bab 1 cerebro vascular disease dan gangguan kesadaran

23
BAB 1 CEREBRO VASCULAR DISEASE DAN GANGGUAN KESADARAN A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Stroke/Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO)/Cerebro Vascular Disease (CVD)/Cerebro Vascular Accident (CVA) merupakan suatu kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddarth, 2000: 94) atau merupakan suatu kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Doengoes, 2000: 290). Penyebab dari stroke adalah 1) trombosis, 2) embolisme serebral (3/4 kasus stroke), dan 3) perdarahan baik intra serebral maupunn subarachnoid (1/4 kasus stroke) (Hudak & Gallo, 1996: 254). Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995). Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000) 2. Anatomi Fisiologi a. Otak Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998) Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada

Upload: roatfatchuri

Post on 17-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

CVA

TRANSCRIPT

BAB 1 CEREBRO VASCULAR DISEASE DAN GANGGUAN KESADARANA.KONSEP DASAR1.Pengertian

Stroke/Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO)/Cerebro Vascular Disease (CVD)/Cerebro Vascular Accident (CVA) merupakan suatu kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddarth, 2000: 94) atau merupakan suatu kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Doengoes, 2000: 290).

Penyebab dari stroke adalah 1) trombosis, 2) embolisme serebral (3/4 kasus stroke), dan 3) perdarahan baik intra serebral maupunn subarachnoid (1/4 kasus stroke) (Hudak & Gallo, 1996: 254).

Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995).

Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

2.Anatomi Fisiologia.OtakBerat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)

b.Sirkulasi darah otakOtak menerima 17% curah jantung dan menggunakan 20% konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.(Satyanegara, 1998)Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris.Ini memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A. Price, 1995)Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem: kelompok vena interna yang mengumpulkan darah ke vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak yang mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke jantung. (Harsono, 2000)Sirkulasi Willisi adalah area dimana percabangan arteri basilar dan karotis internal bersatu. Sirkulus Willisi terdiri atas dua arteri serebral, arteri komunikans anterior, kedua arteri serebral posterior dan kedua arteri komunikans anterior. Jaringan sirkulasi ini memungkinkan darah bersirkulasi dari satu hemisfer ke hemisfer yang lain dan dari bagain anterior ke posterior otak. Ini merupakan sistem yang memungkinkan sirkulasi kolateral jika satu pembuluh mengalami penyumbatan. (Hudak & Gallo, 1996: 254)

3.Faktor Resiko Strokea.Hypertensi, faktor resiko utamab.Penyakit kardiovaskulerc.Kadar hematokrit tinggid.DM (peningkatan anterogenesis)e.Pemakaian kontrasepsi oralf.Penurunan tekanan darah berlebihan dalam jangka panjangg.Obesitas, perokok, alkoholismeh.Kadar esterogen yang tinggii.Usia > 35 tahunj.Penyalahgunaan obatk.Gangguan aliran darah otak sepintasl.Hyperkolesterolemiam.Infeksin.Kelainan pembuluh darahh otak (karena genetik, infeksi dan ruda paksa)o.Lansiap.Penyakit paru menahun (asma bronkhial)q.Asam urat(Brunner & Suddarth, 2000: 94-95, Harsono, 1996:60-65)

4.Klasifikasi

a.Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:a)Stroke HaemorhagiMerupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994)Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:(a)Perdarahan IntraserebralPecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hypertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hypertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus, pons dan serebelum. (Simposium Nasional Keperawatan Perhimpunan Perawat Bedah Syaraf Indonesia, Siti Rohani, 2000, Juwono, 1993: 19).

(b)Perdarahan SubarachnoidPerdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar parenkim otak (Juwono, 1993: 19). Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub arachnoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemi sensorik, afasia, dll). (Simposium Nasional Keperawatan Perhimpunan Perawat Bedah Syaraf Indonesia, Siti Rohani, 2000).Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasispasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia danlain-lain).Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.Tabel 1. Perbedaan perdarahan Intra Serebral (PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)

GejalaPISPSA

TimbulnyaNyeri KepalaKesadaranKejangTanda rangsangan Meningeal.HemipareseGangguan saraf otakDalam 1 jamHebatMenurunUmum+/-

+++1-2 menitSangat hebatMenurun sementaraSering fokal+++

+/-+++

Disadur dari Laporan Praktik Klinik Keperawatan Medical Bedah di Ruang SyarafRSUD Dr. Soetomo Surabaya

b)Stroke Non Haemorhagic (CVA Infark)Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umummnya baik.

Tabel 2. Perbedaan antara CVA infark dan CVA Bleeding sebagai berikut:

Gejala (anamnesa)InfarkPerdarahan

Permulaan (awitan)Waktu (saat serangan)PeringatanNyeri KepalaKejangMuntahKesadaran menurunSub akut/kurang mendadakBangun pagi/istirahat+ 50% TIA+/---Kadang sedikitSangat akut/mendadakSedang aktifitas-++++++++

Koma/kesadaran menurunKaku kudukKernigpupil edemaPerdarahan RetinaBradikardiaPenyakit lain

Pemeriksaan:Darah pada LPX foto Skedel

Angiografi

CT Scan

Opthalmoscope

Lumbal pungsiTekananWarnaEritrositArteriografiEEG

+/-----hari ke-4Tanda adanya aterosklerosis di retina, koroner, perifer. Emboli pada ke-lainan katub, fibrilasi, bising karotis

-+

Oklusi, stenosis

Densitas berkurang(lesi hypodensi)

Crossing phenomenaSilver wire art

NormalJernih< 250/mm3oklusidi tengah

++++++++sejak awalHampir selalu hypertensi, aterosklerosis, HHD

+Kemungkinan pergeseran glandula pinealAneurisma. AVM. massa intra hemisfer/ vaso-spasme.Massa intrakranial densitas bertambah.(lesi hyperdensi)Perdarahan retina atau corpus vitreum

MeningkatMerah>1000/mm3ada shiftshift midline echo

Disadur dari Makalah Simposium Sehari Peran Perawat dalam Kegawat Daruratan dalam Rangka Dirgahayu PPNI XIX di Tirta Graha Lantai V Jl. Myjen Prof. Dr. Moestopo No. 2 Surabaya (Gedung PDAM Kotamadya Surabaya yang diselenggarakan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II Kotamadya Suarabaya.

b.Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:a)TIA (Trans Iskemik Attack):Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.b)Stroke involusi:Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.c)Stroke komplit:Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.

5.Manifestasi KlinisMenurut Hudak dan Gallo dalam bukunya Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik (1996: 258-260), terdapat manifestasi akibat stroke, yaitu:a.Defisit MotorikYHemiparese, hemiplegiaYDistria (kerusakan otot-otot bicara)YDisfagia (kerusakn otot-otot menelan)

b.Defisit SensoriYDefisit visual (umum karena jaras visual terpotong sebagian besar pada hemisfer serebri)Hemianopsia homonimosa (kehilangan pandangan pada setengah bidang pandang pada sisi yang sama)Diplopia (penglihatan ganda)Penurunan ketajaman penglihatanYTidak memberikan atau hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin)YTidak memberikan atau hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh)

c.Defisit Perseptual (Gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi diri dan/atau lingkungan)YGangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap ekstremitas yang mengalami paralise; kelainan unilateral)YDisorientasi (waktu, tempat, orang)YApraksia (kehilangan kemampuan untuk menggunakan obyek-obyek dengan tepat)YAgnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui indera)YKelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruang, memperkirakan ukurannya dan menilai jauhnyaYKerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempatYDisorientasi kanan kiri

d.Defisit Bahasa/KomunikasiYAfasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang dapat difahami) - dapat berbicara dengan menggunakan respons satu kataYAfasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan - mampu untuk berbicara, tetapi menggunakan kata-kata dengan tidak tepat dan tidak sadar tentang kesalahan ini)YAfasia global (kombinasi afasia ekspresif dan reseptif) tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkatYAleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)YAgrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan)

e.Defisit IntelektualYKehilangan memoriYRentang perhatian singkatYPeningkatan distraktibilitas (mudah buyar)YPenilaian burukYKetidakmampuan untuk mentransfer pembelajaran dari satu situasi ke situasi yang lainYKetidakmampuan untuk menghitung, memberi alasan atau berpikir secara abstrak

f.Disfungsi Aktivitas Mental dan PsikologisYLabilitas emosional (menunjukkan reaksi dengan mudah atau tidak tepat)YKehilangan kontrol diri dan hambatan sosialYPenurunan toleransi terhadap stresYKetakutan, permusuhan, frustasi, marahYKekacauan mental dan keputusasaanYMenarik diri, isolasiYDepresi

g.Gangguan Eliminasi (Kandung kemih dan usus)YLesi unilateral karena stroke mengakibatkans sensasi dan kontrol partial kandung kemin, sehingga klien sering mengalami berkemih, dorongan dan inkontinensia urine.YJika lesi stroke ada pada batang otak, maka akan terjadi kerusakan lateral yang mengakibatkan neuron motorik bagian atas kandung kemih dengan kehilangan semua kontrol miksiYKemungkinan untuk memulihkan fungsi normal kandung kemih sangat baikYKerusakan fungsi usus akibat dari penurunan tingkat kesadaran, dehidrasi dan imobilitasYKonstipasi dann pengerasan feses

h.Gangguan Kesadaran

Read more:http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/askep-cerebro-vascular-disease-dan.html#ixzz3bwoAibleRead more:http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/askep-cerebro-vascular-disease-dan.html#ixzz3bwo1kPux

PENGERTIAN KESADARANKesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan (limitasi) terhadap lingkungan dan dirinya sendiri (melalui perhatian). Bila kesadaran baik, maka akan terjadi orientasi (waktu, tempat dan orang), pengertian yang baik serta pemakaian informasi yang masuk secara efektif (melalui ingatan dan pertimbangan). (Maramis, 1994: 101).Kualitas kesadaran klien merupakan parameter paling mendasar dan paling penting yang harus ditentukan dan dikaji untuk menentukan status kerusakan pada sistem persyarafan khususnya pada kasus stroke. Tingkat keterjagaan klien dan respon terhadap lingkungan adalah indikator paling sensitif untuk disfungsi sistem persyarafan (Hudak & Gallo, 1996: 160)

B.JENIS KESADARANa.Isi Kesadarana)Kognitifb)Afektifb.Derajat/tingkat kesadaran (Aurosal)(Juwono, 1993: 1)

C.BENTUK KESADARAN

1. Kesadaran MenurunKesadaran menurun adalah keadaan dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang secara keseluruhan (secara kuantitatif), kemudian muncullah amnesia sebagian atau total.Beberapa tingkat dalam menurunnya kesadaran yaitu:a)ApatiMulai mengantuk, acuh-tak acuh terhadap stimulus, untuk menarik perhatiannya diperlukan stimulus yang sedikit lebih kerasb)SomnolenSudah mengantuk, untuk menarik perhatiannya dibutuhkan stimulus yang lebih kerasc)SoporIngatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang. Hanya berespon dengan rangsangan yang kerasd)Subkoma dan komaTidak ada respon terhadap stimulus yang kuat/keras, pupil melebar, reflek muntah hilang. (Maramis, 1996: 101)

2. Kesadaran MeninggiKesadaran meninggi adalah keadaan dengan respon yang meninggi terhadap stimulus, biasanya disebabkan pengaruh berbagai zat yang menstimulus otak (psikosimultan) atau oleh faktor psikologi. (Maramis, 1996: 102)Selain kesadaran menurun, terdapat beberapa sistem yang digunakan untuk membuat peringkat perubahan dalam keawasan dan keterjagaan, istilah-istilah tersebut antara lain: (Hudak & Gallo, 1996: 160)a)Terjaga: normalb)SadarDapat tidur lebih dari biasanya atau sedikit bingung saat pertama kali terjaga, tetapi berorientasi sempurna ketika bangun.Dapat berorientasi dan berkomunikasic)Letargi/somnolenMengantuk tetapi dapat mengikuti perintah sederhana ketika dirangsangd)StuporSangat sulit dibangunkan, tidak konsisten dapat mengikuti perintah sederhana atau berbicara satu kata atau frase pendek. Menjawab secara refleks terhadap rangsangan nyeri. Pendengaran dengan suara keras dan penglihatan kuat. Non verbal dengan menganggukkan kepala.e)SemikomatosaGerak bertujuan ketika dirangsang; tidak mengikuti perintah atau berbicara koherenf)KomaDapat berespon dengan postur secara refleks ketiak distimulasi atau dpat tidak berespon pada setiap stimulus.Berdasarkankwalitas kesadaran, yaitu pengkajian mutu mental seseorang terhadap dunia luar: (Catatan Ruang Tropik Wanita, 1998)a)ComposmentisBereaksi secara adekuatb)Abstensia/kesadaran tumpul/drowskyTidak tidur dan tidak megitu waspada, perhatian terhadap sekeliling berkurang, cenderung mengantukc)Bingung/confusedDisorientasi waktu, tempat dan orangd)DeliriumMental dan motorik kacau, ada halusinasi dan bergerak sesuai dengan kekacauan pikirannyae)ApatisTidak tidur, tak acuh, tidak bicara dan pandangan hampa

D.GANGGUAN KESADARAN

1. Gangguan Isi Kesadarana)Gangguan KognitifYAfasiaYGangguan persepsiYGangguan berfikirYGangguan daya ingatb)Gangguan AfektifYApatisYAgitasi

2. Gangguan Kesadaran Akuta)Kesadaran Berkabut (clouding of Consciousness)YPenurunan kewaspadaan(awareness)YPenurunan keadaan bangunYHypereksitabilitasYIritabilitasYMengantuk diselingi agitasiYGagguan perhatianYKebingunganYGangguan persepsi sensori (terutama persepsi visual)YTidak selalu ada disorientasiYAkut atausubacut confusional statebila beratYSalah interpretasiYGangguan ingatan (kesulitan mengulang angka-angka ke belakang lebih dari 4 atau 5 angka).b)DeliriumYDisorientasiYTakutYIriabilitasYGangguan persepsi sensori dan halusinasi visualYTidak mengenal diri sendiri dan lingkungannyaYPenyakiy yang menyebabkan deliriumc)OptundationYPenumpulan mental(torpidity)YPenurunan kewaspadaan yang cukup beratYPenurunan minatYLambatnya jawaban terhadap rangsanganYSering mengantuk dan banyak tidurd)Stupore)Koma

3. Gangguan Kesadaran Sub akut atau Kronika)Demensiab)Hypersomniac)Keadaan vegetatif (termasukcoma vigil, spsllic syndrome,mati serebral, mati neokortikal, dementia total)d)Mutisme akinetike)Apallic syndrome: fungsi neokorteks tidak ada tapi batang otak masih adaf)Locked-in syndrome:YTidak ada penurunan kesadaranYKelumpuhan keempat ekstremitas dan syaraf otak bawahYPergerakan bola mata ke atas dan berkedip masih adag)Mati otakFungsi korteks, subkortikal dan batang otak secara permanen sudah tidak ada. (Juwono, 1993: 1-4)

E.PROSES PATOLOGIS PENYEBAB GANGGUAN KESADARAN

1. Keadaan yang secara luas dan langsung menekan fungsi hemisfer serebri (biasanya pada waktu bersamaan juga mengenai struktur batang otak)2. Kelainan yang menekan atau merusak substansia grisea (diencepalon, mesenchepalon dan pons atas).

F.CARA PENGUKURAN TINGKAT KESADARAN

1. Glasgow Coma Scale (GCS)a)Respon Membuka MataSpontan 4Terhadap bicara 3Terhadap nyeri 2Tidak ada respon 1b)Respon VerbalTerorientasi 5Percakapan yang membingungkan 4Penggunaan kata-kata yang tidak sesuai 3Suara mengguman 2Tidak ada respon 1c)Respon MotorikMengikuti perintah 6Menunjuk tempat rangsangan 5Menghindar dari stimulasi 4Fleksi abnormal (dekortikasi) 3Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2Tidak ada respon 1Penilaian:Nilai 3 : kesadaran terburukNilai 3-5 : koma yang dalamNilai 6-10 : gangguan kesadaran intermediateNilai 11-14 : kesadaran lebih baikNilai 15 : terbaik

2. Penggambaran stimulus dan respon kliena)Panggil pasien dengan namanyab)Panggil namanya dengan kerasc)Kombinasikan memanggil nama dengan sentuhan ringand)Kombinasikan memanggil nama dengan sentuhan kasar (guncangan dan kejutan)e)Timbulkan nyeri

3. Skala Tingkat (Reaksi Stimuli)1Terjaga; tidak menunda respon

2Mengantuk tetapi berespon terhadap stimulus lembut. Bingung tentang nama, tempat dan waktu

3Sangat mengantuk, berespon terhadap rangsangan yang kuat dengan orientasi gerakan mata, memenuhi perintah atau menunjuk dan secara aktif berupaya untuk menyingkirkan stimulus

4Tidak sadar. Dapat menunjuk tetapi tidak berhasil menyingkirkan stimulus

5Tidak sadar. Gerakan menghindar pada setiap stimulus

6Tidak sadar. Gerakan fleksi yang umum terhadap nyeri

7Tidak sadar. Gerakan ekstensi yang umum terhadap nyeri

8Tidak sadar. Tidak berespon pada stimulasi nyeri

Read more:http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/askep-cerebro-vascular-disease-dan.html#ixzz3bwolvSpy