fisika sma pemanasan global (global warming)

19
FISIKA Pemanasan Global (04) Riska Dayanti (13) Ira Pramesti (18) Natasya Widia (19) Novy Trisna () Anggota Kelompok

Upload: ira-pramesti

Post on 16-Jul-2015

14.419 views

Category:

Science


41 download

TRANSCRIPT

FISIKAPemanasan Global

(04) Riska Dayanti

(13) Ira Pramesti

(18) Natasya Widia

(19) Novy Trisna

()

Anggota Kelompok

Bumi diselimuti oleh lapisan

udara (atmos - fer), yang

terutama terdiri dari lapisan

atas (stratosfer) dan lapisan

bawah (troposfer).

Yang dimaksud dengan

global warming adalah

gejala naiknya suhu udara

pada lapisan bawah

(troposfer) secara global.

Apa itu

Pemanasan Global ?

Matahari memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan

atmosfer bumi. Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke

angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas

rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada

di atmosfer. Sebagai akibatnya gelombang tersebut terperangkap

di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang,

sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi

meningkat. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan

pemanasan global.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan

perubahan-perubahan seperti naiknya permukaan air laut,

meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, dan

lainnya. Saat ini kita sudah mulai merasakan gejala-gejala dari

pemanasan global akibat aktivitas perindustrian yang semakin

banyak dan berkembang pesat.

Pemanasan global merupakan fenomena global yang

disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia,

pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan

teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini

berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang

menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:

Apakah Penyebab

Pemanasan Global?

Penyebab Pemanasan Global

1. Konsumsi energi bahan bakar fosil.

Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon terbesar, sedangkan sektor

transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi dan

Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan

sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi

kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia

mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84% dari total emisi gas rumah kaca.

Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina,

Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena

banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber

energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara

berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju.

Dengan demikian, banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer dari

sektor ini berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah penduduk. USA merupakan

negara dengan penduduk yang mempunyai gaya hidup sangat boros, dalam

mengkonsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil, berbeda dengan negara

berkembang yang mengemisikan sejumlah gas rumah kaca, karena akumulasi

banyaknya penduduk.

Penyebab Pemanasan Global

2. Sampah.

Sampah menghasilkan gas metana (CH4). Diperkirakan 1 ton sampah

padat menghasilkan 50 kg gas metana. Sampah merupakan masalah

besar yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Menurut Kementerian

Negara Lingkungan Hidup pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan

di Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun

2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain pihak jumlah penduduk

terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020 sampah yang

dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan

jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500

ton/tahun. Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor

yang sangat potensial, mempercepat proses terjadinya pemanasan

global.

Penyebab Pemanasan Global

3. Kerusakan hutan.

Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang

merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi

oksigen (O2). Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang

cukup parah. Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari Forest

Watch Indonesia (2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut

disebabkan oleh kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain

perubahan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman tunggal secara besar-

besaran, misalnya perkebunan kelapa sawit, serta kerusakan-kerusakan yang

ditimbulkan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan

Tanaman Industri (HTI). Dengan kerusakan seperti tersebut diatas, tentu saja

proses penyerapan karbondioksida tidak dapat optimal. Hal ini akan

mempercepat terjadinya pemanasan global.

Penyebab Pemanasan Global

4. Pertanian dan peternakan.

Sektor ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah

kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas metana,

pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran sisa-sisa

tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran

ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana

(CH4) dan gas dinitro oksida (N20). Di Indonesia, sektor pertanian dan

peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total

gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.

Gejala pemanasan global adalah gejala meningkatnya suhu udara

rata-rata di permukaan bumi dan lautan

Suhu rata-rata di permukaan bumi pun meningkat sebanyak 0,74°C

dalam kurun waktu 1880 – 2012

Gejala pemanasan global berkaitan dengan

“efek rumah kaca”

Secara umum efek rumah kaca adalah proses penyerapan panas

yang dipancarkan sebuah planet dan pemancaran kembali panas

tersebut ke planet itu oleh gas rumah kaca yang menyelubungi

Gas rumah kaca diantaranya adalah uap air, karbon dioksida, ozon,

metana, sulfur oksida, dan nitrogen oksida

Apakah itu

Gejala Pemanasan Global?

Proses terjadinya efek rumah kaca

Energi matahari berupa radiasi dalam bentuk gelombang

elektromagnetik, yakni sinar ultraviolet, dan cahaya akan diteruskan ke

permukaan bumi, sebagian dari sinar itu akan diserap, dan sebagian lagi

dipantulkan ke angkasa.

Radiasi yang sampai ke

permukaan bumi akan diserap, dan

berubah menjadi kalor. Kalor ini

kemudian diradiasikan kembali ke

angkasa oleh bumi dalam bentuk

inframerah dan ketika mengenai gas

rumah kaca di atmosfer maka sinar

tersebut akan dipantulkan kembali

ke bumi, akibatnya panas tersebut

terperangkap di permukaan bumi,

dan menjadikan bumi panas.

Contoh Gejala Pemanasan Global

Peningkatan temperatur rata-

rata bumi, umumnya disebabkan

oleh efek rumah kaca dimana

panas yang diterima bumi dari

matahari tidak dapat

dipancarkan

kembali karena terperangkap

oleh senyawa gas tertentu yang

terdapat di udara.

Meningkatnya suhu

rata-rata udara bumi

Contoh Gejala Pemanasan Global

Dengan naiknya suhu rata-rata permukaan bumi, ini menyebabkan udara

semakin panas dan mengakibatkan meningkatnya proses mencairnya es di

kutub. Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis,

yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi,

yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun. Namun penelitian selama 10

tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis dalam es abadi.

Mencairnya es di kutub

Contoh Gejala Pemanasan Global

Dengan mencairnya es di kutub, secara tidak langsung ini

mengakibatkan naiknya tinggi permukaan air laut. Diperkirakan pada

tahun 2030 permukaan air laut akan meningkat 20cm akibat mencairnya

es dan mengembangnya air akibat pemanasan.

Meningkatnya tinggi permukaan air laut

Contoh Gejala Pemanasan Global

Siklus iklim

yang tidak teratur

NASA menyatakan bahwa pemanasan

global berimbas pada semakin

ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim

bumi. Pola curah hujan berubah-ubah

tanpa dapat diprediksi sehingga

menyebabkan banjir di satu tempat,

tetapi kekeringan di tempat yang lain.

Selain itu gelombang panas juga

semakin sering terjadi.

Pemanasan global sebaiknya dihadapi terutama dengan dua

usaha : pengurangan laju emisi “gas-gas rumah kaca” dan

penanggulangan dampak negatif dari pemanasan global itu.

Karena pemanasan global terutama disebabkan oleh produksi

dan konsumsi gas CO2 dan gas CFC, maka laju pemanasan

global terutama ha- rus dikurangi dengan pengurangan gas-

gas itu, misalnya dengan penghematan BBF dan penge- lolaan

hutan-hutan secara tepat.

Menghadapi

Pemanasan Global?

Penghematan BBF sebaiknya dilaksanakan melalui usaha

efisiensi energi, agar penghematan itu tidak mengganggu

rencana-rencana pembangunan eko - nomi. Efisiensi itu

misalnya dapat dilaksanakan de- ngan penggunaan

“renewable energy resources” , misalnya energi surya,

energi angin, energi air, energi gas alam, dan bio-fuels.

Penghematan juga dapat dilaksanakan dengan pemberian

insentif pa- da penggunaan angkutan umum, agar

pengguna -an mobil pribadi di seluruh dunia dapat

dikurangi.

Menghadapi Pemanasan Global