tumor tulang

Upload: andy-brandy-tarzz

Post on 30-Oct-2015

145 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sss

TRANSCRIPT

2346 U N I T 16: Fungsi Muskuloskeletal

TUMOR TULANG

I.Pengertian TumorTulang Tumor Tulang adalah Neoplasma yang mengenai sistem musculoskeletal.

Bisa berbentuk bermacam-macam, seperti tumor osteogenik, konrogenik, fibrogenik, otot (rabdomiogenik), dan sel sumsum (retikulum) bisa juga tumor saraf, vaskuler dan sel lemak.II.EtiologiBiasanya merupakan tumor primer atau tumor metastatik dan kanker primer di tempat lain (mis.payudara, paru, prostat, ginjal). Tumor tulang metastatik lebih sering dibanding tumor tulang primer. Tumor Tulang Benigna Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya sedikit, dan tidak menyebabkan kematian. Tumor benigna tulang dan jaringan lunak lebih sering daripada tumor maligna. Beberapa tumor benigna, seperti tumor sel raksasa, mempunyai potensial mengalami transformasi maligna. Kista tulang merupakan lesi yang invasif dalam tulang. Tumor Tulang Maligna Tumor muskuloskeletal maligna primer relatif jarang dan tumbuh dan sel jaringan ikat dan penyokong (sarkoma) atau dan elemen sumsum tulang.

Kanker Tulang Metastatik Tumor tulang metastatik (tumor tulang sekunder) lebih sering dari pada tumor tulang maligna primer. Tumor yang muncul dan jaringan tubuh mana saja bisa menginvasi tulang dan menyebabkan destruksi tulang lokal, dengan gejala yang mirip dengan yang terjadi pada tumor tulang primer. Tumor yang bermetastasis ke tulang paling sering adalah karsinoma ginjal, prostat, paru, payudara, ovarium, dan tiroid. Tumor metastatik paling sering menyerang kranium, vertebra, pelvis, femur dan humerus.

III.Patofisiologi Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan 1ainnya sangat jarang. Beberapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang segera mengancam jiwa.IV.Manifestasi klinis Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang benhubungan dengan tumor tulang yang sangat bervariasi.1. Dapat tanpa gejala atau dapat juga nyeri (ringan dan kadang-kadang sampai konstan dan berat), 2. Kecacatan yang bervariasi, 3. Adanya pertumbuhan tulang yang jelas.4. Kehilangan berat badan,5. Malaise,6. Demam dapat terjadi.7. Tumor kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang patologik.8. Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau cepat.9. Defisit neurologik (mis. nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensi urine) harus diidentifikasi awal dan ditangani dengan laminektomi dekompresi untuk mencegah cedera korda spinalis perrnanen. V.Penatalaksanaan 1. Sasaran penatalaksanaan adalah menghancurkan atau pengangkatan tumor. Ini dapat dilakukan dangan eksisi bedah (berkisar dari eksisi lokal sampai amputasi dan disartikulasi)2. Radiasi bila tumor bersifat radiosensitif, dan kemoterapi (preoperatif, pascaoperatif, dan tindakan untuk mencegah mikrometastasis). Sasaran utama dapat dilakukan dengan eksisi luas dengan teknik grafting testoratif. Ketahanan dan kwalitas hidup merupakan pertimbangan penting pada prosedur yang mengupayakan mempertahankan ekstremitas yang sakit.3. Pengangkatan tumor secara bedah sering memerlukan amputasi ekstremitas yang sakit, dengan tinggi amputasi di atas tumor agar dapat mengontrol lokal lesi primer.4. Prosedur mempertahankan ekstremitas hanya mengangkat tumor dan jaringan di sekitarnya. Bagian yang direseksi diganti dengan prostesa yang telah diukur, artroplasti sendi total, atau jaringan tulang dan pasien sendiri (autograft) atau dari donor kadaver (alograft). 5. Jaringan lunak dan pembuluh darah mungkin memerlukan grafting akibat luasnya eksisi. 6. kemoterapi dimulai sebelum dan dilaniutkan setelah pembedahan sebagai usaha mengeradikasi lesi mikrometastasis. Harapannya adalah kombinasi kernoterapi niempunyai efek yang lebih tinggi dengan tingkat toksisitas yang rendah sambil menurunkan kemungkinan resistensi terhadap obat. Terdapat peningkatan angka bertahan hidup (60%) pada pengangkatan dan pemberian kemoterapi (doksorubisin hidroklorida dan sisplatin atau metotreksat) osteosarkoma yang masih terlokalisasi. 7. Sarkoma jaringan lunak diatasi dengan radiasi, eksisi dengan mempertahankan ekstremitas, dan kemoterapi.8. Penanganan kanker tulang metastasis adalah paliatif, dan sasaran terapeutiknya adalah mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan pasien sebanyak mungkin. Terapi tambahan disesuaikan dengan metoda yang digunakan untuk menangani kankr asal.9. Fikasi interna frakt patologik dapat mengurangi kecacatan dan nyeri yang timbul. Bila perlu, tulang besar dengan lesi metastasis dapat diperkuat dengan fiksasi interna profilaksis.10. Pembedahan dapat diindikasikan pada fraktur tulang panjang.11. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan salin normal intravena, diuretika, mobilisasi, dan obat-obatan seperti fosfat, initramisin, kalsitonin, atau kortikosteroid.

VII.KomplikasiKomplikasi yang mungkin timbul termasuk:

1. infeksi,2. pelonggaran atau dislokasi prostesis,3. non-union alograft,4. fraktur,5. devitalisasi kulit dan jaringan lunak,6. fibrosis sendi,7. kambuhan tumor.8. bahaya metastasis pada tumor maligna, maka kombinasi VII. ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian fokus

1. Pasien didorong untuk mendiskusikan awitan dan perjalanan gejala.2. Selama wawancara, perawat mencatat pemahaman pasien mengenai proses penyakit, bagaimana pasien dan keluarganya mengatasi masalah, dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang dirasakannya.3. Pada pemen fisik, massa dipalpasi dengan lembut; ukuran dan pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkannya, dan nyeri tekan dicatat.4. Pengkajian status neurovaskuler dan rentang gerak ekstremitas merupakan data dasar sebagai pembanding kelak.5. Mobilitas dan kemampuan pasien melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dievaluasi.B. Diagnosa KeperawatanBerdasar pada data pengkajian, diagnosis keperawatan utama meliputi yang berikut:1. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program terapeutic2. Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan3. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran

Berdasar data pengkajian, komplikasi potensial yang dapat timbul antara lain:1. Penyembuhan luka lambat 2. Defisiensi nutrisi3. Infeksi

C. Linked NANDA Diagnosis, Nursing Outcome Clasification (NOC), Nursing Intervention Classification (NIC)NDx 1: Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program terapeuticNOC :Domain IVKlas s

Skala i

Knowledge : Proses penyakit( 1803 )

Indicator:

180301

Familiar dengan nama penyakit

180302Menggambarkan proses penyakit

180303Menggambarkan penyebab180304Menggambarkan faktor resiko180305Menggambarkan tanda dan gejala NOC :

Domain IVKlas s

Skala i

Knowledge : Regimen penyakit ( 1813 )

Indicator:

181301

Menggambarkan rasional therapi

181304Menggambarkan efek therapi

181307Menggambarkan aktivitas yang diperbolehkan

181313Seleksi makanan sesuai yang direkomendasikanNIC : Teaching : Proses penyakit

Teaching : Aktivitas yang diperbolehkan.

Teaching : Diit.

Teaching : Regimen therapi.NDx 2: Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan

NOC :Domain IVKlas Q

Skala m Kontrol nyeri ( 1605 )

Indicator:

160501

Klien mengenal faktor penyebab

160502 Klien mengenal onset nyeri

160504 Melakukan tindakan non analgetik untuk

mengurangi nyeri

160505 Menggunakan analgetik yang sesuai

160507 Melaporkan gejala pada petugas kesehatan

NIC : Pain management

Pain control

NDx 3: Gangguan harga diri yang berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran

NOC :Domain III

Klas M

Skala k Body image ( 1200 )

Indicator:

120001

Gambaran diri internal tentang diri

120002Kongruensi antara body reality,body ideal, dan tubuh saat ini

120006Kepuasan pada fungsi tubuh

1200010Kemauan menggunakan strategi dalam menyiasati fungsi dan penampilan tubuh.

NIC : Penatalaksanaan Body Image

Penatalaksanaan koping

Pengurangan Ansietas

.

DAFTAR PUSTAKA

Hancock,Christine, Kamus Keperawatan, EGC,Jakarta, 1997

Jhonson, Marion,etc, Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition, Iowa Outcomes project, 2000McCloskey, Joanne,etc, Nursing Intervention Classification (NIC) second edition, Iowa Outcomes project, 1996Price, Sylfia Anderson dan Wilson, L.M, Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi empat buku kedua, EGC, Jakarta, 1994

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G., Keperawatan Medikal-bedah Brunner&Suddarth edisi 8 vol.3, EGC, Jakarta, 2001

MATA KULIAH

: KMB Askep Muskuloskeletal

DOSEN PENGAJAR: Jhon W.Tangka, S.Kp,Ns

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN

TUMOR TULANG

Disusun oleh : Kelompok I

Betty Pandey

Els Bawekes

Joke Runtuwene

Katrin Pongoh

Oldi Rembet

Rosalia Dawid

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

TOMOHON

2006PAGE