usulan hibah penelitian litbang fk unud/rsup … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya...

31
i USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP SANGLAH KADAR 25-HYDROXYVITAMIN D PLASMA RENDAH SEBAGAI PREDIKTOR LUARAN BURUK PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT Oleh : dr. Ida Ayu Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp.S dr. AABN Nuartha, Sp.S (K) dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K) dr. Ni Nyoman Ayu Trisnadewi Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2015 Bidang: Neurovaskuler

Upload: duongkien

Post on 26-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

i

USULAN HIBAH PENELITIAN

LITBANG FK UNUD/RSUP SANGLAH

KADAR 25-HYDROXYVITAMIN D PLASMA RENDAH SEBAGAI

PREDIKTOR LUARAN BURUK PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK

AKUT

Oleh :

dr. Ida Ayu Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp.S

dr. AABN Nuartha, Sp.S (K)

dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K)

dr. Ni Nyoman Ayu Trisnadewi

Bagian Neurologi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar

2015

Bidang: Neurovaskuler

Page 2: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

USULAN PROGRAM HIBAH PENELITIAN

LITBANG FK UNUD/RSUP SANGLAH

TAHUN 2015

1. Judul : Kadar 25-Hydroxyvitamin D Plasma Rendah Sebagai Prediktor Luaran Buruk

Pada Penderita Stroke Iskemik Akut

2. Ketua Peneliti

Nama : dr. Ida Ayu Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp.S

NIP : 198508012010122003

Bidang keahlian : Neurologi

Jur/Fakultas : Bag/SMF Neurologi FK Universitas Udayana

3. Anggota peneliti

Nama : dr. AABN Nuartha, SpS(K)

NIP : 1954001141980121001

Bidang keahlian : Neurologi

Jur/Fakultas : Bag/SMF Neurologi FK Universitas Udayana

Nama : dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K)

NIP : 197904262008122002

Bidang keahlian : Patologi Klinik

Jur/Fakultas : Bag/SMF Patologi Klinik FK Universitas Udayana

Nama : dr. Ni Nyoman Ayu Trisnadewi

Jur/Fakultas : Bag/SMF Neurologi FK Unversitas Udayana

NIM : 1414068204

4. Lab terkait : Bagian Neurologi dan Bagian Patologi Klinik FK

Universitas Udayana/RSUP Sanglah

5. Biaya yang diusulkan : Rp 35.000.000,00

Denpasar, 30 April 2015

Menyetujui:

Kepala Bagian/SMF Neurologi Yang Mengajukan

FK UNUD/RSUP Sanglah

dr. AABN Nuartha, Sp.S(K) dr.Ida Ayu Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp.S

NIP 1954001141980121001 NIP 198508012010122003

Page 3: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

iii

Mengetahui,

Ketua Unit Litbang FK UNUD/RSUP Sanglah

Dr.dr. Dewa Made Sukrama, SpMK, M.Si

NIP 195810101987021001

Page 4: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

iv

IDENTITAS PENELITI

1. Judul Usulan : Kadar 25-Hydroxyvitamin D Plasma Rendah Sebagai Prediktor Luaran

Buruk Pada Penderita Stroke Iskemik Akut

2. Ketua Peneliti

Nama lengkap : dr. Ida Ayu Sri Wijayanti, M.Biomed, Sp.S

a. Bidang keahlian : Ilmu Penyakit Saraf

b. Jabatan Struktural : -

c. Jabatan Fungsional : Staf Pengajar Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP

Sanglah

d. Unit kerja : Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK UNUD/ RSUP

Sanglah

e. Alamat surat : Jalan Diponegoro Denpasar 80225

f. Telpon/Faks : 0361 246082/081337667939

g. E-mail : [email protected]

3. Anggota peneliti (sebutkan nama dan gelar akademik, bidang keahlian, institusi, alokasi

waktu/minggu, maksimum 4 orang).

Tim Peneliti

No. Nama dan Gelar

Akademik

Bidang

Keahlian

Instansi Alokasi Waktu

(jam/minggu)

1. dr. AABN Nuartha,

SpS(K)

Ilmu penyakit

saraf

FK 12 jam/minggu

2

3

Dr. Ni Kadek Mulyantari,

Sp.PK(K)

Dr. Ni Nyoman Ayu

Trisnadewi

Patologi Klinik

Ilmu penyakit

saraf

FK

FK

12 jam/minggu

12 jam/minggu

4. Objek penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian) : Pemeriksaan

kadar 25-Hydroxyvitamin D plasma darah (Penelitian Obsevasional)

5. Masa pelaksanaan penelitian:

Page 5: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

v

Mulai : Juli 2015

Berakhir : Desember 2015

6. Anggaran yang diusulkan:

Jumlah biaya yang diajukan: Rp 35.000.000,-

7. Lokasi penelitian: Bangsal perawatan Neurologi RSUP Sanglah

RINGKASAN

Page 6: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

vi

Stroke sampai saat ini masih merupakan masalah besar, sekaligus tantangan di bidang

kesehatan, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk di Indonesia. Stroke

menyebabkan banyak komplikasi dan keterbatasan aktivitas pasien paska mengalami

serangan stroke. Penelitian klinis menunjukkan berbagai aspek yang berbeda dari defisiensi

vitamin D, dan hingga saat ini masih menjadi molekul yang misterius. Beberapa hasil

penelitian mengenai fungsi imumologis, sindrom metabolik, diabetes mellitus tipe 2, infark

miokard, stroke, demensia, gangguan ginjal kronis, penyakit paru kronis dan beberapa tipe

kanker terkait dengan abnormalitas kadar vitamin D. Berbagai faktor risiko stroke seperti

usia dan hipertensi berhubungan dengan rendahnya kadar 25-hydroxyvitamin D (25-OHD)

plasma dan hal ini merupakan prediktor independen untuk terjadinya serangan stroke.

Namun, hasil penelitian metaanalisis terbaru melaporkan pemberian suplemen vitamin D

tidak bermakna secara statistik dalam menurunkan risiko kejadian penyakit serebrovaskular

ataupun risiko kematian. Rendahnya kadar vitamin D berhubungan dengan meningkatnya

risiko kejadian stroke dan penelitian eksperimental melaporkan vitamin D mampu

melindungi neuron dari injuri eksitotoksik. Iskemik serebral telah terbukti menimbulkan

aktivasi reseptor vitamin D dan menyebabkan peningkatan translokasi nukleus pada hewan

model dengan stroke.

Penelitian ini meneliti mengenai prognosis penyakit mengacu pada kemungkinan

terjadinya luaran klinis buruk dalam perjalanan klinik suatu penyakit. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah observasional analitik kohort prospektif terhadap pasien stroke

iskemik akut yang menjalani perawatan di bangsal neurologi RSUP Sanglah dari bulan Juni

2015 sampai dengan Agustus 2015. Penderita stroke iskemik akut dikelompokkan menjadi 2

kelompok yaitu: kelompok penderita stroke iskemik akut dengan rasio kadar 25-

Hydroxyvitamin D plasma rendah dan kelompok penderita stroke iskemik akut kadar 25-

hydroxyvitamin D plasma normal, kemudian dilakukan pengamatan selama 7 hari di rumah

sakit. Luaran yang dimonitor adalah penilaian terhadap luaran klinis stroke dengan NIHSS.

Untuk mengetahui kadar 25-hydroxyvitamin D plasma rendah sebagai prediktor luaran buruk

pada penderita stroke iskemik fase akut digunakan uji Chi-Square, tingkat kemaknaan

dinyatakan dengan p dan Relative Risk (RR) dengan Confident Interval (CI) 95%.

Kata kunci: Stroke iskemik akut, 25-Hydroxyvitamin D, luaran klinis stroke, NIHSS

DAFTAR ISI

Page 7: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

vii

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

IDENTITAS PENELITI ........................................................................... iv

RINGKASAN ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................... 3

1.4.1 Manfaat Khusus ............................................... 3

1.4.2 Manfaat Umum ................................................ 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Stroke Iskemik .............................................................. 4

2.2 Vitamin D .................................................................... 5

2.2.1 Metabolisme Vitamin D .................................. 6

2.3 Hubungan Antara 25-Hydroxyvitamin D dengan Stroke Iskemik

...................................................................................... 7

2.4 Luaran Perawatan Stroke .............................................. 10

BAB III KERANGKA KONSEP, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir ....................................................... 12

3.2 Konsep ......................................................................... 13

3.3 Hipotesis Penelitian ..................................................... 14

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian .................................................. 15

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 15

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ........................................... 16

4.4 Penentuan Sumber Data ............................................... 16

4.4.1 Populasi target ................................................. 16

Page 8: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

viii

4.4.2 Populasi terjangkau .......................................... 16

4.4.3 Sampling frame ................................................ 16

4.4.4 Kriteria subyek ................................................. 16

4.4.5 Besar Sampel ................................................... 17

4.4.6 Teknik pengambilan sampel ............................ 18

4.5 Variabel Penelitian ...................................................... 18

4.5.1 Klasifikasi Variabel ......................................... 18

4.5.2 Definisi operasional ......................................... 18

4.6 Bahan Penelitian .......................................................... 21

4.7 Instrument Penelitian ................................................... 21

4.8 Prosedur Penelitian ...................................................... 22

4.9 Analisis Data ............................................................... 24

BAB V JADWAL KEGIATAN .............................................................. . 25

BAB VI PEMBIAYAAN ......................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29

LAMPIRAN ...................................................................................... 30

BAB I

Page 9: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

ix

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke sampai saat ini masih merupakan masalah besar, sekaligus tantangan di bidang

kesehatan, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk di Indonesia. Stroke

menyebabkan banyak komplikasi dan keterbatasan aktivitas pasien paska mengalami

serangan stroke.

Data epidemiologi dari seluruh dunia saat ini menunjukkan bahwa stroke menduduki

peringkat kedua penyebab kematian dan di Amerika Serikat merupakan penyebab kematian

ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan (Sacco dkk., 2006; Donnan dkk., 2007;

Ropper dan Samuels, 2009).

Mortalitas stroke iskemik lebih kecil dibandingkan dengan stroke perdarahan, stroke

iskemik akut dengan defisit neurologi yang berat terjadi kurang lebih 2-10% dan

berhubungan dengan prognosis yang buruk baik jangka pendek ataupun jangka panjang.

Penanganan stroke iskemik pada awal serangan masih belum memuaskan (Bill dkk., 2012).

Kekurangan vitamin D hampir ditemukan pada hampir separuh populasi lanjut usia.

Peranan klasik dari vitamin D adalah sebagai regulator dari kalsium dan hemostasis tulang,

namun berbagai penelitian melaporkan bahwa penurunan kadar vitamin D terkait dengan

berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit jantung. Data dari

berbagai studi populasi menunjukkan bahwa populasi lanjut usia dengan asupan vitamin D

yang rendah dan konsentrasi kadar plasma 1,25(OH)2D meningkatkan risiko kejadian stroke

(Pilz dkk., 2008).

Penelitian klinis menunjukkan berbagai aspek yang berbeda dari defisiensi vitamin D,

dan hingga saat ini masih menjadi molekul yang misterius. Beberapa hasil penelitian

mengenai fungsi imunologis, sindrom metabolik, diabetes mellitus tipe 2, infark miokard,

stroke, demensia, gangguan ginjal kronis, penyakit paru kronis dan beberapa tipe kanker

terkait dengan abnormalitas kadar vitamin D (Kuyumcu dkk., 2014).

Vitamin D merupakan salah satu hormon yang berperan dalam regulasi gen, meliputi

imunomodulasi, proliferasi, regulasi pertumbuhan sel dan diferensiasi sel. Meskipun jalur

sintesis kanonik aktivasi vitamin D, yang dikenal sebagai calcitriol atau 1,25-OH2-vitamin

Page 10: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

x

D3 berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells,

mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan memiliki reseptor vitamin D.

Berbagai faktor risiko stroke seperti usia dan hipertensi berhubungan dengan

rendahnya kadar 25-hydroxyvitamin D (25-OHD) plasma dan hal ini merupakan prediktor

independen untuk terjadinya serangan stroke. Namun, hasil penelitian metaanalisis terbaru

melaporkan pemberian suplemen vitamin D tidak bermakna secara statistik dalam

menurunkan risiko kejadian penyakit serebrovaskular ataupun risiko kematian. (Balden,

dkk.,2012).

Rendahnya kadar vitamin D berhubungan dengan meningkatnya risiko kejadian

stroke dan penelitian eksperimental melaporkan vitamin D mampu melindungi neuron dari

injuri eksitotoksik. Iskemik serebral telah terbukti menimbulkan aktivasi reseptor vitamin D

dan menyebabkan peningkatan translokasi nukleus pada hewan model dengan stroke.

(Balden, dkk.,2013).

Cedera otak akut akan memfasilitasi terjadinya sindrom respon inflamasi sistemik

melalui mediator sitokin, aktivasi jalur neuroimun, yaitu hypothalamic-pituitary-adrenal axis

(aksis HPA) maupun sistem saraf otonom dan menurunkan kemampuan sistem imunitas

tubuh (Chamorro dkk, 2007). Hasil akhir dari aksis HPA adalah glukokortikoid, yang

memiliki efek imunosupresif, diakibatkan karena terjadi penurunan sitokin-sitokin

proinflamasi, peningkatan sitokin antiinflamasi serta peningkatan proses apoptosis limfosit

(Meise dkk. 2012).

Penurunan kadar vitamin D plasma mampu menunjukkan pengaruh yang kuat pada

perubahan proses secara biomolekuler pada saat terjadi stroke. Namun sangat sedikit

penelitian yang menggambarkan prognosis selama perawatan pasien stroke akut, untuk itu

diusulkan penelitian terhadap pengaruh kadar vitamin D pada penderita stroke iskemik akut

sebagai prediktor luaran selama perawatan, sehingga apabila penelitian ini memberikan hasil

yang positif mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses dinamis

pada stroke dan apabila memungkinkan dapat menjadi dasar bagi penelitian sejenis dan

diharapkan menunjang pengobatan stroke konvensional sehingga mampu memberikan

pengobatan secara lebih komprenhensif yang berujung pada kesembuhan dan pemulihan

stroke dengan lebih baik.

Page 11: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xi

1.2 Rumusan Masalah

Apakah kadar 25-hydroxyvitamin D plasma rendah sebagai prediktor luaran buruk pada

penderita stroke iskemik akut?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Mengetahui kadar 25-hydroxyvitamin D plasma rendah sebagai prediktor luaran

buruk pada penderita stroke iskemik akut

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Khusus

Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa kadar 25-hydroxyvitamin D

plasma rendah sebagai prediktor luaran buruk pada penderita stroke iskemik akut sehingga

dapat memperkuat pemahaman tentang peran neurotropik dalam patogenesis stroke iskemik

dan perburukan stroke selama proses perawatan.

1.4.2 Manfaat Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengambilan

keputusan untuk pemeriksaan, diagnostik, dan penatalaksanaan stroke di masa depan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Stroke Iskemik

Page 12: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xii

Stroke iskemik terjadi sebagai akibat gangguan aliran darah ke sebagian otak,

menyebabkan neuron-neuron dan sel-sel lain mengalami kekurangan glukosa dan oksigen,

sehingga terjadi proses patologis pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai dari tingkat

seluler berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan kerusakan fungsi dan

integritas susunan sel, selanjutnya berakhir dengan kematian neuron.

Keadaan iskemik menyebabkan penyediaan glukosa dan oksigen ke sel otak terhambat

yang akan menghambat mitokondria dalam menghasilkan ATP yang diperlukan sel otak

untuk berbagai proses yang memerlukan energi, seperti membangun dan memelihara

komponen seluler, menjalankan proses seluler, serta menjalankan fungsi motorik, kognitif

dan memori. Keadaan ini bila tidak dikoreksi pada waktunya akan menimbulkan kematian

sel (Gusev dan Skvort, 2003).

Proses iskemik memicu reaksi sel jaringan penyusun otak dalam bentuk disfungsi sel

neuron, aktivasi astrosit dan mikroglia, endotel dan makrofag. Kerusakan sel akan dicetuskan

oleh adanya eksitotoksiksitas, gangguan mitokondria, proses inflamasi, produksi radikal

bebas, dan proses kematian sel yang terprogram. Proses inflamasi memiliki peran utama pada

patofisiologi iskemik otak. Kaskade inflamasi terjadi pada proses akut dalam hitungan jam

sampai hitungan hari dan minggu, namun proses ini selain memiliki efek merugikan ternyata

juga memiliki efek menguntungkan pada proses pemulihan pasca stroke (Amantea dkk.,

2008 ).

Kematian sel pada daerah ischemic core, sudah terjadi sehingga sel akan mengalami

nekrosis akibat kegagalan energi dan merusak dinding sel beserta isinya sehingga mengalami

lisis (sitolisis). Sedangkan pada daerah penumbra, sel neuron masih hidup, tetapi

metabolisme oksidatif sangat berkurang serta pompa ion sangat minimal untuk mengalami

proses depolarisasi neuronal, yang bila terjadi berkepanjangan maka akan menyebabkan sel

tidak dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi kematian sel yang timbul melalui

proses apopotosis, suatu disintegrasi elemen-elemen seluler secara bertahap dengan

kerusakan dinding sel yang disebut kematian sel terprogram (Gusev dan Skvort, 2003).

Stroke terjadi sebagai akibat hilangnya suplai darah ke bagian otak yang akan

menimbulkan suatu kaskade iskemik. Jaringan otak yang iskemik akan mengalami

penurunan jumlah oksigen dan glukosa, produksi adenosine triphosphate (ATP) gagal

memenuhi kebutuhan energi terhadap pompa ion yang penting untuk mempertahankan

Page 13: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xiii

kelangsungan hidup jaringan otak. Hal ini memicu serangkaian kejadian saling terkait yang

mengakibatkan cedera seluler dan kematian sel akibat nekrosis. Kematian sel ini

menghasilkan pelepasan semua komponen sitoplasma ke ruang ekstraseluler yang

mengaktifkan respon inflamasi. Pelepasan neurotransmitter eksitatorik yaitu glutamat,

menyebabkan stimulasi eksitotoksik yang berlebih terhadap reseptor glutamat. Eksitotoksik

merupakan mekanisme utama dalam tahap awal perkembangan terjadinya cedera otak

iskemik. Mekanisme lain yang berperan adalah depolarisasi peri infark, apoptosis dan

inflamasi (Benakis dkk., 2009).

2.2 Vitamin D

Vitamin D merupakan vitamin larut dalam lemak yang dapat bertindak sebagai hormon.

Vitamin D diproduksi secara endogen dalam kulit dari paparan sinar matahari atau diperoleh

dari makanan yang secara alami mengandung vitamin D, makanan yang diperkaya vitamin D

dan suplemen yang mengandung vitamin D (Ontario, 2010; Nezhad dan Holick, 2013).

Sejarah vitamin D dimulai dengan ditemukannya metabolisme kompleks vitamin D

sebanyak 41 metabolit, terutama 25-hydroxyvitamin D (25-OHD) dan 1,25-dihydroxyvitamin

D [1,25-(OH)2D], dan regulasi kompleks produksi ginjal dari produk aktif akhir 1,25-(OH)2D

sebagai hormon steroid. Selanjutnya pengangkutan metabolit vitamin D ekstra sel (oleh

lipoprotein, albumin dan vitamin D binding protein (DBP), intra sel oleh reseptor vitamin D

(VDR) dan akhirnya identifikasi VDR sebagai faktor transkripsi nukelus yang mengatur

sejumlah gen, menegaskan bahwa 1,25 (OH)2D sebagai hormon kalsiotropik klasik. Reseptor

vitamin D ada pada berbagai tempat, dimana VDR ekstra renal memproduksi metabolit

vitamin D, meregulasi multipel gen yang tidak terlibat pada metabolisme kalsium (Bouillon,

dkk., 2008).

2.2.1 Metabolisme Vitamin D

Sistem endokrin vitamin D berperan penting pada hemostasis kalsium dan metabolism

tulang, namun penelitian selama dua dekade terakhir telah mengungkapkan beragam fungsi

biologis vitamin D meliputi induksi differensial sel, menghambat pertumbuhan sel, modulasi

sistem imun dan kontrol sistem hormonal lainnya. Vitamin D merupakan prohormon yang

metaboliknya dikonversi menjadi metabolit aktif 1,25 dyhidroxyvitamin D [1,25-(OH)2D].

Page 14: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xiv

Hormon vitamin D ini mengaktifkan reseptor seluler VDR dan mengubah tingkat transkripsi

gen target yang bertanggung jawab atas respon biologis (Dusso, dkk., 2005).

Sebelumnya telah dilakukan pengamatan bahwa metabolit vitamin D berinteraksi

dengan protein dalam ekstrak intestinal yang menyebabkan identifikasi dari VDR. Reseptor

vitamin D mengaktivasi faktor transkripsi yang berinteraksi dengan coregulators dan

kompleks preinisiasi transkripsional untuk mengubah tingkat target transkripsi gen.

Kehadiran VDR pada jaringan yang tidak berpartisipasi pada hemostasis ion mineral

menyebabkan penemuan dari sejumlah fungsi lain pada hormon vitamin D (Dusso, dkk.,

2005).

Terdapat dua bentuk vitamin D yaitu vitamin D3 (cholecalciferol) dan vitamin D2

(ergocalciferol). Vitamin D3 merupakan hasil konversi 7-dehydrocholesterol pada epidermis

dan dermis manusia dan vitamin D2 merupakan vitamin yang diproduksi pada jamur dan ragi

Setelah terbentuk, vitamin D3 dikeluarkan dari membran plasma keratinosit dan ditarik ke

dalam kapiler dermis oleh DBP. Vitamin D kemudian dilepaskan ke sistem limfatik dan

memasuki darah vena, yang diikat oleh DBP dan lipoprotein kemudian diangkut menuju

hepar. Langkah pertama pada aktivasi metabolik vitamin D (D3, D2, dan metabolit lainnya)

adalah hidroksilasi karbon 25, yang terjadi primer pada hepar. Beberapa sitokrom p-450

hepar telah menunjukkan mengandung 25-hydroxylasevitamin D. Kadar 25(OH)D meningkat

secara proporsional dengan asupan vitamin D, dan dengan alasan ini kadar plasma 25(OH)D

biasanya digunakan sebagai indikator status vitamin D tubuh (Dusso, dkk., 2005). Pada

berbagai konsensus menyatakan bahwa konsentrasi 25-hydroxyvitamin D yang harus diukur

untuk menilai status vitamin D di dalam tubuh. Pengukuran konsentrasi 1,25 (OH)D2 tidak

direkomendasikan untuk menilai status vitamin D di dalam tubuh, namun mungkin bernilai

saat mengukur kadar vitamin D pada kondisi tertentu seperti gangguan metabolisme akibat

penyakit terkait genetik (Kienreich, dkk., 2013).

Langkah kedua adalah bioaktivasi vitamin D. Terjadi pembentukan 1,25-

dihydroxyvitamin D[1,25-(OH)2D dari 25-hydroxyvitamin D, terjadi dalam kondisi fisiologis,

terutama pada ginjal, namun beberapa kondisi dapat mempengaruhi kadar dalam sirkulasi

seperti kehamilan, gagal ginjal kronis, sarkoidosis, tuberculosis, granulomatous dan

rheumatoid arthritis. Produksi 1,25 (OH)2D ekstrarenal terutama berfungsi sebagai faktor

autokrin atau parakrin dengan fungsi sel spesifik (Dusso, dkk., 2005).

Page 15: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xv

2.3 Hubungan Antara 25-Hydroxyvitamin D dengan Stroke Iskemik

Vitamin D merupakan salah satu hormon yang berperan dalam regulasi gen, meliputi

imunomodulasi, proliferasi, regulasi pertumbuhan sel dan diferensiasi sel. Meskipun jalur

sintesis kanonik aktivasi vitamin D, yang dikenal sebagai calcitriol atau 1,25-OH2-vitamin

D3 berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells,

mikroglia, astrosit dan neuron otak, mensintesis 1-α-hydroxylase (CYP27B1), merupakan

enzim terakhir yang diaktivasi pada jalur sintesis ini, untuk meningkatkan kadar 1,25-OH2D3.

Reseptor vitamin D secara luas diekspresikan oleh endotel, monosit teraktivasi dan sel-T,

astrosit, cardiomyocytes dan neuron (Balden, dkk., 2013).

Berbagai faktor risiko stroke seperti usia dan hipertensi berhubungan dengan rendahnya

kadar 25-hydroxyvitamin D (25-OHD) plasma dan hal ini merupakan prediktor independen

untuk terjadinya serangan stroke. Namun, hasil penelitian metaanalisis terbaru melaporkan

pemberian suplemen vitamin D tidak bermakna secara signifikan dalam menurunkan risiko

kejadian penyakit serebrovaskular ataupun risiko kematian. Walaupun beberapa studi telah

membuktikan bahwa suplemen vitamin D mampu mengurangi kejadian penyakit

serebrovaskular dan risiko kematian, namun hanya berperan pada populasi yang berisiko

dibandingkan pada kelompok tanpa risiko (Balden, dkk., 2013).

Rendahnya kadar vitamin D berhubungan dengan meningkatnya risiko kejadian stroke

dan penelitian eksperimental melaporkan vitamin D mampu melindungi neuron dari

kerusakan akibat proses eksitotoksik. Iskemik serebral telah terbukti menimbulkan aktivasi

reseptor vitamin D dan menyebabkan peningkatan translokasi nukleus pada hewan model

dengan stroke. Pada penelitian in vitro, vitamin D3 melindungi neuron kortikal tikus dan sel

ganglion retina dari neurotoksisitas akibat induksi glutamate dan sianida. Vitamin D mampu

meningkatkan jalur antioksidan endogen seperti γ-glutamyl transpeptidase dan mengurangi

induksi sintesis nitric oxide, sehingga diperkirakan vitamin D memiliki mekanisme sebagai

neuroprotektan. Vitamin D meningkatkan regulasi faktor pertumbuhan, seperti nerve growth

factor, neurotrophin-3, neurotrophin-4, IGF-I dan glial cell line-derived neurotrophic growth

factor. Growth factor seperti IGF-I berperan dalam perbaikkan sistem saraf pusat dengan

menumbuhkan akson dan dendrit setelah serangan stroke, dimana akson dan dendrit

merupakan komponen penting dalam perbaikkan fungsi neuron. Selain itu, growth factor

Page 16: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xvi

tersebut merangsang pertumbuhan dan ketahanan neural progenitor cells, astrosit dan

mikroglia yang merangsang integrasi perbaikkan paska stroke. Vitamin D3 juga mampu

menekan sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-6 dan nitric oxide pada sel mikroglia dan

mengurangi kerusakan neuron akibat iskemik otak (Balden, dkk.,2013).

Disfungsi endotel ditunjukkan dengan perubahan endotel yang menyebabkan

penurunan kemampuan vasodilatasi dari pembuluh darah dan mengaktifkan proinflamasi dan

kondisi protrombotik. Hal ini berperan dalam mekanisme terjadinya proses ateroskelerosis,

dengan bukti secara in vivo terbentuknya plak secara progresif. Disfungsi endotel terkait

dengan peningkatan kekakuan pembuluh darah. Penelitian mengenai kondisi hipovitaminosis

vitamin D dan disfungsi endotel melaporkan bahwa pemberian suplemen terhadap pasien

dengan defisiensi vitamin D bermakna secara statistik memperbaiki kekakuan pembuluh

darah dibandingkan plasebo. Keadaan defisiensi vitamin D berhubungan dengan peningkatan

konsentrasi matriks metalloproteinase-9, yang mengontrol remodeling dinding pembuluh

darah. Peningkatan konsentrasi matriks metalloproteinase-9 di plasma darah terjadi pada

pasien dengan penyakit kardiovaskular. Pemberian suplemen vitamin D menunjukkan

penurunan konsentrasi matriks metalloproteinase-9 hingga mencapai 68% (Cora, M dan

Williams, D., 2011).

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan negatif antara kadar 25-hydroxyvitamin D

dan kejadian aterosklerosis, melalui pengukuran ketebalan tunika intima dan tunika media

karotis, dan gambaran CT sken yang menunjukkan gambaran plak aterosklerosis. Beberapa

protein tulang, termasuk osteopontin, osteocalcin, matrix gla proteins dan osteoprotegerin

telah ditemukan sebagai penyusun dinding pembuluh darah arteri. Osteoprotegerin

merupakan protein yang paling berperan dalam kalsifikasi vaskular, dengan menghambat

ikatan antara receptor activator of nuclear factor-κB ligand dengan reseptor yang sama,

sehingga menghambat interkomunikasi antara sel osteoblast dan prekusor osteoklast. Hal ini

menyebabkan penghambatan diferensiasi prekusor osteoklast menjadi osteoklast matur. Studi

klinis menduga kadar osteoprotegerin serum meningkatkan kalsifikasi pembuluh darah,

penyakit jantung iskemik dan stroke (Cora, M dan Williams, D., 2011).

Data dari berbagai penelitian observasional prospektif melaporkan defisiensi vitamin D

merupakan faktor risiko independen stroke. Studi metaanalisis mendapatkan bahwa faktor

risiko penyakit serebrovaskuler secara signifikan mengalami penurunan pada individu

Page 17: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xvii

dengan kadar 25(OH)D yang tinggi. Selain sebagai faktor risiko stroke, kadar 25(OH)D pada

saat awal masuk rumah sakit mampu menunjukkan derajat keparahan stroke dan mampu

sebagai penentu luaran klinis. Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar 25(OH)D

plasma yang rendah dengan luaran klinis yang buruk, peneliti memberikan hipotesa bahwa

vitamin D diperkirakan mampu memicu perubahan neuroplastisitas yang akan meningkatkan

perbaikan klinis. Sejak diketahui bahwa 25(OH)D mampu menembus sawar darah otak dan

VDR diidentifikasi di dalam otak, diperkirakan vitamin D berperan sebagai neuroprotektor.

Pada hewan coba dengan iskemik otak, ukuran infark serebri secara signifikan dapat

dikurangi dengan pemberian terapi berupa 1,25(OH)2D. Penelitian ini didukung dengan data

bahwa defisiensi vitamin D pada tikus berhubungan dengan peningkatan volume infark

serebri. Kondisi defisiensi ini diperkirakan sebagai akibat disregulasi respon inflamasi dan

penurunan faktor neuroprotektif seperti insulin growth factor (IGF-1) (Kienreich, dkk.,

2013).

2.4 Luaran Perawatan Stroke

Prognosis stroke meliputi 6 aspek yaitu disease, death, discomfort, disability,

dissatisfaction dan destitution. Beberapa pasien mengalami stroke iskemik dengan defisit

berat tersebut selama perawatan dapat mengalami edema fokal dengan resiko herniasi,

komplikasi sistemik seperti pneumonia, gagal jantung akut, dan kematian.

Beberapa faktor prediktor luaran stroke yang buruk seperti terganggunya fungsi

kognitif, penurunan kesadaran pada onset kejadian, defisit neurologi yang akut dan berat,

perawatan diluar unit stroke dan jenis kelamin wanita sering hal tersebut dihubungkan

dengan luaran perawatan yang buruk, walaupun melalui berbagai studi prognosis belum

didapatkan hasil yang konstan mengenai predikor luaran buruk. Namun ada hal yang

konsisten yang selalu didapatkan hasil yang sama yaitu mengenai usia lanjut saat mengalami

stroke, atau mengalami stroke yang berat saat onset. Keduanya secara konsisten dari berbagai

studi dapat meramalkan luaran jangka panjang yang buruk. (Sandy dkk., 2000; Bill dkk.,

2012).

Penelitian dari the Acute Stroke Registry and Analysis of Lausanne (ASTRAL)

menggunakan analisis kohort sejak tahun 2004–2010, didapatkan parameter meliputi

sosiodemografi, klinis, radiologi, dan xviirognost metabolisme menemukan tujuh faktor yang

Page 18: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xviii

berhubungan dengan beratnya stroke saat serangan akut, antara lain tipe serangan stroke

kardioembolik, onset stroke yang tidak diketahui, adanya tanda iskemik pada 6 jam awal CT

sken, kadar hemoglobin dan kadar leukosit sebagai petanda inflamasi selain CRP, serta

adanya kelainan pada dinding pembuluh darah pada teritori parenkim otak yang mengalami

iskemik (Bill dkk., 2012).

Nilai prognostik stroke iskemik pada fase akut dapat dilihat dari perbedaan skor NIHSS

pada hari ke-7 dengan skor NIHSS saat awal masuk rumah sakit. Batasan hari ke-7 didapat

dari berbagai penelitian bahwa perbaikan awal dapat dimulai pada minggu pertama setelah

onset. Variasi dari prevalensi perburukan neurologi diakibatkan dari pemakaian kriteria

diagnostik yang berbeda-beda pada berbagai penelitian, semisal perburukan terjadi jika

peningkatan lebih dari satu poin pada CanadianNeurological Scale (CNS), atau lebih dari dua

poin pada Scandinavian Stroke Scale (SSS) atau NIH Stroke Scale (NIHSS) (Weimar dkk.,

2006; Kwan dan Hand, 2006; Boone dkk., 2012).

The National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) memiliki 15 item yang

menunjukkan adanya defisit klinis pada stroke, pertama kali dipublikasikan pada tahun 1989.

Pengisian skala NIHSS dapat dikerjakan termasuk di instalasi gawat darurat, melalui

penelitian dikatakan dapat dikerjakan rata-rata dalam waktu 6,6 menit. Nilai minimal 0 dan

nilai maksimal 42 semakin berat klinis neurologi yang ditemukan semakin besar skor

NIHSS. Uji kesepakatan bila dikerjakan antara tenaga medis dengan rata-rata k= 0,69, bila

dikerjakan dikalangan neurologis rata-rata nilai k=0,77 (Jensen dan Lyden, 2006, Boone

dkk., 2012).

Page 19: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xix

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, dan HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka, dapat disusun sebuah

kerangka teori. Kondisi iskemik akan menyebabkan penurunan ATP sebagai sumber energi

pompa kanal ion sel sehingga menyebabkan gangguan depolarisasi membran, menyebakan

masuknya natrium dan kalsium serta menginduksi pelepasan glutamat. Glutamat dan kalsium

intrasel akan menginduksi enzim yang akan mendegradasi struktur membran. Efek lain

menginduksi beberapa radikal bebas menyebabkan kerusakan mitokondria dan DNA sel

neuron yang akan merangsang proses kematian neuron yaitu nekrosis atau apoptosis,

semakin besar luas kerusakan akan semakin memperburuk luaran klinis. Adanya proses

hipoksia seluler, influx kalsium serta radikal bebas akan merangsang beberapa gen inflamasi

yang akan menghasilkan salah satunya adalah sitokin proinflamasi seperti IL-1β, TNF-α, IL-

6 dan IL-8. Vitamin D mampu melindungi neuron dari kerusakan akibat proses eksitotoksik.

Iskemik serebral telah terbukti menimbulkan aktivasi reseptor vitamin D, menyebabkan

pelepasan vitamin D3 melindungi neuron kortikal dari neurotoksisitas akibat induksi

glutamat. Vitamin D mampu meningkatkan jalur antioksidan endogen seperti γ-glutamyl

transpeptidase dan mengurangi induksi sintesis nitric oxide, sehingga diperkirakan vitamin D

memiliki mekanisme sebagai neuroprotektan. Vitamin D3 juga mampu menekan sitokin

proinflamasi seperti TNF-α, IL-6 dan nitric oxide pada sel mikroglia dan mengurangi

kerusakan neuron akibat iskemik otak.

Page 20: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xx

3.2 Konsep

Gambar 3.1

Bagan Konsep

Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kadar 25-Hydroxyvitamin D plasma yang rendah dapat digunakan sebagai prediktor luaran

klinis buruk pada pasien stroke iskemik akut yang buruk.

Page 21: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxi

2. Faktor – faktor lain seperti usia, awitan stroke, hipertensi, diabetes mellitus, luas infark

pada gambaran CT sken kepala, lokasi infark pada gambaran CT sken kepala merupakan

faktor yang akan dikendalikan saat analisis data penelitian dan akan ditampilkan sebagai

karakteristik data.

3.3. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir dan konsep penelitian di atas, ditetapkan hipotesis

penelitian sebagai berikut: kadar 25-Hydroxyvitamin D plasma yang rendah, sebagai

prediktor luaran buruk pada stroke iskemik akut.

Page 22: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxii

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Studi ini meneliti mengenai prognosis penyakit mengacu pada kemungkinan luaran

dalam perjalanan klinik suatu penyakit. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

observasional analitik kohort prospektif untuk membuktikan kadar 25-hydroxyvitamin D

plasma rendah merupakan prediktor luaran buruk pada pasien stroke iskemik akut. Penderita

stroke iskemik akut dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok penderita stroke

iskemik akut dengan kadar 25-hydroxyvitamin D plasma rendah dan kelompok penderita

stroke iskemik akut kadar 25-hydroxyvitamin D plasma normal, kemudian dilakukan

pengamatan selama di rumah sakit. Luaran yang dimonitor adalah luaran fungsional dari

pasien stroke iskemik akut.

Gambar 4.1

Bagan Rancangan Penelitian

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Page 23: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxiii

Penelitian dilakukan di Bagian/SMF Neurologi FK Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar

pada bulan Juli - Desember 2015. Pemeriksaan kadar 25-hydroxyvitamin D dilakukan di

Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar dan pencitraan dilakukan di Instalasi

Radiologi RSUP Sanglah Denpasar.

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berada dalam ruang lingkup ilmu penyakit saraf khususnya divisi

neurovaskular.

4.4 Penentuan Sumber Data

4.4.1 Populasi target

Populasi target adalah semua penderita stroke iskemik akut

4.4.2 Populasi terjangkau

Populasi terjangkau adalah penderita stroke iskemik akut yang menjalani perawatan pada

bangsal perawatan penyakit saraf di Bagian/SMF Neurologi FK Udayana/RSUP Sanglah.

4.4.3 Sampling frame

Sampel diambil dari semua penderita stroke iskemik akut yang menjalani perawatan pada

bangsal penyakit saraf di Bagian/SMF Neurologi FK Udayana/RSUP Sanglah yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.4.4 Kriteria subjek

1) Kriteria Inklusi:

(1) Penderita stroke iskemik akut,

(2) Usia penderita lebih dari 30 tahun,

(3) Penderita yang menyetujui untuk ikut penelitian setelah diberikan penjelasan.

2) Kriteria Ekslusi:

(1) Penderita stroke iskemik yang tidak dikonfirmasi dengan pemeriksaan CT

sken otak, stroke iskemik bukan serangan yang pertama baik dari anamnesis ataupun data

penunjang yang menunjukkan adanya silent infarct pada CT sken, dan stroke perdarahan.

(2) Penderita hematoma karena trauma kepala, tumor otak, infeksi otak dan

penderita stroke yang menjalani operasi bedah saraf atau tindakan pembedahan lainnya.

Page 24: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxiv

(3) Penderita stroke yang mengalami sakit organ yang lainnya.

(4) Penderita mengalami gangguan sistem imunitas tubuh seperti SLE, AIDS dan

penggunaan obat antiinflamasi.

4.4.5 Besar Sampel

Besar sampel yang dibutuhkan dihitung menurut rumus untuk jenis penelitian analitik

dengan skala pengukuran komparatif dengan variabel kategorikal tidak berpasangan (Colton,

1974, cit. Dahlan, 2009).

Keterangan:

n : besar sampel

Zα : deviat baku alfa (α= 5%, Zα = 1,96)

Zβ : deviat baku beta (β=10%, Zβ = 1,28)

P : proporsi total = ( P1+ P2 / 2)

Q : 1 – P

P1 : proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti.

Q1 : 1 – P1

P2 : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q2 : 1 – P2

P1 – P2: beda proporsi minimal yang dianggap bermakna

Berdasarkan kondisi di Bagian/SMF Neurologi FK Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar

dapat diketahui nilai P1 adalah 0,2 dan P2 adalah 0,14.

Dengan demikian: N1=N2 = 19,8 ≈ 20

Berdasarkan rumus di atas, didapatkan sampel minimal tiap kelompok sebanyak 20

orang. Sehingga jumlah sampel keseluruhan menjadi 40 orang.

4.4.6 Teknik pengambilan sampel

Page 25: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxv

Subjek penelitian diambil dari populasi sasaran dan populasi terjangkau. Penentuan

subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling non random jenis konsekutif.

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Klasifikasi Variabel

1) Variabel tergantung: luaran klinis (nilai NIHSS) stroke iskemik akut

2) Variabel bebas: kadar 25-hydroxyvitamin D

3) Variabel perancu: usia, awitan stroke, hipertensi, diabetes mellitus, luas infark pada

CT sken kepala dan lokasi infark pada CT sken kepala.

4.5.2 Definisi operasional

1) Stroke adalah penderita dengan gambaran klinik berupa gangguan fungsi serebral baik

fokal maupun menyeluruh (global) yang timbul tiba-tiba dan berlangsung lebih dari 24 jam

atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukan penyebab lain selain gangguan vaskuler.

2) Stroke iskemik adalah defisit neurologis fokal yang timbul akut dan berlangsung lebih

dari 24 jam, dan tidak disebabkan oleh perdarahan. Diagnosis stroke ditegakkan sesuai

pemeriksaan klinis neurologis yang ditemukan dan dikonfirmasi secara pasti sesuai standard

baku emas dengan menggunakan CT sken kepala tidak dijumpai gambaran hiperdense pada

pemeriksaan penunjang.

3) Fase akut stroke iskemik yang diambil adalah antara awitan awal mula serangan stroke

yang berlangsung sampai 1 minggu selama perawatan di rumah sakit.

4) Awitan stroke ditentukan berdasarkan anamnesis kepada pasien atau keluarga pasien

mengenai waktu pertama kali keluhan terjadi yang menandai dimulainya proses iskemik

otak. Data berskala ordinal.

5) Tekanan darah diukur pada kedua lengan dan tekanan darah paling tinggi yang dicatat.

Riwayat tekanan darah tinggi didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan

penunjang. Pemeriksaan fisik yang menunjang adanya hipertensi: pemeriksaan retina (untuk

mengetahui retinopati hipertensi), edema pada kaki, pembesaran batas jantung. Pemeriksaan

penunjang dengan EKG 12 lead menunjukkan adanya tanda hipertrofi ventrikel kiri. Adanya

kardiomegali pada foto thoraks. Tekanan darah dikatakan tinggi selama pemeriksaan:

a. Prehipertensi apabila tekanan darah sistolik (TDS) 120-139 mmHg atau tekanan darah

diastolic (TDD) 80-90 mmHg

Page 26: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxvi

b. Hipertensi stadium 1 apabila TDS 140-159 mmHg atau TDD 90-99 mmHg

c. Hipertensi stadium 2 apabila TDS > 160 mmHg atau TDD > 100 mmHg

(James, dkk., 2014)

6) Diabetes Mellitus menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, diabetes

mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis DM dapat

ditegakkan melalui tiga cara: 1) jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa

plasma sewaktu > 200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM tipe 2. 2)

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik. 3) Tes

toleransi glukosa oral (TTGO) (PERKENI, 2011).

7) Lokasi infark ditentukan berdasarkan hasil CT sken kepala yang dibaca oleh radiologist,

dibagi menjadi kelompok tidak ada gambaran lesi, gambaran lesi di kortikal dan lesi di

subkortikal. Data berskala nominal.

8) Luas infark ditentukan berdasarkan hasil CT sken kepala yang dibaca oleh radiologist,

dibagi menjadi kelompok tidak ada infark, lakunar dan non lakunar. Data berskala nominal.

9) Kadar 25-hydroxyvitamin D plasma adalah kadar 25-hydroxyvitamin D dengan satuan

ng/mL dalam plasma pasien stroke iskemik akut dari darah vena di fossa kubiti dengan nilai

rendah < 20 ng/mL dan nilai normal > 20 ng/mL. Nilai 25-hydroxyvitamin D adalah kadar

25-hydroxyvitamin D dalam plasma yang diperiksa saat pasien datang ke Instalasi Rawat

Darurat (IRD) RSUP Sanglah dan diukur dengan teknik ELISA dari sampel darah,

dikerjakan di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah, Denpasar.

10) Usia ditentukan dari tanggal atau tahun lahir sampai saat awitan stroke iskemik akut

berdasarkan kartu tanda penduduk (KTP) atau keterangan keluarga sesuai rekam medis. Data

berskala numerik.

11) Riwayat stroke adalah adanya riwayat serangan yang ditandai dengan timbulnya suatu

gangguan fungsi neurologis akibat gangguan pada pembuluh otak. Diagnosis ditegakkan

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan neurologis mencari riwayat serangan stroke dan

tanda-tanda sisa stroke.

Page 27: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxvii

12) Keganasan adalah keadaan neoplasma yang dapat menyebar dan merusak jaringan dan

struktur yang berdekatan dan menyebar ke tempat yang jauh sehingga dapat menyebabkan

kematian. Data ini didapatkan dari anamnesis riwayat penyakit dahulu.

13) Riwayat trauma adalah riwayat adanya perlukaan pada jaringan dibagi dalam kategori

berikut: trauma mekanik, trauma termal, trauma elektrik, perlukaan akibat radiasi terionisasi.

Riwayat trauma diidentifikasi saat pengambilan sampel.

14) Riwayat operasi adalah riwayat adanya pembedahan yang disebabkan oleh sebuah

penyakit atau pun kerusakan organ semisal oleh karena trauma, riwayat pembedahan

didapatkan dari anamnesis riwayat sakit dan pengobatan dalam hal ini difokuskan pada enam

bulan terakhir.

15) Penyakit autoimun didefinisikan sebagai penyakit yang menyebabkan kerusakan jaringan

lokal, sampai sistemik ditandai dengan lesi di berbagai organ dan berhubungan reaksi

autoantibodi multipel atau reaksi cell mediated terhadap banyak antigen tubuh sendiri akibat

imun respon spesifik yang terutama menyerang satu organ atau sel. Tanda esensial dari

penyakit autoimun adalah kerusakan jaringan disebabkan rekasi imunologis organisme itu

sendiri. Data ini didapatkan dari riwayat penderita sebelumnya seperti penyakit lupus

sistemik yang dapat dikenali gejalanya dengan tanda-tanda sesuai dengan kriteria ARA,

penyakit sklerosis multipel sesuai kriteria Mc Donald dan apabila ditemukan gejala yang

sesuai akan dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang lainnya.

16) Derajat luaran stroke dinilai dengan menggunakan skor NIHSS yang telah tervalidasi

kemudian dilakukan penghitungan NIHSS sebanyak dua kali. Pertama saat pasien masuk di

IRD dan yang kedua setelah masa akut stroke iskemik pada hari ke tujuh, kemudian

dilakukan perbandingan antara nilai pertama dan kedua, dikatakan luaran baik bila nilai awal

akan menurun 4 poin atau lebih disaat akhir perawatan, dan luaran buruk bila nilai akhir

sama atau didapatkan perubahan baik meningkat atau menurun namun tidak lebih dari 4 poin

dibandingkan nilai NIHSS pertama atau pasien meninggal selama pengamatan (mendapatkan

nilai NIHSS maksimal 42) (Wityk, dkk., 1999; Bautista, 2009). Hasil akhirnya akan

didapatkan data berupa dua kelompok luaran perawatan yaitu luaran baik atau luaran buruk.

Data yang digunakan berskala kategorikal.

Page 28: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxviii

Berdasarkan nilai NIHSS, derajat stroke dibedakan menjadi stroke ringan/minor dengan

skor 1-4, nilai 5-15 untuk stroke sedang, 15-20 stroke sedang berat, > 20 stroke sangat berat

(Bautista, 2009).

4.6 Bahan Penelitian

Bahan sampel penelitian diambil dari data pasien stroke iskemik akut yang datang dan

dirawat di bangsal rawat inap Bagian/SMF Neurologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar,

dilakukan pemeriksaan kadar 25-hydroxyvitamin D melalui plasma darah pada penderita

stroke iskemik akut saat datang ke IRD RSUP Sanglah dan dilakukan analisis di

Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah, Denpasar. Derajat luaran stroke dinilai dengan

menggunakan skor NIHSS.

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan terdiri dari alat pengumpulan data berupa kuesioner.

Kuesioner dan lembar pengumpulan data digunakan untuk mencatat data dasar karakteristik

penderita, hasil pemeriksaan kadar 25-hydroxyvitamin D plasma pasien stroke iskemik akut,

hasil pemeriksaan CT sken kepala, laboratorium dan hasil pemeriksaan NIHSS.

4.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, dengan deskripsi seperti tersebut di bawah

ini.

1) Tahap pertama: melakukan pengambilan sumber data sesuai dengan metode

pengambilan data yang digunakan dan dilakukan penyaringan sumber data menurut kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah disepakati, serta bersedia menandatangani surat persetujuan

tertulis setelah diberikan penjelasan. Pasien tetap mendapatkan pelayanan secara maksimal

sesuai penyakit yang dideritanya.

Page 29: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxix

2) Tahap kedua: melakukan pencatatan identitas subjek, pemeriksaan keadaan vital,

anamnesis, pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan klinis neurologis, pemeriksaan

penunjang seperti laboratorium dan pencitraan sesuai indikasi, penilaian derajat keparahan

stroke saat itu juga dengan menggunakan sistem penilaian NIHSS saat awal subjek datang

untuk mendapatkan perawatan di IRD. Pengambilan sampel darah vena pada pasien stroke

iskemik akut dikerjakan saat datang ke IRD dan dilakukan pemeriksaan rasio kadar 25-

hydroxyvitamin D plasma di laboratorium. Pengamatan dilakukan hingga awitan hari ke-7

dan dinilai derajat luaran klinis pasien.

3) Tahap ketiga: melakukan penataan data dalam bentuk tabel dan selanjutnya dilakukan

analisis data dengan program statistik, serta dibuat kesimpulan dalam bentuk tabel dan

penjelasannya.

Berikut akan digambarkan kerangka kerja dari penelitian ini

Inklusi Eksklusi

Sampel Penelitian

Penderita stroke iskemik akut datang ke

IRD RSUP Sanglah

Page 30: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxx

Gambar 4.2

Bagan Alur Penelitian

4.9 Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis dengan program statistik. Analisis dan penyajian

data untuk mendeskripsikan variabel-variabel sebagai berikut.

1) Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran karakteristik sampel: usia,

awitan stroke, hipertensi, diabetes mellitus, lokasi infark pada CT sken, luas infark pada CT

sken

2) Untuk mengetahui kadar 25-hydroxyvitamin D plasma darah pada pasien stroke

iskemik fase akut sebagai prediktor luaran klinis digunakan uji Chi-Square, tingkat

kemaknaan dinyatakan dengan p dan Relative Risk (RR) dengan Confident Interval (CI)

95%.

Pengambilan plasma untuk pemeriksaan kadar 25-hydroxyvitamin D

Kadar 25-hydroxyvitamin D rendah Kadar 25-hydroxyvitamin D normal

Luaran

buruk

Luaran

baik

Luaran

buruk

Luaran

baik

Pemeriksaan NIHSS 1

Penilaian NIHSS 2 pada hari ke 7

Page 31: USULAN HIBAH PENELITIAN LITBANG FK UNUD/RSUP … · berakhir di ginjal, berbagai tipe sel lainnya seperti vascular smooth muscle cells, mikroglia, astrosit dan neuron otak dilaporkan

xxxi