untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat benni...

20
1 ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN DI DASAR PERAIRAN SENGGARANG KELURAHAN SENGGARANG KOTA TANJUNGPINANG SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Perikanan (S.Pi.) Oleh: BENNI SUHARIANTO NIM. 100254241045 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: phamnhan

Post on 28-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

1

ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

DI DASAR PERAIRAN SENGGARANG KELURAHAN SENGGARANG

KOTA TANJUNGPINANG

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Sarjana Perikanan (S.Pi.)

Oleh:

BENNI SUHARIANTO

NIM. 100254241045

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

2

ABSTRAK

Suharianto, Benni. 2016. Analisa Karakteristik Ketebalan Sedimen Di Dasar

Perairan Senggarang Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang.

Skripsi. Tanjungpinang : Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Pembimbing I : Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng. Pembimbing II

: Chandra J Koenawan, S.Pi, M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ketebalan

sedimen yang berada di dasar perairan Senggarang Kelurahan Senggarang Kota

Tanjungpinang dengan melihat dari jenis sedimen.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Mei

2016 dengan 3 (tiga) kali pengamatan sedimen menggunakan sediment core

sampler dan pengambilan dampel sedimen di 3 (tiga) titik tiap stasiun

pengamatan. Metode yang digunakan adalah meode survey. Pengukuran

parameter kualitas perairan secara in situ dan sampel penelitian di analisis

menggunakan metode pengayakan basah di laboratorium.

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa ketebalan sedimen di dasar

perairan Senggarang Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang pada ketebalan

0 sampai 1 meter yang dibagi menjadi 4 (empat) ketebalan yaitu (0 cm – 25 cm),

(25 cm – 50 cm), (50 cm – 75 cm), (75 cm – 100 cm) memiliki jenis sedimen

yang di dominasi oleh jenis pasir pada setiap ketebalannya dan setiap stasiun.

Kata kunci : Sedimen, Sediment core sampler, Senggarang

Page 3: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

3

ABSTRACT

Suharianto, Benni. 2016. Analisys of the characteristics of sediment thickness in

bottom waters Senggarang village Senggarang city Tanjungpinang.

Essay. Tanjungpinang : Marine Science Departement, Faculty of

Marine Science and Fisheries, University of Raja Ali Haji Maritime.

Advisor : Risandi Dwirama Putra, ST, M.Eng. Co-advisor : Chandra

J Koenawan, S.Pi, M.Si.

This sudy aims investigate the characteristics of the sediment in the

Senggarang river Tanjungpinang city by looking at the fraction of the sediment

type.

The study was conducted on December 2015 until Mei 2016 at three time

the observations of sediment using Sediment Core Sampler and surface sediment

sampling at three points each observation station. The method used was a survey

method. Measurement of water quality parameters in situ and surface sediment

samples were analyzed using a wet sieving method in the laboratory.

Based on the analysis found that the sediment in the water of the

Senggarang river Tanjungpinang city on the thickness of the 0 until 1 in which are

divided into four thickness is (0cm - 25cm), (25cm - 50cm), (50cm - 75cm),

(75cm - 100cm) has sediment type which dominated by the kind of sand on each

snd every one of its stations.

Keyword : Sediment, Sediment Core Sampler, Senggarang

Page 4: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan wilayah

pesisir Senggarang dalam hal pengembangan

kegiatan pemukiman penduduk, jalur

pelayaran dan perhubungan, pelabuhan, telah

memberikan dampak terhadap ekosistem

pesisir, kualitas perairan yang berdampak

akan terjadi salahsatunya berupa

penumpukan material-material yang akan

mengendap di dasar perairan.

Proses pelapukan dan erosi

menghasilkan materi yang bias terangkut

oleh aliran air maupun kekuatan angin.

Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur,

maupun tanah. Materi yang terangkut

tersebut akan mengendap di suatu tempat

sesuai dengan karakteristik media

pengangkutnya. Apabila aliran air deras,

ataupun kekuatan angin sangat kencang, maka

materialkan terendapkan di tempat yang jauh

dari tempat asal terjadinya erosi maupun

pelapukan. Pengen dapan berlangsung secara

bertahap sehingga membentuk sedimen yang

berlapis-lapis. Proses seperti inilah yang turut

membentuk muka Bumi.

Nybakken (1992) menyatakan bahwa

perairan laut banyak menerima bahan organic

dari daratan. Jika hal ini berlangsung secara

terus menerus maka terjadi pendangkalan

akibat proses sedimentasi yang berdampak

terhadap berbagai aspek dalam perairan baik

dari aspek biologis maupun ekologis.

Karakteristik sedimentasi terkait

dengan fisika, kimia sedimen, penggolongan

dalam parameter sedimen dapat

menggambarkan kondi silingkungan perairan

dari beberapa faktor oseanografi yang

mempengaruhi oleh proses sedimentasi yang

ada di sekitarnya.

Melihat pengaruh sedimen begitu

besar terhadap proses pendangkalan dan

kualitas perairan, maka penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

Analisa Karakteristik Ketebalan Sedimen di

Dasar Perairan Senggarang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumber Sedimen

Sedimen adalah partikel - partikel

yang berasal dari hasil pembongkaran batuan

- batuan dari daratan dan potongan - potongan

kulit (shell) serta sisa-sisa rangka - rangka

organisme laut. Rifardi (2012) menyatakan

pergerakan sedimen pantai atau transport

sedimen pantai adalah gerakan sedimen yang

disebabkan oleh gelombang dan arus yang

dibangkitkan. Di kawasan pantai terdapat dua

arah transport sedimen yaitu, pertama

pergerakan sedimen tegak lurus pantai (cross-

shore transport) dan pergerakan sedimen

sepanjang pantai atau sejajar pantai.

B. Definisi Sedimen

Sedimen didefinisikan sebagai

material - material yang berasal dari

perombakan batuan yang lebih tua atau

material yang berasal dari proses weathering

batuan dan ditransportasikan oleh air, udara

dan es, atau material yang diendapkan oleh

proses - proses yang terjadi secara alami

seperti precitipasi secara kimia atau sekresi

oleh organisme, kemudian membentuk suatu

lapisan pada permukaan bumi, Rifardi (2008).

Pengendapan sedimen tergantung kepada

medium angkut, dimana bila kecepatan

berkurang medium tersebut tidak mampu

mengangkut sedimen ini sehingga terjadi

penumpukan (Ompi et al, dalam Tampubolon

2010).

C. Tekstur Sedimen

Tekstur adalah kenampakan sedimen

yang berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan

susunan butir sedimen. Suatu endapan

sedimen disusun dari berbagai ukuran partikel

sedimen yang berasal dari sumber yang

berbeda - beda, dan percampuran ukuran ini

disebut dengan istilah Populasi. Ada tiga

kelompok populasi sedimen yaitu: 1.Gravel

(kerikil), terdiri dari partikel individual:

boulder, cobble dan pebble. 2. Sand (pasir),

terdiri dari: pasir sangat kasar, kasar, medium,

halus dan sangat halus. 3. Mud (lumpur),

terdiri dari clay dan silt (Rifardi 2012).

Page 5: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

2

D. Morfologi Sedimen

Berdasarkan diameter butiran,

Wentworth dalam Rifardi (2008) membagi

sedimen sebagai berikut ini: boulders (batuan)

dengan diameter butiran lebih besar dari 256

mm, gravel (kerikil) diameter 2 sampai 256

mm, very coarse sand (pasir sangat kasar)

diameter 1 sampai 2 mm, coarse sand (pasir

kasar) 0,5 sampai 1 mm, fine sand (pasir

halus) diameter 0,125 sampai 0,5 mm, very

fine sand (pasir sangat halus) diameter 0,0625

sampai 0,125 mm, silt (lumpur) diameter

0,002 sampai 0,0625 mm, dan dissolved

material (bahan - bahan terlarut) diameter

lebih kecil dari 0,0005 mm.

E. Proses Sedimentasi

Proses sedimentasi meliputi proses

transportasi dan pengendapan sedimen,

termasuk dalam hal ini semua sumber energi

yang mampu mentranspor dan mengendapkan

seperti angin, air, es, dan gravitasi Selly,

(1976) dalam Rifardi (2012). Ada tiga proses

yang mempengaruhi sedimen yaitu proses

fisika, biologi dan kimia Friedman dan

Sander, (1978) dalam Rifardi (2012).

Proses fisika berperan dalam

mentranspor dan mengendapkan sedimen,

terutama hubungan antara proses dan produk.

Transportasi dan pengendapan sedimen

dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika,

terutama sekali peranan fluida dalam transpor

sedimen yaitu fluida mentransfer energi untuk

partikel partikel dan bagaimana metode

transpor, suspensi dan traksi sedimen.

F. Mekanisme Teranspor Sedimen

Rifardi (2012) Mekanisme transpor

sedimen mengontrol keberadaan,karakteristik

dan sebaran sedimen pada suatu lingkungan.

Adadua mekanisme transpor sedimen

berlawanan yang di dasarkanatas dua jenis

muatan yaitu :

1) Muatan tersuspensi, pada mekanisme

ini kekuatan arus dari air atau udara

menyebarkan partikel - partikel

sedimen halus seperti lanau, lempung

dan ukuran pasir, kemudian

memindahkannya dalam aliran.

Dengan kata lain partikel-partikel

tersebut berada dalam kolom air.

2) Muatan pada lapisan dasar perairan

atau muatan yang tidak secara terus

menerus berada dalam bentuk

suspensi dalam kolom air, seperti

partikel-partikel yang lebih besar dan

berat (boulder, pebbles dan gravel),

dirollingkan (transport) sepanjang

dasar perairan.

G. Ukuran Butiran Sedimen

1. Mesh Size (Mz)

Diameter rata-rata (Mz) adalah

ukuran partikel sedimen yang berguna

untuk menggambarkan :

a. Perbedaan jenis.

b. Ketahanan partikel terhadap

weathering, erosi dan abrasi.

c. Proses transportasi dan

pengendapan.

Distribusi ukuran dalam

endapan sedimen terjadi disebab oleh

beberapa faktor diantaranya : 1)

Adanya perbedaan ukuran dalam

material induk, dan 2) Proses yang

terjadi dalam endapan sedimen

tersebut, khusunya kemampuan aliran.

Jika dalam suatu endapan sedimen

didominasi oleh ukuran butir sedimen

kasar, maka hal ini mengindikasikan

kekuatan aliran mentransfor sedimen

tersebut cukup besar, sebaliknya

ukuran butiran halus menggambarkan

lemahnya kekuatan atau energi yang

mentransfor sedimen , Rifardi (2012).

2. Skewness (Skw)

Nilai skewness dipengaruhi

oleh karakteristik gelombang dan arus

sehingga nilai ini sering digunakan

oleh sedimentologis untuk

menggambarkan kekuatan gelombang

dan arus yang berperan dalam proses

pengendapan. Menurut Rifardi (2012)

nilai skewness dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa kelompok berikut :

1. SK1 : 1,0-0,3 = very fine-skewed

2. SK1 : 0,3-0,1 = fine-skewed

Page 6: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

3

3. SK1 : 0,1- ˗0,1 = near–skewed

4. SK1 : 0,1- -0,3 = coarse–skewed

5. SK1 : -0,3- -1,0 = very coarse-

skewed

3. Sorting (So)

Sorting adalah pemilihan

partikel sedimen yang

menggambarkan tingkat keseragaman

butiran. Menurut Rifardi (2012)

kelompok utama sorting dapat

diklasifikasikan secara lebih rinci

berdasarkan nilai sorting sebagai

berikut :

a. Very well sorted (terpilah sangat

baik): besar butir hamper sama:

δ 1 = < 0, 25Ø.

b. Well sorted (terpilah agak baik):

besar butir relatif sama: δ 1 =

0,50- 0,25Ø.

c. Moderately well sorted (terpilah

agak baik): besar butir agak

berbeda: δ 1 = 0,50-0,71Ø.

d. Moderately sorted (terpilah

sedang): besar butir tidak begitu

sama: δ 1 = 0,71-1,0Ø.

e. Poorly sorted (terpilah buruk):

perbedaan besar butir cukup

mencolok: δ 1 = 1,0-2,0Ø.

f. Very poor sorted (terpilah sangat

buruk): δ 1 = 2,0-4,0Ø.

g. Extremely sorted (terpilah amat

sangat buruk): δ 1b >4,00.

4. Kurtosis (KG)

Kurtosis mengukur puncak

dari kurva dan berhubungan dengan

penyebaran distribusi normal. Bila

kurva distribusi normal tidak terlalu

runcing atau tidak terlalu datar disebut

mesokurtic. Kurva yang runcing

disebut leptokurtic, menandakan

adanya ukuran sedimen tertentu yang

mendominansi pada distribusi sedimen

di daerah tersebut. Sedangkan untuk

kurva yang datar disebut platikurtic,

artinya distribusi ukuran sedimen pada

daerah tersebut sama.

Menurut Rifardi (2012) nilai

skewness dapat di klasifikasikan

menjadi beberapa kelompok berikut:

a. Kg < 0,67 = very platikurtic

b. Kg : 0,67 – 0,90 = platikurtic

c. Kg : 0,90 – 1,11 = mesokurtic

d. Kg : 1,11 – 1,50 = leptokurtic

e. Kg : 1,50 – 3,00 = very

leptokurtic

f. Kg > 3,00 = extremely

leptokurtic

H. Parameter Perairan Yang

Mempengaruhi Sedimentasi

1. Kecepatan Arus

Arus adalah suatu gerakan air

yang mengakibatkan perpindahan

horizontal massa air Uktolseya dalam

Tampubolon (2010), yang

sebelumnya telah dinyatakan bahwa

arus disebabkan oleh angin yang

bertiup melintasi permukaan

Nyabakken (1988), perbedaan

densitas air laut Sidjabat dalam

Tampubolon (2010), dan terjadinya

pasang surut terutama di daerah

intertidal dan muara sungai.

Adanya sedimen kerikil

menunjukan bahwa arus pada daerah

itu relative kuat sehingga sedimen

kerikil umumnya ditemukan pada

daerah terbuka, sedangkan sedimen

lumpur terjadi akibat arus yang

tenang dan dijumpai pada daerah

dimana arus terhalang oleh pulau

Ompi et. al., dalam Mukminin (2009).

Thruman dalam Tampubolon

(2010) menyatakan bahwa pergerakan

sedimen dipengaruhi oleh kecepatan

arus dan ukuran butiran sedimen.

Semakin besar ukuran butiran sedimen

tersebut maka kecepatan arus yang

dibutuhkan juga akan semakin besar

untuk mengangkut partikel sedimen

tersebut.

Arus juga merupakan kekuatan

yang menentukan arah dan sebaran

sedimen. Kekuatan ini juga yang

menyebabkan karakteristik sedimen

Page 7: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

4

berbeda sehingga pada dasar perairan

disusun oleh berbagai kelompok

populasi sedimen. Secara umum

partikel berukuran kasar akan

diendapkan pada lokasi yang tidak

jauh dari sumbernya, sebaliknya jika

halus akan lebih jauh dari sumbernya

(Rifardi, 2008).

2. Pasang Surut

Pasang surut adalah proses

naik turunya permukaan laut secara

hampir periodik karena gaya tarik

benda - benda angkasa terutama bulan

dan matahari (Dahuri et. al., 1996).

Pasang surut laut merupakan suatu

fenomena pergerakan naik turunnya

permukaan air laut secara berkala

yang diakibatkan oleh kombinasi gaya

gravitasi dan gaya tarik menarik dari

benda - benda astronomi terutama oleh

matahari, bumi dan bulan. Pengaruh

benda angkasa lainnya dapat

diabaikan karena jaraknya lebih jauh

atau ukurannya lebih kecil.

Selain tipe pasang surut,

perbedaan lama waktu antara pasang

dan surut juga mempengaruhi

peristiwa abrasi sedimentasi.

Kawasan yang mengalami proses

pasang yang cenderung lebih lama

dari waktu surut, akan berakibat

memberikan peluang waktu yang lebih

banyak bagi untuk mengabrasi

wilayah daratan.

Pengaruh gaya pasang surut

mempengaruhi peristiwa abrasi dan

sedimentasi. Wilayah yang mengalami

peristiwa pasang surut harian ganda

atau pasut surut tipe campuran

condong ke ganda memiliki pengaruh

yang berbeda dengan wilayah yang

hanya mengalami pasang surut harian

tunggal, dimana wilayah yang

memiliki pasang surut tipe harian

ganda dan campuran condong ke

ganda mengalami proses transportasi

sedimen yang lebih dinamis jika

dibandingkan dengan pasang surut

harian tunggal.

Mc Dowell dan O’Connor

dalam Tampubolon (2010), sebaran

dan ukuran partikel yang mengendap

tergantung dari kekuatan arus pasang

surut dalam menggerakkan dan

mendistribusikan sedimen tersebut.

Pasang surut tidak hanya

mempengaruhi lapisan di bagian

teratas saja, melainkan seluruh massa

air.

3. Kekeruhan

Kekeruhan adalah suatu

ukuran biasan cahaya di dalam air

yang disebabkan oleh adanya partikel

koloid dan suspensi dari suatu polutan

yang terkandung dalam air. Kekeruhan

air juga biasanya disebabkan oleh

adanya zat zat koloid yaitu zat yang

terapung serta zat yang terurai secara

halus sekali, jasad-jasad renik, lumpur,

tanah liat,dan zat-zat koloid yang

dapat dihubungkan dengan

kemungkinan hadirnya pencemaran

melalui buangan (Suriawiria dalam

Puspitasari, 2012).

Kekeruhan (Turbidity)

menggambarkan sifat optik air yang

ditentukan berdasarkan banyaknya

cahaya yang diserap dan dipancarkan

oleh bahan-bahan yang terdapat di

dalam air. Kekeruhan disebabkan

oleh adanya bahan organik dan

anorganik yang tersuspensi dan

terlarut (misalnya lumpur dan pasir

halus). Air yang memiliki nilai

kekeruhan rendah biasanya memiliki

nilai warna tampak dan warna

sesungguhnya yang sama dengan

warna standard. Kekeruhan di

perairan tinggi maka, tingkat

sedimentasi juga akan tinggi. Adanya

sedimentasi dapat membuat perairan

akan menjadi keruh ditambah lagi

adanya pengaruh arus dan gelombang

yang mengakibatkan sedimen dengan

ukuran partikel yang kecil dan halus

Page 8: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

5

akan susah mengendap

(Wibisono,2005).

III. METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di

Perairan Senggarang Kelurahan Senggarang

Kota Tanjungpinang. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Desember 2015

sampai dengan Mei 2016.

Prosedur Penelitian

1. Sumber Data

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei. Data

primer diperoleh di lapangan, kemudian

dianalisis di laboratorium Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Sedangkan titik stasiun telah ditetapkan

sebelumnya, yang dianggap dapat mewakili

daerah perairan Senggarang Kelurahan

Senggarang Kota Tanjungpinang. Data

sekunder diperoleh dari instansi terkait

dengan lokasi wilayah penelitian. Untuk

selanjutnya data diolah dan dibahas secara

deskriptif.

2. Penentuan Stasiun Penelitian

Penentuan titik pengamatan berdasarkan

metode systematic random sampling (SRS)

dengan melihat panjang garis pantai

kemudian tetapkan 3 (tiga) titik sampling

yang di anggap dapat mewakili daerah

penelitian tersebut. Gambar penentu titik

stasiun pada peta :

3. Pengambilan Sampel Sedimen

Sampel sedimen diambil pada lokasi

atau titik yang sudah ditentukan dan

diplotkan pada peta dasar, secara umum

pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan

secara sistematis sesuai dengan ketersediaan

waktu. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan sediment core sampler sebagai

alat sampling.

Tahapan pengambilan sampel sebagai

berikut :

1) Tentukan lokasi atau titik sampling

pada peta dasar.

2) Buat identitas titik sampling pada peta

dasar dengan sistem penomoran.

3) Masing - masing nomor dilengkapi

dengan posisi letak lintang dan bujur

dalam lembaran terpisah dalam bentuk

tabel.

4) Titik sampling dibuat dengan

mempertimbangkan efisiensi waktu

sampling dan kondisi lapangan agar

pengambilan sampel dapat berjalan

dengan lancar.

5) Menentukan titik pengambilan sampel

prioritas yang akan menjadi alur

pertama dan seterusnya ke titik

pengambilan sampel lainnya.

6) Siapkan kantong untuk menyimpan

sampel.

7) Semua kantong sampel diberi label

yang berisi nomor titik sampling dan

waktu pengambilan .

8) Untuk mencegah hilangnya identitas

sampel, gunakan label yang tahan air.

9) Apabila identitas sampel terhapus dan

tidak bisa diidentifikasi lagi, jangan

menggunakan sampel tersebut untuk

kepentingan penelitian.

10) Jika semua persiapan telah selesai

proses pengambilan sampel bisa

dilakukan, dimana kapal penelitian

dapat bergerak menuju titik sampling

pertama sesuai titik sampling yang

telah dibuat.

11) Kapal penelitian harus berhenti pada

titik sampling yang diinginkan, jika

alat untuk mengambil sampel

menggunakan sediment core sampler.

12) Sediment core sampler, diturunkan

dengan kondisi tegak lurus dan

ditanamkan dari dasar perairan sampai

kedalaman ±1 m tergantung tingkat

kesulitan penancapan Sediment core

sampler.

13) Tutup bagian bawah pipa tersebut

dengan tangan atau alat bantu untuk

menutup dengan cara memiringkan

Sediment core sampler untuk

memudahkannya.

Page 9: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

6

14) Kemudian sampling di dalam pipa

angkat dari dasar perairan, lanjutkan

dengan membaringkan Sediment core

sampler di wadah datar.

15) Ukur sedimen yang sudah keluar dari

Sediment core sampler dengan

meteran, kemudian di bagi menjadi 4

(empat) bagian dengan ukuran ± 25

cm.

16) Setelah semua sampling di peroleh,

simpan sedimen di kantong plastik

yang sudah di tandai kertas label.

17) Proses pengambilan sampel selesai

dan siap dibawa ke laboratorim untuk

dianalisis sesuai dari tujuan penelitian.

18) Setelah sampling dilakukan semua alat

harus dibersihkan agar tidak terjadi

korosi akibat pengaruh air laut.

4. Prosedur Pengayakan Butiran Sedimen

Kering

a) Sampel sedimen yang diambil

dilapangan, dikeringkan di oven hingga

mencapai berat konstan.

b) Timbang sedimen dengan timbangan

analitik sebanyak 100 gr, dan gerus

dengan alu serta lumpang hingga

gumpalan terpisah.

c) Siapkan ayakan dengan ukuran 2 mm (Ø-

1), diayakan dengan mesh size terbesar

pada tingkat teratas dan seterusnya.

d) Masukan sampel tersebut dengan ayakan

ukuran 2 mm (Ø- 1), kemudian ayakan

digoyang sampai semua partikel dalam

ayakan terayak secar sempurna. Timbang

sampel paada masing - masing ayakan.

e) Bersihkan screen ayakan dengan

menggunakan brush/sikat. Susunlah

ayakan berdasarkan mesh size yang ada

dalam populasi pasir, dimana ayakan

dengan mesh size terbesar berada pada

tingkat teratas dan seterusnya. Urutan

mesh size dari atas kebawah sebagai

berikut : 1mm (0Ø), 0,5 mm (1 Ø; 500

um), 0,25mm (2Ø: 250 um), 1/8 mm

(3Ø:125 um), 1/16 mm (4 Ø; 63um).

f) Masukan sampel yang diperoleh di

ayakan paling atas, kemudian ayakan

digoyang sampai semua partikel dalam

populasi ini terayak secara

sempurna.Timbang sedimen yang

tertahan pada masing -masing ayakan dan

catat beratnya.

g) Hitung presentase masing - masing kelas

ukuran. Nilai presentase ini selanjutnya

dipakai untuk menentukan presentas

komulatif guna menghitung berbagai

parameter statistika sedimen (diameter

rata -rata, sorting, koefisien, skewness,

kurtosis).

5. Prosedur Pemipetan Sedimen

a) Sedimen yang lolos dari ayakan 1/16

mm(4Ø; 63 um) ditampung dalam sebuah

cawan, kemudian dimasukan dalam

tabung silinder atau tabung ukur yang

mempunyai volume 1.000 ml.

b) Tambahkan air sehingga volume persis

1.000 ml. Aduk larutan tersebut dengan

menggunakan sebatang stik dan biarkan

selama 4 menit supaya partikel-partikel

lengket satu sama lain.

c) Setelah selesai diaduk selama 4 menit,

letakan silinder pada meja datar dan

langsung hidupkan stopwatch.

d) Ambil larutan dari tabung silinder dengan

menggunakan pipet yang bervolume 20

ml. Pada pipet harus diberi tanda sesuai

kedalaman pengambilan pada tabung

silinde (10 dan 20 cm).

e) Ambil larutan dari tabung silinder setelah

4 menit sebanyak 20 ml pada kedalaman

10 cm untuk partikel lumpur Ø5.

f) Setelah 15 menit ambil larutan dari

tabung silinder dengan kedalaman 10 cm

sebanyak 20 ml untuk Ø6.

g) Ambil sebanyak 20 ml pada kedalaman

20 cm setelah 30 menit untuk ukuran Ø7.

h) Tunggu selama 2 jam, ambil sebanyak 20

ml pada kedalaman 20 cmuntuk partikel

lumpur Ø > 7.

i) Keringkan sampel dari hasil pemipetan

dengan suhu 105 0C selama 24 jam.

Timbang cawan yang telah kering

bersama dengan residu sedimennya.

Page 10: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

7

F. Pengukuran Parameter Oseanografi

1. Kecepatan Arus

Kecepatan arus diukur dengan

menggunakan tali pada Current drouge dan

diletakkan pada permukaan perairan

kemudian diukur jarak tempuh Current

drouge tersebut dalam satuan waktu yaitu

meter per detik (m/dtk) dari jarak awal

diletakkan. Nilai kecepatan arus diperoleh

dengan rumus :

Keterangan :

v : Kecepatan arus (m/det)

s : Jarak (m)

t : Waktu (det)

2. Pasang Surut Pada Penelitian ini data pasang surut

tidak dihitung langsung pada saat penelitian,

data pasut tersebut diperoleh dari instansi

terkait yaitu Dinas Hidro-Oseanografi TNI-

AL. Data pasut tersebut dipergunakan sebagai

data penunjang hasil penelitian yang berkaitan

dengan proses sedimentasi terjadi.

3. Kekeruhan

Pengukuran kekeruhan perairan diukur

dengan menggunakan Turbidity meter model

(TU 2010) dengan satuan NTU

(Nephelometrik Turbidity Unit). Sebelum

melakukan pengukuran dilakukan kalibrasi

pada alat Turbidity Meter agar dapat

menunjukkan angka yang sesuai. Untuk

memulai kalibrasi, tombol “POWER” ditekan

dan NTU solution (0 NTU dan 100 NTU)

secara bergantian dimasukkan ke dalam alat

sejajar dengan tanda titik yang tertera pada

alat dan botol NTU solution. Tombol

“TEST/CAL” ditekan untuk memulai proses

kalibrasi, jika angka yang ditunjukkan pada

alat sesuai dengan NTU solution yang

dimasukkan, maka pengukuran kekeruhan

dapat dilakukan. Sampel yang telah disiapkan

digoncangkan, lalu dimasukkan kedalam

botol uji kekeruhan sebatas tanda tera pada

botol (10 ml). Tombol “TEST/CAL” ditekan,

ditunggu hingga layar alat menunjukkan

angka tetap.

G. Pengolahan dan Analisis Karakterisasi

Sedimen

Gambaran lingkungan pengendapan

dapat diperoleh dengan beberapa metode

diantaranya dengan cara menghitung

parameter statistika sedimen sebagai berikut :

1. Diameter rata-rata (Mz)

Mean Size =

2. Skewness (SK 1)

Sk1 = (5)

3. Koefisien (δ1)

δ1 =

4. Kurtosis (KG)

KG =

H. Analisis Data

Sampel sedimen dianalisis untuk

memperoleh data ukuran butir sedimen

berdasarkan ketebalannya, Dimana data ini

dianalisis untuk menentukan parameter

statistik sedimen. Hasil analisis ukuran butir

juga digunakan untuk menentukan tipe

sedimen di daerah studi berdasarkan Shepard

Triangle (Shepard dalam Rifardi, 2008).

Hasil analisis ukuran butir tersebut digunakan

untuk menentukan kelas ukuran masing -

masing sub-populasi sedimen berdasarkan

(skala Wentworth dalam Rifardi, 2008).

Sempel sedimen dibahas secara

deskriptif dan kecenderungan sebaran

dibandingkan dengan karakteristik lingkungan

perairan dan dianalisis di laboratorium.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis

Letak dan Luas Wilayah

Kelurahan Senggarang merupakan

bagian dari Kecamatan Tanjungpinang Timur,

Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepualaun

Riau dengan memiliki luas wilayah 23

km2dimana Kelurahan Senggarang memiliki

batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Pemerintah Kabupaten

Bintan

Page 11: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

8

Sebelah Selatan : Kelurahan Kabupaten

Kota

Sebelah Barat : Kelurahan Penyengat

Sebelah Timur : Kelurahan Kampong

Bugis

Fisiografis

Kelurahan Senggarang Kecamatan

Tanjungpinang Kota memiliki fisiografis

terdiri dari 35% laut dan 65% daratan

termasuk pantai dan rawa yang banyak.

Ditumbuhi oleh hutan mangrove terutama

sekitar pantai senggrang besar, Tanjung

Sebauk dan Kampung Bebek dimana sampai

saat ini kelestariannya tetap terjaga dengan

baik.

B. Karakteristik Ketebalan Sedimen di

Dasar Perairan Karakteristik ketebalan sedimen di

bedakan dalam 3 stasiun. Setiap stasiun

memiliki ketebalan 1 meter dan dibagi

menjadi empat lapisan yang digunakan untuk

melihat perbandingan antara setiap lapisan

dalam ketebalan 1 meter yaitu untuk lapisan

pertama memiliki ketebalan (0 – 25 cm),

untuk lapisan kedua memiliki ketebalan

sedimen (25 – 50 cm), untuk lapisan sedimen

ketiga memiliki (50 cm – 75 cm) sedangakn

lapisan terakhir yang paling bawah memiliki

ketebalan dari (75 cm – 100 cm) dari

permukaan tanah. Karakteristik sedimen

menunjukkan persentase fraksi sedimen dasar

yang dikelompokan menjadi tiga tekstur

sedimen (tekstur kerikil, tekstur pasir, tekstur

lumpur). Untuk menentukan tekstur sedimen

dasar perairan menggunakan skala butiran

sedimen (Skala Wentworth) dan pengukuran

diameter rata-rata (Mz).

Adapun gambaran karakteristik sedimen

berdasarkan ketebalan setiap stasiun

dijelaskan seperti pada sebagai berikut.

Tabel 5.

Deskripsi Persentase diameter butir per

ketebalan stasiun 1

Ketebalan Kerikil

(%)

Pasir

(%)

Lumpur

(%) Mz

0 – 25

(cm) 9.36 85.96 0.13 2.703

25 – 50

(cm) 8.22 82.77 0.06 2.343

50 – 75

(cm) 6.34 82.49 0.66 2.221

75 – 100

(cm) 8.95 78.6 0.13 2.342

Gambar 4.

Karakteristik sedimen berdasarkan ketebalan

pada Stasiun 1

Dapat dilihat secara rinci bahwa nilai

jenis fraksi berbedasetiap ketebalannya yaitu

jenis fraksi krikil9.8119% untuk ketebalan 0 –

25cm, 9.0299% untuk ketebalan 25 – 50cm,

7.0893% untuk ketebalan 50 – 75cm,

10.2138% untuk ketebalan 75 – 100cm. Jenis

fraksi pasir yaitu 90.0462% untuk ketebalan 0

– 25cm, 90.8951% untuk ketebalan 25 –

50cm, 92.1666% untuk ketebalan 50 – 75cm,

89.6378% untuk ketebalan 75 – 100cm. Dan

jenis fraksi lumpur yaitu 0.14183% untuk

ketebalan 0 – 25cm, , 0.07511% untuk

ketebalan 25 – 50cm, 0.7441% untuk

ketebalan 50 – 75cm, 0.14837% untuk

ketebalan 75-100cm.

Maka dapat disimpulkan pada stasiun

1 nilai tertinggi terdapat pada jenis fraksi

pasir dibandingkan dari fraksi krikil dan

lumpur.Perbedaan nilai fraksi ini sangat

menonjol disetiap ketebalannya. Namun,

berdasarkan ketebalannya nilai tertinggi fraksi

pasir terletak diketebalan 50 – 75cm dan nilai

terendah pada ketebalan 75 – 100cm. Nilai

-

25c

m -

505c

m -

75c

m -

100c

m

Page 12: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

9

Diameter rata-rata (Mz) pada stasiun 1 nilai

tertinggi pada ketebalan pertama yaitu (0 - 25)

dan semakin menurun pada setiap

kedalamannya.

Tabel 6.

Deskripsi Persentase diameter butir per

ketebalan stasiun 2

Ketebalan Kerikil

(%)

Pasir

(%)

Lumpur

(%) Mz

0 – 25

(cm) 4.89 88.03 0.31 2.516

25 – 50

(cm) 3.91 86.39 0.2 2.357

50 – 75

(cm) 8.93 75.38 0.16 2.267

75 – 100

(cm) 9.81 79.51 0.23 2.221

Gambar 5.

Karakteristik sedimen berdasarkan ketebalan

pada Stasiun 2

Dapat dilihat secara rinci bahwa nilai

jenis fraksi berbeda setiap ketebalannya yaitu

jenis fraksi krikil 5.2515% untuk ketebalan 0

– 25cm, 4.3236% untuk ketebalan 25 – 50cm,

10.5746% untuk ketebalan 50 – 75cm,

10.9591% untuk ketebalan 75 – 100cm. Jenis

fraksi pasir yaitu 94.4086% untuk ketebalan 0

– 25cm, 95.4509% untuk ketebalan 25 –

50cm, 89.2258% untuk ketebalan 50 – 75cm,

88.7807% untuk ketebalan 75 – 100cm. Dan

jenis fraksi lumpur yaitu 0.3398% untuk

ketebalan 0 – 25cm, 0.2255% untuk ketebalan

25 – 50cm, 0.1996% untuk ketebalan 50 –

75cm, 0.2601% untuk ketebalan 75-100cm.

Maka dapat disimpulkan pada stasiun

2 nilai tertinggi terdapat pada jenis fraksi

pasir dibandingkan dari fraksi krikil dan

lumpur.Perbedaan nilai fraksi ini sangat

menonjol disetiap ketebalannya.Namun,

berdasarkan ketebalannya nilai tertinggi fraksi

pasir terletak diketebalan 25 – 50cm dan nilai

terendah pada ketebalan 75 – 100cm.Nilai

diameter (Mz) tertinggi pada ketebalan (0-25)

dan semakin menurun pada stiap

ketebalannya.

Tabel 7.

Deskripsi Persentase diameter butir per

ketebalan stasiun 3

Ketebal

an

Kerik

il (%)

Pasi

r

(%)

Lump

ur (%) Mz

0 – 25

(cm) 10.96 75.1 0.25

2.21

6

25 – 50

(cm) 5.45

83.1

5 0.12

2.46

9

50 – 75

(cm) 6.93

82.9

7 0.2

2.27

1

75 – 100

(cm) 4.19 90.8 0.31

2.55

5

Gambar 6.

Karakteristik sedimen berdasarkan ketebalan

pada Stasiun 3

Dapat dilihat secara rinci bahwa nilai

jenis fraksi berbeda setiap ketebalannya yaitu

jenis fraksi krikil 12.7066% untuk ketebalan

0-25cm, 6.1519% untuk ketebalan 25 – 50cm,

7.6914% untuk ketebalan 50 – 75cm,

4.4054% untuk ketebalan 75 – 100cm. Jenis

fraksi pasir yaitu 86.9982% untuk ketebalan 0

– 25cm, 93.7022% untuk ketebalan 25 –

50cm, 92.078% untuk ketebalan 50 – 75cm,

95.2621% untuk ketebalan 75 – 100cm. Dan

0cm-

25cm

25cm

-

505c

m

50cm

-

75cm 75cm

-

100c

m

P

a

sir

K

e

ri

kil

Lu

m

p

ur

0cm-

25cm

25cm-

50cm

50cm-

75cm

75cm-

100c

m

P

as

ir

K

er

iki

l

Lu

m

pu

r

Page 13: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

10

jenis fraksi lumpur yaitu 0.2951% untuk

ketebalan 0 – 25cm, 0.1458% untuk ketebalan

25 – 50cm, 0.2296% untuk ketebalan 50 –

75cm, 0.3324% untuk ketebalan 75 – 100cm.

Maka dapat disimpulkan pada stasiun

3 nilai tertinggi terdapat pada jenis fraksi

pasir dibandingkan dari fraksi krikil dan

lumpur. Perbedaan nilai fraksi ini sangat

menonjol disetiap ketebalannya. Namun,

berdasarkan ketebalannya nilai tertinggi fraksi

pasir terletak diketebalan 75 – 100cm dan

nilai terendah pada ketebalan 0 – 25cm.

Nilai diameter rata-rata (Mz) tertinggi pada

ketebalan (75 - 100) dan (25 - 50) berbeda

pada stasiun 1 dan stasiun 2.

Pada pengamatan di atas setiap stasiun

memiliki ketebalan jenis butiran sand (pasir)

yang menggambarkan berdominan pada

setiap stasiun dan ketebalannya. Ukuran

butiran sedimen penting diketahui dalam

suatu lingkungan pengendapan karena ukuran

butiran dapat menjelaskan hal-hal berikut: 1)

menggambarkan daerah asal sedimen, 2)

perbedaan jenis partikel sedimen, 3)

ketahanan partikel dari bermacam-macam

komposisi terhadap proses kerusakan selama

terjadinya proses weathering, erosi, abrasi,

dan transportasi, 4) jenis proses yang berperan

dalam transportasi dan deposisi sedimen.

C. Parameter Statistika Sedimen

1. Skewness (SK)

Nilai skewness dipengaruhi oleh

karakteristik gelombang dan arus sehingga

nilai ini sering digunakan oleh sedimentologis

untuk menggambarkan kekuatan gelombang

dan arus yang berperan dalam proses

pengendapan. Nilai skewness dapat dilihat

secara lengkap pada tabel 8.

Tabel 8. Perhitungan hasil nilai skewness (SK)

Stasiun Long. Lat. Ketebalan SK Kategori

1 0,5634.88 104,264.86

0-25cm -0.667

Very

coarse

skewed

25-50cm -0.723

Very

coarse

skewed

50-75cm -0.738

Very

coarse

skewed

75-100cm -0.725 Very

coarse

skewed

Rata-rata -0.713

Very

coarse

skewed

2 0,5634.42 104,269.41

0-25cm -0.696

Very

coarse

skewed

25-50cm -0.715

Very

coarse

skewed

50-75cm -0.733

Very

coarse

skewed

75-100cm -0.738

Very

coarse

skewed

Rata-rata -0.721

Very

coarse

skewed

3 0,5631.37 104,262.34

0-25cm -0.739

Very

coarse

skewed

25-50cm -0.700

Very

coarse

skewed

50-75cm -0.730

Very

coarse

skewed

75-100cm -0.687

Very

coarse

skewed

Rata-rata -0.714

Very

coarse

skewed

Sumber : Data Primer

Skewness mencirikan ke arah mana

dominan ukuran butir dari suatu populasi

tersebut, mungkin simetri, condong ke arah

sedimen berbutir kasar atau condong ke arah

berbutir halus. Sehingga skewness dapat

digunakan untuk mengetahui dinamika

sedimentasi. Nilai skewness positif

menunjukkan suatu populasi sedimen

condong berbutir halus, sebaliknya skewness

negatif menunjukkan populasi sedimen

condong berbutir kasar (Supriadi, 2015).

Dengan demikian pada penilain

Skewness menunjukan stiap stasiun dan

ketebalannya memiliki sedimen jenis Very

coarse skewed dilihat dari nilai Skewness

yang dominan bernilai negatif. Diduga

kekuatan arus dan gelombang dilokasi

tersebut tidak stabil, dimana pada suatu massa

tertentu mengalami kuat arus dan gelombang

dan pada masa yang lain mengalami arus

yang lemah. Perhitungan nilai Skewness (SK)

setiap titik nya dapat di lihat pada gambar 7.

Page 14: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

11

Sumber : Data Primer

Dari gambar diatas di ambil dari ketebalan

pada setiap stasiun mengkategorikan nilai

tertinggi Sk terletak pada stasiun 3 ketebalan

(0 - 25cm) dan Sk terendah pada stasiun 1

ketebalan (0 - 25cm).

2. Sorting (δ1)

Sorting adalah pemilihan partikel

sedimen yang menggambarkan tingkat

keseragaman butiran.

Tabel 9. Perhitungan nilai Sorting

stasiun Long. Lat. Ketebalan So Kategori

1 0,5634.88 104,264.86

0-25cm 1.397

Poorly

sorted

25-50cm 1.664

Poorly

sorted

50-75cm 1.766

Poorly

sorted

75-100cm 1.672

Poorly

sorted

Rata-rata 1.625

Poorly

sorted

2 0,5634.42 104,269.41

0-25cm 1.507

Poorly

sorted

25-50cm 1.621

Poorly

sorted

50-75cm 1.730

Poorly

sorted

75-100cm 1.766

Poorly

sorted

Rata-rata 1.656

Poorly

sorted

3 0,5631.37 104,262.34

0-25cm 1.774

Poorly

sorted

25-50cm 1.530

Poorly

sorted

50-75cm 1.713

Poorly

sorted

75-100cm 1.467

Poorly

sorted

Rata-rata 1.621

Poorly

sorted

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil table 9 diatas,

menunjukan bahwa dominan nilai sorting di

deskripsikan dengan Poorly sorted yaitu

terpilih buruk, berdasarkan hasil pengayakan,

diketahui bahwa berat ukuran sedimen yang

kasar lebih dominan dengan jenis sedimen

halus dengan berbedaan berat yang cukup

jauh rentangnya, inilah yang mencirikan

bahwa sedimen halus tidak dominan pada

perairan Senggarang dan didominan dengan

jenis pasir kasar (coarse sand).

Menurut Daulay (2014) Sorting adalah

metode pemilahan keseragaman distribusi

ukuran butir yakni peyortirannya. Penyortiran

dapat menunjukkan batas ukuran butir, tipe

pengendapan, karakteristik arus pengendapan,

serta lamanya waktu pengendapan dari suatu

populasi sedimen. Secara umum ada 2

kelompok utama yaitu Well sorted sediment

(terpilah baik) adalah suatu lingkungan

pengendapan sedimen disusun oleh besar

butir relatif sama, mengidentifikasikan tingkat

kestabilan arus pada perairan tersebut cukup

stabil. Sebaliknya jika Poorly sorted sediment

(terpilah buruk), maka kekuatan arus pada

perairan tersebut tidak stabil, artinya pada

kondisi waktu tertentu terjadi arus dengan

kekuatan yang besar dan berubah dalam

kondisi lain melemah kembali.

Dengan demikian didapatkan bahwa

kondisi arus pada perairan Senggarang,

tergolong kurang stabil sehingga dominan

dengan klasifikasi Poorly sorted sediment.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

kondisi sedimen perairan Senggarang

tergolong kurang stabil yang mencirikan

terjadinya dinamika energi yang dihasilkan

oleh alam yaitu gelombang, pasang surut, arus

tidak stabil. Jika kondisi arus kuat dan stabil,

maka sedimen yang berukuran halus akan

terbawa oleh arus dan bermuara pada suatu

titik sesuai arah arus, sehingga sedimen yang

lebih kasar ukurannya akan tertinggal

menyebabkan kelas ukuran sedimennya

seragam. Namun sebaliknya jika kondisi arus

lemah, maka ada sebagian ukuran sedimen

halus yang terbawa arus, namun sebagian

lainnya akan tertinggal sehingga

menyebabkan perbedaan kelas ukuran butiran

Page 15: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

12

sedimen yang mencolok, cenderung dominan

pada sedimen kasar. Perhitungan nilai sorting

(So) dapat di lihat pada gambar 8.

Sumber : Data Primer

Dari gambar diatas di ambil dari ketebalan

pada setiap stasiun mengkategorikan nilai

tertinggi So terletak pada stasiun 3 ketebalan

(0 – 25cm) dan Mz terendah pada stasiun 1

ketebalan (0 – 25cm).

3. Kurtosis

Tabel 10 . Perhitungan hasil nilai Kurtosis (KG)

stasiun Long. Lat. Ketebalan KG Kategori

1 0,5634.88 104,264.86

0-25cm 1.001 Mesokurtic

25-50cm 0.735 Platikurtic

50-75cm 0.660

Very Platikurtic

75-100cm 0.702 Platikurtic

Rata-rata 0.775 Platikurtic

2 0,5634.42 104,269.41

0-25cm 0.960 Mesokurtic

25-50cm 0.635

Very Platikurtic

50-75cm 0.665

Very

Platikurtic

75-100cm 0.660

Very Platikurtic

Rata-rata 0.730 Platikurtic

3 0,5631.37 104,262.34

0-25cm 0.675 Platikurtic

25-50cm 0.766 Platikurtic

50-75cm 0.717 Platikurtic

75-100cm 1.000 Mesokurtic

Rata-rata 0.789 Platikurtic

Sumber : Data Primer

Pada table 10, dapat dilihat nilai

Kurtosis terkategori Very Platikurtic,

Platikurtic, Mesokurtic. Untuk jenis sedimen

Very Platikurtic terdapat di stasiun 1

ketebalan (50-75cm) dan stasiun 2 ketebalan

(25 – 50cm, 50 – 75cm, 75 – 100cm), untuk

jenis sedimen Platikurtic terdapat di stasiun 1

ketebalan (25 – 50cm dan 75 – 100cm), dan

stasiun 3 ketebalan (25 – 50cm, 50 – 75cm

dan 75 – 100cm) dan yang terakhir jenis

Mesokurtic terdapat di stasiun 1 ketebalan (0

– 25cm), stasiun 2 ketebalan (0 - 25cm) dan

stasiun 3 ketebalan (75 – 100cm).

Rifardi (2012) mengatakan bahwa

Kurtosis mengukur puncak dari kurva dan

berhubungan dengan penyebaran distribusi

normal. Bila kurva distribusi normal tidak

terlalu runcing atau tidak terlalu datar disebut

mesokurtic. Kurva yang runcing disebut

leptokurtic, menandakan adanya ukuran

sedimen tertentu yang mendominansi pada

distribusi sedimen di daerah tersebut.

Sedangkan untuk kurva yang datar disebut

platikurtic, artinya distribusi ukuran sedimen

pada daerah tersebut sama. Perhitungan nilai

kurtosis dapat di lihat pada gambar 9 :

Sumber : Data Primer

Melihat dari nilai Kurtosis yang

dominan pada kelas jenis kurva datar

(platikurtic) dengan demikian distribusi

ukuran sedimen pada titik sampling yang

diambil cenderung sama. Seperti kita ketahui

bahwa jenis kelas ukuran sedimen dari titik

sampling hampir sama, jika dilihat dari

diameter rata - rata sedimen yang ada yaitu

berjenis Medium sand (pasir sedang).

D. Parameter Lingkungan Perairan

1. Kecepatan Arus

Arah arus di tunjukan dalam besaran

derajat, dimana 0º berarti mengarah ke utara

dan besarnya kecepatan arus ditunjukan

dengan besaran meter/detik (Wibisono, 2005).

Nilai Kecepatan Arus dapat dilihat pada Tabel

11 .

Page 16: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

13

Tabel 11.

Hasil Pengukuran Kecepatan Arus Perairan

Senggarang

Ulangan

Kecepatan arus

(cm/det) Kondisi

Rata-rata

Pasang Surut

1 I 2.21 2.04

Cerah

II 1.76 2.65

2 I 1.44 1.74

II 1.65 1.98

3 I 2.54 2.11

II 1.87 1.96

Rata-rata 1.91 2.08

sumber Data : Data Primer

Kecepatan arus pada saat pasang rata-

rata pada saat pasang 1.91(cm/det) dan saat

surut rata-rata 2.08 (cm/det), hal ini

menunjukan bahwa kecepatan arus pada saat

pasang lebih cepat di bandingkan saat surut.

Keadaan angin sangat mempengaruhi

kecepatan arus selain itu kecepatan arus di

Perairan Senggarang juga di pengaruhi oleh

suhu permukaan laut yang berubah – ubah

gaya coriolis. Dan dapat dilihat juga pada

gambar 10 perbandingan kecepatan arus pada

saat pasang dan surut :

Sumber : Data Primer

Arus juga merupakan kekuatan yang

menentukan arah dan sebaran sedimen.

Kekuatan ini juga yang menyebabkan

karakteristik sedimen berbeda sehingga pada

dasar perairan disusun oleh berbagai

kelompok populasi sedimen. Secara umum

partikel berukuran kasar akan diendapkan

pada lokasi yang tidak jauh dari

sumbernya,sebaliknya jika halus akan lebih

jauh dari sumbernya (Rifardi, 2008). Selain

faktor diatas hal yang sangat berperan dalam

pengendapan sedimen adalah arus dan bentuk

dasar dari perairan tersebut. Arus yang deras

akan mengendapkan butiran sedimen yang

kasar dan arus yang lemah akan

mengendapakan sedimen berbutir halus.

Sedangkan bentuk dasar perairan akan

berpengaruh terhadap letak sedimen.

2. Pasang Surut

Data pasang surut mengacu pada tabel

Pasut Dinas Hindro-Oseonografi TNI-AL

2016 dan digambarkan pada grafik pada

satuan meter (m).

Grafik 11.

Pasang surut Perairan Senggarang

Sumber : Data Skunder

Tinggi pasang surut dari hari ke hari

pada perairan ini tidak sama, hal ini terutama

dipengaruhi kedalaman perairan dan topografi

pantai. Sesuai dengan pendapat Mukminin

(2008) yang menyatakan bahwa tinggi pasang

dari hari kehari pada setiap perairan tidak

selalu sama, karena selain dipengaruhi oleh

posisi dan jarak matahari dengan bulan,

pasang surut juga dipengaruhi kedalaman

perairan, bentuk garis pantai, teluk pulau dan

benua.

Page 17: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

14

Dari pengukuran data menggunakan

data dehidros pada bulan april 2016 untuk

lokasi di wilayah Perairan Senggarang dengan

menggunakan metode least square didapat

nilai formzhal (F) sebesar 0.62. Besar nilai

Formzhal tersebut menandakan bahwa jenis

pasang surut yang terdapat di daerah perairan

senggarang pada bulan April 2016 merupakan

jenis pasang surut Mixed, predominantly

diurnal tide, yaitu terjadi dua kali pasang dan

satu kali surut. Dari analisa menggunakan

metode leastsquare di dapat tinggi muka air

rata-rata sebesar 1,69 m.

Tabel 12.

Pengukuran Pasang Surut Higher High Water Level HHWL 3.104929

Mean High Water Level MHWL 2.743607

Mean Sea Level MSL 1.692632

Mean Low Water Level MLWL 0.641658

Chart Datum Level CDL 0.452701

Lower Low Water Level LLWL 0.280335

Lowest Astronomical Tide LAT 0.085131

Pasang surut juga dapat

mempengaruhi komposisi sedimen dasar

perairan melalui fluktuasi tinggi permukaan

perairan yang disebabkan oleh energi pasang

surut sehingga menimbulkan pengadukan

perairan. Menurut Maznuraini dalam

Tampubolon (2010), bahwa pasang surut

merupakan faktor lingkungan yang sangat

penting yang mempengaruhi zona intertidal.

Tenaga pasang surut dan arus merupakan

sumber energi utama terjadinya proses

turbulensi dan percampuran air di perairan

pantai dan muara. Sumber ini memegang

peranan penting dalam membawa benda -

benda terlarut dan tersuspensi yang

menyebabkan perubahan fisika.

3. Kekeruhan

Hasil pengukuran dilakukan di Labor

FIKP UMRAH, dengan mengambil sampel

menggunakan botol. Dan terdapat perbedaan

saat pasang dan surut. Kekeruhan Perairan

Senggarang dapat dilihat pada tabel 13 :

Tabel 13. Hasil Pengukuran Kekeruhan Perairan

Senggarang

Stasiun Ulangan

Kekeruhan (NTU)

Kondisi Rata-rata

Pasang Surut

1 I 10.67 10.11

Cerah

II 9.89 12.22

2 I 17.03 17.32

II 15.03 16.43

3 I 16.02 14.95

II 14.56 13.33

Rata-rata 13.86 14.06

Sumber : Data Primer

Dari data yang ada di atas terdapat perbedaan

kisaran antara pasang dan surut yaitu pada

saat pasang rata-ratanya 13.86 NTU dan pada

saat surut rata-ratanya 14.06 NTU dapat di

katakan kekeruhan yang terjadi di perairan

Senggarang merupakan kekeruhan yang

tinggi. Seperti dalam Kep Men LH No. 51

(2004) menyebutkan bahwa kekeruhan

perairan lebih baik berada pada nilai < 5

NTU. Dapat dilihat jelas perbandingan

kekeruhan pada stiap stasiun pada gambar 12:

Page 18: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

15

E. UJI ASUMSI

1. Uji Asumsi Homogenitas dan

Normalitas

0 20 40 60 80

-4-2

02

46

Fitted values

Re

sid

ua

ls

aov(stasiun_1 ~ stasiun_2 + stasiun_3)

Residuals vs Fitted

8

11

4

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

-2-1

01

2

Theoretical Quantiles

Sta

nd

ard

ize

d r

esid

ua

ls

aov(stasiun_1 ~ stasiun_2 + stasiun_3)

Normal Q-Q

8

11

4

Gambar 13.

Uji Asumsi Homogenitas dan Normalitas

Dari data diatas yang dilakukan pada

uji asumsi homogenitas dan normalitas,

dimana data sampel pengambilan analisan

sedimen per ketebalan cendrung homogen dan

bersifat normal dinyatakan dengan hasil dari

penelitian di senggarang didapat data sampel

sedimen cendrung sama. Dari hasil uji asumsi

tersebut data dapat diambil untuk dilakukan

analisa selanjutnya yaitu analisa of variance

(ANOVA) yanag akan digunakan unutk

melakukan perbandingan persentase diameter

butir sediemen per ketebalan dan untuk

membandingkan nilai Mz dari sedimen per

ketebalan sedimen untuk semua stasiun.

2. Uji Analisa Anova Setiap Stasiun

One-way ANOVA displaying 3 groups

12

12

12

sta

siu

n_2

sta

siu

n_3

sta

siu

n_1

Group Sizes:

| | |

-0.2

4

-0.0

2

0.2

5

0

30

.10

.19

0.8

29.830.030.3

-9.0

69.1

gm

-sdw

gm

+sdw

Contrast coefficients based on group means and sizesD

ep

en

de

nt va

ria

ble

(re

sp

on

se

)

Group Means

Grand Mean

MS-withinMS-between

F-statistic = 0

Gambar 14.

Uji Analisa Anova setiap stasiun

Dilihat dari grafik anova diatas dengan

menggunakan analisa stastistik untuk

menentukan presentasi berat sedimen. Dari

analisa uji asumsi dinyatakan bahwa jenis

fraksi sedimen memiliki jenis fraksi pasir

setiap stasiunnya. Bahwa untuk ketiga stasiun

tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap

presentasi diameter butir sedimen. Kita bisa

lihat dari nilai min rat-rata setiap grafik anova

yang memiliki nilai min yang hampir sama,

ini membuktikan bahwa stasiun1, satsiun 2

dan stasiun 3 , pengaruh external tidak

mempengaruh pada butiran sedimen dan arus

yang mempengaruhi setiap stasiunnya.

Page 19: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

16

3. Analisa ANOVA setiap ketebalan One-way ANOVA displaying 4 groups3 3 3 3

kedala

man_3

kedala

man_4

kedala

man_2

kedala

man_1

Group Sizes:

| | | |

-0.1

2

0.0

0

0.0

2

0.1

0

0

2.4

2.2

2.7

2.3

2.42.4

2.5

2.2

2.5

gm

-sdw

gm

+sdw

Contrast coefficients based on group means and sizes

De

pe

nd

en

t va

ria

ble

(re

sp

on

se

)

Group Means

Grand Mean

MS-withinMS-between

F-statistic = 1.09

Gambar 15.

Uji Analisa Anova setiap ketebalan

Dari grafik analisa ANOVA dapat dilihat

bahwa jenis butiran pada setiap ketebalan

tidak memiliki perbedaan yang signifikan,

dilihat dari nilai mean unutk setiap diameter

butiran per ketebalan masih di dalam nilai MS

– within, ini menandakan bahwa setiap

ketebalan sedimen di perairan senggarang

memiliki diameter butir yang hampir sama

yaitu pasir, walaupun dari analisa grafik

anova didapat bahwa semakin menuju

ketebalan yang paling dalam, diameter butir

semakin kecil, ini didukung dari sebaran

frekwensi ukuran butiran sedimen dapat

memberi gambaran tentang kondisi hidrologi

suatu daerah tempat sekitar lingkungan

pengendapan itu terjadi.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian

karakteristik ketebalan sedimen di dasar

perairan Senggarang pada ketebalan 0 sampai

1 meter yang dibagi menjadi empat ketebalan

yaitu (0 – 25 cm), (25 – 50 cm), (50 – 75 cm),

(75 – 100 cm). dapat dilihat jenis butiran pada

setiap ketebalan tidak memiliki perbedaan

yang signifikan, dilihat dari nilai Mean untuk

setiap diameter butiran per ketebalan masih di

dalam nilai MS-within, ini menandakan

bahwa setiap ketebalan sedimen di perairan

senggarang memiliki diameter butiran yang

hampir sama yaitu pasir, walaupun dari

analisa grafik anova di dapat bahwasemakin

menuju ketebalan yang paling dalam,

diameter butiran semakin kecil, ini di dukung

dari sebaran frekuensi ukuran butiran sedimen

dapat memberi gambaran tentang kondisi

hidrologi suatu daerah sekitar lingkungan

pengendapan terjadi.

B. Saran

Penelitian ini memiliki keterbatasan

sehingga di butuhkan penelitian lebih lanjutan

untuk menganalisa karakteristik ketebalan

sedimen. Agar nantinya di dapatkan data

yang lebih lengkap dan akurat, sehingga di

harapkan bias memberikan informasi kepada

berbagai pihak terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Amrul. N, Z, M, H. 2004. Kualitas Fisika

Kimia Sedimen serta hubunganya

terhadap Struktur Makrozoobentos di

Estuaria Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang. Institud Pertanian Bogor

2004.

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M. J.

Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya

Wilayah Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.

305 hal.

Daulay.A. B. 2014. Karakteristik Sedimen Di

Perairan Sungai Carang Kota Rebah

Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi. Universitas

Maritim Raja Ali Haji: Tanjungpinang.

Dinas Hidrologi dan Oseanografi TNI - AL.

2016. Data Pasang Surut Perairan.

Tanjungpinang.

Friedman, G. M. dan Sanders, J. E. 1978.

Principles od Sedimentology. John

wiley & Sons, Inc, 792pp.

Hutabarat dan Evans. 1985. Pengantar

Oseanografi. UI. Jakarta.

Page 20: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat BENNI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-02-15 · ANALISA KARAKTERISTIK KETEBALAN SEDIMEN

17

Hutabarat, S. dan S. M. Evans.

1986.Pengantar Oseanografi. Jakarta:

Djambatan. Mukminin. A. 2008. Proses Sedimentasi di

perairan pantai Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau.

Universitas Riau 2009.

Nybakken. J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu

Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan

oleh M. Ediman, D. G. Bangen, M.

Hutomo dan S.

Sukarjo.Gramedia. Jakarta.

Puspitasari, N. 2012. Keanekaragaman

Makrozoobenthos Di Perairan Desa

Malang Rapat Kecamatan Gunung

Kijang Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang

Rifardi, 2008. Tekstur Sedimen:Sampling dan

Analisis.Pekanbaru.UNRI Press.

Rifardi, 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern

Edisi Revisi. Pekanbaru. UNRI Press.

Sidjabat, C,1976, Hidrologi dan Pengelolaan

Aliran sungai, Gadjah Mada, University

Press. Yogyakarta, 618, Hal

Tampubolon,S.2010.Sedimen di Muara Aek

Tolang Pandan Sumatra Utara.Skripsi

Ilmu Kelautan UNRI Pekanbaru.115

Halaman (Tidak diTerbitkan)

Wahid. A. 2007. Analisis Karakteristik

Sedimentasi Di Waduk Plta Bakaru.

Jurnal Hutan dan Masyarakat, 2(2):

229-236.

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu

Kelautan. Penerbit PT. Grasindo.

Jakarta.