vitamin dibagi menjadi 2 golongan

22
2.2 Nutrisi dan Elektrolit 2.2.1 Nutrisi Vitamin Vitamin dibagi menjadi 2 golongan: larut lemak : vit A, D, E dan K dan larut air : vit B kompleks dan vit C. Pemberian vitamin hanya dibutuhkan bila: pasokan vitamin yang tidak mencukupi, peningkatan kebutuhan vitamin (misalnya selama hamil dan menyusui), dan kurangnya absorbsi vitamin. Tiamin (vitamin B1) Defisiensi : Penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskuler. Pada sistem saraf : neuritis, pada kardiovaskuler : insufisiensi jantung, pada saluran cerna : konstipasi dan nafsu makan berkurang. Kebutuhan sehari : Kebutuhan minimum 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia 0,3-0,4 mg/hariuntuk bayi; 1,0 mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil. Farmakokinetik : Pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hr dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh.

Upload: septia-iga-sesep

Post on 07-Feb-2016

122 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

TRANSCRIPT

Page 1: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

2.2 Nutrisi dan Elektrolit

2.2.1 Nutrisi

Vitamin

Vitamin dibagi menjadi 2 golongan: larut lemak : vit A, D, E dan K dan

larut air : vit B kompleks dan vit C. Pemberian vitamin hanya dibutuhkan

bila: pasokan vitamin yang tidak mencukupi, peningkatan kebutuhan vitamin

(misalnya selama hamil dan menyusui), dan kurangnya absorbsi vitamin.

Tiamin (vitamin B1)

Defisiensi :

Penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan

kardiovaskuler. Pada sistem saraf : neuritis, pada kardiovaskuler : insufisiensi

jantung, pada saluran cerna : konstipasi dan nafsu makan berkurang.

Kebutuhan sehari :

Kebutuhan minimum 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia 0,3-0,4

mg/hariuntuk bayi; 1,0 mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk

wanita hamil.

Farmakokinetik :

Pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan sempurna. Absorbsi per oral

maksimum 8-15 mg/hr dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg.

Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan

tubuh.

Efek samping :

Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid terjadi setelah pemberian IV dosis besar.

Sediaan :

Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg,

larutan steril100-200 mg (parenteral) dan eliksir 2-25 mg/ml. Dosis 2-5

mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan).

Indikasi :

Neuritis alkoholik, wanita hamil yang kurang gizi, dan penderita emesis

gravidarum.

Riboflavin (vitamin B2) :

Defisiensi :

Page 2: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis),

keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin.

Kebutuhan sehari :

Minimum 0,3 mg/1000 kcal.

Farmakokinetik :

Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan

distribusi merata di seluruh jaringan.

Indikasi :

Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai

pellagra atau defisiensi vitamin B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin

diberikan bersama vitamin lainnya. Dosis untuk pengobatan adalah 5-10

mg/hari.

Asam Nikotinat (Niasin)

Defisiensi :

Terjadi pellagra (kelainan pada kulit, saluran cerna, dan SSP).

Kebutuhan sehari :

Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra rata-rata 4,4

mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg.

Farmakokinetik :

Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui urin, sebagian

kecil dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai

metabolitnya.

Sediaan dan posologi :

Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi mengandung 50

atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk

injeksi mengandung 100 mg/ml. Untuk pengobatan pellagra pada keadaan

akut dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg

niasin 2-3 kali sehari secara intravena.

Piridoksin (vitamin B6)

Defisiensi :

Page 3: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir,

mulut dan lidah. Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya

kejang. Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik.

Kebutuhan sehari :

Kira-kira 2 mg/100 mg protein.

Farmakokinetik :

Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran

cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan

piridoksal.

Efek samping :

Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis

antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.

Sediaan dan indikasi :

Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml

piridoksin HCl untuk injeksi. Untuk mencegah dan mengobati defisiensi

vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin

untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi

lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya

setelah pemberian obat isoniazid.

Asam Pantotenat

Kebutuhan sehari :

Kebutuhan sehari 5-10 mg.

Farmakokinetik :

Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan distribusinya ke seluruh tubuh

dengan kadar 2-45 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urin dan

30% melalui tinja.

Sediaan :

Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan dalam bentuk larutan steril

untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml.

Page 4: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Biotin

Gejala defisiensi biotin: dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia

ringan. Berfungsi sebagai koenzim pada berbagai reaksi karboksilasi. Jumlah

biotin yang diperlukan sehari berkisar antara 150-300 μg.

Kolin

Fungsinya :

Sebagai prekursor asetilkolin. Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat

lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam pengobatan

penyakit hati seperti sirosis hepatis, hepatitis. Dalam metabolisme

intermedier, sebagai donor metil dalam pembentukan berbagai asam amino

esensial.

Kebutuhan :

Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan, tetapi dalam makanan

sehari-hari rata-rata terdapat 500-900 mg. Penggunaan per oral cukup aman

dengan LD50 200-400 g

Inositol

Penderita diabetes mengekskresi inositol dalam urine dengan kadar tinggi.

Inositol merupakan isomer glukosa dan dalam badan mudah berubah menjadi

inositol.

Gejala defisiensi inositol pada hewan coba adalah gangguan pertumbuhan,

alopesia dan gangguan laktasi.

Vitamin C (Asam Askorbat)

Defisiensi :

Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.

Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan

reduktor dan antioksidan. Gejala awal malaise, mudah tersinggung, gangguan

emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan

petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada leukosit dan trombosit < 2

mg/dl dan terjadi setelah mendapat diet tanpa vitamin C selama 3-5 bulan.

Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka terhadap

timbulnya skorbut.

Page 5: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Farmakokinetik :

Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk

utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati

ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.

Kebutuhan sehari :

AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60

mg pada dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada

penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah

atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan

laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.

Efek samping :

Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan

bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan

diekskresi sebagai oksalat.

Sediaan dan indikasi :

Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan

suntik mengandung vitamin C 100-500 mg. Vitamin C diindikasikan untuk

pencegahan dan pengobatan skorbut.

Vitamin A

Sumber :

Berasal dari karoten (provitamin A) terdapat pada mentega, telur, hati dan

daging terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3-

dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan

hasil oksidasi group alkohol dari retinol.

Farmakodinamik :

Untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap. Retinol

(vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan

struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan

proliferasi epitel.Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat

reproduksi dan perkembangan embrio.

Page 6: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Defisiensi :

Terjadi bila :

Kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati),

terdapat defisiensi protein (transport), absorpsi di usus terganggu asupan

vitamin A yang kurang. Gejala yang paling dini berupa buta senja. Defisiensi

lebih berat menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia,

timbulnya bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.

Hipervitaminosis A

Terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih dari 700-3000 IU/kg/hari untuk

beberapa bulan sampai beberapa tahun. Kerusakan hati pada anak dapat

timbul karena penggunaan vitamin A dengandosis yang sesuai AKG untuk

orang dewasa selama beberapa tahun dan dengan dosis 5 kali AKG selama 7-

10 tahun pada orang dewasa.

Kebutuhan manusia :

Wanita 500 RE dan pria 600 RE. Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih

2 kali dosis vitamin A.

Farmakokinetik :

Diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak dalam plasma

setelah 4 jam. Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandung protein, atau

pada penyakit infeksi tertentu, dan pada penyakit hati seperti hepatitis, sirosis

hati atau obstruksi biliaris. Disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam

jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak intraperitoneal

dan retina.

Indikasi :

untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A. Tetapi retinol

sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2 bulan pada bayi atau anak sehat

dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan. Gejala

defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara suntikan sebanyak 100.000

unit untuk satu kali pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral.

Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat dianjurkan. Pemberian

vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin

A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis

Page 7: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

A. Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit kulit tertentu seperti

akne, psoriasis, dan iktiosis.

Posologi :

Tersedia secara oral, suntikan dan topikal. Vitamin A kapsul mengandung 3-

15 mg retinol (10.000-50.000 IU) per kapsul. Pada defisiensi berat, dosis

pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun :

50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2

minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10

hari dan bayi 5.000-10.000 IU/hari untuk 10 hari. Dosis oral pada orang

dewasa dan anak lebih dari 8 tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari

diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan 10.000-

20.000 IU/hari untuk 2 bulan.

Vitamin D

Berguna untuk mencegah dan mengobati rakitis (dicegah ataupun diobati

dengan minyak ikan atau dengan sinar matahari yang cukup).

Farmakodinamik :

Pengatur homeostatik kalsium plasma. Meningkatkan absorpsi kalsium dan

fosfat melalui usus halus. Pengaturan kadar kalsium plasma dipengaruhi juga

oleh hormon paratiroid (HPT) dan kalsitonin.

Defisiensi :

Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi

HPT yang berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang. Pada bayi dan anak

mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).

Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas tulang seperti kifosis,

skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1

tahun dan genu varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.

Hipervitaminosis D :

Gejalanya berupa hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak

(ginjal, pembuluh darah, jantung dan paru), anoreksia, mual, diare, sakit

kepala, hipertensi dan hiperkolesterolemia.Kebutuhan sehari 400 unit/hari.

Page 8: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Farmakokinetik :

Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik. Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat

dan sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna

seperti steatore akan mengganggu absorpsi vitamin D. Disimpan dalam

bentuk inert di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme

lebih dahulu melalui serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati.

Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine.

Sediaan dan indikasi :

Tersedia dalam beberapa macam bentuk sediaan. Selain untuk pencegahan

dan pengobatan rakitis, vitamin D antara lain digunakan untuk osteomalasia,

hipoparatiroidisme dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain dengan alasan

penggunaan yang belum atau tidak diketahui misalnya pada psoriasis, artritis,

dan hay fever. Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar

kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil

pemeriksaan radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3

minggu. Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis

penunjang). Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan

pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU. Pada bayi prematur

atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan

dosis pencegahan 400 IU/hari. Bayi yang kemungkinan besar mengalami

rakitis (sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami defisiensi

vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.

Vitamin E

Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-

sayuran, misalnya selada dan bayam.

Farmakodinamik :

Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau

mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam

lemak tidak jenuh). Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh

gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit

pankreas. Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh

Page 9: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

ganda dan kurang vitamin E akan mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan

udem.

Kebutuhan sehari :

Asupan 10-30 mg cukup untuk mempertahankan kadar normal di dalam

darah.

Farmakokinetik :

Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan

beta-lipoprotein dan didistribusi ke semua jaringan. Kebanyakan diekskresi

secara lambat ke dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui urine

sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain.

Sediaan dan indikasi :

Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, α-

tokoferol asetat, α-tokoferol suksinat. Sediaan oral (tablet dan kapsul)

mengandung 30-1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau 200

IU/ml. Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum

yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap

hidrogenperoksida (pada bayi prematur dengan berat badan yang rendah,

pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan

penyakit dengan gangguan absorpsi lemak).

Vitamin K

Vitamin K alam :

1. Vitamin K1 (filokuinon=fitonadion). Digunakan untuk pengobatan.

Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.

2. Vitamin K2 (senyawa menakuinon). Disintesis oleh bakteri usus terutama

oleh bakteri gram-positif. Vitamin K sintesis. Vitamin K2.

Farmakodinamik :

Berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah

yaitu protrombin, faktor VII (prokonvertin), farktor IX (faktor Christmas)

dan faktor X (faktor Stuart) yang berlangsung di hati.

Kebutuhan manusia :

Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K

per hari.

Page 10: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Defisiensi :

Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor

pembekuan darah. Defisiensi vitamin K terjadi karena:

1. Gangguan absorbsi vitamin K

2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis

3. Pemakaian antikoagulan

Farmakokinetik :

Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya. Absorpsi

filokuinon dan menakuinon berlangsung baikbila ada garam-garam empedu,

sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi

walaupun tidak ada empedu.

Sediaan dan indikasi :

Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10

mg/ml(parenteral). Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion

dalam minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM). Tablet

menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit

mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral). Tablet menadiol natrium difosfat

5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang mengandung 5 dan 10 mg/ml

(parenteral). Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat

defisiensi vitamin K. Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena

belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan tidak adanya depot

vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan

tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi

dilahirkan. Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang

dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan

dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturut-turut. Untuk pengobatan

perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat

diulangi setelah 8 jam.

Page 11: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

2.2.2 Elektrolit

Elektrolit ialah molekul yang pecah menjadi partikel bermuatan listrik

yang terdiri dari kation dan anion.Kadar (konsentrasi) setiap elektrolit dalam

larutan dari garam terlarut dapat diukur dan biasanya dihitung dalam satuan

miliekuivalen dalam setiap volume larutan (mEq/L).

Elektrolit bermanfaat untuk :

Mengionkan konduktor dari arus listrik yg diperlukan oleh tubuh (sistem

saraf ) bekerja secara sinergistik dengan zat-zat bergizi lain (sbg penggerak

& katalisator) untmenjaga proses pencernaan dan proses asimilasi lainnya.

Membangun kelompok enzim,hormon,dan bahan-bahan kimiawi tubuh

lainnya. Menjaga keseimbangan cairan tubuh , tekanan cairan tubuh dan pH.

Elektrolit terlarut dalam tiga bagian utama dari cairan tubuh :

Cairan dalam sel

Cairan dalam ruang di sekeliling sel

Darah (elektrolit terlarut dalam serum, yang merupakan bagian cair dari

darah).

Elektrolit utama dalam darah :

Ion positif (kation)

Natrium

Kalium

Kalsium

Magnesium

Ion negatif (Anion)

Klorida

Fosfat

Bikarbonat

Kalsium

Untuk absorpsi diperlukan vitamin D. Kebutuhan kalsium meningkat pada

masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada wanita pascamenopause. Bayi

yang mendapat susu buatan memerlukan tambahan kalsium. Pemeliharaan

konsentrasi kalsium yang normal dalam darah tergantung kepada :

Page 12: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

Asupan lewat mulut sedikitnya 500-1.000 mgr/hari

Penyerapan dalam jumlah yang memadai dari saluran pencernaan

Pengeluaran kelebihan kalsium dalam air kemih.

Pemindahan kalsium dari tulang dalam jumlah yang terlalu banyak, pada

akhirnya dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan terjadi

osteoporosis. Gejala hiperkalsemia :

1. Awal : lemas, sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, mulut kering,

konstipasi, nyeri otot, sakit tulang dan metalic taste.

2. Lanjut : poliuria, polidipsi, anorexia, penurunan berat badan, nokturia,

konjuntivitis (klasifikasi), pankreatitis, fotofobia, rinore, pruritus,

hipertermia, libido berkurang, kenaikan BUN, albuminuria,

hiperkolesterolemia, kenaikan SGOT dan SGPT, kalsifikasi ektopik,

nefrokalsinosis, hipertensi, aritmia jantung.

3. Hipokalsemia : otot tidak dapat rileks setelah kontraksi, sehingga tubuh

memperlihatkan gejala kejang-kejang (titani) dan kematian.

Fosfor

Terdapat pada semua jaringan tubuh dan di dalam tulang dan gigi dalam

jumlah yang hampir sama dengan kalsium. Fosfor penting sebagai buffer

cairan tubuh. Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor dalam makanan

dianjurkan 1 : 1.

Magnesium

Magnesium mengaktivasi banyak sistem enzim (misalnya alkali fosfatase,

leusin aminopeptidase) dan merupakan kofaktor yang penting pada

fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan

kepekaan saraf. Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan saraf dan

transmisi neuromuskuler. Pada keadaan defisiensi berat mengakibatkan

tetani dan konvulsi.

Kalium

Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium

(kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi

impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh. Hipokalemia

Page 13: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein.

Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama

tiazid. Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan

terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang

tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan

jangka lama. Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh

ginjal yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal,

gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi vitamin K

yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis

aldosteron.

Gejala hipokalemia: lemah otot, aritmia, ileus paralitik. Gejala

hiperkalemia umumnya tidak jelas, tetapi pasien biasanya akan mengeluh

palpitasi jantung atau jantung berdebar-debar. Konsentrasi kalium yang

terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan masalah yang serius,

seperti irama jantung yang abnormal atau henti jantung. Sumber kalium:

Tambahan kalium, garam potasium, pisang, tomat , jeruk, melon, kentang,

kacang-kacangan, bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya.

Natrium

Natrium penting untuk membantu mempertahankan volume dan

keseimbangan cairan tubuh. Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh

mekanisme homeostatik. Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada

pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati dan hipertensi. Kehilangan

natrium tubuh tdk menyebabkan hiponatremia tetapi volume darah

menurun. Jika volume darah menurun, tekanan darah akan turun, denyut

jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi syok.

Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium

(hipernatremia). Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam ruang di

sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tandanya yaitu

pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan tungkai bawah. Tubuh secara

teratur akan mengontrol kadar natrium dalam darah dengan bantuan

kelenjar :

Page 14: Vitamin Dibagi Menjadi 2 Golongan

1. Adrenal mengeluarkan hormon aldosteron sehingga ginjal menahan

natrium.

2. Hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik sehingga ginjal menahan

air.

Klorida

Klorida merupakan anion yang paling penting dalam mempertahankan

keseimbangan elektrolit. Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi

setelah muntah yang lama atau penggunaan diuretik berlebihan. Kehilangan

klorida berlebihan dapat menyertai kehilangan berlebihan natrium.

Kalium Klorida dan Intravena

Kalium klorida digunakan pada pasien yang mengalami hipokalemia yang

berhubungan dengan hipokloriaemik alkalosis. Diberikan melalui oral

dengan menggunakan larutan encer, tablet salut enterik atau tablet lepas

lambat. Pada pasien yang kekurangan kalium akut, larutan dari kalium

klorida dapat diberikan secara intravena. Pemberiannya secara perlahan dan

dibawah kontrol ECG. Bila kalium klorida pekat dicampurkan dengan

cairan infus maka harus hati-hati dalam mencampurkannya. Efek

sampingnya luka pada saluran cerna, haemorrhage serta dilaporkan terjadi

hiperkalaemia pada 179 dari 4921 pasien yang diberi tambahan kalium

klorida.

Implikasi Keperawatan

Pada pasien yang mengalami kelebihan atau kekurangan nutrisi dan

elektrolit diharapkan membantu pasien mengatasi masalahnya dengan

membantu mengawasi pemasukan dan pengeluaran nutrisi dan elektrolit

yang diberikan serta mengawasi infus intravena yang diberikan, serta

membantu pasien dalam mengatasi efek samping yang mungkin timbul.