urine
DESCRIPTION
UrineurineTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Judul percobaan : Urine
Tujuan praktikum :
Mengidentifikasi zat yang terkandung dalam urine.
BAB II
DASAR TEORI
Urine merupakan sebagian produk akhir metabolisme tubuh yang diekskresikan ginjal dan
normalnya urine dan darah memiliki formasi:Senyawa % dalam darah % dalam urine
Protein 7,8 0
Glukosa 0,1 0
Garam dodium 0 0
Klorida 0,7 0 - 0,4
Kreatin 0,001 0 – 0,075
Asam ureat 0,004 0,859
Urea 0,003 2
( Guyton, 1991 )
Sistem urine terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Sistem ini mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urine dimana
berbagai macam sisa metabolisme dibuang. Ginjal mempunyai berbagai macam fungsi metabolisme dan ekskretorik antara lain, membersihkan tubuh dari
metabolisme lain. Ginjal juga melaksanakan homeostasis cairan elektrolit dari asam basa, yaitu dengan proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi 500-2500 ml
setiap hari ( Reaburn, 1984 ).
Urine normal merupakan cairan berwarna kuning pucat jernih dengan aroma yang khas. Terdiri dari 96% air dan 4% padatan. Padatan yang paling
banyak adalah urea, asam urat, keratin, ammonia, dan sodium klorida ( mencakup 60% bahan anorganik dan dalam bentuk garam anorganik seperti asam
phospat, asam sulfat, Mg, Ca, potassium. Urine yang tidak normal biasanya terdapat glukosa. Glukosa diekskresikan ketika glukosa dalam darah naik di atas
0-18%. Hal ini mengakibatkan diabetes. Pada beberapa kasus penyakit, urine juga terdiri dari gugus keton dan asam lemak. Protein seperti albumin dan
globulin terdapat dalam urine ketika ginjal mengalami kerusakan ( Reaburn, 1984 ).
Kadar urea dan ammonia darah vena renalis yang lebih tinggi daripada di dalam arteri renalis menunjukkan bahwa ginjal menghasilkan ammonia
dan urea, serta menambahkan dalam darah. Ekskresi ammonia dan urea yang dihasilkan finjal oleh sel-sel yang dihasilkan oleh tubuh ginjal ke dalam urine
menghasilkan aspek yang lebih penting mengenai metabolisme ammonia ginjal. Ammonia bukan berasal dari urea, melainkan dari asam mamino intrasel,
khususnya glutamine. Pelepasan ammonia dikatalisis oleh glutami-noise ginjal ( Diem dan Lenter, 1976 ).
Keratin adalah produk akhir dari metabolisme keratin. Keratin utamanya disintesis oleh hati dan terdapat dalam otot rangka. Di sana akan terlihat
secara reversible terhadap fosfat dalam bentuk fosfokreatin, yaitu senyawa penyimpan energi. Reaksi antara keratin dan fosfat akan membentuk fosfokreatin.
Senyawa keratin secara reversible berubah menjdi keratin yang tidak berfungsi lagi, serta keberadaannya dalam darah hanyalah untuk diangkut ke ginjal
( Widmann, 1992 ).
Umumnya tes urine tidak sebaik tes darah karena berbagai macam pengenceran solute dalam urine. Oleh karena itu, dianjurkan pengumpulan /
koleksi urine dalam waktu yang panjang ( 6-24 jam ). Koreksi untuk osmolalitas urine mungkin dapat dilakukan dengan jalan mengukur kadar keratin dan
dinyatakan dalam analit / mg kreatinin terekskresi. Dasar koreksi kreatinin adalah bahwa ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh massa tubuh tanpa lemak, yang
relative konstan dalam sehari dan hari ke hari. Oleh karena itu, kadar keratin dapat digunakan untuk mengoreksi setiap pengukuran solute tertentu ( misal: zat
makanan ). Kadar keratin dapat digunakan untuk mengencerkan media urine ( Linder, 1992 ).
Sifat utama urine yang perlu diamati adalah warna, kejernihan, bau, derajat keasaman, berat jenis, dan daya memutar optis. Urine yang normal
berwarna sitrum sampai warna batu ampar. Warnanya tergantung dari zat yang terkandung di dalamnya. Pada fungsi ginjal yang terganggu berat, warna
urine sering lebih cerah atau muda. Utamanya, warna urine disebabkan oleh pigmen yang terlarut di dalamnya, di samping oleh benda-benda pembentuk
warna ( Dawiesah, 1988 ).
Pada uji asam pikrat, hasil ( + ) dinyatakan dengan terbentuknya warna merah pada urine. Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi keratin.
Keratin dengan adanya asam pikrat dalam larutan basa akan membentuk warna merah dari tentomer keratin pekat. Uji benedict merupakan uji untuk gula
sederhana yang mengandung prinsip dasar behwa larutan alkalis yang mengandung senyawa-senyawa cupri akan dipanaskan dengan manose, maka senyawa
kupri direduksi menjadi cupri oksida / Cu2O ( Trenggono, 1989 ).
Prinsip uji ozazon adalah senyawa yang mengandung gugus –CO-CHOH dapat membentuk Kristal ozazon dengan fenilhidrazin. Fenilhidrazin
mengubah gula pereduksi pada 100 oC manjadi ozazon. Uji kpagulasi menunjukkan adanya protein. Protein yang dipanaskan akan terdenaturasi dan bila
ditambah asam asetat aan membentuk protein kembali dengan mengikat asam asetat tersebut ( trenggono, 1989 ).
BAB III
METODE
Alat dan Bahan
Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas beker
Pipet ukur
Pipet tetes
Flow pipet
Waterbath
Penjepit
Aluminium foil
Bahan
Urine normal
Urine ibu hamil
Urine diabetes
Aquadest
Larutan asam pikrat
Larutan NaOH 2 M
Larutan CH3COOH 2 M
Larutan phenylhidrazin
Reagen Benedict
Cara Kerja
1. Uji asam pikrat
a. Masing-masing 5 ml urine normal, urine ibu hamil, urine diabetes, dan aquadest dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi yang terpisah.
b. 1 ml asam pikrat dan 1 ml NaOH 2 M dimasukkan ke masing-masing tabung.
c. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
2. Uji Benedict
a. 5 ml reagen Benedict dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda.
b. Pada tabung I ditambah 3 tetes urine normal ; Tabung II ditetesi urine ibu hamil ; Tabung III ditetesi urine diabetes.
c. Ketiga tabung dipanaskan di dalam waterbath selama 3 menit.
d. Dinginkan ketiga tabung dan perubahan yang terjadi diamati.
e. Perubahan dan endapan yang terbentuk dicatat.
3. Uji Koagulasi
a. Masing-masing 5 ml urine normal, urine ibu hamil, dan urine diabetes dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang terpisah.
b. Ketiga tabung dipanaskan di dalam waterbath hingga terbentuk endapan atau gumpalan.
c. Masing-masing tabung ditembah 3-5 tetes CH3COOH 2 M.
d. Hasil percobaan dicatat.
4. Uji Ozazon
a. Masing-masing 5 ml urine normal, urine ibu hamil, dan urine diabetes dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang terpisah.
b. Pada masing-masng tabung ditambahkan 5 ml aquadest dan 2,5 ml phenylhidrazin.
c. Ketiga tabung dipanaskan di dalam waterbath selama 30 menit dengan kepala tabung yang ditutupi aluminium foil.
d. Larutan didinginkan sebentar dan diambil sedikit Kristal yang terbentuk.
e. Kristal tersebut diamati di bawah mikroskop dan digambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Uji asam PikratSampel Warna akhir Endapan ( warna dan jumlah ) Hasil ( +/- )
Urine normal Merah-orange Ada +
Urine ibu hamil Merah-orange Ada +
Urine DM Merah-orange Tidak ada +
Aquadest Kuning Tidak ada -
Tabel 2 Hasil Uji BenedictSampel urine Warna akhir Endapan ( warna dan jumlah ) Hasil ( +/- )
Urine normal Biru Tidak ada -
Urine ibu hamil Biru Ada ( di atas )+++, kuning +
Urine DM Biru Ada ( di atas )++, kuning +
Tabel 3 Hasil Uji KoagulasiSampel urine Warna akhir Endapan ( warna dan jumlah ) Hasil ( +/- )
Urine normal Kuning jernih Ada +++ +
Urine ibu hamil Kuning jernih Ada ++ +
Urine DM Putih keruh Tidak ada -
Tabel 4 Uji OzazonSampel urine Warna akhir Hasil ( +/- ) Lapisan tengah
Urine normal Kuning + Putih, banyak
Urine ibu hamil Kuning + Putih, sedikit
Urine DM Kuning + Putih, sedikit
Pembahasan
Urine merupakan sebagian produk akhir metabolisme tubuh yang diekskresikan ginjal. Urine normal merupakan cairan berwarna kuning pucat
jernih dengan aroma yang khas. Terdiri dari 96% air dan 4% padatan. Padatan yang paling banyak adalah urea, asam urat, keratin, ammonia, dan sodium
klorida ( mencakup 60% bahan anorganik dan dalam bentuk garam anorganik seperti asam phospat, asam sulfat, Mg, Ca, potassium. Urine yang tidak normal
biasanya terdapat glukosa. Glukosa diekskresikan ketika glukosa dalam darah naik di atas 0-18%. Hal ini mengakibatkan diabetes. Pada beberapa kasus
penyakit, urine juga terdiri dari gugus keton dan asam lemak. Protein seperti albumin dan globulin terdapat dalam urine ketika ginjal mengalami kerusakan.
Pada percobaan ini, digunakan beberapa uji untuk menguji urine, seperti :
1. Uji asam pikrat
Uji ini berfungsi untuk mengidentifikasi adanya keratin dalam sampel urine. Reaksi positifnya akan membentuk perubahan warna larutan
menjadi jingga atau merah. Warna merah ayng terbentuk ini merupakan hasl reaksi antara keratin dengan asam pikrat.
Keratin merupakan produk akhir metabolisme keratin. Aktivitas otot seseorang menentukan jumlah keratin yang terkandung dalam urine.
Semakin tinggi aktivitas otot, semakin tinggi kadar kreatinnya. Pada percobaan kali ini digunakan sampel berupa urine normal, urine ibu hamil, urine
penderita diabetes, dan aquadest. Penambahan larutan asam pikrat dalam percobaan ini betujuan untuk mendegradasi urine. Larutan NaOH 2 M yang
ditambahkan bertujuan untuk menetralkan urine dengan penambahan OH-.
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah ketiga sampel urine memberikan reaksi positif dengan ditandai perubahan warna menjadi
merah, sedangkan aquadest tidak berubah menjadi merah ( kuning ). Dari hasil yang didapat ini, dapat dikatakan bahwa ketiga sampel urine tersebut
mengandung keratin dan memang keratin merupakan salah satu yang yang terdapat di dalam urine, sedangkan pada aquadest tidak terdapat keratin.
2. Uji benedict
Uji ini berfungsi untuk mengidentifikasi adanya gula reduksi dalam suatu sampel. Reaksi positifnya adalah dengan perubahan warna
menjadi hijau dan terbentuk endapan. Reaksinya :
C6H12O6 + Cu2+ + 2OH- → C6H12O6 + Cu2O + H2O
Pada percobaan ini digunakan reagen benedict yang berisi K-thiosinat dan K-fenosianida, serta kupri sitrai Cu yang tereduksi. Pemanasan
yang dilakukan bertujuan agar mempercepat reaksi yang terjadi.
Pada percobaan ini, urine normal menunjukkan hasil yang negative karena tidak terjadi perubahan warna dan tidak terbentuk endapan,
sedangkan pada urine ibu hamil dan penderita diabetes menghasilkan reaksi yang positif. Pada urine ibu hamil terbentuk endapan yang lebih banyak
jika dibandingkan dengan urine penderita diabetes.
Dari hasil ini, dapat dikatakan bahwa urine ibu hamil dan penderita diabetes mengandung gula reduksi. Pada penderita diabetes jelas terdapat
glukosa, tapi pada urine ibu hamil tersebut juga terdapat glukosa. Hal ini mungkin disebabkan karena ibu hamil tersebut habis memakan makanan
yang mengandung banyak glukosa atau bisa juga ibu hamil tersebut juga mengidap diabetes.
3. Uji koagulasi
Uji ini berfungsi untuk mengidentifikasi adanya protein di dalam sampel. Reaksi positifnya ditandai dengan terbentuknya endapan atau
gumpalan saat dipanaskan. Bila urine mengandung protein, maka dapat dikatakan bahwa urine tersebut tidak normal. Semakin banyak gumpalan atau
endapan yangterbentuk, semakin benyak pula protein yang terkandung di dalamnya.
Dalam percobaan ini, dilakukan pemanasan yang menyebabkan protein dalam urine terdenaturasi dan membentuk gumpalan. Penambahan
CH3COOH berfungsi untuk mengkondisikan protein pada titik isoelektriknya, sehingga menglami penggumpalan.
Hasil percobaan kali ini adalah terjadi reaksi positif pada urine normal dan urine ibu hamil, sedangkan pada urine penderita diabetes tidak.
Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa pada urine normal dan urine ibu hamil terdapat protein, sedangkan pada urine penderita diabetes tidak. Pada urine
normal terdapat lebih banyak protein. Keberadaan protein pada urine tersebut bisa disebabkan karena kedua probandus habis makan makanan yang
mengandung protein tinggi, sehingga terjadi kelebihan protein dan kelebihan ini dikeluarkan melalui urine, atau bisa dimungkinkan juga kalau kedua
probandus tersebut memang mengalami albuminaria.
4. Uji ozazon
Uji ini berfungsi untuk mengetahui adanya kandungan gula di dalam sampel urine. Reaksi positifnya akan membentuk lapisan tengah pada
larutan. Dalam uji ini, gula-gula yang mereduksi akan membentuk ozazon yang berbentuk Kristal jika diamati di dalam mikroskop. Kristal yang
terbentuk memiliki bentuk dan titik lebur yang spesifik untuk mengenali gula reduksi. Proses penambahan phenylhidrazin pada percobaan ini
bertujuan untuk mengubah gula-gula reduksi membentuk ozazon pada suhu tinggi. Reaksinya :
CHO CH = N – NH – C6H5
CHOH + H2N – NH – C6H5 → CHOH + H2O
R R
Aldosa Phenylhidrazin Phenylhidrazone
Dari ketiga sampel urine yang diuji, ketiganya menunjukkan hasil yang positif. Pada urine normal terdapat lapisan tengah yang paling banyak.
Pada urine normal terdapat kristal laktozazon, pada urine ibu hamil terdapat kristal glukozazon, sedangkan pada urine penderita diabetes terdapat kristal
laktozazon.
KESIMPULAN
1. Uji asam pikrat
Urine normal, ibu hamil, dan penderita diabetes memberikan reaksi yang positif. Jadi, pada ketiga sampel urine tersebut mengandung kreatin
Aquadest memberikan reaksi yang negatif. Jadi, aquadest tidak mengandung keratin.
2. Uji benedict
Urine normal memberikan hasil yang negative karena tidak terdapat gula reduksi di dalamnya.
Urine ibu hamil dan penderita diabetes menghasilkan reaksi yang positif karena di dalamnya terdapat gula reduksi.
Pada urine ibu hamil terbentuk endapan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan urine penderita diabetes
3. Uji koagulasi
Pada urine normal dan urine ibu hamil mengandung protein karena terbentuk endapan protein pada hasil uji.
Pada urine urine penderita diabetes tidak terdapat protein.
4. Uji ozazon
Pada urine normal, urine ibu hamil, dan urine penderita diabetes terdapat gula, dan yang memiliki paling banyak lapisan tengah adalah urine
normal.
Pada urine normal terdapat kristal laktozazon, pada urine ibu hamil terdapat kristal glukozazon, sedangkan pada urine penderita diabetes
terdapat kristal laktozazon.
DAFTAR PUSTAK
Dawiesah, S. 1988. Petunjuk Laboratorium Nurient Dalam Jaringan dan Plasma Tubuh. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Diem dan Lenter, 1976, Scientific Tables. Ciba-gelgy LTD. Basle Switzerland.
Guyton. 1991 Fisiologi Manusia dan Mekaisme Penyakit. EGC. Jakarta.
Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI-Press. Jakarta.
Reaburn, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Trenggono, S.B. 1989. Biokimia Pangan. UGM. Yogyakarta.
Widmann, F.K. 1992. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Buku Kedokteran. Jakarta.