jurnal rekayasa lingkungan vol.18/no.1/april 2018 …

15
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 1

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 1

Page 2: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 2

Page 3: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 3

Page 4: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 4

Page 5: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 5

PENGARUH LIMBAH CAIR PENGOLAHAN HASIL PRODUK

TAMBANG (EMAS) TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI

GAJAH WONG DI KECAMATAN KOTAGEDE DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

Primanda Kiky Widyaputra*, Dwi Herniti*, Ika Arsi Anafiati*

*Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Yogyakarta

INTISARI Sungai Gajah Wong adalah salah satu sungai yang melintasi Kota

Yogyakarta, salah satunya melintasi Kecamatan Kotagede yang merupakan satu

kawasan sentra kerajinan emas. Penurunan kualitas air Sungai Gajah Wong yang

melintasi kecamatan tersebut dapat terjadi apabila terjadi pencemaran berupa limbah

cair pengolahan emas. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan terjadinya

perubahan kondisi fisik dan kimia yang terdapat pada air. Dengan kondisi tersebut,

maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh limbah cair pengolahan hasil

produk tambang emas terhadap kualitas air Sungai Gajah Wong. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh limbah cair pengolahan

produk hasil tambang emasterhadap kualitas air Sungai Gajah Wong di Kecamatan

Kotagede, DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Parameter yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah parameter fisika dan kimia. Parameter fisika untuk

uji kualitas air sungai di daerah penelitian terdiri dari pH, suhu, bau, kekeruhan,

warna, dan total solid suspended (TSS). Parameter kimia untuk uji kualitas daerah

penelitian adalah Raksa (Hg). Pengujian terhadap parameter fisika dan kimia

dilakukan di laboratorium. Pengambilan sampel air sungai mengacu pada SNI 06-

2412-1991 tentang metode pengambilan contoh air.Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari adanya pengolahan emas di sekitar Sungai Gajah Wong dijumpai parameter Hg pada hasil rata-rata 0,006 mg/L.

Katakunci: Emas, Sungai, Kualitas Air

THE INFLUENCE OF LIQUID WASTE PROCESSING OF

MININGPRODUCTS(GOLD) ON THE WATER QUALITY OF

GAJAH WONG RIVER IN KOTAGEDE DISTRICT DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA

ABSTRACT Gajah Wong River is one of the river that cross Yogyakarta City, especially in

Kecamatan Kotagede which is one of the central area of gold craft. The decline of

water quality of the Gajah Wong River may occur if there is pollution of liquid waste

from gold processing. The pollution may result changes in the physical and chemical

condition found in water. Due to the condition, the investigation of the influence of

liquid waste processing is needed. Therefore the objective of this research is to

analyze the influence of liquid waste processing gold mine products on the quality of

the Gajah Wong River.Methods used in this research is descriptive analysis using

purposive sampling as sampling methods, with parameter including physical and chemistry.Physical parameters consist of ph, temperature, odor, and total solid

suspended (TSS).The chemistry parameters is mercury (Hg)..The sample collection the

waters refers to SNI 06-2412-1991. Based on the result indicates that the presence of

the gold processing effect in the vicinity of the river with Hg as parameter is on

average 0,006 mg / l .

Keywords: Gold, River,Water Quality

Page 6: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 6

A. PENDAHULUAN

Sungai Gajah Wong adalah

salah satu sungai yang melintasi

Kota Yogyakarta, dengan bagian hulu

berada di Kabupaten Sleman,

sedangkan bagian hilir berada di

Kabupaten Bantul. Sungai Gajah

Wong merupakan salah satu ekosistem

aquatik yang keberadaannya sangat

dipengaruhi oleh aktivitas atau

kegiatan di sekitarnya. Fungsi penting

ini menjadi salah satu alasan pentingnya

menjaga kualitas air sungai dari

pencemaran yang dapat menjadi sumber

berbagai penyakit. Adanya masukan

bahan pencemar ke sungai

mengakibatkan penurunan kualitas air.

Bahan pencemar yang masuk tersebut

berasal dari pembuangan limbah

kegiatan domestik maupun industri

yang akan mengakibatkan

meningkatnya pencemaran di sungai.

Penurunan tersebut dapat diakibatkan

oleh berbagai masukan limbah yang

berasal dari limbah domestik rumah

tangga maupun domestik, yang dapat

berasal dari buangan industri

penyamakan kulit, bengkel dan cuci

mobil, serta pengolahan dan pelapisan

emas dan perak (Purba, 2008).Akibat

yang ditimbulkan antara lain

menurunnya kualitas air dan

pendangkalan sungai.

Kecamatan Kotagede sebagai

salah satu sentra kerajinan perak

merupakan salah satu pusat kegiatan

pengolahan hasil produk tambang,

terutama perak dan emas. Penurunan

kualitas air Sungai Gajah Wong yang

melintasi kecamatan tersebut dapat

terjadi apabila terjadi pencemaran.

Pencemar berupa limbah cair

pengolahan perak dan emas yang masuk

ke dalam sungai dapat mengakibatkan

terjadinya perubahan kondisi fisik dan

kimia yang terdapat pada air. Kondisi

tersebut dapat menurunkan kualitas

lingkungan serta penurunan

keanekaragaman biota sungai.

Berdasarkan latar belakang dan

permasalahan yang dijumpai, maka

dirumuskan tujuan penelitian yaitu

mengidentifikasi besar limbah cair

pengolahan produk hasil tambang

(emas) pada Sungai Gajah Wong di

Kecamatan Kotagede, DIY.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Emas

Emas adalah unsur kimia dalam

tabel periodik yang memiliki simbol Au

dan nomor atom 79, merupakan sebuah

logam transisi (trivalen dan univalen)

yangmengkilap, berat, "malleable", dan

"ductile". Emas tidak mudah bereaksi

dengan zat kimia lainnya. Logam emas

banyak terdapat di bebatuan dan pada

deposit alluvial. Emas melebur dalam

bentuk cair pada suhu sekitar 1000° C.

Emas ditemukan di deposit-deposit

alluvial dan sering dipisahkan dari

bebatuan dan mineral-mineral lainnya

dengan proses penambangan.

2. Pengolahan Emas

Pengolahan emas dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

amalgamasi dan sianida. Amalgamasi

adalah proses penyelaputan partikel

emas oleh air raksa dan membentuk

Page 7: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 7

amalgam (Au – Hg). Amalgam masih

merupakan proses ekstraksi emas yang

paling sederhana dan murah, akan tetapi

proses efektif untuk bijih emas yang

berkadar tinggi dan mempunyai ukuran

butir kasar (> 74 mikron) dan dalam

membentuk emas murni yang bebas

(free native gold). Proses amalgamasi

merupakan proses kimia fisika, apabila

amalgamnya dipanaskan, maka akan

terurai menjadi elemen-elemen yaitu air

raksa dan bullion emas. Amalgam dapat

terurai dengan pemanasan di dalam

sebuah retort, air raksanya akan

menguap dan dapat diperoleh kembali

dari kondensasi uap air raksa tersebut.

Sementara Au-Ag tetap tertinggal di

dalam retort sebagai logam.

Pengolahan emas dengan

sianidasi emas (juga dikenal sebagai

proses sianida atau proses MacArthur-

Forrest) adalah teknik metalurgi untuk

mengekstraksi emas dari bijih kadar

rendah dengan mengubah emas ke

kompleks koordinasi yang larut dalam

air (Anonim, 2011). Sianidasi adalah

proses yang paling umum digunakan

untuk ekstraksi emas. Produksi reagen

untuk pengolahan mineral untuk

memulihkan emas, tembaga, seng dan

perak mewakili sekitar 13% dari

konsumsi sianida secara global, dengan

87% sisa sianida yang digunakan dalam

proses industri lainnya seperti plastik,

perekat, dan pestisida. Karena sifat yang

sangat beracun dari sianida, proses ini

kontroversial dan penggunaannya

dilarang di sejumlah negara dan

wilayah.

3. Pengaruh Limbah Cair

Pengolahan Emas dan Perak

Terhadap Kualitas Air

Kualitas air berdasarkan definisi

dari SNI 03-7016-2004 adalah sifat-

sifat air yang ditunjukkan dengan nilai

dan/atau kadar makhluk hidup, zat,

energi, termasuk bahan pencemar,

dan/atau komponen lain yang ada

dan/atau terkandung di dalam air.

Kualitas air sungai dipengaruhi oleh

kualitas pasokan air yang berasal dari

daerah tangkapan sedangkan kualitas

pasokan air dari daerah tangkapan

berkaitan dengan aktivitas manusia

yang ada di dalamnya. Aktivitas

manusia, termasuk pertambangan, dapat

berpengaruh pada kualitas air sungai,

sebagaimana dalam penelitian yang

dilakukan oleh Subanri (2008), dalam

penelitian ini dikaji beban dan dampak

yang diakibatkan oleh pencemaran

limbah merkuri (Hg) dari penambangan

serta kadar Hg air sungai. Limbah cair

kegiatan pertambangan bijih emas dan

atau tembaga terdiri dari: 1) Limbah

cair kegiatan penambangan bijih emas

yaitu air yang terkena dampak kegiatan

penambangan bijih emas sehingga

kualitasnya berubah dan perubahan

tersebut terkait langsung dengan

kegiatan penambangan bijih emas; 2)

Limbah cair kegiatan pengolahan bijih

emas yang dibuang ke badan air; serta

3) Limbah cair bagi kegiatan paska

penutupan tambang.Kegiatan industri

yang pengolahannya menggunakan

bahan logam berat dan menghasilkan

limbah buang tanpa pengolahan

Page 8: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 8

terdahulu, maka akan menimbulkan

pencemaran lingkungan.

Mercuri sebagai bahan pemisah

emas dengan mineral lainnya dapat

menimbulkan dampak pencemaran

lingkungan terutama pada kualitas air

sungai, yaitu mengandung logam berat

yang berbahaya bagi kehidupan

ekosistem sungai (Agus, dkk., 2005)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

Kecamatan Kotagede Daerah Istimewa

Yogyakarta yaitu di Sungai Gajah

Wong. Letak geografis Kotagede yaitu

antara 1100 24’19” - 1100 27’53” BT

dan 70 15’35” - 70 49’35” LS.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

2. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Pra-Survey

1. Pengorganisasian alat-alat

penelitian dan alat-alat

laboratorium yang akan

digunakan.

2. Pengumpulan data

sekunder berupa data

iklim.

3. Pembuatan lembar

pengamatan untuk

pengumpulan data

lapangan

4. Orientasi lapangan untuk

memahami kondisi daerah

penelitian.

5. Penentuan lokasi

pengambilan sampel

berdasarkan zonasi peta

Page 9: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 9

satuan lahan yaitu daerah

hulu, tengah dan hilir.

b. Tahap Penelitian Lapangan

1. Pengambilan sampel di

lapangan untuk uji

laboratorium.

2. Pengamatan kondisi lokasi

sekitar pengambilan

sampel.

c. Tahap Penyelesaian

1. Uji Laboratorium

2. Pengolahan data hasil

pengukuran uji

laboratorium di sajikan

dalam bentuk tabel dan

grafik.

3. Penulisan atau narasi

sebagai interprestasi dari

hasil analisis data untuk

penyusunan laporan.

3. Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif dengan pengambilan sampel

secara secara purposive sampling.

Parameter yang diteliti dalam penelitian

ini adalah parameter fisika dan kimia.

Parameter fisika untuk uji kualitas air

sungai di daerah penelitian terdiri dari

pH, suhu, bau, kekeruhan, warna, dan

Total Solid Suspended (TSS).

Parameter kimia untuk uji kualitas

daerah penelitian adalah Raksa (Hg).

Pengujian terhadap parameter fisika dan

kimia akan dilakukan di laboratorium.

Pengambilan sampel air sungai

mengacu pada SNI 06-2412-1991

tentang metode pengambilan contoh air.

Pengambilan sampel air sungai dengan

debit kurang dari 5 m3/ detik, contoh

diambil pada satu titik di tengah sungai

pada 0,5 x kedalaman dari permukaan

air, jika sungai dengan debit antara 5 -

150 m3/ detik, contoh diambil pada dua

titik masing-masing pada jarak 1/3 dan

2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman

dari permukaan air. Pengambilan

sampel akan dilakukan dengan dua kali

pengulangan.

4. Metode Analisis Data

Analisis kualitas air dilakukan di

laboratorium yang meliputi analisis

fisik, kimia terhadap air yang diambil

dari sungai guna mengukur kandungan

unsur-unsur pencemar sebagaimana

yang sudah dipilih sebagai parameter

pencemaran dalam penelitian ini sesuai

dengan Peraturan Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun

2010 Tentang Baku Mutu Limbah Cair

Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan

Kesehatan, dan Jasa Pariwisata.

Page 10: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 10

Gambar 2. Alur Metode Penelitian

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengamatan Kondisi Lingkungan

Kotagede merupakan sentra

kerajinan perak di Yogyakarta.

Kerajinan perak sendiri merupakan

budaya turun temurun. Pada awalnya

kerajinan di Kotagede berupa emas,

perak dan tembaga. Namun seiring

waktu, kerajinan peraklah yang paling

diminati. Kerajinan perak Kotagede

memiliki ciri khas tersendiri, yakni

tetap dipertahankannya proses

pembuatan barang kerajinan secara

manual. Berdasarkan data Dinas

Perindustrian, Perdagangan, dan

Koperasi Kota Yogyakarta, salah satu

sektor industri yang menyumbang

devisa negara melalui kegiatan ekspor.

Industri kerajinan perak ini pada tahun

2011 memiliki volume industri sekitar

1,34 juta kg pertahun dengan nilai 400

juta rupiah. Selain kerajinan perak juga

terdapat kerajinan emas dengan jenis

produk yang dihasilkan berupa

perhiasan (giwang, gelang dan kalung)

dengan kadar emas sekitar 85%

(Sahputra, 2012). Industri perak dan

emas di Kecamatan Kotagede tersebar

di 3 kelas jalan, yakni jalan arteri, jalan

kolektor, dan jalan lokal.

Sebagian besar industri terdapat di

kelas jalan kolektor yakni 31 industri

(39.24 %) yang berada di Jalan

Mandorakan, Jalan Ngeksigondo, dan

Jalan Kemasan yang meiniliki 21 titik

industri dan total 31 industri di Jalan

kolektor. Sebanyak 19 industri terdapat

di jalan lokal dan 29 industri di jalan

arteri. Persebaran industri tersebar di

jalan arteri seperti Jalan Tegalgendu,

Jalan Mandorakan dan Jalan

Ngeksigondo karena terhubung dengan

Ringroad Selatan dan Ringroad Timur,

maupun jalan kolektor seperti Jalan

Kemasan dan Jalan Nyi Pembayun

maupun Jalan Kolektor di Kecamatan

Kotagede seperti Jalan Purbayan yang

menjadi akses lalu lintas masuk dan

keluar Kecamatan Kotagede.

Di Kelurahan Rejowinangun,

pemukiman warga relatif bersih, padat,

namun tidak terlihat sampah berserakan,

serta terdapat IPAL komunal. Air yang

mengalir cukup deras dikarenakan

Page 11: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 11

kedalaman sungai yang dangkal,

sehingga tidak ada sampah yang

tercecer di pinggir sungai.

Lokasi Jembatan Tegalgendu,

terdapat 2 industri perak dan emas yang

berada di barat jembatan, yaitu Narti’s

Silver dan Ansor’s Silver yang letaknya

sangat berdekatan. Sedangkan di timur

jembatan terdapat 1 industri yaitu HS

silver. Sampel air diambil tepat di

selatan Jembatan Tegal Gendu yang

mana merupakan titik terdekat dengan

sentra industri. Kondisi sungai cukup

kotor, masih ada sampah yang

tersangkut di tiang jembatan dan

limpahan sampah dari daerah hulu. Di

lokasi Kelurahan Mrican, terdapat

sampah yang berada di antara kedua sisi

sungai, namun volumenya tidak

menghalangi laju air. Di utara titik

pengambilan sampel, terdapat aktivitas

tambang pasir yang dilakukan oleh

swadaya warga.

2. Analisis Hasil Sampling

Berdasarkan persebaran dan

lokasi industri tersebut, sampel

pengamatan dan pengukuran ditetapkan

di tiga lokasi, yaitu di Kelurahan

Rejowinangun, Kelurahan Jembatan

Tegal Gendu, dan Kelurahan Mrican.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di sungai Gajah Wong pada 3

titik sampling yaitu di Kelurahan

Rejowinangun, Kelurahan Jembatan

Tegal Gendu, dan Kelurahan Mrican

terlihat bahwa parameter yang diteliti

semua berada dibawah ambang batas

Baku Mutu Limbah DIY menurut Perda

DIY No 7 tahun 2016.

Gambar 3. Situasi Lokasi Penelitian

Parameter pH dan Suhu pada

Standar Baku Mutu Limbah adalah 6-9

dan ± 30 terhadap suhu udara, pada

hasil penelitian menunjukkan pH 7 dan

suhu rata-rata pada tiga titik sampling ±

250, artinya semua dibawah baku mutu

limbah yang disarankan. Parameter Hg

pada hasil rata-rata <0,006 μg/L,

menurut baku mutu limbah adalah

0,002 mg/L berdasarkan hasil tersebut

terdapat indikasi pencemaran raksa

akibat pengolahan industri emas di

sungai Gajah Wong.

Parameter TSS menurut Baku

Mutunya adalah sebesar 20.00 mg/L

sedangkan hasil penelitian sebesar 2.00

mg/L, zat yang tersuspensi biasanya

terdiri dari zat organik dan anorganik,

secara fisika zat ini sebagai penyebab

kekeruhan pada air, ini artinya bahwa

tidak ada padatan yang menyebabkan

air sungai Gajah Wong menjadi

keruh.Kualitas air sungai Gajah Wong

menurut hasil penelitian masih dibawah

baku mutu. Penelitian menunjukkan

bahwa dari parameter yang diteliti,tidak

ditemukan limbah hasil pengolahan

emas yang mencemari sungai tersebut.

Terdapat beberapa usaha untuk

menanggulangi pencemaran, yaitu

penanggulangan secara non-teknis dan

Page 12: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 12

secara teknis (Warlina, 2004).

Penanggulangan secara non-teknis yaitu

suatu usaha untuk mengurangi

pencemaran lingkungan dengan cara

menciptakan peraturan perundangan

yang dapat merencanakan, mengatur

dan mengawasi segala macam bentuk

kegiatan industri dan teknologi

sehingga tidak terjadi pencemaran.

Tabel 1. Hasil Uji Sampel Air Sungai Gajah

Wong

No Parameter Standar

Baku

Mutu

Nilai Uji

Sampel

Air

(rata-

rata)

Satuan

1 pH 6-9 7 -

2 Suhu ± 3°C

dari suhu

udara

25 °C

3 TSS 20.00 2.00 mg/L

4 Hg 0,002 0,006 mg/L

Sumber: Uji Laboratorium, 2016

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa semua parameter yang diuji

berada di bawah baku mutu limbah

DIY, artinya tidak terjadi pencemaran di

Sungai Gajah Wong. Hasil penelitian

tidak melebihi baku mutu, akan tetapi

tetap harus dijaga agar kedepannya

tidak melebihi baku mutu. Mengingat

jumlah penduduk yang semakin

bertambah, munculnya industri baru

sehingga dapat menambah beban

pencemar untuk masa yang akan datang,

sehingga perlu ada pencegahan sebelum

terjadi pencemaran.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan

pengamatan, disarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Semua industri perak maupun emas

yang ada di sekitar Sungai Gajah

Wong sebaiknya mempunyai IPAL

untuk mengelola limbah cairnya

untuk mencegah terjadinya

pencemaran.

2. Harus ada pengawasan bersama

terhadap limbah yang keluar baik

oleh perusahaan maupun

masyarakat sekitar industri yang

berada disekitar Sungai Gajah

Wong.

3. Mempertahankan kondisi

lingkungan agar tetap terjaga

dengan baik sehingga sungai Gajah

Wong dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, C., Sukandarrumidi,

Wintolo, D. 2005. Dampak

Limbah Cair Hasil

Pengolahan Emas

TerhadapKualitasair Sungai

danCara Mengurangi

Dampak Dengan

Menggunakan Zeolit: Studi

Kasus Penambangan Emas

Tradisional Di Desa Jendi

Kecamatan Selogiri

Kabupaten Wonogiri Provinsi

Jawa Tengah

Asih, E.W., 2015, Analisis

Produktivitas Pada Proses

Penyepuhan Dengan Metode

Page 13: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 13

Green Productivity, Seminar

Nasional IENACO.

Sahputra, Choirudin. 2012. Pola

Keruangan Industri Kerajinan

Perak Kotagede Yogyakarta.

Skripsi. Universitas Indonesia

Sekarwati, N., 2014, Dampak

Logam Berat Cu (Tembaga)

Dan Ag (Perak)Pada Limbah

Cair Industri Perak Terhadap

Kualitas Air Sumur Dan

Kesehatan Masyarakat Serta

Upaya Pengendaliannya Di

Kota Gede Yogyakarta, Tesis.

Program Pascasarjana

Program Studi Ilmu

Lingkungan Universitas

Sebelas Maret.

Subanri. 2008. Kajian Beban

Pencemaran Merkuri (Hg)

Terhadap Air Sungai

Menyuke Dan Gangguan

Kesehatan Pada Penambang

Sebagai Akibat Penambangan

Emas Tanpa Izin (Peti)

Dikecamatan Menyuke

Kabupaten Landak

Kalimantan Barat. Tesis.

Program PascaSarjana

Magister Kesehatan

Lingkungan Universitas

Diponegoro Semarang

Warlina L. 2004. Pencemaran air:

Sumber, Dampak, Dan

Penanggulangannya.Paper.

Bogor : Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian

Bogor

Page 14: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 14

Page 15: JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 …

JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.18/NO.1/April 2018 Page 15