tumor1

27
Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan. Tumor berbeda dengan kanker. Tumor dapat berupa tumor jinak, dan maligna (ganas), dimana kanker merupakan definisi dari sebuah maligna atau keganasan. (3) Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Tumor kulit dapat berkembang dari struktur histologis yang menyusun kulit seperti epidermis, jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemen-elemen saraf. (1,8) Tumor ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa didapatkan pada manusia. Oleh karena perkembangan tumor kulit dapat dilihat dan diraba sejak permulaan, tumor jinak yang berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan fungsi, karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik dan menghindari terjadinya keganasan. (1,8) D. ETIOLOGI Tumor kulit dapat terjadi karena: 1. Faktor eksternal Sering terpapar sinar matahari Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium, merkuri, plumbum, dan berbagai logam berat lainya 1

Upload: farah-ardinda

Post on 05-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumor kulit

TRANSCRIPT

Page 1: tumor1

Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan

pertumbuhan abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan. Tumor berbeda

dengan kanker. Tumor dapat berupa tumor jinak, dan maligna (ganas), dimana kanker

merupakan definisi dari sebuah maligna atau keganasan.(3)

Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak

berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya

lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Tumor kulit

dapat berkembang dari struktur histologis yang menyusun kulit seperti epidermis,

jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemen-elemen saraf.(1,8)

Tumor ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa didapatkan pada

manusia. Oleh karena perkembangan tumor kulit dapat dilihat dan diraba sejak

permulaan, tumor jinak yang berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan

fungsi, karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik dan menghindari

terjadinya keganasan. (1,8)

D.    ETIOLOGI

Tumor kulit dapat terjadi karena:

1. Faktor eksternal

Sering terpapar sinar matahari

Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama

Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium, merkuri,

plumbum, dan berbagai logam berat lainya

Adanya jaringan parut yang luas dan lama. Misalnya jaringan parut akibat luka

bakar

1. Faktor internal

Imunitas rendah

Genetik

Hormonal

Ras, banyak terjadi pada kulit putih.(9)

E. KLINIK TUMOR JINAK KULIT

E.1. Pertumbuhan

Neoplasma jinak tumbuh hanya lokal saja terbatas pada organ tempat asal timbul,

tidak mengadakan metastasis. Tumbuh secara ekspansif, dengan mendesak jaringan

normal disekitarnya. Sel-sel jaringan sekitarnya yang terdesak itu menjadi pipih dan

membentuk kapsul yang membungkus tumor. Batas antara tumor dan jaringan

1

Page 2: tumor1

sekitarnya tegas. Pertumbuhan umumnya pelan dalam waktu  tahunan dan tidak

mengalami regresi atau pengecilan.(2)

Tumor disebabkan  oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi

tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel memiliki mekanisme

perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel

merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA berat. Apoptosis adalah proses

aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi

kromatin, serta fragmentasi nucleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen

untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.

Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi DNA. Ini berarti angka kejadian tumor

meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Hal ini bermakna orang tua yang menderita

tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas.

E.2. Keluhan

Tumor jinak yang sangat beragam, dan mungkin tanpa gejala atau dapat menyebabkan

gejala tertentu, tergantung pada lokasi anatomi atau jenis jaringan.

Gejala atau efek patologis dari beberapa tumor jinak meliputi:

Perdarahan atau kehilangan darah menyebabkan anemia

Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi

Perubahan kosmetik

Gatal

Gangguan hormone

Obstruksi saluran tubuh

Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.(9)

Tumor jinak jarang mengganggu keadaan umum pasien dan jarang menimbulkan

kematian kecuali tumor itu sendiri timbul pada organ vital atau endokrin.(9)

E.3. Fisik

Keadaan umum dan penampilan penderita tumor jinak kulit pada umumnya baik. Ciri-

ciri fisik tumor jinak pada kulit secara umum menunjukkan gambaran sebagai berikut:

1. Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid

2. Batas tegas

3. Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya

4. Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar

5. Vaskularisasi normal.(2)

E.4. Terapi

2

Page 3: tumor1

Pasien dengan tumor jinak kulit biasanya datang  dengan gangguan kesehatan dan

kosmetik, pembedahan biasanya menjadi pilihan yang paling efektif.

1. Tumor primer: eksisi sederhana

2. Tumor residif: re-eksisi

Spesimen operasi periksa patologi, untuk menentukan apakah tumor telah terangkat

atau konfirmasi diagnosis.(2)

F.    JENIS TUMOR JINAK KULIT

F.1. Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa

tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. (2) Keratosis

seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal, sering dijumpai

pada orang tua dan biasanya asimtomatik.(6)

Keratosis seboroik mempunyai sinonim nevus seboroik, kutil senilis, veruka seboroik

senilis, papiloma sel basal.Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa faktor keturunan memegang peranan penting.

Beberapa kasus menurun melalui autosomal dominan. Ada pula yang mengatakan

bahwa terpapar sinar matahari secara kronis yang menjadi penyebabnya.(4)

Ada pula yang mengatakan diduga infeksi virus berdasarkan gambaran klinis

kutilnya. DNA dari human papiloma virus didapat pada 40 kasus keratosis seboroik

genital dan 42 dari 55 kasus keratosis seboroik non genital (76%).(1)

Keratosis seboroik sering didapat pada usia pertengahan sampai tua dan dapat muncul

pertama kali di usia remaja.(1)

Diagnosis didapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan

penunjang berupa histologi. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan radiologis.

Anamnesis Keratosis seboroik

Biasanya asimptomatik, pasien hanya mengeluh terdapat bejolan hitam terasa

tidak nyaman.

Lesi kadang dapat terasa gatal, ingin digaruk atau di jepit.

Pasien kadang terasa benjolan semakin membesar secara lambat.

Lesi tidak dapat sembuh sendiri secara tiba-tiba.

Sebagian kasus terdapat riwayat keluarga yang diturunkan.

Lesi dapat timbul diseluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki serta

membran mukosa.(4)

3

Page 4: tumor1

Pemeriksaan Fisik Keratosis seboroik

Keratosis seboroik tampak sebagai lesi berupa papul atau plak yang agak menonjol,

namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit. Lesi biasanya memiliki

pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun kadang kadang juga dapat ditemukan

yang bewarna hitam atau hitam kebiruan, bentuk bulat sampai oval, ukuran dari miliar

sampai lentikular bahkan sampai 35x15cm. pada lesi multiple distribusi seiring

dengan lipatan kulit.(4)

Permukaan lesi biasanya berbenjol benjol. Pada lesi yang memiliki permukaan halus

biasanya terkandung jaringan keratotik yang menyerupai butiran gandum. Pada

perabaan terasa lunak dan berminyak.

Lesi biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun dan terus bertambah seiring dengan

bertambahnya usia. Pada beberapa individu lesi dapat bertambah besar dan tebal,

namun jarang lepas dengan sendirinya.

Trauma atau penggosokan dengan keras dapat menyebabkan bagian puncak lesi lepas,

namun akan tumbuh kembali dengan sendirinya. Tidak ada tendensi untuk berubah ke

arah keganasan. Akan tetapi melanoma, karsinoma sel basal, dan terkadang tumbuh di

lesi keratosis seboroik.(1,4)

Pemeriksaan Penunjang Keratosis seboroik

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan histopatologi.

Komposisi keratosis seboroik adalah sel basaloid dengan campuran sel skuamosa.

Invaginasi keratin dan horn cyst merupakan karakteristiknya. Sarang-sarang sel

skuamosa kadang dijumpai, terutama pada tipe irritated. Satu dari tiga keratosis

seboroik terlihat hiperpigmentasi pada pewarnaan hematoksilin-eosin.

Pengobatan Keratosis seboroik (4) :

1. Amonium lactat lotion

Mengandung asam laktat dan asam alfa hidroxi yang mempunyai daya keratolitik dan

memfasilitasi pelepasan sel-sel keratin. Sedian 15% dan 5% strenght; 12% strenght

dapat menyebabkan iritasi muka karena menjadikan sel-sel keratin tidak beradesi.

1. Trichloroacetic acid

Membakar kulit, keratin dan jaringan lainya. Dapat menyebabkan iritasi lokal.

Pengobatan keratosis seboroik dengan 100% trichloroacetic acid dapat

menghilangkan lesi, tepi penggunaanya harus ditangan profesional yang ahli.

Terapi topikal dapat digunakan tazarotene krim 0,1% dioles 2 kali sehari dalam 16

minggu menunjukkan perbaikan keratosis seborik pada 7 dari 15 pasien.

4

Page 5: tumor1

Terapi Bedah pada Keratosis seboroik :

1. Krioterapi

Merupakan bedah beku dengan menggunakan cryogen bisa berupa nitrogen cair atau

karbondioksid padat. Mekanismenya adalah dengan membekukan sel-sel kanker,

pembuluh darah dan respon inflamasi lokal. Pada keratosis seboroik bila pembekuan

terlalu dingin maka dapat menimbulkan skar atau hiperpigmentasi, tetapi apabila

pembekuan dilakukan secara minal diteruskan dengan kuretase akan memberikan

hasil yang baik secara kosmetik.(1)

1. Bedah listrik

Bedah listrik (electrosurgery) adalah suatu cara pembedahan atau tindakan dengan

perantaraan panas yang ditimbulkan arus listrik boiak-balik berfrekwensi tinggi yang

terkontrol untuk menghasilkan destruksi jaringan secara selektif agar jaringan parut

yang terbentuk cukup estetis den aman baik bagi dokter maupun penderita. Tehnik

yang dapat dilakukan dalam bedah listrik adalah : elektrofulgurasi, elektrodesikasi,

elektrokoagulasi, elektroseksi atau elektrotomi, elektrolisis den elektrokauter.(1,9)

Elektrodesikasi

Merupakan salah satu teknik bedah listrik. Elektrodesikasi dan kuret dilakukan di

bawah prosedur anestesia lokal, awalnya tumor dikuret, kemudian tepi dan dasar lesi

dibersihkan dengan elektrodesikasi, diulang-ulang selama dua kali. Prosedur ini relatif

ringkas, praktis, dan cepat serta berbuah kesembuhan. Namun kerugiannya, prosedur

ini sangat tergantung pada operator dan sering meninggalkan bekas berupa jaringan

parut.(9)

1. Laser CO2

Sinar Laser adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang tertentu,

tidak memiliki efek radiasi dan memiliki afinitas tertentu terhadap suatu bahan/target.

Oleh karena memiliki sel target dan tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar

lainnya, ia dapat digunakan untuk tujuan memotong jaringan, membakar jaringan

pada kedalaman tertentu, tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitarnya.

Sebagai pengganti pisau bedah konvensional, memotong jaringan sekaligus

membakar pembuluh darah sehingga luka praktis tidak berdarah saat memotong.(10)

1. Bedah skalpel

Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah skalpel.

Umumnya karena invasi tumor sering tidak terlihat sama dengan tepi lesi dari

permukaan, sebaiknya bedah ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi agar yakin bahwa

5

Page 6: tumor1

seluruh isi tumor bisa terbuang. Keuntungan prosedur ini ialah tingkat kesembuhan

yang tinggi serta perbaikan kosmetik yang sangat baik.

1. Dermabrasi

Prosedur dermabrasi dikerjakan menggunakan instrumen yang digerakkan motor

24,000 rpm dengan silinder sandpaper / wire brush. Menggunakan anestesi lokal atau

narkose. Perbaikan terjadi karena dermis yang ditipiskan dengan tehnik ini tidak akan

menebal kembali. Setelah luka sembuh ditutupi epitel baru yang terbentuk diatas raw

surface. Keberhasilan dan cepatnya penyembuhan tergantung pertumbuhan sel-sel

epitel, foilikel rambut, kelenjar keringat yang ada. Proses ini menyerupai

penyembuhan pada donor-site skin graft.(10)

F.2    Veruka Vulgaris

Bentuk ini paling sering ditemui pada anak-anak tetapi dapat juga pada orang dewasa

dan orang tua. Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor. Pada

anak, lesinya timbul multiple dan cepat meluas, karena autokulasi atau garukan

(fenomena koebner), sedang pada orang dewasa lesi ini jarang didapatkan dalam

jumlah banyak. (10)

Pada keadaan awal, ukurannya biasanya hanya sebesar pentol jarum dengan

permukaan halus dan mengkilat. Dalam waklu beberapa minggu atau bulan kian

membesar dan permukaannya menjadi kasar, berwarna abu-abu kecoklatan atau

kehitaman. Kadang-kadang beberapa lesi bergabung satu sama lain, menimbulkan

plak verukosa.

Pengobatan dapat dilakukan bermacam-macam tindakan yang bertujuan endestruksi

lesi: Bedah listrik dengan memakai bahan kaustik seperti : Larutan perak nitrat 25%,

TCA (Trichlor Acetic Acid) jenuh, Fenoil likuefaktum, Bedah scalpel (ekstirpasi),

Bedah beku : CO2, N 2, N2O

Prognosis baik tetapi penyakit sering residif walaupun telah dilakukan pengobatan

yang adekuat.

F.3. Acrochordon (skin tag)

Acrochordon memiliki sinonim skin tag, fibroepitelial polips, fibroma pendularis,

fibroepitelial papilloma. Merupakan tumor epitel kulit yang berupa penonjolan pada

permukaan kulit yang bersifat lunak dan berwarna seperti daging atau

hiperpigmentasi, melekat pada permukaan kulit dengan sebuah tangkai dan biasa juga

tidak bertangkai. Skin tag mempunyai prevalensi yang sama pada laki-laki dan

perempuan, ditemukan terutama pada orang gemuk dan terjadi peningkatan pada

6

Page 7: tumor1

perempuan hamil. Pada awalnya timbul pada umur 10-50 tahun dan meningkat pada

dekade kelima dan sekitar 95% ditemukan pada umur 70-an. Predileksi ditemukan di

daerah leher (35%), aksila (48%), kelopak mata, dan lipatan kulit lainnya seperti

lipatan paha dan payudara. Lesi ini telah diamati untuk mengikuti kutil, keratosis

seboroik, dan kondisi kulit inflamasi. Biasanya dalam bentuk papula berdaging lunak,

meskipun tidak selalu pedunculated, Lesi ditemukan soliter atau multiple atau

beberapa dapat bervariasi dengan diameter 1-6 mm dengan hiperpigmentasi.(10)

Penyebab skin tag ini masih diperdebatkan, mungkin berhubungan kondisi inflamasi

non spesifik dari kulit. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa skin tag

merupakan efek yang biasa terjadi akibat penuaan kulit dengan beberapa faktor yang

mempengaruhinya, diantara ketidakseimbangan hormon memudahkan pertumbuhan

skin tag misalnya pada peningkatan hormon estrogen dan progesterone selama

kehamilan, peningkatan hormon pertumbuhan dan akromegali (10)

F.4. Dermatofibroma

Dermatofibroma merupakan suatu nodul yang berasal dari mesodermal dan dermal.

Belum diketahui secara pasti apakah lesi ini merupakan murni suatu neoplasma atau

reaksifibrotik dari trauma minor, gigitan serangga, infeksi virus, ruptur kista, atau

berasal dari folikulitis. Gejala yang dapat dirasakan dan menjadi keluhan pada

sebagian besar pasien adalah rasa gatal hebat pada daerah lesi dan nyeri saat perabaan

tetapi tidak umum. Terkadang pasien juga tidak bergejala. Umumnya ditemukan pada

wanita, tetapi sering juga ditemukan pada penderita usia muda. Rata-rata lesi terjadi

pada umur 17 tahun.(1,5,7,11)

Predileksi dapat pada semua bagian tubuh, tetapi pada umumnya ditemukan pada

daerah anterior dan tungkai bawah serta punggung. Bentuk khas pada dermatofibroma

adalah nodul kecil, dengan ukuran 3-10 mm, namun ada juga sampai diameter 1-3 cm.

Bentuknya dapat berupa papul, plak atau nodul, batas tegas, menetap dalam kulit dan

dapat ditekan ke bawah atau sedikit meninggi. Suatu tanda klinis khas yaitu “dample

sign” atau “Fitzpatrick’s sign” yakni jika sisi lateral ditekan maka akan membentuk

cekungan pada kulit di atasnya. (5,7,11)

Pada dermatofibroma multiple seringkali terdapat lingkaran hiperpigmentasi yang

sempit mengelilingi nodul, berwarna coklat hingga merah.(5,7)

Beberapa pasien membutuhkan eksisi apabila ditemukan perbedaan mencolok dengan

kulit sekitar, dapat dilakukan eksisi ekiliptik. Metode lain yang dapat digunakan

7

Page 8: tumor1

adalah dengan mengikis daerah lesi menggunakan pisau bedah no. 15 agar dapat

terjadi luka yang diharapkan akan bergranulasi dan reepitelisasi.(5,7)

F.5. Keloid

Keloid adalah pembentukan jaringan parut berlebihan yang tidak sesuai dengan

beratnya trauma. Kecenderungan timbul keloid  lebih besar pada kulit berwarna gelap.

Cenderung timbul pada usia dewasa muda dan jarang pada usia tua. Pertumbuhannya

cenderung progresif. Predileksinyya terutama di daerah sternum, bahu, cuping telinga,

pinggang, dan wajah. Pada orang-orang yang berbakat keloid, setiap kerusakan kulit

akan menimbulkan keloid. (11)

Insidens keloid bevariasi sesuai dengan umur, jenis kelamin, ras, lokasi anatomi, dan

tipe trauma. Keloid terutama terjadi pada anak-anak dan dewasa muda serta

perempuan lebih banyak ditemukan menderita keloid dibanding laki-laki. Keloid

biasanya terjadi antara umur 10-30 tahun. Keloid lebih banyak ditemukan pada orang

kulit gelap. Orang Afrika dan Amerika lebih banyak menderita keloid dibanding

orang kaukasian.(11)

Faktor-faktor yang menyokong timbulnya keloid, meliputi: Infeksi kronis, benda

asing dalam luka, tidak adanya relaksasi setempat saat penyembuhan luka, regangan

yang berlebihan pada pertautan luka. Keloid terbentuk 2-4 minggu atau lebih dari 1

tahun setelah trauma. Selain itu keloid dapat juga timbul spontan dan sering

ditemukan adanya riwayat keluarga yang menderita keloid. Harus dibedakan antara

istilah keloid dan parut hipertrofik. Pada paru hipertrofik, besar parut sesuai dengan

lukanya. Parut ini tidak melewati batas tepi luka, timbul segera setelah luka biasanya

4 minggu dan akan mengalami regresi.,(1,11)

Keloid ditangani secara konservatif yaitu dengan penyuntikan kortikosteroid

(misalnya golongan triamcinolon) intralesi keloid. Penyuntikan ini diulang 2-3

minggu sekali sampai efek yang diinginkan tercapai. Cara ini cocok untuk keloid

yang tidak terlalu luas dan tebal.(5,11)

Pembedahan sederhana untuk mengeksisi keloid harus dilakukan dengan tissue

handlingyang baik. Pembedahan pada keloid dapat berupa bedah beku, bedah laser,

bedah listrik, dan cryosurgery Penutupan kulit harus diusahakan dengan regangan

yang seminimal mungkin, kalau perlu dilakukan  jahitan lapis demi lapis untuk

mendekatkan jaringan dibawah kulit dalam rangka meminimalkan regangan. skin

grafting dapat juga digunakan untuk mengurangi ketegangan kulit. Usahakan untuk

mencegah semua sumber inflamasi post operatif seperti terperangkapnya folikel

8

Page 9: tumor1

rambut, benda asing, hematom dan infeksi. Angka rekurensi pembedahan sendiri

sekitar 45-100%. Oleh karena itu pembedahan  akan lebih efektif bila dikombinasi

dengan eksternal radiasi, dan injeksi kortikosteroid. Cegah terjadinya reaksi inflamasi

di daerah operasi, kombinasi dengan radiasi eksternal atau injeksi kortikosteroid. (1,11)

F.6. Kista Ateroma

Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding

tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya

sumbatan pada muara kelenjar tersebut. Disebut juga kista sebacea, kista epidermal.

Sumbatan pada muara kelenjar sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma

(luka/benturan), atau jerawat. Banyak dijumpai di kulit yang banyak mengandung

kelenjar keringat, misalnya di muka, kepala, punggung. Bentuk bulat, berbatas tegas,

berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat pada kulit di atasnya. Isinya cairan kental

berwarna putih abu-abu, kadang disertai bau asam. Merah dan nyeri jika terjadi

peradangan.(10)

Penatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan dengan

menyertakan kulit dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian kista

hingga ke dindingnya secara utuh. Bila dinding kista tertinggal saat eksisi, kista dapat

kambuh, oleh karena itu, harus dipastikan seluruh dinding kista telah terangkat.

Bila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan dan

evakuasi nanah, biasanya diberikan antibiotik selama 2 minggu. Terapi antibiotik

diberikan jika ada tanda infeksi yaitu kemerahan dan inflamasi, yang tersering oleh

bakteri staphylococci. Setelah luka tenang (3-6 bulan) dapat dilakukan operasi untuk

kista ateromanya.(10,11)

F.7. Kista Dermoid

Sinonim dari penyakit ini kista dermoid brankhiogenik. Kista dermoid merupakan

kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis

dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional.

Epidemiologi kista dermoid jarang terjadi, mengenai pria dan wanita sama

banyaknya, namun ada pendapat lain yang mengatakan lebih banyak dijumpai pada

pria. Etiologi kista ini berkembang dari sekuesterasi epitel sepanjang garis fusi

embrionik.(8)

Manifestasi klinik berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran

l-4 cm, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada

perabaan, permukaannya halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara makroskopis

9

Page 10: tumor1

isi kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut, juga kadang-kadang

tulang, gigi atau jaringan syaraf. Lokasi tumor biasanya pada kepala dan leher, pada

garis fusi embrionik kadang juga pada ovarium.(10,11)

Histopatologi tampak dinding kista berupa epidermis dengan apendiksnya yang sudah

sempurna perkembangannya, sehingga sering dijumpai adanya folikel rambut yang

tumbuh ke dalam lumen kista. Sedangkan dermis mengelilingi kista, dan mengandung

kelenjar sebasea, kelenjar ekrin dan kadang-kadang apokrin. Diagnosis banding :

Kista epitel lainnya, Glioma Ensefalokel

Pengobatan yaitu eksisi total. Bila terdapat traktus sinus maka harus dilakukan

eksplorasi dan eksisi guna mencegah rekurensi. Prognosis bila eksisi dilakukan secara

komplit, maka hasilnya bersifat kuratif.(8,11)

F.8. Kista Epidermoid

Kista epidermoid berasal dari sel epidermis yang masuk ke jaringan subkutis akibat

trauma tajam Sel-sel tersebut berkembang kista dengan dinding putih tebal, bebas dari

dasar berisi massa seperti bubur, yaitu hasil keratinisasi, sebagian mengandung

elemen rambut (pilar atau trichilemmal cyst). Penyebabnya tidak diketahui,

diperkirakan oleh karena adanya dilatasi folikel rambut oleh trauma.(10,11)

Kista ini biasa ditemukan pada telapak kaki atau telapak tangan, yaitu yang

epidermalnya tebal dan mudah mengalami trauma. Kista jarang menjadi besar tetapi

cukup menggangu karena lokasinya. Kista epidermoid banyak terjadi pada umur 30-

40 tahun.

Terapi terdiri dari eksisi lengkap termasuk punctum pada permukaan kulit dan meluas

ke bawah sampai dinding kista. Eksisi lengkap diperlukan untuk mencegah rekurensi

akibat elemen epidermis yang tertinggal. Jika terinfeksi, insisi dan drainase

diindikasikan karena dinding sangat rapuh untuk dieksisi secara meyakinkan. Eksisi

sekunder setelah infeksi sembuh lalu diindikasikan untuk mencegah infeksi

rekuren. (10,11)

F.9. Keratoakantoma

Keratoakantoma adalah tumor kulit jinak yang berupa benjolan bulat dan keras,

biasanya berwarna seperti daging dengan bagian tengah seperti kawah yang

mengandung bahan lengket. Diduga sinar matahari memegang peran yang penting

dalam  terjadinya keratoakantoma.(1)

10

Page 11: tumor1

Tampaknya keratoakantoma muncul dari sebuah akar rambut sehingga mereka hanya

tumbuh di daerah kulit yang berambut. Cedera ringan merupakan faktor pemicu

terjadinya    keratoakantoma.(12)

Keratoakantoma seringkali muncul di daerah kulit yang mengalami cedera.

Pada mulanya tampak sebagai beruntusan/bisul kecil dengan bagian tengah yang

keras. Kemudian akan terbentuk benjolan bulat dan keras, biasanya berwarna seperti

daging dengan bagian tengah seperti kawah yang mengandung bahan yang lengket.

Pertumbuhannya sangat cepat dan dalam waktu 1-2 bulan, ukurannya bisa mencapai 5

cm. Beberapa bulan kemudian keratoakantoma akan menghilang dengan sendirinya

tetapi mungkin akan meninggalkan jaringan parut. Sering ditemukan di wajah, lengan

dan punggung tangan.           (1,11,12)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosis dan

memastikan bahwa kelainan yang terjadi bukan merupakan suatu keganasan, bisa

dilakukan biopsi.

Terdapat beberapa cara untuk mengobati keratoakantoma: (1,10)

1.  Pembekuan

Keratoakantoma yang kecil bisa diobati dengan pembekuan oleh larutan  nitrogen,

baik  dalam    bentuk            semprotan atau dioleskan dengan kapas. Setelah

pemberian nitrogen, akan terjadi pembengkakan dengan atau tanpa lepuhan, yang

selanjutnya  akan  mengering  dan  membentuk  keropeng  dalam        waktu  sekitar 2

minggu.

2.  Kuretase  dan  kauterisasi.

Cara     ini  kadang   digunakan    untuk   keratoakantoma yang  lebih tebal.

Penyembuhan    biasanya  terjadi  dalam  waktu 3 minggu dan meninggalkan jaringan

parut yang tidak terlalu   mengganggu penampilan.

3.  Eksisi

Keratoakantoma disayat membentuk elips dan bekas sayatan dijahit. 1 minggu

kemudian jahitan   diangkat        dan   akan  meninggalkan     jaringan parut berbentuk

garis.

4. Radioterapi

Kadang     keratoakantoma yang  besar diobati dengan  penyinaran. Pengobatan ini

tidak menimbulkan nyeri dan penyembuhan akan terjadi beberapa minggu

sesudahnya.

5. Pemberian 5 –Fluorouracil topical

11

Page 12: tumor1

Dapat mengobati lesi dalam waktu 1-6 minggu, sedangkan pemberian 5 –Fluorouracil

injeksi intralesi dapat mengobati lesi dalam waktu 1-9 minggu. Selain itu dapat pula

diberikan imiquimod, podophyllum resin, metotrexate injeksi intra lesi, interferon

alfa-2 injeksi intra lesi, dan isotretinoin.(1,10)

F.10. Nevus

Nevus pigmentosus ialah tumor yang berwarna hitam atau hitam kecokelatan, karena

sel melanosit mengandung pigmen melanin. Nevus itu pada umumnya berupa nodus

atau plaque kecil kurang dari 1 cm, pada kulit, tetapi ada pula yang terdapat pada

mukosa mulut, rectum, dan konjungtiva, dan sebagainya.(10,11,12)

Jenis-jenis nevus, meliputi:

1. Nevus intradermal

2. Nevus junctional

3. Nevus compound

4. Nevus biru

5. Giant pigmeted nevus

6. Nevus epitelid/juvenile melanoma

Ada bermacam-macam nevus. Sebagian besar (75%) nevus itu adalah tipe

intradermal. Penting diketahui ada beberapa jenis nevus yang merupakan lesi pra-

kanke, seperti: nevus junctional dan nevus compound. Demikian pula ada nevus yang

yang patologik kelihatannya seperti ganas, tetapi klinik adalah jinak, yaitu juvenile

melanoma. Terpenting ialah beberapa jenis nevus yang bersifat jinak dapat berubah

menjadi ganas, menjadi melanoma maligna.

Adapun gejala nevus maligna:

1. Membesar

2. Bertambah hitam

3. Terasa gatal

4. Berdarah

5. Timbul ulserasi

6. Ada penyebaran pigmen nevus

7. Rambut pada nevus rontok

8. Ada metastasis di kelenjar limfe regional.

Pada umumnya nevus tidak perlu diberi terapi kecuali untuk kosmetik dan mencegah

terjadinya kanker pada nevus pra-maligna. Adapun tindakan yang biasa dilakukan:

Eksisi simple

12

Page 13: tumor1

Spesimen operasi periksa patologis. Tidak dianjurkan melakukan elektrokoagulasi,

cryosurgery karena tidak ada bahan untuk pemeriksaan patologi.

Re-eksisi luas

Kalau pada pemeriksaan patologi dicurigai suatu melanoma maligna, lakukan eksisi

luas, dan tentukan radikalitas operasi.

F.11. Siringoma

Siringoma adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis dan

digolongkan dalam less mature tumors. Terdapat 2 bentuk klinis, namun ada penulis

lain yang membaginya menjadi 3 kelompok yaitu: (1,2)

1. Siringoma periorbital (Periorbital Syrigoma)

2.Siringoma eruptif (Eruptive syringoma, Eruptive hidradenoma,Disseminated

syringoma)

3.Varian lain : bentuk linear unilateral atau distribusi nevoid, terbatas linear, terbatas

pada scalp, terbatas pada vulva, terbatas pada ekstremitas distal, lichen planus-like,

tipe milia (milia like).(1,2)

Bentuk klinis tersering atau pada umumya ialah bentuk periorbital, dan tempat

predileksi tersering mula timbul di periorbita inferior/kelopak mata bagian bawah.

Lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding pria, dengan awitan usia tersering ialah

pubertas, namun penulis lain menyebutkan dapat timbul pada kelompok usia manapun

dan decade 2 dan 3 adalah kelompok usia yang paling umum dijumpai.(1,11)

Gambaran klinis lesi ialah papul-papul datar lunak/padat lunak, diameter l-2mm/2-

3mm, dengan warna umumnya seperti wama kulit (Skincolored) atau sedikit

kekuningan tapi dapat pula agak merah muda atau bahkan kecoklatan, yang tersebar

khususnya di daerah kelopak mata, leher, serta dapat pula dalam bentuk generalisata

yaitu pada dada, daerah epigastrik atau abdomen dan bahkan dapat pula di daerah

penis, vulva serta jari-jari tangan.(11)

Diagnosis banding klinis yang tersering ialah milia, kemudian dapat juga terbuka

plana dan angiofibroma. atau hyperplasia sebease, xanthoma eruptif, hidrostoma dan

akne vulgaris.(1)

Gambaran histopatologis siringoma ialah ditemukannya sjeumlah besar duktus kecil

dalam stroma fibrosa dengan dinding terdiri dari 2 baris sel epitel yang pada banyak

kasus sel-sel tersebut pipih atau gepeng, Kadang-kadang sel-sel epitel pada baris

dalam tampak berongga (vacuolated). Lumen duktus mengandung debris amorfik.

Juga ditemukan adanya epitel strand yang solid dan basofilik diluar duktus. Kadang-

13

Page 14: tumor1

kadang dekat epidermis dijumpai kista duktus yang didalam luminanya dipenuhi

dengan keratin dan dibatasi dengan sel-sel yang mengandung granula keratohialin.

Kista keratin ini menyerupai milia dan terkadang mengalami ruptur sehingga

menimbulkan reaksi benda asing. Dalam keadaan jarang, sel-sel tumor tampak seperti

clear cells sebagai akibat akumulasi glikogen. Untuk memastikan asal tumor yaitu

diferensiasi ekrin dapat dibuktikan dengan pemeriksaan imunohistokimiawi. (1,11)

Pengobatan pilihan destruksi tumor, antara lain dengan cara kuretase, dapat pula

dilakukan kauterisasi kimiawi, biopsy plong, elektrodesikasi dan laser CO2 defocused

beam. Beberapa teknik pengobatan siringoma belakangan ini banyak dikembangkan

antara lain elektrodesikasi dengan menggunakan short burst high frequency low

voltage intralesional dengan memakai elektroda jarum halus atau jarum epilasi, atau

scanned CO2 laser dan kombinasi laser CO2 vaporisasi dengan aplikasi asam

trikloroasetat memberikan hasil yang cukup memuaskan, tanpa jaringan parut da

bebas lesi 24 bulan hingga 4 tahun. Yang utama dalam penatalaksanaan siringoma ini

ialah memberi keyakinan pada penderita bahwa kelainan ini tidak membahayakan

sehingga tidak diperlukan tindakan agresif bila kelainannya masih sedikit disebutkan

oleh satu penulis sebagai pilihan pengobatan yang kerap terbaik.(1,11)

F.12. Xanthelasma

Bentuk ini adalah bentuk yang paling sering ditemukan diantara xantoma, terdapat

pada kelopak mata, khas dengan papula/plak yang lunak memanjang berwarna

kuning-oranye, biasanya pada kantus bagian dalam. Khas juga, panjang lesi 2-3 cm

dan biasanya simetris, yang condong menetap, berlanjut, multiple dan bersatu.

Seringkali xantalasma disertai dengan tipe xantoma yang lain, tetapi umumnya berdiri

sendiri.(1,3)

Kelainan ini terlihat pada umur pertengahan. Biasa ditemukan pada wanita yang

menderita penyakit hati dan bilier. Xantelasma juga dapat terlihat pada bermacam

hiperpoproteiemia familier, teristimewa pada hiperkolesterolemia. Juga biasa

ditemukan pada xantoma planum generalisata, penyakit obstruksi hepar miksedema,

diabetes fitosterolemia.(11)

Diagnosis klinik xantoma primer sangat khas. Pada pemeriksaan ditemukan macula,

papula, plak atau nodula yang berwarna kekuning-kuningan dan pada anamnesa

ditemukan adanya anggota keluarga menderita penyakit yang sama atau familier.

Disamping tanda dan gejala klinis yang khas, untuk pengobatan perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan total kolesterol, trigliserioda” HDL

14

Page 15: tumor1

dan LDL kolesterol dan total lipid untuk menetapkan diagnosis Pengobatan yang

berhasil pada xantelasma hanya pembedahan. Pengobatan juga berhasil dengan

fulgurasi, kauter dengan asam trikorasetik, laser CO2  dan cara lainnya. Semua

pengobatan ini tidak menjamin bahwa tidak akan timbulnya lesi yang baru. Pada

xantoma yang lain kura mengobati secara simptomatis, jika xantomanya terlalu besar

dan mengganggu dapat dilakukan operasi eksterpasi. Tetapi obat dan makanan juga

dilakukan, untuk menjaga agar penyakit jangan sampai berlanjut ke tingkat yang lebih

parah atau fatal.(11)

F.13.  Stucco Keratosis

Dikenal juga dengan istilah barnacles, biasa didapatkan tetapi jarang diperhatikan,

berbentuk papular, dan lesi yang hampir menyerupai veruka, berwarna putih,

umumnya ditemukan pada tungkai bawah, khususnya disekitar tendo achilles, bagian

dorsal dari kai dan orang tua dapat ditemukan pada lengan atas. Berukuran satu

hingga sepuluh milimeter, berbentuk bulat, sangat kering dan terfiksir. Biasanya

ditandai dengan gejala awal berupa kulit kering.(2,6)

Tumor dapat diangkat tanpa menyebabkan perdarahan, tetapi lesi dapat timbul

kembali dalam waktu singkat. Lesi dapat diangkat dengan kuretase ataupun

Cryosurgery. Biopsi eksisi dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara

histologis. Biopsi eksisi memiliki keuntungan karena merupakan operasi satu tahap

untuk diagnosis dan terapi definitif jika lesi lunak.(2,7)

F.14. Kutaneus Horn

Kutaneus Horn merupakan pertumbuhan keratin yang keras dan menyerupai tanduk

binatang. Dikenal juga dengan istilah cornu kutaneus. Berlokasi di wajah, telinga, dan

tangan serta dapat tumbuh memanjang. Veruca vulgaris, keratosis seboroik, keratosis

aktinik dan karsinoma sel squamosa dapat menyebabkan terbentuknya keratin serta

menghasilkan tanduk.(2,8)

F.15. Hemangioma

Hemangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. Ada dua golongan

besar, yaitu jenis kapiler dan jenis kavernosa. Hemangioma jenis kapiler disebut juga

nevus kapilare. Jenis kapilare terdiri atas nevus simpleks kalau sudah terbentuk seperti

buah arbei menonjol, berwarna merah cerah dengan cekungan kecil.

Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada usia lahir, membesar cepat dan

menetap pada usia kira-kira delapan bulan. Kemudian akan mengalami regresi

spontan dan menjadi pucat karena fibrosis seteleh usia satu tahun.(5)

15

Page 16: tumor1

Hemangioma kavernosum terdiri atas jalinan pembuluh darah yang membentuk

rongga. Kelainannya berada di jaringan yang lebih dalam dari dermis. Dari luar

tampak sebagai tumor kebiruan yang dapat dikempeskan dengan penekanan, tetapi

menonjol kembali setelah penekanan dilepaskan. Hemangioma ini tidak dapat

mengalami regresi spontan, malah sering progresif. Jenis kavernosum bisa meluas dan

menyusup ke jaringan sekitarnya. Jaringan di atas hemangioma dapat mengalami

iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi. (5)

Tata Laksana Hemangioma

Hemangioma buah arbei sebaiknya dibiarkan mengalami regresi spontan. Jadi

walaupun besar, mencolok, dan tampak menakutkan, jenis ini tidak memerlukan

tindakan selain pemasangan pembalut elastis dengan sedikit penekanan secara terus

menerus. Tindakan ini membantu mempercepat proses regresi. Jenis Flameus

ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah dengan jangkok kulit. Dapat juga

dilakukan perajahan (tatoase) untuk menyamarkan warna. Untuk hemangioma

kavernosum satu-satunya terapi ialah ekstirpasi. Pada jenis yang luas dapat dibantu

dengan embolisasi dengan panduan angiographi. Embolisasi membantu memperkecil

tumor untuk memudahkan tindakan bedah. Kadang infiltrasi menyesup jauh ke dalam

sehingga diperlukan pembedahan luas. Kelaianan ini dapat kambuh dari sisa

hemangioma yang sukar dicapai dengan pembedahan. (5)

16