proposal urine

Upload: telnet

Post on 16-Oct-2015

435 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan dan diminati dalam menegakkan diagnosa berbagai macam penyakit. Para ahli pendahulu mencari hubungan antara penyakit tertentu dengan penampilan urine yang sangat tepat. (Frances K. Widmann,1995). Urine normal jumlahnya rata-rata 1-2 liter perhari, tetapi berbeda-beda sesuai dengan asupan air yang dikonsumsi tiap hari. (Evelin C. Pearce, 2006). Kekurangan minum menyebabkan kepekatan urine meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urine meningkat), sehingga mempermudah pembentukan batu. Akibatnya air minum jenuh mineral, terutama kalsium berpengaruh besar terhadap pembentukan batu. Komposisi batu kalsium yang terdapat di dalam urin sebesar 80%, dengan bentuk terbesar yaitu kalsium oksalat dan terkecil kalsium fosfat. (Andrean, Crishye, Dhedy, 2008)Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali, beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO2), hydrogen sulfide (H2S), dan karbon monoksida (CO) selalu dibebaskan oleh udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, dan kebakaran hutan. Selain disebabkan oleh polutan alami, polusi udara juga dapat disebabkan oleh aktifitas manusia, yaitu adanya proses industri seperti industri kapur. (1,3,4,5)

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi. Darah akan sulit membeku, transmisi saraf tergangu dan sebagainya. (Herisman.blogspot.com, 2008) Penduduk di desa Garawangi kecamatan Sumberjaya kabupaten Majalengka, merupakan lokasi yang memiliki banyak pabrik kapur. Industri kapur disana menghasilkan polutan berupa asap yang mengandung partikel-partikel kasar dan halus dari batu kapur (CaCO3) Selain itu menghasilkan pula gas-gas berupa karbon monoksida dan sulfur dioksida yang dikeluarkan sebagai efek dari pemakaian batu bara dan kayu bakar yang digunakan pada proses pembakaran batu kapur. Polutan yang ada di udara masuk ke dalam tubuh terutama melalui system pernafasan. Sedangkan partikel yang ada di air akan masuk melalui mulut dalam bentuk makanan atau minuman.Pemeriksaan Sulkowitch merupakan salah satu pemeriksaan kalsium urine yang sering dipakai oleh berbagai laboratorium. Pemeriksaan untuk mengetahui kadar kalsium dalam urine yang dikeluarkan oleh ginjal, dengan menggunakan reagen sulkowitch (asam oxalate, aluminium oxalate, asam asetat glacial, dan aquadest). Untuk pemeriksaan ini diperlukan urine 24 jam. Reagent Sulkowitch ini mengendapkan kalsium dalam bentuk kalsium oksalat tanpa kalsium fosfat oleh pH reagens itu. (R.Gandasoebrata,2009).Dari uraian diatas penulis akan membuat eksperimen dari reagent tersebut dengan menggunakan berbagai ukuran pH (keasaman). Sehingga diharapkan penulis akan mendapatkan pH yang tepat, efektif dan efisien untuk pemeriksaan kalsium urine.

1.2. PERUMUSAN MASALAHRumusan masalah pada penelitian ini adalah :1.2.1. Apakah terdapat kalsium urine yang terjadi dengan mengunakan reagent Sulkowitch standar (tanpa pengaturan pH).1.2.2. Apakah terdapat perbedaan yang terjadi setelah mengunakan reagent Sulkowitch yang dibuat dengan berbagai pengaturan pH.1.2.3. Apakah ada pengaruh pembentukan kalsium urine terhadap perubahan pH reagent.1.2.4. Dapatkah ditentukan pH yang optimal dalam penentuan kadar kalsium urine metode Sulkowitch. 1.3. DEFINISI OPERASIONAL 1.3.1. Analisis berasal dari kata anulisis dari bahasa Yunani. Istilah tersebut kemudian diserap kedalam bahasa latin yang mempunyai arti yaitu ana = kembali dan luein = melepas. Berdasarkan kata itulah maka analisis kini diartikan sebagai upaya pemisahan atau penguraian suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen senyawa-senyawa penyusunnya, sehingga hasil (data) yang diperoleh dapat dikaji lebih lanjut.Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.1.3.2. Kalsium urine adalah kalsium yang terdapat dalam air seni.

1.3.3. pH (keasaman) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

1.4.TUJUAN PENELITIAN1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adanya pengaruh perubahan pH (keasaman) reagent Sulkowitch pada pemeriksaan kalsium urine.1.4.2. Tujuan Khusus Untuk menentukan pH (keasaman) yang tepat pada reagent Sulkowitch agar dapat dipakai dalam pemeriksaan kalsium urine sebagai pH yang optimal.1.5.MANFAAT PENELITIAN 1.5.1. Menambah wawasan bagi peneliti dalam pemeriksaan urine, khususnya pemeriksaan kalsium urine dengan mengunakan reagent Sulkowitch.1.5.2. Mengetahui adanya pengaruh pH (keasaman) reagent Sulkowitch terhadap pemeriksaan kalsium urine.1.5.3. Dapat menentukan pH (keasaman) yang tepat untuk pemeriksaan kalsium urine dengan menggunakan reagent Sulkowitch. 1.5.4. Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan pembaca tentang pengaruh perubahan pH (keasaman) urine pada reagent Sulkowitch.1.6. KERANGKA KONSEP Urine yang digunakan dalam penelitian ini adalah urine 24 jam, yaitu urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Diperlukan botol besar bervolume 1,5 liter atau lebihyang dapat ditutup dengan baik. Botol itu harus bersih dan biasanya memerlukan zat pengawet.Modifikasi pH yang digunakan ditentukan setelah penambahan asam asetat glacial pada reagent Sulkowitch. Normalnya komposisi asam asetat glacial pada reagent tersebut adalah 5,0 ml. Pada eksperimen kali ini, penulis mencoba menggunakan penambahan asam asetat glacial : Sulkowitch I = 3,0 ml ; II = 4,0 ml ; III = 5,0 ml dan IV = 6,0 ml.Diharapkan adanya perbedaan hasil terbentuknya kalsium urin setelah penambahan Sulkowitch I, II, III, dan IV dengan mengamati kekeruhan yang terjadi.

ANALISISPre analitis :Persiapan alatPersiapan reagentUji kualitas reagentPersiapan data Pengambilan sampel

SULKOWITCH I

SULKOWITCH IIURINE

SULKOWITCH IVSULKOWITCH III

PENGAMATAN HASIL

PENCATATAN

PELAPORAN

Gambar Skema Kerangka Konsep1.7.HIPOTESIS PENELITIAN1.7.1. Adanya pengaruh perubahan pH (keasaman) reagent Sulkowitch pada pemeriksaan kalsium urine.1.7.2. Dapat menentukan pH optimal pada reagent Sulkowitch untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan kalsium urine.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kalsium 2.1.1. Pengertian KalsiumKalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.Berikut beberapa manfaat kalsium bagi manusia: Mengaktifkan saraf Melancarkan peredaran darah Melenturkan otot Menormalkan tekanan darah Menyeimbangkan tingkat keasaman darah Menjaga keseimbangan cairan tubuh Mencegah osteoporosis (keropos tulang) Mencegah penyakit jantung Menurunkan risiko kanker usus Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik Mengatasi keluhan saat haid dan menopause Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium.Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah, sesak napas, menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berak-berak, insomnia, kram, dan sebagainya.2.2. Kalsium UrinKadar kalsium urine dapat mencerminkan asupan diet kalsium, kadar kalsium serum dan efek keseluruhan penyakit (hipo atau hiperparatiroidisme, myeloma multiple, kanker tulang, dsb.) Hiperkalsiuria atau peningkatan kalsium dalam urine biasanya menyertai kadar pemeriksaan kalsium dalam serum.Ekskresi kalsium berfluktuasi dan yang paling rendah berlangsung pada pagi hari, sementara kadar yang tertinggi terjadi setelah makan. Pada hiperparatiroidisme, dan gangguan osteolitik, ekskresi kalsium urine biasanya meningkat., sementara pada keadaan hipoparatiroidisme, kadarnya menurun. Diet dan mengkonsumsi obat yang mengandung Natrium dan Magnesium dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan urine. (Joyce Lefever kee, 2008).Pada pria dewasa kebutuhan kalsium sangat rendah, sekitar 300 400 mg setiap hari. Sebaliknya pada wanita pascamenopause kalsium yang dibutuhkan tinggi, berkisar antara 1200 1500 mg setiap hari. Hal ini dapat disebabkan oleh menurunnya absorpsi kalsium secara bertahap akibat usia lanjut. (Robert E. Olson, 1998). Menurunnya absorbsi kalsium mengakibatkan kalsium dari aliran darah larut dalam urine, dan dapat mempengaruhi berat jenis urine. Berat jenis urine tergantung dari jumlah yang larut didalam urine atau terbawa didalam urine. Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1,010. Bila ginjal memekatkan urine (sebagaimana fungsinya) maka berat jenis urine diatas 1,010. Daya pemekatan ginjal diukur menurut berat jenis tertinggi yang dapat dihasilkan yang seharusnya dapat lebih dari 1,025. (Evelin C. Pearce, 2006).Pengukuran berat jenis urine dipengaruhi oleh adanya zat-zat bermolekul besar yang terlarut dalam urine. Zat-zat tersebut dapat berasal dari dalam tubuh (endogenous) misalnya glukosa, protein atau kalsium atau yang senaja dimasukkan dari luar (exogenous) yang nantinya akan keluar bersama urine, misalnya kontras X (ray atau dextran). (Pusdiknakes, 1998).Pria dan wanita yang sudah lanjut usia adalah orang yang rentan terhadap osteoporosis, kalsium yang berkurang dari tulang semakin meningkat, dan biasanya kalsium dalam urine menjadi tinggi. Peningkatan kalsium urine biasanya disebabkan karena meningkatnya penyerapan gastrointestinal dan juga menurunnya absorbsi kalsium atau peristiwa lain yang mengurangi penyerapan tulang. Sehingga penyerapan tulang seperti istirahat dalam waktu panjang, yang dapat meningkatkan pelepasan kalsium ke aliran darah yang kemudian dikeluarkan melalui urine. (Nancy E. Lane, 1999).Banyaknya kalsium yang dikeluarkan melalui urine menyebabkan urine tersebut menjadi pekat. Pekatnya urine memberikan kesan bahwa berat jenis urine tersebut tinggi.

2.3. pH (keasaman) pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.

dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa aH dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektroda ion selektif yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen ion. pH umumnya diukur menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi. Perbedaan energi pada elektroda gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst:

dengan E adalah potensial terukur, E0 potensial elektroda standar, R tetapan gas, T temperatur dalam kelvin, F tetapan Faraday, dan n adalah jumlah elektron yang ditransfer. Potensial elektroda E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion hidrogen.Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektroda dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel galvani, elektroda referensi | konsentrasi larutan KCl || larutan X | H2 | Pt dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya (standar) diketahui pH(S). pH larutan X oleh karenanya

Perbedaan antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektroda yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH(S). Nilai pH(S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC. Larutan standar yang digunakan sering kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektroda sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur muncul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya.Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang sangat asam, memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektroda pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas. pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.Menurut definisi asli Srensen, p[H] didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektroda yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot Gran. Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektroda standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk

Persamaan diatas dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektroda tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi.Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa : pH = p[H] + 0,04. Pada prakteknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan.pOHpOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion hidroksida OH. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan :[OH] = KW /[H+]dengan KW adalah tetapan swaionisasi air. Dengan menerapkan kologaritma:pOH = pKW pH.Sehingga, pada suhu kamar pOH 14 pH. Namun hubungan ini tidaklah selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya.2.4. Pemeriksaan Laboratorium UrinePemeriksaan urin tidak hanya memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal pelbagai organ dalam tubuh seperti : hati , saluran empedu, pancreas, cortex adrenal, dan lain-lain.Dalam memilih sampel urin, penting sekali untuk memilih sampel sesuai dengan tujuan pemeriksaan :A. Urin sewaktuUntuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urine sewaktu, yaitu urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus.B. Urin pagiUrin pagi ialah urine yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sediment urin, berat jenis, protein, dan lain-lain dan baik juga untuk test kehamilan ( HCG = Human Chorionic Gonadoptropin ).

C. Urin postprandialSampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria, ini merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1 - 3 jam sehabis makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring terhadap adanya glukosuria.D. Urin 24 jamApabila diperlukan penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urin, urin sewaktu sama sekali tidak bermakna dalam menafsirkan proses-proses metabolic dalam badan. Agar analisa dapat diandalkan, biasanya dipakai urin 24 jam. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1 liter atau lebih yang dapat ditutup dengan baik. Botol itu harus bersih dan biasanya memerlukan sesuatu zat pengawet. Cara mengumpulkan umpamanya sebagai berikut : jam 7 pagi penderita mengeluarkan urinnya, urine ini dibuang. Semua urine yang dikeluarkan kemudian, termasuk urine jam 7 pagi esok harinya, harus ditampung dalam botol urine yang tersedia dan isinya dicampur.Demikian dikenal juga time specimen jenis lain. Seperti urin siang 12 jam, urin malam 12 jam, urin 2 jam, dan sebagainya. Urin siang 12 jam umpamanya dikumpulkan dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Sedangkan urin malam 12 jam ialah yang dari jam 7 malam sampai jam 7 pagi. Cara mengumpulkan sesuai seperti diterangkan diatas. Adakalanya urin 24 jam ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Hal itu dapat dilakukan pada diabetes mellitus untuk melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan saatu hingga santapan berikutnya. Sampel pertama ialah urin dari makan pagi sampai makan siang, sampel kedua dari makan siang sampai makan malam pagi esok harinya.2.4.1. Makroskopisa. Kejernihan Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.Sebab-sebab urin keruh dari awal : Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar, bakteri-bakteri, unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar, chylus dan lemak, benda-benda koloid.Sebab-sebab urin menjadi keruh setelah dibiarkan : Nubecula (kekeruhan ringan ang terjadi karena lendir), urat-urat amorf, fosfat amorf dan karbonat, dan karbonat.

b. Berat jenisPenetapan berat jenis urin biasanya cukup teliti dengan menggunakan urinometer. Apabila volume urin kecil , sebaikna memakai refraktometer untuk tujuan itu. Berat jenis urin sangat erat berhubungan dengan dieresis, makin besar dieresis, makin rendah berat jenis dan sebalikna. Berat jenis urin normal biasanya berkisar antara 1,016 1,022 ( lazim ditulis 1016 1022 saja dengan meniadakan koma ). Tingginya berat jenis urin memberi kesan pekatnya urin. Jadi bertalian dengan faal pemekat ginjal.

c. Bau urinMeskipun tidak disebut sebagai pemeriksaan penyaring, baik selalu diperhatikan dan dilaporkan jika ada bau abnormal. Bau urin yang normal disebabkan untuk sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap. d. Derajat keasamanPenetapan reaksi atau pH tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring. Akan tetapi pada gangguan keseimbangan asam-basa penetapan itu dapat memberi kesan tentang keadaan dalam tubuh, apalagi jika disertai penetapan jumlah asam ang diekskresikan dalam waktu tertentu, jumlah ion NH4, dan sebagainya.

e. Carik celupPemeriksaan yang memakai carik celup (dip-and-read test strip) biasanya sangat cepat, mudah dan spesifik. f. ProteinKebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin bardasarkan kepada timbulnya kekeruhan. g. GlukosaPemeriksaan terhadap glukosa dalam urin termasuk pemeriksaan penyaring. Diantara banyak macam reagens yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri lah yang banyak digunakan.h. Zat-zat ketonZat-zat keton atau benda-benda keton dalam urin ialah aceton, asam aceto- Acetat dan asam beta-hidroksibutirat. Karena aceton merupakan zat yang terpenting diantara benda-benda keton bersifat mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Kalau urin dibiarkan asam aceto-acetat berubah menjadi aceton, begitu pula asam beta hidroksibutirat yang lebih dulu menjadi asam aceto-acetat, sehingga zat-zat itu juga menghilang dari urin.i. BilirubinDalam keadaan patologik dapat dinyatakan adanya bilirubin dalam urin. Jika urin dibiarkan sebagian kecil daripada bilirubin itu berubah menjadi biliverdin oleh oksidasi, perubahan itu bertambah cepat oleh adanya sinar matahari.j. UrobilinogenUrobilinogen dan beberapa macam zat lain yang mungkin terdapat dalam urin bereaksi dengan reagens Ehrlich menyusun zat warna yang merah. Bilirubin mengganggu percobaan ini karena akan membentuk zat hijau dengan reagens Ehrlich, jika ada, ia harus dibuang dulu dengan cara mengocok urin dengan calcium hidroksida padat kemudian disaring. Filtrat kemudian digunakan untuk pemeriksaan urobilinogen.k. UrobilinDalam urin segar, praktis tidak ada urobilin. Zat itu kemudian timbul oleh oxidasi urobilinogen. Jika ada bilirubin dalam urin zat itu harus dibuang dulu dengan menambah calsiumhidroksida padat kepada urin dan menyaringnya, pakailah filtrat untuk percobaan.l. Darah samarTest ini menggunakan sifat hemoglobin sebagai peroksidase yang memecah hydrogen peroksida dan mengoksidasi benzidin atau guajac menjadi zat berwarna biru.

m. CalsiumPemeriksaan calcium ini, merupakan pemeriksaan urin ang akan penulis coba lakukan. Yaitu dengan menggunakan reagens Sulkowitch. Percobaan menurut Sulkowitch ini berguna dalam kelainan faal ginjal, parathyreoidea dan gangguan metabolismus calcium pada umumnya.n. ChloridaPenetapan jumlah chloride dalam urin 24 jam secara cepat dilakukan menurut Fantus. Pada cara ini dilakukan titrasi memakai perak nitrat dengan ion chromat sebagai indicator. 2.4.2. MikroskopisEvaluasi mikroskopis dari sedimen urin seringkali menghasilkan informasi berharga bgi dokter untuk membuat diagnosis yang lebih spesifik atau penilaian terapi yang tidak bisa didapat hanya dengan pemeriksaan fisikokimia urin. Prosedur urine mikroskopis cukup sederhana dan memerlukan sedikit peralatan, yaitu, centrifuge, tabung sentrifus, mikroskop binocular, object + cover glass., dan sarana untuk memastikan bahwa prosedur QA yang ketat telah diikuti. Konstituen dalam sedimen bisa bervariasi, dan interpretasi akurat sering tergantung pada pengalaman sebelumnya. Beberapa praktisi telah menganjurkan untuk tidak dilakukan pemusingan air seni ketika melakukan pemeriksaan mikroskopis (praktik umum di Inggris), Penulis mengikuti praktek standar di Amerika Serikat yaitu dengan Sentrifugasi 10 atau 12 mL urin selama 5 menit dan gaya sentrifugal relatif (RCF) 400 sampai 500 (4.000-5.000 rpm) untuk memperoleh sedimen di bagian bawah tabung centrifuge. Selanjutnya, sediment yang diperoleh dicampur dengan air kencing sehingga alikuot dapat dituang dan dilihat dengan mikroskop Sebagai contoh, jika volume awal urin 12 mL dan volume supernatan yang tersisa setelah sentrifugasi urin adalah 1 mL, berarti konsentrasi sedimen yang dihasilkan adalah 1 : 12. Dengan mengetahui volume konstan urin yang digunakan, unsur-unsur sedimen yang dilihat dapat dihitung berdasarkan volume (yakni, angka per mililiter) bukan sebagai angka per lapangan mikroskopis. Penggunaan sistem standar untuk pemeriksaan ini memungkinkan konsistensi jauh lebih besar dalam pelaporan hasil. Sentrifugasi pada RCF 400 sampai 500 selama 5 menit menghasilkan sedimen terkonsentrasi di mana semua unsur dapat dengan mudah ditemukan dan tidak terdistorsi. Centrifuge modern dapat menyesuaikan putaran per menit (rpm) tapi tidak untuk RCF. Rumus berikut mempertimbangkan radius kepala centrifuge untuk menentukan RCF = 1,118 10 -3 radius kepala sentrifus (dalam cm rpm 2) Sedimen normal urin Pengamatan sedimen tergantung pada "mata yang baik," tahu apa yang ada dalam urin normal, dan bisa mendefinisikan secara akurat dan membandingkan antara bentukan normal dengan abnormal. Munculnya beberapa partikel atau elemen dalam urin mungkin normal. Ini dapat berupa sel-sel darah, sel-sel yang melapisi saluran kencing, sekresi kelenjar lendir, partikel protein silinder yang telah terbentuk di nefron (gips), kristal yang terbentuk dalam urin, dan sel asing (misalnya, spermatozoa pada seorang wanita), mikroorganisme, atau kontaminan. Masing-masing konstituen akan dibahas secara terpisah. TABEL 1. KONSTITUEN SEDIMEN URINE NORMALSELKRISTALGIPSLAIN-LAIN

Sel darah Sel darah merahSel darah putihSel epitelSkuamosaUrothelialRenal tubular

Asam urinAmorfAsam uratKalsium oksalatHippuric asamAlkalin urineTriple fosfatAmmonium biurateKalsium karbonatHening LendirGranularSpermaMikroorganismeBakteriJamurKontaminanSerbuk sari

Sel darah Eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih) dapat ditemukan dalam jumlah kecil di sedimen normal. Sel-sel ini dapat melewati glomerulus dan masuk ke aliran urin. Penghitungan sel-sel ini selama periode waktu, misalnya 12 jam, sekarang jarang dilakukan karena perbedaan ekskresi selular dari orang ke orang dan adanya kesulitan yang berhubungan dengan pengumpulan urin dan teknik penghitungan (menggunakan hemositometer Addis count) . Seorang individu sehat dapat melepaskan sebanyak 750.000 1.750.000 sel darah merah dan leukosit melalui urine dalam 12 jam. Sel darah merah Pada sedimen urin normal sejumlah 0 - 5 sel eritrosit per LP dapat ditemukan Jumlah lebih besar dari lima per LP harus diselidiki secara menyeluruh dan penyebab hematuria harus dicari. Mikroskopik sel darah merah terlihat mirip dengan yang ditemukan dalam darah perifer, yaitu dobel disk cekung yang memiliki warna oranye samar pucat yang menyatakan kadar hemoglobin mereka ( Gambar .2. ). Dalam urin hipertonik, sel darah merah mungkin crenated dan dalam urin hipotonik mereka mungkin membengkak, menjadi bola, dan, pada waktunya, pecah, hanya menyisakan membran atau sel "hantu" yang terlihat seperti tetesan kecil minyak. Tetesan minyak dapat dibedakan dari sel darah merah berdasarkan ukurannya yang bervariasi, tidak adanya hemoglobin, dan berbentuk bulat.

GAMBAR 9. sel darah merah. (Sel darah merah) dan bakteri dalam sedimen urin. Tampak sebaran sel darah merah dan bentuk bacillary. Dua leukosit juga tampak di tengah lapangan pandang. (mikroskop cahaya 160)

GAMBAR 10. Neutrofil PMN dan sel-sel darah merah dalam urin. Tampak jelas sel darah merah bikonkav dan inti multilobe serta sitoplasma granular dari neutrofil. Beberapa sel darah merah sedikit crenated. ( mikroskop, 200.) Leukosit Leukosit sering ditemukan pada sedimen urin normal, tetapi sedikit dan tidak boleh melebihi lima per LP Walaupun semua jenis WBC yang muncul dalam darah perifer juga dapat ditemukan dalam urin (yaitu, limfosit, monosit, eosinofil), saat ini sel yang paling umum adalah PMN. PMN memiliki fungsi fagositosis, motil secara aktif, dan bergerak secara ameboid dengan pseudopodia. Leukosit ukuran diameter 10 sampai 20 pM, . PMN dalam urine dapat segera diketahui karena inti multisegmented dan sitoplasma granular. Pewarnaan sedimen memungkinkan pengamat untuk mengidentifikasi PMN lebih mudah karena inti multilobe tampak jelas dan dapat mengurangi kebingungan dengan sel nonleukocytic, seperti sel-sel RTE. Pewarnaan Wright atau Giemsa merupakan sarana akurat mengidentifikasi berbagai leukosit lainnya, seperti limfosit dan eosinofil.Sel epitel Urin normal berisi tiga varietas utama sel epitel: tubular ginjal, transisi (urothelial), dan skuamosa Sel-sel ini melapisi saluran kemih, tubulus dan nefron. Beberapa fitur yang membedakan masing-masing jenis sel epitel dapat dilihat pada table 2. TABEL 2. SEL Epitel DARI URINERenal TubularUrothelialSkuamosa

Asal

Ukuran (pM)Bentuk

LainnyaNefron

15-25Polyhedral

Mikrovili jika dari tubulus proksimalPelvis ginjal, saluran kencing, kandung kemih, pekencingan proksimal20-30Polyhedral, kecebong,BulatPekencingan terminalVagina

30-50rata

Sel Epitel Renal Tubular Sel RTE jarang ada dalam sedimen urin orang normal (nol sampai satu per lima LP). Bila ada, biasanya dalam bentuk tunggal tetapi juga dapat ditemukan berpasangan. Jika ada batas microvillus, berasal dari tubulus proksimal. Identifikasi imunohistokimia dengan cara pewarnaan fosfatase asam dapat dilakukan bila diperlukan, karena sel-sel RTE memiliki kandungan enzim intraselular yang tinggi. Bentuk paling sering adalah polyhedral, tetapi mungkin agak datar, menunjukkan bahwa mereka berasal dari lengkung Henle. inti mereka biasanya eksentrik tetapi mungkin sentral; tampak jelas seperti bola dengan nukleolus jika tidak ada perubahan autolytic. RTE sel biasanya ditemukan dalam air seni karena proses pembaharuan dan regenerasi sel tubular. Pada biopsi ginjal, sel-sel lapisan tubular sering menunjukkan aktivitas mitosis, sel-sel yang lebih tua lepas ke aliran urin dan dapat dilihat dalam sediment. Jenis regenerasi sel terjadi pada nefron proksimal daripada distal,.

Sel Epitel TransisiSel ini (juga disebut sel urothelial) merupakan lapisan epitel pada sebagian besar saluran kemih dan sering tampak di sedimen (nol sampai satu per LP). Bentuknya bertingkat-tingkat dan biasanya beberapa lapisan sel tebal. Ada tiga bentuk utama: bulat ( Gambar 3. ), polyhedral, dan "kecebong." , sel Transisi memiliki karakteristik yang khas yaitu mudah menyerap air dan dengan demikian membengkak sampai dua kali ukuran aslinya.. Sel transisi Polyhedral sulit dibedakan dari sel RTE jika mereka tidak memiliki permukaan microvillus dan memiliki inti di pusat. Sitoplasma sel transisional tidak mengandung jumlah besar fosfatase asam. Sel urothelial berbentuk kecebong sering tampak dalam urin. Mereka mungkin berasal dari lapisan pertengahan epitel transisi. Sel Transisi kecebong muncul dalam kelompok-kelompok atau pasangan, serta tunggal, inti biasanya di pusat, dan mereka memiliki sitoplasma berbentuk fusiform Peningkatan jumlah sel Transisi dalam urin biasanya menandakan inflamasi pada saluran kemih. GAMBAR 11.Sel Transisi. (panah) dan sel darah putih serta sel darah merah dalam urin. Perhatikan bentuk bola dan inti di pusat sel ini. ( mikroskop cahaya, 160.) Sel epitel skuamosa Sel epitel skuamosa adalah yang termudah dari semua sel epitel, dan mudah dikenali dan sering dijumpai dalam urin karena bentuknya yang besar, datar, ( Gambar 4. ). Spesimen urine porsi tengah paling baik digunakan. Sejumlah sel skuamosa dalam urin dari seorang pasien wanita biasanya menunjukkan kontaminasi vagina. GAMBAR 12. Sekelompok sel epitel skuamosa dalam urin. Sel-sel yang besar dan datar dan memiliki beberapa butiran dalam sitoplasma mereka. Inti di pusat besarnya sekitar ukuran limfosit . ( mikroskop cahaya, 160.) Kristal Pembentukan kristal berkaitan dengan konsentrasi berbagai garam di urin yang berhubungan dengan metabolisme makanan pasien dan asupan cairan serta dampak dari perubahan yang terjadi dalam urin setelah koleksi sampel (yaitu perubahan pH dan suhu, yang mengubah kelarutan garam dalam air seni dan menghasilkan pembentukan kristal). Karena ginjal memainkan peran utama dalam ekskresi metabolit dan pemeliharaan homeostasis, produk akhir dari metabolisme ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam urin, dan ini cenderung untuk mengendapkan kristal ( 10 ). PH urin normal bervariasi dan beberapa kristal dikaitkan dengan pH asam dan basa. atau netral, dan siswa dengan baik disarankan untuk menyadari berbagai bentuk morfologis dan karakteristik mereka. Beberapa jenis kristal ada yang dianggap abnormal. Kristal Asam urat Asam urat, suatu produk metabolisme dari pemecahan protein, ada di urin dalam konsentrasi yang tinggi dan umumnya menghasilkan berbagai macam struktur kristal. Amorf urate dapat digambarkan sebagai granular, birefringent, kristal tidak berwarna sampai kuning mereka tampak sebagai butiran halus ketika diamati dengan pembesaran 10 x atau 40 ( Gambar 5. ). Kristal ini sering terjadi ketika urin didinginkan. Kristal ini membentuk sedimen warna merah muda di bagian bawah tabung centrifuge. Kebanyakan amorf urate larut ketika ditambahkan larutan alkali ke sedimen atau bila urin dihangatkan setelah pendinginan. GAMBAR 13. Kristal Amorf urat dalam urin. ( mikroskop cahaya, 160.) Kristal asam urat adalah pleomorfik dibanding semua kristal urin, mereka ada dalam berbagai bentuk, seperti batang, kubus ( Gambar 6. ), mawar enam sisi, piring, rhombi, dan seperti batu asahan. Mereka sangat birefringent dan bervariasi dalam ukuran. Kristal asam urat larut dalam larutan alkali dan tidak larut dalam asam. Mereka biasanya tidak berwarna sampai berwarna kuning pucat, pink atau coklat. Kristal asam urat sering dikaitkan dengan batu ginjal, tetapi keberadaan mereka di urin orang normal adalah sangat umum. GAMBAR 14. Kristal asam urat (panah) dan sel skuamosa. Dalam gambar, kristal urat bentuk genjang (a) dan tampak anisotropism di bawah sinar terpolarisasi (B). (mikroskop cahaya, 80) Dalam garam asam urat mungkin membentuk kristal lain , yaitu natrium dan kalium urate. Hal ini dapat dilihat sebagai tidak berwarna, berbentuk kristal jarum dan spherules kecoklatan. Penambahan setetes asam asetat glasial menunjukkan hasil spheroids .

Kalsium Oksalat Kristal kalsium oksalat yang paling sering diamati pada urine asam dan netral ( Gambar 7. ). Varian yang umum adalah bentuk dihidrat, sebuah oktahedral, kristal berwarna mirip bentuk amplop. Kristal jenis ini ditemukan dalam urin normal, terutama setelah menelan asam askorbat dalam dosis besar atau makanan yang kaya akan asam oksalat seperti tomat atau asparagus. Bentuk lainnya adalah monohidrat, berbentuk seperti halter atau elips tergantung pada apakah posisi datar atau miring ( Gambar. 8 ).

GAMBAR 15. Kristal kalsium oksalat , bentuk dihidrat. berbentuk persegi seperti "bintang," atau "envelope ", penampilan yang khas. ( mikroskop cahaya, 160.)

GAMBAR .16. Kristal kalsium oksalat, bentuk monohidrat. Catatan penampilan oval ketika berbaring datar, bentuk halter ketika miring. Dari urin pasien penyakit kuning. ( mikroskop cahaya, 160.)

Kristal Asam Hippuric Kristal asam hippuric terkait dengan pH netral. Kristal ini biasanya tidak berwarna, prisma memanjang dengan ujung piramida, juga bisa tipis dan berbentuk jarum. Mereka birefringent dan terkait dengan diet tinggi buah-buahan dan sayuran yang mengandung sejumlah besar asam benzoat.

Kristal Amorf Fosfat Kristal fosfat adalah kristal yang paling sering diamati terkait dengan urin alkali. Yang paling sering dijumpai adalah kristal amorf fosfat., ini tidak dapat dibedakan dari kristal amorf urat dalam urin asam. Kristal menghasilkan endapan putih di dasar tabung centrifuge. .

Kristal Triple Fosfat Triple fosfat (amonium-magnesium fosfat) adalah kristal birefringent bentuknya mirip sebuah "peti mati-tertutup" ( Gambar 9 ), birefringent dan sangat bervariasi dalam ukuran. Kristal juga dapat ditemukan dalam urin netral dan larut dalam asam asetat.

GAMBAR .17. kristal Fosfat Triple dalam urin dengan latar belakang Gips hialin (panah) . ( mikroskop cahaya, 160)

Kadang-kadang ditemukan dalam urin basa biasanya berbentuk "bintang" Kristal Amonium Biurate Kristal Amonium biurate memiliki bentuk "duri apel" ( Gambar 10. ) Berwarna coklat kekuningan dan sering menunjukkan striations radial atau konsentris di pusat seperti "senjata" atau spikula. Mereka biasanya ditemukan di dalam urin dengan pH netral dan larut dalam natrium hidroksida. Mereka jarang ditemui pada urin normal.

GAMBAR 18. kristal Amonium biurate dalam urin.Berbentuk "kepiting ", spiculated kristal merupakan ciri khas dan berkaitan dengan urin alkali. ( mikroskop cahaya, 400.)

Kristal Kalsium Karbonat kristal karbonat kalsium berbentuk spherules-halter kecil ditemukan dalam urin basa ( Gambar. 11 ). Karena ukurannya yang kecil, mereka sering disangka bakteri. Bakteri tidak birefringent. Kristal-kristal larut dalam asam asetat .

Gambar 19. berbentuk halter kalsium karbonat. Kristal yang ditampilkan di sini dengan kristal triple fosfat kecil (mikroskop, 160 ).

CAST / SILINDERDidefinisikan sebagai struktur mikroskopis silinder yang terbentuk di nefron distal dan terjadi dalam urin normal ataupun bila ada penyakit. Protein spesifik ini berbentuk "silinder" yang diproduksi hanya di tubulus distal dan duktus colleductus nefron, protein ini larut dan membentuk pita protein tipis yang kemudian menyatu atau menjadi gips. Dalam keadaan normal, hanya ada dua varietas gips muncul dalam sedimen urin: hialin gips dan granular cast. Setiap bentuk baru harus dianggap "abnormal" dan terkait dengan penyakit ginjal metabolik umum atau intrinsik. Setiap jenis dibahas secara terpisah. TABEL .3. KLASIFIKASI CASTAselularCellular

NormalHeningGranularAbnormalHeningGranularLunakPigmenBerlemakNormalTak satupunTak satupunAbnormalSel darah merahLeukositEpitel (RTE)Lemak/lemak tubuh ovalBakteri/jamur

RBC, sel-sel darah merah, WBC, sel darah putih; RTE, epitel tubular ginjal.

Pada orang normal, sejumlah kecil hialin atau granular satu atau dua per 10 LP (obyektif 10 x) pada urin sering ditemukan dan tidak selalu berarti terkena penyakit ginjal. Kedua bentuk gips memiliki indeks bias rendah dan karena itu agak sulit untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa kecuali kontras ditingkatkan. Menutup diafragma iris sambil menurunkan kondensor dan mengatur intensitas cahaya akan menghasilkan kontras yang optimal untuk pengamatan. Scan slide mikroskopik secara menyeluruh untuk menemukan adanya Hialin atau Granular, dan jika ditemukan, lakukan identifikasi dengan menggunakan lensa 40 .

Cast hialin

Ini adalah yang paling sering diamati dalam urin. Bentuknya yang transparan (indeks bias yang rendah) menyebabkan agak sulit untuk dilihat. Bila diteliti tampak perimeter luar halus dan sebuah matrik yang halus atau bergelombang ( Gambar .12. ) Sesekali butiran inklusi mungkin ada dalam matriks, dan kadang-kadang sel satu atau dua juga mungkin terlihat. Cor mungkin memiliki bentuk "ekor" atau titik. Di masa lalu, gip dengan ekor disebut cylindroid, istilah ini dianggap kuno dan tidak umum digunakan saat ini ( Gambar 13. ).

GAMBAR .20. Hialin cast, struktur protein bening (panah) sering ditemukan pada sedimen urin normal

GAMBAR 21. Urine cylindroid, gip hialin dengan ekor. Cylindroid, istilah kuno. ( mikroskop, 160.)

Ketika seorang pasien mengalami stres fisik atau emosional dalam 24 jam sebelumnya, ditemukannya cylindruria tidak harus dianggap patologis., jika situasi stres atau latihan fisik telah berhenti urin kembali ke keadaan normal dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Granular Cast

Cast ini juga dapat diamati dalam jumlah meningkat di urin jika pasien telah terlibat dalam situasi stres emosional atau telah menjalani latihan fisik berat Dibandingkan dengan gips hialin, granular gips ditemukan dalam rasio sekitar empat hialin per satu granular. Pada penghentian stres atau latihan, jumlah butiran gips di urin kembali normal dalam waktu 24 hingga 48 jam. Alasan peningkatan produksi terkait stres atau latihan tidak diketahui. Juga tidak diketahui alasan mengapa granular gips kadang muncul dalam urin pasien pada pola makan yang kaya karbohidrat. Granular memiliki indeks bias lebih tinggi daripada hialin dan karena itu lebih mudah ditemukan. Mereka juga silindris, walaupun beberapa mungkin memiliki "ekor," dan memiliki perimeter. Umumnya, pada orang normal, butir menutupi permukaan cor kecil dan teratur ( Gambar. 14 ). Asal-usul butiran dalam orang normal sebagian berasal dari partikel lisosomal intraseluler yang dikeluarkan ke dalam urin sebagai produk metabolik dari epitel tubular ginjal . Ketika dalam aliran urin, butiran lisosomal masuk ke dalam matriks cast hialin dan dengan demikian mengubah dari yang sebelumnya mulus ( cast hialin) menjadi kasar (cast granular).

. GAMBAR ,22. Granular cast Dalam contoh yang ditunjukkan di sini (panah), butiran-butiran tidak menutupi seluruh permukaan cor tetapi relatif merata. ( mikroskop cahaya, 160.) Lendir Diperkirakan bahwa berbagai kelenjar saluran genitourinari, seperti yang di uretra, prostat dan kandung kemih mengeluarkan mucopolysaccharide ke dalam urin. Studi imunologi baru-baru ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa lendir di urin sebenarnya THP, sebuah immunoprotein tertentu secara eksklusif disekresi oleh tubulus distal dan lapisan sel-sel duktus ke nefron Signifikansi klinis THP dalam urin tidak diketahui. Sekresi vagina dapat mencemari spesimen. Pengamat berpengalaman kadang-kadang dibingungkan antara lendir dengan cast hialin karena koalesensi pita pada kesan pertama muncul sebagai objek silinder. Lendir memiliki indeks bias yang rendah dan tidak birefringent. Kadang-kadang sel-sel atau mikroorganisme mungkin akan terperangkap di dalamnya.

2.5. Pemeriksaan Kalsium Urine Metode : SulkowitchPrinsip : Kalsium yang terdapat dalam urine akan diendapkan oleh reagent sulkowitch dalam bentuk calsiumoksalat tanpa calsiumfosfat oleh pH ( keasaman ) reagent tersebut.Cara Kerja : - Masukkan 3 ml urine ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi. Tabung reaksi kedua hanya digunakan sebagai control. Tambahkan kepada tabung pertama 3 ml reagent sulkowitch, campur dan biarkan selama 2 3 menit. Bacalah hasil secara semikuntitatif : Negatif : tidak ada kekeruhan Positif 1+ : kekeruhan halus Positif 2+ : kekeruhan sedang Positif 3+ : kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu kurang dari 20 detik Positif 4+ : kekeruhan berat yang terjadi seketika

Urine normal menghasilkan positif 1 + jika hasil test ini negative, pendapat itu dipertalikan denganhypocalsemia yang kurang dari 7,5 mg%. Pada hypercalsemia (hyperparathyteoidie) exkresi kalsium bertambah besar dan hasil test ini menjadi 3+ atau 4+.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat ekperimen dimana peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data, melakukan percobaan kemudian mengambil data dari hasil pengamatan, mengolah dan menganalisis data tersebut. 3.1.2. Desain PenelitianPenelitian yang digunakan adalah membandingan terbentuknya kalsium urin dalam endapan/sedimen dari reaksi antara urin dengan reagens Sulkowitch yang memiliki modifikasi 4 (empat) pH yang berbeda.Perlakuan

Hasil

Kelompok Eksperimen :

Sulkowitch I Sulkowitch II Sulkowitch III Sulkowitch IV

Reagens StandarSulkowitch I (standar). pH yang terbentuk diukur dengan pHmeter. Sulkowitch II, III, IV, sebagai kelompok eksperiment ditambahkan sejumlah asam asetat glacial yang berbeda sehingga menghasilkan pH yang berbeda

Sulkowitch IKalsium urin yang terbentuk akan memiliki jumlah dan bentuk yang berbeda setelah direaksikan dan diamati dibawah mikroskop

Kalsium urin yang terbentuk diamati dan dilihat dibawah mikroskop

3.2Populasi dan Sampel3.2.1.Populasi dalam penelitian ini adalah kalsium urin yang terbentuk dari reaksi antara urin dengan reagens Sulkowitch, pada seluruh karyawan yang bekerja di pabrik kapur di Desa Garawangi Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.3.2.2. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 sampel urine pada penduduk di sekitar pabrik kapur di Desa Garawangi Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.3.3Lokasi dan Waktu penelitian3.3.1.Lokasi penelitian adalah di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Majalengka. 3.3.2. Waktu penelitian, dilakukan pada bulan April 2011.3.4Instrumen Penelitian 3.4.1.Alat-Alat : - Botol besar bervolume 1,5-2 liter- Tabung reaksi - Rak tabung- Pipet volume3.4.2. Bahan-Bahan :- Sampel urine karyawan pabrik kapur- Reagent Sulkkowitch : I, II, III, dan IV3.5. Cara Kerja3.5.1. Cara Pengambilan Sampel - Urine karyawan yang bekerja di pabrik kapur di tampung dalam botol besar yang bervolume 1,5-2 liter selama 24 jam. - Urine dari botol besar dihomogenkan dengan mengocoknya.- Tuang urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.- Bawa urine dalam tabung reaksi dengan menggunakan tas yang berisi coolpack ke laboratorium.3.5.2. Cara Pemeriksaan Kalsium Urine- Masukkan 3 ml urine ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi. Tabung reaksi kedua hanya digunakan sebagai control.- Tambahkan kepada tabung pertama 3 ml reagent sulkowitch, campur dan biarkan selama 2 3 menit.- Bacalah hasil secara semikuntitatif.3.6. Analisis DataData yang diperoleh diolah secara statistic dengan menggunakan metode one-way-ANOVA. 3.7. Jadwal Kegiatan NoJenis kegiatan

Bulan

PebruariMaretAprilMei

1.Pembuatan Proposal

2.Seminar Proposal

3.Penelitian

4.Penyusunan Skripsi

5.Sidang Tugas akhir

3.8. Rencana Biaya Penelitian1. Penyusunan Proposal : Rp. 200.000,-2. Penelitian : Rp. 900.000,-3. Penyusunan skripsi : Rp. 300.000,-Total Biaya : Rp. 1.400.000,-

DAFTAR PUSTAKAR. Gandasoebrata.(1984). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian RakyatGanongW.F (1997). Fisiologi Kedokteran Edisi Sepuluh. Jakarta : EGC Buku KedokteranGuyton Arthur C (1997). Fisiologi Kedokteran Edisi Lima. Jakarta : EGC Buku KedokteranImantri. (2009). Metabolisme Kalsium. (online). Tersedia :http://imantri.wordpress.com/2009/11/20/pentingnya-metabolisme-kalsium-htm (15 Agustus 2010)Pearce, EC, (1997). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaSacher, Ronald A & Mc Pherson, Richard A. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta : EGC Buku KedokteranSylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Penerjemah : Dr. Peter Anugerah. (1995). PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC Buku Kedokteran.Frances K. Widman. Penerjemah : Siti Boedina Kresno, R. Gandasoebrata, dan J. Latu.(1989). Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9. Jakarta : EGC Buku KedokteranWikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas. (online). Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/kalsium

47