tutorial.doc
TRANSCRIPT
TUTORIAL
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. TG.Angin
Pekerjaan : SMA
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 10 Februari 2015
I. Riwayat Penyakit :
Anamnesis
a. Keluhan Utama : Jantung berdebar, Cemas.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien laki-laki berumur 17 tahun datang diantar oleh ibunya ke
poli jiwa Rumah Sakit Undata Palu. Pasien mengeluhkan bahwa 2 hari
yang lalu, secara tiba-tiba ia merasakan jantungnya berdebar dengan
kencang, gemetar dan tangannya berkeringat. Pasien pun mengeluhkan
rasa takut untuk meninggal yang datang secara tiba-tiba.
Pasien mengaku bahwa dirinya pernah mengalami kebakaran pada
tubuhnya. Kejadian terbakar pasien pada bulan mei 2009, waktu itu
pasien sedang memasak mie dan kemudian kompor yang ia gunakan
pada saat itu meledak tiba-tiba dan ini di benarkan oleh ibu pasien yang
mengatakan bahwa kompornya meledak akibat kelalaian ibunya yang
tidak mengatur sumbuh kompor dengan baik. Pasien juga mengatakan
70% dari tubunnya terbakar. Setelah kejadian itu pasien dilarikan ke
rumah sakit budi agung kemudian di rujuk ke rumah sakit Undata
selama 1 tahun lamanya. Di rumah sakit undata pasien tiap hari di
bersihkan luka bakarnya oleh perawat di rumah sakit tersebut. Pasien
sangat merasa kesakitan dan tersiksa, pasien menjadi sangat pendiam
dan sering menangis karena kesakitannya. Setelah itu pasien dirujuk di
RS.Dr. Soetomo dan disana diberikan Morfin untuk menghilangkan
nyerinya’. Di sana pasien dirawat selama 4 bulan dan lukanya tidak tiap
hari dibersihkan dan lukanya diperban. Disana juga pasien sempat
konsultasi dengan dokter psikiatri untuk mengatasi stresnya. Setelah
kejadian itu pasien sempat takut melihat api, tetapi sekarang ini sudah
tidak ada ketakutan lagi pada api.
Kondisi mental pasien pada saat selesai berobat sangat
emosional, mudah tersinggung dan tidak mau di bawa ke dokter
psikiatri. Pasien biasanya berhalusinasi bahwa pasien mendengarkan
bisikan-bisikan yang mengatakan seakan-akan ingin dibakar oleh
seseorang. Bisikan-bisikan itu terdengar oleh pasien saat ia sendiri
maupun saat ia berada ditempat keramaian, respon pasien langsung
berteriak, tangan gemetar dan berkeringat. Terakhir pasien
mendengarkan bisikan itu malam harinya sebelum pasien berkunjung
ke poli jiwa. Hal ini di benarkan oleh ibu pasien yang sering
mendengarkan anaknya berbicara sendiri dan teriak mengatakan
‘jangan bakar saya’. Pasien juga mempunyai riwayat penyakit
dispepsia dan gejala types dan pernah di rawat di rumah sakit akibat
kejadian tersebut, kejadian itu terjadi pada saat pasien masih kelas 1
SMA sekarang ini pasien sudah kelas 3 SMA.
Pasien mengaku emosinya masih sering tinggi. Selama setahun
kemudian Pasien mengaku mentalnya sudah lebih baikan di banding
sebelumnya, salah satunya adalah emosinya, emosinya sudah tidak
berlebihan sprti wktu di surbaya. Pasien mengtakn mental sebelum
terbakar, dia penurut, tidak ada gangguan sperti sekrng dia rskan.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien pernah di rawat di rumah sakit undata palu akibat
menderita penyakit dispepsia dan gejala types pada tahun 2012 kelas 1
SMA.
d. Riwayat gangguan medis
Vulnus combustion 70%
e. Riwayat penggunaan obat-obatan zat psikoaktif dan alkohol
Tidak ada riwayat pengguaan obat-obat zat psikoaktif dan alkohol
f. Riwayat kehidupan pribadi
Prenatal
Pasien dilahirkan cukup bulan, spontan, dan yang lahirkan
adalah dokter. Selama dalam kandungan ibu pasien tidak
pernah sakit atau mengalami trauma dan kehamilanya
diinginkan.
0-3 tahun
Tumbuh kembang seperti bayi pada umumnya mulai
berjalan umur 1 tahun 5 bulan dan pasien di asuh oleh kedua
orang tuanya dan jarang sakit
3-5 tahun
Riwayat tumbuh kembang baik, tidak ada keterlambatan
dan gizi baik
5-12 tahun
Pasien sudah masuk SD pada umur 5 tahun 4 bulan dan
memiliki banyak teman dan interaksi sesama temanya baik.
13-17 tahun
Pasien masuk SMP sampai sekarang kelas 3 SMA, di
tempat pasien sekolah pasien mempunyai banyak teman.
g. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir SMP dan sekarang berada di bangku kelas 3
SMA.
i. Hubungan dengan keluarga
Pasien berhubung baik dengan baik orang tua dan saudara-
saudaranya.
j. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien merupakan bungsu dari 3 bersaudara , dimana pasien
memiliki 1 kakak perempuan dan 1 kakak laki-laki.
k. Situasi sekarang
Pasien pria usia 17 tahun, belum menikah dan masih duduk di
bangku sekolah menengah atas.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Suhu : 37,1 oC
Pernapasan : 24x/menit
Nadi : 80x/menit
Neurologis
- Tidak dilakukan
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
Penampilan:
Pasien pria usia 17 tahun tampak sesuai umur,
memakai baju kaos merah dan celana panjang serta
mengenakan jaket. Tampak pendek dan kurus, rambut pendek
berwarna hitam.
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas motorik : Pasien kooperatif, kontak mata
kurang baik, dan terdapat gerakan khas pada tangannya
Pembicaraan : Suara dapat didengar, bicara
spontan dan dapat dimengerti.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
b. Keadaan Afektif
Mood : eutimik
Afek : Terbatas
Empati : Dapat mengerti
Perhatian : Tidak mudah beralih
c. Fungsi intelektual(kognitif)
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan.
1. Taraf pendidikan: pasien menjalani pendidikan SD-
SMP dan sekarang masih duduk dibangku kelas 3 SMA
2. Pengetahuan umum: Kurang baik.
Daya Konsentrasi : baik
Orientasi
1. Waktu : Baik
2. Tempat : Baik
3. Orang : Baik waktu, tempat dan orang
Daya ingat
1. Jangka panjang : Baik.
2. Jangka pendek: Baik.
3. Jangka segera: Baik.
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif: Baik (suka bermain gitar)
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
d. Gangguan persepsi
Halusinasi visual (-) dan halusinasi auditori (+)
Ilusi (-)
Depersonalisasi (+)
Derealisasi (-)
e. Proses berfikir
Arus pikiran :
1. Produktifitas: Cukup
2. Kontinuitas: relevan
3. Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi pikiran
1. Pre-okupasi: tidak ada
2. Gangguan isi pikiran: Tidak Ada
f. Pengendalian impuls : Normal
g. Daya nilai
Normo sosial: Normal
Uji daya nilai: Baik
Penilaian realitas: Baik
h. Tilikan diri
Tilikan derajat 6 (sadar kalau dirinya sakit dan
perlupengobatan)
i. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya.
Pikiran
Proses pikir: normal, kontinuitas relevan
Isi pikir: preokupasi (-), obsesi (-),fobia(-), waham (-), ide-ide bunuh diri
(-)
Fungsi Intelektual
Pengetahuan umum sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Daya ingat jangka panjang,pendek dan segera baik.
Orientasi tempat, waktu dan orang baik.
Konsentrasi dan perhatian tidak mudah teralihkan.
IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki berumur 17 tahun datang diantar oleh ibunya ke
poli jiwa Rumah Sakit Undata Palu. Pasien mengeluhkan bahwa 2 hari
yang lalu, secara tiba-tiba ia merasakan jantungnya berdebar dengan
kencang, gemetar dan tangannya berkeringat. Pasien pun mengeluhkan
rasa takut untuk meninggal yang datang secara tiba-tiba.
Pasien biasanya berhalusinasi bahwa pasien mendengarkan
bisikan-bisikan yang mengatakan seakan-akan ingin dibakar oleh
seseorang. Bisikan-bisikan itu terdengar oleh pasien saat ia sendiri maupun
saat ia berada ditempat keramaian, respon pasien langsung berteriak,
tangan gemetar dan berkeringat. Bedasarkan pemeriksaan status mental
ditemukan, tremor, afek terbatas, halusinasi auditori (+), Pasien ini
termasuk dalam tilikan 6.
STEP 1 PERTANYAAN
1. bagaimana kronologi kejadian kebakaran tahun 2009
2. Bagaimana kondisi penyakit fisik dan mental pada saat perawatan selama di
undata dan di rs.surabya
3. Apa penyebab jantungnya berdebar-debar?
4. Bagaimana perubahan perilaku sebelum dan sesudah kejadian kebakaran?
5. Apakah dari kejadian kebakaran menimbulakan defek kecacatan pada tubuh
pasien?
6. Keluhan apa saja yang dialami pasien setelah sembuh dari luka bakar selain
stres?
7. Bagaimana adaptasi fungsionalnya?
8. Apakah DD untuk kasus ini?
9. Apa diagnosis multi aksialnya?
10. Apa management pada kasus ini?
11. Bagaimana psikodinamika pada kasus ini?
12. Apakah stres kebakaran ada hubungannya dengan penyakitnya?
13. Apakah riwayat dari gangguan jiwa ibunya lalu mempengaruhi kondisi
penyakit anaknya?
JAWABAN
1. Bagaimana kronologi kejadian kebakaran tahun 2009
- Pasien sementara masak mie menggunakankompor yang menggunakan
sumbu yang salah dalam penyetelan.
2. Bagaimana kondisi penyakit fisik dan mental pada saat perawatan
selama di undata dan di rs.surabya
- Pasien merasa stres stelah kejadian dan takut kalau pasien tidak sembuh
dan mengalami kematian, karena luka bakar yang dialami pasien cukup
parah. Perlahan-lahan stresnya hilang karena prnh konsul ke jiwa dan juga
pada saat di rawt di rs pasien memiliki hiburan yaitu main PS dan nnton tv.
3. Apa penyebab jantungnya berdebar-debar?Terpaparnya seseorng oleh peristiwa yang traumatik akan menimbulkan
respon takut sehingga otak dengan sendirinya akan menimbulkan respon takut sehingga otak dengan sendirinya akan menilai kondisi keberbahayaan peristiwa yang dialami. Dalam hal ini amigdala merupakan batang otak yang sangat berpern besar. Amigdala akan mengaktivasi beberpa neurotrnsmitter serta bahan-bahan neurokimiawi di otak jika ssorang mengahpi peristiwa traumatik. Amigdala dengan segera akan bereaksi dgn dgn mmberikan stimulus berupa tanda darurat kepada :
a. Sistem saraf simpatis (katekolamin)b. Sistem saraf parasimpatisc. Aksis hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal.
Akibat perngsangan pada sistem saraf simpatis segera setelah mengalami peristiwa traumatik, maka akan terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Kondisi ini disebut sebagai reaksi ‘fight or flight reaction’
4. Bagaimana perubahan perilaku sebelum dan sesudah kejadian kebakaran?
Jawab :
Sebelum kejadian pasien sangat patuh atau penurut kepada orang tuanya dan juga rajin ibadh, pada saat di rawat di rumah sakit pasien
pendiam, jika sakit itu datang pasien hnya bisa menangis,stelah kejadian pasien jadi mudah marah, tidak percaya diri.
5. Apakah dari kejadian kebakaran menimbulakan defek kecacatan
pada tubuh pasien?
- Defek pada kaki kanan. Pasien menngalami keadaan dimana karena
kejadia tersebut, cara berjalan pasien tidak seperti dulu, pasien tidak normal.
6. Keluhan apa saja yang dialami pasien setelah sembuh dari luka bakar
selain stres?
- Ada gangguan dispepsia dan tipes, dan sempat dirawat dirumah sakit
akibat penyakitnya selama 1 minggu
6. Bagaimana adaptasi fungsionalnya?
Jawab : adaptasi seblum kejadian bnyak mempunyai teman disekolahnya, maupun di lingkungan rumahnya tinggal. Setelah kejadian pasien masih tidak percaya diri karena malu dengan bekas luka yang ada pada tubuhnya, pada saat itu luka bakrnya blm 100 % smbuh, pasien butuh wktu untuk beradaptasi kepda teman-temannya dan juga temannya di lingkungan rumahnya.
7. DD
Gangguan cemas menyeluruh
Skizofrenia paranoid
Gangguan stres pasca trauma
Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
Gangguan waham organik
8. Apa diagnosis multi aksialnya?
Jawab : AXIS I : Gangguan stres pasca taruma
AXIS II : tidak ada
AXIS III : Vulnus combution 70%
AXIS IV : masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
AXIS V : GAF SCALE 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalm fungsi secara umum masih baik)
9. Apa management pada kasus ini?
Jawab :
Psikofarmaka : pemberian anti depresan golongan SSRI (penghambat selektiv dari ambilan serotonin/SSRI) seperti fluoxetin 10-60 mg/hari, setralin 50-200 mg/hari atau fluvoxamine 50-300 mg/hari. Anti depresan lain juga dapat digunakan seperti Amiltriptilin 50-300 mg/hari dan juga imipramin 50-300 mg/har.
Non-Psikofarmaka : psikoterapi yang diberian untuk pasien dengan gangguan stres pasca trauma adalah psikoterapi kognitif perilaku. Berbagai teknik untuk meredakan kecemasan seperti relaksasi, teknik-teknik pernapasan serta mengontrol pikiran perlu dilatih.
Cognitive-Behavioral therapies
Trauma-focused cognitive-behavioral therapies (TF-CBT) memberikan
kemampuan mengatur stress dalam persiapan menghadapi paparan dan
intervensi yang bertujuan agar pasien mampu mengatasi trauma. Cohen et al.
menggambarkan komponen TF-CBT dengan akronim PRACTICE:
psychoeducation, mendidik anak dan orang tua tentang jenis kejadian traumatik
yang dialami anak, berapa banyak anak yang mengalaminya, apa penyebabnya,
dan bagaimana pendekatan terapinya,
parenting skills, kemampuan mengasuh anak yang baik juga harus digunakan,
seperti memujinya, perhatian positif, selektif, istirahat dan contigency
reinforcement procedures,
relaxation skills, mengatur nafas, relaksasi otot, dan aktivitas lain yang
mengembalikan kondisi
affective modulation skill, mengidentifikasi perasaan, memunculkan gambaran
positif terhadap diri sendiri, pemecahan masalah, dan kemampuan sosial.
cognitive coping and processing, mengenali hubungan antara berbagai
pemikiran, perasaan dan kebiasaan yang ada dalam dirinya.
trauma narrative, menceritakan pengalaman traumatik anak, memperbaiki
distorsi kognitif dari pengalaman ini dan menempatkan pengalaman ini dalam
konteks keseluruhan hidup si anak.
in vivo mastery of trauma reminder, melatih paparan terhadap stimuli yang
ditakuti.
conjoint child parent sessions, sesi bersama dengan orang tua dan anggota
keluarga lainnya, dan
enhancing future safety and development, melatih kewaspadaan terhadap
kemungkinan terjadinya trauma berikutnya dan kembali ke tahap pertumbuhan
dan perkembangan yang normal.
11. Bagaimana psikodinamika pada kasus ini?
Jawab : model psikodimanika ini menjelaskan bahwa gangguan stres pasca trauma terjadi oleh karena reaktivitas dari konflik-konflik psikologis yang belum terselesaikan di masa lampau. Dengan adanya peristiwa traumatik yang dialami maka konflik-konflik psikologis yang belum diselesaikan itu akan teraktivasi kembali.
12. Apakah stres kebakaran ada hubungannya dengan penyakitnya?
Jawab: iya, karena sebelum kejadian kebakaran berlangsung, pasien merupakan anak yang periang, mudah bergaul, dan tidak terdapat halusinasi apapun. Penyakit tersebut didapatkannya sesudah trauma yang hampir membuat pasien meninggal akibat luka bakarnya yang mencapai 70%.
14. Apakah riwayat dari gangguan jiwa ibunya lalu mempengaruhi kondisi penyakit anaknya?
- tidak, karena pasien mengalami hal tersebut karena kejadian kebakaran yang ia alami dan akibatnya ia mengalami trauma tersebut.