vektor penyakit.ppt

Upload: windri-sekar-nilam

Post on 10-Jan-2016

140 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

  • Dr. Rika Ferlianti, M. BiomedBagian ParasitologiFakultas Kedokteran Universitas YARSI

  • VEKTOR PENYAKIT VIRUSDemam berdarah dengueJapanese B encephalitisChikungunyaDemam kuningColorado tick feverFESSE (far eastern spring summer ensephalitis)Papatasi fever

    NyamukSengkenitLalat

  • Demam Berdarah DengueDitemukan di daerah tropis dan subtropis (Asia menempati urutan pertama)Sejak tahun 1968-2009, WHO: negara Indonesia kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara masalah kesehatanEtiologi : virus Dengue genus Flavivirus, famili FlaviviridaeVektor : Aedes aegypti, Ae. Albopictus

  • Di Indonesia I x di Surabaya (1968) : 58 terinfeksi dan 24 meninggal (Angka kematian: 41,3%)Data 2009 : 158.912 kasus (depkes) Mobilitas penduduk yang tinggi Perkembangan wilayah perkotaan Perubahan iklim Perubahan kepadatan dan distribusi penduduk, dll

  • Gejala KlinisDemam 2-7 harimanifestasi perdarahan: petechiae, hematom, perdarahan gusi, hematemesis, melenahepatomegalisyokmeninggal

  • Morfologi vektorDewasa: - warna dasar hitam, belang putih - mesonotum: lyre Telur: - pada dinding container - permukaan spt kain kasaLarva: - pelana terbuka - gigi sisir berduri lateral

  • Aedes aegyptiAe. Albopictus1-2 hari2-3 hari6 hariSiklus HidupMetamorfosis sempurnatelur 1-2 hari (100 butir telur/x)siklus gonotropik 9 hari

  • Perilaku nyamuk dewasaAktif siang hari, indoor & outdoorpuncak pengisapan darah: 8.00-10.00 & 15.00-17.00Tempat istirahat: semak, tanaman, pakaian tergantung, gordenumur nyamuk 10 harijarak terbang 40 m

  • Tempat perindukan vektortempat perindukan buatan :GentongBak manditanki airvas bungabotol bekas, ban bekas, kaleng bekastempat perindukan alamiah : tempurung kelapa, tonggak bambu

    Air bersih

  • EpidemiologiDitemukan di desa dan kotaDapat mengembangkan virus dengue (masa inkubasi 3-10 hari)Pengendalian: - pemberantasan nyamuk dewasa insektisida: temefos, malation - pemberantasan jentik PSN kimia, biologi dan fisik - mencegah kontak/gigitan nyamuk

  • Pemantauan kepadatan vektorHouse index : % rumah positif larvaJumlah rumah/bangunan yg (+) jentik x 100%Jumlah rumah yang diperiksa

    Container index : % container positif larva Jumlah container (+) jentik x 100%Jumlah rumah yang diperiksa

    Breteau index : jumlah container positif dalam 100 rumah.

  • Japanese B encephalitisDitemukan di Asia Tenggara (Filipina, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura)Di Indonesia belum banyak dipelajariMungkin ada di Indonesia: - banyak kasus dg gejala klinis = Jap B. encephalitis - kepadatan vektor tinggi - isolasi virus dari vektor positif

  • Gejala klinisDemam, sakit kepalaMual, muntahmalaise, disorientasikematian 2-4 hari setelah infeksi

  • Vektor Japanese B encephalitisCulex tritaeniorhynchus (rawa, sawah)Culex gelidus (comberan, empang dekat sawah) dekat kandang ternak mengisap darah malam hari di dalam dan di luar rumah

  • ChikungunyaIndonesia (+), belum banyak dipelajariisolasi virus positifgejala mirip Jap B (demam, sakit kepala, kelumpuhan motorik yang tidak permanen)vektor: Ae.aegypti

  • Demam kuningDitemukan di Amerika Selatan dan Afrika Selatan (Ind -)Gejala: pusing, nyeri punggung, demam, muntahKematian 5-8 hari setelah infeksiVektor: Ae.aegypti

  • Colorado tick feverDitemukan di Amerika SelatanVektor : Dermacentor andersoniCara Penularan : propagatifCara infeksi karena gigitan tick/sengkenit

  • Far-eastern spring summer encephalitisDitemukan di Rusia, Siberia, Korea, Cina, Malaysia, IndiaVektor: D.pictus, D.marginatus, Ixodes persulcatusCara Penularan : propagatifCara infeksi: gigitan sengkenit

  • Phlebotomus fever/papatasi feverDitemukan di sekitar laut tengah, daerah tropik dan subtropik dengan musim panas yang lama dan kering (Arab sp Birma, RRC dan Asia Tengah)Vektor: Phlebotomus papatasii, P. longipalpis

  • VEKTOR PENYAKIT RIKETSIA1. Demam semak2. Rocky mountain spotted fever3. Boutonneus fever4. Queensland tick typhus5. Siberian tick typhus6. Q fever7. Epidemic typhus8. Trench feverTungauTumaSengkenit

  • Demam semak (scrub typhus, tsutsugamushi disease, Deli koorts) Indonesia ada (Sumatra, Jawa, Kalimantan,Sulawesi, Irian Jaya)Etiologi: Rickettsia tsutsugamushiGejala: pusing, apati, malaise, limfadenitis, escarangka kematian 1-60%Vektor: Leptotrombidium akamushi, L.deliensis, L.fletcheri

  • Morfologi VektorTungau dewasa 1 mmkaki 4 pasangbadan berbulularva: 3 pasang kaki

  • Siklus hidup tungauTelur (diletakkan di tanah/tangkai daun/semak/rumput) --> larva (mengisap darah) 2-4 hari ---> nimfa --> dewasa (predator artropoda yang vegetable feeder)Telur sd dewasa 1-2 bulanCara Penularan: transovarianCara infeksi : larva mengisap darah

  • EpidemiologiR.tsutsugamushi hidup sebagai parasit tikus ladanglarva Leptotrombidium mendapat infeksi karena mengisap darah (daun telinga, hidung atau pangkal ekor hospes)pencegahan: jangan kontak - repellent - kloramfenikol 500 mg/hari, 10 hari

  • Rocky Mountain Spotted FeverHospes : Manusia, kelinci, tikus ladang dan anjing.Etiologi : Rickettsia rickettsiiVektor : Dermacentor andersoni Dermacentor variabilis Amblyomma americanum Rhipicephalus sanguineus

  • Cara infeksi : Gigitan sengkenit yang infektif (anterior inoculative)Kontaminasi kulit dengan jaringan sengkenit yang infektif (crushing)Cara Penularan : Transovariansengkenit

  • Boutonneuse FeverHospes : Manusia, anjingEtiologi : Rickettsia conoriiVektor : Rhipicephalus sanguineusCara infeksi : Gigitan sengkenit yang infektif (anterior inoculative)

  • Queensland tick typhusHospes : ManusiaEtiologi : Rickettsia australisVektor : Ixodes holocyclusCara infeksi : Gigitan sengkenit yang infektif (anterior inoculative)Kontaminasi kulit dengan tinja sengkenit (posterior kontaminative)

  • Q feverHospes : Manusia, hewan mengerat, kambing, domba.Etiologi : Coxiella burnettiVektor : Dermacentor andersoniAmblyomma americanumCara infeksi : Inhalasi debuMinum susu yang mengandung bentuk infektifGigitan sengkenit yang infektif (anterior inoculative)

  • Epidemic typhusHospes : ManusiaEtiologi : Rickettsia prowazeckiVektor : Pediculus humanus corporisCara infeksi : Gigitan tuma yang infektif (anterior inoculative)

  • Trench feverHospes : ManusiaEtiologi : Rickettsia quintanaVektor : Pediculus humanus corporisCara infeksi : Kontaminasi kulit dengan tinja tuma (posterior kontaminative)Kontaminasi kulit dengan jaringan tuma yang hancur (crushing)Inokulasi dengan air liur tuma yang infektif (anterior inoculative)

  • VEKTOR PENYAKIT SPIROKAETA1. Relapsing fever2. Louse borne relapsing fever

  • Relapsing FeverEtiologi : Borellia duttoniVektor : Ornithodorus moubata O.terrusi O.tholazani O.turricata Cara infeksi :- gigitan sengkenit yang infektif- kontaminasi kulit dengan sekret kelenjar sengkenit karena sengkenit terbunuhCara Penularan : Transovarian

  • Louse Borne Relapsing FeverEtiologi : Borellia recurrentisVektor : Pediculus humanus corporisCara infeksi : Kontaminasi kulit dengan jaringan tuma yang hancur (crushing)

  • VEKTOR PENYAKIT BAKTERI1. Penyakit sampar 2. Tularemia3. Bartolenosis

  • Penyakit sampar/pes/plaqueEtiologi : Yersinia pestisRadang pd kel limfe = pes bubo (bubonic plague)Pes septikemi (septichemic plague)Pes paru (pulmonic plague)Kematian 2-3 hariGejala klinis pes

  • Cara infeksi: - anterior inokulatif - posterior kontaminatif

    Cara penularan: propagatif

  • Morfologi dan daur hidup pinjalPipih laterolateralukuran 1.5 - 4 mmhidup sebagai parasit tikus ladangbersarang di antara bulu tikusmetamorfosis sempurna: telur (2-12 hr) => larva (1-2 mg) => nimfa => dewasa

  • EpidemiologiPes : zoonosispemberantasan tikus: - mekanik - rodentisida *pertahankan populasi tikus minimal *dipantau dg indeks pinjal

  • TularemiaDitemukan di Amerika utara, Eropa, Asia. Indonesia (-).Etiologi : Bakteri Pasteurella tularensisVektor :D. andersoniD. variabilisD. silvarumCara infeksi : a.i/crushingCara penularan : transovarian

  • BartonelosisDitemukan di Pengunungan Ades (Peru, Equador dan Columbia), Indonesia (-)Etiologi : Bakteri Bartonella bacilliformisVektor :- Phlebotomus verrucarum- P. longipalpis

  • ***********************