ultrassafinah edisi #6

20
Renaissance Ada apa dengan pemimpin? - Akhlak seorang pemimpin - Inspirasi - Cara jitu agar selalu beruntung - Seindah pelangi - Investigasi - Saatnya memunculkan tunas baru - Cerita Mini - Cintailah Cinta-Nya - Resensi 6 Kami sangat berterima kasih kepada anda yang mau membantu kami untuk memperbanyak majalah ini dan menyebarkannya ke sahabat-sahabat anda

Upload: as-safiinah-ldj-teknik-perkapalan-its

Post on 11-Mar-2016

245 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Ultrassafinah Edisi #6

RenaissanceAda apa dengan pemimpin? - Akhlak seorang pemimpin - Inspirasi - Cara jitu agar selalu

beruntung - Seindah pelangi - Investigasi - Saatnya memunculkan tunas baru - Cerita Mini - Cintailah Cinta-Nya - Resensi

6

Kami sangat berterima kasih kepada anda yang mau membantu kami untuk memperbanyak majalah ini dan menyebarkannya ke sahabat-sahabat anda

Page 2: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 2

Editorial

Assalamu'alaikum wr.wb.

Seneng rasanya kami bisa menyapa ultras mania

lagi. Setelah 1 bulan lamanya menghilang dari peredaran, kini

kami hadir kembali dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang

masih fresh. Dengan format yang sedikit berbeda dari ultras

yang telah terbit sebelumnya.

Edisi kali ini, kami mencoba mengangkat tema

“kepemimpinan”. Memang sama dengan ultras edisi pertama

but it's ok. Disini kami mencoba mengemasnya dengan format

yang berbeda. Mengingat di akhir semester genap, saatnya

pemimpin-pemimpin baru muncul. Ya, saat inilah akhir dari

masa kepengurusan semua organisasi yang ada di ITS, baik itu

kajian jurusan, JMMI, BEM, hima maupun organisasi lainnya.

Judul edisi kali ini adalah Renaissance. Renaisans adalah suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya kurang lebih pada tahun 1500. Perkataan "renaisans" berasal dari bahasa Perancis renaissance yang artinya adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran Kembali". Ya, sebentar lagi akan lahir kembali pemimpin-pemimpin baru di ITS. Pemimpin yang akan membawa organisasi yang dipimpinnya menjadi lebih baik lagi.

Kami sangat menantikan kritik dan saran dari anda demi kemajuan zine ini. Silahkan kirimkan via sms ataupun email. Bagi anda yang ingin berkontribusi dalam pembuatan zine ini, kami sungguh sangat berterima kasih. Silahkan kirimkan artikel yang anda punya baik itu opini ataupun resensi buku. Tentu akan ada proses seleksi terlebih dahulu. Kami juga sangat menantikan jika ada donatur yang bersedia membantu pendanaan zine ini ataupun anda yang berminat memasang iklan disini. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Ok, langsung saja, silahkan Anda menikmati artikel yang kami sajikan. Semoga bermanfaat.

Pemimpin RedaksiSatria Nova

Mukadimah

Daftar IsiAda apa dengan pemimpin?

Akhlak seorang pemimpin

Inspirasi

Cara jitu agar selalu beruntung

Seindah pelangi

Investigasi

Saatnya memunculkan tunas baru

Cerita Mini

Cintailah Cinta-Nya

Resensi

Pemimpin RedaksiSatria Nova

ReporterErik SugiantoFebri F OJalil IrfanartikoErik CahibibiAfif WiludinTristiandinda PermataMufaqRatna

DistributorAbdur RahmanTatum MonicaSiti FariyaChoirul Huda

LayouterHardina Mulyasari

Kontak085655479927

Email

FacebookAssafiinah Up Date

[email protected]

Page 3: Ultrassafinah Edisi #6

Gambaran apa sich yang sebenarnya ada dibenak kita jika mendengar kata pemimpin? Mungkin sebagian akan bilang bahwa pemimpin itu adalah orang yang memegang amanah dari orang yang memberi amanah. Ada juga yang berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang dipercaya untuk menjadi “tumbal” dalam suatu organisasi, dan pastinya masih banyak lagi argumen-argumen yang ada.

Dari sekian banyak argumen tadi saya mencoba menarik kesimpulan bahwa pemimpin adalah orang yang diberi amanah dan dipercaya untuk memimpin orang yang memberi amanah. Terdapat beberapa istilah dalam Al-Qur,an yang menunjuk kepada pengertian pemimpin, diantaranya: Khalifah, Imam dan Ra'in. Tiga konsep tersebut merupakan satu kesatuan yang padu tak dapat dipisahkan dan seharusnya ada dan tercermin pada setiap diri pemimpin. Sebenarnya didalam diri kita masing-masing sudah ada jiwa kepemimpinan yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al-Baqarah (2) : 30)

Yang menjadi pertanyaan pada diri kita adalah sudahkah kita memanfaatkan dan mengembangkan karunia yang diberikan Allah dengan maksimal. Disengaja atau tidak kita sudah menjadi pemimpin sejak kita lahir. Minimal menjadi pemimpin diri sendiri. Apakah selamanya kita hanya akan menjadi pemimpin diri kita sendiri? Bukankah kita seorang mahasiswa yang mengemban amanah yang berat dari bangsa ini untuk menjadi pemimpin yang bisa membawa bangsa ini lebih bermartabat.

Kemudian timbul pertanyaan selanjutnya. Setelah kita menjadi seorang pemimpin, bagaimana kita memimpin? Sudah sesuaikah dengan kehendak orang yang memberi amanah? Sudah seseuaikah dengan ajaran Rasulullah? Memang tidak mudah menjadi pemimpin yang sempurna itu, akan tetapi kita sebagi seorang manusia harus berusaha semaksimal mungkin.

Tetapi Anda tidak perlu merasa takut atau minder untuk mencoba menjadi seorang pemimpin. Saya akan sedikit berbagi tentang bagaimana pemimpin yang menginspirasi versi saya dalam kaca mata mahasiswa ( sama-sama belajar sih sebenarnya, hehehe). Menurut si mbah google dengan penyesuaian dari saya, pemimpin yang menginspirasi adalah sebagai berikut :

1. Menjadi tauladan

Yah, sarat pertama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah tauladan bagi pengikutnya. Bahasa kerennya Uswatun Khasanah. Karena para “bawahan” akan melihat pemimpinnya sebagai contoh dalam kehidupannya. Mulai dari hal yang terkecil sampai yang terbesar. Sebagaimana Rasulullah, Abu Bakar, dan masih banyak pemimpin yang pernah menjadi pemimpin dunia.

2. Pelayan yang baik

Pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus bisa menyingkirkan ego pribadi dan berorientasi pada kepentingan bawahannya. Seorang pemimpin tidak bisa sukses tanpa staff yang memberi kepercayaan kepada-nya. Pemimpin yang melayani menunjukkan kasih dan perha t iannya dengan cara memperha t ikan kebutuhannya, mendengarkan keluhan, dan mengerti impian dan harapan mereka.

Ultrassafinah Edisi VI 3

Page 4: Ultrassafinah Edisi #6

3. Memiliki Visi untuk Maju

Pemimpin yang menginspirasi mampu menawarkan rencana masa depan yang realistis dan berbeda. Mampu meyakinkan para staff tentang masa depan yang lebih baik dan telah ada rencana matang untuk menghadapinya. Staff akan mengikuti pemimpinya karena mereka tahu dan percaya akan tujuan kearah yang lebih baik. Optimisme seoarang pemimpin menjadi pegangan staff dalam menggapai mimpi di masa depan.

4. Penyemangat

Pemimpin adalah semangat pengikutnya. Ya, memang seorang pemimpin harus bisa membangkitkan semangat para staff-nya ketika mereka gagal dalam suatu program yang telah dilakukan. Jeli dalam melihat kelemahan dan kelebihan yang dimiliki staff-nya. Selain sebagai pemacu etos kerja, pemimpin juga harus mampu membangkitkan semangat ketika semuanya down.

5 Share a Succes story

Bercerita kepada staff tentang kisah-kisah sukses. Terbukti ampuh dalam mengendalikan emosi staff untuk berbuat lebih baik. Tidak hanya dari Tract Record kita tetapi juga orang-orang besar yang berhasil menginspirasi kita. Para staff akan terpacu dan terinspirasi dari kisah yang kita ceritakan.

Menginspirasi lebih mengena daripada memotivasi. Jika motivasi hanya bekerja sampai tahap luar saja, inspirasi berefek lebih dalam, yakni membangunkan semangat dari dalam diri. Untuk itu jadilah seorang pemimpin yang inspiratif, agar staff Anda selalu merasa tergerak dan bersemangat dalam bekerja bahkan jika tidak ada reward sekalipun. Sesungguhnya niat, keyakinan, dan desire yang berasal dari dalam dirilah yang lebih efektif dan bertahan lama.

Wah, ternyata menjadi pemimpin itu menarik sekaligus juga menantang ya. Saatnya kita praktekan ilmu yang kita dapat dari ulasan tadi. Minimal meningkat lah yang tadinya hanya memimpin diri sendiri, sekarang menjadi memimpin sub kegiatan dari suatu kepanitiaan. Terus naik jadi ketua panitia kegiatan, lanjut ke ketua depatemen di sebuah organisasi dan menjadi ketua organisiasi yang kita inginkan. Bagaimana? sederhana bukan untuk menjadi seorang pemimpin? Kalau kata Aa Gym ada 3 M untuk bisa maju: Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil, dan Mulai dari Sekarang. Let' go to try. Semoga menjadi pemimpin yang menginsiprasi. (ji/sat)

Ultrassafinah Edisi VI 4

Akhlak Seorang

Pemimpin

Selebaran profil ada dimana-mana, kalimat vote… tertempel disetiap dinding di kampus ini. Hampir setiap hari ada dialog terbuka atau bahasa politiknya kampanye. Tidak salah memang, pergantian kepengurusan di setiap organisasi mahasiswa (ormawa) di kampus ini sebentar lagi. Dan bulan inilah ramai-ramainya pemilihan calon pemimpin ormawa tersebut.

Nah… kalau ngomong soal pemimpin, pasti tidak bisa dipisahkan dari sosok yang satu ini, tauladan Kita, manusia paling perfect di dunia, manusia tiada duanya. Siapa lagi kalao bukan Rasulullah saw

Kawan, pada artikel ini, saya akan mencoba sedikit berbagi seperti apa sih akhlak atau tingkah laku seorang pemimpin? Saya mbacem dari buku yang berjudul kemimpinan dan keorganisasian karya Imam Moedjianto yang saya pinjam dari perpustakaan Masjid Manarul Ilmi, gudang harta karun yang selama ini kurang dimanfaatkan mahasiswa ITS.

Di buku tersebut dijelaskan dua akhlak seorang pemimpin, yaitu akhlakul karimah (akhlak yang mulia) yang harus dimiliki seorang pemimpin dan akhlakul mazmumah (akhlak yang tercela) yang harus ditinggalkan seorang pemimpin, baik dari perspektif Al Qur'an maupun perspektif Hadist.Yang pertama dari perspektif Al Quran, ada sebuah kisah kawan, suatu saat Aisyah ditanya seorang sahabat tentang bagaimana akhlak Rasullulah, maka Aisyah menjawab “Hakekat akhlak Rasulullah adalah Al Quran”. Maka untuk mengkaji seperti apa akhlakul karimah itu, kita harus mengacu pada Al Qur'anul Karim. Dari referensi yang saya dapatkan ada 15 sifat akhlakul karimah, yaitu:1.Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka,

lapang dada, selalu tanggap. ( Al-Muhadalah ayat 11)

Page 5: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 5

2. Adil, jujur dan konsekuen. (An Nisa ayat 58)

3. Bertanggung . (Al An'am ayat 164)

4. Selektif terhadap informasi. (Al Hujurat ayat 16)

5. Memberikan peringatan. (Adz Zariyat ayat 55)

6. Memberikan petunjuk dan pengarahan. (As Sajadah ayat 24)

7. Suka bermusyawarah (Ali Imran ayat 159)

8. Istiqomah atau teguh pendirian (Al Ahqaf ayat 13)

9. Senang berbuat kebaikan (Al Baqarah ayat 195)

10. Berat hati bila orang susah dan kasih akan orang mukmin (At Taubah ayat 128)

11. Kreatif dan tawakkal. (Al Qasash ayat 77)

12. Kompetitif (Al Baqorah ayat 148)

13. Estetik ( Al A'Raf ayat 31)

14. Harmonis Proporsional (Al Baqorah 190)

15. Disiplin, produktif dan persistent (Al Ashr ayat 1-3)

Yah.. itulah kawan ,15 Akhlak yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin. lalu apa

akhlak yang harus ditinggalkan seorang pemimpin. Ada tiga Akhlaqul mazmumah tersebut,

yaitu :

1. Berbuat zalim dan menjatuhkan kaumnya kejurang kekafiran kebinasaan. (An Nahl

ayat 25, Ibrahim ayat 28-29 dan Saba' ayat 15-16)

2. Mengikuti hawa nafsu (Shaad ayat 26)

3. Tidak berpegang dengan hukum-hukum Allah dan rasulnya (Al maidah ayat 43 dan

ayat 50)

Kemudian kita tinjau akhlak seorang pemimpin dari perspektif al hadist. Contoh

akhlakul karimah berdasarkan referensi al hadist adalah berbuat adil, melaksanakan hukum

Allah, amanah dalam menjalankan semua tugasnya dengan baik, melindungi rakyat dan hidup

sederhana dan tidak bermewah-mewahan. Sedangkan akhlakul mazmumahnya adalah meminta-

minta jabatan, membawa rakyatnya kedalam kebinasaan, angkuh dan mementingkan diri

sendiri, bodoh dan tidak berpengetahuan, negative thingking dan dengki.

Itulah contoh-contoh akhlak yang harus dimiliki atau ditinggalkan seorang pemimpin.

Sekarang terserah kita, kita ingin jadi pemimpin seperti apa. Semua pilihan ada pada kita, dan

setiap pilihan yang kita ambil pasti ada resikonya. Apapun pilihan kita, suatu saat nanti pasti

akan dimintai pertanggungjawaban. Mari lakukan yang terbaik yang kita bisa lakukan, untuk

Agama ini, umat ini dan yang paling penting mencari RidhoNya. (es)

Page 6: Ultrassafinah Edisi #6

emimpin. bahasa kerennya Ulil Amri. Jangan salah tafsir, pasti kita beranggapan pUlil Amri cuma untuk para pemimpin negara

saja. Siapapun yang memimpin dalam suatu urusan kita, itulah Ulil Amri kita. Sebelumnya telah diberikan paparan tentang leadership. Kali ini kita langsung simak contoh pemimpin yang gagah perkasa, penuh tanggung jawab, cerdas, dan banyak lagi pesan moral y a n g d a p a t k i t a a m b i l d a r i b e l i a u . Siapa dia?harum, hingga harus diabadikan untuk sebuah semenanjung perbukitan karang setinggi 425 m di pantai tenggara Spanyol, Gibraltar atau Jabal Tariq. Thariq bin ziyad berasal dari bangsa Barbar. Ia bekas s eo r an g b u d ak y an g k emu d ian dimerdekakan oleh Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara. Dan di tangan Musa ini pula ia memeluk agama Islam bersama orang-orang Barbar lainnya yang tunduk di bawah kekuasaannya setelah menaklukkan daerah Tanja. Di kisahkan bahwa setelah masuk Islam, mereka menjalankan agama Islam dengan baik. Oleh karena itu, sebelum Musa pulang ke Afrika, ia meninggalkan beberapa orang Arab untuk mengajari mereka Al-Qur'an dan ajaran-ajaran Islam. Setelah itu Musa mengangkat Thariq, yang merupakan prajurit Musa yang terkuat, menjadi penguasa daerah Tanja, ujung Maroko dengan 19.000 tentara dari bangsa Barbar, lengkap dengan persenjataannya.

Setelah Rasulullah saw wafat, Islam menyebar dalam spektrum yang luas. Tiga benua lama -Asia, Afrika, dan Eropa- pernah merasakan rahmat dan keadilan dalam naungan pemerintahan Islam. Tidak terkecuali Spanyol (Andalusia). Ini negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman pemerintahan kekhalifahan Bani Umaiyah.

Nama pejuang Islam ini begitu

Kelas keempat adalah para petani, pedagang, dan kelompok masyarakat yang hidup cukup lainnya. Mereka dibebani pajak dan pungutan yang tinggi. Dan kelas kelima adalah para buruh tani, serdadu rendahan, pelayan, dan budak. Mereka p a l i n g m e n d e r i t a h i d u p n y a .

Akibat klasifikasi sosial itu, rakyat Spanyol tidak kerasan. Sebagian besar mereka hijrah ke Afrika Utara. Di sini, di bawah pemerintahan Islam yang dipimpin Musa bin Nusair, mereka merasakan keadilan, kesamaan hak, keamanan, dan menikmati kemakmuran. Para imigran Spanyol itu kebanyakan beragama Yahudi dan Kristen. Bahkan, Gubernur Ceuta, bernama Julian, dan putrinya Florinda -yang dinodai Roderick- ikut mengungsi.

Melihat kezaliman itu, Musa bin N u s a i r b e r e n c a n a i n g i n membebaskan rakyat Spanyol sekaligus menyampaikan Islam ke negeri itu. Pada bulan Rajab tahun 97 H (Juli 711 M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah dari Musa bin N u s h a i r u n t u k m e n y e r a n g semenajung Andalusia. Dengan 7000 prajurit yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq menyeberangi selat Andalusia yang jaraknya hanya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur Ceuta di Afrika Utara, yang bersekutu dengan kaum muslimin untuk menentang raja Roderick, penguasa kerajaan Visigoth di Andalusia.

Thariq bin ZiyadINSPIRASI

Ultrassafinah Edisi VI 6

Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan lalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial. Kelas pertama adalah keluarga raja, bangsawan, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa wilayah. Kelas kedua diduduki para pendeta.

Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat p e n g u a s a s e b a g a i a l a t m e m e r a s r a k y a t .

Page 7: Ultrassafinah Edisi #6

Setelah mendarat di pantai karang yang kemudian dinamai Gibraltar, Thariq beserta pasukannya berhadapan dengan 25.000 prajurit Visigoth. Pada mulanya kedatangan pasukan Thariq ini membuat heran Tudmir, penguasa setempat yang berada di bawah kekuasaan Raja Roderick, karena mereka datang dari arah yang tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut. Walaupun jumlah pasukan kaum muslimin jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh, namun jumlah yang banyak tersebut tidak membuat gentar pasukan kaum muslimin, terlebih setelah mereka mendengarkan pidato panjang yang membuat jiwa mereka menggelora yang disampaikan oleh panglima mereka, Thariq bin Ziyad.

“Wahai seluruh pasukan, kalau sudah begini ke mana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian ada laut dan di depan kalian ada musuh. Demi Allah swt., satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran. Hanya itu yang dapat k a l i a n a n d a l k a n .

Musuh dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan yang lengkap te lah s iap menyongsong kalian. Sementara senjata kalian hanyalah pedang. Kalian akan terbantu jika kalian berhasil merebut senjata dan perlengkapan musuh kalian. Karena itu, secepatnya kalian harus bisa melumpuhkan mereka. Sebab kalau tidak, kalian akan menemukan kesulitan besar. Itulah sebabnya kalian harus lebih dahulu menyerang mereka agar kekuatan mereka lumpuh. Dengan demikian s e m a n g a t j u a n g k i t a a k a n b a n g k i t .

Musuh kalian itu sudah bertekad bulat akan mempertahankan negeri mereka sampai titik darah penghabisan. Kenapa kita juga tidak bertekad bulat untuk menyerang mereka hingga mati syahid? Saya sama sekali tidak bermaksud menakut-nakuti kalian. Tetapi marilah kita galang rasa saling percaya di antara kita dan kita galang keberanian yang merupakan salah satu modal utama perjuangan kita.

Kita harus bahu membahu. Sesungguhnya saya tahu kalian telah membulatkan tekad serta semangat sebagai pejuang-pejuang agama dan bangsa. Untuk itu kelak kalian akan menikmati kesenangan hidup, disamping itu kalian juga

memperoleh balasan pahala yang agung dari Allah swt. Hal itu karena kalian telah mau menegakkan kalimat-Nya dan membela agama-Nya.

Percayalah, sesungguhnya Allah swt adalah penolong utama kalian. Dan sayalah orang pertama yang akan memenuhi seruan ini di hadapan kalian. Saya akan hadapi sendiri Raja Roderick yang sombong itu. Mudah-mudahan saya bisa membunuhnya. Namun, jika ada kesempatan, kalian boleh saja membunuhnya mendahului saya. Sebab dengan membunuh penguasa lalim itu, negeri ini dengan mudah kita kuasai. Saya yakin, para pasukannya akan ketakutan. Dengan demikian, negeri ini akan ada di b a w a h b e n d e r a I s l a m . ”

Akhirnya, pertempuran ini dimenangkan oleh Thariq dan Raja Roderick sendiri tewas dalam pertempuran tersebut.

Sudah kita simak, bahwa Allah menyukai muslim-muslimah yang kuat. Keteguhan hati sang pemimpin, keyakinan bahwa pertolongan Allah selalu ada membawa pasukan yang dipimpin Thariq bin Ziad dapat memenagi pertempuran yang bila dipikir secara logika, tidak mungkin pasukan Islam dapat menang. Sekarang, bisakah kita menjadi seorang pemimpin seperti Thariq bin Ziad? Gak perlu harus meniru dengan perang jauh-jauh ke palestina untuk membela saudara kita di sana yang ditindas oleh kaum Zionis. Panjatkan do'a untuk mereka, saudara-saudara kita. Toreh prestasi seperti Thariq bin Ziad selama kita menjadi mahasiswa. Jangan menjadi mahasiswa yang hanya mampu untuk kuliah-pulang. Tapi jadilah mahasiswa luar biasa seperti sosok Thariq bin Ziad. (mf)

Ultrassafinah Edisi VI 7

Page 8: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 8

“Beruntung”, siapa sih yang nggak mau? Pasti

semua orang ingin. Dan ternyata kawan, keberuntungan bisa diciptakan, itulah yang dapat saya simpulkan setelah mengikuti acara keislaman di kampus tercinta ini waktu lalu. Walaupun yang datang nggak sebanyak penonton konser Ungu, tapi luar biasa acaranya. Dalam beberapa jam saja kami (saya dan peserta lain ) diajari cara menghafal nomor surah, nama dan arti tiap surah dan yang paling penting adalah mengerti dengan cepat dan mudah kandungan atau pesan penting tiap surah dalam Al qur'an.

Sang ustad dalam acara tersebut membagi 114 surah dalam Al Quran kedalam 12 kelompok. Pembagiannya berdasarkan tema yang sesuai dan disampaikan dalam bentuk cerita. Saking enaknya cara menyampaikannya, sampai-sampai waktu dua jam seperti 20 menit atau malah kurang. Nah… Salah satu tema dalam kelompok tersebut mengenai sebab-sebab orang beruntung, dan inilah yang akan saya coba share dengan pembaca setia ultras kali ini.

Ada tujuh sebab yang membuat orang beruntung, dan ini juga yang memjadi pesan utama tujuh surah awal dalam Al qur'an.

Yang pertama dalam surat Al Fatihah (Pembukaan), inti dari surat ini ada pada ayat satu yaitu bacaan Basmalah. Setiap memulai kegiatan, seyogyanya kita umat muslim harus membaca basmalah. Basmalah, tidak hanya berarti mengucapkan kata-kata, ada banyak makna dalam kalimat Basmalah kawan. Salah satunya, ketika membaca Basmalah berarti kita meniatkan semua hal yang akan kita lakukan hanya untuk mencari Ridho Allah, ikhlas melakukan semuanya untuk mencari Ridho-Nya. Menurut sang ustad dalam acara tersebut, ikhlas itu ada tiga syarat yaitu melaksanakan perintah, sesuai syariat atau aturan dan yang ketiga mencari ridho Allah. Jadi poin penting yang pertama adalah ikhlas.

Kedua, terdapat dalam pesan penting surat Al Baqarah (Sapi betina). Dalam surat ini menceritakan perintah Allah kepada Kaum Bani Israil untuk menyembelih sapi betina. Berawal dari sebuah kisah seorang pemuda yang mendapatkan warisan yang sangat banyak dari orang tuanya, kemudian pemuda tersebut dibunuh sepupunya karena ingin menguasai harta pemuda tersebut. Nah.. untuk mengungkap pelaku pembunuh pemuda tersebut, maka Allah dengan perantara nabi Musa memerintahkan menyembelih sapi betina tersebut. Kemudian lidah sapi yang disembelih tersebut dipukulkan ke mayat si korban, dan dengan izin Allah, mayat tersebut hidup kembali dan menceritakan siapa yang membunuh dirinya. Jadi intinya adalah supaya beruntung kita harus mencintai Allah melebihi yang lainnya, kita tidak boleh menduakan Allah.

Yang ketiga terdapat pada surah Ali Imran. Dalam surah tersebut menceritakan tentang keluarga Ali imran, keluarga yang mendapat rahmat dari Allah. Keluarga yang dicintai Allah karena taat beribadah dan memiliki akhlah yang mulia. Dan inilah pesan penting ketiga supaya Kita beruntung, keluarga yang taat beribadah dan berakhlak mulia.

Keempat, terdapat dalam surat An Nisa (wanita). Ada tiga cerita wanita sholihah yang diungkapkan sang ustad, yaitu taat kepada Allah, memelihara diri ketika suami pergi atau kalau belum bersuami menjaga dirinnya dari berbagai fitnah dan maksiat dan yang ketiga adalah menutub aurat. Dan wanita Shalihah inilah poin keempat yang membuat Kita beruntung.

Selanjutnya terdapat pada surat Al maidah (Hidangan). Pemasukan dan pengeluaran, dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Demikian juga tentang rizki, kalau rizki atau lebih spesifik makanan, ibarat pemasukan maka energy dan semua aktivitas yang dihasilkan karena punya energy tersebut adalah outputnya. Kalau rizki saja sudah tidak halal, maka energi yang dihasilkan menjadi tidak barakah. Dan poinnya adalah orang beruntung memilih makanan (rizki) yang halal baik dari memperoleh, jenis makanan dan pengolahannya dan memilih makanan yang bergizi.

Yang keenem supaya kita bruntung adalah berusaha. Doa saja tanpa usaha sama dengan nol. Bekerja mencari rizki Allah wajib hukumya. Hal Ini terdapat dalam surat Al An'am (Binatang ternak).

Dan yang terakhir adalah amal sholeh. Meningkatkan amal sholeh untuk menuju tempat tertinggi, tujuan dari kita semua. Dan ini tertuang dalam surat Al A'raf (Tempat tertinggi).

Itulah tujuh poin yang saya dapat dari acara tersebut. Dan yang tidak termasuk dalam poin tersebut bukannya tidak penting, semuanya penting. Tetapi Kita mencoba mempermudah pemahaman dengan menggolongkan sesuai tema dan diambil beberapa poin dari tiap surah. Beruntung bukanlah segalanya, yang penting kita sudah berusaha dan berdoa, atau bahasa kerennya ikhtiar dan tawakal. Apapun hasilnya, kita serahkan kepada Allah. Allah lebih tahu apa yang baik untuk kita (es)

Page 9: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 9

Ketika suatu saat Anda berkesempatan untuk menatap pelangi, nikmatilah dengan rasa syukur. Paduan warna yang indah seakan digoreskan dilangit oleh tangan yang Maha Agung. Ya, matahari telah menyediakan warna-warna i tu sejak lama. Tetapi hujanlah yang memperlihatkannya pada kita. Tentang warna-warna itu, islam tidak menghapus karakter-karakter khas dari pribadi pemeluknya yang tidak bertentangan dengan akidah. Islam justru membingkainya dengan kemuliaan dan keagungan. Sehingga lahirlah orang-orang yang luar biasa dengan karakter yang berbeda. Sosok pemimpin agung yang tak akan ada habisnya untuk diperbincangkan.

Lihatlah dua sosok yang melegenda itu, Abu bakar dan Umar. Dua sosok yang begitu kontras dalam sejarah islam. Abu bakar yang begitu kurus sampai sarungnya sering mengulur ke bawah, sementara Umar pernah membuat empat makmum jatuh terjengkang karena bersinnya saat memeriksa shaf sholat. Abu bakar yang begitu mulia dan lunak hatinya sementara Umar yang begitu keras sehingga tak segan-segan meminta izin kepada Rasulullah untuk memenggal kepala saudara kandungnya sendiri yang murtad.

Rasulullah menggambarkan sifat mereka berdua yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa sesungguhnya Abu Bakar layaknya Isa yang berkata : “Jika Engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMu, dan jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (Q.S. Al Maidah 118) Sementara Umar tak ubahnya seperti Musa yang berkata : “...Wahai Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka, karena mereka tidak beriman hingga mereka menyaksikan siksa yang pedih.” (Q.S. Yunus 88)

Sebenarnya diri ini rindu kepada sosok pemimpin yang memiliki karakter yang mulia. Jiwa ini rindu akan hadirnya sosok yang mampu mengerti akan tanggung jawabnya. Layaknya Abu Bakar yang berhati mulia sampai-sampai jika iman seluruh manusia ditimbang dengan imannya Abu Bakar, niscaya Iman Abu Bakar lebih berat. Atau seperti Al Faruq sang pemisah kebenaran dan kebatilan. Sampai setan pun takut jika harus bertemu dengannya. Rasanya hati ini rindu dengan sosok yang pemalu layaknya Ustman bin Affan. Sampai-sampai Rasulullah bersabda, “Patutkah aku tidak merasa malu kepada lelaki yang para malaikat pun merasa malu kepadanya?”.

Ya, Ustman tak hanya malu kepada manusia tetapi lebih dari itu, pada Allah. Ia merasa malu jika nikmat-nikmat Allah tak ia nafkahkan dijalan-Nya. Maka ribuan unta menyertai perang Tabuk. Ia malu, jika ia kenyang sementara penduduk Madinah ditimpa paceklik. Maka 1000 unta penuh muatan ia bagikan gratis. Ia malu, jika minum air sejuk sementara penduduk Madinah meminum air bacin. Maka dibelinyalah sumur Raumah, lalu ia wakafkan.

Hati ini rindu kepada sosok yang cerdas seperti Ali. Sehingga ia menjadi pintu kota ilmu. Begitu juga dengan Abu Ubaidah yang cerdas, adil dan pandai dalam hal administrasi. Sangat dipercaya sampai orang Romawi yang beragama nasrani merindukannya. Sangat dipercaya sehingga sulit mencari penggantinya mengurus Baitul Maal. Ada Thalhah yang perwira, perisai hidup Rasulullah yang ditubuhnya ada tujuh puluh sayatan pedang, hujaman tombak, dan tusukan anak panah. Maka jadilah ia, kata Rasulullah, seorang syahid yang masih berjalan dimuka bumi.

Begitu juga dengan Khalid bin Walid, pedang Allah yang senantiasa terhunus. Maka sering, dengan kudanya ia membelah barisan musuh sendirian. Ia pedang Allah, maka tiga belas pedang patah di tangannya pada perang Mut'ah. Ia pedang Allah, yang memang hanya hafal sedikit ayat. Tetapi seluruh bagian tubuhnya yang penuh luka akan menjadi saksi dihadapan Allah, meski ia mati diranjang. Ada Hudzaifah, pemegang rahasia-rahasia Rasulullah. Maka ialah intelejen paling gemilang dalam sejarah, yang duduk dihadapan Abu Sufyan, pemimpin musuh. Ia manusia yang lisannya takkan bisa dipaksa berbicara meski oleh Umar sahabatnya. Ada lagi yang agung dalam gelar kematiaanya. Hamzah, penghulu syuhada', Ja'far sang pemilik dua sayap yang terbang kian kemari di surga, Abdullah ibn Rawahah yang ranjangnya terbang menghadap Rabbnya, Sa'ad ibn Mu'adz yang kenaikan ruhnya membuat 'Arsy Allah berguncang, dan Hanzhalah yang dimandikan malaikat. Ada yang mulia dengan perbuatannya. Usaid ibn Hudhair yang tilawahnya didenga malaikat, Ibnu Mas'ud yang qiraatnya persis seperti saat Al-Qur'an diturunkan, Abdurrahman ibn Auf yang diberkahi dalam shodaqoh dan simpanannya, keluarga Abu Thalhah yang membuat Allah takjub, dan Ukasyah yang ingin bersentuh kulit dunia akherat dengan Rasulullah.

Mereka adalah manusia-manusia biasa yang istiqomah dengan potensi kebaikan yang dimilikinya sehingga terlihat istimewa. Karakter mereka memang berbeda. Namun Islam membingkainya menjadi warna-warna indah yang menghiasi lembaran sejarah peradaban. Warna-warna agung yang bercampur dan terlihat seindah pelangi. (sat)

Page 10: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 10

Bagaimana sich seharusnya pemimpin itu?

Assalamu'alaikum ya akhi, ya ukhti… Gimana kabarnya nich? Semoga selalu dalam ridho dan naungan Allah SWT. Amin…

Ok guys, ini adalah rubrik terbaru yang khusus kami sajikan untuk Anda para ultras mania. Bosen kan jika rubriknya itu-itu aja? Betul nggak? Makanya kami hadirkan yang baru. Masih hangat lho.,baru diangkat dari oven (hus ngaco aja..)

Disinilah tempatnya opini dan berbagai unek-unek para mahasiswa khususnya para ultras mania bisa tersalurkan. Isu-isu yang sedang hangat dan berkembang kami coba angkat dengan perspektif yang berbeda. Ada yang tau nggak, apa temanya? Yup, bener sekali. It's about leadership.

Seperti biasa, diakhir semester genap berbagai ormawa di ITS sedang sibuk-sibuknya suksesi. Di As Safiinah juga sama. Karena perjuangan mesti terus berlanjut, nggak boleh berhenti disini.

Nah, yang lagi hot-hotnya tuh masalah pemira (pemilihan raya) yang berlangsung tanggal 19-20 mei 2010. Kandidatnya cuma 2. Mereka memperebutkan jabatan sebagai presiden BEM ITS tahun 2010-2011.

Sek, sek, sebentar. Kok cuma 2 calonnya? Padahal tahun lalu 4? Kemana nich yang lainnya? Hm…takut kali ya untuk mengajukan diri. Atau ngerasa nggak pantes?

Well, it's ok. Emang wajar sich soalnya menjadi seorang pemimpin tuh bukan perkara mudah. Tapi perkara yang super duper berat. Tanggung jawabnya gede banget. Gak hanya di dunia tapi juga di akherat. Ancamannya neraka. Wuih sereeem… Pantesan ketika zaman Rasulullah pada nggak mau kalau ditunjuk sebagai pemimpin. Sekalinya kepilih, eh malah nangis bukannya seneng. Soalnya mereka tau betapa beratnya menjadi seorang pemimpin.

Tapi kita mesti mengacungkan 2 jempol bagi teman-teman kita yang berani maju untuk bersaing. Kami segenap redaksi ultras mengucapkan selamat bagi yang terpilih menjadi pemimpin ITS selanjutnya. Semoga bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Amin.. Buktikan janjimu ketika kampanye keliling ITS. Eits, hampir lupa, semoga orang-orang yang terpilih menjadi pemimpin baik itu di JMMI, BEM fakultas, Hima maupun kajian jurusan dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Amin… (sat)

Ini adalah kumpulan unek-unek para mahasiswa yang ada di ITS. Dari 66 responDet yang telah kami telilti, mereka memberi komentar tentang beberapa pertanyaan yang kami ajukan. Berikut adalah hasilnya.Pemimpin seperti apa sich yang anda inginkan? Jawaban tertingginya

Bertanggung Jawab30 %

Mempunyai visi dan misi yang jelas Amanah

24%

19%

Jujur 27%

Hm... sepertinya banyak yang ingin memiliki seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Mungkin mereka selama ini menganggap pemimpinnya nggak punya rasa tanggung jawab kali ya?!

Haruskah menjadi seorang pemimpin harus mempunyai pengalaman terlebih dahulu? Misalnya pernah menjadi staff ataupun ketua departemen

Ternyata lebih banyak responDet yang memilih ya, alasannya kebanyakan adalah “experience is the best teacher”. Mereka berargumen bahwa ketika seseorang mempunyai pengalaman sebelumnya maka dia akan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya dengan bercermin d a r i p e n g a l a m a n y a n g t e l a h i a d a p a t k a n .

INVESTIGASI

Page 11: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 11

Nah, untuk yang menjawab tidak, responDet punya banyak alasan yang beragam, diantaranya adalah:

Setiap orang berhak menjadi pemimpin karena setiap orang diciptakan dengan fitrah sebagai pemimpin

Kualitas seorang pemimpin bukan ditentukan dengan pengalaman namun dengan kesungguhan hati

Jika jadi staff ataupun kadep terlebih dahulu kebanyakan gaya dalam memimpin meniru ketua sebelumnya (nggak kreatif)

Jika menurut dirinya atupun orang lain ia mampu untuk jadi pemimpin, kenapa nggak?

Learning by doing. Maksudnya menjadi pemimpin perlu belajar dan hal yang paling efektif untuk belajar adalah langsung menjadi pemimpin

Pemimpin adalah orang yang terpilih bukan yang terbaik

Nah, itulah unek-unek para mahasiswa yang berhasil kami himpun. Mungkin hasil survey kami tidak begitu valid karena menurut ilmu statistika jumlah sample-nya hanya sedikit dibanding jumlah mahasiswa yang ada di ITS bahkan di Indonesia. Namun itu bisa menjadi gambaran tentang pendapat dari beberapa mahasiswa tentang kepemimpinan.

Kali ini reporter ultras berhasil menemui dan berbincang-bincang dengan orang yang paling penting di FTK (Fakultas Teknologi Kelautan). Siapa dia?! Yup, anda benar. Dialah Satria Galih Wismawan a.k.a Presiden BEM FTK 2009-2010. Bertempat di selasar jurusan Teknik Sistem Perkapalan saya menjumpai beliau. Ini bukanlah suatu kebetulan tetapi kami memang telah sepakat untuk bertemu sebelumnya di tempat tersebut. Jujur saja, saya sempat canggung berhadapan dengan beliau walaupun saya pernah melakukan wawancara dengan beberapa orang sebelumnya, tetapi sikap beliau yang friendly dan murah senyum, membuat saya membuang jauh-jauh pikiran tersebut dan kembali fokus kepada tujuan awal. Saya menanyai beliau seputar kepemimpinan, kenapa??? Karena saat ini di ITS, sedang dilakukan berbagai macam persiapan untuk mengadakan pergantian periode kepemimpinan, jadi mungkin dari wawancara ini dapat menambah pengetahuan teman-teman semua tentang hal tersebut. Berikut hasil wawancaranya:

Apa arti kepemimpinan menurut anda sendiri?

“Kepemimpinan adalah suatu amanah. Maksudnya hal tersebut tidak untuk dibangga-banggakan, ketika kita benar maka sesungguhnya itu benar, tetapi ketika itu salah maka ki ta harus s iap dikoreksi dan memperbaikinya. Kepemimpinan bukanlah sesuatu hal yang patut untuk diperebutkan tetapi rakyatlah yang menentukan siapa yang pantas untuk mengisi kursi

kepemimpinan dan memimpin mereka berdasarkan hati nurani. Oleh karena itu, setiap kepemimpinan wajib membawa misi yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak (masyarakat).”

“Menurut saya kriteria pemimpin yang paling ideal adalah Nabi Muhammad saw. Karena beliau adalah manusia yang palingg jujur, sedangkan kejujuran itu akan membawa kita menuju kepada kebaikan jadi kriteria inilah yang harus dimiliki dan diamalkan oleh setiap pemimpin. Tetapi apabila seorang pemimpin memilki kebiasaan berbohong maka hal tersebut akan membawa organisasi/instansi yang dipimpinnya kepada keahancuran dan kerusakan. Karena kebohongan merupakan awal dari semua kejahatan”

“Saya pikir seorang pemimpin harus mengerti terlebih dahulu tentang kepemimpinan barulah kemudian dia bisa mengembangkannya dan memperluas pengetahuannya tersebut selama ia memimpin, karena sudah pasti ia dapat belajar darimana saja dan yang paling baik ialah dari hal-hal yang akan dan sudah ia alami selama memimpin dan bahkan dari pengalaman pemimpin dan orang lain yang adda disekitarnya .”

Kriteria pemimpin seperti apa yang ideal menurut anda?

Apakah seorang pemimpin perlu memiliki dasar tentang kepemimpinan sebelumnya atau selama perjalanannya sebagai pemimpin dia baru belajar?

Page 12: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 12

Bagaimana menciptakan sikap berrwibawa

dalam diri seorang pemimpin?

Adakah hal-hal yang bisa dibagi untuk para

pembaca berdasarkan pengalaman anda

selama ini?

(feb/sat)

“Untuk mencapai sikap tersebut, maka

s e o r a n g p e m i m p i n h a r u s m a m p u

menciptakan kesimbangan antara sikap

instruktif yang memang secara struktural

adalah wewenangnya, dengan sikap gotong

royong atau saling membantu dengan anggota

yang berada dibawahnya. Dan yang tidak

kalah penting yaitu menciptakan suasana

kekeluargaan dalam kepemimpinannya agar

semua p ihak merasa nyaman dan

bersemangat untuk menjalankan amanah-

amanah yang diembannya beriringan dengan

anda sebagai pemimpin mereka.”

“Pelajaran penting yang harus kita pahami

adalah tentang manajemen konflik. Karena

sebagai pemimpin, kita harus mampu

menyelesaikan konflik internal yang terjadi dan

mencari solusi yang baik dan diterima oleh

semua pihak yang bertikai, untuk meredakan

konflik ini dan berdamai. Jika hal ini tidak dapat

diakhiri maka akan berimbas sangat besar

kepada kinerja anggota, baik yang terlibat

maupun tidak terlibat konflik sehingga akan

mengganggu kehidupan organisasi secara

keseluruhan.”

ultras gallery

Pengen dapetin zine ultras?caranya gampang

hub. redaksi di 085655479927atau [email protected]

Page 13: Ultrassafinah Edisi #6

Tak terasa sekarang kita telah berada di penghujung semester genap. Rasanya baru kemarin saya frs-an untuk memilih mana mata kuliah yang harus diambil, namun tiba-tiba sudah UAS. Memang waktu berjalan begitu cepat. Jika kita tidak berlari untuk mengejarnya, pasti kita akan ditinggal. Karena waktu tidak akan pernah menunggu kita.

Seperti biasa, diakhir semester genap, kesibukan mahasiswa semakin meningkat. Deadline tugas-tugas yang semakin menyempit sementara tugas semakin menumpuk, ada praktikum, dan tentunya persiapan menghadapi ujian akhir. Tak hanya itu, mahasiswa yang aktif dalam berbagai ke-organisasian juga sibuk mempersiapkan laporan pertanggung jawaban (LPJ) atas kepengurusan mereka tahun in. Entah itu hima, bem, kajian jurusan ataupun JMMI.

Namun yang terpenting justru mempersiapkan siapakah penerus kita nanti. Tentunya kita tidak ingin kan perjuangan kita berhenti disini? Harus ada pejuang-pejuang baru yang menggantikan semangat dan pengorbanan kita. Ya, harus ada. Harus ada proses kaderisasi untuk menciptakan generasi baru yang lebih unggul dan pantang menyerah.

Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah kepada sejumlah sahabatnya. Telah terukir dalam lembaran-lembaran sejarah bahwa Rasulullah menggelar pertemuan rutin di Darul Arqam untuk mengikat para kader dengan pimpinan mereka yakni diri Rasulullah saw sendiri. Selain itu, Rasulullah ingin menumbuhkan rasa percaya diri

para kadernya, agar tekad melanjutkan perjalanan dakwah makin kuat.

Beberapa hal yang dilakukan Rasulullah saw dalam mencetak kader-kader dakwah yang handal adalah:

Pertama, Rasulullah menumbuhkan suasana perkenalan antara para sahabat agar hubungan hati antar mereka kian terikat serta tumbuh rasa cinta. Rasulullah mengenal baik nama, keturunan, status sosial dan karakter para sahabatnya.

Rasulullah juga kerap menanyakan bagaimana keadaan para sahabat untuk lebih mengenal mereka secara lebih jauh. Itu sebabnya, ketika ditanya tentang amal apa yang paling utama, Rasulullah memberi jawaban yang sesuai dengan penanya-nya. Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat Yang diriku ada dalam kekuasaan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang bila kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)

Kedua, Rasulullah menerapkan pola tafaqqud wa riayah, selalu mencari informasi tentang para sahabat dan memperhatikan mereka. Rasulullah selalu menanyakan keadaan para sahabat, terlebih bila terasa ada sesuatu yang tidak biasa dari sahabatnya itu. Ia pernah bertanya tentang Abu Hurairah yang tidak tampak dalam majelis. Di saat lain ia merasa kehilangan atas meninggalnya seorang wanita tukang sapu masjidnya. Bukan hanya bertanya tentang keadaan, Rasulullah juga biasa memberi bantuan apa saja yang ia miliki untuk menutupi keperluan para sahabat yang membutuhkan. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah saw mengatakan, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Ia tidak b o l e h m e n z a l i m i n y a d a n t i d a k b o l e h menyerahkannya pada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan

Ultrassafinah Edisi VI 13

Page 14: Ultrassafinah Edisi #6

siapa saja yang meringankan beban seorang muslim niscaya Allah akan meringankan bebannya pada hari kiamat. Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebagai manusia, para sahabat juga tidak terlepas dari kesalahan manusiawi. Bila itu terjadi, Rasulullah meluruskannya dengan berbagai metode. Ada kalanya melalui sindiran. Ketika ada sejumlah sahabat yang ingin melakukan ibadah secara berlebihan, Rasulullah bersabda, Apa keinginan orang yang mengatakan begini dan begitu? Sesungguhnya aku shalat dan tidur, aku puasa dan berbuka, aku pun menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tak senang dengan sunahku berart i ia bukan golonganku.Kadang, Rasulullah meluruskan sahabat melalui celaan. Seperti dikisahkan Abu Dzar, Aku telah memaki seseorang sambil menyebutkan nama ibunya. sampai membuatnya malu. Kemudian Rasulullah berkata padaku, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau telah mempermalukan seseorang d e n g a n m e n y e b u t k a n n a m a i b u n y a ? Sesungguhnya pada dirimu masih melekat sifat jahiliyah.” (HR. Bukhari)

Rasulullah bersikap tegas lantaran Abu Dzar melakukan sikap yang sangat tercela. Sikap itu dapat memunculkan penyakit hati seperti dengki,

takabbur, merasa diri paling benar bahkan bisa melahirkan permusuhan. Cara lain untuk meluruskan kesalahan para sahabat, Rasulullah melakukan isolasi sementara. Seperti yang dilakukan kepada Kaab bin Malik yang tidak ikut perang Tabuk. Ia diisolasi selama lima puluh malam.

Kisah Kaab mencerminkan bahwa orang yang bersalah akan merasakan kesalahannya secara langsung ketika kehilangan lingkungannya, sehingga prilakunya lurus kembali. Begitulah para kader dakwah mendapat pendidikan Rasulullah saw. Rasulullah sebagai pendidik memiliki gambaran yang utuh tentang objek dawah yang dihadapinya. Mereka adalah kumpulan berbagai karakter manusia yang harus mendapatkan sentuhan yang berbeda dan tepat. Proses tersebut tak mungkin dilakukan kecuali lewat pendidikan yang intensif, terus menerus, dan dilakukan dengan penuh kecermatan dan kasih sayang.

Tugas kita selain menjalankan amanah yang diberikan kepada kita adalah mendidik generasi-generasi baru yang nantinya akan menggantikan kita. Perjuangan harus tetap berlanjut. Perjuangan tidak boleh berhenti disini. Saatnya kita tumbuhkan tunas-tunas baru yang lebih unggul. Lebih berkompeten, lebih handal dan militan. Kita buat amal berjamaah dengan mengajarkan dan mendidik para penerus perjuangan dengan kebaikan. Karena sekali lagi perjuangan harus tetap berlanjut. (sat)

Ultrassafinah Edisi VI 14

Page 15: Ultrassafinah Edisi #6

“Cukup Fiz!! Aku nggak suka sama yang terakhir kamu katakan!! Aku tak punya Tuhan, Aku tak percaya Tuhan!”, kupotong perkataan Fidza yang aku yakin masih sangat panjang dan memuakkan.

Aku tak pernah kenal dengan Tuhan, dan itu bukan salahku. Orang tuaku yang membesarkanku saja tak pernah tahu Tuhan, untuk apa aku punya. Tak akan sedikitpun memberiku bantuan, saat seperti ini saja hanya rokok yang membantuku. Membawaku ke dalam ketenangan tak berhingga, tanpa siapapun dan apapun itu lainnya.

“ A k u m e m a n g n g g a k p a n t a s membicarakan Tuhan di depanmu, Do. Tapi setidaknya anggaplah dia ada, meski kamu nggak punya keyakinan sama denganku. Kali ini, kamu benar–benar susah dikendalikan. Dan aku rasa sudah cukup semua ucapanku selama ini. Aku gagal dan tak berguna menjadi temanmu, hanya sia–sia saja. Aku tak pernah menginginkan apa–apa darimu, hanya jika kau benar–benar tak punya tujuan lagi larilah ke bukit berumput di balik sekolah, tataplah langit, jamahilah angin, sapalah rerumputan, dan dengarkan apa yang ada dengan hatimu. Dan bisa kupastikan saat itu aku tak akan datang.”, cerocos pidato membosankan yang sudah sering hinggap (sebentar) di telingaku.

“Sudah cukupkah??? Tau tidak aku benar–benar muak saat ini mendengar omong kosongmu itu!”

“Ya! Satu lagi, aku tidak ada maksud lain, hanya ingin melihatmu bahagia, itu saja.” Kata terakhirnya sebelum dia beranjak dari tempatnya berdiri sedari tadi.

Tidak ada sedikitpun kata yang terserap di otakku sepanjang apa yang kudengar. Yang kubutuhkan kali ini cuma ketenangan, dan bukan ceramah omong kosong dari teman yang masih

ore mendung membawa langkah gontai ku diantara semak Sberserakan tepi dermaga reyot.

Kepala ini serasa ingin lepas dari tempat berhuninya. Segala kejadian sehari ini benar–benar menancapkan memori terburuk di otakku. Kurasa melecehkan guru tidak akan membuatku semudah itu di depak dari sekolah ke 3 ku setahun terakhir. Sudah benar–benar tak peduli, apa pun itu akan kutinggalkan. Yang ku tahu saat ini hanya pelampiasan, dan yang terfikir pertama kali adalah sepuntung rokok yang tinggal sepenggal di ujung kantong lusuh celana abu–abu ini. Hingga aku terduduk menjorok ke arah pantai kumuh tempat berkumpulnya himpunan ikan–ikan hasil pancingan. Tanpa kusadari sebuah sosok yang tak asing di mataku sudah berdiri segaris dengan tempatku menambatkan tubuh. “Indah ya??”, suara ringan dan lembut itu membuatku segera melemparkan sisa puntung yang baru kusedot. “Hah! Apanya?? Kok tiba–tiba udah disini Fiz? Ngagetin aja?? jawabku sekenanya dengan sedikit gagap karena kaget. Maklum saja, Fidza adalah satu–satunya orang di dekatku yang sedikit saja membuatku skak mat jika dia mulai mengoceh, meski menurutku tak penting dan hanya kuanggap angin lalu. “Lihat senja di ujung sana, dia saja begitu ikhlas menjadi bagian hari meski akhirnya termakan gelap.” “…..”, aku tak mampu mengatakan apa– apa. “Kamu ini kenapa? Aku tahu semua yang te lah kukatakan tentang hidup, kebahagiaan dan Tuhan cuma jadi angin lalu. Tapi setidaknya jangan buat dirimu sendiri….”

Ultrassafinah Edisi VI 15

Page 16: Ultrassafinah Edisi #6

kusegani sebelumnya. Sampai malam datang dan aku masih enggan beranjak. Aku sudah tak punya apa–apa di dunia ini. Orang tua sudah seperti sosok asing dihidupku, mereka pergi saat aku acuh maupun perlu. Teman, mereka hanya mencariku saat membutuhkanku, mungkin kecuali Fidza yang banyak omong tak penting sore ini. Dan satu lagi yang tak mau kusebutkan, sudah tak pernah kumiliki dari pertama aku menghirup nafas.

Akhirnya kuseret kakiku setelah kurasakan perih di kulit ariku karena sengatan nyamuk pantai kumuh ini. Tak tahu lagi kemana, karena hanya selembar 5 ribuan yang tersisa dan sialnya cacing perutku berteriak hebat. Sekitar 1 kilometer aku berjalan kutemukan warung reyot di apit dua pohon besar menjulang. Kufikir aku bisa mengisi perutku disana. Sesosok ibu–ibu berbadan besar menyambutku dengan wajah masam. Segerombolan pemuda berumuran di atasku sedang asyik meneguk miras sambil bermain kartu.

“Bu, seporsi nasi campur!!”, kataku dengan sedikit teriakan seperti biasa.

“Iya duduk dulu situ!!”, jawabnya dengan nada ketus yang tidak kalah hebatnya denganku.

Aku hanya mampu diam dan mengumpat di dalam hati. Bisa–bisanya ibu–ibu tua itu membentakku, tapi aku tidak mau membahasnya karena perutku memang sudah tidak mau diajak kompromi. Dalam telingaku masih terngiang kata–kata Hafidza tadi sore, tidak seperti biasanya aku langsung lupa dan mudah menjadikannya angin lalu.

“Ini! Lima ribu, uang pas!”, kata ibu penjual membantingkan piring sengnya didepanku hingga suaranya berdenging–denging.

“Ini!”, segera kusodorkan selembar lipatan kucel bernilai lima ribu rupah yang tiada duanya di kantongku.

Benar–benar merasa semuanya menganggapku musuh hari ini. Sampai–sampai makanan yang kumakanpun tidak sanggup memberikan kenikmatan dan kekenyangan. Kuenyahkan saja semuanya hingga sepiring nasi lenyap tak bersisa.

“Buu, tambah es teh dan sepuntung rokok!”, kuulangi lagi kata–kataku dengan nada tinggi. Aku merasa tidak mau kalah dengan orang tua itu.

“…. . “ , se lang l ima meni t , d ia membantingkan kembali segelas es teh penuh dan melemparkan sepuntung rokok yang kuminta.

“…..“, kali ini aku juga tidak mau berkomentar.

Selesai ku teguk hingga hampir segelas penuh air teh, aku pun sadar kalau sudah tiada bersisa lagi uang di kantongku. Tapi aku tidak peduli karena tidak mungkin bagiku untuk makan tanpa minum dan diakhiri dengan mengisap kenikmatan rokok. Akhirnya kusiapkan cara seperti yang kulakukan di kantin sekolah, yaitu berlari kabur. Karena tidak mungkin ibu–ibu galak ini mau memberi hutangan pada orang asing sepertiku. Ujungnya, ku kebut lariku diantara becek sisa air pasang setelah berhasil lolos dari warung laknat yang menyedihkan itu. Sampai sekitar satu kilometer aku berlari, kulambatkan langkahku hingga berhenti membungkuk terengah–engah.

“Hahahaha!!! Ternyata nggak cuma kantin sekolah yang bisa dibohongi!!”, kataku pongah sambil mengatur nafas yang belum normal.

Berapa saat kemudian, kuisap puntung rokok yang sudah kucel kugenggam bersama keringat. Meski jelas rasanya tidak terlalu nikmat, tapi kubiarkan saja daripada tidak. Di sudut gelap gang buntu ini aku berniat menghabiskan hari ini dengan terlelap, soal besok biar besok saja dipikirkan. Saat kumulai mengatupkan mataku bersama kehangatan angin malam, terkaget aku dengan suara beberapa laki–laki yang semakin mendekat bersama langkah kaki terburu. Kubuka mataku dan setengah terperangah aku berdiri gagap.

“Siapa kalian?? Mau apa!!”, kataku sambil berdiri ling lung.

“HAHAHA! Hey anak kecil, pintar sekali kau mencuri!!!”, kata seorang dari mereka yang sepertinya pernah kukenali wajah dan perawakannya.

“Eeee,,,aku, aku??…”, jawabku gagap dan bersiap untuk berlari karena aku sadar kalau orang–orang yang ada di depanku ini orang mabuk yang kulihat di warung tempat aku makan tadi.

“Mau kemana kamu anak kecil??? Berani–beraninya!!”, kata seorang dari mereka l a l u m e n y e r g a p k e r a h l e h e r k u d a n mengangkatnya hingga tubuhku melayang.

“Siapa kalian?? Aku nggak kenal kalian, apa salahku??”, jawabku menyiratkan ketakutan..

Ultrassafinah Edisi VI 16

Page 17: Ultrassafinah Edisi #6

“Dasar bocah!!!!!”, sebuah gertakan mencuat dari seorang yang tubuhnya paling besar diantara mereka.

Dalam hitungan berapa detik, sebuah bogem mentah mendarat di pipi kananku. Rasanya perih bercampur panas yang menjalar hingga seluruh kepalaku dan merayap sampai dadaku yang sesak. Ku kumpulkan segala kekuatan yang biasanya masih tersisa banyak. Ku layangkan tendangan menjurus pada daerah sensitif laki–laki besar itu. Dia meringis kesakitan, hingga terjatuh di tanah. Kugunakan suasana itu untuk kabur berlari sejauh mungkin. Tapi belum ada satu meter saja aku sudah terkaget lagi dengan suara orang yang berbeda.

“Mau kemana lagi???”, suara seorang yang aku yakini bukan orang yang sedari tadi menghadangku.

“Ak….ak…”, tergagap lagi.“Dasar anak tengik, habis kau malam

ini!!”, suara itu datang lagi dari arah kegelapan dan diakhiri dengan bogeman lagi yang menjurus langsung ke hidungku hingga darah segarpun muncrat mbeleber di sekitar mulutku.

Mulai detik itu, kurasakan tubuhku ngilu di seluruh bagiannya karena jotosan dan tendangan yang merata. Hingga akhirnya kurasakan tubuhku lunglai dan hanya gelap dan sepi yang cukup lama. Ternyata aku pingsan tidak kuat menahan sakit yang hampir merontokkan tulang–tulangku. Ketika terbangun, mataku terasa susah dibuka, kuraba muka dan seluruh tubuhku penuh kegemetaran. Kurasakan memar dan bengkak-bengkak yang rasanya susah diutarakan.

Masih di tempat semalam. Aku merasa benar–benar kesakitan dan sendiri.Tidak ada tempat aku pulang, tidak ada orang untukku mohon pertolongan, tidak ada seorangpun dan apapun yang kuharapkan ada saat ini. Aku tak punya tujuan sekarang ini, kehampaan pun meghadangku. Tiba–tiba aku ingat perkataan Fidza tadi siang. Aku ingat tentang bukit berumput ketika aku tak punya tujuan lagi. Tanpa sengaja, hati dan kakiku mengajakku melangkah ketempat yang sebenarnya akan memberi efek dan bantuan apa nantinya. Yang kufikirkan, mungkin disana ada uang, atau Fidza menungguku disana untuk memeberi bantuan padaku.

Selama perjalanan ke bukit kecil belakan sekolah itu, kurasakan badanku akan remuk. Aku

sempat berfikir akan pingsan sebelum pagi datang. Rasanya keadaan masih gelap, aku yakin ini belum pagi meski aku tak membawa arloji untuk membuktikannya. Sekitar lima belas menit aku telah melihat bukit itu samar–samar. Tapi tak terlihat ada apapun, Fidza yang kubayangkanpun juga tak terlihat. Aku sempat frustasi, tapi kuputuskan untuk tetap memaksa kakiku melangkah.

Beberapa waktu kemudian aku tiba, penuh keheningan yang kurasakan.

“Apa ini??? Kau bohong Fis!!! Omong kosong!! Apa yang datang membantu??? SIAPA!!???”, aku berteriak sejadinya sampai tubuhku tak mampu lagi berdiri tegak dan terjatuh lagi.

Aku benar–benar tidak tahu apa lagi yang bisa kulakukan saat itu sebelum sebuah suara membuatku terkaget. Kudengarkan dengan hati seperti kata Fidza, kututup mataku dan kurasakan dingin seluruh tubuhku. Tiba–tiba dadaku terasa sesak, jantungku ingin mencuat dari tempatnya. Tiba–tiba kurasakan dingin di pipi kanan kiriku. Sampai kusadari ternyata aku menangis, air mataku meleleh tak mampu lagi kutahan. Aku baru tahu jelas kalau yang kudengar saat ini adalah suara adzan, adzan subuh setahuku. Hatiku sejuk mendengarnya, lukaku terasa samar karena gejolak hatiku yang membuncah. Aku baru sadar kalau suara itu begitu indah seperti kata Fidza. Tiba–tiba lagi, aku merasa yang akan menolongku adalah Tuhan. Baru sekali aku mengakui adanya Tuhan yang memberi bantuan tidak selalu dapat kita lihat langsung.

Adzan pun usai, kuusap air mataku dan berniat untuk melangkahkan kaki ke rumah Fidza, aku merasa membutuhkannya saat ini. Tapi suara lagi yang mengagetkanku. Dan itu yang benar–benar membuatku terjatuh di tanah keras bukit berumput itu.

“Assalamu'alaikum wr wb. inna lillahi waa inna ilaihi raji'un. Telah kembali ke rahmatullah saudari Hafidzah Ria Meiliana pada pukul 02.00 tadi karena sakit. Semoga arwahnya diterima oleh Allah dan diampuni segala dosa–dosanya.

Amien. Wassalamu'alaikum wr.wb.

By. Ratna

Ultrassafinah Edisi VI 17

Page 18: Ultrassafinah Edisi #6

Ultrassafinah Edisi VI 18

Cintailah

Cinta? Ketika mendengar kata–kata ini d e n g a n s p o n t a n a k a n l a n g s u n g mengimplementasikannya dengan hal–hal yang mengarah pada sesuatu yang menyenangkan, membuat orang berbahagia, hingga ada yang mengatakan “cinta itu buta”. Namun, jika cinta itu tiada guna untuk “kesehatan rohani” kita, mengapa k i ta harus merelakan segalanya untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dari cinta tersebut? Oleh karena itu, pahamilah cinta dalam diri kita dan yakinilah bahwa cinta yang tak pernah mendustai kita adalah cinta-Nya. Mengapa? Bagaimana kita bisa mendapatkan cinta yang demikian?

Inna rabbi qaribun mujib (Sesungguhnya Tuhanku amat dekat [ rahmat-Nya] dan memperkenankan [do'a hamba-Nya]), demikian ucap Nabi Shaleh a.s. yang dibenarkan dan diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Hud (11) ayat 61.

Karena itu kamu tidak perlu berteriak mengeraskan suara ketika berdo'a. Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang – orang yang melampaui batas (QS Al-A'raf) : 55). Tidak mustahil termasuk dalam pengertian m e l a m p a u i b a t a s k e w a j a r a n a d a l a h berkeras–keras dalam berdzikir dan berdo'a sehingga menganggu orang lain yang masih bermunajat kepada Allah SWT.

Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. (QS Al–A'raf : 205)

Sekali lagi dalam surah yang sama Allah mengingatkan dan memperingatkan bahwa Dia adalah Ni'ma al–mujibun (sebaik –baiknya yang memperkenenkan) (QS Al – Shaaffaat : 75).

Maka tak usah juga kamu meminta kepada yang bukan–bukan karena yang benar–benar memberikan pengabulan do'a adalah Allah saja. Cukup Allah yang menjadi tumpuan harapanmu. Walaupun jawabnya kadang “terlambat”, percayalah bahwa pengetahuan-Nya memberikanmu suatu kepastian, semua ada waktunya.

Allah SWT telah menyatakan dalam Al–Qur'an bahwa dirinya adalah Al–Mujib, Sang pengabul do'a. Siapapun yang berdo'a akan dikabulkan-Nya. Jangankan seorang Mukmin yang tulus, permintaan setan pun dikabulkan Allah, yaitu ketika dia memohon untuk dipanjangkan usianya hingga Hari Kebangkitan (QS Al- A'raaf : 14-15). Tetapi harus disadari bahwa pengabulan tersebut berkai tan dengan kemaslahatan (kebaikan dan kebahagiaan) si pemohon. Dan Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan si pemohon.

“Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu kalau tidak karena ibadahmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadah kepada – Nya), padahal sungguh, kamu telah mendustakannya? Karena itu, kelak (azab) pasti (menimpamu).” (Q.S. Al–Furqon : 77)

Syarat dasar berdo'a dan dikabulkan adalah percaya kepada-Nya, tidak mendustakan jani–janji Nya bahwa Dia akan mengabulkan seluruh permintaanmu dengan caranya sendiri.

Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang – orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS Al–Mu'min : 60). Di sini, berdo'a adalah perintah-Nya, maka lakukanlah permintaan-Nya. Lalu percayalah karena Allah hanya meminta hal yang mudah, yaitu hal yang membuatmu bahagia.

Berbahagia, itulah yang diinginkan Allah darimu. Kebahagiaan adalah tujuan dari semua perintah Allah. Dan sholat diperintahkan agar kamu mendapatkan kebahagiaan. Itulah makna hayya 'ala alal Falah yang sering diperdengarkan melalui adzan. Allah bukanlah pemberi perintah tanpa kasih saying. Di balik semua perintah dan larangan–Nya ada rahasia, yaitu tiada lain kamu berbahagia.

Jangan sia–siakan sisa hidup dan cinta yang telah dikaruniakan oleh Allah. Oleh karena itu, balaslah cinta Allah dengan cintamu. Bahagialah dengan mencintai cinta–Nya (tp)

Page 19: Ultrassafinah Edisi #6

Refleksi Diri untuk Remaja dan Orangtua

Penulis : Ummu Nisa ZahraCetakan : April 2010Tebal : 100 hlmn + xviPenerbit : Az Zahra Media

Ketika Allah menganugerahkan kedudukan sebagai seorang wanita, tiada yang patut disesali dan tiada yang perlu dipersalahkan. Sudah sepatutnya ia mensyukuri anugerah yang diberikan Allah dengan keikhlasan yang tinggi.

Allah menciptakan wanita agar memberi kebaikan yang besar pada dunia ini, karena penciptaan kaum wanita memiliki keistimewaan tersendiri. Tanpanya, kaum lelaki akan kesepian dan dunia ini tiada kehidupan....

Keindahan yang sejati adalah keindahan yang bersumber dari keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Untuk itu, kita -para wanita- perlu berhati-hati dan waspada jangan sampai faktor-faktor 'indah' dan 'seksi' yang terdapat dalam diri kita ini akhirnya hanya akan menjadi 'obor-obor' setan yang akan menghanguskan dan membakar kehidupan manusia di muka bumi. Jadikanlah kelebihan yang Allah anugerahkan kepada kita, wahai para wanita, pada akhirnya menjadi cahaya-cahaya Ilahi yang menerangi dunia dari kesesatan peradaban manusia.

Buku yang mencoba mengupas tentang keseksian dan daya tarik wanita serta akibat-akibatnya. Sebuah hadiah istimewa untuk kaum wanita dan pesan khusus untuk kaum lelaki.

Judul : Makin Sehat Dengan BerjilbabPenulis : Mh. Hanun SiregarPenerbit : Pro U

Mengapa malu berjilbab? Malu karena jilbab membuat ketombe? Atau, malu karena rambut akan menjadi rontok? Mengapa pula berjilbab asal-asalan, sekadar ikut tren mode?

Berpikirlah jernih, sahabat! Ternyata, sudah bukan masanya lagi kita percaya pada mitos menyesatkan di atas. Tak ada satu pun dokter-dokter ahli yang menyebut-nyebut jilbab sebagai penyebab ketombe atau rambut rontok! Berjilbab sesuai syariat justru membuat kepala dan rambut wanita menjadi sehat. Sehat di dunia, selamat di akhirat, insya Allah.

Berjilbab ternyata melindungi kepala dan rambut dari sinar ultraviolet pada siang hari dan perlindungan dari debu yang ada di jalanan ketika kita keluar rumah. Manfaat ini sebagian di antara hikmah-hikmah berjilbab yang dibahas dalam buku praktis sarat manfaat ini.

Dengan bahasa mudah dan ringan, buku ini akan menjelaskan perjalanan hidup rambut serta kiat mengatasi ketombe dan rambut rontok. Tips-tips yang diberikan merupakan hasil yang telah direkomendasikan para ahli dalam bidangnya. Kesaksian dari beberapa wanita profesional yang pada awalnya enggan berjilbab, juga melengkapi buku ini. Selain itu, diberikan pula kiat-kiat merawat kepala dan rambut bagi para jilbaber. Sehingga, tidak ada alasan bagi para Muslimah untuk berkata: ”Aku kini makin sehat dengan berjilbab!”

Tak ada satu pun dokter ahli yang menyebut jilbab sebagai penyebab ketombe atau rambut rontok! Berjilbab sesuai syariat justru membuat kepala dan rambut wanita menjadi sehat. Sehat di dunia, selamat di akhirat.

Ultrassafinah Edisi V 19

Resensi

Page 20: Ultrassafinah Edisi #6

19

T - SHIRT ULTRASDAPATKAN

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN KAOS INI AKAN DIGUNAKANUNTUK BIAYA CETAK ULTRAS EDISI SELANJUTNYA

JIKA ANDA BELUM BISA BERKONTRIBUSI DALAM PENULISAN ZINE INIANDA BISA BERKONTRIBUSI DENGAN MEMBELI KAOS INI

INSYAALLAH AKAN MENJADI AMAL JARIAH ANDA SELAMA ZINE INIDIBACA DAN ISINYA DI APLIKASIKAN

IDR 3

5.000

UNTUK PEMESANANHUB. 085655479927