tutorial semua

14
Jump 1 1. Demam Peninggian suhu dari variasi suhu normal sehari hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hypothalamus (Dinarello and Gelfand,2005) 2. Pingsan Hilangnya kesadaran yang tiba tiba dan sementara disebabkan oleh kurangnya darah dan oksigen ke otak (Pertolongan Pertama dan RJP pada anak edisi 4) 3. Heat Stroke Kenaikan suhu inti tubuh diatas 40 0 C yang disertai dengan panas, kulit kering, dan kelainan system syaraf pusat seperti delirium, kejang dan koma (Heart Stroke ,The New England Journal of Medicine) 4. Kompres Metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan (Teknik Procedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi) Jump 3 1. Apa sajakah faktor penyebab demam? Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun

Upload: dewandaru-i-a-b

Post on 17-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fakultas Kedokteran

TRANSCRIPT

Jump 11. Demam

Peninggian suhu dari variasi suhu normal sehari hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hypothalamus (Dinarello and Gelfand,2005)

2. Pingsan

Hilangnya kesadaran yang tiba tiba dan sementara disebabkan oleh kurangnya darah dan oksigen ke otak (Pertolongan Pertama dan RJP pada anak edisi 4)

3. Heat Stroke

Kenaikan suhu inti tubuh diatas 400 C yang disertai dengan panas, kulit kering, dan kelainan system syaraf pusat seperti delirium, kejang dan koma (Heart Stroke ,The New England Journal of Medicine)

4. Kompres

Metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan (Teknik Procedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Asmadi)

Jump 31. Apa sajakah faktor penyebab demam?Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.

Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non- hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin) Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari. Hal lain yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau gangguan lainnya.2. Bagaimana mekanisme terjadinya demam?

Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN). Daerah spesifik dari interleukin-1 (IL-1) adalah region preoptik hipotalamus anterior yang mengandung sekelompok syaraf termosensitif yang berlokasi di dinding rostal ventrikel III disebut juga sebagai corpus callosum lamina terminalis (OVLT) yaitu batas antar sirkulasi dan otak.

Syaraf termosensitif ini terpengaruh oleh daerah yang dialiri darah dan masukan dari reseptor kulit dan otot. Syaraf yang sensitive terhadap hangat terpengaruh dan meningkat dengan penghangatan. Sedangkan syaraf yang sensitif terhadap dingin meningkat dengan pendinginan. IL-1 menghambat syaraf sensitive terhadap hangat dan merangsang cold sensitive neurons. Kemudian IL-1 masuk kedalam ruang perivascular OCLT melalui jendela kapiler dan memproduksi Prostaglandin E2 melalui metabolisme asam arachidonat. Secara difusi prostaglandin yang terbentuk kemudian akan masuk kedalam region preoptik hypothalamus dan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.

Secara ringkas demam memiliki tiga fase yaitu : a. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil.b. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat.c. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan berwarna kemerahan.

3. Apa saja jenis jenis demam?

a. Demam septik

Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.

b. Demam hektik Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang normal pada pagi hari.

c. Demam remiten Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal.

d. Demam intermiten Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.

e. Demam Kontinyu Pada demam ini, terdapat variasi suhu sepanjang hari yang tidak berbeda lebih dari satu derajat.

f. Demam Siklik Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

4. Bagaimana terapi penanganan demam?

a. Terapi non-farmakologi Adapun yang termasuk dalam terapi non-farmakologi dari penatalaksanaan demam:

a) Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup.

b) Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil. Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan. Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat memberikan rasa nyaman kepada penderita.

c) Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan meningkatkan kembali suhu inti

b. Terapi farmakologi Obat-obatan yang dipakai dalam mengatasi demam (antipiretik) adalah parasetamol (asetaminofen) dan ibuprofen. Parasetamol cepat bereaksi dalam menurunkan panas sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja yang lama. Pada anak-anak, dianjurkan untuk pemberian parasetamol sebagai antipiretik.

Jump 7

1. Cara mengetahui demam

2. Mekanisme terjadinya demam

a. Secara Fisiologis

Dehidrasi

Tubuh Kehilangan Cairan Elektrolit

Penurunan Cairan Ekstra Sel dan Intra Sel

Demam

Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) menyebabkan elektrolit yang ada dalam pembuluh darah berkurang. Elektrolit ini dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Sehingga kekurangan akan menggangu termoregulasi hipotalamus anterior sehingga menimbulkan demam.

b. Secara PatologisProses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN). Daerah spesifik dari interleukin-1 (IL-1) adalah region preoptik hipotalamus anterior yang mengandung sekelompok syaraf termosensitif yang berlokasi di dinding rostal ventrikel III disebut juga sebagai corpus callosum lamina terminalis (OVLT) yaitu batas antar sirkulasi dan otak.

Syaraf termosensitif ini terpengaruh oleh daerah yang dialiri darah dan masukan dari reseptor kulit dan otot. Syaraf yang sensitive terhadap hangat terpengaruh dan meningkat dengan penghangatan. Sedangkan syaraf yang sensitif terhadap dingin meningkat dengan pendinginan. IL-1 menghambat syaraf sensitive terhadap hangat dan merangsang cold sensitive neurons. Kemudian IL-1 masuk kedalam ruang perivascular OCLT melalui jendela kapiler dan memproduksi Prostaglandin E2 melalui metabolisme asam arachidonat. Secara difusi prostaglandin yang terbentuk kemudian akan masuk kedalam region preoptik hypothalamus dan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.

3. Etilogi demamDemam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.a. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.

b. Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non- hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin) Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari. Hal lain yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau gangguan lainnya.

4. Mekanisme kompres dalam penanganan demama. Kompres Hangat

Kompres air hangat mempengaruhi suhu tubuh dengan cara memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi), member tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-sampah tubuh, meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh, mempercepat penyembuhan dan dapat menyejukkan. Selain itu, pemberian kompres hangat akan memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, system efektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata pada tangkai otak, di bawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan atau kehilangan energy atau panas melalui kulit meningkat (berkeringat), selanjutnya akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.

b. Kompres Dingin

Kompres dingin merupakan salah asatu cara hilangnya panas dari tubuh melalui proses konduksi. Pemberian kompres dingin bertujuan agar suhu badan turun. Pemberian kompres dingin akan menyebabkan panas berpindah mengikuti penurunan gradien termal dari benda yang lebih panas ke yang lebih dingin karena dipindahkan dari molekul ke molekul. Selama proses ini, molekul yang semula lebih panas akan kehilangan sebagian termalnya sewaktu molekul tersebut melambat dan menjadi lebih dingin.

Daftar Pustaka

Aguspairi,2011. Efektifitas Metode Tepid Sponge dan Kompres Dingin dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak Demam. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.11 No.3 Tahun 2011. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014Declan, T. Wash, 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta:EGC

Guyton, C. Arthur; Hall, E. John., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:EGC

Sherwood,2014.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC

Sudoyo et al,2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Tamsuri, A.2007.Tanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta:EGC

Kesimpulan

Demam adalah peninggian suhu dari variasi suhu normal sehari hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hypothalamus. Demam disebabkan karena faktor infeksi dan non infeksi. Faktor infeksi meliputi bakteri, virus, jamur, dan parasit sedangkan faktor non infeksi salah satunya adalah pengaruh suhu eksternal lingkungan yang tinggi. Fase terjadinya demam meliputi fase kedinginan, fase demam dan fase kemerahan. Salah satu gangguan fisiologis demam adalah hipertermi yang meliputi heat cramps, heat exhaustion dan heat stroke. Heat stroke disebabkan karena suhu lingkungan yang terlalu tinggi dan terganggunya fungsi hipotalamus sebagai pusat regulasi yang dapat menyebabkan kematian. Penatalaksaan demam meliputi terapi non farmakologis yaitu melalui mekanisme kompres hangat dan mekanisme kompres dingin pada heat stroke serta terapi farmakologis menggunakan antipiretik.SaranSebagai mahasiswa kedokteran sebaiknya kita harus selalu aktif mencari pengetahuan secara mandiri serta kritis dalam menggali pengetahuan baru yang berhubungan dengan ilmu kedokteran. Setelah kegiatan tutorial ini kita diharapkan memahami mengenai mekanisme terjadinya demam dan etiologinya serta berbagai macam penyakit yang ditandai dengan keadaan demam. Selain itu, sebagai calon doter kita juga harus selalu berusaha untuk selalu menjaga kesehatan diri maupun lingkungan sekitar kita.