tugas makalah etika.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Etika Akuntan
Pemerintah”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas Etika Bisnis dan
Etika Profesi semester III STIE ST. PIGNATELLI Surakarta.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang–orang yang telah membimbing
dan memberi dukungan, meskipun dalam proses penyelesaian makalah ini penulis sering
menjumpai hambatan–hambatan yang terkadang dapat membuat penulis kurang bersemangat
dan malas mengerjakan makalah ini. Namun, melalui hambatan–hambatan itulah, penulis
dapat mengenal pribadi penulis sendiri seberapa semangat dalam mengerjakan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dra. Endang Purwaningsih, MM, MH. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Etika Bisnis dan Etika Profesi yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun
karya tulis ini dan telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mangembangkan pengetahuan dan wawasan.
2. Orang tua yang memberi dukungan dalam penyelesaian karya tulis ini.
3. Bapak dan Ibu dosen STIE ST.PIGNATELI beserta segenap karyawan.
4. Semua pihak yang membantu penysunan makalah yang tak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis menerima
dengan senang hati semua kritik dan saran para pembaca, demi lebih sempurnanya makalah
ini.
Surakarta, Oktober 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 2
1.3 Tujuan dan manfaat…………………………………….. 2
BAB III PEMBAHASAN..................................................................
2.1 Pengertian Etika Secara Umum......................................
2.2Akuntan Pemerintah........................................................
2.3 Kode Etik Aturan Profesi Akuntansi IAI ......................
2.4Landasan Etika Pemerintah Indonesia.........................
BAB IV PENUTUP............................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................
3.2 Saran...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari etika, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos”
dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Dalam setiap profesi yang dijalani harus mengetahui makna dari etika profesi,semisal
profesi Akuntan Pemerintah adalah, akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas
pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah. Pembahasan akuntan pemerintah dimulai dari
etika pemerintah, tugas dari akuntan pemerintah, serta tujuan dan fungsi akuntan pemerintah.
Hal tersebut sangat berkaitan dengan aturan kode etik akuntan menurut IAI. Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota,
baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-
jawab profesionalnya.Tujuan profesi akuntansi yaitu memenuhi keseluruhan dari tanggung-
jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi,
dengan orientasi kepada kepentingan pemerintah dan masyarakat.Sehingga akan tercipta etika
profesi yang berlandasankan pemerintahan Indonesia dan perwujudan pemerintahan yang
baik dan beretika.
1
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam
makalah ini seperti:
1. Apa pengertian etika dan akuntan pemerintah?
2. Bagaimana prinsip etika dalam ilmu akuntansi ?
3. Bagaimana prinsip akuntan pemerintah sebagai profesi ?
4. Bagaimana pentingnya mempelajari Etik Aturan Profesi Akuntansi IAI ?
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahuai etika dalam ilmu akuntansi
2. Untuk mengetahuai akuntan pemerintah sebagai profesi
3. Untuk mengetahui pentingnya Etika Aturan Profesi Akuntansi IAI
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Secara Umum
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika
profesi yang dimaksud adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang
mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan
rekan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima
dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik,
penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
2.1.1 Makna dari Etika
Etika berkenaan dengan sistem dari prinsip- prinsip moral tentang baik dan buruk
dari tindakan atau perilaku manusia dalam kehidupan sosial;
Etika berkaitan erat dengan tata susila ( kesusilaan), tata sopan santun ( kesopanan )
dalam kehidupan sehari-hari yang baik dalam keluarga, masyarakat, pemerintahan,
bangsa dan negara.
Etika dalam kehidupan didasarkan pada nilai, norma, kaidah dan aturan.
Etika berupa : etika umum ( etika sosial ) dan etika khusus ( etika pemerintahan ).
Dalam kelompok tertentu dikenal dengan etika bidang profesional yaitu code PNS,
code etik kedokteran, code etik pers, kode etik pendidik, kode etik profesi akuntansi,
hakim, pengacara, dan lainnya.
2.1.2 Profesi Akuntan
Profesi Akuntan di Indonesia terbagi menjadi empat, yaitu :
1. Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan
untuk memberikan / menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang
pemeriksaan laporan keuangan kepada kliennya di Indonesia atas dasar pembayaran tertentu.
Mereka ini bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan dalam waktu paling
lama 6 bulan sejak izin Akuntan Publik diterbitkan.
2. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,
misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK) dan Instansi Pajak.
3. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, menyusun kurikulum
pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
4. Akuntan Manajemen Perusahaan
Akuntan manajemen disebut juga sebagai akuntan intern adalah akuntan yang bekerja
dalam suatu perusahaan atau organisasi dan berpartisipasi dalam mengambil keputusan
mengenai investasi jangka panjang. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi,
menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan
kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan
pemeriksaan intern.
2.2 Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,
misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK) dan Instansi Pajak. Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang
bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah
atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam
pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya
yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan
dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.
2.2.1 Etika Akuntan Pemerintah
Ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia.Membahas keutamaan yang harus dilaksanakan oleh
pejabat,merealisasikan nilai-nilai: 1) nilai kelembagaan (constitutional values),2) nilai
pemerintahan (regime values),membahas masalah utama dalam pelaksanaan kekuasaan : 1)
masalah korupsi, 2) masalah kolusi, 3) masalah nepotisme, dll. Landasan etika pemerintah
adalah :
1. Sumber dasar: Filsafat, ilmu pengetahuan, sistem, moral, norma, dan aturan.
2. Berlandaskan sistem : Nilai, Norma dan Aturan Pemerintahan (Nilai filosofi dan
Konstitusional );
3. Dalam Konteks membangun dan mewujudkan Good Governance ( Pemerintahan
yang baik, bersih dan sehat );
4. Fokus pada penyelenggaraan sistem pemerintahan negara dalam mencapai tujuan
negara;
5. Pendekatan pada Sistem, Struktur, Kultur dan Perilaku Birokrasi Kelembagaan
Pemerintahan
(Birokrasi Politik dan Birokrasi Administrasi Pemerintahan )
2.2.2 Tugas akuntan pemerintah antara lain:
a. pemeriksaan dan pengawasan terhadap aliran keuangan negara
b. melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah
2.2.3 Tujuan Akuntansi Pemerintahan
1. Pengendalian Manajemen (Manajemen Control)
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi
2. Akuntanbilitas (Accountability)
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manager untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif. Program dan penggunaan
sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah
untuk melaporkan kepada public atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik.
2.2.4 Fungsi Etika pemerintahan
Secara umum fungsi etika pemerintahan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan ada
dua: 1) sebagai suatu pedoman, referensi, acuan, penuntun, dalam pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan;
2) sebagai acuan untuk menilai apakah keputusan dan/atau tindakan pejabat
pemerintahan itu baik atau buruk, terpuji atau tercela. Widodo (2001:245) menjelaskan
bahwa oleh karena etika mempersoalkan baik dan buruk dan bukan benar dan salah tentang
sikap, tindakan, dan perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya baik dalam
masyarakat maupun organisasi public atau bisnis, maka etika mempunyai peran penting
dalam praktek administrasi Negara. Etika diperlukan dalam administrasi Negara. Etika dapat
dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh administrasi
negara dalam menjalankan kebijakan politik, dan sekaligus dapat digunakan sebagai standar
penilaian apakah perilaku administrasi Negara dalam menjalankan kebijakan politik dapat
dikatakan baik atau buruk. Karena administrasi Negara bukan saja berkait dengan masalah
pelaksanaan kebijakan politik saja, tetapi juga berkait dengan masalah manusia dan
kemanusiaan.
Di dalam implementasinya etika pemerintahan itu meliputi etika yang menyangkut
individu sebagai anggota arganisasi pemerintahan, juga meliputi etika organisasi
pemerintahan serta etika profesi organisasi pemerintahan, yang ketiganya dalam
implementasinya bermuara pada nilai-nilai etis yang terkandung baik pada peraturan
perundangan, nilai-nilai agama, nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai dalam asas
penyelenggaraan pemerintahan dan nilai lainnya yang ada kaitannya dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
Sumber Etika Pemerintahan
Dari berbagai penjelasan tentang etika pemerintahan maka dapat dikemukakan bahwa
pada hakekatnya sumber etika pemerintahan itu dapat berasal dari peraturan perundangan,
nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai sosial budaya yang berasal dari kehidupan
kemasyarakatan serta berasal dari adat kebiasaan dan yang sejenis dengan itu. Ada yang
berpendapat bahwa untuk Pemerintahan Indonesia nilai-nilai keutamaan pemerintahan itu
dipahami keberadaannya telah tumbuh sejak sebelum Indonesia merdeka yaitu dimulai sejak
jaman perjuangan melawan penjajah Belanda dahulu, jika dirinci nilai-nilai dimaksud antara
lain bersumber dari:
1). Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi 1945
2). Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
3). Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Kewenangan,
tugas pokok dan ungsi lembaga pemerintah dan organisasi pemerintahan, hak dan
kewajiban serta larangan bagi anggota organisasi pemerintah
4). Nilai-nilai keagamaan
5). Nilai-nilai sosial budaya: adat kebiasaan setempat seperti perilaku tentang
kepantasan dan ketidak pantasan serta kesopanan
Etika Dalam Fungsi Pemerintahan
Etika Dalam Proses Kebijakan Publik ( Public Policy Etic )
Etika dalam Pelayanan Punblik ( Public Service Etic )
Etika dalam Pengaturan dan Penataan Kelembagaan Pemerintahan( Rule and
administer institutional etic )
Etika dalam Pembinaan dan pemberdayaan Masyarakat ( Guide and social
empowering etic );
Etika dalam Kemitraan anatar pemerintahan, pemerintah dengan swasta, dan dengan
masyarakat ( Partnership governmental, private and sosiety etic ) ;
2.3 Kode Etik Aturan Profesi Akuntansi IAI
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
2.3.1 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
(1) Prinsip Etika,
(2) Aturan Etika, dan
(3) Interpretasi Aturan Etika.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres
dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota
Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan
Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan
setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai
sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru
untuk menggantikannya.
2.3.2 Prinsip Etika Menurut IAI
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu meliputi delapan butir pernyataan
(IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal
yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu :
1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya
sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan
menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota
IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari
jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik
yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya
dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.
2.4 LANDASAN ETIKA PEMERINTAHAN INDONESIA
Falsafah Pancasila dan Konstitusi/UUD 1945 Negara RI;
TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;
UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian ( LN No. 169 dan Tambahan LN No. 3090 );
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dirubah dengan UU No. 3
Tahun 2005 dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah ;
PP No. 60 tentnag Disiplin Pegawai Negeri .
2.4.1 Implementasi Pemerintahan yang Beretika
Pemerintahan yang konstitusional ( Constitutional );
Pemerintahan yang legitimasi dalam proses politik dan administrasinya ( legitimate )
Pemerintahan yang digerakkan sektor publik, swsata dan masyarakat ( public, private
and society sector )
Pemerintahan yang ditopang dengan prinsip-prinsip pemerintahan yaitu :
1. Prinsip Penegakkan Hukum,
2. Akuntabilitas,
3. Demokratis,
4. Responsif,
5. Efektif dan Efisensi,
6. Kepentingan Umum,
7. Keterbukaan,
8. Kepemimpinan Visoner dan
9. Rencana Strategis
Pemerintahan yang menguatkan fungsi : kebijakan publik (Public Policy ),
pelayanan publik ( Public Service ), otonomi daerah ( Local Authonomy ),
pembangunan (Development ), pemberdayaan masyarakat ( Social Empowering ) dan
privatisasi ( Privatization )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Pengertian Etika berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah
yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan
yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban
keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya.
3.2. Saran
Dengan telah selesainya penulis menyusun makalah ini perkenankanlah
penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : tanpa etika, profesi akuntan tidak akan
ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan
keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi yang dimaksud adalah Kode Etik
Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik
dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan
masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional,
tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik
Daftar Pustaka
Keraf, A . Sony. 1998 ,Etika Bisnis. Yogjakarta : Kanisius.