khy2scorpion.files.wordpress.com  · web viewmemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan...

70
3.1. Organisasi dan Manajemen 3.1.1 Visi Visi dari instalasi unit OK : Menjadi kamar bedah terkemuka dan inovatif dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan yang bertaraf internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien” Tabel 3.1 Uji Check List Pernyataan Visi Unit OK RS. Unhas Makassar Tahun 2012 No Pernyataan Uji Ya Tida k 1 Apakah pernyataan visi memberikan gambaran yang jelas dari kondisi ideal organisasi di masa datang? 2 Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh dan menantang? 3 Apakah pernyataan visi bersifat singkat dan mudah dimengerti? 4 Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi karyawan, pelanggan, dan stakeholder? 5 Apakah pernyataan visi bersifat tetap sepanjang waktu atau up to date?

Upload: truonghanh

Post on 02-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

3.1. Organisasi dan Manajemen

3.1.1 Visi

Visi dari instalasi unit OK :

“Menjadi kamar bedah terkemuka dan inovatif dalam pendidikan,

penelitian dan pelayanan yang bertaraf internasional dengan

mengutamakan keselamatan pasien”

Tabel 3.1

Uji Check List Pernyataan Visi Unit OK

RS. Unhas Makassar Tahun 2012

No Pernyataan Uji Ya Tidak

1 Apakah pernyataan visi memberikan

gambaran yang jelas dari kondisi ideal

organisasi di masa datang?

2 Apakah pernyataan visi memiliki pengaruh dan

menantang?√

3 Apakah pernyataan visi bersifat singkat dan

mudah dimengerti?√

4 Apakah pernyataan visi bersifat menarik bagi

karyawan, pelanggan, dan stakeholder?√

5 Apakah pernyataan visi bersifat tetap

sepanjang waktu atau up to date?√

Analisis : Visi Unit OK mempunyai gambaran jelas akan kondisi

ideal yang akan dicapai di masa mendatang yaitu

terkemuka dan inovatif dalam pendidikan, penelitian dan

pelayanan yang bertaraf internasional dengan

mengutamakan keselamatan pasien yang paling

utama, yang dimana ini akan mempengaruhi dan

menantang segala staff yang ada di Unit OK. Visi Unit

OK sendiri ini mudah dimengerti dan menarik bagi

Page 2: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

karyawan, pelanggan, dan stakeholder, serta up to date

karena visi ini memakai taraf internasional yang

mempunyai peraturan yang selalu berubah sesuai

perkembangan zaman.

3.1.2 Misi

Misi unit OK RS. Unhas yaitu :

1. Memberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan

berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan

pasien.

2. Menjadikan kamar bedah sebagai pusat pendidikan dengan

dukungan tekhnologi mutakhir dan lingkungan akademik yang

optimal.

3. Menciptakan sumber daya manusia yang memiliki

pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional dengan jiwa

dedikasi tinggi terhadap kemanusiaan.

4. Menciptakan hasil penelitian yang unggul untuk peningkatan

kualitas pelayanan kamar bedah yang berkesinambungan.Tabel 3.2

Uji Check List Pernyataan Misi Unit OK

RS. Unhas Makassar Tahun 2012

No Pernyataan Uji Ya Tidak

1 Apakah pernyataan misi menyatakan secara jelas tentang manfaat

kehadiran organisasi?

2 Apakah pernyataan misi telah jelas sehingga semua karyawan

dalam organisasi dapat melihat bagaimana mereka dapat

berkontribusi?

3 Dapatkah misi itu bertahan terhadap perubahan-perubahan dalam

administrasi?

4 Apakah pernyataan misi itu mampu menjawab pertanyaan tentang :

siapa kita, apa dan untuk siapa kita melakukan itu, dan mengapa itu

penting?

5 Apakah pernyataan misi itu mampu memberikan jawaban terhadap

alasan mengapa kita membelanjakan dana pada usaha-usaha

organisasi, program, atau sub program?

Page 3: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Analisis :

Dari misi diatas dapat disimpulkan bahwa misi ini memiliki

menfaat untuk memberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu

dan berstandar internasional, menjadikan kamar bedah sebagai

pusat pendidikan, menciptakan sumberdaya yang profesional,

meningkatkan kualitas pelayanan. Misi ini juga sudah

menejelaskan bagaimana para karyawan dapat berkontribusi sesuai

dengan perubahan-perubahan yang ada sesuai dengan pendidikan

dan penelitian yang terbaru. Misi ini memberikan jawaban

terhadap pembelanjaan dana yang terdapat dalam instalasi OK

sendiri. Misi ini juga menjelaskan bahwa kita sebagai orang-orang

yang belajar dan bekerja di Unit OK untuk memberikan pelayanan

secara optimal dan tanpa kesalahan sekecil apapun karena nyawa

sesorang adalah penting.

3.1.3 Falsafah

Falsafah unit OK RS. Unhas unit OK RS. Unhas, yaitu :

“Kesehatan anda, harapan kami.”

Analisis : Falsafah Unit OK adalah kesehatan anda, harapan kami,

yang dimana Unit OK dalam melakukan suatu pelayanan

harus optimal dengan harapan pasien dapat sehat

kembali.

3.1.4 Motto

Motto unit OK masih mengacu pada motto RS. Unhas yaitu

“Tulus Melayani”

Analisis : Unit OK harus selalu tulus melayani pasien yang berada

di RS Universitas Hasanuddin tanpa memandang status

sosial pasien.

3.1.5 Tujuan

Tujuan Unit Ok RS. Unhas, yaitu:

Page 4: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

1. Terwujudnya pelayanan kamar bedah yang bermutu dan

berstandar internasional.

2. Terciptanya nuasana/suasana akademik yang optimal dan

didukung oleh teknologi mutakhir.

3. Terciptanya sumber daya manusia yang professional.

4. Terselenggaranya hasil penelitian yang unggul dalam rangka

peningkatan pelayanan kamar bedah secara

berkesinamabungan.

Tabel 3.3

Uji Check List Pernyataan Tujuan Unit OK

RS. Unhas Makassar Tahun 2012

No. Pernyataan Uji Ya Tidak

1 Apakah tujuan yang ditetapkan mendukung misi &

sasaran ?

2 Apakah tujuan yang ditetapkan itu merefleksikan

secara spesifik Pencapaian yang diinginkan ?

3 Apakah kemajuan menuju pencapaian suatu tujuan

dapat diukur ?

4 Apakah tujuan yang ditetapkan bersifat agresif

menantang,

Namun realistis & dapat dicapai dlm periode

perencanaan &

Sumber-sumber daya yang tersedia

5 Apakah tujuan yang ditetapkan menyatakan suatu

hasil, bukan

Suatu aktivitas ?

6 Apakah ada batas waktu untuk pencapaian tujuan

tsb ?

7 Apakah telah ditetapkan penanggungjawab

pencapaian tujuan ?

8 Apakah pencapaian tujuan akan memimpin kepada

pencapaian

Sasaran ?

9 Apakah telah ditetapkan paling sedikit satu tujuan √

Page 5: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

untuk

Setiap sasaran yang dirumuskan ?

10 Apakah seseorg yang tdk akrab dgn unit anggaran

(atau program/

Sub program) memahami maksud dari tujuan yang

ditetapkan?

Analisis :

Dari uji cheklist yang dilakukan tujuan unit OK RS Universitas

Hasnuddin telah mampu menjawab pernyataan checklist yang ada

pada tabel uji cheklist di atas akan tetapi ada satu hal yang tidak

terjawab karena pada tujuan yang ditetapkan tidak mencantumkan

batas waktu pencapaian tujuan tersebut.

3.1.6 Struktur Organisasi Unit OK (masih dalam tahap pengesahan)

Analisis :

Ket :

---- garis koordinasi

Garis komando

Page 6: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Struktur organisasi di atas merupakan rancangan struktur

organisasi yang akan digunakan pada unit OK RS Universitas

Hasanuddin. Struktur ini merupakan struktur organisasi yang

berdasarkan standar JCI. Dari struktur organisasi diatas sapat

dilihat hubungan bawahan atasan dan garis koordinasi antara

masing-masing jabatan.

3.1.7 Tugas Pokok dan Fungsi

Terdapat dua tupoksi dalam Instalasi OK yaitu tupoksi bidang

pelayanan medik dan keperawatan serta tupoksi perawat COT.

1. Bidang pelayanan medik.

Tugas pokok :

Mengelola administrasi yang dibutuhkan dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan medik

Fungsi :

Menyusun perencanaan pelayanan medik,

Mengelola administrasi penyelenggaraan pelayanan medik

meliputi rawat jalan, rawat inap, UGD dan OK, ICU,

Rehabilitasi medic, Home Care, dan Rekam Medik

Melaksanakan evaluasi pelayanan medik

2. Bidang keperawatan

Tugas pokok :

Mengelola administrasi yang dibutuhkan dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan

Fungsi :

Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan,

Mengelola administrasi penyelenggaraan pelayanan

keperawatan meliputi rawat jalan, rawat inap, UGD dan

OK, ICU, Rehabilitasi medic, Home Care, dan Rekam

Medik

Melaksanakan evaluasi pelayanan keperawatan

3. Perawat COT

Page 7: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Tugas : Melakukan asuhan keperawatan di kamar operasi

Fungsi :

Persiapan peralatan operasi sesuai dengan jenis operasi

Persiapan administrasi pasien yang akan dioperasi

Menerima pasien yang akan dioperasi

Persiapan pasien di kamar operasi

Melaksanakan pengkajian, rencana tindakan evaluasi

intraoperatif.

3.1.8 Uraian tugas

1. Kepala Unit OK

Bertanggungjawab secara keseluruhan atas tercapainya

visi & misi

Mengkoordinasikan program kerja

Membuat kebijakan-kebijakan

Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO)

2. Kepala Perawat Unit OK

Memastikan pelayanan keperawatan di OT sesuai Visi,

Misi rumah sakit, falsafah dan tujuan Divisi Keperawatan,

Implementasi Kebijakan Mutu Pelayanan, dan sasaran

kerja.

Mengembangkan pola kepemimpinan yang efektif dalam

rangka pencapaian tujuan pelayanan OT yang berkualitas

dan profesional.

Memberikan bimbingan, pembinaan, pengarahan, dan

motivasi kepada seluruh staf keperawatan yang berada di

bawah tanggung jawabnya.

Mensosialisasikan uraian tugas dan tanggung jawab staf

keperawatan di OT.

Membangun budaya integritas, profesional, semangat rasa

saling percaya, kerja sama tim, dan lingkungan kerja yang

kondusif untuk efektivitas pelayanan OT.

Page 8: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Mengawasi, mereview, dan mengevaluasi implementasi

dan strategi pelayanan OT.

Memastikan setiap staf bekerja sesuai dengan standar

praktek keperawatan, standar operasional prosedur, sistem

pendokumentasian kode etik profesi, uraian tugas dan

tanggung jawabnya.

Memastikan konsistensi pelaksanaan indikator pelayanan

OT, program mutu dan keselamatan pasien di OT.

Merencanakan kebutuhan tenaga (jumlah dan

kompetensinya), faislitas, peralatan, pemeliharaan

lingkungan, sarana dan prasarana.

Mengalokasikan dan mengatur pemanfaatna sumber daya

yang ada (staf, peralatan, system, biaya) untuk kelancaran

operasional pelayanan OT.

Mengendalikan dan mengawasi sleuruh kegiatan

pelayanan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

pelayanan.

Melakukan pendelegasian tugas kepada staf keperawatan

yang tepat sesuai dengan “Scope of Nursing Practice”.

Menyusun daftar dinas roster untuk perencanaan tenaga

jangka pendek dan menjamin sumber daya manusia

dialokasikan sesuai denan kualifikasinya dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan kegiatan OT.

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan

cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat

dalam pelayanan dan memelihara komunikasi yang efektif

dan terbuka dengan seluruh profesi yang bekerja di OT

dan antar departemen.

Menetapkab program pengembangna dan perencanaan

karir staf, serta memberikan program orientasi bagi

perawat baru.

Page 9: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Mereview praktek keparawatan bedah di kamar operasi

berdasarkan referensi yang terkini dan evidance based

serta mengenali strategi-strategi untuk meningkatkan

pelayanan yang bermutu.

Memberikan pendidikan dan pengajaran dalam rangka

meningkatkan kompetensi staf.

Membangun komunikasi yang efektif dan terbuka untuk

memfasilitasi hubungan yang profesional dengan para

dokter dan petugas lainnya.

Menyusun dan merevisis standar operasional prosedur dan

standar keperawatan yang berlaku di OT.

Membuat permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat,

dan bahan-bahan lain yang diperlukan.

Mengkoordinasikan jadwal pemeliharaan dan kalibrasi

peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.

Bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventaris

peralatan.

Melakukan pengawasan terhadap perencanaan kerja,

meliputi disiplin jam dan waktu kerja, administrasi pasien

masuk/keluar kamar operasi, kelengkapan dan kesiapan

peralatan, serta dokumentasi rekam medik pasien secara

lengkap.

Melakukan supervisi dan pengarahan aktivitas pelayanan

kamar operasi dengan cara:

a. Mengadakan pertemuan insidentil untuk memecahkan

masalah yang timbul

b. Mengadakan pertemuan berkala dengan semua staf

minimal sekali sebulan yang tercatat dalam risalah

pertemuan.

Berperan serta dalam tindakan bedah tertentu sebagai tim

Page 10: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Mengadakan pertemuan berkala dengan semua staf

keperawatan OT, minimal sekali sebulan.

Melakukan evaluasi penampilan kinerja staf secara berkala

sesuai kebijakan rumah sakit.

Mengevaluasi pencapaian program mutu, clinical indicator,

sasaran keselamatan pasien (IPSG) secara berkala, analisa

kecenderungan dana rencana tindak lanjut untuk program

peningkatan mutu di unitnya.

Mempromosikan riset keperawatan dan evidence based

practice.

Menjamin lingkungan kerja yang aman dengan persyaratan,

kebijakan dan prosedur rumah sakit berhubungan dengan

Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja, Program

Pengendalian Infeksi untuk diri sendiri, rekan kerja, pasien,

dan pengunjung.

Mendukung Head of OT Department melaporkan secara

berkala (bulanan/tahunan) semua aktifitas pelayanan dan

pencapaian kinerja OT dengan perencanaan, budget/target

volume dan pencapaiannya, pengembangan staf,

peneyelesaian masalah, atau pelaksanaan sistem

Memepersiapkan unit/ruangannya untuk penilaian akreditasi

atau evauasi mutu pelayanan rumah sakit oleh pihak luar.

Menghadiri program pelatihan yang relevan dan mengenali

kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan dan

tambahan pengetahuan yang sesuai dengan posisi jabatan

saat in.

Melakukan tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang

diberikan oleh atasan/pimpinan Rumah Sakit apabila

dianggap perlu untuk kepentingan perusahaan.

3. Perawat Instrumen

Mengetahui dan mengerti setiap operasi yang diikutinya

Page 11: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Menyiapkan semua kebutuhan yang akan digunakan

dalam tindak operasi.

Disisplin dalam prinsip kerja tehnik aseptic, mulai dari

persiapan selama dan sesudah prosedur.

Mampu mengantisispasi kebutuhan-kebutuhan operator

selama tindakan.

Melakukan penghitungan kasa, jarum, dan instrumen

bersama dengan perawat sirkulasi sebelum, selama, dan

sesudah tindakan.

Melaporkan segera kepada operator / head nurse bila

terjadi ketidak cocokan penghitungan dan segera

melakukan SOP yang berlaku sebagai indikasi

penyelidikan (contoh : meggunakan C. Arm).

Memperhatikan lingkungan daerah steril dan kerapihan

selama tindakan.

Memastikan pasien terhindar dari hal-hal yang

menimbulkan perlukaan selama tindakan berlangsung

(contoh : ujung pensil diatermi harus diletakkan dalam

tabungnya bila tidak digunakan).

Menangani spesimen secara aman dan benar, mulai dari

penyimpangan sampai dengan pengiriman ke

laboratorium.

Menutup dan membalut luka operasi secara steril.

Membantu dalam merapihka kembali pasien untuk

dibawa ke Ruang Pulih Sadar (recovery room).

Menangani peraltan/instrumen yang telah dipakai

(menghitung jumlah dan menempatkan dalam wadah

tertutup) untuk dikirim ke CSSD (Central Sterilization

Supply Demand).

Melengkapi formulir billing dan buku laporan operasi.

Page 12: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Mencatat dan menyediakan permintaan khusus dari

dokter sehubungan dengan tindakan yang akan

dilakukan.

Memberitahu petugas kebersihan untuk membersihkan

ruang tindakan agar dapat dipakai kembali

4. Perawat Sirkuler

Mengetahui dan mengerti setiap operasi yang diikutinya.

Memastikan bahwa semua perlatan dan kebutuhan yang

akan dipakai sudah siap dan lengkap sebelum pasien

diinduksi.

Melihat dalam buku pesanan operasi apakah ada pesanan-

pesanan khusus yang harus disediakan.

Memastikan bahwa ruang opeasi sudah siap depergunakan.

Melihat suhu dan kelembaban ruang operasi, apakah sudah

sesuai dengan standar (20-22 C).⁰ Memberitahu HCA untuk menjemput pasien dari ruang

perawatan.

Membantu scrub nurse dalam menyiapkan peralatan streril.

Membantu menyiapkan pasien :

a. Memasang plat diatermi.

b. Membantu memasang kateter.

c. Membantu membukan paket steril dan melakukan

penghitungan bersama scrub nurse dan

mendokumentasikannya dalam formulir penghitungan

alat dan kasa.

d. Membantu mengikatkan tali gaun operasi steril dari

Team Steril.

e. Membantu dalam mengatur posisi pasien.

f. Membanu menyiapkan pasien untuk melakukan

desinfeksi.

Page 13: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

g. Menghubungkan semua alat-alat penunjang seperti

selang penghisap dan kabel diatermi ke mesinnya

masing-masing.

h. Mengatur posisi lampu operasi, meja instrumen steril

tanpa menimbulkan kontaminasi.

i. berperan aktif dalam pengendalian infeksi selama

tindakan berlangsung di kamar operasi tersebut.

Terhadap pasien :

a. Melakukan pelaporan segera kepada Dokter anestesi

tentangkondisi pasien.

b. Melakukan serah terima dengan perawat bangsal pada

saat pemulangan pasien

c. Untuk pasien One Day Care harus diberikan penjelasan

lengkap tentang perawatan selanjutnya di rumah

d. Memastikan pasien One Day Care ada pendamping

pada saat pulang.

Prosedur Administrasi

a. Mencatat semua pemakaian alat / obat-obatan yang

digunakan selama di Rocovery Room dalam formulir

billing.

b. Menyerahkan semua dokumen-dokumen penting milik

pasien secara lengkap.

c. Melakukan konfirmasi dengan Ward Clerk bahwa

pasien One Day Care sudah boleh pulang.

5. Perawat Ruang pemulihan

Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan recovery

room, meliputi :

a. Penyusunan jadwal dinas

b. Pembuatan laporan bulanan dan tahunan

c. Evaluasi pengendalian mutu pelayanan

Page 14: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Bertanggungjawab terhadap seluruh sarana dan prasarana

recovery room, meliputi :

a. Pendataan

b. Inventarisasi

c. Pemeliharaan

d. Perencanaan kebutuhan

e. Pengadaan

Bertanggungjawab terhadap pengembangan sumber daya

manusia , meliputi :

a. Perencanaan tenaga

b. Sistem rekruitment

c. Program pendidikan dan pelatihan

d. Evaluasi kinerja staff

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan/atasan

6. Perawat Perfusionis

Mengkalibrasi dan memastikan Mesin Jantung Paru,

peralatan monitoring tekanan berfungsi dengan baik dan

siap pakai.

Memilih barang-barang yang terkait untuk keperluan

perfusi seperti Oxygenator, Cardiotomy reservoir dan

selang bypass.

Memastikan tehnik aseptic yang sempurna dalam

pemasangan sirkuit bypass dan sistem monitoring.

Memastikan keselamatan pasien.

Mentaati etik ruang operasi.

Membantu tim operasi sesuai kebutuhan.

Memastikan pencatatan dan pelaporan yang tepat.

Memastikan pemindahan pasien dari kamar operasi ke ICU

berlangsung dengan sempurna.

Memastikan monitoring tekanan pasca operasi yang tepat di

ICU.

Page 15: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Membersihkan dan merapikan mesin dan peralatan lainnya

setelah digunakan.

Membantu dalam perencanaan pengembangan bedah

jantung.

3.1.9 Sumber Daya Unit OK

No

. Tugas Status jumlah Keterangan

1

Kepala Instalasi

OK PNS   1  

2

Kepala perawat

OK  PNS  1  

3 Perawat OK

1 PNS,

1

CPNS,

5

Kontra

k

7

 Merangkap sebagai

perawat anestesi, perawat

sirkuler, perawat

perfusionis, merangkap

ruang pemulihan

Analisis :

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perawat Unit OK masih

kurang sehingga perawat di Unit OK jabatannya masih saling

merangkap dan tidak adanya pembagian tugas yang jelas untuk

masing-masing perawat. Hal ini tentu saja memberikan beban kerja

yang berat kepada perawat di Unit OK sendiri.

3.1.10 Jadwal Pembagian Shift Kerja Unit OK

a. Elektif

Senin – Jumat : 07.30 – 15.30 WITA

b. Cyto (emergency)

Senin – Jumat : 15.30 – 07.30 WITA (on call)

Sabtu & Minggu : 24 Jam (on call)

Untuk operasi emergency telah dilakukan pembagian shift

kerja khusus, yaitu pembagian perawat menjadi 2 tim yaitu on call

Page 16: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

first team dan on call second team dimana jika terjadi operasi yang

mendadak on call first akan dihubungi terlebih dahulu dan jika

terjadi 2 operasi mendadak secara bersamaan atau waktu yang

saling berdekatan maka on call second team juga dihubungi. Maka

dari itu perawat yang bertugas pada saat menjadi on call fisrt team

harus mengaktifkan ponsel mereka selama masa waktu yang telah

ditetapkan diatas.

Analisis :

Dilihat dari jadwal dan pembagian tugasnya perawat unit

OK telah melakukan pembagian shift kerja yang efektif akan tetapi

beban kerjanya masih sangat tinggi karena pada hari kerja elektif

seluruh perawat harus datang pada jam kerja tersebut belum lagi

apabila pada hari tersebut juga mendapatkan tugas menjadi tim

emergency.

3.2. Deskripsi Fisik dan Bangunan Unit OK

3.2.1 Denah Unit OK

Analisis :

Ket :

Kuning : zona tingkat

resiko rendah

Hijau : zona tingkat resiko

sedang

Merah : zona resiko tinggi

Page 17: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Dari denah di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 kamar

operasi yang terdiri atas tiga kamar operasi besar dan 1 kamar

operasi sedang. Kamar operasi khusus mempunyai luas

Di Unit OK terdapat beberapa zona, yaitu zona risiko rendah

dimana orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut masih

bisa memakai pakaian dan alasan yang dipakainya sebelum masuk

ke zona ini, zona resiko sedang dimana orang-orang yang berada di

dalam zona ini menggunakan pakaian khusus yang disediakan,

zona resiko tinggi dimana yang berada di zona ini adalah orang

yang berhubungan langsung dengan pembedahan dan

menggunakan pakaian khusus yang lebih lengkap. Hal ini

dilakukan untuk menghindari keterpaparan mikrobiologi, kuman,

dan bakteri pada unit OK khususnya di kamar bedah.

Dari denah dapat dilihat juga bahwa tempat masuk antara

pasien dan petugas berbeda pada saat memasuki unit OK. Di denah

juga memperlihatkan tempat masuk dan keluarnya pasien dari unit

kamar operasi berbeda dengan tempat kluar alat-alat, pakaian, dan

bahan-bahan habis pakai suatu operasi.

Ukuran Ruangan Unit OK

a. Ruang OK 1, OK 2, dan OK 3 berukuran 10,35 x 6,6 m2

b. Ruang OK 4 berukuran 8,72 x 6.6 m2 (Ruangan ini belum

terpakai)

c. Ruang Preoperasi 4,9 x 8,7 m2

d. Recovery Room berukuran 13,12 x 6,6 m2

e. Ruang Ganti Pria berukuran 7,7 x 6,6 m2 dan Wanita berukuran

6,6 x 6,6 m2 (ruang locker)

f. Dapur berukuran 1,2 x 3,2 m2

g. Ruang Istirahat (Perawat dan Dokter) berukuran 6,54 x 6 m2

h. Ruang staf jaga ukuran 4,35 x 9,9 m2

i. Ruang Scrub – up untuk 2 orang

j. Ruang tunggu

Page 18: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Analisis :

Hasil pengukuran di atas telah memenuhi standar kamar

operasi yaitu minimal ukurannya 6x6 m2 (pedoman

penyeenggaraan rumah sakit 2008).

3.2.2 Letak Unit OK

Unit OK terletak di lantai dua ujung kiri bangunan E dan F

Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. Merupakan bangunan yang

mudah dicapai, Unit OK diapit oleh ruangan HCU yang saling

terhubung, hal ini agar memudahkan pasien yang mengalami

kondisi kritis di HCU yang perlu segera mendapatkan operasi lebih

cepat ditangani. Unit OK juga terhubung dengan CSSD yang

berguna untuk memudahkan alur pengumpulan alat-alat operasi

yang habis digunakan untuk disterilisasi. Tetapi akan lebih baiknya

jika Unit OK terletak dekat dengan UGD sehingga memudahkan

apabila ada kasus operasi darurat. (Pedoman Penyelenggaraan

Rumah sakit)

3.2.3 Keadaan Fisik Ruang Unit OK

Persyaratan Umum Ruang menurut pedoman teknis ruang

operasi kementrian kesehatan 2012:

Tabel

Persyaratan Umum Ruang

(Pedoman Teknis Ruang Operasi 2012)

No Bagian Persyaratan Status

1 Lantai Terbuat dari vinil anti statik Memenuhi

Tingkat ketahanan listrik lantai

diukur tiap bulan

Belum

dilakukan

Permukaan lantai tidak boleh

porous tetapi cukup keras untuk

penggolontoran dan pemvakuman

Memenuhi

Page 19: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

basah

Lantai berwarna cerah Memenuhi

Hubungan lantai dan dinding

melengkung

Memenuhi

2 Dinding Mudah dibersihkan, tahan bahan

kimia, tidak berjamur dan anti

bakteri

Memenuhi

Dinding tidak mengandung pori-

pori

Memenuhi

Pertemuan dinding antara dinding

melengkung

Memenuhi

Dinding terbuat dari bahan

porselen

Memenuhi

Dinding cerah Memenuhi

3 Langit-

langit

Mudah dibersihkan dan tahan

terhadap segala cuaca, air, tidak

berjamur dan anti bakteri

Memenuhi

Tidak berpori Memenuhi

Tinggi langit-langit dari lantai

maks. 3 meter

Memenuhi

4 Pintu Pintu ayun (untuk pintu ruang

induksi yang menuju ruang

operasi disarankan sliding door)

Memenuhi

Bahan panil dan dicat anti bakteri

&jamur dengan warna terang

Memenuhi

Membuka ke arah dalam Memenuhi

Dilengkapi kaca pengintai (ruang

scrub up, ruang penyiapan

peralatan/instrumen)

Memenuhi

Analisis: Unit OK telah memenuhi segala persyaratan umum yang

telah ditetapkan pedoman teknis kamar operasi 2012.

Page 20: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Tabel

Standar Ruang Operasi

RS Universitas Hasanuddin 2012

No Standar ruang

operasi

Standar menkes

2012

Kondisi RS UH

1 Sistem ventilasi 25 kali

pertukaran udara

di ruang bedah

Memenuhi

standar

Menggunakan

filter yang hanya

menghilangkan

pasrtikel-partikel

debu

Memenuhi

standar

Menggunakan

aliran udara

laminair

Memenuhi

standar

Tekanan positif Memenuhi

standar

2 Sistem

pencahayaan

Pencahayaan

untuk dokter

anestesi min

2000 lux

Memenuhi

standar

Lampu operasi

yang tergantung

dengan rentang

10.000-20.000 lux

Memenuhi

standar

3 Kelembapan 45%-60% Belum tersedia

alat pengukur

kelembapan

Page 21: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

kamar operasi

4 Temperatur 19⁰C-24⁰C Ada indikator

suhu di sebagian

kamar operasi

dan suhu

memenuhi

standar saat

dilakukan

observasi, tetapi

belum ada

daftar daily

checking

5 Kebisingan Maks 45 dBA Memenuhi

standar

6 Sistem proteksi

petir

Ada Memenuhi

standar

7 Sistem proteksi

kebakaran

Ada alat

pemadam api

ringan

Terdapat

pendeteksi asap

Memenuhi

standar

Analisis : Dari data di atas dapat dilihat bahwa Unit OK belum

memenuhi beberapa standar persyaratan yang

ditetapkan karena belum diadakannya beberapa

pengukuran dalam Unit OK karena tidak adanya

ketersediaan alat. Serta untuk suhu Unit OK sendiri

belum dilakukan daily check setiap harinya,

sebagaimana diketahui suhu dari unit OK harus selalu

dipantau untuk menghindari perkembangan mikroba,

virus, dsb jika terjadi perubahan suhu.

Page 22: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

3.2.4 Sarana dan Peralatan Unit OK

Menurut Kementerian Kesehatan RI 2012 hubungan antar

ruang dalam bangunan instalasi bedah haruslah :

a) Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit harus bebas

dari lalu lintas dalam lokasi rumah sakit, dalam hal ini lalu

lintas melalui bagian Ruang Operasi Rumah Sakit tidak

diperbolehkan.

b) Bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit secara fisik

disekat rapat oleh sarana “air-lock” di lokasi rumah sakit

c) Kompleks ruang operasi adalah zone terpisah dari ruang-ruang

lain pada bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit

Analisis :

Ketiga hal di atas telah dipenuhi pada RS Universitas

Hasanuddin. Jadi dapat dipastikan bahwa keterpaparan Unit OK

terhadap bakteri, kuman, virus, mikroba,dsb telah terminimalisir.

Tabel

Sarana Unit OK Berdasarkan Pedoman Teknis Ruang Operasi

RS Universitas Hasanuddin 2012

N

o

Sarana Menurut Kementerian Kesehatan

RI 2012 Status

1 Ruang Pendaftaran  Ada

2 Ruang Tunggu Pengantar  Ada

3 Ruang Transfer  Ada

4 Ruang Tunggu Pasien  Ada

5 Ruang Persiapan Pasien  Ada

6 Ruang Induksi  Ada

7 Ruang Penyiapan Peralatan/Instrumen Bedah  Ada

8 Ruang Operasi  Ada

9 Ruang Pemulihan  Ada

10 Ruang Resusitas bayi/Neonatus  Ada

11 Ruang Ganti Pakaian (Loker)  Ada

Page 23: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

12 Ruang Dokter  Ada

13 Scrub Station  Ada

14 Ruang Utilitas Kotor  Ada

15 Ruang Linen  Ada

16 Ruang Penyimpanan Perlengkapan Bedah  Ada

17 Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan  Ada

Analisis :

Dari data di atas dapat dilihat bahwa seluruh sarana yang di

tetapkan oleh pedoman teknis kamar operasi 2012 telah memenuhi

standar. Dengan sarana yang terpenuhi ini pegawai unit OK dapat

menjalankan tugasnya dengan baik.

Tabel

Peralatan Ruang Operasi

RS Universitas Hasanuddin

Peralatan Menurut Pedomen Kamar

Operasi Kementrian Kesehatan RI

2012

Status Keterangan

1. Ruang Operasi

a) Satu meja operai khusus

b) Satu set lampu operasi, terdiri

dari lampu utama dan lampu

satelit

c) 2 set peralatan pendant, masing-

masing untu pendan anestesi dan

pendan bedah

d) Satu mesin anestesi

e) Film viewer

f) Instrumen Trolley untu peralatan

bedah

g) Tempat sampah klinis

h) Tempat linen kotor

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Page 24: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Analisis :

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya

kelengkapan peralatan unit OK dapat memperlancar dan

mengoptimalkan kegiatan operasi yang berlangsung. Seluruh

peralatan di atas ada pada masing-masing kamar operasi RS

Universitas hasanuddin.

Tabel

Standar Peralatan Medis Berdasarkan Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan di RS (Depkes RI, 2008)

No. Standar Peralatan OK Kondisi di RS Unhas

1. Anaestesi APP Ada

2. Operating Lamp Ada

3. Operating Table Ada

4. Electro Surgery Ada

5. Suction Pump Ada

6. Respirator Ada

7. Defibrillator Ada

8. Autoclave Table Ada

9. Laser Coagulator Ada

10. Refrigerator Tidak ada

11. Infusion pump Ada

12. UV sterilizer Ada

13. Ultrasound cleaner Tidak ada

14. USG Tidak ada

15. Mobile operating lamp Ada

16. ECG monitor Tidak ada

17. CO2 analyzer Tidak ada

18. Blood pressure monitor Ada

19. Temperature monitor Ada

20. Operating microscope Ada

Page 25: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

21. Endoscopy Ada

22. Patient monitor Ada

23. Baby incubator Tidak ada

24. Colposcope Tidak ada

25. Echotonometer Tidak ada

26. Centrifuge Tidak ada

27. Flame photometer Tidak ada

28. Spectrophotometer Tidak ada

29. Water bath Tidak ada

30. Magnetic stirrer Tidak ada

31. Colony counter Tidak ada

32. Dry oven Tidak ada

33. Instasi gas medic Ada

34. Electrolyte analyzer Tidak ada

35. Microtome Tidak ada

36. Peralatan pembedahan

subspesialistik yang sesuai

Ada

Analisis :

Dari data yang ada pada table di atas maka dapat dilihat

bahwa peralatan medic yang dimiliki unit OK hamper memenuhi

standar. Hanya saja memang terdapat beberapa alat yang tidak

dimiliki oleh OK. Hal tersebut karena peralatan tersebut telah ada

di unit lain seperti USG di radiologi, dry oven di rawat inap dll.

.

3.3. Deskripsi Kegiatan Unit OK

Di Unit OK terdapat beberapa tindakan yang dibagi atas :

a. Golongan Operasi

1. Operasi kecil

Operasi yang dianggap mudah dan cukup bius lokal. Contohnya

incisi abses (nanah), angkat tahi lalat, angkat kutil, sirkumsisi

(sunat) dll.

Page 26: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

2. Operasi sedang

Operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu lama dalam

mengerjakanya. contohnya tonsilektomi (angkat amandel),

appendektomi (angkat usus buntu) dll

3. Operasi besar

Operasi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Contohnya

adalah laparoskopi, bedah saraf, bedah digestif, bedah jantung dll

4. Operasi khusus

Operasi besar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan

butuh waktu  lama mengerjakanya.

5. Operasi TMO I

6. Operasi TMO II

7. Operasi TMO III

8. Operasi TMO khusus

b. Golongan Anastesi

1. Anastesi umum

2. Anastesi lokal

3. Anastesi spinal

c. Jenis Pembedahan Spesialis

1. Bedah Orthopedi

2. Bedah Urologi

3. Bedah Anak

4. Bedah Saraf

5. Bedah Digestif (saluran cerna)

6. Bedah Plastik

7. Bedah Onkologi (pengangkatan kanker dan tumor)

Page 27: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

8. Bedah Thorax

9. Bedah Vaskular

10. Bedah Obgyn

11. Bedah Mata

d. Waktu Operasi

1. Operasi Elektif

2. Operasi Cito

Alur Kegiatan Operasi menurut Kementerian Kesehatan RI 2012

1. Pasien dan dokter masuk ke ruang operasi melalui pintu yang

berbeda

2. Alur pasien masuk ke kamar operasi berbeda dengan alur pasien

keluar kamar operasi setelah pembedahan

3. Alur peralatan kotor dan peralatan bersih berbeda.

4. Petugas kesehatan masuk dan keluar melalui satu pintu.

Kenyataan yang ada di RS Unhas :

Unit OK RS Universitas Hasanuddin telah memenuhi standar dari

kementerian kesehatan RI 2012

Dari hasil observasi dan wawancara, berikut ini adalah kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh unit OK untuk melakukan suatu operasi :

1. Mencatat nama-nama pasien yang akan dioperasi, jadwal operasi,

jenis operasi, dan dokter yang akan melakukan operasi di papan yang

disediakan si bedah sentral.

2. Menerima pasien yang akan dioperasi, untuk diregistrasi ulang di

unit bedah sentral.

3. Memeriksa kembali kelengkapan pasien sebelum disiapkan untuk

operasi, seperti: pemeriksaan lab, radiologi, konsul anak (jika pasien

anak), interna (jika pasien dewasa), konsul anastesi, persetujuan

operasi, dan kelengkapan-kelengkapan lain yang diperlukan.

Page 28: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

4. Mengganti baju pasien dengan pakaian yang disediakan di bedah

sentral.

5. Menyiapkan pasien di ruang tunggu, menunggu giliran operasi.

6. Melakukan premedikasi pada pasien sesuai kebutuhan pasien.

7. Menyiapkan alat-alat/bahan-bahan, serta ruangan yang akan

digunakan untuk operasi.

8. Dokter melakukan operasi sesuai keahlian masing-masing dibantu

oleh perawat dan bagian anastesi jika diperlukan.

9. Melakukan observasi di ruang pemulihan apabila pasien sudah

dioperasi.

10. Melakukan serah terima pasien dengan petugas dari bagian rawat

inap,jika pasien akan dikembalikan ke ruang rawat inap.

11. Melakukan serah terima pasien dengan petugas ICU jika pasien

memerlukan perawatan intensif.

12. Memasukkan data ke komputer yang langsung on line dengan bagian

sentral pembayaran mengenai tindakan yang dilakukan, serta obat

anastesi dan bahan-bahan habis pakai yang digunakan pada pasien

untuk keperluan pembayaran pasien nanti sebelum pulang.

13. Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan di instalasi

bedah sentral, baik harian, bulanan, maupun tahunan.

14. Memberi bimbingan kepada dokter PPDS yang bertugas di bedah

sentral.

15. Memberi bimbingan pada para dokter muda yang betugas di bedah

sentral.

16. Menerima dan menjawab konsul anastesi maupun bedah.

17. Membuat perencanaan tentang kebutuhan alat/bahan maupun sumber

daya manusia yang dibutuhkan untuk kemajuan bedah sentral.

3.4. Kinerja Kegiatan Unit OK

3.4.1 Data kegiatan

Berikut ini adalah pembagian-pembagan kegiatan Unit OK, yaitu:

Page 29: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Jenis Tindakan

Grafik

Jenis Tindakan Operasi Bulan April-September 2012

RS Universitas HasanuddiAp

ril

Mei

Juni Juli

Agus

tus

Sept

embe

r

Bulan

0

5

10

15

20

25

30

35

Jenis Tindakan OnkologiJenis Tindakan OrthopediJenis Tindakan DisgestifJenis Tindakan UrologiJenis Tindakan Bedah SarafJenis Tindakan Bedah PlastikJenis Tindakan VaskularJenis Tindakan Bedah anakJenis Tindakan ObginJenis Tindakan MataJenis Tindakan Thoraks

JUM

LAH

Analisis :

Dari data diatas dapat dilihat jenis tindakan yang paling

banyak dilakukan tiap bulannya, seperti pada bulan April,

Mei, Juni, dan September jenis jenis tindakan yang paling

banyak dilakukan adalah onkologi, artinya banyak pasien

yang menderita tumor atau kanker pada bulan tersebut. Lalu

pada bulan Juli jenis tindakan yang paling banyak dilakukan

adalah jenis tindakan disgestif, jenis tindakan ini diberikan

kepada pasien yang mempunyai kelainan dalam saluran

pencernaanya. Lalu pada bulan agustus jenis tindakan yang

paling banyak dilakukan adalah bedah saraf.

Status Tindakan Operasi

Page 30: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

April

Mei

Juni Juli

Agus

tus

Sept

embe

rBulan

0

5

10

15

20

25

30

35

GrafikKelompok Tindakan Bulan April-September 2012

RS Universitas Hasanuddin

Kelompok Tindakan SedangKelompok Tindakan BesarKelompok Tindakan KhususKelompok Tindakan TMO IKelompok Tindakan TMO IIKelompok Tindakan TMO IIIKelompok Tindakan TMO KhususJU

MLA

H

Analisis :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kelompok tindakan

TMO khusus merupakan kelompok tindakan yang paling

tinggi terjadi setiap bulannya dan terus bertambah setiap

bulannya kecuali pada bulan Mei terjadi penurunan dari

bulan April sebelumnya. Hal ini berarti semakin banyak

pasien pengguna Askes yang mempunyai penyakit yang

berat. Pada grafik tidak di tampilkan kelompok tindakan kecil

karena Unit OK RS Universitas Hasanuddin tidak pernah

melakukan kelompok tindakan kecil selama periode April-

September 2012.

Status Pasien Operasi

Page 31: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

April

Mei

Juni Juli

Agus

tus

Sept

embe

r

Bulan

01020304050607080

GrafikStatus Pasien RS Universitas Hasanuddin 2012

Status Pasien AskesStatus Pasien UmumStatus Pasien AsuransiStatus Pasien JamkesmasStatus Pasien Jamkesda

Axis Title

Analisis :

Tiap bulannya pasien pengguna Askes selalu lebih banyak

dari pasien umum. Artinya, masih sedikit pasien umum yang

dapat di layani oleh RS Universitas Hasanuddin dikarenakan

biaya yang tinggi dan hanya tercover untuk kalangan

masyarakat menengah keatas. Akan tetapi pada Bulan

Agustus terdapat pengguna Jamkesmas dan Jamkesda hal ini

masih belum saya pertanyakan kepada pegawai Unit OK

sendiri.

Sifat Operasi

April

Mei

Juni Juli

Agus

tus

Sept

embe

r

Bulan

0102030405060708090

GrafikSifat Operasi RS Universitas Hasanuddi 2012

Sifat Operasi CytoSifat Operasi Elektif

JUM

LAH

Page 32: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Analisis :

Dari grafik diatas dapat dilihat operasi elektif lebih tinggi

setiap bulannya dibandingkan operasi cyto. Operasi cyto

sendiri meningkat tajam pada bulan Agustus dikarenakan

banyaknya keadaan emergensi yang dialami oleh pasien

sehingga perlu diadakan operasi secara tiba-tiba dan cepat.

SPM Unit OK

Tabel

Kepatuhan SPM

RS Universitas Hasanuddin

Indikator SPM SPM Menkes RI No.

129/Menkes/SK/II/2008

Bulan

April Mei juni Juli Agus Sept

Waktu Tunggu

Operasi Elektif

≤ 2 Hari - - - - - -

Kejadian

Kematian di

Meja Operasi

≤ 1 % - - - - - -

Tidak Adanya

Kejadian

Operasi salah

Sisi

100% - - - - - -

Tidak Adanya

Kejadian

Operasi Salah

Orang

100% - - - - - -

Tidak Adanya

Kejadian Salah

Tindakan pada

Operasi

100% - - - - - -

Tidak Adanya

Kejadian

100% - - - - - -

Page 33: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Tertinggalnya

Benda

Asing/Lain

pada Tubuh

Pasien Setelah

Operasi

Komplikasi

Anestesi

karena

Overdosis,

Reaksi

Anastesi, dan

Salah

penempatan

Anestesi

Endotracheal

Tube

≤ 6 % - - - - - -

Analisis :

Dari tabel di atas unit OK RS Universitas Hasanuddin telah

memnuhi ketetapan standar pelayanan minimal yang

ditetapkan oleh Republik Indonesia. Dengan kata lain Unit

OK RS Universitas Hasanuddin dapat dipercaya.

Keterlambatan/Penundaan Operasi

Tabel

Keterlambatan Operasi Bulan April - September 2012

RS Universitas Hasanuddin

 Keterlambatan/Penundaan

Jumlah Rata2 Persentase

BulanApril 30 2 jam 36 menit 56%Mei 35 1 jam 37 menit 66%Juni 24 1 jam 17 menit 60%

Page 34: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Juli 20 1 jam 23 menit 44%Agustus 30 1 jam 41 menit 35%

September 44 1 jam 18 menit 50%

Analisis :

Rata-rata keterlambatan yang paling tinggi berda pada

bulan April. Hal ini dikarenakan RS Universitas Hasanuddin

baru saja menempati gedung E dan F pada bulan tersebut

sehingga memerlukan pembenahan-pembenahan dan adaptasi

juga perawat dan dokter ahli bedah pada saat itu masih

kurang. Keterlambatan pada bulan selanjutnya juga

dikarenakan keterlambatan dokter penanggung jawab bedah

dalam menghadiri operasi yang telah ditetapkan sebelumnya

(operasi elektif).

Persentase keterlambatan yang paling tinggi terjadi pada

bulan Mei (66%). Hal ini dikarenakan jumlah operasi yang

terlambat pada bulan Mei lebih dari setengah jumlah operasi

pada bulan tersebut.

Page 35: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

3.5. Kebijakan-kebijakan Unit OK

a) Kebijakan layanan anestesia dan sedasi

Layanan anastesi dan sedasi dilakukan oleh staff bagian/SMF

Anastesiologi dan Terapi Intensif yang mencakup pelayanan :

Layanan anestesia

Layanan sedasi

Penanganan nyeri (pain management)

Layanan resusitasi

Layanan terapi intensif (intensive care)

Layanan anestesia dan sedasi dilakukan di unit pelayanan di

lingkungan RS Universitas Hasanuddin

Layanan anestesia dan sedasi yang diberikan harus dapat

memenuhi kebutuhan layanan anestesia dan sedasi dari disiplin

terkait serta sesuai dengan bentuk layanan anestesia yang

dimiliki oleh bagian/SMF anestesiologi dan terapi intensif di RS

Universitas Hasanuddin.

Layanan anestesia dan sedasi dilakukan oleh staff bagian/SMF

anestesiologi dan terapi intensif yang memiliki SIP di RS

Universitas Hasanuddin sebagai DPJP anestesi dan oleh peserta

didik yang berada di bawah supervisi DPJP anestesi sesuai

dengan tingkat kompetensinya.

Setiap layanan anestesia dan sedasi harus melalui proses

penerimaan, penilaian, perencanaan, dan persiapan.

Setiap tindakan anestesia dan sedasi yang dilakukan oleh DPJP

harus melalui proses komunikasi dan pemberian informasi serta

mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga pasien.

Setiap layanan anestesia dan sedasi harus didokumentasikan

dalam rekam medis dan status anestesia.

Setiap pemberi layanan anestesia dan sedasi bertanggung jawab

untuk:

Page 36: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

o Ikut mengembangkan, menanamkan dan menjaga agar

kebijakan serta prosedur layanan anestesia dan sedasi yang

ada terus dikembangkan dan diperbaiki.

o Menjaga program pengendalian kalitas yang telah dibentuk

serta melaksanakannya.

o Mengawasi dan meninjau seluruh layanan anestesia dan

sedasi yang telah dibentuk serta melaksanakannya.

b) Kebijakan layanan anestesia pada kedaruratan

Layanan anestesi kedaruratan dilakukan dalam 24 jam dan

dilakukan oleh staff bagian/SMF Anestesiologi dan terapi

intensif yang memiliki SIP di RS Universitas Hasanuddin

sebagai DPJP anestesi.

Layanan anestesi kedaruratan dilakukan berdasarkan pedoman

pelayanan medis Bagian/SMF

Pelayanan anestesi kedaruratan yang dilakukan oleh peserta

didik harus berada di bawah supervisi DPJP Anestesiologi.

Pasien kegawatdaruratan harus mendapatkan prioritas utama

dari layanan anestesi serta layanan-layanan lain yang

berhubungan dengan tindakan anestesia tersebut dengan tujuan

untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Layanan anestesi kedaruratan yang dilakukan oleh DPJP harus

dikomunikasikan dan diedukasikan ke keluarga pasien baik

sebelum, selama dan sesudah tindakan anestesia dilakukan,

kecuali pada keadaan darurat yang mengancam nyawa.

Layanan anestesia kegawa daruratan dilakukan di kamar bedah

dan di luar kamar bedah termasuk ruang resusitasi, ruangan

tindakan invasif, ruang radiologi, RTI/ICU, ruang rawat inap

dan ruang rawat jalan.

Setiap tindakan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam

rekam medis dan status anestesia pasien serta ditandatangani

Page 37: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

oleh DPJP dan peserta didik Anestesiologi ayang ikut

menangani pasien,

c) Kebijakan pelaku sedasi selain dokter anestesiologi

Pelayanan anestesi dan sedasi dilakukan ole DPJP dan Residen

anestesiologi.

Pada kondisi tertentu, layanan sedasi dapat dilakukan oleh

dokter non anestesiologi atau perawat/pinata anestesi yang

meemnug=hi persyaratan dan skill yang telah ditentukan.

Setiap layanan sedasi yang dilakukan oleh non anestesiologi,

harus selalu dikoordinasi dengan Bagian/SMF Anestesiologi dan

Terapi Intensif.

Pada pelaku sedasi non Anestesiologi :

o Pelaku sedasi adalah seseorang yang memberikan dan

mengawasi sedasi. Pelaku sedasi adalah dokter, namun

dapat juga dilakukan oleh perawat anestesi/perawat yang

sudah memeiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai

teknik sedasi yang aman, melakukan monitoring, dapat

berespon terhadap komplikasi sedasi, menggunakan zat-zat

reversal dan sekurang-kurangnya memiliki sertifikat

Bantuan Hidup Dasar (BHD).

o Asisten pelaku sedasi adalah perawat yang memiliki STR

atau pekerja kesehatan yang bekerja di bawah pelaku sedasi

yang memiliki wewenang seperti perawat anestesi. Assiten

pelaku sedasi bertanggung jawab terhadap montoring,

penilaian kesadaran, dan tatalaksana jalan nafas selama

dilakukannya prosedur sedasi. Apabila asisten pelaku sedasi

adalah seorang perawat yang memiliki STR, maka ia dapat

memberikan dosis sedasi yang pertama dan dosis rumatan

di bawah pengawasan pelaku sedasi. Asisten pelaku sedasi

harus memiliki sertifikasi BHD/BHL yang dilkeluarkan

rumah sakit. Pengawasan dan pemantauan sedasi berada di

Page 38: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

bawah tanggung jawab pelaku sedasi, kecuali tindakan

sedasi terebut juga melibatkan praktisi yang berkompeten

lainnya yakni dokter anestesiologi atau dokter yang telah

menjalani pelatihan pemberian sedasi.

o Dierektur Rumah Sakit : memiliki tanggung jawab

menyediakan infrastruktur untuk mendukung sedasi yang

aman, termasuk menyediakan pelayanan di luar jam kerja.

d) Kebijakan rekruitmen staf anestesiologi

Rekrutmen dan pemilihan staf medis di tingkat konsultan harus

dilakukan secara tertib dan terencana berdasarkan pengajuan

kebutuhan rekruitmen dari divisi/peer group.

Semua proses penerimaan dilakukan oleh komite penerimaan

staf yang dibentuk pada tingkat departemen.

Tahapan penerimaan terdiri dari :

o Proses pre-interview

o Pra seleksi

o Seleksi

o Proses pasca wawancara

o Induksi ( masa percobaan staf) ????bulan

Seluruh tahap rekruitmen in berlaku bai untuk rekruitmen staf

baru maupun staf outsourcing.????

e) Kebijakan Kasus Sulit

Pembedahan kasus sulit adalah yang melibatkan lebih dari satu

disiplin ilmu dan memerlukan pemeriksaan khusus, proses

tatalaksana yang melalui pendekatan tim yang terintegrasi dan

memerlukan alat bantu khusus.

Bila diperlukan, pada setiap kasus yang sudah ditentuka sebagai

status sulit, dibentuk tim kasus sulit.

Setiap kasus yang sudah ditentukan sebagai status sulit harus

dibicarakan antar departemen terkait mengenai rencana diagnostik

Page 39: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

dan terapinya juga perubahan atau perluasan tindakan yang

mungkin terjadi karena temuan intra-operatif.

Setiap proses dan tahapan tatalaksana unit kasus sulit, harus

diberikan penjelasan yang jelas dan adekuat kepada pasien dan

keluarganya.

Setiap pembedahan kasus sulit harus mendapatkan prioritas dalam

hal penjadwalan operasi, kebutuhan alat dan bahan medik, ruang

rawat inap, prosedur diagnostik dan ruang RTI bila diperluakan.

f) Kebijakan Perencanaan Pembedahan

Bahwa proses penilaian dan perencanaan pembedahan harus

dilakukan pada setiap pasien yang akan menjalani pemberdahan,

baik elektif maupun emergensi.

Untuk kasus kedaruratan, proses penilaian dan perencanaan

pembedahan dilakukan sesiangkat mungkin sesuai urgensi

pembedahan.

Proses perencanaan pembedahan selalu didasari oleh riwayat

penyakit pasien, status fisik, dan data diagnostik, serta faktor risiko

dan keuntungan yang didapat dan jenis pembedahan tersebut.

Dokter yang bertanggung jawab harus mendokumentasikan setiap

informasi yang didapat dari hasil penilaian yang dilakukan untuk

mengarahkan dan mendukung prosedur pembedahan yang

direncanakan.

Setiap perencanaan pembedahan, termasuk diagnosis pra bedah dan

rencana tekhnik pembedahan, harus didokumentasikan dalam

rekam medis pasien sebelum tindakan dilakukan (pada catatan

perkembangan terintegrasi)

Proses penilaian dan perencanaan pembedahan harus melalui

proses komunikasi dan edukasi terhadap pasien dan kelurga. Proses

penilaian praoperasi dicek kembali melalui ceklist evauasi

prabedah,

g) SOP Indikator Medis Anestesiologi

Page 40: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Indikator medis bukan sebagai standar yang pasti melainkan

dirancang sebagai peringatan bagi bagian/SMF bila hasil analisis

data terdapat indikasi mengenai kemungkinan adanya masalah

dalam pelayanan medis.

Dalam menetapkan indikator medis harus memperhatikan

objektifitas indikator, informasi yang dapat dipercaya dan

diandalkan tentang mutu layanan kesehatan, relevan dengan

kepentingan pelayanan anestesia, bersifat spesifik sesuai

depertemen terkait dan dapat diterima serta bermanfaat bagi

departemen yang terkait.

Indikator medis digunakan untuk mengukur suatu proses atau

outcome pelayanan medis.

h) SOP Penjadwalan Konsulen.

Agar penjadwalan berjalan teratur dan memenuhi kebutuhan,

maka dibutuhkan penjadwalan konsulen harian dan konsulen

jaga.

Pertemuan penjadwalan konsulen silakukan tiap akhir bulan.

Pertemuan penjadwalan konsulen dihadiri oleh semua DPJP

Anestesiologi.

i) SOP Konsulen Jaga

Setiap pelayanan anestesia di luar jam kerja dilakukan oleh

DPJP konsulen jaga berdasarkan penjadwalan yang sudah

dibuat.

Layanan anestesi dan sedasi yang dilakukan oleh PPDS

Anestesiologi harus berada di bawah supervisi DPJP konsulen

jaga.

Layanan anestesia di luar jam kerja dapat dilakukan di dalam

dan di luar kamar bedah termasuk ruang resusitasi, ruaang

tindakan invasif, ruang radiologi, RTI/HCU, rawat inap dan

ruang lainnya bilah dibutuhkan tindakan resusitais.

Page 41: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Setiap layanan anestesia yang dilakukan di luar jam kerja harus

melalui proses perencanaan dan persiapan kecualin pada kondisi

yang mengancam nyawa dapat dilakukan secara simultan.

j) SPO Layanan Sedasi Pasien Dewasa

Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan sedasi harus melalui

kunjungan pra-anestesia dan proses penilaian pra-sedasi.

DPJP Anestesiologi dan peserta didik yang sudah dinyatakan

kompeten melakukan kunjungan pra-sedasi dan melakukan

penilaian pra-sedasi.

Hasil pra sedasi menjadi dasar untuk menentukan jenis sedasi

yang man dan sesuai.

Harus terdapat proses komunikais antara dokter, pasien dan

keluarga pasien sedangkan pada kasus kedaruratan disesuaikan

dengan kondisi pada saat itu.

Semau proses sedasi harus tercata atau didokumentasikan secara

terpisah di dalam status anestesi,

k) SOP Ronde Pelayanan Anestesia dan Sedasi.

Memastikan assesemen pasien sudah benar, sebagai dasar

penatalaksanaan pasien

Memastikan tatalaksana pasien berjalan dengan aman, baik, dan

benar.

l) SOP pemantauan Selama Anestesia

Tinadakan pemantaua selama anestesia dimulai sebelum induksi

anestesia dilakukan.

Tindakan pematauan selama anestesia dilakukan pada semua

tindakan anestesia, seperti anestesia umum. Anestesia regional,

monitored anesthesia care, dan tindakan anestesia di luar kamar

bedah.

Tindakan pemantauan standard meliputi pemantauan jalan nafas,

ventilasi, oksigenasi, kardiovaskular, dan tempertaur.

Hasil pemantauan dicatat pada rekam medis anestesia pasien.

Page 42: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

m) SPO Perhitungan Skor Aldrette

Kriteria discharge pasien yang dipakai adalah score Aldrette,

diisi dan ditandatangani oleh DPJP atau residen yang bertugas di

ruang pulih.

Kriteria skor Aldrette = 8 atau sama dengan skor pre-prosedur.

o Pemantauan terhadap skor Aldrette dilakukan secara

periodik setiap 15 menit

o Monitoring pasien sampai skor Aldrette mencapai 8 atau

skor pre-prosedur.

Rasio antara perawat ruang pulih dengan pasien disesuaikan

dengan kondisi pasien :

o Pasien sudah sadar = 1:2

o Pasien sudah ke tahap sadar = 1:4

n) SOP perencanaan Anestesi

Perencanaan anestesia dilakukan oleh DPJP Anestesiologi atau

peserta PPDS Anestesiologi yang akan melakukan tindakan

anestesia.

Hasil penilaina dari kunjungan pra-anestesia menjadi dasar

perencanaan dalam melakukan tindakan anestesia.

Semua DPJP Anestesiologi atau peserta PPDS anestesiologi

melakukan komunikasi dan informasi terkait dengan

perencanaan anestesia kepada pasien dan eluarga.

PJP Anestesiologi atau peserta PPDS Anestesiologi melakukan

pencatatatn seluruh aktivitas aktivitas perencanaan di dalam

rekam medik.

Perencanaan berlaku untuk semua tindakan anestesia, baik

anestesia umum, regional, blok perfer, sedasi maupun MAC.

o) SOP Penilaian Pra-Induksi

Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan anestesia dan sedasi

harus melalui proses penilaian pra-induksi.

Page 43: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

DPJP Anestesiologi dan peserta dididk yang sudah dinyatakan

kompeten melakukan penilaian pra-induksi.

Penilaian pra-induksi dilakukan sesaat sebelum dilakuka induksi

di kamar bedah.

Penilaian pra-induksi berfokus pada stabilitas kondisi fisiologis

pasien dan kesiapan untuk menjalani anestesia.

Pada pembedahan kedaruratan kunjungan pra-anestesia dan

penilaian pra-induksi dapat dilakukan bersamaan dengan

persiapan pembedahan pasien.

Penilaian pra induksi harus tercata dalam status anestesia.

p) SOP Persetujuan Tindakan Medis

Udang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 pasal 45 ayat(3)

tahun 2008 tentang panduan pemberian informasi dalam rangka

persetujuan tindakan kedokteran

Permenkes No. 269/MENKES/PER/III?2008 tentang rekam

medik.

Permenkes NO. 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan

Tindakan Kedokteran.

Keputusan Dierektur RS Universitas Hasanuddin tentang

pemberlakuan Peraturan Menteru Kesehatan RI No.

290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan tindakan

kedokteran RS Universitas Hasanuddin

q) SPO Persetujuan Tindakan Kedokteran

Diatur dalam Undang-Undang Praktek Kedokteran No. 29 pasal

45 ayat (3) tahun2008 tentang panduan pemberian informasi

daam rangka persetujuan tindakan kedokteran.

Diatur dalam Permenkes No : 290/Menkes/PER/III/2008 tentang

Rekam Medis.

Diatur dalam Permenkes :269/Menkes?PER/III/2008 tentang

Persetujuan Tindakan Kedokteran

Page 44: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Diatur dalam Keputusan Direktur Utama RS Universitas

Hasanuddin.

r) SPO Rekam Medis Anestesia

Pembuatan Rekam Medis Anestesia merupakan hal yang wajib

dalam setiap tindakan anestesia umum, anestesia regional,

pemberian sedasi dan Monitored Anesthesia Care.

Rekam Medis Anestesia dibuat di tempat tindakan anestesia di

atas dilakukan oleh dokter spesialis Anestesiologi atau peserta

PPDS Anestesiologi yang melakukan tindakan.

Rekam Medis Anestesia harus memuat identitas pasien dan data

demografisnya, diagnosis, jenis tindakan medis yang

direncanakan dan yang dilakukan, teknik dan obat-obat

anestesia, pemantauan tanda-tanda vital, oksigenasi dan

ventilasi, keseimbangan cairan masuk dan keluar; jenis cairan,

darah atau produk darah yang diberikan, pemeriksaan-

pemeriksaan yang dilakukan intraoperatif, dsb.

Rekam Medis Anestesia harus memuat identitas dokter yang

melakukan tindakan medis dan dokter pelaku anestesia.

Rekam Medis Anestesia harus dibuat dengan jujur dan apa

adanya.

Rekam medis anestesia harus ditandatangani oleh dokter pelaku

anestesia yang bertanggungjawab.

s) SPO Transportasi PascaBedah

Transpor pasien pasca bedah ke ruang rawat inap dilakukan oleh

perawat ruangan/dokter ruangan.

Pada ondisi khusus, transportasi pasien didampingi oleh dokter

anestesi.

Untuk pasien rawat jalan pasien pulang bersama keluaga.

t) SPO Serah Terima Pasien Pre dan Post Operasi

Berdasarkan standar pelayanan keperawatan kamar operasi.

u) SPO Kriteria Pemulangan Pasien Pasca Anestesia dan Pasca Sedasi

Page 45: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Kriteria yang digunakan untuk menilai pemulangan/discharge

pasca anestesia dan sedasi menggunakan skor SSPPP.

Wewenang untuk memutuskan pemulangan/discharge pasien

pasca anestesia dan sedasi dapat dilakukan oleh DPJP

Anestesiologi atau peserta didik yang mempunyai kompetensi.

Pemulangan/discharge pasien pasca anestesia dan sedasi dapat

dilakukan oleh perawat ruang pulih atau staf medis yang

mempunyai kualifikasi yang setara dengan berdasarkan skor

SSPPP.

Hasil penilaian SSPPP harus didokumentasikan dalam status

anestesia.

Untuk pasien tertentu, dapat dipindahkan ke unit khusus yang

dapat memberikan layanan pasca anestesia/pasca sedasi sesuai

kondisi pasien.

v) SPO Pengelolaan Pasca Anestesia dan Sedasi di Ruang Pulih

Semua pasien pasca anestesia/pasca sedasi harus menjalani

tatalaksana pasca anestesia yang tepat sesuai kondisi pasien.

Komplikasi yang terjadi di ruang pulih harus segera ditangani

oleh DPJP, residen anestesi dan perawat ruang pulih, dan bila

memerlukan tindakan lebih lanjut dilakukan oleh dokter bedah

yang bersangkutan.

Pasien diharapkan tidak lebih dari 6 jam berada di ruang pulih,

pada kondisi tertentu, pasien dapat dipindahkan ke unit khusus

yang dapat memberikan layanan pasca anestesia /pasca sedasi

sesuai kondidi pasien.

Penentuan kondisi dan kriteria layak discharge ke ruang rawat

biasa atau pulang untuk rawat jalan dilakukan oleh DPJP/residen

anestesi yang bertugas.

Semua hasil pemantauan tanda vital, pemberian obat cairan,

tindakan, maupun jenis komplikasi yang terjadi beserta

penanganannya selama pasien berada di ruang pulih harus

Page 46: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

ditulis secara lengkap di rekam medis pasien oleh DPJP/resien

anestesi/perawat ruang pulih yang bertugas.

Instruksi pasca bedah oleh dokter bedh dan instruksi pasca

anestesia harus ditulis secara lengkap sebelum pasien keluar dari

ruang pulih.

w) SPO Konsultasi Persiapan Prabedah

Konsultasi diperlukan berdasarkan temuan dari hasil penilaian

awal.

Konsultasi yang dituju, didasarkan pada hasil temuan dari penilaian

awal.

DPJP yang mengkonsultasikan pasien wajib mengavaluasi jawaban

konsultasi.

Hasil konsultasi dan hasil pemerikasaan penunjang lainnya menjadi

dasar proses pengelolaan tindakan pembedahan.

Setiap proses pengelolaan konsultasi harus didokumentasikan

dalam rekam medik pasien.

x) SPO Pemantauan selama pembedahan dengan anestesia lokal

Setiap pasien dengan pembedahan dengan anestesia lokal harus

dilakukan pemantauan kondisi fisiologis pasien secara kontinu

selama pembedahan dan segera setalah pembedahan.

Sistem pemantauan yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi

pasien dan tindakan yang akan dilakukan.

Pemantauan kondisi fisiologis pasien dilakukan oleh tim bedah.

Hasil pemantauan selama pembedahan dapat menjadi dasar untuk

pengelolaan pasca bedah dan juga menjadi panduan untuk tindakan

asuhan keperawatan, tindakan medis dan kebutuhan untuk

pemeriksaan diagnostik dan penunjang lainnya.

Seua hasil pemantauan harus tercata dalam rekam medis pasien,

ceklist asuhan keperawatan perioperatif dan form laporan operasi.

y) SPO Perencanaan Pembedahan

Page 47: khy2scorpion.files.wordpress.com  · Web viewMemberikan pelayanan kamar bedah yang bermutu dan berstandar internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien

Setiap proses rencana pembedahan, harus melalui proses

perencanaan

Proses perencanaan dilakukan dengan melalui tahpan proses

penilaian, konsultasi, edukasi, komunikasi, dan persiapan

administrasi.