uji efek antioksidan fraksinasi ektrak

16
RUTIN Rutin adalah suatu flavonoid yang terdistribusi luas di alam (Anonim, 2007). Flavonoid rutin adalah suatu glikosida flavonol terdiri dari flavonol quersetin dan disakarida rutinosa. Rutin ditemukan pada banyak tanman,terutama tanaman gandung Fagopyrum esculentum Moench. Sumber lain yang juga kaya akan rutin adalah the hitam dan kulit apel (anonim,2007). Rutin adalah suatu substansi padatan, berwarna kuning pucat sedikit larut dalam air. Rutin lebih larut dalam air dibandingkan aglikonnya, quersetin. Rumus molekul rutin adalah C 27 H 30 O 16 berat molekulnya adalah 610.53 dalton,dan rumus strukturnya adalah : Struktur (Anonim,2007). Rutin mempunyai aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antikanker,antitrombotik, sitoprotektif dan vasoprotektif (Anonim,2007).

Upload: bibir-penuh-makna

Post on 11-Aug-2015

183 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Uji Antioksidant dengan Metode DPPH

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

RUTIN

Rutin adalah suatu flavonoid yang terdistribusi luas di alam (Anonim, 2007). Flavonoid rutin

adalah suatu glikosida flavonol terdiri dari flavonol quersetin dan disakarida rutinosa. Rutin

ditemukan pada banyak tanman,terutama tanaman gandung Fagopyrum esculentum Moench.

Sumber lain yang juga kaya akan rutin adalah the hitam dan kulit apel (anonim,2007).

Rutin adalah suatu substansi padatan, berwarna kuning pucat sedikit larut dalam air. Rutin lebih

larut dalam air dibandingkan aglikonnya, quersetin. Rumus molekul rutin adalah C27H30O16 berat

molekulnya adalah 610.53 dalton,dan rumus strukturnya adalah :

Struktur

(Anonim,2007).

Rutin mempunyai aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antikanker,antitrombotik, sitoprotektif dan

vasoprotektif (Anonim,2007).

Rutin adalah antioksidan fenolik dan telah terbukti dapat menangkap radikal superoksida. Rutin

dapat mengkelat ion logam seperti kation ferro. Karena melibatkan kation ferro maka disebut

reaksi fenton yang menurunkan reactive oxygen species. Rutin atau quersetin dapat menjadi

prooksidan. Sebagai contoh,nitrosasi rutin atau quersetin dapat menghasilkan molekul

prooksidan yang mempunyai kemampuan bermutasi (Anonim,2007).

ANTIOKSIDAN

A. Definisi dan aktivitas antioksidan

Page 2: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksidasi yang diperantarai oleh

oksigen. Oksidasi yang memegang peranan penting dalam pertambahan pertumbuhan terhadapat

penyakit. Hal tersebut disebabkan senyawa antioksidan dapat mencegah pengaruh buruk yang

disebabkan oleh senyawa-senyawa radikal bebas. Radikal bebas tersebut beberapa diantaranya

toksik(beracun) dan sangat reaktif sehingga dapat mempercepat proses penuaan dan kematian

(Niki et al.,1987).

B. Penggolongan Antioksidan

Dari asal terbentuknya,antioksidan dibedakan menjadi dua yakni intraseluler dan ekstraseluler.

Dari sini antioksidan dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni :

1. Antioksidan primer

Antioksidan primer bekerja mencegah terbentuknya radikal bebas baru dan mengubah

radikal bebas yang ada menjadi raikal yang berkurang dampak negatifnya,sebelum radikal

bebas ini sempat bereaksi. Contoh radikal bebas ini adalah enzim SOD (superoksida

dismutase) yang mengubah amino superoksida menjadi hydrogen peroksida yang berfungsi

sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuh serta mencegah proses peradangan karena

radikal bebas; glutation peroksida yang berubah menjadi hydrogen peroksida dan lipid

peroksida menjadi mmolekul yang kurang berbahaya sebelum terbentuk radikal bebas serta

protein pengikat metal seperti ferritin dari ceruloplasma yang mencegah teerbentuknya ion

Ferro (Fe++)yang dapat membentuk radikal hidroksil (Dalimartha,1999;Elvina,1997).

2. Antoksidan sekunder

Antioksidan ini berguna menangkap radikal bebas dan mencegah reaksi berantai.

Kelompok ini termasuk antioksidan ekstreseluler yang kebanyakan berasal dari makanan

Page 3: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

seperti vitamin E,vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirudin dan albumin

(Dalimartha,1999; Elvina,1997).

3. Antioksidan tersier

Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal

bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksidan

reduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini berguna untuk mencegah penyakit

kanker (Dalimartha,1999; Elvina,1997).

DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk

mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. DPPH menerima

electron atau radikal hidrogen akan membentuk molekul diamagnetik yang stabil. Interaksi

antioksidan dengan DPPH baik secara transfer atau radikal hidrogen pada DPPH, akan

menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH. Jika semua electron pada radikal bebas DPPH

berpasangan , maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi

pada panjang gelombang 517nm akan hilang. Perubahan ini dapat diukur secara stoikiometri

sesuai dengan jumlah electron atau atom hidrogen yang ditangkap oleh molekul DPPH akibat

adanya zat antioksidan (Suratmo, 2007).

(Anonim, 2007).

Page 4: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Dari hasil pengelompokan fraksi, maka selanjutknya dilakukan pengujianefek fraksi. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya antioksidan pada fraksi yang telah ditetapkan. Uji

efek ini dilakukan dengan metode DPPH (1,1 Difenil 2 Picryl Hidrazin). Prinsip dari metode

DPPH adalah antioksidan akan menangkap radikal bebas sehingga terjadi pemucatan warna.

Senyawa antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom

Hidrogen dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning yang diukur

pada panjang gelombang 517 nm. DPPH merupakan senyawa berwarna ungu yang dengan

penambahan etanol akan membentuk warna kuning kecoklatan. Dengan penambahan rutin

(sebagai antioksidan) maka DPPH yang bertindak sebagai radikal bebas akan distabilkan

sehingga warna yang terbentuk semakin pudar (pemucatan warna). Semakin besar konsentrasi

rutin yang ditambahkan, maka warna yang terbentuk juga akan semakin jernih. Kemampuan

penangkapan radikal hidroksi diukur dengan menghitung EC50 yaitu konsentrasi dimana

kemampuan dalam penangkapan radikal bebas sebesar 50%. Metode DPPH dipilih karena karena

metode ini mudah, cepat, sederhana, pekat, dan memerukan sedikit sampel.

Struktur DPPH :

Page 5: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Struktur Rutin

Reaksi DPPH dengan Antioksidan

Pada percobaan ini mula-mula DPPH dilarutkan dalam etanol dan dibuat seri larutan rutin

dengan berbagai konsentrasi. Kemudian larutan rutin ditambahkan pada larutan DPPH dan

dibiarkan selama 5 menit untuk operating time. Operating time adalah waktu yang diperlukan

agar suatu reaksi berlangsung secara sempurna dan stabil sehingga pengukuran absorbansi akan

maksimum.

Pengukuran absorbansi, digunakan larutan blanko yaitu etanol dan larutan kontrol yaitu

campuran DPPH dan etanol,. Blanko etanol digunakan untuk auto zero. sedangkan kontrol

campuran DPPH dengan etanol digunakan untuk faktor koreksi sehingga dapat diketahui nilai

absorbansi dari rutin tanpa adanya pengaruh dari DPPH dan etanol.

Page 6: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Kemudian dari 8 fraksi yang telah didapat di uji dengan KLT, untuk fraksi 1 dan 2

memiliki profil KLT yang sama dengan rutin. Kemudian dapat disimpulkan fraksi 1 dan 2

memiliki daya antioksidan, maka yang mempunyai nilai RF yang sama dapat digabungkan

menjadi satu karena dianggap mempuyai kandungan yang sama. Kemudian fraksi 3 – 8 tidak

memiliki profil yang sama dengan rutin tidak digunakan karena dianggap tidak memiliki daya

antioksidan.

Kemudian fraksi yang dianggap memiliki daya antioksidan di uji dengan metode DPPH

yang bertindak sebagai radikal bebas. Baik rutin, ektrak, maupun fraksi dibuat dengan berbagai

kosentrasi. Untuk rutin dibuat dengan perbandingan: (0,015; 0,03; 0,045; 0,06; 0,075)mg/ml,

ektrak (0,4; 0,8; 1,2; 1,6; 2)mg/ml, fraksi (0,24; 0,48; 0,72; 0,96; 1,2)mg/ml. Kemudian masing-

masing sampel diambil 1 ml dan ditambahkan 1ml DPPH 0,4 mM dalam abu takar 5 ml dan

ditambahkan etanol hingga tanda kemudian larutan vortex agar senyawa-senyawa yang ada

didalam dapat terdistribusi merata. Kemudian didiamkan selama operating time yaitu 40 menit

agar reaksi berlangsung secara sempurna dan stabil sehingga pengukuran absorbansi akan

maksimum. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 517 nm, karena pada

panjang gelombang tersebut, rutin akan memberikan serapan maksimum. Hal ini karena pada

panjang gelombang maksimum pengukuran absorbansi akan lebih sensitive dan pengukuran

dalam keadaan stabil.

Secara teori, dengan meningkatnya konsentrasi dari rutin, maka absorbansi yang

dihasilkan semakin menurun. Hal ini dikarenakan semakin besar konsentrasi rutin

mengakibatkan semakin banyak jumlah eugenol yang terlarut sehingga akan semakin besar pula

daya antioksidannya yang dihasilkan dan warna akan semakin pudar. Semakin pudarnya warna

terbentuk karena antioksidan menangkap radikal bebas yang ada. Nilai daya antioksidan

Page 7: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

dinyatakan dalam % daya antioksidan. Semakin besar nilai % daya antioksidan yang diperoleh

menunjukkan kemampuan senyawa untuk menangkap radikal bebas semakin besar. Rumus %

daya antioksidan:

Daya antioksidan (%) = absorbansi DPPH−absorbansi sampel

absorbansi DPPH× 100 %

Sampe

l

Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi % Daya Antioksidan

1 0,015 0,0367 67,89

2 0,03 0,215 81,18

3 0,045 0,118 89,68

4 0,06 -0,182 115,92

5 0,075 -0,185 116,18

Tabel 3.1 Tabel Kosentrasi Daya Antioksidan Efek Rutin

Sampe

l

Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi % Daya Antioksidan

1 0,4 0,327 70,43

2 0,8 0,252 86,79

3 1,2 0,137 90,11

4 1,6 0,118 98,60

5 2 -0,016 107,69

Tabel 3.2 Tabel Konsentrasi Daya Antioksidan Efek Ektrak

Page 8: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Sampe

l

Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi % Daya Antioksidan

1 0,24 0,13 88,63

2 0,48 0,137 88,01

3 0,72 0,327 71,39

4 0,96 0,252 77,95

5 1,2 0,118 85,68

Tabel 3.3 Tabel Konsentrasi Daya Antioksidan Efek Fraksi

Pada percobaan menunjukkan semakin besar konsentrasi rutin maka semakin besar pula

persen daya antioksidan. Hal ini juga berlaku untuk ektrak dan fraksi dari tanaman yang

digunakan yaitu herba seledri. Akan tetapi terjadi penyimpangan pada fraksi daun seledri yaitu

pada konsentrasi sampe 0,24 dan 048 mg/ml. hal ini mungkin dapat disebabkan karena

spektroskopi UV sudah sedikit usang dan pada saat pengukuran ada sedikit kesalahan dalam

perlakuan alat seperti alat tersebut mesti ditekan pada penutupnya. Sebenarnya saat pengukuran

dimana apabila alatnya baik tidak perlu diperlakukan seperti itu.

Setelah diperoleh % daya antioksidan, kemudian dibuat kurva % daya antioksidan vs

konsentrasi, sehingga diperoleh persamaan kurva baku. Dari persamaan kurva baku tersebut

kemudian dihitung EC 50, yaitu kemampuan suatu senyawa menangkap radikal bebas sebesar

50%. Semakin kecil konsentrasi yang dibutuhkan untuk menangkap radikal bebas sebesar 50%,

maka semakin efektif isolate tersebut bekerja.

Tanin

Page 9: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.080

20

40

60

80

100

120

140

f(x) = 875.466666666665 x + 54.774R² = 0.938734656577109

Chart Title

Axis Title

Axis Title

Ektrak

0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.20

20

40

60

80

100

120

f(x) = 21.5825 x + 64.825R² = 0.958474262693596

Konsetrasi VS Daya Antioksidan

Konsentrasi (mg/ml)

% D

aya

Atiok

sidan

Page 10: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

Fraksi

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.40

102030405060708090

100

f(x) = − 6.64999999999999 x + 87.12R² = 0.114717301450963

Konsentrasi VS Daya Antioksidan

Konsentrasi

% D

aya

Antio

ksid

an

Dari hasil percobaan maka didapatkan persamaan untuk rutin adalah Y=875,4x + 54,77. Pada daun seledri didapatkan kurva baku untuk Ektrak, Y=21,58x + 64,82. Fraksi, Y=-6,65x + 87,12. Kemudian dicari nilai EC50 sehingga didapatkan EC50 untuk rutin = -0,005449mg/ml. EC50 untuk ektrak = -0,686747mg/ml. EC50 untuk fraksi = 5,58195mg/ml.

Dari hasil percobaan menggunakan daun pepaya, didapatkan persamaan kurva baku untuk ekstrak: Y=23,25x + 78,13. Dan untuk fraksi: Y= 26,87x + 67,92. Kemudian dicari nilai EC50 sehingga didapatkan EC50 untuk ekstrak : -1,209 mg/ml dan untuk fraksi nilai EC50 : -0,669 mg/ml.

Dari hasil percobaan menggunakan daun singkong, didapatkan persamaan kurva baku untuk ekstrak: Y=24,28x + 80,385. Dan untuk fraksi: Y=21,216x + 89,345. Kemudian dicari nilai EC50 sehingga didapatkan EC50 untuk ekstrak : -1,251mg/ml dan untuk fraksi nilai EC50 : -1,854 mg/ml.

Dari hasil perhitungan EC50 ternyata kemampuan radikal bebas yang paling baik untuk

ektrak secara berurut dari yang paling kuat adalah daun singkong » daun papaya » daun seledri.

Sedangkan untuk fraksi daun singkong » daun papaya » daun seledri. Antioksidan sendiri dapat

berubah menjadi radikal bebas karena ini tidak lepas dari sifat antioksidan yang pada konsentrasi

Page 11: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

tinggi, aktivitas antioksidan sering lenyap bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan.

Prooksidan adalah senyawa yang justru dapat menghasilkan radikal bebas.

Kandungan utama dari seledri adalah apigenin yang merupakan komponen flavonoid.

Sruktur kimia apigenin adalah C15H10O5 dengan bobot molekul 270,23g/mol

Kemudian, Crozier et al. (1997) mengemukakan bahwa kadar apigenin dalam seledri bervariasi bergantung dari jenis seledri dan masa tanaman, Pada penelitian sebelumnya daun singkong merupakan jenis sayuran yang mengandung klorofil lebih tinggi disbanding rumput gajah dan rumput alang-alang.

Papaya diketahui memiliki kandungan vit C flavonoid dan saponin. Flavonoid memiliki aktifitas antioksidan yang lebih baik disbanding vit C dan E

Page 12: Uji Efek Antioksidan Fraksinasi Ektrak

.

Anonim, 2007, Rancangan Alat Penyulingan Minyak Atsiri,

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/GAMBAR/1b54.gif, diakses pada tanggal 17 Mei

2011

Dalimartha,1999, Awet Muda dengan Tumbuhan Obat dan diet Suplement, 2-8, Trubus

Agriwidja, Jakarta

Dalimartha, 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1, Trubus Agriwidya, Jakarta, 136-138

Elvina, K., 1997, Antioksidan, Resep Sehat & Umur Panjang,

http://www.indomedia.com/intisari/1997/Juni/antioks.htm.,

Suratmo, 2007, Potensi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Antioksidan,

[email protected], diakses tanggal 5 Mei 2010