global energi edisi 6

55
RP 35.000,- global-energi.com MAJALAH BULANAN I EDISI 06 I MEI 2012 ISSN : 2252-4282 9 772252 428005 INVESTOR MENUNGGU ESDM MENGGEBU LUGAS DAN JELAS MINERAL JARANG, BEREBUT KUNCI MASA DEPAN DUNIA

Upload: supri-jangkung

Post on 23-Mar-2016

290 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

majalah global energi

TRANSCRIPT

Rp 35.000,-

global-energi.com

MAJALAH BULANAN I eDISI 06 I MeI 2012

ISSN : 2252-4282

9 772252 428005

INVESTOR MENUNGGUESDM MENGGEBU

LUGAS DAN JeLAS

Mineral Jarang, BereBut Kunci Masa Depan Dunia

Kantor Pusat Jl. Kramat Raya No.29 Jakarta Pusat 10450T: 021-31923005F:021-3106804www.ptk-shipping.com

VisiMenjadi Perusahaan Bisnis Pelayaran Dan Jasa Maritim Kelas Dunia

 MisiMelaksanakan Kegiatan Bisnis Perkapa-lan Dan Jasa Maritim Yang Berstandar International Untuk Menghasilkan Nilai Tambah Bagi Perusahaan Dengan Me-ngutamakan Kepuasan Pelanggan Dan Pemangku Kepentingan Lainnya

sEJARAHPT Pertamina Trans Kontinental awalnya didirikan dengan nama PT Pertamina Tongkang didirikan pada tanggal 9 September 1969 di Jakarta, dengan statusnya sebagai anak perusahaan dari PT. Pertamina (Persero). Saat ini kepemilikan saham sebesar 99,99% milik PT. Pertamina (Persero) dan 0,01% milik PT. Perta-mina Training & Consulting.

Pada tahun 1978, PTK tidak lagi hanya melayani PT. Pertamina akan tetapi juga melayani perusahaan lainnya dan mengubah model bisnisnya menjadi perusahaan yang mencari keuntu-ngan atau profit oriented.

BidANg UsAHA :Ship OperationCharter & BrokerageShipping AgentSpecial Arrangement Adminis-

tration Port HandlingFreight ForwardingCustom Clearance DocumentBunker AgentOffshore & Onshore Logistic

Base

ANAK PERUsAHAANPTK telah melakukan diversifikasi usaha dalam bentuk AP dan bidang usaha :PT PETEKA KARYA GAPURA (FREIGHT FORWARDING& CREWING) PT PETEKA KARYA TIRTA ( WATER SUPPLY)PT PETEKA KARYA SAMUDRA (CARGO HANDLING)

PT PETEKA KARYA JALA (Under Water Services/Selvage)

TRANS KONTINENTALPOWERFULL, FIRST CLASS AND RELIABLE MARITIME SERVICE

BelawanBitungDumaiBatamJambiPlaju-Palembang

Tanjung PriokCilacapBalikpapanSurabayaBontang-KaltimSorong- Papua

PertaminaBadak LNGChevron Pacivic IndonesiaExxonMobilAmerada HessConocoPhillips

Pearl OilStar energyPetroChinaMedco EenrgyTotal Fina ELFPetronas Carigali

Premiere OilShell Perum PelabuhanHumpus AromatikRig Tenders Indonesia CNOCC Limited

dAFTAR CUsTOMER

BRANCH OFFiCEs :

.....

Kabil Marine Oil Base (KMOB)

PT. Pertamina Trans Kontinental memi-liki 42,5 ha lahan di Kabil - Pulau Batam digunakan sebagai tempat penyimpa-nan logistik untuk mendukung kegiatan operasional KPS yang beroperasi di Indonesia. Fasilitas yang tersedia adalah Gudang, Kompleks Perkantoran, Penye-diaan Air Bersih, dan fasilitas telekomu-nikasi.

FAsiLiTAs PENdUKUNg

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 3

4 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

SALAM REDAKSI

Pemimpin Umum : Dr.Ibrahim HasyimWakil Pemimpin Umum : Ir. Tina Murti Agustini,MMPemimpin Redaksi : Erfandi PutraRedaktur Pelaksana : Agung KusdyantoRedaktur : Gatot SusantoCorporate Secretary : Makinda TS

Dewan Redaksi1. Prof. Ir. Mukhtasor, M. Eng. Ph.D2. Dr. Hanggono T. Nugroho3. Dr. Ir.A.Buana Ma’ruf MSc4. Ir. Tri Achmadi Ph.D5. Dr. Zuhdan Ahmad Fathoni6. Ir. Gusrizal MSc

ReporterSurabaya : Yopi WidodoJakarta : Djauhari EffendiBandung : Adam PermasaJogjakarta : Sita KumalasariJambiMuhammad AlwiKaltim : Danang AgungLuar NegeriSingapura : Ir.Muhammad AbduBelanda :Ir.Rangga Raditya,MScFotograferYudhi Dwi AnggoroDesain : Supri koewoongKeuangan : Heni SulistyowatiSirkulasi :Safri HamdaniM. Zacky E.Faisal Prapanca PutraIklan : Pudja Caturwangi

Alamat:Jl. Cipta Menanggal VI/7 SurabayaTelepon: 031- 828 1712, Fax 031-827 0385 Email : [email protected]:PT.Prima Nadia Gravia

IndonesIa kehilangan seorang ahli permin-yakan. Tepat pada sabtu (21/4) Wakil Menteri esdM Widjajono Par-towidagdo berpulang ke Rahmatullah di saat melakukan pendakian di Gunung Tambora, sum-bawa nTB.

Kami memberikan apresiasi kepada al-marhum yang dengan gigih terus memberikan sumbang-sihnya kepada negara ini. Berbagai pemikiran yang berkaitan dengan mencari solusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi telah ditelorkan. Pemikiran-pemikiran yang brilian sangat perlu untuk ditindaklanjuti.

sebelum meninggal, almarhum banyak menelurkan gagasan baru berkaitan dengan subsidi BBM. dalam tulisan-tulisan pribadinya terkait penghematan energi, almarhum punya banyak gagasan. dari sekian gagasan-gagasan itu, hingga kini belum terealisasi, na-mun patut dipertimbangkan oleh pemerintah.

Langkah almarhum yang ber-sikukuh bahwa subsidi BBM lebih diutamakan untuk yang membu-tuhkan. Penghematan pemakaian energi bisa dilakukan dengan teknologi, penggunaan transporta-si umum maupun memakai energi non BBM yang lebih murah dan tersedia di dalam negeri.

Gagasan tersebut di antara-nya, perlu peraturan bahwa Per-tamax wajib untuk mobil pribadi 1.500 cc ke atas. Perlu peraturan bahwa premium hanya untuk angkutan umum dan sepeda motor. Penggunaan tabung LPG 3 kg untuk nelayan melaut perlu disebarluaskan. Memaksimalkan pemanfaatan batubara, panas bumi, air, bioenergi untuk listrik dengan diatasi kendala-kend-alanya.

salah satu gagasan almarhum yang segera diwujudkan, yakni premix. Produk ini dalam waktu dekat akan diluncurkan oleh Per-

tamina. seperti diketa-hui, produk campuran antara Premium dan Pertamax itu pernah diusulkan almarhum Widjajono yakni Pre-mix dengan Ron 90 dan diusulkan harganya Rp 7.250 per liter.

Rasanya, gagasan cemerlang lainnya dari almarhum memang sepatutnya untuk

menjadi kajian bersama, terutama instansi-instansi yang mempunyai kepentingan dengan energi. ala-sannya, gagasan tersebut orsinil dan tidak didasari oleh kepenti-ngan.

Jadi, kalau almarhum semasa menjadi Wamen sering bersuara lantang rasanya harus dimaklumi. Mengapa? Karena beliau menyu-arakan suatu gagasan cemerlang, dan sekali lagi tidak didasari sebuah kepentingan.

Gagasan almrhum untuk segera memanfaatkan energi alternatif, juga sudah sepatutnyalah dipikir-kan. Minyak rasanya sudah masa lalu. Mari kita memikirkan energi alternatif untuk menyongsong masa depan yang lebih cemerlang.

di sisi lain, kami masih teringat saat bersama almarhum, dirjen Menkoinfo dalam suatu talkshow di sebuah acara di TVRI (3). Betapa sederhananya beliau. saya sempat melihat bagaimana beliau memb-etulkan tali sepatunya.

Pembaca yang Budiman.Mulai edisi ke-6 ini Majalah

Global energi, mungkin agak terlambat diterima pembaca. Hal ini semata-mata redaksi ingin memberikan berita-berita yang faktual. Pasalnya, beberapa bulan terakhir ini kerap kali kebijakan pemerintah yang diumumkan diakhir bulan.

Ini yang mendasari kami untuk untuk “menutup” naskah di akhir bulan, sehingga setiap tanggal 1 sudah masuk cetak, dan minggu pertama sudah selesai cetak, selanjutnya langsung diedarkan ke pelanggan di seluruh nusantara.

Widjajono yang Brilian

Dr.Ibrahim Hasyim Pemimpin Umum

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 5

pemBacaSurat

Segera Akhiri Ketidakpastian BBMPemerintah sepertinya kebingungan. sebelumnya pernah mengajukan opsi pembatasan BBM bersubsidi dengan tata cara teknis yang ribet akhirnya tidak jadi. Lalu terakhir mengajukan kenaikan harga Rp 1.500 melalui aPBn-P 2012, dPR kem-bali “mementahkan” dengan prasyarat prediksi jika harga pasar internasional naik sekitar 15%, maka pemerintah dapat memutuskan untuk menaikkan harga BBM tersebut.

nah, ketika “bola” ada di pemerin-tah saat ini, tiba-tiba muncul lagi ide pembatasan dengan menggunakan tolok ukur jenis cc mesin mobil ter-tentu. namun usulan ini masih sumir karena terbentur perdebatan ukuran cc mesinnya. ada yang mengusulkan me-sin mobil di atas 1.500 cc wajib meng-gunakan BBM non subsidi (pertamax), tapi ada pula yang mengusulkan di atas 2.000 cc yang layak menggunakan pertamax. Pilihan ini masih jadi perde-

batan di pemerintah sendiri.Lantas mengapa pemerintah terkesan

tidak berani menaikkan harga seperti yang sudah disepakati dPR waktu lalu? Kita minta pemerintah jangan bermain spekulasi terkait dengan kebijakan harga. Karena apabila harga BBM benar-benar meningkat maka akan terjadi peningka-tan berantai yang dimulai dari peningka-tan biaya transportasi. akibatnya, bahan baku dan akhirnya upah pekerja tentu akan meminta disesuaikan.

Naufal Saka GriyaMahasiswa Unibraw, Malang

Perlu Rubrik Profil Pengusaha Saya membaca Majalah Global energi pada edisi III dan IV. selain memuat isu kekinian berkaitan dengan BBM. Maja-lan ini kiranya juga memuat berita yang berkiatan tambang dan mineral, walau-pun volumenya masih sangat sedikit dan perlu ditambah.

sebagai usual untuk mengetahui usaha-usaha pendukung apa saja yang berkaitan dengan usaha migas dan tambang, kiranya perlu juga dimuat pe-rusahaan atau profil pengusaha dalam negeri yang bergelut di bidang migas dan tambang, baik itu skala besar, me-nengah atau pun kecil.

Sugeng Prabowo, Pengajar di Balikpapan

Majalah Peduli Sumber EnergiSetelah saya membaca beberapa edisi Majalah Global energi, kemasannya me-narik serta bahasan beritanya cukup ak-tual. dan saya melihat Global energi me-rupakan salah satu majalah yang perduli dengan sumber energ1. sebab berbagai rubric yang diturunkan selalu menyajik-an berbagai potensi sumber non konven-sional atau alternatif di Indonesia.

ir Sri Winanto Karyawan PT Dirgantara Indonesia Bandung

6 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

daftar isiKILAS ENERGI .......................................................................8

LAPORAN UTAMAIndustri Cold Bed Methane (CBM) atau Gas Metana Batubara (GMB) sebagai salah satu energi alternatif menggantikan migas di masa depan ternyata baru tumbuh di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Perkembangannya pun amat lamban. Meski inves-tornya mencapai 50 KKKS, namun hanya segelintir yang sudah operasional. Mengapa?

CBM dan Unconventional Gas .................................. 18

Tumpang Tindih Izin Ganjal

Pengembangan CBM ..............................................................20

‘Kami Siap Beli, Tapi Kontrak

Minim 5 Tahun’ ...............................................................................22

NASIONAL

Kekayaan Tambang di Selatan Jatim

Mulai Diincar ....................................................................................24Menjadi wilayah ketiga terbesar di Indonesia seba-gai penghasil migas nasional membuat Jatim dilirik memiliki potensi tambang lain. Wilayah selatan Jatim diprediksi memiliki kandungan tambang yang cukup menggiurkan. Seperti apa potensi tambang wilayah Selatan Jatim ?

Desir ‘Khawatir’ Pasir Besi ................................................26

Jatim Selatan Minim Infrastruktur...........................28REGULASI

Terang di Negeri Tetangga,

Byar Pet di Negeri Sendiri..................................................30KOLOMParadoks Baru Itu Bernama Impor Listrik ...............................................................

36

Kita mengenal kosakata paradoks, untuk menggam-barkan keanehan kejadian yang seharusnya tidak

terjadi. Dalam bidang energi, paradoks itu juga kita amati. Kenyataan-kenyataan unik dalam hal diversifi-kasi dan konservasi energi adalah paradoks lama; dan terus berlangsung hingga sekarang. Belum sempat ada tanda-tanda perbaikan akan berhasil, kini muncul lagi wacana - atau malah sudah menjadi rencana - untuk impor listrik.

KETENAGALISTRIKAN

Mendulang Untung Layanan Premium ...................38

OFFSHORE

Tergoda “Nyonya Tua” Blok Mahakam......................40

GLOBAL

Pemimpin Bernyali,

Menasionalisasi Migas .......................................................................42

INVESTOR MENUNGGUESDM MENGGEBU

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 7

Berebut Kunci Masa Depan Dunia ............................. 44

LTJ Indonesia Belum Dimanfaatkan ......................48

WISATA

Pesona GEOWisatadi Jabar ....................................................49

Berminat wisata khusus tentang kebumian atau geowisata, maka tak salah jika Anda memilih di Jawa Barat dan Banten. Sebab di kawasan itu sedikitnya ada 13 lokasi geowisata yang berkisah tentang proses kekuatan alam sejak ratusan juta tahun silam hingga sekarang

KORPORASI

FIMM Pertamina Kembangkan

BBM Marine MFO 380 dan MGO-5...................................... 52

‘Air’ Hemat BBM Terus Digalakkan ..........................................56

Mesin Perahu Berbahan Bakar Air...................................... 58

TPPI, Direstrukturisasi

ataukah Diambilalih? .....................................................................60

Produksi Migas Japalu terus digenjot....................63Menunggu Potensi Migas di NTT ...............................65

ORBITUARI

Selamat Jalan Prof. Energi! ................................................66

NEWSMAKER

Diancam dan Diusir Tetap Tenang......................................68

INOVASI

Air Seni untuk Energi........................................................................70

LINGKUNGAN

Putusan Limbah Newmont B

ukan Akhir Segalanya...............................................................72

SENGGANG

Suka Kecantikan dari Dalam..........................................74

LNG

Fix Terminal LNG Perlu Dibangun............................76

Papua Menunggu Langkah Investor......................78

Dari Masalah Insentif hingga

Kelayakan Teknis .........................................................................80

KAMERA GE

Memacu Adrenalin Menuju Offshore..................82

TEKNOLOGI

Mengenal Teknologi FSRU .................................................84

Pacu Kapasitas Nasional

di Tengah Dominasi Asing .................................................86

PERTAMBANGAN

PE Tambang,

Buah Kesalahan Kebijakan? ............................................89

Menggapai Mimpi Kedaulatan Energi.................90

Ongkos Ketidakpastian Aturan

BBM Kian Mahal............................................................................94

Mengapa Pakai Sistem PSC..................................................97

8 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

KILAS ENERGI

Investasi Pertambangan Masih PrimadonaSektor pertambangan masih menjadi investasi yang paling diminati dalam penanaman modal asing (PMa). Investasi asing di tambang tercatat 1,1 miliar dollar as lebih tinggi dibanding investasi sektor lain.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wir-jawan mengatakan, setelah sektor pertambangan disusul sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 800 juta dollar as, tanaman pangan dan perkembunan 500 juta dollar as, industri logam dasar, logam, mesin dan ele-ktronik 500 juta dollar as dan alat angkut dan transportasi lainnya 400 juta dollar as.

Berdasarkan asal negara PMa, investasi tertinggi berasal dari singapura sebesar 1,2 miliar dollar as. disusul Jepang 600 juta dollar as, Korea selatan 500 juta dollar as. selan-jutnya British Virgin Island 300 juta dollar as dan Belanda 300 juta dollar as.

sedangkan realisasi Penanaman Modal dalam negeri (PMdn) tertinggi disektor pertambangan sebesar Rp5,8 triliun, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp2,5 triliun, tananaman pangan dan perkebunan senilai Rp 2,3 triliun, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan sebesar Rp1,6 trilun dan dari sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp1,4 triliun.

Realisasi PMdn berdasarkan lokasi proyek, Jawa Timur Rp 3,8 triliun, dKI Jakarta Rp 3,1 triliun, Kalimantan Timur Rp 2,3 triliun, sumatra Utara Rp 1,4 triliun dan Kalimantan Tengah Rp 1,4 triliun.jef

Wilmar Produksi Olefin Bahan Bakar JetPt Wilmar nabati indoneSia akan mulai merealisasi-kan produksi olefin untuk campuran bahan bakar jet pada kuartal terakhir tahun 2012. anak usaha Wilmar Group ini telah mengeluarkan dana sekitar 70 juta dollar as sampai 80 juta dollar as sejak desember 2011 lalu untuk memba-ngun pabrik biorefinary penghasil olefin.

Taufik Tamin, direktur eksekutif Wilmar nabati Indo-nesia mengatakan, olefin menjadi salah satu bahan baku yang bisa disubstitusikan sebagai bahan bakar jet. “selama ini produksi olefin untuk bahan bakar jet baru dilakukan

di laboratorium, baru Wilmar yang melakukan dalam skala industry di dunia,” katanya.

olefin untuk bahan bakar jet dihasilkan dari pengolahan inti sawit atau kernel. Berkapasitas 500 ton per hari, pabrik biorefinary yang akan diselesaikan Wilmar selain meng-hasilkan olefin juga menghasilkan biodiesel.

Untuk tahap pertama Wilmar nabati akan menggandeng PT Pertamina untuk memasarkan produk bahan bakar nabatinya tersebut. selain akan menggandeng Pertamina, perusahaan ini dalam pengembangan bahan bakar jet juga telah bekerjasama dengan elevance Renewable sciences Inc. asal amerika serikat (as) sejak 2010 lalu.

Menurut Taufik, langkah Wilmar nabati mengembangkan bahan bakar jet dari kelapa sawit dilakukan setelah perusa-han ini membeli penemuan dari seorang peneliti penerima nobel ilmu pengetahuan, Robert H Grubbs pada tahun 2005. “Pasar energy terbarukan sangat besar, apalagi saat ini cada-ngan minyak bumi dunia juga semakin tipis,” katanya.

Ia menambahkan, olefin untuk bahan bakar jet menjadi bagian dari sejumlah ekspansi yang akan dilakukan Wilmar nabati dalam beberapa tahun ke depan. selain mengem-bangkan wilayah pabriknya di Gresik yang dulunya seluas 75 hektare menjadi sekitar 100 hektare dalam dua tahun ini, Wilmar nabati juga akan meningkatkan produksi biosolar dari 2.000 ton per tahun menjadi 3.000 ton per tahun pada 2012.

Pengembangan wilayah pabrik diperlukan karena kapa-sitas produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPo) dan turunannya dari Wilmar terus melonjak. sampai 2030, Wilmar nabati mentargetkan produksi CPo dari 22 juta ton pada tahun ini menjadi 50 juta ton. “Gresik dipilih karena dekat dengan pasar juga bahan baku CPo dari Kali-mantan,” katanya.ins

KPBB Gugat Transparansi soal BBMKomite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) beserta

sejumlah elemen masyarakat akan menggugat Presiden dan pihak Pemerintah lainnya terkait adopsi teknologi kenda-raan bermotor berstandar euro 2 yang seharusnya diikuti dengan pemasaran bahan bakar minyak (BBM) beroktan tinggi.

“Kalau produksi kendaraan dari tahun 2007 ke sekarang sudah euro 2, tapi BBM-nya belum sejalan,” sebut direktur eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), ahmad safrudin, di Jakarta, senin (30/4).

Ia menjelaskan, menurut Keputusan Menteri negara Lingkungan Hidup nomor 141 Tahun 2003 tentang ambang Batas emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang sedang diproduksi, Pemerintah telah mengadopsi teknologi kendaraan bermotor berstandar euro 2 sejak tahun 2007.

dengan itu, seharusnya BBM yang dipasarkan di Indone-sia beroktan minimal 91-92. namun, BBM yang dipasarkan sekarang ini masih ada premium yang beroktan 88. “Mini-mal oktan 91 atau 92 dengan kadar belerang maksimal 500 ppm, benzene maksimal 5 persen, dan kadar olefin maksi-mal 18 persen,” tegas ahmad.

Lalu, KPBB juga akan menggugat transparasi pemerintah dalam hal penetapan harga pokok produksi BBM bersubsidi. Pemerintah dianggap tidak mengetahui catatan riil menge-nai biaya itu.

“Karena pemerintah tidak memperoleh catatan yang riil tentang kondisi harga BBM, Menteri Keuangan agus

sektor pertambangan Indonesia tetap menjadi unggulan investasi.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 9

Martowardojo tidak tahu persis perbandingan harga BBM di setiap negara,” tambahnya.

Terhadap hal ini, kata ahmad, KPBB akan melakukan citizen lawsuit terhadap Presiden, Menteri energi dan sumber daya Mineral, Menteri Keuangan dan Pertamina. Rencananya berkas gugatan akan dimasukkan ke Pengadil-an negeri Jakarta Pusat, senin (8/4) setelah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup.

Karena itu KPBB menilai wajar bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dipasarkan dengan harga Rp 4.500 per liter. Ini dilihat dari spesifikasi dan kualitas dari BBM tersebut yang rendah. “Bulan Maret lalu kita dininabobokan oleh Menteri Keuangan agus Martowardojo untuk mendu-kung rencana kenaikan harga premium. Menteri Keuangan menyatakan bahwa harga premium kita terendah di antara harga bensin di negara-negara asia,” ujar ahmad.jef

Juni, Santos Shutdown Lapangan OyongSantoS Indonesia berencana menghenti-kan operasi sementara (temporary shutdown) Lapangan oyong. Penghentian opera-sionalisasi lapangan penghasil minyak dan gas ini akan dilakukan sekitar Juni 2012 men-datang.

Manager operasio-nal santos Indonesia,

Jhon Ginting mengatakan, shutdown akan dilakukan se-lama tujuh hari. shutdown terpaksa dilakukan karena peru-sahaan melakukan perawatan dan penggantian gas turbin. “shut down dilakukan dalam rangka perawatan untuk terus menjamin pasokan gas kepada konsumen kami,” ujar John di Jakarta, Kamis (26/4).

Meski terjadi shutdown, John menjamin tidak akan meng-ganggu kegiatan operasi pelanggan santos. sebab, santos su-dah mensikronkan program operasional dengan PT Indonesia Power (anak usaha PT PLn) selaku pembeli gas milik santos.Menurut John, PT Indonesia Power berencana untuk memad-amkan pembangkitnya pada waktu yang sama. “Kami akan bicara bagaimana mensikronkan operasi,” jelas Jhon.

saat ini, proyek perluasan lapangan oyong (oyong infill) di Blok sampang sudah berproduksi sejak Februari 2012. Rampungnya instalasi kedua anjungan mempernjang usia ekonomi gasilitas oyong, sehingga bisa lebih optimal.

saat ini, lapangan oyong menyemburkan minyak sebesar 3.500 barel oil per day (BoPd). sedangkan produksi gas di lapangan ini mencapai 30 British thermal unit per hari (BBTUd).jef

Investasi Eksplorasi MigasDiprediksi 21 Miliar DollarinveStaSi untuk ekplorasi dan produksi minyak dan gas (migas) tahun ini diprediksi mencapai angka 21 miliar dollar

as yang ditandai dengan dominasi proyek eksplorasi laut lepas.

demikian disampaikan director energy & Power systems Forst & sullivan subbu Bettadapura, pecan lalu.”eksplorasi dan produksi laut dalam penting bagi Indonesia guna meningkatkan produksi migas dalam negeri. Untuk men-dukung pertumbuhan itu kita perkirakan pengeluaran eksplorasi dan produksi akan mencapai 21 miliar dollar as di 2012, dengan tingkat pertumbuhan 23,5%,” kata subbu.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki 3,18 triliun meter kubik cadangan gas dan merupakan salah satu negara yang berada di peringkat atas dalam hal cadangan gas. selain itu, Indonesia merupakan salah satu eksportir utama gas alam ke pasar-pasar utama di dunia.

namun, Indonesia masih dihadapkan pada kenyataan akan banyaknya ladang minyak yang telah menua dan me-nipisnua cadangan minyak. “satu-satunya adalah dengan menemukan lebih banyak cadangan gas melalui peningka-tan investasi ke sektor hulu,” ujar subbu.

Beberapa proyek utama sektor hulu yang akan menjadi andalan adalah Lapangan Gas Jangkrik, yang diharapkan dapat mulai produksi 2015. Lapangan Gas Gehem, Gendalo yang dikembangkan oleh Chevron ditargetkan untuk mulai berproduksi 2016 dan pengembangan Lapangan Gas abadi yang diperkirakan berproduksi pada 2018.

“Masih banyak blok-blok lepas pantai dengan cadangan gas potensial yang belum dieksplorasi, padahal Indonesia memiliki masa depan yang menjanjikan terkait penemuan migas laut dalam untuk kawasan asia Tenggara dan berpo-tensi untuk memenuhi permintaan akan gas alam baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang kini tengah tum-buh,” pungkasnya. jef

Suzuki Targetkan Jual Ertiga 50 Ribu Unit/Tahun PangSa pasar mobil Multi Purpose Vehcile (MPV) kelas bawah jelas bakal semakin sesak. Ini tak lain karena PT su-zuki Indomobil sales (sIs) meluncurkan suzuki ertiga. Pasar low MPV sendiri sebelumnya dikuasai duet Toyota avanza dan daihatsu Xenia, serta nissan Grand Livina.

suzuki cukup pede untuk menggoyang dominasi avanza dan Xenia. Total pasar MPV tahun lalu mencapai 370. 133 unit. dari jumlah itu, pangsa pasar low MPV mencapai 292.3210 unit. sementara avanza berhasil meraup 162.367

Lapangan Oyong yang berhenti semantara.

GE/MuhidPeluncuran varian terbaru suzuki Ertiga di Ciputra World, Minggu lalu.

10 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

unit dan Xenia mencapai 66.835 unit. suzuki sendiri ber-harap 50.000 unit suzuki ertiga berhasil terjual per tahun. sekedar diketahui, ertiga sendiri sudah dipesan 6.000 unit secara nasional.

“Ternyata di Jatim, suzuki ertiga ini sudah dipesan 780 orang. Karena itu kita berharap bisa memenuhi target pen-jualan,” ujar Prabowo Liegangsaputro, direktur PT United Motors Center, di sela peluncuran suzuki ertiga di sura-baya, pekan lalu.

ertiga sendiri memiliki kapasitas mesin 1.400 cc akan meramaikan pasar MPV low yang selama ini hanya diisi Toyota avanza dan daihatsu Xenia. ertiga memiliki dapur pacu empat silinder segaris (inline), 16 katup dan berdaya maksimum 95 Ps per 6.000 rpm. ertiga ditawarkan dalam tiga pilihan yakni tipe Ga dengan harga Rp 145.700.000, tipe GL berharga Rp155.700.000 dan tipe GX senilai Rp 167.700.000.

ertiga menggunakan platform swift generasi kedua, ha-nya lebih panjang dengan dimensi 4.265 mm (p), 1.695 mm (l), tinggi (1.685 mm) dan sumbu roda 2.740 mm. Tak heran, bagian depan MPV 7 penumpang dengan susunan jok tiga baris ini mirip swift. Bentuk bodinya terlihat proposional karena bagian front end sampai roof end menyatu.

sebagai mobil keluarga, interior Low MPV ini terlihat nyaman dan hangat dengan warna beige dan coklat yang terpadu apik. Bentuk jok penumpang didesain tinggi se-hingga sudut pandang lebih baik dan terasa lebih lapang.

Ia menyebutkan, tipe suzuki ertiga yang paling banyak diminati adalah tipe GX. Penyuka tipe GX setidaknya men-capai 55 persen. Berikutnya tipe GL disuka 45 persen dan sisanya memilih tipe Ga. namun, para peminat yang akan memiliki suzuki ertiga harus bersabar. sebab mobil ini baru bisa dinikmati tiga bulan mendatang.

Marketing Managing director, PT suzuki Indomobil sales, seiji Itayama menuturkan, minat masyarakat terha-dap mobil jenis low MPV cukup tinggi. Meski demikian, su-zuki menyadari persaingan segmen di level low MPV cukup berat. apalagi Xenia dan avanza telah eksis sejak 2004.

“Kami sangat berharap pasar suzuki bertumbuh dengan kehadiran ertiga. namun, sejauh ini kami belum berpikir untuk menjadi nomor satu pada segmen low MPV. Kami hanya ingin membangun kepercayaan konsumen menjadi lebih kuat dengan kehadiran ertiga,” tuturnya.

Tahun lalu, kontribusi penjualan terbesar dipegang oleh suzuki Carry, kemudian diikuti oleh suzuki aPV di segmen low MPV, selanjutnya Mega Carry di segmen pick up, swift di segmen hatchback, dan suzuki splash. ertiga diharapkan bisa menyumbangkan kontribusi terbesar kedua di bawah Carry dan aPV. yop

PLN Akan Teken 11 PPA Panas BumiPt Pln akan meneken 11 perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPa) panas bumi sepanjang tahun ini. Penandatanganan ini menyusul persetujuan pe-merintah memberikan jaminan proyek listrik panas bumi.

Kepala divisi energi Terbarukan PLn Muhammad sofyan mengatakan, surat penugasan pembelian listrik untuk kesebelas proyek panas bumi tersebut telah diberikan oleh Menteri energi dan sumber daya Mineral. “Kesebelas proyek panas bumi itu rencananya akan menghasilkan 1.226 megawatt (MW),” katanya.

PPa proyek panas bumi yang akan segera ditandatangani, yaitu PLTP sokoria di Flores 1 x 30 MW, PLTP Tangkuban Perahu II di Jawa Barat 2 x 30 MW, PLTP Rantau dadap

di sumatera selatan 2 x 110 MW, dan PLTP Rawa dano di Banten 1 x 110 MW.

Kemudian, PLTP Ungaran 1 x 55 MW, PLTP Guci 1 x 55 MW, dan PLTP Baturaden 2 x 110 MW di Jawa Tengah serta PLTP Cisolok Cisukarame 1 x 50 MW dan PLTP Tampomas 1 x 45 MW di Jawa Barat. Terakhir, PLTP Wilis/ngebel 3 x 55 MW dan PLTP Ijen 2 x 55 MW di Jawa Timur.

Menurut sofyan, PPa beberapa di antara proyek tersebut akan segera teken diteken pada semester pertama tahun ini. Tim PLn sedang memfinalisasi negosiasi kontrak dengan pengembang panas bumi. “Kemungkinan yang akan segera selesai adalah PLTP Rantau dadap yang juga merupakan proyek PT supreme energy,” ujarnya.

Untuk PLTP Rantau dadap, PLn berharap negosiasi bisa segera rampung karena bisa mengikuti hasil negosiasi dua pembangkit sebelumnya. apalagi, harga listrik dari pem-bangkit ini masih di bawah patokan pemerintah 9,7 sen dollar as/kWh, yaitu 8,6 sen dollar as/kWh. sehingga, PLn dan supreme tinggal membahas 53 klausul kontrak untuk menghindari masalah di depan.

sebelumnya, PLn telah meneken PPa dengan supreme en-ergy untuk PLTP Muara Labouh 2 x 110 MW dan PLTP Rajabasa 2 x 110 MW. Listrik dari kedua pembangkit dibeli seharga 9,4 sen dollar as per kilowatt hour (kWh) dan 9,5 sen dollar as/kWh.Tiga pembangkit lain yang juga akan segera teken PPa di semester satu adalah PLTP Ungaran yang digarap PT Giri Indah sejahtera, PLTP sokoria dan PLTP Wilis yang dikelola PT Bakrie Power. “negosiasi kontrak jual beli dengan kedua pengembang ini sudah sangat insentif,” kata sofyan.

Harga listrik PLTP Ungaran diperkirakan sekitar 8,09 sen dollar as/kWh, sementara PLTP sokoria 13,8 sen dollar as/kWh, dan PLTP Wilis/ngebel 7,55 sen dollar as/kWh.

Hingga saat ini, PLn telah menandatangani perjanjian jual beli listrik untuk tiga wilayah panas bumi baru, yaitu PLTP Muara Labouh, PLTP Rajabasa, dan PLTP atadei. Keti-ganya diharapkan bisa menghasilkan listrik 442,5 MW.

Indonesia memiliki potensi panas bumi mencapai 29 ribu MW. Pemanfaataan listrik panas bumi hingga tahun lalu baru sebesar 1.206 MW. sebelumnya, menurut data ditjen energi Baru Terbarukan dan Konservasi energi, panas bumi yang dipakai sebagai listrik baru sebesar 1.189 MW. namun, terdapat penambahan sebesar 17 MW setelah ada optimalisasi turbin di PLTP darajat dan PLTP salak. sehingga kapasitas terpasang PLTP menjadi 1.341 MW setelah ketiga PLTP beroperasi. ins

GNPLN akan banyak memanfaatkan energi panas bumi

LAPORAN UTAMA

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 11

INVESTOR MENUNGGUESDM MENGGEBU

Oleh: Djauhari effendi

Industri Cold Bed Methane (CBM) atau Gas Metana Batubara (GMB) sebagai salah satu energi alternatif menggantikan mi-gas di masa depan ternyata baru tumbuh di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Perkembangannya pun amat lamban. Meski investornya mencapai 50 KKKS, namun hanya segelintir yang sudah operasional. Mengapa?

12 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

LAPORAN UTAMAedio april lalu Ikatan ahli Teknik Perminyakan Indone-sia (IaTMI) menggelar hajatan besar, konferensi internasional

IndoCBM. Ini merupakan kegiatan se-rupa yang keempat kalinya bagi IaTMI sejak pada 2006 menggelar konferensi mengenai CBM atau gas metana ba-tubara untuk pertamakalinya. Kali ini tema yang dipilih ‘Indonesia’s Energy: Key to Sustainable Growth’ . Ketua oC IndoCBM 2012 Bambang Ismanto me-ngatakan, tema ini sejalan dengan pe-mikiran memenuhi kebutuhan energi dalam mendukung pertumbuhan eko-nomi Indonesia diperlukan energi yang besar dan berkesinambungan.”dengan potensi resource yang besar diharapkan CBM akan menjadi pendukung uta-ma pertumbuhan ekonomi yang ber-kesinambungan,” kata Bambang yang juga Vice President Vico Indonesia itu.

dalam perhelatan IndoCBM kali per-tama (2006) di Indonesia belum banyak yang menyadari potensi sumber daya energi ini. Prakarsa IaTMI itu diang-gap membukakan mata kalangan mi-gas Indonesia terhadap sumber daya energi yang sebenarnya sudah lama dikenal dunia itu. Ketika itu, konfer-ensi bertema ‘A Future Alternative En-ergy for The Region’ yang lebih bersifat memperkenalkan CBM sebagai sumber energi alternatif. saat itu Indo CBM membahas tiga aspek mendasar, yaitu aspek teknis, peraturan dan perundan-gan, serta commerciality atau potensi ekonomi CBM. Konferensi selama dua hari saat itu menyimpulkan adanya tiga kendala yaitu, belum adanya peratur-an, infrastruktur dan kepercayaan. Ke-tika itu makin jelas kalau CBM masuk dalam kategori migas dan kegiatannya dikelola BP Migas. sementara pengem-bangannya dilaksanakan oleh perusa-haan di bawah kontrak bagi hasil.

Konferensi berikutnya berlangsung di tahun 2008 dengan pilihan tema ‘Embarking Indonesia’s CBM Oppor-tunities and Development : Leveraging Best World Practises & Experiences’. Ke-giatan yang merupakan tahap lanjutan itu mempertemukan para pelaku CBM internasional yang berpengalaman untuk berbagai ilmu dan pengalaman guna mengembangkan potensi CBM In-donesia dan menyadari tantangan-tan-tangan yang ada. Tahun 2010 berlang-sung IndoCBM berikutnya dengan tema ‘Indonesia’s CBM Development: Time to Deliver’. Konferensi diarahkan kepada regulasi dan kebijakan serta guidline dalam pengembangan upstream dan downstream CBM di Indonesia. Pada

saat itu, Indonesia telah memasuki era baru dengan kesiapan para operator untuk memproduksi CBM.

sedangkan dalam ajang Indo CBM 2012 sudah lebih maju lagi dengan di-tandatanganinya, delapan blok CBM. dus, penandatangan kedelapan blok tersebut melengkapi 42 kontrak kerja sama blok CBM yang sudah ditan-datangani sejak 2002. Ke-42 KKKs tersebut 17 berlokasi di sumatera dan 25 lainnya di Kalimantan dan Jawa. In-donesia memiliki potensi CBM sebesar 453,3 triliun kaki kubik dalam 11 cekun-gan yang sebagian besar berada di su-matera dan Kalimantan. adapun dari delapan blok CBM yang ditandatangani tersebut empat blok di antaranya me-lalui lelang penawaran langsung 2011. Yaitu GMB Bangkanai I (PT Bangkanai CBM energi), GMB Bangkanai II (PT Borneo Metana energi), GMB Kuala Kapuas II (PT Bina Mandiri energi), dan GMB West sanga sanga I (PT san-

ga sanga energi Prima). sementara itu untuk penawaran langsung tahun 2011 pada tumpang tindih eksisting migas dan KP batubara (Permen no. 33/2006) ada 4 GMB, yaitu GMB air Komaring (Konsorsium Baturaja energi-PT anu-grah Persada energi), GMB Benakat I (Konsorsium PT Pertamina Hulu energi Metana sumatera 3 (PHe Metra dan PT Prima Gas sejahtera), GMB Benakat II (Konsorsium PT Pertamina Hulu energi Metana sumatera 6 (PHe Metra 6) dan PT Petrobara sentosa), dan GMB Bena-kat III ((Konsorsium PT Pertamina Hulu energi Metana sumatera 7 (PHe Metra 7) dan PT Unigas Geosinklinal Makmur.

dirjen Migas Kementerian esdM evita Legowo menjelaskan, kontrak penandatanganan CBM ini merupakan kontrak penggarapan gas yang berbeda dengan penggarapan gas biasa. Pasal-nya, dalam kontrak penggarapan CBM, sudah bisa ditemukan dan dihasilkan gas, meskipun tahap eksplorasinya be-

M

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 13

LAPORAN UTAMA

lum selesai. “CBM beda, meskipun dia masih eksplorasi, masih dewatering. Kan waktu itu kita pertama 2008, ini baru 2012, tetapi 2011 kita bisa produksi walaupun kecil. Tapi lumayanlah, bisa menghasilkan 0,03 MMsCFd saja kan sudah bisa menghasilkan 100 MW,” ka-tanya.

Meski baru menghasilkan gas yang kecil, evita menyambut baik hasil dari eksplorasi CBM ini. Bahkan, gas yang dihasilkan dari CBM ini ada yang sudah dibeli PLn untuk menghasilkan listrik. Gas CBM ini didapat dari lapangan Vico. “Roadmap CBM dari pemerintah sendiri di 2015 target kita minim 500 MMsCFd,” kata evita.

adapun harga gas yang disepakati dari pengembangan CBM ini sebesar 7,5 dollar as per MMBTU. “Jadi me-mang lebih mahal dari gas biasa (kon-

vensional). Karena ketersediaan masih terbatas,” ujarnya.

butuh 2.000 SumurProduksi CBM sendiri baru mulai ta-

hun ini dari 3 KKKs dengan dimulainya test gas dari PT Medco, PT Vico, sanga-ta/PHe dengan produksi masing-ma-sing 1, MMsCFd, 11,5 MMsCFd dan 1 MMsCFd atau maksimal 3 MMsCFd. Untuk diketahui, 1 MMsCFd setara de-ngan 2,5 megawatt yang cukup untuk menerangi 400 KK (Kepala Keluarga).

namun pemerintah dalam hal ini BP Migas selaku regulator pelaku CBM me-miliki target agresif, 500 MMsCFd pada 2015. sampai akhir 2011, sumur yang sudah dibor baru mencapai 35 sumur yang mencakup tahap pilot, boring dan testing. ambisi mencapai target agresif itu coba dituangkan dalam target 2012 dimana diharapkan ada 74 sumur pilot, 84 sumur boring dan 34 sumur testing. dengan target 500 MMsCFd dibutuh-kan sebanyak 2.000 sumur. artinya tiap tahun harus ada 400 sumur yang dibor dengan 20 rigs.

selanjutnya tahun 2020 bisa menca-pai 1.000 MMsCFd , dan 1.500 MMsCFd ketikia memasuki tahun 2025. saat ini produksi CBM di Indonesia terbilang masih minim lantaran masih dalam proses eksplorasi dan tahap dewater-ing. Padahal prospek CBM sangat baik sebagai energi alternatif pengganti mi-gas. Walaupun bahan baku CBM adalah gas juga tapi potensinya sangat besar di Indonesia.

Menyangkut potensi ini, cadangan CBM di Indonesia sebesar 450 TCs dan tersebar dalam 11 basin. Potensi ter-besar terletak di kawasan Barito, Kali-mantan Timur, yakni sekitar 101,6 TCs. disusul oleh Kutai sekitar 80,4 TCs. Konsentrasi potensi terbesar terletak di Kalimantan dan sumatera. di Kaliman-tan Timur, antara lain tersebar di Kabu-paten Berau dengan kandungan sekitar 8,4 TCs, Pasir/asem (3 TCs), Tarakan (17,5 TCs), dan Kutai (80,4 TCs). Kabu-paten Barito, Kalimantan Tengah (101,6 TCs). sementara itu di sumatera Te-ngah (52,5 TCs), sumatera selatan (183 TCs), dan Bengkulu 3,6 TCs, sisanya terletak di Jatibarang, Jawa Barat (0,8 TCs) dan sulawesi (2 TCs).

Baru-baru ini, PT Medco energi In-ternasional Tbk meneken MoU dengan Korea Gas Corporation (Kogas) untuk pengembangan CBM melalui anak pe-rusahaan Perseroan PT Medco energi.

direktur operasi Medcoenergi, Frila B. Yaman mengatakan, MoU ini meru-pakan awal dari kerja sama kedua pe-

rusahaan dalam pengembangan CBM. Medcoenergi dan KoGas akan bersa-ma-sama mengidentifikasi dan mem-pelajari segala bentuk kemungkinan terbaik dalam mengimplementasikan proyek CBM yang dapat memonetisasi dan menambah nilai dari CBM, terma-suk peluang bisnis terkait industri CBM seperti Liquefied natural Gas (LnG), pi-panisasi, dimethyl ether (dMe).

Hingga kini, Medcoenergi telah me-nandatangani tiga Production Sharing Contract (PsC) CBM yang terletak di su-matra selatan dan letaknya pada lokasi yang sama dengan wilayah kerja PsC minyak dan gas Perseroan. Ketiga PsC CBM tersebut terletak di blok sekayu, Muralim dan Lematang. Medcoenergi merupakan operator di PsC CBM seka-yu, sementara di PsC CBM Muralim Perseroan merupakan mitra non-oper-ator dari dart energy yang merupakan operator dari PsC tersebut.

“salah satu program yang akan di-lakukan pada 2012 adalah pemanfaatan gas CBM menjadi tenaga listrik. Pro-gram kerja ini sejalan dengan upaya Perseroan untuk mendukung program Pemerintah, yaitu Program Kelistrikan dari CBM (CBM – to – Power),” katanya.

butuh insentifPengembangan CBM di Indonesia

dilakukan berdasarkan aturan yang di-keluarkan Menteri energi dan sumber daya Mineral sebagai terobosan atas menurunnya jumlah produksi minyak di Indonesia. Pada tahun 2013 di Ka-limantan sudah masuk program CBM to LNG, CBM yang dialihkan menjadi gas alam cair. eksplorasi dan produksi CBM butuh insentif dari pemerintah. Ini karena prosesnya secara teknis yang cukup sulit. Pengembangan CBM sebe-narnya sama dengan gas biasanya.

dalam pengolahan dan produksi CBM ini, banyak negara yang memberi-kan insentif pajak dan bentuk lainnya, seperti di amerika serikat dan India. sementara Indonesia belum ada insen-tif untuk ini. sejauh ini, produksi CBM hanya sebatas 1 juta standar metrik kaki kubik per hari (MMsCFd). Gas nonkon-vensional ini pun telah digunakan PT Perusahaan Listrik negara.

Lantaran baru belakangan berkem-bang, belum ada aturan spesifik yang mengatur soal CBM ini. Pengaturannya masih mengikuti UU Migas, dan da-lam pelaksanaannya dilakukan aturan terobosan melalui Permen (Peraturan Menteri). Maka tak jarang dalam im-plementasinya kadang bertentangan dengan peraturan lain. Misalnya UU

GNAKtIvItAS pengeboran CBM yang padat modal dan teknologi.

14 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

LAPORAN UTAMA

Migas dengan Permen esdM no. 33 ta-hun 2006 dan no 36 tahun 2008 dalam hal tumpang tindih dengan KP/PKP2B. Lalu dengan Kehutanan (Implementasi Moratorium Forestry), sementara ter-kait dengan proses dewatering di CBM berbenturan dengan Undang-Undang Lingkungan no. 32 Tahun 2009.

Kepala BP Migas Priyono mengakui, dikaitkan dengan berbagai permasala-han di atas maka target 500 MMsCFd pada 2015 sangatlah berat. dibutuhkan koordinasi, kerja sama dari seluruh stakeholder dalam hal ini pemerintah, investor dan harga pasar yang menarik. Pemerintah dalam hal ini bisa membe-rikan sumbangsih berupa insentif fis-kal, proses persetujuan yang cepat dan perizinan lingkungan. sedang investor mesti menyediakan kemampuan tek-nis yang memadai, kemampuan finan-sial yang cukup. sementara di sisi pasar dibutuhkan harga yang layak dan me-narik. semuanya itu harus ditunjang dengan infrastruktur yang memadai.

Tantangan lain, pedoman tata kerja yang masih terbatas baik dalam hal sertifikasi, eksplorasi dan produksi. Ini karena karakteristik CBM yang ber-beda, terbatasnya ahli CBM, masalah komersialitas, pembuangan air dalam proses dewatering sumur.

sementara Wahyudin Yudiana ardi-winata, Chairman PT ephindo (energi Pasir Hitam Indonesia) --salah satu pemain awal dalam bisnis CBM-- me-

nilai, perkembangan industri (bisnis) CBM di Indonesia sekarang ini cukup menggembirakan dari segi banyaknya kontrak baru yang ditandatangani. sa-yangnya dari sekian banyak CBM PsC, tidak banyak alias baru sedikit yang telah melakukan pengeboran sehingga target pemerintah untuk mendapatkan listrik hasil konversi gas CBM sebelum akhir 2011 kemarin tidak tercapai.

Ia pun menyentil, pagelaran In-doCBM 2012, dimana temanya terlalu agresif, sementara kenyatannya tida-klah demikian. Tema konferensi yang dipilih, Indonesia’s Energy CBM: Key to Sustainable Growth. “Barangkali akan lebih tepat kalau dibelakang ka-limat tersebut diberi tanda tanya (?), mengingat kontribusi CBM terhadap pemenuhan energi nasional masih

harus di buktikan. Mungkin tema yang lebih spesifik dan relevan dengan ke-adaan sekarang adalah, Indonesia En-ergy CBM: Time to deliver, mengingat sudah banyak kontrak KKKs yang dibe-rikan (awarded), namun belum banyak yang melakukan kegiatan fisik di lapa-ngan, “ selorohnya.

sedangkan Bambang Ismanto, Vice President Resource Management Vico (Victoria Indonesia Co.) -- salah satu pe-main awal CBM—menilai, sebenarnya, Indonesia memiliki sumber daya (re-sources) yang sangat besar yaitu sebe-sar 453 TCF. namun untuk menjadikan sumber daya ini menjadi cadangan (re-serves) dan akhirnya produksi, diperlu-kan kerja keras dan kerja sama semua pihak terkait. Meski CBM PsC yang aktif masih sedikit. namun ia melihat sisi positifnya dimana perkembangan sekarang cukup bagus dengan adanya lebih dari 40 KKKs dan sebagian dari mereka telah aktif dalam eksplorasi, appraisal dan dewatering program.

Ia berharap, dengan perkembangan ini pengembangan CBM di Indonesia semakin pesat untuk mendukung keta-hanan energi nasional.

bisnis mahal?Kenapa relatif sedikit KKKs yang

aktif melakukan kegiatan operasional CBM ini?Banyak yang menjadi tantan-gannya. salah satunya bisnis CBM me-rupakan bisnis yang mahal alias padat

52,5tCF

0,5tCF

3,6tCF

183tCF

0,8tCF

101,6tCF3tCF

2tCF

17,5tCF

8,4tCF

80,4tCF

totAL CBM RESouRCES SUMber DaYa CoAL BED MEtHANE NASIoNAL 453,3 TCF

Mungkin tema yang lebih spesifik dan relevan

dengan keadaan sekarang adalah, Indonesia Energy CBM: Time to deliver, mengingat sudah banyak kontrak KKKS, namun belum banyak yang melakukan kegiatan fisik.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 15

LAPORAN UTAMAmodal terutama dikarenakan adanya produksi air di awal dan diperlukan pengangkutan buatan (artificial lift) serta pemrosesan air terproduksi. di samping itu ada kendala pembebasan lahan dan persiapan lokasi sumur.

“Hal ini yang membuat diperlukan-nya usaha terus menerus untuk me-nurunkan biaya dan dengan dukungan pemerintah, sehingga CBM menjadi lebih kompetitif. dengan permintaan energi yang tinggi dan harga minyak yang naik, tentunya minat terhadap CBM juga akan meningkat,” ujar Bam-bang.

Ia mengakui, CBM memang memer-lukan investasi yang besar, namun di-harapkan akan menghasilkan gas yang bertahan lama terutama setelah proses dewatering selesai. Produksi per sumur CBM relatif kecil dibanding gas konven-sional, sehingga dalam saat pengemba-ngan diperlukan jumlah sumur yang banyak dan biaya besar. sementara itu mengenai peraturan yang ada, sebe-narnya sudah memungkinkan untuk pemain CBM beroperasi, namun dalam konferensi dan business forum nanti diharaapkan akan dilakukan pembica-raan lebih lanjut antar instansi peme-rintah yang terkait dan stakeholders lainnya untuk menyelesaikan beberapa hambatan dalam pengembangan CBM misalnya tumpang tindih lahan dengan Kehutanan, perkebunan, pembebasan lahan masalah lingkungan dan sebagai-nya.

sedangkan Wahyudin berpendapat, murah atau mahalnya investasi di bi-dang CBM itu relatif. “Memang biaya pengeboran satu sumur CBM secara umum dapat dikatakan lebih kecil di-bandingkan dengan pengeboran satu sumur konvensional. Mungkin lebih te-

pat dikatakan, risiko di bisnis CBM le-bih kecil daripada risiko di bisnis migas konvensional. apalagi jika dibanding-kan dengan sumur konvensional di laut dalam,” kata Bambang.

Tingginya harga minyak tentunya sangat mendorong investor untuk me-ningkatkan investasi di bidang energi secara keseluruhan, termasuk CBM. namun minat investor di bidang CBM terutama dipengaruhi oleh harga gas yang tentunya lebih ditentukan oleh hukum pasar, supply dan demand serta regulasi pemerintah.

Tantangan lain, lanjut Bambang, mi-nimnya tenaga ahli maupun teknologi. Beberapa KKKs CBM seperti Vico, cu-kup beruntung karena termasuk KKKs PsC yang sudah menghasilkan CBM. dalam hal teknologi, Vico menanda-tangani KKKs CBM dengan BPMigas akhir 2009 dan langsung memulai program appraisal. daerah KKKs Vico sama dengan daerah KKKs minyak dan gas bumi. Vico beruntung karena men-

dapatkan akses pengalaman CBM dari BP, sebagai salah satu pemegang saham Vico.

BP (dulu aramco) merupakan perua-haan pertama yang mengembangkan CBM di san Juan amerika serikat pada tahun 1970-an. dengan dukungan dari perusahaan perusahaan pemilik Vico berhasil melakukan program eksplorasi dan appraisal yang agresif hingga se-karang. tercatata sampai saat ini Vico sudah melakukan coring di 17 sumur, yang memberikan data kandungan gas dan saturasi dengan hasil sesuai hara-pan. Vico sudah mempunyai 8 sumur dan 5 di antaranya sedang dewatering dan seudah memproduksi gas. Program kerja tahun ini, akan meneruskan pro-gram appraisal yang agresif dan mem-produksikan banyak sumur dengan harapan terus menambah produksi gas dari CBM.

Hal senada diungkapkan Wahyudin. “Memang ahli-ahli di bidang CBM ma-sih langka dan ini bisa menjadi ham-batan. Kami bersyukur, ephindo memi-liki beberapa hali yang berpengalaman, geologist maupun engineers. Kerja sama dengan pemrintah baik di pusat maupun daerah memang merupakan sesuatu hal yang penting. Tentunya hal ini berlaku bagi bisnis apapun, hanya saja untuk bisnis CBM hal ini dirasakan lebih penting lagi karena bisnis CBM adalah hal yang baru di Indonesia,” kata Wahyudin.

sedang dari sisi teknologi sejauh ini, ephindo beroperasi menggunakan KCL water base mud untuk vertical explo-ration well, dan beluum memerlukan air drilling karena belum melakukan pengeboran horizontal yang mungkin saja akan diperlukan di kemudian hari. eCBM recovery, belum diterapkan di

I.Empat Wilayah Kerja GMB melalui Lelang Penawaran Langsung Wilayah Kerja GMB sesuai Permen No.36/2008, Lelang Penawaran Langsung selama 45 hari (tanggal 12 September 2011 s/d 26 Oktober 2011), antara lain :Wilayah Kerja Luas(Km2) Lokasi KontraktorGMB Bangkanai I 1.082 Kaltim PT. Bangkanai CBM Energi

GMB Bangkanai II 1.022 Kalteng-Kaltim PT. Borneo Metana Energi

GMB Kuala Kapuas II 1.500 Kalteng PT. Bina Mandiri Energi

GMB West Sanga Sanga I 1.634 Kaltim PT. Sanga-Sanga Energi Prima

II. Empat WK GMB melalui Penawaran Langsung WK GMB sesuai Permen No.33/2006 pada tumpang tindih eksisting Wilayah Kerja Migas dan IUP Batubara, antara lain :

Wilayah Kerja Luas (Km2) Lokasi Kontraktor/ KonsorsiumGMB Air Komering 995 Sumsel PT. Baturaja Energi – PT. Anugrah Persada Energi

GMB Air Benakat I 1.628,3 Sumsel PT Pertamina Hulu Energi Metana Sumatera 3 – PT. Petrobara Sentosa

GMB Air Benakat II 1.696 Sumsel PT Pertamina Hulu Energi Metana Sumatera 6 – PT. Prima Gas Sejahtera

GMB Air Benakat III 964,8 Sumsel PT Pertamina Hulu Energi Metana Sumatera 7 – PT. Unigas Geosinklinal Makmur

sumber : Kementerian EsDM

PemeNANg WiLAyAh KeRjA

CBm 2012

16 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

LAPORAN UTAMA

Indonesia, karena kita masih berada dalam tahap awal. Mungkin teknologi ini akan diperlukan di dunia CBM Indo-nesia beberapa tahun mendatang pada tahap yang sudah lebih lanjut.

harapan investor Wahyudin menguraikan, ephindo

tertarik untuk bergerak di bisnis CBM karena melihat potensi cadangan CBM di Indonesia yang sangat besar ber-dasarkan studi yang pernah dilakukan.sementara itu kebutuhan energi terma-suk gas di Indonesia dirasakan makin meningkat. Pihaknya tetap optimis bahwa bisnis CBM di Indonesia akan sangat menguntungkan apabila kita dapat menekan biaya eksplorasi dan eksploitasi disertai percepatan dalam persetujuan serta pengadaan barang dan jasa disamping adanya regulasi yang menunjang.

Menang ephindo mendapat penga-laman yang cukup menantang me-ngingat bisnis CBM adalah bisnis baru di Indonesia. Minimnya regulasi yang berkaitan dengan bisnis CBM diawal-nya menyebabkan perjalanan kita da-lam pengembangan bisnis CBM tidak bisa secepat yang kami harapkan. Pro-ses penyelesaian diversifikasi pinjamn pakai di Kehutanan saja memerlukan waktu hampir satu tahun.

Mengenai peraturan, ia mengaku,

sangat gembira lantaran ditjen Migas sangat terbuka dan aktif mengikutser-takan stakeholders dalam proses pem-buatan peraturan tentang CBM. Tentu-nya selalu ada ruang untuk perbaikan lebih lanjut, terutama setelah melalui tahap implementasi. “sebagai pemain lama, kami meihat besarnya minat un-tuk mendapatkan lahan untuk bisnis CBM tentunya bagus bagus saja selama kontrak PsC tersebut benar benar di-maksudkan untuk dikembangkan dan bukan hanya sekedar untuk mendapat-kan keuntungan sesaat,” paparnya.

dikatakan, pemenuhan komitmen pada tiga tahun pertama akan menjadi ukuran yang dapat dipakai untuk iden-tifikasi real player. Masalahnya operasi

CBM merupakan hal yang sangat baru di Indonesia dengan peralatan penun-jang yang sangat terbatas.

Berangkat dari situlah, ia meminta, agar proyek CBM mendapatkan fleksibil-itas di dalam melakukan pengadaan peralatan yang diperlukan. Hal ini akan membantu perusahaan untuk menda-patkan hasil yang maksimal sejauh bi-aya yang akan dikeluarkan masih wajar (market). Mengingat keperluan di CBM PsC berbeda dengan di konventional o&G, sementara jumlah PsC CBM su-dah hampir mencapai 50, industri CBM mengimbau agara di BP Migas dibentuk departemen khusus untuk menangani semua keperluan CBM.

Isu lain yang sangat penting ter-kait perizinan, baik di pusat maupun di daerah, termasuk masalah yang berkaitan dengan land access teru-tama kegiatan telah mencapai tahap pengembangan. Ini mengingat jumlah sumur yang dibor akan sangat banyak sekali. demikian juga dengan masalah pembuangan air yang terproduksi, baik dalam tahap dewatering maupun dalam tahap produksi. Perusahaan CBM tentunya harus melakukan wa-ter treatment lebih dulu apabila air yang akan dibuah belum memenuhi persyaratan. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah serta pihak-pihak terkait.

Sebagai pemain lama, kami melihat

besarnya minat untuk mendapatkan lahan untuk bisnis CBM tentunya bagus bagus saja selama kontrak PSC tersebut benar benar dimaksudkan untuk dikembangkan.

Dok PertaminaPRoyEK CBM Blok sanggata yang dikerjakan PT Pertamina Hulu Energi

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 17

LAPORAN UTAMA

erdasarkan studi yang dilaku-kan advance Resources Interna-tional Inc. (aRI) dan direktorat

Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Indo-nesia memiliki potensi cadangan CBM sebesar 453 TCF (Triliun Cubic Feet) yang tersebar di 10 (sepuluh) cekungan dengan potensi utama berada di suma-tera Bagian selatan dan Kalimantan.

CBM diharapkan ke depannya mam-pu memenuhi kebutuhan energi seka-ligus sebagai pengembangan usaha baru yang menarik secara ekonomi dan komersial bagi Indonesia.

CBM sendiri merupakan gas alam dengan dominan gas metana dan diser-tai sedikit hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batu bara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika.

CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara (sebagai reservoir) agar didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar gas. Puncak pro-duksi CBM bervariasi antara 2 sampai 7 tahun. sedangkan periode penurunan produksi (decline) lebih lambat dari gas alam konvensional.

Paling tidak dalam 5 tahun terakhir, keberadaan CBM sebagai salah satu sumber energi alternatif terus menjadi fokus pebisnis. Hal ini terkait dengan kebutuhan penyediaan energi yang se-makin besar dan tidak bisa bertumpu pada minyak dan gas bumi (migas) yang pada 5 tahun terakhir pula mengalami penurunan, baik investasinya, jumlah cadangan maupun produksinya. CBM ini mempunyai multi guna, antara lain

dapat dijual langsung sebagai gas alam, bisa dijadikan energi, termasuk energi listrik dan sebagai bahan baku industri. eksploitasi CBM tidak akan mengubah kualitas matrik batubara dan mengun-tungkan para penambang batubara, ka-rena gas emisinya telah dimanfaatkan, sehingga lapisan batubara tersebut menjadi aman untuk ditambang.selain itu, CBM juga termasuk salah satu sum-ber energi yang ramah lingkungan.

Pemanfaatan CBM sebagai sumber energi dapat dilakukan dengan pro-duksi gas metana sebagai feedgas (gas masukan bahan dasar) LnG, peman-faatan bahan bakar untuk konsumsi rumah tangga maupun pemanfaatan menjadi sumber energi listrik meng-gunakan Independent Power Producer

Potensi sumber energi baru dan terbarukan sangat besar dimiliki Indonesia, namun pengembangan dan pemanfaatannya masih

sangat kurang. Coal Bed Methane (CBM) atau juga disebut Gas Metana Batubara (GMB) dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu sumber energi baru yang sangat potensial untuk dikembangkan

karena memiliki cadangan yang cukup besar dan tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi.

cBm dan Unconventional Gas

PoTenSi CbM Di DUnia ( dALAM TCF)

sumber: Advanced Resources International, Inc (ARI) tahun 2003,

b

Rusia China uSA Polandia

Au

stra

lia/N

ew Z

eala

nd

Kanada Indonesia

Afr

ika

bag

ian

Sel

atan

Ero

pa

bag

ian

Bar

at

ukraina turki India

Kaz

akh

stan

Am

erik

a b

agia

n S

elat

an/M

eksi

ko

20-50

50

40-60

70-9050-110170

20090-220

400-453

360-460

500-1.000

500-1.500

700-1.270

450-2.000

18 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

LAPORAN UTAMA(IPP). CBM mengandung lebih dari 95% gas metana dan memiliki tekanan yang rendah, sehingga untuk dapat dijadi-kan sebagai feedgas dalam pembuatan LnG memerlukan tambahan bahan lain dari minyak atau gas alam lainnya serta alat kompresor dalam proses pengali-rannya. Hasil LnG tersebut dapat dijual kembali sebagai bahan bakar sumber listrik melalui PLn maupun sebagai ko-moditi ekspor Indonesia.

Pemanfaatan CBM melalui konversi menjadi LnG membutuhkan energi dan biaya tambahan, sehingga men-jadi tidak efisien dibandingkan dengan pemanfaatan langsung CBM menjadi energi listrik menggunakan IPP. Pe-manfaatan CBM sebagai sumber energi listrik menggunakan IPP juga dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutu-han Indonesia akan energi listrik, lebih khusus daerah sekitar dengan potensi CBM yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah tentang pemenuhan kebutuhan listrik dan percepatan pemanfaatan produksi gas CBM untuk listrik. saat ini kebutuhan Indonesia akan energi listrik mencapai 50.000 MW dengan pemenuhan baru sekitar 30.000 MW atau perbandingan penduduk yang telah terpenuhi lis-trik (terelektrifikasi) sebesar 67,99%, dengan target rasio elektrifikasi 71,86% pada akhir tahun 2011.

Pemanfaatan CBM menjadi listrik dapat mencontoh model kontrak pen-jualan hasil produksi Geothermal me-lalui Power Purchase agreement de-ngan menjual listrik dan bukan produk uap (steam) kepada PLn dibandingkan model kontrak Gas sales agreement yang akan diterapkan pada hasil pro-duksi CBM untuk konversi menjadi

LnG. selain pemanfaatan CBM menjadi listrik lebih efisien, pemenuhan kebu-tuhan listrik dalam negeri tentu harus menjadi perhatian dan prioritas dalam mengembangkan CBM sebagai salah satu sumber energi baru Indonesia.

Unconventional gasTerminologi unconventional gas

sering kita dengar, banyak yang bera-sumsi kurang tepat dengan pengertian tersebut, kebanyakan beranggapan un-conventional gas merupakan gas lain yang berbeda dengan gas alam pada umumnya. Padahal pengertian uncon-ventional gas itu sendiri merupakan gas alam konvensional tapi dengan karak-teristik reservoir yang berbeda dengan reservoir migas konvensional, atau de-ngan kata lain unconventional gas akan merujuk kepada unconventional reser-voir. Pada unconventional gas dibutuh-kan perlakuan khusus atau effort lebih untuk dapat dilakukan produksi dikare-nakan karakteristik reservoir yang ber-

beda tersebut. Karakteristik reservoir yang memiliki permeabilitas rendah hingga sangat rendah, berkisar kurang dari 5 milidarcy hingga skala nanodar-cy, serta mekanisme penyimpanan gas yang tidak hanya bergantung pada free gas tapi juga adsorbed gas, membutuh-kan teknik khusus dalam melakukan produksi dengan jumlah biaya yang ti-dak sedikit untuk dikeluarkan.

sebagai contoh pada produksi Coalbed Methane (CBM), dengan me-kanisme penyimpanan gas sangat dominan pada adsorbed gas yang ter-dapat pada matriks batubara maka dibutuhkan proses pengurasan kandu-ngan air (dewatering) untuk menurun-kan tekanan dan menyebabkan proses desorpsi terjadi sehingga adsorbed gas dapat terproduksi. Waktu yang diper-lukan dalam tahap dewatering tersebut dapat berlangsung selama beberapa bu-lan hingga beberapa tahun, bergantung pada tingkat kematangan dan kandu-ngan air hasil proses pembentukan ba-tubara (coalification) itu sendiri.

Produksi CBM mengalami bebe-rapa tahapan, yaitu dewatering phase, production phase dan declining phase. Waktu produksi berlangsung lama de-ngan puncak produksi yang sangat ke-cil dibandingkan produksi migas kon-vensional dan declining yang perlahan hingga mencapai belasan tahun menye-babkan CBM sebagai produksi dengan life time produksi yang lama. dengan demikian dalam pengembangan CBM dibutuhkan lebih banyak jumlah sumur untuk menghasilkan produksi yang le-bih banyak pula. dari paparan tersebut, dibutuhkan perencanaan pengemba-ngan yang matang dalam produksi CBM agar layak baik dari sisi teknis, ekonomi dan komersial

karakteristik CbmCoalbed Methane (CBM) adalah gas

metana yang terkandung dalam lapisan batubara di bawah permukaan, hasil produk dari proses coalification selain air dan batubara itu sendiri. Potensi ca-dangan (resources) CBM dunia sangat besar yang tersebar terutama di Rusia, Canada, China, amerika serikat, aus-tralia, dan Indonesia di urutan keenam. Beberapa negara bahkan telah sukses memproduksi dan memanfaatkan CBM sebagai bahan bakar yang ramah ling-kungan karena telah memanfaatkan gas metana yang merupakan salah satu kandungan gas yang dapat menyebab-kan kerusakan lapisan ozon apabila menguap bebas. selain itu pula dengan pemanfaatan CBM akan meningkatkan GN

PENGEBoRAN CBM terus dikembangkan di beberapa Negara

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 19

LAPORAN UTAMA

keamanan para pekerja pertambangan batubara lapisan dalam karena akan mengurangi kadar metana yang memi-liki sifat mudah terbakar dan beracun sehingga mengganggu pernapasan para pekerja pertambangan.

CBM berkembang pada lingkungan dengan tekanan rendah pada cleat sys-tem dengan mekanisme penyimpanan adsorption. Hal tersebut terjadi kare-na kandungan air akan menahan gas metana yang teradsorpsi pada matriks batubara. Berbeda dengan Gas Bumi konvensional dimana sebagian besar kandungan gas berada di pori sand, pada batubara kandungan gas seba-gian besar berada di struktur molekul batubara (matriks) dan hanya sebagian kecil saja berada pada pori.

Perbedaan karakteristik reservoir antara CBM dengan Gas Bumi konven-sional menyebabkan perbedaan pula pada profil produksinya. Pada Gas Bumi konvensional laju produksi gas akan besar di awal produksi dan terus mengalami penurunan produksi secara berkala sampai akhir produksi, sedang-kan pada CBM laju produksi gas sedikit di awal dengan dominasi produksi air (dewatering) hingga saat tertentu pro-

duksi gas mencapai maksimum ke-mudian mengalami penurunan secara berkala sampai akhir produksi. Karak-teristik reservoir CBM adalah unik dan berbeda dengan Gas Bumi konven-sional sehingga dibutuhkan penanga-nan dan teknik khusus dalam proses produksinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Unconventional gas needs special treatment with out-of-the-box thinking.

Coalbed Methane (CBM) merupa-kan hasil produk dari proses coalifica-tion selain air dan batubara itu sendiri. Coalification adalah proses pembentu-kan batubara (dan produk sampingan berupa air dan gas) dari akumulasi peat yang tertimbun di bawah permukaan pada temperatur tertentu dan waktu yang lama. Gas hasil produk dari proses coalification didominasi oleh metana dengan kandungan lebih dari 90% si-sanya adalah karbon dioksida dan ni-trogen. Proses coalification tersebut dibagi dalam beberapa coal rank sesu-ai tahapan prosesnya menjadi Lignite, sub Bituminous, Bituminous, anthra-cite dan Graphite. CBM akan dapat diproduksikan dengan baik pada coal rank sub Bituminous – Bituminous ka-

rena memiliki komposisi dan kandu-ngan air dan gas yang sesuai.

Indonesia sendiri menurut pene-litian advance Resource International Inc. (aRI) bersama dengan ditJen Migas memiliki potensi cadangan (resource) CBM sebesar 453 TCF yang terbagi ke dalam 11 (sebelas) cekungan di Pulau sumatera, Kalimantan, Jawa dan su-lawesi. Potensi besar CBM Indonesia tersebut hampir setara dengan potensi Gas Bumi Indonesia yaitu sebesar 507 TCF dengan cadangan terbukti sebesar 112 TCF. Hasil produk CBM diproyeksi-kan akan memenuhi kebutuhan sumber energi Indonesia dan menunjang pro-gram Kebijakan energi nasional (Ken) yang tertuang dalam Keppres no. 5 ta-hun 2006 dengan fokus meningkatkan sumber energi baru dan terbarukan ser-ta secara bertahap mengurangi penggu-naan dan ketergantungan Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber energi Indo-nesia. CBM diharapkan dapat menjadi solusi potensi krisis kekurangan energi Indonesia di masa depan atas ketergan-tungan sumber energi yang berasal dari minyak dan gas bumi bukan dengan penghematan tapi pemenuhan kebutu-han energi. djauhari effendi

GNpEKERjA tengah melakukan persiapan pengeboran proyek CBM

20 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

LAPORAN UTAMA

Bagaimana potensi CBM di Indonesia?Indonesia mempunyai potensi CBM

yang sangat besar dengan sumberdaya (resources) hingga 453 TCF, yang meru-pakan potensi keenam terbesar di dunia. Kalau di ekuivalenkan, tinggal dibagi 6 saja, sehingga ketemu sekian billiun barel. CBM merupakan salah satu energi alternatif untuk menggantikan migas di masa depan. Pengembangan CBM seba-gai antisipasi penurunan produksi dan antisipasi kenaikan harga minyak yang terus meningkat.Bagaimana produksi CBM yang sudah eksisting saat ini ?

Memang produksi CBM saat ini masih relatif kecil kecil, 0,5 MMsCFd atau katakanlah paling banter 3 MMsCFd di tahun 2012. Ini mungkin

Dirut PT Pertamina Hulu energi, Salis S. aprillian

Tumpang Tindih Izin Ganjal pengembangan cBm

Lambannya pengembangan CBM atau Gas Metana Batubara (GMB) tak lepas dari berbagai masalah yang menghadang. Apa saja itu?Dan bagaimana mengatasinya?Di sisi lain Pertamina sebagai pelopor pengembangan CBM, tentu tak ingin setengah-setengah dalam soal ini. Bagaimana strateginya dalam pengembangan CBM ? Berikut wawancara wartawan Majalah Global Energi Djauhari Effendi dengan Salis S. Aprillian, Ketua Stering Commite (SC) Indo CBM 2012 yang juga Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Dok IATMI

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 21

LAPORAN UTAMAkarena masih dalam tahap dewater-ing. Itu hanya cukup untuk menerangi listrik beberapa desa saja. Hitungan-nya 1 mmscfd dialokasikan untuk 400 kepala keluarga (KK) .Kenapa perkembangan CBM lamban?

CBM itu membutuhkan investasi yang tidak murah, harus melakukan pengeboran, lalu mengeluarkan airnya (dewatering). Belum lagi bicara soal infrastruktur dan juga perizinan. Itulah tantangan- tantangannya agar CBM bisa dimanfaatkan menjadi listrik, bahan bakar dan seterusnya.

CBM ini ibaratnya masih bayi, butuh kesiapan teknologi yang cukup dan investasi yang memadai. Memang, produksinya kayak minyak biasa, namun membutuhkan hitungan-hi-tungan khusus. orang mungkin masih ingin mempelajari dulu atau melihat lihat dulu.Bagaimana agar terjadi percepatan per-kembangan CBM di Tanah Air?

Perizinan mesti diperbaiki. Koordi-nasi antardepartemen (kementerian, red.) katakanlah Kehutanan, Lingku-ngan Hidup dan esdM harus lebih intens. Karena proyek CBM ini kan akan melakukan pengeboran puluhan bahkan ratusan sumur. Katakanlah 1 sumur menghasilkan 0,2-0,5 MMsCFd berarti butuh ribuan sumur yang akan dibor. Itu airnya mau dibuang ke mana?Produksinya dijual ke mana?seharusnya dari sekarang sudah harus ada koordinasi.Apa keunggulan CBM dibanding energi alternatif lain?

Produksi gasnya relatif lebih lama dibanding gas konvensional. selain itu, dibanding energi alternatif lain misalnya energi angin atau matahari, kita dalam dunia CBM relatif sudah ada pengalaman, produksi gasnya maupun infrastrukturnya. Gas metana itu kan bisa langsung katakanlah untuk pupuk atau masuk jaringan PLn men-jadi listrik. Kalau yang lain, kemung-kinan masih di belakang itu. Misalnya kita gak tahu berapa banyak solar cell yang dibutuhkan kalau pakai energi matahari. Tapi memang semua harus berkembang, sehingga subsidi BBM itu mestinya bisa dikurangi secara berta-hap sehingga energi baru bisa tumbuh. Kalau PLn disubsidi, BBM disubsidi, maka energi baru tidak akan tumbuh.Bagaimana dengan kendala infrastruk-tur?

Infrastruktur itu kayak telur dan

ayam, bingung mana yang harus du-luan. Jika infrastrukturnya dibangun duluan mungkin CBM bisa berkem-bang. namun siapa yang mau. seba-liknya jika dikembangkan dulu, lalu gak ada infrastrukturnya, juga akan lamban perkembangannya. Jadi orang pada nunggu-nunggu. Kalau dari per-kembangan itu mestinya bisa tumbuh bareng. Makanya harus ada koordi-nasi, misalnya ini berapa produksinya, kapan, itu harus ditangkap sebagai peluang bisnis.

selaku pemain, PT Pertamina Hulu energi (PHe) sendiri bagaimana dalam pengembanga CBM ini ?

Wilayah Kerja Migas Pertamina secara geologi berada tepat di atas potensi CBM yang menguntungkan secara bisnis. Pertamina mempunyai data G & G eksplorasi/produksi migas yang lengkap dan dapat digunakan untuk evaluasi CBM dan mendukung aktivitas bisnis CBM. Infrastruktur untuk pengembangan lapangan GMB sudah tersedia. saat ini digunakan dalam pengembangan lapangan migasBagaimana strategi pengembangan CBM di Pertamina?

Mengamankan aset eksisting migas terutama pada daerah overlapping antara WK Migas milik Pertamina dan KP/PKP2B. Kedua, mengantisipasi pasokan gas dalam negeri yang akan menurun secara alami di masa depan. Ketiga, menjadi pemain utama dalam bisnis CBM di Indonesia dengan pola kerja sama kemitraan.Apa permasalahan operasional yang dihadapi dalam pengembangan CBM ini ?

Pertama, masalah tumpang tindih lahan pada daerah overlapping antara wilayah kerja Migas milik Pertamina dengan KP/PKP2B(Implementasi UU no.22 Migas Vs Permen esdM no 33 tahun 2006 & no.36 tahun 2008). Kedua, WK CBM milik Pertamina dengan Kehutanan (Implementasi Moratorium Forestry). Lalu, dampak Undang-undang Lingkungan no.32 Tahun2009,(Terkait dengan Proses dewatering di CBM)Apa rencana lima tahun ke depan Perta-mina dalam pengembangan CBM ini ?

Melakukan percepatan pembentu-kan PsC CBM di area Migas Pertamina. Kedua, melakukan alokasi investasi dengan nilai investasi 3 tahun pertama untuk melakukan pemboran kurang dari 50 sumur eksplorasi CBM dan studi G&G adalah 50 juta dollar as. angka tersebut merupakan angka awal pada tahap eksplorasi, pada tahap selanjutnya sampai tahun ke 5 dimungkinkan lebih besar dari 50 juta dollar as. sementara untuk target, kami menargetkan produksi gas CBM Pertamina 100 MMsCFd, lalu pada tahun 2020 sebesar 500 MMsCFd dan pada dua tahun 2025 lebih besar dari 500 MMsCFd.*

Katakanlah 1 sumur menghasilkan 0,2-0,5 MMSCFD

berarti butuh ribuan sumur yang akan dibor. Itu airnya mau dibuang ke mana?Produksinya dijual ke mana?Seharusnya dari sekarang sudah harus ada koordinasi.

22 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

LAPORAN UTAMA

Kepala Divisi bbM dan gas PT Pln , Surjadi Mardjoeki

‘Kami Siap Beli, Tapi Kontrak minim 5 Tahun’

Sebagai BUMN penghasil listrik PT Perusahaan

Listrik Negara (PLN) menjadi konsumen utama

produksi CBM ini. Harga yang ditetapkan pemerintah

sebesar 7,5 dollar AS per MMBTU bagi PLN sebenarnya

agak kemahalan. Namun karena ini merurpakan

political will pemerintah, maka harga sebesar itu tidak

menjadi masalah bagi PLN. Yang penting pengembangan

CBM sebagai salah satu energi alternatif untuk menggantikan

BBM di masa datang bisa terus bertumbuh. Bagaimana

kebijakan PLN dalam soal penembangan industri CBM

ini?Berikut wawancara Majalah Global Energi

Djauhari Effendi dengan Kepala Divisi BBM dan Gas

PLN Suryadi Mardjoeki

GE/Djauhari Effendi

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 23

LAPORAN UTAMA

Bagaimana kebijakan PLN terhadap pengembangan CBM di Indonesia?

PLn mensupport penuh kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan CBM sebagai salah satu energi alternatif. Karena itu, kami siap membeli berapa pun yang sudah dihasilkan provider. Misalnya yang dihasilkan sekarang baru 0,1 atau 0,2 MMsCFd lebih bagus lagi kalau bisa 0,5 MMsCFd atau lebih, kami siap.Sejauh ini PLN sudah membeli dari mana saja?

Masih sedikit dan produksinya rela-tif kecil. sejauh ini baru tiga provider yang siap menjual CBM kepada kami, yaitu Medco, Vico dan sangata I/PHe, untuk Medco di sumatera sedang lain-nya di Kalimantan. Lalu ada tawaran dari Hitachi sebesar 0,2-0,3 MMsCFd. Mudah mudahan tahun ini bisa dilaku-kan penandatanganan. selanjutnya, dari PT dart di sumatera kira kira awal tahun depan, ada juga santos di Kalimantan. Kalau dari volume, paling banter tahun ini kita akan membeli maksimum 3 MMsCFd-lah.Produsen atau provider CBM lainnya bagaimana?

Provider lain, seperti ephindo, sudah ketemu saya. namun belum bsai dipastikan juga kapan bakal masuk. Lalu yang besar, seperti exxon, kalay-aknya juga belum bisa masuk. Padahal sudah menghasilkan CBM. Mungkin exon terlalu idealis menunggu pro-duksi CBM yang besar, baru mungkin akan dijual ke kami. Padahal kami sudah bilang ke exxon, ayo jual saja ke kami meski baru sedikit, tapi mereka belum mau.

Kenapa ?Mungkin mereka hitung-hitun-

gannya terlalu ideal. Padahal wilayah kerja CBM exxon di sangat itu cukup besar. Memang tahapannya studi dulu bagaimana penyerapannya dan seterusnya. sangata itu besar sekali, kira kira produksinya bsia sampai 50 MMsCFd, namun butuh waktu yang lama sampai 2018. Maksud saya, kan sekarang sudah dalam tahap dewater-ing, sehingga produksinya masih kecil, mungkin 0,1 atau 0,2 MMsCFd. Ya, jual saja kepada kami, jangan nunggu sam-pai nanti-nanti, kalau gitu ya kapan bisa jualnya. apalagi daerah di sana kan daerah remote gak ada jaringan-nya, sehingga kalau bisa dijual seka-rang, bisa langsung dimanfaatkan PLn. Jangan nunggu atau terpatok masa Platto atau puncak produksi. Ada persyaratan lain dak dari PLN bagi para produsen CBM?

ada, perjanjian jual beli ini harus minimal 5 tahun kontraknya. sebab PLn kan harus investasi pembangkit. Biasa buat perjanjian dengan pem-bangkit paling tidak 5 tahun, biar tidak nganggur. Jika sewa pembangkit, terus gasnya tidak ada gimana.Kenapa harus lima tahun?

Ini perlu kami sampaikan kepada teman-teman produsen CBM, kontrak harus minimal 5 tahun. Karena Capex untuk gas engine bisa balik paling tidak 5 tahun. Jangan sampai kita sudah beli, lalu 1 tahun gak ada gasnya. Kita buat begini karena kita sudah belajar dari pengalaman pengalaman sebelumnya.Saat Indo CBM kemarin ditandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) CBM

untuk pertama kalinya antara PT Virginia Indonesia Company (Vico) dengan PLN. Bisa diceritakan?

PJBG tersebut mencakup pasokan gas CBM dari Lapangan sanga-sanga, Kalimantan Timur sebesar 0,5 juta standar kaki kubik per hari (MMsCFd) yang bisa menghasilkan listrik sebesar 2 MW. adapun harga yang disepakati sebesar 7,5 dollar as per juta Brit-ish Thermal Unit (MMBTU). PJBG ini untuk pertama kalinya dilakukan di Indonesia, ini akan memperkuat ke-tahanan pasokan gas nasional. Harga gas itu berlaku sejak pertama mengalir hingga persetujuan rencana pengem-bangan atau plan of development (Pod) pertama Lapangan sanga-sanga atau sampai 31 desember 2014. Mana yang terjadi lebih dahulu. dengan PJBG ini, maka untuk pertama kalinya PLn akan memproduksi listrik dari gas CBM.

selanjutnya gas CBM akan dipasok untuk Pembangkit Listrik Tenaga Me-sin Gas (PLTMG) di sangatta, Kabupa-ten Kutai Timur, Kaltim berkapasitas 2 MW. Pembangkitnya masih dalam proses pembangunan, lokasinya dekat dengan sumber CBM yang saat ini masih dewatering. Pembangkitnya beroperasi kira-kira oktober tahun ini. Listrik 2 MW bisa untuk melistriki sekitar 400 rumah tangga.Harganya 7,5 dollar AS. Apa gak kemaha-lan?

Iya bagi kami sebenarnya ter-lalu mahal. Waktu negosiasi saya menawarnya 6 dollar as. namun harga itu kan proyek pemerintah alias ada political will, maksudnya biar jalan dulu, biar berkembang dulu. djauhari effendi

GE/Djauhari Effendi

KEpALA Divisi BBM dan Gas PLN suryadi Mardjoeki di sela mengikuti seminar CBM di Jakarta, beberapa waktu lalu. PLN menyatakan siap membeli CBM dengan minimal kontrak lima tahun

24 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

NASIoNAL

auh dari pusat ibukota provinsi tak membuat wilayah sisi selatan Jatim kehilangan daya tariknya.

selain panorama indah, aliran uang sebenarnya dapat digali dari sumur tambang mineral di sisi selatan Jatim. sayang, infrastruktur yang belum me-madai membuat minat penelitian dan investasi pertambangan di sisi selatan masih minim.

Padahal, tidak menutup kemungkin-an sisi selatan Jatim menyimpan tam-bang logam yang menjadi primadona, yakni emas, perak dan tembaga. Bah-kan, prediksi adanya potensi tambang logam di sisi selatan Jatim sebenarnya sudah mulai dipetakan sejak zaman kolonial Belanda. Waktu itu, Belanda

sangat meyakini potensi tambang di Ja-tim terbagi menjadi tiga daerah besar. sisi utara Jatim mengandung minyak dan gas bumi. sisi tengah Jatim meng-andung potensi panas bumi. sedang-kan sisi selatan berpotensi menghasil-kan buliran emas, perak dan tembaga.

dari pemetaan zaman kolonial terse-but, setidaknya sisi utara dan tengah Jatim saat ini sudah benar adanya. sisi utara Jatim, sudah menciptakan se-jumlah blok migas besar, seperti Blok Cepu, Blok migas di kawasan Madura maupun Gresik. demikian pula potensi panas bumi yang berada di wilayah tengah Jatim terdapat 10 titik panas bumi, seperti Gunung argopuro, ngeb-el dan Ijen. Tiga nama gunung terakhir

sudah memasuki tahap lelang dengan potensi hingga 200 megawatt. Belum lagi produksi bahan galian C mencapai 29,45 juta ton per tahun. Jatim juga me-nyimpan cadangan batu kapur sekitar 6 miliar ton, dolomit 1,67 miliar ton, dan marmer 531 juta ton.

“Memang di sisi selatan Jatim secara karakteristik geologisnya memung-kinkan untuk mengandung tambang logam, seperti emas, perak dan tem-baga,” ujar Kepala dinas energi sumber daya Mineral (esdM) Jatim dewi J. Pu-trianti.

saat ini setidaknya sudah ada sejum-lah perusahaan tambang yang bermi-nat menggali logam dari perut bumi di sisi selatan Jatim. PT aneka Tambang

Menjadi wilayah ketiga terbesar di Indonesia sebagai penghasil migas nasional membuat Jatim dilirik memiliki potensi tambang lain. Wilayah selatan Jatim diprediksi memiliki kandungan tambang yang cukup menggiurkan. Seperti apa potensi tambang wilayah Selatan Jatim ?

Kekayaan Tambang di Selatan Jatim Diincar

J

GE/Yudhi Dwi AnggoroAKtIvItAS penambangan pasir besi di lereng semeru Desa Pronojiwo Kabupaten Lumajang.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 25

(antam) tercatat pernah melakukan eksplorasi di sisi selatan, yakni Kabu-paten Trenggalek dan Pacitan. sayang-nya, langkah antam untuk mendapat-kan emas belum membuahkan hasil. sejauh ini, kata dewi, perusahaan itu belum meningkatkan status tambang-nya dari eksplorasi menjadi eksploitasi. Bahkan, antam memilih angkat kaki dari lokasi penambangan.

“dari kajian selama eksplorasi ke-mungkinan besar tidak memiliki nilai ekonomisnya. Mungkin ada kandu-ngan emasnya, tetapi karena tidak eko-nomis dan sebanding dengan biaya pe-nambangan jadinya mereka mundur,” katanya.

namun, nasib berbeda dialami PT Indo Multi niaga (IMn) yang melaku-kan eksplorasi di Gunung Tumpang Pitu, Kabupaten Banyuwangi. IMn yang melakukan eksplorasi tambang logam menemukan potensi emas di Gunung Tumpang Pitu yang selama ini menjadi lahan konservasi.

diduga cadangan biji emasnya men-capai sekitar 9.600.000 ton dengan ka-dar emas rata-rata mencapai 2,39 ton. sedangkan jumlah logam emas sekitar 700 ribu ton. Penambangan dengan metode “tambang dalam” (under-ground mining) itu akan memproduksi emas mencapai 1,577 ton per tahun. IMn sendiri sudah merogoh kocek hingga 4,3 juta dollar as. “Yang jelas baru PT IMn yang eksplorasinya sudah mengarah ke eksploitasi. Kalau yang lain memang belum ada, baru tahap eksplorasi,” ujar dewi.

Wilayah selatan Jatim yang lain juga tengah dilirik sejumlah inves-tor tambang. sebut saja, Kabupaten Jember juga sedang tengah dilirik in-vestor untuk diteliti kandungan emas-nya. namun statusnya juga masih eksplorasi. dewi mengatakan, rata-rata perusahaan tambang yang melaku-kan eksplorasi merupakan perusahaan lama. Ini karena hanya perusahaan lama yang sudah mengantongi izin eksplorasi. sementara perusahaan baru masih terbentur UU Pertambangan yang belum memiliki turunan aturan teknis dalam bentuk PP untuk melaku-kan eksplorasi.

“Beberapa daerah di Jatim memang masuk tahap eksplorasi, kebanyakan perusahaan lama yang melakukan itu. Tetapi apakah mengandung nilai eko-nomis, itu yang masih belum ketemu untuk mengarah pada eksploitasi,” jelasnya.

Kuat dugaan, langkah para perusa-haan tambang untuk mulai melakukan

eksplorasi terhambat sejumlah faktor. selain terbentur peraturan, infrastruk-tur yang minim membuat sisi selatan Jatim masih belum diminati investor. Hal inilah yang membuat Pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 7 tri-liun – dicicil dalam anggaran aPBn dan aPBd tiap tahun – untuk membangun Jalan Lintas selatan (JLs). JLs inilah yang akan menjadi infrastruktur utama dan membentang dari Pacitan hingga Banyuwangi. Besar kemungkinan se-telah JLs selesai, investor akan makin melirik sisi selatan Jatim. apalagi jika disparitas wilayah antara sisi selatan dan utara sudah makin menipis.

“JLs itu kan tujuannya supaya agar investor mau masuk, mungkian ada industri dan perikanan di sisi selatan Jatim yang akan berkembang usai JLs selesai,” katanya.

sementara sekretaris daerah Provin-si (sekdaprov) Jatim Rasiyo juga me-minta kepada pihak dan instansi ber-wenang untuk melakukan penelitian di bagian tengah dan selatan Jatim. Ia ber-harap, ada pihak berkompeten meneliti kemungkinan adanya cekungan migas ataupun tambang di wilayah selatan Jatim.

“selama ini potensi migas memang ada di wilayah utara Jatim. sementara di wilayah selatan hampir tidak ada. Jadi kita tentu berharap pihak yang berkompeten untuk meneliti kemung-kinan adanya cekungan migas itu,” kata Rasiyo.

Pasir besiPotensi tambang lain yang cukup

menggiurkan pasir besi di wilayah Ka-bupaten Lumajang. Hitungan kasarnya, ada sekitar 60.000 hektare lokasi di Ka-bupaten Lumajang selatan yang meng-andung pasir besi. Rata-rata kadar be-sinya antara 30% hingga 40%. Bahkan, di beberapa kawasan kadar besinya mencapai 60%.

Besarnya cadangan pasir besi di Lumajang berkaitan erat dengan aktivi-tas vulkanis Gunung semeru. Material vulkanik dari Gunung semeru terbawa aliran air hujan hingga ke sisi pantai selatan Lumajang. dengan sentuhan proses alam, terjadi penumpukan pasir besi di kawasan pantai selatan.

anggota Komisi C dPRd Jatim su-giono mengatakan, kawasan Pantai Puger menjadi salah satu lokasi yang kandungan pasir besinya cukup me-limpah. namun, kawasan Pantai Puger tersebut belum dieksploitasi secara maksimal. Meskipun Pemkab setempat sudah sempat memberikan izin pe-

nambangan. sayangnya, ada keterba-tasan modal dalam melakukan upaya eksploitasi pasir besi. selain itu, sejum-lah kalangan masyarakat khawatir akan dampak kerusakan lingkungan atas upaya eksploitasi pasir besi di kawasan tersebut.

“Potensi pasir besinya dahsyat, tetapi modal utamanya belum mencu-kupi untuk melakukan eksploitasi. Jadi Pemprov diharapkan bisa memfasilitasi itu,” katanya.

namun, eksploitasi pasir besi di Lumajang juga tidak berlangsung mu-lus. Pemkab Lumajang yang sebelum-nya mengobral izin penambangan tersandung sejumlah masalah. Yang paling pelik batas wilayah tambang antarperusahaan. sehingga wilayah an-tar perusahaan saling tumpang tindih. Inilah yang membuat Pemerintah pusat memintah Pemkab untuk melakukan evaluasi dengan tidak memberikan izin baru perusahan tambang. Tujuannya, untuk mencegah potensi saling sero-bot antarperusahaan tambang karena wilayah penambangan yang saling tin-dih.

“sedang dievaluasi, karena peta tambang yang dikeluarkan Pemkab Lumajang kurang pas. akibatnya lo-kasinya tumpang tindih dan susah jadinya. Pengukurannya dulu mungkin belum memakai GPs,” timpal dewi.

Kualitas pasir besi di Kabupaten Lumajang juga diakui direktur Uta-ma PT Indo Modern Mining sejahtera (IMMs), Lam Chong sam. Ia mengakui, kualitas dan kuantitas pasir besi di Ka-bupaten Lumajang yang penuh dengan kandungan titanium.

Kini IMMs terus berupaya agar men-dapatkan izin eksploitasi seluas 3.200 hektare. Pasir besi sendiri sudah bisa ditemukan pada kedalaman dua hingga tujuh meter. IMMs sendiri memasti-kan akan tetap menginvestasikan dana sekitar Rp 2 triliun guna melakukan proses usaha pertambangan dengan mengeksploitasi mineral pasir besi di sejumlah wilayah di Kabupaten Luma-jang dengan target produksi 20.000 ton/hari. Investasi sebesar itu akan digulirkan secara bertahap selama tu-juh tahun.

“Mesin-mesin pengolahan itu be-berapa diantaranya telah berhasil di-datangkan, road map manajemen akan ada 25 set mesin atau totalnya 50 unit mesin dimana satu mesin mampu ber-produksi 3.500 ton per hari. Jadi target-nya bila semua mesin terpasang akan mencapai produksi 20.000 ton pasir besi per hari,” tegasnya. yopi widodo

26 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

Pasir besi menghampar di pesisir pantai selatan Jawa Timur. Mulai Lumajang, Jember, Malang, dan Blitar. Namun desir pasir besi malah membuat warga khawatir. Mengapa?

abupaten Lumajang sungguh kaya akan hasil tambang. Khu-susnya pasir besi. Tapi sayang

selama ini potensi tersebut belum di-kelola secara maksimal. Lumajang yang kaya pasir besi pun tetap miskin Pendapatan asli daerah (Pad) khu-susnya dari pemanfaatan tambang pa-sirnya.

Lihat saja struktur kekuatan aPBd Kabupaten. Lumajang yang saat ini telah mencapai angka Rp 1,129 triliun. dari sisi pendapatan asli daerah (Pad) hanya mampu menyuguhkan Rp 87 miliar. angka ini jauh dari kekuatan potensi alam yang ada, khususnya hamparan tambang pasir, baik galian C maupun galian B (pasir besi).

Catatan dPRd setempat, potensi

dan deposit mineral pasir besi di Ka-bupaten Lumajang diprediksi menca-pai jutaan metric ton dengan asumsi sebaran mencapai hampir 8,495,6 ha atau 8.495 x 10.000 M2 x 4 M (asumsi kedalaman), maka akan mencapai jum-lah 339.800.000 MT (raw macterial). dari jumlah tersebut yang mempun-yai kadar Fe sekitar 50 % sehingga di-proyeksikan jumlah deposit mencapai 339.800.000 x 50 % = 169.900.000 MT.

Bila pemerintah kabupaten men-dapat kontribusi Rp 5.000/ton, maka secara garis besar akan tembus pada angka Rp 849.500.000.000 per tahun. Tapi ironis, secara terang –terangan eksekutif malah enggan menaikkan Pad ketika diminta dPRd Kab. Luma-jang untuk menggenjot Pad dari angka Rp 87 miliar menjadi Rp 100 miliar. Me-reka bilang tidak mampu kalau harus menaikkan Pad lagi.

“angka Rp 87 miliar ini sudah men-tok, kami menyerah kalau masih harus menaikkan Pad sampai Rp 100 miliar. apalagi Pad harus ditarik dari sektor galian C maupun B,” kata ahmad, ang-gota Badan anggaran dPRd Lumajang,

saat menceritakan liku-liku pemba-hasan aPBd 2012 yang sempat molor.

ahmad yang juga salah satu pimpin-an Komisi a dPRd Lumajang menceri-takan, pihaknya melalui Komisinya beberapa kali juga telah mengadakan rapat kerja dengan Pokja (Kelompok Kerja) yang khusus menangani soal pertambangan. namun dari beberapa kali rapat kerja, pihak eksekutif selalu beralasan setiap kali didesak untuk me-naikkan Pad dari sektor galian C mau-pun B. “ sepertinya tidak ada goodwill,” ungkapnya.

sekadar diketahui, saat ini ada in-vestor besar telah mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari Bupati, antara lain PT aneka Tambang seluas 500 ha dan PT Indo Modern Mining sejahtera (IMMs) seluas 8.000 ha. Tetapi keduanya saat ini masih belum melakukan produksi maksimal. Hanya PT IMMs saja yang telah mengantongi izin eksploitasi.

Bupati Lumajang sjahrazad Masdar mengakui, potensi mineral pasir besi belum maksimal dieksploitasi guna memberikan dampak ekonomi bagi

Desir ‘Khawatir’ pasir Besi

K

NASIoNAL

GE/Yudhi Dwi AnggoroSEoRANG penambang tengah menaikkan pasir besi ke truk

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 27

masyarakat. “Hasil survei geologi, po-tensi pasir besi mencapai luasan sekitar 12.500 hektare, saat ini sudah ada be-berapa perusahaan baik BUMn, seperti PT aneka Tambang dan swasta murni seperti PT IMMs yang mengupayakan proses eksplorasi maupun eksploitasi. Harapannya bila eksploitasi sukses akan berdampak signifikan bagi Luma-jang,” kata Masdar

sedangkan direktur Utama PT IMMs, Lam Chong san mengakui be-sarnya potensi pasir besi di Luma-jang. ”Kualitasnya bagus karena kandungan titanium yang tinggi,” ucapnya ketika menyampaikan sosi-aliasi analisa Mengenai dampak Ling-kungan (aMdaL) perusahaannya. staf Bagian operasional PT IMMs, Marzuki sapra, menjelaskan, po-tensi pasir besi dengan kandungan titanium yang tinggi itu tersebar di sejumlah lokasi, yakni di desa Bades, Bago, selok awar-awar, selok anyar, serta Pandanwangi dan Pandanarum. saat ini PT IMMs sedang mengurus izin eksploitasi pasir besi di lahan seluas sekitar 3.200 hektare. Rata-rata kandu-ngan besinya (Fe) 15 hingga 40 persen. ”Pada kedalaman dua hingga tujuh meter sudah bisa diperoleh pasir besi,” tuturnya.

IMMs memastikan akan tetap meng-investasikan dana sekitar Rp2 triliun guna melakukan proses usaha per-tambangan dengan mengeksploitasi mineral pasir besi di sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang dengan tar-get produksi 20.000 ton per hari. konflik dengan Warga

namun, berdasarkan pantauan di la-pangan, IUP PT IMMs di wilayah desa dampar Pasirian, masih menghadapi sengketa “tiga serangkai” antara pi-

hak Perhutani, dinas Pengairan, dan masyarakat. Ketiganya mengklaim wilayah pertambangan yang sudah di-mintakan IUP oleh PT IMMs kepada Bupati itu adalah milik mereka. Pihak PT IMMs yang telanjur mendapat IUP dari Bupati akhirnya tidak bisa berbuat maksimal melakukan pengelolaan per-tambangan pasir besi. Maka wajar bila saat ini muncul ratusan pengelola tam-bang pasir besi liar di sepanjang pesisir pantai Pasirian hinga Tempursari.

Chong san mengakui, hingga kini pihaknya masih berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bisa menerima proses industri pertam-bangan pasir besi berbasis padat modal ini. “saat ini, manajemen masih meli-batkan masyarakat dengan melakukan eksploitasi pasir besi berbasis padat karya (tenaga kerja manusia). namun produksi yang dihasilkan memang ti-dak secepat menggunakan mesin. Pro-duksi dengan menggunakan kelompok pekerja itu kini mencapai 500 ton per hari,” ujarnya.

selain PT IMMs, ada pula PT an-eka Tambang yang harus menghadapi warga desa Wotgalih yang menolak pertambangan pasir besi. Bahkan, kis-ruh warga dengan PT antam membuat empat warga Wotgalih yang juga akti-vis Foswot ditahan polisi karena diduga melakukan perbuatan tidak menye-nangkan. Keempatnya adalah H. Hafid,

samsuri, Muhin alias Jumani, dan Fen-dik. Korban aksi mereka adalah dayat, warga Wotgalih juga.

antam sendiri sudah mendapat-kan izin usaha pertambangan. namun belum bisa beroperasi karena adanya penolakan tersebut. antam mendapat konsesi pada lahan seluas 504 hektare dengan perkiraan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun. dalam sepuluh tahun beroperasi –jika tidak ada halan-gan-- mampu diproduksi 1.136.200 ton. Kawasan yang akan dikelola PT aneka Tambang tersebut baru 20% dari total potensi pasir besi di Wotgalih.

Konflik perusahaan penambang pa-sir besi dengan warga sudah muncul se-jak awal. saat awal eksplorasi pasar pesi hendak dilakukan, misalnya, Ketua LsM “Raja Giri” Lumajang, dedi, sudah melakukan penolakan. Penambangan pasir besi oleh PT IMMs di kawasan pantai selatan Lumajang pasti disertai eksploitasi yang berpotensi merusak lingkungan. Pasalnya, lokasi itu adalah kawasan Perhutani.

artinya, kelak eksploitasi pasir besi akan membuat kawasan hutan hancur. Karena itu wajar berkali-kali warga menggelar aksi menolak penambangan pasir besi tersebut. “saya minta Perhu-tani menghentikan aktivitas eksplorasi pasir besi yang tengah dilakukan PT IMMs karena sudah menyalahi aturan,” katanya. gus santo dan beberapa sumber

caDanGan GeoloGI Dan

TamBanG DI lUmajanG

Geologi Tambang Luas 720.000 M-2 443.000 M-2

dalam 5,21 M 5,16 M

Crude Sand 6.533.200 ton 1.509.608 ton

Magnetic degree 14,21 % 18,83 %

Consentrat 928,616 ton 284.215 ton

Fe rata-rata 41,58 % 48,75 %

GE/Yudhi Dwi AnggoroDEREtAN truk pengangkut pasir di Lereng Gunung semeru

28 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

ilayah tapal kuda dan sisi barat JLs adalah daerah yang terbawah pergerakan pereko-

nomiannya di Jatim. Penyelesaian JLs diharapkan menjadi pondasi awal un-tuk menekan disparitas antara daerah utara, tengah dan selatan Jatim. Pe-nyelesaian JLs pun dipastikan masih penuh tanda tanya lantaran sokongan dananya selalu diributkan.

Memiliki panjang 634 kilometer, JLs membentang di sepanjang pesisir pan-tai selatan Jatim. JLs menghubungkan Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tu-lungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, hingga Banyuwangi. Tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membangun jalan sepanjang itu. Hitungan dinas PU Bina Marga Ja-tim, tiap kilometer pembangunan JLs membutuhkan dana hingga Rp 2 hing-ga 4 miliar. artinya, Pemerintah perlu merogoh kocek hingga Rp 2,6 triliun untuk membangun jalannya saja. Jum-

lah itu belum termasuk pembebasan lahan dan pembangunan sejumlah jembatan. setidaknya, dibutuhkan Rp 5 triliun untuk menyelesaikan JLs.

sayangnya, aliran dana untuk pem-bangunan JLs tidak sederas yang di-inginkan. Pemprov Jatim hanya mampu menyokong Rp 50 miliar tiap tahunnya untuk pembangunan JLs. sehingga Pe-merintah Pusat lah yang memiliki pe-ranan besar dalam penyelesaian JLs.

dalam pembangunan JLs, total kebutuhan lahan proyek JLs seluas 13.515.288,00 m2. Rinciannya, kepemi-likan lahan meliputi, lahan Perhutani 5.609.420 m2, perkebunan 1.284.240 m2, penduduk sekitar proyek 3.671.908 m2, dan lain-lain seluas 3.156.120 m2.

Kepala dinas PU Bina Marga Jatim dachlan menjelaskan, pembangunan fisik JLs dialokasikan dari aPBn. se-dangkan untuk membuka lahan meng-gunakan dana dari aPBd Jatim. se-mentara untuk pembebasan tanah dari

jatim Selatan Minim Infrastruktur

NASIoNAL

Bisa jadi potensi tambang mineral di wilayah selatan

Jatim akan lebih tersohor di telinga para investor jika

ada dukungan infrastruktur. Tetapi keinginan untuk

menghubungkan sisi selatan Jatim dari barat ke timur

masih menemui kendala. Megaproyek Jalan Lintas

Selatan (JLS) yang digadang-gadang bisa menjadi

penyambung di sisi selatan Jatim masih mendendangkan

lagu lama dalam setiap proyek pemerintah yaitu kesulitan

dana.

W

GNJALuR Lingkar selatan di kawasan Bajul Mati Jember

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 29

anggaran aPBd kabupaten/kota yang dilalui oleh JLs.

“Penganggaran dari dana aPBn di-harapkan dapat dialokasikan lebih besar. JLs dianggapnya sebagai jalur penting yang dapat menjadi alternatif mengurai kemacetan yang kerap ter-jadi di jalur tengah dan pantai utara,” katanya.

Masalah JLs tidak berhenti sam-pai di situ. Irwan setiawan, anggota Komisi d dPRd Jatim menuturkan jika JLs tidak selesai tepat waktu diprediksi akan ada pembengkakan biaya untuk pembangunannya. Irwan menghitung, setidaknya jumlah dana yang dibutuh-kan bisa mencapai Rp 30 triliun jika pembangunan JLs makin molor. “se-jauh ini, pengaspalan baru 12%, badan jalan baru diselesaikan 52%, jembatan 32%, alokasi dana baru 14%,” katanya.

Prediksi politisi PKs itu, pembangu-nan JLs baru akan selesai pada 2031 mendatang. Jika JLs tak kunjung sele-sai pada 2021 mendatang, anggarannya jelas akan melambung hingga Rp 15

triliun. Tetapi pembengkakan biaya itu akan jauh lebih besar Rp 10 triliun jika JLs baru selesai pada 2031 mendatang. Prediksi yang tidak menyenangkan inilah yang kemudian harus dihindari pemerintah jika ingin potensi tambang mineral di sisi selatan Jatim segera ma-suk proses eksplorasi. Jika tidak, inves-tor akan tetap enggan untuk menjejak-kan kakinya di sisi selatan Jatim.

minta dukungan dPr Gubernur Jatim soekarwo juga ti-

dak tinggal diam untuk mempercepat pembangunan JLs. soekarwo memin-ta dukungan para legislator senayan yang berasal dari daerah pemilihan Ja-tim untuk mengamankan alokasi dana untuk pembangunan JLs.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya me-ngatakan, dukungan dari para legisla-tor yang duduk di senayan penting, sehingga JLs mendapatkan prioritas dalam pembangunan yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum (PU).

“Kita minta dukungan, bagaimana pun JLs ini harus secepatnya selesai karena sangat penting untuk wilayah selatan Jatim,” katanya.

Pembangunan JLs, dianggap sa-ngat penting untuk menekan disparitas wilayah selatan Jatim. Pembangunan JLs juga diharapkan mampu menekan biaya angkut dan menghidupkan sek-tor ekonomi di wilayah selatan Jatim. Muaranya, adalah penurunan angka kemiskinan di wilayah selatan Jatim.

“Tentu kita berharap bisa selesai pada 2014 mendatang. Tentunya ini akan bisa terlaksana jika pusat terus memberikan alokasi anggaran untuk pembangunan JLs,” paparnya.

Pemprov Jatim sendiri dalam aPBd 2012 mengucurkan Rp 51 miliar untuk mendukung pembangunan JLs. angga-ran sebesar itu nantinya akan digunak-an untuk pembangunan jembatan di kawasan Kaligede Kabupaten Tulunga-gung, Kabupaten Blitar dan sananrejo Kabupaten Jember. sementara, angga-ran dari Pusat akan lebih banyak dialih-kan untuk wilayah Malang ke sisi timur

Permintaan dukungan pembangunan JLs juga datang dari dPRd Jatim. Ketua Fraksi Golkar dPRd Jatim, Gatot sudjito mengatakan terus melakukan komuni-kasi politik dengan anggota dPR RI dari Jatim. Khususnya yang berasal dari Partai Golkar. Itu dilakukan untuk mendorong pemerintah pusat melalui kementrian terkait agar mengalokasikan anggaran bagi penyelesaian JLs.

“Kader Golkar yang duduk di dPR RI dari dapil Jatim akan kita minta untuk mengawal anggaran penyelesaian JLs sehingga bisa selesai pada 2014 men-datang,” ujar Gatot.

dalam pembangunan JLs, pemerin-tah pusat menambah alokasi dananya untuk JLs pada 2012 mendatang. Pada 2012 mendatang, JLs mendapatkan ku-curan dana aPBn sebesar Rp 115 miliar atau mengalami kenaikan Rp 35 miliar dibandingkan 2011. alokasi dana dari aPBn tersebut nantinya akan digu-nakan untuk pembangunan infrastuk-tur dari Glongong, njethak, Kalikucur, sendang Biru, jembatan domas hingga Balekambang.

dukungan juga datang dari Ketua Fraksi amanat nasional dPRd Jatim Kuswiyanto mengatakan pihaknya akan mengawal aPBd Jatim untuk pengang-garan JLs. apalagi penyelesaian JLs su-dah dimasukkan dalam Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jatim. Tujuan pembangunan JLs, kata dia, jelas dipe-runtukkan untuk menekan disparitas antar wilayah di Jatim.yopi widodo

Panjang: 634 KmKebutuhan Lahan : 13.515.288,00 m2

Kepemilikan Lahan : Perhutani 5.609.420 m2

Perkebunan 1.284.240 m2

Penduduk sekitar proyek 3.671.908 m2

Lain-lain seluas 3.156.120 m2

TEnTAnG jALAn LInGKAR SELATAn

Kebutuhan Alokasi dana : Tiap Kilometer rp 2 – 4 Miliar

(Total diprediksi Rp 7 Trilliun)

pRoGRES HInGGA ApRIL 2012

Alokasi danaPengaspalan Badan Jalan Baru

Jembatan

14%32%52%12%

GNJALuR lingkar selatan di kawasan Pacitan tampak sepi

30 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

TERaNG DI NEGERI TETaNGGa,

ByaR PET DI NEGERI SENDIRI

Kabel transmisi listrik sepanjang 122 kilometer tengah dibentangkan dari Bengkayang, Kalimantan Barat melintasi perbatasan negara menuju Mambong, Serawak, Malaysia. Lewat kabel transmisi itu nantinya listrik milik Sarawak Energy Berhad (SEB) akan dialirkan ke Kalimantan Barat. Sesaui rencana, kabel penghantar listrik bertegangan 275 kilovolt ini sudah bisa diaktifkan pada Juli 2014 mendatang.

KEtENAGALIStRIKAN

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 31

abel ini akan melempangkan jalan bagi Perusahaan Listrik negara (PLn) yang akan mem-borong setrum dari Malaysia un-

tuk memenuhi kebutuhan perbatasan. seB menyatakan siap menyediakan berapa pun permintaan PLn untuk Ka-limantan Barat. Belanja energi ini akan berlangsung selama lima tahun sampai Indonesia mampu memenuhi suplai energinya sendiri.

sebaliknya, PLn juga berencana mengekspor listrik sebesar 600 mega-watt dari Batam, Kepulauan Riau menuju singapura untuk ditukar de-ngan ekspor gas yang akan dibutuhkan guna kebutuhan domestic, seperti PLn dan sektor industri. Rencana tersebut saat ini sedang dikaji tim dari Jepang. PLn juga akan mengekspor listrik ke Malaysia dari sumatera. Indonesia memang berpeluang enjual listrik ke luar, terutama di daerah perbatasan, seperti Batam-singapura, Kalimantan-sarawak, serta Bintan-Malaysia.

direktur Utama PLn, nur Pamudji mengungkapkan, sejauh ini telah dilaku-kan sekitar 10 kali pertemuan dengan ne-gosiasi yang sangat alot dalam soal harga. Tapi, akhirnya disepakati harganya seki-tar 60% lebih murah daripada harga lis-trik dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). ‘’sebenarnya kontrak belum ditandatangani, jadi saya belum bisa mengatakan harganya,’’ kata-nya. Harga impor yang jauh lebih murah dibandingkan dengan listrik lokal itu lan-taran seB menghasilkan listrik dari pem-bangkit tenaga air yang sangat ekonomis.

Kalimantan Barat saat ini masih di-penuhi pembangkit listrik bertenaga BBM. angka konsumsi BBM untuk pembangkit listrik di Kalimantan Barat mencapai 99%. dengan asumsi harga BBM Rp 9.000 per liter. satu liter BBM rasionya bisa menghasilkan listrik 3 kWh. Maka harga per kWh adalah Rp 3.000. sementara itu, dengan impor, kisaran harganya sekitar Rp 850 per Kwh. Beban puncak Kalimantan Barat pada 2010 mencapai 283 MW dengan produksi 1.478 gWh. sistem kelistrikan di Kalimantan Barat terdiri dari satu sistem interkoneksi 150 kV dengan be-berapa sistem isolated. sistem ini telah menjangkau wilayah Pontianak hingga singkawang melalui Bengkayang, ng-abang, sanggau, sekadau, sintang, nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang, dan sukadana.

aksi konkretMeski sudah dirintis tahun lalu, aksi

konkretnya baru dilakukan sekarang,

seiring dengan terbitnya Peraturan Pe-merintah (PP) nomor 42 Tahun 2012 tentang Jual Beli Tenaga Listrik Lintas negara. PP tersebut merupakan peleng-kap Undang-Undang (UU) nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, yang berisi aturan penjualan listrik lin-tas negara.

direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian energi sumber daya Mi-neral (esdM), Jarman, mengatakan, keluarnya PP tersebut dalam rangka implementasi jaringan interkoneksi listrik negara-negara asean (asean Power Grids). “Interkoneksi itu untuk balance system bila terjadi kekurangan daya dari satu negara bisa disuplai ne-gara lain,”’ ucapnya.

Interkoneksi kelistrikan, sudah ber-laku di negara-negara lain di dunia. di eropa, pertukaran terjadi antara Pran-cis dan Italia, atau Jerman dan Prancis. demikian juga amerika serikat, yang bertukar listrik dengan Kanada.

di kawasan asean, menurut Jar-man, pertukaran listrik itu sudah di-lakukan Malaysia dan Thailand. Beban puncak listrik Thailand terjadi pada malam hari, sebaliknya Malaysia meng-alami beban puncak pada siang hari. Hal ini membuat kedua negara bisa sa-ling jual-beli setrum secara resiprokal.

Harga yang diberikan Malaysia da-lam kontrak listrik kali ini jauh lebih murah ketimbang listrik PLn sendiri. Meski belum disepakati harga pastinya, agaknya sudah ada ancar-ancar di Rp 850 per kWh.

Peraturan teknis tentang ekspor lis-trik tersebut akan segera selesai pada pertengahan tahun ini. Peraturan jual beli listrik negara yang tengah dibentuk penting untuk mencapai mekanisme ekspor listrik yang jelas. aturan .”Pe-raturan itu mengatur bagaimana ka-lau kita mengimpor dan mengekspor listrik. apa-apa saja persyaratannya, nanti diatur dalam peraturan ini. se-karang peraturannya lagi kami proses,” katanya.

Juknis ini menyusul dikeluarkan-nya Peraturan Pemerintah (PP) nomor 42 Tahun 2012. dalam aturan itu din-yatakan jual-beli listrik bisa dilakukan sepanjang pasokan listrik di wilayah setempat telah terpenuhi. dalam PP yang ditetapkan Presiden tertanggal 12 Maret 2012 pasal 4 dijelaskan penjua-lan tenaga listrik lintas negara dapat dilakukan dengan tiga syarat, yaitu kebutuhan tenaga listrik setempat dan wilayah sekitar telah terpenuhi, harga jual tenaga listrik tidak mengandung subsidi dan tidak mengganggu mutu serta keandalan penyediaan tenaga lis-trik setempat.

PP tersebut juga mengatur bahwa Menteri energi dan sumber daya Mi-neral (esdM) menetapkan izin penjua-lan dan pembelian tenaga listrik lintas negara dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja sejak permohonan diteri-ma secara lengkap. Izin penjualan dan pembelian tenaga listrik lintas negara dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama lima tahun dan dapat di-

K

32 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

perpanjang.Bagi pemegang izin penjualan mau-

pun pembelian tenaga listrik lintas negara wajib melaporkan pelaksanaan penjualan tenaga listrik lintas negara secara berkala setiap enam bulan ke-pada menteri.”Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permohonan izin penjualan tenaga listrik lintas negara diatur dengan peraturan Menteri,” bu-nyi pasal 8.

di samping mengatur ketentuan ekspor listrik, pemerintah juga mem-buat aturan impor listrik dari negara lain. Untuk bisa mengimpor listrik, sebuah daerah setidaknya harus memenuhi enam persyaratan. Keenam ketentuan itu adalah kebutuhan listrik belum memenuhi kebutuhan wilayah, hanya sebagai penunjang pemenuhan kebutuhan tenaga listrik setempat, ser-ta tidak merugikan kepentingan negara dan bangsa yang terkait kedaulatan, keamanan, dan pembangunan ekono-mi.Tiga syarat lain adalah impor dilak-sanakan untuk meningkatkan mutu dan keandalan penyediaan tenaga lis-trik setempat, tidak mengabaikan pe-ngembangan kemampuan penyediaan tenaga listrik dalam negeri, serta tidak menimbulkan ketergantungan penga-daan tenaga listrik dari luar negeri.sementara itu, untuk harga pembelian

tenaga listrik lintas negara, pasal 14 PP tersebut menyebutkan, harus mem-perhitungkan nilai keekonomian dan memperoleh persetujuan menteri.

Janji PlnPLn sendiri akan mulai mengekspor-

impor listrik pada 2014 dengan target awal 50-100 megawatt. PLn berjanji tetap akan memrioritaskan kebutuhan listrik dalam negeri. dua tahun lagi bisa dimulai,” kata nur Pamudji.

Proses ekspor-impor listrik saat ini masih dalam pembicaraan fasilitas. Indonesia sendiri berencana mengek-spor-impor listrik dari dan ke beberapa negara tetangga. Walaupun begitu, ekspor listrik baru bisa dilakukan jika kebutuhan listrik dalam negeri telah terpenuhi dengan baik.

sementara itu, direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLn, Murtaqi syamsuddin, menjelaskan, interkonek-si Kalimantan-serawak kemungkinan akan ditenderkan tahun ini, sehingga diharapkan konstruksi dapat dimu-lai pada 2013. “dan pada 2014 semua telah siap,” ujar dia. Menurut Murtaqi, investasi PLn pada porsi wilayah Indo-nesia, sedangkan wilayah Malaysia di-pegang serawak energy Berhad.

Rencananya, Indonesia akan mengimpor listrik dari serawak untuk

memasok listrik di Kalimantan Barat dengan harga mengacu PLTa besar. se-mentara itu, Indonesia berencana un-tuk mengekspor dari sumatera ke Ma-laysia dan singapura, karena cadangan batu bara di sumatera sangat besar. en-ergy Market authority (eMa) singapura telah mengumumkan keinginan impor listrik. eMa sudah membuat gambaran kasar kerangka aturan dan meminta PLn memberikan masukan. “secara bisnis, ini menguntungkan bagi PLn,” katanya.

asosiasi Produsen Listrik swasta Indonesia (aPLsI) mengapresiasi ter-bitnya Peraturan Pemerintah no.42 Ta-hun 2012 tentang Jual Beli Tenaga Lis-trik Lintas negara. Ketua Umum aPLsI a. santoso mengatakan, PP tersebut membuka peluang bagi pengusaha listrik swasta untuk mengadakan jual beli listrik dengan negara tetangga di wilayah perbatasan.

“PP itu lebih untuk strategi menjual listrik ke luar negeri. Kami sebagai aso-siasi mendukung, ini sangat membuka peluang bagi daerah-daerah yang ber-batasan dengan negara lain,” ujarnya.

Indonesia berpeluang untuk men-jual listrik ke luar terutama di daerah perbatasan, seperti Batam-singapura, Kalimantan-sarawak, serta Bintan-Ma-laysia. Terkait harga listriknya, santoso

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 33

mengatakan, itu akan sangat berbeda-beda tergantung dari lo-kasinya.

sementara Komaidi, Wakil direktur ReforMiner Institute mengatakan, PP itu akan memberikan dasar hukum bagi PLn untuk melakukan ekspor listrik dan secara korporasi akan menguntungkan PLn. “Itu tentu saja positif. Tapi pertanyaan-nya sekarang, apakah hal itu perlu untuk dilakukan saat ini? se-cara rasio elektrifikasi, itu merugikan dalam negeri karena saat ini rasio elektrifikasi nasional belum maksimal,” ujarnya.

Ia mengingatkan, pemerintah agar memenuhi kebutuhan listrik di dalam negeri terlebih dahulu untuk mengakomodasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat. Rasio elektrifikasi di Indonesia harus sudah dipenuhi dulu, baru ke-mudian listrik bisa diekspor.

beban Polusidirektur eksekutif Institute for essential service Reform

(IesR) Fabby Tumiwa menilai, rencana memulai ekspor listrik pada 2014 harus didukung dengan regulasi yang jelas. sebab, jangan sampai terjadi Indonesia ekspor listrik tapi Indonesia masih kekurangan listrik dan menanggung beban polusi karbon dioksida (Co2). “Pembangkit listrik di Indonesia dari batu bara Indonesia, listriknya diekspor. Mereka (negara tujuan ekspor)

dapat listrik murah dan bebas emisi tapi yang nanggung polusi Co2 Indone-sia. Itu secara kon-vensi internasional, Indonesia yang ber-tanggung jawab,” kata Fabby.

Untuk itu perlu ada regulasi yang mengatur harga jual listrik antarnegara. aturan tersebut, harus tercantum ekspor listrik di-pastikan tidak akan mengganggu

kemanan energi nasional.”Harus jelas konsep perencanaan, hingga aturan kontrak. Contoh, kalau tiba-tiba Batam memer-lukan listrik tambahan, maka ekspor listrik ke singapura bisa dialihkan. Yang penting, kalau kekurangan listrik jangan susah kembali,” katanya.

aturan kedua yang wajib dicantumkan terkait kompensasi Co2. Listrik yang diekspor nantinya harus terkena pajak Co2 se-hingga harga listrik untuk ekspor terdiri dari biaya pokok listrik (BPP), margin, dan pajak Co2.”Karena sebenarnya urusan energi di Malaysia dan singapura bukan concern Indonesia, yang penting energi di Indonesia terjaga. Kalau mereka mau listrik dari Indone-sia, mereka harus bayar dampak Co2,” tambahnya.

Pemerintah saat ini sedang mengkaji regulasi khusus yang akan mengatur jual beli listrik antarnegara. aturan berbentuk peraturan pemerintah tersebut akan terbit pada pertengahan 2012.

sedangkan anggota Komisi VII dPR RI dewi aryani Hilman menilai rencana impor listrik sebagai sesuatu yang naif. Ia ti-dak setuju dengan rencana PLn itu. Menurut dia, kemandirian energi tetap harus menjadi pilihan pertama. ‘’Itu rencana yang salah besar,’’ tegasnya.

dewi menilai, Kalimantan memiliki sumber daya yang ber-potensi dikonversikan menjadi listrik. salah satu kekayaan yang melimpah di sana adalah batubara. Ia meminta pemerintah

Kondisi kelistrikan di Indonesia masih mempri-hatinkan. Hal ini ditandai oleh rendahnya rasio elektrifikasi di sejumlah daerah di Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur.

Mengutip catatan direktur Utama PT PLn nur Pamudji dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII dPR beberapa waktu lalu, rasio elek-trifikasi nasional pada tahun 2011 sebesar 74,49 persen dari total jumlah penduduk di Indonesia dan 72,03 persen di antaranya berasal dari pem-bangkit listrik milik PLn.

Tahun 2011 realisasi rasio elektrifikasi di Jawa dan Bali 76,9 persen, di Indonesia bagian barat 76,7 persen dan di Indonesia bagian timur hanya mencapai 62,4 persen. Untuk itu, pada tahun 2012 PLn menargetkan rasio elektrifikasi nasional sebesar 74,03 persen.

PLn menargetkan rasio elektrifikasi nasional pada tahun 2014 bisa mencapai 80,01 persen. dengan rincian, rasio elektrifikasi di Jawa dan Bali 82,2 persen, di Indonesia bagian barat 84,7 persen, di Indonesia bagian timur 65,7 persen.

Terkait hal itu, PLn berusaha menyeimbang-kan pasokan dan kebutuhan dengan mengopti-malkan aset dan sumber-sumber lokal yang ada seperti pembelian kelebihan tenaga listrik dan pembelian listrik dari pembangkit milik swasta yang tidak dimanfaatkan dan revitalisasi pem-bangkit.

PLn juga menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik pada tahun 2012 mencapai 3.351 Megawatt. Penambahan kapasitas itu berasal dari mulai beroperasinya sejumlah pembangkit yang masuk dalam program percepa-tan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap satu.

sementara pada tahun 2011, PLn menambah kapasitas terpasang pada pembangkit listrik sebanyak 2.875 MW. adapun pada tahun 2010 realisasi penambahan kapasitas terpasang pem-bangkit listrik dari program percepatan pembang-kit listrik 10.000 MW tahap satu sebesar 300 MW. djauhari effendi

Rasio Elektrifikasi Masih 74,49%

Harus jelas konsep perencanaan,

hingga aturan kontrak. Contoh, kalau tiba-tiba Batam memerlukan listrik tambahan, maka ekspor listrik ke Singapura bisa dialihkan.

34 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

membangun pembangkit listrik (power plant) di mulut tambang batubara se-hingga lebih murah. Ia juga melihat Ka-limantan memiliki sumber air yang bisa dieksplorasi menjadi listrik.

Kebijakan impor listrik, kata dewi, menunjukkan bahwa pemerintah ha-nya memikirkan solusi jangka pendek. Padahal, ketahanan energi nasional ha-

rus dikedepankan. ‘’Pemerintah hanya mau gampang,’’ ujarnya.

Impor listrik tidak dimungkiri me-miliki implikasi yang luas. Kamboja, misalnya, pernah memiliki penga-laman dilematis dalam hubungan dengan Vietnam gara-gara listrik. Kamboja dulu membeli listrik dari Vietnam, meskipun sebelumnya Viet-nam melakukan serangan militer ke Kamboja. dampaknya, ketika Kamboja kembali bersitegang dengan Vietnam, mereka tidak bisa berbuat banyak. Po-sisi Kamboja lemah secara politik ka-rena listrik mereka sangat bergantung pada Vietnam. ‘’apa kita mau seperti ini dengan Malaysia?’’ protesnya.

akses listrik di wilayah perbatasan juga bukan hanya menjadi persoalan di Kalimantan Barat. Menurut dewi, masyarakat di Papua pun mengalami permasalahan serupa. Belum lagi di kawasan yang notabene bukan wilayah perbatasan seperti Maluku, sulawesi, dan berbagai wilayah terpencil di selu-

ruh nusantara.Khusus wilayah perbatasan, dewi

berharap pemerintah segera memba-ngun pembangkit listrik di wilayah perbatasan yang kaya tambang. ‘’Itu banyak potensinya. Hanya perlu ikti-kad baik dari pemerintah,’’ ujar dewi.

sehingga biaya produksi listrik men-jadi dapat ditekan, sekaligus membe-

rikan rangsangan bagi perekonomian masyarakat. saat ini, tulang punggung listrik masih didominasi Pulau Jawa. Padahal, kondisi ketersediaan energi-nya sudah kembang kempis.

Jangan Jadi komoditas sementara direktur Pengkajian

energi Universitas Indonesia Iwa Gurniwa menjelaskan, sebaiknya listrik dipandang sebagai infrastruktur untuk mendorong perekonomian bangsa, bu-kan sebagai barang komoditas yang da-pat diperjualbelikan. “Ini sangat ironi kalau kita menjual listrik ke negara lain. Padahal di negeri sendiri kita ma-sih mengeluh soal listrik. Filosofinya listrik itu harus jadi infrastruktur, bu-kan produk jual,” kata Iwa.

Indonesia sebaiknya membeli lis-trik dari negara tetangga untuk men-dorong perekonomian bangsa. dengan mengimpor listrik, Indonesia dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang saat ini baru ber-

ada di peringkat 109 (2008). “semakin tinggi konsumsi energi per kapita suatu negara maka semakin tinggi rangk-ing IPM-nya karena semakin sejahtera rakyatnya,” kata Guru Besar UI ini.

dengan mengimpor listrik, lanjut-nya, Indonesia dapat lebih produktif sehingga dapat mengolah barang ber-nilai tambah untuk diekspor kembali. Untuk mendorong perekonomian In-donesia dan menuju negara sejahtera dibutuhkan peningkatan pasokan atau penyediaan energi yang sangat besar.

Ironisnya, walaupun konsumsi per energi di Indonesia masih rendah, na-mun penduduk Indonesia terkenal bo-ros karena biaya produksi suatu barang di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara-negara lain. “Kita ini ya sudah miskin, boros lagi,” katanya.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2012 Tentang Jual Beli Tenaga Listrik Lintas negara, namun aturan tersebut dinilai masih banyak kelemahan. da-lam PP tersebut tertulis izin penjualan tenaga listrik lintas negara diberikan jangka waktu paling lama lima tahun dan dapat diperpanjang.

Iwa mempertanyakan apakah waktu lima tahun cukup untuk membayar in-vestasi jaringan. Padahal PLn sendiri telah menyatakan investasi jaringan baru akan tertutup dalam jangka waktu tujuh tahun.

dalam PP tersebut juga dicantum-kan pembelian listrik tidak menimbul-kan ketergantungan pengadaan tenaga listrik dari luar negeri, padahal dengan membeli tenaga listrik dari luar negeri dan terikat kontrak dengan harga dan waktu tertentu, maka Indonesia sudah bergantung pada pengadaan tenaga lis-trik dari luar negeri.

Jika pemerintah berniat menjual listrik ke negeri tetangga, pemerintah juga ha-rus memperhitungkan efek lingkungan dari PLTU. “Jangan sampai kita cuma da-pat kotornya dan Malaysia mendapatkan listrik yang bersih,” katanya.

Untuk itu, Iwa menyarankan pe-merintah lebih baik membuat per-encanaan energi. dia mencontoh-kan, negara maju seperti China dan amerika serikat memilih menjaga cadangan energinya dengan cara mengimpor lebih dulu dibandingkan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di negaranya. “energi ini bukan hanya untuk generasi seka-rang. China beli dari luar, amerika se-rikat beli dari luar, tapi mereka mena-han eksploitasi sumber daya mineral mereka,” katanya. djauhari effendi

Ini sangat ironi kalau kita menjual listrik ke negara lain. Padahal di negeri sendiri kita masih mengeluh. Filosofinya listrik itu harus jadi infrastruktur, bukan produk jual.

GNSEoRANG pekerja PLN tengah memperbaiki kabel listrik tegangan tinggi.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 35

36 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

KoLoM

ekitar 95% kebutuhan energi kita dipasok oleh energi fosil dari jenis minyak, gas dan ba-tubara, dimana minyak sendiri

berkontribusi kurang lebih 50%. Kon-sumsi minyak nasional terus tumbuh, namun kemampuan produksinya terus menurun sehingga sekarang kita adalah importir minyak. Harga minyak lebih mahal, dengan nilai kemahalan lebih dari tiga kali lipat daripada harga gas, batubara, panas bumi atau air. namun demikian, diversifikasi energi melalui program konversi minyak menjadi bahan bakar yang murah ini belum berhasil. Paradoksnya, kita tahu minyak itu mahal, tetapi tetap digalak-kan, termasuk untuk melistriki daerah-daerah di luar Jawa.

dari sisi konservasi energi, persoalan-

nya juga unik. Cadangan terbukti untuk minyak, gas dan batubara berturut-turut adalah 8 miliar barel, 160 TCF, dan 21 miliar ton. namun jika kita memperha-tikan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 236 juta jiwa, maka potensi sumber energi fosil per kapita, atau jum-lah cadangan energi fosil dibagi jumlah penduduk, menjadi relatif kecil, berada di bawah rata-rata dunia.

Cadangan minyak kita setara dengan 5,5 Toe per kapita (atau ton minyak ekivalen per jiwa penduduk), sementara cadangan minyak rata-rata dunia adalah 27,2 Toe per kapita. Un-

tuk cadangan gas, 18 Toe per kapita, di bawah cadangan gas dunia yang nilainya 25,2 Toe per kapita. sedang-kan untuk batubara, cadangan kita 46,9 Toe per kapita, dibawah rata-rata dunia 78,2 Toe per kapita.

dengan kondisi seperti itu, parad-oksnya, kebijakan konservasi energi tidak sesuai harapan. Konservasi di sisi hulu adalah pemeliharaan sumberdaya energi agar awet, dan pengalokasian cadangan untuk masa depan. semen-tara di sisi hilir, konservasi berarti peningkatan efisiensi atau penghema-tan dalam pemanfaatan energi di sek-tor industri, rumah tangga, maupun transportasi. nyatanya, konservasi ini tidak tecapai, ditandai misalnya dengan ekspor gas dan batubara yang terus marak, kurang terkendali, dan belum adanya cadangan penyangga dan cadangan strategis energi.

dan yang terbaru, kini kita di-perdengarkan wacana impor listrik dari Malaysia untuk memasok kebu-tuhan di Kalimantan Barat. skema kerja sama dengan negeri tetangga itu mungkin saja dibuat dalam konteks ekspor-impor, masing-masing negara bisa mengekspor ataupun bisa juga

paradoks Baru Itu Bernama Impor listrik Kita mengenal kosakata paradoks, untuk menggambarkan keanehan kejadian yang seharusnya tidak terjadi. Dalam bidang energi, paradoks itu juga kita amati. Kenyataan-kenyataan unik dalam hal diversifikasi dan konservasi energi adalah paradoks lama; dan terus berlangsung hingga sekarang. Belum sempat ada tanda-tanda perbaikan akan berhasil, kini muncul lagi wacana - atau malah sudah menjadi rencana - untuk impor listrik.

SMukhtasorDirektur Eksekutif Indonesian Center for Energy and Environmental Studies (ICEES)

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 37

mengimpor sesuai dengan keadaan. namun demikian, jika memperhatikan kapasitas pembangkit listrik di Malay-sia dan di Kalimantan Barat, kemung-kinan kita mengekspor sangat tipis, sementara kemungkinan mengimpor sudah hampir pasti. apalagi, jika kita memperhatikan besarnya kapasitas pembangkit listrik tenaga air yang dikembangkan di serawak, kurang lebih tiga kali kapasitas yang dibutuh-kan negeri itu.

tidak relevan Impor listrik untuk Kalimantan

Barat sesungguhnya saat ini sudah tidak relevan, baik dari sisi ketahanan ataupun kemandirian energi nasio-nal. Undang-undang nomor 30/2007 tentang energi mengamanatkan dua kata kunci tersebut – ketahanan dan kemandirian – didalam pengelolaan energi nasional.

Jika ketahanan energi difahami seba-gai kondisi dinamis terjaminnya penye-diaan energi dan akses masyarakat atas energi dalam mengha-dapi berbagai perma-salahan dan tanta-ngan, impor ini tidak diperlukan saat ini, dan juga tidak untuk proyeksi ke depan. Menurut perhitungan yang ada, besaran kapasitas pembang-kit sudah mampu mengatasi beban ke-butuhan maksimum yang ada. Kondisi ini memang berbeda dengan kondisi beberapa tahun lalu, pada saat ide impor listrik ini pertama kali muncul menjadi opsi penyelesaian kelistrikan di Kalimantan.

dalam konteks proyeksi kebutuhan listrik ke depan, pasokan listrik juga masih aman. Memang benar bahwa kebutuhan listrik terus mengalami pertumbuhan, sebagai akibat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Untuk Kali-mantan, sejumlah proyek percepatan pembangkit listrik akan segera selesai dalam beberapa tahun ke depan. sesuai dengan perhitungan, dengan pasokan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang baru, pertumbuhan kebutuhan listrik tersebut masih dapat dipenuhi.

dari sisi kemandirian energi, impor listrik ini bukanlah point yang bagus. apalagi, menurut peraturan perun-dangan, pemanfaatan energi menguta-

makan sumber energi setempat, atau sumber energi yang tersedia di lokasi itu. Pengutamaan energi setempat bukan hanya amanat legal, namun juga lebih rasional karena lebih unggul dari sisi kemudahan penyediaan, biaya transpor-tasi atau transmisi, dan juga keandalan operasional. dengan sumber energi yang melimpah, jika misalnya cadangan air di Kalimantan Barat dimanfaatkan untuk pembanmgkit listrik, impor ini tidak diperlukan lagi.

Kalimantan adalah koridor yang merupakan lumbung energi nasional. Kekayaan alam batubara, minyak/gas dan juga air di Kalimantan adalah sumber energi sangat besar untuk memasok sistem kelistrikan. dan kini, pulau lumbung energi ini diren-canakan akan dipasok energi dari luar negeri. Jika alasannya adalah biaya, coba kita hitung. Untuk kebutuhan im-por ini diperlukan transmisi tegangan

tinggi sampai menyam-bung sistem Malaysia, kurang lebih 90 Km. Jika biaya transmisi ini Rp 3 miliar per Km, maka kebutuhan biayanya adalah Rp 270 miliar. Uang senilai ini diperkirakan dapat di-gunakan untuk mem-bangun pembangkit listrik dari mini hidro dengan kapasitas 15-20 MW, yang sudah sangat

membantu untuk sistem kelistrikan Kalimantan Barat.

Lebih dari itu, impor listrik ini akan menjadi praktek baru keener-gian kita, dimana ketergantungan kita dengan luar negeri bisa berlangsung lama. Hal ini terutama jika kontrak impor itu berjangka panjang. dari sisi ekonomi juga lebih buruk lagi jika transaksi jual beli itu tidak didasarkan pada konsumsi riil atas tenaga listrik, namun didasarkan pada kuota daya listrik. Misalnya, jika kontraknya atas kuota daya tertentu, maka kita harus membayar meskipun misalnya pada siang hari konsumsi listriknya tidak maksimal. Jika strateginya adalah mematikan PLTU dalam negeri agar bisa berhemat sambil memanfaatkan penuh listrik yang diimpor, maka perhitungan ekonominya juga perlu dilihat, karena biaya listrik PLTU bisa lebih murah daripada harga listrik impor itu. Ini berarti dari sisi ketergan-tungan dan nilai ekonomi, impor ini tidak sejalan dengan arah kebijakan kemandirian energi. *

join usGlobal Energi

Global Energi Community

eNeRgi UNTUK NegeRi

com

38 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

arga lebih mahal tapi dijamin layanan optimal. setidaknya itulah komitmen dijanjikan pe-rusahaan sterum negara ini da-

lam melayani pelanggan istimewanya . Pelanggan khusus ini akan mendapat-kan fasilitas tambahan dibandingkan pelanggan industri biasa. Beberapa ke-lebihan tersebut di antaranya pelang-gan premium menjadi pilihan terakhir jika terjadi pemadaman di wilayah tersebut. Bahkan dijanjikan akan PLn siap membayar denda jika sampai ter-kena pemadaman. Umumnya pelang-

gan ini dari kelompok industri kakap yang memerlukan jaminan keandalan listrik.

Berdasarkan data PLn tahun lalu saja tercatat setidaknya ada tujuh pe-rusahaan menjadi pelanggan premium. sebut saja, PT Indofood sukses Mak-mur Tbk. yang berjenis usaha terigu mengubah daya dari 35 Mva (megavolt ampere) menjadi 50 Mva dengan tarif Rp 754 per Kwh, PT Chandra asri Pet-rochemical --usaha kimia-- menambah daya dari 13,80 Mva menjadi 40 Mva dengan tarif Rp 745 per Kwh.

Hankook yang memproduksi ban merupakan pelanggan premium baru PLn dengan kapasitas 30 Mva dengan tarif Rp745 per Kwh, dan akan mening-katkan lagi daya listriknya menjadi 60 Mva pada 2015.

selain itu, terdapat Gorda Prima steelworks yang memproduksi baja dengan kapasitas 60 Mva dengan tarif Rp745 per Kwh dan PT semen dwima agung yang berjenis usaha semen berkapasitas 40 Kwh dengan tarif sebe-sar Rp810 per Kwh.

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk yang memproduksi kertas akan memasang daya listrik sebesar 58 Mva dengan ta-rif listrik Rp745 per Kwh dan PT semen Gresik Tbk yang akan memiliki daya lis-trik sebesar 55 Mva dengan tarif listrik Rp 810 per Kwh.

dari pelanggan ini saja dari perhi-tungan PLn, perusahaan akan mem-peroleh tambahan pendapatan Rp 27

KEtENAGALIStRIKAN

Mendulang Untung Layanan PremiumBisnis layanan listrik premium bisa menjadi pendulang untung PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di masa depan. Ini lantaran semakin banyak pelaku industri yang tertarik jadi pelanggan spesial. Apalagi serelah adanya kebijakan kewajiban pengolahan dan pemurnian komoditas tambang mineral di dalam negeri (smelter) dipastikan makin banyak permintaan listrik dari industri pertambangan.

H

GNPEtuGAS PLN tengah mengawasi di sebuar gardu listrik tegangan tinggi

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 39

miliar. Rincian itu diperoleh dari perki-raan rekening per bulan seluruh peru-sahaan dengan skema tarif premium sebesar Rp 133,2 miliar dikurang total rekening dengan skema tarif industri biasa Rp 106,2 miliar.

Jumlah pelanggan pun terus bertam-bah memasuki tahun 2012. Maret lalu, misalnya, PLn telah meneken nota kese-pahaman jual listrik premium sebesar 70 MW untuk pabrik pengolahan nikel milik PT Bosowa Metal Industri di Kabupaten Jeneponto, sulawesi selatan.

sebelumnya meneken perjanjian serupa dengan PT Krakatau Posco, pe-rusahaan patungan antara PT Krakatau steel Tbk dan Posco mulai november 2012 hingga 10 tahun mendatang. To-tal permintaan k 165 Megavolt ampere (MVa) akan disalurkan dari jaringan tegangan tinggi 150 kiloVolt (kV) ke in-stalasi listrik milik pabrik baja Posco di Cilegon, Banten. dengan layanan pre-mium, penyaluran listrik ke Posco akan ditangani dengan keandalan dan mutu pasokan lebih tinggi dan jaminan tanpa pemadaman.

Tak berhenti sampai di situ, gilir-an dengan PT Bumi Modern sejahtera yang mendapat pasokan listrik sebesar 300 MW dari PLn.

Kepala divisi niaga PT PLn Beny Marbun mengatakan, PLn akan me-masok listrik untuk dua pabrik pengo-lahan dan permurnian biji besi dan nikel milik kelompok usaha Modern Internasional di Jawa Timur dan Palo-po sulawesi selatan. “Kami akan me-masok tenaga listrik dengan tahapan 20 MW pada oktober 2012 ini sudah terse-dia, kemudian 60 MW pada Februari 2013, dan 120 MW pada desember 2013, kemudian tahap berikutnya bertam-bah 60 MW setiap tahun, sehinga total menjadi 300 MW,” ujar Beny.

Menariknya, PLn menjual listrik ke Bumi Modern seharga Rp 810 per Kwh. Harga ini lebih mahal ketimbang harga listrik untuk layanan regular yang ha-nya Rp 605 per Kwh.

selain dengan Bosowa dan Bumi Modern, masih ada sejumlah perusa-haan tambang lainnya yang saat ini lagi bernegosiasi dengan PLn untuk mem-peroleh pasokan listrik. “ada pabrik pengolahan zing atau seng, PT dairi Prima, di sumatera Utara, sebesar 30 MW,” ujarnya.

selain itu, sebuah pabrik pengola-han mangan di Kupang nTT juga minta listrik. “sudah minta ke PLn namun masih belum bicara serius. Mungkin minggu depan ini kita bicara kepastian-nya,” katanya.

Sistem listriknya andalHanya saja, direktur Utama PLn, nur

Pamudji mengatakan, layanan premi-um ini hanya bisa dinikmati pelanggan di daerah yang sistem kelistrikannya sudah andal. saat ini sistem kelistrikan yang sudah andal hanya ada di sistem Kelistrikan Jawa dan sulawesi selatan. “Tidak mesti di Jawa, bisa juga di su-lawesi selatan atau sistem-sistem yang sudah lebih stabil dan kuat,” ujarnya.

nur menambahkan, setelah diterbit-kannya Peraturan Menteri esdM no-mor 7 tahun 2012 yang melarang ekspor

raw material mineral pada 6 Mei 2012 nanti, sejumlah perusahaan mineral mulai menjajaki kerja sama dengan PLn untuk menyediakan listrik untuk pabrik pengolahan dan pemurnian biji mineral.

PT Bumi Modern sejahtera, anak usaha Modern Internasional, memang lagi giat membangun smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian untuk nikel. Bumi Modern berencana membangun tiga pabrik dengan kapa-sitas masing-masing 110.000 ton nikel per tahun.

Presiden direktur Modern Internasio-nal, sungkono Honoris mengatakan, ke-tiga unit smelter tersebut, dua di antara-nya sudah pasti akan dibangun di Palopo, sulawesi selatan dan di Jawa Timur. satu pabrik lagi belum ditetapkan lokasinya, tetapi kemungkinan besar berada di Jawa karena pasokan listrik di Jawa yang lebih memadai. “Total investasinya 360 juta dollar as,” ujarnya.

Ketiga smelter tersebut merupakan joint venture dengan perusahaan asal China dengan komposisi pendanaan 51% dari Modern Internasional dan 49% perusahaan asal China tersebut. Tahap awal, hasil pengolahan berupa feronikel akan diekspor ke China. na-mun, ke depan Bumi Internasional akan lebih banyak menjual feronikel di dalam negeri. “Kita juga punya pabrik stainless steel bersebelahan dengan

pabrik pengolahan. dari up stream sampai down stream ada, maunya se-perti itu,” tandasnya.

sementara Yulianto Renata, direk-tur Perencanaan Produksi Bumi Mo-dern menambahkan, dengan kepastian pasokan listrik dari PLn ini, pihaknya akan segera memulai proses pemba-ngunan. Catatan saja, Modern Inter-nasional juga dikenal sebagai pemilik Fuji Film dan gerai seven eleven. sejak 2005, mereka masuk bisnis pertam-bangan.

Hal senada dikatakan Presiden di-rektur PT Bosowa Group erwin aksa. Ia menyatakan, pengoperasian smelter dengan kapasitas produksi 10.000 ton nikel dan 5000 ton ferronikel per ta-hun itu memang akan menyedot listrik yang sangat besar. “Karena itu dengan adanya kepastian dan kesanggupan dari PLn, maka kami akan secepatnya menyelesaikan pembangunan smelter ini,” ujarnya.

Siap didendaPT PLn (Persero) bersedia dikena-

kan denda ratusan juta rupiah apabila dalam penjualan listrik massive (pre-mium services) terjadi pemadaman.

direktur Perencanaan dan Mana-jemen Risiko PLn Murtaqi syamsud-din mengungkapkan, PLn mulai me-merlukan penjualan commisioning sebesar 80 MVa dengan tarif khusus sekira 9 sen dollar as. “Beberapa ada yang sudah mau tahun ini seperti perusahaan semen dan perusahaan ban,” katanya.

secara teknis, PLn akan menjamin pasokan listrik untuk pelanggan yang sangat kritis dan jumlahnya sangat be-sar sehingga pasokannya tetap aman. “dan ada skema jaminan. Kalau misal-nya PLn padam, didenda besar sekali bisa sekira ratusan juta rupiah per seka-li padam,” ujarnya.

Jika semua perusahaan mengklaim kerugian akibat padamnya pasokan listrik, maka PLn akan didenda satu persen dari rekening pembayaran se-tiap bulannya. “Ini sama. sekali padam satu persen setiap bulan. Misalnya me-reka sudah menyatakan rugi kita kena denda,” tegasnya.

dengan adanya layanan premium ini, membuktikan bahwa PLn mampu me-nyediakan dan menyalurkan tenaga lis-trik dengan kualitas (mutu) dan garansi keandalan sesuai permintaan pelanggan melalui skema business to business, khususnya pelanggan besar dengan tingkat mutu layanan yang jauh lebih baik. djauhari effendi dan beberapa sumber

Karena itu dengan adanya kepastian

dan kesanggupan dari PLN, maka kami akan secepatnya menyelesaikan pembangunan smelter ini,

40 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

ni semua tak lain lantaran kan-dungan gas di offshore Blok Mahakam masih sangat menjan-jikan. Cadangan gas di blok ini

diperkirakan masih tersisa 12,2 triliun kaki kubik (TCF). nilai gas Mahakam setelah dikurangi biaya investasi pe-nambangan dan return 12% ditaksir masih ada sekitar 2,6 miliar dollar as atau sekitar Rp 23,5 triliun. Wow.

anologi tersebut tak berlebihan ki-ranya, untuk menggambarkan Blok Mahakam yang telah diperas isinya pu-luhan tahun lebih, guna mengeluarkan limpahan rupiah untuk membangun negeri ini dan tentunya juga menye-jahterahkan Total e&P Indonesie, pe-rusahaan asing yang akan mengelola hingga 2017.

sumber gas di muara sungai Ma-hakam, Kalimantan Timur itu masih sangat dicintai Total e&P. Perusahaan migas asal Prancis saking ngebetnya dengan Blok Mahakam , yang telah 50

tahun bercokol (hingga 2017) di sana masih ingin memperpanjang kebersa-maannya dengan lapangan gas di lepas pantai tersebut.

Blok Mahakam sendiri menempati wilayah seluas 601 hekatre. dari jum-lah itu 213,3 hektare atau 35,5 persen berada di wilayah Kutai Kartanegara. sisanya 388 hektare atau 64,5 persen merupakan wilayah provinsi. nah, di kawasan inilah terdapat tujuh sumur, masing-masing Tambora, sisi, Peciko, nubi, Bekapai, Handil dan Tunu. Be-lum lagi dua sumur gas West stupa dan east Mandu yang akan nyembur 2012 ini. Konon tujuh sumur terdahulu dan dua sumur gas yang akan produksi 2012 tadi merupakan pundi-pundi duit terbesar bagi, Total Indonesie dan In-pex sejak tahun 1970.

Blok Mahakam, yang berlokasi di lepas pantai Kalimantan Timur mulai diek-splorasi tahun 1967 oleh Inpex Corpora-tion Jepang, tetapi tidak menghasilkan

sumber minyak ataupun gas. Inpex lalu menggandeng Total e&P pada 1970 untuk melanjutkan eksplorasi. Tahun 1972 blok itu mulai produktif dengan ditemukan-nya lapangan minyak Berkapai, Handil, dan Tambora di delta sungai Mahakam. Kedua korporasi tersebut sama-sama me-miliki saham 50 %, tanpa ada secuil pun pemerintah memilikinya.

Blok Mahakam menjadi incaran ka-rena memasok sekitar 35 persen produksi gas nasional. Blok Mahakam diperkira-kan masih memiliki sebanyak 11,7 persen cadangan gas nasional, atau 12,7 triliun kaki kubik (TCF). sehingga masih meng-giurkan bagi perusahaan migas manapun untuk bercokol mengelolanya.

Kontrak pertama habis pada 1997 dan diperpanjang selama 20 tahun hingga 2017. Belum selesai kontrak itu, Total kembali mengajukan perpanjangan un-tuk 20 tahun selanjutnya atau hingga 2037. Permohonan perpanjangan ini telah dikantongi Kementerian energi dan sumber daya Mineral (esdM).

Berdasarkan kontrak periode kedua (1997-2017), Total Indonesie akan men-jadi kontraktor migas dengan masa kerja 50 tahun. apabila perpanjangan kontrak periode ketiga disetujui peme-rintah, ia akan menjadi operator off-

Tergoda “nyonya Tua” Blok mahakam

Blok Mahakam yang saat ini hangat diperbincangkan ibarat wanita yang tetap seksi di usia senjanya. Menarik dan menggairahkan untuk tetap dilirik dan dinikmati setiap apa yang di hasilkan. Daya pikat di usia senjanya malah mengundang berbagai mata ikut berebut mendapatkan ‘surga’ rupiah yang ditawarkannya.

oFFSHoRE

i

GE/Danang Agung

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 41

shore Mahakam selama 70 tahun.

Jadi rebutan Pemdanamun, mengetahui deposit migas

yang terkandung di dalamnya sangat menjanjikan secara ekonomis, berba-gai pihak tak ingin melepas kesempa-tan setelah putus kontrak Total dan pe-merintah Indonesia berakhir pada 2017 mendatang. Pertamina, Pemprov Kali-mantan Timur dan Pemerintah Kabup-ten Kutai Kartanegara, seolah tak ingin hanya Total yang menikmati gurihnya migas yang akan menghasilkan rupiah, jika memiliki persentase saham di da-lam pengelolaannya.

Rebutan participating interest (PI) di Blok Mahakam, antara dua daerah di Kalimantan Timur, pemerintah provin-si dan kabupaten Kutai kartanegara konon sudah mulai ada titik temu. Pe-merintah daerah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kertanegara (Kukar) yang meng-harapkan mendapatkan 75% dari PI 10% tersebut sepakat untuk tenggang rasa dengan pemerintah di atasnya.

Bahkan untuk melanggengkan kei-nginan tersebut, Rita Widyasari, Bupa-ti Kukar dengan percaya diri telah me-nyiapkan dana dari aPBd dan Pemkab Kukar pun sudah menunjuk Perusda Tunggang Parangan untuk mengelola hak partisipasi tersebut. dPRd Kukar juga sudah merestui keterlibatan Kabu-paten Kukar untuk mengelola blok Ma-hakam dengan menerbitkan Peraturan daerah no.7 tahun 2011.

Keputusan pembagian PI itu disepa-kati setelah digelar rapat antara Bupati Kukar, Rita Widyasari bersama Guber-nur Kaltim, H. awang Faroek Ishak dan pejabat terkait lainnya. “alhamdulillah, kukar kebagian jatah 60 persen untuk blok Mahakam”, ujar Rita.

Hal senada dikatakan Gubernur Kali-mantan Timur, H. awang Faroek Ishak saat dimintai tanggapan wartawan Glo-bal Energi. awang mengatakan, Pem-prov Kaltim sudah sepakat dengan Pemkab Kukar untuk saling berbagi hak partisipasi sebesar 60% untuk Ku-kar dan 40% pemprov Kalimantan Timur. demi mewujudkan rencana ini, Pemprov Kaltim pun sudah menyiap-kan (Perusda migas) PT Migas Mandiri Pratama (MMP) joint venture dengan PT. Yudhistira Bumi energy untuk mengelola hak partisipasi di blok itu.

“Kami sudah sepakat untuk berbagi dengan Kukar 60% Kukar 40% untuk pemprov Kaltim, prosentase itu wa-jar karena Blok Mahakam berada di wilayahnya,” tegas awang.

Pemprov Kaltim saat ini masih me-

nunggu sinyal dari Pemerintah Pusat tekait izin perpanjangan pengelola-an Blok Mahakam. siapa yang akan mengelola blok tesebut selepas 2017 apakah masih di tangan Total e&P In-donesie atau Pertamina. Jika izin su-dah turun, maka Pemprov yang telah menggandeng PT Yudhistira atas per-setujuan dPRd Kaltim bisa ikut menge-lola sumur migas tersebut.

klaim Paling Pahamseolah tak ingin melepaskan lahan

“emas hitam” yang telah dinikmatinya selama 50 tahun tersebut, Total mera-sa adalah pihak yang paling paham dan mengerti soal pengelolaan migas dilepas pantai.

Meski baru akan berakhir pada 2017 mendatang, Total e&P Indonesie saat ini juga tengah mengajukan perpanjangan kontrak pengelolaan Blok Mahakam,di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaliman-tan Timur selama 25 tahun ke depan. jika pusat menyetujui, maka Total akan mengoperasikan pengelolaan blok Ma-hakam hingga 2042 nanti.

“Kami sudah mengajukan permin-taan perpanjangan kontrak kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Kami yang paling paham dalam mengelola Blok Mahakam, jadi kami optimis akan diperpanjang,” kata Public affairs and Corporate Communication Total e&P Indonesie Leo Tobing.

Leo yakin Pemerintah Indonesia akan memperpanjang kontrak pengelo-laan Blok Mahakam untuk yang kedua kalinya. Pasalnya Total Indonesia kini mempunyai kemampuan teknologi, sumber daya manusia (sdM), serta

pengalaman selama 30 tahun mengelola Blok Mahakam.

dalam situasi ini, Leo mema-hami bila sejumlah perusahaan minyak gas serta pemerintah daerah setempat berlomba da-lam memperebutkan pengelola-an Blok Mahakam. Karenanya, pihaknya menyerahkan keputu-san tersebut pada kewenangan pemerintah Indonesia.

“Kami hanya operator jadi terserah pemerintah memutus-kan hal ini. Terserah pembagi-annya antara provinsi, kabu-paten, dan pemerintah pusat,” ujarnya.

Total e&P Indonesie memi-liki sekitar 1.100 sumur minyak gas yang hampir setengahnya atau sebanyak 660 mampu ber-produksi. Hingga kini, perusa-haan minyak gas ini mampu memproduksi sebanyak 2.300

MMsCFd gas dari Blok delta Mahakam. Gas produksinya lebih dominan diek-spor ke Jepang, Korea selatan dan Tai-wan.

Meski akan berakhir pada 2017, Total e&P Indonesia akan segera eksploitasi ladang south Mahakam yang diproyek-sikan mampu berproduksi gas sebesar 250 MMsCFd pada 2013 mendatang. Produksi perusahaan minyak gas akan melonjak jadi 2.550 MMsCFd.

PT Pertamina (Persero) telah sepakat dengan Total e&P, operator Blok Ma-hakam, untuk mempersiapkan masa transisi sebelum berakhir masa kontrak kerja sama di Blok Mahakam. Manaje-men perusahaan migas nasional itu mu-lai menempatkan sumber daya manusia untuk ikut terlibat dalam pengoperasian blok migas di Kalimantan Timur itu.

“Pertamina dan Total e&P sepakat bahwa tahun ini sumber daya manusia dari Pertamina mulai masuk ke Blok Mahakam,” kata Wakil Presiden Komu-nikasi Korporat PT Pertamina Mocha-mad Harun.

Menurut Harun, Pertamina akan da-pat mengeluarkan biaya investasi lebih dahulu apabila Total tidak mau membi-ayai kegiatan investasi karena belum ada keputusan mengenai perpanjangan kon-trak kerja sama di blok itu. dengan ma-suk ke blok itu beberapa tahun sebelum masa kontrak berakhir, maka investasi dan penerimaan negara dari hasil pro-duksi migas di blok itu bisa terjaga.

“dengan masuk lebih awal, kami berharap, peralihan operator saat kon-trak habis pada tahun 2017 bisa berja-lan lancar,” ujarnya. danang agung

42 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

eberpihakan Cristina pada ke-pentingan bangsanya sendiri berhadapan dengan korporat asing tak diragukan lagi. Ia di-

anggap sebagai penjelmaan evita Per-on, istri Juan Peron, tokoh argentina tahun 40 - 50-an, yang selain cantik, berpenampilan modis, tapi juga sangat pro terhadap kepentingan masyarakat miskin dan buruh.

Cristina Fernandes mengatakan, se-jak operasi minyak dipegang asing, pro-duksi minyak argentina tak pernah naik padahal di sisi lain telah menghasilkan deviden besar untuk negara asing. Bah-kan ketika rakyat argentina membu-tuhkan minyak, perusahaan asing di negerinya malah mengekspornya ke luar negeri. sejak minyak argentina dikuasai asing pada tahun 1992, impor BBM dan gas argentina terus meng-alami kenaikan hingga berkisar 150% pertahunnya dan memaksa negara me-

ngeluarkan anggaran 9 miliar dollar as,Tindakan Cristina dikecam negara-

negara eropa dan as yang berhaluan kapitalis. Bahkan Menlu as, Hillary Clinton menyebut Cristina mengalami gangguan mental. Pilar kapitalis lain-nya, Bank dunia juga sudah menyuara-kan kecaman.

“saya pikir itu kesalahan dan saya pikir itu merupakan gejala bahwa kita harus hati-hati -- jika di bawah tekanan ekonomi, apakah negara akan bergerak menjadi lebih nasional, kebijakan au-tarchic, lebih respon terhadap nasion-alisme, lebih proteksionisme,” kata Ke-pala Bank dunia Robert Zoellick dalam sebuah konferensi pers.

Tidak hanya diprotes oleh Zoellick, tindakan Cristina telah menimbulkan badai protes dari spanyol dan kritik dari negara industri lainnya, dengan amerika serikat terdepan.

Pemerintah spanyol juga menge-luarkan kecaman dan berjanji akan melakukan pembalasan. Keputusan argentina itu, menurut Menteri Luar negeri spanyol Garcia Margallo telah “merusak iklim persahabatan” di anta-ra dua negara. Margallo berbicara sete-lah pertemuan kabinet yang diadakan Perdana Menteri Mariano Rajoy. “Ke-bijakan tersebut merupakan langkah bermusuhan dengan Repsol, dan oleh karena itu juga dengan bisnis spanyol, dengan demikian juga bermusuhan dengan negara spanyol sendiri,” kata Menteri Perindustrian Jose Manuel so-ria.

global

Anggun, berani dan bernyali. Itulah sosok Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernández de Kirchner. First lady satu ini tiba-tiba menjadi pusat perhatian dunia internasional atas keberaniannya menasionalisasi secara sepihak perusahaan minyak YPF milik Repsol Spanyol.

Presiden ArgentinaCristina Fernández de Kirchner

Pemimpin Bernyali Menasionalisasi Migas

K

Kami tidak akan mengambil langkah

nasionalisasi. Kami akan mengembalikan perusahaan pada tempatnya (recovery), yang sudah merupakan badan usaha milik negara sejak 1999.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 43

“Pemerintah akan mengambil semua langkah yang perlu untuk mem-bela kepentingan yang sah dari Repsol dan semua bisnis spanyol di luar nege-ri,” kata soria.

didukung rakyatTapi anehnya gerakan rakyat spa-

nyol yang sering disebut “Los Indig-nados” malah menyatakan dukungan terhadap langkah argentina. “Hal per-tama yang saya mau katakan adalah bravo untuk pemerintah argentina,” kata Pablo Gomez, salah seorang jubir gerakan Los Indignados.

Gomez mengingatkan, langkah yang diambil pemerintah argentina tidak me-rugikan kepentingan rakyat spanyol, melainkan kepentingan elit spanyol. Ia mengecam tindakan Perdana Menteri spanyol, Mariano Rajoy, yang mengarah-kan histeria media untuk mendiskredit-kan pemerintah argentina.

“Mariano Rajoy membela kepenti-ngan bisnis besar, bukan kepentingan rakyat spanyol,” katanya.

namun reaksi sebaliknya diperlihat-kan oleh para pemimpin berhaluan kiri di amerika Latin, seperti Presiden Ven-ezuela Hugo Chavez, mereka menyam-but baik keputusan Cristina tersebut.

di samping itu, tindakan nasionalisasi yang dilakukan Cristina mendapatkan dukungan yang luar biasa dari rakyat ar-gentina. sebuah jajak pendapat di argen-tina menyebutkan bahwa 90% rakyat ne-geri itu mendukung langkah pemerintah menasionalisasi YPF. sebelum itu Cris-tina di mata rakyat argentina memang sangat populer. Buktinya ia terpilih seba-gai presiden untuk kedua kalinya dengan selisih suara yang sangat besar dibanding rivalnya. dukungan juga mengalir dari sesama negara-negara amerika Latin yang sudah lama meninggalkan paham neolib seperti Brazil, Venezuela, Bolivia, dan Uruguay.

Langkah Cristina menasionalisasi-kan perusahaan minyak spanyol me-mang merupakan kerugian besar bagi negara-negara kapitalis. Pada dekade 90-an, argentina termasuk negara ter-depan dalam menerapkan kebijakan neo Liberalisme di antara negara-nega-ra amerika Latin. Tapi sistem ekonomi tersebut telah menyebabkan kebangk-rutan bagi argentina pada 1999.

“Kamilah satu-satunya negara amerika Latin yang tidak mengelola sendiri sumber daya alamnya,” kata Cristina.

Ia tidak akan terintimidasi oleh apa yang dia sebut sebagai ancaman dari pejabat Uni eropa dan spanyol. “Lem-

baga kepresidenan tidak akan mere-spon ancaman itu. saya adalah kepala negara, bukan pedagang sayur. semua perusahaan yang ada di sini, termasuk yang sahamnya dimiliki orang asing, adalah perusahaan argentina,” tandas-nya.

Cristina sudah mendesak perusa-haan-perusahaan minyak yang ada di argentina untuk menaikkan kapasitas produksinya, setelah anggaran negara tersebut untuk mengimpor minyak naik 110 persen pada tahun lalu men-jadi 9,4 miliar dollar as.

Presiden argentina ini menyerah-kan rencana anggaran kepada Kongres, dan langkah nasionalisasi YPF diharap-kan akan disetujuhi. anggaran terse-but akan meminta pengadilan khusus untuk menetapkan harga yang akan dibayarkan oleh pemerintah pada para pemegang saham, termasuk di antara-nya Repsol.

“Kami tidak akan mengambil lang-kah nasionalisasi. Kami akan mengem-

balikan perusahaan pada tempatnya (recovery), yang sudah merupakan badan usaha milik negara sejak 1999,” katanya.

Grup perusahaan minyak yang di-ambil alih oleh negara tersebut akan beroperasi layaknya korporasi dengan direktur-direktur profesional.

Utopia nasionalisasiargentina telah memilih jalan lain.

argentina melihat di bawah Presiden Hugo Chavez Venezuela sejak 12 tahun lalu berhasil menasionalisasi indus-tri minyak dan gasnya. Hal yang sama terjadi enam tahun lalu di Bolivia di bawah evo Morales dan terakhir tiga tahun lalu di ekuador.

Ketika blok migas mereka dikuasai perusahaan-perusahaan as, Venezu-ela dan Bolivia dalam keadaan melarat. setelah membuang paham neoliber-alisme, kini kedua negara itu menjadi makmur. Venezuela sekarang mampu memproduksi minyak sebesar 3 juta barrel/hari dan menjual bensin hanya seharga Rp 270/liter tanpa merasa rugi. Ini beda dengan Indonesia yang har-ganya Rp4.500/liter saja ribut sekali dengan mengatakan itu rugi.

sudah saatnya gerakan nasionalisasi yang terjadi di negara-negara amerika Latin memberikan inspirasi kepada Indonesia. Menurut data dari Kemen-terian esdM (2008) pada sektor hulu, tercatat kontraktor asing menguasai 329 blok migas di Indonesia atau sekitar 65 %, sedangkan perusahaan nasional hanya 24,27%. sementara sisanya di-kuasai konsorsium dengan perusahaan multinasional. sekarang sudah hampir 85% minyak dan gas bumi kita dikua-sai oleh asing. Mereka semua merupa-kan kekuatan korporasi multinasional asing.

Cuma kalau membayangkan Indo-nesia akan mengikuti langkah Bolivia, Venezuela maupun argentina dalam menasionalisasi industri migasnya da-lam kondisi sekarang ini tampaknya hanya akan menjadi sebuah mimpi. sebuah utopia. dengan karakteristik keragu-raguan kepemimpinan nasio-nal yang ada saat ini dan dengan main-stream ekonomi neoliberal yang dianut yang menempatkan pertumbuhan eko-nomi sebagai panglima, nasionalisasi migas ala Bolivia dan Venezuela ham-pir dapat dipastikan tak akan terjadi di Indonesia dalam waktu dekat ini. ditambah lagi dengan ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap utang luar negeri dan ekonomi global yang begitu besar. agung kusdyanto

BIODATA

Cristina Elisabet Fernández de Kirchner Lahir : La Plata, Provinsi Buenos Aires, Argentina, 19 Februari 1953jabatan : Presiden Argentina ke-55 Suami : Nestor KirchnerLulusan : Universitas Nasional La Plata

44 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

GLoBAL

Perdebatan terbuka pun terjadi se-telah keputusan China itu. Komisioner Perdagangan Uni eropa Karel de Gucht menuduh, pembatasan ekspor China telah melanggar aturan perdagangan in-ternasional. Kebijakan tersebut meng-ganggu produsen serta konsumen di Uni eropa dan seluruh dunia, termasuk pro-dusen perintis teknologi tinggi dan ap-likasi bisnis.

Bukan kali ini saja China menggeger-kan dunia dengan LTJ. dalam salah satu krisis diplomatik terburuk antara China dan Jepang setelah Perang dunia II ta-hun 2010, China mengeluarkan kartu truf yang mengagetkan sekaligus menyadar-kan dunia.

negara kekuatan ekonomi kedua ter-besar di dunia itu ternyata memegang kunci masa depan dunia, yakni cadangan mineral langka ini. China menguasai 97 persen pasar LTJ, mineral yang dibu-tuhkan untuk membuat berbagai benda berteknologi tinggi di dunia. Jepang, yang dikenal sebagai negara produsen benda-benda canggih, bergantung hampir 100

persen pada pasokan LTJ dari China.Gilirannya, amerika serikat (as) yang

mengandalkan pasokan komponen-kom-ponen teknologi dari Jepang, juga men-jadi bergantung pada China. Padahal, di antara benda-benda yang membutuhkan mineral itu adalah berbagai peralatan vital militer, semacam sonar kapal per-ang, alat pembidik meriam tank hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali.

Mengutip Majalah The Economist edisi 17 september 2010, keberhasilan China menguasai pasar LTJ dunia berkat buah dari kebijakan visioner mantan pe-mimpin negara komunis itu, deng Xiaop-ing. Lebih dari 30 tahun silam, pada dekade 1960-an, deng mengatakan jika negara-negara Timur Tengah memiliki minyak bumi, China mempunyai LTJ.Bahkan mineral langka itu diramalkan akan menjadi ‘minyak bumi’ abad ke-21 karena arti pentingnya bagi dunia indus-tri. Ramalan yang mulai terbukti benar.

Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia mencapai 134.000 ton. sementara

Istilah logam tanah jarang (LTJ) atau rare earths

kembali mengemuka belakangan ini. Ini setelah

tiga kekuatan utama ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan

Uni Eropa bersama-sama menggugat China ke

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), medio Maret

lalu. Mereka menuduh keputusan China membatasi

ekspor LTJ-nya bertujuan memroteksi industri

teknologi dalam negerinya dan merupakan bentuk persaingan usaha tidak

sehat.

mineral jarang , Berebut Kunci Masa Depan Dunia

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 45

kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012 ini, kebutuhan dunia diperkirakan akan mencapai 180.000 ton.

China sendiri, yang permintaan in-dustri dalam negerinya juga makin tinggi sudah mulai mengurangi kuo-ta ekspor LTJ-nya. Tahun lalu China sudah memotong jatah ekspor dari 50.000 ton menjadi hanya 30.000 ton. Juli tahun lalu, Pemerintah China me-mangkas lagi kuota ekspornya, sebuah langkah yang sempat diprotes Jepang.

Cari alternatifTidak seimbangnya pasokan dan

permintaan, serta sulitnya proses pe-misahan LTJ dari mineral induknya yang mengandung unsur radioaktif, seperti uranium dan thorium mem-buat harga mineral ini sangat mahal. di laman perusahaan pemasok LTJ asal australia, arafura Resources (www.arafuraresources.com.au), harga euro-pium oksida—salah satu oksida LTJ bias mencapai 3.410 dollar as atau sekitar Rp 31,3 juta per kilogram.

sejumlah negara dan perusahaan multi nasional yang bergantung pada pasokan LTJ ini sekarang beramai-ramai mencari sumber alternatif un-tuk mencegah ketergantungan pada China. Perdana Menteri Jepang waktu itu, naoto Kan dan PM Mongolia sukh-baatar Batbold dua tahun lalu sepakat untuk mengembangkan kerja sama pe-nambangan LTJ di Mongolia.

Toyota Motor Corp, membutuhkan LTJ untuk membuat mobil hibrida Toy-ota Prius. Bahkan memutuskan men-cari sendiri sumber-sumber LTJ demi menjaga keberlangsungan pasokannya.

Melalui anak perusahaannya, Toyota Tsusho Corp, Toyota menjajagi kerja sama dengan Vietnam, India, dan Indo-

nesia untuk menambang dan memros-es sendiri LTJ-nya. “Ketergantungan pada satu negara banyak risikonya,” tutur juru bicara Toyota Motor Corp Morimasa Konishi kepada Associated Press dua tahun lalu.

Toshiba dan sumitomo juga sempat

menjalin kerja sama joint venture untuk membuka tambang LTJ di Kazakhstan pada 2009. Perusahaan Jepang lainnya menjalin kerja sama dengan Lynas Corp dari australia untuk mendapatkan pa-sokan LTJ dari tambang Mount Weld, australia.

Korea selatan, yang memiliki peru-sahaan-perusahaan teknologi tinggi, seperti samsung dan LG, juga mulai memikirkan kesinambungan pasokan LTJ-nya. Pemerintah Korsel berencana menganggarkan dana sebesar 17 miliar won (Rp 135,4 miliar) untuk menga-mankan cadangan 1.200 metrik ton LTJ hingga tahun 2016.

sementara di as, Kongres meng-adakan sidang khusus untuk memper-panjang lisensi pertambangan LTJ di Mount Pass, California, agar tambang tersebut bisa segera beroperasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri as.

Meski demikian, proses pengaktifan kembali tambang dan proses pemur-nian LTJ ini bukan hal yang mudah. sehingga untuk sementara, dunia ma-sih harus bergantung pada pasokan LTJ dari China.

Begi pula para ilmuwan ahli mu-lai mencari langkah alternatif untuk menciptakan solusi dari ketergantun-gan terhadap mineral jarang. Mark Johnson, direktur Program di advance Research Projects agency-energy (aR-Pa-e) amerika serikat mengatakan, pihaknya tengah terlibat menyusun proposal riset alternatif mineral jarang tersebut. ada tujuh belas elemen mi-neral jarang yang telah berhasil dite-mukan. elemen-elemen ini disebut ‘jarang’ tapi sebenarnya mereka sangat dapat ditemukan, biasanya tercecer da-lam jumlah-jumlah kecil.

Menurut departemen energi ameri-ka serikat, penyebaran dari teknologi energi bersih dapat diperlambat untuk beberapa tahun ke depan, dengan me-nyuplai setidaknya lima jenis elemen dari mineral jarang ini.

Logam mineral jarang tidak ditemu-kan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi, tetapi berbentuk senyawa kompleks. Untuk mendapat unsurnya, perlu dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut.

Para peneliti juga sedang fokus memecah elemen ini ke dalam magnet permanen dengan kekuatan yang bisa

dimanfaatkan bagi mesin jet sampai bah-kan generator listrik. Mineral jarang sendiri bukan magnet, akan

GN

AKtIvItAS penambangan LTJ di China

46 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

tetapi ketika dipadukan dengan kom-ponen-komponen magnetik konven-sional semisal besi, mereka menghasil-kan magnet yang amat kuat.

diselundupkan

Bagaimana potensi di Indonesia? Unsur mineral jarang ini cukup banyak tersedia di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing pe-nambangan timah. Monasit dan seno-

Mengenal LTJLTJ meliputi 17 unsur kimia, yakni scandium (sc), ittrium (Y), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodimium (nd), promethium (Pm), samarium (sm), euro-pium (eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (dy), holmium (Ho), erbium (er), thulium (Tm), itterbium (Yb), dan lutetium (Lu).

LTJ sebagai bahan baku mineral dapat mengahasilkan produk baru. Beberapa produk yang membutuhkan LTJ dian-taranya adalah televisi, tele-pon seluler, LCd, I-pad, mobil hibrida, turbin angin, perang-kat pemandu rudal nuklir, dan produk berkekuatan tinggi lainnya. Bahkan berbagai pera-latan vital militer membutuh-kan LTJ, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, senjata pemusnah mas-sal, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 47

tim di Indonesia dapat dijumpai di sepanjang Pantai Kepulauan Bangka, Belitung, singkep, dan di Rirang Kali-mantan Barat.

Kepulauan Bangka Belitung punya banyak potensi LTJ. Kepala dinas ener-gi dan sumber daya Mineral Kepulauan Bangka Belitung (Babel) aldan djalil mengatakan, Babel punya cadangan zirkon dan monasite. Mineral-mineral itu kerap ditemukan dalam proses pe-nambangan timah, produk utama Ba-

bel. “sekarang banyak tumpukan pasir zirkon dan monasite sisa penambangan timah,” ujarnya.

Zirkon dan Monasite bersama apa-tite, allanit, xenotime, dan bastnaesite adalah mineral-mineral yang mengan-dung LTJ.

Hal senada dikatakan Kepala Badan Geologi R sukhyar. Menurut dia, In-donesia sebenarnya memiliki stok mineral mengandung LTJ yang sudah ditambang, yakni di kawasan pertam-bangan timah di Kepulauan Bangka-Belitung (Babel). selama ini, mineral-mineral itu menjadi produk sampingan (slag) pengolahan bijih timah oleh tambang-tambang timah di kepulauan tersebut, termasuk oleh PT Timah. “Ti-mah berasal dari batuan induk granit. Jadi setiap ada tambang timah, pasti mineral-mineral mengandung LTJ ini juga ada,” katanya.

dalam sebuah audit Badan Pemerik-sa Keuangan (BPK) terhadap PT Timah dan PT Koba Tin, dua perusahaan tam-bang yang beroperasi di Babel, dike-tahui cadangan mineral mengandung LTJ ini sangat besar. PT Timah misal-nya, menurut data stok 2006 memiliki 408.877 ton monazite (mengandung 50-78 persen oksida tanah jarang atau Reo, 57.488 ton xenotime (mengan-dung 54-65 persen Reo), dan 309.882 zircon (mengandung ittrium dan ce-rium).

sementara PT Koba Tin hingga sep-tember 2007 memiliki stok monazite sebesar 174.533 ton. data Badan Geolo-gi menunjukkan, kawasan Kepulauan Babel yang sudah dieksplorasi menun-jukkan potensi sumber daya monazite sebesar 10.526,8 ton.

Mineral sebanyak itu selama ini ha-nya disimpan di gudang perusahaan-perusahaan tersebut. Karena sifatnya yang mengandung unsur radioaktif ura-nium dan thorium, stok mineral terse-but tidak diproses lebih lanjut, karena harus melibatkan institusi pemantau zat radioaktif, seperti Badan Pengawas Tenaga nuklir (Bapeten) dan Iaea.

selain itu, karena pemerintah be-lum menetapkan LTJ sebagai sasaran eksplorasi, maka seluruh stok mineral mengandung LTJ ini dibiarkan begitu saja. Buntutnya, risiko stok mineral potensial tersebut diselundupkan ke luar oleh orang-orang yang mengerti nilai sesungguhnya mineral ini sangat mungkin dilakukan terus berlansung.

Ini setidaknya sudah terbukti ha-sil audit BPK. Lembaga pemeriksa ini mencatat pernah ada usaha penyelun-

dupan mineral ilmenite, yang meng-andung uranium dan thorium, dari Kabupaten Bangka Tengah pada 24 no-vember 2007.

Memang LTJ ini punya nilai ekono-mis sangat tinggi. sayang sekali jika In-donesia harus mengekspornya dalam bentuk bahan mentah, karena nilai ekonomisnya kecil. Pemerintah Indo-nesia bisa memberdayakan lembaga-lembaga penelitian seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengembangkan teknologi dari LTJ. Hal ini karena pasokan LTJ ke de-pannya akan langka. Jika Indonesia tak memanfaatkannya sendiri, maka Indo-nesia tak akan mendapatkan apa-apa.

Kalaupun Indonesia tak bisa mem-produksinya menjadi barang jadi, setidaknya untuk saat ini dapat mem-produksinya menjadi barang setengah jadi. nilai ekonomi barang setengah jadi dari LTJ bisa mencapai 30 kali lipat dari barang mentah. apalagi diproduk-si menjadi barang jadi.

Kendala peralatan dan modal jangan dijadikan alasan. Banyak cara yang bisa ditempuh jika Indonesia percaya diri terhadap kemampuan mengelolanya. semua pasti bias dilakukan jika me-mang ada keseriusan.

apalagi secara hukum, Indone-sia memiliki aturan tentang mineral dan batu bara dalam bentuk Undang-undang nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. ditambah lagi terbitnya Peraturan Menteri energi dan sumber daya no-mor 7 Tahun 2012 Peningkatan nilai Tambah Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. dengan dua payung hukum tersebut, seharusnya Pemerintah Indonesia bisa meningkat-kan nilai tambah LTJ. atau bisa saja In-donesia dengan melakukan penelitian memanfaatkan LTJ untuk kepentingan dalam negeri.

sayang, ini belum melakukannya. Tengok saja ekspor LTJ yang telah di-lakukan Indonesia, masih dalam ben-tuk bahan mentah. Pengetahuan pe-merintah terkait kegunaan LTJ juga masih minim. Makanya Indonesia be-lum melakukan eksplorasi lanjutan, sehingga tidak diketahui berapa cada-ngan LTJ yang dimiliki Indonesia. akh-inya, stok LTJ yang ditambang menum-puk di gudang.

Harusnya Indonesia bisa mencontoh kebijakan China. negeri Bambu ini su-dah memiliki visi 30 tahun ke depan. di mana abad ke depan merupakan abad teknologi sangat canggih. era minyak

GN PENAMBANGAN mineral tanah jarang di China

48 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

omoditas ini tingkat konsumsinya di dunia tidak terlalu banyak, tapi sangat menentukan. artinya, di negara-negara maju logam ini sa-

ngat dibutuhkan, karena bisa menentu-kan perjalanannya ke depan. Tidak hanya di sektor bisnis (elektronik), tetapi juga untuk keperluan persenjataan,” kata dr sukhyar, Kepala Badan Geologi Kemen-terian energi dan sumber daya Mineral (esdM).

Jadi, katanya, kalau saat ini sejumlah negara maju “berteriak” nyaring karena China, sebagai produsen utama meng-hentikan ekspornya, cukup beralasan. Pasalnya, logam tersebut sangat erat kai-tannya tidak hanya bisnis, tetapi berkait pula dengan pertahanan sebuah negara.

Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri?sukhyar menyatakan, di In-donesia produksi LTJ tersebut masih relatif kecil. Komoditas ini dapat dikata belum tergarap. Logam ini yang berada di antara bebatuan beku granit itu, bisa jadi kedepannya akan menjadi komodi-tas yang menjanjikan.

“di Indonesia, banyak ditemukan di

Bangka Belitung, Kalimantan, Papua dan sejumlah daerah lainnya. Ini meru-pakan salah satu komoditas yang men-janjikan di masa mendatang,” katanya.

Bicara potensi di Indonesia, sebe-narnya cukup besar, tetapi belum diek-splorasi. Permintaan yang terus me-ningkat dan pasokan yang relatif kecil, sudah pasti pada masa depan menjadi komoditas yang menjanjikan.

“Logam ini sudah mulai dilirik ba-nyak investor, karena harganya cukup tinggi,” katanya.

sebenarnya, Indonesia memiliki po-tensi besar untuk menjadi produsen “logam jarang” yang semakin dibutuh-kan untuk industri global. Indonesia punya potensi besar menjadi pengha-sil logam jarang yang diperhitungkan untuk memasok industri dalam negeri maupun global. Bahkan cadangan lo-gam jarang ada yang mengatakan bisa melebihi yang dihasilkan China.

saat ini pengetahuan limbah pengo-lahan tembaga dan logam tanah jarang memiliki ekonomi tinggi masih sangat sedikit. Padahal logam jenis itu sangat

dibutuhkan untuk industri telepon se-lular, televisi flat, komputer, green in-dustri, mobil listrik serta yang lainnya.

akibat sedikitnya pengetahuan ten-tang logam tanah jarang itu, potensi yang ada saat ini banyak terbuang atau tersia-siakan. Pemerintah menarget-kan untuk memproduksi logam tanah jarang itu pada 2015, saat ini masih dalam tahap kajian bersama lembaga penelitian tentang logam jarang Korean Institute of Materials science (KUMs).

sukhyar mengatakan, hingga saat ini pasokan LTJ untuk industri global sebagian besar masih dari China yang memasok sekitar 80 persen kebutuhan global. China saat ini menjadi kawasan yang memiliki 36 persen cadangan lo-gam tanah jarang dunia.

data dari Pusat sumber daya Geolo-gi, cadangan mineral logam jarang di Indonesia sekitar 200 ribu tim namun belum termanfaatkan.

Pemerintah saat ini fokus melaku-kan penelitian pada pemanfaatan LTJ untuk menjadi permanen magnet yang dibutuhkan untuk industri elektronika. Bahkan, untuk pengembangan sektor ini, pemerintah mengirim peneliti ke Korea selatan untuk mempelajari dan belajar pengelolaan dan produksi LTJ. erfandi putra

Logam Tanah Jarang (LTJ) di dunia tidak terklalu banyak produksinya, tetapi logam ini sangatlah penting, karena tidak hanya dibutuhkan di sektor bisnis, tetapi mempunyai peran penting dan menentukan di bidang pertahanan. Terutama di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang dan sejumlah negara Eropa.

Belum Dimanfaatkan lTj Indonesia

K

GNCHINA dikenal sebagai pemain utama LTJ

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 49

WiSaTa

Berminat wisata khusus tentang kebumian

atau geowisata, maka tak salah jika Anda

memilih di Jawa Barat dan Banten. Sebab di

kawasan itu sedikitnya ada 13 lokasi geowisata yang berkisah tentang proses kekuatan alam

sejak ratusan juta tahun silam hingga sekarang

pESonA GEoWISATADI jAbAR

50 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

ika anda bosan dengan jenis wisata pantai atau religi, maka anda bias memilih wisata kebu-mian (geowisata). selain lo-

kasinya cukup menantang anda dapat mempelajari langsung betapa hebat proses kekuatan alam yang berumur ratusan juta tahun lalu.

Belasan lokasi geowisata itu dapat anda nikmati di kawasan Jabar dan Banten. Mulai dari Ciletuh di sukabumi, geyser atau mata air panas di Cisolok, batuan jasper di Tasikmalaya, dan kubah Bayah di Banten. Juga bebatuan cekungan Bandung, karst Citatah tempat penemuan fosil manusia prasejarah di Gua Pawon, Kawah Putih, serta Gunung Tangkuban Parahu, kawah Gunung Papandayan, perbukitan 10 ribu di Tasik-malaya, dan kawah Kamojang.

Geowisata Ciletuh di sukabumi menunjukkan kulit bumi yang terang-kat memanjang akibat terdorong sesar. Tinggi perbukitannya berkisar 5-50 meter. Bentuknya seperti kue lapis legit. Lapisan batuan tua hingga muda berumur 100-300 juta tahun lalu.

sementara Geyser atau mata air panas Cisolok, juga di sukabumi, mun-cul akibat air tanah melewati magma gunung api purba yang sudah mati. Jarak gunung dengan sumber geyser sekitar 4 kilometer. airnya muncul dari retakan patahan.

adapun batuan jasper di Tasik-malaya, berlokasi di sekitar daerah Cipatujah. Batuan itu terbentuk dari mineral karena proses tektonik bumi. Prosesnya pembentukanya sekitar 70-100 jutaan tahun lalu.

Geolog dari Institut Teknologi Ban-

dung Budi Brahmantyo mengatakan, geowisata merupakan pariwisata yang memanfaatkam aspek geologi. “Tu-juannya mencari cerita bumi dibalik bebatuan,” ujarnya.

Potensi wisata itu sudah terbukti sangat diminati turis dan peneliti asing, misalnya dari negara yang tidak memi-liki gunung api.artinya geowisata Jabar dapat dikelompokkan menjadi empat tema, yaitu gunung api, kars, sungai, dan pantai, serta kawasan geo-arkeologi. dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (Riparda) Jawa Barat, telah ditetapkan 9 Kawasan Wisata Unggulan (KWU).

Menurut Budi, di semua KWU terse-but bisa saja berkembang wisata lain yang mungkin identik. Geowisata bah-kan bisa fleksibel untuk beberapa KWU. daya tarik geowisata sebenarnya bisa terentang mulai dari laut, pantai, sungai, perbukitan hingga puncak pegunungan.

Jawa Barat telah mengeluarkan Perda no 2 tahun 2002 tentang per-lindungan geologi. Isi perda tersebut tidak hanya melindungi bebatuan saja, tetapi melindungi masa depan masya-rakat Jawa Barat terhadap kemung-kinan musnahnya sumber daya alam nonhayati, termasuk sumber daya air, dari cara-cara eksploitasi yang tidak terkendali. Perda itu juga dibuat untuk melindungi Pr. Pawon (Kab. Bandung Barat), dan Kawasan Ciletuh (Kab. sukabumi) sebagai prioritas utama.

kawah Putih salah satu objek geowisata yang cu-

kup terkenal di Bandung, yakni Kawah Putih di sekitar Gunung Patuha. selain Kawah Putih ada objek lain yang masih jarang dikunjungi wisatawan, yakni Kawah Cibuni. Lokasi kedua geowisata

JGN

KAwAH gunung Papandayan (atas)

GNKAwAH Kamojangyogi nurcahya

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 51

ini ada di Bandung selatan.Lokasi wisata Kawah Putih ini tidak

jauh dari Bandung, jarak sekitar 40 km dari Mall Paris Van Java di Kota Ban-dung, namun banyak wisatawan dari luar Bandung yang terjebak kemace-tan selama perjalanan menuju ke sana karena tidak mengetahui waktu yang tepat untuk traveling di hari sabtu dan Minggu. dianjurkan, di bawah jam 09.00 pagi para wisatawan sudah start dari Pintu Tol Kopo dan jam 14.00 sore sudah harus meninggalkan lokasi Wisata Bandung selatan ini. Itulah waktu yang ‘enjoy’, tidak terjebak ma-cet, untuk perjalanan traveling anda berweekend di kota Paris Van Java.

Untuk mencapai kawah ini, wisa-tawan bisa berkendara melalui Kota Ciwidey menuju arah situ Patengang (danau Patengang.red.). Jalur ini akan membawa wisatawan melintasi hutan pegunungan di mana biasa ditemukan gerbang masuk kawasan Kawah Putih dan kawasan wisata Ranca Upas. Kemu-dian jalan ini akan membawa wisatawan melalui indah perkebunan teh yang menghampar luas.

setelah beberapa kilometer, di

sebelah kiri jalan akan terlihat sebuah pondok kecil dari bambu dengan tenda biru. di sebelah pondok ini terdapat jalan setapak yang naik membelah perkebunan teh, inilah jalan masuk menuju Kawah Cibuni.

Wisatawan dapat mengunjungi 6 (enam) lokasi Wisata Bandung selatan, sekaligus dalam traveling ke Kawah Putih yang berada di wilayah Ciwidey, karena lokasinya berdekatan satu sama lainnya. 1. kawah Putih, sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter, dengan suhu antara 8 celcius - 22 celcius. 2. ranca Upas, sebuah lokasi perke-mahan, sekaligus tempat penangkaran

hewan rusa atau menjangan. 3. ranca Walini, sebuah lokasi peman-dian air panas yang dilengkapi fasilitas bungalow, out bound dan perkema-han. (4). situ Patengan, sebuah danau seluas 150 Ha sebagai tempat rekreasi, bermain sepeda air, bermain perahu ke tengah danau, dan juga hunting foto.

5. kebun the Walini, sebuah perke-bunan yang ditata untuk kepentigan wisata, tea walking. 6. kebun Strawberry, sebuah kebun Wisata dimana wisatawan dapat me-metik buah strawberry.

Untuk menuju ke Kawah Putih, wisa-tawan dapat menggunakan jalan tol dan keluar di pintu tol Kopo. dari gerbang tol, belok kanan terus menuju soreang. dari kota kecamatan ini, wisatawan menuju arah jalan ke selatan untuk sampai di Ciwidey. Kalau tidak terjebak macet, hanya dibutuhkan perjalanan sekiar 30 menit - 45 menit saja.

Tiket masuk areal objek wisata Kawah Putih, setiap orang dikenakan biaya Rp 15.000 sudah termasuk premi asuransi. objek wisata ini dibuka mulai pukul

07.00 - 17.00 wib. Fasilitas bagi pengun-jung di sekitar Kawah Putih sudah cukup memadai dengan adanya areal parkir, transportasi transit menuju kawah, pusat informasi, mushala, dan warung-warung makanan.

Untuk menuju kawasan Kawah Putih, dari gerbang masuk, disarankan meng-

gunakan kendaraan, jangan berjalan kaki karena jalan yang agak menanjak dan cukup jauh sekitar 5,6 km atau sekitar 10 – 15 menit dengan kendaraan. Kenda-raan pribadi dapat lansung menuju tempat parkir luas yang tersedia tidak jauh dari kawah. se-mentara pengunjung dengan rombongan besar yang menggu-

nakan bus atau transportasi umum dapat menggunakan kendaraan khusus yang ada di areal parkir dekat gerbang pintu masuk. Jasa ojek motor , tarif Rp 30.000 PP, carter mobil wisata Rp100.000 PP (untuk 10 orang). Karena kondisi jalan yang kecil dan menanjak tidak memung-kinkan untuk dilalui kendaraan jenis bus besar maupun sedang.

Untuk dapat menjelajahi dan menik-mati keindahan alam kawasan Paket Wisata Bandung selatan ( Ciwidey ) dan sekitarnya rasanya tidak cukup kalau hanya satu hari. Tidak usah bingung, tempat Penginapan dan Hotel di daerah Ciwidey merebak sepanjang jalan raya Ciwedey menuju kawasan Kawah Putih dengan tarif mulai Rp 200 ribu hingga Rp 2,5 juta per malam. adam permasa

52 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

“Pengembangan produk-produk baru merupakan keharusan untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada konsumennya. di samping itu, dengan terus mengembangkan produk-produk baru untuk bahan bakar industri dan marine diharapkan pula untuk mengoptimalkan income perusahaan,” kata dani adriananta, Vice President Fuel Industry & Marine Marketing Pertamina.

apalagi, persaingan bisnis di sek-tor ini memang sangat ketat. Karena itulah, keadaan ini mengharuskan Pertamina untuk meningkatkan service level melebihi kompetitor. Menjaga dan memelihara pelanggan biayanya lebih ekonomis dibanding merebut kembali pelanggan yang sudah beralih ke kom-petitor.

saat ini, Pertamina telah mengem-bangkan beberapa produk untuk sektor marine antara lain MFo 380 dan MGo-5. Produk MFo 380 merupakan bahan bakar untuk kebutuhan kapal-kapal yg menggunakan low speed diesel (<350 rpm).

MFo 380 dikembangkan secara khusus langsung di kilang untuk me-

mastikan produk yang homogen, stabil dan less kontaminan. Harga MFo 380 yang lebih murah dibandingkan MFo 180, tentu saja agar konsumen memiliki BBM alternatif untuk menekan biaya operasional.

sementara itu, MGo-5 merupakan marine gasoil yang dikembangkan secara khusus, sehingga memiliki nilai pour point yang rendah (-6 derajat). Bahan bakar ini dapat digunakan untuk kapal-kapal yang berlayar ke daerah yang memiliki musim dingin (eropa dan negara lainnya).

Menurut dani, pengembangan kedua produk tersebut (MFo 380 dan MGo-5) terutama untuk membidik kapal-kapal ocean going terutama di selat Malaka dan selat Makassar. “saya berharap dengan adanya kedua produk ini, Pertamina dapat merebut pasar bunker singapura, Hongkong, australia dan Jepang,” kata dhani.

bbm non PSo Lebih lanjut dani adriananta menga-

takan, persaingan BBM non Pso sangat ketat dimana saat ini sudah ada lebih dari 80 badan usaha yang memiliki izin

KoRPoRASI

FImm pertamina KembangkanBBM Marine MFO 380 dan MGO-5

Unit Bisnis Fuel Industry & Marine Marketing

(FIMM) Pertamina terus berpacu untuk lebih meningkatkan

pelayanan kepada pelanggan. Salah

satunya, yakni mengembangkan

produk-produk yang memang diinginkan

pasar. Dengan demikian, keberadaan FIMM

benar-benar menjadi tumpuan industri dan

marine dalam hal penyediaan bahan

bakar.

Dani Adriananta, Vice president Fuel Industry & Marine Marketing pertamina (tengah) beserta jajaran manajemen.

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 53

niaga BBM di Indonesia. Pemerintah memperlaku-kan Pertamina secara equal dan tidak membedakan dengan badan usaha lainnya.

“alhamdulillah di tahun 2011, kami berhasil mele-bihi target penjualan. Target 2012 sesuai dengan RKaP (Rencana Kerja & anggaran Perusahaan) untuk sektor non Pso dan non PLn kita dinaikkan. Volume total non Pso-nya ditargetkan menjadi 15,4 juta kilo liter (KL). saya optimis mampu mencapai angka tersebut,” kata dani.

Hingga saat ini, PLn merupakan salah satu kon-sumen utama FIMM Pertamina. PLn memang sedang berusaha menekan biaya energi primer yang bersum-ber dari BBM, dan meningkatkan konsumsi gas dan batubara.

dani mengatakan, sebagai sesama BUMn energi yang strategis, sudah sepantasnya Pertamina mendu-kung kebijakan efisiensi di PLn, tanpa mengenyamp-ingkan kebijakan yang lain, yakni mencegah terjadi-nya pemadaman listrik.

soal pelanggan, hingga saat ini Pertamina mempu-nyai sekitar 6.000 pelanggan yang di-cluster dalam be-berapa kategori. dimana salah satunya adalah kategori key account yang secara pareto menguasai 60% market share.

“Kami akan fokus pada kategori tersebut tanpa mengabaikan pasar pelanggan-pelanggan lain yang volumenya lebih kecil,” kata dani lagi.

rJPPBagaimana dengan target Rencana Jangka Panjang

Perusahaan (RJPP) tahun 2011 - 2015? Tentang ini, dani menjelaskan, trend di pasar BBM Industry & Ma-rine ini harus dipisahkan di sektor Industri, khusus-nya di segmen electricity power generation itu nantinya akan turun. Mengapa? Karena PLn sebagai pelanggan terbesar Pertamina akan menggunakan energi alter-natif, yaitu beralih ke gas dan batubara. otomatis di segmen PLn, trendnya akan turun. Untuk tahun 2012 diperkirakan PLn hanya menggunakan BBM antara 5,5 - 6,5 juta KL saja.

di sisi lain, sektor industri non PLn seperti di sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara, precious metal, emas, tembaga, dan nikel akan boom-ing dan tumbuh besar. Jadi, “kehilangan” di sektor power generation (PLn) diharapkan akan terkompen-sasi di sektor pertambangan lainnya, seperti batubara, emas, tembaga dan precious metal serta marine bunker.

Pengurangan permintaan BBM dari PLn itu mulai 2011 sudah terasa. dulu, perusahaan listrik negara itu membeli BBM sekitar 10 - 10,5 juta KL /tahun. Tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun berikutnya turun lagi.

Jadi, lanjut dani, intinya di pulau Jawa, Madura dan Bali alternatif energi tersedia cukup, ada gas dan batubara. Pembangkit listrik dari batubara atau pem-bangkit listrik gas besar ada di pulau Jawa. Memang ruang untuk tumbuh di segmen BBM Industry & Marine Pertamina nantinya berkembang di sumatera, Kalimantan dan Indonesia Timur.

oleh karena itu, dia mengajak kepada seluruh tim Pertamina untuk men-support dengan melakukan perbaikan sarana dan fasilitas di sumatera Bagian

Program Conco delco sudah berjalan dengan baik. Pada tahun 2011 ini FIMM sudah melakukan kurang lebih 37 call (kapal) dengan total revenue kurang lebih 26 juta dollar as dengan profit yang cukup signifikan. Jadi, komposisinya sebulan 3-4 kapal yang melakukan pengisian.

Menurut dani adriananta, Vice President Fuel Industry & Marine Marketing Pertamina, ini sebetulnya misi belajar FIMM dalam melakukan ekspansi ke luar negeri, yang ternyata cukup signifikan hasilnya. Makanya sekarang program ini digarap sangat serius, yaitu dengan menaruh satu orang sales representative di singapura yang mengerjakan Conco delco untuk melakukan ekspansi ke luar negeri yang lebih dahsyat.

“dengan langkah-langkah yang telah dilaku-kan FIMM ini, saya meminta dukungannya dari seluruh tim Pertamina, bahwa persaingan se-makin berat dan ketat. Jadi tidak ada waktu lagi untuk santai-santai. sekarang ini Pertamina harus merubah diri dan mindset,” kata dani.

Karena kalau tidak meningkatkan service level, FIMM akan ditinggalkan oleh pelanggan. sekarang ini, perusahaan dituntut harus lebih baik lagi dari kompetitor. Misalnya kompetitor pelayanannya sudah level a, maka Pertamina harus level a+1 kalau masih ingin pelanggannya eksis. Ini semua tidak bisa dikerjakan oleh satu Fungsi FIMM saja, namun juga tim distribusi, Keuangan, Perkapalan, Pengolahan dan lainnya.

sementara di segmen yang kecil-kecil sebanyak 3.000-an pelanggan kalau tidak hati-hati menjag-anya bisa saja pindah ke kompetitor. Jadi, kuncinya adalah memelihara pelanggan dan menjaga cus-tomer retention jauh lebih murah daripada merebut kembali pelanggan yang sudah pindah ke kom-petitor. Karena kalau sudah hilang untuk merebut kembali biayanya bisa lima kali lipat dan itu sudah pernah dilakukan.

“Untuk maintenance relationship sekarang cukup baik, misalnya mengadakan workshop untuk problem solving, call center. Memberikan respon yang cepat berdampak luar biasa. Intinya, pelanggan menginginkan adanya respon yang cepat, kualitas produk yang baik, dan harga yang kompetitif,” kata-nya. erfandi putra

Conco Delco Digarap Serius

54 I global energi I EDIsI 06 I MEI 2012

selatan. Mengapa? Karena tambang-tambang itu ada di daerah sumatera selatan. Kemudian di samarinda dan Tarakan (Kalimantan Timur), sampit (Kalimantan Tengah), Banjarmasin (Kalimantan selatan), Pontianak (Kalimantan Barat). Juga di Indonesia Timur seperti di Tual, Bau-Bau kita meminta sarana-sarana back loading dan pumping rate-nya diperbesar.

“Kami betul-betul menyampai-kan kepada pemegang saham untuk men-support. Khususnya mengenai penghilangan Pajak Pertambahan nilai (PPn) dan Pajak Bahan Bakar Kenda-raan Bermotor (PBBKB) untuk bun-ker kapal dengan tujuan luar negeri. Karena hal tersebut membuat produk Pertamina tidak kompetitif di Indo-nesia, sebab harganya kalah bersaing dengan produk dari luar negeri.

Meski demikian, FIMM terus me-macu semua lini kegiatan bisnisnya. Memang bisnis ini adalah perwujudan riil dari business to business (B to B). Karena ini bukan bisnis retail, tapi lebih ke B to B. Karena bisnis B to B, customer intention atau customer maintenance-nya tidak sama dengan B to C. Jadi, kunci utamanya adalah Sales Representative dan Key Account Officer Pertamina, produk berkuali-tas, product knowledge, pengetahuan tentang teknologi, seperti teknologi permesinan, kemudian juga pengeta-huan tentang Health, safety, & enviro-ment (Hse).

apalagi misi FIMM adalah menjadi partner yang terbaik bagi pelanggan. Jadi, FIMM akan tumbuh dan besar bersama dengan partner. Maka dari itu, pelangganlah yang menjadi pemicu-

nya. Untuk itu, perusahan ini dituntut harus mengetahui apa kebutuhan dan teknologi yang digunakan pelanggan dari FIMM, seperti PLn, adaro, sa-mudera Indonesia, Borneo Lumbung energi, newmont, dan Pama.

dani mengatakan, dulu Pertamina merupakan bagian dari Pemerintah. Kita menyalurkan BBM Pso dengan tata cara Pemerintah. Yang harus di-ingat, sekarang ini kita bukan Peme-rintah. Pertamina sekarang ini adalah persero dan di BBM Industry & Marine itu adalah segmen yang berkompetisi dengan 80 badan usaha lain. artinya, jika Pertamina tutup pada hari sabtu - Minggu, pelanggan dengan mudah memesan kepada pihak lain.

Jadi memang harus ada perubahan, kalau Pertamina mau maju. Karena pasar menuntut harus siap ketika dibutuhkan 7 hari dalam seminggu. Lain ceritanya ketika Pertamina masih menjadi pemain tunggal. Bagaimana-pun pasti ditunggu oleh pelanggan.

Untuk itu, dani sudah berkomuni-kasi, terutama kepada teman-teman di kilang memang harus ada yang di-berikan kompensasi. Misalnya, adanya tambahan dana lembur karena sabtu dan Minggu harus masuk kerja.

“Zamannya sudah berubah, kita dituntut oleh pelanggan untuk dapat memenuhi kebutuhannya kapanpun. dan ada alternatif kompetitor apa-bila Pertamina tidak melayani.Total pelanggan FIMM mencapai 4.600 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. nah, dari 4.600 ini ada 200-an pelanggan yang membeli 70% dari total sales FIMM,” katanya. erfandi putra.

Pertamina Fungsi Industry & Marin Fuel Marketing-Key account Marine telah berhasil melakukan penjualan BBM kepada kapal pesiar asing. Kegiatan perdana telah dilakukan pada 19 desember 2010 lalu, dengan melakukan pengisian BBM ke kapal Cruise MV “Princess daphne” di singapura.

dani ardiananta, Vice President Industry & Marine Fuel Marketing Pertamina mengatakan, tercetus-nya ide untuk melakukan penjua-lan ke luar dari biasanya, setelah melakukan evaluasi di fungsi Industry & Marine Fuel Marketing Pertamina, yang dari hari ke hari sales volume di segmen industri cenderung terus menurun. Teru-tama setelah adanya perubahan energy mix yang dilakukan PLn. nah, dari situlah muncul ide untuk mencari kompensasi untuk mem-booster penjualan disektor marine ini.

“saya dan tim melihat, faktor untuk tumbuh di Indonesia dan regional yang masih belum digarap adalah di sektor minig (Pertam-bangan) dan sektor marine. dari situlah terlihat, bahwa masih ada ruang untuk tumbuh dan berkem-bang,” katanya.

di dalam rencana program lima tahun Fungsi Industry & Marine Fuel Marketing, ditargetkan untuk BBM marine dengan harga keeko-nomian dapat tumbuh paling tidak sampai dengan 1 juta KL (Kilo Liter) untuk lima tahun ke depan.

Untuk mendorong tumbuhnya program tersebut terus dilakukan berbagai alternatif-alternatif lain. sebelumnya Industri dan marin Pertamina sudah eksis di pasar tetapi volumenya kecil. Hanya kisaran penjualan non Pso di sek-tor Marine dalam satu tahun sebe-sar 500-600 ribu KL saja. Maka dari itu, dia meminta hal itu di- double sampai dengan tiga atau lima tahun kedepan.

dikatakan, dengan cara melaku-kan identifikasi terhadap persoa-lan-persoalan, yaitu salah satunya mengenai model proses bisnisnya ternyata tidak cocok, karena model bisnis di industri tidak bisa diim-plimentasikan di marine. Hal itu dapat dilihat daritata cara term of payment dan sekmen pasarnya sudah tidak sama.

adapun transaksi yang sudah dilakukan menggunakan skema

global energi I EDIsI 06 I MEI 2012 I 55

ConCo Delco ( Contrakting Company Delivery Company), dimana skema tersebut memungkinkan Pertamina selaku (contracting company) menda-patkan kontrak penjualan BBM dari pelanggan dan melakukan pengisian BBM ke kapal pelanggan di luar Indo-nesia dengan menunjukkan perusa-haan distributor BBM di luar negeri (delivering company).

Cara ini merupakan hasil adopsian dari Pertamina aviasi. Yang sebelum-nya telah melakukan skema ConCo Delco dan berhasil sukses. dengan mengunakan skema tersebut, aviasi Pertamina berhasil menjual lebih dari 150.000 KL setahun.

Untuk jenis transaksi ConCo Delco sendiri merupakan kegiatan yang pertama dilakukan Pertamina Indus-tri & Marine. Keberhasilan yang telah dilakukan yaitu pengisian BBM di singapura akan menjadi pondasi awal dan juga akan membangun keper-cayaan pelanggan-pelanggan asing (kapal asing) terhaadap Pertamina dan membuka peluang perluasan pasar BBM Bungker.

Penjualan BBM Marine dengan sistem ConCo Delco di singapura dengan partnership dengan Toyota Tsusho Petrolium PTe Ltd dengan kon-sumen yang dilayani adalah perusa-haan kapal pesiar Cruise International australia.

Mengapa perubahan dilakukan? Karena mengikuti tuntutan pasar. sebelumnya proses bisnis dari marine tidak cocok, sehingga menyebabkan sales volume-nya cenderung turun.

Karena setelah ditelaah, bisnis proses bisnis di marine harusnya tidak bisa dilakukan seperti biasa (as usual, red). Maka dari itu digunak-anya sistem ConCo Delco ini, dimana memang mengubah salah satu proses bisnis marine menjadilebih adaptif dan akomodatif, khususnya untuk market international.

terobosandengan adanya perubahan ini, kata

dani, dapat dikatakan merupakan terobosan baru dalam hal transaksi. Mengapa demikian? dengan meng-gunakan sekema tersebut, kita dapat menjangkau Market yang sebelumnya tidak dapat diambil.

sementara itu, strategi yang dilaku-kan tidak lain adalah dipaksa untuk berubah. Karena mau bagaimana lagi, kalau ingin maju ya harus berubah. apalagi Pertamina tidak mempunyai sarana dan fasilitas (sarfas), tetapi harus biasa melayani customer di luar tanpa harus membangun. Kita hanya ber-partnership tetapi transaksi di-lakukan tetap atas nama pertamina. Ini merupakan satu terobosan tersendiri.

Bagaiman dengan kerjasamanya? Tentang ini dani mengatakan, me-mang untuk masalah kerjasama di-lakukan pertama-taman harus setara. Kita berterimakasih untuk teman-teman Renstra Bangus dan aviasi yang telah mengenalkan mitra-mitra reliable dan proven ditambah lagi dengan perusahaan yang mempunyai sarfas standar internasional. Ini merupakan bukti bahwa implementasi dari 6 C itu, yaitu competent, confident, competitive, minimum dari enam itu, tiga masuk. secara general produk Pertamina su-dah memenuhi internasional standar.

Jadi ini merupakan spek Iso, dan disini kita tidak mengunakan spek ditjen Migas. spek yang dipakai Isod-Madan RMa.

Untuk kedepanya, FIMM harus menjadi national oil company (NOC)

yang world class. “definisi saya tentang world class, minimum Pertamina eksis di regional. Jadi Pertamina khususnya BBM Marine sudah mempunyai rencana kerja panjang mulai 2011-2020 untuk industri Marine. Kita sudah melihat di regional market share kita harus dipertahankanyaitu 80% di Indone-sia,” katanya.

nah, sisanya 20% memang harus datang dari luar Indonesia. Itu kalau kita mau mempertahankan penjua-lan dengan kisaran 20-22 juta KL setahun, tidak bisa lagi. alasannya, kalau kita mengharapkan di Indo-nesia saja akan berat, apalagi sudah adanya energi mix, dan sebagian commersial industry sudah pin-dah ke energi listrik, gas, maupun batubara.

Kalau mau tetap eksisdan tum-buh di Marine, harus melakukan perubahan ke luar seperti hanya harus tetap eksis di Busan, Yoko-hama, singapura, dan Fujaira. “Jadi

maindset kita harus sudah out of the box yakni keluar. Kemarin itu target kita di tahun 2012-2013 kita harus melakukan kegiatan unorganic growth, apakah dengan mengakuisisi perusa-haan di luar,” katanya lagi.

targetsetiap aktifitas selalu mempunyai

target kerja. Untuk itu, lima tahu kede-pan ditargetkan penjualan dapat di-lakukan sebesar 1 juta KL. sedangkan kontrak yang harus dilakukan untuk 6 bulan kedepan baru sebesar 500 ton, dan nantinya kontrak tersebut akan ditinjau kembali, apakah cukup hanya dengan 6 bulan atau nantinya bisa lebih menjadi satu tahun.

sedangkan target penjualan itu sendiri sudah mulai banyak pengajuan requirement dari perusahaan-perusa-haan kapal pesiar, seperti halnya kapal pesiar Clasik International Cruise, Carnival Cruise, Royal caribian,Silver Sea, dan Lion Expedition. sementra itu, untuk lanhgkah beriktnya adalah kapal pengangkut batu bara. Untuk pelanggan lokal yang selalu melaku-kan perjalanan ke luar negeri seperti halnya samudraIndonesia dan Berlian Laju tanker.erfandi putra

Pertamina BBM MarineGoes to Overseas Business