karya muhammad muhsin lahajji dan skenario …

181
i NILAI MORAL DALAM NOVEL PERJALANAN MENUJU LANGIT KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Puput Tri Handoko NIM 112110124 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

i

NILAI MORAL DALAM NOVEL PERJALANAN MENUJU LANGIT

KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI

DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Puput Tri Handoko

NIM 112110124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

Page 2: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

ii

Page 3: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

iii

Page 4: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

iv

PERYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Puput Tri Handoko;

NIM : 112110124;

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Apabila terbukti dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat,

saya bersedia bertanggungjawab secara hukum dan diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 13 Agustus 2016

Menyatakan,

Puput Tri Handoko

Page 5: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang

berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.”

(Q.S Yusuf: 87)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak M. Saeri dan Ibu Robingatun tercinta yang

selalu memberikan kasih sayang yang luar biasa,

senantiasa memberikan motivasi untuk

keberhasilanku, tak pernah henti memanjatkan doa

untukku, membimbing, menasehati dan

mengorbankan segalanya untukku.

2. Keluarga dan saudara tercinta yang selalu

memberi dukungan dan pemikiran dewasa baik

moral maupun spiritual.

3. Dessy Efiani yang selalu memberikan semangat

dan kasih sayang kepadaku.

4. Teman-teman kos Hesti yang selalu memberiku

semangat dan motivasi, serta seluruh teman-teman

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2011, khususnya kelas D.

Page 6: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas

limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”

dengan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi program Strata

1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

rekomendasi izin penelitian;

3. Drs. H. Bagiya, M. Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo sekaligus dosen

pembimbing I dan Suci Rizkiana, M. Pd., selaku dosen pembimbing II, yang

telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan;

Page 7: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

vii

4. Dosen PBSI yang telah memberikan bekal dan ilmu kepada penulis selama

kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo;

5. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Meskipun demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan

kualitas pembelajaran sastra Indonesia, khususnya bagi guru bahasa Indonesia

dalam pembelajaran menganalisis karya sastraa yang berbentuk novel di Sekolah

Menengah Atas.

Purworejo, 13 Agustus 2016

Penulis

Puput Tri Handoko

Page 8: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

PERNYATAAN ................................................................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................ 6

D. Penegasan Istilah ............................................................................ 6

E. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

F. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

G. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

H. Sistematika Skripsi ........................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 13

B. Kajian Teoretis ............................................................................... 16

1. Novel ......................................................................................... 17

2. Nilai Moral dalam karya Sastra................................................. 27

3. Skenario Pembelajaraan Sastra di kelas XI SMA ..................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Sumber Data .................................................................................. 36

B. Objek Penelitian ............................................................................. 36

Page 9: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

ix

C. Fokus Penelitian ............................................................................. 36

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 38

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 38

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis .................................................... 39

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

A. Penyajian Data ............................................................................... 40

B. Pembahasan Data ........................................................................... 47

1. Unsur Intrinsik Novel Perjalanan Menuju Langit .................... 48

a. Tema .................................................................................... 48

b. Tokoh dan Penokohan ......................................................... 52

c. Alur ...................................................................................... 71

d. Latar/Setting ........................................................................ 77

e. Sudut Pandang ..................................................................... 91

f. Amanat ................................................................................ 93

2. Nilai Moral dalam Novel Perjalanan Menuju Langit ............... 93

a. Hubungan Manusia dengan Tuhan ...................................... 94

b. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri ............................. 99

c. Hubungan Manusia dengan Manusia .................................. 103

3. Skenario Pembelajaran Novel Perjalanan Menuju Langit

di Kelas XI SMA ...................................................................... 106

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................ 119

B. Saran .............................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

x

ABSTRAK

Puput Tri Handoko. “Nilai Moral dalam Novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur instrinsik; (2) nilai moral; dan (3) skenario pembelajaran novel Perjalanan Menuju Langit sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah nilai moral novel Perjalalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji dan skenario pembelajarannya di kelas XI SMA. Data yang digunakan adalah narasi dan percakapan antartokoh. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik catat dan studi pustaka. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan kertas pencatat data yang digunakan untuk mencatat data nilai moral. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik informal.

Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa (1) unsur instrinsik dalam novel Perjalanan Menuju Langit sebagai berikut: (a) tema; perjalanan hidup; (b) tokoh utama : Alfi, sedangkan tokoh tambahan : Ardi, Ade Siska, Atila Reina, Ainun, Muthmainah, Om Akmal, Etek Leli, Etek Vina, Aulia Wipogso, Ipung, Gusrial dan Amir; (c) alur yang digunakan adalah alur mundur, (d) latar tempat: di Sungai Ombilin, Sawahlunto, Ruang kelas, SD Talawi Hilir, Rumah Sakit, SMAN Sawahlunto, Kandi, Kamar, Masjid, dan Kost Arjuna; latar waktu (malam hari, pagi hari, siang hari, hari minggu); latar suasana (bising, hujan, panik); latar sosial ( bahasa,adat istiadat dan keprcayaan, pandangan hidup tokoh), (e) sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga maha tahu; (2) nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju Langit ada tiga yaitu: (a) nilai moral hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi : salat, berdoa, dzikir, dan bersykur, (b) nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi jujur, disiplin, rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan (c) nilai moral hubungan manusia dengan manusia lain meliputi : menghargai prestasi orang lain, bersahabat/ komunikatif, dan peduli sosial; (3) skenario pembelajaran novel Perjalanan Menuju Langit di kelas XI SMA dilaksanakan dengan indikator mampu menganalisi unsur intrinsik dan nilai moral novel; tujuan pembelajaran siswa dapat menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral novel; bahan pembelajarannya yaitu naskah novel; metode pembelajarannya menggunakan ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan; model pembelajaranya menggunakan kooperatif tipe group investigation; langkah-langkah pembelajarannya meliputi kegiatan awal, inti dan akhir; sumber belajar menggunakan novel Perjalanan Menuju Langit, dan modul bahasa Indonesia; media pembelajarannya meliputi LCD, laptop, dan program power point; dan pada tahap penilaian guru menilai dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kata kunci: Nilai Moral Novel dan skenario pembelajaran.

Page 11: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Unsur intrinsik novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Tabel 4.2 Nilai moral novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Tabel 4.3 Skenario pembelajaran novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji

Page 12: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampul novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Lampiran 2. Sinopsis novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Lampiran 3. Biografi pengarang novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji

Lampiran 4. Silabus

Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji

Lampiran 6. Kartu pencatat data

Lampiran 7. Kartu bimbingan

Page 13: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan dikemukakan beberapa subbab: (i) latar belakang

masalah, (ii) penegasan istilah, (iii) identifikasi masalah, (iv) batasan masalah, (v)

rumusan masalah, (vi) tujuan dan kegunaan penelitian, dan (vii) sistematika

skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang terjadi pada bangsa ini banyak

memberikan pengaruh yang sangat besar baik dari segi negatif maupun positif

bagi generasi muda. Salah satu perkembangan yang terjadi di Indonesia

adalah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Beraneka

ragam kecanggihan teknologi yang tidak sesuai dengan budaya kita saat ini

menimbulkan dampak negatif bagi generasi muda, yakni kemerosotan nilai

moral pada generasi muda. Kemerosotan nilai moral pada generasi muda

disebabkan kurangnya pemahaman dan kesadaran ahklak yang baik. Oleh

karena itu, salah satu pondasi untuk memperkokohnya adalah moral.

Nilai moral adalah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tingkah

laku dan adat istiadat seseorang individu dari suatu kelompok yang meliputi

perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila (Ginanjar,

2012: 59). Pada dasarnya pembaca berusaha mencari petunjuk dan

keteladanan melalui karakter tokoh-tokoh yang memiliki nilai moral yang

baik dan nilai moral yang buruk pada novel.

Page 14: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

2

Pendidikan moral mempunyai peranan yang sangat penting di sekolah,

yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak, serta

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa. Melalui kegiatan membaca karya sastra peserta

didik dapat memperoleh pembinaan moral dan kemanusiaan dalam kehidupan

sehari-harinya. Selain itu, melalui membaca karya sastra peserta didik dapat

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang dihormati oleh manusia dan akan

menjaga keutuhan manusia seperti keadilan, keterbukaan, dan kejujuran.

Karya sastra yang berwujud novel merupakan bentuk imajinasi yang

ditulis oleh pengarangnya tentang pengalaman-pengalaman hidup, kondisi

lingkungan yang melingkupinya, dan menceritakan berbagai masalah

kehidupan (Nurgiyantoro, 2012: 3). Karya sastra diharapkan bukan hanya

memberikan hiburan atau keindahan terhadap pembacanya saja, melainkan

karya sastra itu dapat memberikan sesuatu yang memang dibutuhkan manusia

pada umumnya, yakni berupa nilai-nilai sastra seperti nilai pendidikan, moral,

sosial, dan religius. Hal itu terjadi karena karya sastra bersifat multidimensi

yang di dalamnya terdapat dimensi kehidupan, contohnya saja jenis karya

sastra berupa novel.

Novel adalah cerita yang berbentuk prosa yang cukup panjang dan

isinya tentang kehidupan sehari-hari yang dialami oleh masyarakat tertentu.

Novel sebagai salah satu bentuk karya sastra diharapkan memunculkan nilai-

nilai positif bagi penikmatnya, sehinga mereka peka terhadap masalah-

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk

Page 15: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

3

berkepribadian yang baik. Novel juga merupakan ungkapan fenomena sosial

dalam aspek-aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai media

pembentukan moral.

Salah satu novel yang sarat dengan nilai moral yang dapat diteladani

dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji. Novel tersebut merupakan salah

satu novel pendidikan mengenai harga diri manusia yang menaburkan pesan-

pesan nilai moral kepada pembaca secara nyata.

Novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajjii

memiliki keistimewaan dan memiliki perbedaan dari novel lain.

Keistimewaannya adalah alur cerita yang merupakan pencerminan dunia

realitas yang dialami oleh manusia di tengah-tengah masyarakat, sehingga

ceritanya benar-benar hidup. Novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji merupakan sebuah novel inspiratif. Novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji menarik dibaca

pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya karena dapat

memberikan motivasi dan semangat kepada pembaca untuk terus berjuang

mencapai impian dan cita-cita serta sabar dalam menghadapi ujian Tuhan.

Selain itu, novel tersebut juga memberikan pengetahuan nilai moral yang baik

untuk kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji belum pernah

diteliti di lingkungan Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai

pembelajaran sastra. Namun, dalam penelitian lain sudah ada penelitian yang

Page 16: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

4

menggunakan novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji sebagai sumber data penelitian. Objek penelitian yang dilakukan oleh

Nova Mayranti mengenai tinjauan feminisme, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji menitikberatkan pada nilai moral. Untuk

memahami isinya, perlu dipahami terlebih dahulu cerita yang disajikan

dengan mengetahui unsur-unsur strukturnya. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini digunakan teori struktural sebagai sarana untuk dapat

memahami karya sastra sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.

Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam penelitian ini digunakan

teori nilai moral sastra. Nilai moral merupakan aspek yang penting untuk

ditanamkan pada masyarakat karena nilai moral akan mengajarkan arti sabar

dan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan moral mempunyai

peranan yang sangat penting di sekolah, yaitu untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,

cakap, kreati, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Novel merupakan salah satu karya sastra yang mempunyai daya

komunikasi yang sangat luas pada masyarakat. Novel dapat dengan mudah

untuk dinikmati dan dipahami oleh masyarakat pembaca, novel juga

Page 17: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

5

merupakan pembelajaran sastra yang sangat diharapkan dapat membantu para

pendidik menanamkan kembali nilai-nilai moral yang ada pada novel

tersebut.Oleh karena itu nilai moral yang terkandung dalam Perjalanan Menuju

Langit dapat dijadikan bahan pembelajaran di SMA.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Nilai Moral dalam Novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin Lahajji dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI

SMA”.

B. Identifikasi Masalah

Pembelajaran sastra sampai sekarang masih dimasukkan ke dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan mulai dari SD sampai dengan

SMA. Melihat masa sekarang moral bangsa Indonesia dapat dikatakan

mengalami kemerosotan, sehingga siswa perlu diajarkan mengenai sastra agar

peserta didik dapat mengapresisasi sastra.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah

masalah yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji sebagai berikut sebagai berikut:

1. Nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju Langit dapat bermanfaat

sebagai penuntun hidup dalam bersikap dan bertingkah laku baik dalam

masyarakat.

2. Novel Perjalanan Menuju Langit mengandung nilai moral ajaran hidup

bagi manusia dan dapat diterapkan dalam kehidupan di masa sekarang

sehingga menarik untuk diteliti.

Page 18: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

6

3. Novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji

sangat cocok untuk dijadikan bahan pembelajaran di SMA.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan pembatas terhadap permasalahan yang

muncul pada identifikasi masalah yang akan dibahas lebih lanjut. Tentunya

adalah hal yang sangat menarik jika diteliti semuanya. Namun untuk

mempermudah penelitian ini, agar tidak menyimpang jauh. Peneliti

membatasi permasalahan penelitian pada.

1. Analisis unsur instrinsik dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji.

2. Nilai moral yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji.

3. Penerapan nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhamad Muhsin Lahajji dan skenario pembelajaranya di kelas XI

SMA.

D. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penulis dan pembaca

mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi, penulis perlu

menjelaskan kembali arti istilah yang dipaparkan di bawah ini. Judul

penelitian “Nilai Moral dalam Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad

Muhsin Lahajji dan Skenario Pembelajarannya di SMA”. Beberapa istilah

yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

Page 19: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

7

1. Nilai Moral

Nilai moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum

mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila

(Nurgiyantoro, 2012: 320).

2. Novel

Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia

dalam jangka yang lebih panjang (Nurhayati, 2012: 5).

3. Perjalanan Menuju Langit

Perjalanan Menuju Langitadalah judul novel karya Muhammad

Muhsin Lahajji (Sebuah Novel tentang perjuangan seorang pemuda

bernama Alfi dalam menemukan jati diri dan menghadapi ujian Tuhan)

yang diterbitkan Tiga Serangkai, Solo, cetakan pertama tahun 2013, dan

memiliki 370 halaman.

4. Muhammad Muhsin Lahajji

Muhammad Muhsin Lahajji adalah pengarang novel Perjalanan

Menuju Langit. Muhammad Muhsin Lahajji merupakan salah satu

satrawan muda Indonesia yang jeli dalam mengamati fenomena fenomena

sosial budaya.

5. Skenario

Skenario adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan

demi adegan suatu cerita yang tertulis secara terperinci dari awal sampai

akhir (Sukirno, 2010: 229).

Page 20: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

8

6. SMA

SMA adalah jenjang pendidikan sekolah menengah atas setelah SMP.

Pembelajaran nilai moral pada novel merupakan usaha untuk meningkat-

kan kemampuan membaca pemahaman tentang nilai moral pada siswa

SMA.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti bermaksud untuk

menganalisis novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji. Peneliti membatasi analisis terhadap novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji pada nilai moral. Alasan dipilih dari segi

nilai moral karena novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji diketahui banyak memberikan inspirasi bagi pembaca. Dalam

novel ini terdapat banyak nilai-nilai moral yang dapat diambil dan

direalisasikan oleh pembaca dalam kehidupaan sehari-hari mereka, khususnya

dalam hal memahami nilai moral tersebut.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian dapat

dirumuskan berikut ini.

1. Bagaimanakah unsur instrinsik dalam novel Perjalanan Menuju Langit

Karya Muhammad Muhsin Lahajji?

2. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju

Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji?

Page 21: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

9

3. Bagaimanakah skenario pembelajaran nilai moral dalam novel

Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji di kelas XI

SMA?

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. unsur instrinsik dalam novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin Lahajji;

2. nilai moral yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin Lahajji;

3. skenario pembelajaran nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju

Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji di kelas XI SMA.

G. Manfaat Penelitian

Ada dua macam manfaat dalam penelitian pada novel Perjalanan

Menuju Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji, yaitu segi teoretis dan segi

praktis.

1. Segi Teoretis

Dari segi teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

wawasan dan memperkaya khasanah kajian sastra khususnya tentang

toeri struktural dan nilai-nilai moral dalam pembelajaran sastra pada

novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji di

kelas XI SMA.

Page 22: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

10

2. Segi Praktis

Dari segi praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai berikut.

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan

mengembangkan pemahaman siswa tentang nilai moral karya sastra

yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin Lahajjidan meningkatkan kreativitas dan

keberanian siswa dalam berpikir.

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah alternatif-alternati

kelengkapan bahan pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-

nilai moral kepada siswa.

c. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

peneliti berikutnya khususnya tentang analisis karya sastra dalam

novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji

untuk kepentingan pengetahuan lebih lanjut.

H. Sistematika Skripsi

Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran skripsi yang

disusun. Skripsi yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel Perjalanan Menuju

Langit Karya Muhammad Muhsin Lahajji dan Skenario Pembelajarannya di

kelas XI SMA”. Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada bagian awal terdiri dari

Page 23: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

11

sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan,

moto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar

lampiran.

Bab pertama merupakan pendahuluan, terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, penegasan istilah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab kedua merupakan tinjauan pustaka dan kajian teoretis, berisi

tentang buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

penulis diantaranya Apresiasi Prosa Fiksi, Teori Pengkajian Fiksi, Metode

Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif

Perubahan. Selain itu disajikan penelitian sebelumnya yang berhubungan

dengan topik penelitian ini diantaranya Subagyo (2012) dan Ahmad Zuhri

(2014). Kajian teoretis berisi teori-teori yang dijadikan landasan penelitian.

Teori yang dikemukakan Nurgiyantoro, yaitu secara garis besar persoalan

hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan

hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain

dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam sekitar,

dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

Bab ketiga merupakan metode penelitian, merupakan suatu

penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga

merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

Page 24: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

12

Bab keempat merupakan penyajian data dan pembahasan data, berisi

tentang uraian data penelitian yang diambil dari novel Perjalan Menuju Langit

Karya Muhammad Muhsin Lahajji berupa kutipan-kutipan langsung dan subbab

pembahasan data yang membahas unsur intrinsik dan nilai moral novel tersebut

serta skenario pembelajarannya di kelas XI SMA.

Bab kelima merupakan penutup, dalam bab ini penulis menyajikan

simpulan dan saran-saran yang relevan dengan kesimpulan tersebut. Selain

bab kelima sebagai penutup, penulis juga menyertakan daftar pustaka dan

melampirkan biografi pengarang, sinopsis novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji, daftar tabel, silabus, dan skenario

pembelajaran.

Page 25: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini akan dipaparkan tentang tinjauan pustaka dan kajian teoretis.

Tinjauan pustaka berisi paparan buku-buku dan penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini. Kajian teoretis berisi paparan teori yang menjadi acuan

penelitian.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi tentang buku-buku dan beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian penulis.

1. Buku Buku yang Relevan

Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menyajikan beberapa buku

yang dijadikan acuan penelitian. Setiap buku diklasifikasikan berdasarkan

jenis pembahasannya. Beberapa kajian buku, ada di antaranya yaitu buku

yang berjudul Apresiasi Prosa Fiksi (Nurhayati Ginanjar, 2012) berisi

tentang: (1) apresiasi prosa fiksi, (2) prosa fiksi, (3 prosa fiksi melayu

klasik, (4) prosa fiksi periode 1920-1933, (5) prosa fiksi periode 1933-

1942, (6) prosa fiksi periode 1942-1955, (7) prosa fiksi periode 1955-1976,

(8) prosa fiksi periode 1976-1986, (9) prosa fiksi periode 1990-sekarang.

Permasalahan yang sama dapat dibaca pula pada Teori Pengkajian

Fiksi (Burhan Nurgiyantoro, 2012) berisi: (1) fiksi sebuah teks naratif, (2)

kajian fiksi, (3) tema, (4) cerita, (5) pemlotan, (6) penokohan, (7)

pelataran, (8) penyudut pandangan, (9) bahasa, (10) moral.

Page 26: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

14

Acuan lainnya dapat ditemukan dalam buku Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2011). Dalam buku ini memuat

tentang: (1) penelitian kuantitatif dan kualitatif, (2) metode kuantitatif, (3)

metode penelitian kualitatif, (4) proposal penelitian, (5) penelitian

pengembangan.

Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik (Suharsimi

Arikunto, 2013) berisi tentang: (1) kegiatan penelitian, (2) alur dan ragam

penelitian, (3) penelitian evaluatif, (4) cara mengadakan penelitian, (5)

memilih masalah, (6) studi pendahuluan, (7) merumuskan masalah, (8)

merumuskan anggapan dasar, (9) merumuskan hipotesis, (10) memilih

pendekatan, (11) menentukan variabel, (12) menentukan sumber data, (13)

menentukan dan menyusun instrumen, (14) pengumpulan data, (15)

analisis data, (16) menarik kesimpulan, (17) menulis laporan.

Selain itu, dipakai juga buku yang memuat tentang moral yaitu

Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan (Nurul

Zuriah, 2011) yang di dalamnya dibahas: (1) pendahuluan, (2) hakikat

pendidikan moral dan budi pekerti, (3) platform pendidikan budi pekerti,

(4) urgensi pendidikan moral dan budi pekerti, (5) menurut pasang surut

pendidikan moral dan budi pekerti, (6) pendidikan budi pekerti dan PPKn

di masa kini, (7) menggagas pendidikan budi pekerti masa depan, (8)

kurikulum berbasis kompetensi pendidikan budi pekerti di lingkungan

persekolahan.

Page 27: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

15

Beberapa buku-buku yang relevan dapat memberikan inspirasi

dan kontribusi bagi peneliti dalam mengerjakan penelitian.

2. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini peneliti paparkan dua penelitian yang relevan

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Subagyo (2012) dan Ahmad Zuhri

(2014).

Penelitian yang dilakukan Subagyo (2012) berjudul “Nilai Moral

Novel Sang Pelopor Karya Alang-alang Timur sebagai Bahan

Pembelajaran di SMA”. Penelitian tersebut memiliki tujuan

mendeskripsikan nilai moral dalam novel tersebut, mendeskripsikan cara

pengarang menyampaikan wujud nilai moral dalam karya sastra, dan

mendeskripsikan novel tersebut sebagai bahan pembelajaran di SMA.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama

meneliti mengenai nilai moral pada karya sastra khususnya novel.

Perbedaannya adalah subjek yang diteliti oleh penulis melakukan

penelitian dengan novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo

adalah menggunakan novel Sang Pelopor karya Alang-alang Timur.

Penelitian yang dilakukan penulis menganalisis struktur pembangun

novel yang mencakup tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut

pandang, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo belum ada

struktur pembangun novel.

Page 28: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

16

Sedangkan, Zuhri (2014) meneliti tentang “Analisis Nilai Moral dalam

Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetya dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di SMA”. Permasalahan pokok

yang dibahas dalam penelitian ini meliputi pendeskripsian nilai-nilai

moral dalam novel dan pembelajarannya di SMA.

Penelitian yang dilakukan oleh Zuhri memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaan

keduanya membahas nilai moral novel, mendeskripsikan unsur-unsur

instrinsik pada novel yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut

pandang. Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian, penelitian yang

dilakukan oleh penulis menggunakan novel Perjalalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji, sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Ahmad Zuhri mengambil subjek novel Orang Miskin Dilarang

Sekolah karya Wiwid Prasetya.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian terdahulu.

B. Kajian Teoretis

Kajian teori merupakan suatu penjabaran kerangka teoretis yang

memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk

digunakan sebagai acuan pokok dalam membahas suatu masalah yang diteliti.

Kajian teoretis dalam skripsi ini meliputi: 1) novel, 2) unsur pembangun

novel, 3) nilai moral dalam novel, dan 4) skenario pembelajaran sastra di

kelas XI SMA. Di bawah ini adalah paparan mengenai teori-teori tersebut.

Page 29: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

17

1. Novel

a. Hakikat Novel

Nurhayati (2012: 7) menyatakan novel merupakan

pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang

lebih panjang). Stanton (2012: 90) mampu menghadirkan

perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan

yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan bebagai peristiwa

rumit yang terjadi beberapa waktu silam secara lebih mendetail.

Nurgiyantoro (2012: 22) novel merupakan sebuah totalitas, suatu

keseluruhanyang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel

mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan satu

dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Dengan

demikian dalam novel, melukiskan tentang perkembangan watak

tokoh digambarkan secara lebih lengkap. Novel menawarkan sebuah

dunia, dunia imajinatif, yang menampilkan rangkaian cerita

kehidupan seseorang yang dilengkapi dengan peristiwa,

permasalahan, dan penonjolan watak setiap tokohnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa novel merupakan rangakaian cerita rekaan mengenai

kehidupan manusia dalam jangka yang lebih lama. Struktur yang

terdapat dalam novel merupakan sebuah organisme yang kompleks,

unik dan mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung.

Page 30: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

18

b. Ciri-ciri Novel

Nurgiyantoro (2012: 10) menyatakan bahwa novel sebagai

karya fiksi harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

1) dilihat dari segi formalitas bentuk dan segi panjang cerita, novel

(jauh) lebih panjang dibandingkan dengan cerpen dan berjumlah

ratusan halaman,

2) novel dibangun oleh unsur-unsur pembangun (unsur-unsur

cerita) yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik,

3) novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan

sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih

banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks,

4) kemampuan novel menyampaikan permasalahan yang kompleks

secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”,

5) novel lebih mudah dibaca karena tidak menuntut kita memahami

masalah yang kompleks dalam bentuk (dan waktu) yang sedikit,

6) novel, di pihak lain, berhubung adanya ketidakterikatan pada

panjang cerita yang memberi kebebasan kepada pengarang,

umumnya memuliki lebih dari satu plot,

7) novel yang baik haruslah memenuhi kriteria kepaduan, unity.

Artinya, segala sesuatu yang diceritakan bersifat dan berfungsi

mendukung tema utama,

8) novel umumnya terdiri dari sejumlah bab yang masing-masing

berisi cerita yang berbeda,

Page 31: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

19

9) novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan

psikologi yang lebih mendalam. Berkembang dari dokumen-

dokumen dan secara stilistik menekankan pentingnya detil dan

bersifat mimesis dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi,

10) novel lebih mencerminkan gambaran tokoh nyata, tokoh

yang berangkat dari realitas sosial.

c. Jenis-jenis Novel

Tarigan membagi jenis-jenis novel menjadi:

1) Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita,novel terbagi dua

jenis yaitu:

a) Novel fiksi

Sesuai namanya, novel fiksi berkisah tentang hal yang

fiktif dan tidak pernah terjadi. Tokoh,alur maupun latar

belakangnya hanya rekaan penulis saja.

Contoh: Twillight, Harry Potter.

b) Novel nonfiksi

Novel ini kebalikan dari novel fiksi yaitu novel yang

bercerita tentang hal nyata yang sudah pernah terjadi,

lumrahnya jenis novel ini berdasarkan pengalaman seseorang

mengenai kisah nyata atau berdasarkan sejarah.

Contoh: Laskar Pelangi

Page 32: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

20

2) Berdasarkan genre cerita dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

a) Novel romantik

Cerita novel satu ini berkisah seputar percintaan dan

kasih sayang dari awal hingga akhir.

Contoh: Ayat-ayat Cinta, Gita Cinta dari SMU

b) Novel horor

Jenis novel yang satu ini memiliki cerita yang

menegangkan, seram dan pastinya membuat pembaca

berdebar-debar, umumnya bercerita tentang hal hal yang

mistis atau seputar dunia gaib.

Contoh: Bangku Kosong, Hantu Rumah Pondok Indah

c) Novel misteri

Cerita dan jenis novel ini lebih rumit karena akan

menimbulkan rasa penasaran hingga akhir cerita.

Contoh: Novel-novel Karangan Karen Rose

d) Novel komedi

Sesuai namanya, jenis novel ini mengandung unsur

kelucuan atau membuat orang tertawa dan benar benar

tertidur.

Contoh: Masukan Masukin Saja, Kambing Jantan

e) Novel Inspiratif

Jenis novel yang ceritanya mampu menginspiri banyak

orang,umumnya novel ini sarat akan pesan moral atau

Page 33: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

21

hikmah tertentu yang bisa diambil oleh pembaca sehingga

pembaca merasa mendapat suatu dorongan dan motivasi

untuk melakukan hal yang lebih baik.

Contoh: Negeri 5 Menara, Laskar Pelangi

d. Unsur Pembangun Novel

Karya sastra merupakan struktur yang bermakna. Novel

merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika dibaca,

biasanya pembaca novel mempunyai pemikiran yang berbeda-beda

dalam mengartikannya tetapi juga merupakan struktur pikiran yang

tersusun dari unsur-unsur yang padu.

Nurgiyantoro (2012: 22) mengemukakan bahwa sebuah novel

merupakan suatu totalitas atau suatu keseluruhan yang bersifat

artistik. Sebagai suatu totalitas, novel mempunyai bagian-bagian

unsur yang saling berkaitan satu sama lain secara erat dan saling

menggantungkan. Usur pembangun fiksi terdiri dari tema, tokoh,

alur, latar, dan sudut pandang.

1) Tema

Tema menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang

dikandung oleh sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2012: 67). Tema

merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak

diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Pengertian tema

itu tercakup persoalan dan tujuan (amanat) pengarang kepada

pembaca. Menurut Nurhayati (2012: 8), tema sering diartikan

Page 34: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

22

sebagai inti cerita novel. Semua cerita yang dibangun berpusat

pada satu tema. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa tema adalah gagasan pokok yang mendasari pada sebuah

cerita.

Nurgiyantoro (2012: 82-83) menyatakan bahwa tema

dibedakan menjadi dua bagian yaitu: (1) tema utama yang

disebut tema mayor yang artinya makna pokok yang menjadi

dasar atau gagasan dasar mum karya ini. Tema mayor ditentuka

dengan cara menentukan persoalan yang paling menonjol, yang

paling banyak konflik dan waktu penceritaannya. (2) tema

tambahan disebut juga dengan tema minor. Tema minor

merupakan tema yang kedua yaitu makna yang hanya terdapat

pada bagian-bagian tertentu pada sebuah cerita dan dapat

diidentifikasi sebagai makna bagian atau makna tambahan.

Tema adalah ide cerita yang merupakan dasar untuk

pengembangan cerita yang menjiwai seluruh bagian cerita.

Kedudukan tema dalam novel sangat penting karena tanpa

sebuah tema karya sastra tidak memiliki makna.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa tema adalah

inti pesoalan yang ditampilkan dalam sebuah cerita atau sesuatu

yang menjadi tujuan utama pengarag.Tema juga dipandang

sebagai dasar cerita, gagasan dan dasar umum sebuah karya

sastra.

Page 35: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

23

2) Tokoh

Abrams menyatakan adalah orang-orang yang ditampil-

kan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu

seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang

dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2012: 165).

Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki

peranan yang berbeda-beda. Dilihat dari segi peranan atau

tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita tokoh dibagi

menjadi dua, yaitu tokoh utama (central character, main

character) dan tokoh tambahan (periphearl character). Tokoh

utama adalah tokoh yang tergolong penting dan dimunculkan

terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian cerita, dan

sebaliknya ada tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau

beberapa kali dalam cerita dan itupun mungkin dalam porsi

penceritaan yang relatif pendek adalah tokoh tambahan

(Nurgiyantoro, 2012: 176).

3) Alur (Plot)

Alur cerita merupakan unsur fiksi yang penting. Teori

Fiksi (Stanton, 2012: 26) mengemukakan bahwa plot adalah

cerita yang berisi urutan kejadian tetapi tiap kejadian itu hanya

dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebab-

kan atau menyebabkan terjadinya peristwa yang lain.

Page 36: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

24

Tarif membedakan tahapan alur menjadi lima bagian,

yaitu: (1) tahap penyituasian (situation), tahap ini berisi

pelukisan dan pengenalan situasi (latar) dan tokoh-tokoh cerita;

(2) tahap pemunculan konflik (generating circumstances), tahap

ini berisi masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang

menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan; (3) tahap

peningkatan konflik (rising action), tahap ini berisi konflik yang

telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin

berkembang; (4) tahap klimak (climax), tahap ini berisi konflik

atau pertentangan yang terjadi pada tokoh cerita mencapai titik

puncak; (5) tahap penyelesaian (denouement), tahap ini berisi

penyelesaian dari konflik yang sedang terjadi (Nurgiyantoro,

2012: 149).

Berdasarkan kriteria urutan waktu dibagi tiga macam

alur, yaitu: (a) alur maju, alur maju ini berisi peristiwa-peristiwa

tersusun secara kronologis, artinya peristiwa pertama diikuti

peristiwa kedua, dan selanjutnya. Cerita umum dimulai dari

tahap awal sampai tahap akhir; (b) alur sorot balik, alur ini berisi

peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tidak kronologis (tidak

runtut ceritanya); (c) alur campuran, alur ini berisi peristiwa-

peristiwa gabungan dari plot progresif dan regresif.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur

adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun

Page 37: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

25

untuk menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan cerita.

Rangkaian kejadian yang dihadirkan oleh para pelaku dalam

cerita, dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga

menjalin suatu cerita. Oleh karena itu, alur merupakan

perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga

membentuk kerangka utama cerita yang dimulai dari pengenalan

hingga pemecahan konflik.

4) Latar (Setting)

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah

pristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan

peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2012:

35). Nurgiyantoro (2012: 227) membedakan unsur latar kedalam

tiga unsur pokok, yaitu: (1) latar tempat mengacu pada lokasi

terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi,

misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah, dan sebagainya; (2)

latar waktu mengacu pada kapan terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun, siang,

malam, dan jam; (3) latar sosial menggambarkan hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di

suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, misalnya

kebiasaan hidup, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara

berpikir, dan bersikap.

Page 38: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

26

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

latar merupakan tempat, waktu dan sosial saat peristiwa itu

berlangsung. Latar tempat mengacu pada tempat terjadinya

peristiwa di dalam cerita, latar waktu mengacu pada kapan

peristiwa dalam cerita itu terjadi, sedangkan latar sosial

mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial.

5) Sudut Pandang (Point of View)

Abrams mendefinisikan sudut pandang sebagai cara yang

digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan,

latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah

karya fiksi kepada pembaca.Dengan demikian, sudut pandang

pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara

sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan

ceritanya (Nurgiyantoro, 2012: 248).

Ada dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu (1)

metode orang pertama tunggal (aku), pengarang menceritakan

kisah aku. “Aku” berkemungkinan pengarangnya, tetapi dapat

pula hanya sebagai narator (pencerita), dan (2) metode orang

kedua (dia), yaitu pengarang menceritakan kisah dia atau

mereka. Dalam hal ini, pengarang menjadi seseorang yang serba

tahu. Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh utama akan

tetapi dapat juga sebagai tokoh tambahan (bukan tokoh utama).

Page 39: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

27

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut

pandang (Poin of View) merupakan penyebutan kata ganti nama

untuk tokoh-tokoh dalam cerita dan posisi narator dalam sebuah

cerita. Pengarang mempunyai kebebasan untuk menggunakan

beberapa sudut pandang dalam sebuah karya jika lebih efektif.

2. Nilai Moral dalam Novel

a. Pengertian Moral

Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri berbeda

dengan pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik

buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai

kemanusiaan. Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan

sebagai petunjuk dan saran yang bersifat praktis bagi pembaca dalam

kehidupan sehari-hari.

Keberadaan moral dalam karya sastra tidak lepas dari

pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya.

Ajaran moral tersebut pada hakikatnya merupakan saran atau

petunjuk agar pembaca memberikan respon atau mengikut

pandangan pengarang. Ajaran moral yang dapat diterima pembaca

biasanya bersifat universal, dalam arti menyimpang dari kebenaran

dan hak manusia. Pesan moral sastra lebih memberat pada kodrati

manusia yang hakiki, bukan pada aturan yang dibuat, ditentukan, dan

dihakimi manusia (Nurgiyantoro, 2012: 321).

Page 40: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

28

Moral mengandung beberapa pengertian anatara lain: adat

istiadat, sopan santun, dan perilaku (Zuriah, 2011: 17). Tindakan

yang melanggar larangan suatu aturan, maka tindakan tersebut

dianggap salah. Sebaliknya, tindakan yang tidak melanggar aturan

atau sesuai dengan aturan, maka tindakan tersebut dianggap benar.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

moral adalah ajaran baik dan buruknya yang berkaitan dengan sikap,

perbuatan, budi pekerti, dan akhlak seseorang. Moral dalam karya

sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang

bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

b. Jenis Moral dalam Karya Sastra

Jenis moral dalam karya sastra sangat bervariasi dan tidak

terbatas jumlahnya baik persoalan hidup maupun persoalan yang

menyangkut harkat dan martabat manusia dan dapat diangkat sebagai

ajaran moral dalam karya sastra. Secara garis besar persoalan hidup dan

kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan

manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk hubungannya dengan

lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya

(Nurgiyantoro, 2012: 323).

Persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat berhubungan

dengan masalah-masalah seperti eksistensi diri, harga diri, percaya

diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian, dan keterombang-

ambingan antara beberapa pilihan. Persoalan hidup manusia dalam

Page 41: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

29

hubungannya dengan manusia lain antara lain dapat berwujud:

persahabatan, kesetiaan, penghianatan, dan kekeluargaan. Persoalan

hubungan manusia dengan Tuhan meliputi beribadah, berdoa,

bersyukur, dan memohon ampun kepada Allah (Nurgiyantoro, 2012:

324-325).

3. Pembelajaran Apresiasi Sastra dalam Novel Perjalanan Menuju

Langit di Kelas XI SMA.

a. Pengertian pembelajaran sastra

Pembelajaran sastra merupakan suatu proses pendidikan yang

kaitannya antara pendidik dan peserta didik di lingkungan belajar.

Proses belajar mengajar dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah

yang di dalamnya terdapat fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

saling melengkapi antara pengajar dan pembelajar supaya dapat

mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang baik dan memuaskan

(Hamalik, 2015: 35).

Di dalam lingkungan sekolah manusia terlibat penting dalam

sebuah pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya.

Bukan hanya itu tapi fasilitas dan kenyamanan juga penting seperti

ruang kelas yang memadai dan penggunaan-penggunaan alat-alat

audio visual serta material seperti buku, papan tulis, meja, kursi, dan

sebagainya. Itu semua merupakan suatu kebutuhan penting yang

harus ada dalam sebuah pembelajaran.

Page 42: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

30

Bahan ajar yang disajikan kepada siswa haruslah sesuai

dengan kemampuan siswanya yang berdasarkan pada tahapan

pembelajaran tertentu. Guru harus dapat memilih bahan ajar yang

tepat sesuai dengan perkembangan siswanya.

Dari tujuan pembelajaran sastra, peneliti menggunakan

kurikulum KTSP yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan, karena

kurikulum tersebut menitikbertakan pada siswa yang andil besar dan

terampil aktif. Guru pun dapat memilih metode yang dianggap tepat

dan sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan siswa.

b. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Standar Kompetensi

Depdiknas (Sukirno, 2009: 104) memaparkan bahwa

kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta

didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.

Standar adalah arahan atau acuan bagi pendidik tentang

kemampuan dan ketrampilan yang menjadi fokus proses

pembelajaran dan penilaian. Jadi standar kompetensi adalah batas

dan arah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik

setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu.

2. Kompetensi Dasar

Sukirno (2009: 104) memaparkan bahwa kompetensi dasar

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

Page 43: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

31

indikator kompetensi alam suatu pelajaran. Kompetensi dasar

yang biasanya disingkat KD merupakan sub bagian dari SK.

Cakupan materi pada kompetensi dasar lebih sempit dibanding

dengan standar kompetensi. Selain itu, kata kerja yang digunakan

adalah operasional, seperti: menyimak, membaca, membicarakan,

menulis, mengapresiasi, menghitung, mengidentifikasi,

membedakan, menafsirkan, menganalisis, menerapkan dan

menerangkan. Selanjutnya, kompetensi dasar diuraikan menjadi

sejumlah indikator. Kompetensi dasar berguna untuk

meningkatkan target kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

3. Indikator

Sukirno (2009: 105) memaparkan bahwa indikator

merupakan acuan dalam menentukan penilaian. Oleh karena itu,

rumusan indikator harus dapat diukur dengan berbagai teknik dan

alat penilaian. Untuk itu, kata kerja yang digunakan pada

indikator sepenuhnya harus operasional dan cakupan materinya

harus lebih terfokus, atau lebih sempit dibanding dengan kata

kerja pada kompetensi dasar. Indikator ini menjadi pedoman

tentang tingkat pencapaian hasil peserta didik sesuai kompetensi

dasar yang harus dimiliki.Berhasil atau tidaknya pembelajaran

dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya indikator.

Page 44: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

32

4. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang

operasional yang ditargetkan atau diapai dalam renana

pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan

dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar.

Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rusmusan

tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah

tujuan atau beberapa tujuan.

5. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang harus dipilih oleh guru

hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk itu

guru harus dapat mengembangkan pedoman dalam menentukan

materi pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra harus sesuia

dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa agar lebih

tertarik dan cepat dalam menerima materi yang diberikan guru.

Materi pembelajaran sastra mencakup teori unsur intrinsik dan

nilai moral.

6. Metode Pembelajaran

Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) guru harus

memilih metode pembelajaran yang tepat. Dalam proses belajar

mengajar, guru bisa menggunakan metode secara bervariasi,

diantaranya metode ceramah, diskusi, dan inquiri.

Page 45: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

33

7. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah orang yang dapat dijadikan tempat

bertanya tentang berbagai pengetahuan (Depdiknas, 2008: 1353).

Dalam kegiatan belajar, sumber belajar tidak hanya diperoleh dari

guru saja. Namun, buku pelajaran juga dapat dijadikan sebagai

sumber belajar. Pelajaran akan menjadi menarik, mudah dipahami,

hemat waktu dan tenaga, dan hasil lebih bermakna dengan

menggunakan bantuan berbagai alat.

Sumber belajar dapat berupa buku-buku dari pribadi guru itu

sendiri. Sumber belajar yang berupa buku, yaitu buku pelajaran yang

disiapkan dan berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Buku

tersebut dapat berupa buku pokok dan buku pelengkap.

8. Model pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan oleh penulis dalam

pembelajaran sastra (novel) di SMA, yaitu model pembelajaran

kooperatif group investigation. Model pembelajaran kooperatif

group investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan

kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok

(Rusman, 2010: 222). Model ini diranncang untuk membantu

terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti

pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial.

Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman.

Model pembelajaran group investigation ini, bertujuan agar siswa:

Page 46: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

34

a. siswa hendaknya aktif, learning by doing;

b. belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik;

c. pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetaap;

d. kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat

siswa;

e. pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip

saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya

prosedur demokrasi sangatlah penting;

f. kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata.

Model pembelajaran kooperatif group investigation memiliki

enam langkah pembelajaran:

a. grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan

sumber, memilih topik, merumuskan permasalahan),

b. planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana

mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya),

c. investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi

klarifikasi, mengumulkan informasi, menganalisis data,

membuat inferensi),

d. organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan

presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis),

e. presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain

mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan

pertanyaan atau tanggapan), evaluating (masing-masing siswa

melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan

Page 47: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

35

hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi

pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar

yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.

9. Evaluasi

Pada pelaksanaan terakhir diadakan evaluasi. Dalam

pengajaran sastra, evaluasi dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. evaluasi yang menyangkut tingkah laku dan sikap siswa;

b. evaluasi tentang pengetahuan yang bersifat apresiatif.

Hasil evaluasi dari siswa, kemudian diorientasikan dengan

tujuan yang telah direncanakan. Kegiatan belajar mengajar itu akan

berhasil dengan baik apabila hasil evaluasi dari siswa diorientasikan

dengan tujuan yang sesuai, sebaliknya dengan kegiatan belajar

belum berhasil apabila hasil evaluasi dari siswa dengan tujuan tidak

menunjukkan kesesuaian.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa untuk melaksanakan

tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami

dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan

berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif, dan

menyenangkan, sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

Page 48: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan sumber data, objek penelitian, fokus penelitian,

instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik

penyajian hasil analisis.

A. Sumber Data

Arikunto (2010: 172) menyatakan bahwa sumber data adalah subjek dari

mana data diperoleh. Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah

novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji. Novel ini

diterbitkan oleh Tiga Serangkai, Solo, pada tahun 2013, dan terdiri dari 370

halaman. Sumber data dalam penelitian ini berupa dialog kutipan langsung

maupun tidak langsung pada novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji.

B. Objek Penelitian

Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa objek penelitian adalah

sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Objek penelitian ini adalah aspek nilai moral yang

terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian tersebut yeng

berisi pokok masalah yang masih bersifat umum (Sugiyono, 2011: 285).

Page 49: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

37

37

Penelitian ini difokuskan nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji yang meliputi: (1) hubungan manusia

dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan manusia, (3) hubungan manusia

dengan dirinya sendiri dan skenario pembelajarannya di kelas XI SMA.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data-data penelitiannya (Arikunto, 2010: 160). Teknik

pengumpulan data yang penulis lalukan yaitu dengan menggunakan teknik

pustaka. Menurut Subroto (1992: 41-42) teknik pustaka yaitu menggunakan

sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Selain itu, penulis juga

menggunakan teknik. Teknik catat digunakan untuk mencatat data-data penting

yang ada di dalam novel sebagai data penelitiannya.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data sebagai

berikut:

1. mencari objek berupa novel;

penulis mencari objek penelitian yang akan diteliti. Objek yang akan

diteliti dapat lebih dari satu objek penelitian.

2. membaca keseluruhan;

setelah peneliti menemukan objek penelitian, objek tersebut dibaca secara

kritis dan teliti

Page 50: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

38

3. mengidentifikasi aspek-aspek nilai moral;

ditentukan kutipan-kutipan yang merupakan aspek nilai moral. Kemudian

penulis mencari hubungan aspek-aspek nilai moral yang ada dalam novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji.

4. mencatat data penelitian kedalam nota pencatat;

setelah penulis mendapatkan data-data yang falid maka penulis

memindahkannya dalam nota pencatat data yang kemudian data tersebut

dibahas lebih mendalam lagi.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 203) memaparkan bahwa instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaan lebih mudah, hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penulis, kertas pencatat data dan alat

tulisnya. Kertas pencatat data digunakan untuk mencatat data hasil dari

pembacaan novel. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan kutipan-

kutipan novel yang berkaitan dengan pembahasan.

F. Teknik Analisis Data

Ismawati (2011: 20) menjelaskan analisis data adalah proses yang

digunakan untuk mengurutkan dan mengorganisasikan data kedalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga melalui proses tersebut dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

Page 51: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

39

oleh data tersebut. Penelitian yang peneliti lakukan dalam novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji merupakan penelitian

kualitatif dengan menggunakan teknik content analysis atau metode analisis

data. Disini penulis membahas dan mengkaji isi novel tersebut. Peneliti

mengkaji isi novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji dengan pendekatan struktural.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian

sebagai berikut ini.

1. Mencatat data aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji yaitu

hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia,

dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

2. Menganalisis aspek-aspek nilai moral yang terdapat dalam novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji yaitu

hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia,

dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

3. Menyimpulkan data yang telah diteliti.

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Teknik yang digunakan untuk penyajian hasil analisis adalah

menggunakan metode informal. Sudaryanto (2015: 241) memaparkan bahwa

metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa meskipun dengan

terminologi yang bersifat teknis. Dengan demikian, penulis menyajikan hasil

analisis unsur instrinsik (tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan amanat),

Page 52: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

40

nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan

manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan

alam sekitar, serta kesesuaian nilai moral sebagai relevansi pembelajaran di

SMA dalam penelitian ini diharapkan menggunakan kata-kata tanpa

menggunakan tanda atau lambang-lambang.

Page 53: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

41

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini berisi sajian data dan pembahasannya. Pada subbab penyajian data,

dipaparkan data-data penelitian yang dikumpulkan untuk menjawab rumusan

masalah. Selanjutnya, pada subbab pembahasan data, data yang telah disajikan

diuraikan dengan jelas guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

A. Penyajian Data

Sesuai dengan permasalahan penelitian, data yang disajikan berupa: (1)

unsur intrinsik novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji, (2) nilai moral pada novel Perjalanan Menuju Langit, dan (3) skenario

pembelajaran novel Perjalanan Menuju Langit di SMA. Di bawah ini

diuraikan ketiga hal tersebut.

1. Unsur Intrinsik Novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad

Muhsin Lahajji.

Data penelitian unsur intrinsik novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji berupa kutipan-kutipan cerita yang

menunjukkan tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan

amanat. Agar efektif, data tidak disajikan berupa kutipan cerita, tetapi

berupa nomor halaman sumber kutipan itu dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji. Kutipan dipaparkan pada subbab

pembahasan data. Pada tabel di bawah ini, disajikan data unsur intrinsik

novel Perjalanan Menuju Langit.

Page 54: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

42

Tabel 4.1

Unsur Intrinsik Novel Perjalanan Menuju Langit

Karya Muhammad Muhsin.

No. Unsur Intrinsik Data Halaman Novel

1. Tema

a. Tema minor 1) Percintaan 5, 13, 42, 159, 277,

280, 292

2) Persahabatan 17, 53

b. Tema mayor Perjalanan hidup 17, 119, 280, 363

2. Tokoh dan Penokohan

1) Tokoh utama dan

penokohan

Alfi Rahmat: pantang

menyerah, tampan, alim,

jujur

3, 11, 277

2) Tokoh tambahan

dan penokohan

a. Ardi: baik, suka

menolong

9, 10

b. Ade Siska: baik, jail,

suka menolong

38, 41

c. Atila Reina: cantik,

baik, suka menolong

134, 139, 142, 145

d. Ainun: cantik, alim,

baik hati, sholehah,

hafidzah

175, 177

e. Muthmainah: cantik,

baik, alim, sholehah

300, 318

f. Om Akmal: baik,

tanggung jawab,

peduli

53, 56, 114, 116

g. Etek Leli: baik hati,

suka membantu,

peduli

56, 57, 140

h. Etek Vina: baik,

peduli, keras

109, 110

i. Aulia Wipogso:

cantik, jahat

40, 41, 42, 43

j. Ipung: baik, amanah,

tanggung jawab

222-223, 324

k. Gusrial: baik,

tanggung jawab

222-223, 316

l. Amir: cerdas, jahat 47- 48, 49, 52,

3. Alur menurut jenisnya Mundur 7, 178, 192, 220,

258

Alur menurut urutan

peristiwanya

1) Tahap penyituasian 17

2) Tahap pemunculan

konflik

37

Page 55: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

43

No. Unsur Intrinsik Data Halaman Novel

3) Tahap peningkatan

konflik

90, 94

4) Tahap puncak

konflik/klimak 311

5) Tahap penyelesaian 340

4. Latar

a. Latar tempat 1) Sungai Ombilin 8

2) Sawahlunto 16

3) Ruang kelas 26

4) SD Talawi Hilir 18

5) Rumah sakit 92

6) SMAN Sawahlunto 18

7) Kandi 87

8) Kamar 117, 122, 135

9) Masjid 343

10) Kost Arjuna 123, 128

b. Latar waktu 1) Malam hari 1, 3, 87, 95, 199,

243

2) Pagi hari 19, 33, 71, 131

3) Siang hari 46

4) Hari minggu 70

c. Latar Suasana 1) Bising 164-165, 165

2) Hujan 135, 202

3) Panik 168, 169

d. Latar Sosial 1) Bahasa 9, 13, 17, 48

2) Adat istiadat dan

kepercayaan 13, 71, 73

3) Pandangan hidup

tokoh 3, 177

5. Sudut Pandang Orang ketiga serba tahu 3, 9

6. Amanat

Pilihlah cinta sesuai

standar iman, bukan

sekedar fisik, jabatan,

dan harta semata.

Jalanilah hari-hari cinta

itu dengan hiasan Al-

Qura‟an dan sunnah

sepanjang waktu.

3, 360

Page 56: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

44

2. Nilai Moral Novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Seperti halnya sajian data unsur intrinsik, data nilai moral novel

Perjalanan Menuju Langit disajikan dalam bentuk tabel. Pada tabel di

bawah ini, disajikan data nilai moral novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji adalah (1) hubungan manusia dengan Tuhan,

(2) hubungan manusia dengan diri sendiri, dan (3) hubungan manusia

dengan manusia.

Tabel 4.2

Nilai Moral Novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad Muhsin

Lahajji

No. Nilai moral Data Penyajian data

1. Hubungan manusia

dengan Tuhan

a. Salat 186, 187, 257, 280

b. Berdoa 99, 183, 265, 280

c. Zikir 3, 186, 334

d. Bersyukur 3, 186, 243, 279, 282

2. Hubungan manusia

dengan diri sendiri

a. Jujur 51, 255

b. Disiplin 20, 146

c. Rasa ingin tahu 19, 30, 35, 163

3. Hubungan manusia

dengan manusia

a. Menghargai prestasi

orang lain

33, 34, 35

b. Bersahabat/

komunikatif

17, 35, 41, 53

c. Peduli sosial 80-81, 84, 171

3. Skenario Pembelajaran Novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin di SMA

Skenario pembelajaran sastra di SMA dengan materi nilai moral

dalam novel Perjalanan Menuju Langit berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut.

Page 57: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

45

Tabel 4.3

Skenario Pembelajaran Novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin Lahajji

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/ Semester XI (sebelas) II (dua)

Alokasi waktu Deskripsi

a. Standar Kompetensi Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel

Indonesia/novel terjemahan

b. Kompetensi Dasar 7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik novel indonesia/terjemahan

c. Indikator a. mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik

novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji;

b. mampu menganalisis nilai moral yang meliputi

nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan,

manusia dengan diri sendiri, dan manusia

dengan manusia novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji;

d. Tujuan Pembelajaran a. mampu menganalisis nilai moral yang

meliputi nilai moral hubungan manusia

dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri,

dan manusia dengan manusia novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji;

b. siswa dapat menganalisis nilai moral yang

meliputi nilai moral hubungan manusia

dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri,

dan manusia dengan manusia novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji;

e. Materi Pembelajaran Naskah novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji yang dibahas adalah

unsur-unsur intrinsik dan nilai moral novel

tersebut.

f. Metode

Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

d. Penugasan

Page 58: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

46

g. Langkah-Langkah

Pembelajaran

Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45

menit

a. Kegiatan Awal

1) Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa bersama;

2) Guru menjelaskan tujuan dan manfaat

pembelajaran serta memotivasi siswa

dengan mengarahkan pada situasi

pembelajaran

b. Kegiatan Inti

1) Guru menerangkan tentang unsur intrinsik

dan nilai moral yang terdapat dalam karya

sastra

2) Guru bertanya jawab dengan siswa

berkaitan denga unsur intrinsik dan nilai

moral dalam sastra

3) Guru membagi kelompok berdasarkan

jumlah siswa dan membagi tugas kepada

masing-masing kelompok

4) Guru mengajak siswa membaca membaca

novel Perjalanan Menuju Langit (membaca

novel memerlukan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu guru meminta siswa untuk

melanjutkan membaca di luar jam sekolah)

c. Kegiatan Akhir

1) Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan

membaca dan menyelesaikan tugas

kelompok di luar jam sekolah

2) Guru menutup pembelajaran dengan salam

penutup

Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45

menit

a. Kegitan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama

b) Guru mengulas kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dengan memberi-

kan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

b. Kegiatan Inti

a) Guru mengecek kembali apakah tugas

siswa sudah diselesaikan oleh masing-

masing kelompok

b) Guru meminta masing-masing kelompok

mempesentasikan hasil diskusinya dan

kelompok lain menanggapi

Page 59: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

47

c. Kegiatan Akhir

1) Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilaksanakan

2) Guru memberikan evaluasi

3) Guru menutup pembelajaran dengan salam

h. Sumber Belajar a. Novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji

b. Buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan

Nurgiyantoro

c. Modul Bahasa Indonesia kelas XI

i. Media Pembelajaran LCD, laptop, program power point

j. Nilai Karakter

Bangsa

a. Jujur

b. Disiplin

c. Kreatif

d. Rasa ingin tahu

e. Tanggung jawab

f. Mandiri

g. Kerja keras

h. Cinta tanah air

k. Penilaian a. Aspek kognitif: tes esai yang menuntut siswa

untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk

uraian dengan menggunakan bahasa sendiri.

b. Aspek afektif: penilaian yang diperoleh dari

perilaku siswa dalam proses pembelajaran,

seperti sikap saat mengikuti diskusi kelompok,

sikap bertanya, dan aktivitas lainnya.

c. Aspek psikomotorik: penilaian yang

dikaitkan dengan keterampilan berbahasa

yakni menulis, yang diperoleh dengan tugas

proyek untuk membuat tulisan analisis sastra

terkait dengan materi pembelajaran yang

telah dilakukan

B. Pembahasan Data

Sesuai dengan data yang telah disajikan pada subbab sebelumnya, pada

bagian ini dibahas data-data tersebut. Pembahasan meliputi: (1) unsur intrinsik

novel Perjalanan Menuju Langit, (2) nilai moral dalam novel Perjalanan

Menuju Langit, dan (3) skenario pembelajaran novel Perjalanan Menuju

Langit di SMA.

Page 60: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

48

1. Unsur Intrinsik Novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Unsur intrinsik novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji meliputi: tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut

pandang, dan amanat. Di bawah ini diuraikan unsur-unsur pembangun novel

Perjalanan Menuju Langit.

a. Tema

Tema adalah gagasan, ide, pilihan utama yang mendasari suatu karya

sastra. Tema yang terdapat pada novel dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah makna pokok yang

menjadi dasar atau gagasan dasar suatu karya sastra. Tema mayor

ditentukan dengan cara menentukan persoalan yang paling menonjol

dalam cerita. Tema minor adalah makna yang hanya terdapat pada bagian-

bagian tertentu cerita atau dapat diidentifikasikan sebagai makna

tambahan. Di bawah ini disajikan pembahasan data mengenai tema dalam

novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji.

1) Tema Minor

Tema minor adalah tema-tema tambahan atau tema sampingan

dari tema mayor. Tema minor ini sering disebut sebagai permasalah-

an dalam sebuah cerita. Dalam novel Perjalanan Menuju langit ada

beberapa tema minor atau yang mengacu dalam tema mayor sebagai

berikut.

Page 61: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

49

a) Percintaan

Alfi yang memiliki wajah yang tampan, putih bersih, dan

menawan. Perasaan cinta Alfi muncul disaat ia tumbuh dewasa

dan mulai mengenal lawan jenisnya. Hal ini terlihat pada kutipan

di bawah ini.

“Bahwa betapa ia mencintai istrinya, betapa bersangatan

cintanya, betapa memabukkan cintanya. Rasanya adalahsuatu

hal yang wajar jika seorang lelaki begitumencintai istrinya

layaknya Adam yang merana karena berpisah dengan Hawa,

Rasul Muhammad yang pilu di tinggal Khadijah.”

(PMJ:5)

Dari kutipan di atas, terlihat ketika Alfi mengungkapkan

perasaannya yang selama ini ia pendam untuk Bu Fitria walaupun

hanya di dalam hatinya, guru bahasa Inggris yang menjadi idola

di hati Alfi. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Alfi selalu tersenyum merona sama seperti anak laki-laki

lainnya saat mengikuti mata pelajaran bahasa inggris.

Alasannya adalah karena paras cantik Sang Guru serta

suaranya yang syahdu membuat Alfi terbuai-buai di terpa

angin Guguok Cubodak. Buk Fitria namanya guru

mempesona itu yang selalu mereka bisiki saat ia menghadap

ke papan tulis. Guru tercantik di SMA Guguok Cubodak

bahkan dialah guru tercantik se Sawahlunto versi Alfi cs.

Sang perawan berkulit putih mulus yang membuat betah

mereka yang selalu kena hukuman berupa cubitan diperut

karena tak membuat tugas.” (PML:19)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi sangat mengidolakan

sosok Bu Fitria Guru Bahasa Inggris di sekolahnya. Alfi menyimpan

rasa kepada Guru tercantik di sekolahnya itu. Tema percintaan juga

terlihat dalan kutipan berikut.

Page 62: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

50

“Alfi suka pada Lia, tapi ia tak pernah berfikiran akan

menyatakan bahwa jika ia mengajarkan Lia pelajaran sejarah

ia berhak mendapatkannya. Alfi hanya ingin memastikan

kalau tak terjadi apa-apa pada Lia Alfi berfikir dan khawatir,

mungkin saja Lia dipaksa seseorang untuk menjauhi dirinya.

Hanya saja Alfi lah yang terlalu stupid tak memahami bahasa

tubuh, bahwa Lia hanya memanfaatkan dirinya.”

(PML:42)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa sosok Alfi mulai

menunjukan rasa ketertarikan kepada lawan jenis, Aulia Wipogso

adalah gadis pertama yang ia taksir di bangku sekolah. Tema

percintaan juga masih terlihat pada kutipan berikut ini.

“Setelah makan ia berencana akan mengajak Tila nongkrong

di pinggir kanal besar yang ada di sisi kiri mall. Disanalah

tempat yang paling tepat untuk menyatakan cintanya kepada

Tila yang selama ini ia pendam. Akan romantis jika ia

berhasil mengulur waktu hingga matahari memerah

menandakan akan terbenam. Bertambah amboy rasanya alam

khayal tersebut jika ketika Alfi mengungkapkan cinta yang

disambut suka cita oleh Tila dengan mengatakan “Ya, aku

juga cinta padamu”, langit memerah dan kelam menandakan

malam telah tiba. “Sungguh romantis…” Khayal Alfi sembari

tersenyum pada diri sendiri di depan kaca ketika ia menyisir

rambut.”

(PML:159)

Perasaan cinta Alfi muncul kepada Atila Reina, gadis cantik

dan baik yang menjadi malaikat penolong Alfi di saat ia terpuruk

sakit tanpa ada yang perduli dengan keadaan dirinya di waktu itu.

Tema percintaan juga masih terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Walaupun Alfi setelah berbulan madu dari Sawahlunto dan

kini ia kembali tinggal bersamaistrinya Ainun di Padang, tapi

hari-hari cinta itu tetap sama, terasa manis, penuh warna,

penuh makna. Langit indah di atas kepala seakan-akan

bergerak dari Sawahlunto hingga ke Padang untuk menaungi

mereka. Hari-hari cinta itu tak mengubah apapun selain

gairah hidup yang meletup-letup bagai kawah merapi, harum

Page 63: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

51

semerbak wangi menusuk hidung khayalan mereka bagai di

hembuskan oleh bumi.”

(PML:292)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi dan Ainun sudah resmi

menjadi sepasang suami istri yang bahagia. Hari-hari penuh warna

mereka nikmati setiap hari yang dihiasi oleh indahnya cinta yang

suci.

b) Persahabatan

Tema persahabatan pada novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji yaitu persahabatan antara Alfi

dengan Ade Siska atau Dede. Dede merupakan sahabat yang

sangat dekat dengan Alfi dari kecil. Hal ini terlihat pada kutipan

di bawah ini.

“Dede adalah teman sepermainan Alfi sejak SD. Nama

lengkapnya Ade Siska. Terkadang Alfi sering mencandainya

kalau sebaiknya ia di panggil Siska saja. Dan rambutnya yang

selalu panjang itu sebaiknya di kuncir, agar ia lebih mirip

dengan wanita dengan inisial S di depannya. Sifat mereka

sebelas-dua belas, bak boruok jo cigak.”

(PML:17) Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Dede adalah teman

sepermainan Alfi sejak ia masih Sekolah Dasar. Sifat mereka

berdua memiliki sifat yang sama.

“Alfi kembali berkawan dengan Dede karena rindu yang tak

tertahankan. Begitulah anak-anak, sudah bertengakar

berkawan lagi. Dede tak lagi berteman dengan Nanda, “Dia

itu menyebalkan, makannya banyak” Keluh Dede. Sementara

Alfi tak meneruskan kontrak persahabatannya dengan Amir

karena ada perbedaan antara visi misi kehidupan diantara

mereka.”

(PML:53)

Page 64: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

52

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa sahabat yang

baik adalah sahabat yang selalu dekat dengan kita. Walaupun

terjadi perselisihan paham tetapi sahabat sejati tidak akan pisah

selamanya.

Berdasarkan masalah-masalah di atas, dapat disimpulkan

bahwa semua masalah tersebut menjadi satu kesatuan tema dalam

novel Perjalanan Menuju Langit adalah sebuah percintaan dan

persahabatan dalam menjalani kehidupan, sebab di dalam

kehidupan pasti banyak mengalami masalah yang silih berganti.

2) Tema Mayor

Tema mayor yaitu rangkuman atau kesimpulan dari tema minor.

Dalam novel tersebut tema mayornya adalah gabungan dari tema

minor yaitu percintaan dan persahabatan. Berdasarkan dua tema minor

di atas, tema mayor novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji tersebut yaitu perjalanan hiduup dalam

menghadapi masalah-masalah kehidupan yang silih berganti di alami

tokoh utama.

b. Tokoh dan Penokohan

Novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji memiliki banyak tokoh sehingga penulis membagi tokoh menjadi

dua macam, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Penggunaan

pembagian tokoh tersebut juga bertujuan untuk memudahkan dan

membedakan mana tokoh yang perlu mendapat perhatian khusus serta

Page 65: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

53

didasarkan pada seberapa jauh keterlibatan tokoh dalam jalinan cerita.

Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah

cerita dibedakan menjadi dua, yaitu: tokoh utama dan tokoh tambahan.

a) Tokoh utama dalam novel Perjalanan Menuju Langit yaitu Alfi

Rahmat. Kemunculannya memegang peranan penting dan mem-

pengaruhi alur cerita. Tokoh tersebut juga berhubungan dengan tokoh-

tokoh lainnya.

b) Tokoh tambahan yang terdapat pada dalam novel Perjalanan Menuju

Langit yaitu Ardi, Ade Siska, Atila Reina, Ainun, Muthmainah, Om

Akmal, Etek Leli, Etek Vina, Aulia Wipogso, Ipung, Gusrial dan

Amir. Tokoh-tokoh tersebut merupakan tokoh tambahan karena tokoh

yang pemunculannya hanya sebagai pelengkap bagi tokoh utama saja.

Namun, kehadiran tokoh tambahan ini sangat mempengaruhi adegan-

adegan yang dilakukan oleh tokoh utama.

Berdasarkan peranannya dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh

utama dan tokoh tambahan.

1) Tokoh Utama

Tokoh utama dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji adalah Alfi.

Alfi adalah seorang pemuda yang sangat taat beribadah, pantang

menyerah, pandai, tanpan, jujur, dan selalu berpasrah diri dengan

keadaan apapun yang dialaminya. Hal ini terlihat pada kutipan di

bawah ini.

Page 66: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

54

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat Tuhan tersebut.

Senantiasa bertasbih memuji Sang Pencipta bulan, pencipta

alam. Pencipta manusia itu sendiri. Tak henti-hentinya ia

mengucapkan Subhanallah, maha suci Allah sedari tadi ia

bertahajjud di sepertiga malam.”

(PML:3)

Berdasarkan kutipan di aas terlihat bahwa Alf adalah orang yang

mensyukuri nikmat Tuhan, ia tak henti hentinya memanjatkan

syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa

“Alfi menendang-nendang dengan kecepatan penuh kearah atas.

Entah mengapa gerakannya serasa begitu lamban. Ia berusaha ke

permukaan dengan sekuat tenaga, karena dari tadi telah

meminum banyak air. Dadanya mulai sesak, tapi tetap saja

mencapai permukaan terasa sangat jauh.”

(PML:11)

Berdasarkan kutipan di atas, Alfi terlihat panik saat ia mulai

tenggelam dan meminum banyak air. Ia berusaha sekuat tenaga agar

tidak tenggelam, tetapi tetap saja ia tenggelam di sungai.

“Mohon maaf Lia, toko kami telah banyak bekerja sama dengan

perusahaan-perusahaan di Padang, Alhamdulillah kami bisa

memberikan harga yang lebih murah dibanding yang lain, salah

satunya karena kami langsung memesan perangkat komputer

dari Singapura dan Malaysia. Namun kami tidak pernah

memberikan harga yang seperti Lia sampaikan di awal kepada

karyawan saya. Memang banyak beberapa agen dari beberapa

perusahaan meminta tips dengan merubah nominal harga yang

tertera di kwitansi, tapi mohon maaf kami tidak bisa

memberikannya” Sebelum Alfi keluar tadi rupanya Ipung sudah

menjelaskan kepadanya keinginan Lia tersebut.”

(PML:255)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi menolak atas apa yang

diminta oleh Lia. Ia tidak pernah memberikan harga seperti yang Lia

sampaikan di awal kepada karyawannya.

Page 67: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

55

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bagaimana watak Alfi

dalam kehidupannya sehari hari. Ia adalah pemuda yang baik, jujur,

taat dalam beribadah, serta gigih dalam perjuangannya. Sehingga ia

sekarang menjadi seorang boss di toko komputer miliknya.

2) Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji, yaitu Ardi, Ade Siska (Dede),

Murni Azizah, Atila Reina, Ainun, Muthmainah, Om Akmal, Etek Leli,

Etek Vina, Aulia Wipogso, Ipung, Gusrial, dan Amir. Tokoh-tokoh

tersebut merupakan tokoh tambahan karena tokoh yang pemunculannya

hanya sebagai pelengkap bagi tokoh utama saja. Namun, kehadiran tokoh

tambahan ini sangat mempengaruhi adegan-adegan yang dilakukan oleh

tokoh utama.

a) Ardi

Ardi adalah sosok teman yang baik bagi Alfi, dia mem-

puanyai sifat suka menolong dan baik hati membantu Alfi. Hal ini

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Adalah Ardi orang yang pertama kali mengajarkan Alfi

berenang dan membawa sampan. Seorang guru hebat yang telah

mengajarkan salah satu keahlian yang di sunnahkan bagi setiap

muslimin oleh Rasul Allah, yaitu berenang. Ardi punya metode

tersendiri dalam mengajarkan Alfi. Yaitu dengan mendorong-

nya ke lubuk hingga ia tenggelam dan meminum banyak air.

Tangisnya pecah setelah Ardi menyelamatkannya.”

(PML:9)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Ardi memiliki sifat yang

baik hati dan suka menolong ketika ia mengajari Alfi berenang di

Page 68: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

56

sungai Ombilin. Sifat baik Ardi juga terlihat pada kutipan di bawah

ini.

“Nah setelah kamu berhenti menangis, cobalah lompat

kembali kelubuk itu dan buktikan bahwa aku telah berbuat

baik” kata Ardi terus tertawa

“Gila kau, gila kau, hik....hik....hik”

“Ee... tidak percaya, jika kamu ingin bisa berenang kamu

harus tenggelam dulu. Jika kamu ingin berhasil, kamu harus

mencoba dulu kegagalan, agar tahu bagaimana manisnya

sebuah keberhasilan.”

(PML:10)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Ardi adalah orang yang

pertama kali mengajari Alfi berenang. Ia membawa alfi ke tengah

sungai kemudian ia melepaskannya sehingga Alfi tenggelam

sampai akhirnya Alfi bisa berenang sendiri ketepi sungai.

Berdasarkan kutipan kutipan diatas, dapat disimpulkan

bagaimana watak dan sifat dari yang dimiliki oleh Ardi yaitu suka

menolong dan baik hati membantu mengajari Alfi berenang di

sungai Ombilin.

b) Ade Siska

Ade Siska adalah teman sekaligus sahabat Alfi dari kecil. Dia

memiliki sifat yang baik, suka menolong dan memiliki sifat yang

sedikit jail. Ade Siska lah yang selalu bermain bersama sama

dengan Alfi diwaktu masih sekolah dulu. Hal ini terlihat dalam

kutipan di bawah ini.

“Tanpa peri kemanusiaan malah Dede menjahili Alfi dengan

bernyanyi di dekatnya “Hancur sudah hatiku, gadis pujaanku di

ambil orang” Sendal terbang segera hinggap di keningnya.”

(PML:38)

Page 69: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

57

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Dede menjaili Alfi

dengan cara menyanyi di dekat telinga Alfi. Dede menyanyikan

lagu yang artinya putus cinta.

“Dasar wa'ang tak suka melihat teman senang” Keluh Alfi

terhadap sifat Dede yang sok idealis “Cemburu wa'ang rupa-

rupanya” Tambah Alfi “Ini lebih dari cemburu Al, aku

sedang menyelamatkanmu dari tsunami cinta, musibah besar

yang tak kan kau sangka-sangka kedatangannya.”

(PML:41)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwaAde Siska adalah sahabat

Alfi. Ade Siska menasehati Alfi agar ia tidak terperangkap dalam

rayuan Lia, gadis cantik yang akan memanfaatkan kepandaian Alfi

dalam pelajaran sejarah.

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan

bagaimana watak dari seorang Ade Siska yang memiliki sifat

sedikit jail namun sebenarnya baik hati. Ade Siska lah yang selalu

bermain bersama sama dengan Alfi dimasa sekolah dulu.

c) Atila Reina

Atila Reina adalah seorang gadis berparas cantik, manis dan

suka menolong Alfi. Atila lah yang membuat Alfi berubah menjadi

rajin dan semangat untuk berjuang menjalani kehidupannya, Atila

juga yang menolong Alfi ketia ia pingsan di kamar kostnya. Hal ini

terlihat pada kutipan di bawah ini.

„„Orang-orang sering memanggilnya Tila. Ia memang begitu

mudah dikenal karena sifat ramahnya kepada setiap orang. Ia

mengenakan jilbab, walaupun pakaiannya masih mirip

dengan pakaian Kak Shanti, pacarnya Bang Tedi. Hanya saja

Page 70: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

58

parfum yang dipakainya tidak begitu tajam. Cukup wangi,

namun tidak terlalu.”

(PML:134)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Tila memiliki

sifat yang ramah dan cantik walaupun pakaiannya masih seperti

kak Shanti. Namun Tila masih sedikit lebih sopan dibandingkan

lainnya.

“Alhamdulillah kamu sudah sadar Al” sapa Tila sambil

tersenyum. Senyuman yang biasa ia lihat di kampus.

Senyuman khas seorang Tila. Dan tak lupa bibirnya yang

berwarna pink. Alfi membalas sapaan Tila dengan senyuman

pula. Namun lidahnya masih kelu ketika hendak menyapa Tila.

“Aa…Apakah kamu yang…..?” Sebenarnya Alfi memang

tidak sanggup untuk berucap sepatah katapun. Namun ia

memaksakan diri sebagai tanda terimakasih kepada orang

yang telah membantunya sebelum pembicaraannya itu

dipotong oleh Tila “Memang aku yang membawamu kesini.

Aku menemukan kamu tergeletak dikamar dengan keadaan

yang mengkhawatirkan” sambil mengangkat alis dan bahu.”

(PML:139)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Atila Reina memiliki sifat

yang baik dan suka menolong Alfi disaat ia sedang sakit. Sifat baik

dan suka menolong dari Atila Reina juga terlihat dalam kutipan di

bawah ini.

“Oh ya Tila, boleh aku minta tolong sama kamu”

“Kamu tenang saja. Untuk biaya pengobatan pakai uangku

saja dulu” Jawab Tila dengan senyumannya yang khas sambil

mengangkat bahu.

“Tila kamu baik sekali, bagaimana aku bisa membalas ini

semua..?”

“Ah, tidak apa-apa, yang penting kamu sekarang

istirahat dan makan obat ini” Menyodorkan obat yang ada di

atas lemari kecil. Tila tidak bisa menyembunyikan perasaan

malunya disebabkan pujian Alfi itu. Pipinya merona

kemerah-merahan, kepalanya sedikit dimerengkan ke bahu.”

(PML:142)

Page 71: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

59

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Tila yang membayar

biaya pengobatan disaat Alfi sedang sakit. Tila tidak dapat

menyembunyikan perasaan malunya ketia ia di puji oleh Alfi.

Hampir dua minggu Alfi tidak masuk kuliah. Untung Tila

memintakan izin kepada dosen yang mengajar, sehingga ia

tidak dianggap alfa. “Tila memang wanita yang luar biasa”,

Pikir Alfi. Tila benar-benar malaikat baginya. Ia datang

tanpa ada yang meminta. Datang sebagai malaikat

penyelamat.” (PML:145)

Dari kutipan di atas, terlihat beberapa sifat baik yang

dimiliki oleh Atile Reina disaat Alfi sedang sakit yaitu mengurus

izin kepada dosen yang mengajar.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

watak dan sifat yang dimiliki dari Atila Reina yaitu baik hati dan

suka menolong Alfi. Gadis berparas cantik yang membuat Alfi

berubah menjadi semangat dalam menjalani kehidupannya.

d) Ainun

Ainun adalah seorang hafidzah yang Alfi kenal ketika sedang

berada di dalam bis, gadis cantik, baik, sabar, alim serta sholehah

itu akhirnya menjadi istri Alfi.. Hal ini terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Kesabaran luar biasa yang dipancarkan Ainun, membuat Alfi semakin takjub terhadapnya. Rasanya, sebuah kemungkinan yang tak mungkin, bahwa ada seseorang yang memiliki keteguhan hati dengan kesabaran yang luar biasa ketika ujian itu menggoda batin dan perasaan. Beda dengan apa yang Alfi tumpahkan ketika kedua orang tua angkatnya Amak Mia dan Apak Irzal meninggal. Ia begitu remuk redam dan hanyut terbawa arus kesedihan yang deras, menghempaskannya ke karang ujian yang penuh dengan kesengsaraan.” (PML:175)

Page 72: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

60

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Ainun memiliki sifat

yang luar biasa ketia ia mendapat ujian yang menggoda batin dan

perasaannya. Berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh Alfi.

“Aku kagum padanya” Bisik ketulusan terlepas begitu saja

dari lidah Alfi. Bisikan kagum kepada Ainun Sang Wanita

Penghafal Qur‟an. Bisikan yang bisa disebut sebagai bisikan

cinta. Ia bagaikan seorang anak desa yang tiba-tiba berada di

kota metropolitan yang dihiasi oleh gedung-gedung pencakar

langit, begitulah posisinya ketika hatinya bertemu dengan

nuansa hati yang dimiliki oleh gadis penghafal Al Qur‟an

yang bernama Ainun.”

(PML:177)

Dari kutipan di atas, terlihat Alfi takjub pada kesabaran

Ainun ketika ayah nya meninggal dunia. Alfi juga takjub pada

gadis penghafal Al Qur‟an tersebut sehingga ia menaruh hati pada

Ainun

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

watak dan sifat yang dimiliki oleh seorang Ainun. Ainun begitu

sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan yang menimpanya.

Ainun juga seorang hafidzah, alim serta sholehah sehingga Alfi

pun jatuh cinta dengannya.

e) Muthmainah

Muthmainah adalah wanita yang meiliki berparas cantik,

baik, alim serta sholehah. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Api taqwa di hati Muthmainnah membara. Ia bertekad

dengan sepenuh hati bahwa dalam setahun InsyaAllah akan

berusaha mengkhatamkan hafalan Qur‟an, tentunya dengan

beberapa trikyang di berikan Ainun dalam menghafal Qur‟an.

Agar lebih fokus, Muthmainnah mengikuti program

Page 73: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

61

pendidikan bahasa Arab selama setahun dan tinggal di asrama

atau pondokan dekat kampusnya.”

(PML:300)

Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bagaimana kemamuan

keras dari Mutmainah dalam keinginannya menghafalkan Al-Qur‟an.

Agar lebih fokus ia pun mengikuti program selama setahun di

pondokan.

“Entah mengapa Muthmainnah begitu meresapi keadaan

Alfi itu, tak seperti Neni yang ikut prihatin, tapi tak sebesar

itu perasaannya melihat keadaan Alfi, apalagi bau busuk

Alfi membuyarkan pikirannya. Tatapan tajam penuh rasa

iba dari Muthmainnah menyimpulkan seakanakan

Muthmainnah pernah mengenal Alfi begitu dekat. Padahal

seseorang yang bernama Muthmainnah tak pernah ada

dalam kamus persahabatan Alfi. Nama Muthmainnah hanya

sekali ia dengar dari mendiang istrinya.”

(PML:318)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Muthmainah adalah orang

yang baik hati, peduli akan keadaan disaat Alfi sedang mengalami

cobaan hidup dan dirawat di rumah sakit.

Bersadarkan kutipan kutipan di atas, dapat disimpulkan

bagaimana watak yang dimiki oleh tokoh Mutmainah yaitu cantik,

alim, serta sholehah. Wajar kalau Alfi menyimpan perasaan kepada

Mutmainah yang juga seorang Hafidzah tersebut.

f) Om Akmal

Om Akmal adalah adik dari ayah tiri Alfi, beliau meiliki sifat

yang baik hati, tanggung jawab serta perduli akan keadaan dan

masa depan. Hal ini terlihat dari kutipan berikut ini.

Page 74: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

62

“Setelah berbincang-bincang dengan majelis guru, barulah Alfi

boleh kembali ke ruangan. Om Akmal berjanji akan menebus

seluruh kerugian sekolah, mengecat ulang seluruhnya.”

(PML:53)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa om Akmal bersedia untuk

menanggu dan mengganti kerugian yang di alami oleh sekolah. Om

Akmal akan menanggung semua biaya pengecatan ulang

seluruhnya.

“Om Akmal dan Etek Leli bukannya orang yang tak tahu

berterima kasih. Sejak ia sukses dengan CV nya di bisnis

batu bara, mereka membantu seluruh saudaranya yang lain.

Om Akmal membantu Mak Dang Bakri pada usaha jahitnya

dengan membuatkan kedai baru disertai seluruh kelengkapan

jahit. Membantu membangun kedai nasi Mak Etek Jun, dan

membantu Om Rus, suami Etek Vina dalam usaha bengkel.”

(PML:56)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Om Akmal memiliki sifat

yang baik serta tanggung jawab. Sifat baik dan tanggung jawab

dari Om Akmal lainnya juga terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Om Akmal tidak mengantar mereka keluar. Ia tetap berdiri di

dekat Alfi. Kemudian duduk di sebelah kanan Alfi sambil

menatapnya dalam-dalam. Ia seperti akan mengatakan sesuatu.

“Maafkan perlakuan Mak Etek Jun dan Etek Vina terhadap

kamu, mereka sedang kalap, nanti mereka akan sadar sendiri

dengan perbuatannya itu” bujuk Om Akmal.”

(PML:114) Dari kutiapan di atas, terlihat bahwa om Akmal berbicara

kepada Alfi. Ia meminta maaf kepada Alfi atas perlakuan Mak Etek

Jun dan Etek Vina karena mereka sedang kalap.

“Di akhir pembicaraan Om Akmal menasehati Alfi

“Nah, masa depan kamu ada ditangan kamu. Kalau kamu

ingin berhasil belajarlah dengan giat, jangan mudah

terpengaruh oleh lingkungan. Carilah kawan yang baik-baik,

Page 75: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

63

jauhi mereka yang suka huru-hara. Kami berharap kamu

kelak menjadi anak yang beruntung dan sukses. Yang lebih

penting kamu harus tetap pulang kerumah meskipun kamu

tinggal di Padang semampu yang kamu bisa”.

(PML:116)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Om Akmal sangat peduli

dengan Alfi. Ia menasehati Alfi agar serius dalam kuliahnya dan

hati hati dalam memilih kawan, karna masa depan Alfi ada di

tangannya sendiri.

Berdasarkan beberapa kutipan di atas, dapan disimpulkan

bagaimana sifat dan watak yang dimiliki oleh seorang om Akmal.

Ia adalah adik dari ayah tiri Alfi. Om Akmal memiliki sifat yang

baik hati dan perduli kepada Alfi serta tanggung jawab akan

keadaan dan masa depan Alfi.

g) Etek Leli

Etek Leli adalah istri dari Om Akmal adik dari ayah tiri Alfi.

Etek Leli mempunyai sifat yang baik, suka membantu seperti Om

Akmal suaminya. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.

“Akhirnya Om Akmal dan Etek Leli pasrah Tapi mereka

punya cara lain membantu Amak dan Apak. Mereka sering

memberi uang belanja kepada Alfi, uang sekolah Alfi. Segala

perlengkapan sekolah Alfi di fasilitasinya. Walau Amak dan

Apak melarang Alfi untuk menerima uang Om Akmal, tapi

Alfi dengan santai menjawab “rezki dak boleh di tolak Mak.”

(PML:57)

Dari kutipan di atas, terlihat bagaimana sifat baik yang

dimiliki oleh Etek Leli kepada saudara saudaranya. Salah satunya

adalah dengan membantu Mak Dang Bakri pada usaha jahitnya.

Page 76: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

64

Sifat baik dari Etek Leli juga terdapat pada beberapa kutipan

berikut ini.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

watak yang dimiliki oleh seorang Etek Leli. Etek Leli mempunyai

sifat yang baik kepada saudara saudaranya terutama kepada Alfi. Ia

suka membatu seperti suaminya om Akmal.

h) Etek Vina

Etek Vina adalah kakak dari Etek Leli istri dari Om Akmal.

Etek Vina sebernarnya mempunya sifat yang baik dan perduli

kepada Alfi, walaupun dengan cara yang sedikit keras. Hal ini

terdapat pada kutipan berikut ini.

“Apak dan amak-mu terlalu memanjakanmu,” dengan suara

sedikit berbisik Etek Vina menambahkan. Alfi terpojok, ia

tak tahu harus berbuat apa lagi. Sembari menunduk sambil

memain-mainkan jarinya dengan membuat lingkaran-

lingkaran kecil diatas pahanya ia ciut oleh kemarahan Etek

Vina. Adalah sesuatu yang lumrah bahwa Alfi tersentak oleh

kemarahan Eteknya, karena selama ini sewaktu bersama

Amak dan Apak ia tak pernha sekalipun di marahi oleh

seseorang, kecuali Bu Siswi guru kilernya.

“Nah, sekarang kami mau dengar apa ada yang ingin kamu

sampaikan? Mak Dang coba menetralkan suasana.

“Dak tau Mak”. Jawab Alfi

Keputusasaan merambah semua wajah yang ada di ruangan

itu. Sepertinya bukan itu jawaban yang mereka inginkan.

Sedang mereka semua masih diam menunggu kalau-kalau

Alfi akan mengucapkan sesuatu. Selang beberapa waktu

masih saja tidak ada sepatah katapun yang terucap oleh Alfi.

Ia masih terus menundukkan pandangan sambil memain-

mainkan jemarinya.

Wajah kerut tampak jelas di wajah Etek Vina. Ia mulai beraksi.

Ayo jawab pertanyaan Uda Bakri” Bentak Etek Vina Nafasnya

tersengal-sengal, matanya tajam menusuk kearah Alfi.

Alfi tersentak kaget dan sedikit menengadahkan kepalanya

kearah Etek Vina. Ini sudah diluar kendali, pikir Alfi. Tidak

Page 77: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

65

biasanya Etek Vina menggunakan kata Uda terhadap Mak Dang

Bakri di depan Alfi. Ia merasa terbuang, pertanyaan tersebut

bukan sekedar pertanyaan biasa antara ia dan Eteknya.”

(PML:109)

Dari kutipan di atas, terlihat bagaimana saat Alfi dimarai oleh

Etek Vina. Alfi mendapat teguran dari eteknya karena ia sangat

bengal akan kelakuannya. Alfi terbiasa dimanja oleh kedua

almarhum orang tuanya.

“Ayo jawab pertanyaan ku, Alfi ” Etek Vina maju kearah Alfi,

melepaskan pegangan Etek Leli yang dari tadi mengusap-usap

bahunya. Kembali ia mengajukan pertanyaan yang sama

kepada Alfi, kali ini ia memegang kedua kerah baju Alfi dan

mengangkat kepala Alfi yang dari tadi menunduk.

“Ayo jawab pertanyaan ku, Alfi Iswandi !!”

Para Om dan Etek lainnya tersentak dengan perlakuan Etek

Vina terhadap Alfi. Sepertinya mereka tidak suka dengan

cara kasar Etek Vina, namun mereka tidak protes dengan

kejadian itu. Tidak protes, karena mungkin saja mereka

hendak melakukan yang demikian kepada Alfi disebabkan

kekesalan mereka terhadap perilaku buruknya selama ini.

Tapi, mereka tidak berani melakukannya.”

(PML:110)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Etek Vina sedang

menasehati Alfi yang bengal dan bertindak sesuka hatinya sendiri.

Etek Vina sangan peduli dengan Alfi walaupun dengan sedikit

keras dalam menasehati Alfi.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

sifat dan watak yang dimiliki oleh Etek Vina. Walaupun sedikit

keras tapi sebenarnya Etek Vina emiliki sifat yang baik dan perduli

akan masa depan Alfi. Etek Vina menasehati agar Alfi tidak

bertindak sesuka hatinya sendiri.

Page 78: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

66

i) Aulia Wipogso

Aulia adalah teman dibangku sekolah Alfi dulu, dan mereka

bertemu kembali di saat mereka sudah dewasa. Aulia meliliki paras

yang cantik tetapi dia berhati jahat kepada Alfi. Hal ini terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Lia tahu betul bagaimana membuat Alfi merasakan dirinya

sebagai laki-laki sejati. Pelajaran sejarah adalah kesukaan

Alfi, dengan meminta tolong untuk di buatkan tugas sejarah

berarti hendak meyakinkan bahwa dia memang pandai dan

pantas di banggakan. Takkan ada yang bisa menghalanginya

kali ini untuk meyelesaikan makalah tersebut.”

(PML:40)

Dari kutipan di atas, terlihat bagaimana saat Lia berusaha

meminta tolong agar dibuatkan tugas makalah pelajaran sejarah.

Alfi memang pandai dalam pelajaran tersebut.

“Alfi kualat. Betul saja sangkaan Dede. Diakhir semester

ketika pembagian rapor, Lia tak mau lagi menemui Alfi.

Jangankan diajak jalan, disapa pun Lia tak menoleh. Entah

mengapa setiap melihat Alfi, wajah jijik yang di tampilkan

Lia membuat hancurlah harapan cinta itu. Cinta yang selama

ini dipupuk dengan pengorbanan.

Nilai sejarah Lia sembilan koma, sementara nilai sejarah Alfi

hanya enam. Karena ketika mengerjakan ujian yang

terbayang di kertas tulis itu adalah wajah Lia, tanpa sadar bel

tanda ujian selesai berbunyi. Jadilah nilai Alfi pas-pasan

sama dengan oretanoretan tak menentu dikertas ujiannya.”

(PML:41)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa sifat jahat dari Aulia

Wipogso ketika ia memanfaatkan Alfi untuk menyelesaikan tugas

makalah mata pelajaran Sejarah. Sifat jahat dari Aulia Wipogso

juga terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Page 79: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

67

“Belakangan baru tahu kalau Lia mendekati Alfi hanya

karena ingin mendapatkan nilai bagus dalam sejarah. Ia tahu

Alfi lah tempat memuaskan hasratnya itu. Lia sangat lemah

di bagian sejarah, berkat petunjuk dan bantuan Alfi dalam

memecahkan problema itu Lia berhasil bangkit dari

keterpurukannya.”

(PML:42)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Aulia Wipogso hanya

memanfaatkan Alfi untuk mengerjakan tugas tugas mata pelajaran

sejarah. Aulia tahu kalau Alfi pandai dalam pelajaran tersebut,

sehingga ia hanya memanfaatkanya.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

watak dan sifat yang dimiliki oleh seorang Aulia Wipogso. Ia

memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh Alfi dalam pelajaran

sejarah. Sungguh licik sifat yang dimiliki oleh Lia.

j) Ipung

Ipung adalah sahabat sekaligus karyawan Alfi di Toko Agung

Computer Center miliknya. Ipung memiliki sifat yang baik, amanah

serta tanggung jawab. Hal ini terdapat pada kutipan berikut ini.

“Ia bergegas menuju Ipung lalu memanggil Gusrial “Pung..,

Gus.., Uda pergi agak beberapa hari, kedai Uda percayakan

pada kalian ya!”

“Uda mau kemana?” tanya Ipung

“Sekarang Uda gak bisa bilang. Yang penting kalian jaga

kedai dengan baik, uang antum pegang saja Pung, kalau ada

keperluan, pake saja. Jangan lupa catat semua pengeluaran!”

“Ya Uda”

Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh”

salam Alfi sebelum keluar dari kedai (PML:222-223)

Page 80: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

68

Dari kutipan di atas, terlihat bagaimana saat ipung

mendapatkan mandat untuk menjaga kedai milik Alfi yang

ditinggal ke Jakarta.

Ipung dan Neni kebingungan, mereka panik. Bercampur aduk

perasaan saat ini. Disatu sisi mereka iba melihat kondisi Alfi,

tapi mereka juga sepakat dengan Gusrial. Alfi sudah kelewat

batas. Ipung coba melerai Gusrial yang mencengkram erat

kerah baju Alfi. “Cukup Gus..cukup!” mohon Ipung.”

(PML:324)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Ipung adalah orang yang

memiliki sifat amanah dan tanggung jawab atas apa yang sudah

Alfi berikan kepadanya.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

watak dan sifat yang dimiliki oleh seorang Ipung. Ia memiliki sifat

yang baik, amanah serta jujur dalam bekerja bersama Alfi.

k) Gusrial

Gusrial adalah sahabat sekaligus karyawan Alfi di Toko

Agung Computer Center sama seperti Ipung. Gusrial memiliki

sifat yang baik, amanah dan tanggung jawab. Hal ini terdapat pada

kutipan berikut ini.

“Ia bergegas menuju Ipung lalu memanggil Gusrial “Pung..,

Gus.., Uda pergi agak beberapa hari, kedai Uda percayakan

pada kalian ya!”

“Uda mau kemana?” tanya Ipung

“Sekarang Uda gak bisa bilang. Yang penting kalian jaga

kedai dengan baik, uang antum pegang saja Pung, kalau ada

keperluan, pake saja. Jangan lupa catat semua pengeluaran!”

“Ya Uda”

Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh” salam

Alfi sebelum keluar dari kedai.”

(PML:222-223)

Page 81: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

69

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Gusrial memiliki sifat

yang baik serta amanah disaat ia diberikan kepercayaan untuk

mengurus toko komputer milik Alfi. Sifat baik dan perduli dari

Gusrial kepada Alfi juga terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Uda Alfi.. sadar Da!, bangun Da!, kasihan uda seperti ini

terus, bangun Da!” Kata Gusrial sambil melap tubuh Alfi

dengan air hangat. Ketika melap tubuh Alfi, air mata Gusrial

menetes tak tertahankan, kembali ia berdoa

“Ya Allah, bantulah uda saya ini!, ampunkan dosanya,

rahmati Ia wahai Allah, Yaa Rahman, Yaa Rahiim”. Kasihan

benar Alfi pikir Gusrial. Ia ditinggal oleh istri dan anaknya.

Ia pingsan setelah mengetahui istri dan anaknya meninggal.

Tak sempat ia mengantar jenazah istri dan anaknya itu ke

tempat peristirahatan mereka untuk terakhir kalinya.”

(PML:316)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Gusrial sangat perduli

kepada Alfi, disaat Alfi sedang mengalami cobaan ditinggal mati

oleh Ainun dan anak mereka yang baru saja lahir.

Dari beberapa kutipan kutipan di atas, apat disimpulkan

bagaimana watak dan tokoh dari seorang Gusrial. Ia memiliki sifat

yang baik, amanah serta tanggung jawab atas apa yang sudah Alfi

percayakan kepadanya.

l) Amir

Amir adalah teman Alfi disaat ia duduk di bangku sekolah

dulu, Amir mimiliki watak yang cerdas dan jahat. Hal ini terlihat

pada kutipan berikut ini.

“Untuk menjaga keselamatan siswa dan guru, esoknya

kegiatan belajar-mengajar diliburkan. Entah sinting, entah

jenius yang dilakukan Amir? Yang jelas, itu sungguh diluar

alam bawah sadar Alfi.

Page 82: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

70

Cerita-punya cerita, bahwa desas desusnya, demo besar-

besaran yang terjadi setahun lalu, yang menghasilkan

terdepaknya Pak Syamsi mantan kepala sekolah SMA

Guguok yang di duga korup adalah buah karya profokator

seorang bernama Amir anak Bugis. Ia berhasil meyakinkan

seluruh siswa agar segera mendemo kepala sekolah mereka

yang korupsi. Anehnya ketika terjadi demo di depan kantor

kepala sekolah saat itu, Amir sedang menikmati mie rebus di

kantin Tek Umi.”

(PML:47-48)

Dari kutipan di atas, terlihat bagaimana kecerdasaan seorang

Amir dalam mengarang cerita tentang demo setahun lalu yang

menyebabkan Kepala Sekolah mereka di depak dari sekolah.

“Mau memarahi, tapi tak tega, tetapi jikadibiarkan, takut

ngelunjak Alfi benar-benar telah menarik perhatian seluruh

sekolah. Ia terkenal kini. Pak Arfan menghukum Alfi dengan

menyuruhnya hormat kepada bendera dan boleh selesai

hingga orang tuanya datang menjemput.

Ketika Alfi hormat pada bendera, Amir Anak Bugis

tersenyum-senyum simpul di sudut lapangan.”

(PML:52)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Amir memiliki sifat yang

jahat dan cerdas karena ia berhasil menghasut Alfi untuk

melakukan perbuatan mencoret-coret dinding kelas, sebagai

ungkapan kecewa kepada Bu Fitria.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana

watak dan perilaku yang dimiliki oleh seorang Amir. Ia berhasil

menghasut Alfi untuk melakukan erbuatan tercela di sekolahnya.

Alfi pun menuruti apa yang Amir perintahkan kepadanya.

Page 83: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

71

c. Alur

Plot adalah cerita yang berisi tentang urutan kejadian, tetapi tiap

kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat dan peristiwa satu

disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Secara

kronologis, plot terdiri dari tahap situation, generating circumtances,

rising action, climax, dan denouemen.

Novel Perjalanan Menuju Langit menggunakan alur progresif atau

alur mundur. Penceritaan di mulai dari tahap penyituasian (situation),

tahap pemunculan konflik (generating circumtances), tahap peningkatan

konflik (rising action), tahap klimaks (climax), dan tahap penyelesaian

(denounement). Berikut ini tahapan alur novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji.

1) Tahap Penyituasian

Pada tahap ini pengarang mulai memperkenalkan tempat

kejadian cerita, waktu, tokoh-tokoh cerita, dan permasalahan sebagai

sumber konflik diantara para tokoh. Awal cerita pada novel ini dimulai

saat Alfi memperkenalkan diri saat pertama masuk sekolah di SMAN

2 Sawahlunto. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Nama Alfi Rahmat” Sapa Alfi kepada semua teman-teman

kelasnya waktu pertama kali masuk sekolah di SMAN 2

Sawahlunto. Setiap siswa baru, mesti memperkenalkan diri

mereka masing-masing ke depan kelas. Lihatlah gaya culun Alfi

pada saat itu, malu-malu tak karuan, menjinjit-jinjit seperti asam

urat, dia pikir sekarang masih di SMP?

“Apa arti Alfi Rahmat itu? Tanya Sang Guru

“Alfi Rahmat itu artinya seribu rahmat Pak!” katanya malu-malu

menutup mulut.

Page 84: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

72

“Seribu kelakuan iyo tuma” Teriak Dede dari sudut bangku

belakang kelas yang diiringi teriakan cemooh seisi kelas.”

(PML:17)

Dari kutipan di atas, tahap awal novel Perjalanan Menuju

Langit benar-benar menunjukan suatu awal cerita. Bagian awal ini

memiliki fungsi penyituasian dan mampu memberikan gambaran

kepada pembaca terhadap situasi awal cerita, tokoh tokoh dalam

cerita, dan arah gerak cerita selanjutnya.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap

penyituasian terjadi di saat Alfi memperkenalkan diri pada waktu

pertama kali masuk sekolah di SMAN 2 Sawahluntho. Setiap siswa

diberikan waktu untuk memperkenalkan diri di depan kelas.

2) Tahap Pemunculan Konflik

Awal mula kemunculan perselisihan ketika Murni Azizah

membawa berita tentang Bu Fitria yang akan menikah pada minggu

depan. Berita ini telah mampu mencabik- cabik dan mengoyak hati Alfi

ketika mendengarnya. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Ini tak bisa di tolerir, Murni sungguh sangat kejam, menghimpit

Alfi dengan berita sedih tersebut tanpa kompromi dan kenal

ampun. Bahasa lugas dan tepat guna dari Murni yang

mengabarkan bahwa Bu Fitria akan menikah minggu depan

sungguh telah mampu mencabik-cabik dan mengoyak hatinya.

Apanya yang salah dengan berita yang di bawa anak tukang tenun

itu? Tak ada yang salah! Hanya Alfi begitu mengagumi Bu Fitria

guru bahasa inggrisnya. Memperhatikannya dan menjamahnya

dengan seksama dari ujung rambutnya yang tertutup jilbab hingga

ujung kukunya yang tertutup sepatu dengan segunung cinta yang

tak tampak yang ia berikan kepada Bu Fitria. Hanya Alfi begitu

memuja Bu Fitria, membanggakannya, mencintainya, mengingin-

kannya agar menjadi pacar impiannya atau mungkin jika makbul

Page 85: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

73

menjadi istrinya yang akan bersanding menggantikan pria jahat

yang telah berani melamar gadis pujaannya.”

(PML:37)

Dari kutipan di atas, menunjukan bahwa Alfi kecewa kepada

Murni Azizah yang membawa berita bahwa Bu Fitria yang ia puja

puja akan segera menikah pada minggu depan.

Berdasarkan kutipan di atas, tahapan pemunculan konflik

terjadi disaat Murni Azizah memberikan undangan kepada Alfi. Isi

undangan tersebut adalah undangan pernikahan Guru yang ia idolai di

kelas. Alfi merasa kecewa kepada murni, karena ia datang membawa

berita duka yang menyakitkan bagi Alfi.

3) Tahap Peningkatan Konflik

Pada tahap ini menceritakan tentang permasalahan yang terjadi

antara Alfi dengan keluarganya. Hal ini terlihat pada kutipan dibawah

ini.

“AKU BUKAN KELUARGA KALIAN” Pekik Alfi sambil

mencengkram tangan Etek Vina dengan kuat dan melepaskan

pegangannya dari kerah baju yang dari tadi di tarik-tarik.

Pekikan Alfi seolah-olah sebuah auman yang penuh energi yang

dilepaskan kearah Om dan Etek sehingga membuat mereka

tersentak kaget dan membelalakkan mata.

“Aku Bukan Keluarga Kalian” kembali Alfi mengulang

pernyataan dahsyat itu sambil menunjuk-nunjuk Om dan Etek.

Ia berbicara seperti orang yang setengah menagis, nafasnya

tersengal- sengal. Matanya merah, lehernya basah dipenuhi

keringat yang tiba-tiba saja muncul begitu banyak.

“Aku hanyalah anak pungut yang diambil oleh Pak Irzal dan

Amak Mia dari kedua orang tuaku, aku bukan keluarga kalian,

kalian tidak pantas berbuat kasar kepadaku!”Alfi bebicara

seperti seorang yang sedang kesetanan, tangannya kejang-kejang

kearah bawah menegaskan hal itu.

Ia merasa baikan sekarang, dengan ucapan itu ia bagaikan telah

menumpahkan sampah yang banyak yang ada di kepalanya yang

Page 86: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

74

dipendamnya selama ini. Kepalanya terasa ringan, hatinya puas,

ia merasa telah menjelaskan sesuatu pelajaran penting kepada

Om dan Etek. Bahwa mereka tidak pantas memperlakukannya

seperti ini.

Namun, kepuasan yang dimaksud Alfi tidak berlangsung lama

sampai sebuah tamparan keras mendarat di pipi kirinya. Mak

Etek Jun orang yang menampar Alfi dengan kerasnya itu,

sehingga membuat Alfi jatuh tersungkur.”

(PML:111-112)

Dari kutipan di atas, terjadi konflik antara Alfi dengan keluarganya.

Alfi mendapatkan sebuah tamparan keras dari Etek Jun yang membuat

Alfi tersungkur jatuh sampai akhirnya tidak sadarkan diri.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bagaimana tahap

peningkatan konflik yang terjadi dalam kehidupan Alfi. Ia mendapatkan

teguran berupa tamparan yang keras dari Etek Jun yang mengakibatkan a

pinsan beberapa waktu.

4) Tahap Klimaks

Anti klimaks dalam novel tersebut adalah ketika Alfi kehilangan

istri dan anaknya yang meninggal dalam proses persalinan. Ainun

meninggal karena mengalami pendarahan setelah proses persalinan,

sedangkan anak mereka meninggal dunia saat masih dalam kandungan

Ainun. Hal ini terdapat pada kutipan di bawah ini.

Ainun menutup matanya. Senyuman kecil tersungging dari

bibirnya. Ainun meregang nyawa menghembuskan nafas terakhir.

Sontak tangisan menggemuruh diruangan. Alfi memeluk erat tubuh

Ainun. Baju putih Alfi berlumuran darah terimbas pakaian Ainun.

“Sayang.. jangan tinggalkan uda, sayaaang….!” “Ya Allaaaaah…

jangan Kau ambil istriku, jangan Kau ambil anakku, Cukup!

Cukup!, Aku tak sanggup lagi. Ambil saja semua harta yang kau

titipkan padaku, aku tidak butuh, asal jangan kau ambi anak dan

istriku!” “Atau kembalikan aku ke masa-masa sulit dahulu ketika

terhimpit ujian!! Asal jangan Kau ambil istri dan anakku!”

Page 87: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

75

Beberapa saat yang lalu Alfi tengah berada di puncak kejayaan,

dipuncak kebahagiaannya. Kini, ia tengah berada di lembah

kesedihan. Istri yang ia gadang-gadangkan, yang ia

banggabanggakan pergi meninggalkannya. Pergi tak untuk

kembali. Membawa seluruh cinta Alfi, membawa buah hatinya.

Dua bidadari itu pun terbang kelangit, menemui Tuhannya yang

lebih mencintai mereka ketimbang Alfi mencintai mereka.

Pergilah wahai Fatimah anak mulia yang dijamin akan memasuki

surga Allah, bermain-main bersama Nabi Ibrahim di taman surga.

Pergilah wahai Ainun Sang Mujahidah, engkau syahid di medan

perjuanganmu ketika engkau bersusah payah menghadapi

pesakitan dalam melahirkan.

Tapi tidak bagi Alfi. Ia masih menagis menguncang-nguncang

tubuh Ainun, sejurus kemudian membelai-belai bayi mungil yang

tengah tertidur lelap, tak bernyawa. Lolongan Alfi mengiris hati

seluruh orang yang ada di ruangan itu. Perih.. perih tak tertahankan

hati olehnya. Deraian air mata berlomba-lomba meloncat dari

kelopaknya.

“Sayang..sayang.. jangan tinggalkan aku sendirian!”

“Sayang mengapa kalian pergi begitu saja?”

Sang Dokter kembali mengusap punggung Alfi. “Maafkan kami

Pak Alfi, maafkan kami..!”

Tiba-tiba Alfi mengibaskan tangan Sang Dokter dar punggungnya.

Mereka yang ada diruangan itu terkejut dengan hentakan Alfi.

Sedih bercampur bingung menyaksikan Alfi yang meronta-ronta.

“TIDAK.. TIDAAAAAAK.. TIDAAAAAAK!!!” “Ainun tidak

mati, anakku tidak mati. Mereka hanya tertidur, biarkan mereka

istirahat sebentar, nanti mereka akan bangun. Iya kan sayang??”

Alfi kembali membelai-belai wajah istri dan anaknya.” (PML:310-

311)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa keadaan semakin

menyedihkan ketika Alfi ditinggalkan kedua bidadarinya yang sangat

ia sayangi untuk selama lamanya.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulakan bahwa tahapan

klimaks yang terjadi pada saat Alfi kehilangan istri dan anaknya yang

meninggal pada proses persalinan di Rumah Sakit. Istrinya mengalami

pendarahan pada saat persalinan sedangkan anaknya sudah meninggal

saat masih di dalam kandungan.

Page 88: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

76

5) Tahap Penyelesaian

Pada akhirnya Alfi sadar dari kondisi keterpurukan setelah ia

ditinggal oleh anak serta istri tercintanya. Surat dari Mutmainah lah

yang menjadi penyemangat bagi Alfi untuk bangkit dari keterpurukan.

Hal itu dapat terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Air mata Alfi tampak meleleh. Tiba-tiba.. mata Alfi terbuka.

Bagaikan lampu-lampu di lorong-lorong Rumah Sakit yang

menyala ketika semua lorong kelam buta.

Ipung segera menyeka air matanya, mukanya berseri melihat mata

Alfi terbuka mantap.

Mereka berdua berdiri. Wajah mereka harap-harap menanti apa

yang akan terjadi selanjutnya.

Alfi mengirup udara dalam-dalam kemudian ia bangkit duduk.

Wajah Ipung dan Gusrial tambah cerah.

Alfi kembali menghirup nafas dalam-dalam. Ia menarik kabel

infuse melepaskan dari tangannya. Ipung dan Gusrial berhamburan

ke arah Alfi coba mencegah, mereka bingung apa yang sedang

dilakukan Alfi?.

“Biarkan! Biarkan aku melepasnya” Kata Alfi mantap berwibawa.

Melihat kewibawaan Alfi itu Ipung dan Gusrial surut.

Alfi kepayahan coba untuk turun dari kasur. Ipung dan Gusrial

segera membantu.

“Uda mau kemana??” Tanya mereka.

Alfi hanya diam, tetap diam berwibawa. Alfi mulai melangkah

tertatih-tatih. Ipung dan Gusrial memapahnya, kali ini mereka tak

bertanya lagi barang sepatah katapun. Segudang pertanyaan

berputar-putar liar dikepala mereka.

Gusrial kembali menyimpulkan, benar-benar sakti Si

Muthmainnah dan suratnya itu. Gusrial merasa sedikit puas karena

Alfi bangun disaat dia membacakan surat yang terakhir.”

(PML:340)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui keadaan Alfi setelah ia

mengalami cobaan cobaan yang begitu berat. Kini Alfi telah tersadar

dari masa masa keterpurukannya ketika ia ditinggal mati oleh istri

serta anaknya yang baru saja lahir. Surat dari muthmainah lah yang

menjadi penyemangat Alfi untuk bangkit dari keterpurukan.

Page 89: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

77

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap

penyelesaian dari alur cerita novel Perjalanan Menuju Langit ini

adalah ketika Alfi tersadar dari masa masa keterpurukannya saat ia

ditinggal mati oleh kedua bidadarinya. Surat dari Muthmainah lah

yang membuat Alfi sadar dari semua kejadian yang membuat ia

seperti orang gila.

d. Latar/Setting

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan

sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar

adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,

semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung. Latar terbagi ke dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) Latar

tempat, (2) Latar waktu, dan (3) Latar sosial. Untuk mendapatkan

gambaran secara lengkap mengenai unsur latar pada novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji sebagai berikut:

1) Latar Tempat

Latar tempat pada novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji antara lain:

a) Sungai Ombilin

Sungai Ombilin adalah tempat dimana Alfi menghabiskan

waktu bermain bersama sama teman teman sebayanya dulu. Hal

ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

Page 90: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

78

“Disungai Ombilin inilah Alfi menghabiskan sebagian dari

masa kecilnya bersama teman sebaya. Berenang disaat air

meluap dengan menggunakan ban dalam mobil yang disebut

benen sebagai pelampungnya. Menangkap ikan menggunakan

jala di waktu subuh, sehabis sholat, hingga waktu dhuha. Terjun

indah dari jembatan titi, jebatan yang menghubungkan Desa

Talawi dengan Desa Kolok. Terjun dari jembatan dengan

ketinggian hampir 15 Meter, membuat jantung serasa mau

copot. Mengikuti festival lomba perahu yang pemenangnya

akan mendapatkan seekor kambing bunting. Dan tentu saja

partisipasi Alfi dalam acara ini adalah sebagai penonton, jika

berdiri terlalu dekat dengan sungai akan di usir oleh panitia.”

(PML:8-9)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa sungai Ombilin

adalah tempat dimana Alfi bermain bersama teman temannya diwaktu

kecil.

b) Sawahlunto

Sawahlunto merupakan sebuah kota di Sumatra Barat yang

terkenal dengan tambangnya yaitu tambang batu bara. Hal ini

terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Sawahlunto adalah percikan-percikan surga yang tercampak

ke bumi. Disini ramah, disini aman, disini tenang, disini

indah, disini.. datanglah ke sini!, datanglah ke Sawahlunto!.

Bukanlah aie atau air Sawahlunto yang mempunyai karomah

yang membuat orang terpincut lagi terikat hatinya untuk tetap

tinggal di Sawahlunto, beranak-pinak. Tapi pengibaratan

onde-onde itulah yang membuat orang-orang rantai betah

tinggal disini, mengorbankan jiwa raga mereka untuk

Sawahlunto, muktab jika ada yang menghina Sawahlunto.

Batu bara, elok alamnya, serta lembut hati penduduknya

adalah alasan tersebut.”

(PML:16)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Sawahlunto adalah salah

satu kota di Sumatra Barat yang terkenal dengan arang atau batubara

Page 91: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

79

di Indonesia. Kota ini juga memiliki pemandangan alam yang indah

serta para penduduk yang ramah.

c) Ruang Kelas

Ruang kelas adalah tempat dimana Alfi melakukan kegiatan

belajar mengajar seperti umumnya anak sekolah lainnya. Hal ini

terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Sebelum mata pelajaran sejarah di tutup, Pak Hamdan tersenyum-senyum simpul pada seisi lokal. Mereka bertanya-tanya apa sebenarnya yang di pikirkan oleh guru tua itu yang membuat wajahnya bertambah muda agak beberapa tahun. Pak Hamdan menyeka rambutnya yang telah dipenuhi uban delapan puluh persen dari seluruh rambutnya dengan kedua tangannya Ia tampak puas karena telah berhasil membuat seisi ruangan mati kebingungan.”

(PML:26)

Dari kutipan di atas, ruang kelas menjadi tempat dimana Alfi

melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya anak

sekolah.

d) SD Talawi Hilir

SD Talawi Hilir adalah tempat Alfi menimba ilmu waktu ia

masih duduk dibangku sekolah dasar. Hal ini terdapat pada kutipan

dibawah ini.

“Baru kelas dua SD saja mereka sudah di sidang di kantor kepala sekolah SD Impres Talawi tempat mereka sekolah yang dihadiri oleh orang tua masing-masing dan Pak Tamrin Si Pemilik pohon macang yang mereka curi. Baju mereka sudah tak bisa dikatakan seragam sekolah lagi karena telah belepotan terkena getah macang. Jika terkena getah macang, baju takkan bisa bersih lagi untuk selama-lamanya, takkan ada deterjen manapun yang mampu membersihkannya, hanya satu hal yang bisa dilakukan yaitu membakarnya, atau di jadikan kain lap di kedai bakso.” (PML:18)

Page 92: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

80

Dari kutipan di atas, SD Talawi Hilir menjadi tempat dimana

Alfi menimba ilmu sewaktu ia duduk dibanku sekolah dasar.

Tempat dimana Alfi bermain dan belajar bersama teman temannya

dari kecil.

e) SMAN Sawahlunto

SMAN Sawahlunto adalah tempat dimana Alfi bersekolah

bersama teman temannya. SMAN Sawahlunto terletak di Desa Talawi

Hilir, Guguok Cubodak. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“SMAN 2 Sawahlunto termasuk kepingankepingan puzzle

kota Sawahlunto yang melengkapi keindahan kota ini.

Terletak di Desa Talawi Hilir, Guguok Cubodak tepatnya

nama tempatnya, sehingga SMAN 2 dapat juga di sebut SMA

Guguok Cubodak.”

(PML:18)

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa SMAN 2

Sawahlunto menjadi tempat dimana Alfi mengeyam bangku

pendidikan atas. Sekolah ini terletak di Desa Talawi Hilir, Guguok

Cubodak.

f) Rumah Sakit

Rumah sakit Sawahlunto adalah tempat dimana ayah dan amak

Alfi dirawat setelahh mengalami kecelakaan. Alfi merasa panik

mengetahui keadaan orang tuanya. Hal ini terlihat pada kutipan di

bawah ini.

“Suasana begitu mencekam. Gurat kekhawatiran jelas

terpampang di setiap wajah tamu yang menunggu di depan

kamar Instalasi Unit Gawat Darurat. Alfi dari tadi mondar-

mandir tak karuan. Sesekali tangannya dimasukkan kedalam

saku, lalu ia mengusap rambutnya yang berantakan.

Page 93: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

81

Terdengar desahan kekhawatiran dari mulutnya yang

senantiasa tak henti bergumam.

“Kenapa kamu tidak tidur dirumah?” Tanya etek Vina

kepadanya.

“Aku kan sudah bilang, kalau aku tadi malam pergi nonton

acara di Kandi, acaranya sampai larut malam sampai aku dak

bisa tidur di rumah” jawabnya.

“Maksud Etek, kenapa kamu tidak menghiraukan perkataan

orang tuamu kalau kamu dak boleh pergi tadi malam?”

“ Ya…ya… aku ngaku salah, tapi aku bosan dirumah. Setiap

hari kena marah melulu.”

(PML:92)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa rumah sakit menjadi

tempat dimana ayah dan amak Alfi dirawat setelah mengalami

kecelakaan.

g) Kandi

Kandi adalah sebuah nama sebuah tempat di Talawi, tepatnya

di Provinsi Sumatra Barat. Kandi merupakan tempat Alfi

menghabiskan waktu bersama teman temannya. Hal ini terlihat

pada kutipan di bawah ini.

“Tadi malam ia bergadang bersama temantemannya di Kandi.

Menghabiskan waktu semalaman suntuk. Di sana diadakan

beragam acara. Mulai dari orgen tunggal, lomba joget, pesta

kembang api dan banyak lagi. Seperti biasa, pada hari

menjelang peringatan tujuh belas Agustusan pemerintah kota

mengadakan berbagai ragam acara yang katanya untuk

menyambut peringatan hari kemerdekaan, atau lebih kurang

dapat disebut acara peringatan hari kebebasan untuk berpesta

pora. Anak-anak muda seakan hanyut oleh gemerlapan acara

tersebut.”

(PML:87)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Kandi merupakan salah

satu nama tempat di Talawi, tepatnya di Provinsi Sumatra Barat.

Page 94: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

82

Kandi juga menjadi tempat Alfi menghabiskan waktu bersama

teman temannya.

h) Kamar

Kamar adalah tempat dimana Alfi menghabiskan waktunya

sehari hari. Kamar juga digunakan sebagai tempat Alfi untuk tidur

beristirahat. Hal ini terlihat dalam kutipan di bawah ini.

“Alfi kembali memperhatikan seluruh kamar, ia melihat-lihat

poster yang menghiasi dinding kamar atau lebih tepatnya

mengotori dinding kamarnya.

“Wahai kamarku” Kata Alfi dengan suara berbisik “Aku akan

meninggalkan kalian. Aku akan meninggalkan kalian

bersama kenangan yang telah kita buat bersama. Aku akan

berangkat ke Padang tiga hari lagi.”

(PML:117)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa kamar merupakan tempat

dimana Alfi menghabiskan waktunya sehari-hari. Kamar tersebut

digunakam oleh alfi sebagai tempat untuk tidur dan beristirahat.

i) Kost Arjuna

Kost arjuna adalah tempat tinggal dimana Alfi selama kuliah

di Padang. Kost Arjuna memiliki sepulih petak kamar. Hal ini

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Kos tempat Alfi kini mukim terdiri dari beberapa petak

kamar. Seluruh petak berjumlah dua puluh petak. Posisi

kamar saling berhadaphadapan. Sepuluh petak disatu bagian

dan sepuluh petak lagi dibagian lainnya. “Merupakan bisnis

yang jitu memiliki rumah kos-kosan di sekitar kampus” Pikir

Alfi.”

(PML:123)

Page 95: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

83

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa kost arjuna adalah tempat

tinggal dimana Alfi selama kuliah di Padang. Kost Arjuna memiliki

sepulih petak kamar.

j) Masjid

Masjid adalah tempat dimana Alfi beribadah sholat dan

berzikir memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Hal ini

terlidapat pada kutipan di bawah ini.

“Alfi membuka pintu Masjid yang tak terkunci. Masjid

Muttaqin memang tak pernah dikunci, karena letaknya

disudut komplek dan biasanya keamanaannya terjamin, maka

Masjid itu tak pernah dikunci. Keputusan itu di tetapkan oleh

pengurus sehingga siapa saja yang ingin sholat di Masjid ini

dapat datang kapan saja mereka suka. Dengan keputusan ini,

sering jamaah datang dan pergi ke Masjid walaupun tengah

malam sekalipun.”

(PML:343)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa masjid adalah tempat

dimana Alfi beribadah sholat dan berzikir memohon kepada Tuhan

yang Maha Kuasa ditengah malam.

Berdasarkan kutipan kutipan di atas, dapat disimpulkan

bahwa tempat yang di gunakan dalam novel Perjalanan Menuju

Langit berada di Sawahluntho tempat kelahiran Alfi Rahmat dan

beberapa tempat lainnya. Latar tempat Sawahluntho menceritakan

kehidupan sehari-hari Alfi. Latar tempat kost Arjuna juga menjadi

tempat di mana Alfi menjalani kehidupan sehari harinya.

Page 96: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

84

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu yang terjadi

pada novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji berupa:

a) Malam Hari

Malam yang hening ketika Alfi bertahajud dan berzikir. Hal

ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Sejak tadi Alfi bertahajjud dan berzikir, ruparupanya bulan

terang yang tampak jelas dari sela jendela menggoda ia agar

keluar dan melihat dengan sebenarnya keadaan bulan yang

sempurna tampak dari pelupuk mata. Tampak jelas

permukaan bulan dari arah teras rumahnya. Bulan purnama

yang sempurna itu seakan-akan bisa di peluk dan diraih

dengan tangan atau mungkin bisa diikat dengan seutas tali

lalu di rengkuh kearah bumi ke teras rumahnya.”

(PML:3)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa malam merupakan tempat

dimana Alfi bertahajju dan berzikir memohon ampun kepada

Tuhan yang Maha Kuasa atas segala dosa dosa yang telah ia

perbuat selama ini.

b) Pagi Hari

Alfi yang sudah memulai aktifitasnya menjadi seorang siswa

di sekolah. Cahaya pagi mulai menerpa tepat di atas tas Murni

yang menyilaukan mata. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Cahaya mentari pagi menerpa tepat di atas tas Murni. Entah

apa yang ada di dalam tasnya itu sehingga memantulkan

kembali seratus persen cahaya yang jatuh diatasnya sesuai

hukum yang susah di mengerti Alfi pada pelajaran fisika.

Page 97: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

85

Salah satu pelajaran yang agak, amat kurang disenangi Alfi.”

(PML:33)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa pagi hari merupakan

waktu dimana Alfi memulai aktifitasnya sebagai seorang pelajar.

c) Hari Minggu

Hari minggu adalah hari hari yang ditunggu tunggu oleh Alfi

dan teman temannya, karena hari minggu adalah hari libur sekolah

Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Besok kan hari Minggu Bung..” teriak Alfi pada Rendra

salah seorang teman sekelasnya yang bingung mengapa Alfi

menghambur ke luar kelas, berlari tak karuan ketika bel

pertanda pulang berbunyi. Rendra sebenarnya hendak

meminjam sepatu olah raga milik Alfi, kebetulan sepatunya

basah kehujanan kemaren ketika lupa mengangkatnya setelah

di jemur.”

(PML:70)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa hari minggu merupakan

waktu yang sangat ditunggu tunggu oleh Alfi dan teman temannya.

Hari minggu merupakan hari hari libur sekolah bagi semua peserta

didik.

d) Siang Hari

Siang hari juga menjadi latar waktu dalam novel Perjalanan

Menuju Langit, yaitu ketika Amir menunjukan kebolehannya di

depan Alfi. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Siang ini Andik Amir menunjukkan kebolehannya di

hadapan Alfi. Dengan mata kepalanya sendiri Alfi

menyaksikan bagai mana seorang anak Bugis itu merekayasa

sebuah kejadian yang mengakibatkan seluruh siswa

diperbolehkan pulang lebih awal.”

(PML:46)

Page 98: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

86

Dari kutipan di atas terlihat bahwa siang hari menjadi salah

satu latar waktu dalam novel Perjalanan Menuju Langit yaitu ketika

Amir menunjukan kebolehannya di depan Alfi

Berdasarkan kutipan kutipan di atas menjelaskan bahwa

latar waktu dalam novel Perjalanan Menuju Langit adalah Malam

hari, pagi hari, hari mnggu, dan siang hari.

3) Latar Suasana

Suasana yang tergambar dalam novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji berupa:

a) Bising

Suasana bising dirasakan ketika Alfi berada di dalam bis saat

berada di kota Padang. Hal itu dapat diketahui melalui kutipan

sebagai berikut.

“Ya kak, rr…. Kkn…. Ttah…..mmm….augh….” Suara gadis

itu tak begitu kedengaran oleh Alfi, karena bisingnya bunyi

musik dan mesin bus. Selang beberapa waktu gadis berHP itu

berdiri dan bertepuk tangan dengan keras. Itu adalah cara

menghentikan bus kota.”

(PML:165)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa kebisingan yang terjadi

saat Alfi berada di dalam sebuah bis yang hendak menuju kota

Padang. Kebisingan yang timbul dari suara mesin bis dan suara

suara penumpang yang berada di dalam bis menjadi bertambah

keras kebisingannya.

Page 99: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

87

b) Hujan

Di tengah hujan yang lebat Alfi memegang kepalanya karena

sakit setelah ia dari kampus untuk mencari Tila. Hal itu dapat

diketahui melalui kutipan sebagai berikut.

“Akhirnya ia sampai dikamar setelah berjalan sempoyongan

di tengah hujan yang mulai lebat sambil memegang

kepalanya yang dari tadi sakit tak karuan, serasa mau pecah.

Alfi langsung berbaring di kasur dengan pakaian basah

kuyup. Badannya menggigil kedinginan, namun ia tetap tidak

mengganti baju karena tidak sanggup lagi berdiri. Alfi merasa

ia akan sakit parah karena badannya terasa panas dan

semakin panas.”

(PML:135)

Dari kutipan di atas, terlihat suasana hujan terjadi ketika Alfi

pulang dadi kampus untuk mencari Tila. Alfi sampai di kamar

dengan keadaan basah kuyup kedinginan dan berjalan

sempoyongan ditengah hujan.

c) Panik

Suasana panik terjadi ketika Alfi melihat gadis yang duduk

dengan wajah yang pucat di dalam bus. Alfi panik dan berteriak

tidak karu-karuan. Hal itu dapat diketahui melalui kutipan sebagai

berikut.

“Alfi panik melihat kejadian itu. Ia tak tahu harus berbuat

apa. Ia kembali melihat gadis itu yang tengah tersiksa,

wajahnya bertambah pucat seperti akan mati, matanya

berkedip-kedip dengan cepat. Alfi panik dan mulai berteriak-

teriak tak karuan “OYYY…!, OYYY…! HEEEYYY…..!,

HEEEYYY…! STOOOP….!, BERHENTI…!”

Kemudian ia berdiri dan kembali berteriak-teriak kearah supir

gila itu “OYYY…!, OYYY…!HEEEYYY…..!,

HEEEYYY…! STOOOP….!, BERHENTI…!

Ada orang mau matiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………!”

Page 100: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

88

Semua mata beralih ke arah Alfi, dan segera bus berhenti

dengan mendadak, membuat orang-orang yang berdiri sambil

bergantung sempoyongan seperti akan jatuh.

Ada orang mau matiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………!

Ada orang mau matiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………!”

Ada….!?A‟…!??A‟…!??”

Semua mata benar-benar tertuju kearah Alfi, semua

berekspresi sama. Mereka heran bingung, melihat tingkah

laku Alfi, dan hal yang sungguh mengherankan adalah gadis

yang ditunjuk-tunjuk Alfi sambil mengatakan ada orang mati

juga ikut heran melihatnya.”

(PML:168)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa kepanikan Alfi terjadi

ketika ia melihat gadis yang duduk disebelahnya pucat. Alfi panik

dan berteriak teriak tidak karuan.

4) Latar Sosial

Latar sosial berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial

masyarakat yang melingkupi cerita. Tata cara kehidupan sosial masyarakat

mencakup berbagai masalah yang cukup kompleks, meliputi bahasa,

pandangan hidup tokoh, keyakinan, cara berfikir, dan cara bersikap.

a) Bahasa

Latar tempat novel Perjalanan Menuju Langit adalah kota

Sawahlunto dan Padang. Novel ini menggunakan bahasa sehari-

hari atau bahasa tidak resmi, khususnya bahasa Minang di Talawi.

Seperti yang terlihat dalam kutipan di bawah ini.

“Satu hal yang perlu anda ketahui. Walaupun Desa Talawi

adalah salah satu desa di kota Sawahlunto yang nota benenya

bagian dari Sumatera Barat atau daerah Minang. Tapi bahasa

yang digunakan oleh orang Talawi cukup unik. Tidak seperti

biasanya bahasa di Minang, bahasa Minang di Talawi lebih

banyak menggunakan huruf O dalam kalimatnya. Contohnya

saja dalam pengucapan pai ka ma? yang berarti pergi

Page 101: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

89

kemana?, maka di Talawi orang akan berkata poi ka mano?.

Dalam bahasa Minang kelapa akan di sebut karambie, tapi di

Talawi disebut kambigh. Anda faham kan? Seperti

pengucapan huruf hijaiyyah gho. Keunikan bahasa Talawi

tidak hanya terletak pada perbedaan kalimatnya saja, tapi

juga dari cara pengucapannya yang sedikit di ayun dan

berirama. Maka, orang Talawi akan menjadi tertawaan jika ia

berada di daerah Minang lainnya jika tetap mengucapkan tata

cara bahasa Minang khas Talawi ini.”

(PML:9)

Dari kutipan di atas, bahasa yang digunakan orang Talawi

adalah bahasa minang yang sedikit berbeda dengan bahasa minang

pada umumnya. Bahasa Minang di Talawi banyak menggunakan

huruf O pada kalimatnya.

b) Adat istiadat dan kepercayaan

Adat istiadat merupakan sebagai perilaku yang turun temurun

dari generasi ke generasi sebagai warisan sehingga kuat

integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adapun adat

istiadat yang menjadi latar novel itu yaitu adat istiadat masyarakat

Minang khususnya Sawahlunto. Perhatikan kutipan berikut ini.

“Jan sampai taminum aie Sawahlunto”, maka kalian akan

senantiasa terkebat di sana untuk selama- lamanya” Kata

pituah klasik turun temurun. Tidak masuk akal memang,

bahwa air yang ada di sawahlunto mempunyai semacam

karomah yang dapat mengikat seseorang untuk betah tinggal

disini. Tapi begitulah kenyataannya. Seseorang yang telah

datang ke sini dan barangkali telah meminum airnya, maka

dapat di perkirakan sekitar 99 % ia akan kembali lagi. Belum

ada survei khusus yang dapat membuktikan pendapat ini, tapi

kenyataan bahwa praktek ilmu perdukunan masih menjamur

di Sawahlunto adalah realita.

Miris, di tengah teknologi yang tengah saling kejarmengejar,

masyarakat di sini masih saja percaya dengan hal-hal yang

berbau klenik. Seperti percaya bahwa menabrak kucing

Page 102: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

90

adalah kesialan, mencari air tujuh masjid untuk kesembuhan,

sampai berdo‟a di kuburan.”

(PML:13)

Kutipan di atas memberikan informasi mengenai adat istiadat

dan kepercayaan orang Sawahlunto. Masyarakat Sawahlunto

dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi norma-norma

agama Islam, walaupun masih percaya dengan hal hal yang berbau

klenik atau mistis, serta masih menjaga budayanya.

c) Pandangan hidup tokoh

Tokoh utama dalam novel Perjalanan Menuju Langit adalah

Alfi. Di sini peneliti mengangkat pandangan hidup tokoh utama

yaitu Alfi. Alfi merupakan sosok yang berkemauan tinggi untuk

meraih kehidupan yang lebih baik dengan selalu berpegang teguh

pada aturan-aturan agama. Melalui pandangan hidup tokohnya,

novel ini memberi motivasi dan inspirasi kepada pembaca untuk

lebih berpikiran maju dan berkepribadian baik.

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat Tuhan

tersebut. Ia senantiasa bertasbih memuji Sang Pencipta bulan,

pencipta alam. Pencipta manusia itu sendiri. Tak henti-

hentinya ia mengucapkan Subhanallah, maha suci Allah

sedari tadi ia bertahajjud di sepertiga malam. Di Talawi,

sepertinya kebiasaan Alfi untuk tertib bangun di tengah

malam di sepertiganya bersimpuh, berzikir, bertahajjud

memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang pernah

di lakukan adalah kebiasaan langka.”

(PML:3)

Kutipan di atas mengangkat pandangan hidup tokoh utama

yaitu Alfi. Alfi merupakan sosok yang berkemauan tinggi untuk

Page 103: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

91

meraih kehidupan yang lebih baik dengan selalu berpegang teguh

pada aturan-aturan agama.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa latar

sosial dalam novel Perjalanan Menuju Langit adalah tentang bahasa

yang digunakan oleh masyarakat padang khususnya Sawahluntho,

adat istiadat dan kepercayaan masyarakat Sawahluntho, dan

pandanangan hidup tokoh utama dalam novel Perjalanan Menuju

Langit yaitu Alfi Rahmat.

e. Sudut Pandang

Novel ini gaya penceritaanya menggunakan sudut orang ketiga

serba tahu yaitu seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan

tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama atau kata gantinya: ia, dia,

mereka. Narator bersifat maha tahu. Ia mengetahui berbagai hal tentang

tokoh, peristiwa, dan tindakan. Perhatikan kutipan berikut ini.

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat Tuhan tersebut. Ia

senantiasa bertasbih memuji Sang Pencipta bulan, pencipta alam.

Pencipta manusia itu sendiri. Tak henti- hentinya ia mengucapkan

Subhanallah, maha suci Allah sedari tadi ia bertahajjud di sepertiga

malam.

Di Talawi, sepertinya kebiasaan Alfi untuk tertib bangun di tengah

malam di sepertiganya bersimpuh, berzikir, bertahajjud memohon

ampun kepada Allah atas segala dosa yang pernah dilakukan

adalah kebiasaan langka. Entah dari seribu warga Talawi, apakah

ada kira-kira satu barang lima orang diantaranya bangun untuk

bertahajjud dan memohon ampun atas segala dosa yang telah

mereka lakukan.”

(PML:3)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi adalah orang yang

mensyukuri atas apa yang sudah Tuhan berikan untuk dia. Alfi terbiasa

Page 104: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

92

bangun di tengah malam untuk melakukan sholat tahajjud dan memohon

ampunan atas dosa dosa yang ia telah perbuat selama ini.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebutan

nama dan kata ganti “ia” merupakan bukti bahwa novel Perjalanan

Menuju Langit menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.

f. Amanat

Dari sebuah karya sastra dapat diangkat suatu ajaran moral, atau

pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat dalam cerita

biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan

ajaran moral tertentu. Amanat pada sebuah karya sastra ditampilkan

secara implisit (tak langsung) ataupun eksplisit (langsung). Amanat atau

nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada

nilai-nilai, sikap, tingkahlaku, dan sopan santun pergaulan yang

dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya.

Amanat yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit

adalah tentang cinta. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

“Cinta yang suci itu hanyalah cinta yang berlandaskan agama,

seperti cinta yang diajarkan Rasululloh. Karena jika cinta yang

bertolak belakang dengan cinta yang diajarkan Rasululloh, maka

bersiap-siaplah cinta itu akan menyiksanya.

Maka mulailah cinta itu dengan kecintaan kepada Allah! Awalilah

cinta-mencintai itu dengan cara yang benar seperti yang diajarkan

Rasululloh. Pilihlah cinta itu sesuai standar iman bukan sekedar

fisik, jabatan dan harta semata. Jalanilah hari-hari cinta itu dengan

hiasan Qur‟an dan sunnah sepanjang waktu!.”

(PML: 360)

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa amanat yang

terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Page 105: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

93

Muhsin Lahajji adalah pilihlah cinta sesuai standar iman, bukan sekedar

fisik, jabatan, dan harta semata. Jalanilah hari-hari cinta itu dengan

hiasan Al-Qura‟an dan sunnah sepanjang waktu. Hal itu dapat dilihat

pada kutipan di bawah ini.

2. Nilai Moral Novel Perjalanan Menuju Langit Karya Muhammad

Muhsin Lahajji

Pada dasarnya, karya sastra banyak mengandung nilai keberman-

faatan yang dapat dipelajari serta diamalkan oleh pembaca. Nilai merupakan

segala sesuatu tentang baik buruk yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal atau

hal-hal penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dengan adanya nilai,

manusia dapat merasakan kepuasan baik kepuasan lahiriah maupun batiniah.

Suatu nilai jika dihayati seseorang, akan sangat berpengaruh terhadap cara

berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak untuk mencapai tujuan hidupnya.

Nilai selalu menjadi ukuran dalam menentukan kebenaran dan keadilan

sehingga tidak akan pernah lepas dari sumber asalnya, yakni berupa ajaran

agama, logika, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Nilai merupakan suatu yang dipandang baik, benar atau berharga

bagi seseorang. Setiap masyarakat atau individu memiliki nilai-nilai tertentu

mengenai sesuatu. Nilai dalam sastra adalah kebaikan yang ada dalam

makna karya sastra seseorang. Hal ini berarti bahwa dalam karya sastra pada

dasarnya selalu mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat untuk

pembaca.

Page 106: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

94

Nilai yang terdapat dalam karya sastra sangat bergantung pada

persepsi dan pengertian yang diperoleh pembaca. Nilai moral yang diambil

dari sebuah karya sastra (novel), bisa dari hal-hal yang bersifat positif

ataupun negatif. Kedua hal tersebut perlu disampaikan agar kita dapat

memperoleh banyak teladan yang bermanfaat. Hal ini dimaksudkan agar

pembaca dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji

memiliki nilai moral yang dapat diambil manfaatnya oleh pembaca. Nilai

moral yang dapat dimanfaatkan oleh pembaca meliputi: (a) hubungan

manusia dengan Tuhan, (b) hubungan manusia dengan diri sendiri, dan (c)

hubungan manusia dengan manusia lain.

a. Hubungan Manusia dengan Tuhan

Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan vertikal yang

menghubungkan perasaan manusia dengan Tuhan-Nya. Wujud nilai

moral hubungan manusia dengan Tuhan dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji adalah hubungan tokoh-tokoh

dalam novel ini dengan Tuhan, antara lain:

1) Shalat

Shalat adalah ibadah kepada Allah Swt. yang wajib dilakukan

oleh setiap muslim mukalaf dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu.

Ibadah shalat juga dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam novel

Perjalanan Menuju Langit seperti kutipan di bawah ini.

“Subhanallahi Rabbial A’la, Maha suci Allah yang Maha Tinggi!, Maha suci Allah yang Maha Tinggi!, Maha suci Allah

Page 107: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

95

yang Maha Tinggi!”. Alfi meneteskan air matanya dikala sujud

“Maha suci Allah yang Maha Tinggi!”.

Perintah sujud di saat Sholat merupakan sebuah aplikasi

kepatuhan, rasa takut, rasa harap, penghinaan diri dihadapan

Tuhan, pengagungan Tuhan Allah, pernyataan tunduk padaNya,

penghambaan diri.”

(PML:187)

Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa Alfi menteskan air mata

dikala ia sujud dalam sholat. Ia tak kuasa tunduk padaNya

mengagungi kuasa Tuhan.

Berdasrkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh-

tokoh dalam novel Perjalanan Menuju Langit memiliki hubungan erat

dengan Tuhannya yang diwujudkan dengan melaksanakan salat dan

bersujud. Salat adalah salah satu cara munusia untuk berkomunikasi

dengan Tuhannya. Bukan hanya salat lima waktu saja, tapi salat sunah

seperti salat wajib dan salat sunnah. Hal ini dapat dijadikan teladan

dalam kehidupan sehari-hari bahwa sebagai manusia yang bertakwa

sudaha seharusnya kita menjalankan perintah salat baik salat wajib

mapun salat sunah agar komunikasi kita dengan Sang Pencipta selalu

terjaga.

2) Berdo‟a

Berdoa artinya mengucapkan atau memanjatkan doa kepada

Tuhan. Dalam novel Perjalanan Menuju Langit, wujud berdoa kepada

Tuhan dilakukan oleh tokoh dalam novel untuk meminta atau

memohon sesuatu yang baik kepada Allah Swt. Seperti kutipan-

kutipan berikut ini.

Page 108: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

96

“Alfi menangis sambil bersujud, mengucapkan kata-kata

penyesalan seraya berdoa. Sadar bahwa ia harus berubah,

menjadi seseorang yang lebih baik. Mungkin malam ini menjadi

malam yang sangat berarti bagi Alfi, ia bertekad akan menjadi

orang yang berbeda. Melupakan kesalahan yang telah dilakukan

dan mengambilnya sebagai hikmah, serta memulai hidup baru

yang penuh dengan kebaikan.”

(PML:99)

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bagaimana saat Alfi berteat

berubah menjadi seseorang yang lebih baik dan melupakan semua

kesalahan serta mengambil hikmah dari semuanya.

“Malam-malamnya ia kuatkan untuk sedikit bermunajat kepada

Allah dengan bertahajud, zikir serta membaca Al Qur‟an. Baru

dua juz hafalan Qur‟annya, dengan kepayahan ia terus

menambah hafalan itu. Membuat ia begitu kagum dengan

seorang wanita muda yang menamatkan hafalan Al Qur‟annya

diatas bus kota sebagai hadiah kepada Ayahnya yang tak sempat

ia temui.”

(PML:183)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi kagum kepada seorang

wanita yang ia kenal di bus kota. Wanita itu ialah Ainun yang juga

seorang hafidzah.

“Alfi coba menghirup nafas dalam-dalam kemudian meng-

hembuskannya bersamaan dengan lafadz istighfar, memohon

ampun kepada Allah SWT bahwa sesungguhnya ia berlindung

dari dosa-dosa. Baik itu dosa kecil maupun dosa besar, dosa

yang disengaja maupun yang tak disengaja.”

(PML:265)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi berdoa dan memohn

ampunan kepada Allah Swt., atas semua dosa dosa yang telah ia

perbuat selama ini.

Page 109: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

97

Dari beberapa penggalan kutipan di atas, dapat disimpulkan

bagaimana Alfi berdoa agar diampuni segala dosa dosanya dan

dipermudah dalam menghafalkan Al Qur‟an. Berdoa merupakan salah

satu wujud nilai pendidikan moral dalam hubungan manusia dengan

Tuhan yang patut dijadikan teladan. Dengan berdoa secara sungguh-

sungguh kepada Tuhan akan lebih mendekatkan kita kepada-Nya.

3) Berzikir

Berzikir dapat diartikan mengucapkan zikir yaitu mengingat dan

menyebut nama dan keagungan Allah Swt. secara berulang-ulang.

Dalam novel Perjalanan Menuju Langit, berdzikir ini dilakukan oleh

tokoh-tokoh dalam novel seperti yang ditunjukan pada kutipan di

bawah ini.

“Sejak tadi Alfi bertahajjud dan berzikir, rupa rupanya bulan

terang yang tampak jelas dari sela jendela menggoda ia agar

keluar dan melihat dengan sebenarnya keadaan bulan yang

sempurna tampak dari pelupuk mata. Tampak jelas permukaan

bulan dari arah teras rumahnya.”

(PML:3)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Alfi sedang melaksanakan

sholat tahajjud dimalam hari ditemani sinar rembulan malam yang

begitu indah.

“Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah, Allahuakbar.

Kalimat dzkir itu terus saja mengalir dari mulut Alfi dengan

indahnya. Setiap hirupan nafas yang ia hirup disana ia berfikir

“Oh betapa Mahabesar Allah”.

(PML:186)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa sedang berzikir dan berserah

diri memuja asma Allah.

Page 110: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

98

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

Alfi selalu menyempatkan diri untuk berdzikir kepada Allah di malam

hari. Hal inilah yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-

hari agar selalu mengingat Allah SWT, dimana pun, kapan pun, dan

dalam keadaan apa pun.

4) Bersyukur

Bersyukur menurut arti dalam kamus besar bahasa Indonesia

adalah berterima kasih kepada Allah karena suatu hal. Wujud syukur

yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit ditunjukan

dengan memuji kebesaran Allah SWT, seperti dalam kutipan di bawah

ini.

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat Tuhan tersebut.

Senantiasa bertasbih memuji Sang Pencipta bulan, pencipta

alam. Pencipta manusia itu sendiri. Tak henti- hentinya ia

mengucapkan Subhanallah, Maha Suci Allah sedari tadi ia

bertahajjud di sepertiga malam.”

(PML:3)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi adalah orang yang

senantiasa mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan kepadanya.

Ia selalu bertahajjud di sepertiga malam.

“Di keheningan malam Alfi bersimpuh bersujud syukur atas

anugerah yang telah Allah karuniakan padanya. Menetes air

mata kebahagiaan itu ketika ia mengenang saat sulit sewaktu di

Kos Arjuna. Ia nyaris mati karena tak ada satu pun makanan

yang bisa di makan, dan tak ada uang untuk pergi berobat.Tapi

kini, ia bisa makan apa saja yang terpercik di keinginannya.”

(PML:243)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi bersujud bersimpuh atas

apa yang telah Tuhan berikan kepadanya. Ia teringat atas apa yang

Page 111: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

99

telah terjadi di Kost arjuna dulu, saat ia kesusahan tak ada makanan

yang bisa dimakan dan tak ada uang sepeserpun.

Berdasarkan beberapa penggalan kutipan di atas dapat

disimpulkan bagaimana cara Alfi dalam mengungkapkan rasa bersyukur

kepada Allah SWT. Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan mengucap-

kan “Subhanalloh” yang artinya maha suci bagi Allah. Nilai pendidikan

yang dapat diambil adalah kita harus senantiasa menyebut dan memuji

asma Allah dalam keadaan bahagia, senang, sedih, dan sebagainya agar

kita selalu ingat betapa besaar nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

b. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

Hubungan manusia dengan diri sendiri dapat berupa eksistensi diri, sikap

atau perilaku di bawah ini.

1) Jujur

Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Nilai kejujuran ditampilkan Alfi

ketika ia mengaku kepada Pak Arfan bahwa ialah yang mencoret coret

dinding kelas. Berikut kutipannya.

“Di hari ketiga barulah teka-teki itu terungkap. Tiba-tiba ada

sebuah surat kaleng yang menyatakan bahwa pelakunya adalah

Alfi Rahmat anak kelas II A. Segera para guru mengintrogasi

Alfi.

“Apa benar kamu yang mengotori seluruh dinding” tanya Pak

Arfan Kepala Sekolah.

“Ya Pak” jawab Alfi datar.

Ruangan kantor itu penuh karena seluruh guru ikut menyaksikan

persidangan. Sementara di luar anak-anak berjinjit mengintip

Page 112: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

100

dari jendela, bertanya-tanya apakah betul Alfi pelaku

pengotoran dinding sekolah.

“Kenapa kamu melakukannya?” timpal Pak Arfan

“Iseng saja Pak”

Dengan ekspresi penasaran Pak Arfan menundukkan kepalanya,

merapatkan wajahnya ke Alfi dan bertanya “Lalu apa

maksudmu dengan kalimat Aku merindukan mu itu?”

Alfi tersenyum dan berujar polos “Ada deh”

Mau marah tapi tak tega, dibiarkan takut ngelunjak Alfi benar-

benar telah menarik perhatian seluruh sekolah. Ia terkenal kini.

Pak Arfan menghukum Alfi dengan menyuruhnya hormat

kepada bendera dan boleh selesai hingga orang tuanya datang

menjemput.”

(PML:51)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi mengakui atas

perbuatan yang telah ia lakukan yaitu menoret coret dinding kelas.

Nilai kejujuran juga ditampilkan dari sosok Alfi. Ia menolak menuruti

permintaan Aulia Wipogso, yaitu meminta mengubah nominal harga

yang tertera di kuitansi. Perhatikan kutipan berikut ini.

“Belum sempat Lia menyelesaikan pembicaraannya kemudian

Alfi menyela “Mohon maaf Lia, toko kami telah banyak bekerja

sama dengan perusahaan-perusahaan di Padang, Alhamdulillah

kami bisa memberikan harga yang lebih murah dibanding yang

lain, salah satunya karena kami langsung memesan perangkat

komputer dari Singapura dan Malaysia. Namun kami tidak

pernah memberikan harga yang seperti Lia sampaikan di awal

kepada karyawan saya. Memang banyak beberapa agen dari

beberapa perusahaan meminta tips dengan merubah nominal

harga yang tertera di kwitansi, tapi mohon maaf kami tidak bisa

memberikannya” Sebelum Alfi keluar tadi rupanya Ipung sudah

menjelaskan kepadanya keinginan Lia tersebut.

“Tapi kami punya solusi lain, kami akan memberikan bonus

kepada agen perusahaan itu yang telah mau berbelanja di toko

kami yaitu dengan memberikan mereka bonus berupa barang

maupun uang tunai, tapi tidak merubah harga di kwitansi. Nah

untuk Lia saya akan beri bonus yang cukup besar kali ini, ya

mumpung sesama teman.”

(PML:255)

Page 113: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

101

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi tidak mau menuruti

seperti yang Aulia minta. Tapi ia memberikan solusi lain yaitu bonus

kepada Lia karna telah berbelanja di tokonya.

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan

mewakili nilai jujur yang berupa jujur atas bagaimana sifat Alfi dalam

pekerjaan yang ia tekuni. Ia tidak mau menuruti apa yang Lia minta

yaitu nota kosong.

2) Disiplin

Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sikap disiplin

digambarkan oleh tokoh Alfi. Salah satu kedisiplinan Afli adalah dalam

menggunakan waktu dan menggunakan uang uang. Perhatikan kutipan

berikut ini.

“Banyak hikmah yang didapat oleh Alfi sesudah ia sakit.

Pertama, ia sadar bahwa kedisiplinan adalah hal yang sangat

penting. Seandainya ia disiplin sedari dulu, mungkin tak akan

kerepotan seperti yang ia rasakan tempo hari. Disiplin waktu,

disiplin meletakkan barang kepunyaannya, dan yang tak kalah

penting adalah disiplin menggunakan uang.”

(PML:146)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi menyadari bahwa

kedisiplinan adalah hal yang sangat penting dalam segala hal. Salah

satunya adalah disiplin dalam menggunakan waktu.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Alfi merupakan

sosok yang disiplin. Banyak hikmah yang bisa didapat oleh Alfi setelah

Page 114: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

102

ia sakit. Salah satunya adalah disiplin dalam menggunakan waktu serta

dalam menggunakan uang.

3) Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Ketika Alfi sedang menerima

tugas dari Pak Hamdan untuk mencari bahan makalah dari internet

tentang Sawahlunto, berikut kutipannya.

“Pada pelajaran sejarah kali ini, kelas mendapat tugas dari Pak

Hamdan untuk mencari bahan makalah dari internet tentang

Sawahlunto. Dengan semangat Alfi lantas mencarinya di

internet. Berjam-jam ia browsing mencari-cari pertimbangan

mana yang terbaik, menggabunggabungkan lembaran-lembaran

berita tentang Sawahlunto dari berbagai situs. Akhirnya setelah

tugas dikumpulkan, salah seorang siswa diminta untuk

membacakan hasil karya mereka. Sesuai dugaan semua orang,

Alfi terpilih untuk membacakan hasil penelusurannya tentang

kampung tercintanya itu.”

(PML:20)

Nilai rasa ingin tahu juga terlihat saat Alfi penasaran dengan

pertanyaan Pak Hamdan yaitu tentang “Bangkai apa yang disukai banyak

orang?“. Perhatikan kutipan berikut ini.

“Alfi berfikir keras rupanya dari tadi, mencoba mencari beribu

kemungkinan atas pertanyaan itu. Menggabung-gabungkan

bermacam realitas dan berharap jawabannya kali ini tak meleset,

sebagai bahan untuk menambah pulsa kebanggaan Pak Hamdan

atas dirinya.

“Apa kira-kira bangkai yang di sukai orang, bangkai yang amat

berharga, atau mungkin bangkai yang mulia lagi dimuliakan tanpa

ada menaruh rasa jijik terhadapnya” Alfi berfikir dan berbisik di

dalamhatinya meraba-raba segala rupa kemungkinan.

Alfi mulai menemukan titik terang kali ini, wajahnya tampak mulai

memendar dan terang dihiasi senyuman kemenangan. Alfi

nampaknya paham betul dengan karakter Pak Hamdan, “Apa sih

Page 115: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

103

yang tak akan berhubungan dengan sejarah jika berbicara dengan

Pak Tua ini?” bisik Alfi sambil tersenyum.

Bangkai apa lagi yang lebih di hargai selain bangkai sejarah?

“BANGKAI SEJARAH” teriaknya mantap, menegakkan

kepalanya yang dari tadi tertunduk ke meja.

Setelah jawaban itu, hanya Alfi saja dan Pak Hamdan yang

tersenyum merona. Sementara seluruh siswa dan mungkin jin yang

ada di lokal masih terlihat nanar kebingungan tak mengerti atas

pembicaraan Alfi dan gurunya, sang maniak sejarah.”

(PML:30)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa hanya Alfi lah yang bisa

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru nya itu yaitu tentang

bangkai sejarah.

Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rasa

ingin tahu Alfi terhadap pertanyaan yang diberikan oleh Pak Hamdan.

Sikap rasa ingin tahu itu pun pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang

lebih baik, yaitu Alfi dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

Pak Hamdan.

c. Hubungan Manusia dengan Manusia Lain

Hubungan manusia dengan manusia berkaitan dengan lingkup

sosial masyarakat. Hal-hal yang berupa hubungan antarmanusia antara

lain dapat berwujud: memberi semangat, menghormati orang tua, saling

menyayangi, rela berkorban, dan tolong menolong.

1) Menghargai Prestasi orang

Menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.

Page 116: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

104

Penghargaan prestasi kepada seseorang tak hanya berwujud hadiah

tapi juga berupa ucapan. Hal ini tergambar ketika Alfi mengidolakan

Murni Azizah yang pandai dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya

bidanh kesenian. Perhatikan kutipan berikut ini.

“Murni adalah salah satu aset bagi SMA Guguok dan menjadi

andalan dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler terutama dalam

bidang kesenian. Dan sebagai orang yang juga agak amat kurang

menguasai seni, Alfi mengidolakan Murni. Hanya mengidolakan,

maksudnya Alfi tak kan sampai jatuh cinta pada nya.”

(PML:33)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi mengidolakan Murni

yang pandai dman kegiatan ekstrakrurikuler terutaman dalam bidang

kesenian. Prestasi lain yang diraih Murni juga menimbulkan

kekaguman tersendiri bagi Alfi. Perhatikan kutipan berikut ini

“Dalam prakarya seni, Murni selalu mendapatkan nilai sepuluh

atau seratus, bahkan jika ada nilai seratus lima puluh maka Bu

Serly guru kesenian berkata akan memberikan nilai itu

kepadanya. Buk Serly dan seisi lokal terpagu melihat lukisan

seorang nenek sedang menyisir rambut cucunya diatas kursi

goyang yang di buat Murni bulan lalu saat tugas menggambar.

Alhasil gambar tersebut sekarang di pajang di kantor Walikota

Sawahlunto. Alfi hanya kebagian bangga karena lukisan teman

selokalnya dihargai dan di pajang di kantor orang nomor satu di

kota Sawahlunto.”

(PML:34)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi mengakui kehebatan

Murni Azizah dalam prakarya seni, karna ia selalu mendapatkan nilai

yang bagus.

Dari beberapa kutipan pada novel Perjalanan Menuju Langit di

atas dapat disimpulkan tentang nilai menghargai prestasi. Nilai

Page 117: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

105

tersebut terwujud dengan mengakui kehebatan prestasi yang dimiliki

oleh teman.

2) Bersahabat/komunikatif

Bersahabat/komunikatif merupakan tindakan yang memperlihat-

kan rasa senang, berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang

lain. Dalam novel Perjalanan Menuju Langit, terdapat wujud

bersahabat/komunikatif yang tergambar dalam kutipan berikut ini.

“Hey Murni, apa yang ada di tasmu itu, yang memantulkan sinar

matahari ke arah mataku? Mataku jadi perih tau!” Keluh Alfi

Murni menoleh kearahnya dan nampak peduli dengan keadaan

Alfi yang matanya terkena pantulan cahaya dari sinar tas.

Murni menggeser tasnya sehingga sinar itu memantul kearah

lain. Lalu membenamkannya ke dalam tas. Alfi bertanya “Apa

di tasmu yang memantulkan sinar itu?”. Murni mengeluarkan

sesuatu yang berbentuk empat persegi panjang dibungkus

plastik. Itu rupanya plastik yang memancarkan cahaya matahari

ke arah Alfi. Murni memegang sebuah undangan pernikahan

berwarna merah muda tampak indah dengan liukan-liukan

gambar bunga mawar menghiasi setiap sudut.”

(PML:35)

Dari kutipan di atas, Alfi terlihat menunjukkan sikap rasa ingin

tahu terhadap benda yang ada di atas tas Murni karena benda itu

mamantulkan sinar yang menyilaukan matanya.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Alfi

memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini terbukti saat Murni

Azizah membawa sesuatu yang membuat Alfi merasa penasaran.

3) Peduli sosial

Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

Page 118: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

106

membutuhkan. Alfi menunjukkan sikap peduli sosialnya yaitu ketika

ia memberikan pertolongan kepada Etek Manik yang meminta tolong

karena diserang oleh babi hutan yang mengamuk. Hal tersebut terlihat

pada kutipan berikut ini.

“Tolong... tolong...tolooooong!” Panggilan wanita minta tolong

itu tak seperti panggilan biasa, tapi nyaris seperti pekikan

histeris seorang yang sedang sekarat dalam kesusahan yang

harus segera diselamatakan. Segera saja Alfi melepaskan ikatan

Punco dan berhamburan ke arah suara wanita itu.

Ya Tuhan, sebuah pemandangan mengerikan tengah terhampar

di hadapan Alfi. Seekor babi besar sebesar anak kerbau

berwarna hitam kelam setinggi pinggang orang normal dengan

taring putih menyeruak dari mulutnya tengah mengoyak-ngoyak

seorang ibu. Itu Etek Manik yang sedang bergulat tak berdaya

dengan babi hutan, tubuhnya bergelimang darah. Etek Manik

adalah salah seorang tetangga Alfi yang setiap hari minggu ikut

berjualan poren ketika orang berburu.”

(PML:80-81)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Alfi berusaha menolong

Etek Manik yang sudah bergelimang darah karna di serang oleh

seekor babi yang besar. Ia pun berteriak-teriak meminta pertolongan

yang lain.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai

peduli sosial yang berupa tindakan ingin membantu sesama, dalam hal

ini Alfi membantu menolong Etek Manik yang bergelimang darah

diserang oleh babi hutan yang sedang mengamuk.

3. Skenario Pembelajaran Novel Perjalanan Menuju Langit Karya

Muhammad Muhsin Lahajji di Kelas XI SMA

Pembelajaran sastra merupakan salah satu bidang ilmu yang penting.

Pembelajaran sastra sangat perlu diajarkan di sekolah karena dapat

Page 119: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

107

meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan,

mengembangkan cipta dan rasa serta menunjang pembentukan watak siswa.

Selain itu, pembelajaran sastra yang dilakukan secara tepat dapat membantu

siswa dalam mengapresiasi karya sastra dan mempertajam perasaan, penalaran,

daya khayal serta kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.

Pembelajaran sastra setidak-tidaknya dikaitkan dengan bahan

pembelajaran. Pemilihan bahan pembelajaran sastra harus disesuaikan dengan

tingkat perkembangan dan kemampuan siswa. Dalam mempertimbangkan

aspek-aspek, yaitu dari segi bahasa, segi psikologis, dan segi latar belakang

kebudayaan siswa. Seorang guru hendaknya memperhatikan tingkat

penguasaan bahasa siswa sehingga dalam menyampaikan materi tidak

mengalami kesulitan. Guru juga harus memperhatikan aspek psikologis siswa

karena aspek ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kedewasaan, daya

pikir, dan kondisi mental siswa. Selain itu, seorang siswa akan mudah tertarik

pada karya sastra dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya

sastra tersebut menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka yang

mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang di sekitar mereka.

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran bahasa

Indonesia, rencana pelaksanaan pembelajaran di SMA mencakup beberapa

komponen yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran alokasi waktu,

langkah-langkah pembelajaran, sumber pembelajaran, dan evaluasi.

Page 120: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

108

a. Standar Kompetensi 7 (Membaca)

Dalam silabus pembelajaran bahasa Indonesia di SMA tercantum

standar kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/

terjemahan.

b. Kompetensi Dasar 7.2

Dalam silabus pembelajaran sastra di SMA tercantum kompetensi

dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/

terjemahan.

c. Indikator

Indikator hasil belajar untuk mengajarkan sastra di kelas XI SMA,

yaitu:

1) Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji;

2) Siswa mampu menganalisis nilai moral yang meliputi nilai moral

hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri, dan

manusia dengan manusia novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum tertuang dalam kompetensi dasar, sedangkan tujuan

khusus tertuang dalam indikator. Tujuan pembelajaran sastra yaitu:

1) Siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji;

Page 121: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

109

2) Siswa dapat menganalisis nilai moral yang meliputi nilai moral

hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri, dan

manusia dengan manusia novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji.

e. Alokasi Waktu

Mata pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP memiliki

alokasi waktu 2 x 45 menit setiap kali pertemuan.

f. Materi Pembelajaran

Materi ajar yang digunakan dalam pembelajaran sastra sesuai dengan

silabus adalah unsur intrinsik dan nilai moral dalam teks/naskah novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji.

g. Metode Pembelajaran

Metode ceramah dan tanya jawab digunakan pada awal

pembelajaran, sedangkan metode diskusi dan pemberian tugas pada

akhir pembelajaran. Ke empat metode tersebut digunakan dalam

pembelajaran sastra di kelas XI SMA.

Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) penulis harus memilih

metode pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang digunakan

penulis dalam pembelajaran nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji di SMA, yaitu dengan model

group investigation.

Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa mencari

Page 122: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

110

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-

bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat

mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya. Tipe ini menuntut

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi

maupun keterampilan proses kelompok.

Model group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat

terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Model group investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian

atau inquiri, pengetahuan atau knowledge dan dinamika kelompok atau

dynamic of the learning group. Penelitian di sini adalah proses dinamika

siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah

tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika

kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok

saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta

saling bertukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.

Pembelajaran sastra mengenai nilai moral novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi berupa unsur intrinsik dan nilai moral

yang akan dipelajari, menetapkan novel Perjalanan Menuju Langit

Page 123: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

111

karya Muhammad Muhsin Lahajji untuk dibaca setiap siswa dalam

kelompok yang bertujuan agar siswa dapat memahami unsur

intrinsik dan nilai religius yang ada di dalamnya.

2. Guru menetapkan jumlah anggota kelompok setiap kelompok terdiri

dari 5-6 siswa yang dibagi berdasarkan urutan absen atau presensi,

menentukan sumber data yang berupa novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji, memilih topik berupa

unsur intrinsik novel dan nilai moral yang terkandung dalam novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji.

3. Siswa dalam tiap kelompok saling bertukar informasi dan ide,

berdiskusi, klarifikasi, mengumpilkan informasi, menganalisis data,

membuat inferensi mengenai unsur intrinsik dan nilai moral pada

novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji.

Setiap anggota kelompok menulis laporan, menyiapkan

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

4. Salah satu kelompok menyajikan hasil analisis novel, kelompok lain

mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan

atau tanggapan.

5. Masing-masing siswa dalam kelompok melakukan koreksi terhadap

laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan

guru berkolaborasi mengevaluasi pelajaran yang dilakukan,

melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian

pemahaman.

Page 124: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

112

Kelebihan pembelajaran model group investigation meliputi:

1) Untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas siswa yang ditempuh

melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan

pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung

kreatifitas.

2) Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu

masalah.

3) Membangun keterampilan komunikasi antar kelompok.

4) Setiap siswa dapat saling memberi kontribusi berdasarkan

pengalaman sehari-hari.

5) Siswa dapat berpikir kritis.

6) Kuis yang diberikan kepada setiap anggota kelompok akan menjadi

faktor pendorong siswa untuk mempelajari materi.

Selain kelebihan di atas, model pembelajaran group

investigation juga mempunyai kelemahan, yaitu model pembelajaran

group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan

sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian

pembelajaran dengan menggunakan model ini juga membutuhkan

waktu yang lama.

h. Langkah-langkah Pembelajaran

Pembelajaran novel dengan materi nilai moral pada novel

Perjalanan Menuju Langit berfokus pada aspek membaca. Sehubungan

dengan hal itu penulis memaparkan skenario pembelajaran berupa RPP

Page 125: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

113

(terlampir). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat berdasakan

silabus. Di bawah ini disajikan langkah-langkah pembelajaran novel

dengan materi nilai moral pada Perjalanan Menuju Langit di kelas XI

SMA.

Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

1) Kegiatan Awal

a. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

berdoa bersama;

b. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta

memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi pembelajaran

2) Kegiatan Inti

a. Guru menerangkan tentang unsur intrinsik dan nilai moral yang

terdapat dalam karya sastra

b. Guru bertanya jawab dengan siswa berkaitan denga unsur intrinsik

dan nilai moral dalam sastra

c. Guru membagi kelompok berdasarkan jumlah siswa dan membagi

tugas kepada masing-masing kelompok

d. Guru mengajak siswa membaca membaca novel Perjalanan

Menuju Langit (membaca novel memerlukan waktu yang cukup

lama). Oleh karena itu guru meminta siswa untuk melanjutkan

membaca di luar jam sekolah.

Page 126: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

114

3) Kegiatan Akhir

a) Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan membaca dan

menyelesaikan tugas kelompok di luar jam sekolah

b) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup

Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

1) Kegitan Awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama

b) Guru mengulas kembali materi pada pertemuan sebelumnya

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

2) Kegiatan Inti

a. Guru mengecek kembali apakah tugas siswa sudah diselesaikan

oleh masing-masing kelompok

b. Guru meminta masing-masing kelompok mempesentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain menanggapi

3) Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilaksanakan

b. Guru memberikan evaluasi

c. Guru menutup pembelajaran dengan salam

i. Sumber Belajar

1) Novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji

2) Buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro

3) Modul Bahasa Indonesia kelas XI

Page 127: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

115

j. Media Pembelajaran

Media yang dapat diigunakan pada pembelajaran novel, yaitu

1) LCD

2) Laptop

3) Program power point

k. Nilai Karakter Bangsa

Adapun nilai-nilai karakter bangsa dalam pengembangan pendidikan

karakter yang sesuai untuk pembelajaran novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji, diantaranya yaitu: jujur;

disiplin; kreatif; rasa ingin tahu; tanggung jawab; mandiri; kerja keras;

dan cinta tanah air.

1) Jujur

Siswa diharapkan dapat berprilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

2) Disiplin

Siswa diharapkan untuk berperilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku di sekolah.

3) Kreatif

Siswa diharapkan berfikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Page 128: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

116

4) Rasa ingin tahu

Siswa diharapkan bersikap dan bertindak yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

5) Tanggung jawab

Siswa diharapkan bersikap dan berperilaku menjadi seseorang

untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

6) Mandiri

Siswa diharapkan mempunyai sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

7) Kerja keras

Siswa diharapkan melakukan tindakan yang menunjukan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

8) Cinta tanah air

Siswa diharapkan mempunyai cara berfikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di

atas kepentingan diri dan kelompoknya.

l. Evaluasi/ Penilaian

Penilaian bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dan

siswa dalam melaksankan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut

akan diketahui berhasil tidaknya melalui hasil evaluasi yang diperoleh.

Page 129: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

117

Penilaian proses dan hasil belajar mengajar. Kegiatan tersebut akan

diketahui berhasil tidaknya melalui hasil evaluasi yang diperoleh dan

hasil belajar pelajaran bahasa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan

sikap berbahasa. Semua ini dapat diketahui melalui kegiatan

pembelajaran baik lisan maupun tulisan.

Sistem penilaian (evaluasi) terdiri dari tiga hal: teknik penilaian,

bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Teknik yang digunakan untuk

mengevaluasi pembelajaran adalah teknik tes tertulis, dengan bentuk

instrumen soal uraian dan tugas proyek. Contoh instrumennya adalah

sebagai berikut.

1) Aspek Kognitif

a) Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat dalam Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji

b) Siapakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji?

c) Alur apakah yang digunakan dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji?

d) Sebutkan nilai moral yang terdapat dalam novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji!

e) Buatlah ringkasan cerita atau sinopsis novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji!

Page 130: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

118

2) Aspek Afektif

Penilaian aspek afektif diperoleh dari perilaku siswa dalam

proses pembelajaran, seperti sikap saat mengikuti diskusi kelompok,

sikap bertanya, dan aktivitas lainnya. Penilaian ini diperoleh melalui

observasi selama pembelajaran berlangsung.

3) Aspek Psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik dikaitkan dengan keterampilan

kebahasaan, yakni menulis, yang diperoleh dengan tugas proyek

untuk membuat tulisan analisis sastra terkait dengan materi

pembelajaran yang telah dilakukan. Contoh instrumennya adalah:

“Analisislah novel Perjalanan Menuju Langit dari segi unsur intrinsik

dan nilai moral sesuai dengan pemahamanmu! Jangan lupa sertakan

kutipan yang mendukung argumenmu.”

Page 131: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

119

BAB V

PENUTUP

Bab penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi sari hasil

penelitian dan saran berisi anjuran peneliti kepada pihak-pihak yang dapat

memanfaatkan hasil penelitian ini.

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan data, peneliti dapat menarik beberapa

simpulan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Unsur intrinsik novel Perjalanan Menuju Langit terdiri dari tema, tokoh dan

penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema mayor novel ini

perjalanan hidup seorang Alfi sedangkan tema minornya meliputi percintaan

dan persahabatan. Tokoh utamanya adalah Alfi (pantang menyerah, pandai,

tampan, alim, dan jujur), sedangkan tokoh tambahan antara lain adalah Ardi

(baik dan suka menolong), Ade Siska (baik, jail, suka menolong), Atila Reina

(cantik, manis dan suka menolong), Ainun (cantik, alim, baik hati, sholehah),

Muthmainah (cantik, alim dan sholehah), Om Akmal (baik, tanggung jawab,

peduli), Etek Leli (baik, suka membantu), Etek Vina (baik, peduli dan keras),

Aulia Wipogso (cantik, jahat), Ipung (baik, tanggung jwab, amanah), Gusrial

(baik, tanggung jawab), dan Amir (jahat, cerdas). Latar novel terdiri dari latar

tempat yang meliputi: Sungai Ombilin, Sawahlunto, Rumah, kost Arjuna,

masjid, dll.), latar waktu (malam dan pagi), dan latar sosial yang menunjukkan,

bahasa, adat istiadat, kepecayaan dan pandangan hidup tokoh. Alur meng-

gunakan alur mundur. Sudut pandang menggunakan orang ketiga serba tahu.

Page 132: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

120

2. Nilai-nilai moral dalam novel Perjalanan Menuju Langit di antaranya: (a)

hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: salat, berdoa, bedzikir, dan

besyukur; (b) manusia dengan diri sendiri antara lain: jujur, disiplin,dan rasa

ingin tahu; dan (c) manusia dengan manusia antara lain: menghargai prestasi

orang lain, bersahabat, dan peduli sosial.

3. Skenario pembelajaran novel Perjalanan Menuju Langit di kelas XI SMA

meliputi Standar kompetensi (memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/

terjemahan), standar kompetensi (Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan

ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan), indikator (siswa mampu menganalisis

unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai moral novel Perjalanan Menuju Langit)

tujuan pembelajaran (siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik dan nilai-

nilai moral novel Perjalanan Menuju Langit), bahan/materi ajar (Naskah novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji, yang dibahas

adalah unsur-unsur intrinsik dan nilai moral novel tersebut), metode

pembelajaran (metode ceramah diskusi, Tanya jawab, Penugasan), model

pembelajaran group investigation, alokasi waktu (2 x 45 menit setiap

pertemuan), langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti,

kegiatan akhir), media pembelajaran (laptop dan LCD, fotokopi materi, dan

media power point)), nilai karakter bangsa (jujur, kerja keras, kreatif, rasa

ingin tahu, tanggung jawab, mandiri, kerja keras, dan cinta tanah air) dan

penilaian (aspek kognitif, afektif, psikomotorik).

Page 133: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

121

B. Saran

Berdasarkan analisis data dan pembasan data tersebut, penulis dapat

memberikan saran beberapa saran berikut ini.

1. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pembelajaran apresiasi sastra di kelas XI SMA. Guru dapat

menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dengan

memanfaatkan metode dan media yang relevan sesuai dengan kondisi

siswa dan sekolah masing-masing. Oleh karena itu, sudah seyogyanya

guru selalu melakukan inovasi dalam hal tersebut agar tujuan

pembelajaran sastra dapat tercapai secara maksimal.

2. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan media utuk meningkatkan

apresiasi terhadap karya sastra sehingga dapat memberi makna dan menilai

karya sastra khususnya novel. Siswa diharapkan dapat memilih bahan

bacaan yang bermutu, yang baik akan aspek moral sehingga mampu

membatasi dan menjaga diri dari kemerosotan moral yang dapat menimpa

masyarakat khususnya generasi muda saat ini.

3. Bagi peneliti berikutnya, semoga penelitian ini dapat memberikan

informasi awal khususnya tentang pembahasan novel Muhammad Muhsin

Lahajji yang berjudul Perjalanan Menuju Langit.

Page 134: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Depdiknas.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia.

Esti, Ismawati. 2011. Meode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta:

Yuma Pustaka.

Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Diktat.

Surakarta.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Lahajji, Muhammad Muhsin. 2013. Perjalanan Menuju Langit. Solo: Tiga

Serangkai

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurhayati. 2012. Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta. Cakrawala Media.

Prasetyo, Wiwid. 2009. Orang Miskin Dilarang Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Rusman. 2010. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta. RajaGrafindo Persada.

Subroto, Edi. 1992. Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukirno, 2010. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP

Press.

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:

Sanata Dharma University Press.

Page 135: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Subagyo, Mafahir Hery. 2012. “Nilai Moral Novel Sang Pelopor karya Alang-

alang Timur sebagai Bahan Pembelajarannya di SMA”. Skripsi, tidak

diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.

Zuriah, Nurul. 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Persepektif

Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zuhri, Ahmad. 2014. “Analisis Nilai Moral pada Novel Orang Miskin Dilarang

Sekolah Karya Wiwid Prasetyo dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya di SMA”. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas

Muhammadiyah Purworejo, Purworejo.

Page 136: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …
Page 137: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Lampiran 1

SAMPUL NOVEL

Page 138: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Lampiran 2

SINOPSIS NOVEL PERJALANAN MENUJU LANGIT

KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI

Novel Perjalanan Menuju Langit pada prinsipnya baik dibaca, serta layak

untuk teman motivasi siapapun yang sedang berjuang melawan diri sendiri untuk

menuju kesuksesan yang lebih besar. Novel ini tidak sebatas mengupas kehidupan

duniawi, tetapi ada ketulusan dan keikhlasan hati yang jernih untuk menjangkau

kebenaran hakiki di sisi Illahi. Cinta adalah fitrah manusia, namun tak sedikit

yang tahu makna cinta sejati. Cinta yang berasal dari Pencipta kepada makhluk-

Nya dan cinta makhluk kepada Sang Pencipta. Karena, sebenarnya cinta adalah

cinta yang tidak mengecewakan dan tidak membuat sedih. Manusia bisa saja

ingkar, sedangkan Tuhan tidak akan. Tuhan selalu menepati janji-Nya. Begitulah

kiranya kisah dalam novel karangan penulis berbakat asal Sawahlunto ini,

Muhammad Muhsin Lahajji. Alfi adalah anak angkat keluarga miskin, keluarga

pekerja keras dan tidak mau minta-minta kepada keluarganya yang lain yang lebih

mapan dalam ekonomi.

Alfi hidup sebagai anak yang bandel dan suka bermain dengan anak nakal

juga. Dia selalu membuat kedua orang tuanya khawatir, selain juga membuat

semua keluarga orang tua angkatnya resah. Selalu ada saja, kejadian negatif yang

menimpanya jika melawan perintah orang tuanya, namun dia tidak sadar-sadar.

Sampai akhirnya, kedua orang tua angkatnya meninggal dalam sebuah kecelakaan

di jalan. Kejadian ini sedikit menjadi titik balik Alfi untuk berubah menjadi anak

yang baik. Anak yang tidak akan mengecewakan orang tuanya seperti saat ini.

Page 139: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Namun setahun kemudian Alfi kembali berulah dengan teman-temannya.

Dia ngebut-ngebutan di kompleks perumahan yang banyak polisi tidurnya dan

pulang ke rumah agak malam. Sampai di rumah, telah ada saudara-saudara kedua

orang tua angkatnya. Mereka semua tidak suka dengan sikap Alfi yang bengal dan

suka melawan. Akhirnya, mereka sepakat untuk tidak mengurus anak angkat

saudaranya tersebut. Namun, ada satu yang mau mengurus Alfi bahkan akan

melanjutkan sekolahnya di Universitas. Alfi sedih meninggalkan kamarnya yang

penuh kenangan. Dia harus berangkat ke Padang untuk kuliah. Dia harus

beradaptasi dengan lingkungan barunya. Termasuk harus belajar mengirit uang

saku, walau Om Akmal berjanji akan memenuhi kebutuhan hidupnya pada

kenyataannya dia di Padang sendirian tidak seperti di rumahnya.

Alfi di Padang satu kos dengan anak-anak nakal, anak-anak yang biasa

menonton film porno dan membawa perempuan ke kamarnya. Namun Alfi tidak

terpengaruh, karena dia masih kecewa pada perempuan. Dia takut dikhianati lagi

seperti ketika SMA dulu. Namun, dia menemukan wanita yang baik hati padanya.

Wanita yang menjenguk dan merawatnya ketika sakit, dialah Tila. Bahkan Tila

menjadi penyemangat dan seseorang yang merubah Alfi dari pemalas, menjadi

rasjin, suka kotor menjadi suka bersih-bersih. Alfi pun jatuh cinta pada Tila,

namun sayang sebelum Alfi mengucapkan kata cinta Tila hilang entah ke mana.

Pada suatu kesempatan dalam sebuah bus, Alfi bertemu dengan seorang

perempuan yang memakai kerudung panjang dan pakaian yang menutup seluruh

tubuhnya. Yang selama perjalanan menggumamkan entah apa, yang ternyata

adalah ayat Al-Qur‟an yang dia hafal melalui mp3. Hafalan Al-Qur‟an

Page 140: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

terakhirnya, yang akan dihadiahkan pada bapaknya, namun sayang sesampai di

rumah sakit bapaknya sudah meninggal. Perempuan hafizah itu bernama Ainun.

Pertemuan Alfi dengan Ainun dan kematian bapaknya pun menjadi awal Alfi

lebih berubah lagi. Sejak Ramadhan di pindah ke Wisma Raihan. Kos-an yang

orang-orang di dalamnya lebih alim dan saling mengajak pada kebaikan. Shalat di

masjid, mengaji, kajian adalah keseharian penghuninya.

Tanpa disangka Ainun menjaga sebuah toko yang menjual aksesoris keislaman

dari buku, jilbab, juga kaset-kaset islami. Karena kekagumannya pada Ainun, Alfi jadi

sering ke toko tersebut. Hingga hinggap di hatinya sebuah harap untuk menikah dengan

hafizah tersebut. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata dalam sebuah proses ta‟aruf

ternyata perempuan impiannya yang tertera dalam biodata yang dipegangnya. Tanpa

babibu, maka langsung mengiyakan. Hingga merekapun menikah. Pernikahan yang

sederhana. Pernikahan yang semakin memantapkan keimanan Alfi.

Namun siapa sangka ternyata kebahagiaan itu sementara. Ainun dan

anaknya meninggal dalam sebuah proses persalinan. Alfi bagai tak percaya dengan

berita tersebut, dia menjadi gila dan marah kepada Allah yang mengambil semua

orang yang dia cintai. Namun, setelah datangnya perempuan bernama

Muthmainnah. Alfi menjadi sadar dengan ucapan yang dikatakan Muthmainnah

agar sadar bahwa semua akan kembali pada Allah. Muthmainnah tak lain adalah

Tila yang dulu hilang, kini kembali dengan seragam perubahannya yang lebih baik.

Pada akhirnya novel ini memberi pembaca sebuah hikmah, bahwa dalam

kehidupan selalu ada ujian dan ujian, dari itulah Allah menguji siapa di antara

makhluknya yang paling baik dan paling taat. Semoga kita termasuk di dalamnya.

Page 141: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Lampiran 3

BIOGRAFI PENGARANG NOVEL

Muhammad Muhsin Lahajji lahir di Jakarta pada 26 Juni 1983. Walaupun

demikian ia tumbuh besar di Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Menjabat

sebagai ketua Forum Lingkar Pena Kota Sawahlunto, kini ia aktif mengisi seminar

pengembangan diri maupun pelatihan menulis.

Rasa cinta dan keinginannya untuk memperkenalkan Kota Sawahlunto

yang sedang mempromosikan diri menjadi “Kota Wisata Tambang yang

Berbudaya” melatarbelakanginya menulis novel Perjalanan Menuju Langit ini.

Harapannya, novel ini bisa membuat Sawahlnto dikenal lebih luas, tidak hanya di

Sumatera Barat, tetapi juga secara nasional dan internasional. Ia berharap juga

agar kelak dapat seperti Muhammad Yamin, salah seorang pahlawan nasional

kebanggaan Indonesia asal Talawi.

Selain novel ini, penulis pun telah menyelesaikan sebuah novel yang

berjudul Romantika Roman. Jika novel Perjalanan Menuju Langit berkisah

tentang ragam cinta dalam rumah tangga dengan berbagai problema, tak semudah

dibayangkan. Kini penulis tengah menyelesaikan novel yang mengangkat tema

tentang cerita anak dengan judul Jawi- Jawi dan sebuah novel tentang perjalanan

cita dan mimpi berjudul, Ketika Memandang Ka’bah.

Page 142: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

SILABUS

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : 1

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia / Novel Terjemahan

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber / Bahan

7.2 Menganalisis

unsur-unsur

instrinsik dan

ekstrinsik

novel

Indonesia.

- Novel Indonesia

dan novel

terjemahan.

- Unsur-unsur

intrinsik(alur,

tema, penokohan,

sudut pandang,

latar, dan

amanat). - Nilai moral

- Membaca novel Indonesia/

novel terjemahan.

- Menganalisis unsur-unsur

ekstrinsik dan intrinsik (alur,

tema, penokohan, sudut

pandang, latar, dan amanat)

novel Indonesia dan novel

Terjemahan.

- Membandingkan unsur

ekstrinsik dan intrinsik novel

Indonesiadengan novel

terjemahan.

- Menganalisis unsur-unsur

intrinsik novel Perjalanan

Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji - Menganalisis nilai moral

yang meliputi nilai moral

hubungan manusia dengan

Tuhan, manusia dengan diri

sendiri, dan manusia

dengan manusia novel

Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin

Lahajji. .

Jenis tagihan

- Tugas individu - Tugas kelompok - Ulangan

Bentuk instrumen

- Uraian bebas - Pilihan ganda - Jawaban singkat

Jenis tagihan

- Tugas kelompok - Tugas kelompok - Ulangan -

Bentuk instrumen

- Uraian bebas - Pilihan ganda - Jawaban singkat

4

Novel Perjalaan

Menuju Langit

karya

Muhammad

Muhsin Lahajji.

Lam

piran

4

Page 143: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA....................................

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/I

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4x 45 menit)

A. Standar Kompetensi

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ terjemahan.

B. Kompetensi Dasar

7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan.

C. Indikator

Indikator hasil belajar untuk mengajarkan sastra di kelas XI SMA, yaitu:

1) Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji;

2) Siswa mampu menganalisis nilai moral yang meliputi nilai moral

hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri, dan

manusia dengan manusia novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji

D. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan

umum tertuang dalam kompetensi dasar, sedangkan tujuan khusus tertuang

dalam indikator. Tujuan pembelajaran sastra yaitu:

1) Siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji;

2) Siswa dapat menganalisis nilai moral yang meliputi nilai moral hubungan

manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri, dan manusia dengan

manusia novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji

Page 144: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

E. Alokasi Waktu

Mata pelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP memiliki alokasi

waktu 2 x 45 menit setiap kali pertemuan.

F. Materi Pembelajaran

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra. Unsur

intrinsik meliputi, tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut

pandang.

a. Tema

Tema adalah ide atau gagasan sentral dalam suatu cerita.

Kaitannya dengan tema, tema dibagi menjadi dua, yaitu tema mayor

(tema utama) dan tema minor (tema tambahan). Tema mayor diarti-kan

sebagai makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar

umum cerita itu, sementara tema minor sendiri diartikan se-bagai

makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita saja yang

fungsinya hanya mempertegas eksistensi makna utama atau tema

mayor.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur penting dalam sebuah

cerita. Istilah “tokoh” menunjukkan pada orangnya (pelaku cerita),

sementara istilah “penokohan” menunjukkan pada penempatan tokoh-

tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Dilhat dari

segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita

dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh

utama adalah tokoh yang muncul di setiap cerita, kemunculannya

memegang peranan penting dan mempengaruhi alur cerita, sedangkan

tokoh tambahan merpakan tokoh tambahan karena tokoh yang

pemunculannya hanya sebagai pelengkap bagi tokoh utama. Namun,

kehadiran tokoh tambahan sangat mempengaruhi adegan-adegan yang

dilakukan oleh tokoh utama.

Page 145: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

c. Alur

Alur adalah jalan cerita atau rangkaian peristiwa yang disusun

berdasarkan hubungan kausalitas (hubungan yang menunjukkan sebab-

akibat). Rangkaian peristiwa dalam alur secara umum meliputi: tahap

penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik,

tahap klimaks, dan tahap penyelesaian.

d. Latar

Latar menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan. Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu

berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial menyaran pada

hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat

disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau kedudukan seorang pengarang

di dalam sebuah cerita. Kedudukan pengarang di dalam sebuah cerita

bisa menjadi pelaku ataupun sebagai pengamat yang berarti pengarang

tidak masuk ke dalam suatu cerita. Secara umum, penentu janis posisi

pengarang dalam suatu cerita dapat dilihat dari pemakaian kata ganti

dalam cerita itu. Pemakaian kata ganti aku, saya pada suatu cerita

berarti pengarang sebagai pelaku (orang pertama).

2. Nilai Moral dalam Karya Sastra

a. Hubungan manusia dengan Tuhan: salat, berdoa, bedzikir, dan besyukur

b. Hubungan manusia dengan diri sendiri: jujur, disiplin, rasa ingin tahu,

dan tanggung jawab

c. Hubungan manusia dengan manusia lain: manusia dengan manusia yaitu

menghargai prestasi orang lain, bersahabat, dan peduli sosial.

Page 146: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

G. Metode Pembelajaran

Metode ceramah dan tanya jawab digunakan pada awal pembelajaran,

sedangkan metode diskusi dan pemberian tugas pada akhir pembelajaran.

Keempat metode tersebut digunakan dalam pembelajaran sastra di kelas XI

SMA. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran

kooperatif group investigation.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pembelajaran novel dengan materi nilai moral pada novel Perjalanan

Menuju Langit berfokus pada aspek membaca. Sehubungan dengan hal itu

penulis memaparkan RPP (terlampir). Rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dibuat berdasakan silabus. Di bawah ini disajikan langkah-langkah

pembelajaran novel dengan materi nilai moral pada novel Perjalanan Menuju

Langit karya di kelas XI SMA.

Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

Kegiatan Langkah-langkah pembelajaran Waktu

Awal a. Guru memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa

bersama;

b. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat

pembelajaran serta memotivasi siswa

dengan mengarahkan pada situasi

pembelajaran

5 menit

Inti a. Guru menerangkan tentang unsur

intrinsik dan nilai moral yang terdapat

dalam karya sastra

b. Guru bertanya jawab dengan siswa

berkaitan denga unsur intrinsik dan nilai

moral dalam sastra

c. Guru membagi kelompok berdasarkan

jumlah siswa dan membagi tugas kepada

masing-masing kelompok

80 menit

Page 147: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

d. Guru mengajak siswa membaca novel

Perjalanan Menuju Langit (membaca

novel memerlukan waktu yang cukup

lama. Oleh karena itu guru meminta

siswa untuk melanjutkan membaca di

luar jam sekolah)

Akhir a. Guru menyuruh siswa untuk melanjutkan

membaca dan menyelesaikan tugas

kelompok di luar jam sekolah

b. Guru menutup pembelajaran dengan

salam penutup

5 menit

Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit

Kegiatan Langkah-langkah pembelajaran Waktu

Awal a. Guru mengucapkan salam dan berdoa

bersama

b. Guru mengulas kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa

5 menit

Inti a. Guru mengecek kembali apakah tugas

siswa sudah diselesaikan oleh masing-

masing kelompok

b. Guru meminta masing-masing kelompok

mempesentasikan hasil diskusinya dan

kelompok lain menanggapi

80 menit

Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilaksanakan

b. Guru memberikan evaluasi

c. Guru menutup pembelajaran dengan

salam

5 menit

Page 148: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

I. Sumber Belajar

1) Novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji

2) Buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro

3) Modul Bahasa Indonesia kelas XI

J. Media Pembelajaran

Media yang dapat diigunakan pada pembelajaran novel, yaitu:

1) LCD

2) Laptop

3) Program power point

K. Evaluasi

1. Evaluasi proses

Bacalah novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji.

2. Evaluasi hasil

Bentuk : tes esai (uraian)

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji!

2. Siapakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji?

3. Alur apakah yang digunakan dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji? Sebutkan tahap-tahapnya!

4. Sebutkan nilai moral yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit

karya Muhammad Muhsin Lahajji!

5. Buatlah ringkasan cerita atau sinopsis Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji!

Page 149: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Kunci Jawaban

1. Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar,

amanat, dan sudut pandang.

2. Tokoh utama dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad

Muhsin Lahajji

adalah Alfi Rahmat sedangkan tokoh tambahannya, yaitu Ardi, Ade Siska,

Atila Reina, Ainun, Muthmainah, Om Akmal, Etek Leli, Etek Vina, Aulia

Wipogso, Ipung, Gusrial, dan Amir.

3. Alur yang digunakan dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji adalah alur mundur. Adapun tahapan-tahapannya,

yaitu tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik,

tahap klimaks, dan berakhir dengan tahap penyelesaian.

4. Nilai moral yang terkandung dalam novel Perjalanan Menuju Langit karya

Muhammad Muhsin Lahajji terdiri atas tiga aspek, yaitu: (a) hubungan

manusia dengan Tuhan meliputi: salat, berdoa, bedzikir, dan besyukur; (b)

hubungan manusia dengan diri sendiri antara lain: jujur, disiplin, rasa ingin tahu,

dan tanggung jawab; (c) hubungan manusia dengan manusia antara lain:

menghargai prestasi orang lain, bersahabat, dan peduli sosial.

5. Jawaban tergantung masing-masing siswa.

Skor Penilaian

a. Penilaian Kognitif

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji !

2. Siapakah tokoh utama dan tokoh tambahan dalam novel

Perjalanan Menuju Langit karya Muhammad Muhsin

Lahajji ?

3. Alur apakah yang digunakan dalam novel Perjalanan Menuju

Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji !

Page 150: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

4. Sebutkan nilai moral yang terdapat dalam novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji !

5. Buatlah ringkasan cerita atau sinopsis novel Perjalanan

Menuju Langit karya Muhammad Muhsin Lahajji!

Kriteria Skor:

Setiap jawaban lengkap = 20

Jawaban kurang lengkap = 10

Tidak ada jawaban = 0

b. Penilaian Psikomotorik

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Menganalisis unsur intrinsik dan nilai moral

Kriteria Skor

Sangat baik = 4 Cukup = 2

Baik = 3 Kurang = 1

c. Penilaian Afektif

No. Nama Siswa Indikator proses

Ketekunan Kerajinan Disiplin Kerjasama Bertanggung jawab

1.

Kriteria Skor

Sangat baik = 4 Cukup = 2

Baik = 3 Kurang = 1

Purworejo, Juni 2015

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

M. Saeri, M. Pd Puput Tri Handoko

Page 151: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Lampiran 6

KARTU PENCATAT DATA

Hlm. Data Analisis

117

119

280

281

363

“Wahai kamarku” Kata Alfi dengan suara berbisik

”Aku akan meninggalkan kalian. Aku akan

meninggalkan kalian bersama kenangan yang telah

kita buat bersama. Aku akan berangkat ke Padang

tiga hari lagi.”

(PMJ:117)

“Perjalanan seorang Alfi yang sedang berjalan

seperti sedang melakukan perjalanan panjang di

dunia menuju akhirat. Setidaknya itulah fase dimana

Alfi tengah menjalani kehidupannya di Talawi.”

(PMJ:119)

“Tidak percuma Alfi mengalami penderitaan dan

kesusahan. Sejak kecil ia telah ditinggal mati oleh

kedua orang tuanya yang mengalami kecelakaan di

tambang batu bara, ditinggal mati oleh orang tua

angkatnya dalam kecelakaan motor. Kehidupannya

bagai terhimpit batu besar selama ini. Kesusahan

dan kepahitan mengiringi setiap langkahnya, setiap

desahan nafasnya. Tapi kali ini kebaikan terus

mengikutinya, menggantikan lembaran-lembaran

lusuh hidupnya dengan kebahagiaan yang tiada

tara.”

(PML:280)

“Langit diatas kepala begitu terang, seteranghati

mereka Alfi dan Muthmainnah ketika dua bulan

yang lalu mereka telah melangsungkan pernikahan

nan suci. Ini adalah kali kedua bagi Alfi

melangsungkan pernikahannnya dalam waktu dua

tahun. Perasaan bahagia sewaktu selesai

mengucapkan Ijab Kabul kembali terasa manisnya,

lalu wajah Muthmainnah merona ketika Alfi

memandangnya dengan tatapan cinta selepas akad

nikah tersebut.”

(PML:281)

“Perasaan cinta itu bagai embun yang turun di pagi

hari kembali meliputi hari-hari Alfi sama seperti di waktu ia baru mengenal cinta dari istri pertamanya

Tema Mayor

Page 152: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Ainun. Nuansa cinta itu seakan-akan embun yang

mengitari perbukitan, memenuhinya dan tampak

menyelubungi setiap jengkal tanah dan pepohonan

di sana.”

(PML:363)

5

19

42

159

“Bahwa betapa ia mencintai istrinya, betapa

bersangatan cintanya, betapa memabukkan cintanya.

Rasanya adalahsuatu hal yang wajar jika seorang

lelaki begitumencintai istrinya layaknya Adam yang

merana karena berpisah dengan Hawa, Rasul

Muhammad yang pilu di tinggal Khadijah.”

(PMJ:5)

“Alfi selalu tersenyum merona sama seperti anak

laki-laki lainnya saat mengikuti mata pelajaran

bahasa inggris. Alasannya adalah karena paras

cantik Sang Guru serta suaranya yang syahdu

membuat Alfi terbuai-buai di terpa angin Guguok

Cubodak. Buk Fitria namanya guru mempesona itu

yang selalu mereka bisiki saat ia menghadap ke

papan tulis. Guru tercantik di SMA Guguok

Cubodak bahkan dialah guru tercantik se

Sawahlunto versi Alfi cs. Sang perawan berkulit

putih mulus yang membuat betah mereka yang

selalu kena hukuman berupa cubitan diperut karena

tak membuat tugas.”

(PML:19)

“Alfi suka pada Lia, tapi ia tak pernah berfikiran

akan menyatakan bahwa jika ia mengajarkan Lia

pelajaran sejarah ia berhak mendapatkannya. Alfi

hanya ingin memastikan kalau tak terjadi apa-apa

pada Lia Alfi berfikir dan khawatir, mungkin saja

Lia dipaksa seseorang untuk menjauhi dirinya.

Hanya saja Alfi lah yang terlalu stupid tak

memahami bahasa tubuh, bahwa Lia hanya

memanfaatkan dirinya.”

(PML:42)

“Setelah makan ia berencana akan mengajak Tila

nongkrong di pinggir kanal besar yang ada di sisi

kiri mall. Disanalah tempat yang paling tepat untuk

menyatakan cintanya kepada Tila yang selama ini ia

pendam. Akan romantis jika ia berhasil mengulur

waktu hingga matahari memerah menandakan akan

Tema Minor

Page 153: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

292

17

53

terbenam. Bertambah amboy rasanya alam khayal

tersebut jika ketika Alfi mengungkapkan cinta yang

disambut suka cita oleh Tila dengan mengatakan

“Ya, aku juga cinta padamu”, langit memerah dan

kelam menandakan malam telah tiba. “Sungguh

romantis…” Khayal Alfi sembari tersenyum pada

diri sendiri di depan kaca ketika ia menyisir

rambut.”

(PML:159)

“Walaupun Alfi setelah berbulan madu dari

Sawahlunto dan kini ia kembali tinggal

bersamaistrinya Ainun di Padang, tapi hari-hari

cinta itu tetap sama, terasa manis, penuh warna,

penuh makna. Langit indah di atas kepala seakan-

akan bergerak dari Sawahlunto hingga ke Padang

untuk menaungi mereka. Hari-hari cinta itu tak

mengubah apapun selain gairah hidup yang

meletup-letup bagai kawah merapi, harum semerbak

wangi menusuk hidung khayalan mereka bagai di

hembuskan oleh bumi.”

(PML:292)

“Dede adalah teman sepermainan Alfi sejak SD.

Nama lengkapnya Ade Siska. Terkadang Alfi sering

mencandainya kalau sebaiknya ia di panggil Siska

saja. Dan rambutnya yang selalu panjang itu

sebaiknya di kuncir, agar ia lebih mirip dengan

wanita dengan inisial S di depannya. Sifat mereka

sebelas-dua belas, bak boruok jo cigak.”

(PML:17)

“Alfi kembali berkawan dengan Dede karena rindu

yang tak tertahankan. Begitulah anak-anak, sudah

bertengakar berkawan lagi. Dede tak lagi berteman

dengan Nanda, “Dia itu menyebalkan, makannya

banyak” Keluh Dede. Sementara Alfi tak

meneruskan kontrak persahabatannya dengan Amir

karena ada perbedaan antara visi misi kehidupan

diantara mereka.”

(PML:53)

3

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat

Tuhan tersebut. Senantiasa bertasbih memuji Sang

Pencipta bulan, pencipta alam. Pencipta manusia itu

sendiri. Tak henti-hentinya ia mengucapkan

Tokoh Utama

(Alfi)

Page 154: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

11

255

Subhanallah, maha suci Allah sedari tadi ia

bertahajjud di sepertiga malam.”

(PML:3)

“Alfi menendang-nendang dengan kecepatan penuh

kearah atas. Entah mengapa gerakannya serasa

begitu lamban. Ia berusaha ke permukaan dengan

sekuat tenaga, karena dari tadi telah meminum

banyak air. Dadanya mulai sesak, tapi tetap saja

mencapai permukaan terasa sangat jauh.”

(PML:11)

“Mohon maaf Lia, toko kami telah banyak bekerja

sama dengan perusahaan-perusahaan di Padang,

Alhamdulillah kami bisa memberikan harga yang

lebih murah dibanding yang lain, salah satunya karena

kami langsung memesan perangkat komputer dari

Singapura dan Malaysia. Namun kami tidak pernah

memberikan harga yang seperti Lia sampaikan di awal

kepada karyawan saya. Memang banyak beberapa

agen dari beberapa perusahaan meminta tips dengan

merubah nominal harga yang tertera di kwitansi, tapi

mohon maaf kami tidak bisa memberikannya”

Sebelum Alfi keluar tadi rupanya Ipung sudah

menjelaskan kepadanya keinginan Lia tersebut.”

(PML:255)

175

10

“Adalah Ardi orang yang pertama kali mengajarkan

Alfi berenang dan membawa sampan. Seorang guru

hebat yang telah mengajarkan salah satu keahlian yang

di sunnahkan bagi setiap muslimin oleh Rasul Allah,

yaitu berenang. Ardi punya metode tersendiri dalam

mengajarkan Alfi. Yaitu dengan mendorongnya ke

lubuk hingga ia tenggelam dan meminum banyak air.

Tangisnya pecah setelah Ardi menyelamatkannya.”

(PML:9)

“Nah setelah kamu berhenti menangis, cobalah

lompat kembali kelubuk itu dan buktikan bahwa aku

telah berbuat baik” kata Ardi terus tertawa

“Gila kau, gila kau, hik....hik....hik”

“Ee... tidak percaya, jika kamu ingin bisa berenang

kamu harus tenggelam dulu. Jika kamu ingin

berhasil, kamu harus mencoba dulu kegagalan, agar

tahu bagaimana manisnya sebuah keberhasilan.”

(PML:10)

Tokoh

Tambahan

(Ardi)

Page 155: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

38

41

“Tanpa peri kemanusiaan malah Dede menjahili

Alfi dengan bernyanyi di dekatnya “Hancur sudah

hatiku, gadis pujaanku di ambil orang” Sendal

terbang segera hinggap di keningnya.”

(PML:38)

“Dasar wa'ang tak suka melihat teman senang”

Keluh Alfi terhadap sifat Dede yang sok idealis

“Cemburu wa'ang rupa-rupanya” Tambah Alfi “Ini

lebih dari cemburu Al, aku sedang

menyelamatkanmu dari tsunami cinta, musibah

besar yang tak kan kau sangka-sangka

kedatangannya.”

(PML:41)

Tokoh

Tambahan

(Ade Siska)

134

139

142

„„Orang-orang sering memanggilnya Tila. Ia

memang begitu mudah dikenal karena sifat

ramahnya kepada setiap orang. Ia mengenakan

jilbab, walaupun pakaiannya masih mirip dengan

pakaian Kak Shanti, pacarnya Bang Tedi. Hanya

saja parfum yang dipakainya tidak begitu tajam.

Cukup wangi, namun tidak terlalu.”

(PML:134)

“Alhamdulillah kamu sudah sadar Al” sapa Tila

sambil tersenyum. Senyuman yang biasa ia lihat di

kampus. Senyuman khas seorang Tila. Dan tak lupa

bibirnya yang berwarna pink. Alfi membalas sapaan

Tila dengan senyuman pula. Namun lidahnya masih

kelu ketika hendak menyapa Tila.

“Aa…Apakah kamu yang…..?” Sebenarnya Alfi

memang tidak sanggup untuk berucap sepatah

katapun. Namun ia memaksakan diri sebagai tanda

terimakasih kepada orang yang telah membantunya

sebelum pembicaraannya itu dipotong oleh Tila

“Memang aku yang membawamu kesini. Aku

menemukan kamu tergeletak dikamar dengan

keadaan yang mengkhawatirkan” sambil

mengangkat alis dan bahu.”

(PML:139)

“Oh ya Tila, boleh aku minta tolong sama kamu”

“Kamu tenang saja. Untuk biaya pengobatan pakai

uangku saja dulu” Jawab Tila dengan senyumannya

yang khas sambil mengangkat bahu.

“Tila kamu baik sekali, bagaimana aku bisa

Tokoh

Tambahan

(Atila Reina)

Page 156: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

145

membalas ini semua..?”

“Ah, tidak apa-apa, yang penting kamu sekarang

istirahat dan makan obat ini” Menyodorkan obat

yang ada di atas lemari kecil. Tila tidak bisa

menyembunyikan perasaan malunya disebabkan

pujian Alfi itu. Pipinya merona kemerah-merahan,

kepalanya sedikit dimerengkan ke bahu.”

(PML:142)

Hampir dua minggu Alfi tidak masuk kuliah.

Untung Tila memintakan izin kepada dosen yang

mengajar, sehingga ia tidak dianggap alfa. “Tila

memang wanita yang luar biasa”, Pikir Alfi. Tila

benar-benar malaikat baginya. Ia datang tanpa ada

yang meminta. Datang sebagai malaikat

penyelamat.”

(PML:145)

175

177

“Kesabaran luar biasa yang dipancarkan Ainun,

membuat Alfi semakin takjub terhadapnya.

Rasanya, sebuah kemungkinan yang tak mungkin,

bahwa ada seseorang yang memiliki keteguhan hati

dengan kesabaran yang luar biasa ketika ujian itu

menggoda batin dan perasaan. Beda dengan apa

yang Alfi tumpahkan ketika kedua orang tua

angkatnya Amak Mia dan Apak Irzal meninggal. Ia

begitu remuk redam dan hanyut terbawa arus

kesedihan yang deras, menghempaskannya ke

karang ujian yang penuh dengan kesengsaraan.”

(PML:175)

“Aku kagum padanya” Bisik ketulusan terlepas

begitu saja dari lidah Alfi. Bisikan kagum kepada

Ainun Sang Wanita Penghafal Qur‟an. Bisikan yang

bisa disebut sebagai bisikan cinta. Ia bagaikan

seorang anak desa yang tiba-tiba berada di kota

metropolitan yang dihiasi oleh gedung-gedung

pencakar langit, begitulah posisinya ketika hatinya

bertemu dengan nuansa hati yang dimiliki oleh gadis

penghafal Al Qur‟an yang bernama Ainun.”

(PML:177)

Tokoh

Tambahan

(Ainun)

300

“Api taqwa di hati Muthmainnah membara. Ia

bertekad dengan sepenuh hati bahwa dalam setahun

InsyaAllah akan berusaha mengkhatamkan hafalan

Qur‟an, tentunya dengan beberapa trikyang di

Tokoh

Tambahan

(Muthmainah)

Page 157: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

318

berikan Ainun dalam menghafal Qur‟an. Agar lebih

fokus, Muthmainnah mengikuti program pendidikan

bahasa Arab selama setahun dan tinggal di asrama

atau pondokan dekat kampusnya.”

(PML:300)

“Entah mengapa Muthmainnah begitu meresapi

keadaan Alfi itu, tak seperti Neni yang ikut prihatin,

tapi tak sebesar itu perasaannya melihat keadaan

Alfi, apalagi bau busuk Alfi membuyarkan

pikirannya. Tatapan tajam penuh rasa iba dari

Muthmainnah menyimpulkan seakanakan

Muthmainnah pernah mengenal Alfi begitu dekat.

Padahal seseorang yang bernama Muthmainnah tak

pernah ada dalam kamus persahabatan Alfi. Nama

Muthmainnah hanya sekali ia dengar dari mendiang

istrinya.”

(PML:318)

53

56

114

“Setelah berbincang-bincang dengan majelis guru,

barulah Alfi boleh kembali ke ruangan. Om Akmal

berjanji akan menebus seluruh kerugian sekolah,

mengecat ulang seluruhnya.”

(PML:53)

“Om Akmal dan Etek Leli bukannya orang yang tak

tahu berterima kasih. Sejak ia sukses dengan CV

nya di bisnis batu bara, mereka membantu seluruh

saudaranya yang lain. Om Akmal membantu Mak

Dang Bakri pada usaha jahitnya dengan

membuatkan kedai baru disertai seluruh

kelengkapan jahit. Membantu membangun kedai

nasi Mak Etek Jun, dan membantu Om Rus, suami

Etek Vina dalam usaha bengkel.”

(PML:56)

“Om Akmal tidak mengantar mereka keluar. Ia tetap

berdiri di dekat Alfi. Kemudian duduk di sebelah

kanan Alfi sambil menatapnya dalam-dalam. Ia

seperti akan mengatakan sesuatu.

“Maafkan perlakuan Mak Etek Jun dan Etek Vina

terhadap kamu, mereka sedang kalap, nanti mereka

akan sadar sendiri dengan perbuatannya itu” bujuk

Om Akmal.”

(PML:114)

Tokoh

Tambahan

(Om Akmal)

Page 158: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

116

“Di akhir pembicaraan Om Akmal menasehati Alfi

“Nah, masa depan kamu ada ditangan kamu. Kalau

kamu ingin berhasil belajarlah dengan giat, jangan

mudah terpengaruh oleh lingkungan. Carilah kawan

yang baik-baik, jauhi mereka yang suka huru-hara.

Kami berharap kamu kelak menjadi anak yang

beruntung dan sukses. Yang lebih penting kamu

harus tetap pulang kerumah meskipun kamu tinggal

di Padang semampu yang kamu bisa”.

(PML:116)

56

57

140

“Om Akmal dan Etek Leli bukannya orang yang tak

tahu berterima kasih. Sejak ia sukses dengan CV

nya di bisnis batu bara, mereka membantu seluruh

saudaranya yang lain. Om Akmal membantu Mak

Dang Bakri pada usaha jahitnya dengan

membuatkan kedai baru disertai seluruh

kelengkapan jahit. Membantu membangun kedai

nasi Mak Etek Jun, dan membantu Om Rus, suami

Etek Vina dalam usaha bengkel.”

(PML:56)

“Akhirnya Om Akmal dan Etek Leli pasrah Tapi

mereka punya cara lain membantu Amak dan Apak.

Mereka sering memberi uang belanja kepada Alfi,

uang sekolah Alfi. Segala perlengkapan sekolah Alfi

di fasilitasinya. Walau Amak dan Apak melarang

Alfi untuk menerima uang Om Akmal, tapi Alfi

dengan santai menjawab “rezki dak boleh di tolak

Mak.”

(PML:57)

“Sejak orang tuaku meninggal Om Akmal dan Etek

Leli yang menjagaku, mereka sangat baik, aku tidak

mau mencemaskan mereka.”

(PML:140)

Tokoh

Tambahan

( Etek Leli)

109

“Apak dan amak-mu terlalu memanjakanmu,”

dengan suara sedikit berbisik Etek Vina

menambahkan. Alfi terpojok, ia tak tahu harus

berbuat apa lagi. Sembari menunduk sambil

memain-mainkan jarinya dengan membuat

lingkaran-lingkaran kecil diatas pahanya ia ciut oleh

kemarahan Etek Vina. Adalah sesuatu yang lumrah

bahwa Alfi tersentak oleh kemarahan Eteknya,

karena selama ini sewaktu bersama Amak dan Apak

Tokoh

Tambahan

(Etek Vina)

Page 159: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

110

ia tak pernha sekalipun di marahi oleh seseorang,

kecuali Bu Siswi guru kilernya.

“Nah, sekarang kami mau dengar apa ada yang ingin

kamu sampaikan? Mak Dang coba menetralkan

suasana.

“Dak tau Mak”. Jawab Alfi

Keputusasaan merambah semua wajah yang ada di

ruangan itu. Sepertinya bukan itu jawaban yang

mereka inginkan. Sedang mereka semua masih diam

menunggu kalau-kalau Alfi akan mengucapkan

sesuatu. Selang beberapa waktu masih saja tidak ada

sepatah katapun yang terucap oleh Alfi. Ia masih

terus menundukkan pandangan sambil memain-

mainkan jemarinya.

Wajah kerut tampak jelas di wajah Etek Vina. Ia

mulai beraksi. Ayo jawab pertanyaan Uda Bakri”

Bentak Etek Vina Nafasnya tersengal-sengal,

matanya tajam menusuk kearah Alfi.

Alfi tersentak kaget dan sedikit menengadahkan

kepalanya kearah Etek Vina. Ini sudah diluar

kendali, pikir Alfi. Tidak biasanya Etek Vina

menggunakan kata Uda terhadap Mak Dang Bakri

di depan Alfi. Ia merasa terbuang, pertanyaan

tersebut bukan sekedar pertanyaan biasa antara ia

dan Eteknya.”

(PML:109)

“Ayo jawab pertanyaan ku, Alfi ” Etek Vina maju

kearah Alfi, melepaskan pegangan Etek Leli yang

dari tadi mengusap-usap bahunya. Kembali ia

mengajukan pertanyaan yang sama kepada Alfi, kali

ini ia memegang kedua kerah baju Alfi dan

mengangkat kepala Alfi yang dari tadi menunduk.

“Ayo jawab pertanyaan ku, Alfi Iswandi !!”

Para Om dan Etek lainnya tersentak dengan

perlakuan Etek Vina terhadap Alfi. Sepertinya

mereka tidak suka dengan cara kasar Etek Vina,

namun mereka tidak protes dengan kejadian itu.

Tidak protes, karena mungkin saja mereka hendak

melakukan yang demikian kepada Alfi disebabkan

kekesalan mereka terhadap perilaku buruknya

selama ini. Tapi, mereka tidak berani

melakukannya.”

(PML:110)

Page 160: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

40

41

42

43

“Lia tahu betul bagaimana membuat Alfi merasakan

dirinya sebagai laki-laki sejati. Pelajaran sejarah

adalah kesukaan Alfi, dengan meminta tolong untuk

di buatkan tugas sejarah berarti hendak meyakinkan

bahwa dia memang pandai dan pantas di banggakan.

Takkan ada yang bisa menghalanginya kali ini untuk

meyelesaikan makalah tersebut.”

(PML:40)

“Alfi kualat. Betul saja sangkaan Dede. Diakhir

semester ketika pembagian rapor, Lia tak mau lagi

menemui Alfi. Jangankan diajak jalan, disapa pun

Lia tak menoleh. Entah mengapa setiap melihat Alfi,

wajah jijik yang di tampilkan Lia membuat

hancurlah harapan cinta itu. Cinta yang selama ini

dipupuk dengan pengorbanan.

Nilai sejarah Lia sembilan koma, sementara nilai

sejarah Alfi hanya enam. Karena ketika

mengerjakan ujian yang terbayang di kertas tulis itu

adalah wajah Lia, tanpa sadar bel tanda ujian selesai

berbunyi. Jadilah nilai Alfi pas-pasan sama dengan

oretanoretan tak menentu dikertas ujiannya.”

(PML:41)

“Belakangan baru tahu kalau Lia mendekati Alfi

hanya karena ingin mendapatkan nilai bagus dalam

sejarah. Ia tahu Alfi lah tempat memuaskan

hasratnya itu. Lia sangat lemah di bagian sejarah,

berkat petunjuk dan bantuan Alfi dalam

memecahkan problema itu Lia berhasil bangkit dari

keterpurukannya.”

(PML:42)

“Begini saja, kalau kamu suka sama aku. Ketahuilah

aku tak sedikitpun suka padamu, sama sekali takkan

pernah aku suka padamu. Sumpah tujuh turunan aku

tak kan pernah menyukaimu. Jauhi aku jangan

dekat-dekat lagi.”

(PML:43)

Tokoh

Tambahan

(Aulia Wipogso)

222-

223

“Ia bergegas menuju Ipung lalu memanggil Gusrial

“Pung.., Gus.., Uda pergi agak beberapa hari, kedai

Uda percayakan pada kalian ya!”

“Uda mau kemana?” tanya Ipung

“Sekarang Uda gak bisa bilang. Yang penting kalian

jaga kedai dengan baik, uang antum pegang saja

Tokoh

Tambahan

(Ipung)

Page 161: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

324

Pung, kalau ada keperluan, pake saja. Jangan lupa

catat semua pengeluaran!”

“Ya Uda”

Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh”

salam Alfi sebelum keluar dari kedai”

(PML:222-223)

“Ipung dan Neni kebingungan, mereka panik.

Bercampur aduk perasaan saat ini. Disatu sisi mereka

iba melihat kondisi Alfi, tapi mereka juga sepakat

dengan Gusrial. Alfi sudah kelewat batas. Ipung coba

melerai Gusrial yang mencengkram erat kerah baju

Alfi. “Cukup Gus..cukup!” mohon Ipung.”

(PML:324)

222-

223

316

“Ia bergegas menuju Ipung lalu memanggil Gusrial

“Pung.., Gus.., Uda pergi agak beberapa hari, kedai

Uda percayakan pada kalian ya!”

“Uda mau kemana?” tanya Ipung

“Sekarang Uda gak bisa bilang. Yang penting kalian

jaga kedai dengan baik, uang antum pegang saja

Pung, kalau ada keperluan, pake saja. Jangan lupa

catat semua pengeluaran!”

“Ya Uda”

Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh”

salam Alfi sebelum keluar dari kedai.”

(PML:222-223)

“Uda Alfi.. sadar Da!, bangun Da!, kasihan uda

seperti ini terus, bangun Da!” Kata Gusrial sambil

melap tubuh Alfi dengan air hangat. Ketika melap

tubuh Alfi, air mata Gusrial menetes tak

tertahankan, kembali ia berdoa

“Ya Allah, bantulah uda saya ini!, ampunkan

dosanya, rahmati Ia wahai Allah, Yaa Rahman, Yaa

Rahiim”. Kasihan benar Alfi pikir Gusrial. Ia

ditinggal oleh istri dan anaknya. Ia pingsan setelah

mengetahui istri dan anaknya meninggal. Tak sempat

ia mengantar jenazah istri dan anaknya itu ke tempat

peristirahatan mereka untuk terakhir kalinya.”

(PML:316)

Tokoh

Tambahan

( Gusrial)

47-

48

“Untuk menjaga keselamatan siswa dan guru,

esoknya kegiatan belajar-mengajar diliburkan. Entah

sinting, entah jenius yang dilakukan Amir? Yang

jelas, itu sungguh diluar alam bawah sadar Alfi.

Tokoh

Tambahan

(Amir)

Page 162: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

49

52

Cerita-punya cerita, bahwa desas desusnya, demo

besar-besaran yang terjadi setahun lalu, yang

menghasilkan terdepaknya Pak Syamsi mantan

kepala sekolah SMA Guguok yang di duga korup

adalah buah karya profokator seorang bernama

Amir anak Bugis. Ia berhasil meyakinkan seluruh

siswa agar segera mendemo kepala sekolah mereka

yang korupsi. Anehnya ketika terjadi demo di depan

kantor kepala sekolah saat itu, Amir sedang

menikmati mie rebus di kantin Tek Umi.”

(PML:47-48)

“Sungguh imajinatif pemikiran anak Bugis yang

bernama Amir itu. Liar tak terkendali alur

pemikirannya. Meletup-letup susah untuk di

perkirakan awal dan ujungnya. Bayangkan ia

bercita-cita hendak menjadi Walikota Sawahlunto.

Bagaimana mungkin seorang anak yang bukan

putra daerah hendak menjadi walikota di kampung

orang, hal yang tak masuk akal, fikir Alfi.”

(PML:49)

“Mau memarahi, tapi tak tega, tetapi jikadibiarkan,

takut ngelunjak Alfi benar-benar telah menarik

perhatian seluruh sekolah. Ia terkenal kini. Pak

Arfan menghukum Alfi dengan menyuruhnya

hormat kepada bendera dan boleh selesai hingga

orang tuanya datang menjemput.

Ketika Alfi hormat pada bendera, Amir Anak Bugis

tersenyum-senyum simpul di sudut lapangan.”

(PML:52)

17

“Nama Alfi Rahmat” Sapa Alfi kepada semua

teman-teman kelasnya waktu pertama kali masuk

sekolah di SMAN 2 Sawahlunto. Setiap siswa baru,

mesti memperkenalkan diri mereka masing-masing

ke depan kelas. Lihatlah gaya culun Alfi pada saat

itu, malu-malu tak karuan, menjinjit-jinjit seperti

asam urat, dia pikir sekarang masih di SMP?

“Apa arti Alfi Rahmat itu? Tanya Sang Guru

“Alfi Rahmat itu artinya seribu rahmat Pak!”

katanya malu-malu menutup mulut.

“Seribu kelakuan iyo tuma” Teriak Dede dari sudut

bangku belakang kelas yang diiringi teriakan

cemooh seisi kelas.”

(PML:17)

Alur

Page 163: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

37

111-

112

“Ini tak bisa di tolerir, Murni sungguh sangat kejam,

menghimpit Alfi dengan berita sedih tersebut tanpa

kompromi dan kenal ampun. Bahasa lugas dan tepat

guna dari Murni yang mengabarkan bahwa Bu Fitria

akan menikah minggu depan sungguh telah mampu

mencabik-cabik dan mengoyak hatinya.

Apanya yang salah dengan berita yang di bawa anak

tukang tenun itu? Tak ada yang salah! Hanya Alfi

begitu mengagumi Bu Fitria guru bahasa inggrisnya.

Memperhatikannya dan menjamahnya dengan

seksama dari ujung rambutnya yang tertutup jilbab

hingga ujung kukunya yang tertutup sepatu dengan

segunung cinta yang tak tampak yang ia berikan

kepada Bu Fitria. Hanya Alfi begitu memuja Bu

Fitria, membanggakannya, mencintainya, mengingin-

kannya agar menjadi pacar impiannya atau mungkin

jika makbul menjadi istrinya yang akan bersanding

menggantikan pria jahat yang telah berani melamar

gadis pujaannya.”

(PML:37)

“AKU BUKAN KELUARGA KALIAN” Pekik Alfi

sambil mencengkram tangan Etek Vina dengan kuat

dan melepaskan pegangannya dari kerah baju yang

dari tadi di tarik-tarik. Pekik Alfi seolah-olah sebua

auman yang penuh energi yang dilepaskan kearah

Om dan Etek sehingga membuat mereka tersentak

kaget dan membelalakkan mata.

“Aku Bukan Keluarga Kalian” kembali Alfi

mengulang pernyataan dahsyat itu sambil

menunjuk-nunjuk Om dan Etek. Ia berbicara seperti

orang yang setengah menagis, nafasnya tersengal-

sengal. Matanya merah, lehernya basah dipenuhi

keringat yang tiba-tiba saja muncul begitu banyak.

“Aku hanyalah anak pungut yang diambil oleh Pak

Irzal dan Amak Mia dari kedua orang tuaku, aku

bukan keluarga kalian, kalian tidak pantas berbuat

kasar kepadaku!”Alfi bebicara seperti seorang yang

sedang kesetanan, tangannya kejang-kejang kearah

bawah menegaskan hal itu.

Ia merasa baikan sekarang, dengan ucapan itu ia

bagaikan telah menumpahkan sampah yang banyak

yang ada di kepalanya yang dipendamnya selama

ini. Kepalanya terasa ringan, hatinya puas, ia merasa

telah menjelaskan sesuatu pelajaran penting kepada

Om dan Etek. Bahwa mereka tidak pantas

Page 164: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

310-

311

memperlakukannya seperti ini.

Namun, kepuasan yang dimaksud Alfi tidak

berlangsung lama sampai sebuah tamparan keras

mendarat di pipi kirinya. Mak Etek Jun orang yang

menampar Alfi dengan kerasnya itu, sehingga

membuat Alfi jatuh tersungkur.”

(PML:111-112)

Ainun menutup matanya. Senyuman kecil

tersungging dari bibirnya. Ainun meregang nyawa

menghembuskan nafas terakhir. Sontak tangisan

menggemuruh diruangan. Alfi memeluk erat tubuh

Ainun. Baju putih Alfi berlumuran darah terimbas

pakaian Ainun.

“Sayang.. jangan tinggalkan uda, sayaaang….!” “Ya

Allaaaaah… jangan Kau ambil istriku, jangan Kau

ambil anakku, Cukup! Cukup!, Aku tak sanggup

lagi. Ambil saja semua harta yang kau titipkan

padaku, aku tidak butuh, asal jangan kau ambi anak

dan istriku!” “Atau kembalikan aku ke masa-masa

sulit dahulu ketika terhimpit ujian!! Asal jangan Kau

ambil istri dan anakku!”

Beberapa saat yang lalu Alfi tengah berada di

puncak kejayaan, dipuncak kebahagiaannya. Kini, ia

tengah berada di lembah kesedihan. Istri yang ia

gadang-gadangkan, yang ia banggabanggakan pergi

meninggalkannya. Pergi tak untuk kembali.

Membawa seluruh cinta Alfi, membawa buah

hatinya. Dua bidadari itu pun terbang kelangit,

menemui Tuhannya yang lebih mencintai mereka

ketimbang Alfi mencintai mereka.

Pergilah wahai Fatimah anak mulia yang dijamin

akan memasuki surga Allah, bermain-main bersama

Nabi Ibrahim di taman surga. Pergilah wahai Ainun

Sang Mujahidah, engkau syahid di medan

perjuanganmu ketika engkau bersusah payah

menghadapi pesakitan dalam melahirkan.

Tapi tidak bagi Alfi. Ia masih menagis menguncang-

nguncang tubuh Ainun, sejurus kemudian

membelai-belai bayi mungil yang tengah tertidur

lelap, tak bernyawa. Lolongan Alfi mengiris hati

seluruh orang yang ada di ruangan itu. Perih.. perih

tak tertahankan hati olehnya. Deraian air mata

berlomba-lomba meloncat dari kelopaknya.

“Sayang..sayang.. jangan tinggalkan aku sendirian!”

Sayang mengapa kalian pergi begitu saja?”

Page 165: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

340

Sang Dokter kembali mengusap punggung Alfi.

“Maafkan kami Pak Alfi, maafkan kami..!”

Tiba-tiba Alfi mengibaskan tangan Sang Dokter dar

punggungnya. Mereka yang ada diruangan itu

terkejut dengan hentakan Alfi. Sedih bercampur

bingung menyaksikan Alfi yang meronta-ronta.

“TIDAK.. TIDAAAAAAK.. TIDAAAAAAK!!!”

“Ainun tidak mati, anakku tidak mati. Mereka hanya

tertidur, biarkan mereka istirahat sebentar, nanti

mereka akan bangun. Iya kan sayang??” Alfi

kembali membelai-belai wajah istri dan anaknya.”

(PML:310-311)

“Air mata Alfi tampak meleleh. Tiba-tiba.. mata

Alfi terbuka. Bagaikan lampu-lampu di lorong-

lorong Rumah Sakit yang menyala ketika semua

lorong kelam buta.

Ipung segera menyeka air matanya, mukanya berseri

melihat mata Alfi terbuka mantap.

Mereka berdua berdiri. Wajah mereka harap-harap

menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.

Alfi mengirup udara dalam-dalam kemudian ia

bangkit duduk. Wajah Ipung dan Gusrial tambah

cerah. Alfi kembali menghirup nafas dalam-dalam.

Ia menarik kabel infuse melepaskan dari tangannya.

Ipung dan Gusrial berhamburan ke arah Alfi coba

mencegah, mereka bingung apa yang sedang

dilakukan Alfi?. “Biarkan! Biarkan aku

melepasnya” Kata Alfi mantap berwibawa. Melihat

kewibawaan Alfi itu Ipung dan Gusrial surut.

Alfi kepayahan coba untuk turun dari kasur. Ipung

dan Gusrial segera membantu. “Uda mau

kemana??” Tanya mereka. Alfi hanya diam, tetap

diam berwibawa. Alfi mulai melangkah tertatih-

tatih. Ipung dan Gusrial memapahnya, kali ini

mereka tak bertanya lagi barang sepatah katapun.

Segudang pertanyaan berputar-putar liar dikepala

mereka. Gusrial kembali menyimpulkan, benar-

benar sakti Si Muthmainnah dan suratnya itu.

Gusrial merasa sedikit puas karena Alfi bangun

disaat dia membacakan surat yang terakhir.”

(PML:340)

8-9

“Disungai Ombilin inilah Alfi menghabiskan sebagian

dari masa kecilnya bersama teman sebaya. Berenang

disaat air meluap dengan menggunakan ban dalam

Latar Tempat

Page 166: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

16

26

18

mobil yang disebut benen sebagai pelampungnya.

Menangkap ikan menggunakan jala di waktu subuh,

sehabis sholat, hingga waktu dhuha. Terjun indah dari

jembatan titi, jebatan yang menghubungkan Desa

Talawi dengan Desa Kolok. Terjun dari jembatan

dengan ketinggian hampir 15 Meter, membuat jantung

serasa mau copot. Mengikuti festival lomba perahu

yang pemenangnya akan mendapatkan seekor

kambing bunting. Dan tentu saja partisipasi Alfi dalam

acara ini adalah sebagai penonton, jika berdiri terlalu

dekat dengan sungai akan di usir oleh panitia.”

(PML:8-9)

“Sawahlunto adalah percikan-percikan surga yang

tercampak ke bumi. Disini ramah, disini aman,

disini tenang, disini indah, disini.. datanglah ke

sini!, datanglah ke Sawahlunto!.

Bukanlah aie atau air Sawahlunto yang mempunyai

karomah yang membuat orang terpincut lagi terikat

hatinya untuk tetap tinggal di Sawahlunto, beranak-

pinak. Tapi pengibaratan onde-onde itulah yang

membuat orang-orang rantai betah tinggal disini,

mengorbankan jiwa raga mereka untuk Sawahlunto,

muktab jika ada yang menghina Sawahlunto. Batu

bara, elok alamnya, serta lembut hati penduduknya

adalah alasan tersebut.”

(PML:16)

“Sebelum mata pelajaran sejarah di tutup, Pak

Hamdan tersenyum-senyum simpul pada seisi lokal.

Mereka bertanya-tanya apa sebenarnya yang di

pikirkan oleh guru tua itu yang membuat wajahnya

bertambah muda agak beberapa tahun. Pak Hamdan

menyeka rambutnya yang telah dipenuhi uban

delapan puluh persen dari seluruh rambutnya

dengan kedua tangannya Ia tampak puas karena

telah berhasil membuat seisi ruangan mati

kebingungan.”

(PML:26)

“Baru kelas dua SD saja mereka sudah di sidang di

kantor kepala sekolah SD Impres Talawi tempat

mereka sekolah yang dihadiri oleh orang tua

masing-masing dan Pak Tamrin Si Pemilik pohon

macang yang mereka curi. Baju mereka sudah tak

bisa dikatakan seragam sekolah lagi karena telah

Page 167: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

18

92

87

belepotan terkena getah macang. Jika terkena getah

macang, baju takkan bisa bersih lagi untuk selama-

lamanya, takkan ada deterjen manapun yang mampu

membersihkannya, hanya satu hal yang bisa

dilakukan yaitu membakarnya, atau di jadikan kain

lap di kedai bakso.”

(PML:18)

“SMAN 2 Sawahlunto termasuk kepingankepingan

puzzle kota Sawahlunto yang melengkapi keindahan

kota ini. Terletak di Desa Talawi Hilir, Guguok

Cubodak tepatnya nama tempatnya, sehingga

SMAN 2 dapat juga di sebut SMA Guguok

Cubodak.”

(PML:18)

“Suasana begitu mencekam. Gurat kekhawatiran

jelas terpampang di setiap wajah tamu yang

menunggu di depan kamar Instalasi Unit Gawat

Darurat. Alfi dari tadi mondar-mandir tak karuan.

Sesekali tangannya dimasukkan kedalam saku, lalu

ia mengusap rambutnya yang berantakan. Terdengar

desahan kekhawatiran dari mulutnya yang

senantiasa tak henti bergumam.

“Kenapa kamu tidak tidur dirumah?” Tanya etek

Vina kepadanya.

“Aku kan sudah bilang, kalau aku tadi malam pergi

nonton acara di Kandi, acaranya sampai larut malam

sampai aku dak bisa tidur di rumah” jawabnya.

“Maksud Etek, kenapa kamu tidak menghiraukan

perkataan orang tuamu kalau kamu dak boleh pergi

tadi malam?”

“ Ya…ya… aku ngaku salah, tapi aku bosan

dirumah. Setiap hari kena marah melulu.”

(PML:92)

“Tadi malam ia bergadang bersama temantemannya

di Kandi. Menghabiskan waktu semalaman suntuk.

Di sana diadakan beragam acara. Mulai dari orgen

tunggal, lomba joget, pesta kembang api dan banyak

lagi. Seperti biasa, pada hari menjelang peringatan

tujuh belas Agustusan pemerintah kota mengadakan

berbagai ragam acara yang katanya untuk

menyambut peringatan hari kemerdekaan, atau lebih

kurang dapat disebut acara peringatan hari

kebebasan untuk berpesta pora. Anak-anak muda

Page 168: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

117

122

135

123

seakan hanyut oleh gemerlapan acara tersebut.”

(PML:87)

“Alfi kembali memperhatikan seluruh kamar, ia

melihat-lihat poster yang menghiasi dinding kamar

atau lebih tepatnya mengotori dinding kamarnya.

“Wahai kamarku” Kata Alfi dengan suara berbisik

“Aku akan meninggalkan kalian. Aku akan

meninggalkan kalian bersama kenangan yang telah

kita buat bersama. Aku akan berangkat ke Padang

tiga hari lagi.”

(PML:117)

“Kapal pecah, begitulah kata yang pantas sebagai

penghargaan buat kamar Alfi yang super

berantakan. Dimana-mana sisa puntung rokok

bertebaran. Ruangan kamar sangat bau seperti

sebuah gudang tempat menyimpan barang-barang

rongsokan. Baju-baju berserakan. Ada yang

tergantung berjejeran di belakang pintu, terlihat

nyamuk-nyamuk berterbangan di sekitar baju yang

digantung itu. Ada juga baju-baju bertumpukan

didalam kardus dibawah tempat tidurnya. Sebagain

lain bertumpuk diatasa lemari. Tidak tahu mana

pakaian yang kotor, setengah kotor atau kotor sekali.

Karena semuanya tampak lusuh dan bau.”

(PML:122)

“Akhirnya ia sampai dikamar setelah berjalan

sempoyongan di tengah hujan yang mulai lebat

sambil memegang kepalanya yang dari tadi sakit tak

karuan, serasa mau pecah. Alfi langsung berbaring di

kasur dengan pakaian basah kuyup. Badannya

menggigil kedinginan, namun ia tetap tidak

mengganti baju karena tidak sanggup lagi berdiri.

Alfi merasa ia akan sakit parah karena badannya

terasa panas dan semakin panas. Ruang kamar

menjadi gelap dalam pandangan Alfi, lalu ia tertidur

dengan pakaian basah.”

(PML:135)

“Kos tempat Alfi kini mukim terdiri dari beberapa

petak kamar. Seluruh petak berjumlah dua puluh

petak. Posisi kamar saling berhadaphadapan.

Sepuluh petak disatu bagian dan sepuluh petak lagi

dibagian lainnya. “Merupakan bisnis yang jitu

Page 169: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

128

343

memiliki rumah kos-kosan di sekitar kampus” Pikir

Alfi.”

(PML:123)

“Dia pikir dia saja yang malas kekampus, aku bisa

lebih malas lagi dari pada dia, ya nggak Al..?, kalau

tau begini aku mending enak tidur di kos.” Alfi

hanya tersenyum mendengar celetukan Ucok

tersebut. Namun ia berfikir, benar juga ucapan

Ucok. Sebenarnya sebelum berangkat ke kampus

Alfi sedang enak-enaknya tidur, karena malam hari

habis bergadang nonton pertandingan bola Liga

Spanyol bersama teman-teman sekos.”

(PML:128)

“Alfi membuka pintu Masjid yang tak terkunci.

Masjid Muttaqin memang tak pernah dikunci,

karena letaknya disudut komplek dan biasanya

keamanaannya terjamin, maka Masjid itu tak pernah

dikunci. Keputusan itu di tetapkan oleh pengurus

sehingga siapa saja yang ingin sholat di Masjid ini

dapat datang kapan saja mereka suka. Dengan

keputusan ini, sering jamaah datang dan pergi ke

Masjid walaupun tengah malam sekalipun.”

(PML:343)

3

33

“Sejak tadi Alfi bertahajjud dan berzikir,

ruparupanya bulan terang yang tampak jelas dari

sela jendela menggoda ia agar keluar dan melihat

dengan sebenarnya keadaan bulan yang sempurna

tampak dari pelupuk mata. Tampak jelas permukaan

bulan dari arah teras rumahnya. Bulan purnama

yang sempurna itu seakan-akan bisa di peluk dan

diraih dengan tangan atau mungkin bisa diikat

dengan seutas tali lalu di rengkuh kearah bumi ke

teras rumahnya.”

(PML:3)

“Cahaya mentari pagi menerpa tepat di atas tas

Murni. Entah apa yang ada di dalam tasnya itu

sehingga memantulkan kembali seratus persen

cahaya yang jatuh diatasnya sesuai hukum yang

susah di mengerti Alfi pada pelajaran fisika.

Salah satu pelajaran yang agak, amat kurang

disenangi Alfi.”

(PML:33)

Latar Waktu

Page 170: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

70

46

“Besok kan hari Minggu Bung..” teriak Alfi pada

Rendra salah seorang teman sekelasnya yang

bingung mengapa Alfi menghambur ke luar kelas,

berlari tak karuan ketika bel pertanda pulang

berbunyi. Rendra sebenarnya hendak meminjam

sepatu olah raga milik Alfi, kebetulan sepatunya

basah kehujanan kemaren ketika lupa

mengangkatnya setelah di jemur.”

(PML:70)

“Siang ini Andik Amir menunjukkan kebolehannya

di hadapan Alfi. Dengan mata kepalanya sendiri

Alfi menyaksikan bagai mana seorang anak Bugis

itu merekayasa sebuah kejadian yang

mengakibatkan seluruh siswa diperbolehkan pulang

lebih awal.”

(PML:46)

165

135

168

“Ya kak, rr…. Kkn…. Ttah…..mmm….augh….”

Suara gadis itu tak begitu kedengaran oleh Alfi,

karena bisingnya bunyi musik dan mesin bus.

Selang beberapa waktu gadis berHP itu berdiri dan

bertepuk tangan dengan keras. Itu adalah cara

menghentikan bus kota.”

(PML:165)

“Akhirnya ia sampai dikamar setelah berjalan

sempoyongan di tengah hujan yang mulai lebat

sambil memegang kepalanya yang dari tadi sakit tak

karuan, serasa mau pecah. Alfi langsung berbaring

di kasur dengan pakaian basah kuyup. Badannya

menggigil kedinginan, namun ia tetap tidak

mengganti baju karena tidak sanggup lagi berdiri.

Alfi merasa ia akan sakit parah karena badannya

terasa panas dan semakin panas.”

(PML:135)

“Alfi panik melihat kejadian itu. Ia tak tahu harus

berbuat apa. Ia kembali melihat gadis itu yang

tengah tersiksa, wajahnya bertambah pucat seperti

akan mati, matanya berkedip-kedip dengan cepat.

Alfi panik dan mulai berteriak-teriak tak karuan

“OYYY…!, OYYY…! HEEEYYY…..!,

HEEEYYY…! STOOOP….!, BERHENTI…!”

Kemudian ia berdiri dan kembali berteriak-teriak

kearah supir gila itu “OYYY…!,

Latar Suasana

Page 171: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

OYYY…!HEEEYYY…..!, HEEEYYY…!

STOOOP….!, BERHENTI…!

Ada orang mau matiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………!”

Semua mata beralih ke arah Alfi, dan segera bus

berhenti dengan mendadak, membuat orang-orang

yang berdiri sambil bergantung sempoyongan

seperti akan jatuh.

Ada orang mau matiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………!

Ada orang mau matiiiiiiiiiiiiiiiiiiii………!”

Ada….!?A‟…!??A‟…!??”

Semua mata benar-benar tertuju kearah Alfi, semua

berekspresi sama. Mereka heran bingung, melihat

tingkah laku Alfi, dan hal yang sungguh

mengherankan adalah gadis yang ditunjuk-tunjuk

Alfi sambil mengatakan ada orang mati juga ikut

heran melihatnya.”

(PML:168)

9

13

“Satu hal yang perlu anda ketahui. Walaupun Desa

Talawi adalah salah satu desa di kota Sawahlunto

yang nota benenya bagian dari Sumatera Barat atau

daerah Minang. Tapi bahasa yang digunakan oleh

orang Talawi cukup unik. Tidak seperti biasanya

bahasa di Minang, bahasa Minang di Talawi lebih

banyak menggunakan huruf O dalam kalimatnya.

Contohnya saja dalam pengucapan pai ka ma? yang

berarti pergi kemana?, maka di Talawi orang akan

berkata poi ka mano?. Dalam bahasa Minang kelapa

akan di sebut karambie, tapi di Talawi disebut

kambigh. Anda faham kan? Seperti pengucapan

huruf hijaiyyah gho. Keunikan bahasa Talawi tidak

hanya terletak pada perbedaan kalimatnya saja, tapi

juga dari cara pengucapannya yang sedikit di ayun

dan berirama. Maka, orang Talawi akan menjadi

tertawaan jika ia berada di daerah Minang lainnya

jika tetap mengucapkan tata cara bahasa Minang

khas Talawi ini.”

(PML:9)

“Jan sampai taminum aie Sawahlunto”, maka kalian

akan senantiasa terkebat di sana untuk selama-

lamanya” Kata pituah klasik turun temurun. Tidak

masuk akal memang, bahwa air yang ada di

sawahlunto mempunyai semacam karomah yang

dapat mengikat seseorang untuk betah tinggal disini.

Tapi begitulah kenyataannya. Seseorang yang telah

Latar Sosial

Page 172: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

3

datang ke sini dan barangkali telah meminum

airnya, maka dapat di perkirakan sekitar 99 % ia

akan kembali lagi. Belum ada survei khusus yang

dapat membuktikan pendapat ini, tapi kenyataan

bahwa praktek ilmu perdukunan masih menjamur di

Sawahlunto adalah realita. Miris, di tengah

teknologi yang tengah saling kejarmengejar,

masyarakat di sini masih saja percaya dengan hal-

hal yang berbau klenik. Seperti percaya bahwa

menabrak kucing adalah kesialan, mencari air tujuh

masjid untuk kesembuhan, sampai berdo‟a di

kuburan.”

(PML:13)

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat

Tuhan tersebut. Ia senantiasa bertasbih memuji Sang

Pencipta bulan, pencipta alam. Pencipta manusia itu

sendiri. Tak henti- hentinya ia mengucapkan

Subhanallah, maha suci Allah sedari tadi ia

bertahajjud di sepertiga malam. Di Talawi,

sepertinya kebiasaan Alfi untuk tertib bangun di

tengah malam di sepertiganya bersimpuh, berzikir,

bertahajjud memohon ampun kepada Allah atas

segala dosa yang pernah di lakukan adalah

kebiasaan langka.”

(PML:3)

3 “Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat

Tuhan tersebut. Ia senantiasa bertasbih memuji Sang

Pencipta bulan, pencipta alam. Pencipta manusia itu

sendiri. Tak henti- hentinya ia mengucapkan

Subhanallah, maha suci Allah sedari tadi ia

bertahajjud di sepertiga malam.

Di Talawi, sepertinya kebiasaan Alfi untuk tertib

bangun di tengah malam di sepertiganya bersimpuh,

berzikir, bertahajjud memohon ampun kepada Allah

atas segala dosa yang pernah dilakukan adalah

kebiasaan langka. Entah dari seribu warga Talawi,

apakah ada kira-kira satu barang lima orang

diantaranya bangun untuk bertahajjud dan memohon

ampun atas segala dosa yang telah mereka lakukan.”

(PML:3)

Sudut Pandang

360 “Cinta yang suci itu hanyalah cinta yang

berlandaskan agama, seperti cinta yang diajarkan

Rasululloh. Karena jika cinta yang bertolak

Amanat

Page 173: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

belakang dengan cinta yang diajarkan Rasululloh,

maka bersiap-siaplah cinta itu akan menyiksanya.

Maka mulailah cinta itu dengan kecintaan kepada

Allah! Awalilah cinta-mencintai itu dengan cara

yang benar seperti yang diajarkan Rasululloh.

Pilihlah cinta itu sesuai standar iman bukan sekedar

fisik, jabatan dan harta semata. Jalanilah hari-hari

cinta itu dengan hiasan Qur‟an dan sunnah

sepanjang waktu!.”

(PML:360)

187

280

99

183

“Subhanallahi Rabbial A’la, Maha suci Allah yang

Maha Tinggi!, Maha suci Allah yang Maha Tinggi!,

Maha suci Allah yang Maha Tinggi!”. Alfi

meneteskan air matanya dikala sujud “Maha suci

Allah yang Maha Tinggi!”.

Perintah sujud di saat Sholat merupakan sebuah

aplikasi kepatuhan, rasa takut, rasa harap,

penghinaan diri dihadapan Tuhan, pengagungan

Tuhan Allah, pernyataan tunduk padaNya,

penghambaan diri.”

(PML:187)

“Sungguh Allah maha kuasa atas segala sesuatu”

Bisik Alfi dalam munajatnya ditengah malam ketika

ia selesai melaksanakan sholat tahajjud berjamaah

bersama Ainun istri tercinta yang baru saja resmi

menjadi istrinya sejak lima belas jam lalu.”

(PML:280)

“Alfi menangis sambil bersujud, mengucapkan kata-

kata penyesalan seraya berdoa. Sadar bahwa ia

harus berubah, menjadi seseorang yang lebih baik.

Mungkin malam ini menjadi malam yang sangat

berarti bagi Alfi, ia bertekad akan menjadi orang

yang berbeda. Melupakan kesalahan yang telah

dilakukan dan mengambilnya sebagai hikmah, serta

memulai hidup baru yang penuh dengan kebaikan.”

(PML:99)

“Malam-malamnya ia kuatkan untuk sedikit

bermunajat kepada Allah dengan bertahajud, zikir

serta membaca Al Qur‟an. Baru dua juz hafalan

Qur‟annya, dengan kepayahan ia terus menambah

hafalan itu. Membuat ia begitu kagum dengan

seorang wanita muda yang menamatkan hafalan Al

Nilai Moral

( Hubungan

Manusia dengan

Tuhan)

Page 174: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

265

3

186

3

243

Qur‟annya diatas bus kota sebagai hadiah kepada

Ayahnya yang tak sempat ia temui.”

(PML:183)

“Alfi coba menghirup nafas dalam-dalam kemudian

menghembuskannya bersamaan dengan lafadz

istighfar, memohon ampun kepada Allah SWT

bahwa sesungguhnya ia berlindung dari dosa-dosa.

Baik itu dosa kecil maupun dosa besar, dosa yang

disengaja maupun yang tak disengaja.”

(PML:265)

“Sejak tadi Alfi bertahajjud dan berzikir,

ruparupanya bulan terang yang tampak jelas dari

sela jendela menggoda ia agar keluar dan melihat

dengan sebenarnya keadaan bulan yang sempurna

tampak dari pelupuk mata. Tampak jelas permukaan

bulan dari arah teras rumahnya.”

(PML:3)

“Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillallah,

Allahuakbar. Kalimat dzkir itu terus saja mengalir

dari mulut Alfi dengan indahnya. Setiap hirupan

nafas yang ia hirup disana ia berfikir “Oh betapa

Mahabesar Allah”.

(PML:186)

“Alfi termasuk orang yang mensyukuri nikmat

Tuhan tersebut. Senantiasa bertasbih memuji Sang

Pencipta bulan, pencipta alam. Pencipta manusia itu

sendiri. Tak henti- hentinya ia mengucapkan

Subhanallah, Maha Suci Allah sedari tadi ia

bertahajjud di sepertiga malam.”

(PML:3)

“Di keheningan malam Alfi bersimpuh bersujud

syukur atas anugerah yang telah Allah karuniakan

padanya. Menetes air mata kebahagiaan itu ketika ia

mengenang saat sulit sewaktu di Kos Arjuna. Ia

nyaris mati karena tak ada satu pun makanan yang

bisa di makan, dan tak ada uang untuk pergi

berobat.Tapi kini, ia bisa makan apa saja yang

terpercik di keinginannya.”

(PML:243)

Page 175: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

51

255

“Di hari ketiga barulah teka-teki itu terungkap.

Tiba-tiba ada sebuah surat kaleng yang menyatakan

bahwa pelakunya adalah Alfi Rahmat anak kelas II

A. Segera para guru mengintrogasi Alfi.

“Apa benar kamu yang mengotori seluruh dinding”

tanya Pak Arfan Kepala Sekolah.

“Ya Pak” jawab Alfi datar.

Ruangan kantor itu penuh karena seluruh guru ikut

menyaksikan persidangan. Sementara di luar anak-

anak berjinjit mengintip dari jendela, bertanya-tanya

apakah betul Alfi pelaku pengotoran dinding

sekolah. “Kenapa kamu melakukannya?” timpal

Pak Arfan “Iseng saja Pak”

Dengan ekspresi penasaran Pak Arfan menundukkan

kepalanya, merapatkan wajahnya ke Alfi dan

bertanya “Lalu apa maksudmu dengan kalimat Aku

merindukan mu itu?”

Alfi tersenyum dan berujar polos “Ada deh”

Mau marah tapi tak tega, dibiarkan takut ngelunjak

Alfi benar-benar telah menarik perhatian seluruh

sekolah. Ia terkenal kini. Pak Arfan menghukum

Alfi dengan menyuruhnya hormat kepada bendera

dan boleh selesai hingga orang tuanya datang

menjemput.”

(PML:51)

“Belum sempat Lia menyelesaikan pembicaraannya

kemudian Alfi menyela “Mohon maaf Lia, toko

kami telah banyak bekerja sama dengan perusahaan-

perusahaan di Padang, Alhamdulillah kami bisa

memberikan harga yang lebih murah dibanding

yang lain, salah satunya karena kami langsung

memesan perangkat komputer dari Singapura dan

Malaysia. Namun kami tidak pernah memberikan

harga yang seperti Lia sampaikan di awal kepada

karyawan saya. Memang banyak beberapa agen dari

beberapa perusahaan meminta tips dengan merubah

nominal harga yang tertera di kwitansi, tapi mohon

maaf kami tidak bisa memberikannya” Sebelum Alfi

keluar tadi rupanya Ipung sudah menjelaskan

kepadanya keinginan Lia tersebut.

“Tapi kami punya solusi lain, kami akan

memberikan bonus kepada agen perusahaan itu yang

telah mau berbelanja di toko kami yaitu dengan

memberikan mereka bonus berupa barang maupun

uang tunai, tapi tidak merubah harga di kwitansi.

Nilai Moral

(Hubungan

Manusia dengan

Diri Sendiri)

Page 176: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

146

20

30

Nah untuk Lia saya akan beri bonus yang cukup

besar kali ini, ya mumpung sesama teman.”

(PML:255)

“Banyak hikmah yang didapat oleh Alfi sesudah ia

sakit. Pertama, ia sadar bahwa kedisiplinan adalah

hal yang sangat penting. Seandainya ia disiplin

sedari dulu, mungkin tak akan kerepotan seperti

yang ia rasakan tempo hari. Disiplin waktu, disiplin

meletakkan barang kepunyaannya, dan yang tak

kalah penting adalah disiplin menggunakan uang.”

(PML:146)

“Pada pelajaran sejarah kali ini, kelas mendapat

tugas dari Pak Hamdan untuk mencari bahan

makalah dari internet tentang Sawahlunto. Dengan

semangat Alfi lantas mencarinya di internet.

Berjam-jam ia browsing mencari-cari pertimbangan

mana yang terbaik, menggabunggabungkan

lembaran-lembaran berita tentang Sawahlunto dari

berbagai situs. Akhirnya setelah tugas dikumpulkan,

salah seorang siswa diminta untuk membacakan

hasil karya mereka. Sesuai dugaan semua orang,

Alfi terpilih untuk membacakan hasil

penelusurannya tentang kampung tercintanya itu.”

(PML:20)

“Alfi berfikir keras rupanya dari tadi, mencoba

mencari beribu kemungkinan atas pertanyaan itu.

Menggabung-gabungkan bermacam realitas dan

berharap jawabannya kali ini tak meleset, sebagai

bahan untuk menambah pulsa kebanggaan Pak

Hamdan atas dirinya.

“Apa kira-kira bangkai yang di sukai orang, bangkai

yang amat berharga, atau mungkin bangkai yang

mulia lagi dimuliakan tanpa ada menaruh rasa jijik

terhadapnya” Alfi berfikir dan berbisik di

dalamhatinya meraba-raba segala rupa kemungkinan.

Alfi mulai menemukan titik terang kali ini, wajahnya

tampak mulai memendar dan terang dihiasi senyuman

kemenangan. Alfi nampaknya paham betul dengan

karakter Pak Hamdan, “Apa sih yang tak akan

berhubungan dengan sejarah jika berbicara dengan

Pak Tua ini?” bisik Alfi sambil tersenyum.

Bangkai apa lagi yang lebih di hargai selain bangkai

sejarah?

Page 177: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

“BANGKAI SEJARAH” teriaknya mantap,

menegakkan kepalanya yang dari tadi tertunduk ke

meja.

Setelah jawaban itu, hanya Alfi saja dan Pak Hamdan

yang tersenyum merona. Sementara seluruh siswa dan

mungkin jin yang ada di lokal masih terlihat nanar

kebingungan tak mengerti atas pembicaraan Alfi dan

gurunya, sang maniak sejarah.”

(PML:30)

33

34

35

“Murni adalah salah satu aset bagi SMA Guguok dan

menjadi andalan dalam setiap kegiatan

ekstrakurikuler terutama dalam bidang kesenian. Dan

sebagai orang yang juga agak amat kurang

menguasai seni, Alfi mengidolakan Murni. Hanya

mengidolakan, maksudnya Alfi tak kan sampai jatuh

cinta pada nya.”

(PML:33)

“Dalam prakarya seni, Murni selalu mendapatkan

nilai sepuluh atau seratus, bahkan jika ada nilai

seratus lima puluh maka Bu Serly guru kesenian

berkata akan memberikan nilai itu kepadanya. Buk

Serly dan seisi lokal terpagu melihat lukisan seorang

nenek sedang menyisir rambut cucunya diatas kursi

goyang yang di buat Murni bulan lalu saat tugas

menggambar. Alhasil gambar tersebut sekarang di

pajang di kantor Walikota Sawahlunto. Alfi hanya

kebagian bangga karena lukisan teman selokalnya

dihargai dan di pajang di kantor orang nomor satu di

kota Sawahlunto.”

(PML:34)

“Hey Murni, apa yang ada di tasmu itu, yang

memantulkan sinar matahari ke arah mataku?

Mataku jadi perih tau!” Keluh Alfi Murni menoleh

kearahnya dan nampak peduli dengan keadaan Alfi

yang matanya terkena pantulan cahaya dari sinar tas.

Murni menggeser tasnya sehingga sinar itu

memantul kearah lain. Lalu membenamkannya ke

dalam tas. Alfi bertanya “Apa di tasmu yang

memantulkan sinar itu?”. Murni mengeluarkan

sesuatu yang berbentuk empat persegi panjang

dibungkus plastik. Itu rupanya plastik yang

memancarkan cahaya matahari ke arah Alfi. Murni

memegang sebuah undangan pernikahan berwarna

Nilai Moral (

Hubungan

manusia dengan

Manusia Lain

Page 178: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

80-81

merah muda tampak indah dengan liukan-liukan

gambar bunga mawar menghiasi setiap sudut.”

(PML:35)

“Tolong... tolong...tolooooong!” Panggilan wanita

minta tolong itu tak seperti panggilan biasa, tapi

nyaris seperti pekikan histeris seorang yang sedang

sekarat dalam kesusahan yang harus segera

diselamatakan. Segera saja Alfi melepaskan ikatan

Punco dan berhamburan ke arah suara wanita itu.

Ya Tuhan, sebuah pemandangan mengerikan tengah

terhampar di hadapan Alfi. Seekor babi besar

sebesar anak kerbau berwarna hitam kelam setinggi

pinggang orang normal dengan taring putih

menyeruak dari mulutnya tengah mengoyak-ngoyak

seorang ibu. Itu Etek Manik yang sedang bergulat

tak berdaya dengan babi hutan, tubuhnya

bergelimang darah. Etek Manik adalah salah

seorang tetangga Alfi yang setiap hari minggu ikut

berjualan poren ketika orang berburu.”

(PML:80-81)

Page 179: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …

Lampiran 7

Page 180: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …
Page 181: KARYA MUHAMMAD MUHSIN LAHAJJI DAN SKENARIO …