tutorial 2.docx

5
PERUBAHAN PADA GIGI PADA PROSES MENUA Akhlorhidria dan hipoklorhidria di dalam lambung manula mengurangi pemanfaatannya, kalsium dan fosfor dari makanan dan mengurangi absorbsi vitamin C dan vitamin lain yang larut dalam air. Permukaan gigi belakang menjadi lebih rata. Cenderung terjadi tipe gigitan edge to edge. Cara menyikat gigi yang salah selam puluhan tahun mengakibatkan timbulnya parit (groove) horizontal terbentuk V di bagian apikal dari pertemuan email dan sementum.Pembentukan parit tersebut mencapai dentin dan pulps sering terjadi fraktur dari tempat terbentuknya parit tadi (Hertiana, 1988) Enamel : Enamel tidak lagi mengalami deposisi setelah di sekresi ameloblast, memungkinkan terjadinya gangguan (atrisi, abrasi dan erosi). Bila enamel hilang, maka jika terjadi terus menerus akan terjadi ekspos dentine sehingga deposisi dentin untuk menjaga hubungan dengan penggunaan oklusal, tetapi jika gagal akan terjadi ekspos pulpa. Terdapat perbedaan konsentrasi ion pada enamel di permukaan. Perubahan warna gigi yang menjadi lebih gelap mungkin karena pada progresif atau perubahan pada enamel sehingga dasar dari dentin terlihat. Enamel mudah retak mungkin karena lapisan terluar dentin kehilangan air dan penyusutan massa sel. Enamel yang sudah tua kurang permeable pada isotop radioaktif pada tahap awal terjadi perubahan komposisi mineral dan komponen organik sehingga memungkinkan bertambah kecil kalsifikasi sehingga hilangnya permeabilitas dan terjadi enamel translucer dan brittle. Dentin : Karena adanya perubahan pada enamel (ex. Atrisi). Menyebabkan stimulasi odontoblas untuk menghasilkan pola pelapisan dentin yang jarang - jarang, sehingga serat matriks orientasinya menjadi berjauhan dan susunan tubulus menjadi kacau. Dapat juga terbentuk

Upload: citrayuli

Post on 11-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tutorial 2.docx

PERUBAHAN PADA GIGI PADA PROSES MENUA

Akhlorhidria dan hipoklorhidria di dalam lambung manula mengurangi pemanfaatannya, kalsium dan fosfor dari makanan dan mengurangi absorbsi vitamin C dan vitamin lain yang larut dalam air. Permukaan gigi belakang menjadi lebih rata. Cenderung terjadi tipe gigitan edge to edge.

Cara menyikat gigi yang salah selam puluhan tahun mengakibatkan timbulnya parit (groove) horizontal terbentuk V di bagian apikal dari pertemuan email dan sementum.Pembentukan parit tersebut mencapai dentin dan pulps sering terjadi fraktur dari tempat terbentuknya parit tadi  (Hertiana, 1988)

Enamel :

Enamel tidak lagi mengalami deposisi setelah di sekresi ameloblast, memungkinkan terjadinya gangguan (atrisi, abrasi dan erosi). Bila enamel hilang, maka jika terjadi terus menerus akan terjadi ekspos dentine sehingga deposisi dentin untuk menjaga hubungan dengan penggunaan oklusal, tetapi jika gagal akan terjadi ekspos pulpa. Terdapat perbedaan konsentrasi ion pada enamel di permukaan. Perubahan warna gigi yang menjadi lebih gelap mungkin karena pada progresif atau perubahan pada enamel sehingga dasar dari dentin terlihat. Enamel mudah retak mungkin karena lapisan terluar dentin kehilangan air dan penyusutan massa sel. Enamel yang sudah tua kurang permeable pada isotop radioaktif pada tahap awal terjadi perubahan komposisi mineral dan komponen organik sehingga memungkinkan bertambah kecil kalsifikasi sehingga hilangnya permeabilitas dan terjadi enamel translucer dan brittle.

Dentin :

Karena adanya perubahan pada enamel (ex. Atrisi). Menyebabkan stimulasi odontoblas untuk menghasilkan pola pelapisan dentin yang jarang - jarang, sehingga serat matriks orientasinya menjadi berjauhan dan susunan tubulus menjadi kacau. Dapat juga terbentuk dentin sklerotik pada tubulus yang terekspos di area enamel yang mengalami atrisi. Material yang terdeposisi pada dentin sklerotik lebih mengandung apatit ke dalam tubulus dentin. Prosesnya dimulai dari akar ke korona pada dentin yang sudah tua terbentuk perluasan batas permukaan pulpa pada dentin yang menunjukkan konsentrasi tertinggi flouride disebabkan penggabungan fluoride dari cairan jaringan pulpa pada pembentukan dentin yang lambat.

Pulpa :

Jaringan Pulpa mengalami degenerasi menjadi jaringan ikat fibrosa, jumlah sel menurun, vaskularisasi menurun (pleksus ujung kapiler odontogenik turun), kalsifikasi berjalan terus menerus dalam bermacam - macam bentuk. usia lanjut kalsifikasi bertambah dalam frekuensi, jumlah dan ukuran bertambah. kalsifikasi : descret pulp stone dan diffuse, terdapat pulp stone yang berdasarkan jenisnya yaitu, true pulp stone dan false pulp stone. Sedangkan berdasarkan letak yaitu, bebas, menempel dan tertanam

Page 2: tutorial 2.docx

Cementum

Seiring usia sementum menjadi kurang permeable pada molekul bahan celup dan ion. Lapisan dalam sementum tidak punya sel sementosit yang hidup karena molekul nutrisi tidak dapat mencapai flouride saat bertambahnya ketebalan secara lambat selama hidup dan menjadi batas dengan ligamen periodonsium

Tulang Rahang

kehilangan mineral yang berlebihan menjadi osteoporosis, menurunnya kepadatan tulang mandibula. hilangnya lamina dura dan penipisan tulang kortikal pada sudut mandibula. secara histologi lebih porus, bertambahnya ruang vaskular. berkurangnya jumlah lacuna, materi glikoproteinnya berubah dan sifatnya cacat dan jumlah osteosit berkurang. Dinding pembuluh darah kecil lebih tipis dan dengan reduksi jumlah kanalikuli sehingga berkurang suplai nutrisi.

Ligamentum Periodontal.Perubahan pada ligamentum periodontal karena usia tua (penuaan) atau aging termasuk meningkatnya jumlah fibroblast dan suatu struktur irregular berlebih membuat perubahan pada jaringan ikat gingiva. Penemuan lain menyebutkan adanya penurunan produksi matriks organic dan resting cell epithelium serta meningkatnya jumlah dari sabut elastic. Lebarnya celah akan menurun apabila gigi tidak berfungsi. Hal ini bisa menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal dan hilang.

Sendi temporomandibular joint

Struktur dan fungsi jaringan konektif mengalami sintesis dan degradasi makromolekul sel dan ekstraseluler sel secara kontinyu. Proses remodeling ini adalah adaptasi biologis terhadap lingkingan, yaitu respon stres biomekanis. Adaptasi morfologi akan meminimalkan ster biomekanis.

 Sejak usia dewasa muda, tulang rahang terus mengalami remodeling. Remodeling dianggap menyebabkan penebalan jaringna pada permukaan sendi. Misalnya produksi osteosit sebagai respon terhadap perubahan lingkungan, misalnya sebagai kompensasi gigi yang telah dicabut.

Akibat proses menua, jaringan sendi mengalami reduksi sel yang progresifsehingga hanya tersisa sedikit kondrosit dan fibroblas yang kemudian menjadi fibrokartilago. Akibatnya terjadi penipisan meniskus sendi dan dapat mengalami artritis.

Remodeling terjadai pada bagian anterior dan posterior kondil, medial dan lateral eminensia sendi, dan atap fossa glenoid. Derajat remodeling tidak berhubungan dengan usia tetapai sangat berhubungan dengan kehilangan gigi.

Soikkonen, dkk pada penelitiannya mendapatkan bahwa lebih dari 95% individu memberikan gambaran osteoartritis. Gambaran radiografik kondil yang utama adalah sklerosis subkondral sehingga permukaan sendi menjadi rata karena erosi dan celah sendi menjadi sempat. Secara histologis, terlihat bahwa stres mekanis menyebabkan pemanjangan ligamen posterior meniskus, diikuti pergeseran ventromedial yang menyebabkan tidak adekuatnya aliran darah sehingga terjadi iskemia di daerah tersebut dan terjadi resorpsi tulang ( Eri Hendra Jubhari,2002)

Page 3: tutorial 2.docx

Perubahan umum, meliputi : berkurangnya kemampuan proliferasi sel secara keseluruhan ( kematian     sel,

kemampuan reparasi/perbaikan) penurunan kemampuan reaksi jaringan ( rangsangan pertambahan, respon

imun, pembentukan protein

Perubahan pada jaringan tulang rawan sendi pada kartilagosendi, meliputi : Pengurangan ketebalan lapisan fibro-kartilago pada permukaan kondilus sendi Degenerasi kondrosit  penurunan kemampuan kartilago terhadap rangsanagn tekanan

Perubahan protein Pengurangan jumlah, ukuran dan BM inti protein dari perioglikan Perubahan komposisi dari glikosaminoglikan Perubahan kedua jenis protein menurunkan kemampuan tulang rawan sendi

Perubahan pada jaringan synovial cairan synovial berkurang mempengaruhi kelancaran pergerakkan dari diskus

articularis lebih lanjut krepitari pada gerak sendi Keadaan lebih parah diskus artikularis robek/mengalami kerusakan

Perubahan pada ligamentum sendi Pengurangan ketebalan dari kapsula sendi Pengurangan daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk ligamentum

TMJ Sintesa kolagen juga akan menurun kerusakan ligamentum proses reparasi melambat ketahanan regangan penurunan keleluasaan artikulasi sendi TMJ