uroflowmetri

2
1 Uroflowmetri Angka normal laju pancaran urin ialah 10-12 ml/detik dengan puncak laju pancaran mendekati 20 ml/detik. Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah menjadi 6 – 8 ml/detik dengan puncaknya sekitar 11 – 15 ml/detik. Semakin berat derajat obstruksi semakin lemah pancaran urin yang dihasilkan. 2 Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies) Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uroflowmetri tidak dapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot detrusor yang melemah. Untuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan tekanan pancaran dengan menggunakan Abrams-Griffiths Nomogram.Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju pancaran urin dapat diukur. Residual Urin Clinica grading, dalam hal ini urine menjadi patokan pada pagi hari. Pada pagi hari setelah bangun, pasien disuruh kencing sampai selesai, kemudian dimasukkan kateter ke dalam buli-buli untuk mengukur sisa urine. Sisa urine 0 cc : normal Sisa urine 0 – 50 cc : grade 1 Sisa urine 50 - 150 cc : grade 2 Sisa urine > 150 cc : grade 3 Tidak bisa kencing : grade 4 Rektal grading, dengan rektal toucher : Stage 0 : prostat teraba < 1cm, berat < 10 gram Stage 1 : prostat teraba 1 – 2 cm, berat 10 -25 gram Stage 2 : prostat teraba 2 -3 cm, berat 25- 60 gram Stage 3 : prostat teraba 3- 4 cm, berat 60 – 100 gram

Upload: linda-sekar-arum

Post on 16-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Uroflowmetri

TRANSCRIPT

Page 1: Uroflowmetri

1 UroflowmetriAngka normal laju pancaran urin ialah 10-12 ml/detik dengan puncak laju pancaran mendekati 20 ml/detik. Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah menjadi 6 – 8 ml/detik dengan puncaknya sekitar 11 – 15 ml/detik. Semakin berat derajat obstruksi semakin lemah pancaran urin yang dihasilkan.

2 Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies)

Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uroflowmetri tidak dapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot detrusor yang melemah. Untuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan tekanan pancaran dengan menggunakan Abrams-Griffiths Nomogram.Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju pancaran urin dapat diukur.

Residual UrinClinica grading, dalam hal ini urine menjadi patokan pada pagi hari. Pada pagi hari setelah bangun, pasien disuruh kencing sampai selesai, kemudian dimasukkan kateter ke dalam buli-buli untuk mengukur sisa urine.Sisa urine 0 cc : normalSisa urine 0 – 50 cc : grade 1Sisa urine 50 - 150 cc : grade 2Sisa urine > 150 cc : grade 3Tidak bisa kencing : grade 4

Rektal grading, dengan rektal toucher :

Stage 0 : prostat teraba < 1cm, berat < 10 gram

Stage 1 : prostat teraba 1 – 2 cm, berat 10 -25 gram

Stage 2 : prostat teraba 2 -3 cm, berat 25- 60 gram

Stage 3 : prostat teraba 3- 4 cm, berat 60 – 100 gram

Stage 4 : prostat teraba >4 cm, berat >100 gram