membangun energi baru terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/edisi 5 energi baru... · 6...

28
SUSTAINING PARTNERSHIP EDISI ENERGI TERBARUKAN 2017 Pengelolaan Energi Limbah Sampah Dengan Skema KPBU Waste-to-Energy , Solusi Energi Bersih Berkelanjutan untuk Kebutuhan Energi SUSTAINING PARTNERSHIP MEDIA INFORMASI KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA Edisi Energi Terbarukan 2017 Membangun Energi Baru Terbarukan

Upload: vanphuc

Post on 13-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

1sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

Pengelolaan Energi Limbah Sampah Dengan Skema KPBU

Waste-to-Energy, Solusi Energi Bersih Berkelanjutan untuk

Kebutuhan Energi

sustaining

PaRtnERsHiPMEDIA INFORMASI KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA

Edisi Energi Terbarukan 2017

Membangun Energi Baru Terbarukan

Page 2: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

2 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

EditoRialindEks

4

Melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), diharapkan pemerintah daerah bisa memenuhi kebutuhan infrastruktur energi di wilayahnya, bahkan turut memenuhi kebutuhan energi nasional.

Fokus

Saat ini kota Tangerang telah mengantongi Pre-Feasibility Study (PFS) atau studi kelayakan dan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) sehingga proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dapat direalisasikan pada 2018.

Top Event10

Dalam pelaksanaan TPB/SDGs sampai tingkat daerah, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri bekerjasama menyelenggarakan pertemuan regional untuk penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs.

14 Kabar KPBU

Pembahasan perihal kebijakan pengembangan kawasan terpadu oleh Agung Mahesa Himawan Dorodjatoen.

16 Snapshot

Galeri foto suasana TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang yang akan dijadikan infrastruktur energi baru terbarukan (PLTSa) dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

20 Mitra

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan selama kurang lebih 56 tahun, Pertamina terus berkomitmen dalam menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari hulu sampai hilir.

Berbekal pengalaman selama 20 tahun lebih pada bidang corporate finance, merger dan akuisisi, pengembangan strategi serta pengelolaan sehari-hari perusahaan di industri transportasi, logistik dan jasa keuangan, Arisudono Soerono bergabung di PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjadi Presiden Direktur.

22 Inspirasi

Daftar isi 18 Ragam Inovasi

24 Kolom

Waste-to-Energy (WTE) sebagai suatu sistem pengolahan sampah menjadi energi listrik dan panas hadir menjadi solusi energi bersih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan bahan bakar industri.

Page 3: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

3sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

EditoRialindEks

Sejak dahulu hingga kini, manu-

sia, hidup dan kehidupan mem-

butuhkan energi. Tidak dapat

dibayangkan jadi apa dunia ini jika tidak

ada energi. Jika di zaman dulu, orang

memasak menggunakan kayu bakar,

penerangan menggunakan obor, lilin,

dan lain sebagainya, kini kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi memenuhi

kebutuhan energi sekaligus menjawab

persoalan energi tersebut.

Dengan kata lain, di dalam pemba-

ngunan suatu negara atau daerah (ko-

ta), energi memiliki peranan yang sa-

ngat penting untuk menggerakkan se-

gala aktivitas perekonomian. Di sisi lain,

selain memiliki manfaat yang sangat sig-

nifikan di dalam sendi-sendi kehidupan

dan perekonomian, jika tidak dimanfa-

atkan serta dikelola dengan bijak, ener-

gi juga memiliki efek yang kurang baik.

Salah satunya adalah polusi dan berku-

rangnya sumber energi yang ada di pe-

rut bumi jika dipakai te rus menerus.

Untuk itu, dibutuhkan Iptek yang

canggih yang bisa menciptakan energi

terbarukan sekaligus bersahabat dengan

alam, juga dibutuhkan infrastruktur yang

memadai untuk menggerakkan energi

terbarukan tersebut. Yang menjadi perta-

nyaan, apakah infrastruktur energi di Ta-

nah Air sudah cukup baik? Jawabannya

sudah tentu masih kurang. Karena itu,

era pemerintahan Presiden Joko Widodo

terus giat membangun infrastruktur guna

mendukung pertumbuhan, perkembang-

an serta pemajuan negeri dan kota-kota

yang ada di Indonesia.

Tidak cukup sampai di sini, bicara

infrastruktur energi, sudah barang ten-

tu juga berbicara biaya pembangunan

infrastrukturnya. Sebab, untuk memba-

ngun infrastruktur energi membutuhkan

biaya yang tidak sedikit dan tidak se-

mua daerah yang ada di Indonesia me-

miliki kesiapan untuk membayar biaya

yang dibutuhkan. Padahal, infrastruk-

tur energi merupakan suatu infrastruk-

tur yang vital dalam menggerakkan ro-

da perekonomian di suatu kota, baik da-

lam skala kecil maupun besar, misalnya

untuk menggerakkan roda transportasi,

seperti mobil, truk, bus, sepeda motor,

kereta listrik, kapal laut dan lain-lain.

Sektor industri juga sangat membutuh-

kan energi untuk menggerakkan mesin-

mesin pabrik dan mesin-mesin jahit di

pabrik tekstil. Demikian pula di sektor

lainnya yang juga sangat membutuhkan

energi secara bijak dan kreatif.

Untuk itulah, skema pembiayaan kerja

sama pemerintah dan badan usaha (KP-

BU) sangat berperan untuk menjawab

persoalan pembangunan infrastruktur di

sektor energi. Sebab, dengan skema KP-

BU, suatu daerah atau kota tidak harus

berpusing-pusing lagi memikirkan biaya

pembangunan infrastruktur energi. Hal ini

dikarenakan skema KPBU memiliki prin-

sip kerja sama atau gotong royong. Arti-

nya, untuk membangun infrastruktur ini ti-

dak harus selalu menunggu pemenuhan

biaya dari pemerintah melainkan peme-

rintah, badan usaha milik negara/daerah

(BUMN/BUMD) serta swasta bekerja sa-

ma untuk membangun infrastruktur se-

suai dengan porsinya masing-masing.

Untuk itulah, pada edisi kali ini, tim

redaksi membahas proses pembangun-

an infrastruktur energi di beberapa dae-

rah yang ada di Indonesia dengan meng-

gunakan skema KPBU, seperti apa dan

sejauh mana perkembangan pemba-

ngunannya. Selamat membaca.

Salam hormat,Redaksi.

Catatan REDaksi

Membangun Energi dengan Skema KPBU

SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWABDirektur Kerjasama Pemerintah

Swasta Rancang Bangun

PEMIMPIN REDAKSIAde Hendraputra

DEWAN REDAKSIDadang JusronReghi Perdana

Astu Gagono KendartoNovie Andriani

Mohammad Taufiq RinaldiMuch NurachmadAhmad Yudistira

Dhianti Afifah Nabila YudhyHartono Kurniawan

Fildzah AmalinaElly DamayantyNur Wulandari

REDAKTUR PELAKSANAYan Kurniawan

JURNALIS/ASISTEN REDAKTUR PELAKSANAMunib Ansori

ANALISIS BERITA Alia Fachrunnisa

EDIToR Lukman Ajis Salendra

REPoRTERRaflis Rusdi

Thomas Febrian H

PENERJEMAH Khairil Zamarel

FoToGRAFERHari Ambari

ILLUSTRAToR/MEDIA DESIGNERAldrian Agusta

TENAGA PENDUKUNG Lilis Mardiana

ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

FoTo CovER: HARI AMBARI

ALAMAT REDAKSIJalan Taman Surapati

Nomor 2 Jakarta 10310Telepon (021) 31934175, Faksimile (021) 31923813

1SUSTAINING PARTNERSHIP EDISI ENERGI TERBARUKAN 2017

Pengelolaan Energi Limbah Sampah Dengan Skema KPBU

Waste-to-Energy, Solusi Energi Bersih Berkelanjutan untuk

Kebutuhan Energi

SUSTAINING

PARTNERSHIPMEDIA INFORMASI KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA

Edisi Energi Terbarukan 2017

Membangun Energi Baru Terbarukan

Page 4: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

4 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

Membangun Energi Terbarukan dengan Skema KPBU

fokusfokus

Melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), diharapkan pemerintah daerah bisa memenuhi kebutuhan infrastruktur energi di wilayahnya, bahkan turut memenuhi kebutuhan energi nasional.

Sebagaimana negara-nega-

ra di dunia, Indonesia tidak

mungkin lagi hanya men-

gandalkan energi yang ada

di perut bumi (energi konvensional) da-

lam menunjang pembangunan serta

pertumbuhan ekonomi nasional. Bebe-

rapa kekayaan alam bangsa ini, seper-

ti energi fosil, yaitu batu bara, minyak

dan gas bumi dengan berbagai macam

penggunaan akan berkurang dan ha-

bis seiring dengan pertumbuhan pen-

duduk dan kebutuhannya.

Selain itu, tren baru dunia inter-

nasional saat ini adalah berlomba-lom-

ba untuk memanfaatkan energi ba-

ru terbarukan (EBT) yang ramah ling-

kungan serta diikuti dengan kemajuan

teknologinya. Sederhananya, negara-

negara maju secara perlahan tapi pasti

mulai meninggalkan energi konvensio-

nal dan beralih ke EBT. Di awal tahun

2017, dalam International Renewable

Energy Agency (IRENA) Forum yang

berlangsung di Hotel St. Regis, Abu

Dhabi, disebutkan bahwa dalam 10 ta-

hun belakang ini investasi pengem-

bangan energi terbarukan naik pesat.

Data terakhir di 2015 tercatat investasi

dalam EBT sebesar US$ 305 miliar,

naik dari 2014 sebesar US$ 270 miliar,

dan 2013 sebesar US$ 231 miliar.

Investasi energi terbarukan Asia di

2015 mencapai US$ 161 miliar. Untuk

tataran Asia, negara Cina menjadi sa-

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

ISTIMEWA

Page 5: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

5sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

fokusfokus

ISTIMEWA

lah satu negara dengan investasi ener-

gi terbarukan terbesar di dunia. Sebab,

sepertiga dari investasi energi terbaru-

kan dunia di 2015 di sumbangkan oleh

Negeri Tirai Bambu (Cina) tersebut.

Investasi energi terbarukan juga di-

sumbangkan oleh negara Asia lain

yaitu Negeri Matahari Terbit (Jepang).

Selain itu, India juga merupakan salah

satu negara yang getol dalam mengem-

bangkan EBT, yaitu sebesar 19.11%

yang mengembangkan energi bertena-

ga air. Sedangkan pengembangan EBT

di tataran Uni Eropa mencapai US$ 52

miliar, dan Amerika Se rikat (AS) sebe-

sar US$ 51 miliar.

Data lainnya, hingga 2030, Badan

Energi Dunia (International Energy

Agency/IEA) memproyeksikan permin-

taan energi dunia meningkat 45% atau

1,6% per tahun. Tidak hanya itu, menu-

rut data IMF pada 2011, bahan bakar

fosil akan tetap menjadi sumber ener-

gi paling penting, dengan minyak ber-

kontribusi sebesar 33%, batu bara 28%

dan gas alam 23% dari total sumber

energi. Jenis EBT yang paling banyak

dikembangkan oleh dunia berupa te-

naga matahari dan tenaga angin.

Jika bicara soal EBT, saat ini Jer-

man menjadi negara penghasil energi

terbarukan terbesar nomor 2 untuk so-

lar power dan dan nomor 1 untuk bio-

mass di dunia yaitu masing-masing se-

kitar 38.400 GWh dan 50.000 GWh.

Negara penghasil renewable energy

terbesar berikutnya adalah Brazil, yaitu

sebesar 83.98% total energi negara

ini disuplai oleh energi terbarukan ter-

utama oleh tenaga air.

Selain itu, negara lain yang energi

terbarukannya berkembang pesat ada-

lah Denmark. Listrik dari energi angin di

Denmark mampu memenuhi 116% dari

kebutuhan domestik, artinya ada sur-

plus pasokan listrik. Kemudian Portu-

gal, yang 65% pasokan listrik domes-

tiknya dari energi angin di Desember

2025. Lalu pada 8 Mei 2016, sebanyak

95% dari kebutuhan listrik domestik di

Jerman dihasilkan dari energi matahari

dan angin.

Sudah barang tentu, jika menyoal

EBT, Indonesia juga memiliki potensi

sekaligus peluang dalam mengem-

bangkan energi baru terbarukan ini.

Dalam diskusi panel pada acara Per-

tambangan dan Energi Expo 2017 di

Jakarta, Selasa (26/9), Direktur Jender-

al Energi Baru, Terbarukan dan Kon-

servasi Energi (EBTKE) KESDM, Ri-

da Mul yana menyampaikan, Indonesia

memiliki enam sumber daya EBT, yakni

energi air, surya, angin, arus laut, bio-

energi dan panas bumi. “Total potensi

keenam sumber daya tersebut diper-

kirakan sebesar 441,7 GW dengan ka-

pasitas terealisasi hingga saat ini baru

sebesar 8,89 GW atau 2% dari potensi,”

ungkapnya.

Sementara, potensi Indonesia untuk

mengolah atau memanfaatkan sumber

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Page 6: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

fokusfokus

energi baru dan terbarukan tersebut sangatlah mungkin. Se-

bab, potensi energi terbarukan seperti biomassa, panas bumi,

energi surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Akan

tetapi hingga saat ini pemanfaatannya masih sangat kecil alias

masih belum maksimal dimanfaatkan.

Kebutuhan dan Pentingnya EBT

Menyadari akan pentingnya ekonomi bagi bangsa dan ne-

gara, bangsa-bangsa maju yang ada di dunia, khususnya

Eropa, Amerika Serikat maupun negara-negara Asia, semi-

sal Jepang dan Korea, sudah mulai melirik dan menemukan

solusi dalam menghadapi krisis energi di negeri mereka. Ti-

dak heran jika kemudian, negara-negara maju dan berkem-

bang tersebut, melalui penelitian maupun kerja kerasnya te-

lah memiliki teknologi yang mampu menciptakan energi, da-

lam hal ini energi baru dan terbarukan atau energi yang tidak

lagi mengeksplorasi kekayaan alam yang terkandung dalam

perut bumi yang ada di negerinya secara terus menerus.

Menyadari akan pentingnya energi baru dan terbarukan,

pemerintah Indonesia pun mulai berbenah, salah satunya

merubah paradigma terhadap energi baru terbarukan (EBT)

tersebut dengan cara tidak lagi memandang bahwa energi ba-

ru dan terbarukan ini sebagai energi alternatif, melainkan me-

mandang EBT sebagai energi yang utama dan penting.

Secara konkret, hal ini terlihat pada Rencana Umum Energi

Nasional (RUEN) pemerintah, yang mana dalam RUEN ini pe-

ISTIMEWA

ISTIMEWA

Panel sel surya

Kincir penangkap energi bayu.

Page 7: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

7sustaining PaRtnERsHiP Edisi TransporTasi Massal pErkoTaan 2017

fokusfokus

HARI AMBARI

merintah telah menargetkan EBT dari

11,9% menjadi 23% hingga tahun 2025

mendatang. Menyoal hal itu, dalam dis-

kusi bersama Jakarta Foreign Corre-

spondents Club (JFCC), Jumat (13/10),

Menteri Energi dan Sumber Daya Mine-

ral (ESDM), Ignasius Jonan, menerang-

kan pihaknya berkomitmen agar target

mengenai pembaruan energi sebesar

23% pada 2025 dalam tiga tahun men-

datang akan mencapai 17%-18%. “Akan

tetapi, untuk mencapai target itu bukan-

lah pekerjaan yang mudah, dibutuh-

kan kerja sama dan pengerjaan yang

fokus,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, guna

mencapai target 23% ini, pihaknya akan

melakukan pembangunan pembangkit

listrik dengan EBT, yang mana pemba-

ngunan EBT ini memanfaatkan tenaga

angin maupun matahari. Selain itu, untuk

transportasi, pihaknya akan terus me-

ngembangkan transportasi listrik yang

lebih ramah lingkungan. ”Salah satunya

mendorong pembangunan micro-hydro

(tenaga air) dan, wind power (tenaga an-

gin) secara terus menerus,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh

Menteri Perencanaan Pembangunan

Nasional Indonesia/Kepala Badan Pe-

rencanaan Pembangunan Nasional

(Bappenas), Bambang Permadi Soe-

mantri Brodjonegoro, bahwa negara ini

memiliki peluang besar untuk meng-

olah energi dari udara, air dan panas

bumi. Meski di antara tiga peluang yang

sesuai di beberapa wilayah di Indone-

sia itu, air merupakan sumber energi

yang paling memungkinkan untuk men-

jadi peluang energi terbarukan di Indo-

nesia.

“Jadi, di antara energi udara, air dan

panas bumi, meski skema KPBU belum

banyak digunakan untuk sektor energi,

pembangkit air kita sudah mulai masuk

ke pengolahan tersebut,” ujarnya dalam

wawancara dengan majalah Partner-

Instalasi penangkap energi ombak dalam.

Instalasi PLTU

ISTIMEWA

Page 8: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

8 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

fokusfokus

ship di Semarang pada sela-sela per-

temuan dengan Ikatan Akuntan Indo-

nesia (IAI) dan Sosialisasi Penyusunan

Rencana Aksi Daerah di Kantor Guber-

nur Semarang, Jumat (15/12).

Kata Bambang Brodjonegoro, pa-

da pertengahan September 2017 si-

lam dalam Forum Diskusi Kadin ber-

tema ‘Kebijakan Pembangunan un-

tuk Mendukung Energi Terbarukan’ di

Bonn, Jerman, Indonesia perlu me-

lakukan terobosan. Langkahnya adalah

mendekatkan kawasan industri ke sum-

ber energi terbarukan. Untuk itu, diper-

lukan koordinasi antarkementerian dan

lembaga agar menghasilkan kebijakan

yang komprehensif dan holistik.

Sebagaimana yang dinyatakannya

kepada wartawan, sekarang ini perkem-

bangan energi terbarukan menghadapi

banyak tantangan yang tercermin dari

lambatnya pertumbuhan kontribusi en-

ergi terbarukan terhadap pasokan en-

ergi nasional, bahkan pada tahun 2014

hingga 2016 saja hanya bergeser dari 6

persen hingga 7 persen.

Inovasi Energi dalam Skema KPBU

Sebagaimana dengan yang telah di-

terangkan di atas, kebijakan energi na-

sional menetapkan target ambisius un-

tuk porsi energi terbarukan dalam baur-

an energi nasional sebesar 23 persen

pada tahun 2025 dan diharapkan me-

ningkat menjadi 31 persen pada tahun

2050.

Inovasi tentang energi terbarukan

ini menjadi penting mengingat seluruh

dunia berkomitmen sejak tahun 2015

untuk mengurangi emisi karbon, mene-

rapkan ekonomi hijau dan mengura-

ngi kemiskinan yang harapannya ada-

lah pada pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan energi terbarukan ju-

ga penting karena produksi minyak dan

gas menyusut selama sepuluh tahun

terakhir sehingga Indonesia menjadi

negara importir.

Sustainable Development Goals

(SDGs) memasukkan energi berkelan-

jutan ini agar seluruh negara dapat me-

mastikan akses energi yang terjangkau,

andal, modern dan berkelanjutan bagi

semua pihak. Energi berperan sebagai

faktor penting pembangunan berkelan-

jutan dan mengatasi kemiskinan.

Tantangan lainnya adalah bagaimana

mengembangkan teknologi energi ter-

barukan di Indonesia. Tanpa dukungan

teknologi yang baru, bersih dan efisien,

negeri ini hanya akan tetap bergantung

pada teknologi dan peralatan impor.

Bambang bahkan mengatakan bah-

wa efisiensi energi tidak lagi merupa-

kan sektor yang hanya dipromosikan

oleh pemerintah. Untuk tujuan ini, ke

depannya akan difokuskan pada pe-

Skema Energi Geothermal

DoK PERTAMINA

Page 9: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

9sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

fokusfokus

nelitian dan pengembangan sumber

energi tebarukan yang tersedia di In-

donesia, mudah dioperasikan hingga

dapat diaplikasikan di daerah terpen-

cil dengan peralatan yang sederhana

agar pencapaian pembangunan berke-

lanjutan kelak tidak terganggu karena

krisis energi.

Sudah barang tentu, bicara ener-

gi, juga berbicara tentang infrastruktur

dan pembiayaannya. Dengan kata lain,

untuk membangun infrastruktur dan

pembiayaan pengelolaan EBT tidaklah

sedikit. Tidak semua daerah di negeri

memiliki Anggaran Pendapatan dan Be-

lanja Daerah (APBD) yang cukup dan

memadai.

oleh sebab itu, dibutuhkan kerja

sama antara pemerintah, pemerintah

daerah (Pemda), BUMN/BUMD dan ju-

ga swasta. Selanjutnya, skema ini dike-

nal dengan sebutan skema kerja sama

pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Melalui skema pembiayaan semacam

ini, diharapkan pemerintah daerah bi-

sa memenuhi kebutuhan infrastruktur

energi di daerahnya bahkan turut me-

menuhi kebutuh an energi nasional.

Menyoal hal ini, dalam acara Indo-

nesia Public-Private Partnership (PPP)

Day 2017 yang diselenggarakan oleh

Kementerian Keuangan (Kemenkeu)

bekerja sama dengan Pemerintah Ka-

nada dan Bank Dunia, Menteri Keua-

ngan, Sri Mulyani Indrawati, menjelas-

kan kerja sama dengan semua pihak

dan lembaga, termasuk swasta sangat

diperlukan dalam membangun infra-

struktur EBT juga infrastruktur lainnya

di Tanah Air. Kerja sama ini sangat di-

butuhkan sebab pemerintah maupun

Pemda tidak memiliki sumber ang-

garan yang besar dalam pembiayaan

pembangunan.

“Saya menilai kerja sama dengan pi-

hak private sector tidak hanya meme-

cahkan masalah finansial namun juga

masalah disiplin dalam tata kelola ser-

ta penge lolaan aset keuangan dan eko-

nomi dalam proyek yang ingin dilak-

sanakan,” jelasnya.

oleh karena itu, lanjutnya, agar

pembangunan infrastruktur EBT, trans-

portasi, SPAM, dan sanitasi di daerah

dapat terwujud, para Pemda harus me-

lihat sekaligus memanfaatkan peluang

skema KPBU untuk memajukan roda

perekonomian serta kesejahteraan rak-

yat daerahnya.

Sri Mulyani juga menambahkan,

agar skema KPBU ini bisa berjalan de-

ngan baik serta maksimal, ada bebe-

rapa hal yang perlu diperhatikan oleh

kepala daerah, baik Gubernur, Bupa-

ti, Wali Kota serta Pemda. Salah satu-

nya adalah Pemda harus memiliki ko-

mitmen yang kuat dalam pelaksanaan

pembangun an infrastruktur EBT dan in-

frastruktur lain yang akan atau sedang

dibangun di daerahnya.

Namun, ia juga berharap agar dae-

rah, dalam hal ini Pemda, mempelajari

perihal skema KPBU ini. Sebab, me-

nurutnya, KPBU dapat menjadi solusi

atas tantangan pembiayaan infrastruk-

tur yang utama di daerahnya. “Con-

tohnya, keberhasilan Kementerian Pe-

kerjaan Umum dan Perumahan Rak-

yat yang mampu memanfaatkan KPBU

dan mengatasi keterbatasan APBN,”

imbuhnya.

Selain itu, menurutnya, Indonesia

juga perlu mengejar ketertinggalan de-

ngan membangun infrastruktur keras

seperti listrik, jalan raya, pelabuhan,

dan telekomunikasi. “Yang tidak ka-

lah pentingnya adalah perihal peren-

canaan. Sebab, perencanaan struktur

dan legal secara langsung maupun ti-

dak langsung dapat meningkatkan ke-

percayaan private sector untuk masuk

ke dalam pembangunan yang dilaku-

kan,” tandasnya.

Kincir angin

Panel sel surya

ISTIMEWA

ISTIMEWA

Page 10: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

10 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

toP EvEnttoP EvEnt

Pengelolaan Energi Limbah Sampah Dengan Skema KPBUSaat ini kota Tangerang telah mengantongi Pre-Feasibility Study (PFS) atau studi kelayakan dan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) sehingga proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dapat direalisasikan pada 2018.

Waduk Setiabudi

Menyoal energi baru ter-

barukan, selain meman-

faatkan angin, arus, dan

matahari, sampah men-

jadi sorotan dari berbagai negara ber-

kembang dan maju yang ada dunia.

Sebab, setiap daerah atau kota dari ne-

gara-negara tersebut pastilah memiliki

sampah yang melimpah.

Bagi ne gara-negara tersebut, ten-

tunya dengan kecanggihan teknolo-

gi yang dimiliki, sampah dapat diolah

menjadi berkah—mengubah paradig-

ma yang mana sampah tidak lagi di-

pandang sebagai benda yang tidak

berguna, melainkan bernilai ekonomis

sekaligus menguntungkan—sampah

diolah menjadi energi listrik yang dapat

mengurangi ketergantungan pada ener-

gi konvensional.

Lihat saja pembangkit listrik tenaga

sampah atau pembangkit listrik te naga

biomassa dan sampah di Swedia. Se-

lain karena kebijakan pemerintah dan

budaya masyarakat yang mengerti ar-

ti kebersihan, bagi Swedia sampah me-

rupakan suatu berkah yang melimpah.

Kenapa tidak, Swedia saat ini menjadi

negara yang dikenal memiliki mana-

jemen sampah yang baik. Mayoritas

sampah rumah tangga di negara Skan-

dinavia itu dapat didaur ulang, khusus-

nya menjadi energi.

Di Swedia, melalui proses pem-

bakaran, uap panas sampah rumah

tangga diolah menjadi pembangkit te-

naga listrik yang mampu mencukupi

kebutuh an energi panas untuk 950.000

rumah tangga dan memasok listrik ba-

gi 260.000 rumah di seluruh negara

Swedia. Tidak heran kemudian jika saat

ini Swedia menjadi salah satu negara

Pemulung memilah limbah rumah tangga di TPA Rawa Kucing

HARI AMBARI

Page 11: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

11sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

toP EvEnttoP EvEnt

yang kekurangan bahkan pengimpor

sampah, yaitu 800 ribu ton sampah per

tahun dari negara-negara tetangganya

yang ada di Eropa.

Selain itu, di Negeri Paman Sam

(Amerika Serikat), sekitar 2.500 MW

listrik dihasilkan oleh Pembangkit Lis-

trik Tenaga Sampah (PLTSa) setiap ta-

hunnya dari 35 juta ton sampah (17%

dari total sampah dihasilkan). Lebih dari

80% volume sampah di Denmark dan

60% di Jepang juga diproses di fasilitas

waste-to-energy (WTE).

Menyadari bahwa sampah bukanlah

sekadar benda yang tidak berguna, me-

lainkan suatu benda yang dapat diman-

faatkan menjadi energi penggerak roda

perekonomian, sebagai negara yang

sedang berkembang, Indonesia pun te-

rus berbenah dan mulai melirik potensi

energi yang terdapat dalam negeri, ter-

masuk sampah. Sebab, setiap daerah

yang ada di negeri ini memiliki potensi

yang sangat signifikan dalam hal energi

baru dan terbarukan atau EBT.

Di era kemajuan teknologi disertai

dengan pertumbuhan jumlah penduduk

serta kebutuhannya, energi EBT men-

jadi jawaban atas berkurangnya Sum-

ber Daya Alam (SDA) yang ada dalam

perut bumi bangsa ini. Berdasarkan

kondisi objektif serta dalam rangka me-

nyiapkan energi untuk masa depan, pe-

merintah, baik pusat maupun daerah,

terus mencari cara untuk membangun

infrastruktur dari EBT tersebut.

Untuk itu, setiap Pemerintah Dae-

rah (Pemda) terus berupaya mendo-

rong pemenuhan serta pemajuan in-

frastruktur EBT tanpa membebani Ang-

Taman yang asri di TPA Rawa Kucing.

HARI AMBARI

HARI AMBARI

Jalan beton di TPA Rawa Kucing.

Page 12: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

12 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

toP EvEnttoP EvEnt

HARI AMBARI

garan Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).

Sebagai salah satu energi terbaru-

kan yang sedang menjadi perhatian

dari pemerintah pusat, daerah, peneliti

maupun investor, pemanfaatan sampah

menjadi salah satu cara untuk mereduk-

si jumlah sampah yang ada di Indone-

sia meskipun pada praktiknya masih

belum berkembang secara maksimal.

oleh karena itu, pemerintah Indone-

sia terus-menerus mendorong perkem-

bangan dari teknologi PLTSa ini.

Itulah sebabnya, di era pemerintah-

an Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak

2015 terus menggiatkan pembangunan

PLTSa. Tidak heran jika pada 2015, pe-

merintah menerbitkan aturan menge-

nai pengelolaan energi sampah, yak-

ni Peraturan Menteri ESDM Nomor 44

Tahun 2015 sebagai aturan feed-in-tar-

iff. Aturan ini memastikan PT PLN (Per-

sero) membeli tenaga listrik dari PLTSa

de ngan tarif flat selama 20 tahun. Tidak

cukup sampai disitu, pada tahun 2016,

lahir Peraturan Presiden Nomor 18 Ta-

hun 2016 tentang Percepatan Pemba-

ngunan Pembangkit Listrik Berbasis

Sampah.

Hasilnya, pada 5 Desember 2016,

PLN menandatangani perjanjian jual

beli tenaga listrik dari PLTSa di tujuh

pemerintah daerah dan kota percepat-

an, yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Ban-

dung, Semarang, Surakarta, Surabaya,

dan Makassar dengan total pembelian

PLTSa mencapai 100 MW (Megawatt).

Mengelola TPA Rawa Kucing Jadi Sumber Energi Terbarukan

Mengolah sampah di Tempat Pem-

buangan Akhir (TPA) menjadi energi

terbarukan seperti gas metana, brick-

et, listrik atau energi terbarukan lain-

nya tentu menjadi impian setiap dae-

rah di Indonesia. Sebagaimana yang

sedang dilakukan oleh daerah lainnya,

kota Tangerang terdengar sebagai kota

pertama yang memiliki keinginan untuk

mengolah sampah menjadi energi ter-

barukan.

Proyek ini tentu dapat menjadi pro-

yek ideal apabila dapat terlaksana mes-

kipun proyek tersebut baru dimulai dan

belum terealisasi, sebagaimana dika-

takan oleh Kasubag Pemberitaan Hu-

mas Kota Tangerang, Mualim kepada

Majalah Partnership, Rabu (20/12),

di Kantor Pusat Pemerintahan Kota

Tangerang.

Tak diragukan lagi, pembangunan

Proyek Listrik Tenaga Sampah (PLT-

Sa) merupakan keinginan yang sudah

di idamkan oleh kota Tangerang. “Ki-

ta akan menyelesaikan proyek PLTSa,

karena ini yang kita inginkan bersama,”

ujar Camat Pinang, H. Engkos Zarkasy

saat dihubungi melalui telepon geng-

gamnya, Kamis (12/12).

TPA Rawa Kucing berada di tengah

perjalanan dari arah Grogol menuju

Tangerang. Letaknya lima kilometer dari

Limbah rumah tangga di tempat pembuangan akhir.

Energi dari gas metan.

HARI AMBARI

Page 13: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

13sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

pusat kota Tangerang. Terdapat plang

nama berukuran besar di wilayah itu.

Tampak mobil sampah berlewatan. Se-

telah berjalan menyusuri pintu masuk,

terlihatlah gunung tumpukan sampah

dan banyak pekerja di wilayah itu.

Sementara di arah kanan pintu ma-

suk, terdapat suatu tempat seperti ta-

man kota. Fasilitas toilet bersih, bahkan

trek jogging menepis kesan jorok dan

kotor dari taman TPA. Di sana juga terli-

hat tempat pengolahan gas metan yang

berasal dari sampah yang sedang di-

kembangkan untuk penggunaan indus-

tri rumah tangga.

PLTSa: Tangerang, Makassar dan Semarang

Pemkot Tangerang melakukan pe-

ngelolaan sampah dengan pemanfaat-

an sampah menjadi sumber energi ini

dengan dasar hukum dari Perpres No-

mor 3 Tahun 2016 tentang Percepat-

an Pelaksanaan Proyek Strategis, di-

mana kota ini bersama kota Semarang

dan Makassar ditetapkan sebagai ko-

ta untuk pelaksanaan proyek infrastruk-

tur energi yang berasal dari pengolah-

an sampah.

Kota Tangerang bahkan telah me-

lakukan kegiatan market sounding se-

bagaimana diatur dalam Peraturan Pre-

siden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015

tentang Kerja Sama Pemerintah dan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infra-

struktur dan Peraturan Menteri Peren-

canaan Pembangunan Nasional Nomor

4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelak-

sanaan Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyedia an Infra-

struktur.

Pada acara bertajuk Market Sound-

ing Kerja Sama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan In-

frastruktur Pengelolaan Sampah Ener-

gi Baru Terbarukan di Ruang Akhlakul

Karimah, Wakil Wali Kota Tangerang,

Sachrudin mengatakan bahwa sampah

bagaimanapun juga harus dikelola.

Pilihan mengkonversi sampah menjadi

energi dengan teknologi waste-to-ener-

gy adalah pilihannya.

“Secara prinsip, dijadikan energi

atau tidak, sampah harus tetap dike-

lola. Adapun energi yang dihasilkan me-

rupakan suatu bonus,” paparnya seba-

gaimana dimuat dalam rilis Pemberita-

an Humas Kota Tangerang.

Pada acara market sounding, Ke-

pala Dinas Lingkungan Hidup Kota

Tangerang juga mengungkapkan bah-

wa di awal tahun 2017, terdapat 72 in-

vestor yang berminat dan telah mendaf-

tar untuk mengelola sampah menjadi

energi terbarukan di Kota Tangerang.

Ke-72 tersebut berasal dari dalam dan

luar negeri, seperti Cina, Korea, Je-

pang, Taiwan dan Jerman.

Melalui kegiatan market sounding di

awal tahun 2017 itu, Pemkot Tangerang

ingin memberikan gambaran mengenai

lokasi pengelolaan sampah TPA Rawa

Kucing sekaligus proses interaksi un-

tuk menghimpun serta mengetahui ma-

sukan maupun minat calon investor ter-

masuk pihak perbankan dan asuransi

dalam hal rencana pelaksanaan kerja

sama pemerintah dengan badan usaha

dalam penyediaan PLTSa.

Wali Kota Tangerang, Arief Rachad-

iono Wismansyah mengharapkan ada-

nya percepatan dalam penyusunan kaji-

an pembangunan pembangunan PLTSa

di Kota Tangerang yang direncanakan

akan menghasilkan energi terbarukan

sebesar 12 MWatt. Guna memperce-

pat rencana tersebut, Wali Kota beser-

ta tim percepatan pelaksanaan proyek

Waste-to-Energy (WtE) melakukan ra-

pat koordinasi dengan Kementerian Ke-

uangan terkait pembahasan penyiapan

Proyek PLTSa di Kota Tangerang mela-

lui skema KPBU, di Ruang Rapat Direk-

torat Jenderal Pengelolaan Pembiaya-

an dan Risiko, Kementerian Keuangan,

Selasa (6/9).

KPBU dan Alternatif Pembiayaan

Untuk proyek EBT di Kota Tangerang

yang dikabarkan akan menghasilkan

energi sebesar 12 MWatt tersebut,

Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan

telah mengundang kepala daerah ter-

masuk Wali Kota Tangerang pada per-

tengahan tahun lalu. Keterbatasan ang-

garan pendapatan dan belanja nega-

ra dalam pembiayaan pembangunan

infrastruktur menyebabkan adanya

selisih pendana an (funding gap) yang

harus dipenuhi.

Untuk mengatasi hal itu, pemerin-

tah dituntut untuk menggunakan be-

berapa alternatif pendanaan. Salah

satunya adalah dengan mengguna-

kan kerja sama yang melibatkan pi-

hak swasta yang dikenal dengan isti-

lah Public-Private Partnership (PPP)

atau Kerja Sama Pemerintah dan Ba-

dan Usaha (KPBU).

Menurut Sri Mulyani, pemerintah

memutuskan untuk memberikan jamin-

an kepada berbagai proyek di tujuh dae-

rah. Tujuh daerah menurut tim Kemen-

keu memiliki proyek yang dapat diper-

cepat di antaranya adalah proyek Light

Rail Transit (LRT) Surabaya, LRT Ban-

dung, Jalan Tol Makassar dan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) di Peka-

nbaru juga PLTSa Kota Tangerang.

toP EvEnttoP EvEnt

Dwityo Akoro SoerantoHARI AMBARI

Page 14: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

14 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

kaBaR kPBukaBaR kPBu

Dalam pertemuan deng an

Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) di Semarang dan So-

sialisasi Penyusun an Ren-

cana Aksi Daerah yang dihelat di Kan-

tor Gubernur Jawa Tengah, di Sema-

rang, 15-16 Desember 2017, Menteri

Perencanaan Pemba ngunan Nasional/

Kepala Bappenas, Bambang Brodjone-

goro mengatakan bahwa tujuan pemba-

ngunan berkelanjutan yang meliputi di-

mensi sosial, ekonomi, lingkungan, dan

tata kelola perencanaan dirumuskan

secara terintegrasi melalui Tujuan Pem-

bangunan Berkelanjutan/Sustainable

Development Goals (TDB/SDGs).

Tujuan dari pembangunan berkelan-

jutan tersebut kemudian diatur dalam

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor

59 Tahun 2017 tentang Pelaksana an

Pencapaian Tujuan Pembangunan Ber-

kelanjutan yang telah diterbitkan, dima-

na peraturan ini merupa kan bentuk ko-

mitmen untuk pelaksanaan TPB/SDGs

di seluruh Indonesia. Dalam pelaksa-

naan TPB/SDGs sampai tingkat dae-

rah, Kementerian Perencanaan Pem-

bangunan Nasional/Bappenas dan Ke-

menterian Dalam Negeri bekerjasama

menyelenggarakan pertemuan regional

untuk pe nyusunan Rencana Aksi Dae-

rah (RAD) TPB/SDGs.

Selaku Koordinator Pelaksana TPB/

SDGs, Menteri Perencanaan Pemba-

Rencana Aksi Daerah dan Tujuan Pembangunan BerkelanjutanMelalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), perencanaan aksi daerah melalui pembangunan infrastruktur pengelolaan energi dari sampah, air dan udara yang dituangkan dalam RAD akan semakin terintegrasi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia.

HARI AMBARI

Page 15: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

15sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

kaBaR kPBukaBaR kPBu

ngunan Nasional/Kepala Bappenas,

Bambang Brodjonegoro dalam sambut-

annya menyatakan, bahwa batas wak-

tu penyusunan Rencana Aksi Daerah

(RAD) adalah 12 bulan setelah Perpres

tersebut diundangkan. Penyusunan RAD

dipimpin oleh gubernur dan dirumuskan

bersama bupati/wali kota di wilayahnya

dengan melibatkan ormas, dermawan,

pelaku usaha dan akademisi.

“Hal itu dilakukan karena TPB/SDGs

menguatkan paradigma baru bahwa

pembangunan harus dijalankan secara

inklusif, tidak ada yang tertinggal (no

one left behind) dan terintegrasi secara

holistik,” tuturnya.

Selain itu pertemuan ini juga men-

jelaskan secara lebih rinci tentang cara

penyusunan rencana aksi daerah TPB/

SDGs oleh Kementerian PPN/Bappe-

nas, dan kesiapan data TPB/SDGs di

tingkat nasional dan daerah oleh Ba-

dan Pusat Statistik, serta laporan kem-

ajuan penyusunan RAD Provinsi Jawa

Tengah oleh Gubernur Jawa Tengah.

Sesuai dengan isi Perpres, Rencana

Aksi Daerah TPB/SDGs untuk 34 pro-

vinsi di seluruh Indonesia wajib disele-

saikan paling lambat 10 Juli 2018.

Untuk itu pemerintah daerah perlu

segera bergegas menyelesaikan Ren-

cana Aksi Daerah TPB/SDGs sebelum

tenggat waktu yang telah ditetapkan un-

tuk bersama. Indonesia bertekad untuk

menjadi pelopor, rujukan, dan role mo-

del dalam melaksanakan TPB/SDGs di

tingkat dunia.

Mengenai energi terbarukan, ia

menuturkan, saat ini beberapa nega-

ra maju di dunia sudah tidak lagi meng-

andalkan sumber daya alam konvensio-

nal seperti minyak bumi, kelapa sawit

(CPo) ataupun batu bara. Walaupun me-

miliki tantangan tersendiri, inovasi energi

terbarukan ini menjadi penting bagi ne-

gara-negara yang sedang berkembang

seperti Indonesia. Pasalnya, sejak tahun

2015 beberapa negara berkembang dan

maju sudah mulai berkomitmen untuk

mengurangi emisi karbon, menerapkan

ekonomi hijau dan mengurangi kemiskin-

an melalui pembangunan berkelanjutan.

Lebih lanjut, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bap-

penas memaparkan, bahwa selain ber-

gotong royong membangun infrastruk-

tur air bersih, sanitasi, dan transportasi,

pemerintah pusat, daerah dan swasta

juga harus bekerjasama dalam memba-

ngun energi terbarukan, yaitu energi lis-

trik. Hal itu disebabkan karena daerah

yang ada di Indonesia memiliki potensi

dalam menciptakan energi terbarukan

ini melalui sampah, air atau udara.

“Yang ingin saya tekankan, meka-

nisme KPBU memberikan peluang ba-

gi pemerintah daerah untuk mengem-

bangkan pola pembiayaan baru bagi 19

jenis pembangunan infrastruktur di tiga

sektor besar, yaitu infrastruktur konek-

tivitas, sosial, dan perkotaan termasuk

energi terbarukan,” tandasnya.

HARI AMBARI

Page 16: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

16 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

snaPsHotsnaPsHot

Sekelompok warga mengumpulkan sekaligus memilah sampah yang dapat didaur ulang di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang.

Sampah-sampah yang ada di TPA ini akan dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat energi baru terbarukan dengan

infrastruktur yang dibangun dengan skema KPBU.

Kota Tangerang menjadikan TPA Rawa Kucing sebagai infrastruktur energi baru terbarukan berbentuk Pembangkit Listrik

Tenaga Sampah (PLTSa) dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Selain itu, di TPA Rawa Kucing juga

dibangun menjadi bukit hijau.

HARI AMBARI

HARI AMBARI

Page 17: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

17sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

snaPsHotsnaPsHot

Ruas jalan menuju tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tangerang yang akan menjadi tempat pembangkit listrik

tenaga sampah (PLTSa) melalui skema KPBU.

Danau penampungan air lindi di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang yang dikelilingi jogging track.

HARI AMBARI

HARI AMBARI

Page 18: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

18 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

Ragam inovasi

Waste-to-Energy, Solusi Energi Bersih Berkelanjutan untuk Kebutuhan Energi

Keberadaan energi khusus-

nya energi listrik sangat kru-

sial dalam menggerakkan

roda pembangunan suatu

negara. Kebutuhan manusia akan jenis

energi ini terus mengalami peningkat an

dari tahun ke tahun seiring dengan per-

kembangan teknologi dimana hampir

semua peralatan yang digunakan oleh

manusia saat ini membutuhkan energi

listrik.

Hingga saat ini, energi listrik di Indo-

nesia masih ditopang oleh sumber daya

energi fosil sebagai komponen utama

untuk menghasilkan energi tersebut.

Sementara itu, pemanfaatan potensi

sumber daya energi terbarukan sudah

mulai berkembang pesat di negara–ne-

gara maju yang unggul dalam rekaya-

sa teknologi dan memiliki kemampuan

finansial yang kuat. Meski pun penggu-

naan sumber daya energi terbarukan

relatif murah, mudah didapat, serta ra-

mah ling kungan, perkembangan energi

terbarukan masih belum optimal dikare-

nakan biaya untuk merekayasa teknolo-

gi yang dibutuhkan untuk pembangkit

listrik dari energi baru terbarukan ma-

sih sangat tinggi sehingga secara bis-

nis sangat sulit bersaing dengan ener-

gi fosil yang sudah lama established.

Perlunya biaya investasi pembangun-

an infrastruktur energi terbarukan yang

tinggi tersebut dan didukung oleh harga

jual energi fosil yang saat ini masih ren-

dah mengakibatkan minat investor ter-

hadap energi terbarukan menjadi se-

makin menyusut.

Seiring dengan meningkatnya ke-

butuhan akan energi listrik dan pening-

katan jumlah penduduk di Indonesia,

adanya sumber energi alternatif untuk

memproduksi listrik perlu dikelola le-

bih lanjut. Waste-to-Energy merupakan

salah satu cara untuk menjawab tan-

tangan yang sedang dihadapi Indone-

sia, yaitu tantang an mengenai energi

alternatif pengganti fosil dan tantang-

an limbah yang terus meningkat seiring

peningkat an jumlah populasi di Indone-

sia.

Saat ini, proyek pembangunan pem-

bangkit listrik berbasis sampah (PLTSa)

di Indonesia mulai bermunculan. Pem-

bangunan instalasi pengolah sampah

menjadi energi listrik berbasis teknolo-

gi ramah lingkungan sudah men-

jadi perhatian pemerintah, khususnya

Peme rintah Provinsi DKI Jakarta, Ko-

ta Tangerang, Kota Bandung, Kota Se-

marang, Kota Surakarta, Kota Suraba-

ya, Kota Makassar, dan Kota Denpasar.

Infrastruktur energi yang berasal dari

sampah sendiri termasuk ke dalam 37

potensi proyek prioritas dari 245 poyek

strategis nasional. Teknologi yang ba-

nyak dipi lih adalah teknologi thermal di-

mana teknologi in telah diterapkan di

banyak negara seperti Singapura, Thai-

land, Cina, Jepang, Denmark, dan be-

berapa negara Eropa. Swedia bahkan

melakukan impor sampah untuk me-

menuhi kebutuhan bahan baku teknolo-

gi penghasil listrik tersebut.

Teknologi pengolahan sampah

menjadi listrik tersebut memanfaat-

kan energi panas dari hasil pembakar-

Waste-to-Energy (WTE) sebagai suatu sistem pengolahan sampah menjadi energi listrik dan panas hadir menjadi solusi energi bersih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan bahan bakar industri.

Alat pengolah limbah organik

ISTIMEWA

Page 19: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

19sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

Ragam inovasi

an sampah untuk mengubah air men-

jadi uap air bertekanan tinggi. Uap dari

boiler digunakan untuk memutar turbin

yang terhubung ke generator untuk

menghasilkan listrik. Sisa pembakaran-

nya sendiri perlu diproses lebih lanjut

agar tidak mencemari lingkungan. Pa-

da prinsipnya, teknologi ini mengguna-

kan sedikit sumber energi (fosil) untuk

membakar sampah sebagai bahan ba-

ku supaya dapat menghasilkan energi

yang lebih besar. Sumber energi yang

banyak digunakan untuk teknologi ini

adalah batu bara sebagai bahan ba-

kar yang paling murah dan mudah di-

dapatkan saat ini.

Akan tetapi, Peraturan Presiden No-

mor 18 Tahun 2016 tentang Percepat-

an Pembangunan PLTSa mengguna-

kan teknologi proses thermal inciner-

ator yang awalnya akan dilaksanakan

di tujuh kota di Indonesia yang telah

disebutkan di atas (kecuali kota Den-

pasar) telah dicabut melalui Putusan

MA Nomor 27/HUM/2016 pada tang-

gal 2 November 2016 karena satu dan

lain hal. Terlepas dari pencabutan ter-

sebut, sampah-sampah domestik ru-

mah tangga yang banyak mengandung

unsur karbon seperti sisa buah-buah-

an dan kotoran hewan ternak atau pe-

liharaan dapat menjadi bahan baku

pembuatan biogas yang kemudian da-

pat diubah menjadi energi listrik.

Dengan demikian, daerah bisa

menjadi lebih mandiri karena mempu-

nyai kemampuan untuk menciptakan

energi terbarukan yaitu listrik melalui

sampah domestik, sehingga tidak ter-

gantung pada energi listrik konvensio-

nal. Selain itu, dengan teknologi ener-

gi listrik berbasis sampah dapat dicip-

takan lingkungan yang lebih bersih

dan asri.

Di Indonesia sendiri, pengguna-

an biogas masih sangat minim. Biogas

merupakan sumber energi terbarukan

yang dihasilkan oleh fermentasi anaer-

obik dari bahan organik seperti limbah

kotoran hewan, limbah cair dan padat.

Biogas juga dapat digunakan se-

bagai pengganti gas alam untuk ba-

han bakar dalam perindustrian. Sam-

pai saat ini, harga gas alam untuk per-

industrian di Indonesia masih tergolong

tinggi dibandingkan negara tetangga.

Akan tetapi, sehubungan dengan ke-

murnian metana dalam biogas yang

diperlukan untuk mengaplikasikannya

di sektor industri minimal 80%, biogas

memerlukan perlakuan khusus agar

kemurnian metana dalam biogas da-

pat meningkat, misalnya dengan me-

nekan jumlah gas pengotor. Salah sa-

tu proses yang bisa dilakukan adalah

penyerapan (absorbsi) gas karbon di-

oksida (Co2) yang terkan dung dalam

biogas. Gas karbon dioksida ini bersifat

asam dan sangat korosif bila bereaksi

dengan air se hingga da pat menyebab-

kan korosi pada per alatan mesin dan

pipa-pipa, knocking pada mesin, ser-

ta dapat menurunkan nilai efisiensi pa-

nas pembakaran pada biogas. Pengu-

rangan gas karbon dioksida tersebut ju-

ga diperlukan dalam mobilisasi biogas

dalam tabung. Penabung an biogas a-

kan sangat tidak efisien jika kadar Co2-

nya tinggi.

Selain terhambat oleh teknologi,

proyek waste-to-energy yang ramah

lingkungan di Indonesia pun belum

berkembang dengan baik karena be-

lum tersedia nya anggaran dan ketentu-

an mengenai pemberian bantuan biaya

pengolah an sampah dari pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah.

Pemanfaatan skema kerja sama

pemerintah dengan badan usaha (KP-

BU) dapat menjadi salah satu alterna-

tif yang paling efisien. Selain menda-

patkan pencukupan pendanaan me-

lalui kerja sama dengan pihak swasta

yang juga unggul dalam hal teknolo-

gi, monitoring pelaksanaannya pun

menjadi lebih terkontrol, ditambah de-

ngan hadirnya jaminan pemerintah

untuk pelaksanaan proyek sesuai de-

ngan persyaratan yang termaktub da-

lam perjanjian kerja sama. Dengan

KPBU, penyedia an infrastruktur yang

berkualitas, efektif, efisien, tepat sa-

saran dan tepat waktu pun menjadi le-

bih mudah.

Pembuatan gas bio berbahan sampah Memisahkan sampah organik dan nonorganikISTIMEWA ISTIMEWA

Page 20: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

20 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

mitRamitRa

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan selama kurang lebih 56 tahun, Pertamina terus berkomitmen dalam menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan dengan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

PT Pertamina (Persero)

Hal ini dapat dilihat pada pem-

bangunan kilang pemerintah,

yaitu proyek New Grass Root

Refinery (NGRR) Bontang, Kaliman-

tan Timur melalui skema kerja sama

pemerintah dan badan usaha (KPBU)

dan skema penugasan dengan pem-

biayaan pemerintah atau pembiaya-

an korporasi. Hal tersebut kemudian

diperkuat dengan adanya Keputusan

Menteri ESDM, dimana Pertamina te-

lah ditunjuk untuk melakukan pemba-

ngunan kilang Tuban melalui skema

penugasan dengan pembiayaan korpo-

rasi dan kilang Bontang dengan skema

KPBU pada bulan Maret 2016.

Untuk selanjutnya proyek kilang ter-

sebut termasuk ke dalam proyek stra-

tegis nasional berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 3 Tahun 2016. Dengan

demikian, Pertamina berhak untuk

mendapatkan jaminan dan insentif pe-

merintah dan percepatan penerbitan

izin berdasarkan Perpres Nomor 146

Tahun 2015 jo. Perpres Nomor 3 Tahun

2016 dan Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 2016 tentang Percepatan Pelak-

sanaan Proyek Strategis Nasional.

Selain hal tersebut, yang tidak kalah

pentingnya adalah keseriusan serta

konsistensi Pertamina dalam mengem-

bangkan energi baru terbarukan (EBT),

salah satunya sektor panas bumi. De-

ngan kata lain, PT Pertamina (Persero)

Kilang PT PertaminaPERTAMINA.Co.ID

Page 21: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

21sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

mitRamitRa

terus menyiapkan diri untuk menyam-

but masa depan yang jauh berbeda

yakni realita bahwa sumber daya migas

akan semakin menipis. Perusahaan te-

rus berorientasi pada energi berkelan-

jutan untuk memenuhi kebutuhan ener-

gi masyarakat Indonesia.

Keseriusan dan konsistensi itu se-

lanjutnya dapat dilihat pada penam-

bahan kapasitas terpasang pem-

bangkit panas bumi sebesar 55 MW,

dengan onstream-nya proyek Ulube-

lu Unit 4. Saat ini total kapasitas ter-

pasang panas bumi Pertamina men-

jadi 587 MW. Terkait dengan hal itu, Di-

rektur Utama Pertamina Massa Manik

menyata kan, saat ini penyediaan sum-

ber energi, baik energi konvensional

maupun energi baru dan terbarukan

yang dike lola secara lebih efisien, ber-

sih dan efektif oleh per usahaan sema-

kin meningkat.

Tidak hanya berfokus pada pengem-

bangan sektor panas bumi, Pertamina

juga siap berpartisipasi di bidang ener-

gi terbarukan lainnya, termasuk solar

Pv, angin, micro-hydro, green diesel,

bahkan sampai ke bisnis storage da-

lam jangka mene ngah. Perusahaan

pun terus membuka diri untuk beker-

jasama dengan para pemain eksisting,

pemerintah, serta berbagai pihak lain-

nya untuk dapat mengakse lerasi ke-

mampuan Pertamina. “Kami siap me-

lakukan partnership, berinvestasi atau

chip-in di perusahaan lain yang mem-

punyai atau telah mengembangkan

teknologi energi terbarukan, misalkan

teknologi pembangkit listrik tenaga air

skala kecil atau mini hidro dengan me-

lakukan kajian bersama tentang poten-

si pengembangan Pembangkit Listrik

Mini Hidro (PLTM) di beberapa lokasi

potensial di Jawa Barat,” katanya da-

lam perhelatan Pertamina Energy Fo-

rum 2017 belum lama ini.

Katanya, di dalam negeri, pemerin-

tah Indonesia di bawah kepemimpinan

Presiden Joko Widodo sudah berkomit-

men untuk mengurangi emisi rumah ka-

ca hingga 29 persen pada tahun 2030.

Pemerintah juga berupaya meningkat-

kan teknologi dari energi baru terbaru-

kan, seperti teknologi berbasis panas

bumi bisa mencapai 2,1 Gigawatt (GW)

hingga 2025. Tujuannya untuk memban-

tu pemerintah mencapai target bauran

EBT sebesar 23% dari total pengguna-

an energi di tahun 2025. Yang mana

oktober 2018, proyek panas bumi ber-

kapasitas 55 megawatt (MW) di Wilayah

Kerja Panas Bumi (WKP) Lumut Balai di

Sumatera Selatan akan beroperasi.

“Jadi inilah tantangan untuk kita ka-

rena memang Kementerian ESDM dan

Kementerian Lingkungan Hidup secara

konsisten ingin mendorong energi ter-

barukan ini untuk memiliki peran yang

lebih besar di masa yang akan datang.

Kami juga menyambut baik standar pe-

merintah untuk menuju ke standar Eu-

ro 4 di tahun 2021. Kita juga sudah me-

mulai untuk meng-upgrade kilang-kil-

ang kita dalam meng antisipasi hal ini,”

tutupnya.

Kilang PT Pertamina

PLTU Ulubelu Unit 4

PERTAMINA.Co.ID

PERTAMINA.Co.ID

Page 22: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

22 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

insPiRasiinsPiRasi

Arisudono Soerono Presiden Direktur Pt indonesia infrastructure Finance (Pt iiF)

Berbekal pengalaman selama 20 tahun lebih pada bidang corporate finance, merger dan akuisisi, pengembangan strategi serta pengelolaan sehari-hari perusahaan di industri transportasi, logistik dan jasa keuangan, Arisudono Soerono bergabung di PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjadi Presiden Direktur.

Sebelum bergabung di PT Indo-

nesia Infrastructure Finance

(IIF), lulusan sarjana jurus-

an Teknik Kimia dari Institut Teknolo-

gi Bandung (ITB) ini menjabat sebagai

Chief Financial Officer di PT Blue Bird

(2012-2013). Sebelumnya, beliau be-

kerja di Credit Suisse London, Accen-

ture Jakarta dan Seoul, dan Citibank

Jakarta.

Jika dilihat sepintas, khususnya an-

tara latar pendidikan dan pekerjaan,

Arisudono agak banting setir, akan te-

tapi hal itu tidak menghambat profesio-

nalitas serta kualitasnya dalam beker-

ja. Untuk mengimbangi antara teori dan

praktik, selain belajar secara pengalam-

an dan otodidak, ia pun kerap mengikuti

pelatihan perbankan, baik berskala na-

sional maupun internasional.

Beberapa di antaranya adalah Pro-

gram Eksekutif mengenai Manajemen

Risiko Perbankan yang diselenggarakan

oleh INSEAD di Perancis dan pelatihan

kepemimpinan dari the Kennedy School

of Government-Harvard University. IIF.Co.ID

Page 23: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

23sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

insPiRasiinsPiRasi

Tidak hanya itu, berbekal pengalam-

an selama 20 tahun lebih pada bidang

corporate finance, merger dan akuisisi,

pengembangan strategi serta pengelo-

laan sehari-hari perusahaan di industri

transportasi, logistik dan jasa keuang-

an, Arisudono juga pernah menjabat

sebagai Wakil Ketua Komite Pengem-

bangan Infrastruktur di KADIN. Ber-

dasarkan kepiawaiannya tersebut ke-

mudian lulusan MBA dari London Busi-

ness School pada 2000 bergabung di

PT Indonesia Infrastructure Finance

(IIF) menjadi Presiden Direktur.

Salah satu prestasi yang berhasil ia

capai selama menjadi Presiden Direktur

IIF, khususnya di bidang infrastruktur,

adalah percepatan salah satu Proyek

Strategis Nasional yaitu Sistem Penye-

diaan Air Minum (SPAM) Umbulan yang

dilaksanakan dengan skema Kerja Sa-

ma Pemerintah dan Badan Usaha (KP-

BU) dengan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur sebagai Penanggung Jawab Pro-

yek Kerjasama (PJPK). Percepatan ter-

sebut diperkuat dengan adanya Per-

aturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016

tentang Percepatan Pelaksanaan Pro-

yek Strategis Nasional, dan ditargetkan

beroperasi pada pertengahan 2019.

Yang tidak kalah pentingnya adalah

PT Indonesia Infrastructure Finance

(IIF) ditunjuk menjadi Mandated Lead

Arranger oleh PT LEN Telekomunikasi

Indonesia. Dalam kapasitasnya seba-

gai Mandated Lead Arranger, PT IIF

akan mengatur dan mencari pendana-

an sindikasi guna membiayai pemba-

ngunan jaringan tulang punggung se-

rat optik nasional Palapa Ring Paket

Tengah yang dilaksanakan menggu-

nakan skema KPBU. Konkretnya, pa-

da perhelatan 2nd Annual Indone-

sia Infrastructure Finance Conference

Euro Money dengan sponsor utama

IIF yang berlangsung di Hotel Grand

Hyatt Jakarta, Selasa (24/5), Presi-

den Direktur PT IIF Arisudono Soer-

ono dan Direktur Utama PT LEN Tele-

komunikasi Indonesia Raden Wahyu

Pantja Gelora menandatangani no-

ta kesepakatan di bidang pembiayaan

infrastruktur.

Di bawah keterampilan serta kepia-

waian dari Arisudono Soerono, PT IIF

terus bekerja sama dengan pemerintah

dalam berbagai sektor, termasuk dalam

mendukung perkembangan skema KP-

BU dalam proyek-proyek infrastruktur di

Indonesia.

IIF.Co.ID

Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono (kanan), berjabat tangan dengan Direktur Utama PT LEN Telekomunikasi Indonesia, Raden Wahyu Pantja Gelora. PT IIF ditunjuk menjadi Mandated Lead Arranger oleh PT LEN Telekomunikasi Indonesia untuk pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional.

Page 24: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

24 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

kolomkolom

Seiring dengan gencarnya

upaya pembangunan infra-

struktur di seluruh wilayah

Indonesia dalam rangka pe-

merataan pertumbuhan ekonomi, kon-

sep pengembangan kawasan terpadu

kembali menjadi ujung tombak kebijak-

an pemerintah.

Beberapa konsep pengembang-

an kawasan terpadu yang saat ini se-

dang dilaksanakan antara lain ada-

lah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),

Kawasan Industri, dan Kawasan Strate-

gis Pariwisata Nasional (KSPN). Bebe-

rapa kawasan ini malahan juga menjadi

bagian dari daftar Proyek Strategis Na-

sional yang ditetapkan melalui Peratur-

an Presiden Nomor 3 Tahun 2016 ten-

tang Percepatan Pelaksanaan Proyek

Strategis Nasional.

Di sisi lain, sejarah menunjukkan

bahwa Indonesia sudah tidak asing de-

ngan konsep pengembangan wilayah

terpadu yang diinisiasi semenjak peri-

ode orde Baru, misalnya, melalui kon-

sep Satuan Pengembangan Wilayah

(SWP), Kawasan Pengembangan Eko-

nomi Terpadu (KAPET), Kawasan An-

dalan (Kadal) dan beragam konsep pe-

ngembangan lain yang berdiri sendiri

maupun menjadi bagian dari paket ke-

bijakan yang lebih besar.

Artikel ini bertujuan untuk memberi-

kan sedikit refleksi mengenai pelaksa-

naan kebijakan pengembangan kawas-

an terpadu yang pernah dan sedang di-

implementasikan di Indonesia. Fokus

akan diberikan pada kebijakan pengem-

bangan kawasan terpadu yang men-

jadi bagian dari dokumen Rencana Ta-

ta Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Diharapkan dengan mengetahui capai-

an kebijakan tersebut, pemerintah a-

kan dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi dalam pelaksanaan kebijakan

pengembangan kawasan terpadu ke

depannya.

Ragam Kebijakan Pengem-bangan Kawasan Terpadu

Uraian tentang kebijakan pengem-

bangan kawasan terpadu tidak akan

lepas dari kebijakan pengembangan

wilayah. Kebijakan pengembangan wi-

layah mulai menarik perhatian peme-

rintah semenjak tahun 1970-an, bersa-

maan dengan munculnya problematika

ketimpangan antarwilayah. Secara um-

um, berdasarkan kajian literatur, tipologi

kebijakan pengembangan wilayah dapat

dibagi ke dalam dua fase. Fase pertama

berlangsung dari periode 1970-an sam-

pai tahun 1990. Dalam fase ini, kebijak-

an pengembangan wilayah diarahkan

dalam kerangka pemerataan pertum-

buhan wilayah antara Jawa dan luar Ja-

wa. Insentif dan kelonggaran terkait in-

vestasi diberikan pada wilayah luar Ja-

wa agar dapat mengimbangi kecepatan

pertumbuhan wilayah Jawa. Pada tahun

1990, modifikasi atas target pengem-

bangan wilayah mulai dilakukan. Target

percepatan pertumbuhan bukan hanya

menggunakan kriteria “luar Jawa”, teta-

pi juga wilayah-wilayah lain yang memi-

liki sektor pembangunan yang potensial.

Ini muncul bersamaan dengan kesadar-

an pemerintah bahwa beberapa wilayah

di Jawa pun sebenarnya memiliki karak-

teristik “tertinggal”. oleh sebab itu, mulai

dari periode ini, kriteria yang lebih kom-

pleks dari sekedar dikotomi Jawa dan

luar Jawa digunakan.

Fase kedua pengembangan wilayah

yang dimulai sejak tahun 1990 itu juga

menjadi tonggak munculnya beragam

kebijakan pengembangan kawasan ter-

padu. Salah satu yang menjadi kebijak-

an awal adalah penetapan 13 Kawas-

an Pengembangan Ekonomi Terpadu

(KAPET), yang mayoritas berada di

Kawasan Timur Indonesia (KTI). Selain

itu, pada tahun 1997 juga diterbitkan

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasio-

nal (RTRWN) yang memuat setidak-

tidaknya tiga kebijakan pengembangan

kawasan terpadu melalui Sistem Perko-

taan Nasional, Kawasan Tertentu dan

Kawasan Andalan. Ketiga kebijakan pe-

ngembangan kawasan terpadu ini ke-

mudian tetap berlaku dan diperbaharui

sesuai kebutuhan pasca reformasi da-

lam RTRWN kedua yang diterbitkan pa-

da tahun 2008.

Pada tahun 2011, kebijakan pengem-

bangan kawasan terpadu juga mene-

mui momentumnya dengan diluncur-

kannya Master Plan Percepatan Pem-

bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

MP3EI menetapkan 6 (enam) kori-

dor pembangunan yang diseleksi ber-

dasarkan sektor pengembangan yang

potensial. Dalam kesempatan yang sa-

ma, Pemerintah juga secara aktif kem-

Kebijakan Pengembangan Kawasan Terpadu dalam Pemerataan Pembangunan

Oleh

Agung Mahesa Himawan Dorodjatoen

Perencana di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas

DoK PRIBADI

Page 25: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

25sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

42/2015 tentang Kawasan Industri memberi landasan bagi penetapan dan pelaksanaan pembangunan di kawasan industri. Secara umum, kawasan terpadu yang ditetapkan memiliki karakteristik terbatas secara luasan wilayah, memiliki kemudahan investasi dalam bentuk insentif dan didukung dengan pengembangan infrastruktur dan sarana-prasarana yang memadai. Pembangunan kawasan terpadu tersebut menjadi tanggung jawab lintas sektor, dengan melibatkan beragam instansi pemerintah pusat dan daerah. Adapun kawasan terpadu sektoral, seperti Kawasan Industri dan KSPN, walaupun memiliki konsep yang sama, tetapi porsi tanggung jawab terbesar menjadi milik instansi sektoral terkait. Menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana dampak dan capaian yang telah dihasilkan oleh ragam kebijakan pengembangan kawasan terpadu tersebut, mengingat beberapa kebijakan tersebut sudah diimplementasikan dalam waktu yang cukup lama. 7"(8&(&)/&5&)73&(+)9$4&:&;)<&.$=(&4)2&()>&1&$&((:&)

!Salah satu kebijakan pengembangan kawasan terpadu yang sudah ditetapkan dalam waktu yang cukup lama adalah kebijakan-kebijakan yang tercantum di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Ada 3 (tiga) kebijakan pengembangan kawasan terpadu yang tercantum dalam RTRWN.

?&,#&0)6@)A43.50&.$)!"#$%&'&()*"(+",#&+&()!&-&.&()/"01&23)2&4&,)7/79<)

2"3&%+%, Sistem Perkotaan Nasional (SPN). SPN ditetapkan pada kota-kota untuk menentukan status dan posisinya terkait dengan pengembangan wilayah sekitar kota-

Sistem Perkotaan Nasional

PKN

PKW

Kawasan Andalan

KSN

Jalan Arteri

Jalan Kolektor

kolomkolom

Kebijakan Pengembangan Kawasan Terpadu dalam Pemerataan Pembangunan

bali mendorong implementasi Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) yang sebelum-

nya telah ditetapkan dasar pelaksana-

annya melalui Undang-Undang Nomor

39 Tahun 2009 tentang Kawasan Eko-

nomi Khusus. Hingga tahun 2017, telah

ditetapkan 12 KEK yang tersebar di se-

luruh wilayah di Indonesia.

Dalam skala yang lebih terbatas,

kawasan pengembangan terpadu sek-

toral juga mulai tumbuh melalui pene-

tapan Kawasan Industri dan Kawasan

Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Sejumlah 88 KSPN telah ditetapkan

dalam PP Nomor 50 Tahun 2011 ten-

tang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional 2010-2025.

Sementara itu, PP Nomor 42 Tahun

2015 tentang Kawasan Industri mem-

beri landasan bagi penetapan dan pe-

laksanaan pembangunan di kawasan

industri.

Secara umum, kawasan terpadu

yang ditetapkan memiliki karakteristik

terbatas secara luasan wilayah, memi-

liki kemudahan investasi dalam bentuk

insentif dan didukung dengan pengem-

bangan infrastruktur dan sarana-pra-

sarana yang memadai. Pembangun-

an kawasan terpadu tersebut menjadi

tanggung jawab lintas sektor, dengan

melibatkan beragam instansi pemerin-

tah pusat dan daerah. Adapun kawas-

an terpadu sektoral, seperti Kawasan

Industri dan KSPN, walaupun memiliki

konsep yang sama, tetapi porsi tang-

gung jawab terbesar menjadi milik in-

stansi sektoral terkait. Menjadi menarik

untuk mengetahui bagaimana dam-

pak dan capaian yang telah dihasilkan

oleh ragam kebijakan pengembangan

kawasan terpadu tersebut, mengingat

beberapa kebijakan tersebut sudah di-

implementasikan dalam waktu yang cu-

kup lama.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Capaiannya

Salah satu kebijakan pengembangan

kawasan terpadu yang sudah ditetap-

kan dalam waktu yang cukup lama ada-

lah kebijakan-kebijakan yang tercantum

di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (RTRWN). Ada 3 (tiga) kebi-

jakan pengembangan kawasan terpadu

yang tercantum dalam RTRWN.

Pertama, Sistem Perkotaan Nasio-

nal (SPN). SPN ditetapkan pada kota-

kota untuk menentukan status dan po-

sisinya terkait dengan pengembangan

wilayah sekitar kota-kota tersebut. SPN

merupakan upaya pemerintah yang

awalnya dimaksudkan dalam rangka

mendukung program transmigrasi. De-

ngan masuk ke dalam jaringan SPN,

kota-kota akan dilengkapi dengan be-

ragam infrastruktur, khususnya jalan

dan rel kereta api, untuk mendukung

status yang dimilikinya. Hal ini sudah

dijamin oleh beberapa peraturan per-

undangan, khususnya peraturan per-

undangan terkait penyediaan jalan.

Kota-kota di dalam jaringan SPN diba-

gi ke dalam 3 (tiga) kelas: (1) Pusat Ke-

giatan Nasional (PKN), yang mengem-

ban fungsi hub bagi jaringan transpor-

tasi dan perekonomian internasional

maupun antarprovinsi; (2) Pusat Ke-

giatan Wilayah, yang mengemban

fungsi hub sekunder bagi jaringan

Gambar 1.Ilustrasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Terpadu dalam RTRWN Antarkabupaten

Page 26: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

26 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

kolomkolom

transportasi dan perekonomian in-

ternasional maupun antarkabupat-

en/kota; dan (3) Pusat Kegiatan Lokal

(PKL), yang mengembang fungsi hub

bagi jaringan transportasi dan pereko-

nomian antarkecamatan. Total ada 36

PKN dan 176 PKW dalam RTRWN ter-

baru yang ditetapkan pada tahun 2008.

Jumlah tersebut lebih banyak daripada

jumlah PKN dan PKW yang ditetapkan

dalam RTRWN 1997.

Kedua, Kawasan Andalan. Kawas-

an Andalan ditetapkan dalam bentuk

klaster wilayah yang dapat terdiri dari

beberapa kabupaten. Kabupaten yang

menjadi pusat kawasan ditentukan

berdasarkan potensi kabupaten ter-

sebut sesuai sektor yang menjadi an-

dalan. Karena bentuknya yang berupa

klaster, terdapat kemungkinan terjadi

pertampalan antara wilayah yang ma-

suk ke dalam jaringan SPN dan Kawas-

an Andalan. Khususnya, mayoritas ka-

bupaten pusat Kawasan Andalan ada-

lah kawasan perkotaan yang masuk ke

dalam jaringan SPN. Berbeda dengan

SPN, pengembangan Kawasan Andal-

an menjadi tanggung jawab pemerintah

daerah sepenuhnya. Total terdapat 157

Kawasan Andalan di dalam RTRWN

2008, yang tersebar di kawasan darat-

an maupun perairan.

Ketiga, Kawasan Strategis Nasio-

nal (KSN). Berbeda dengan kedua ke-

bijakan sebelumnya, KSN bertujuan un-

tuk mengamankan kepentingan nasional

atas kawasan tertentu yang bernilai stra-

tegis. Nilai strategis yang dimaksud ada-

lah nilai budaya, keamanan, lingkung-

an hidup, teknologi dan ekonomi. Untuk

KSN dari sudut kepentingan ekonomi,

yang memiliki dampak langsung terha-

dap pembangunan infrastruktur, total ada

22 KSN yang ditetapkan dalam RTRWN

2008. Penetapan kawasan ke dalam

KSN memerlukan tindak lanjut dari pe-

merintah pusat dalam penyediaan infra-

struktur dan sarana prasarana.

Ketiga kebijakan pengembangan

kawasan terpadu tersebut telah ditetap-

kan semenjak RTRWN yang pertama

diterbitkan pada tahun 1997. Meskipun

mengalami beberapa perubahan dalam

RTRWN 2008, konsep dasar dari ketiga

kebijakan tersebut masih sama. oleh

sebab itu, dapat dikatakan bahwa keti-

ga kebijakan tersebut telah ditetapkan

dari tahun 1997 dan capaian kebijak-

an tersebut dapat mulai diukur. Ukuran

yang digunakan adalah Produk Domes-

tik Regional Bruto (PDRB). Diharapkan

bahwa kabupaten/kota yang ditetapkan

ke dalam kebijakan pengembangan

kawasan terpadu tersebut akan meng-

alami pertumbuhan PDRB yang lebih

signifikan dibandingkan kabupaten/kota

lainnya. Periode observasi adalah peri-

ode 2000-2013. Hasil observasi dapat

dilihat pada Tabel 1 dan 2 di halaman

selanjutnya.

Berdasarkan hasil observasi per-

tumbuhan PDRB dan status kabupa-

!"#$%&'(&)*&+$,"-&."#/0"1$23.41"&+$-5","-6"2&7$-8296"1&7:;+&

!! !"""# !""$# !"%"# !"%&# '()# *')#*+,+-+.#/.0+1+.#

%# "#$#%&#! "#$#%&#! "#$#%&#! "#$#%&#! '! '! '!!# ()%#*#+#! ()%#*#+#! ()%#*#+#! ()%#*#+#! '! '! '!&# ,-$#./!012! ,-$#./!012! ,-$#./!012! ,-$#./!012! '! '! !!2# 3-4#5! 3-4#5! 3-4#5! 3-4#5! '! '! '!$# ,676%! ,676%! ,676%! ,#54)57!032! '! '! '!3# 8-4/%/! 9#57-%#57!032! ,#54)57!032! ,676%! '! '! '!4# 9#57-%#57!032! ,#54)57!032! 9#57-%#57!032! 9#57-%#57!032! '! '! !!5# ,#54)57!012! ,#&#:! ,#&#:! ,#&#:! '! '! '!6# (/46#%;6! (/46#%;6! (/46#%;6! (/46#%;6! !! '! '!%"# ,#&#:! 8-4/%/! 8-4/%/! 8-4/%/! '! !! '!%%# ,#54)57!032! ,#54)57!012! ,#54)57!012! 8#%#<#57! !! !! '!%!# (-:#%#57! (-:#%#57! (-:#%#57! (-:#%#57! '! '! '!%&# 3/:/$#! 3/:/$#! 8#%#<#57! ,#54)57!012! '! '! '!%2# 9#57-%#57!012! 9#57-%#57!012! 9#57-%#57!012! 9#57-%#57!012! '! '! !!%$# =%-./$! 8#%#<#57! >/?-765! 8)&#/!9/:)%! '! ! '!%3# 8#%#<#57! =%-./$! 8)&#/!9/:)%! @#?-:*#57! '! '! '!%4# >/?#A#B! ,-$#./!032! =%-./$! 3#$#..#%! '! '! '!%5# ,-$#./!032! @#?-:*#57! 3#$#..#%! >/?-765!! '! '! '!%6# 3#?#57!! 3#?#57!! @#?-:*#57! =%-./$! !! '! '!!"# 1-?/!(-%4#57! 1-?/!(-%4#57! ,-$#./!032! ,-$#./!032! '! '! !!

!"#$%&'()*+*,(-".*/(!/*/0.012(*,31*(4*,3(+03",*1*,(*+*5*6(-78)(/*,9*(#0,4*1(+*,(3*.2(7(:(70./&0;/(<1*$"9*/%,=2(>(:(>",0;09*50/4(<?@/*=(

(

Tabel 1. 20 Besar Kabupaten/Kota Berdasarkan Peringkat PDRB

Sumber: Badan Pusat Statisik; angka yang digunakan adalah PDRB tanpa minyak dan gas; D = District (kabupaten); M = Municipality (Kota)

Page 27: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

27sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017

kolomkolom

ten/kota dalam kebijakan pengembang-

an kawasan terpadu, 3 (tiga) hal dapat

disimpulkan:

1. Mayoritas kabupaten/kota yang ma-

suk ke dalam 20 besar peringkat

PDRB tercakup ke dalam kebijakan

pengembangan kawasan terpadu,

baik SPN, KSN maupun Kawasan

Andalan.

2. Mayoritas kabupaten/kota yang ma-

suk ke dalam peringkat 20 terbawah,

di sisi lain, tidak tercakup ke dalam

kebijakan pengembangan kawasan

terpadu dalam RTRWN.

3. Meskipun demikian, keberhasilan

masing-masing kebijakan cukup be-

ragam:

a. SPN secara konsisten terindika-

si berhasil menempatkan kabu-

paten/kota dalam pertumbuhan

PDRB yang cukup baik. Ini ka-

rena dukungan peraturan yang

mengamanatkan penyediaan in-

frastruktur pada wilayah yang

masuk ke dalam jaringan SPN.

b. Di sisi lain, keberhasilan KSN ter-

indikasi cukup variatif. KSN cu-

kup berhasil pada kota-kota met-

ropolitan, seperti metropolitan Ja-

karta dan metropolitan Surabaya.

Dapat dipahami bahwa kawasan

metropolitan ini adalah KSN yang

terlebih dahulu diselesaikan per-

aturan pelaksanaannya oleh pe-

merintah pusat.

c. Adapun implementasi Kawas-

an Andalan tidak cukup jelas ter-

gambarkan dalam kedua tabel di

atas. Ini disebabkan masih ada-

nya beberapa kabupaten/kota

yang masuk ke dalam Kawasan

Andalan, tetapi berada dalam pe-

ringkat 20 terbawah.

Beberapa usulan terkait implemen-

tasi kebijakan pengembangan kawasan

terpadu ke depannya dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Kebijakan pengembangan kawas-

an terpadu yang didukung regulasi

yang memadai dan kuat, sebagai-

mana SPN, relatif lebih mencapai

hasil yang lebih baik.

2. Untuk kebijakan pengembangan

kawasan terpadu dimana kontribusi

pemerintah pusat tidak signifikan,

capaian kebijakan tersebut sangat

bergantung kepada motivasi, kepe-

mimpinan dan juga anggaran peme-

rintah daerah.

3. oleh sebab itu, perlu dipertimbang-

kan sumber-sumber pendanaan se-

lain APBN yang dapat mendukung

pemerintah daerah dalam mensuk-

seskan kebijakan pengembangan

kawasan terpadu. Sumber pendana-

an yang dimaksud antara lain sum-

ber yang berasal dari sektor swasta,

baik dalam bentuk kemitraan sosial

(program Corporate Social Respon-

sibility) maupun skema kerjasama

pendanaan antara pemerintah dae-

rah, pusat dan sektor swasta.

Artikel adalah bagian dari riset doktoral berjudul ‘Mengatasi Ketimpangan Wilayah: Peran Rencana Tata Ruang Wilayah

!"#$%&'(&)*&."#/0"1$23.41"&!$-$25"<&+$-5","-6"2&7$-8296"1&7:;+

!! !"""# !""$# !"%"# !"%&# '()# *')#*+,+-+.#/.0+1+.#

%# (/:-)?)-! C-:*#&#! 8-B)?#)#5!(-%/*)! ,)%)! !! !! '!!# D#?:#E-%#!9-57#E! (#*)!F#/;)#! @#$B#$!,E#%#&! 8-B)?#)#5!(-%/*)! !! '! '!&# (6%657!(-?#&#5! 96?/$#%#! C#55+!"#+#! @#$B#$!,E#%#&! !! !! !!2# F#;#!G:B#&! 9)#?! C-:*#&#! H#%6B-5! !! !! !!$# D#?:#E-%#!9/:)%! (-%#:!9/:)%! 9)#?! 3#:*-%#:6!F#+#! !! !! !!3# (#%:/! C#55+!"#+#! (#*)!F#/;)#! 9)#?! '! !! !!4# 8--%6:! (6)&E!,)%)! H#%6B-5! (#*)!F#/;)#! !! !! !!5# 8-B!G%)! 9-?)$!H654#:#! I#.&!(-%#:! C-:*#&#! !! !! !!6# 3#BB/! J#E)$/:6! ()B/6%/! I#.&!(-%#:! !! '! '!%"# 86&#!(#*#57! @)5A#$! ,)%)!(-?#&#5! 1-/+#/! !! !! !!%%# C-:*#&#! 9#5#!9/4)57! 1-/+#/! ()B/6%/! !! !! !!%!# (-%#:!9/:)%! (6)&E<-.&!():*#! 3#:*-%#:6!F#+#! ,)%)!(-?#&#5! !! !! '!%&# @#$B#$!,E#%#&! ()B/6%/! @)?#)!36%6&#/! @)?#)!36%6&#/! !! !! !!%2# G.:#&! 1-/+#/! ():*#!9-57#E! K5&#5!"#+#! !! !! !!%$# @-7L,/5&#57! H#%6B-5! K5&#5!"#+#! M4)7#! !! !! !!%3# 96?/$#%#! K5&#5!"#+#! 3#+*%#&! ():*#!9-57#E! !! !! !!%4# 9-?)$!H654#:#! 3#:*-%#:6!F#+#! M4)7#! 3#:*-%#:6!9-57#E! !! !! '!%5# J#E)$/:6! J#?/:6! 3#:*-%#:6!9-57#E! J#?/:6! !! !! !!%6# H#%6B-5! 3#:*-%#:6!9-57#E! J#?/:6!! 3#+*%#&! !! !! !!!"# ()B/6%/! M4)7#! 9#:*%#)<! 9#:*%#)<! !! !! !!

!"#$%&'()*+*,(-".*/(!/*/0.012(*,31*(4*,3(+03",*1*,(*+*5*6(-78)(/*,9*(#0,4*1(+*,(3*.2(7(:(70./&0;/(<1*$"9*/%,=2(>(:(>",0;09*50/4(<?@/*= !

Tabel 2. 20 Kabupaten/Kota Terendah Berdasarkan Peringkat PDRB

Sumber: Badan Pusat Statisik; angka yang digunakan adalah PDRB tanpa minyak dan gas; D = District (kabupaten); M = Municipality (Kota)

Nasional’

Page 28: Membangun Energi Baru Terbarukankpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 5 Energi Baru... · 6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017 fokus fokus energi baru dan terbarukan

28 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 201728 sustaining PaRtnERsHiP Edisi EnErgi TErbarukan 2017