unsur penipuan dalam iklan - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/bab i,v.pdf ·...

49
UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN (Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen) SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: ISYATIN MAHMUDAH 02361665 PEMBIMBING: 1. DRS. FUAD ZEIN, M.A. 2. BUDI RUHIATUDIN, S.H., M.Hum. PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2008

Upload: trinhtu

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN

(Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen)

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH: ISYATIN MAHMUDAH

02361665

PEMBIMBING: 1. DRS. FUAD ZEIN, M.A.

2. BUDI RUHIATUDIN, S.H., M.Hum.

PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI'AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2008

Page 2: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang
Page 3: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang
Page 4: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang
Page 5: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

ii

ABSTRAK

Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang agama yakni hukum Islam dan hukum positif diwakili oleh UUPK No. 8 Tahun 1999. Iklan sebagai sarana informasi dan alat bagi produsen untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar terpengaruh untuk mengkonsumsinya, demikian pula konsumen diuntungkan dengan hadirnya iklan. Hanya saja seringkali iklan memberikan kesan dan informasi yang berlebihan dalam penyampaiannya baik melalui media elektronik ataupun media yang lain. Setiap pelanggaran pastilah ada sanksi yang menjeratnya. Dalam hukum Islam fiqh jinayah menerangkan di dalamnya bagi pelaku penipuan akan diberikan sanksi ta'zir sebagai imbalannya. Sedangkan dalam hukum positif, dijelaskan dalam UUPK khususnya Pasal 60, 62, 63. Penelitian ini memfokuskan hukum Islam dan UUPK dalam melindungi hak-hak para konsumen, menuntut ganti rugi kepada produsen apabila konsumen dirugikan. Iklan adalah hasil kreatif dari para kreatornya, namun kreasi tersebut harus berdasarkan pada etika, tidak hanya mengedepankan estetika semata.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research sedangkan sifat penelitiannya adalah deskriptif analitik yakni penelitian yang bertujuan memaparkan dalam perlindungan konsumen. menggambarkan pokok permasalahan yang diteliti secara proporsional dengan melalui proses analisis hukum Islam dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Analisis data yang digunakan menggunakan teori deskriptif komparatif, yakni data umum berisi ayat-ayat al-Qur'an atau hadis dan pasal-pasal dalam UUPK yang tidak memperbolehkan melakukan penipuan dalam dunia usaha, khususnya dalam periklanan, kemudian dianalisis sehingga menuju pada suatu kesimpulan khusus bahwa praktek penipuan dalam periklanan tidak diperbolehkan baik dalam hukum Islam maupun UUPK. Sementara komparatif membandingkan permasalahan yang ada dengan tinjauan hukum Islam dan undang-undang yang mengatur tentang perlindungan konsumen. Dari komparasi tersebut menghasilkan persamaan dan perbedaan di antara kedua sistem hukum, yakni hukum Islam dan UUPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik dalam hukum Islam maupun UUPK segala bentuk jual beli yang mengandung penipuan, ketidakjujuran dan kecurangan, adalah dilarang. Demikian juga iklan yang mengandung penipuan, ketidakjujuran dan kecurangan juga dilarang. Sanksi yang dikenakan bagi pelaku penipuan adalah ta'zir sedangkan dalam UUPK sanksi yang dikenakan berupa sanksi pidana pokok, sanksi administratif dan sanksi tambahan, tergantung berat dan ringannya pelanggaran. Dalam UUPK ditegaskan pula bahwa salah satu hak konsumen dalam Pasal 4 ayat (c) adalah hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ jasa. Demikian juga iklan yang ditayangkan haruslah transparan tanpa ada unsur pengelabuhan dan pembodohan terhadap konsumen.

Page 6: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

vi

MOTTO

إن مع العسر يسرا

[tu|á ZxÄtÑ gxÜu|àÄt{ gxÜtÇz

Page 7: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada:

Kedua orangtuaku, "ma'af teruntai selalu dan kumohon do'a dan ridamu

Almamater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 8: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

viii

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحيم

والصالة والسالم علـى اهللا احلمد هللا رب العاملني أشهد أن الإله إالاهللا وأشهد أن حممدا رسول سيدنا حممد وعلى أله وصحبه أمجعني

Ahamdulillah, puji syukur Penyusun haturkan kehadirat Allah, tanpa

kuasa-Nya mustahil Penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat dan

salam semoga tetap dilimpahkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw yang

telah menjadi uswah bagi semua manusia.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak,

baik moril, materiil maupun spiritual. Dengan demikian, Penyusun banyak

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam

penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Drs. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syari'ah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Agus Moh. Najib, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Perbandingan

Mazhab dan Hukum Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Susiknan Azhari, M.A, selaku Penasehat Akademik.

4. Bapak Drs. H. Fuad Zein, M.A dan Bapak Budi Ruhiatudin, S.H., M.Hum,

selaku pembimbing, yang ditengah kesibukannya menyempatkan diri untuk

memberikan pengarahan, bimbingan dan saran dengan penuh keikhlasan.

Page 9: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

ix

5. Murabbi Ru>h{I al-Ga>li al-Magfu>ru lah Romo Kyai Asyhari Marzuqi dan Ibu

Nyai Barokah, yang telah memberikan bekal keilmuan dan bimbingan moral

spiritual. Jaza>kumalla>h Ah{sana al-Jaza>'.

6. Rasa hormat dan terimakasih kepada kedua orangtuaku. Ya> Allah, Rabbi

Irh{am Huma> Kama> Rabbaya>ni> S{agi>ra>.

7. Keluarga besar di rumah, Mas Wahib dan Dek Nathan, Mbak Ima , Mas

Nashirudin serta dek Fia, "twince brother" Mas Rodli dan Dek Ridlo, Mbak

Uyun, Aa' Amran serta Kak Agil dan Dek Abil. Motivasi kalian bagaikan

sumber mata air di padang gersang.

8. Teman-teman A3 serta komunitas JHQ (Mba Dina, Mba Pijer, Mba Ibn, Mba

Esti, Mba Umi, Nurul Cungsky, Nok Sech, Mbok Wasin, Mba Nurul Ekasanti,

Mba Naim, Neng Lina, Mba Anis, Mba Robith, Nizaah), Upix, Zulfa,

Brondong, Teh Iyoh, Lili, Zuni, Ipech, mba'-mba' ndalem yang dengan setia

menemani, membantu, dan memberi semangat besar dalam membantu

terselesaikannya skripsi ini. .

9. Teman-teman satu angkatan PMH '02, Fia, Mimi, Chusnul, A'im, Yazid,

Yuyun, Iffaty. Selesainya kalian membuat semangatku timbul lagi. Temen-

temen kos, Yuni, Eko dan Jeri, terimakasih tak terhingga, Mba Risma atas

pinjaman buku-bukunya.

"Tak ada gading yang tak retak", selayaknya peribahasa ini Penyusun

menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan

maupun kesalahan, oleh karena itu, Penyusun sangat berterimakasih apabila

Page 10: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

x

ada yang memberikan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan

skripsi ini.

Terakhir, Penyusun berharap semoga skripsi yang sangat sederhana ini

dapat bermanfaat. A>mi>n Ya> Muji>ba as-Sa>ili>n.

Yogyakarta, 15 Agustus 2008 M 13 Syakban 1429 H

Penyusun

Isyatin Mahmudah

Page 11: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

أ

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan

pedoman transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987.

Secara garis besar diuraikan sebagai berikut:

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba' B Be ب

Ta' T Te ت

S|a S| S (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

H}a‘ H{ h (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh Ka dan Ha خ

Dal D De د

Z|al Z| Z (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan Ye ش

S}ad S} S (dengan titik di bawah) ص

Page 12: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

ب

D{ad D{ D (dengan titik di bawah) ض

T}a T T (dengan titik di bawah) ط

Z{a Z{ Z (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ koma terbalik di atas‘ ع

Gain g Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha هـ

’ Hamzah ءApostrof (tetapi tidak

dilambangkan apabila ter-letak di awal kata)

Ya Y Ye ي

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Page 13: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

ج

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harkat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah a a

Kasroh i i

D{ammah u u

Contoh:

yaz\habu - يذهب kataba -كتب

z\ukira - ذكر su’ila سئل -

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harkat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fath}ah dan ya ai a dan i ى

Fath}ah dan wawu au a dan u و

Contoh:

haula -هول kaifa -كيف

3. Vokal Panjang (Maddah)

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan

huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ا ى Fath}ah dan alif a> a dengan garis di atas

Fathah dan Ya a> a dengan garis di atas

Page 14: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

د

Kasrah dan ya i@ i dengan garis di atas ى d}ammah dan wawu u> u dengan garis di atas و

Contoh:

qi>la -قيل qa>la -قال

وليق <rama -رمى - yaqu>lu

4. Ta’ Marbut}ah

Transliterasi untuk ta’ marbut}ah ada dua:

a. Ta Marbut}ah hidup

Ta’ marbut}ah yang hidup atau yang mendapat harkat fath}ah, kasrah dan

d}ammah, transliterasinya adalah (t).

b. Ta’ Marbut}ah mati

Ta’ marbut}ah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

adalah (h)

Contoh: طلحة- T{alh}ah

c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbut}ah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta’marbut}ah itu ditransliterasikan dengan h}a /h/

Contoh: اجلنة روضة - raud}ah al-Jannah

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut

Page 15: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

ه

dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda

syaddah itu.

Contoh: ربنا- rabbana>

nu’imma -نعم

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu “ال”. Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas

kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang

diikuti oleh qomariyyah.

a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya yaitu “al” diganti huruf yang sama dengan huruf yang

langsung mengikuti kata sandang itu.

Cotoh : الرجل – ar-rajulu

as-sayyidatu – السيدة

b. Kata sandang yang dikuti oleh huruf qomariyah.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qomariyah ditransliterasikan sesuai

dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan

bunyinya. Bila diikuti oleh huruf syamsiyah mupun huruf qomariyah,

kata sandang ditulis terpisah dari kata yag mengikutinya dan

dihubungkan dengan tanda sambung (-)

Contoh: القلم - al-qalamu اجلالل -al-jala>lu

al-badi>’u - البديع

Page 16: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

و

7. Hamzah

Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan

apostrof. Namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan

di akhir kata. Bila terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan, karena

dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh :

مرتأ syai’un - شيئ - umirtu

ta’khuz\u>na - تأخذون an-nau’u - النوء

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf,

ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf

Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf Arab atau

harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut

dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

Wa innalla>ha lahuwa khair ar-ra>ziqi>n -الرازقني خري هلو اهللا وإن

.Fa ‘aufu> al-kaila wa al-mi>za>na - الكيل فأوفوا وامليزان

9. Huruf Kapital.

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam

transliterasi , huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri dan

Page 17: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

ز

sebagainya seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri

tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada permulaan

kalimat.

Contoh:

wa ma> Muh}ammad\un illa> Rasu>l -رسول اال محمد وما

Page 18: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

xviii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

ABSTRAK…………………………………………………………………. ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. v

HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………... vii

KATA PENGANTAR………………………………………………………. viii

PEDOMAN TRANSLITERASI……………………………………………. xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xviii

BAB 1: PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………... 1

B. Pokok Masalah ………………………………………………. 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………….. 6

D. Telaah Pustaka……………………………………………….. 7

E. Kerangka Teoretik……………………………………………. 10

F. Metode Penelitian…………………………………………….. 15

G. Sistematika Pembahasan……………………………………... 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UNSUR PENIPUAN

DALAM IKLAN………………………………………….........

19

A. Pengertian Penipuan…………………………………………. 19

Page 19: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

xix

B. Pengertian Iklan dan Etika dalam Beriklan………………….. 21

1. Pengertian Iklan…………………………………………… 23

2. Etika dalam Beriklan……………………………………… 25

3. Beberapa Iklan yang Mengandung Unsur Penipuan……… 27

C. Konsumen dan Pelaku Usaha………………………………… 30

1. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha Dalam Hukum

Islam………………………………………………………

33

2. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha Dalam UUPK…. 33

D. Hak dan Kewajiban Konsumen……………………………… 35

1. Dalam Hukum Islam………………………………………. 35

2. Dalam UUPK……………………………………………… 40

E. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha…………………………… 43

F. Larangan dan Tanggung Jawab Pelaku Usaha.......................... 51

BABIII UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN MENURUT HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN..........................

54

A. Sejarah Singkat Kodifikasi Hukum Islam................................. 54

B. Sejarah Singkat Lahirnya Undang-Undang No. 8 Tentang

Perlindungan Konsumen………………………………………

56

C. Sanksi Pelaku Usaha Penipuan dalam Iklan…………………. 60

1. Dalam Hukum Islam……………………………………. 60

2. Dalam UUPK…………………………………………… 66

Page 20: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

xx

D. Penipuan dalam Iklan dalam Pandangan Hukum Islam……… 70

E. Penipuan dalam Iklan dalam Pandangan UUPK…………….. 71

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM ISLAM DAN

UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN TENTANG UNSUR

PENIPUAN DALAM IKLAN…………………………………

73

A. Dari Sudut Perlindungan terhadap Konsumen …………….... 73

B. Dari Sudut Sanksi bagi Pelaku Penipuan dalam Iklan……….. 79

BAB V PENUTUP………………………………………………………. 86

A. Kesimpulan………………………………………………….. 86

B. Saran………………………………………………………….. 88

89

I

V

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

TERJEMAHAN TEKS ARAB……………………………………………

UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN……………….

CURRICULUM VITAE…………………………………………………. XXV

Page 21: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang ekonomi merupakan lahan kajian yang masih perlu untuk dikaji

lebih lanjut. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena seiring dengan kemajuan ilmu,

budaya, peradaban dan kebiasaan hidup menusia maka menjadi suatu keniscayaan

jika hal itu menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks bermunculan.

Tidak diragukan lagi bahwa al-Qur'an adalah sumber utama syari'ah dan

Sunnah merupakan sumber kedua yang merupakan pelengkap dan penyelaras dari

al-Qur'an. Keduanya telah mengatur permasalahan ekonomi dengan maksud

memberi arahan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Al-Qur'an dan sunnah

juga mengisyaratkan bahwa manusia diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

mendayagunakan hasil alam sebanyak-banyaknya baik secara langsung maupun

tidak langsung. Dalam hal ini Allah berfirman:

راهللا وذروا ى ذآ ة فاسعوا إل وم الجمع و دي للصالة من ي وا إذا ن يا أيها الذين أمن

1البيع ذلكم خير لكم إن آنتم تعلمون

Meskipun Islam memberikan kesempatan bagi umatnya untuk

menjalankan aktifitas bisnisnya, Islam membatasi ruang gerak bisnis dengan

adanya etika. Dengan adanya etika kegiatan ekonomi bisnis dapat dikemas dengan

baik tanpa merugikan pihak manapun.

1 Al-Jumu'ah (62) : 9

Page 22: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

2

Prinsip akidah ekonomi Islam menekankan adanya dinamika horizontal

dan dinamika vertikal dalam kehidupan ekonomi. Dinamika vertikal ekonomi

islam ialah sebagai realisasi kewajiban agama sehingga setiap pekerjaan tidak

lepas dari dimensi moralitas dan pancaran ridla Allah. Sedangkan dinamika

horizontal adalah makna sosial dalam kaitannya dengan kewajiban sosial sesama

manusia.2

Sebagai bentuk perhatian penuh pemerintah terhadap praktek ekonomi di

Indonesia adalah dibentuknya Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8

Tahun 1999 (dalam pembahasan selanjutnya disingkat dengan UUPK). Sistem

informasi yang tidak sesuai dengan kualitas, kuantitas dan intensitas produk

menjadi marak dengan hadirnya tayangan iklan. Seringkali dijumpai iklan yang

terlalu hiperbolis tanpa memperhatikan efek pemakaian produk yang diiklankan.

Apabila dicermati lebih lanjut iklan seperti ini dapat dikategorikan sebagai

"penipuan terselubung", sehingga para konsumen atau calon konsumen tertarik

untuk membelinya.

Salah satu tujuan promosi atau iklan yang tidak jujur adalah agar dagangan

tersebut laris atau menarik pembeli untuk membelinya, dengan modal yang sangat

sedikit dan memaksimalkan keuntungan yang diperoleh pelaku usaha. Dalam

Islam jika iklan mempunyai tujuan-tujuan yang terselubung seperti di atas, maka

bisa disebut dengan jual beli gara>r yang definisinya adalah:

"Usaha membawa dan menggiring seseorang dengan cara yang tidak benar untuk menerima suatu hal yang tidak memberi keuntungan disertai dengan rayuan

2 Musa Asy'ari, Etos Kerja dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat,

(Yogyakarta:LESFI,1997), hlm.37

Page 23: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

3

bahwa hal itu menguntungkannya, sedangkan sekiranya ia mengetahui hakikat ajakan tersebut maka ia tidak akan mau menerimanya."3

Aspek kejujuran dan moralitas dalam berbisnis sangatlah menentukan

adanya bisnis yang sehat. Akan tetapi bagi sebagian pihak adanya etika bisnis

hanya sebagai penghalang dalam memperoleh keuntungan, sehingga cara apapun

dilakukan oleh mereka untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh

karena itu Islam sangat menentang ketidakjujuran, kecurangan dan penipuan.

Praktek-praktek pemaksaan dan semua bentuk perbuatan yang merugikan orang

lain.

Dalam Islam tidak ada larangan jual beli, akan tetapi Islam melarang

setiap tindakan jual beli yang mengandung kecurangan, melakukan penipuan

termasuk juga pelaku usaha yang menipu konsumennya melalui iklan yang

diproduksinya. Dalam al-Qur'an disebutkan:

وا في االرض يائهم وال تعث اس اش زان والتبخسوا الن ال والمي ويا قوم أوفوا المكي

4مفسدين

Dalam Tafsir al-Mis}ba>h karya M. Quraisy Shihab kata al-qist} biasa

diartikan adil, yaitu sinonim dari al-'adlu. Memang banyak ulama yang

mempersamakan maknanya, dan ada juga yang membedakannya dengan berkata

bahwa al-qist} berlaku adil antara dua orang atau lebih, keadilan yang menjadikan

masing-masing senang. Sedang al-'adlu adalah berlaku baik terhadap orang lain

maupun diri sendiri, tetapi keadilan itu bisa saja tidak menyenangkan salah satu

3 Muhammad dan Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen di Indonesia, dikutip dari

Sulaiman Muhammad Ahmad, D}oma>nu al-Matlafa>t f>i Fiqhi al –Isla>mi. 4 Hu>d (11): 85.

Page 24: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

4

pihak. Sedang kata tabkhasu diartikan kekurangan akibat kecurangan, kata ta's|au

diambil dari kata 'as|aa' yaitu perusakan atau bersegera melakukan perusakan.

Penggunaan kata tersebut disini bukan berarti jangan bersegera melakukan

perusakan sehingga bila tidak bersegera dapat ditoleransi, tetapi maksudnya

jangan melakukan perusakan dengan sengaja.5

Selain dalam al-Qur'an, disebutkan pula dalam hadis yang diriwayatkan

oleh Imam al-Baihaqi dari 'Uqbah bin 'Ami>>r al-Juhni, tentang tidak

diperbolehkannya berlaku curang terhadap konsumen, termasuk juga di dalamnya

memberikan informasi yang tidak sebenarnya dalam sebuah iklan, hadis Nabi saw

menyebutkan:

6هالمسلم أخوا المسلم وال يحل لمسلم ان باع من أخيه بيعا فيه عيب ان ال يبين

Dari kedua sumber hukum Islam di atas, terlihat bahwa dalam Islam juga

peduli dengan perlindungan hukum terhadap konsumen meskipun tidak ada

spesifikasi secara terperinci seperti halnya Undang-Undang dalam hukum positif

Indonesia.

Sebenarnya banyak andil besar dari iklan sendiri, adanya iklan dapat

membentuk citra bisnis secara positif dan negatif. Iklan membentuk penilaian

masyarakat baik buruknya bisnis. Sayangnya lebih banyak iklan justru

menciptakan citra negatif tentang bisnis, seakan-akan bisnis adalah kegiatan tipu

menipu, kegiatan yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, yaitu

5 M. Quraisy Shihab, Tafsi>r al-Mis}ba>h , cet. IV, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), VI:321-

322 6 Abi Bakr Ahmad Ibn al-Husain al-Baihaqi, as-Sunnah as-S}agi>r, (Beirut: Da>r al-Fikr,t.t.)

I:483,Hadis} Nomor 2017 Bab Ma Ja>'a Fi > at-Tadli>si wa Kitman al-'Aibi al-Mabi >' driwayatkan oleh Imam Baihaqi dari 'Uqbah bin 'Amir al-Juhni.

Page 25: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

5

keuntungan. Ini karena iklan sering atau lebih banyak memberi kesan dan info

yang berlebihan, kalau bukan palsu dan terang-terangan menipu tentang produk

tertentu yang hanya dalam kenyataannya hanya akan mengecoh dan

mengecewakan masyarakat konsumen.7

Karena iklan dikemas dalam berbagai wujud menarik, seperti poster, film,

atau lagu (jingle), maka karya tersebut juga mengandung aspek seni. Hal inilah

terkadang membuat membuat sulit menilai karena ada perbedaan sudut pandang

antara etika dan estetika. Hanya saja, kendati dalih estetika dapat dijadikan alasan,

tidak berarti kreativitas pelaku periklanan akan ditoleransi tanpa batas. UUPK

justru membatasi secara ketat koridor "kreativitas" para pelaku uisaha di bidang

periklanan. Pembatasan ini dapat diangap sebagai terobosan baru dalam ilmu

hukum di Indonesia karena pelanggaran etika disamakan dengan tindak pidana.8

Latar pendidikan mayarakat Indonesia yang beragam menyebabkan

pandangan mereka beragam pula dalam menilai sebuah iklan. Masyarakat yang

tingkat pendidikannya rendah misalnya, mereka kurang begitu waspada dalam

menentukan produk yang akan dikonsumsi berdasarkan sebuah iklan. Dengan

serta merta mereka menentukan sebuah produk tanpa mempertimbangkan segi

politis produsen dibalik sebuah iklan, yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-

besarnya.

Mengingat konsumen lebih lemah dari segi kekuasaannya jika

dibandingkan produsen, maka konsumen sepatutnya mendapatkan perlindungan

7 Sony Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, cet.VIII,

(Yogyakarta:Kanisius,1998), hlm.197

8 Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta:Grasindo,2006), hlm.140.

Page 26: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

6

dan advokasi serta mendapatkan penyelesaian sengketa atas hak-haknya, semua

perlindungan ini termuat dalam UUPK.

B. Pokok Masalah

Dengan dipaparkannya latar belakang masalah di atas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan

Konsumen No.8 tahun 1999 menyikapi adanya unsur penipuan dalam

iklan, dilihat dari sudut perlindungan konsumen.

2. Konsekuensi hukum yang dikenakan terhadap pelaku penipuan dalam

iklan, baik dalam tinjauan Hukum Islam maupun Undang-Undang

Perlindungan Konsumen No.8 tahun 1999.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan perlindungan konsumen terhadap penipuan dalam

iklan dalam hukum Islam dan UUPK.

b. Untuk melihat sanksi bagi pelaku penipuan dalam iklan dalam hukum

Islam dan UUPK.

c. Untuk mencari persamaan dan perbedaan dari kedua sistem tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

a. Dapat memperkaya wawasan keilmuan di bidang hukum, khususnya

dalam perlindungan konsumen.

Page 27: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

7

b. Dapat menjadi wacana bagi penelitian selanjutnya.

D. Telaah Pustaka

Setelah melakukan penelusuran terhadap berbagai literatur tentnag adanya

unsur gara>r dalam iklan, memang banyak pembahasan yang mengupasnya,

diantaranya adalah:

Visi al-Qur'an tentang Etika dan Bisnis,9 oleh Lukman Fauroni. Buku

tersebut membahas mengenai pandangan al-Qur'an terhadap etika dan bisnis yang

keduanya mempunyai hubungan yang signifikan dalam perjalanannya, sehingga

sangat terkait sekali hubungan-hubungan antara produk dan konsumen yang juga

dibahas dalam buku ini.

As-Sayyid Sabiq memperinci syarat-syarat jual beli sebagai berikut:

1. Suci.

2. Bermanfaat.

3. Hak milik penuh pelaku usaha (penjual).

4. Dapat diserahterimakan.

5. Diketahui.

6. Barang yang diakadkan berada ditangan.

Dari paparan syarat ma'qu>d 'alaih yang dipaparkan oleh pengarang Fiqh as-

Sunnah10 di atas, terlihat jelas mayoritas iklan untuk saat ini mengandung unsur

manipulasi dan penipuan. Dikatakan bermanfaat berarti barang dan/jasa yang

diiklankan harus benar-benar bermanfaat, berbeda ketika yang diiklankan tidak

9 Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam al-Qur'an, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren: 2006). 10 As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Lebanon: Dar al-Fikr,1981).

Page 28: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

8

sesuai dengan iklan yang ditayangkan, maka barang tersebut menjadi tidak

bermanfaat ditangan konsumen.

Abdurrahman al-Jaziri dalam Kita>b al-Fiqh 'ala > al-Maz|a>hib al-Arba'ah,11

menjelaskan pula syarat dan rukun jual beli lengkap dengan pendapat empat imam

maz|hab.

Buku hasil karya Janus Sidabalok Hukum Perlindungan Konsumen di

Indonesia12, buku ini membahas mengenai pemahaman dasar perlindungan

konsumen berupa pemikiran berupa hak-hak konsumen dan hukum perlindungan

konsumen dengan bidang-bidang hukum lainnya, hubungan konsumen dan

produsen, dan juga pertanggung jawaban produsen.

Hukun Perlindungan Konsumen Indonesia13 karya Shidharta, selain

mengupas hak-hak konsumen dan perjalanannya, melainkan juga prinsip-prinsip

penegakan hukumnya.

Wahyu Wibowo di dalam bukunya Sihir Iklan14 yang sangat multi

paradigma bisa disebut sebagai sosiologi periklanan, budaya periklanan, politik

periklanan, jurnalisme periklanan, atau bahkan filsafat periklanan.

Hukum Perlindungan Konsumen15 karya Ahmad Miru dan Sutarman

Yodo, membahas mengenai pasal-pasal yang terdapat dalam Undang-Undang No.

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Penjelasannya.

11 'Abdurrah{man al-Jazi{<ri<, Kita>b al-Fiqh 'ala> al-Maz|a>hib al-Arba'ah, (Lebanon: Da<r al

Fikr, 2002) . 12 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Bandung: PT. Cipta

Aditya Bakti, 2006). 13 Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo: 2003) 14 Wahyu Wibowo, Sihir Iklan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003) 15 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005).

Page 29: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

9

Buku karya Gunawan Wijaya dan Ahmad Yani yang berjudul Hukum

tentang Perlindungan Konsumen16, menjelaskan tentang isi kandungan Undang-

Undang yang mengatur Perlindungan Konsumen.

'Abdul Qa>dir 'Audah dalam maha karya beliau at-Tasyri>' al-Jina>'I al-

Isla>mi17, merupakan kitab besar yang menjelaskan secara lengkap permasalahan

fiqh jinayah dalam Islam.

Dekonstruksi Hukum Islam18, yang disusun oleh Makhrus Munajat yang

mampu menjelaskan beberapa klasifikasi dalam pengertian hukum pidana dalam

Islam.

Buku karya Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam19

sebagai rujukan hukum pidana selanjutnya menyajikan dengan terang dan jelas

mengenai pengantar dan asas hukum pidana Islam.

Tinjauan Hukum Islam terhadap Perlindungan Hak-hak Konsumen dalam

Undang-Undang No.8 Tahun 1999, oleh Mukhlisin. Karya ini adalah skripsi yang

membahas tentang perlindungan konsumen secara umum, dan bagaimana hukum

Islam memandang UUPK dalam melindungi konsumennya.20

16 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000). 17 'Abdul Qa>dir 'Audah, at-Tasyri' al-Jina>'I al-Isla>mi, (Kairo: Maktabah Da>r al-'Uqu>bah,

1963). 18 Makhrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, (Jogjakarta: Logung Pustaka,

2004) 19 A. Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika:

2006) 20 Mukhlisin, Tinjauan Hukum Islam terhadap Perlindungan Hak-hak Konsumen dalam

Undang-Undang No.8 Tahun 1999, skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Mu'amalah, Fakultas Syari'ah, UIN Sunan Kalijaga, 2003.

Page 30: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

10

Hanya saja sepengetahuan Penyusun, belum ada penelitian secara khusus

yang membahas tentang hukum melakukan penipuan dalam iklan menurut

pandangan hukum Islam dan hukum positif.

E. Kerangka Teoretik.

Para Ulama' membagi pembahasan Hukum Islam dalam dua kategori,

yaitu hukum Islam yang berupa ibadah dan mu'amalah.21 Dalam masalah ibadah

para Ulama' sepakat untuk menjadikannya sebagai wilayah yang tidak menerima

ijtihad yang sifatnya tauqifi> dan ittiba>'I, dan dalam masalah mu'amalah mereka

sepakat untuk menjadikannya sebagai lahan dalam berijtihad karena sifatnya yang

selalu berkembang sesuai dengan perkembangan tempat dan waktu selama belum

ada nas} yang jelas tentang hukumnya atau terdapat nas} yang sifatnya masih z}anni.

Oleh karena itulah, kita menemukan perbedaan di antara Ulama' dalam masalah

yang berkaitan dengan mu'amalah lebih banyak dan kompleks bila dibandingkan

dengan perbedaan mereka dalam bidang ibadah.

Islam memberikan batasan-batasan kepada manusia dalam bermuamalah

dengan beberapa prinsip dasar sebagaimana dijelaskan oleh Dr. H. Nasroen

Haroen, yaitu:

1. Untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia dengan memperhatikan

dan mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mengitari

manusia itu sendiri, juga menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan, jujur

serta tolong menolong.

21 Ada yang membaginya tiga kelompok, yaitu ibadah , mu'amalah dan al-ah}wal as-syakhs}iyah , ada lagi yang menambahnya al-jina>yah. Lebih lengkap pembagian ini lihat dalam 'Umar Sulaiman al-Asyqa>r, Ta>rikh al-Fiqhi al-Isla>mi, (Aljazair: Qasr al-Kitab,t.t.),hlm.16-18.

Page 31: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

11

2. Hukum dasar muamalah adalah muba>h sampai ada ketentuan nas} yang

melarangnya. Dengan demikian segala kreasi dan inovasi jenis mu'amalah

selama tidak ada dalil yang melarangnya maka diperbolehkan.22

Dalam kaidah Fiqh disebutkan:23

األ صل في األ شياء اإلباحة حتى يدل الد ليل على تحر يمه

Praktek gara>r atau penipuan dalam iklan, dalam pelaksanaannya sangat

jelas menyalahi kedua prinsip diatas. Dalam pandangan Islam segala macam

bentuk kesamaran dan penipuan dalam perdagangan apapun bentuk dan

macamnya adalah hal yang sangat dilarang. Karena segala macam bentuk

mu'amalat tidak boleh ada gara>r yaitu tipu daya atau sesuatu yang menyebabkan

salah satu pihak merasa dirugikan oleh pihak lainnya24. Iklan yang mengelabuhi

kepada calon konsumennya, dapat dikeategorikan gara>r atau penipuan seperti yang

tersebut di atas jika keterangan atau informasi yang disampaikan dalam iklan

tidak sesuai dengan kondisi riil iklan yang diproduksi.

Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak

ramai agar tetarik pada barang dan jasa barang dan jasa yang ditawarkan.25 Pelaku

usaha diberikan kewenangan untuk membentuk iklan sedemikian rupa, akan tetapi

perlu diperhatikan pula kevalidan informasi yang harus disuguhkan dalam semua

aspek produknya.

22 Nasroen Haroen, Fiqh Mu'amalat, (Jakarta:Gaya Media Pratama,2000), hlm.16. 23 Jala>luddi>n 'Abdurrah}ma>n as-Suyu>t}i, al-Asyba>h wa an-Naz}a>ir fi> al-Fiqhi wa al-Furu>'

(Mesir: Da>r al-Ih}ya> al-Kutu>b al-'Ara>biyah,t.t.), hlm.37. 24 Juhaya S.Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: LPPM UNISBA ,1995). 25 Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka,1997)

Page 32: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

12

Iklan sebagai bentuk informasi, merupakan alat bagi produsen untuk

memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar mempengaruhi

kecenderungan masyarakat untuk menggunakan atau mengkonsumsi produknya.

Demikian pula sebaliknya, masyarakat akan memperoleh gambaran tentang

produk yang dipasarkan melalui iklan. Namun permasalahnya adalah, iklan

tersebut tidak selamanya memberikan informasi yang benar atau lengkap tentang

suatu produk, sehingga konsumen dapat saja menjatuhkan pilihannya terhadap

suatu produk tertentu berdasarkan informasi yang tidak lengkap tersebut.26

Dikarenakan tidak semua iklan mengandung penipuan, maka Penyusun

mengawali judul penulisan skripsi ini dengan menggunakan diksi unsur penipuan.

Prinsip dasar tentang pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara adalah mewujudkan kemaslahatan umat atau kesejahteraan umat secara

umum. Tujuan syari'at Islam adalah sebagai rahmat bagi manusia. Untuk

merealisasikan hal tersebut ada tiga segi yang menjadi sumber titik pokok.

a.) Mendidik pribadi agar tidak menjadi sumber kejelekan.

b.) Menegakkan keadilan.

c.) Kemaslahatan.

Dalam kajian fiqh Islam, kebenaran dan keakuratan informasi ketika

seorang pelaku usaha mempromosikan barang dagangannya menempati kajian

yang sangat signifikan. Islam tidak mengenal sebuah istilah pembelilah yang

harus hati-hati, tidak pula pelaku usaha yang harus hati-hati, tetapi dalam Islam

yang berlaku adalah prinsip keseimbangan (al-ta'a>dul) di mana pembeli dan

26 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta:Raja

Grafindo Persada,2005), hlm.48.

Page 33: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

13

penjual harus berhati-hati, hal tersebut tercermin dalam teori perjanjian akad

dalam Islam. Muhammad dalam bukunya berpendapat bahwa dalam hukum

ekonomi Islam tidak ada bedanya pemakai akhir (final consumer) dengan pemakai

medium (intermediary consumer). Para ahli hukum Islam juga tidak membedakan

harta antara barang konsumsi (consumer goods), barang produksi (producers

goods), dan barang perantara (intermediate goods), sebagaimana yang terdapat

dalam ilmu ekonomi umum.27

Hal ini berpengaruh pada definisi konsumen yang harus dilindungi dalam

Islam, karena konsumen dalam Islam adalah semua pemakai barang, apakah itu

dipakai langsung sehingga habis atau ia jadikan semua orang, apakah ia

berkedudukan sebagai individu, kelompok atau publik.

Dalalam produksi praktis, seorang podusen diharuskan untuk berlaku jujur

dalam memberikan informasinya kepada konsumen sehingga konsumen mampu

menentukan yang terbaik untutk dirinya. Informasi yang diberikan kepada

konsumen seharusnya jujur, transparan dan jelas sehingga tidak mengelabuhi

konsumen. Oleh karena itu, produsen dalam menyampaikan informasinya dalam

bentuk iklan baik melalui billboard atau media massa lainnya seyogyanya

dilandasi dengan itikad baik dan nilai-nilai kejujuran.

Konsumen yang telah menentukan pilihannya atas suatu produk

berdasarkan informasi yang tertera pada iklan atau label produk, berhak

mendapatkan layanan produk tersebut sesuai dengan janji dan jaminan yang

tertera. Apabila setelah mengkonsumsi produk, ternyata berbeda dengan informasi

27 Muhammad, Etika Bisnis dalam Islam, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN,2004), hlm.174

Page 34: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

14

yang dijanjikan, maka produsen berkewajiban menerima keluhan dari konsumen

dan menyelesaikan sengketa tersebut dengan layak dan baik. Apabila konsumen

tidak mendapatkan informasi sebagaimana yang dijanjikan atau jika produk tidak

sebagaimana mestinya maka konsumen berhak untuk mendapatkan ganti rugi

yang dideritanya setelah mengkonsumsi produk tersebut.

Dalam hal sengketa antara konsumen dan produsen, UUPK telah

membentuk sebuah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) untuk

menyelesaikan sengketa diantara mereka. Dan apabila dalam tingkat BPSK ini

permasalahan mereka tidak dapat diselesaikan, maka fase selanjutnya adalah

melimpahkan perkara ke pengadilan.

Informasi yang harus diberikan kepada konsumen tidak hanya

berhubungan dengan kualitas suatu barang, standar keamanan, mutu, komposisi,

nilai gizi, ukuran, timbangan tetapi juga berkaitan dengan efek samping atau

bahaya pemakaian, perlindungan terhadap kepercayaan agama tertentu, seperti

informasi halal atau haramya suatu produk.

Tindakan penipuan ada yang bersifat perkataan atau perbuatan. Sebagai

contoh adalah memberikan cat pada suatu benda untuk menyembunyikan cacat

atau sejenisnya. Sedangkan contoh dari perkataan penipuan adalah ucapan bohong

yang membuat seseorang melakukan sesuatu, seperti promosi iklan yang menipu

yang menyatakan keunggulan suatu produk.

Dalam hukum Islam sangat melindungi semua aspek kehidupan umatnya,

tidak terkecuali jika terjadi adanya unsur penipuan dalam iklan. Hukum Islam

dalam menetapkan aturan-aturan melalui al-Qur'an dan sunnah adalah mencakup

Page 35: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

15

maqa>s{id asy-syari>'ah, yaitu perlindungan agama (hifz}u ad-di>n), perlindungan jiwa

(hifz}u an-nafs), perlindungan akal (hifz}u al-'aql), dan perlindungan terhadap harta

(hifz}u al-ma>l), perlindungan terhadap keturunan (hifz } an-nasl).

Penipuan merupakan perbuatan pidana, adapun sanksi bagi pelaku

penipuan adalah hukuman ta'zi>r. Sedangkan dalam Undang-undang hukum positif

akan dibahas lebih lanjut beberapa sanksi yang harus dipertanggungjawabkan oleh

pelaku usaha.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu

penelitian yang sumber datanya diperoleh dari buku-buku dan atau karya-karya

yang relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu menggambarkan pokok

permasalahan yang diteliti secara proporsional dengan melalui proses analisis

hukum Islam dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

3. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang ditempuh dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis

normatif, pendekatan dengan melihat, membahas penipuan dalam iklan dan

menitik beratkan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan hukum. Sedangkan

Page 36: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

16

normatif membahas tentang penipuan dalam dunia usaha khususnya dalam dunia

periklanan berdasarkan atas kaidah-kaidah hukum.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah dokumentatif atau yaitu dengan menggunakan data primer yang diambil

dari buku-buku Fiqh seperti al-Fiqh al-Isla >mi wa Adillatuh karya Wah{bah az-

Zuhaili serta at-Tasyri' al-Jina>'I al-Isla>mi karya 'Abdul Qa>dir 'Audah refrensi

tentang sanksi dalam hukum Islam, serta Undang-Undang Perlindungan

Konsumen. Disamping itu ada data sekunder yang relevan untuk dikutip sebagai

pembanding.

4. Analisis Data

Metode yang dipakai dalam menganalisa data supaya diperoleh data yang

memadai dalam penelitian ini menggunakan analisis deduktif komparatif.

Deduktif merupakan penalaran yang berangkat dari data umum kedata khusus.

Data umum berisi ayat-ayat al-Qur'an atau hadis dan pasal-pasal dalam UUPK

yang tidak memperbolehkan melakukan penipuan dalam dunia usaha, khususnya

dalam periklanan, kemudian dianalisis sehingga menuju pada suatu kesimpulan

khusus bahwa praktek penipuan dalam periklanan tidak diperbolehkan baik dalam

hukum Islam maupun UUPK. Sementara komparatif membandingkan

permasalahan yang ada dengan tinjauan hukum Islam dan undang-undang yang

mengatur tentang perlindungan konsumen. Dari komparasi tersebut menghasilkan

persamaan dan perbedaan di antara kedua sistem hukum, yakni hukum Islam dan

UUPK.

Page 37: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

17

G. Sistematika Pembahasan

Guna memperoleh hasil secara optimal, maka perlu adanya penelitian yang

dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis dan terarah. Sebagai upaya

untuk membahas pokok permasalahan, penyusun memaparkan pembahasan dalam

lima bab, dimana antara satu bab dengan bab yang lain saling memiliki

keterkaitan.

Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah untuk

memberikan penjelasan mengapa penyusunan ini perlu dilakukan dan apa yang

melatarbelakangi penyusunan. Rumusan masalah dimaksudkan mempertegas

pokok-pokok masalah yang diteliti agar lebih fokus.

Kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penyusunan untuk

menjelaskan tujuan dan urgensi penyusunan ini. Paparan tentang telaah pustaka

yang dimaksudkan untuk melihat penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Adapun kerangka teoretik dimaksudkan untuk menjelaskan

pendekatan apa yang dipakai dan bagaimana langkah-langkah penyusunan ini

dilakukan. Terakhir sistematika pembahasan adalah untuk memberikan gambaran

secara umum, sistematis, logis dan korelatif mengenai bahasan tentang

penyusunan.

Bab II, berisi tinjauan umum tentang unsur penipuan dalam iklan

dijelaskan didalamnya bagaimana sebuah iklan mengandung unsur penipuan.

Bagaimana sesuatu dapat dikategorikan sebagai tindakan penipuan, pengertian

penipuan menjelaskan lebih lanjut penipuan dalam iklan. Selain penipuan, objek

yang dikaji dalam penelitian ini adalah iklan. Dijabarkan pula etika-etika beriklan

Page 38: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

18

yang harus dikedepankan dalan dunia bisnis supaya terbentuk bisnis yang

kondusif. Selain itu pula baik pelaku usaha maupun konsumen haruslah

memahami dan saling menghormati akan adanya hak dan kewajiban masing-

masing.

Bab III, menjelaskan sejarah singkat kodifikasi hukum Islam, dilanjutkan

pembahasan singkat sejarah lahirnya UUPK No. 8 tahun 1999 tentang

perlindungan konsumen. Setiap sesuatu pasti ada konsekuensinya, menempati

bab selanjutnya yakni sanksi bagi pelaku usaha yang melakukan praktek penipuan

dalam iklan baik sanksi menurut hukum Islam maupun hukum positif. Hukum

Islam dan hukum positif menyikapi adanya praktek penipuan dalam iklan,

dijelaskan dalam pembahasan yang terakhir dalam bab ini.

Bab IV menganalisis perbandingan hukum Islam dan UUPK No.8 tahun

1999 terhadap perlindungan konsumen mengenai unsur penipuan dalam iklan,

serta persamaan dan perbedaan kedua sistem hukum tersebut. Analisis yang

pertama adalah hukum Islam dan UUPK menyikapi tentang adanya unsur

penipuan dalam iklan. Analilis kedua adalah analisis sanksi hukum bagi pelaku

usaha dalam dua perspektif, yaitu hukum Islam dan hukum positif.

Bab V penutup yang memaparkan kesimpulan yang menjawab dari pokok

masalah yang ada, serta berisi saran-saran.

Page 39: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam penelitian tentang adanya unsur penipuan dalam

iklan perspektif hukum Islam dan UUPK maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perlindungan konsumen terhadap unsur penipuan dalam iklan, konsumen

berhak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan jasa. Artinya, konsumen akan tumbuh rasa

interestnya apabila pelaku iklan memuat pesan dalam iklannya dengan

bahasa yang sangat hiperbolis. Di sinilah perlunya seorang produsen untuk

lebih realistis dan tidak berlebih-lebihan supaya para calon konsumen

tidak terkecoh. Baik dalam hukum Islam maupun hukum positif, dalam hal

ini UUPK, sama-sama tidak membenarkan adanya iklan yang

mengelabuhi calon konsumennya. Lebih lanjut dalam masalah periklanan

telah disebutkan dalam UUPK pasal 17.

2. Adanya sanksi dalam hukum Islam adalah sanksi ta'zi>r yang ditentukan

oleh ulil amri. Adanya penipuan dalam iklan muncul disebabkan iklan

telah beralih fungsi, yakni sebagai bentuk pengenalan produk kepada calon

konsumen yang mengandung kesamaran, penipuan dan gara>r. Sedangkan

dalam UUPK yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa adalah

BPSK, dan sanksi yang ditetapkan olek UUPK adalah pemberian ganti

Page 40: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

87

rugi kepada konsumen. Apabila BPSK tidak berhasil menyelesaikan

sengketa antar kedua belah pihak, maka perkara tersebut dilimpahkan ke

pengadilan.

3. Persamaan dan perbedaan dari kedua sistem hukum tersebut berkaitan

dengan penipuan dalam iklan yang dilakukan oleh pelaku usaha,

diantaranya:

Persamaan di antara kedua sistem hukum tersebut adalah:

a. Dari segi perlindungan konsumen, hukum Islam maupun UUPK sama-

sama menilai bahwa konsumen harus dilindungi secara hukum.

b. Dalam hukum Islam maupun UUPK, konsumen berhak mendapatkan

perlindungan dari penyampaian informasi (iklan) yang mengandung

penipuan.

c. Kedua sistem hukum, yakni sistem hukum Islam dan UUPK sama-

sama menjatuhkan sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar, dalam

hal ini melakukan penipuan dalam iklan.

d. Sanksi bagi para pelaku usaha dalam hukum Islam adalah ta'zi>r, dapat

berupa harta dan penyebarluasan kesalahan untuk dapat diketahui oleh

masyarakat umum, kemudian dalam UUPK sanksi yang dikenakan

adalah pemberian ganti rugi pelaku usaha kepada konsumen, serta

dihentikannya peredaran iklan yang melanggar ketentuan-ketentuan

yang telah ada.

Page 41: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

88

Sedangkan perbedaan dari kedua sistem tersebut adalah:

a. Dalam hukum Islam tidak hanya membatasi pada konsumen akhir saja,

akan tetapi hukum Islam melindungi konsumen perantara yang

tercakup didalamnya. Berbeda dengan UUPK yang hanya melindungi

konsumen akhir saja.

b. Hukum Islam selain konsumen yang harus dilindungi juga memuat di

dalamnya badan hukum yang tidak menutup kemungkinan juga

melakukan konsumsi atas barang dan jasa. Lain halnya dengan UUPK

yang hanya membatasi perlindungannya sebatas pada konsumen saja.

B. Saran

1. Perlindungan konsumen harus didukung oleh semua pihak, termasuk

pelaku usaha supaya terjadi hubungan bisnis secara sehat. Hal ini tidak

lain bertujuan agar tidak ada pihak manapun yang dirugikan.

2. Dibentuknya lembaga sensor iklan, hal ini untuk mempersempit peluang

para pelaku usaha yang akan melakukan penipuan dalan iklan.

3. Perlunya pemerintah untuk mensosialisasikan UUPK. Sosialisasi tersebut

bertujuan supaya konsumen mengerti akan hak dan kewajibannya dengan

baik, serta lebih selektif dalam menentukan barang yang akan dibeli,

bukan hanya terpengaruh dari visualisasi sebuah iklan saja. Selain itu, baik

konsumen, produsen maupun pemerintah harus didukung dengan persepsi

yang sama dalam mewujudkannya.

Page 42: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

89

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur'an/Tafsir

Departeman Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Al-Waah, 1993

Fauroni ,Lukman, Etika Bisnis dalam al-Qur'an, Yogyakarta: Pustaka

Pesantren,2006. Shihab, M. Quraisy, Tafsi>r Al-Mis}ba>h}, 15 Jilid, Jakarta: Lentera Hati, 2005.

B. Al-Hadis} Bukha>ri, Abu 'Abdillah Muhammad Ibn Isma>'i>l al-, Sah}i>h} al-Bukha>ri, 4 Jilid,

ttp.:Da>r al-Fikr, 1994. Baihaqi, Abu> Bakar Ah}mad Ibn al-H>}usain al-, as-Sunnah as-Sag{i>r, , Beirut: Da>r

al-Fikr, t.t.

C. Fiqh/Us{u>l Fiqh

A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1967. Asyqa>r 'Umar Sulaiman al-, Ta>ri>kh al-Fiqhi al-Isla>mi, Aljazair: Qasr al-Kita>b, 1998. 'Audah, 'Abdul Qa>dir, at-Tasyri>' al-Jina >'I al-Isla>mi, 2 Jilid, Lebanon: Da>r al-

Qala>m,1989. Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Luctiar Baru Van

Hoeve, 1997. Effendy Mochtar, Ekonomi Islam Suatu Pendekatan Berdasarkan al-Qur'an dan

Hadis, Palembang: al-Mukhtar, 1996. Hakim, Rahmat, Hukum Pidana Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2000. Haroen, Nasroen, Fiqh Mu'amalat, Jakarta: Gaya Media Pratama,2000. Jaziri, 'Abdurrahman al-, Kita>b al-Fiqhi 'ala Maza>hibi al-Arba'ah, Lebanon: Da>r

al-Fikr, 2002. Khallaf, 'Abdul Wahab, 'Ilmu Us}u>l al-Fiqh, Beirut: Da>r al-Qala>m, t.t.

Page 43: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

90

Komarudin, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Luctiar Baru Van Hoeve, 1997. Mas'adi, Ghufron. A, Fiqh Mu'amalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002. Mas'ud, Kholid, Filsafat Hukum Islam dan Perubahan Sosial, Surabaya: al-

Ikhlas,1993. Muhammad dan Alimin, Etika Bisnis dalam Islam, Yogyakarta: PPFE, 2004. Muhammad, Etika Bisnis dalam Islam, Yogyakarta: Unit Pengembangan dan

Penerbitan AMP YKPN, 2004. Munajat, Makhrus, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, Yogyakarta: Logung

Pustaka, 2004. Muslich, A. Wardi, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 2006. Pagar, Kodifikasi Hukum Islam: Kajian Kesejarahan dan Pelembagaannya,

Analytica Islamica, Vol. 6, No.2, 2004, http://www.analyticaislamica.com, akses 19 Agustus 2008

Praja, Juhaya.S, Filsafat Hukum Islam, Bandung: LPPM UNISBA, 1995. Sabiq, as-Sayid , Fiqh as-Sunnah, Lebanon: Da>r al-Fikr, 1981. Santoso, Topo, Membumikan Hukum Islam, Jakarta: Gema Insani Press: 2003. Suyu>ti, Jala>luddi>n 'Abdurrah}ma>n as-, al-Asyba>h wa an-Naza>ir fi> al-Qawa>id wa al

Furu>', Mesir: Da>r al-Ih}ya>' al-Kutub al-'Ara>biyyah, t.t. Usman, Muslih, Kaidah-Kaidah Ushuliyyah dan Fiqhiyyah, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1996.

Qarad{a>wi, Yusuf, Fatwa-fatwa Kontemporer, alih bahasa M. Sholihat, Jakarta: Gema Insani Press,1995.

Zuhaili, Wahbah az-, Kita>b Fiqh al-Isla>mi wa Adillatuh, Damaskus: Da>r al-Fikr,

2000.

D. Lain-Lain. Badroen, Faisal, Etika Bisnis dalam Iklan, Jarta: Kencana Persada Media Group,

2006.

Page 44: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

91

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, www.brti.or.id, akses 3 Nopember 2008.

Jumhuriyah Mis {ra al-‘Arabiyah, al-Mu’jam al-Waji>z, Mesir: al-Haiah al-‘A>mah

Lisyuu>ni al-Mat{a>bi’I al-Ami>riyah, t.t. Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1989. Keraf, Sony, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius, 1998. Komisi Penyiaran Indonesia, www.kpi.go.id, akses 3 Nopember 2008 Mahendra, Yusril Ihza, Hukum Islam dan Pengaruhnya terhadap Hukum

Nasional Indonesia, 19 Desember 2007, http://yusril.ihzamahendra.com/, akses 14 Agustus 2008.

Ma’luf Luwis, al-Munjid fi> al-Lugah wa al-A’la>m, Libanon: Da>r al-Masyriq,2002. Miru, Ahmad dan Yodo, Sutarman, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2005. Munawwir, A.Warson, Kamus al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1994. Nasution, A.Z, Konsumen dan Hukum, Jakarta: Sinar Harapan, 1995. Pasta Gigi Berbahaya, www.forum.wgaul.com, akses 5 Nopember 2008. Poerwadinanta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa indomesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1985. Sidabalok, Janus, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung: PT.

Cipta Aditya Bakti, 2006. Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Grasindo, 2003. Sinar Harapan, Semarak Kosmetik Pemutih Kulit,

http://www.sinarharapan.co.id./iptek/kesehatan/2002/093/html, akses 20 April 2007.

Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,

Bandung: Citra Umbara, 1996. Waspada Kosmetik dan Permen, http://anangku.blogspot.com, akses 5 Nopember

2008.

Page 45: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

92

Wibowo, Wahyu, Sihir Iklan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003. Widjaja, Gunawan dan Yani, Ahmad, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000. YLKI: Iklan Operator Agar Transparan,

http://www.antara.co.id./arc/2008/3/12/YLKI-iklan-operator-agar transparan, akses 8 Agustus 2008

12 Produk Makanan Cina Mengandung Melamin, www.korantempo.com, edisi 28

September 2008, akses 5 Nopember 2008.

Page 46: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

I

Lampiran I

TERJEMAHAN TEKS ARAB

No Bab Halaman Foot Note Terjemahan

1 I 1 1 Hai Orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

2 I 3 4 Dan Syu'aib berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kejahatan.

3 I 4 6 Orang Islam itu saudara orang Islam yang lain, dan tidak dihalalkan bagi seorang muslim apabila menjual kepada saudaranya sesuatu yang ada cacatnya dan tidak memberitahukannya.

4 I 10 11 Segala sesuatu pada dasarnya adalah mubah, sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya.

5 II 31 24 Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang yang miskin, dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

6 II 32 25 Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

7 II 35 32 Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan) Allah terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.

Page 47: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

II

8 II 36 33 Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang bati{l (syirik) walaupun orang yang berdusta (musyrik) itu tidak menyukai.

9 II 36 34 Kepada wanita-wanita yang diceraikan hendaklah diberikan (oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'ruf, sebagai kewajiban kepada orang-oprang yang takwa.

10 II 36 36 Hak haruslah memiliki kemaslahatan dalam syari'at.

11 II 38 38 Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.

12 II 38 39 Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang dicekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan (bagimu) yang disembelih untuk berhala.

13 II 38 40 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.

14 II 38 41 Orang Islam itu saudara orang Islam yang lain dan tidak dihalalkan bagi seseorang muslim apabila menjual kepada saudaranya sesuatu yang ada cacatnya dan tidak memberitahukannya.

15 II 45 43 Dari Ibnu Ibnu Maslamah dari Malik dari Nafi' Ibnu 'Umar Rad{iyalla>hu 'Anhuma> Nabi saw mencegah untuk berbuat najasy.

16 II 45 45 Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang, (yakni) apabila orang-orang yang menerima takaran dari orang lain mereka mengurangi.

17 II 46 46 Bahwasannya Rasulullah telah melarang muh{a>qalah, muza>banah, mukha>barah dan s|unaiyya, kecuali diketahui.

18 II 47 47 Sesungguhnya Rasulullah telah melarang jual beli gara>r (samar) dan jual beli dengan cara melempar batu.

Page 48: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

III

19 II 48 48 Pedagang yang jujur dan bisa dipercaya bersama dengan para Nabi, orang-orang jujur, dan para syahid.

20 III 61 11 Pengetahuan tentang hukum-hukum syara' yang praktis, yang diambil dari dalil-dalilnya secara terperinci.

21 III 61 13 Tindak pidana yang oleh Undang-Undang dikenai hukuman mati, atau kerja berat yang bersifat tetap (selamanya) ataupun temporal (sementara).

22 III 61 14 Jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara', baik perbuatannya tersebut mengenai jiwa, harta maupun lainnya.

Page 49: UNSUR PENIPUAN DALAM IKLAN - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/2634/1/BAB I,V.pdf · Skripsi ini mambahas tentang unsur penipuan dalam iklan dilihat dari sudut pandang

XXV

CURRICULUM VITAE

Nama : Isyatin Mahmudah.

TTL : Nganjuk, 11 Juli 1984.

Agama : Islam.

Alamat Asal : Sekarputih, Bagor, Nganjuk, Jawa Timur.

Alamat di Yogyakarta: PP. Nurul Ummah, Jl. R. Ronggo,KG.II/982, Kotagede

Yogyakarta.

Nama Orang Tua

Ayah : Hisyam Masyhur.

Ibu : Umi Aslamah.

Alamat : Sekarputih, Bagor, Nganjuk, Jawa Timur.

Pendidikan Formal :

SDN Sekarputih lulus tahun 1996.

MTsN Nganjuk lulus tahun 1999.

MA Al-Hikmah Kediri lulus tahun 2002.

Fakultas Syari'ah UIN Yogyakarta sampai sekarang.