanbi odi esel yangmeni ngkat menci pt akanbeber apat ant angandal am penanganannya untuk sampai ke pelanggan sebagai bahan bakar campuran (BXX). Yang paling penting bagiprodusenpencampuryangsegeraditangani adalahjaminanbahwabahanbakardieseldan biodieseldapatdicampurkansecarahomogendan dalamsatufasa.Yangpalingseringditanyakan adalahbagaimanabiodieselakandicampurkan? Sesuaidenganregulasiuntukmencampurkan biodiesel dan bahan bakar diesel di Indonesia bahwa maksimumpenggunaanbiodieseladalahB10. Pengaruhteknikpencampuranbiodieseldengan cara cemplung (splash) atau langsung dimasukkan kedalamtangkibahanbakarditelitipadakinerja mesinkhususnyaterhadapsaringanbahanbakar (fuelfilter).Bahanbakaryangdigunakanpada penelitian ini sebagai B20 dan biodiesel diproduksi daribahanbakuminyaksawit.Apabilabiodiesel diisikanterlebihdahuludankemudiandiikuti denganminyakdiesel(minyaksolar),hasilnya menunjukkanbahwasaringanbahanbakarakan tersumbat setelah kendaraan beroperasi sejauh 1500 km. Hal ini diharapkan bahwa pencampuran terjadi melaluiagitasi(guncangan)bilakendaranmelaju dalam perjalanan. Akan tetapi apabila bahan bakar minyakdieseldiisikanterlebihdahuludandiikuti denganbiodieselmakahasilnyamenunjukkan bahwa saringan bahan bakar akan tersumbat setelah kendaraan beroperasi sepanjang 2500 km.Hal ini menunjukkanbahwakesukaranpadapencampuran dapat diatasi jika biodiesel diisikan paling akhir setelah bahan bakar minyak diesel. Juga biodiesel lebih berat daribahanbakardieseldanhalinisukarteragitasi apabila kendaraan berjalan. Sebaliknya pada uji jalan (road test), dengan menggunakan B30, menunjukkan bahwatidakadamasalahterhadapsaringanbahan bakar(fuellter),dimanaB30dipreparasidengan mencampurkan biodiesel dengan bahan bakar minyak dieseldalamtangkilainsampaihomogensebelum diisikan ke tangki bahan bakar kendaraan.Kata Kunci: biodiesel, saringan bahan bakar, teknik pencampuran, splash, uji jalanABSTRACTIncreased use of biodiesel has created some handling challengesforbringingblendedfuels(BXX)to customer.Themostimmediatehandlingconcern forblendersisassurancethatpetrodieselfuelsand biodiesel can be blended uniformly and in single phase (homogeneous). The mostfrequent asked questions is how biodiesel blended? According to the regulation for mixing of biodiesel and petrodiesel fuel in Indonesia that the maximum of using biodiesel is B10. The effect of technical blending of biodiesel by splash blending intothefueltankofvehicleisinvestigatedforthe engine performance especially fuel lter. The fuel that usedinthisinvestigationasB20andbiodieselwas producedfromcrudepalmoil.Whenthebiodiesel loaded rst then diesel, the result indicated that the fuel lter will be plugged after 1,500 km running.It wasexpectedthatagitationwillbeprecededwhen thevehiclewasoperatedordriven.Howeverwhen petrodiesel fuel rst loaded then biodiesel, the result indicated that the fuel lter will be plugged after 2,500 km running. It looks like that on occasion difculties inmixingcanbeencounteredifthebiodieselis loaded into the vessel later after petrodiesel fuel. Also biodiesel is heavier than petrodiesel fuel and it is hard vto agitate when the vehicle was driven. In contrast, the road test indicated that when using B30 as fuel, there was no problem for fuel lter, whereas B30 was prepared by mixing biodiesel and petrodiesel fuel in other tank before loaded to fuel tank of vehicle.AuthorKeywords: biodiesel, fuel lter, technicalSuliantara dan Trimuji Susantoro (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS)PemetaanCekunganTargetEksplorasiMigas Kawasan Timur IndonesiaLembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1 April 2013 hal. 9 - 17ABSTRAKKegiataneksplorasidanproduksimigassaat initerkonsentrasidiKawasanBaratIndonesia, yaituSumatera,Jawa,Madura,danKalimantan. DiKawasanTimurIndonesiakegiataneksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi masih kurang berkembang. Konsentrasi eksplorasi dan eksploitasi migas masih pada cekungan produksi dan cekungan denganpenemuanhidrokarbon.PadaKawasan TimurIndonesiapeluanguntukmendapatkan sumberdayamigasmasihterbukakarenamasih banyak cekungan yang belum dilakukan pemboran. Padakajianinidilakukananalisatumpangsusun (overlay)untukmengkajicekunganyangsecara geologidangeosikamempunyaipeluangterbaik untuk mendapatkan migas. Analisa tumpang susun dilakukanmenggunakandatacekungansedimen, wilayahkerjamigas,lintasanseismik,rembesan migas,penemuanmigas,lapanganmigas,dan anomaligayaberat.Hasilanalisisdiperoleh3 kategoricekunganuntukdikembangkan.Kategori pertamaterdiriatas7cekunganyangterbukti telahditemukanhidrokarbon,yaitucekunganLaut Timor,Bone,MakassarSelatan,Banggai,Seram, Salawati dan Bintuni. Kategori kedua terdiri atas 16 cekungan yang terbukti ditemukan adanya rembesan minyakataugasdanoilshowspadasumurmigas, danPrioritasketigaterdiriatas24cekunganyang merupakan cekungan frontier.Kata kunci: cekungan, eksplorasi, eksploitasi,target, tumpang susun,SIG.ABSTRACTOilandGasExplorationandexploitation recently,hasbeenconcentratedintheWestern Indonesiai.e.:Sumatera,Java,Madura,and Kalimantan. In Eastern Indonesia this activity less developed compared to Western Indonesia. Recently, concentrationoftheoilandgasactivityisstillin hydrocarbonproducingbasinandhydrocarbon discovery basin. In eastern Indonesia the probability todiscoverhydrocarbonresourcesishigh,this isbecausemanysedimentarybasinshasnotbeen drilledyet.Inthisstudy,anoverlayanalysesis appliedtothesedimentarybasingeologicallyand geophisically with expectation to nd best probability to discover oil and gas. This analyses is conducted by overlied some data, ie: sedimentary basin, oil and gas block, seismic line, oil and gas seeps, oil and gas discovery,oilandgaseld,andanomalygravity. This analyses reveal 3 classes of sedimentary basin to be developed. Class one which consists of seven sedimentarybasinswashydrocarbonproven,i.e.: Laut Timor, Bone, Makasar Selatan, Banggai, Seram, Salawati, and Bintuni. Class two which consists of sixteensedimentarybasins,provestheoccurrence of hidrocarbon seeps and oil shows, and Class three which consists of twenty four sedimentary basins as frontier sedimentary basin.AuthorKeywords:Basin,exploration,exploitation,target, overly, GIS.EdwardMLTobi ng(Pusat Penel i t i andan PengembanganTeknologiMinyakdanGasBumi LEMIGAS)Pemodel anReservoi rRadi al Composi t e BerdasarkanHasilUji Tekanan Transientpada Sumur Gas KondensatLembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1 April 2013 hal. 19 - 29ABSTRAKCairan kondensat akan terbentuk di dalam sumur bila tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari tekanan dew point, sehingga sejumlah cairan kondensat akan terbentukdisekitarlubangsumurpadasilinder bagian dalam (kondensat banking). Selain itu, jauh darilubangsumurpadasilinderbagianluar(gas vibanking)mempunyaihargatekananreservoirdi atastekanandewpoint. Analisishasilujitekanan transient sumur eksplorasi gas kondensat K-1 dengan kongurasipartialcompletion,dilakukandengan menerapkanmetodetypecurvematchingpressure derivative.Berdasarkananalisishasilujitekanan transienttersebut diperoleh model reservoir radial compositedenganbatasreservoirinniteacting. HargaM(mobilityratio)danD(diffusivityratio) yangdidapatmasingmasingmenunjukkanadanya peningkatanmobilitasdandiffusitaspadasilinder bagian luar dari sumur gas kondensat tersebut. Kata Kunci: model reservoir radial composite, uji transient tekanan, sumur kondensatABSTRACTCondensatewillbeformedinwellwhenthe flowingbottomholepressureislessthenthe dewpointpressure,thereforecondensatewillbe developed near the well bore at the inner region of cylindrical (condensate banking). Besides, far from the well bore at the outer region of cylindrical (gas banking),thereservoirpressurewillbegreater thenthedewpointpressure.Analysisofpressure transientdataforthegascondensateexploration wellofK-1withpartialcompletionconguration was performed by applying the method of type curve matching pressure derivative. This analysis results of pressure transient data indicating the reservoir model asradialcompositewithinniteactingreservoir boundary.ThevalueofM(mobilityratio)andD (diffusivity ratio) indicated increasing mobility and diffusivityattheouterregionofcylindricalofgas condensate well. AuthorKeywords:reservoirmodelradialcomposite, pressure transient testing, condensate well FestiIrmayani,TaryonodanParamitaWidiastuti (PusatPenelitiandanPengembanganTeknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS)RancangBangun AdsorbenKomponenKorosif Gas BumiLembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1 April 2013 hal. 31 - 39ABSTRAKGas H2S dan CO2 merupakan senyawa impuritis gas bumi yang disamping bersifat korosif dan dapat merusakperalatan,keduasenyawatersebutjuga dapat menurunkan kualitas gas bumi terutama nilai kalorinya.Kegiatanpenelitianrancangbangun adsorben berupa karbon aktif ini bertujuan untuk menyerapimpuritisgasH2SdanCO2sehingga terpisahdarigasbumi.Prosesaktivasikarbon merupakantahapyangsangatpentinguntuk mendapatkankarbonaktifdengankarakteryang sesuaiyangdapatmenyerapadsorbatgasyang diinginkan. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan prosesre-aktivasikimiakarbonaktifkomersial dengan kualitas rendah untuk menghasilkan karbon aktif dengan kualitas yang baik dengan kapasitas adsorpsigasyangtinggi.Pembuatanrancang bangun peralatan uji juga dilakukan untuk menguji unjuk kerja adsorben dalam mengadsorpsi gas CO2 dan H2S. Dari keseluruhan pengujian, disimpulkan bahwakarbonaktifyangmemilikikarakteristik palingbaikadalahkarbonaktifAC4dengan ukuran-50/+70meshyangdiimpregnasidengan KIsehinggamampumenyerapgasCO2dengan esiensi adsorpsi sebesar 50% dan menyerap gas H2S dengan esiensi adsorpsi sebesar 100%.KataKunci:adsorpsi,karbonaktif,aktivasi, adsorpsi H2S, adsorpsi CO2ABSTRACTH2S and CO2 gasses are impurities compound of natural gas which are corrosive and can damage the equipment. Those two compunds can also reduce the quality of natural gas, primarily its caloric value. Research activities of adsorbent design is intended to adsorb H2S and CO2 gas impurities. Therefore they could be separated from natural gas. Carbon activation process is an important stage to obtain activated carbon with a suitable character which can adsorb the desired adsorbate gas. Hence, in this research, the chemical re-activation of commercial activated carbon with low quality is conducted to produceactivatedcarbonwithgoodqualityand high gas adsorption capacity. Engineering design of testing equipment also has been done to test the adsorbent performance in adsorbing CO2 and H2S. From all the testing, it was concluded that activated carbon AC4 has the best characteristic compare to viithe others. AC4 which has size -50 / +70 mesh and impregnated with KI is able to adsorb CO2 gas with 50% adsorption efciency and adsorb H2S gas with 100% adsorption efciency.AuthorKeywords: adsorption, activated carbon, activation, H2S adsorption, CO2 adsorptionDjoko Sunarjanto, Heribertus Joko Kristadi dan Destri WahyuDati(PusatPenelitiandanPengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS)Kontribusi Manajemen Pengetahuan ( Knowledege Management)dalamMendorongPemanfaatan Hasil Litbang MigasLembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1 April 2013 hal. 41 - 48ABSTRAKDinamikayangterjadipadaunitorganisasi penelitiandanpengembanganbanyakbermanfaat bagikemajuankelitbangandiIndonesia.Halini sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan nasionalmaupuninternasional. Manajemen pengetahuan(knowledgemanagement)adalah salahsatumetodeyangdapatdiaplikasikandan berperanmenyumbangkanpadakemajuanlitbang migas. Maksud penulisan ini adalah mengetahui apa danbagaimanaaplikasimanajemenpengetahuan dalam organisasi litbang migas. Adapun tujuan dari penulisaniniuntukmendorongpemanfaatanhasil litbang migas, sehingga benar-benar bermanfaat untuk masyarakat. Maka dari itu, hasil yang diharapkan adalah tersedianyaportalpengetahuanyangmenampilkan hasil litbang yang lebih informatif. Satu diantaranya dengandimanfaatkannyateknologimultimedia,hal inibermanfaatuntukmelakukankegiatanlitbang teknologi migas lanjutan dan dapat menyebarluaskan hasil penelitian kepada masyarakat.Katakunci:manajemenpengetahuan,litbang migas.ABSTRACTThedynamicdevelopingintheresearchand developmentorganizationsbringmuchbenetto growthofresearchactivitiesinIndonesia.Itis alsoinaccordancewithchangesnationallyand internationally changing. In this matter knowledge management can play an important role to support the growth of oil and gas research and development. Thiswritingaimstoknowwhatandhowthe applicationoftheknowledgemanagementinthe oil and gas research and development organization. Theobjectiveistoincreasetheuseofoilandgas researchanddevelopmentresults,sothatcanbe usedbypublic.Thenalresultistheavailability ofknowledgesourcesthatmaketheresearchand developments results more informative through the applied of multimedia technology, and the result of the researchs can be spread to public widely.AuthorKeywords:knowledgemanagement,oilandgas research and development.Muhammad Fuad (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS)SimulasiDistribusiTitikDidihDistilasiTBP danHempelMenggunakanModelMatematika RiazyLembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1 April 2013 hal. 49 - 58ABSTRAKData Distilasi TBP dan Hempel merupakan data yang sangat penting karena digunakan sebagai data desain dan pengembangan produk di kilang. Namun Distilasi TBP membutuhkan biaya mahal dan waktu lamadilaboratorium.KurvadistilasiTBPdan Hempel dapat diprediksisecara lengkap dan akurat, menggunakanPersamaanRiazy,denganhanya menggunakandatapadatekananatmosrsampai suhu 180oC pada distilasi TBP dan suhu sampai 175oC untuk distilasi Hempel, padaminyak bumi seperti Duri,SLC,Sepinggan,Attaka,Westseno,Arjuna dan Camar. Tingkat korelasi (R2) persamaan Riazy untukdistilasiTBPdanHempeldiatas0.990dan deviasi rerataantara 0.7 %- 7.5% , kecuali untuk TBP minyak duri dengan R2 = 0.970 dan deviasi rerata 42%. Deviasi relatifbesar terjadi pada prediksisuhu pada tekanan vakum, karena meningkatnya kecepatan uapsehinggaterjadipenurunantekananantara tekanandasarkolomdenganpuncakkolom,serta adanyafaktorkonversisuhupadatekananvakum ke suhu tekanan atmosr menggunakan persamaan viiiMaxwell dan Bonnel. Tingkat korelasi simulasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan data pemotongan suhusempit(20-25oC).DurasidistilasiTBPdapat dipersingkat, dari 48 jam menjadi sekitar 2 jam dan dari7-8jammenjadi30-40menituntukdistilasi Hempel.ABSTRACTTBPandHempeldistillationcurvearevery importantdataforanycrudeoilformodelingin renery distillation column. However, TBP analysis is expensive and time consuming. A full-range TBP and Hempel distillationcurve canbe generated from anincompletedistillationdatabyRiazyequation. Simulation of TBP and Hempel distillation on Riazy equation, using distillation data up to 180oC for TBP distillation and up to 175oC for Hempel distillation atatmosphericpressure,canpredictwithhigh accuracyafullrangedistillationdataondifferent characteristicsofIndonesiancrudeoilsuchas Duri,Minas/SLC,Sepinggan,Attaka,Westseno, ArjunaandCamar.Degreeofcorrelation(R2) riazy equation forsimulation ofTBPand Hempel distillation 0.990. andthe average deviation in the range of 0.7% - 7.5%, except forsimulation ofDuri TBPdistillationwithR2=0.970andtheaverage deviation of 42%. A largedeviations occur in the predicted temperature at vacuum pressure, due to the increasedofvaporvelocitythatresultingalarge pressuredropbetweenthebottomofcolumnand the top of the column, and also the use of Maxwells and Bonnel Equation for temperature conversion on vacuumpressuretoatmosphericpressure.Degree ofCorrelationcanbeimprovedbyusingnarrow cut temperature of 20-25oC. Crude TBP curve can begeneratedinabout2hoursinsteadofthe48 hours and about 40 minutes instead of 7-8 hours for Hempel distillation.AuthorKeywords:TBPdistillation,Hempel,simulation, mathematic model, boiling point ix 1Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin DieselOberlin Sidjabat Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGASJl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta SelatanTelepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150E-mail: [email protected] I tanggal 28 Januari 2013; Diterima setelah perbaikan tanggal 20 Februari 2013Disetujui terbit tanggal: 30 April 2013ABSTRAKPenggunaanbiodieselyangmeningkatmenciptakanbeberapatantangandalampenanganannya untuk sampai ke pelanggan sebagai bahan bakar campuran (BXX). Yang paling penting bagi produsen pencampur yang segera ditangani adalah jaminan bahwa bahan bakar diesel dan biodiesel dapat dicampurkan secarahomogendandalamsatufasa. Yangpalingseringditanyakanadalahbagaimanabiodieselakan dicampurkan? Sesuai dengan regulasi untuk mencampurkan biodiesel dan bahan bakar diesel di Indonesia bahwa maksimum penggunaan biodiesel adalah B10. Pengaruh teknik pencampuran biodiesel dengan cara cemplung(splash)ataulangsungdimasukkankedalamtangkibahanbakarditelitipadakinerjamesin khususnya terhadap saringan bahan bakar (fuel lter). Bahan bakar yang digunakan pada penelitian ini sebagai B20 dan biodiesel diproduksi dari bahan baku minyak sawit. Apabila biodiesel diisikan terlebih dahulu dan kemudian diikuti dengan minyak diesel (minyak solar), hasilnya menunjukkan bahwa saringan bahanbakarakantersumbatsetelahkendaraanberoperasisejauh1500km.Halinidiharapkanbahwa pencampuranterjadimelaluiagitasi(guncangan)bilakendaranmelajudalamperjalanan. Akantetapi apabila bahan bakar minyak diesel diisikan terlebih dahulu dan diikuti dengan biodiesel maka hasilnya menunjukkan bahwa saringan bahan bakar akan tersumbat setelah kendaraan beroperasi sepanjang 2500 km.Hal ini menunjukkan bahwa kesukaran pada pencampuran dapat diatasi jika biodiesel diisikan paling akhir setelah bahan bakar minyak diesel. Juga biodiesel lebih berat dari bahan bakar diesel dan hal ini sukar teragitasi apabila kendaraan berjalan. Sebaliknya pada uji jalan (road test), dengan menggunakan B30, menunjukkan bahwa tidak ada masalah terhadap saringan bahan bakar (fuel lter), dimana B30 dipreparasi dengan mencampurkan biodiesel dengan bahan bakar minyak diesel dalam tangki lain sampai homogen sebelum diisikan ke tangki bahan bakar kendaraan.Kata Kunci: biodiesel, saringan bahan bakar, teknik pencampuran, splash, uji jalanABSTRACTIncreased use of biodiesel has created some handling challenges for bringing blended fuels (BXX) to customer. The most immediate handling concern for blenders is assurance that petrodiesel fuels and biodiesel can be blended uniformly and in single phase (homogeneous). The most frequent asked questions is how biodiesel blended? According to the regulation for mixing of biodiesel and petrodiesel fuel in Indonesia that the maximum of using biodiesel is B10. The effect of technical blending of biodiesel by splash blending into the fuel tank of vehicle is investigated for the engine performance especially fuel lter. The fuel that used in this investigation as B20 and biodiesel was produced from crude palm oil. When the biodiesel loaded rst then diesel, the result indicated that the fuel lter will be plugged after 1,500 km running.It was expected that agitation will be preceded when the vehicle was operated or driven. However when petrodiesel fuel rst loaded then biodiesel, the result indicated that the fuel lter will be plugged after Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin Diesel (Oberlin Sidjabat) 2Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 1 - 82,500 km running. It looks like that on occasion difculties in mixing can be encountered if the biodiesel is loaded into the vessel later after petrodiesel fuel. Also biodiesel is heavier than petrodiesel fuel and it is hard to agitate when the vehicle was driven. In contrast, the road test indicated that when using B30 as fuel, there was no problem for fuel lter, whereas B30 was prepared by mixing biodiesel and petrodiesel fuel in other tank before loaded to fuel tank of vehicle.Keywords: biodiesel, fuel lter, technical(Mittelbach,M.andRemschmidt,C.,2004; Schushard,U.dkk,1998;Sidjabat,O.,1995). Meskipunadaprosesyanglaindalampembuatan biodieselsepertiprosestermokimia,namunproses transesterikasi lebih umum digunakan karena lebih sederhana dan mempunyai esiensi energi yang lebih tinggi(Al-Zuhair,S.,2007).Esiensienergiyang tinggi merupakan salah satu aspek penting sehingga membuat transesterikasi lebih baik pada kompetisi pasar energi. Ada beberapa keluhan para pengguna biodiesel sebagaibahanbakardengankendaraanbermesin diesel, namun ada pengguna yang tidak mengalami permasalahansehinggaperludilakukanpenelitian terhadappenggunaanbiodieselmaupunsebagai campuran dengan minyak solar untuk mendapatkan solusipermasalahannya.Padaumumnyayang mengalamipermasalahanbilamenggunakan bahanbakarB20(biodiesel20%danminyak solar80%volume)dan/ataulebihbesarrasionya. Menumbuhkan kepercayaan konsumen adalah suatu tahap kritikal dalam kesuksesan setiap produk baru ataubahanbakar.Kepercayaankonsumendiukur dengan beberapa cara antara lain: ketersediaannya, pengirimantepatwaktu,danpalingutamaadalah kualitas atau mutu produk.Salah satu masalah adalah teknologi pencampuran biodieseldenganminyaksolar/dieselyang menyebabkantersumbatnyapenyaringbahan bakar (fuel lter) (Humburg, dkk, 2004; Schiavone, 2007). Prosedur pencampuran biodiesel tergantung pada beberapa faktor, termasuk volume B100 yang diperlukanuntukdicampurkan,tingkatcampuran akhir,volumeprodukcampuranyangmaudijual, tangkidanruangyangtersedia,biayaperalatan danoperasional,danpermintaanpelangganuntuk pencampuran (http://www.nrel.gov/vehiclesandfuels/pdfs/43672. pdf). Padaumumnyabiodiesel dicampurkan ke dalam minyak solar melalui 2 (dua) metoda yakni (http://www.nrel.gov/vehiclesandfuels/pdfs/43672.pdf; Gen dkk, 2009) : (a) Splash blending I. PENDAHULUANPadaumumnyasumberenergiutamayang digunakandiIndonesiaberasaldariminyakbumi ataubahanbakarfossil.Kebutuhanbahanbakar minyak (BBM), dalam negeri Indonesia, meningkat sekitar 7% per tahun dan kilang minyak belum dapat memasoksepenuhnyakebutuhantersebut.Oleh karena itu, untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan dalamnegerikadang-kadangperlumengimpor sebagiandariBBMtersebut,sepertiminyaksolar (minyak diesel).Sehubungandenganmenurunnyasumber cadangan minyak bumi dan juga masalah lingkungan sertamasalahdiversifikasienergimakaperlu didapatkanenergialternatifsebagaisolusiuntuk mengatasipermasalahanenergidalamnegeri. Biodieselmerupakansalahsatukandidatyang berpotensisebagaisubstitusidan/atausebagai pencampurminyaksolarkarenakarakteristiknya hampir sama dengan minyak solar/diesel dan sudah terbukti berdasarkan penelitian dan penggunaannya di beberapa negara (Tyson, 1998; Meher, 2004; Moser, 2009).Biodieseldapatdiproduksidenganproses sederhanadanberbahanbakuminyaknabatiyang dapat diperbaharui (Knothe dkk, 2005; Slinn, 2008; Adeyemi dkk, 2011). Biodiesel sangat bersih, dapat diperbaharui dan secara domestik dapat diproduksi karenaketersediaanbahanbakuyangmencukupi sehinggadapatmengurangiketergantunganpada bahan bakar minyak impor. Biodieseldapatdigunakanlangsungsebagai campuran bahan bakar minyak solar dalam berbagai rasiotanpamemodikasimesindieselkendaraan. Salah satu keuntungan penambahan biodiesel sebagai campuran dengan minyak solar adalah peningkatan lubrisitasbahanbakardanmereduksiemisigas buang.Prosespalingumumdalampembuatan biodieseldikenalsebagaiprosestransesterikasi denganbahanbakuminyaknabati,lemakhewani dan minyak goreng bekas dan direaksikandengan alkoholdenganadanyasuatukatalistertentu. 3Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin Diesel (Oberlin Sidjabat)(cemplung), dimana B100 dicampurkan secara splash (cemplung)denganminyaksolarolehpengguna dalamtangkiatautruktangki;(b) In-lineblending (melaluipipa),dimanabiodieselditambahkanke dalamminyaksolaryangdialirkanmelaluipipa sehinggatercampurdalamaliranpipatersebut. Pencampuran dengan metoda splash digunakan untuk kalangan sendiri dan/atau bila jumlah produk yang diproduksi hanya jumlah tertentu atau tidak banyak jumlahnya mengingat biaya operasi dan peralatan. Kendala yang dihadapi dalam hal pencampuran biodieseldenganminyaksolaradalahtidak tersedianyaperalatanatauinfrastrukturuntuk proses pencampuran. Hal ini dapat terjadi di daerah terpencilataupedesaansehinggapencampuran dengan menuangkan biodiesel ke tangki bahan bakar bersamaan dengan minyak solar/diesel.II. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pencampuran (blending) biodiesel dan minyak solar dengantekniksplashdalamtangkibahanbakar terhadapunjukkerjakendaraanbermesindiesel. Jugamemberikaninformasibilamencampurkan biodiesel dengan minyak solar untuk kalangan sendiri dan/atautanpaadanyafasilitasperalatanproses pencampuran.III. BAHAN-BAHAN DAN METODAA. Sumber Bahan Bakar dan SpesikasiBiodieselyangdigunakandalampenelitianini diproduksidariminyaksawitsebagaibahanbaku denganprosestransesterifikasi,prosesproduksi dilakukan di pilot plant biodiesel LEMIGAS dengan kapasitas8ton/hari.Biodieseltersebutsudah memenuhi spesikasi sesuai dengan SNI 04-7182-2006 atau ASTM D-6751.B. MetodaBiodieseldicampurkandenganbahanbakar minyaksolar/dieselkedalamtangkibahanbakar. Prosespencampuranbiodieseldanminyaksolar dilakukandengantekniksplash(pencemplungan) dengan dua cara atau kondisi sebagai berikut:(a)Pencampuran (blending) dengan cara biodiesel diisikan terlebih dahulu ke dalam tangki bahan bakardandiikutidenganpengisianminyak solar/diesel dengan rasio volume 20% biodiesel (B20)(b)Pencampurandengancaraminyaksolar/diesel diisikan terlebih dahulu ke dalam tangki bahan bakardandiikutidenganpengisianbiodiesel dengan rasio volume 20% biodiesel (B20) Uji jalan (road-test) dilakukan untuk mengetahui unjukkerja(performance)denganmenggunakan 2(dua)kendaraanbermesindieseldansalahsatu menggunakan bahan bakar biodiesel (B20) dan satu lagi menggunakan bahan bakar minyak solar/diesel sebagaipembanding(referensi).Emisigasbuang jugadiujidarikeduakendaraantersebutdengan menggunakan alat gas analyzer.IV. HASIL DAN DISKUSIA. Pencampuran (Blending) Biodiesel dan Minyak Solar/Diesel Sebelum campuran bahan bakar biodiesel (B20) digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, percobaan pencampuranantarabiodieseldanminyaksolar/dieseldilakukandilaboratoriumdengantehnik splash(pencemplungan).Hasilnya,berdasarkan observasi atau pengamatan dengan mata telanjang, menunjukkanbahwacampuranbahanbakar tersebut(B20)tercampursempurnaatausebagai larutanhomogen.Hasilpengamatansama,larutan homogen,untukkeduacarapencampuranbaik dengan mengisikan biodiesel terlebih dahulu maupun terakhir dengan campuran minyak solar/diesel seperti ditunjukkanmasing-masingpadaGambar1dan Gambar 2. Secara visual bahwa tidak ada perbedaan antara campuranbiodieseldenganminyaksolardan campuranminyaksolardenganbiodieselseperti terlihatpadaGambar3.Gambar4menunjukkan contoh minyak solar dan biodiesel yang digunakan dalam percobaan.Hasil karakteristik dari campuran biodiesel dan minyaksolar(B20),biodiesel,POME(B100)dan minyak solar (B00) disajikan pada Tabel 1. B. Unjuk Kerja Mesin Ujijalan(roadtest)dilakukandengan menggunakan2(dua)buahkendaraanbermesin diesel(IsuzuPanther)untukmengetahuipengaruh bahanbakarcampuranbiodiesel(B20),terhadap unjuk kerjanya dan juga menguji emisi gas buangnya. Pengisian tangki bahan bakar dilakukan dengan cara atau teknik splash yaitu dengan mengisikan biodiesel 4Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 1 - 8terlebihdahuludandiikutidenganpenambahan minyaksolar/dieseldanjugasebaliknyabiodiesel diisikanterakhirsetelahpengisianminyaksolar/diesel. Pencampuran dengan teknik splash merupakan metodapencampuranyangpalingmudahdan sangatsederhana.Diharapkanbahwapengocokan pencampuranakanterjadiketikakendaraan dioperasikan di jalan menuju tujuan. mengingat sifat atau karakteristik biodiesel dan minyak solar sangat mirip maka dalam perjalanan kendaraan diprediksi bahwa pengocokan atau agitasi cukup mencampurkan ke dua bahan bakar tersebut (Wilkis, 2008).Berdasarkanobservasibahwapenyumbatan saringanbahanbakarmulaiterjadisetelahjarak perjalanan 2.500 km untuk uji B20 dengan pengisian bahan bakar minyak solar terlebih dahulu dan diikuti biodiesel.Pengamatanpenyumbatansaringan bahanbakarditandaidengantersendat-sendat mesinkendaraanbeberapakali.Sedangkanbila biodieseldiisikanterlebihdahuludandiikuti minyaksolar,penyumbatansaringanbahanbakar terjadisetelahjarakperjalanan1.500km.Halini juga dibuktikan dengan memeriksa saringan bahan bakar seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 untukmasing-masingbahanbakarbiodieselyang diisikanterakhirdanterdahuludariminyaksolar. Sebagai perbandingan dari kedua pencampuran itu, terlihatbahwadenganpengisianbiodieselpertama sebelum minyak solar menunjukkan bahwa kotoran lebihbanyakpadasaringanbahanbakar(Gambar 7). Sebelum dilakukan uji kinerja mesin kendaraan dengan bahan bakar B20 dengan teknik splash, sudah digunakan bahan bakar B10 yang disediakan dengan cara mencampurnya dalam unit pencampur (blending unit)dipilotplantbiodieselLEMIGASdantidak mengalami penyumbatan saringan bahan bakar. Hasil penelitian uji jalan (road test), yang dilakukan oleh TimBiodieselLEMIGAS,denganmenggunakan B30 tidak menunjukkan masalah dalam hal saringan bahan bakar. Dalam hal ini B30, sebelum diisikan ke tangkibahanbakarkendaraan,dipreparasidengan mencampurkan biodiesel ke dalam minyak solar dan diaduk sampai homogen (LEMIGAS, 1997).Seperti diketahui bahwa sifat-sifat kimia biodiesel dapat bercampur dengan semua jenis minyak solar dan campuran tidak dapat terpisah selama temperaturnya di atas titik kabutnya (cloud point) (http://www.nrel.gov/vehiclesandfuels/pdfs/43672.pdf)Gambar 1Larutan campuran antara biodiesel dan minyak solar/diesel (B20) dengan tehnik splash, minyak solar ditambahkan ke dalam biodiesel tanpa dikocok atau digoyangkanGambar 2Larutan campuran antara biodiesel dan minyak solar/diesel (B20) dengan tehnik splash, biodiesel ditambahkan ke dalam minyak solar tanpa dikocok atau digoyangkanHasil penelitian atau percobaan ini menunjukkan bahwadurasiataujangkawaktupenyumbatan saringanbahanbakarlebihlambatbilateknik pencampuransplash(pencemplungan)dengan biodiesel diisikan terakhir setelah pengisian minyak solardibandingkandenganbilabiodieseldiisikan terlebih dahulu.Pencampuran yang terbaik dengan tekniksplashadalahdenganmengisikanbiodiesel diatas minyak solar atau biodiesel diisikan terakhir setelah minyak solar. Sesuai dengan hasil penelitian inidapatdisimpulkanbahwakemungkinanbesar pencampuranataupengocokantidaksempurna selama kendaraan berjalan bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu yaitu dengan menggunakan B10 dan B30.DepartemenTransportasiAmerikatelah melakukan survei tentang penggunaan bahan bakar campuran biodiesel dan dilaporkan bahwa hasil dari 17negarabagianyangikutdisurveiada8negara bagianmengalamimasalahpenyumbatansaringan 5Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin Diesel (Oberlin Sidjabat)bahanbakardan9negarabagiantidakmengalami penyumbatan saringan bahan bakar (Humburg dkk, 2004).Dilaporkanbahwapenyebabpenyumbatan saringantersebutantaralainkarenamikroba, sedimen,gliserol,residubiodiesel,danteknik pencampuran cara splash. Transportation Research Board of The National Academics juga melaporkan bahawa beberapa kendaraan bermesin diesel dengan bahan bakar B20 mengalami penyumbatan saringan bahanbakar(Schiavone,2007).Solusimengatasi permasalahanpenyumbatantersebuthanyadengan menggantisaringanbahanbakardandarisurvei tersebuttidakdijelaskantentangtipeataujenis saringan bahan bakar yang digunakan lebih mudah mengalami penyumbatan. Adabeberapakemungki nanpenyebab penyumbatan saringan bahan bakar antara lain (Ge dkk, 2009):-Campuranbiodieseldanminyaksolartidak sempurna atau tidak homogen sehingga biodiesel berada pada bagian bawah dasar tangki, densitas biodiesellebihbesardibandingkandengan minyaksolar,sehinggabiodieselpadasuhu dingin dapat membentuk jel (seperti agar-agar);Gambar 3Pengamatan secara visual untuk kedua larutan campuran biodiesel dan minyak solar/diesel Gambar 4Contoh minyak solar/diesel dan biodiesel yang digunakan dalam percobaanPOME (B-100) B-20 DIESEL MIN MAX ASTM-TEST METHOD1Specific Gravity, 60/60oF 0.875 0.860 0.858 0.820 0.870 D 12982Calc. Cetane Index 58.3 55.2 54.3 48 - D 9763Kinematic Viscosity, 40/40oC, cSt 5.72 4.50 4.19 2.0 5.0 D 4454Pour Point ,oC 12 5 3 - 18 D 975Conradson Carbon residue, %-wt (at 10% -vol bottom) 0.03 0.04 0.05 - 0.1 D 1896Sulfur Content, %-wt 0.01 0.29 0.37 - 0,5 D 15517Copper Strip Corrosion,100oC, 2 hrs 1a 1a 1a - No 1 D 1308Flash Point PMCCoF 370 220 180 150 - D 939Colour ASTM 4.0 3 L3 - 3 D 1500 Neutralization Value - Strong Acid Number mg KOH/gr Nil Nil Nil - Nil - Total Acid Number mg KOH/gr 12.31 2.47 0.06 - 0.6 Distilation - IBPoC 303.0 221 202.5 - - - EPoC - >371 >371 - - - Rec. 300 oC%-vol 17.45 42 50.50 40 -12Calorific Value Btu/lb 17455 18892 19250 - - D 24013Sediment%-wtNil Nil Nil - 0.01 D 47314Water and Sediment%-vol Nil Nil Nil - - D 179615Water Content %-vol0.35 0.09 0.02 - - D 95No KARAKTERISTIK10D 66411D 86PRODUK SPESIFIKASI MINYAK SOLARTabel 1Karakteristik larutan campuran biodiesel dan minyak solar (B20), Biodiesel POME (B100), dan Minyak Solar/Diesel (B00) 6Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 1 - 8-Adanyakandungangliserolyangtersisaatau terjadi karena hidrolisis trigliserida yang tersisa, dan -Pembentukanpolimerdariesterkarenaikatan tidak jenuh.Padaumumnya,daribeberapapenelitianyang dirangkum oleh National Biodiesel Board-National Biodiesel Hotline (www.biodiesel.org; Ge dkk, 2009), ada beberapa penyebab penyumbatan saringan bahan bakardenganmenggunakancampuranbiodiesel seperti disajikan pada Tabel 2.C. Uji Emisi Gas Buang KendaraanSetelahdigunakanbahanbakarcampuran biodiesel (B20) maka dilakukan uji emisi gas buang darimasing-masingkendaraandenganmatauji opasitassesuaiaturanpemerintah.Hasildariuji opasitasuntukkeduakendaraandisajikanpada Tabel 3.DarihasilujiemisigasbuangpadaTabel2 menunjukkan bahwa kendaraan yang menggunakan bahan bakar campuran biodiesel (B20) menghasilkan emisi paling rendah (26,20%) dibandingkan dengan emisikendaraanyangmenggunakanbahanbakar fossil,minyaksolar(46,30%),yangdidasarkan padanilaiambangbatasyangditentukanyaitu 40%.Sesuaidenganregulasilingkunganbahwa hanya parameter opasitas yang diuji untuk emisi gas buangkendaraanbermesindieseldannilaistandar maksimumopasitasadalah40%,45%dan50% untukmasing-masingkendaraanbermesindiesel dengan tahun pembuatan sesudah tahun 1996, tahun 1986-1996,dansebelumtahun1986.Dalamhal initerlihatbahwakendaraanyangmenggunakan bahanbakarminyaksolarmenghasilkanemisigas buang dengan opasitas tertinggi dan tidak memenuhi persyaratan yang diijinkan. Hasil uji emisi gas buang yangdinyatakandenganopasitasmenunjukkan bahanbakaryangmengandungbiodiesellebih ramahlingkunganterhadappolusiudara,sehingga pemakaian bahan bakar biodiesel dapat menurunkan pencemaran udara.Penelitiandenganpenggunaancampuran biodieseldengantekniksplashterhadapopasitas yangdilakukandenganmesindynamometer,juga menunjukkanbahwapengunaanbiodieseldapat menurunkan emisi gas buang dengan opasitas seperti disajikan pada Gambar 8 (Enweremadu dkk, 2011). Dalamhaliniasapterbentukkarenapembakaran Gambar 5Perbandingan hasil pengamatan saringan bahan bakar, sebelum dan sesudah digunakan bahan bakar campuran biodiesel (biodiesel ditambahkan terakhir)Gambar 6Perbandingan hasil pengamatan saringan bahan bakar, sebelum dan sesudah pemakaian bahan bakar campuran biodiesel (biodiesel diisikan pertama)Gambar 7Perbandingan hasil pengamatan saringan bahan bakar, dengan penambahan biodiesel dengan pengisisan pertama dan terakhir ke dalam tangki bahan bakar setelah pemakaian bahan bakar campuran biodiesel 7Pengaruh Teknik Pencampuran Biodiesel dengan Metode Splash (Pencemplungan) terhadap Unjuk Kerja Kendaraan Bermesin Diesel (Oberlin Sidjabat)yangtidaksempurna,kandunganoksigendalam biodiesel (B100) maupun dalam bentuk campurannya dengan minyak solar akan lebih efektif meningkatkan pembakaranyanglebihbaiksehinggadapat menurunkanopasitasasapdibandingkandengan minyak solar.Penelitianbiodieselterkaitdenganemisigas buangkendaraanbermesindiesel,yangramah lingkungan,telahbanyakdilakukandanhasilnya menunjukkan bahwa karakteristik emisi bahan bakar biodiesel jauh lebih baik dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan minyak solar/diesel (Xue dkk, 2011; Datta dan Mandal, 2012) V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIA. KesimpulanPencampuran(blending)antarabiodieseldan minyaksolar/dieseldenganmetodatekniksplash memberikanhasilyanglebihbaikbilabiodiesel ditambahkansesudahpenambahanminyaksolar, karenadensitasbiodiesellebihbesardaripada densitas minyak solar.Penyumbatan saringan bahan bakar lebih cepat dengan pengisian biodiesel terlebih dahulu ke dalam tangkibahanbakarsebelumpenambahanminyak solar.Penggunaanpencampurandenganteknik splashsangatsederhanadandapatdigunakanbila tidakadaperalatanpencampuran(blendingunit) atauinfrastrukturpencampuran,jugabilajumlah No Deskripsi Saringan Yang Tersumbat Kemungkinan Penyebab Prosentasi1Saringan dengan adanya lendir (slimy )Mikroba yang tumbuh dalam bahan bakar campuran biodiesel 21%2Saringan menggelembung dan tertutupi dengan gliserolKandungan air yang tinggi dan adanya mikroba 18%3Saringan menggelembungKandungan air yang tinggi15%4Sedimen berwarna hitamKontaminan atau pengotor Biodiesel 10%5Saringan tersumbatMasalah yang tidak diketahui 10%6Saringan tertutupi dengan gliserol dan zat berwarna coklatPencampuran (blending ) yang tidak sempurna 8%7Sedimen halus pada saringanOksidasi dan kontaminasi minyak 8%8Terbentuknya substansi seperti vaselin berwarna coklat Biodiesel tidak memenuhi spesifikasi (peningkatan jumlah mono/di-gliseida)5%9Saringan dengan adanya seperti lilin (wax)Pengaruh temperatur luar dibawah Titik Kabut (Cloud Point ) 5%10Saringan dengan adanya lilin (wax)Minyak solar yang bersifat parafinik3%Tabel 2Penyebab penyumbatan saringan bahan bakar dengan bahan bakar B20 dan lebih besar rasionya (>B20)Tabel 3Hasil uji emisi gas buang kendaraan uji dengan bahan bakar campuran biodiesel dan minyak solar Gambar 8Perbandingan opasitas untuk minyak solar dan campuran biodiesel pada beban penuh pada mesin dynamometerNo Jenis Kendaraan Panther Bahan Bakar Opasitas (%) Standard (Maks. 40%)(1) 46,50 Off-Spec(2) 46,30 Off-Spec Biodiesel (B20): - Biodiesel diisikan terlebih dahulu (1) 26,20 On-Spec - Biodiesel diisikan terakhir (2) 30,27 On-Spec1Panther AMinyak Solar2Panther B 8Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 1 - 8bahan bakar yang akan dicampurkan sangat terbatas jumlahnya. Emisi gas buang dari berbahan bakar biodiesel lebihramahlingkungandibandingkandengan berbahanbakarminyaksolar.Bilapencampuran denganbiodieseldiisikanterlebihdahuluakan memberikan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan penambahan minyak solar terlebih dahulu.B. RekomendasiUntukmencampurkandalamjumlahterbatas dengantekniksplashagarbiodieselditambahkan terakhir atau sesudah pengisian minyak solar terlebih dahulu.Untuk mencegah penyumbatan disarankan agar campuranbiodieseldenganminyaksolardiaduk terlebih dahulu sampai homogen.KEPUSTAKAAN1.Adeyemi, N.A., Mohiuddin1, A. K..M., and Jameel, A. T., (2011), Biodiesel Production: A Mini Review, International Energy Journal 12 (2011) 15-28.2.Al-Zuhair,S.,(2007),Review:Productionof biodiesel:possibilitiesandchallenges,Biofuels, Bioprod. Bioref. 1:5766; DOI: 10.1002/bbb. 3.Biodiesel Handling and Use Guide (Fourth Edition) 2008, NREL/TP-540-43672 Revised January 2009, National Renewable Energy Laboratory, http://www.nrel.gov/vehiclesandfuels/pdfs/43672.pdf.4.Datta,A.,andMandal,B.K.,(2012),Biodiesel ProductionandItsEmissionandPerformance: AReview,InternationalJournalofScientific& EngineeringResearch,Vol3,Issue6,ISSN2229-5518.5.Enweremadu, C. C., Rutto, H. L., and Peleowo, N., (2011),PerformanceEvaluationofaDieselEngine FueledwithMethylEsterofsheaButter,World AcademyofScience,EngineeringandTechnology, 79, 142-146.6.Ge,H.,(2008),Biodiesel ActivitiesintheRegion, WesternRegionCleanCities,CoordinationPeer Exchange.7.Ge, H.,Scharffbillig, J., Ahlberg,C., and Clark, E., (2009), A Biodiesel Blend.8.HandlingGuide, Apublicationofthe:Minnesota BiodieselTechnicalColdWeatherIssuesTeam HandlingSubcommittee,MinnesotaDepartmentof Agriculture. http://productionx.net/b/biodiesel-blend-handling-guide-w3461.html Accessed 20 Sept 2012.9.Humburg,D.S.,Hansen,T.J.,Schumacher,L. G., Mahapatra1, A. K, Taylor, G. L., and Adams, B. T., (2004), Biodiesel Use and Experience among State DOT Agencies, The 2004 ASAE/CSAE Annual InternationalMeeting,TheWestin,Government Centre Ottawa, Ontario, Canada.10.Knothe G.; Van Gerpen J.; Krahl J., (2005), The Biodiesel Handbook. AOCS, Urbana.11.LEMIGAS,1997,LaporanLengkap:Penelitian Uji Jalan Penggunaan Solar-Sawit pada Motor Diesel Kenderaan,PusatPenelitiandanPengembangan TeknologiMinyakdanGasBumiLEMIGAS, Jakarta, Oktober 1997.12.Meher,L.C.,Sagar,D.V.,andNaik,S..,(2004), TechnicalAspectsofBiodieselProductionby TransesterificationAreview,Renewableand Sustainable Energy Reviews, 18, 1-21.13.Mittelbach,M.andRemschmidt,C.,(2004), Biodiesel,TheComprehensiveHandbook,First edition, Austria.14.Moser, B. R., (2009), Biodiesel Production, Properties, andFeedstock,InVitroCell.Dev.Biol.Plant, 45:229266, DOI 10.1007/s11627-009-9204-z.15.Schiavone, J. J., (2007), Use of Biodiesel in a Transit Fleet, A Synthesis of Transit Practice, SYNTHESIS 72, Transportation Research Board, Washington, D.C., www.TRB.org.16.Schushard, U., Sercheli, R., Vargas, R. M., 1998, TransestericationofVegetableOils:aReview, JournalofBrazilChemicalSociety, Vol.9,No.1, 199-210. 17.Sidjabat, O.,(1995), Studi Proses Transesterikasi MinyakKelapaSawitMenjadiBahanBakarMotor SetaraSolar,ProceeedingsDiskusiIlmiahVIII PPPTMGB LEMIGAS, Jakarta, 13-14 Juni 1995, hal. 227-233.18.Slinn,M.,(2008),ImprovementtoBiodiesel process,EngDThesis,DepartmentofChemical Engineering, School of Engineering The University ofBirmingham,Edgbaston,BirminghamB152TT, United Kingdom. 19.Tyson,K.S.,(1998),BiodieselResearchProgress: 1992-1997, NREL/TP-580-24433.20.Wilkis, D., (2008), The impact of Blending Techniques, Feedstockchoice,andAnalyticalTechniqueson Biodiesel blend accuracy,inform December,Vol. 19 (12) 787.21.Xue, J., Grift, T. E., and Hansen, A. C., (2011), Effect of Biodiesel on Engine Performances and Emissions, RenewableandSustainableEnergyReviews,15, 10981116. 9Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia ( Suliantara dan Trimudji Susantoro)Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan Timur IndonesiaSuliantara dan Trimuji SusantoroPusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGASJl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta SelatanTelepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150Email: [email protected]; [email protected] I tanggal 13 Maret 2013; Diterima setelah perbaikan tanggal 2 April 2013Disetujui terbit tanggal: 30 April 2013ABSTRAKKegiataneksplorasidanproduksimigassaatiniterkonsentrasidiKawasanBaratIndonesia,yaitu Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan. Di Kawasan Timur Indonesia kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi masih kurang berkembang. Konsentrasi eksplorasi dan eksploitasi migas masih pada cekungan produksi dan cekungan dengan penemuan hidrokarbon. Pada Kawasan Timur Indonesia peluang untuk mendapatkan sumberdaya migas masih terbuka karena masih banyak cekungan yang belum dilakukan pemboran. Pada kajian ini dilakukan analisa tumpang susun (overlay)untuk mengkaji cekungan yang secara geologidangeosikamempunyaipeluangterbaikuntukmendapatkanmigas. Analisatumpangsusun dilakukan menggunakan data cekungan sedimen, wilayah kerja migas, lintasan seismik, rembesan migas, penemuan migas, lapangan migas, dan anomali gaya berat. Hasil analisis diperoleh 3 kategori cekungan untuk dikembangkan.Kategori pertama terdiri atas 7 cekungan yang terbukti telah ditemukan hidrokarbon, yaitucekunganLaut Timor,Bone,MakassarSelatan,Banggai,Seram,SalawatidanBintuni.Kategori kedua terdiri atas 16 cekungan yang terbukti ditemukan adanya rembesan minyak atau gas dan oil shows pada sumur migas, dan Prioritas ketiga terdiri atas 24 cekungan yang merupakan cekungan frontier.Kata kunci: cekungan, eksplorasi, eksploitasi,target, tumpang susun,SIG.ABSTRACTOil and Gas Exploration and exploitation recently, has been concentrated in the Western Indonesia i.e.: Sumatera, Java, Madura, and Kalimantan. In Eastern Indonesia this activity less developed compared to Western Indonesia. Recently, concentration of the oil and gas activity is still in hydrocarbon producing basin and hydrocarbon discovery basin. In eastern Indonesia the probability to discover hydrocarbon resources is high, this is because many sedimentary basins has not been drilled yet. In this study, an overlay analyses is applied to the sedimentary basin geologically and geophisically with expectation to nd best probability to discover oil and gas. This analyses is conducted by overlied some data, ie: sedimentary basin, oil and gas block, seismic line, oil and gas seeps, oil and gas discovery, oil and gas eld, and anomaly gravity. This analyses reveal 3 classes of sedimentary basin to be developed. Class one which consists of seven sedimentary basins was hydrocarbon proven, i.e.: Laut Timor, Bone, Makasar Selatan, Banggai, Seram, Salawati, and Bintuni.Class two which consists of sixteen sedimentary basins, proves the occurrence of hidrocarbon seeps and oil shows, and Class three which consists of twenty four sedimentary basins as frontier sedimentary basin.Keywords: Basin, exploration, exploitation, target, overlay, GIS.I.PENDAHULUANSumberdayaminyakdangasbumimenduduki posisiyangpentingdalampemenuhanenergi dalam negeri dan sebagai pemasok devisa nasional. RencanaAnggaranPendapatanBelanjaNegara (RAPBN)tahun2013,menyebutkansumberdaya 10Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 9 - 17minyakdangasbumidiproyeksikanmenjadi sumberpemasukanyangbesarpadabagian penerimaan negara bukan dari pajak (Gambar 1). Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi membutuhkan pasokan energi yang kuat, sehinggahalinimenimbulkanpeningkatan kebutuhan energi selaras dengan pertumbuhan ekonomiNegara.Proyeksikebutuhanenergi hingga tahun 2030 dengan mengacu pada data statistik menunjukan adanya kenaikan kebutuhan energy (Gambar 2). Sehingga untuk memenuhi kebutuhantersebutkegiataneksplorasimigas harus ditingkatkan.Kegiataneksplorasidanproduksimigas saatiniterkonsentrasidiKawasanBarat Indonesia, meliputi Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan. Di Kawasan Barat Indonesia dapat dikatakansebagaidaerahyangtereksploitasi tingkattinggi,sehinggahanyamenyisakan wilayahyangsangatterbatasatauharus menggunakankonsepeksplorasiyangbaru. SementaradiKawasanTimurIndonesia kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi bisa dikatakan pada tahap awal hingga sangat awal, maka peluang untuk mendapatkan sumber daya migas di kawasan ini masih cukup tinggi.KegiataneksploitasimigasdiKawasan TimurIndonesiamasihterkonsentrasipada cekunganSalawati,Bintuni,Seram,Banggai bersamadatagarisseismik,rembesanminyak dangas,oilshows,petawilayahkerja,penemuan migas,petagayaberatdandimensicekungan. Prahasta (2002) menjelaskan SIG dapat digunakan untukmemasukkan,menyimpan,memanipulasi, menampilkan,dankeluaraninformasigeografis berikutatribut-atributnya.Analisatumpangsusun (overlay)dilakukanuntukmenghasilkanperingkat cekungan berdasarkan data tersebut. Overlay merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan peringkat eksplorasi cekungan sedimen di Kawasan Timur Indonesia.Analisa tumpang susun dilakukanterhadaplapisdatacekungansedimen, wilayah kerja migas, sumberdaya, lintasan seismik, rembesan migas, penemuan migas, lapangan migas, dan anomali gaya berat. Hasil analisis berupa 3 klas kategoriperingkatcekunganuntukdikembangkan. SIG dapat memadukan beberapa data dan informasi dalambentuklapisan(layer)yangnantinyadapat Gambar 1Postur Penerimaan Negara Bukan Pajak(www.kemenkeu.go.id)Gambar 2Proyeksi total kebutuhan energi nal menurut jenis bahan bakar(Outlook Energi Indonesia 2011, BPPT 2011)danBone.Penemuanmigasbarumasihterbatas diCekunganMakassarSelatandanLautTimor. Sementara itu cekungan belum dieksploitasi masih mencapai39cekungandan1cekunganpassive continental margin. Perkembangan wilayah kerja di Kawasan Timur Indonesia sampai saat ini mencapai 85wilayahkerja.Jumlahtersebuthanya28%dari total wilayah kerja yang ada, sedangkan di Kawasan Indonesia Barat mencapai 234 wilayah kerja. AdanyakajianCekunganSedimenTersier diIndonesiaolehBPMIGASyangbekerjasama denganLAPI-ITBdanperguruantinggiberhasil mengidentikasi 86 cekungan Tersier dan 1 cekungan PassiveContinentalMargin.Sebarancekungan tersebut terdiri dari 40 cekungan terletak di Kawasan Barat Indonesia dan 47 cekungan terletak di Kawasan Timur Indonesia (BPMIGAS - LAPI ITB, 2008).Berdasarkandatacekungantersebutyang dikeloladalamSistemInformasiGeogra(SIG) 11Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia ( Suliantara dan Trimudji Susantoro)ditumpanglapiskan(overlay)dengandatalainnya, sehinggamenghasilkansuatukeluaranbarudalam bentuk peta tematik yang mempunyai tingkat esiensi dan akurasi yang cukup tinggi.Tujuankajianiniadalahmembuatperingkat cekunganberdasarkandatawilayahkerjamigas, sumberdaya,lintasanseismik,rembesanmigas, penemuanmigas,lapanganmigas,dananomali gayaberat untuk dilakukan eksplorasi dan eksploitasi migas.Hasiltersebutdiharapkandapatberguna bagiinvestormigassebagaipertimbangandalam mengakuisisiwilayahkerjadanbagipemerintah dalammerencanakanpengadaanwilayahkerja baru.II. METODOLOGIPemetaan peringkat cekungan di Kawasan Timur Indonesiamenggunakandatacekungansedimen BPMIGASyangbekerjasamadenganLAPI-ITB dan perguruan tinggi, peta wilayah kerja migas, peta garis seismik, peta rembesan minyak dan gas, oil/gas shows dari pemboran sumur, peta penemuan migas, peta lapangan migas dan peta anomaly gaya berat. Metodeyangdigunakanuntukpemetaantersebut adalah metode overlay. Adapuntahapankegiatanuntukmembuat peringkatcekungandiKawasanTimurIndonesia meliputipengumpulandata,pengelolaandata berbasis SIG dan analisis tumpang susun (overlay). Datayangdikumpulkanadalahpetacekungan sedimen,petawilayahkerjamigas,sumberdaya migas, lapangan migas, penemuan migas, rembesan migas, oil/gas shows, lintasan data seismik, anomali gayaberat, dan peta topogra Indonesia.Pengelolaan data dalam basis SIG, yang meliputi proses digitasi, penentuanlapisdata,danrektikasidatasesuai denganlokasigeografidalamsistemproyeksi WGS84. Analisatumpangsusundilakukanpada dataterpilihyangtelahdikonsolidasikeposisi areacekungansedimen.Tumpangsusun(overlay) dilakukan dengan membuat lapis data/peta sehingga dihasilkanperingkatcekunganuntukperencanaan eksplorasimigasdiKawasanTimurIndonesia. Urutanpenilaiandilakukanterhadapelemendata dipilihsecarakwalitatif.Hasilanalisaditampilkan dalam bentuk peta dan tabel (Gambar 3). Pemetaanperingkatcekungansedimenyang terletakdiKawasanTimurIndonesiadilakukan dengan melibatkan empat parameter, yaitu 1). Telah terbentuknya migas, 2). Ketersediaan daerah sebagai wilayakkerja(WK)migas,3).Ketersediaandata seismik, dan 4). Nilai anomali gaya berat. Selanjutnya keempat parameter diberi nilai sesuai dengan tingkat kepentinggannyadalampeningkatankegiatan eksplorasi (Tabel 1).III.DATAData dan informasi yang dipakai dalam analisa prioritaspengembanganeksplorasidicekungan sedimen yang terletak di Kawasan Timur Indonesia di dapatkan dari beberapa sumber dan dengan format yangberagam.Dengandatadenganformatyang bervariasi,makapenyamaanformatdiperlukan, dalam hal ini dilakukan transformasi kedalam format digitaldanterikatpadaposisikoordinatgeogradengan sistem proyeksi WGS 84.Lapis data pulau, cekungan sedimen, rembesan migas, dan sumberdaya migas melalui proses digitasi, data masukan, dan registrasi ke dalam basis data SIG. Lapisdatalapanganmigasyangterkumpulsudah dalambasisdataSIGperlupenambahandatabaru agarlapisdatadalamkondisiterbaru.Lapisdata lintasan seismik dan anomaly gaya berat terkumpul dalamsudahdalambasisdataSIGdankondisi terbaru, sehingga langsung bisa dipakai dalam analisa prioritas ini.IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Cekungan SedimenCekungan sedimen adalah suatu depresi di kerak bumi yang terisi batuan sedimen dengan ketebalan Gambar 3Analisa tumpang susun (Overlay) 12Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 9 - 17yangsignikanlebihtebaldibandingsekitarnya. Padakajianinimenggunakancekungansedimen 86 dan 1 cekungan passive continental margin hasil kegiatan BPMIGAS yang bekerjasama dengan LAPI ITB dan perguruan tinggi (2008) (Gambar 4). Kawasan Timur Indonesia disisi barat dimulai dari SelatMakasar,kearahselatanhinggaPulauFlores DEskripsi Nilai DEskripsi Nilai Lapangan Migas 3Rapat dan Merata 3 Sumur Penemuan 2Lokal rapat; sebagian regional/kosong 2 Rembesan Migas/Oil/Gas Shows 1Jarang 1 Tidak ada Informasi 0Tidak ada data 0DEskripsi Nilai DEskripsi Nilai Lebih dari 10.000 3Dominan rendah 3 5.000 sampai 10.000 2Rendah - tinggi 2 Kurang dari 5.000 1Sedang - tinggi 1Migas Telah terbentuk (PETROLEUM SYSTEM)Ketersedian Data SeismikKetersedian Lahan Untuk Wilayah Kerja Baru (Km2)Anomali Gaya BeratTabel 1Bobot penilaian peringkat cekunganGambar 4Peta cekungan sedimen tersier Indonesia (BPMIGAS - LAPI ITB, 2008)dan kearah Timur hingga Papua. Dengan demikianKawasanTimurIndonesia terdiri atas 47 cekungan sedimen dengan status 5 cekungan produksi, 17 cekungan dengan indikasi hidrokarbon, 2 cekungan denganpenemuanhidrokarbon,20 cekunganbelumadapenemuan,2 cekunganbelumdieksplorasi,dan1 cekungan Passive Continental Margin.B. Kegiatan Migas di Kawasan Timur IndonesiaKegiatan eksplorasi migas di Kawasan Timur Indonesia dimulai pada akhir abad 18,eksploitasidiLapanganBeling padatahun1897,diLapanganBula pada tahun 1918 di Cekungan Seram, di Lapangan Klamono cekungan Salawati pada tahun 1939, dan diLapanganMogoicekunganBintunipadatahun 1941 (LEMIGAS, 1985). Selanjutnya eksplorasi dan eksploitasi cenderung pada ketiga cekungan tersebut. Baru mulai tahun 1990 hingga sekarang berkembang dicekunganlainnya.Adanyapenemuanmigasdi 13Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia ( Suliantara dan Trimudji Susantoro)Lapangan Tiaka, Lapangan Sampi-sampi, Lapangan Walanga,LapanganBonge,Lapangan Abadiyang terletak di Cekungan Timor danLapangan Ruby di CekunganMakassarSelatanmeningkatkangairah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Kawasan Timur Indonesia.Pada akhir tahun 2012 di Indonesia terdapat 309 WK, dimana 234 wilayah kerja terletak di Kawasan BaratIndonesiadan85wilayahkerjaterletakdi Kawasan Timur Indonesia. Distribusi wilayah kerja di Kawasan Indonesia Timur pada status tahun 2012 terlihatkegiataneksplorasiterdapatdiCekungan Lariang,CekunganMakassarSelatan,Cekungan Kalosi, Cekungan Sengkang Barat, Cekungan Bone, CekunganBanggai,CekunganSula,Cekungan Buton,CekunganTimor,CekunganLautTimor, CekunganWedaBay,CekunganObiSelatan, CekunganSeram,CekunganSalawati,Cekungan Berau, Cekungan Bintuni, Cekungan Cendrawasih, Cekungan Memberamo, Cekungan Iwur, Cekungan Sahul, Cekungan Akimeugah, Cekungan Palung Aru, dan Cekungan Passive Continental Margin. Sebaran olehbeberapakajianterdahulu.Pemetaangeologi permukaansecarasistematistelahdilaksanakan padamasasebelumnya(1995)olehPuslitbang Geologi(P3G)telahmenghasilkanpetageologi dalamskala1:100.000untukdaerahJawa-Madura dan dalam skala 1:250.000 untuk wilayah Indonesia diluarPulauJawa-Madura(PusatSurveiGeologi, 2013).PemetaantektoniklempengdiIndonesia telahdilakukanolehHamilton(1973),Hamilton (1979).SedangkankhususuntukKawasanTimur Indonesia telah dilakukan oleh Charton (2001) dan NO CEKUNGANLAPANGAN KETERANGAN1Banggai 9 PRODUKSI2Bintuni 17 PRODUKSI3Bone 4 PRODUKSI4Laut Timor 1 POD5Makasar Selatan 1 POD6Salawati 46 PRODUKSI7Seram 10 PRODUKSITabel 2Jumlah Lapangan Migas di Kawasan Timur Indonesiawilayahkerjatersebuttampak belum tersebar secara merata.Berdasarkan Cadangan Minyak danGasBumiKontraktor Asing danNasionalStatus1Januari 2012 terdapat 88 lapangan migas yangtersebardalam7cekungan (LEMIGAS, 2012). Data lapangan tersebutdapatdilihatpadaTabel 2.DiKawasanTimurIndonesia terdapatbanyakrembesanmigas atau oil/gas shows hasil pemboran sumur. Data tersebut mempunyai peran yang penting dalam kegiatan eksplorasi migas. Rembesan migas merupakansalahsatuindikasi bahwaelemenpetroleumsystem di daerah tersebut telah terpenuhi dan membentuk migas. Rembesan migasatauoil/gasshowspada hasil pemboran sumur ini dijumpai dikawasanSulawesi,Timordan Papua (Gambar 5).C. Data Geologi dan GeosikaPemetaan geologi dan geosika dilokasikajiantelahdilakukan Gambar 5Lokasi rembesan migas,Oil/Gas Shows dan indikasi gas dalam core 14Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 9 - 17Barberetal.,(2003).Pemetaangravityregional (aerogravity)telahdilakukanolehSandwelldan Smith(2009).Anomaligayaberatadalahsalah satumetodageosikauntukmelakukanpemetaan batuan dasar, dengan demikian maka dapat diketahui ketebalan batuan sedimen yang terletak diatas batuan dasar. Berdasarkan data aero gravity, lokasi kajian mempunyai nilai -275 mgal sampai 557 mgal. Nazhar (2009), trend Bouguer/free air anomaly di Indonesia mempunyaikisaranantara(-150s/d+320)mgal. Trend cekungan sedimen berada di kisaran 0sampai dengan 60 mgal, sedangkan untuk cekungan produksi dan potensial ada pada kisaran (+20 s/d +40) mgal. Sedangkan gejala-gejala tektonik regional umumnya berhubungandengananomalinegatifantara(-150 s/d 0) mgal.DataseismikdiIndonesiadikelolaoleh PUSDATINyangbekerjasamadenganPatraNusa Data (PND). Data seismik dalam kegiatan eksplorasi migas sampai saat ini masih menempati posisi yang penting.Analisisdataseismikdapatmengetahui kondisilapisanbawahpermukaan.Dataseismik yangadadiIndonesiadandikelolaolehPusdatin yangbekerjasamadenganPNDdiklasifikasikan menjadi 3 kategori data seismik, yaitu PND hanya mempunyaiinformasitentangadanyadatatetapi tidak menyimpan datanya; Data digital lengkap ada di PND dan Hanya ada data hardcopy/cetakan.D.Pemetaan Peringkat CekunganKawasan Timur Indonesia Peningkatankegiataneksplorasiberhubungan eratdenganprosespenawaranWKmigasbaru. InvestorakanberusahauntukmengambilWK yangmempunyairesikokegagalanrendah,untuk haltersebutmakadaerahyangterbuktitelah ditemukannyamigasatauadanyabuktiterlah terbentuk migas akan menjadi daerah yang menarik. Selanjutnyainvestorakanmemilihdaerahyang mempunyai informasi maksimal. Mengacu pada hal diatas maka proses penentuan prioritas pengembangan eksplorasi dilakukan dengan melakukan pengurutan adanya bukti migas, dilanjutkan dengan ketersedian lahan, ketersedian data seismik, dan diakhiri dengan informasi anomali gaya berat (Tabel 3). BerdasarkanTabel3yangtelahdilakukan penilaian berdasarkan adanya bukti telah terbentuknya migas,diikutidenganketersediaanlahanuntuk pengusulanWKbaru,ketersediandataseismik, dandiakhiridengannilaianomalygayaberat maka diperoleh peringkat cekungan untuk kegiatan eksplorasi migas. Peringkat pertama adalah cekungan yang telah dilakukan produksi atau ada sumur temuan. Kelompokinijugadidukungdenganketersediaan wilayah untuk WK baru, ketersediaan data seismik, dan nilai anomaly gaya berat yang memungkinkan ditemukannya sedimen. Kelompok peringkat pertama terdiri atas 7 cekungan, yaitu Cekungan Laut Timor, CekunganBone,CekunganMakassarSelatan, CekunganBanggai,CekunganSeram,Cekungan Salawati dan Cekungan Bintuni.Peringkat kedua adalah cekungan yang didukung adanyapembentukanmigas,tersedialahanuntuk pengusulan WK migas baru, dan adanya data seismik bersifat lokal dan regional, informasi anomaly gaya beratmenunjukanpotensiadanyabatuansedimen. Kelompok peringkat kedua terdiri atas 16 cekungan sedimen,yaituCekunganPassiveContinental Margin,CekunganGorontalo,CekunganBuru Barat, Cekungan Palung Aru, Cekungan Akimeugah, CekunganTimor,CekunganTimor,Cekungan Spermonde,CekunganTanimbar,Cekungan Sula,CekunganMemberamo,CekunganTeer, CekunganLariang,CekunganKalosi,Cekungan Manui,CekunganSengkangBaratdanCekungan Cendrawasih.Pet. SysOpen areaSkor Skor Skor Skor1Laut Timor 46,814 3 3 13Selatan-rapat; Utara-jarang 2 rendah di utara; tinggi di selatan 22Bone 36,142 3 243 jarang; sebagian kosong 1 rendah33Makassar Selatan 23,440 3 823 rapat secara lokal; jarang merata 2 rendah34Banggai 17,288 3 393sisi barat rapat; jarang merata 2 rendah-tinggi 35Seram 6,032 2 4103sisi utara rapat; selatan kosong 3 rendah 36Salawati 4,546 1 8463 sisi tengah rapat; sisi utara dan timur kosong 3 menengah 27Bintuni 5,461 2 14172 rapat secara menyeluruh; 3 rendah di utara; tinggi di selatan 3Gravity Oil/Gas Seeps/Shows Oil/Gas FieldDiscoverySeismic LineNo. Nama BasinBasin WKTabel 3.aPeringkat pertama untuk eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia 15Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia ( Suliantara dan Trimudji Susantoro)Peringkatketigaadalahcekungansedimen yangbelumpunyabuktiadanyapembentukan migas, tersedia lahan untuk pengusukan WK migas baru,adanyadukungandataseismikregional,dan kemungkinandijumpainyasedimen.Kelompok ketiga merupakan kelompok terbesar, terdiri atas 25 cekungan, yaitu Cekungan Banda, Cekungan Arafura, CekunganWeber,CekunganSawu,Cekungan Sahul, Cekungan Tukang Besi, Cekungan Celebes, CekunganFlores,CekunganMinahasa,Cekungan Buli Bay, Cekungan Obi Utara, Cekungan Weda Bay, Cekungan Sumba, Cekungan Sula Selatan, Cekungan Pet. SysOpen areaSkor Skor Skor Skor8 Passive Continental Margin417907 3 34- 1 jarang, setempat rapat, sebagian kosong; 2 rendah di Barat, tinggi di Timur 29Gorontalo 38,138 3- 1 jarang 1 rendah, Selatan tinggi 310Buru Barat 34,409 3- 1 jarang, sebagian kosong 1 rendah tinggi 211Palung Aru 33,700 3 6- 1 lokal rapat, sebagian regional 2 rendah di Barat, tinggi di Timur 312Akimeugah 31,478 3 3- 1 lokal rapat, sebagian kosong 2 rendah tinggi 213Timor 23,348 3 2- 1 regional di Timur, setempat rapat di Barat-Selatan 2 rendah di Selatan, tinggi di Utara 214Spermonde 13,246 3 - 1 sisi barat rapat, timur jarang 1 rendah di Tengah 315Tanimbah 11,910 3- 1 regional 1 dominan di Tengah 316Sula 8,896 2 1- 1 jarang 1 rendah di Utara, tinggi di Selatan 317Membramo 7,969 2 3- 1 jarang 1 rendah di Selatan, tinggi di Utara 318Teer 4,666 1 1- 1 seismik ditepi cekungan 0 rendah tinggi 219Lariang 4,521 1 6- 1 rapat di Barat, kosong di Timur 2 rendah di Barat, tinggi di Timur 320Kalosi 3,169 1 1- 1 jarang setempat, sebagian kosong 1 sedang-tinggi 121Manui 2,948 1- 1 lokal rapat, sebagian regional 2 tinggi 322Sengkang Barat 2,227 1 2- 1 rapat setempat 2 rendah-tinggi 223Cendrawasih 17,809 3 5- 0 lokal rapat, sebagian kosong dan regional 2 menengah 2Gravity Oil/Gas Seeps/Shows Oil/Gas FieldDiscoverySeismic LineNo. Nama BasinBasin WKTabel 3.bPeringkat kedua untuk eksplorasi migas di kawasan timur IndonesiaPet. SysOpen areaSkor Skor Skor Skor24Banda 76,457 3 - 0 jarang/regional 1 rendah tinggi 125Arafura 73,779 3 - 0 jarang/regional 1 rendah minor, tinggi dominan 126Weber 55,230 3 - 0 jarang/regional 1 dominan rendah 227Sawu 52,442 3 - 0 regional di Utara, sisi Timur tidak ada 2 dominan rendah 328Sahul 45,805 3 1 - 0 jarang/regional, sebagian kosong 1 rendah tinggi 129Tukang Besi 31,886 3 - 0 jarang/regional 1 rendah di utara 130Celebes 29,275 3 - 0 jarang dan lokal 1 rendah di Selatan, tinggi di Utara 131Flores 23,285 3 - 0 tidak ada 0 dominan rendah 232Minahasa 16,931 3 - 0 jarang/regional 1 rendah di utara, tinggi di Selatan 133Buli Bay 14,759 3 - 0 jarang/regional 1 tinggi 234Obi Utara 13,481 3 1 - 0 jarang/regional 1 rendah tinggi 135Weda Bay 11,836 3 3 - 0 rapat di sisi Barat, sebagian regional 2 rendah tinggi 236Sumba 11,567 3 - 0 regional merata 1 rendah di Tengah 237Sula Selatan 10,421 3 - 0 jarang/regional 1 rendah di Tengah 338Meervlakte 8,904 2 - 0 tidak ada 0 dominan rendah 239Biak 8,747 2 1 - 0 jarang 1 rendah tinggi 240Kau Bay 7,055 2 - 0 jarang 1 dominan rendah 241Wetar 6,101 2 - 0 tidak ada 0 rendah di Tengah 342Sangihe 5,660 2 - 0 tidak ada 0 rendah 243Buru 4,526 2 - 0 1 line 0 rendah tinggi 244Buton 5,186 2 2 - 0 jarang 1 rendah di Selatan, tinggi di Utara 245Iwur 4,608 1 2 - 0 regional 1 rendah tinggi 246Berau 3,140 1 2 - 0 rapat3 sedang-tinggi 147Obi Selatan 661 1 2 - 0 regional 1 tinggi 1Gravity Oil/Gas Seeps/Shows Oil/Gas FieldDiscoverySeismic LineNo. Nama BasinBasin WKTabel 3.cPeringkat ketiga untuk eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia 16Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 9 - 17Gambar 6Peta fasies formasi Plover Atas di cekungan laut Timor (sumber Ditjen Migas, Bid Dokumen North Masela)Gambar 7Peta ketebalan sedimen cekungan Bone(Sumber: Hardi et al., 1997)Meervlakte,CekunganBiak,CekunganKauBay, CekunganWetar,CekunganSangihe,Cekungan Buru, Cekungan Buton, Cekungan Iwur, Cekungan Berau dan Cekungan Obi Selatan.PadaperingkatpertamauntukcekunganLaut Timorsangatmenarikuntukkegiataneksplorasi. PenemuanlapanganAbadipadaFormasiPlover menjadikancekunganiniperludipetakanlebih lanjutuntukeksplorasidisekitarlapangan Abadi. Adanya wilayah terbuka yang mencapai 46.814 km2 memudahkaninvestorakuisilahanmigasbarudi sekitar lapangan Abadi. Berdasarkan peta facies dari Formasi Plover atas terlihat bahwa lapangan migas yangadaberadadichannel-channeldanberlanjut kearahShoreface(Gambar6).Berdasarkandata ketebalan sedimen Cekungan Laut Timor mempunyai ketebalan sedimen antara0 - 8000 meter (Hardi et al., 1997). Pada cekungan Bone penemuan lapangan migas Sampi-Sampi, Walangae, Bonge dan Kampung Baru membuat cekungan tersebut menjadi sangat menarik untukkegiataneksplorasimigas. Adanyawilayah 17Pemetaan Cekungan Target Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia ( Suliantara dan Trimudji Susantoro)terbuka sekitar 26.142 km2terutama di bagian Timur dan Selatan cekungan bisa menjadi alternatif untuk kegiataneksplorasi.CekunganBonemerupakan cekungan sedimen yang mempunyai sedimen paling tebal. Pada bagian Utara cekungan ketebalan lebih dari 9000 meter (Gambar 7). Padacekungan-cekunganyangmerupakan cekungan produksi, peluang untuk kegiatan eksplorasi padawilayahbarusangatsedikit.Padacekungan tersebutpeluangyangmasihadadicekungan Banggaidenganluaswilayahterbuka17.288km2. SedangkanpadacekunganSeram,Salawatidan Bintuni sangat kecil karena wilayah terbuka hanya antara 6.032 - 5.461 km2. Pada cekungan Makassar Selatanpeluanguntukeksplorasidiwilayahbaru masihbesar,terutamaditepicekunganbagian Selatan.Hanyasajapadacekunganinikedalaman laut menjadi kendala utama karena mencapai 2.000 meter.PenemuanLapanganGasRubymembuat cekungan ini menjadi menarik untuk eksplorasi.Padacekungan-cekungandenganperingkat keduauntukkegiataneksplorasitantanganyang terbesar adalah kondisi laut yang dalam, keberadaan data yang sedikit dan perlunya analisis geologi dan geosikayangdetil. Adanyarembesandanoil/gas showssebenarnyatelahmengindikasikanbahwa cekungan-cekungan tersebut secara sistem petroleum sudahberjalan.Padacekungandenganperingkat ketiga untuk kegiatan eksplorasi masih menghadapi tantanganyangbesarterutamalautyangdalam, tidak adanya data dan bukti keberadaan migas tidak ada.Padacekunganinipenambahandataseismik sangat perlu dilakukan untuk mengkaji geologi dan geosik. V.KESIMPULANKegiatan eksplorasi di Kawasan Timur Indonesia jauh tertinggal dibanding dengan Kawasan Indonesia Barat, untuk hal tersebut perlu tindakan percepatan penawaran WK migas baru dengan mengutamakan daerah-daerahyangmempunyairesikokegagalan rendah.Berdasarkan pendekatan analisa tumpang susun, diperolehtigakelompokcekungansedimenuntuk dikembangkankegiataneksplorasinya.Kelompok pertamaterdiriatas7cekungansedimen,kedua terdiri atas 16 cekungan sedimen, dan ketiga terdiri atas 24 cekungan sedimen.KEPUSTAKAAN1.Barber,P.,Carter,P.,Fraser,T.,Baillie,P., andMyers,K.,2003,PaleozoicandMesozoic Petroleum Systems in The Timor and Arafura Seas, EasternIndonesia,ProceedingsofIPA29th Annual Convention. pp. 485 -500.2.BPMIGAS-Lemigas.,2012.PembuatanPeta Distribusi Hidrokarbondan Kematangan Cekungan, tidak diterbitkan.3.Charlton, T., 2001, The Petroleum Potential of the Tanimbarislands,diambildarihttp://www.manson.demon.co.uk/tanimbar.html.4.DitjenMigas.DirectProposalDocumentOffshore Maluku. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.5.Hamilton, W., 1973. Tectonics of Indonesian Region. Proceedings, Regional Conference of the Geology of Southeast Asia.6.Hamilton,W.,1979,TectonicoftheIndonesia Region. U. S. Geol. Prof. Paper, 1078. 345p.7.Hardi,dkk.1997,TotalSedimentThicknessMap ofTheIndonesianRegion.Skala1:5.000.000. Pertamina- Unocal Indonesia Company.8.Lemigas,2012.BukuLaporanInventarisasi danAnalisisDataCadanganMigasIndonesia 01.01.2010. 9.Prahasta,E.2002.Konsep-konsepDasarSistem Informasi Geografi . Informat i kaBandung. Bandung.10.PusatSurveiGeologi,2013.PemetaanGeologi Skala1:50.000BerbasisDataPenginderaanJauh.. LaporanTahunan2012http://psg.bgl.esdm.go.id/fokus/278-pemetaan-geologi-skala-150000-berbasis-data-penginderaan-jauh.11.Sandwell, D. T., and W. H. F. Smith. 2009. Global marinegravityfromretrackedGeosatandERS-1 altimetry: Ridge Segmentation versus spreading rate, J. Geophys. Res., 114.12.http://www.kemenkeu.go.id; 19 Januari 2013. 19Pemodelan Reservoir Radial Composite Berdasarkan Hasil Uji Tekanan Transient pada Sumur Gas Kondensat(Edward ML Tobing)Pemodelan Reservoir Radial Composite Berdasarkan Hasil Uji Tekanan Transientpada Sumur Gas KondensatEdward ML TobingPusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGASJl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta SelatanTelepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150Email: [email protected] I tanggal 5 Februari 2013; Diterima setelah perbaikan tanggal 20 Februari 2013Disetujui terbit tanggal: 30 April 2013ABSTRAKCairan kondensat akan terbentuk di dalam sumur bila tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari tekanan dew point, sehingga sejumlah cairan kondensat akan terbentuk di sekitar lubang sumur pada silinder bagian dalam (kondensat banking). Selain itu, jauh dari lubang sumur pada silinder bagian luar (gas banking) mempunyai harga tekanan reservoir di atas tekanan dew point. Analisis hasil uji tekanan transient sumur eksplorasi gas kondensat K-1 dengan kongurasi partial completion, dilakukan dengan menerapkan metode type curve matching pressure derivative. Berdasarkan analisis hasil uji tekanan transienttersebut diperoleh model reservoir radial composite dengan batas reservoir innite acting. Harga M (mobility ratio) dan D (diffusivity ratio) yang didapat masing masing menunjukkan adanya peningkatan mobilitas dan diffusitas pada silinder bagian luar dari sumur gas kondensat tersebut. Kata Kunci: model reservoir radial composite, uji transient tekanan, sumur kondensatABSTRACTCondensate will be formed in well when the owing bottom hole pressure is less then the dew point pressure,thereforecondensatewillbedevelopednearthewellboreattheinnerregionofcylindrical (condensate banking). Besides, far from the well bore at the outer region of cylindrical (gas banking), the reservoir pressure will be greater then the dew point pressure. Analysis of pressure transient data for the gas condensate exploration well of K-1 with partial completion conguration was performed by applying the method of type curve matching pressure derivative. This analysis results of pressure transient data indicating the reservoir model as radial composite with innite acting reservoir boundary. The value of M (mobility ratio) and D (diffusivity ratio) indicated increasing mobility and diffusivity at the outer region of cylindrical of gas condensate well. Keywords: reservoir model radial composite, pressure transient testing, condensate well I. PENDAHULUANKinerjaaliranfluidahidrokarbondidalam mediaberporiselaintergantungsifatsikuida danbatuanreservoir,jugatergantungpadapola aliranuidayangterbentukselamadiproduksikan melaluilubangsumur,modeldanbatasreservoir. Ujisumurataulebihdikenalujitekanantransient (impuls perubahan tekanan) dapat dilakukan dengan cara menciptakan gangguandi dalam sumur yaitu denganmelakukanperubahanlajualir,sehingga diperoleh responperubahan tekanan terhadap waktu yang kemudian dicatat sebagai data hasil uji tekanan transient. Data tersebut diperoleh melalui cara uji alir (ujipressuredrawdown)dimanasumurdibiarkan berproduksi setelah ditutup sementara waktu, yang kemudian penurunan tekanan di dalam sumur dicatat. Atau melalui cara uji pressure buildup dimana sumur ditutup,setelahberproduksidalamselangwaktu tertentu, yang kemudian kenaikan tekanan di dalam sumur dicatat. Jika uji sumur dilakukan dalam waktu yang singkat, maka aliran yang terjadi di reservoir sekitarsumurbersifattransientdanolehsebabitu disebut uji tekanan transient. 20Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 19 - 29Terhadapdatayangdihasilkandariujitekanan transient dapat dilakukan analisis untuk mengevaluasi model reservoir di sekitar lubang sumur dalam radius pengujian.Haltersebutdapatdilakukandengan menghitungataumenentukanparameterreservoir sertamengenaliperubahansifat,baiksecaraalami ataupunkarenahallaindisekitarlubangsumur. Beberapakarakteristikreservoiryangdiperoleh dari analisis hasil uji tekanan transient diantaranya: tekanan reservoir, permeabilitas efektif dalam radius pengujian, transmisibilitas, faktor skin, produktivitas dandamageratio,deteksiadanyabidangpatahan atau batas serta heterogenity reservoir. Atau dengan kata lain diagnosis terhadap model sumur, reservoir maupunbatasreservoirdapatdilakukanmelalui analisis hasil uji tekanan transient.Sumur eksplorasi gas kondensat K-1 terletak di arahbaratdayakotaLuwuk,KabupatenBanggai Sulawesi Tengah, dengan kongurasi sumur partial completion. Uji tekanan transient (pressure buildup) pada sumur gas kondensat tersebut dilakukan setelah sumurtersebutdilakukanujipotensiproduksi melalui uji deliverability modied isochronal. Pada sumur gas kondensat K-1 tersebut,cairan kondensat terbentuk karena tekanan alir dasar sumur lebih kecil daritekanandewpoint,sehinggasejumlahcairan kondensatterbentukdisekitarlubangsumurpada silinderbagiandalam,danjauhdarilubangsumur pada silinder bagian luar mempunyai harga tekanan diatas tekanan dew point. Pemodelan kongurasi sumur, reservoir maupun batas reservoirberdasarkan hasil uji tekanan transient padasumurkondensatK-1tersebut,digunakan simulator transient tekanan Ecrin versi 4.12 dengan menerapkanmetodeplotdiagnostiktypecurve matchingpressurederivative.Plotdiagnostik tersebut memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1).Padakasusreservoiryangbersifatheterogen, berdasarkandatahasilujitekanantransientsangat sulitterlihatpadaplotkonvensional,akantetapi dapatlebihjelasterlihatpadaplotderivative(2). Periodaaliranmempunyaibentukkarakteristik yangjelaspadaplotderivative(3).Plotderivative mampumenampilkandalamsatubentukgrafik dengan berbagai karakteristik yang berbeda dan tidak membutuhkanplotlain,serta(4).Meningkatkan kualitas interpretasi. II. TYPE CURVE MATCHING PRESSURE DERIVATIVEMetode plot diagnostik (plot log-log) atau type curvematchingadalahperangkatyangdigunakan bersama-samadenganplotsemilogkonvensional, danmerupakangambaransecaragrafisdari solusipersamaanaliran.Sedangkananalisistype curvematchingadalahteknikinterpretasiuntuk mendapatkan type curve secara teoritis yang selaras denganresponaktualdaripengujiansumurdan reservoirbilaparameterproduksidantekanan berubah. Keselarasan tersebut didapat secara gras dengan cara menempatkan grak dari data uji aktual dengangrakyangmiripdengantypecurvedan menentukantypecurvemanayangpalingselaras dengangraktersebut,melaluipemindahankurva ke arah horizontal dan vertikal. Type curve matching merupakan plot dari solusi secarateoritisuntukpersamaanalirantransient danpseudosteadystate,makadigunakanvariabel takberdimensi(misalnya:PD,tD,rD,danCD)yang mengacu pada variabel yang sebenarnya (misalnya: p, t, r, dan C). Parameter reservoir dan sumur antara lain: model reservoir, permeabilitas reservoir, faktor skin, dan koesien wellbore storage dapat diketahui dari parameter tak berdimensi yang sebelumnya telah didenisikanpadatypecurvetersebut.Gringarten dkk.(1979)mengembangkantypecurvematching yang ditunjukkan pada Gambar 1. Terdapat 3 grup takberdimensiyangdigunakanolehGringarten dkkdalammengembangkantypecurvetersebut, yaitu: 1. Tekanan tidak berdimensi, PD 2. Ratio tidak berdimensi, tD/CD dan 3. Kelompok karakterisasi tak berdimensi CDe2s.Gambar 1Type Curve Matching Gringarten 21Pemodelan Reservoir Radial Composite Berdasarkan Hasil Uji Tekanan Transient pada Sumur Gas Kondensat(Edward ML Tobing)Bourdetdkk.(1983)mendenisikantekanan derivative sebagai derivative dari PD dan hubungannya dengan tD /CD sebagai berikut:Setelah disederhanakan maka menjadi:) / () (\D DDDC t dP dP (1)Haltersebutmenunjukkanbahwaselama didominasi oleh periode wellbore storage (laju alir dipermukaan belum sama dengan laju alir di sand-face),kinerjatekanandapatdigambarkansebagai berikut:DDDCtP DerivativePDterhadaptD/CD,makaakan dihasilkan: 0 . 1) / () (\ DD DDPC t dP dKarena 1\

DP,makaperkalian \DP dengantD/CD menghasilkan tD/CD, atau:DDDDDCtCtP

\(2)Persamaandiatasmenunjukkanbahwaplot \DP(tD/CD)vstD/CDdalamskalalog-logakan menghasilkansebuahgarislurusyangmempunyai kemiringan sama dengan satu selama periode aliran didominasi oleh wellbore storage.Selamaaliranradialinfiniteacting,kinerja tekananditerangkandalampersamaansebagai berikut:((

+ +||.|

\|= ) ln( 80907 . 0 ln212sDDDDe CCtP(3)Dengan melakukan diferensiasi pada tD/CD, maka menghasilkan:

) / (121) / () (\D DDD DDC tPC t dP d(4)21\

DDDCtP(5)Hal ini mengindikasikan bahwa plot \DP(tD/CD) vs(tD/CD)dalamskalalog-logakanmenghasilkan sebuah garis horizontal pada \DP(tD/CD) = 0.5 selama periodealirantransient(infiniteacting).Seperti terlihat pada Persamaan (2) dan (5), plot derivative dari \DP (tD/CD)vs(tD/CD)untuksemuadatahasil ujitekanantransientmenghasilkanduagarislurus yaitu:-Garislurusyangmempunyaikemiringansama dengansatuselamaaliranwellborestorage mendominasi.-Garishorizontalpadasaat \DP (tD/CD)=0.5 selama periode aliran transient.Pendekatantekananderivativedidasarioleh identikasiduagarislurusyangdapatdigunakan sebagaigarisacuansaatmenentukandatahasil ujitekanantransientyangsesuaidenganmodel interpretasi.Bourdetmemplotkembalitypecurve Gringartendkkpadabentukplot \DP (tD/CD)vs(tD/CD)dalamskalalog-logsepertiyangterlihatpada Gambar2.Haltersebutmenunjukkansaatearly time selama periode wellbore storage mendominasi, grak tersebut membentuk garis lurus yang memiliki kemiringan dalam skala log-log. Saat innite acting radialow(IARF)telahtercapai,kurvatersebut menjadihorizontalpadaharga \DP (tD/CD)=0.5 seperti yang ditunjukkan pada Persamaan (2). Dapat dikatakan bahwa transisi dari wellbore storage yang utuh menjadi innite acting radial ow membentuk seperti pungguk dengan ketinggian tertentu yang menunjukkan dominasi pengaruh dari faktor skin.Gambar2mengambarkanbahwaefekdari skinhanyaterlihatpadabagianyangmelengkung antaragarislurusbedasarkanaliranradialinnite acting.Bourdetdkk.mengindikasikanbahwadata dalamdaerahyangmelengkungpadakurvatidak selalu dapat ditentukan. Karena alasan ini, Bourdet menemukan solusi bahwa akan sangat bermanfaat jika mengkombinasikan type curve matching derivative dengan type curve matching Gringarten dengan cara memosisikan2jenistypecurvematchingtersebut dalam grak yang sama seperti terlihat pada Gambar 3.Penggunaantypecurvematchingyangbaruini 22Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No. 1, April 2013: 19 - 29memungkinkanpenyelarasandatatekanandan dataderivativesecarabersamaanyangdiplotpada skalayangsama.Harga(CDe2s)ditentukandengan cara membandingkan kurva yang cocok untuk data tekanan derivative dan data penurunan tekanan.III. IDENTIFIKASI MODEL Validasiterhadapanalisishasilujitekanan transienttergantungpadaduafaktorpentingyaitu akurasipengukurandatalapangandanidentikasi modelyangdipilih.Identikasimodelyangtepat untuk menganalisis data hasil uji tekanan transient dapat ditentukan dengan memplot data tersebut dalam beberapa bentuk plot untuk menghindari pemilihan model yang bersifat ganda. Identikasimodel terdiri daritigakomponenyangdidominasiwaktuyang berbedaselamapengujian,danmengikutiurutan waktu dari respon tekanan. Ketiga komponen tersebut antara lain:1. Innerboundaries(modelsumur).Identikasi inner boundaries ditunjukkan dari data uji pada perioda early time (Gambar 3). Terdapat 5 (lima) innerboundariesdankondisialirandisekitar lubang sumur, yaitu: a. Wellbore storage b. Faktor skin c. Pemisahan fase d. Rekahan dan e. Partial penetration atau Partial Completion. 2. Kinerja reservoir (model reservoir).Identikasi model reservoir dapat ditentukan dari data pada periodamiddle-timeselamadalamkeadaan innite acting, yang terdiri dari dua jenis, yaitu: a. homogen dan b. heterogen.3. Outerboundaries(modelbatas).Identikasi outerboundariesditentukandaridatalate-time,yangterdiridariduajenis,yaitu:a.no-flowboundarydanb.tekanankonstanpada boundary.Ketigakomponendiatasmasing-masing mempunyai karakteristik yang dapat diidentikasikan secara terpisah dan dapat digambarkan dalam bentuk persamaan matematik yang berbeda.A. Model Sumur Partial CompletionAnggapan pada model sumur partial penetration ataupartialcompletionadalahbilasumur diproduksikandariintervalperforasiyanglebih pendek dibandingkan dengan ketebalan reservoir, h (Gambar 4). Faktor penting dalam menentukan faktor skindarimodelsumurpartialcompletionadalah perbandingan harga permeabilitas arah horizontal (kr) p dws shhs

(6)terhadap permeabilitas arah vertikal (kz). Jika harga permeabilitas arah vertikal kecil, maka kinerja sumur seolah-olah mempunyai ketebalan formasi (h) yang sama dengan ketebalan completion (hw). Bila harga permeabilitasarahvertikalbesar,makapengaruh daripartial completion akan mengakibatkan naiknya kehilangantekanandekatlubangsumur.Naiknya kehilangantekananiniakanmengakibatkanfaktor skinberhargapositif.Totalfaktorskin,syang ditentukandariujitekanantransient,mempunyai hubungandenganfaktorskinsebenarnyayang disebabkanolehkerusakanformasisddandengan faktor skin karena partial completion sp. Hubungan tersebutdapat dinyatakan berikut ini:Gambar 2Type Curve Matching Pressure Derrivative PD(tD/CD) terhadap tD/CDGambar 3Plot PD dan PD(tD/CD) terhadap tD/CD (Pembagian Region) 23Pemodelan Reservoir Radial Composite Berdasarkan Hasil Uji Tekanan Transient pada Sumur Gas Kondensat(Edward ML Tobing)Persamaanyangmenghubungkanfaktorskin dengan parsial completion adalah :(((

||.|

\|||.|

\| = 2 ln 1zrw wpkkrhhhsDi mana:rw = jari-jari sumur, fthw = interval perforasi, fth = ketebalan reservoir, ftkr = permeabilitas horizontal, mdkz= permeabilitas vertikal, mdSetelah perioda wellbore storage, respon diawali denganaliranradialpadaintervalperforasi,hw, yangditunjukkanangka1padaGambar5.Hal inimenunjukkanresponderivativematchyang ekivalendenganmobility,khwyangrendah,dan menggambarkanseolah-olahhargapermeabilitas ke arah vertikal kecil. Pola aliran 2 menunjukkan adanya kontribusi arah vertikal pada aliran, dan bila interval perforasi cukup kecil maka pola aliran yang terjadiadalahspherical.Danakhirnyapolaaliran kembalimenjadiradial(3).Bilahargakzturun, maka waktu pola aliran spherical berlangsung akan semakin lama, sehingga kehilangan tekanan secara keseluruhanakanmeningkat,yangditunjukkan pada kurva log-log (Gambar 6) dan bergerak keatas. Faktorskinterlihatjugameningkatsepertiyang ditunjukkansecaraterpisahpadakurvalog-log tekanan derivative.B. Model Reservoir Radial CompositeSelainmodelreservoirhomogenyangsecara luasdikenal,ditemuijugamodelreservoirradial composite. Pada model reservoir tersebut, karakteristik reservoir mempunyai harga tidak kontinu pada jarak tertentudarisumur,yangsecaraskematikdapat dilihat pada Gambar 7 dan 8. Sistem ini dipisahkan menjadisilinderbagiandalam(dinotasikankan-1) dengan letak sumur pada pusat lingkaran dan silinder bagianluardenganbatasinnite(dinotasikan-2), yangmempunyaihargadiffusivity(=k/ct)dan capacity (ct) yang berbeda. Selanjutnya didenisikan parameter yang menunjukkan perubahan karakteristik reservoir dari silinder ke-1 dan silinder ke-2, yaitu mobility ratio dan diffusivity ratio. Gambar 4Idealisasi model sumur Partial CompletionGambar 5Pola aliran pada model Partial CompletionGambar 6Respon tekanan Derrivative pada model sumur Partial PenetrationMobility ratio: 21//

kkM Diffusivityratio: 21//ttC kC kD

24Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 47 No.