uin syarif hidayatullah jakarta uji … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel...

96
i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS GEL ISOLAT KATEKIN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SKRIPSI NURSETYOWATI RAHAYU 1112102000049 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2016

Upload: vanliem

Post on 08-Sep-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS GEL ISOLAT KATEKIN GAMBIR

(Uncaria gambir Roxb.) TERHADAP PENYEMBUHAN

LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus

norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY

SKRIPSI

NURSETYOWATI RAHAYU

1112102000049

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2016

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS GEL ISOLAT KATEKIN GAMBIR

(Uncaria gambir Roxb.) TERHADAP PENYEMBUHAN

LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (Rattus

norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

NURSETYOWATI RAHAYU

1112102000049

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2016

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

HALAMAN PERNY ATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah basil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dilrutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Nursetyowati Rahayu

NIM : 1112102000049

Tanda Tangan

Tanggal : 24 Juni 2016

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Nursetyowati Rahayu

NIM : 1112102000049

Program Studi : F armasi

Judul : Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria gambir Roxb.)

terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus

Norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

Disetujui Oleh:

Mengetahui,

Pembimbing II

Lina Elfita, M.Si., Apt. NIP. 197312122011012002

Ketua Program Studi Farmasi

FKIK UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. NIP 197404302005012003

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

HALAMANPENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama

NIM

Program Studi

Judul Skripsi

: Nursetyowati Rahayu

: 1112102000049

: Farmasi

: Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria

Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada

Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague

Dawley

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi, Falkutas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Dr. M.Yanis Musdja, M.Sc., Apt (

Pembimbing II : Lina Elfita, M.Si., Apt. (

Penguji I : Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt

Penguji II : Yardi, Ph.D., Apt (~

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 24 Juni 2016

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

vi

ABSTRAK

Nama : Nursetyowati Rahayu

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir

Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus

Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

Gambir (Uncaria gambir Roxb.) mengandung flavonoid, tanin, saponin dan

alkaloid yang dapat membantu dalam proses penyembuhan luka bakar. Salah satu

komponen utama yang terdapat pada gambir adalah katekin. Katekin merupakan

senyawa flavonoid yang diperoleh dari gambir yang memiliki khasiat sebagai

antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui aktivitas isolat katekin gambir dalam bentuk sediaan gel terhadap

penyembuhan luka bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur

Sprague Dawley melalui pengamatan patologi anatomi dan histopatologi.

Sebanyak 30 tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok

kontrol positif yang diberikan gel Bioplasenton®, kontrol negatif yang diberikan

basis gel, dan 3 kelompok uji yang diberikan gel dengan isolat katekin gambir

dengan konsentrasi yang bervariasi (1%, 2% dan 4%). Metode pembuatan luka

bakar derajat dua menggunakan metode Akhoondinasab et al. Pemberian gel pada

masing-masing kelompok dilakukan setiap hari selama 21hari. Parameter patologi

anatomi yang diamati meliputi pembentukan keropeng, penurunan luas luka bakar

dan persentase penyembuhan luka bakar. Parameter histologi yang diamati

meliputi infiltrasi sel radang dan neokapilerisasi. Hasil analisis statistik

menggunakan uji one way-ANOVA dan Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa gel

isolat katekin gambir dengan konsentrasi yang bervariasi (1%, 2% dan 4%)

menunjukkan efek penurunan luas luka bakar dan peningkatan persentase

penyembuhan luka bakar yang tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif

dan kontrol negatif (P>0,05). Hasil pengamatan histopatologi menunjukkan

bahwa isolat katekin gambir mampu mengurangi jumlah sel radang dan

meningkatkan pembentukan neokapiler dibanding kelompok kontrol negatif. Gel

isolat katekin gambir dapat membantu dalam proses penyembuhan luka bakar

derajat dua pada fase inflamasi dan proliferasi.

Kata Kunci : Isolat katekin gambir, Uncaria gambir Roxb., gel isolat katekin,

luka bakar.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

vii

ABSTRACT

Name : Nursetyowati Rahayu

Major : Pharmacy

Judul : Study of Burn Wound Healing Activity Catechin Gambir

(Uncaria Gambir Roxb.) Isolate on White Male Rats

(Rattus norvegicus) Sprague Dawley Strain

Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) contains flavonoids, tannins, saponins and

alkaloids that can help in the healing process of burns. Catechin is a flavonoid

compound which is obtainable from gambir, known as anti inflamation,

antioxidant and antibacterial. The objective of this research is to examine gross

and microscopic catechin gambir isolate activity on wound healing process of

white male rats (Rattus norvegicus) Sprague Dawley strain. The rats were divided

into five groups; one group act as positive control received Bioplasenton® gel,

one group act as negative control received gel base, and the other group are

received catechin gambir isolate gel in various contrentration (1%, 2%, 4%). The

method of making a second degree burn wound was the Akhoondinasab method.

The catechin gambir isolate gel were applied twice a day for 21 days. The gross

parameters observed include scab formation, extensive burns and percentage of

wound healing. The microscopic parameter observed include the presence of

inflammatory cell and new formed capillary. The results of statistical analysis

One-Way ANOVA and Kruskal Wallis test shows that the catechin gambir isolate

gel with various concentration (1%, 2%, 4%) indicates that the extensive burns

and increasing percentage of wound healing effect did not differ significantly

while compared with positive and negative controls (P>0,05). Histopathology

observation results that the catechin gambir isolate gel could decrease the number

of inflammatory cell and increase the number of new formed capillary while

compared with negative group. The catechin gambir isolate gel can help in the

second degree burns healing process at the inflamatory and proliferation phase.

Keywords : The catechin gambir isolate, Uncaria Gambir Roxb., The catechin

isolate gel, burn wound.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai. Shalawat dan salam senantiasa

tercurah kepada Rasulullah saw semoga kita sebagai umatnya mendapat syafaat

darinya hingga akhir zaman. Skripsi ini berjudul “Uji Aktivitas Gel Isolat

Katekin Gambir (Uncaria gambir) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada

Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley” yang telah

diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Program

Studi Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan

penghargaan dan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc., Apt dan ibu Lina Elfita M.Si., Apt

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, arahan,

bimbingan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam penelitian

dan penulisan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Yuni Anggraeni M.Si., Apt dan Bapak Yardi Ph.D., Apt selaku dosen

penguji yang telah banyak memberikan evaluasi dan saran dalam

penulisan skripsi ini.

3. dr. Dyah Ayu Woro Setyaningrum yang telah membantu dan memberikan

arahan dalam proses pengamatan histologi.

4. Bapak Dr. Arief Sumantri, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak dan ibu dosen program studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Para staf karyawan dan laboran Program Studi Farmasi yang telah banyak

membantu dalam proses berlangsungnya penelitian ini.

7. Kedua orang tua tercinta, bapak Ir. Budi Rekso Prabowo dan ibu Dra.

Neneng Susilawati sebagai motivator terbesar penulis yang senantiasa

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

ix

memberikan dorongan, semangat, perhatian baik secara moril maupun

materiil serta kasih sayang dan do’a yang tiada henti.

8. Adik-adik tercinta, Rahayu Budi Lestari dan Tri Lestari Budiasih atas

setiap motivasi, semangat, dukungan dan doanya bagi penulis.

9. Rekan, sahabat, sekaligus keluarga tersayang, Muhammad Zeze Fauzi, Siti

Nurasiyah, Dwi Purwati, Virna Virniadinata. Terima kasih untuk segala

motivasi, semangat, dukungan dan doanya untuk kelancaran skripsi.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama kuliah, Mauliana, Pipit Fitriyah,

Putri Wulandari, Zaenab Salsabila dan Rouli Meparia Utami. Terima kasih

atas kebaikan, semangat, motivasi dan kebersamaan yang sangat berharga

dalam 4 tahun terakhir ini.

11. Sahabat seperjuangan penelitian Farmakologi 2012 (windi, deny, afin,

amma, ami, nita, hari, atul, pipit, umi, afra, fika hilmi), terima kasih atas

bantuan, kesabaran dan motivasinya selama penelitian.

12. Sahabat tulip family (Rema, Yolan, Elsa, Echa, Rani, Lilis, Umi, Afra,

Ani) atas setiap dukungan, kebaikan, semangat dan motivasinya selama

pendidikan perkuliahan.

13. Teman-teman Farmasi 2012, khususnya farmasi BD untuk kekompakan

dan canda-tawa selama pendidikan perkuliahan.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi terdapat kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi hasil yang lebih baik. Penulis berharap penyusunan skripsi ini

mendatangkan banyak manfaat dan pelajaran bagi semua orang khususnya para

pembaca. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu.

Ciputat, Juni 2016

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

HALAMAN PERNY<\TAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nursetyowati Rahayu NIJVl : 1112102000049 Program Studi: Farmasi Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan J enis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,denganjudul: UJI AKTIVITAS GEL ISOLAT KA.TEKIN GAMBIR (UNCARIA GAMBIR

ROXB.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY

Untuk dipub1ikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-undang Hale Cipta.

Demikian pemyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Pada Tanggal

:Jakarta : 24 Juni 2016

Yang menyatakan,

X

INFRACONINDO
Cross-Out
Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL................................................................................ .......... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... .. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 3

1.4. Hipotesis ................................................................................. 4

1.5.Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5

2.1 Tanaman Gambir ...................................................................... 5

2.2.1 Taksonomi ...................................................................... 5

2.2.2 Nama Daerah .................................................................. 6

2.2.3 Deskripsi Tanaman ......................................................... 6

2.2.4 Khasiat dan Manfaat ...................................................... 7

2.2.5 Kandungan Kimia ......................................................... ` 8

2.2 Tinjauan Hewan Percobaan ..................................................... 9

1.2.1 Klasifikasi Tikus Putih .................................................. 9

1.2.2 Biologis Tikus Putih ..................................................... 9

1.3 Kulit .................................................................................... ..... 11

1.3.1 Struktur Kulit ................................................................ 11

1.3.2 Fungsi Kulit .................................................................. 13

2.4 Luka Bakar .............................................................................. 14

2.4.1 Definisi ......................................................................... 14

2.4.2 Faktor-Faktor yang Berperan ....................................... 14

2.4.3 Klasifikasi Luka Bakar ................................................. 15

2.4.3.1 Berdasarkan Penyebab ......................................... 15

2.4.3.2 Berdasarkan Kedalaman Luka ............................. 15

2.4.4 Luas Luka Bakar ........................................................... 17

2.4.5 Kategori Penderita ........................................................ 17

2.4.5.1 Luka Bakar Ringan .............................................. 17

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

xii

2.4.5.2 Luka Bakar Sedang .............................................. 18

2.4.5.3 Luka Bakar Berat ................................................. 18

2.4.6 Patofisiologi Luka Bakar .............................................. 18

2.4.7 Penyembuhan Luka Bakar ............................................ 20

2.5 Ekstraksi ................................................................................... 22

2.5.1 Definisi .......................................................................... 22

2.5.2 Metode Ekstraksi ............................................................ 23

2.6 Gel ............................................................................................ 24

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................ 25

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 25

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 25

3.2.1 Alat ................................................................................ 25

3.2.2 Bahan ............................................................................ 25

3.3 Hewan Uji ................................................................................. 26

3.4 Prosedur Penelitian ................................................................... 26

3.4.1 Pengumpulan Bahan ....................................................... 26

3.4.2 Pemeriksaan Simplisia .................................................... 26

3.4.3 Penyiapan Simplisia ....................................................... 26

3.4.4 Identifikasi Urea ............................................................. 26

3.4.5 Skrining Fitokimia .......................................................... 26

3.4.6 Isolasi Katekin Gambir ................................................... 27

3.4.7 Pemeriksaan Katekin Gambir ......................................... 27

3.4.8 Pembuatan Sediaan Gel .................................................. 28

3.5 Persiapan Hewan Uji ................................................................ 29

3.5.1 Pembuatan Luka Bakar Pada Punggung Tikus .............. 30

3.5.2 Pengujian Efek Penyembuhan Luka Bakar Gel Isolat

Katekin Gambir ............................................................... 30

3.5.3 Pengamatan Patologi anatomi ....................................... 31

3.5.4 Eksisi Kulit Tikus .......................................................... 31

3.5.5 Pembuatan Preparat Histopatologi Jaringan Kulit Tikus 31

3.5.6 Pengamatan Preparat Histopatologi .............................. 32

3.6 Analisis Data ........................................................................... 32

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 33

4.1. Hasil Determinasi Gambir ....................................................... 33

4.2. Hasil Ekstraksi ......................................................................... 33

4.3. Hasil Uji Cemaran Urea dan Penapisan Fitokimia ................. 34

4.4. Hasil Pemeriksaan Mutu Gambir ............................................ 35

4.5. Hasil Evaluasi Sediaan Gel ..................................................... 37

4.6. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus ...................................... 39

4.7. Hasil Pengamatan Luka Bakar ................................................ 40

4.7.1 Hasil Pengamatan Patologi anatomi ............................... 41

4.7.2 Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi ...................... 45

BAB 5 Kesimpulan ................................................................................... 50 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 50

5.2 Saran ......................................................................................... 50

Daftar Pustaka ............................................................................................... 51

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alat Kempa Gambir ..................................................................... 5

Gambar 2.2 Morfologi Tanaman Gambir ....................................................... 5

Gambar 2.3 Tanaman Gambir ......................................................................... 6

Gambar 2.4 Struktur Katekin .......................................................................... 9

Gambar 2.5 Struktur Anatomi Kulit ............................................................... 11

Gambar 2.6 Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Kedalaman Luka ............... 17

Gambar 2.7 Diagram Rule of Nine Dari Wallace Untuk Dewasa ................... 17

Gambar 2.8 Zona Kerusakan Jaringan ............................................................ 20

Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Berat Badan Tikus Selama Aklimatisasi ......... 39

Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Berat Badan Tikus Selama Perlakuan ............. 39

Gambar 4.3 Grafik Persentase Penyembuhan Luka Bakar ............................. 45

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Lund dan Browder (untuk anak) ..................................................... 17

Tabel 3.1 Pembagian Kelompok Perlakuan .................................................... 30

Tabel 4.1 Hasil Uji Cemaran Urea Dan Penapisan Fitokimia ........................ 34

Tabel 4.2 Hasil Uji Pemeriksaan Mutu Gambir .............................................. 35

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Sediaan Gel ............................................................. 37

Tabel 4.4 Pengamatan Keropeng .................................................................... 42

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Penurunan Luas Luka Bakar ............................. 44

Tabel 4.6 Penilaian Histopatologi Dengan Sistem Skoring ............................ 46

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alur Penelitian ............................................................................ 57

Lampiran 2. Determinasi Tanaman ................................................................. 58

Lampiran 3. Sertifikat Katekin Pembanding ................................................... 59

Lampiran 4. Surat Keterangan Kesehatan Hewan .......................................... 60

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Rendemen ..................................................... 61

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Kadar Air ...................................................... 61

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Kadar Abu ..................................................... 61

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Penetapan Kadar ........................................... 62

Lampiran 9. Gambar Pengamatan Perubahan Luas Luka Bakar .................... 64

Lampiran 10. Tahap Pengukuran Luas Luka Bakar......................................... 67

Lampiran 11. Skoring Pengamatan Histopatologi .......................................... 68

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 70

Lampiran 13. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Derajat Dua Hari ke-8 .............................................................. 72

Lampiran 14. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Derajat Dua Hari ke-15 ............................................................. 76

Lampiran 21. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Derajat Dua Hari ke-21 ............................................................. 80

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh, yang menyumbang sekitar 15%

dari total berat badan orang dewasa. Kulit melakukan banyak fungsi vital,

termasuk perlindungan fisik terhadap gangguan luar, kimia, dan agen biologis,

serta mencegah kehilangan air berlebih dari tubuh dan berperan dalam

termoregulasi (Kanitakis, 2002). Masalah pada kulit yang sering dijumpai adalah

luka. Luka ada beberapa jenis, salah satunya adalah luka bakar (Wasitaatmadja S,

2002).

Menurut WHO, luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan organik

lainnya terutama disebabkan oleh panas atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik,

gesekan atau kontak dengan bahan kimia. Luka kulit akibat radiasi ultraviolet,

radioaktivitas, listrik atau bahan kimia, serta kerusakan saluran pernapasan akibat

menghirup asap, juga dianggap luka bakar. Luka bakar termasuk kecelakaan yang

sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya di rumah tangga dan yang

sering ditemukan adalah luka bakar derajat II (Izzati, 2015).

Prinsip penanganan utama luka bakar ringan adalah mendinginkan luka yang

terbakar dengan air, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa epitel

untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka. Luka dapat dirawat secara

tertutup atau terbuka (Syamsuhidayat dan Jong, 1997).

Berdasarkan review yang dilakukan oleh Nungki Ratna Martina dan Aditya

Wardhana, telah dilakukan studi analisis deskriptif untuk menganalisa data dari

rekam medis pasien yang dirawat di Unit Luka Bakar RSCM dari Januari 2011 –

Desember 2012. Dari studi tersebut didapatkan hasil bahwa selama 2 tahun

terakhir terdapat 275 pasien luka bakar, 203 diantaranya dewasa. Jumlah kematian

pada pasien dewasa yaitu 76 pasien (27,6%). Diantara pasien yang meninggal,

78% disebabkan oleh api, luka bakar listrik (14%), air panas (4%), kimia (3%),

dan metal (1%). Hampir semua luas luka bakar adalah deep dermal (derajat 2) dan

full thickness (derajat 3). Penyebab kematian yaitu septicaemia (42,1%),

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kegagalan organ multipel (31,6%), systemic inflammatory response syndrome

(17,6%), dan acute respiratory distress syndrome (87,6%).

Upaya menyembuhkan berbagai penyakit terus dilakukan yaitu salah satunya

dengan pencarian obat baru, hal ini mendorong para peneliti untuk berusaha

menemukannya dengan memanfaatkan tumbuhan asli Indonesia. Di dalam hutan

tropis Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 30.000 jenis tumbuhan. Diduga dari

jumlah tersebut sekitar 9.600 jenis diketahui berkhasiat sebagai obat dan 200 jenis

diantaranya merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat tradisional

(Hilpiani, 2012).

Tanaman Gambir merupakan komoditas unggulan propinsi Sumatera Barat

yang mampu memasok 90 persen kebutuhan pasar dunia (Departemen Pertanian,

2006). Kandungan utama bongkahan gambir adalah katekin (40 - 60%), zat

penyamak (22 - 50%), serta sejumlah alkaloid seperti gambirtannin, turunan

dihidro dan okso-gambirtannin (Amos, 2010). Secara kimiawi katekin merupakan

polihidroksi flavonoid yang menunjukkan karakteristik larut dalam air (Taniguchi

dkk., 2007).

Gambir mengandung flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid yang dapat

membantu dalam proses penyembuhan luka bakar pada kulit punggung tikus.

Gambir telah digunakan untuk pengobatan karena mempunyai efek antimikroba

dan anti-inflamasi. Gambir digunakan masyarakat sebagai obat tradisional untuk

pengobatan luka bakar (Handayani, 2015). Sebagian besar efek farmakologis dari

senyawa flavonoid gambir tampaknya terkait dengan potensi sebagai antioksidan

(Ningsih Sri, 2014). Menurut Anggraini et al. (2011) senyawa flavonoid memiliki

efek antiinflamasi yang berfungsi sebagai antiradang dan mampu mencegah

kekakuan dan nyeri. Selain itu gambir mempunyai aktivitas sebagai antibakteri

(Musdja, 2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fitri Handayani, Eka

Siswanto dan Lintang Ayu T.P (2015) tentang Uji Aktivitas Ekstrak Etanol

Gambir (Uncaria gambir) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Kulit

Punggung Mencit Putih Jantan (Mus musculus L.) dilaporkan bahwa konsentrasi

ekstrak etanol gambir sebesar 45% terbukti efektif terhadap penyembuhan luka

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bakar. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian untuk mengetahui konsentrasi

isolat katekin gambir yang efektif untuk penyembuhan luka bakar.

Salah satu cara untuk mengobati luka bakar yaitu dengan pemberian obat

secara topikal. Salah satu bentuk sediaan topikal adalah gel. Sediaan gel lebih

disukai karena memiliki kandungan air yang bersifat mendinginkan,

menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, mudah berpenetrasi pada

kulit, sehingga memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat sesuai dengan

basis yang digunakan (Ansel, 2005). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui aktivitas isolat katekin gambir yang dibuat dalam sediaan gel

sebagai pengobatan luka bakar dan diaplikasikan pada kulit punggung tikus yang

sebelumnya telah diinduksi luka bakar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah gel isolat katekin gambir mempunyai aktivitas terhadap

penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Sprague Dawley?

2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi gel isolat katekin gambir terhadap

penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Sprague Dawley?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas isolat katekin gambir dalam bentuk sediaan gel

terhadap penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur Sprague Dawley melalui pengamatan anatomi dan

histopatologi

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi gel isolat katekin gambir

terhadap penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan galur Sprague Dawley

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Membandingkan proses penyembuhan luka bakar derajat dua yang dirawat

dengan gel isolat katekin gambir (Uncaria gambir), gel luka bakar yang

telah beredar di pasaran dan dasar gel tanpa isolat katekin gambir pada

tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley

3. Membandingkan gambaran histologi proses penyembuhan luka bakar

derajat dua yang dirawat dengan gel isolat katekin gambir (Uncaria

gambir), gel luka bakar yang telah beresar dipasaran dan dasar gel tanpa

isolat katekin gambir pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur

Sprague Dawley

1.4 Hipotesis

1. Pemberian gel isolat katekin gambir yang dioleskan secara topikal dapat

menurunkan luas luka bakar derajat dua

2. Pemberian gel isolat katekin gambir yang dioleskan secara topikal dapat

mempercepat waktu penyembuhan luka bakar derajat dua

1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan serta wawasan tentang perawatan luka bakar dari

gel isolat katekin gambir dan prosedur penelitian

2. Dapat memberikan informasi pada masyarakat mengenai khasiat gel isolat

katekin gambir sebagai alternatif terapi untuk perawatan luka bakar

3. Sebagai dasar penelitian lain untuk mengembangkan dan melakukan

penelitian tentang variasi sediaan dari isolat katekin gambir terhadap luka

bakar pada khususnya dan berbagai jenis luka pada umumnya

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Gambir

Gambir adalah ekstrak air panas dari daun dan ranting tanaman gambir

yang disedimentasikan dan kemudian dicetak dan dikeringkan. Hampir 95%

produksi dibuat menjadi produk ini, yang dinamakan betel bite atau plan masala.

Bentuk cetakan biasanya silinder, menyerupai gula merah. Warnanya coklat

kehitaman. Nama lainnya adalah catechu, gutta gambir, catechu pallidum (pale

catechu) (Nainggolan, 2013).

Gambar 2.1 Alat kempa gambir (Nainggolan, 2013).

2.1.1 Taksonomi

Menurut Nainggolan (2013) klasifikasi taksonomi tanaman gambir adalah

sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Division : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Suku : Rubiaceae

Marga : Uncaria

Spesies : U. Gambir

Nama Binomial : Uncaria gambir Roxb

Gambar 2.2 Morfologi Tanaman gambir

(www.mbglibrary.com)

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2 Nama Daerah

Menurut Direktorat Obat Asli Indonesia (2007), ada beberapa nama daerah

untuk gambir:

Sumatera : gambee, gani, kacu (Aceh), sontang (Batak),

gambe (Nias), gambie, gambu, gimber

(Minangkabau), sepelet (Lampung).

Jawa : santun (Jawa); gambir (Madura).

Nusa Tenggara : tagambe (Bima), gamur (Sumba).

Kalimantan : kelare, abi, gamer, kambin, sori.

Sulawesi : gambele, gambere, gambe.

Maluku :nggame, kame, kampir, kambir, tagabere, gagabere,

gabere, gambe.

(dalam Musdja, 2011)

2.1.3 Deskripsi Tanaman

Gambir (Uncaria gambir) merupakan tanaman perdu, termasuk salah satu

jenis tanaman famili Rubiaceae (kopi-kopian). Bentuk keseluruhan tanaman ini

seperti pohon bougenvil, yaitu merambat dan berkayu (Nainggolan, 2013).

Spesies gambir (Uncaria gambir) umumnya ditemukan di Malaysia dan

Singapura, juga ditemukan di Sumatera, dan Kalimantan. Spesies ini telah

dibudidayakan untuk gambir, yaitu bahan penyamakan yang diperoleh dari

ekstrak air daun dan ranting gambir (Phillipson et al., 1978; Ahmed et al., 1978

dalam Heitzman, 2004).

Gambar 2.3 Tanaman gambir (Nainggolan, 2013).

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Soedibyo (1998), gambir (Uncaria gambir) termasuk ke dalam

famili Rubiaceae (kopi-kopian). Gambir merupakan tanaman perdu dengan tinggi

1-3 m. Batangnya tegak, bulat, percabangan simpodial, warna cokelat pucat.

Daunnya tunggal, berhadapan, berbentuk lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat,

ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, dan berwarna hijau. Bunga

gambir adalah bunga majemuk, berbentuk lonceng, terletak di ketiak daun,

panjang lebih kurang 5 cm, memiliki mahkota sebanyak 5 helai yang berbentuk

lonjong, dan berwarna ungu (Febriana Nurul, 2006). Buah berbentuk kapsul,

sempit dan panjang, terbagi menjadi 2 belahan. Memiliki banyak biji, kecil, halus,

berbentuk jarum dan bersayap, panjang 0,4 cm, berwarna kuning (Direktorat Obat

Asli Indonesia, 2007 dalam Musdja, 2011).

2.1.4 Khasiat dan Manfaat

Heitzman (2014) melaporkan bahwa spesies banyak digunakan sebagai

obat tradisional termasuk untuk pengobatan luka dan tukak, demam, sakit kepala,

penyakit gastrointestinal, dan infeksi akibat bakteri/jamur (Chang et al., 1989).

Fungsi lain gambir adalah sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat

kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan) (Hilpiani, 2012)

Katekin merupakan astringent dan dapat digunakan untuk pengobatan

diare dan gangguan pencernaan lainnya (Martindale, 2009). Selain itu manfaat

dan kegunaan gambir cukup beragam yakni sebagai ramuan makan sirih maupun

sebagai bahan baku dan bahan penolong berbagai industri seperti industri farmasi,

penyamak kulit, zat pewarna industri tekstil, ramuan cat, pestisida nabati, dan

lain-lain (Nainggolan, 2013).

Penelitian yang berkaitan dengan aktivitas ekstrak gambir telah banyak

dilakukan diantaranya aktivitas antibakteri dari ekstrak daun gambir (Pambayun et

al., 2007), gambir sebagai anti-lipid peroksidasi (Ningsih, Sri. 2014), gambir

sebagai imunodilator (Musdja, 2012) dan gambir sebagai penyembuh luka bakar

(Sumoza, 2014 dan Handayani Fitri, 2015). Beberapa aktivitas ekstrak gambir di

atas sebagian besar disebabkan oleh katekin yang terkandung di dalam gambir.

Selain uji aktivitas ekstrak gambir, telah dilakukan juga beberapa uji aktivitas dari

katekin, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2013) yang

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melaporkan bahwa katekin efektif sebagai tabir surya dan dinyatakan bahwa

katekin merupakan senyawa flavonoid yang termasuk senyawa fenolik yang

potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat, selain itu

katekin juga terbukti mempunyai aktivitas anti spasmodik, bronkodilator dan

vasodilator (Ghayur et al., 2007). Dalam penelitian lain, dilaporkan bahwa katekin

gambir mempunyai aktivitas antibakteri rata-rata lebih kuat dari ekstrak gambir

terhadap bakteri yang diuji yakni 5 bakteri Gram positif; Bacillus subtilis,

Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus mutans dan

Streptococcus viridans serta 5 bakteri Gram negatif; Escherichia coli, Shigella

flexneri, Proteus aeruginosa, Proteus mirabilis dan Proteus vulgaris (Musdja,

2011). Untuk penggunaan sebagai kosmetik, telah dilakukan penelitian bahwa

katekin efektif sebagai antiaging (Maurya dan Rizvi, 2009).

2.1.5 Kandungan Kimia

Ekstrak (getah) dari daun dan ranting mengandung asam katechu tannat

(tannin), katekin, pirokatekol, fluorescein, lilin, minyak lemak. Komponen utama

gambir adalah asam katechu tannat (20-50%), katechin (7-33%), dan pirokatekol

(20-30%) (Ferdinal, 2014). Adanya perbedaan kadar katekin pada gambir

dipengaruhi oleh kondisi daun yang diekstrak. Daun gambir muda memiliki

rendemen ekstrak lebih tinggi daripada daun tua (Hilpiani, 2012).

Katekin (C15H14O6) merupakan ekstrak dari gambir yang berpotensi

sebagai antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, antitumor, dan antivirus

(Nakagawa, 2005). Katekin terdiri dari katekin (C), epikatekin (EC), epikatekin

galat (ECG), epigalokatekin (EGC) dan epigalokatekingalat (EGCG) (Zaveri,

2005).

Katekin termasuk dalam golongan flavonoid, tidak berwarna, dan dalam

keadaan murni sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air panas,

larut dalam alkohol dan etil asetat. Ketika katekin dipanaskan pada suhu 110° C

atau dipanaskan dalam larutan alkali karbonat, maka katekin akan kehilangan

sebuah molekul air dan berubah menjadi asam katechu tannat atau tanin (Ferdinal,

2014). Katekin hampir tidak larut dalam kloroform, benzene dan eter (Amos et

al., 2004).

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.4 Struktur Katekin (Heitzman, 2004)

Menurut Anggraini et al., (2011) senyawa flavonoid memiliki efek

antiinflamasi yang berfungsi sebagai antiradang dan mampu mencegah kekakuan

dan nyeri. Katekin merupakan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai

antioksidan dan antibakteri. Katekin paling banyak terdapat pada tanaman gambir

(Uncaria gambir) (Arakawa, 2004)

2.2 Tinjauan Hewan Percobaan

2.2.1 Klasifikasi Tikus Putih

Menurut Krinke (2000) klasifikasi tikus putih (Rattus norvegicus) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Order : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Rattus

Species : norvegicus

2.2.2 Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja

dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan modelguna mempelajari

dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau

pengamatan laboratorium. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dampaknya terhadap suatu perlakukan mungkin tidak jauh berbeda dibanding

mamalian lainnya. Selain itu, penggunaan tikus sebagai hewan percobaan juga

didasarkan atas pertimbangan ekonomis dan kemampuan hidup tikus hanya 2-3

tahun dengan lama reproduksi 1 tahun.

Menurut Adiyati (2011), hewan coba merupakan hewan yang dikembang

biakkan untuk digunakan sebagai hewan uji coba. Tikus sering digunakan pada

berbagai macam penelitian medis selama bertahun-tahun. Hal ini dikarenakan

tikus memiliki karakteristik genetik yang unik, mudah berkembang biak, murah

serta mudah untuk mendapatkannya. Tikus merupakan hewan yang melakukan

aktivitasnya pada malam hari (nocturnal).

Tikus yang sudah menyebar keseluruh dunia dan digunakan secara luas

untuk penelitian laboratorium ataupun sebagai hewan kesayangan adalah tikus

putih (Rattus norvegicus) yang berasal dari Asia Tengah (Malole dan Pramono

1989). Tikus laboratorium pertama-tama dikembangkan di Amerika Serikat antara

tahun 1877 dan 1893 (Robinson, 1979).

Tikus putih (R. norvegicus) yang memiliki nama lain Norway rat,

termasuk ke dalam hewan mamalia yang memiliki ekor panjang. Ciri-ciri galur ini

yaitu bertubuh panjang dengan kepala lebih sempit. Telinga tikus ini tebal dan

pendek dengan rambut halus. Mata tikus putih berwarna merah. Ciri yang paling

terlihat adalah ekornya yang panjang. Bobot badan tikus jantan pada umur dua

belas minggu mencapai 240 gram sedangkan betinanya mencapai 200 gram. Tikus

memiliki lama hidup berkisar antara 4-5 tahun dengan berat badan umum tikus

jantan berkisar antara 267-500 gram dan betina 225-325 gram (Sirois 2005).

Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian.

Galur-galur tersebut antara lain: Wistar, Sprague Dawley, Long Evans, dan

Holdzman. Dalam penelitian ini digunakan galur Sprague Dawley dengan ciri-ciri

berwarna putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang dari badannya (Smith,

1998). Tikus Sprague Dawley merupakan jenis albino serbaguna secara ekstensif

dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan kemudahan

penanganannya.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Kulit

Gambar 2.5 Struktur anatomi Kulit (Brunner & Suddarth, 1996)

Kulit (kutis) merupakan pembungkus dan pelindung tubuh yang tahan air,

mengandung ujung-ujung saraf, dan membantu pengaturan suhu tubuh

(O’Rahilly, 1995). Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh

dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan

rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme

biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi

dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh,

produksi sebum dan keringat dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi

kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa serta

pertahanan tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.3.1 Stuktur Kulit

Menurut Iswari (2007), pembagian kulit secara garis besar tersusun atas

tiga lapisan utama :

1. Lapisan epidermis, lapisan ini terdiri atas stratum corneum, stratum

lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale.

a) Stratum corneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang

paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng

yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah

menjadi keratin (zat tanduk). Secara alami, sel-sel yang sudah

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk

berdegenerasi.

b) Stratum lusidum (daerah sawar/lapisan jernih) terdapat

langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel

gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi

protein yang disebut eleidin.

c) Stratum granulosum (lapisan keratohialin/lapisan berbutir-

butir) tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk pligonal,

berbutir kasar, berinti mengkerut. Stoughton menemukan

bahwa di dalam butir ketohialin itu terdapat bahan logam,

khusunya tembaga yang menjadi katalisator proses pertandukan

kulit.

d) Stratum spinosum (lapisan malphigi) merupakan lapisan yang

berisi filament-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.

Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan

malphigi ini.

e) Stratum germinativum (lapisan basal) adalah lapisan terbawah

epidermis. Di dalam stratum germinativum terdapat sel-sel

melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan

fungsinya hanya membentuk pigmen melanin.

2. Lapisan Dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih

tebal daripada epidermis. Lapisan dermis terdiri dari bahan dasar

serabut kolagen dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang

bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida (Herlihy,

2000). Bagian dermis mengandung papiler permukaan yang terdiri dari

kolagen yang longgar dan rapuh, serat-serat elastik, bercampur dengan

fibroblast, sel mast dan makrofag (O’Rahilly, 1995)

3. Lapisan subkutis (hypodermis) merupakan kelanjutan dermis. Terdiri

dari jaringa ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel lemak

merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir karena

sitoplasma lemak bertambah. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus

adipose yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Di dalam laipsan

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ini terdapat juga ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah

bening.

Apabila kulit rusak, maka sebagian atau seluruh epidermis akan

terangkat membentuk lepuh karena adanya plasma (misalnya pada luka

bakar derajat dua). Penekanan dan gesekan yang lama pada kulit akan

mengakibatkan kulit menebal dan kapalan. Bila sebagian epidermis,

bersama lapisan teratas dermis rusak, maka akan terbentuk epidermis

baru dari folikel rambut, serta dari kelenjar keringat dan kelenjar

sebasea yang ada ditempat tersebut. Bila kerusakan melibatkan seluruh

ketebalan dermis (misalnya pada luka bakar yang dalam), epitelisasi

hanya dapat terjadi dari pertumbuhan tepi epidermis di sekitarnya

(O’Rahilly, 1995).

2.3.2 Fungsi Kulit (Herlihy, 2000)

Fungsi kulit antara lain:

1. Melindungi kulit dari zat berbahaya dan membantu untuk menahan

air dan elektrolit

2. Melindungi struktur internal dan organ dari luka akibat pukulan,

sayatan, bahan kimia berbahaya, cahaya matahari, luka bakar dan

mikroorganisme patogen

3. Melakukan fungsi ekskretori walaupun dalam jumlah kecil, seperti

ekskresi air, garam, dan sejumlah kecil urea

4. Bertindak sebagai kelenjar dengan mensintesis dan mensekresi

vitamin D karena sel kulit mengandung molekul yang dapat

dirubah menjadi vitamin D ketika terpapar cahaya matahari

5. Melakukan peran sensorik dengan membagi daerah reseptor

sensori untuk sentuhan, tekanan, nyeri dan suhu.

6. Berperan penting dalam pengaturan suhu tubuh

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Luka Bakar

2.4.1 Definisi

Luka bakar (Combustio) adalah suatu bentuk kerusakan dan atau

kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan sumber yang memiliki

suhu sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau

suhu yang sangat rendah (Moenadjat, 2009). Menurut WHO, luka bakar adalah

cedera pada kulit atau jaringan organik lainnya terutama disebabkan oleh panas

atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan atau kontak dengan bahan

kimia. Luka kulit akibat radiasi ultraviolet, radioaktivitas, listrik atau bahan kimia,

serta kerusakan saluran pernapasan akibat menghirup asap, juga dianggap luka

bakar.

Trauma merupakan kerusakan fisik yang disebabkan tekanan, benturan,

distorsi atau kekuatan mekanik lainnya. Luka bakar merupakan tipe trauma yang

dapat mempengaruhi epidermis, dermis dan jaringan yang lebih dalam (Martini,

2001)

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Berperan (Moenadjat, 2009)

Faktor-faktor yang berperan pada luka bakar dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu: a) faktor penderita, b) faktor trauma, c) faktor

penatalaksanaan.

2.4.3 Klasifikasi Luka Bakar

Fak

tor

Pen

der

ita

Kondisi Umum:

1. Usia

2. Gender

3. Status Gizi

Faktor Premorbid:

1. Kelainan Kardiovaskular

2. Kelainan Neurologik

3. Kelainan Paru

4. Kelainan Metabolisme

5. Kelainan Ginjal

6. Kelainan Psikiatrik

7. Kehamilan

Fak

tor

Tra

um

a 1. Jenis Luka Bakar

2. Luas Luka Bakar

3. Kedalaman Luka Bakar

4. Lokasi

5. Trauma Penyerta

6. Respons Individu

Fak

tor

Pen

atal

aksa

naa

n

1. Penatalaksanaan pada Fase

Awal (Fase akut, Fase syok)

2. Penatalaksanaan pada Fase

setelah fase akut (fase kedua)

3. Perawatan Luka

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.3.1 Berdasarkan Penyebab

Menurut Moenadjat (2009), klasifikasi luka bakar berdasarkan penyebab

antara lain:

1. Luka bakar karena api atau benda panas lainnya (pada literatur

disebut dengan istilah burn)

2. Luka bakar karena minyak panas

3. Luka bakar karena air panas (scald)

4. Luka bakar karena bahan kimia yang bersifat asam kuat atau basa

kuat (chemical burn)

5. Luka bakar karena listrik atau petir (electric burn)

6. Luka bakar karena radiasi

7. Luka bakar karena ledakan

2.4.3.2 Berdasarkan Kedalaman Kerusakan Jaringan (Luka)

a. Luka bakar derajat I

Kerap diberi simbol 10. Kerusakan jaringan terbatas pada

bagian permukaan (superfisial) yaitu epidermis. Kulit kering,

hiperemik memberikan eflorensi berupa eritema. Tidak dijumpai

bula. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.

Contohnya adalah luka bakar karena sengatan matahari.

b. Luka bakar derajat II

Kerap diberi simbol 20. Kerusakan meliputi epidermis &

sebagian dermis, respon yang timbul berupa reaksi inflamasi akut

dan proses eksudasi. Terasa nyeri karena ujung-ujung saraf

sensorik teriritasi. Luka derajat II dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Derajat dua dangkal

a) Kerusakan mengenai epidermis dan sebagian (sepertiga

bagian superfisial) dermis

b) Terjadi epidermolisis yang diikuti terbentuknya lepuh

(bula) yang merupakan karakteristik luka bakar derajat II

dangkal.

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c) Bila epidermis terkelupas, terlihat dasar luka berwarna

kemerahan, kadang pucat, edematus dan eksudatif

d) Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,

kelenjar sebasea

e) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14

hari

2. Derajat dua dalam

a) Kerusakan mengenai hampir seluruh (duapertiga bagian

superfisial) dermis

b) Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,

kelenjar sebasea sebagian utuh.

c) Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung pada

apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan

terjadi dalam waktu lebih dari dua minggu.

c. Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi seluruh ketebalan kulit (epidermis dan

dermis) serta lapisan yang lebih dalam. Apendises kulit seperti

kelenjar keringat, kelenjar sebasea, folikel rambut mengalami

kerusakan. Tidak dijumpai bula. Kulit yang terbakar berwarna

pucat atau lebih putih karena terbentuk eksar. Tidak dijumpai rasa

nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut saraf

sensorik mengalami kerusakan atau kematian. Penyembuhan

terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik dari

tepi luka (membran basalis), maupun apendises kulit.

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.6. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Kedalaman Luka

(Thibodeau et al., 2005)

2.4.4 Luas Luka Bakar

Luas luka bakar pada dewasa dihitung menggunakan rumus sembilan (Rule of

Nine) yang diprovokasi oleh Wallace; didasari atas perhitungan kelipatan 9,

dimana 1% luas permukaan tubuh adalah luas telapak tangan penderita. Pada

anak-anak menggunakan tabel dari Lund dan Browder yang mengacu pada ukuran

bagian tubuh terbesar pada sorang bayi/anak (yaitu kepala).

Gambar 2.7 Diagram Rule of Nine dari Wallace untuk dewasa (Moenadjat,

2009)

Tabel 1. Lund dan Browder (untuk anak) (Moenadjat, 2009)

Fourth degree (full

thickness reaching

muscle or bone)

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.5 Kategori Penderita

2.4.5.1 Luka Bakar Ringan

a. Luka bakar derajat dua dan tiga <10% pada kelompok usia <10 tahun

dan <50 tahun

b. Luka bakar derajat dua dan tiga <15% pada kelompok usia lain

c. Luka bakar derajat dua dan tiga <10% pada semua kelompok usia;

tanpa cedera pada tangan, kaki dan perineum

2.4.5.2 Luka Bakar Sedang

a. Luka bakar derajat dua dan tiga 10-20% pada kelompok usia <10

tahun dan >50 tahun

b. Luka bakar derajat dua dan tiga 15-25% pada kelompok usia lain,

dengan luka bakar derajat tiga <10%

c. Luka bakar derajat tiga <10% pada semua kelompok usia; tanpa cedera

pada tangan, kaki dan perineum

2.4.5.3 Luka bakar Kritis, Luka Bakar Berat, Luka Bakar Masif

a. Luka bakar derajat dua dan tiga>20% pada kelompok usia <10 tahun

dan >50 tahun

b. Luka bakar derajat dua dan tiga >25% pada kelompok usia lain

c. Trauma inhalasi

d. Luka bakar multipel

e. Luka bakar pada populasi risiko tinggi

f. Luka bakar listrik tegangan tinggi

g. Luka bakar tangan, kaki dan perineum

2.4.6 Patofisiologi Luka Bakar

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke

tubuh. Panas tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi

elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi atau

luka bakar kimiawi (Effendi, 1999).

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.

Pembuluh kapiler yang terpejan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel

darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Syamsuhidayat dan Jong, 1997). Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi,

denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu

agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak agen tersebut (Brunner dan

Sudarth, 1996). Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 440 C tanpa kerusakan

bermakna. Antara 440 C dan 51

0 C, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda

untuk tiap derajat kenaikan temperatur dan waktu penyinaran yang terbatas dapat

ditoleransi. Di atas 510 C, protein terdenaturasi dan kecepatan kerusakan jaringan

sangat hebat. Temperatur diatas 700 C menyebabkan kerusakan selular yang

sangat cepat dan hanya periode penyinaran sangat singkat yang dapat ditahan

(Sabiston, 1995).

Jackson membedakan tiga area pada luka sebagaimana diuraikan berikut:

1. Zona koagulasi, zona nekrosis

Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat

pengaruh cedera termis, hampir dapat dipastikan jaringan ini mengalami nekrosis

beberapa saat setelah kontak; karenanya disebut juga sebagai zona nekrosis.

2. Zona statis

Daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi. Di daerah

ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan

leukosit sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti

perubahan permeabilitas kapiler, trombosis dan respon inflamasi lokal. Proses ini

berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera, dan mungkin berakhir dnegan

nekrosis jaringan.

3. Zona hiperemi

Daerah di luar zona statis ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa

banyak melibatkan reaksi selular. Tergantung keadaan umum dan terapi yang

diberikan, zona ketiga dapat mengalami penyembuhan spontan; atau berubah

menjadi zona kedua bahkan zona pertama (Moenadjat, 2009).

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.8 Zona Kerusakan Jaringan (Brunner & Suddarth, 1996)

2.4.7 Penyembuhan Luka Bakar

Tindakan yang dapat dilakukan pada luka bakar adalah dengan

memberikan terapi lokal dengan tujuan mendapatkan kesembuhan secepat

mungkin, sehingga jumlah jaringan fibrosis yang terbentuk akan sedikit dan

dengan demikin mengurangi jaringan parut. Diusahakan pula pencegahan

terjadinya peradangan yang merupakan hambatan paling besar terhadap kecepatan

penyembuhan (Ansel, 2005).

Mengingat sifat kulit sebagai penyimpan panas yang terbaik (heat restore)

maka pada pasien yang mengalami luka bakar, tubuh masih menyimpan energi

panas sampai beberapa menit setelah terjadinya trauma panas. Oleh karena itu,

tindakan pendinginan luka perlu dilakukan untuk mencegah pasien berada pada

zona luka bakar lebih dalam. Tindakan ini juga dapat mengurangi perluasan

kerusakan fisik sel, mencegah dehidrasi dan membersihkan luka sekaligus

mengurangi nyeri (Effendi, 1999). Proses penyembuhan luka yang dibagi dalam

tiga fase yaitu fase inflamasi, proliferasi dan penyudahan jaringan atau maturasi.

1. Fase inflamasi

Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai hari ke-5. Sel mast

dalam jaringan ikat menghaslkan serotonin dan histamin yang meningkatkan

permeabilitas kapiler, terjadi eksudasi cairan, sel radang disertai vasodilatasi

setempat yang menyebabkan edema dan pembengkakan. Pembuluh kapiler yang

cedera mengalami kontraksi dan trombosis memfasilitasi hemostasis. Hemostatis

terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket dan

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bersama dengan fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari

pembuluh darah.

Iskemik pada luka melepaskan histamin dan agen kimia vasoaktif lainnya

yang menyebabkan vasodilatasi sekitar jaringan. Aliran darah akan lebih banyak

ke daerah sekitar jaringan dan menghasilkan eritema, pembengkakan, panas, dan

rasa tidak nyaman seperti rasa sensasi berdenyut. Aktivasi seluler pada fase ini

adalah migrasi leukosit dari pembuluh darah yang dilatasi. Respon pertahanan

melawan patogen dilakuan oleh Polimorfonuklear (PMN) atau leukosit dan

makrofag ke daeah luka. PMN akan melindungi luka dari invasi bakteri ketika

makrofag membersihkan debris pada luka.

2. Fase proliferasi

Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi (hari ke-6 sampai akhir minggu

ke-3). Fase proliferasi disebut juga fibroplasias karena yang menonjol adalah

proses proliferasi fibroblast. Pada fase ini luka dipenuhi oleh sel radang. Fibroblas

dan kolagen membentuk jaringan berwarna kemerahan dan mudah berdarah

dengan permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. PMN

akan membunuh bakteri patogen dan makrofag akan memfagosit bakteri yang

mati dan debris dalam usaha membersihkan luka. Selain itu, makrofag juga sangat

penting dalam proses penyembuhan luka karena dapat menstimulasi fibroblastik

sel untuk membuat kolagen.

Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri

dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama dengan

sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka. Pada akhir fase

ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal. Nantinya, dalam

proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan intramolekul

dan antar molekul.

Epitel dari tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan

berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang

terbentuk dari proses mitosis. Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih

rendah atau datar, sebab epitel tak dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi.

Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

permukaan luka. Sebaliknya, proses ini akan berjalan terus bila permukaan luka

belum tertutup epitel. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia

dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses

pematangan dalam fase penyudahan.

Angiogenesis akan terjadi untuk membangun jaringan pembuluh darah baru.

Kapiler baru yang terbentuk akan terlihat pada kemerahan (ruddy), jaringan

granulasi tidak rata atau bergelombang (bumpy). Migrasi sel epitel terjadi diatas

dasar luka yang bergranulasi. Sel epitel bergranulasi dari tepi sekitar luka atau dari

folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar sebasea dalam luka. Sel tersebut

nampak tipis, mengkilap (translucent film) melewati luka serta sangat rapuh dan

mudah rusak. Migrasi berhenti ketika luka menutup dan mitosis epitelium

menebal ke lapisan ke 4 hingga 5 yang diperlukan untuk membentuk epidermis.

3. Fase maturasi/remodelling

Fase ini berlangsung selama 2 bulan atau lebih, bahkan sampai 1 tahun. Pada

fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan

yang berlebih, pengerutan dan akhirnya terbentuk kembali jaringan yang baru.

Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena

proses penyembuhan. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat,

tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan maksimal

pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira

– kira 80% kemampuan kulit normal (Moenadjat, 2009).

2.5 Ekstraksi

2.5.1 Definisi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh matahari

langsung (Ditjen POM, 1979). Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan

kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan

menggunakan pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia

dapat digolongkan ke dalam senyawa minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-

lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM,

2000).

Proses ekstraksi dapat melalu tahap melalui serbuk, pembasahan,

penyarian, dan pemekatan. Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus

dipilih berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimum

dari zat aktif dan seminimum mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan.

2.5.2 Metode Ekstraksi

Pembagian metode ekstraksi menurut Ditjen POM (2000) yaitu cara

dingin dan cara panas. Metode cara dingin meliputi maserasi, perkolasi. Metode

cara panas meliputi refluks, sokletasi, digesti, infus, dekok.

1. Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut

a. Cara dingin

1) Maserasi

Suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk

ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.

Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus menerus).

Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyaringan maserat pertama dan seterusnya.

2) Perkolasi

Proses ekstraksi dengan pelarut yang baru sampai sempurna (exhaustive

extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari

tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak

(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bertahan.

b. Cara panas

1) Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama

waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan

adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu

pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2) Soxhlet

Proses ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya

dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah

pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

3) Digesti

Proses maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang

lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada

temperatur 40–50oC.

4) Infus

Proses ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus

tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98oC selama waktu

tertentu (15 – 20 menit).

5) Dekok

Proses infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperatur sampai

titik didih air.

2.6 Gel

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV menyatakan bahwa Gel atau Jeli

adalah suatu sistem dispersi semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh

suatu cairan.

Sediaan gel memiliki kandungan air yang bersifat mendinginkan,

menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, mudah berpenetrasi pada

kulit, sehingga memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat sesuai dengan

basis yang digunakan (Ansel, 2005).

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian berlangsung pada bulan Januari 2016 hingga Juni 2016 di

Laboratorium Kimia Obat (PMC), Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia (PNA),

Laboratorium Penelitian 1 (PDR), Laboratorium Penelitian 2 (PBB), dan

Laboratorium Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan untuk pembuatan preparat histologi

dilakukan di Laboratorium Patologi Universitas Indonesia

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu, timbangan analitik

(AND GH-202 dan Wiggen Hauser), timbangan hewan (Ohauss), rotary

evaporator, blender (National), kandang tikus beserta tempat makan dan minum,

spuit 1 cc, wadah pembiusan, plat besi berukuran 4x2 cm, pH meter (HANA

Instruments), spektrofotometer UV, viskometer (HAAKE), kaca objek dan

penutup, mikroskop cahaya (Olympus SZ61 dan Termometer), gelas beaker

(ukuran 50 ml, 100 ml dan 1000 ml) merk pyrex, gelas ukur (ukuran 5 ml, 10 ml,

50 ml, 100 ml) merk pyrex, mortar, alu, corong, cawan porselen, batang

pengaduk, pinset, spatula, alumunium foil, sudip, kapas, kertas saring.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan untuk penelitian ini adalah katekin dari tanaman

gambir (Uncaria gambir Roxb.) yang diperoleh dari Payakumbuh, Sumatra Barat.

bahan lain yang digunakan yaitu aqua destilata, pelarut etil asetat teknis, gel

bioplasenton, alcohol swab, cairan injeksi ketamin 50 mg/ml, Na CMC, propilen

glikol, gliserin, larutan formaldehid 10% dan hematoxylin-Eosin.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3 Hewan Uji

Hewan percobaan, tikus putih jantan (Rattus novergicus) jantan galur Sprague

Dawley berusia 2-3 bulan dengan bobot 100-150 gram diperoleh dari

Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB).

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pengumpulan Bahan

Gambir (Uncaria gambir Roxb) diperoleh dari Payakumbuh, Sumatra

Barat.

3.4.2 Pemeriksaan Simplisia (Seterminasi)

Determinasi gambir dilakukan di Pusat Penelitian Kebun Raya Bogor.

Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran simplisia yang akan

digunakan.

3.4.3 Penyiapan Simplisia

Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan organoleptis dari

gambir yang menyangkut pemeriksaan warna, bau dan rasa. Gambir berupa

bongkahan dihaluskan hingga berbentuk serbuk dengan cara ditumbuk kemudian

diblender.

3.4.4 Identifikasi Urea

Melarutkan 100 mg dalam 1 ml air, tambahkan 1 ml asam nitrat P;

terbentuk endapan hablur putih. (Depkes, 1979).

3.4.5 Skrining Fitokimia

a. Identifikasi golongan flavonoid

1 gram sampel ditambahkan 50 ml air panas, dididihkan 5 menit dan

disaring, filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan. Ke dalam 5 ml

larutan percobaan (dalam tabung reaksi) ditambahkan serbuk atau lempeng

magnesium secukupnya dan 1 ml HCl pekat, serta 5 ml butanol, dikocok dengan

kuat lalu dibiarkan hingga memisah. Jika terbentuk warna pada lapisan butanol

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lapisan atas) maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid

(Fransworth, 1969).

3.4.6 Isolasi Katekin Gambir

Sebanyak 500 g serbuk gambir diekstraksi dengan pelarut air pada

temperatur mendidih 90 – 960 C selama 15 menit sambil diaduk. Kemudian infusa

disaring dalam keadaan panas dengan menggunakan corong yang dilapisi kertas

saring. Ekstrak kemudian dipartisi menggunakan etil asetat dengan perbandingan

1:½ dan ditambahkan NaCl sampai jenuh. Kemudian diambil fase etil asetat dan

fase air dipartisi berulang dengan etil asetat. Fase etil asetat kemudian diuapkan

dengan evaporator sampai kental kemudian dicuci dengan air dingin, dan disaring.

Katekin yang menempel pada kertas saring dikeringkan dalam oven 700 C

(Hargono, 1986).

Hitung hasil rendemen isolat katekin gambir (Uncaria gambir Roxb)

dengan rumus:

% Rendemen =

x % kemurnian

3.4.7 Pemeriksaan Mutu Katekin Gambir

a. Penetapan Kadar Katekin

Membuat katekin standar konsentrasi 1 mg/ml dengan menimbang 50 mg

katekin standar dilarutkan dalam etil asetat hingga 50 ml. kemudian diencerkan

menjadi 0,02 mg/mL, 0,03 mg/mL, 0,04 mg/mL, 0,05 mg/mL dan 0,06 mg/mL.

Diukur serapan dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang

gelombang maksimum dan dibuat kurva kalibrasi serta persamaan regresi (Lucida,

2007)

Sampel katekin ditimbang sebanyak 50 mg dan dilarutkan dalam etil asetat

hingga 50 ml. Lalu dibuat konsentrasi 0,04 mg/mL. Diukur serapan dengan

menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum dan

dihitung kadar katekin menggunakan kurva kalibrasi.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Kadar Abu

1 g sampel yang telah digerus dan ditimbang seksama, dimasukkan, ke

dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan. Dipijarkan perlahan-

lahan selama ± 1 jam dan pemijaran disempurnakan dengan tanur bersuhu tinggi

600o ± 20

o C. Sampai diperoleh abu berwarna abu-abu. Didinginkan dalam

desikator, kemudian ditimbang serta dicatat pengurangan beratnya (Ditjen POM,

2000).

c. Kadar Air

1 gram serbuk katekin dimasukkan dan ditimbang seksama dalam wadah

yang telah ditara. Katekin dikeringkan pada oven suhu 105oC selama 5 jam dan

ditimbang. Pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada jarak 1 jam sampai

perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,001 g (Ditjen

POM, 2000).

3.4.7 Pembuatan Sediaan Gel (Erlia et al. 2014)

Gel dibuat dengan formula:

Na CMC 3,75%

Propilen glikol 3,75%

Gliserin 7,5%

Nipagin 0,05%

Aquadest ad 60

Na-CMC dikembangkan dengan cara ditaburkan di atas air panas dan

dibiarkan selama 15 menit hingga mengembang (1:20) (Emrizal, 2012). Dalam

wadah lain, nipagin dilarutkan dengan aquades dan dimasukan perlahan kedalam

basis Na-CMC, serta gliserin dan propilenglikol, aduk hingga homogen kemudian

masukkan aquades perlahan kemudian aduk secara kontinyu hingga terbentuk gel.

Setelah gel homogen, isolat katekin gambir dilarutkan kedalam air hangat. Setelah

larut, masukkan isolat katekin gambir ke dalam gel dan aduk kembali hingga

homogen. Gel dibuat menjadi konsentrasi 0,25% b/b, 0,5% b/b dan 1% b/b.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Evaluasi Sediaan Gel

1. Pemeriksaan organoleptis

Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan

cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan bau dari sediaan yang

telah dibuat (Anief, 1997 dalam Mappa, dkk. 2013)

2. Pemeriksaan homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang telah

dibuat homogen atau tidak. Gel diuji homogenitasnya dengan mengoleskan pada

sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok, dimana sediaan diambil 3

bagian yaitu atas, tengah dan bawah. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak

adanya butiran kasar (Ditjen POM, 2000).

3. Pengukuran viskositas

Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer Brookfield, spindel

no. 6 dengan kecepatan 50 putaran per menit (rpm) (Ida Nur, 2012).

4. Pemeriksaan pH gel

Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel untuk

menjamin sediaan gel tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Pemeriksaan pH

dilakukan dengan alat pH meter. Sebelum dilakukan pengujian, elektroda pada pH

meter dicuci dengan air suling dan dikeringkan dengan kertas tisu. Pengukuran pH

sediaan dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam sediaan lalu ditunggu

hingga muncul angka pada pH meter. Angka yang tertera pada pH meter

menunjukkan pH sediaan gel (Utami, 2015). pH sediaan yang memenuhi kriteria

pH kulit yaitu dalam interval 4,5 – 6,5 (Tranggono dan Latifa, 2007 dalam

Mappa, dkk. 2013).

3.5 Persiapan Hewan Uji

Hewan percobaan yang digunakan tikus putih jantan (Rattus novergicus)

jantan galur Sprague Dawley berusia 2-3 bulan dengan bobot 100-150 gram.

Hewan tersebut diaklimatisasi terlebih dahulu selama 1 minggu agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan selama proses adaptasi dilakukan

pengamatan kondisi umum serta dilakukan penimbangan berat badan setiap hari.

Hewan uji yang sakit, dengan ciri-ciri aktivitas berkurang, lebih banyak diam, dan

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bulunya berdiri, tidak akan diikutsertakan dalam penelitian. Pengelompokkan

hewan uji yang sehat dilakukan sebelum melaksanakan penelitian.

3.5.1 Pembuatan Luka Bakar Pada Punggung Tikus

Pembuatan luka bakar dilakukan berdasarkan jurnal yang telah dilakukan

oleh Akhoondinasab et al. (2014). Pengujian efek penyembuhan luka bakar

dilakukan terhadap 30 ekor tikus. Bulu pada daerah dorsal sekitar 3 cm dari

telinga tikus dicukur bulunya menggunakan Veet® dan diberi anastesi lokal

dengan ketamin. Induksi luka bakar dilakukan dengan menggunakan plat besi

berukuran 4x2 cm yang dipanaskan selama 5 menit di dalam air mendidih lalu

ditempelkan pada kulit punggung selama 10 detik dengan tekanan yang sama.

3.5.2 Pengujian Efek Penyembuhan Luka Bakar Gel Isolat Katekin

Gambir

Tabel 3.1 Pembagian kelompok perlakuan

Kelompok Jumlah tikus Perlakuan Keterangan

I 6 Kontrol positif, diberi gel

Bioplasenton®

21 hari

II 6 Kontrol negatif, diberi gel

tanpa isolat katekin

21 hari

III 6 Gel dengan isolat katekin

dosis rendah (1%)

21 hari

IV 6 Gel dengan isolat katekin

dosis sedang (2%)

21 hari

V 6 Gel dengan isolat katekin

dosis tinggi (4%)

21 hari

Luka yang terjadi diamati dan diukur, setelah itu diolesi obat sesuai

kelompok masing-masing, yaitu kontrol negatif dengan basis gel, kontrol positif

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan obat komersil (Bioplasenton®) serta tiga kelompok dengan isolat katekin

gambir dengan konsentrasi 1%, 2% dan 4%.

Pemberian gel dilakukan secara topikal sebanyak 0,2 g untuk 1x

pengolesan dengan cara mengoleskannya di bagian luka pada masing-masing

kelompok tikus perlakuan. Pemberian gel dilakukan setiap hari, dari hari ke-1

sampai hari ke 21 setelah perlukaan sebanyak 2 kali sehari pada waktu pagi dan

sore hari.

3.5.3 Pengamatan Patologi Anatomi

Pengamatan secara patologi anatomi dilakukan setiap hari mulai dari hari

ke-1 sampai hari ke-21 setelah perlukaan pada semua tikus perlakuan.

Pengamatan dilakukan dengan cara melihat langsung pada bagian luka. Untuk

menilai penyembuhan luka, diambil foto kulit tikus yang terkena luka bakar setiap

hari kemudian diolah dengan software Image J dan dihitung persentase

penyembuhannya (Akhoondinasab et al. 2014).

3.5.4 Eksisi Kulit Tikus

Pengambilan sampel jaringan kulit dilakukan pada hari ke-7 dari kelima

kelompok diambil masing-masing 1 ekor tikus. Pengambilan kulit dilakukan

setelah tikus sebelumnya di euthanasi dengan menggunakan larutan eter dosis

berlebih secara perinhalasi. Daerah punggung yang akan diambil kulitnya

dibersihkan dari bulu yang mulai tumbuh kembali, kulit digunting dengan

ketebalan ± 3 mm sampai dengan sub kutan dan sepanjang 1-1,5 cm2. Kulit yang

diperoleh kemudian di fiksasi dengan larutan Buffer Neutral Formalin atau BNF

10% dibiarkan pada suhu kamar selama ± 48 jam (Prasetyo, dkk. 2010)

3.5.5 Pembuatan Preparat Histopatologi Jaringan Kulit Tikus

Jaringan kulit yang diperoleh kemudian dibuat preparat histopatologi

dengan pewarna Hematoxylin-Eosin yang dilakukan di Laboratorium Patologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pembuatan preparat dilakukan dengan

cara: jaringan kulit yang telah difiksasi menggunakan larutan formalin 10% lalu

dilakukan trimming organ dan dimasukkan kedalam cassette tissue dari plastik.

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahap selanjutnya dilakukan proses dehidrasi alkohol menggunakan konsentrasi

alkohol bertingkat yaitu alkohol 70%, 80%, 90%, alkohol absolut I, alkohol

absolut II, kemudian dilakukan penjernihan menggunakan xylol I dan xylol II.

Proses pencetakan atau parafinisasi dilakukan menggunakan parafin I dan parafin

II. Sediaan dimasukkan ke dalam alat pencetak yang berisi parafin setengah

volume dan sediaan diletakkan ke arah vertikal dan horizontal sehingga potongan

melintang melekat pada dasar parafin. Setelah mulai membeku, parafin

ditambahkan kembali hingga alat pencetak penuh dan dibiarkan sampai parafin

mengeras.

Blok-blok parafin kemudian dipotong tipis setebal 5 mikrometer dengan

menggunakan mikrotom. Hasil potongan yang berbentuk pita (ribbon) tersebut

dibentangkan di atas air hangat yang bersuhu 460 C dan langsung diangkat yang

berguna untuk meregangkan potongan agar tidak berlipat atau menghilangkan

lipatan akibat dari pemotongan. Sediaan tersebut kemudian diangkat dan

diletakkan di atas gelas objek dan dikeringkan semalaman dengan inkubator

bersuhu 600 C. Kemudian diwarnai dengan pewarnaan Hematoxyllin-Eosin (HE)

untuk pemeriksaan mikroskopik (Prasetyo, dkk. 2010)

3.5.6 Pengamatan Preparat Histopatologi

Pengamatan secara histopatologi dilakukan pada preparat jaringan kulit

yang telah diambil pada hari ke 7. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop

cahaya secara deskriptif. Pengamatan ini meliputi parameter-parameter yang

berperan dalam penyembuhan luka yaitu keberadaan sel radang dan

neokapilerisasi.

3.6 Analisis Data

Data hasil pengujian dianalisis menggunakan software pengolah data dan

disajikan dalam bentuk mean dan standar deviasi dari masing-masing kelompok.

Data diolah menggunakan analisis statistik dengan uji normalitas, uji

homogenitas, One Way ANOVA dan Kruskal-Wallis Test.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Determinasi Gambir

Determinasi ekstrak air kering gambir (bongkahan gambir) dilakukan di

laboratorium Herbarium Bogoriense LIPI Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi

menunjukan bahwa simplisia yang menjadi sampel adalah Uncaria gambir

(Hunter) Roxb., dari famili Rubiaceae (Lampiran 2).

4.2 Hasil Ekstraksi

Isolat katekin gambir diperoleh dengan metode infusa cara panas dengan

menggunakan pelarut air pada suhu 95o C selama 15 menit dengan pengadukan

sesekali dan disaring dalam kondisi panas agar senyawa yang terkandung dalam

gambir dapat terbawa optimal ke dalam filtrat (Depkes RI, 2000). Metode infusa

dengan menggunakan pelarut air pada suhu 95o C dipilih karena berdasarkan

literatur katekin merupakan golongan flavonoid yang mudah larut dalam air panas

(Ferdinal, 2014). Selain itu menurut Pambayun (2007), katekin lebih baik

kelarutannya dalam senyawa polar dan akan lebih besar kelarutannya apabila

menggunakan air panas. Setelah itu ekstrak hasil infusa segera disaring dalam

keadaan panas agar kandungan dalam gambir tetap larut dan tersaring.

Filtrat kemudian dipartisi menggunakan etil asetat dengan perbandingan

1:½. Lapisan atas di tampung ke dalam wadah kemudian lapisan bawah corong

dipartisi berulang sebanyak 3 kali menggunakan etil asetat. Tujuan dilakukan

partisi berulang adalah untuk mendapatkan penarikan hasil ekstrak yang optimum.

Partisi dilakukan untuk memaksimalkan penarikan katekin yang telah diperoleh,

dan pelarut etil asetat dipilih karena berdasarkan literatur katekin merupakan

golongan flavonoid yang mudah larut dalam etil asetat (Ferdinal, 2014). Fase etil

asetat kemudian dipekatkan menggunakan vacum rotary evaporator dengan

tujuan untuk menghilangkan pelarut. Kemudian ekstrak dicuci dengan air dingin

diatas kertas saring. Bagian yang menempel di kertas saring (bagian yang tidak

larut) berwarna kuning kecoklatan merupakan katekin. Katekin dikumpulkan dan

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dikeringkan menggunakan oven pada suhu 700 C kemudian ditimbang. Dari hasil

isolasi, rendemen katekin yang diperoleh sebesar 45,57%.

4.3 Hasil Uji Cemaran Urea Dan Penapisan Fitokimia

Bongkahan gambir (Uncaria gambir R.) dilakukan uji cemaran urea

dengan penambahan asam nitrat P (Depkes, 1979) dan dilakukan identifikasi

kandungan metabolit sekunder dengan cara penapisan fitokimia. Hasil uji cemaran

urea dan penapisan fitokimia dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Hasil Uji Cemaran Urea Dan Penapisan Fitokimia

Uji Metode Hasil

Urea 100 mg gambir dilarutkan dalam 1 ml air

kemudian ditambahkan 1 ml asam nitrat P

terbentuk endapan hablur putih.

Negatif, tidak

terbentuk

endapan putih.

Flavonoid 1 g sampel + 50 ml air panas dididihkan 5

menit dan disaring filtrat

5 ml + serbuk mg secukupnya + 1 ml HCl pekat

+ 5 ml butanol dikocok kuat,dibiarkan hingga

memisah.

Jika terbentuk warna pada lapisan butanol

(lapisan atas), menunjukkan adanya senyawa

golongan flavonoid.

Positif, terbentuk

warna pada

lapisan butanol

(lapisan atas)

Setelah dipastikan simplisia yang digunakan adalah gambir, dilakukan uji

cemaran urea. Uji ini dilakukan untuk memastikan gambir yang digunakan tidak

tercemar urea, yang biasanya digunakan sebagai bahan pengawet pada gambir.

Dari hasil uji cemaran urea menunjukan hasil yang negatif. Kemudian dilakukan

skrining fitokimia berupa uji flavonoid. Uji ini dilakukan untuk memastikan

bahwa di dalam gambir terdapat kandungan katekin karena katekin merupakan

senyawa flavonoid. Dari hasil uji, diperoleh hasil positif.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Hasil Pemeriksaan Mutu Gambir

Pemeriksaan mutu gambir (Uncaria gambir R.) mengacu pada SNI (2000)

dan Farmakope Herbal I (2008). Hasil pemeriksaan mutu gambir dapat dilihat

pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Uji Pemeriksaan Mutu Gambir

Setelah didapatkan katekin gambir, dilakukan pemeriksaan mutu gambir

yang meliputi penetapan kadar katekin, kadar air dan kadar abu. Penetapan kadar

katekin dilakukan untuk mengetahui persentase kemurnian katekin sampel

terhadap katekin pembanding yang memiliki persentase kemurnian sebesar

93,32% (Lampiran 3). Berdasarkan hasil pengujian menggunakan instrumen

Spektrofotometer UV didapatkan hasil kadar katekin sampel yang diperoleh

sebesar 88,65%. Nilai ini memenuhi rentang kadar katekin yang dipersyaratkan

pada SNI gambir 01-3391-2000 yaitu minimal 60%.

Pengujian kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau

rentang besarnya kandungan air dalam bahan karena jumlah air yang tinggi dapat

menjadi media bagi tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat merusak senyawa

Karakteristik Syarat Gambir sampel

Warna Kuning sampai

kuning kecoklat-

coklatan

Kuning sampai

kuning kecoklat-

coklatan

Bau Khas Khas

Bentuk Padat, kubus tidak

beraturan

Padat, kubus tidak

beraturan

Rasa Sedikit pahit yang

diakhiri rasa agak

manis

Sedikit pahit yang

diakhiri rasa agak

manis

Kadar air Maksimal 14% 14%

Kadar abu Maksimal 5% 1,03%

Kadar

katekin

Minimal 60% 88,65%

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang terkandung didalamnya. (Depkes RI, 2000). Uji kadar air katekin gambir

dilakukan dengan metode gravimetri. Dari hasil pengujian diperoleh hasil kadar

air isolat katekin sebesar 14%. Nilai ini memenuhi rentang kadar air yang

dipersyaratkan pada SNI gambir 01-3391-2000 yaitu maksimal 14%.

Penetapan kadar abu total dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal

sampai terbentuknya simplisia. Kadar abu total beraitan dengan mineral baik

senyawa organik maupun anorganik yang diperoleh secara internal maupun

eksternal (Depkes RI, 2000). Kadar abu total hendaknya menghasilkan nilai yang

rendah karena uji ini merupakan indikator adanya cemaran logam yang tidak

mudah hilang pada suhu tinggi (Isnawati, 2006). Dari hasil pengujian diperoleh

hasil kadar abu isolat katekin sebesar 1,03%. Nilai ini memenuhi rentang kadar

abu yang dipersyaratkan pada SNI gambir 01-3391-2000 yaitu maksimal 5%.

Katekin merupakan senyawa flavonoid yang termasuk senyawa fenolik

alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat

(Agustin, 2013). Adapun mekanisme kerja dari flavonoid yaitu melancarkan

peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada

pembuluh darah (Handayani, 2015). Selain itu katekin berpotensi sebagai

antibakteri (Arakawa, 2004). Menurut Anggraini et al. (2011) senyawa flavonoid

memiliki efek antiinflamasi yang berfungsi sebagai antiradang dan mampu

mencegah kekakuan dan nyeri. Katekin mempunyai aktivitas sebagai antibakteri,

khususnya bakteri gram positif yang diujikan pada bakteri Staphylococcus aureus

(Pambayun et al., 2007) dimana bakteri ini merupakan salah satu bakteri gram

positif yang sering menyebabkan infeksi luka (Pakki, 2009). Selain itu, dengan

adanya aktivitas antibakteri dapat menekan bakteri patogen dan mencegah

pertumbuhan bakteri patogen pada luka sehingga kesembuhan luka dapat

dipercepat. Katekin bekerja sebagai antibakteri dengan mekanisme berikatan

dengan unit peptida pada komponen peptidoglikan dari dinding sel. Terjadinya

pengikatan itu dapat mengacaukan integritas dinding sel bakteri dan menyebabkan

kebocoran pada sel bakteri Gram-positif (Pambayun et al., 2007). Oleh karena itu,

adanya aktivitas antibakteri pada katekin mencegah terjadinya kemungkinan

infeksi saat terjadi luka. Selain itu, katekin mempunyai aktivitas sebagai

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antioksidan yang bekerja dengan memutus rantai lipid peroksidase yang berperan

dalam radikal bebas yang dapat mengikat zat tertentu dan berbahaya bagi tubuh

(Ningsih, 2014) serta dapat merusak tiga jenis senyawa yang penting untuk

mempertahankan integritas sel, yaitu : asam lemak, khususnya asam lemak tak

jenuh yang merupakan komponen penting fosfolipid penyusun membran sel;

DNA, merupakan perangkat genetik sel; protein, memegang berbagai peran

penting seperti enzim, reseptor, antibodi, dan pembentuk matriks sitoskeleton

(Ambiyani, 2013). Sehingga adanya aktivitas antioksidan pada katekin dapat

menghindari kerusakan sel yang lebih parah.

4.5 Hasil Evaluasi Sediaan Gel

Hasil evaluasi sediaan gel isolat katekin gambir (Uncaria gambir R.)

meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH dan viskositas. Hasil evaluasi sediaan

gel isolat katekin gambir dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Sediaan Gel

Karakteristik

Hasil

gel isolat

katekin

konsentrasi 1%

gel isolat

katekin

konsentrasi 2%

gel isolat

katekin

konsentrasi 4%

Organoleptik

Warna Coklat muda

transparan

Coklat

transparan

Coklat

Bentuk Semisolid

transparan

Semisolid

transparan

Semisolid,

tidak

transparan

Bau Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen

pH 6,51 6,12 5,76

Viskositas 43600 56400 73000

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah dilakukan pemeriksanaan mutu gambir, isolat katekin kemudian

diformulasikan dalam bentuk sediaan gel. Sediaan gel dipilih karena memiliki

kandungan air yang bersifat mendinginkan, menyejukkan, melembabkan, mudah

penggunaannya, mudah berpenetrasi pada kulit, sehingga memberikan efek

penyembuhan yang lebih cepat sesuai dengan basis yang digunakan (Ansel,

2005). Sehingga hal ini sesuai dengan prinsip penanganan utama luka bakar

ringan yaitu mendinginkan luka yang terbakar dengan air, dimana kandungan gel

sebagian besar terdiri dari air (Syamsuhidayat dan Jong, 1997).

Berdasarkan data hasil evaluasi sediaan gel pada tabel 4.3, secara

organoleptis terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi isolat katekin maka warna

gel akan terlihat lebih gelap akibat warna yang ditimbulkan oleh isolat katekin,

bentuk sediaan yang dihasilkan semisolid, dan menimbulkan bau khas katekin.

Dari evaluasi homogenitas yang dilakukan diatas objek glass terlihat bahwa ketiga

sediaan gel yang dihasilkan homogen. Kemudian dari data viskositas, diketahui

bahwa semakin tinggi konsentrasi isolat pada sediaan gel umumnya memiliki

viskositas lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa isolat katekin gambir

cenderung meningkatkan viskositas basis. Berbeda halnya dengan viskositas,

penambahan isolat katekin dapat menurunkan pH, karena katekin merupakan

senyawa yang bersifat asam (Lucida et al., 2007) sehingga penambahan isolat

katekin dapat memberi nilai keasaman pada sediaan jadi. Namun seluruh sediaan

masih berada dalam pada kisaran pH normal kulit yaitu 4,5-6,5.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus

Hasil pengukuran berat badan tikus selama aklimatisasi dan selama

perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2

a. Berat Badan Tikus Selama Aklimatisasi

Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Berat Badan Tikus Selama Aklimatisasi

b. Berat Badan Tikus Selama Perlakuan

Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Berat Badan Tikus Selama Perlakuan

Keterangan:

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7

be

rat

bad

an (

g)

Hari

0

50

100

150

200

250

300

H3 H6 H9 H12 H15 H18 H21

be

rat

bad

an (

g)

Hari

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih

jantan (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley berusia 2-3 bulan dengan

bobot 100-150 gram. Tikus betina tidak digunakan untuk menghindari pengaruh

faktor hormonal (estrogen dan progesteron) dalam penyembuhan luka (Putri,

2013). Tikus yang digunakan adalah galur Sprague Dawley karena keuntungan

utamanya adalah ketenangan dan kemudahan penanganannya. Hewan tersebut

diaklimatisasi terlebih dahulu selama 1 minggu agar dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan. Selama proses aklimatisasi penimbangan berat badan setiap

hari hingga mencapai bobot yang diinginkan untuk kriteria pengujian luka bakar

(Gambar 4.1). Pada saat aklimatisasi tidak ada hewan uji yang sakit, dengan ciri-

ciri aktivitas berkurang, lebih banyak diam, dan bulunya berdiri (Lampiran 4).

Pakan yang diberikan selama penelitian adalah pakan jenis CP 511B dengan

analisa gizi terlampir (Lampiran 10).

Dari gambar grafik diketahui bahwa berat badan tikus selama aklimatisasi

maupun selama perlakuan mengalami kenaikan berat badan dan tidak mengalami

penurunan berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa hewan uji dalam keadaan

sehat dimana salah satu cirinya adalah tidak terjadinya penurunan berat badan

secara signifikan.

4.7 Hasil Pengamatan Luka Bakar

Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas isolat katekin gambir terhadap

penyembuhan luka bakar. Uji ini dilakukan secara eksperimental terhadap hewan

uji berupa tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley.

Parameter yang diamati meliputi pembentukan keropeng, penurunan luas luka,

persentase penyembuhan luka bakar, keberadaan sel radang dan neokapilerisasi

Desain penelitian dilakukan dengan membagi 30 tikus menjadi 5

kelompok perlakuan yaitu kontrol positif yang diberikan gel bioplasenton,

kelompok kontrol negatif yang diberikan basis gel Na CMC tanpa isolat katekin,

serta tiga kelompok dengan isolat katekin gambir dengan konsentrasi 1%, 2% dan

4%.

Penelitian ini menggunakan gel bioplacenton® sebagai kontrol positif

yang mengandung ekstrak plasenta 10% yang bekerja memicu pembentukan

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

jaringan baru dan untuk penyembuhan luka, sedangkan neomisin sulfat 0,5%

untuk mencegah atau mengatasi infeksi bakteri gram negatif pada area luka.

Proses induksi luka bakar dilakukan dengan cara masing-masing tikus

dicukur bulunya pada daerah punggung sekitar 3 cm dari telinga tikus

menggunakan Veet® dan diberi anastesi lokal ketamin-HCl dengan dosis sebesar

49 mg/kgBB secara intramuskular untuk mengurangi rasa sakit akibat induksi

luka bakar dan memudahkan penangannnya. Induksi luka bakar dilakukan dengan

menggunakan plat besi berukuran 4x2 cm yang dipanaskan selama 5 menit di

dalam air mendidih lalu ditempelkan pada kulit punggung selama 10 detik dengan

tekanan yang sama.

Pemberian gel dilakukan secara topikal sebanyak 0,2 g dengan cara

mengoleskannya di bagian luka sesuai dengan kelompok perlakuan. Pemberian

gel dilakukan setiap hari, dari hari ke-1 sampai hari ke 21 setelah perlukaan

sebanyak 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore hari.

4.7.1 Hasil Pengamatan Patologi Anatomi

Pengamatan secara patologi anatomi dilakukan dengan mengamati awal

terbentuknya keropeng dan saat lepasnya keropeng serta persentase penyembuhan

luka bakar.

a. Pengamatan Keropeng

Pembentukan keropeng menunjukkan proses penyembuhan luka

memasuki fase proliferasi tahap awal (Agustina, 2011). Untuk mengamati

pembentukan keropeng, pada luka akan terlihat adanya jaringan granulasi yang

ditandai dengan munculnya keropeng. Keropeng ini berfungsi untuk menutup luka

dan mencegah luka dari kontaminasi lebih lanjut oleh mikroba. Pelepasan

keropeng menandakan sudah terjadinya pertumbuhan sel-sel baru pada kulit

sehingga membantu mempercepat lepasnya keropeng dan merapatnya tepi luka

(Aponno et al., 2014)

Pada kelompok kontrol positif, terbentuknya keropeng rata-rata terjadi

pada hari ke 4 dan lepas pada hari ke 11. Pada kelompok kontrol negatif,

terbentuknya keropeng rata-rata terjadi pada hari ke 3 dan lepas pada hari ke 14.

Pada kelompok uji konsentrasi rendah (1%), terbentuknya keropeng rata-rata

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terjadi pada hari ke 2 dan lepas pada hari ke 11. Pada kelompok uji konsentrasi

sedang (2%), terbentuknya keropeng rata-rata terjadi pada hari ke 2 dan lepas

pada hari ke 12. Pada kelompok uji konsentrasi tinggi (4%), terbentuknya

keropeng rata-rata terjadi pada hari ke 1 dan lepas pada hari ke 14.

Tabel 4.4 Pengamatan Keropeng

Rerata hari ke-

KP KN UKR UKS UKT

Terbentuknya

keropeng

4 3 2 2 1

Lepasnya

keropeng

11 14 11 12 14

Keterangan:

KP: Kontrol Positif, KN: Kontrol Negatif, UKR: Uji Konsentrasi Rendah, UKS: Uji

Konsentrasi Sedang; UKT: Uji Konsentrasi Tinggi

Berdasarkan pengamatan terbentuknya keropeng, terlihat bahwa kelompok

uji konsentrasi rendah (1%) berpotensi mempercepat waktu penyembuhan luka

karena pembentukan keropeng paling cepat terbentuk, yaitu pada hari ke-2 dan

terlepas pada hari ke-11 hampir mendekati kelompok kontrol positif dibandingkan

dengan kelompok uji konsentrasi sedang (2%) dan konsentrasi tinggi (4%) serta

kontrol negatif. Pada uji konsentrasi tinggi (4%) pada awalnya dapat

mempercepat pengeringan pada daerah luka namun pengeringan ini memicu

pembentukan keropeng atau jaringan mati yang sangat keras dan tebal dan

menempel erat pada permukaan luka. Jaringan mati ini dapat menghambat

distribusi zat aktif dan absorbsi obat sehingga luka lebih lama sembuh. Lamanya

proses pembentukan jaringan baru mengakibatkan lamanya masa penyembuhan.

Oleh sebab itu kelompok uji konsentrasi tinggi (4%) memiliki waktu

pengelupasan keropeng yang paling lama. Selain itu, dapat diamati bahwa

kelompok kontrol negatif mengalami proses penyembuhan luka yang lama dilihat

dari waktu terbentuknya keropeng dan waktu lepasnya keropeng. Hal ini

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menunjukkan bahwa pemberian basis gel saja tidak mempengaruhi percepatan

penyembuhan luka.

b. Hasil Pengukuran Penurunan Luas Luka Bakar

Pada parameter persentase penyembuhan luka, dilakukan dengan cara

melihat langsung pada bagian luka lalu diukur luas luka bakar dengan aplikasi

imageJ dan dihitung persentase penyembuhan luka bakar (Tabel 4.4). persentase

penyembuhan luka dihitung dengan rumus:

% penyembuhan luka =

x 100%

Luas luka awal luas luka sehari setelah pembuatan luka dan luas luka akhir

adalah luas luka pada hari dilakukan pengamatan.

Luas luka awal yang menjadi perhitungan persentase penyembuhan luka

adalah luas luka sehari setelah tikus dilukai, karenan setelah 24 jam terjadi

kestabilan luas luka (Fimani, 2010). Suatu luka dapat dikatakan sembuh apabila

daerah luka tersebut telah mengalami epitelisasi secara menyeluruh dan tidak lagi

membutuhkan perawatan (Schmidt & Greenspoon, 1991 dalam Handayani 2006).

Hasil pengukuran penurunan luas luka bakar pada seluruh kelompok

perlakuan pada hari ke-1 hingga hari ke-21 menggunakan metode perlukaan

Akhoondinasab (2014) dapat dilihat pada tabel 4.4

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Penurunan Luas Luka Bakar

Kelompok

perlakuan

Hari ke

1 8 15 21

Rata-

rata luas

luka

(dalam

cm2)

Rata-

rata

penurun

an luas

luka

(dalam

cm2) ±

SD

Rata-

rata

persen

tase

luka

(dalam

%)

Rata-

rata

penuru

nan

luas

luka

(dalam

cm2) ±

SD

Rata-

rata

persenta

se luka

(dalam

%)

Rata-

rata

penurun

an luas

luka

(dalam

cm2) ±

SD

Rata-rata

persentas

e luka

(dalam

%)

Konsentrasi

1% 7,34

3,02 ±

0,86 41,14

5,90 ±

1,01 85,83

7,18 ±

0,77 97,87

Konsentrasi

2% 7,36

3,24 ±

1,39 44,02

6,50 ±

1,36 88,32

7,22 ±

1,55 98,02

Konsentrasi

4% 7,31

1,86 ±

0,72 22,44

5,09 ±

1,49 72,78

6,65 ±

0,97 93,99

Kontrol

Positif 7,08

4,22 ±

1,23 59,60

6,78 ±

0,74 95,76

7,08 ±

0,38 100

kontrol

Negatif 7,07

2,85 ±

1,01 40,24

5,73 ±

0,95 81,84

6,78 ±

1,05 95,54

Pemberian gel gambir dengan berbagai tingkatan konsentrasi (1%, 2% dan

4%) memberikan pengaruh terhadap waktu dan persentase penyembuhan luka

bakar (Tabel 4.5). Persentase penyembuhan luka bakar yang terbesar pada hari ke-

8 terlihat pada kontrol positif sebesar 59,60% diikuti oleh kelompok uji

konsentrasi sedang (2%) yaitu 44,02%. Berdasarkan uji statistik kelompok uji

konsentrasi sedang (2%) berbeda signifikan dengan kelompok uji konsentrasi

tinggi (4%) dan kontrol positif dan tidak berbeda signifikan dengan kelompok

kontrol negatif dan kelompok uji konsentrasi rendah (1%).

Persentase penyembuhan luka bakar yang terbesar pada hari ke-15 terlihat

pada kontrol positif sebesar 95,76% diikuti kelompok uji konsentrasi sedang (2%)

yaitu 88,32%. Hasil statistik pada hari ke-15 menunjukkan kelompok kelompok

uji konsentrasi sedang (2%) berbeda signifikan dengan kelompok uji konsentrasi

tinggi (4%) dan tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok uji konsentrasi

rendah (1%), kontrol positif dan kontrol negatif. Berdasarkan persentase

penyembuhan luka pada hari ke-21, kelompok kontrol positif menunjukkan hasil

tertinggi dengan persentase penyembuhan sebesar 100% diikuti oleh kelompok uji

konsentrasi sedang (2%) sebesar 98,02%, kelompok uji konsentrasi rendah (1%)

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebesar 97,87%, kontrol negatif sebesar 95,98% dan kelompok uji konsentrasi

tinggi (4%) sebesar 93,99%. Hal ini menunjukkan bahwa gel isolat katekin

gambir pada kelompok uji konsentrasi rendah (1%) dan kelompok uji konsentrasi

sedang (2%) memiliki aktivitas yang tinggi dan hampir sebanding dengan kontrol

positif dalam persentase penyembuhan luka bakar derajat dua. Namun demikian,

secara statistik persentase penyembuhan luka bakar menunjukkan bahwa data

bersifat normal, namun tidak terdistribusi homogen sehingga pengolahan data

dilanjutkan dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis Test. Data statistik

persentase penyembuhan luka bakar menunjukkan hasil yang tidak signifikan

(p>0,05) pada seluruh kelompok perlakuan.

Gambar 4.3 Grafik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

4.7.2 Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi

Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya (Olympus SZ61) secara

deskriptif pada 20 lapang pandang dengan perbesaran 400 x. Pengamatan preparat

histopatologi dilakukan dengan sistem skoring. Cara pembacaan sistem skoring

dapat dilihat di lampiran 11.

0

20

40

60

80

100

120

H1 H8 H15 H21

Pe

rse

nta

se

Hari

konsentrasi 1%

konsentrasi 2%

konsentrasi 4%

kontrol Positif

kontrol Negatif

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Penilaian Histopatologi Dengan Sistem Skoring

Kelompok Skor

Neokapilerisasi Infiltrasi sel radang

Kontrol Positif 3 4

Kontrol Negatif 0 0

Uji Konsentrasi rendah (1%) 1 2

Uji Konsentrasi sedang (2%) 2 3

Uji Konsentrasi tinggi (4%) 0 1

Pada hari ke-7 dilakukan eksisi pada kulit punggung tikus. Eksisi

dilakukan pada salah satu tikus dari masing-masing kelompok yang diambil

secara acak. Pemilihan eksisi pada hari ke-7 karena fase proliferasi atau fase

penyembuhan luka biasanya berlangsung dari akhir fase inflamasi yaitu hari ke-6

sampai akhir minggu ke-3 (moenadjat, 2009). Tahap-tahap utama meliputi

pembentukan barier permeabilitas (epitelisasi), kecukupan suplai darah

(angiogenesis) dan pembentukan kembali jaringan dermis pada jaringan yang luka

(fibroplasia) (Li et al., 2007).

Pembentukan neokapiler atau neovaskularisasi adalah pembentukan

pembuluh darah baru ke derah luka. Infiltrasi sel radang merupakan proses

terjadinya migrasi sel radang ke daerah perlukaan. (Prasetyo, 2010). Dari hasil

skoring dapat diamati bahwa skor neokapilerisasi tertinggi terdapat pada

kelompok kontrol positif, diikuti oleh uji konsentrasi sedang (2%), uji konsentrasi

rendah (1%), uji konsentrasi tinggi (4%) dan kontrol negatif. Skor infiltrasi sel

radang tertinggi terdapat pada kelompok kontrol negatif, diikuti oleh uji

konsentrasi tinggi (4%), uji konsentrasi sedang (2%) dan kontrol positif.

Dari hasil pengamatan secara mikroskopik, dapat diamati adanya sel

radang pada kelima kelompok. Dari hasil skoring parameter infiltrasi sel radang

diketahui bahwa gel isolat katekin konsentrasi 2% memiliki skor tertinggi setelah

kontrol positif dibandingkan kelompok uji lainnya. Skor yang tinggi pada

parameter infiltrasi sel radang menandakan sedikitnya sel radang. Hal ini

disebabkan karena katekin berperan sebagai antiinflamasi dan antibakteri

sedangkan bioplasenton mengandung neomisin sulfat sebagai antibakteri sehingga

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

peran sel radang untuk memfagosit mikroba dapat diminimalisir dan pembersihan

luka berjalan cepat.

Sebaliknya, skor terendah berada pada kelompok kelompok negatif dan uji

konsentrasi tinggi (4%). Skoring yang rendah pada parameter infiltrasi sel radang

menandakan banyaknya sel radang. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya bahan

aktif dalam sediaan yang dapat membantu mengeleminir partikel asing sehingga

sangat memungkinkan masih terdapatnya mikroba dan kerusakan jaringan yang

harus difagosit oleh sel-sel tersebut pada daerah luka sehingga tingkat inflamasi

masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terjadi inflamasi dan proses

fagositosis serta mengindikasikan bahwa kedua kelompok uji ini masih berada

pada fase inflamasi.

Pada parameter neokapilerisasi didapatkan hasil skoring tertinggi pada

kelompok uji konsentrasi sedang (2%) setelah kontrol positif dibandingkan

kelompok uji lainnya. Skoring yang tinggi pada parameter neokapilerisasi

menunjukkan peningkatan jumlah neokapiler yang menandakan berjalannya

proses persembuhan luka pada fase proliferasi. Proses kegiatan seluler yang

penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai

dengan proliferasi sel (Prasetyo, 2010). Sebaliknya skor infiltrasi sel radang pada

kelompok uji konsentrasi sedang (2%) ini memiliki nilai skoring yang tinggi. Hal

ini menunjukkan bahwa pada kelompok uji konsentrasi sedang (2%) telah

melewati fase inflamasi dan memasuki fase proliferasi.

Dari hasil analisis semua data, dapat ditarik simpulan bahwa aktivitas

isolat katekin gambir dalam proses penyembuhan luka bakar derajat dua tidak

menunjukkan hasil yang signifikan pada penurunan luas luka bakar dan persentase

penyembuhan luka. Namun, aktivitas isolat katekin gambir mempengaruhi

penyembuhan luka bakar pada fase inflamasi dan fase proliferasi. Hal ini terlihat

pada gambaran histopatologi dimana pada parameter infiltrasi sel radang,

kelompok uji konsentrasi sedang (2%) dapat menurunkan jumlah sel radang

dibanding kelompok uji konsentrasi rendah (1%), uji konsentrasi tinggi (4%) dan

kontrol negatif. Hal ini dikarenakan katekin mempunyai aktivitas sebagai

antiinflamasi dan antibakteri. Keberadaan senyawa ini secara tidak langsung akan

menurunkan rangsangan terhadap migrasi sel radang ke daerah luka sehingga

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat menurunkan jumlah sel radang dan proses bersihan zat asing dapat berjalan

lebih cepat. Sehingga, kelompok uji konsentrasi sedang (2%) dapat

mempengaruhi penyembuhan luka bakar pada fase inflamasi.

Pada parameter neokapilerisasi, kelompok uji konsentrasi sedang (2%)

menunjukkan skor yang tinggi dibanding kelompok uji konsentrasi rendah (1%),

uji konsentrasi tinggi (4%) dan kontrol negatif. Pada proses reparasi jaringan,

keberadaan pembuluh darah memiliki peranan yang penting untuk memberikan

asupan nutrisi bagi jaringan yang sedang beregenerasi. Selain itu, pembuluh darah

juga mempunyai peranan untuk menghantarkan sel-sel radang yang dibentuk di

sumsum hingga mendekati jaringan yang terluka sehingga sel radang tersebut

melakukan emigrasi. Untuk menunjang fungsi-fungsi tersebut, pembuluh darah

akan membentuk tunas-tunas pembuluh baru yang nantinya akan berkembang

menjadi percabangan baru pada jaringan luka atau disebut neokapilerisasi.

Dengan demikian, banyaknya pembuluh darah baru pada daerah perlukaan pada

kelompok uji konsentrasi sedang (2%) menunjukkan bahwa proses persembuhan

luka telah berjalan pada fase proliferasi.

Pada pengamatan secara patologi anatomi maupun histopatologi

menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok. Perbedaan ini menjelaskan

bahwa pada masing-masing kelompok sediaan gel memiliki daya kerja yang

berbeda pula. Daya kerja dari sediaan gel ini dipengaruhi oleh kandungan bahan

aktif pada masing masing gel serta konsentrasi isolat yang mempengaruhi

aktivitasnya baik pada fase inflamasi, fase proliferasi maupun fase maturasi.

Secara umum, kelompok uji konsentrasi sedang (2%) menunjukkan hasil yang

lebih baik dibanding kelompok uji konsentrasi rendah (1%) dan kelompok uji

konsentrasi tinggi (4%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sumoza et al., (2014) dimana pada penelitian tentang Pengaruh Gambir terhadap

Penyembuhan Luka Bakar pada Mencit Putih Jantan menunjukkan hasil yang baik

pada kelompok konsentrasi sedang.

Pada kelompok uji konsentrasi sedang (2%) menunjukkan hasil yang

paling baik secara mikroskopis diikuti oleh kelompok uji konsentrasi rendah (1%)

dan kelompok uji konsentrasi tinggi (4%). Namun pada kelompok uji konsentrasi

tinggi (4%) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini kemungkinan

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

disebabkan gel isolat katekin konsentrasi rendah (1%) memiliki kandungan zat

aktif dibawah dosis optimal sehingga walaupun terdifusi dengan baik akan tetapi

kandungan zat aktif tidak mencukupi untuk penyembuhan luka, konsentrasi

sedang (2%) memiliki kandungan zat aktif yang berada pada rentang dosis

optimal untuk penyembuhan luka sedangkan gel isolat katekin dengan konsentrasi

tinggi (4%) berada diatas dosis optimal untuk penyembuhan luka. Hal ini

menyebabkan gel isolat katekin dengan konsentrasi tinggi (4%) memiliki

viskositas yang tinggi dan mengakibatkan gel terlalu kental sehingga

menyebabkan pelepasan zat aktif dan penetrasinya menjadi lambat ke dalam kulit.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas isolat katekin gambir (Uncaria

gambir) terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Sprague-Dawley diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Isolat katekin gambir (Uncaria gambir) pada kelompok uji konsentrasi

1%, 2% dan 4% tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

penurunan luas luka dan peningkatan persentase penyembuhan luka bakar

derajat dua yang diberikan secara topikal pada pengamatan secara patologi

anatomi.

2. Terdapat perbedaan dalam hal infiltrasi sel radang dan neokapilerisasi

pada hari ke-7 pada kelompok uji konsentrasi 2% dibandingkan dengan

kelompok uji konsentrasi 1%, uji konsentrasi 4% dan kontrol negatif pada

pengamatan secara mikroskopis.

3. Isolat katekin gambir dapat membantu dalam proses penyembuhan luka

bakar pada fase inflamasi dan proliferasi.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah:

1. Perlu dilakukan penambahan parameter histopatologi untuk pengamatan

secara mikroskopis.

2. Perlu dilakukan penambahan hewan uji untuk eksisi agar data

histopatologi tidak hanya dapat diamati secara deskriptif namun juga

secara statistik.

3. Perlu dilakukan pengamatan histopatologi pada beberapa interval waktu

yang berbeda yang mewakili fase inflamasi, proliferasi dan fase maturasi.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

51

DAFTAR PUSTAKA

Ambiyani, Winny. 2013. Pemberian Salep Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda

Citrifolia L) Meningkatkan Proses Regenerasi Jaringan Luka Pada Tikus

Putih Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Jantan. Tesis. Denpasar: Universitas

Udayana

Agustin Rini, Oktadefitri Y, Lucida H. 2013. Formulasi krim tabir surya dari

kombinasi etil p – metoksisinamat dengan katekin. Prosiding Seminar

Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III ISSN: 2339-

2592

Akhoondinasab MR, Akhoondinasab M, Saberi M. 2014. Comparison of Healing

Effect of Aloe Vera Extract and Silver Sulfadiazine in Burn Injuries in

Experimental Rat Model. Original article Vol. 3 No. 1; 29-34

American Burn Association. 2012. National Burn Repository: Report of Data

From 2002-2011. Chicago.

(http://www.ameriburn.org/2012NBRAnnualReport.pdf) diakses pada tanggal

3 Maret 2016 pukul 01.07 WIB)

Amos et al. 2004. Teknologi Pasca Panen Gambir. Jakarta: BPPT Press.

Anggraini T., Tai A., Yoshino T., Itani T. 2011. Antioxidative activity and

catechin content of four kinds of Uncaria gambir extracts from West Sumatra

Indonesia. African Journal of Biochemistry Research, 5(1), 33-38.

Anggraini, W. 2008. Efek Antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium

guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur wistar. Skripsi. Surakarta:

Fakultas Farmasi, UMS

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. Penerjemah:

Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press.

Brunner & Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

EGC.

Dewi, May Malia. 2012. Formulasi Sediaan Tablet Hisap Katekin Gambir

(Uncaria Gambir Roxb) Sebagai Imunomodulator Dengan Metode Granulasi

Basah. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi kesatu.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Tiga. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Empat. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Effendi, C. 1999. Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta: EGC

Erlia Eva, Cahaya Noor, Rahmawanty Dina. 2014. Pengaruh Pemberian Gel

Kuersetin Terhadap Jumlah Neutrofil dan Limfosit dalam Proses

Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A Pada Tikus Jantan Galur Wistar.

Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 2, Oktober 2014, hal: 38 - 45 ISSN : 2355 –

5386

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Emrizal, A., F. Fernando., Suryani, F., M. Ahmad., Sitrat., & D. Arbain. 2012.

Isolasi Senyawa dan Uji Aktivitas Anti-inflamasi Ekstrak Metanol Daun

Puwar Kincung. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia. 1: 1-5.

Gardner, Gray, dan O’Rahilly .1995. Anatomi (Kajian Ranah Tubuh Manusia).

Diterjemahkan oleh Z.S Bustami. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Ghayur, M.N., Khan H., Gilani, A.H. 2007. Antispasmodic, Bronchodilator and

Vasodilator Activities of (+)-Catechin, a Naturally Occurring Flavonoid.

Archives of Pharmacal Research, 30(8): 970-975

Handayani Fitri, Siswanto Eka dan Pangesti Lintang A.T. 2015. Uji Aktivitas

Ekstrak Etanol Gambir (Uncaria gambir) Terhadap Penyembuhan Luka

Bakar Pada Kulit Punggung Mencit Putih Jantan (Mus musculus L.) . Jurnal

Ilmiah Manuntung I(2), 133-139

Heitzman E.M., Neto C.C., Winiaz E., Vaisberg A.J., Hammond G.B. 2005.

Ethnobotany, phytochemistry and pharmacology of Uncaria (Rubiaceae).

Phytochemistry, 66, 5 – 39

Hilpiani, Devy. 2012. Uji Toksisitas Akut Isolat Katekin Gambir (Uncaria

Gambier R.) Dari Fase Etil Asetat Terhadap Mencit Putih Jantan Secara In

Vivo. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Hosseini, S.V., et al. 2011. The Healing Effect of Honey, Putty, Vitriol and Olive

Oil in Pseudomonas Aeroginosa Infected Burns in Experimental Rat Model.

Asian Journal of Animal an Veterinary Advances 6 ISSN 1683-9919 / DOI:

10.3923/ajava.2011.572.579

Lucida, H., Bakhtiar, A. dan Putri, W.A. 2007. Formulasi sediaan antiseptik

mulut dari katekin gambir. Jurnal Sains Tek. Farmasi

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Izzati, Ulfa Zara. 2015. Efektivitas Penyembuhan Luka Bakar Salep Ekstrak

Etanol Daun Senggani (Melastoma Malabathricum L.) Pada Tikus (Rattus

Norvegicus) Jantan Galur Wistar. Skripsi. Pontianak: Universitas

Tanjungpura

Kanitakis, J. 2002. Anatomy, histology and immunohistochemistry of normal

human skin. European Journal of Dermatology

Mappa Tiara, Edy Hosea Jaya, Kojong Novel. 2013. Formulasi Gel Ekstrak Daun

Sasaladahan (Peperomia pellucida (L.) H.B.K) Dan Uji Efektivitasnya

Terhadap Luka Bakar Pada Kelinci. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi –

UNSRAT Vol. 2 No.02

Martina Nungki Ratna, Wardhana Aditya. 2013. Mortality Analysis of Adult Burn

Patients. Jurnal Plastik Rekonstruksi Vol.2, No.2

Martini, F.H. 2001. Fundamental of Anatomy & Phisiology. Fifth Edition. San

Francisco: Pearson

Maurya, PK., & Rizvi, S.I. 2009. Protective role of tea catechins on erythrocytes

subjected to oxidative stress during human aging. Natural Product Research,

23(12): 1072–1079.

Moenadjat Y. 2009. Luka bakar masalah dan tata laksana. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Musdja, Yanis. 2012. Efek Imunomodulator, Aktifitas Antibakteri Bahan dan

Campuran Bahan Menyirih serta Perbandingan Komposisi Minyak Atsiri

Daun Sirih dengan Campuran Bahan Menyirih. Disertasi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UI

Nainggolan, P dan Parhusip, D. 2013. Teknologi Perbenihan Tanaman Gambir.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara.

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ningsih Sri et al. 2014. Evaluation Of Antilipid Peroxidation Activity Of Gambir

Extract On Liver Homogenat In Vitro. International Journal of PharmTech

Research. ISSN : 0974-4304 Vol.6, No.3, pp 982-989

Ida Nur dan Noer Siti Fauziah. 2012. Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya

(Aloe vera L.). Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16 No.2

Pakki, Dkk. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Enzim Papain Dalam Sediaan Krim

Terhadap Staphylococcus Aureus. Majalah Farmasi Dan Farmakologi Vol.13,

No.1 (Issn: 1410-7031)

Pambayun et al. 2007. Kandungan Fenolik Ekstrak Daun Gambir Dan Aktivitas

Antibakterinya. AGRITECH vol. 27 No. 2

Prasetyo, B.F., Wientarsih, I., Priosoeryanto, B.P. 2010. Aktivitas Sediaan Gel

Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon dalam Proses Penyembuhan Luka

pada Mencit. Jurnal Veteriner. Vol: 11, No 2 : 70-73

Retno Iswari, Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Rohmawati, Nina. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar Dalam Sediaan Gel

Ekstrak Etanol 70% Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Pada Kulit Punggung

Kelinci New Zealand. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Sabiston, D. C, 1992. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.

Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:EGC

Sumoza Nelsy Sucidayana, Efrizal, Rahayu Resti. 2014. Pengaruh Gambir

(Uncaria gambir R.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Mencit Putih

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Mus musculus L.) Jantan. Jurnal Biologi Universitas Andalas 283-288

(ISSN : 2303-2162)

Taniguchi S., Kuroda K., Yoshikado N., Doi K.I., Tanabe M., Shibata T., Yoshida T.,

Hatano T., (2008) New Dimeric Flavans From Gambir, an Extract of Uncaria

gambir. Japan: The Japan Institute of Heterocyclic Chemistry, Okayama

University, 1-11.

Thibodeau GA, Patton KT. 2005. The Human Body In Health and Disease 4th

edition. Massachusetts: Mosby

Utami Sekar. 2015. Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A Dari Minyak Atsiri

(Pogostemon Cablin B.) Dan Uji Aktivitas Repelan. Naskah Publikasi.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Wasitaatmadha, S. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketiga. Jakarta:

FKUI

http://www.who.int/violence_injury_prevention/other_injury/burns/en/ (diakses

pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 19.26 WIB)

http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/5699/Bioplacen

ton.aspx (diakses pada tanggal 10 Juni 2016 pukul 20.44)

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Alur Penelitian

c

Ekstrak air gambir

(Uncaria gambir ) berupa

bongkahan

Dihaluskan hingga

menjadi serbuk

Ekstraksi cara panas

dengan metode infusa

pada suhu 90-960C

selama ±15 menit

Determinasi

Skrining

fitokimia

Partisi dengan EtilAsetat

(1:½), ditambahkan NaCl

sampai jenuh

Penyaringan

Fase etil asetat

dievaporasi dengan

rotary evaporator

Fase air dipartisi

dengan etilasetat

secara berulang (3x)

Fase etil

asetat

Fase air

dibuang Fase etil asetat pekat

dicuci dengan air

dingin

Kertas saring yang terdapat

katekindikeringkan pada

oven 70oC

Penyaringan

Serbuk katekin

Penetapan kadar

katekin, kadar

air, kadar abu

Pembuatan sediaan gel dan

evaluasi sediaan

Hewan uji: tikus jantan

galur Sprague Dawley

2-3 bulan 100-150 g 30

ekor

Aklimatisasi 1 minggu

makan dan minum secara

ad libitum

Randomisasi menjadi 5

kelompok dengan perlakuan

(@6 ekor tikus) sebagai

berikut:

- Kelompok I (kontrol

positif)

- Kelompok II

(kontrol negatif)

- Kelompok III (gel

isolat katekin

konsentrasi 0,25%)

- Kelompok IV

(gel isolat katekin

konsentrasi 0,5 %)

- Kelompok V (gel

isolat katekin

konsentrasi 1%)

Induksi luka bakar pada

punggung tikus

Aplikasi gel secara topikal

2x sehari selama 21 hari

Eksisi jaringan kulit tikus

pada hari ke-7 pada 1 tikus

dari masing-masing

kelompok

Pembuatan dan

pengamatan preparat

histopatologi

Pengamatan

parameter

Neokapilerisasi

Infiltrasi sel radang

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Determinasi Tanaman

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Sertifikat Katekin Pembanding

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Surat Keterangan Kesehatan Hewan

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Rendemen

% rendemen =

% rendemen =

= 45,57 %

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Kadar Air

Kadar air =

x 100%

Berat katekin dalam g sebelum dimasukkan oven (Wo) = 1 g

Berat katekin setelah dimasukkan oven (W1) = 0,857 g

Kadar air =

x 100%

= 14 %

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Kadar Abu

Kadar abu =

x 100%

Berat katekin dalam g sebelum dimasukkan tanur (Wo) = 1,062 g

Berat abu katekin setelah dimasukkan tanur (W1) = 0,011 g

Kadar air =

x 100%

= 1,03 %

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Penetapan Kadar

Hasil absorbansi katekin pembanding yang diukur dengan spektrofotometer

UV-vis pada panjang gelombang 279 nm dapat dilihat pada tabel berikut:

Konsentrasi

(mg/mL)

Absorbansi katekin

pembanding

0 0,000

0,02 0,340

0,03 0,538

0,04 0,709

0,05 0,917

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil absorbansi katekin sampel pada konsentrasi 0,04 mg/mL yang

diukur dengan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 279 nm

No Absorbansi Rata-rata

1 0,675

0,683 2 0,688

3 0,685

Dari kurva kalibrasi katekin pembanding tersebut dapat diketahui persamaan

regresi linearnya yaitu y = 18,269x – 0,0107 dan absorbansi katekin sampel

sebesar 0,683. Sehingga perhitungan konsentrasi (x) dan persentase kadar katekin

sampel adalah sebagai berikut:

y = 18,269x – 0,0107

x =

= 0,038 mg/mL

% kadar =

x % kadar katekin pembanding

=

x 93,32% =88,65%

y = 18,269x - 0,0107 R² = 0,9987

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (mg/mL)

Kurva Kalibrasi Katekin Pembanding

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Gambar Pengamatan Perubahan Luas Luka Bakar

Kelompok tikus

Pengamatan luka hari ke

0 3 6 9 12 15 18 21

Konsentrasi rendah (1%)

Konsentrasi sedang (2%)

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Konsentrasi tinggi (4%)

Kontrol positif

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kontrol negatif

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Tahap pengukuran Luas Luka Bakar Menggunakan Software ImageJ

5. Ubah ukuran panjang penggaris

pada kolom “Known distance”

menjadi 1, kemudian ubah satuan

dalam kolom “Unit of Length”

menjadi cm, lalu klik “OK”

7. Klik menubar “Analize”

lalu pilih “Measure”

2. Pilih foto yang akan

digunakan untuk pengukuran

3. Klik icon “straight” pada tool

bar dan buat garis lurus sepanjang

1 cm pada gambar penggaris

4. Klik “analize” pada menu

baru kemudian pilih “Set

scale”

1.Buka Software ImageJ, klik

“File” pada menu bar kemudian

pilih “Open”

8. Setelah itu, akan keluar jendela

“Result” lalu didapatkan hasil

pengukuran luas luka bakar pada

kolom “Area”

6. Klik toolbar “Freehand

Selections” dan buat pola

sesuai bentuk luka gambar

seperti gambar di atas

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Skoring Pengamatan Histopatologi (Hosseini, 2011)

Skor Sel Inflamasi Angiogenesis

0 13-15 sel inflamasi

per lapang pandang

Tidak ada

angiogenesis, ada

kongesti, hemoragik

dan edema

1 10-13 sel inflamasi

per lapang pandang

1-2 pembuluh darah per

lapang pandang,

edema, hemoragik,

kongesti

2 7-10 sel inflamasi per

lapang pandang

3-4 pembuluh darah per

lapang pandang,

edema, hemoragik,

kongesti

3 4-7 sel inflamasi per

lapang pandang

5-6 pembuluh darah per

lapang pandang,

edema, hemoragik,

kongesti

4 1-4 sel inflamasi per

lapang pandang

Lebih dari 7 pembuluh

darah per lapang

pandang, edema,

hemoragik, kongesti

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambaran histopatologi jaringan kulit tikus putih dengan pewarnaan

Hematoksilin-Eosin pada perbesaran 200x dan 400x

Perbesaran

200x 400x

Kontrol

Positif

Kontrol

Negatif

Uji

Konsentrasi

Rendah

(1%)

Uji

Konsentrasi

Sedang

(2%)

Uji

Konsentrasi

Tinggi (4%)

Keterangan:

Panah hitam : sel radang

Panah biru : neokapilerisasi

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Hasil uji cemaran urea

Hasil uji flavonoid

Ekstrak air kering gambir

(bongkahan gambir)

Infusa gambir

Serbuk katekin

Plat besi berukuran 4x2 cm

Gel konsentrasi 1%

Gel konsentrasi 2%

Gel konsentrasi 4%

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji homogenitas gel

Analisa gizi pakan tikus

pH meter

Spektrofotometer UV-vis

Viskometer

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Derajat Dua Hari ke-8

a. Uji Normalitas

Tujuan : untuk distribusi normal data persentase penyembuhan luka bakar

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi normal

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PERSENTASE_PE

NYEMBUHAN_L

UKA_BAKAR

N 25

Normal Parametersa Mean 41.2164

Std. Deviation 15.21128

Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .118

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .592

Asymp. Sig. (2-tailed) .875

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji

terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan : untuk melihat data persentase penyembuhan luka bakar homogen

atau tidak

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi homogen

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi homogen

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.565 4 20 .691

Keputusan : data penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji terdistribusi

homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis

ANOVA

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3276.077 4 819.019 7.193 .001

Within Groups 2277.118 20 113.856

Total 5553.195 24

c. Uji Multiple Comparisons Tipe LSD (Least Significant Different)

Tujuan : untuk menentukan data penurunan luas luka bakar abnormal kelompok

signifikan dengan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Hipotesis :

Ho = data penurunan luas luka bakar tidak berbeda secara signifikan

Ha = data penurunan luas luka bakar berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

LSD

(I) PERLAKUAN (J) PERLAKUAN

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

KONTROL NEGATIF UJI KONSENTRASI

RENDAH .26200 6.74851 .969 -13.8151 14.3391

UJI KONSENTRASI

SEDANG -1.59000 6.74851 .816 -15.6671 12.4871

UJI KONSENTRASI

TINGGI 17.73000* 6.74851 .016 3.6529 31.8071

KONTROL POSITIF -18.41400* 6.74851 .013 -32.4911 -4.3369

UJI KONSENTRASI

RENDAH

KONTROL NEGATIF -.26200 6.74851 .969 -14.3391 13.8151

UJI KONSENTRASI

SEDANG -1.85200 6.74851 .787 -15.9291 12.2251

UJI KONSENTRASI

TINGGI 17.46800* 6.74851 .018 3.3909 31.5451

KONTROL POSITIF -18.67600* 6.74851 .012 -32.7531 -4.5989

UJI KONSENTRASI

SEDANG

KONTROL NEGATIF 1.59000 6.74851 .816 -12.4871 15.6671

UJI KONSENTRASI

RENDAH 1.85200 6.74851 .787 -12.2251 15.9291

UJI KONSENTRASI

TINGGI 19.32000* 6.74851 .010 5.2429 33.3971

KONTROL POSITIF -16.82400* 6.74851 .022 -30.9011 -2.7469

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UJI KONSENTRASI

TINGGI

KONTROL NEGATIF -17.73000* 6.74851 .016 -31.8071 -3.6529

UJI KONSENTRASI

RENDAH -17.46800* 6.74851 .018 -31.5451 -3.3909

UJI KONSENTRASI

SEDANG -19.32000* 6.74851 .010 -33.3971 -5.2429

KONTROL POSITIF -36.14400* 6.74851 .000 -50.2211 -22.0669

KONTROL POSITIF KONTROL NEGATIF 18.41400* 6.74851 .013 4.3369 32.4911

UJI KONSENTRASI

RENDAH 18.67600* 6.74851 .012 4.5989 32.7531

UJI KONSENTRASI

SEDANG 16.82400* 6.74851 .022 2.7469 30.9011

UJI KONSENTRASI

TINGGI 36.14400* 6.74851 .000 22.0669 50.2211

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : Data persentase penyembuhan luka bakar kelompok uji konsentrasi

sedang berbeda signifikan dengan kelompok uji konsentrasi tinggi dan kontrol

positif dan tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif dan uji

konsentrasi rendah.

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Derajat Dua Hari ke-15

a. Uji Normalitas

Tujuan : untuk distribusi normal data persentase penyembuhan luka bakar

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi normal

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PERSENTASE_PE

NYEMBUHAN_L

UKA_BAKAR

N 25

Normal Parametersa Mean 84.39320

Std. Deviation 13.143053

Most Extreme Differences Absolute .125

Positive .125

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z .625

Asymp. Sig. (2-tailed) .829

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji

terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan : untuk melihat data persentase penyembuhan luka bakar homogen

atau tidak

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi homogen

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi homogen

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.224 4 20 .332

Keputusan : data penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji terdistribusi

homogen sehingga dilanjutkan dengan uji one-way ANOVA

ANOVA

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1490.642 4 372.661 2.807 .053

Within Groups 2655.114 20 132.756

Total 4145.756 24

c. Uji Multiple Comparisons Tipe LSD (Least Significant Different)

Tujuan : untuk menentukan data penurunan luas luka bakar abnormal kelompok

signifikan dengan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Hipotesis :

Ho = data penurunan luas luka bakar tidak berbeda secara signifikan

Ha = data penurunan luas luka bakar berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

LSD

(I) PERLAKUAN (J) PERLAKUAN

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

KONTROL NEGATIF UJI KONSENTRASI

RENDAH 4.120000 7.287131 .578 -11.08069 19.32069

UJI KONSENTRASI

SEDANG -4.028000 7.287131 .587 -19.22869 11.17269

UJI KONSENTRASI

TINGGI 11.946000 7.287131 .117 -3.25469 27.14669

KONTROL POSITIF -11.064000 7.287131 .145 -26.26469 4.13669

UJI KONSENTRASI

RENDAH

KONTROL NEGATIF -4.120000 7.287131 .578 -19.32069 11.08069

UJI KONSENTRASI

SEDANG -8.148000 7.287131 .277 -23.34869 7.05269

UJI KONSENTRASI

TINGGI 7.826000 7.287131 .296 -7.37469 23.02669

KONTROL POSITIF -15.184000 7.287131 .121 -30.38469 .01669

UJI KONSENTRASI

SEDANG

KONTROL NEGATIF 4.028000 7.287131 .587 -11.17269 19.22869

UJI KONSENTRASI

RENDAH 8.148000 7.287131 .277 -7.05269 23.34869

UJI KONSENTRASI

TINGGI 15.974000* 7.287131 .040 .77331 31.17469

KONTROL POSITIF -7.036000 7.287131 .346 -22.23669 8.16469

UJI KONSENTRASI

TINGGI

KONTROL NEGATIF -11.946000 7.287131 .117 -27.14669 3.25469

UJI KONSENTRASI

RENDAH -7.826000 7.287131 .296 -23.02669 7.37469

UJI KONSENTRASI

SEDANG

-

15.974000* 7.287131 .040 -31.17469 -.77331

KONTROL POSITIF -

23.010000* 7.287131 .005 -38.21069 -7.80931

KONTROL POSITIF KONTROL NEGATIF 11.064000 7.287131 .145 -4.13669 26.26469

UJI KONSENTRASI

RENDAH 15.184000 7.287131 .121 -.01669 30.38469

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UJI KONSENTRASI

SEDANG 7.036000 7.287131 .346 -8.16469 22.23669

UJI KONSENTRASI

TINGGI 23.010000* 7.287131 .005 7.80931 38.21069

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar kelompok uji konsentrasi

sedang berbeda signifikan dengan uji konsentrasi tinggi dan tidak berbeda secara

signifikan dengan uji konsentrasi rendah, kontrol positif dan kontrol negatif.

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Derajat Dua Hari ke-21

a. Uji Normalitas

Tujuan : untuk distribusi normal data persentase penyembuhan luka bakar

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi normal

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PERSENTASE_P

ENYEMBUHAN_

LUKA_BAKAR

N 25

Normal Parametersa Mean 97.18680

Std. Deviation 3.844632

Most Extreme Differences Absolute .248

Positive .232

Negative -.248

Kolmogorov-Smirnov Z 1.239

Asymp. Sig. (2-tailed) .093

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji

terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Tujuan : untuk melihat data persentase penyembuhan luka bakar homogen

atau tidak

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi homogen

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi homogen

Pengambilan keputusan :

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI … · i . uin syarif hidayatullah jakarta . uji aktivitas gel isolat katekin gambir (uncaria gambir roxb.)terhadap. penyembuhan luka bakar pada

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

PERSENTASE_PENYEMBUHAN_LUKA_BAKAR

Levene Statistic df1 df2 Sig.

8.162 4 20 .000

Keputusan : data penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji tidak terdistribusi

homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis

c. Uji Kruskal-Wallis

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data

penyembuhan luka bakar seluruh kelompok perlakuan

Hipotesis :

Ho = data persentase penyembuhan luka bakar berbeda secara bermakna

Ha = data persentase penyembuhan luka bakar tidak berbeda secara

bermakna

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test Statisticsa,b

PERSENTASE_

LUKA_BAKAR

Chi-Square 6.531

Df 4

Asymp. Sig. .163

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

PERLAKUAN

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok tidak

berbeda secara signifikan.