uji diagnostik pewarnaan hematoksilin eosin · pdf filedengan pemeriksaan patologi anatomi...

28
i TESIS UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN UNTUK MENDIAGNOSIS FIBROSIS GINJAL DENGAN PEWARNAAN MASSON’S TRICHROME PASIEN BATU GINJAL OBSTRUKSI UNCOK ANDRE PAHALA SIMANJUNTAK NIM : 1114028103 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

Upload: duongthu

Post on 07-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

i

TESIS

UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN

EOSIN UNTUK MENDIAGNOSIS FIBROSIS GINJAL

DENGAN PEWARNAAN MASSON’S TRICHROME

PASIEN BATU GINJAL OBSTRUKSI

UNCOK ANDRE PAHALA SIMANJUNTAK

NIM : 1114028103

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

ii

UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN

EOSIN UNTUK MENDIAGNOSIS FIBROSIS GINJAL

DENGAN PEWARNAAN MASSON’S TRICHROME

PASIEN BATU GINJAL OBSTRUKSI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik,

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

UNCOK ANDRE PAHALA SIMANJUNTAK

NIM : 1114028103

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 3: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 21 FEBRUARI 2017

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Biomedik

Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana

Dr.dr.Gde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc, Sp.GK

NIP: 19461213971071001

Pembimbing II,

Prof.Dr.dr.I Gede Raka Widiana,Sp.PD-KGH

NIP: 195607071982111001

Pembimbing I,

Dr.dr.Anak Agung Gde Oka,Sp.U(K)

NIP: 195706171984031001

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana

Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes,FICS

NIP: 195301311980031004

Page 4: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 21 Februari 2017

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

Nomor 108.2/UN14.2/PP/2017 Tanggal 17 Februari 2017

Ketua : Dr.dr.Anak Agung Gde Oka,Sp.U(K)

Anggota :

1. Prof. Dr. dr. I Gede Raka Widiana, Sp.PD-KGH

2. dr. I Nyoman Semadi, Sp.B, Sp.BTKV

3. dr. Gede Wirya Kusuma Duarsa, M.Kes, Sp.U(K)

4. dr. Ida Bagus Made Surya Wisesa, Sp.B(K)Onk

Page 5: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

v

Surat pernyataan bebas plagiat

Page 6: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis hanturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

dengan judul “Uji Diagnostik Pewarnaan Hematoksilin Eosin Untuk

Mendiagnosis Fibrosis Ginjal Dengan Pewarnaan Masson’s Trichrome

Pasien Batu Ginjal Obstruksi”.

Karya tulis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menempuh Program

Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Umum di Departemen / SMF Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi –

tingginya kepada :

Dr.dr.Anak Agung Gde Oka,Sp.U (K) sebagai pembimbing utama penelitian

ini, sekaligus pembimbing metodologi penelitian yang telah dengan penuh

kesabaran dan perhatiannya memberikan bimbingan, dorongan semangat,

inspirasi, dan nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini

dengan baik.

Prof. Dr. dr. I Gede Raka Widiana, Sp.PD-KGH sebagai pembimbing kedua,

sekaligus pembimbing statistik penelitian yang telah memberikan bimbingan dan

masukan, serta keilmuannya untuk memperlancar penyelesaian karya tulis ini.

Prof. Dr. dr. Sri Maliawan, Sp.BS(K) sebagai Kepala Departemen/SMF

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar, yang

Page 7: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

vii

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program

Pendidikan Dokter Spesialis di program studi Bedah Umum.

dr. I Ketut Wiargitha, Sp.B (K) Trauma sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar dan

dr. Putu Anda Tusta Adiputra, Sp.B(K)Onk sebagai Sekretaris Program Studi

Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah Denpasar

yang memberikan dukungan dan semangat bagi penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan dengan baik.

dr. Ida Bagus Darma Putra, Sp.B–KBD dan Seluruh Staf Pengajar

Departemen / SMF Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP

Sanglah Denpasar sebagai guru dan teladan bagi penulis yang dengan penuh

dedikasi dan kesabaran telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan dan

semangat kepada penulis selama mengikuti pendidikan Bedah Umum dan dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK, sebagai Ketua Program

Studi Ilmu Biomedik yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk

mengikuti program studi Combined Degree.

dr. I Wayan Sudana, M.Kes sebagai Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di lingkungan

RSUP Sanglah yang bertaraf internasional yang beliau pimpin.

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD–KEMD, sebagai rektor Universitas

Udayana yang telah memberikan kesempatan belajar di universitas Udayana.

Page 8: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

viii

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) sebagai Direktur Program Pasca

Sarjana Universitas Udayana yang telah memberikan penulis kesempatan untuk

mengikuti pendidikan combined degree di program pasca sarjana ini.

Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana yang telah memberikan penulis kesempatan untuk mengikuti

Pendidikan Spesialis Bedah Umum di fakultas kedokteran Universitas Udayana.

Orang tua, saudara dan sahabat yang menjadi inspirasi bagi penulis, yang

senantiasa memberikan motivasi, dan dukungan yang tiada henti selama penulis

menjalani pendidikan spesialis ini.

Seluruh rekan PPDS I Bedah Umum atas kerjasama, dukungan dan

bantuannya dalam proses penelitian ini serta selama proses pendidikan.

Seluruh staf di Instalasi Rekam Medis Sanglah, sekretariat Bedah, seluruh

staf dan paramedis di Instalasi Rawat Inap Bedah, Instalasi Rawat Jalan Bedah,

Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Darurat Bedah dan staf badan koordinator

pendidikan RSUP Sanglah Denpasar, atas kerjasama dan bantuannya selama

penulis menjalani pendidikan dan menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karya tulis

ini, namun semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, dan

mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat

bermanfaat bagi penulis di kemudian hari

Denpasar, Februari 2017

Uncok Andre Pahala Simanjuntak

Page 9: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

ix

Abstrak

UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN UNTUK

MENDIAGNOSIS FIBROSIS GINJAL DENGAN PEWARNAAN MASSON’S

TRICHROME PASIEN BATU GINJAL OBSTRUKSI

Latar Belakang: Batu ginjal dapat menyebabkan obstruksi pada ginjal dan bila

dibiarkan dapat terjadi penurunan fungsi ginjal dengan manifestasi akhir penyakit

ginjal kronis. Hal ini ditandai dengan gambaran renal fibrosis yang ditandai

adanya glomerulosklerosis dan atau disertai tubular atrofi. Penegakan diagnosis

dengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons

thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi pewarnaan Hematoksilin Eosin

(HE) dapat dijadikan pilihan juga.

Metode: Penelitian ini adalah uji diagnostik dengan rancangan cross sectional

dari data sekunder penelitian “Caspase -3, TNF-α yang tinggi sebagai faktor

resiko fibrosis pada batu ginjal obstruktif” tahun 2012 sampai dengan 2013

dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 91 subjek yang mendapat sekaligus

dua perlakuan pewarnaan yaitu MT dan HE untuk mendiagnosis fibrosis ginjal.

Kemudian dilakukan analisa statistik berdasarkan tabel 2x2 untuk menilai

validitas pewarnaan HE terhadap MT.

Hasil : Didapatkan sensitifitas 67.4%, spesifisitas 89.6%, nilai duga positif

85.3%, nilai duga negatif 75.4%, rasio kemungkinan positif 6.47, rasio

kemungkinan negatif 0.363.

Simpulan: Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pewarnaan HE

mempunyai nilai spesifisitas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai

pengganti MT dalam menegakkan diagnosis fibrosis ginjal.

Kata Kunci: Fibrosis ginjal, massons thricrome, hematoksilin eosin.

Page 10: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

x

Abstract

HEMATOXYLIN EOSIN STAINING DIAGNOSTIC TESTS FOR

DIAGNOSING KIDNEY FIBROSIS WITH STAINING MASSON’S

TRICHROME PATIEN’S KIDNEY STONE OBSTRUCTION

Background: Kidney stones can lead to obstruction of the kidneys and if

untreated can be result decreased renal function with final manifestation of

chronic kidney disease. It is characterized by renal fibrosis with

glomerulosclerosis and or tubular atrophy. The gold standart of diagnosis is

Pathology Anatomy staining Massons thrichrome (MT), but staining Hematoxylin

eosin (HE) can be used as an alternative.

Materials and methods: This study is a diagnostic test with a cross-sectional

design of the secondary data research "Caspase -3, TNF-α is high as a risk factor

for obstructive fibrosis in kidney stone" in 2012 to 2013 with the number of

samples are 91 subjects who received at once two treatment namely MT and HE

staining for diagnosing kidney fibrosis. Then performed statistical analyzes based

on tables 2x2 to assess the validity of HE staining against MT.

Result: The result are sensitivity 67.4%, specificity 89.6%, positive predictive

value of 85.3%, 75.4% negative predictive value, positive likelihood ratio of 6.47,

and negative likelihood ratio 0,363.

Conclusion: From the results of this study concluded that HE staining has high

value specificity so can be used as a substitute for MT to diagnosed renal fibrosis.

Keywords: Renal Fibrosis, Masson’s Trichrome, Hematoxylin Eosin

Page 11: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...................................................................................... i

PRASYARAT GELAR............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

LEMBAR BUKTI UJI TESIS ................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. ix

ABSTRACT ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 7

1.4 Mafaat Penelitian ........................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Akademis ........................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 9

2.1 Batu Ginjal ..................................................................................... 9

2.1.1 Patofisiologi batu ginjal..................................................... 10

2.2 Nefropati Obstruktif........................................................................ 11

2.2.1 Insiden, prevalensi dan etiologi......................................... 11

Page 12: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xii

2.3 Fibrosis Ginjal ................................................................................ 12

2.3.1 Jalur Molekular Utama Terjadinya Fibrogenesis Ginjal:

Adakah Peranan Smad?.................................................... 13

2.3.2 Patofisiologi fibrosis ginjal................................................ 16

2.3.3 Pemeriksaan fibrosis interstitial ........................................ 25

2.3.4 Skor fibrosis ...................................................................... 26

2.4. Pemeriksaan Histopatologi............................................................ 27

2.4.1 Pewarnaan Masson’s trichrome......................................... 29

2.4.2 Pengawasan dan wawasan pewarnaan HE...................... . 35

2.4.3 Kualitas kontrol mikroskopis hematosilin eosin ............... 47

BAB III KERANGKA BERPIKIR, DAN KONSEP PENELITIAN ..... 51

3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 51

3.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 53

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................... 55

4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 55

4.2 Lokasi dan waktu penelitian ........................................................... 55

4.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 55

4.2.2 Waktu Penelitian ................................................................... 55

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 55

4.4 Penentuan Sumber Data............................................................. .... 56

4.4.1 Kriteria Inklusi .................................................................. 56

4.4.2 Kriteria Eksklusi ............................................................... 56

4.4.3 Besar Sampel ............................................................. ........ 56

4.5 Variabel Penelitian ........................................................................ 57

4.5.1 Identifikasi variabel ...................................................... ..... 57

4.5.2 Defenisi Operasional Variabel ...................................... .... 57

4.6 Bahan Penelitian ............................................................................ 59

4.7 Instrumen Penelitian ...................................................................... 59

4.8 Prosedur Penelitian ....................................................................... 59

4.8.1 Cara pengumpulan data ..................................................... 60

4.8.2 Alur penelitian ................................................................... 60

Page 13: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xiii

4.9 Metode Pemeriksaan ...................................................................... 62

4.9.1 Pewarnaan Hematoksilin Eosin............................................ 62

4.9.2 Pewarnaan Masson’s Trichrome ......................................... 63

4.10 Analisa Data ................................................................................ 64

4.10.1 Analisis deskriptif ........................................................... . 64

4.10.2 Uji validitas ....................................................................... 64

BAB V HASIL PENELITIAN................................................................... 67

5.1 Data Karakteristik Pasien .............................................................. 67

5.2 Uji Diagnostik ......... ....................................................................... 67

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................... 69

6.1 Sensitivitas .................................................................................... 69

6.2 Spesifisitas....................................................................................... 70

6.3 Nilai Duga Positif (NDP) dan Nilai Duga Negatif (NDN) ........... 71

6.4 Rasio Kemungkinan Positif (RKP) dan Rasio Kemungkinan

Negatif (RKN) ............................................................................... 72

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 74

7.1 Simpulan ....................................................................................... 74

7.2 Saran ............................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 77

LAMPIRAN- LAMPIRAN......................................................................... 84

Page 14: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Fibrosis............................................................................ 27

Tabel 2.2 Dampak asam asetat terhadap penyerapan pewarna asam ..... 42

Tabel 2.3 Varian cairan pewarna eosin Y untuk meningkatkan

Kekuatan pewarnaan .............................................................................. 42

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ............................................. 67

Tabel 5.2 Hasil Uji Diagnosa Tabel 2x2 Pewarnaan HE untuk

Mendiagnosis Fibrosis Ginjal ................................................................. 68

Tabel 5.3 Hasil Uji Diagnosa Pewarnaan HE untuk Mendiagnosis

Fibrosis Ginjal ........................................................................................ 68

Page 15: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Serapan hipotesis dari aluminium hematin dalam sel:

pewarnaan progresif vs regresif .............................................. 38

2.2 Kebiruan merupakan proses konversi cairan hemalum

yang awalnya merah akhirnya menjadi biru............................ 39

2.3 Asam amino ............................................................................ 42

3.1 Kerangka konsep .................................................................... 54

4.1 Alur penelitian......................................................................... 61

4.2 Skema tabel 2x2 ..................................................................... 65

Page 16: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BMP : Bone morphogenic protein

Crim1 : Cysteine rich

CI : Confidence interval

ECM : Extracellular matrix

EMP : Ephitelial mesenchymal phenotype

EMT : Ephitelial mesenchymal transition

FK : Fakultas kedokteran

GAL-3 : Galectin-3

GS : Glomerulosklerosis

HDAC : Histone deacetylase

HE : Hematoxyline eosine

HGF : Hepatocyte growth factor

HIF-1 α : Hypoxia induced factor-1α

IL-10 : Interleukin -10

JAKSTAT : Janus kinase/signal transducer and activator of transkription

JNK : Jun-n-terminale kinase

LAP : Latency associated peptida

LTBP : Laten TGF-β binding protein

LFG : Laju flitrasi glomerulus

MDRD : Modification of diet renal disease

Mi : Mikro

MMP : Matrix metalloproteinase

MT : Masson’s trichrome

NDP : Nilai duga positif

NDN : Nilai duga negatif

NB : Negatif benar

NS : Negatif semu

Page 17: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xvii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

PDGF : Platelet derived growth factor

PGK : Penyakit ginjal kronis

PPAR : Peroxisome proliferator-activated receptor

PB : Positif benar

PMA : Phosmolybdic acid

PS : Positif semu

PTA : Phospotungstat acid

PTC : Perytubular capyler

RAG : Recombinase activating genes

RF : Renal fibrosis

RK : Rasio kemungkinan

RKP : Rasio kemungkinan positif

RKN : Rasio kemungkinan negatif

ROC : Receiver operating characteristic

RSUP : Rumah sakit umum pusat

S : Skor

SEN : Sensitifitas

SPE : Spesifisitas

SMA : Smooth muscle actin

TA : Tubular atrofi

TECs : Tubular ephitelial cells

TBM : Tubular basement membranes

TGF β1 : Transforming growth factor beta 1

TIF : Tubular Interstitial Fibrosis

TLRs : Toll -like reseptor

tTG : tissue transglutaminase

tPA : Tissue plasminogen activator

TH1 : T-helper-1-type

TH2 : T-helper-2-type

Page 18: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xviii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

TNF-α : Tumor necrosis factor alpha

USAG-1 : Uteryne sensitization associated gen 1

VEGF : Vascular endothelial growth factor

% : Persen

α : Alfa

β : Beta

Page 19: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Kelaikan Etik .................................................................. 82

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ................................................................ 83

Lampiran 3 Lembar Pengumpulan Data Penelitian .................................... 84

Lampiran 4 Data Penelitian ......................................................................... 85

Lampiran 5 Analisis Data Penelitian ........................................................... 88

Page 20: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batu ginjal merupakan masalah klinis yang paling sering dihadapi oleh

dokter dan prevalensinya meningkat di seluruh dunia. Masyarakat yang

terkena penyakit ini yaitu usia muda dan tingkat kekambuhannya semakin

tinggi diakibatkan oleh perubahan pola makan, perubahan gaya hidup dan

perubahan perilaku hidup sehat. Batu ginjal bukan merupakan diagnosis yang

sebenarnya melainkan menunjukkan berbagai macam penyakit yang

mendasarinya. Pasien dengan batu ginjal yang berulang membutuhkan

pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kelainan metabolik yang

mendasarinya supaya tidak berkembang menjadi penyakit ginjal kronis

(PGK).

Insiden batu ginjal meningkat secara global dengan munculnya

berbagai variasi secara geografis, ras dan jenis kelamin. Studi epidemiologi

(1979) pada populasi negara barat menyatakan bahwa batu ginjal terjadi pada

setiap 124 per 100.000 laki-laki dan 36 per 100.000 wanita. Batu ginjal

merupakan faktor resiko PGK (Chen, 2009; Saucier, 2010).

Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah kerusakan ginjal yang terjadi

lebih dari 3 bulan, dengan kelainan patologi seperti glomerulosklerosis (GS)

dan atau tubular atropi (TA) dengan petanda kerusakan ginjal seperti

proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan. Jika tidak ada tanda

1

Page 21: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xii

kerusakan ginjal, diagnosa PGK ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus

(LFG) <60 ml/menit per 1,73m2 (Rule, 2011).

PGK ini dapat mengenai 10% dari populasi yang ditandai dengan

penurunan progresif dari LFG yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal.

Tubular fibrosis merupakan penyebab terbesar dari PGK, yang disebabkan

oleh aktifasi miofibroblas dan proliferasi pada interstisial ginjal dengan

akumulasi matriks ekstraselular. Prevalensi fibrosis ginjal adalah 37,4% dari

pasien dengan penyakit ginjal obstruksi (Oujo, 2014).

Terlepas dari penyebabnya, PGK progresif menyebabkan jaringan

parut yang meluas yang menyebabkan destruksi semua jaringan parenkim

ginjal. Proses fibrosis ini ditandai dengan akumulasi yang berlebihan dan

deposisi komponen matriks ekstraseluler (Liu, 2006).

Fibrosis ginjal adalah gambaran histopatologis dari PGK yang

progresif tanpa memandang penyebabnya dan sebagai prediktor prognosis

gangguan fungsi ginjal. Gambaran histologis fibrosis ginjal terdiri dari fibrosis

tubulointerstitial dan glomerulosklerosis. Batu ginjal merupakan salah satu

penyebab obstruksi ginjal yang ditandai oleh adanya hidronefrosis dan

penurunan fungsi ginjal (Oka, 2012). Karakteristik gambaran fibrosis ginjal

terdiri dari glomerulosklerosis dan tubular atropi. Batu ginjal merupakan salah

satu penyebab obstruksi ginjal dan PGK yang ditandai dengan adanya

hidronefrosis dan penurunan fungsi ginjal (Jha, 2013).

Gambaran histopatologis ginjal hidronefrosis berat adalah dilatasi

tubuli, atropi, fibrosis dan kehilangan parenkim ginjal dengan manifestasi

Page 22: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xiii

klinis penurunan fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal yang progresif

disebabkan oleh proses fibrosis yang merusak kompartemen interstisial ginjal

dan berangsur-angsur unit fungsional nefron diganti oleh jaringan parut yang

terdiri dari berbagai protein matriks ekstraselular. Hidronefrosis bisa menjadi

penanda atau marker adanya obstruksi saluran kencing (Tseng, 2009).

Efstratiadis, (2009) menyatakan bahwa fibrosis ginjal ditandai dengan

adanya jaringan parut pada tubulointerstisial parenkim ginjal, yang

menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Epthelial to mesenchymal transition

(EMT), dimana sel epitel tubular di transformasikan menjadi fibroblas

mesenkimal, bermigrasi menuju parenkim interstisial bersama-sama dengan

sel lokal dan sel-sel sirkulasi (local and circulating cells) merupakan

mekanisme utama terjadinya fibrosis ginjal.

Terdapat beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan

untuk menilai kerusakan ginjal, diantaranya adalah Masson’s trichrome (MT)

dan Hematoksilin eosin (HE). Pada pewarnaan MT menonjolkan struktur

kolagen misalnya pada glomerulus, matriks mesangial dan membran basal

glomerulus dan juga menekankan gambaran matriks dan membran basal

konstituen dengan komponen warna biru atau hijau. Dalam keadaan tertentu

pewarnaan MT menunjukkan deposit imun sebagai struktur fuchsinophilik

dengan warna merah (Jennette, 2016).

HE merupakan pewarnaan terbanyak yang digunakan pada

laboratorium histopatologi karena mempunyai banyak variasi dan berperan

besar dalam hasil akhir pemeriksaan. Beberapa pedoman umum dalam menilai

Page 23: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xiv

keuntungan dari HE yaitu: (1) Gambaran inti: Seberapa efektif pewarnaan

dapat menggambarkan membran inti, anak inti, kromatin dan inti dari

vesikular serta inti hiperkromatin. (2). Sitoplasma dan zat yang

melatarbelakangi yaitu sel sitoplasma, kolagen, otot, sel darah merah dan

musin terlihat jelas. (3). Apakah unsur-unsur pewarnaan hematosilin tampak

berwarna coklat? Jika iya menunjukkan adanya oksidasi yang berlebihan

(Henwood, 2010).

Tarif pemeriksaan patologi anatomi berdasarkan tarif pelayanan RSUP

Sanglah perbulan Desember 2015 adalah Rp.300.000,00 untuk setiap

pemeriksaan PA dengan pewarnaan HE sedangkan harga pemeriksaan

histokimia dengan pewarnaan MT adalah Rp.360.000,00 sehingga didapatkan

selisih harga pewarnaan HE lebih murah Rp.60.000,00 dibanding pewarnaan

MT. Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan pewarnaan HE yaitu 37

menit – 47 menit sedangkan untuk pewarnaan MT membutuhkan waktu 53

menit - 60 menit sehingga didapatkan pewarnaan HE membutuhkan waktu

lebih singkat 13 menit – 16 menit dibandingkan pewarnaan MT. Dari segi

ketersediaan bahan HE lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan MT.

Insidensi, prevalensi dan dampak penyakit ginjal terminal yang

disebabkan oleh berbagai sebab diantaranya penyakit batu ginjal obstruktif

semakin tinggi sedangkan penelitian mengenai pewarnaan Hematosilin eosin

dan Masson trichrome masih sangat kurang maka dipandang perlu untuk

melakukan penelitian mengenai pemeriksaan histologi yang cepat, tepat,

Page 24: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xv

mudah dan murah agar penatalaksanaan terhadap PGK dapat lebih efektif dan

efisien.

Penelitian yang dilakukan oleh Sen 2012 dengan pewarnaan HE

pada biopsi ginjal amiloides didapatkan sensitivitas 194%, spesifisitas 97%,

positive predictive value 97% dan negative predictive value 94%. Penelitian

yang dilakukan oleh Murakata 2000 dengan pewarnaan HE untuk identifikasi

diferensiasi morfologi dari clear cell Hepatocellular Cell Carcinoma (HCC)

didapatkan sensitivitas 90%, spesifisitas 100%. Penelitian yang dilakukan

oleh Amin, 2011 dengan pewarnaan HE pada biopsi liver fibrosis didapatkan

sensitivitas 100%, spesifisitas 100%.

Penelitian oleh Sieren, 2010 dengan pewarnaan MT pada pasien

carcinoma paru didapatkan sensitivitas 79%, spesifisitas 70%. Penelitian yang

dilakukan oleh Amin, 2011 dengan pewarnaan MT pada biopsi liver fibrosis

didapatkan sensitivitas 100%, spesifisitas 100%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dapat disusun

rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Berapa besarkah sensitivitas kemampuan pewarnaan HE untuk

mendiagnosis fibrosis ginjal pada pasien batu ginjal obstruksi

dibandingkan dengan pewarnaan MT?

Page 25: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xvi

2. Berapa besarkah spesifisitas pewarnaan HE dalam menentukan pasien batu

ginjal obstruksi tidak mengalami fibrosis ginjal dibandingkan dengan

pewarnaan MT?

3. Berapa besarkah nilai duga positif (NDP/ positive predictive value)

pewarnaan HE dalam mendiagnosis pasien batu ginjal obstruksi positif

mengalami fibrosis ginjal dibandingkan dengan pewarnaan MT?

4. Berapa besarkah nilai duga negatif (NDN/ negative predictive value)

pewarnaan HE dalam menetapkan pasien batu ginjal obstruksi tidak

mengalami fibrosis ginjal dibandingkan dengan pewarnaan MT?

5. Berapa besarkah rasio kemungkinan positif (RK positif/ positive

likelihood ratio) pasien batu ginjal obstruksi positif mengalami fibrosis

ginjal melalui pewarnaan HE dibandingkan dengan pewarnaan MT?

6. Berapa besarkah rasio kemungkinan negatif (RK negatif/ negative

likelihood ratio) pasien batu ginjal obstruksi tidak mengalami fibrosis

ginjal melalui pewarnaan HE dibandingkan dengan pewarnaan MT?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui validitas pewarnaan HE dalam mendiagnosis fibrosis

ginjal pada pasien batu ginjal obstruksi.

Page 26: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xvii

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui sensitivitas kemampuan pewarnaan HE dalam

mendiagnosis fibrosis ginjal pada pasien batu ginjal obstruksi

dibandingkan dengan pewarnaan MT.

2. Untuk mengetahui spesisifitas pewarnaan HE dalam menentukan pasien

batu ginjal obstruksi tidak mengalami fibrosis ginjal dibandingkan dengan

pewarnaan MT.

3. Untuk mengetahui nilai duga positif (NDP/ positive predictive value)

pewarnaan HE dalam mendiagnosis pasien batu ginjal obstruksi positif

mengalami fibrosis ginjal dibandingkan dengan pewarnaan MT.

4. Untuk mengetahui nilai duga negatif (NDN/ negative predictive value)

pewarnaan HE dalam menetapkan pasien batu ginjal obstruksi tidak

mengalami fibrosis ginjal dibandingkan dengan pewarnaan MT.

5. Untuk mengetahui nilai rasio kemungkinan positif (RK positif/ positive

likelihood ratio) pasien batu ginjal obstruksi positif mengalami fibrosis

ginjal melalui pewarnaan HE dibandingkan dengan pewarnaan MT.

6. Untuk mengetahui nilai rasio kemungkinan negatif (RK negatif/ negative

likelihood ratio) pasien batu ginjal obstruksi tidak mengalami fibrosis

ginjal melalui pewarnaan HE dibandingkan dengan pewarnaan MT.

Page 27: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xviii

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Dengan terbuktinya validitas pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan

HE memberikan sumbangan pengetahuan yang berharga dalam studi diagnostik

fibrosis ginjal. Skor fibrosis dapat digunakan sebagai acuan dalam mendiagnosis

pasien fibrosis ginjal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan

penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan fibrosis ginjal.

1.4.2 Manfaat praktis

Pembuktian bahwa pewarnaan HE valid digunakan untuk mendiagnosis

fibrosis ginjal sehingga dapat dijadikan pilihan dalam melakukan diagnosis

fibrosis ginjal sebagai informasi kepada pasien dan memberi terapi lebih awal

sehingga dapat mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.

Page 28: UJI DIAGNOSTIK PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN · PDF filedengan pemeriksaan Patologi Anatomi menggunakan pewarnaan Massons thrichrome (MT) merupakan gold standart, tapi ... Fibrosis

xix