alhasani, muhsin. 2014. “ - aktifitas | student...

31
PENGARUH ETIKA BIROKRASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PUBLIC SERVICE DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEORI BIROKRASI PUBLIK KELOMPOK 4 FERISTIANA P RAMADHAYANTI 135030107111014 DENY LATIFAH 135030100111018 KHOIRUNNISA PURNAMASARI 135030101111020 FADILLAH WARDIYANA 135030101111024 LINTANG RASYIDA DWI 135030101111027 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Upload: haxuyen

Post on 24-Mar-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

PENGARUH ETIKA BIROKRASI DALAM MENINGKATKAN

KINERJA PUBLIC SERVICE

DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

TEORI BIROKRASI PUBLIK

KELOMPOK 4

FERISTIANA P RAMADHAYANTI 135030107111014 DENY LATIFAH 135030100111018KHOIRUNNISA PURNAMASARI 135030101111020FADILLAH WARDIYANA 135030101111024LINTANG RASYIDA DWI 135030101111027

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIKFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2016

Page 2: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA

sehingga makalah tentang “Pengaruh Etika Birokrasi Dalam Meningkatkan

Kinerja Public Service” dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki

bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Kami

menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna masih banyak kekurangan

dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Malang, 15 April 2016

Kelompok 4

ii

Page 3: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

DAFTAR ISI

Halaman Judul/Cover.................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................................iii

Abstrak........................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................2

1.4 Manfaat Pembahasan ................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Etika ..............................................................................................3

2.2 Konsep Birokrasi........................................................................................3

2.3 Konsep Etika Birokrasi ..............................................................................4

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Metode Penulisan........................................................................................6

3.2 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................6

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Peranan Etika Birokrasi Dalam Memberikan Pelayanan Publik4.1.1 Pengertian Etika Birokrasi................................................................74.1.2 Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik.........................................8

4.2 Pengaruh Etika Birokrasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik4.2.1 Permasalahan Kinerja Organisasi ..................................................94.2.2 Etika Birokrasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan

Publik..................................................................................................10

BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan...................................................................................................12

5.2 Rekomendasi................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

iii

Page 4: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

ABSTRAK

Etika sangat diperlukan dalam praktek administrasi publik untuk dapat

dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh

administrasi publik. Perilaku birokrasi tadi akan mempengaruhi bukan hanya

dirinya sendiri, tetapi juga masyarakat yang dilayani. Masyarakat berharap

adanya jaminan bahwa para birokrat dalam menjalankan kebijakan politik dan

memberikan pelayanan publik yang dibiayai oleh dana publik senantiasa

mendasarkan diri pada nilai etika yang selaras dengan kedudukannya.

Etika birokrasi tidak terlepas dari kondisi yang ada di dalam masyarakat

yang bersangkutan dengan norma, nilai, aturan dan kebiasaan berbudaya di

tengah masyarakat. Etika menekankan pada sistem nilai yang dipakai sebagai

acuan bagi setiap anggota komunitas tertentu. Di dalam birokrasi pemerintah di

tuntut para aparaturnya menghayati dan mencerminkan seperangkat nilai-nilai

dalam sikap perilakunya sehari-hari. Dalam pengaruh etika birokrasi untuk

meningkatkan kinerja pelayanan publik terdapat permasalahan kinerja organisasi

dan etika birokrasi dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik.

iv

Page 5: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Etika birokrasi dalam pelayanan publik merupakan sebuah terminologi yang

berusaha menempatkan dan menjelaskan korelasi serta keterkaitan antara etika,

pelayanan publik dan birokrasi. Terminologi yang berusaha mengungkapkan apa,

mengapa, bagaimana dan untuk apa etika birokrasi dalam pelayanan publik. Hal

ini didorong oleh adanya kesadaran akan kenyatan bahwa dewasa ini tuntutan

masyarakat semakin beragam, sementara itu sumber daya birokrasi yang

memiliki sangat terbatas baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Apabila dikaitkan dalam kinerja public service para birokrat juga memiliki

tantangan besar yaitu bagaimana mereka mampu melaksanakan kegiatan

secara efektif dan efisien, karena selama ini birokrasi diidentikkan dengan kinerja

yang berbelit-belit, struktur yang terlalu banyak, penuh dengan kolusi, korupsi

dan nepotisme, serta tak ada standar yang pasti. Oleh sebab itu sebagai

administrasi publik dituntut untuk mampu menjawab berbagai tantangan dari

persoalan-persoalan yang ada. Tidak jauh dengan hal itu dalam biroktasi juga

terdapat etika atau kode etik yang mengatur etika birokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan sangat terkait dengan moralitas dan mentalitas

aparat birokrasi dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan itu sendiri yang

tercermin lewat fungsi pokok pemerintahan, yaitu fungsi pelayanan, fungsi

pengaturan atau regulasi dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Jadi berbicara

tentang Etika Birokrasi berarti kita berbicara tentang bagaimana aparat Birokrasi

tersebut dalam melaksanakan fungsi tugasnya sesuai dengan ketentuan aturan

yang seharusnya dan semestinya, pantas untuk dilakukan dan sewajarnya

dimana telah ditentukan atau diatur untuk ditaati dan dilaksanakan.

Permasalahan yang muncul sekarang ini bagaimana proses penentuan Etika

dalam Birokrasi itu sendiri, apakah etika birokrasi tersebut dapat memberikan

pengaruh terhadap kinerja yang ada dalam pelayanan publik sehingga bisa

menciptakan pelayanan yang baik seperti diharapkan masyarakat.

1

Page 6: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah peranan etika birokrasi dalam memberikan pelayanan

publik?

2. Bagaimanakah pengaruh etika birokrasi dalam meningkatkan kinerja

pelayanan publik?

1.3 Tujuan Pembahasan1. Mengetahui peranan etika birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.

2. Mengetahui pengaruh etika birokrasi dalam meningkatkan kinerja pelayanan

publik.

1.4 Manfaat PembahasanHasil pembahasan ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan umum

dalam pengaruh etika birokrasi dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik.

2

Page 7: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep etika Etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang artinya kebiasaan atau

watak. Secara luas etika merupakan dunianya filsafat, nilai dan moral

yang bersifat abstrak dan berkenan dengan persoalan baik atau buruk..

Etika merujuk pada dua hal, pertama berkenaan dengan disiplin ilmu

yang mempelajari nilai-nilia yang dianut oleh manusia beserta

pembenarannya. Kedua, etika merupakan pokok permasalahan dalam

disiplin ilmu itu sendiri yang berupa nilai-nilai kehidupan dan hukum-

hukum yang mengatur tingkah laku manusia.

Etika memiliki beberapa landasan, antara lain keindahan,

persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran. Dan apabila

semua landasan itu terlaksanakan maka etika akan mampu menjadi

sebuah pedoman hidup.

Etika dalam administrasi sendiri adalah bagaimana membuat keterkaitan

antara keduanya. Bagaimana gagasan administrasi seperti efisiensi,

ketertiban, kemanfaatan, produktifitas dapat menjawab etika dalam

prakteknya. Serta bagaimana gagasana dasar etika dapat mewujudkan

yang baik dan menghindari hal yang buruk. Diperlukannya etika dalam

administrasi untuk memberikan sebuah contoh yang baik, sebab

terkadang masing-masing orang tidak pernah menerapkan kebaikan itu

dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Konsep Birokrasi Secara etimologis birokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Bureau

yang artinya meja tulis atau tempat bekerja para pejabat. Birokrasi

disebut juga sebagai badan  yang menyelenggarakan pelayanan public/

birokrasi terdiri atas orang-orang yang diangkat oleh eksekutif. Birokrasi

memiliki 4 fungsi dalam menjalankan sebuah pemerintahan yang modern.

yaitu :

3

Page 8: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

1) Administrasi : sebagai pelaksana kebijakan umum suatu negara yang dimana

kebijakan umum tersebut sudah dirancang sedemikian rupa guna mencapai

suatu tujuan negara secara keseluruhan;

4

Page 9: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

4

2) pelayan : sebagai birokrasi yang memberikan pelayanan masyarakat atau

kelompok-kelompok dengan menjalankan fungsinya sebagai public service

(pelayan public);

3) pengaturan : sebagai pengatur suatu kesejahteraan masyarakat yang sudah

dirancang oleh pemerintah, guna memenuhin kepentingan masyarakat banyak;

4) pengumpul informasi : Max Weber, selaku pencetus tentang konsep dasar

dalam organisasi pemerintah modern menganggap bahwa birokrasi adalah

sebagai lembaga netral yang berfungsi untuk sekedar menjalankan keputusan-

keputusan yang telah diterapkan para poitisi saja. Sedangkan kelompok politisi

yang politis dan moral merupakan representasi dari kepentingan umum dan di

paksa tunduk kepada rakyat dan birokrasi di Indonesia dapat dikatakan sangat

jauh dari kata ideal, karena dalam praktek politik yang terjadi malah birokrasi-lah

yang mempunyai kekuatan untuk mengontrol terhadap politisi, dan sebaliknya

politisi tidak memiliki kekuatan yang memadai untuk mengontrol birokrasi.

2.3 Konsep Etika Birokrasi Ketika mendengarkan konsep akan birokrasi terdapat bayangan mengenai

sebuah proses yang berbelit-belit, membutuhkan waktu yang lama, biaya yang

digunakan banyak dan menimbulkan kesan bahwa birokrasi itu tidak efisien dan

tidak adil. Sehingga tidak heran jika masih banyak perbedaan pendapat tentang

birokrasi yang berkepanjangan. Secara objektif birokrasi memiliki sebuah praktek

kerja yang ciri-cirinya ideal. Namun dalam prakteknya cirri-ciri ideal itu meleset

dan berlawanan arah dari kenyataanya.Ketika kenyataan ini tidak sesuai dengan

keinginan yang di harapkan, maka akan timbul suatu kekecewaan, dan begitulah

yang terjadi ketika yang diharapkan agar para aparatur birokrasi bekerja dengan

penuh rasa tanggungjawab, kejujuran, dan keadilan, sementara kenyataannya

berlawanan yang terjadi malah sama sekali tidak bermoral atau beretika. Yang

menimbulkan suatu pandangan tentang harus adanya suatu aturan yang dapat

dijadikan suatu norma rambu-rambu dalam menegakkan tugasnya.

Sesuatu yang diinginkan itulah yang dimaksud dengan etika yang perlu

diperhatikan oleh aparat birokrasi. Terbentuknya suatu etika birokrasi tidak

terlepas dari kondisi yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan yang

sesuai dengan norma, nilai, aturan, dan kebiasaan berbudaya di tengah

Page 10: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

masyarakat. Nilai yang ada ini akan berkembang di dalam masyarakat dan

mewarnai sikap perilaku tentang pandangan etis atau tidak etisnya

penyelenggaraan fungsi-fungsi aparat birokrasi. Dalam pelaksanaanya sangat

rumit, karena etika birokrasi cenderung diseragamkan melalui peraturan

kepegawaian yang telah di atur di dalam birokrasi.

Page 11: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode PenulisanMetode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah menggunakan metode

penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif atau kualitatif

merupakan metode yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang

diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara

sistematis, fakta dan karakteristik objek secara tepat. Metode deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu

set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-

fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah

dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

3.2 Teknik Pengumpulan dataSedangkan untuk teknik pengumpulan data dalam karya tulis menggunakan

teknik studi pustaka yaitu teknik yang dilakukan dengan mempelajari dan

mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa

buku maupun informasi di internet. Selain itu pengumpulan data dengan metode

studi pustaka juga dimaksud sebagai suatu metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet, atau

media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ini. Selain itu

penggumpulan data dalam karya tulis ini juga menggunakan metode atau teknik

diskusi yaitu mendapatkan data dengan cara berdiskusi dan bertanya secara

langsung dengan teman – teman yang mengetahui tentang informasi yang di

perlukan terkait judul karya tulis yang diambil.

Page 12: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Peranan Etika Birokrasi Dalam Memberikan Pelayanan Publik4.2.3 Pengertian Etika BirokrasiPeter Madsen dan Jay M. Shafritz, seperti dikutip oleh M. Mas'ud Said

(1996:82) mengistilahkan etika birokrasi sebagai perilaku pemerintah dalam

semua level untuk menghindari penyalahgunaan pekerjaan secara tidak sah,

aktivitas mencari keuntungan pribadi. Dengan kata lain, ia adalah antitesa dari

penyalahgunaan umum dan korupsi. Etika birokrasi tidak saja merupakan

kebalikan dari praktik-praktik penyalahgunaan, penyimpangan, korupsi, moralitas

rendah, dan sebagainya, akan tetapi etika birokrasi mencakup kesepakatan-

kesepakatan antara kepentingan Negara, masyarakat dan moral individu secara

jujur, obyektif, selaras, dan terpadu tanpa ada pemaksaan atas terwujudnya

suatu kesepakatan tersebut.

Etika menekankan pada perlunya sistem nilai dipakai sebagai acuan bagi

setiap anggota komunitas tertentu. Di dalam birokrasi pemerintah di tuntut para

aparaturnya menghayati dan mencerminkan seperangkat nilai-nilai dalam sikap

perilakunya sehari-hari, senantiasa berusaha mengembangkan diri sebagai

panutan/teladan dengan memiliki  moralitas yang tinggi, menghindarkan diri dari

perbuatan tercela. 

Etika mempunyai dua fungsi, yaitu pertama sebagai pedoman, acuan,

referensi bagi administrasi negara (birokrasi publik) dalam menjalankan tugas

dan kewenangannya agar tindakannya dalam birokrasi sebagai standar penilaian

apakah sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik dinilai abik, buruk, tidak

tercela, dan terpuji. Seperangkat nilai dalam etika yang dapat digunakan sebagai

acuan, referensi, penuntun, bagi birokrasi publik dalam menjalan tugas dan

kewenangannya antara lain, efisiensi, membedakan milik pribadi dengan milik

kantor, impersonal, merytal system, responsible, accountable, dan

responsiveness. Akuntabilitas administrasi negara dalam pengertian yang luas

melibatkan lembaga- lembaga publik (Agencies) dan birokrat untuk

mengendalikan bermacam-macam harapan yang berasal dari dalam dan dari

luar organisasinya.

Page 13: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

4.2.4 Etika Birokrasi Dalam Pelayanan PublikEtika sangat berperan dalam praktek administrasi publik untuk dapat

dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh

administrasi publik. Disamping itu perilaku birokrasi tadi akan mempengaruhi

bukan hanya dirinya sendiri, tetapi juga masyarakat yang dilayani. Masyarakat

berharap adanya jaminan bahwa para birokrat dalam menjalankan kebijakan

politik dan memberikan pelayanan publik yang dibiayai oleh dana publik

senantiasa mendasarkan diri pada nilai etika yang selaras dengan

kedudukannya. Birokrasi merupakan sebuah sistem, yang dalam dirinya terdapat

kecenderungan untuk terus berbuat bertambah baik untuk organisasinya maupun

kewenangannya (big bureaucracy, giant bureaucracy), perlu menyandarkan diri

pada nilai-nilai etika.

Seperangkat nilai dalam etika birokrasi yang dapat digunakan sebagai

acuan, referensi, penuntun bagi birokrasi publik dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya antara lain adalah : (1) efisiensi, artinya tidak boros, sikap,

perilaku dan perbuatan birokrasi publik dikatakan baik jika mereka efisien; (2)

membedakan milik pribadi dengan milik kantor, artinya milik kantor tidak

digunakan untuk kepentingan pribadi; (3) impersonal, maksudnya dalam

melaksanakan hubungan kerjasama antara orang yang satu dengan lainnya

secara kolektif diwadahi oleh organisasi, dilakukan secara formal, maksudnya

hubungan impersonal perlu ditegakkan untuk menghindari urusan perasaan dari

pada unsur rasio dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab berdasarkan

peraturan yang ada dalam organisasi. Siapa yang salah harus diberi sanksi dan

yang berprestasi selayaknya mendapatkan penghargaan; (4) merytal system,

nilai ini berkaitan dengan rekrutmen dan promosi pegawai, artinya dalam

penerimaan pegawai atau promosi pegawai tidak di dasarkan atas kekerabatan,

namun berdasarkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap

(attitude), kemampuan (capable), dan pengalaman (experience), sehingga

menjadikan yang bersangkutan cakap dan profesional dalam menjalankan tugas

dan tanggung jawabnya dan bukan spoil system (adalah sebaliknya); (5)

responsible, nilai ini adalah berkaitan dengan pertanggungjawaban birokrasi

publik dalam menjalankan tugas dan kewenangannya; (6) accountable, nilai ini

merupakan tanggung jawab yang bersifat obyektif, sebab birokrasi dikatakan

akuntabel bilamana mereka dinilai obyektif oleh masyarakat karena dapat

Page 14: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

mempertanggungjawabkan segala macam perbuatan, sikap dan sepak

terjangnya kepada pihak mana kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki itu

berasal dan mereka dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan publik

(pelayanan publik yang profesional dan dapat memberikan Kepuasan publik); (7)

responsiveness, artinya birokrasi publik memiliki daya tanggap terhadap keluhan,

masalah dan aspirasi masyarakat dengan cepat dipahami dan berusaha

memenuhi, tidak suka menunda-nunda waktu atau memperpanjang alur

pelayanan.

3.2 Pengaruh Etika Birokrasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik

3.2.1 Permasalahan Kinerja OrganisasiSering kali terlihat dilapangan aparatur birokrasi yang melayani kepentingan

public masih belum menyadari fungsinya sebagai pelayan masyarakat.

Ketentuan bahwa birokrasi mempunyai kewajiban melayani masyarakat menjadi

terbalik sehingga bukan lagi birokrasi yang melayani masyarakat tetapi justru

masyarakat yang melayani birokrasi. Sikap para birokrat yang tidak bersedia

melayani masyarakat secara efisien, adil, dan transparan itu terlihat hampir pada

semua instansi publik. Pedoman yang ditanam bahwa bekerja dengan rajin atau

malas tetap mendapat gaji yang sama setiap bulannya turut menjadi alasan

ketidakmauan para pegawai untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

Kelambanan dalam pemberian pelayanan publik menjadi indikasi masih

rendahnya akuntabilitas dari birokrasi pelayanan yang ada. Salah satu isu sentral

yang sering berkembang akhir-akhir ini adalah bagaimana pemerintah dan

lembaga penyedia layanan publik (public service provider) mampu bersikap lebih

akuntabel terhadap masyarakat berkaitan dengan pelayanan yang diberikannya.

Jadi, sebagai mana tercermin dari uraian di atas, maka kita bisa mendefinisikan

bahwa akuntabilitas adalah kekuatan pengendali yang mampu menciptakan

dorongan terhadap seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggungjawab

terhadap pelayanan publik, serta untuk meyakinkan bahwa proses produksi dan

jasa berlangsung sesuai dengan yang diinginkan. Penyebab rendahnya

akuntabilitas dan kinerja aparat publik berasal dari kultur atau budaya yang

Page 15: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

sudah tertanam selama puluhan tahun. dimana para birokrat publik berorientasi

pada kekuasaan, bukan pada kepentingan publik.

3.2.2 Etika Birokrasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan PublikMaka dari beberapa permasalahan tersebut menunjukkan sikap aparatur

pemerintahan yang tidak memiliki etika yang baik sebagaimana yang sudah ada

pada kode etik birokrasi yang sudah diatur dalam PP Nomor 30 tahun 1980.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut antara lain diatur hal-hal sebagai berikut :

larangan, sanksi, tata cara pemeriksaan, tata cara pengajuan keberatan

terhadap hukuman disiplin yang kesemuanya dapat menjadi acuan dalam

beretika bagi seorang aparat Birokrasi atau Pegawai Negeri.

Sementara Larangan yang merupakan aturan main yang turut mengatur

perilaku aparat Birokrasi atau pegawai Negeri menurut Pasal 3 Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun1980, yang juga dapat dijadikan sebagai Kode Etik

Birokrasi, yaitu larangan seperti :

1. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat

Negara, Pemerintah atau Pegawai Negeri sipil.

2. Menyalahgunakan wewenangnya.

3. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik

negara.

4. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun

yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan

dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri yang bersangkutan.

5. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau

martabat pegawai negeri sipil, kecuali kepentingan jabatan.

6. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya.

7. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk

mendapat pekerjaan atau peranan dari kantor/ instansi pemerintah.

8. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam

melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak

lain.

Semua larangan yang diuraikan diatas kiranya dapat dipahami oleh pegawai

negeri sipil selaku aparat birokrasi sebagai pagar atau norma dan aturan yang

Page 16: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

5

merupakan bagian dari Etika atau kode etik Pegawai Negeri. Selain larangan

yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri, juga yang tidak kalah penting dalam

pembentukan Etika Birokrasi adalah sanksi atau hukuman yang setimpal dengan

pelanggaran atas ketentuan tersebut di atas. Jenis sanksi atau hukuman yang

dapat dijatuhkan kepada Pagawai Negeri sangatlah bervariasi sesuai tingkat

pelanggaran, adapun jenis sanksi tersebut menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 30 tahun 1980 terdiri dari :

1) Hukuman disiplin ringan antara lain : teguran lisan , teguran tertulis,

pernyataan tidak puas secara tertulis.

2) Jenis hukuman disiplin sedang, antara lain : penundaan kenaikkan gaji

berkala untuk paling lama satu tahun, penurunan gaji sebesar satu kali gaji

berkala untuk paling lama satu tahun, Penundaan kenaikan pangkat untuk paling

lama satu tahun.

3) Jenis hukuman disiplin berat, terdiri dari : penurunan pangkat pada pangkat

yang setingkat lebih rendah paling lama satu tahun, Pembebasan dari jabatan,

Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri selaku pegawai

negeri sipil, Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai pegawai negeri sipil.

Sehingga dengan adanya penerapan kode etik yang optimal bisa di harapkan

untuk para aparatur Negara menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang

sudah menjadi tanggung jawab dan kewajibannya dalam profesi jabatan

tersebut. Kinerja dari aparatur Negara terutama dalam pemerintahan sendiri bisa

terlaksana dengan baik dan cenderung meningkat dengan memberikan sanksi

pada aparat yang tidak mematuhi dan melaksanakan peraturan kepegawaian

yang tercantum pada kode etik yang bisa memberikan efek jerah sehingga tidak

mengulang kembali kesalahan tersebut. Tetapi tidak hanya itu saja yang dapat

mempengaruhi peningkatan kinerja dalam pelayanan publik seharusnya

diimbangi dengan sebuah Penghargaan Pegawai Negeri sipil Kepada Pegawai

negeri apabila telah menunjukkan kesetiaan dan prestasi kerja dan memiliki etika

kerja yang baik, dianggap berjasa bagi negara dan masyarakat perlu diberikan

penghargaan kepada Pegawai Negeri yang bersangkutan berupa tanda jasa,

kenaikan pangkat istimewa yang secara otomatis kenaikkan gajinya sesuai

pangkat, dengan harapan agar menjadi contoh kepada yang lain dalam

melaksanakan tugas.

Page 17: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

13

BAB V

PENUTUP

5.1 KesimpulanEtika birokrasi dalam pelayanan publik adalah keterkaitan antara etika,

pelayanan publik dan birokrasi. Nilai dalam etika birokrasi yang dapat digunakan

sebagai acuan, referensi, penuntun bagi birokrasi publik dalam melaksanakan

tugas dan kewenangannya antara lain adalah efisiensi, membedakan milik

pribadi dengan milik kantor, impersonal, merytal syste, responsible, accountable,

responsiveness. Dalam pengaruh etika birokrasi dalam meningkatkan kinerja

pelayanan publik terdapat permasalahan kinerja organisasi dan etika birokrasi

dalam meningkatkan kinerja pelayanan public. Permasalahan sering terjadi

dalam kinerja organisasi adalah kelambanan pelayanan publik tidak hanya

disebabkan oleh kurang baiknya cara memberikan pelayanan kepada

masyarakat tetapi sikap pandang organisasi pemerintah yang terlalu berorientasi

pada kegiatan dan pertanggungjawaban formal saja, kelambanan dalam

pemberian pelayanan publik menjadi indikasi masih rendahnya akuntabilitas dari

birokrasi pelayanan yang ada, dan penyebab rendahnya akuntabilitas dan kinerja

aparat publik berasal dari kultur atau budaya. Sedangkan etika birokrasi dalam

meningkatkan kinerja dilihat dari permasalahan diatas sikap aparatur

pemerintahan yang tidak memiliki etika yang baik sebagaimana yang sudah ada

pada kode etik birokrasi yang sudah diatur dalam PP Nomor 30 tahun 1980.

Dalam Peraturan Pemerintah telah diatur dalam Peraturan disiplin Pegawai

Negeri yang menjadi kewajiban dan harus ditaati sesuai Pasal 2 Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, Larangan aturan main yang turut mengatur

perilaku aparat Birokrasi atau pegawai Negeri menurut Pasal 3 Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun1980, dan Jenis sangsi atau hukuman yang dapat

dijatuhkan kepada Pagawai Negeri sangatlah bervariasi sesuai tingkat

pelanggaran, adapun jenis sangsi tersebut menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 30 tahun 1980.

Page 18: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

14

5.2 RekomendasiRekomendasi yang dapat diajukan untuk mengatasi masalah-masalah yang

telah diuraikan diatas adalah :

1. Penetapan Standar Pelayanan

Penetapan standar pelayanan yang dilakukan melalui proses identifikasi

jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan,

perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan

prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya akan memberikan

informasi mengenai standar pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga

informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya

proses manajemen yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi mengenai

kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan

serta distribusinya beban tugas pelayanan yang akan ditanganinya.

2. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP)

Dengan adanya SOP proses pengolahan yang dilakukan secara internal

dapat berjalan sesuai dengan acuan yang jelas. Tujuan adanya SOP adalah

a. Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan uninterupted. Jika terjadi

hal-hal tertentu, misalkan petugas yang diberi tugas menangani satu proses

tertentu berhalangan hadir, maka petugas lain dapat menggantikannya. Oleh

karena itu proses pelayanan dapat berjalan terus

b. Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan

peraturan yang berlaku

c. Memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap

kesalahan prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan

d. Memberikan informasi yang akurat ketika akan dilakukan perubahan-

perubahan tertentu dalam prosedur pelayanan

e. Memberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

f. Memberikan informasi yang jelas mengenai tugas dan kewenangan yang

akan diserahkan kepada petugas tertentu yang akan menangani satu proses

pelayanan tertentu.

3. Pengembangan Survei Kepuasan Pelanggan

Page 19: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

15

Untuk menjaga kepuasan masyarakat, maka suatu mekanisme penilaian

kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan oleh penyelenggara

pelayanan publik. Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan

dapat dicapai apabila produk pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan

memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Survei kepuasan pelanggan

memiliki arti penting dalam upaya peningkatan pelayanan publik.

4. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan

Pengaduan masyarakat merupakan sumber informasi bagi upaya-upaya

pihak penyelenggara pelayanan untuk menjaga pelayanan yang dihasilkannya

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Beberapa model yang sudah

banyak diperkenalkan antara lain: contracting out, dalam hal ini pelayanan publik

dilaksanakan oleh swasta melalui suatu proses lelang, pemerintah memegang

peran sebagai pengatur; franchising, dalam hal ini pemerintah menunjuk pihak

swasta untuk dapat menyediakan pelayanan publik tertentu yang diikuti dengan

price regularity untuk mengatur harga maksimum.

Page 20: Alhasani, Muhsin. 2014. “ - Aktifitas | Student Blogblog.ub.ac.id/.../2016/04/MAKALAH-TBP-pengaruh-etika.docx · Web viewMemberikan informasi yang akurat untuk pengendalian pelayanan

DAFTAR PUSTAKA

Alhasani, Muhsin. 2014. “Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik”. Melalui

http:// [email protected] [08/04/2016]

Dolly, Fajar Ifan. 2013. “Etika Birokrasi dalam Administrasi”. Melalui

http://fajarifandolly.blogspot.co.id/2013/03/etika-birokrasi-dalam-

administrasi.html [09/04/2016]

Honeoy. 2010. “Etika Birokrasi”. Melalui h ttp: // h ombang . b logspot. c om

[08/04/2016]

Ihsan, Faris. 2014. “Peran Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik”. Melalui

h ttp://bkddiklat.ntbprov.go.id [09/04/2016]

Rendy. 2009. “Buruknya Kinerja Organisasi Pelayanan Publik Di Pemerintahan”.

Melalui http://rendy-sueztra-canaldhy.blogspot. c o.id [10/04/2016]

Serodja, ryan. 2010. “Metode Penulisan Makalah”. Melalui http://ryanserodja.

blogspot.c o.id.html [04/09/16].

Thea, addhin, 2013. “Metode Penulisan Deskriptif”. Melalui http://addhintheas.

blogspot.co.id.html [04/09/16].

15