usulan program kreativitas mahasiswa ningrum.docx

Upload: lutfiani-ningrum

Post on 11-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM

EKSTRAK LIDAH BUAYA(ALOE VERA) SEBAGAI INHIBITORKOROSI BAJA LUNAK (MILD STEEL)

BIDANG KEGIATAN:PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:LUTFIANI NINGRUM(331 12 015/2012) HUMAIRA (331 12 005/2012)FITRAWANSAH(331 13 013/2013)

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANGMAKASSAR2014PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-PENELITIAN 1. Judul Kegiatan : Ekstrak Lidah Buaya Aloe Vera (Aloe Vera) SebagaiInhibitor korosiBaja Lunak (Mild Steel) 2. Bidang Kegiatan : PKM-P3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Lutfiani Ningrumb. NIM : 331 12 015c. Jurusan : Teknik Kimiad. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Negeri Ujung Pandange. Alamat Rumah dan No Tel./HP : JL.PK 8 Komp.Den Intel.Kodam no 30A/085395410840f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3orang5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Wahyu Budi Utomo, HND.MScb. NIDN/NIP : 0020036502 / 196503201992021001c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Mangga Tiga Permai Blok G7 No. 12, Pacerrakang, Makassar/0812 4173 55626. Biaya Kegiatan Totala. Dikti : Rp 6.250.000,-b. Sumber lain : -7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Makassar, 27 Juni 2014

DAFTAR ISIHalaman kulit muka iHalaman pengesahan iiDaftar isi iiiDaftar tabelivDaftar gambar vA. Judul 1B.Latar belakang masalah 2C. Rumusan masalah 2D. Tujuan Penelitian 2E. Luaran yang diharapkan 3F. Manfaat penelitian 3G. Tinjauan pustaka 3H. Metode Penelitian71). Jenis penelitian72). Alat dan bahan73). Prosedur Penelitian75). Metode pengumpulan Data96). Metode analisis data 9I. Jadwal penelitian10J. Biaya Kegiatan10K. Daftar pustaka12L. Lampiran13

Daftar Tabel Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian .............................................................. 10 Tabel 2. Biaya alat dan bahan ....................................................................... 10 Tabel 3. Biaya analisis .................................................................................. 11 Tabel 4. Biaya transportasi ............................................................................ 11 Tabel 5. Biaya laporan .................................................................................. 11

Daftar Gambar Gambar 1 Proses korosi pada permukaan logam Fe...................................... 3Gambar 2 Diagram tahapan penelitian........................................................... 7Gambar 3 Rangkaian alat uji korosi... 8

Daftar Grafik

2

10

A. Judul Ekstrak lidah buaya (aloe vera) sebagai inhibitor korosi baja lunak (mild steel).B. Latar BelakangSumber daya alam hayati Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan. Trend dunia riset pada bidang green chemistry atau seruan dunia back to nature menjadi pendukung utama untuk mengembangkan potensi riset kimia bahan alam. Proseskorosi atau karat adalah suatu permasalahan yang selalu dihadapi oleh pemakai bahan yang berasal dari logam, atau campuran logam dalam peralatan rumah tangga, industry, konstrusi dan sejenisnya. Kebutuhan untuk meminimalisasi kerugian akibat korosi, pengembangan dan pengenalan metoda dengan efektifitas tinggi untuk meningkatkan ketahanan logam dan senyawanya akan selalu mendapat perhatian pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan pemerhati lingkungan. Teknik-teknik yang bisa digunakan untuk mengontrol atau mengendalikan korosi sangat bervariasi, mulai dari pemilihan material, menggunakan pelapisan, proteksi katodik, penggunaan zat aditif atau inhibitor.Belum banyak peneliti yang melaporkan pemanfaatan bahan aktif dari tumbuhan sebagai inhibitor korosi. Ekstraks dari berbagai tumbuhan (daun teh, kopi, bawang merah, lidah buaya) telah dilaporkan sebagai inhibitor korosi berbagai jenis logam (Fe, Ni, Al, Cr) pada berbagai jenis elektrolit (air laut, tawar, asam, basa). Beberapa peneliti telah melaporkan efektifitas ekstrak lidah buaya sebagai inhibitor korosi pada stainless steel[1], aluminium[2], tembaga, kuningan[3], baja karbon[4]pada berbagai elektrolit media. Singh (2012), [1] melaporkan bahwa aloe vera dapat mencegah korosi stainless steel dalam kaleng minuman. Efisiensi inhibisi dan surface coverage area dari aloe vera teridentifikasi meningkat dengan peningkatan konsentrasi dan suhu. Efisiensi inhibisi berkisar antara 22 sampai 73% tergantung pada konsentrasinya. Aloe Vera juga menghambat korosi pada temperature yang bervariasi. Studi adsorpsi memperlihatkan bahwa Aloe Vera menghambat korosi karena terjerap pada permukaan secara adsorpsi sehingga menurunkan laju korosi secara signifikan[1]. Efisiensi inhibisi korosi ekstrak Aloe Vera juga dilaporkan meningkat dengan peningkatan konsentrasi ekstrak pada korosi Aluminium di dalam HCl elektrolit[2]. Aloe Vera berfungsi sebagai inhibitor jenis campuran (mixed type inhibitor). Mekanisme inhibisi korosi melalui adsorpsi ekstrak pada permukaan aluminium dan proses adsorpsi sesuai dengan Freunlich adsorption isotherm. Penambahan ion iodide dilaporkan dapat meningkatkan efisiensi inhibisi ekstrak Aloe Vera[2]. Sedangkan Avwiri and Osarolube[3] juga telah melakukan studi tentang aksi inhibitif larutan daun Aloe Vera pada korosi tembaga dan kuningan di dalam media air laut, air suling dan air tawar dengan menggunakan metode kehilangan berat. Larutan ekstrak daun Aloe Vera dapat berfungsi efektif sebagai inhibitor di dalam 0.3 M asam sulfat, air laut, air suling dan air tawar. Efisiensi inhibisi meningkat dengan peningkatan konsentrasi inhibitor tapi menurun dengan waktu. Efisiensi tertinggi (88%) terjadi pada tembaga di dalam air laut. Inhibisi korosi terjadi karena adsorpsi inhibitor pada permukaan logam[3]. Efisiensi dan mekanisme inhibisi korosi ekstrak Aloe vera (L) Burm f. (Liliaceae) extract pada korosi baja dalam air laut secara lebih lengkap juga telah dilaporkan oleh Sribharathy dan rekan[4]. Efisiensi tertinggi 98% terjadi pada 100 ml air laut dengan 4 ml ekstrak, dan efisiensi menurun saat konsentrasi ekstrak yang dinaikkan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ekstrak tinggi merusak lapisan film pasif sehingga meningkatkan korosi. Konstituen utama Aloe Vera yang aktif menghambat korosi adalah mannose-6-phosphate yang berisi phosphate group, hydroxyl group dan ring oxygen. Senyawa ini membentuk koordinasi melalui atom oksigen dan P-O group, OH group dan cincin oksigen menghasilkan Fe2+-mannose-6-phophate kompleks lapis tipis yang melindungi logam dari korosi [4].Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian ekstrak lidah buaya (Aloe Vera) sebagai inhibitor korosi baja lunak (mild steel). Pengujian dilakukan dengan metoda kehilangan berat dan atomic absorbtion spectrophotometry (AAS) untuk menentukan kadar logam dalam elektrolit.C. Perumusan MasalahKorosi adalah kerusakan material yang disebabkan adanya reaksi kimia antara material tersebut dengan lingkungannya. Permasalahan yang timbul pada logam perpipaan dalam system sirkulasi air pendingin di industri adalah;1. Penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya.2. Proses korosi yang terjadi pada Baja Lunak (Mild Steel).3. Berapa tingkat efektifitas inhibitor organik (tumbuhan aloe vera) untuk penurunan laju korosinya. D. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah ;1.Pengaplikasian inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan.2.Pelapisan pada permukaan logam untuk perlindungan katodik.3. Menentukan tingkatefektifitasinhibitororganik untuk menurunkan laju korosi.E. Luaran yang diharapkanPenelitian prosespemanfaatan ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai inhibitor korosi baja lunak (mild steel) diharapkan dapat diperoleh hasil sebagai berikut:1.Ekstrakprodukorganik alamiyang dapat digunakansebagai solusi alternatif inhibitoruntuk mencegah korosi baja lunak (mild steel).2. Ekstrak Lidah Buaya dapat efektif menurukan laju korosi pada baja lunak.3. Dapat mengetahui nilai laju korosi dengan penggunaan bahan alami yang ramah lingkungan (Lidah Buaya). 4. Dapat menentukan tingkat efektifitas inhibitor organic dari ekstrak aloe vera.F. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:1. Membantu industri yang menggunakan Baja lunak dalam pengolahan produk inhibitor yang bersifat biodegradable (ramah lingkungan).2. Menurunkan laju korosi pada Baja Lunak (Mild Steel).3. Memanfaatakan kekayaan hayati sebagai inhibitor korosi Baja Lunak.4. Mengurangi tingkat pemanasan global akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan.G. TINJAUAN PUSTAKAKorosi dapat diartikan sebagai penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Tetapi bila kerusakan tersebut aksi mekanis, seperti penarikan, pembengkakan atau patah, maka hal ini tidak disebut peristiwa korosi. Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvani yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik tersebut dilengkapi oleh pergerakan elektron menuju besi itusendiri[7].

Gambar 1. Proses korosi pada permukaan logam Fe

Mekanisme korosi yang terjadi pada logam besi (Fe) dituliskan sebagai berikut :Fe (s) + H2O (l) + O2(g) Fe(OH)2 (s) ...(1)Fero hidroksida [Fe(OH)2] yang terjadi merupakan hasil sementara yang dapat teroksidasi secara alami oleh air dan udara menjadi feri hidroksida [Fe(OH)3], sehingga mekanisme reaksi selanjutnya adalah :4 Fe(OH)2(s) + O2 (g) + 2H2O(l) 4Fe(OH)3 (s) .(2)Ferri hidroksida yang terbentuk akan berubah menjadi Fe2O3 yang berwarna merah kecoklatan yang biasa kita sebut karat. Reaksinya adalah:2Fe(OH)3Fe2O3 + 3H2O ...................................................................(3)Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi Korosi antara lain:1. suhuKenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal ini terjadi karena makin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-partikel yang bereaksi akan meningkat sehingga melampaui besarnya harga energy aktivasi dan akibatnya laju kecepatan reaksi korosi juga akan makin cepat, begitu juga sebaliknya2. kecepatan alir fluida atau kecepatan pengadukanLaju korosi cenderung bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida bertambah besar. Hal ini karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan semakin besar sehingga ion-ion logam akan makin banyak yang lepas sehingga logam akan mengalami kerapuhan (korosi)[5].3. konsentrasi bahan korosifHal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan suatu larutan. Larutan yang bersifat asam sangat korosif terhadap logam dimana logam yang berada didalam media larutan asam akan lebih cepat terkorosi karena merupakan reaksi anoda. Sedangkan larutan yang bersifat basa dapat menyebabkan korosi pada reaksi katodanya karena reaksi katoda selalu serentak dengan reaksi anoda[6].4. oksigenAdanya oksigen yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan logam yang lembab. Sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih besar. Di dalam air (lingkungan terbuka), adanya oksigen menyebabkan korosi[6] .5. waktu kontakAksi inhibitor diharapkan dapat membuat ketahanan logam terhadap korosi lebih besar. Dengan adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan menyebabkan laju reaksi menjadi lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor untuk melindungi logam menjadi lebih lama. Kemampuan inhibitor untuk melindungi logam dari korosi akan hilang atau habis pada waktu tertentu, hal itu dikarenakan semakin lama waktunya maka inhibitor akan semakin habis terserang oleh larutan[7].Pencegahan korosi dengan InhibitorKorosi dapat dikurangi dengan bebagai macam cara, cara yang paling mudah dan paling murah adalah dengan menambahkan inhibitor ke dalam media. Inhibitor adalah senyawa yang bila ditambahkan dengan konsentrasi yang kecil kedalam lingkungan elektrolit, akan menurunkan laju korosi. Inhibitor dapat dianggap merupakan katalisator yang memperlambat (retarding catalyst)[8]. Pemakaian inhibitor dalam suatu sistem tertutup atau system resirkulasi, pada umumnya hanya dipakai sebanyak 0.1% berat. Inhibitor yang ditambahkan akan menyebabkan meningkatnya polarisasi anoda, polarisasi katoda, dan tahanan listrik dari sirkuit oleh pembentukan lapisan tebal pada permukaan logam[7]. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan. Industri-industri kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada system pendingin, sistem pemipaan, dan sistem pengolahan air produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradabel, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan. Inhibitor dari ekstrak bahan alam adalah solusinya karena aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan[6]. Ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam. Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) dapat efektif sebagai inhibitor pada sampel baja lunak dalam medium larutan garam. Keefektifan ini diduga karena ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) memiliki unsur nitrogen yang berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks. Ekstrak lidah buaya dapat efektif menurunkan laju korosi mild steel dalam medium air laut buatan yang jenuh CO2. Studimenunjukkan bahwalidah buaya mengandung polisakarida, steroid,apolygol, asam organik, unsur-unsur penting,seperti nitrogen, aloin , aleonin, aloesin, asam amino, tanin alamanalgastics dan antibiotik selain gizikomponen. Senyawa dalam ekstrak lidah buaya terutamaSenyawa tanin dapat menyerap padalogampermukaan dan memblokir situs aktif pada permukaansehingga mengurangi laju korosi dalamlingkungan yang korosif[4]. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya. Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor organik. Reaksi yang terjadi antara logam Fe2+ dengan medium korosif air laut yang mengandung ion-ion klorida yang terurai dari NaCl, MgCl2, KCl akan bereaksi dengan Fe dan diperkirakan menghasilkan FeCl2[5]. Jika ion klorida yang bereaksi semakin besar, maka FeCl2 yang terbentuk juga akan semakin besar, seperti tertulis dalam reaksi berikut :NaClNa+ + Cl- ...(4)MgCl2Mg2+ + 2Cl-...(5)KCl K+ + Cl-...(6)Ion klorida pada reaksi diatas akan menyerang logam besi (Fe) sehingga besi akan terkorosi menjadi :2Cl- + Fe3+FeCl3...(7)Reaksi antara Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan alam menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen mendonorkan sepasang elektronnya pada permukaan logam mild steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke dalam larutan elektrolit, reaksinya adalah:FeFe2+ + 2e- (melepaskan elektron) dan,Fe2+ + 2e-Fe (menerima elektron).Produk yang terbentuk di atas mempunyai kestabilan yang tinggi dibanding dengan Fe saja, sehingga sampel besi/baja yang diberikan inhibitor ekstrak bahan alam akan lebih tahan (terproteksi) terhadap korosi[9]. Contoh lainnya, dapat juga dilihat dari struktur senyawa nikotin dan kafein yang terdapat dalam ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi, dimana kafein dan nikotin yang mengandung gugus atom nitrogen akan menyumbangkan pasangan electron bebasnya untuk mendonorkan elektron pada logam Fe2+ sehingga terbentuk senyawa kompleks dengan mekanisme yang sama[7].

H. METODE PENELITIAN1.Jenis PenelitianPenelitian ini termasuk penelitian eksperimental yang dilakukan dalam skala laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk pengujian ekstrak lidah buaya (Aloe Vera) sebagai inhibitor korosi baja lunak (mild steel).Berikut merupakan tahapan penelitian;

Isolasi inhibitor dari Lidah BuayaHasil dan pembahasanPerlakuan Awal (Persiapan spesimen Baja Lunak)Pengujian inhibisi korosiAnalisa Lab.Perendaman sampel baja lunak dalam media air laut untuk uji korosi

Gambar 2. Tahapan penelitian2.Alat dan BahanAlat yang digunakan pada penelitian ini adalah; alat-alat gelas laboratorium, neraca analitik, labu bulat, jangka sorong,alat soxhlet,alat destilasi,kondensor,refluks, labu semprot, mikro pipet, termometer, amplas ukuran 400grid, grinder,labu ukur, botol sample (glass dan polimer),aluminium foil, kapas, kertas saring, batu didih, blender,heating mantel, pengaduk kaca, oven, AAS, pH meter . Bahan-bahan yang digunakan adalah: mild steel, kertas abrasif dengan grit 400, NaCl, NaHCO3 , alkohol, HCl pekat , aquades, aquabidest, lidah buaya, FeSO4.7H2O .3. Prosedur Penelitian3.1. Persiapan Spesimen Baja Lunak Spesimen baja lunak dipotong-potong dan diamplas dengan kertas abrasif mulai grit 400. Setelah permukaan mild steel rata atau homogen selanjutnya dibersihkan dengan akuades dan dikeringkan dengan etanol kemudian disimpan dalam desikator. Permukaan logam tersebut diukur dimensinya lalu ditimbang massanya. 3.2. Pembuatan LarutanMedium korosif Air laut buatan (brine solution) dibuat dengan melarutkan NaCl 3% (w/v) dan NaHCO3 100 mg/L dengan aquades dalam labu ukur. pada larutan ini dilakukan proses aerasi. Ekstrak lidah buayaDaging buah lidah buaya yang telah halus di ekstraksi dengan alat soxhlet, ekstak yang diperoleh kemudian didestilasi, residu yang diperoleh diukur volumenya dan di timbang bobot basahnya , selanjutnya dilakukan proses evaporasi dengan menggunakan oven sehingga diperoleh suspended solid .Larutan induk ekstrak lidah buayaSuspended solid ektrak lidah buaya dilarutkan dengan aquadest hingga volume larutan tepat 100 ml pada labu ukur.Larutan inhibitorInhibitor yang digunakan adalah ekstrak kasar lidah buaya. Larutan inhibitor dari ekstrak bahan alam tersebut disiapkan dengan variasi konsentrasi mulai dari (0,10,25,50,100) ppm dan (0,1,2,3,4,5) ppm. Larutan induk FeSO4.7H2OPembuatan larutan induk FeSO4.7H2O 100 ppm sebanyak 100 ml, ditimbang FeSO4.7H2O 0,0499 gram lalu dilarutkan dan diencerkan dengan aquabidest pada labu ukur 100 ml .Larutan standar FeSO4.7H2ODari larutan induk FeSO4.7H2O 100 ppm, dibuat larutan standar ( 1,2,3,4,5) ppm sebanyak 50 ml yang diencerkan dengan aquabidest.3.3. Pengujian Inhibisi KorosiPengujian awal inhibisi senyawa yang terkandung dalam tumbuhan terhadap korosi baja lunak dilakukan dengan menggunakan ekstrak kasar. Metoda yang digunakan adalah weight loss atau kehilangan berat. Senyawa yang akan diuji ditambahkan dalam konsentrasi yang bervariasi. Larutan korosif (brine solution) dimasukkan ke dalam botol uji sebanyak 200 ml kemudian dilakukan proses aerasi. Senyawa yang akan ditentukan proteksinya terhadap korosi baja lunak dimasukkan ke dalam larutan dengan konsentrasi (0,10,25,50,75,100) ppm dan (0,1,2,3,4,5) ppm , kemudian lempeng baja lunak yang sudah diukur luas dan ditimbang beratnya dimasukkan ke dalam larutan. Setelah itu botol ditutup dan didiamkan selama 144 jam (6 hari). Setelah selang 144 jam baja lunak diambil dari larutan, dibersihkan dan ditimbang kembali. Inhibisi (proteksi) setiap ekstrak ditentukan dengan membandingkan kehilangan berat antara larutan blanko dan larutan yang mengandung inhibitor.3.4. Uji korosi

Larutan garam , larutan inhibitor dan sampel logam baja dimasukkan. Selanjutnya aerator dihidupkan dan perendaman dilakukan selama 6 hari. Setelah waktu tercapai sampel baja lunak (Mild Steel) selanjutnya dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang. Percobaan diulangi dengan konsentrasi inhibitor (Ekstrak Lidah Buaya) yang telah divariasikan.3.5. Analisa Larutan Ekstrak (AAS)Mengukur absorbansi serta menganalisa kandungan logam Fe pada ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi larutan standar (0,10,25,50,75,100) ppm dan (0,1,2,3,4,5) ppm, lalu menganalisa kandungan logam Fe pada larutan medium korosif dengan Atomic Absorbsion Spektrofotometri (AAS) Shimadzu.4)Metode Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:analisis eksperimental dan kepustakaan (Library Research).5) Metode Analisis DataLaju korosi (g/cm2.h) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Efisiensiinhibisi(IE,%) kemudian dihitungmenggunakan persamaan,% IE dimana :W1= laju korosi tanpa adanya inhibitorW2= laju korosi dengan inhibitorI.HASIL YANG DICAPAIAdapun Hasil yang dicapai selama Penelitian ini sebagai berikut :

Proses ekstraksi destilasi dan evaporasi lidah buaya Data PenimbanganBobot gelas piala kosong (A)= 66,8733 gramBobot Gelas piala + gel lidah buaya(B)= 625,9833 gramBobot gel lidah buaya (yang dihaluskan)= B - A= ( 625,9833 - 66,8733 ) gram= 559,1100gramBobot gelas piala + Residu(C)= 67,0361gramBobot disolved solid(D)= C - A= ( 67,0361 - 66,8733 ) gram= 0,1628gram1. Pembuatan larutan induk dari ekstrak lidah buaya 2. Pembuatan larutan standar dari larutan induk 1628 ppm 10

10 ppmV1 = = = 0,6 mL 25 ppmV1 = = = 1,5 mL 50 ppmV1 = = = 3,1 mL

75 ppmV1 = = = 4,6 mL 100 ppmV1 = = = 6,1 mL 1 ppmV1 = = = 0,06 mL

2 ppmV1 = = = 0,12 mL 3 ppmV1 = = = 0,18 mL

4 ppmV1 = = = 0,25 mL 5 ppmV1 = = = 0,31 mL

3. Pembuatan larutan garam 3 % % b/v 3 % = 30 gram Bobot penimbanganBobot gelas piala kosong(A)= 77,7987gramBobot gelas piala + garam(B)= 107,9177gramBobot garam(C)= B - A= ( 107,9177 - 77,7987 ) gram= 30,1190gram4. Penentuan konsentrasi inhibitor dalam larutan medium korosi/larutan garam (300 mL larutan total)

C1 = = = 3,256 ppm C1 = = = 8,140 ppm

C1 = = = 16,83 ppm C1 = = = 24,97 ppm

C1 = = = 33,10 ppm C1 = = = 0,3256 ppm C1= = = 0,6512 ppm C1 = = = 0,9768 ppm C1 = = = 1,3570 ppm C1 = = = 1,6830 ppm

5. Waktu analisis inhibisi korosi baja lunak Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppm Jumat , 10 April 2014 (pukul 13.45 WITA) s/d Kamis , 16 April 2014 (pukul 13.45 WITA)Waktu = 6 x 24 jam = 144 jam Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppm Kamis, 17 Mei 2014 (pukul 12.00 WITA) s/d Rabu , 23 Mei 2014 (pukul 12.00 WITA)Waktu = 6 x 24 jam = 144 jam

6. Penentuan kehilangan bobot baja lunakKehilangan bobot = Bobot sebelum korosi Bobot setelah korosi Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppmKonsentrasi inhibitor (ppm)Bobot baja lunak (gram)

SebelumSetelahSelisih

08,98858,86360,1249

108,44868,43620,0124

258,95138,94310,0082

507,61447,60660,0078

758,54428,5390,0052

1008,28458,27880,0057

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppmKonsentrasi inhibitor (ppm)Bobot baja lunak (gram)

Sebelum SetelahSelisih

08,98858,86360,1249

16,34486,29890,0459

27,58697,5480,0389

36,59576,55780,0379

47,32467,29310,0315

57,04877,0170,0317

7. Penentuan luas area sample baja lunakLuas area= (P x L x Tebal) + ((1/2 x Alas x Tinggi x Tebal) x 2) Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppmkonsentrasi inhibitor (ppm)Panjang(cm)Lebar/alas(cm)Tebal(cm)Tinggi(cm)Luas AreaLuas area (cm2)

P x Lx Tebal(1/2 x alas x tinggi x tebal) x 2

03,92,650,112,551,136850,7433251,880175

103,92,30,112,70,98670,68311,6698

253,92,650,12,71,03350,71551,749

503,72,90,12,51,0730,7251,798

753,752,70,082,550,810,55081,3608

1003,82,40,12,60,9120,6241,536

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppmKonsentrasi inhibitor (ppm)Panjang(cm)Lebar/alas(cm)Tebal(cm)Tinggi(cm)Luas AreaLuas area (cm2)

P x Lx Tebal(1/2 x alas x tinggi x tebal) x 2

03,92,650,112,551,136850,7433251,880175

13,220,072,10,4480,2940,742

23,91,40,082,70,43680,30240,7392

33,61,60,12,70,5760,4321,008

43,652,30,0852,20,7135750,43011,143675

53,62,50,0852,50,7650,531251,29625

8. Penentuan laju korosi

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppmKonsentrasi inhibitor(ppm)Kehilangan berat(gram)Waktu(jam)Luas Area(cm2)Laju Korosi (g/cm2.h)

00,12491441,8801750,00046132

100,01241441,66980,00005157

250,00821441,7490,000032558

500,00781441,7980,000030126

750,00521441,36080,000026537

1000,00571441,5360,00002577

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppmKonsentrasi inhibitor (ppm)Kehilangan berat(gram)Waktu(jam)Luas Area(cm2)Laju Korosi (g/cm2.h)

00,12491441,8801750,00046132

10,04591440,7420,00042958

20,03891440,73920,00036545

30,03791441,0080,00026111

40,03151441,1436750,00019127

50,03171441,296250,00016983

9. Penentuan Inhibition Efisiensi (% IE)% IE

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppmKonsentrasi inhibitor (ppm)Laju korosi (g/cm2.h)laju korosi larutan tanpa inhibitor (g/cm2.h)IE (%)

100,000051570,0004613288,821209

250,0000325580,0004613292,942426

500,0000301260,0004613293,469609

750,0000265370,0004613294,247594

1000,000025770,0004613294,413856

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppmKonsentrasi inhibitor (ppm)Laju korosi (g/cm.h)laju korosi larutan tanpa inhibitor (g/cm.h)IE (%)

10,000429580,000461326,8802567

20,000365450,0004613220,78167

30,000261110,0004613243,399376

40,000191270,0004613258,538542

50,000169830,0004613263,186075

10. Pengukuran absorbansi dengan AASa. Pembuatan larutan induk FeS04.7H2O

Bobot penimbanganBobot FeSO4.7H2O= 0,0499gram

b. Pembuatan larutan standar 0,5 ppmV1 = = = 0,25 mL

1 ppmV1 = = = 0,5 mL

2 ppmV1 = = = 1 mL

c. Penentuan absorbansi standar Konsentrasi Larutan Standar Fe (ppm)Absorbansi

0,50,0605

10,0913

20,139

d. Penentuan absorbansi sample Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppmKonsentrasi Inhibitor (ppm)AbsorbansiKonsentrasi FE (ppm)

0-0,0047-0,8002

100,0052-0,6087

250,0062-0,5093

500,0052-0,6087

750,0047-0,6183

1000,0517-0,2913

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppmKonsentrasi Inhibitor (ppm)AbsorbansiKonsentrasi Fe (ppm)

0-0,0047-0,8002

10,07660,7732

20,10771,375

30,04550,1713

40,09581,1447

50,08160,8699

11. Pengukuran ph larutan sample dengan mengugunakan alat pH Meter Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppmKonsentrasi Inhibitor (ppm)pH larutan

06,1

105,5

255,71

505,89

755,96

1006,07

Untuk konsentrasi inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppmKonsentrasi Inhibitor (ppm)pH larutan

06,1

14,33

24,67

34,83

44,96

55,06

J. JADWAL PENELITIANPenelitian ini dilakukan selama 3 bulan meliputi studiliterature, persiapan alat dan bahan, eksperimen, analisis dan pembuatan laporan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen dan Analitik Politeknik Negeri Ujung Pandang.Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitianNoKegiatanBulan ke-1Bulan ke-2Bulan ke-3

123412341234

1.Persiapan

2.Pelaksanaan : Pengumpulan Data Pembuatan Alat Pengolahan dan Analisis Data.

3.Penyusunan Laporan

K. BIAYA KEGIATAN1) Rekapitulasi biaya penelitianTotal anggaran yang diusulkan untuk melaksanakan penelitian ini dirangkul dalam tabel berikut;Tabel 2.Biaya alat dan bahanKegiatanSatuanHarga satuan(Rp)Jumlah Harga(Rp)

a. Baja lunak5buah100.000 500.000

b. Pipa baja2buah250.000500.000

c. Alat grinder1buah 250.000250.000

d. Polisher1buah 200.000200.000

e. kertas abrasif10buah 5.000 50.000

f. Lidah buaya20Kilogram25.000 500.000

g. Botol polimer5Buah10.00050.000

h. Baskom2Buah50.000100.000

i. Kristal HCl100gram3.500350.000

j. Serbuk NaHCO3100gram2.500250.000

k. Serbuk NaCl3pack5.00015.000

l. Aseton1Liter250.000250.000

m. Silika gel250gram1.000250.000

n. Aquades40liter5.000 200.000

o. ATK1Paket150.000150.000

p. Aerator3buah150.000450.000

q. Impeler3buah75.000125.000

r. Adaptor2buah15.00030.000

s. Batu pemecah udara3buah40.000120.000

t. Kertas saring1pack15.00015.000

Sub total I 4.340.000

Tabel 3. Biaya analisis a. Analisis inhibisi korosi1Paket1.250.0001.250.000

b. Analisis kualitas ekstrak1Paket1.250.000 1.250.000

c.Analisis instrumentasi (AAS)1Paket 2.500.000 2.500.000

Sub Total II5.000.000

Tabel 4.Biaya transportasi

KegiatanManSatuanHarga satuan(Rp)Jumlah Harga(Rp)

a. Pengambilan lidah buaya22 kali100.000200.000

b. Pengambilan air laut22 kali50.000100.000

b. Sewa kendaraan24 kali100.000400.000

Sub Total III700.000

Tabel 5.Biaya laporanKegiatanSatuanHarga satuan(Rp)Jumlah Harga(Rp)

a. Penyusunan1paket200.000 200.000

b. Penggandaan3examplar75.000225.000

c. Seminar1paket750.000750.000

d. Dokumentasi 1paket200.000200.000

Sub Total IV1.375.000

Total (I+II+III+IV) 11.415.000

L. HASIL M. PEMBAHASANN. KESIMPULAN

O. DAFTAR PUSTAKA[1]Rajesh Kumar Singh, Corrosion protection of stainless steel in beverage by Aloe vera juice, Sky Journal of Soil Science and Environmental Management Vol. 1(1), pp. 1 - 8, 2012.[2]A. M. Al-Turkustani, S. T. Arab, R. H. Al-Dahiri, Aloe Plant Extract as Environmentally Friendly Inhibitor on the Corrosion of Aluminum in Hydrochloric Acid in Absence and Presence of Iodide Ions, Modern Applied Science, Vol. 4, No. 5; May 2010[3]Avwiri, G.O. and E. Osarolube, Inhibitive Action of Aloe Vera on The Corrosion of Copper and Brass in Different Media, Scientia Africana, Vol. 9 (No. 2) December 2010. Pp 51-58.[4]V. Sribharathy, Susai Rajendran, P. Rengan, R. Nagalakshmi, Corrosion inhibition by an aq. extract of Aloevera (L.) Burm F.(Liliaceae), Eur. Chem. Bull. 2013, 2(7), 471-476.[5]Kirk and Othmer, 1965, Encyclopedia of Chemical Technology, 2nd ed., Vol.6, p. 320, John Willeyand Sons, New York.[6]Djaprie S ., 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan , ed. 5, hal. 483-510. Erlangga, Jakarta.[7]Uhlig, H. H., 1961, Corrosion Handbook, John Willey & Sons Inc., London.[8]Rajendran, S., Sridevi S. P., Anthony, N., John Amalraj, A., Sundaravadivelu, N., Anti Corros. Methods Mater., 2005, 52, 102.[9]Scientia Africana, Vol. 9 (No. 2) December 2010. Pp 51-58 Faculty of Science, University of Port Harcourt, Printed in Nigeria

P. LAMPIRAN1. BIODATA PENELITI Ketua pelaksana kegiatan Nama: Lutfiani NingrumNim : 331 12 015TTL: Ujung Pandang, 25 Agustus 1994Alamat : Jl.perintis kemerdekaan 8 komp.Den Intel/kodam no. 30 AJurusan/Prodi: Teknik Kimia / D3-Kimia AnalisSemester : III (Tiga)Waktu untuk kegiatan PKM : 8 jam/ mingguNo telepon/ HP:0853 9541 0840 /0878 4047 7099Pendidikan formal :1999-2005 SDI KAMPUS UNHAS IMAKASSAR2005-2008 SMPN 12 MAKASSARMAKASSAR2008-2012 SMKN ANALIS KIMIA MAKASSAR Makassar, 27 Juni 2014

Anggota pelaksana 1Nama: HumairaNim : 331 12 005TTL: Ujung Pandang, 29 Agustus 1994Alamat : Jl. Dg Ramang Perum.Gelora Baddoka Indah Blok B1/92Jurusan/Prodi: Teknik Kimia /D3-Kimia AnalisSemester : III (Tiga)Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/ mingguNo telepon/ HP: 0852 9836 0360Pendidikan :2000-2006SDI PAJJAIANG IIMAKASSAR2006-2009SMPN 25 MAKASSARMAKASSAR 2009-2012 SMK SMTI MAKASSAR MAKASSAR Makassar, 27 Juni 2014Anggota pelaksana 2Nama: FitrawansahNim : 331 13 013TTL: Malua, 17 November 1994Alamat : Minasaupa blok L8/32 Makassar Jurusan/Prodi: Teknik Kimia / D3-Teknik KimiaSemester : I (Satu)Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/ mingguNo telepon/ HP: 0823 9333 5261Pendidikan :2001-2007SDN 24 MALUAENREKANG2006-2009SMPN 1 BARAKAENREKANG 2009-2013SMAN 1 BARAKA ENREKANG

Makassar, 27 Juni 2014

2.BIODATA DOSEN PENDAMPINGNama: Wahyu Budi Utomo, HND. MScTempat / Tanggal lahir: Semarang, 20 Maret 1965Alamat : Mangga Tiga Permai Blok G7 No. 12, Pacerrakang, Makassar/0812 4173 5562Jenis kelamin: Laki-lakiPekerjaan : Dosen Pendidikan : S2-Elektrokimia KorosiFakultas / Jurusan : Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung PandangNip: 196503201992021001Keahlian: Elektrokimia, korosi dan batere.Pengalaman Penelitian : 1. Pengolahan Limbah Cairan Pendingin Pemesinan (Machining Coolant Liquid) Dengan Proses Elektrolisis 2. Elektrodeposisi Electrolytic Manganese Dioxide (EMD) pada Suhu di atas 100oC untuk Peningkatan Kinerja Sel Batere Sekunder3. Electrochemical behaviour of titanium in H2SO4MnSO4 electrolytes4. Corrosion Inhibition of Titanium Using Metal Ion Adsorption6. Electrochemical Corrosion Behaviour of Titanium in Acid Electrolyte7. Electrochemical Corrosion Bahaviour of Titanium in Alkaline Electrolyte8. Adsorption of Manganese Dioxide onto Titanium Dioxide9. Rotating Ring Disc Study of Titanium in H2SO4 Electrolyte Containing Manganese (II) Ion

Pengalaman Konferensi:1. Inhibition of Titanium Corrosion in Acidic Electrolytes, 216th ECS Meeting, Vienna, Austria, (October 4-9), 20092. Potentiodynamic Study of Titanium in Manganese-containing Sulphuric Acid Solution, 217th ECS Meeting, Vancouver, Canada, (April 25-30, 2010)3. Electrochemical Impedance Spectroscopy Study of Titanium Anodes for Electrodeposition, 220th ECS Meeting & Electrochemical Energy Summit, Boston, Massachusetts (October 9-14, 2011)4. Adsorption Characteristics of Manganese Ion on Titanium Dioxide, 10th Spring Meetingof the International Society of Electrochemistry, Perth (April 15-18, 2012) 5. Transition Metal Inhibition of Titanium Corrosion: Electrochemical Behavior of Titanium in Alkaline Electrolyte, 222th meeting of the Electrochemical Society, Honolulu, Hawaii, October 7-12, 2012 Makassar, 27 Juni 2014

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANGSURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANAYang bertanda tangan di bawah ini:Nama: Lutfiani NingrumNIM: 331 12 015Program Studi : D3 Kimia AnalisFakultas: Teknik KimiaDengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-PENELITIAN saya dengan judul:Ekstrak lidah buaya(aloe vera) sebagai inhibitor korosi baja lunak (mild steel)yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayaioleh lembaga atau sumber dana lain.Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka sayabersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikanseluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 27 Juni 2014

Grafik

Gambar pengamatan

5. Proses ekstraksi lidah buaya dengan alat soxhlet4. Tanaman Lidah buaya

7. Larutan induk ekstrak lidah buaya 1000 ppm6. Proses distilasi

9. Larutan standar inhibitor ekstrak lidah buaya (1,2,3,4,5) ppm8. Larutan standar inhibitor ekstrak lidah buaya (10,25,50,75,100) ppm

11. Sample baja lunak tampak belakang10. Sample baja lunak tampak atas

13. Alat pengujian korosi dan aerasi tampak samping12. Alat pengujian korosi dan aerasiTampak depan

15. Pengujian inhibisi korosi dan proses aerasi unuk larutan standar inhibitor (75,100) ppm14. Pengujian inhibisi korosi dan proses aerasi unuk larutan standar inhibitor (10,25,50) ppm

17. Pengujian inhibisi korosi dan proses aerasi untuk konsentrasi inhibitor (4,5) ppm16. Pengujian inhibisi korosi dan proses aerasi untuk konsentrasi inhibitor (1,2,3) ppm

19. Larutan hasil proses inhibisi korosi untuk konsentrasi inhibitor (75,100) ppm18. Larutan hasil proses inhibisi korosi untuk konsentrasi inhibitor (10,25,50,75,100) ppm

20. Larutan hasil proses inhibisi korosi untuk larutan tanpa inhibitor

22. Larutan sample dengan konsentrasi (1,2;3,4;5) ppm21. Larutan standar FeSO4.7H2O dengan konsentrasi (0,25;0,5;1;2;4) ppm

24. AAS Shimadzu tampak keseluruhan23. Larutan sample dengan konsentrasi (10,25,50,75,100) ppm

25. AAS Shimadzu tampak depan

27. Kurva kalibrasi standar26. Proses pengukuran sample dengan AAS

29. Data perolehan absorbansi dan konsentrasi Fe 28. Kurva kalibrasi standar, data absorbansi dan konsentrasi Fe

30. pH meter untuk pengukuran pH larutan sample hasil inhibisi

Nota