usulan program kreativitas mahasiswa judul...

12
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM IMPLIKASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/ PMK.010/ 2012 TERHADAP PELAYANAN PENDAFTARAN FIDUSIA DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KANTOR WILAYAH YOGYAKARTA BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh: Ketua : Bayu Indra Permana NIM : E0009073 Angkatan 2009 Anggota : Febriana Putri Kusuma NIM :E0009134 Angkatan 2009 Lussi Chandra Haryanti NIM : E0009196 Angkatan 2009 Melani Yustianing A NIM : E0009213 Angkatan 2009 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: donhi

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

IMPLIKASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 130/ PMK.010/ 2012 TERHADAP PELAYANAN

PENDAFTARAN FIDUSIA DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

KANTOR WILAYAH YOGYAKARTA

BIDANG KEGIATAN:

PKM-AI

Diusulkan oleh:

Ketua : Bayu Indra Permana NIM : E0009073 Angkatan 2009

Anggota : Febriana Putri Kusuma NIM :E0009134 Angkatan 2009

Lussi Chandra Haryanti NIM : E0009196 Angkatan 2009

Melani Yustianing A NIM : E0009213 Angkatan 2009

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

ii

iii

1

IMPLIKASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 130/ PMK.010/ 2012 TERHADAP PELAYANAN

PENDAFTARAN FIDUSIA DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

KANTOR WILAYAH YOGYAKARTA

Bayu Indra P, Febrianan Putri K, Lussi Candra H, Melani Yustianing A

Program Studi S1 Ilmu Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk dari penyelenggaraan

pemerintahan. Sebagai salah satu Instansi pemerintah, Kementerian Hukum dan

HAM Kanwil Yogyakarta memiliki fungsi pelayaan publik, salah satunya adalah

pelayanan pendaftaran fidusia. Berlakunya Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 130/ PMK.010/ 2012 tentang Pendaftaran Jaminan

Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen

Untuk Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan Fidusia sedikit

menghambat kinerja pelayanan pendaftaran fidusia yang ada di Kementerian

Hukum dan HAM Kanwil Yogyakarta sehingga menghambat instansi tersebut

untuk menuju good goovernance.

Penulisan artikel ini bertujuan untuk merencanakan metode yang tepat

dalam pelaksanaan pelayanan fidusia di Kementerian hukum dan HAM Kantor

Wilayah DI Yogyakarta setelah berlakunya peraturan menteri keuangan Nomor

130/PMK.010/2012 sebagai upaya menuju asas good governance. Artikel ini

menggunakan pendekatan lapangan dengan mengumpulkan data kualitatif

melalui studi kasus di Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah DI

Yogyakarta. Jenis data yang digunakan adalah data primer langsung dari

responden yang ditunjang bahan sekunder berupa perundang-undangan, buku,

dan artikel.

Berlakunya Peraturan Menteri Keuangan tersebut berimplikasi pada

bertambahnya permohonan pendaftaran fidusia yang terjadi di Kementerian

hukum dan HAM Kantor Wilayah DI Yogyakarta sehingga kinerja instansi

tersebut menjadi tidak efektif dan efisien. Hal ini karena terdapatnya aturan yang

mewajibkan mendaftarkan fidusia bagi setiap perusahaan pembiayaan yang

melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan

pembebanan jaminan fidusia. Untuk mengatasi bertambahnya permohonan

pendaftaran fidusia tersebut, penulis berpendapat perlunya penambahan Sumber

Daya Manusia yang melayani proses permohonan pendaftaran fidusia tersebut

dan peralatan kantor seperti komputer dan scanner sehingga diharapkan kinerja

instansi tersebut menjadi lebih efektif dan efisien.

Kata kunci: Pelayanan Fidusia, Kementerian Hukum Dan Ham Yogyakarta,

Peraturan Menteri Keuangan

2

ABSTRACT

The public service is one of the forms of organization of the Government.

As one of the Government agencies, the Ministry of Justice and human rights of

yogyakrta have a function of public service, one of which is a public service of

fiduciary registration. The enactment of the Republic of Indonesia Ministry of

finance Regulations No. 130/FMD. 010/2012 Registration Fiduciary Guarantee of

the company's Financing Do consumer finance For motor vehicles With the

imposition of Fiduciary Guarantee a little inhibited the performance of service

registration of fiduciary exists in the Ministry of Justice and human rights of

Yogyakarta so that discourages Kanwil such agencies to go to good goovernance.

The writing of this paper aims to plan the proper method in the

implementation of the service in the Ministry of fiduciary law and HUMAN

RIGHTS regional offices in Yogyakarta after the enactment of the regulation of

the Minister of Finance No. 130/FMD. 010/2012 as an effort towards the

principle of good governance. This articel use approach that uses the field by

collecting qualitative data through case studies. This research was conducted in

the Ministry of Justice and Human Rights Office in Yogyakarta Area. The type of

the data being used is the primary data directly from the respondents that

supported the secondary legislation in the form of materials, books, and articles.

The enactment of the regulation of the Minister of finance implies the

increase of enrolment that occur in the fiduciary of the Ministry of Justice and

Human Rights Office in Yogyakarta Region so that the performance of the

agencies be not effective and efficient. This is because there is a rule that requires

that companies register their fiduciary for any financing that does consumer

finance for motor vehicles with the imposition of fiduciary guarantee. To cope

with the increase of enrolment the fiduciary, the author argues the need for

increased human resources serving the application process the fiduciary and

office equipment such as computers and scanners so expect the performance of

the agencies be more effective and efficient

Keywords: Public Service Of Fiduciary, The Ministry of fiduciary law and

HUMAN RIGHTS regional offices in Yogyakarta, The Regulation Of The Minister

Of Finance

PENDAHULUAN

Pelayanan publik merupakan salah satu hal terpenting dalam

penyelanggaraan kepentingan negara berkaitan dengan kepentingan publik. Hal

tersebut berdasar atas kebutuhan manusia yang tidak terlepas dari pelayanan

karena setiap waktu manusia selalu menuntut adanya pelayanan publik yang

berkualitas dari pemerintah yang seringkali dianggap sebagai cermin dari kualitas

birokasi pemerintah secara umum seperti yang telah diamanatkan dalam UUD

1945.

Saat ini, pelayanan publik menjadi sesuatu yang penting di tengah

menguatnya isu akan pentingnya demokratisasi, pengakuan akan HAM,

desentralisasi, globalisasi dan perdagangan bebas, serta isu good governance dan

clean government. Seiring dengan perubahan paradigma, arah pelayanan publik

3

bergerak dari old public adminstration menuju new public administration. Bahkan

sekarang ini pelayanan publik cenderung membentuk diri menjadi new public

service, yang lebih menekankan pada citizens (warga negara) daripada customers

(pelanggan) atau clients (klien) sebagai pihak yang dilayani (http://www.itjen-

depdagri.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=23 diakses tanggal 7

februari 2013, pukul 12.00 WIB).

Terwujudnya pemerintahan yang baik adalah manakala terdapat sebuah

sinergi antara swasta, rakyat dan pemerintah sebagai fasilitator, yang dilaksanakan

secara transparan, partisipatif, akuntabel dan demokratis (Philipus M Hadjon,

2002:11-15). Penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia saat ini masih

terdapat adanya prosedur pelayanan yang berbelit-belit, tidak efektif dan efisien

karena tidak adanya kepastian waktu dan biaya. Lahirnya konsep tata

pemerintahan yang baik (good governance) dianggap perlu sebagai suatu

paradigma atau konsep baru di dalam penyelenggaraan pemerintah yang efektif

dan efisien khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Keberhasilan

pemerintah untuk mewujudkan praktik good governance didalam

penyelenggaraan pelayanan publik dapat membangkitkan kepercayaan dan

dukungan dari masyarakat.

United Nation Developmnt Programme (UNDP) menyaratkan 9

karakteristik di dalam pelaksanaan good governance, yaitu participation, rule of

law, transparency, responsiveness, consensus orientation, equity, efficiency and

effctiveness, accountabillty, strategic vision. Karakteristik-karakteristik tersebut,

paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik

yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas publik, dan value for money

(economy, efficiency, dan effectiveness) (Mardiasmo, 2002:24-25).

Karakteristik tersebut tidak bisa terlepas dari keberadaaan administrasi

negara sebagai penyelenggaraan pemerintah (eksekutif) karena memiliki

konsentrasi kekuasaan yang semakin besar dan berhubungan langsung dengan

masyarakat. Keberadaan administrasi negara yang salah satunya berada di Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki

beberapa tugas di bidang pelayanan publik, salah satunya adalah pelayanan

fidusia.

Definisi Fidusia sendiri menurut Undang-undang Nomor 42 tahun 1999

adalah “pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan

ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam

penguasaan pemilik benda”. Pelayanan fidusia melayani beberapa permohonan

yaitu pendaftaran jaminan fidusia, permohonan pendaftaran perubahan,

permohonan pencoretan, permohonan sertifikat pengganti.

Pelayanan pendaftaran fidusia pada saat ini khususnya di Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami

peningkatan, hal tersebut disebabkan karena berlakunya Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/PMK.010/2012 tentang Pendaftaran

Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan

Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan Pembebanan Jaminan Fidusia,

namun tidak diimbangi dengan peningkatan kuantitas sumber daya manusia serta

4

sarana dan prasarana yang ada menyebabkan banyaknya keluhan dan pengaduan

dari masyarakat baik secara Iangsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

pelayanan publik khususnya pelayanan fidusia perlu dilihat sebagai usaha

pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat.

Melihat kenyataan tersebut, diperlukan suatu tindakan dan aksi untuk

membahas masalah ini, yakni dengan menelaah dan menganalisis pelaksanaan

pelayanan fidusia di Kementerian hukum dan HAM Kantor Wilayah DI

Yogyakarta setelah berlakunya peraturan menteri keuangan Nomor

130/PMK.010/2012 sebagai upaya menuju asas good governance

METODE

Metode pengumpulan data yang dilakukan ini yaitu dengan menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer dalam penyusunan artikel ini

diperoleh dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab langsung kepada

Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM yaitu Ibu Rr. Risma Indriyani

S.H.,M.Hum di Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Data Sekunder yang penulis gunakan dalam pengumpulan data ini

yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/ PMK.010/ 2012 tentang

Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan

Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan

Fidusia. Selain itu penulis juga menggunakan studi dokumen atau bahan pustaka

dengan cara mengumpulkan bahan dari dokumen, buku-buku, atau bahan pustaka

lainnya berbentuk data tertulis yang menyangkut dengan objek yang terkait.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan bahkan dapat

dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.

Masyarakat setiap waktu akan selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas

dari pemerintah, meskipun tuntutan itu sering kali tidak sesuai dengan kenyataan

yang ada. Menurut Ketetapan Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara

No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan

yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik secara sederhana dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok yaitu: Pertama adalah Kelompok pelayanan administrasi, yaitu

pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan

oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan

terhadap suatu barang dan sebagainya. Kedua, kelompok pelayanan barang, yaitu

pelayanan yang menghasilkan barang/ jenis barang yang digunakan oleh publik,

misalnya jaringan telepon, tenaga listrik, dan sebagainya. Kemudian yang terakhir

adalah kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik.

5

Salah satu kegiatan pelayanan publik antara lain yang diselenggarakan

oleh Kementrian Hukum dan Ham Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kementrian Hukum dan Ham Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

adalah instansi vertikal Departemen Hukum dan HAM yang berkedudukan di

propinsi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Hukum dan

HAM RI. Kantor wilayah ini memiliki empat divisi, yaitu:

1. Divisi Administrasi

2. Divisi Pemasyarakatan

3. Divisi Keimigrasian

4. Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Pelayanan publik yang terdapat di Kantor Kementrian Hukum dan Hak

Asasi Manusia Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya adalah

pelayanan fidusia. Pelayanan fidusia adalah salah satu pelayanan yang terdapat

dalam Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Definisi Fidusia sendiri

menurut Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 adalah pengalihan hak

kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda

yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik

benda. Pelayanan fidusia melayani beberapa permohonan yaitu pendaftaran

jaminan fidusia, permohonan pendaftaran perubahan, permohonan pencoretan,

permohonan sertifikat pengganti. Yang dimaksud perubahan adalah perubahan

mengenai hal-hal yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia (SJF),

sedangkan hapusnya jaminan fidusia karena hapusnya utang yang dijamin,

pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia, musnahnya benda yang

menjadi objek jaminan, sedang penggantian sertifikat diajukan karena hilang atau

rusak.

Prosedur permohonan pendaftaran jaminan fidusia adalah sebagai berikut :

Permohonan pendaftaran diajukan kepada Menteri :

1. Secara tertulis dalam Bahasa Indonesia

2. Melalui kantor Pendaftaran fidusia

3. Oleh penerima fidusia, kuasa atau wakilnya

4. Dengan melampirkan pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia sesuai

formulir yang bentuk dan isinya ditetapkan dengan keputusan Menteri

yang memuat :

a. Identitas pihak pemberi dan Penerima Fidusia meliputi : nama,

agama, tempat tinggal/tempat kedudukan, tempat dan tanggal lahir,

jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan.

b. Tanggal dan nomor akta jaminan fidusia, nama dan tempat

kedudukan notaris yang membuat akta jaminan fidusia.

c. Data perjanjian pokok, yaitu macam perjanjian dan utang yang

dijamin dengan fidusia.

d. Uraian mengenai benda yang menjadi objek Jaminan fidusia:

identitas benda tersebut

Penjelasan surat bukti kepemilikannya, khusus untuk benda

inventory : jenis, merk, dan kualitas benda

e. Nilai Penjaminan

6

f. Nilai benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia

Dan melengkapi :

1. Salinan akta Notaris tentang pembebanan Jaminan Fidusia.

2. Surat kuasa/surat pendelegasian wewenang untuk mendaftarkan.

3. Bukti pembayaran biaya pendaftaran

Jumlah Pendaftaran fidusia kini mulai meningkat setelah adanya Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/ PMK.010/ 2012 tentang

Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan

Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan

Fidusia. Hal tersebut dikarenakan dalam peraturan itu terdapat pasal yang pada

intinya menyatakan bahwa Perusahaan Pembiayaan yang melakukan pembiayaan

konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan jaminan fidusia wajib

mendaftarkan jaminan fidusia dimaksud pada Kantor Pendaftaran Fidusia, sesuai

undang-undang yang mengatur mengenai jaminan fidusia (pasal 1 ayat (1)), dan

apabila hal tersebut tidak dilaksanakan maka seperti yang terdapat dalam Pasal 5

ayat (1) Perusahaan Pembiayaan yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 Peraturan Menteri ini

dikenakan sanksi administratif secara bertahap berupa: a.peringatan; b.pembekuan

kegiatan usaha; atau c.pencabutan izin usaha.

Dengan adanya peraturan tersebut maka semua perusahaan mulai

mendaftarkan jaminan ke kantor pendaftaran fidusia yang salah satunya

Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dengan adanya hal tersebut maka terjadi penurunan kualitas

pelayanan pendaftaran fidusia dalam hal kecepatan.

Proses fidusia sendiri cukup panjang, seperti yang terdapat dalam

Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan Fidusia di Kementerian Hukum

Dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, proses

pelayanan fidusia secara teknis adalah sebagai berikut yaitu pemohon mengajukan

surat permohonan secara tertulis kepada staf Yankum Umum yang dilengkapi

dengan dokumen-dokumen seperti surat permohonan, surat kuasa apabila

dikuasakan, akte notaris; selanjutnya setelah diterima kemudian diperiksa

kelengkapan persyaratan yang ada, apabila benar dan lengkap maka pemohon

wajib membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan diterima

bendahara, namun apabila ternyata ada kesalahan maka dikembalikan kepada

pemohon. Selanjutnya pendaftaran diproses oleh staf yankum umum yang

meliputi melakukan scan berkas pendaftaran, print, dan jilid, yang kemudian

sertifikatnya ditandatangani oleh Kepala Kantor wilayah Yogyakarta. Kemudian

sertifikat dikembalikan lagi ke staf yankum umum agar diberi stempel dan

diberikan nomor registrasi, yang kemudian berkas sertifikat diserahkan ke

pemohon.

Proses pelayanan pendaftaran fidusia di Kantor Wilayah Yogyakarta

menerapkan program One Day Service atau pelayanan satu hari. Namun dengan

berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/

PMK.010/ 2012 yang mengakibatkan melonjaknya tingkat pendaftaran fidusia,

7

dan tidak diimbanginya jumlah sumber daya manusia serta sarana pra sarana yang

ada sehingga proses tersebut tidak bisa diterapkan.

Tabel1. Daftar Pemohon Pendaftaran Fidusia di Kementerian Hukum dan

HAM

No. Nama Data 2012

JML Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des

1 Fidusia 719 797 658 781 553 692 912 743 647 1352 2384 2331 12569

2 Perubahan 6 3 1 4 4 3 4 3 12 11 2 2 55

3 Penghapusan 19 2 15 8 12 10 10 13 16 15 3 20 143

Berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/

PMK.010/ 2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan

Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan bermotor

Dengan pembebanan Jaminan Fidusia jelas membawa implikasi terhadap

pelayanan permohonan pendaftaran fidusia di Kantor Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Provinsi DI Yogyakarta. Berdasarkan tabel

diatas, sejak di berlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 130/ PMK.010/ 2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi

Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk

Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan Fidusia pada bulan Oktober

2012 terdapat kenaikan yang sangat signifikan terhadap permohonan pendaftaran

fidusia yaitu hampir dua kali lipat dari bulan sebelumnya. Bila kita lihat jumlah

pemohon pendaftar fidusia pada bulan September 2012 (sebulan sebelum di

berlakukannya Peraturan Menteri Keuangan tersebut), permohonan pendaftaran

fidusia di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah

Provinsi DI Yogyakarta sejumlah 647 permohonan, sedangkan di bulan Oktober

2012 ( sebulan setelah di berlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 130/ PMK.010/ 2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia

Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk

Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan Fidusia) jumlah

permohonannya mencapai 1352.

Bila kita melihat secara lebih luas lagi, rata-rata permohonan pendaftaran

fidusia dalam 3 bulan sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 130/ PMK.010/ 2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia

Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk

Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan Fidusia (Juli-September) yaitu

sebanyak 767,33 permohonan perbulan, hal ini sangat berbeda jauh dengan rata-

rata 3 bulan setelah berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 130/ PMK.010/ 2012 Tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi

Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk

Kendaraan Bermotor Dengan pembebanan Jaminan Fidusia (Oktober-Desember)

yang mencapai 2022,33 permohonan perbulan. Lonjakan yang sangat tinggi yang

terjadi pada permohonan pendaftaran fidusia tersebut menimbulkan implikasi pula

terhadap kualitas pelayanan yang ada di divisi Pelayanan Hukum dan HAM

selaku divisi yang berwenang untuk melakukan pelayanan terhadap pendaftar

8

permohonan fidusia. Implikasi yang terjadi adalah menurunnya kualitas pelayanan

yang di berikan oleh divisi Pelayanan Hukum dan HAM tehadap pemohon yang

mendaftarkan fidusia. Tolak ukur menurunnya kualitas pelayanan fidusia adalah

bertambahnya jangka waktu penyelesaian sebuah berkas fidusia yang didaftarkan

hingga menjadi sebuah sertifikat fidusia.

Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Bapak Unan Pribadi, SH

selaku Kepala Bidang Pelayanan Hukum mengenai penurunan kualitas pelayanan

yang diberikan terhadap pendaftaran fidusia, beliau menjelaskan bahwa terdapat

penurunan kualitas yang terjadi terhadap pelayanan pendaftaran fidusia dalam hal

ketepatan waktu. Pada waktu sebelum di berlakukannya Peraturan Menteri

Keuangan tersebut bidang Pelayanan Hukum mampu menyelesaikan sebuah

berkas pendaftaran fidusia hingga menjadi sebuah sertifikat dalam waktu satu

hari, sedangkan setelah berlakunya Peraturan Menteri Keuangan tersebut jangka

waktu sebuah berkas pendaftaran hingga menjadi sebuah sertifikat bisa mencapai

2 minggu. Jika kita melihat perbandingan antara kuantitas dari SDM yang

melayani pembuatan sertifikat tersebut tetap (14 orang), sedangkan jumlah

pemohon pendaftaran fidusia tersebut melonjak hampir dua kali lipat, hal ini jelas

menjadi sebuah faktor penurunan kualitas yang sangat signifikan dalam hal

kecepatan pembuatan sertifikat fidusia di Kementerian Hukum dan HAM Kantor

Wilayah DI Yogyakarta.

Peurunan kualitas tersebut menjadikan hambatan bagi Kementerian

Hukum dan HAM Kantor Wilayah DI Yogyakarta untuk menjadi sebuah institusi

atau lembaga yang menuju Good Governance. Penurunan kualitas tersebut jelas

menjadi salah satu hambatan karena hal tersebut tidak memenuhi salah satu

karakter good governance yang ditetapkan oleh UNDP yaitu efektif dan efisien.

Pengertian efektif dan efisien disini menurut UNDP adalah bahwa pengelolaan

sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna

(efektif). Bila melihat pada kenyataan yang terjadi, menurunnya kualitas

pelayanan yang terjadi di Kementerian Hukum dan HAM dalam hal kecepatan

membuat sertifikat fidusia, menjadikan pelayanan yang di berikan pada

masyarakat (publik) menjadi tidak efektif dan efisien dalam hal waktu.

Hambatan yang terjadi diatas, yakni masalah penurunan kualitas

pelayanan yang diberikan terhadap pendaftaran fidusia pada Kementerian Hukum

dan HAM Kantor wilayah DI Yogyakarta yang disebabkan oleh berlakunya

peraturan tersebut sehingga menghambat institusi untuk menuju Good

Governance bukan berarti tidak memiliki pemecahan masalah. Permasalahan

tersebut dapat di pecahkan dengan menambah jumlah Sumber Daya Manusia

(SDM) serta meningkatkan kualitas SDM tersebut. Penambahan jumlah SDM

sangat penting karena untuk mengimbangi volume pendaftaran permohonan

fidusia yang bertambah seiring dengan berlakunya permen tersebut. Peningkatan

kualitas SDM juga sangat penting, hal tersebut bisa diwujudkan dengan

mengadakan pelatihan-pelatihan tentang pelayanan fidusia. Selain itu cara

selanjutnya untuk mengatasi permasalahan yang ada mengenai pelayanan fidusia

tersebut yaitu dengan menambah jumlah sarana dan prasarana seperti komputer

atau scanner yang saat ini hanya berjumlah 2 buah.

9

KESIMPULAN

Penyelengaraan pelayanan publik khususnya di bidang pelayanan fidusia

yang berada di Kementerian Hukum dan HAM Kantor Wilayah DI Yogyakarta

belum dapat menerapkan sistem one day service setelah berlakunya Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/ PMK.010/ 2012 Tentang

Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan

Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan

Fidusia. Melihat jumlah pendaftaran fidusia yang semakin meningkat sedangkan

kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memadai serta kurangnya

sarana pra sarana yang ada menyebabkan banyaknya keluhan dari masyarakat.

Penurunan kualitas pelayanan tersebut menjadikan hambatan bagi Kanwil

untuk mewujudkan good governance karena karena kurang efisien dan efektif.

Oleh karena itu perlu dilakukannya pengkajian ulang atas Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/ PMK.010/ 2012 Tentang Pendaftaran

Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang Melakukan Pembiayaan

Konsumen Untuk Kendaraan bermotor Dengan pembebanan Jaminan Fidusia

yang telah diterapkan dan diberlakukan serta diperlukan penambahan SDM dan

peningkatan sarana yang ada supaya penerapan sistem one day service untuk

mewujudkan good governance dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

H.B. Sutopo. 1998. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press

Juniarso Ridwan. 2010. Hukum Administrasi Negara Dan Kebijakan Pelayanan

Publik. Bandung: Nuansa

Lexy J. Moleong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.Yogyakarta:

Andi.

Phiilipus M. Hadjon, Agustus 2002, Good Governance Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Prospektif Hukum Tata Negara dan Hukum

Administrasi, Jurnal Meritokrasi, Volume 1, Nomor 1, Makasar, Hal.11-15

Soerjono Soekanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas

Indonesia (UI-Press)

________________. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas

Indonesia (UI-Press)

.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 130/PMK.010/2012

tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia Bagi Perusahaan Pembiayaan Yang

Melakukan Pembiayaan Konsumen Untuk Kendaraan Bermotor Dengan

Pembebanan Jaminan Fidusia

http://www.itjen-depdagri.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=23

diakses tanggal 7 februari 2013, pukul 12.00 WIB