laporan tutorial skenario c 27.docx

47
KATA PENGANTAR Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing tutorial di blok 28 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan sangat baik. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, yang telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial di blok 28 ini hingga selesai. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di penyusunan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi para pembaca laporan ini. Palembang, 26 November 2014 1

Upload: retno-tharra

Post on 18-Jul-2016

63 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

FK UNSRI

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing yang telah

membimbing tutorial di blok 28 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan sangat baik.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, yang

telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlahnya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial di blok 28 ini hingga selesai.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di penyusunan laporan

berikutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi para pembaca laporan ini.

Palembang, 26 November 2014

1

Page 2: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………….........1

Daftar Isi ………………………………………………………………………………..…........2

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang....………………………………………...…………….....3

1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………...……….…...….3

BAB II : Pembahasan

2.1 Data Tutorial……………………………………………..……..………...4

2.2 Skenario Kasus ……………………………………………..…...…….....5

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah…...........………………………………...…......6

II. Identifikasi Masalah.............……………………………………..7

III. Analisis Masalah .................................……………………….....8

IV. Learning Issues ...……......…...……………………......................26

BAB III : Penutup

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................34

2

Page 3: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Kedokteran Keluarga merupakan blok 28 pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus yang

diberikan mengenai Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di

kelurahan pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang merupakan

ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga bekerja sebagai tenaga

admisnistrasi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK

di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.

3

Page 4: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Liniyanti d. Oswari

Moderator : Dhilah Juas Ainun

Sekretaris Laptop : Arie Wahyudi Wijaya

Sekretaris Meja : Yusti Desita Indri Ani

Hari, Tanggal : Senin, 24 November 2014

Rabu, 26 November 2014

Rule Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)

3. Dilarang makan dan minum

4

Page 5: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

2.2 Skenario A Blok 28 Tahun 2014

Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di kelurahan pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga bekerja sebagai tenaga admisnistrasi.

Pada sore hari, dokter budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa yang terletak 5 rumah dari praktek dokter Budi. ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang ke 5 tak pernah melakukan ANC pada dokter budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah ‘ditolong’ selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan :

Tekanan Darah : 90/60 mmHg

Nadi : 120x/ Menit

Frekuensi Pernafasan : 28x / menit

Suhu : 37,9 derajat

Pada pemeriksaan dalam di temukan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-), mekonium (+), penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/ menit.

Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu BPJS.

5

Page 6: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah

1

.

Dokter Keluarga : Dokter praktek yang memberikan pelayanan kesehatan

yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada

keluarga, yang memandang pasien sebagai individu

dan bagian dari keluarga, dengan pelayanan bersifat

aktif dan pasif.

2

.

Tenaga Administrasi : Orang yang melakukan perencanaan, pengendalian,

pengorganisasian pekerjaan serta penggerakan yang

melaksanakan agar tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

3

.

Perawat : Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan pada masyarakat umum.

4

.

ANC : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang

diikuti upaya koreksi terhadap penyimpangan yang

ditemukan (Depkes RI).

5

.

Dukun : Orang yang memiliki keahlian khsusus menolong

pasien secara tradisional baik menggunakan cara

rasional maupun irasional.

6

.

Ketuban : Merupakan cairan yang bening agak kekuning

kuningan yang mengelilingi bayi yang baru lahir.

7

.

Mekonium : Feses atau tinja pertama bayi yang baru lahir, yang

kental, lengket dan bewarna hitam kehijuan.

8

.

BPJS : Badan penyelenggara jaminan sosial, merupakan perusahaan asuransi dibawah pemerintah yang menyelenggarakan program JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional).

6

Page 7: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

II. Identifikasi Masalah

1. Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di kelurahan pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga bekerja sebagai tenaga admisnistrasi.

2. Pada sore hari, dokter budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang

untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa yang terletak 5

rumah dari praktek dokter Budi. ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang ke 5 tak

pernah melakukan ANC pada dokter budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa

bahwa sudah ‘ditolong’ selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir.

3. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan :Tekanan Darah : 90/60 mmHgNadi : 120x/ MenitFrekuensi Pernafasan : 28x / menitSuhu : 37,9 derajatPada pemeriksaan dalam di temukan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),

mekonium (+), penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/ menit.

4. Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu BPJS.

7

Page 8: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

III. Analisis Masalah

1. Jelaskan batasan dan ruang lingkup dokter keluarga!RUANG LINGKUPRuang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang sangat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :- Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh CMC (comprehensive medical services).

Karakteristik CMC : 1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat. 2. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-  putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu). 3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya. 4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).

- Sasaran pelayananSasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

 BATASANBatasan pelayanan kedokteran keluarga ada banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai satu unit, dimana tanggung  jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau  jenis kelamin, tidak juga oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. 2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah

8

Page 9: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang menkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.

2. Jelaskan ciri- ciri dari dokter keluarga!

Ciri-ciri dokter keluarga menurut Carmichael dan Ikatan Dokter Indonesia:

• Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara menyeluruh bukan pada disiplin ilmu, kelompok penyakit, dan atau teknik-teknik kedokteran tertentu• Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari suatu unit keluarga, serta memandang keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional yang saling terkait• Memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan, memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran, berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan berbagai faktor objektif dan subjektif yang ditemukan, serta memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara faktor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit• Menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama serta bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan• Menganggap setiap kontak dengan pasien sebagai suatu kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit serta pelayanan pengobatan dini, baik ditempat praktek, di rumah ataupun di rumah sakit• Memiliki keterampilan diagnosis dan pengobatan yang andal, serta pengetahuan tentang epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di masyarakat

3. Jelaskan prinsip dari kedokteran keluarga!PRINSIP PELAYANAN

Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan :

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif.

2. Pelayanan yang kontinu.

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

tempat tinggalnya.

9

Page 10: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.

8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.

9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada

umumnya :

1. lebih aktif dan bertanggung jawab

Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter

keluargamengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah,

bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan,

apabilamemungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat

inap dirumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek

dokterkeluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.

2. Lebih lengkap dan bervariasi

Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan

pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya

lebihlengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan

pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya,

praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 %

masalahkesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.

3. Menangani penyakit pada stadium awal

Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah

membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sar

na dengandokter spesialis.Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -

penyakit padastadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau

yang telah terlaluspesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan

tanggung jawabdokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk

kedokter spesialis.Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter

10

Page 11: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

keluarga memang sesuaiuntuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau

yang bersifat umum saja. “The family doctor cannot be expected to treat all problems

as best possible, buthe can be expected to treat all common diseases as best possible”.

4. Jelaskan Tujuan pelayanan dokter keluarga !

Skala kecil:

Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

Skala besar:

Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia

5. Jelaskan sarana dan prasarana praktek dokter keluarga mandiri! apakah pada kasus sudah sesuai? ( ruang praktek, tenaga kerja)A. Peralatan

1. Peralatan Medis

Perlu disediakan berbagai peralatan medis spesialistis yang sederhana, peralatan

pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat seperti laboratorium klinis,

rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart,

tonometer dan ophtalmoskop (Djati Pratignyo, 1983).

2. Peralatan Nonmedis

Memiliki sekurang-kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa,

ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen fakultatif, ruang administrasi,

gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 55 m².

B. Tenaga Pelaksana

1. Tenaga Medis

Para dokter keluarga, tergantung dari sarana pelayanan serta beban kerja yang

dihadapi, jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan berbeda. Contoh: Rumah Sakit

butuh lebih banyak dokter dibandingkan klinik dokter keluarga.

2. Tenaga Paramedis

Tenaga paramedis yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip

pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis maupun nonmedis. Setiap satu dokter

keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.

3. Tenaga Nonmedis

11

Page 12: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

Tenaga nonmedis ada dua kategori; pertama, tenaga administrasi yang menangani

masalah-masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial yang menangani program

penyuluhan/nasihat kesehatan dan atau kunjungan rumah. Sekurang-kurangnya

diperlukan satu orang tenaga administrasi dan satu orang pekerja sosial.

6. Jelaskan standar kompetensi dokter keluarga!Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi

Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006

adalah:

1. Kompetensi Dasar

2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama

3. Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut

4. Keterampilan Pendukung

5. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap

6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis

Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA WHO tahun 2003

meliputi:

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

3. Mengoordinasikan layanan kesehatan

4. Menangani masalah-masalah kesehatan yang menonjol

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan

Partus Lama :

• Diagnosis :

– ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk menentukan jenis

persalinan.

– Pemantauan kemajuan persalinan & detak jantung janin yang baik

• Koreksi langsung bila ada kelainan à inersia uteri

• Augmentasi persalinan :

5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena

• Dosis awal oksitosin 4 - 8 mU / min

• Interval dinaikkan setiap 30 min.

12

Page 13: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

• Dosis kenaikan 2 mU (4 tetes)

• Dosis biasa untuk persalinan yang baik : 8 – 10 mU/min.

(16 – 20 tetes)

à Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan

augmentasi

à Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj

à Gunakan partograf

à Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian

Dalam SKDI , kasus termasuk kompetensi 3B yakni kegawatdarutan, dokter

melakukan penanganan awal kemudian merujuk ketingkat yang lebih

berkompeten.

7. Apa saja resiko bersalin dengan dukun?

Masalah yang ditimbulkan bila persalinan ditolong oleh selain tenaga medis

cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa tenaga & fasilitas

memadai.Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau peraji,

kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.Pertolongan gawat darurat

bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak

dapat dilakukan.

Definisi masyarakat yang masih menggunakan tenaga bidan bayi tentang mutu

pelayanan berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu

pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun

beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan

sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut).

Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus

persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa

keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut

kurang profesional dan hanya berdasarkan kepada pengalaman.

8. Apakah diagnosis pada ibu ini?

13

Page 14: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

Mengalami partus kasep/lama/macet dengan keadaan syok dan gawat janin.

9. Apa yang seharusnya dilakukan dokter Budi ? Jelaskan!

Memberikan infuse oksitosin, memantau pembukaan serviks dan membantu ibu untuk mengejan disamping memonitor tanda-tanda syok. Jika tidak berhasil baru merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi.

10. Apakah tindakan dokter Budi sudah tepat?

Pada kegawatdaruratan obstetrik ada beberapa keadaan dimana dokter harus

merujuk antara lain :

• Bekas Seksio

• Perdarahan pervaginam

• Preterm (<=37 minggu)

• KPD > 12 jam

• KPD air ketuban hijau

• Ikterik

• Anemia berat

• Tanda infeksi

• Preeklampsia/Hipertensi

• Curiga bayi besar

• Gawat janin/Bradikardia/Takikardia menetap

• Primi dengan kepala atas PAP

• Presentasi selain belakang kepala

• Gemeli

• Tali pusat menumbung

• Shock

Pada kasus, dr. Budi sudah tepat untuk merujuk. Namun, dokter Budi seharusnya

memberikan penatalaksanaan awal yakni pemberian cairan infus dan setelah itu

menyarankan untuk merujuk, bukan hanya menyarankan pasien untuk dipasang

infus.

14

Page 15: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

Dokter budi kurang berkompeten sebagai DLP

Manajemen klinik buruk : belum memenuhi standar fasilitas pelayanan kesehatan

Promosi serta edukasi kedokteran komunitas masih kurang baik : masih ada masyarakat

yang bersalin di dukun

Penanganan medis kurang baik : pasien langsung dirujuk tanpa penangana yang sesuai

untuk kasus.

11. Bagaimana cara dokter Budi mengedukasi dan mengajak pasien dan keluarga untuk di rujuk?Menjelaskan kepada pasien bahaya yang akan timbul bila pasien tidak mau dirujuk ke yang lebih tepat. Kemudian menjelaskan bahwa pendaftaran BPJS dapat dilakukan saat masuk ke RS karena ini suatu kasus gawat darurat jadi tidak perlu khawatir masalah biaya. Tidak dilakukan dengan pemaksaan, namun harus dilakukan dengan cara yang lebih edukatif agar dapat dimengerti oleh pasien.

12. Jelaskan perbedaan antara Dokter layanan primer dan dokter keluarga!

Dokter layanan primer menurut UU Dikdok no. 20 tahun 2013 merupakan kelanjutan dari program profesi dokter, program internship yang setara dengan program dokter spesialis.

Dokter layanan primer mencakup keilmuan dokter keluarga, kedokteran komunitas, dan kedokteran masyarakat, artinya dokter layanan primer tidak hanya melihat pasiennya dalam lingkup individu ataupun keluarga tetapi secara keseluruhan mulai dari individu, keluarga, populasi, masyarakat dan lingkungan.

Dokter keluarga konsepnya adalah dokter berpikir pasien atau individu sebagai bagian dari keluarga dan dia selalu berupaya untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut.

13. Apa saja usaha- usaha preventif dan promotif yang perlu dilakukan oleh dokter budi di wilayah kerjanya?

• Penyuluhan KB

• Penyuluhan ANC

15

Page 16: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

Topik : Antenatal Care (ANC)

Sub topik :

1. Pengertian Antenatal Care

2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care

3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care

4. Tempat Kunjungan Antenatal Care

5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC

Hari/Tanggal :

Pukul/Tempat :

Penyuluh :

Sasaran/peserta : Ibu Hamil (Ibu-Ibu)

I.               TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti

danmemahami tentang Antenatal Care (ANC).

II.               TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu

menjelaskantentang :

1.      Pengertian Antenatal Care

2.      Tujuan dan Manfaat Antenatal Care

3.      Jadwal Kunjungan Antenatal Care

4.      Tempat Kunjungan Antenatal Care

5.      Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC

III.               MATERI

Terlampir

IV.               METODE

1.             Ceramah

16

Page 17: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

2.             Tanya jawab

V.               MEDIA

1.             Materi SAP

2.             Flipchart (Poster)

VI.               KEGIATAN PENYULUHAN

No. Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu(menit)Penyuluh Audience

1 Pembukaan         Salam        Perkenalan        Menjelaskan maksud

dan tujuan

        Menjawab salam        Mendengar        Mendengarkan

223

2 Proses         Menjelaskan pokok masalah : ANC

        Memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya

        Memperhatikan

        Bertanya

15

10

3 Evaluasi         Kilas balik : bertanya kepada audience

        Kesimpulan        Mengakhiri dengan

salam

        Menjawab

        Mendengarkan        Menjawab salam

5

32

VII.               EVALUASI

1.             Metode Evaluasi : tanya jawab

2.             Jenis Pertanyaan : Lisan

MATERI

ANTENATAL CARE (ANC)

1.      Pengertian

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan

Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa

pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :

17

Page 18: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

a.       Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa

keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.

b.      Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujuakan

pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

c.       Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,

masa nifas, persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi

secara wajar.

2.      Tujuan dan Manfaat

a.         Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan keehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

b.         Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial

ibu bayi.

c.         Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama

kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d.        Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e.         Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

f.          Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

3.      Jadwal Kunjungan Antenatal Care

a.       Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)

Tujuannya :

-          Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan

-          Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan

-          Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya faktor

resiko kehamilan.

-          Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan selanjutnya.

18

Page 19: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

b.      Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)

Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang lebih

dalam lagi mengenai kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap

komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester ini.

c.       Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)

Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada tidaknya kehamilan

ganda/gemeli, sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan

diperiksa dan dideteksi ada/tidaknya kelainan letak janin.

4.      Tempat Kunjungan Antenatal Care

a.       Puskesmas/Puskemas Pembantu

b.      Pondok bersalin desa

c.       Posyandu.

d.      Rumah Sakit Pemerintah/Swasta

e.       Rumah Sakit Bersalin

f.       Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)

5.      Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan Antenatal Care

Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis,

pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas

indikasi dan intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan peneraan operasional

yang dikenal dengan “10 T” untuk pelayanan antenatal yang terdiri dari :

a.       Timbang Berat Badan

b.      Ukur tinggi badan

c.       Ukur tinggi fundus uetri

d.      Embetian tablet zat besi (min 90 tablet)

e.       Pemberian imunisasi tetanus toxoid

f.       Tes laboratorium

g.      Temu wicara

h.      Status gizi ibu

i.        Letak presentase bayi dan DJJ

19

Page 20: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

j.        Tata Laksana

Persiapan Ibu Hamil menghadapi Persalinan

1.     Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan.

2.    Suami dan keluarga mendampingi ibu hamil saat periksa.

3.    Siapkan tabungan untuk biaya persalinan

4.    Suami, keluarga, dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu

diperlukan.

5.    Rencana melahirkan ditolong bidan atau dokter di fasilitas pelayanan

kesehatan

6.    Rencanakan keluarga berencana. Tanyakan pada petugas kesehatan

7.    Siapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu-waktu

diperlukan.

Perawatan sehari-hari Ibu Hamil

1.     Mandi 2 kali sehari dengan sabun

2.    Gosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur

3.    Setelah kandungan berumur 4 bulan, sering elus-elus perut dan ajak bicara

bayi di dalam kandungan.

4.    Boleh melakukan hubungan suami istri

5.    Tanyakan kepada petugas cara yang aman

6.    Kurangi kerja berat

7.    Istirahat berbaring minimal 1 jam di siang hari. Posisi tidur sebaiknya miring.

8.    Sebaiknya ibu tidur pakai kelambu, jangan memakai obat nyamuk bakar atau

semprot.

Anjuran Makan buat ibu hamil

1.     Tanyakan kepada petugas kesehatan tentang makanan yang bergizi

2.    Makanlah dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada sebelum hamil.

3.    Tidak ada pantangan makanan selama hamil.

20

Page 21: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

4.    Jika mual-mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak

berlemak dan menyegarkan. Contohnya roti, ubi, singkong, biscuit, dan buah.

5.    Jangan minum jamu, minuman keras, atau rokok karena membahayakan

kandungan.

6.    Jika minum obat, tanyakan caranya kepada petugas kesehatan.

Tanda bahaya pada kehamilan

1.     Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua

2.    Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang

3.    Demam atau panas tinggi

4.    Air ketuban keluar sebelum waktunya

5.    Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak

6.    Muntah terus

7.    Tidak mau makan

Masalah lain pada kehamilan

1.     Batuk lama

2.    Lemah

3.    Jantung berdebar-debar

4.    Gatal-gatal pada kemaluan

5.    Keluar keputihan

• Penyuluhan Kehamilan dan Persalinan yang baik dan benar

A.    TIU (Tujuan Instruksional Umum )

Setelah mendapatkan penyuluhan , diharapkan kepada para masyarakat pada

umumnya khususnya ibu hamil dapat memahami tanda-tanda yang akan terjadi

pada saat masa itu akan terjadi pada dirinya, serta diharapkan, para ibu hamil

dapat memahami kondisi yang akan mereka alami.

21

Page 22: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

B.     TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Persiapan Persalinan dan kelahiran

bayi” diharapkan para remaja dan anak – anak yang menginjak usia remaja

mampu :

1.      Mengerti apa yang menjadi  Persiapan Persalinan dan kelahiran bayi

2.      Mengetahui tanda-tanda yang akan terjadi pada saat persalinan

3.      Para ibu hamil mampu mengatasi masalah yang akan timbul pada saat masa

Persalinan janin

C.     Materi

Terlampir

D.    Metode :

1.      Ceramah

2.      Diskusi

E.     Media:

1.      Leaflet

22

Page 23: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

F.      Kegiatan Belajar Mengajar

No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

1. Pembukaan 5 menit - megucapkan salam

- mennyampaikan topic dan tujuan yang akan dicapai

- menjawab salam

- mendengarkan atau memperhatikan

2. Penyajian 20 menit -    menanyakan pendapat peserta tentang mitos ibu hamil

-    memberi reward pada peserta

-    menjelaskan pengertian mitos ibu hamil

-    menjelaskan tujuan dari

-menjawab/ merespon

-  merespon

-Mendengar/ memperhatikan

- mendengar

-merespon

- memperhatikan

23

Page 24: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

pengertian ibu hamil

-    memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

-    memberi reward positif

-    memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya

-    Memberi kesempatan kepada ibu untuk dapat menjelaskan sendiri dari apa yang di fahaminya tentang mitos ibu hamil

-    Memberi reward

- Merespon /

Bertanya

Mendengar /

Memperhatikan

- merespon

3. Penutup 5 menit -    merangkum

-merangkum

24

Page 25: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

materi yang dijelaskan bersama peserta

-    memberikan reward

-    menutup dengan mengucapkan terima kasih

-    memberi salam

materi bersama penyuluh

- bertanya

- merespon

Membalas salam

25

Page 26: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

IV. Learning Issue

1. BPJS

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

1. DEFINISI

Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN , Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah:

1. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (Pasal 1 angka 6)

2. Badan hukum nirlaba (Pasal 4 dan Penjelasan Umum)3. Pembentukan dengan Undang-undang (Pasal 5 ayat (1)  

2. PEMBENTUKANBerdasarkan ketentuan Pasal 52 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004, batas waktu paling lambat untuk penyesuaian semua ketentuan yang mengatur mengenai BPJS dengan UU No. 40 Tahun 2004 adalah tanggal 19 Oktober 2009, yaitu 5 tahun sejak UU No. 40 Tahun 2004 diundangkan.

Batas waktu penetapan UU tentang BPJS yang ditentukan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah.RUU tentang BPJS tidak selesai dirumuskan.DPR RI mengambil inisiatif menyelesaikan masalah ini melalui Program Legislasi Nasional 2010 untuk merancang RUU tentang BPJS.DPR telah menyampaikan RUU tentang BPJS kepada Pemerintah pada 8 Oktober 2010 untuk dibahas bersama Pemerintah.

DPR RI dan Pemerintah mengakhiri pembahasan RUU tentang BPJS pada Sidang Paripurna DPR RI tanggal 28 Oktober 2011.RUU tentang BPJS disetujui untuk disahkan menjadi Undang-undang.DPR RI menyampaikan RUU tentang BPJS kepada Presiden pada tanggal 7 November 2011.Pemerintah mengundangkan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS pada tanggal 25 November 2011.

 Petikan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS Pasal 5(1)   Berdasarkan Undang-Undang  ini dibentuk BPJS.(2)   BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. BPJS Kesehatan; danb. BPJS Ketenagakerjaan.

Pasal 6

26

Page 27: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

(1)   BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a        menyelenggarakan program jaminan kesehatan.(2)   BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b        menyelenggarakan program:a. jaminan kecelakaan kerja;b. jaminan hari tua;c. jaminan pensiun; dand. jaminan kematian.

Pembentukan RUU BPJS

a.  Pembentukan RUU Inisiatif DPR RI     - Program Legislasi Nasional 2010 - 2011

1. Konsep RUU tentang BPJS inisiatif DPR RI 2010 o Tim Pansus RUU tentang BPJS

2. DIM RUU tentang BPJS dari Pemerintah 3. RUU tentang BPJS (Draft Akhir - tanggal 7 November 2011) 4. UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS

b.  Pembentukan RUU Inisiatif Pemerintah     - Periode Tahun 2007-2009

1. Naskah Akademik   RUU BPJS 2. Konsep RUU BPJS o Tim dan Kelompok Kerja Penyusun Peraturan Perundang-undangan Pelaksanaan UU No.

40 Tahun 2004   , SK Menko Kesra No. 14A/KEP/MENKO/KESRA/VI/2006 o Izin Prakarsa Presiden No. B-540/m.Sesneg/D-4/10/2007, tanggal 2 Oktober 2007

  3. TRANSFORMASI BPJS

1.  PT ASKES (Persero)o berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 60 ayat (1) UU BPJS)2. PT (Persero) JAMSOSTEKo berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 62 ayat (1) UU

BPJS)o BPJS Ketenagakerjaan paling lambat mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 2015, termasuk

menerima peserta baru (Pasal 62 ayat (2) huruf d UU BPJS)3. PT (Persero) ASABRIo menyelesaikan pengalihan program ASABRI dan program pembayaran pensiun ke BPJS

Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU BPJS)4. PT TASPEN (Persero)

27

Page 28: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

o menyelesaikan pengalihan program THT dan program pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU BPJS)

Proses selanjutnya adalah pembubaran PT ASKES (Persero) dan PT (Persero) JAMSOSTEK tanpa likuidasi. Sedangkan PT (Persero) ASABRI dan PT TASPEN (Persero) tidak secara tegas ditentukan dalam UU BPJS.

Fungsi, Tugas dan Wewenang BPJS 

 FUNGSIUU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.

Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.

Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

28

Page 29: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.

Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usiapensiun atau mengalami cacat total tetap.

Jaminan pensiun ini diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

TUGASDalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:

1. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta; 2. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;3. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;4. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;5. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;6. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan

program jaminan sosial; dan7. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan

masyarakat.

Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan informasi.

Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti mendaftarkan peserta. WEWENANGDalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:

1. Menagih pembayaran Iuran; 2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan

mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

29

Page 30: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;

4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;

5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi

kewajibannya;7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam

membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan sosial.Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik. 

2. Kegawatadaruratan obgyn di layanan primerPartus lama/macet

• Distosia oleh sebab 3P : power, passage, passenger ; menyebabkan lambatnya kemajuan

persalinan

– Jenis kelainan his (power):

• Inersia uteri/hypotonic uterine contraction

• Incoordinate uterine action

– Kelainan pada janin :

• Malpresentasi/malposisi janin à CPD

• Kelainan bentuk janin

– Kelainan panggul

• Diagnosis :

– ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk menentukan jenis persalinan.

– Pemantauan kemajuan persalinan & detak jantung janin yang baik

• Koreksi langsung bila ada kelainan à inersia uteri

Augmentasi Persalinan

5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena

• Dosis awal oksitosin 4 - 8 mU / min

• Interval dinaikkan setiap 30 min.

30

Page 31: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

• Dosis kenaikan 2 mU (4 tetes)

• Dosis biasa untuk persalinan yang baik : 8 – 10 mU/min.

(16 – 20 tetes)

à Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan

augmentasi

à Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj

à Gunakan partograf

à Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian

3. Dokter Keluarga

Batasan dan Ruang Lingkup

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang

komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga,

komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan

Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai

bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat

pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan

secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,

menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada

semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usiaserta faktor-faktor lainnya.

(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)

Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Skala kecil:

• Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga

• Mewujudkan keluarga sehat sejahtera

Skala besar:

• Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh

31

Page 32: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

rakyat Indonesia

Dokter Keluarga di Indonesia

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun

1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres

yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI).

Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga

di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun

dari pemerintah.

Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972

didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National

College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians  (WONCA).

Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga

Indonesia.Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk

mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam

rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:

• Pendayagunaan dokter pasca PTT

• Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

• Menghadapi era globalisasi

32

Page 33: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Dr. Budi seorang dokter keluarga belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dilihat dari segi sarana dan prasarana praktek serta tindakan preventif promotif yang belum tepat di wilayah kerjanya.

33

Page 34: LAPORAN TUTORIAL  SKENARIO C 27.docx

DAFTAR PUSTAKA

Depkes.2012.Dokter Keluarga (http://www.ppjk.depkes.go.id/ index2.php?option=com_ content &do_pdf=1&id=61, diakses 25 November 2014)

Depkes.2013.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2013/12/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Ibu.pdf, diakses 25 November 2014)

http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/PUBLIK/BinwilKemenkes Magelang/BPJS- ASKES.pdf diakses pada tanggal 22 Mei 2014 jam 15.00 WIB.

http://eprints.unsri.ac.id/311/1/13._Yandok_berbasis_doga.pdf    diakses pada tanggal 19 Mei 2014 jam 17.00 WIB.

PDKI.2007.Standar Pelayanan Dokter Keluarga (https://id.scribd.com/doc/129601834/Buku-Standar-Pelayanan-Dokter-Keluarga-pdf, diakses 25 November 2014)

34