tugas_buer

28
MAKALAH KESEMPATAN MENDIRIKAN USAHA FRENCHISE Oleh : 111110029 (Leonard) 111129002 (Franky Yodi) 111129003 (Frenky) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI STMIK DHARMA PUTRA BEKASI Agustus 2014 1

Upload: aditya-syah-putra

Post on 10-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas ini adalah tugas

TRANSCRIPT

MAKALAHKESEMPATAN MENDIRIKAN USAHA FRENCHISEOleh :111110029 (Leonard)111129002(Franky Yodi)111129003 (Frenky)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASISTMIK DHARMA PUTRABEKASIAgustus 2014

Kata PengantarDengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Kesempatan Mendirikan Usaha Franchise dengan lancar.Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Ir.Eriyani, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai.Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan sehingga penulisan ini dapat berhasil terwujud. Kami juga menyadari bahawa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penuklisan dimasa yang akan datang.Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bekasi, 28 Agustus 2014Penulis,Frangky YodiLeonardFrengky

BABIPENDAHULUAN

A.Latar BelakangGlobalisasi ekonomi dunia sebagai suatu fenomena pada dekade terakhir ini tidak bisa dihindari. Kehadiran Indonesia pada peta ekonomi dunia tidak bisa dipungkiri lagi menuntut kemampuan untuk berkembang sebagai suatu kekuatan baru ekonomi dari dunia ketiga. Perkembangan ekonomi yang begitu cepat menuntut kesiapan dan kemampuan pranata hukum dalam mengikuti perkembangan ekonomi sebagai akibat dari globalisasi ekonomi dunia tersebut.

Salah satu fenomena nyata dari pertumbuhan ekonomi akibat dari globalisasi ekonomi ini adalah meningkatnya kebutuhan perusahaan-perusahaan terhadap modal dan kebutuhan menuntut struktur permodalan yang kompleks. Perkembangan lebih lanjut dari fenomena ekonomi ini adalah dalam bentuk penyertaan modal secara informal seperti dalam bidang licensing, franchise maupun technical assistance.

Akhir-akhir ini, kita sering mendengar kata waralaba atau franchising, transaksi bisnis yang bertaraf franchising kini mulai marak karena selain biaya murah dan bahan sudah disediakan juga tidak terlalu memakan tempat yang begitu luas. Banyak model-model franchise yang kini muncul disekitar kita, seperti makanan cepat saji ayam goreng ala KFC, akan tetapi harganya di bawah KFC dan sebagainya.

Pada saat ini dapat dikatakan bahwa franchise merupakan salah satu segi pemasaran dari banyak kemungkinan cara memasarkan usaha yang sedang berkembang pesat. Franchising adalah sebuah bentuk jaringan bisnis, jaringan yang terdiri dari banyak pengusaha yang bekerja dengan sebuah sistem yang sama.

Salah satu keuntungan bisnis franchising ini adalah penerima waralaba tidak perlu lagi bersusah payah mengembangkan usahanya dengan membangun citra yang baik dan terkenal. Ia cukup menumpang pada pamor yang sudah terkenal dari pemilik waralaba(franchisor), sehingga demikian penerima waralaba(franchisee) yang umumnya adalah pengusaha kecil akan menikmati kesukseskan dan keberuntungan dari perusahaan berskala besar tanpa harus melaksanakan sendiri suatu riset dan pengembangan, pemasaran dan promosi yang biasanya memerlukan biaya yang sangat besar yang tidak mungkin dipikul oleh pengusaha kecil tersebut.

Oleh karena sistem yang disediakan tersebut, seorang pemilik modal atau perusahaan tidak harus memulai usahanya dari nol, sehingga resiko kegagalan dari usaha pemilik modal menjadi sangat kecil. Dengan keuntungan dan keunggulan yang ditawarkan dengan model bisnis franchise ini, banyak masyarakat pemilik modal yang memang pada awalnya sudah menyiapkan dananya untuk membuka usaha menjadi tertarik untuk menginvestasikan dananya kedalam format bisnis ini. Tanpa memperhatikan lagi sisi-sisi kelemahan dan resiko atas bisnis ini.

Meskipun resiko kegagalan dari pemilik modal sangat kecil, namun bukan berarti format usaha seperti ini bebas dari resiko. Salah memilih fanchise bisa berbahaya, karena franchising yang tidak tepat bisa menghambat dalam pengembangan usaha, merusak citra merk franchisor, mencuri sistem bisnis francishor dan menerapkannya dalam usaha yang sejenis sehingga menjadi kompetitor bagi franchisor. Franchising pun dapan terancam apabila franchisor membuka usaha baru yang sejenis dengan usaha yang telah ia serahkan kepada franchisor sehingga menjadi kompetitor bagi franchisee.

Dariuraian latar belakang di atas kami menulis makalah bagaimana kesempatan dalam mendirikan usaha franchise dimana selama ini kita melihat sudah banyak yang menulis mengenai franchisingsecara konvensional, olehnya itu kami mengangkat topik ini KESEMPATAN MENDIRIKAN USAHA FRENCHISE sebagai judul makalah kami.

B.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:1.Apakah yang dimaksud dengan bisnis franchise itu ?2.Bagaimana system pengelolaan franchise ?2.Bagaimanakah kesempatan dalam mendirikan usaha frenchise?

C.TujuanTujuan penulisan makalah ini adalah :1.Untuk mengetahui bagaimana bisnis franchising secaraumum2.Untuk mengetahui bagaimana kesempatan dalam mendirikan usaha frenchise

D.ManfaatManfaat penulisan makalah ini adalah :1.Sebagai tambahan referensi bagi penulis2.Sebagai referensi bagi calon pebisnis untuk menentukan pemilihan frachise yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan para calon pebisnis.

BAB IIPEMBAHASAN

A.SejarahFranschiseFranchise atauWaralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, Generals Motors Industry ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer.

Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.

Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J.Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba (franchisor) dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA.

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya .

Sistem bisnisfranchisepada saat ini tidak hanya pada penjualan produk dalam bentuk barang tetapi sudah berkembang pada penjualan ide atau jasa. Yang penting dalam perkembanganfranchisesaat ini adalah bagaimana mengembangkan konsep atau ide franchisoragar dapat dikembangkan olehfranchiseedengan mutu, standar dan keseragaman tetap terjaga

B.Definisi FranchiseFranchising atau waralaba (daribahasa Prancisuntuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak darikekayaan intelektual(HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak laindengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualanbarangdanjasa. Sedangkan menurutAsosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah: Suatu sistem pendistribusianbarangataujasakepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atauperusahaanuntuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchisee, di mana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee (Alon, 2006). Sedangkan menurut British Franchise Association franchise didefinisikan sebagai garansi lisensi kontraktual antara satu orang (franchisor) dengan pihak lain (franchisee).

Para pakar memeberikan beberapa pengertian tentang waralaba diantaranya:a.M. Jafar mengemukakan pengertian waralaba adalah pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi, merek, saluran distribusi perusahaannya kepada mitra usaha sebagai penerima waralaba yang disertai dengan bantuan teknis bimbingan manajemen.b.Yoseph Mancuso Mengemukakan pengertian waralaba adalah Franchise merupakan suatu istilah yang menunjukan hubungan antara dua pihak atau lebih guna mendistribusikan barang atau jasa.c.Douglas J. Quen mengatakan bahwa franchise ialah suatu metode perluasan, pemasaran dan bisnis, yaitu perluasan dan distribusi produk serta pelayanan dengan membagi bersama standar pemasaran dan operasional.d.Dalam buku ensikopledi manajemen mengungkapkan pengertian waralaba adalah hak istimewa atau hak khusus yang diberikan oleh pemerintah untuk mengoperasikan pelayanan kendaraan untuk umum, misalnya motor dan jalan di kota tertentu. Dan istilah inipun kadang-kadang dipergunakan untuk menunjukan hak istimewa oleh organisasi swasta, misalnya pemberian wilayah eklusif pada agen penjualan oleh suatu perusahaan swasta.

Franchisoratau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.Franchiseeatau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

Pada saat ini dapat dikatakan bahwa franchising merupakan salah satu segi pemasaran dari banyak kemungkinan cara memasarkan usaha yang sedang berkembang pesat. Franchising adalah sebuah bentuk jaringan bisnis, jaringan yang terdiri dari banyak pengusaha yang bekerja dengan sebuah sistem yang sama.

Salah satu keuntungan bisnis franchising ini adalah penerima waralaba tidak perlu lagi bersusah payah mengembangkan usahanya dengan membangun citra yang baik dan terkenal. Ia cukup menumpang pada pamor yang sudah terkenal dari pemilik waralaba(franchisor), sehingga demikian penerima waralaba(franchisee) yang umumnya adalah pengusaha kecil akan menikmati kesukseskan dan keberuntungan dari perusahaan berskala besar tanpa harus melaksanakan sendiri suatu riset dan pengembangan, pemasaran dan promosi yang biasanya memerlukan biaya yang sangat besar yang tidak mungkin dipikul oleh pengusaha kecil tersebut.

Oleh karena sistem yang disediakan tersebut, seorang pemilik modal atau perusahaan tidak harus memulai usahanya dari nol, sehingga resiko kegagalan dari usaha pemilik modal menjadi sangat kecil. Dengan keuntungan dan keunggulan yang ditawarkan dengan model bisnis franchise ini, banyak masyarakat pemilik modal yang memang pada awalnya sudah menyiapkan dananya untuk membuka usaha menjadi tertarik untuk menginvestasikan dananya kedalam format bisnis ini. Tanpa memperhatikan lagi sisi-sisi kelemahan dan resiko atas bisnis ini.

Meskipun resiko kegagalan dari pemilik modal sangat kecil, namun bukan berarti format usaha seperti ini bebas dari resiko. Salah memilih fanchisee bisa berbahaya, karena franchisee yang tidak tepat bisa menghambat dalam pengembangan usaha, merusak citra merk franchisor, mencuri sistem bisnis francishor dan menerapkannya dalam usaha yang sejenis sehingga menjadi kompetitor bagi franchisor. Franchisee pun dapat terancam apabila franchisor membuka usaha baru yang sejenis dengan usaha yang telah ia serahkan kepada franchisee sehingga menjadi kompetitor bagi franchisee.

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan diatas, menunjukkan bahwa bisnis franchise ini juga berpotensi menimbulkan konflik. Maka dari itu, diperlukan adanya suatu hukum yang mengatur dan melindungi hak-hak yang terlibat dalam bisnis franchise ini.

B.1. Keunggulan dan kelemahan FranchiseFranchise sebagai pranata sosial di bidang perdagangan tidaklah bebas dari kelemahan-kelemahan. Namun demikian sistem franchise ini sedikit banyaknya tetap mempunyai keunggulan. Jika dibandingkan dengan sistem perdagangan yang konvensional. Berikut ini akan di identifikasi keunggulan dan kelemahan yang dimungkinkan dalam bisnis ini. Hal ini penting oleh karena dengan mengetahui keunggulan dan kelemahannya maka kita dapat menentukan langkah-langkah, khususnya langkah antisipasi jika hendak terjun ke dalam sistem bisnis franchise ini.

a.Keunggulan FranchiseKeunggulan sistem bisnis franchise ini dapat dikemukakan dengan mengidentifikasikan keuntungan-keuntungan apa yang dapat diperoleh oleh franchisee dan franchisor jika mereka menjadi pihak dalam sistem bisnis franchise ini. Adapun keuntungan-keuntungan yang dimungkinkan dari sistem bisnis franchise ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemilik franchise (Franchisor) Sistem usaha dapat berkembang cepat dengan menggunakan modal dan motivasi dari pemegang franchisee (Franchisor). Suatu wilayah pasar atau suatu pasar yang baru mudah dikembangkan karena nama dan citra pemilik franchise (Franchisor) dapat meluas dengan cepat melalui unit-unit usaha franchise. Modal untuk memperluas usaha lebih kecil karena sebagian besar biaya untuk mendirikan unit usaha baru dipikul oleh pemegang franchise. Unit usaha yang dikelola oleh pemiliknya sendiri jelas akan memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan. Franchisor tidak banyak membutuhkan karyawan, kantor pusat jauh lebih ramping daripada kantor pusat suatu perusahaan yang memiliki jaringan cabang-cabang milik sendiri. Daya beli kelompok usaha secara keseluruhan meningkat , setiap kali dibuka satu unit usaha franchise yang baru. Kehadiran kelompok usaha dalam pasar terasa, setiap kali dibuka unit usaha franchise yang baru, selain itu banyak dana dapat dihemat karena promosi dan periklanan dapat dilakukan sebagai satu kelompok. Hasil belum terlihat satu dua tahun pertama karena pengeluaran masih besar, tetapi dalam tahun ketiga atau keempat dan selanjutnya pemgembalian investasi akan cukup tinggi.

2. Bagi pemegang Franchise (Franchisee) kemungkinan berhasil lebih besar dibandingkan jika memulai usaha dengan tenaga sendiri serta nama/merek dagang sendiri yang masih baru. Franchisee sebagai pemilik unit usaha bersangkutan bebas berkarya dalam lingkungan yang telah rapi dan stabil. Franchisee memiliki kemudahan dalam membeli sediaan sebagai anggota dari kelompok yang besar. Franchisee dapat memanfaatkan produk baru yang dikembangkan oleh bagian penelitian dari pihak franchisor. Franchisee dapat memanfaatkan pelayanan berupa petunjuk di bidang keuangan dan manajemen dari pihak franchisor serta bantuan dalam pengambilan keputusan. franchisee turut menikmati reputasi, kekuatan dan keharuman nama dagang/merek dari franchisor. Franchisee dapat memanfaatkan paket-paket keuangan yang mungkin disediakan oleh franchisor dalam sistem perbankan . Franchisee menikmati pelatihan-pelatihan yang diperlukan dari pihak franchisor. Franchisee dapat bekerja dengan menggunakan sistem yang sudah mantap, prosedur dan pedoman operasi yang sudah standar, sehingga dengan demikian tidak perlu bersusah payah menciptakan suatu strategi pemasaran baru atau sistem manajemen baru yang sama sekali belum teruji kehandalannya dalam praktek perdagangan barang atau jasa.

b.Kelemahan sistem franchiseSistem bisnis franchise sebagai pranata ekonomi tidak bebas dari kelemahan-kelemahan. Kelemahan sistem ini dapat dikemukakan dengan mengindentifikasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat timbul sebagai sesuatu yang tidak diharapkan oleh pihak franchisor dan pihak franchisee ketika menggunakan sistem ini.

Kelemahan-kelemahan sistem franchise ini dapat dikemukakan sebagai berikut :1. Bagi Pemilik Franchise (Franchisor) Franchisor tidak dapat mendikte franchisee, dimana jika ia ingin mengadakan perubahan, ia harus berusaha memotivasi franchisee agar mau menerima perubahan bersangkutan. Harapan franchisee sering terlalu tinggi mengharapkan cepat mendapat untung yang besar sehingga franchisor harus berusaha keras untuk menurunkan harapan yang tinggi tersebut. Franchisor tidak dapat mengadakan perubahan dengan cepat terutama jika melibatkan tambahan biaya. Perubahan biasanya baru dilakukan melalui musyawarah dengan pihak franchisee. Jika pemegang franchise (franchisee) yang dipilih tidak tepat maka akan dapat menghancurkan reputasi dari franchisor. Sistem franchise adalah suatu ikatan jangka panjang sehingga franchisor tidak dapat begitu saja mengakhiri kegiatan franchise secara sepihak tanpa alasan yang sah.

2. Bagi Pemegang Franchise (Franchisee) Adanya keterikatan pada franchisor, dimana jenis produk yang dapat ditawarkan oleh pihak franchisee biasanya terbatas dan sangat bergantung pada prestasi franchisor. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi pemegang franchise (Franchisee) tidak sedikit karena harus membayar uang pangkal dan royalti, sehingga dapat mengakibatkan hutang dari pihak franchisee kepada pihak franchisor. Franchisee adalah bagian dari lingkungan tertentu sehingga ia tidak bebas lagi dalam menjalankan usaha, ia harus memenuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh franchisor. Franchisee kadang-kadang diwajibkan untuk mencapai tingkat prestasi tertentu, misalnya tingkat penjualan tertentu yang biasanya cukup tinggi.

C.Jenis Jenis FranchiseMenurutInternational Franchise Association (IFA) ada 4 jenis franchisee yaitu :

1.Product FranchiseProdusen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar sejumlah biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini.

2.Manufacturing FranchisesJenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.

3.Business Oportunity VenturesBentuk ini mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis atau distributorship.

4.Business Format FranchisingIni merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek, di mana perusahaan menyediakan suatu metode yang telah terbukti kesuksesannya untuk dioperasikan oleh pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang perusahaan.

D.Franchise dalam Pandangan Hukum PositifDi Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya . Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP No 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut:1)Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.2)Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.3)Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.4)Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.5)Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba

Menurut pasal 1 PP No. 16 Tahun 1997 tentang tata cara pelaksanaan pendaftaran waralaba, pengertian waralaba (franchisee) adalah : perikatan di mana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan/atau penjualan barang atau jasa.

Waralaba dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu waralaba merek dan produk dagang (product and trade franchise) dan waralaba format bisnis (business format franchise). Dalam Waralaba merek dagang dan produk, pemberi waralaba memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh pemberi waralaba disertai dengan izin untuk menggunakan merek dagangnya. Atas pemberian izin pengunaan merek dagang tersebut pemberi waralaba mendapatkan suatu bentuk bayaran royalty di muka, dan selajutnya dia juga mendapat keuntungan dari penjualan produknya. Misalnya: SPBU menggunakan nama/merek dagang PERTAMINA.

Sedangkan waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain, lisensi tersebut memberikan hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang atau nama dagang pemberi waralaba dan untuk menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih menjadi terampil dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus-menerus atas dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Waralaba format bisnis ini terdiri dari :1)Konsep bisnis yang menyeluruh dari pemberi waralaba.2)Adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan bisnis, sesuai dengan konsep pemberi waralaba.3)Proses bantuan dan bimbingan terus-menerus dari pihak pemberi waralaba.

Dalam bisnis franchise ini, yang dapat diminta dari franchisor oleh franchisee adalah sebagai berikut :1)Brand name yang meliputi logo, peralatan dan lain-lain.2)Sistem dan manual operasional bisnis.3)Dukungan dalam beroperasi. Karena franchisor lebih mempunyai pengalaman luas.4)Pengawasan (monitoring). Untuk memastikan bahwa sistem yang disediakan dijalankan dengan baik dan benar secara konsisten.5)Penggabungan promosi/joint promotion, hal ini berkaitan dengan brand name.6)Pemasokan, ini berlaku bagi franchisee tertentu, misalnya bagi franchisor yang merupakan supplier bahan makanan/minuman. Kadang franchisor juga memasok mesin-mesin atau peralatan yang diperlukan.

Franchisor yang baik biasanya ikut membantu franchisee untuk mendapatkan sumber dana modal dari investor (fund supply) seperti bank misalnya, meskipun itu jarang sekali. Perjanjan waralaba adalah perjanjian formal. Hal tersebut dikarenakan perjanjian waralaba memang disyaratkan pada pasal 2 PP No. 16 Tahun 1997 untuk dibuat secara tertulis dalam bahasa Indonesia. Hal ini diperlukan sebagai perlindungan bagi kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian waralaba.

Secara umum dikenal adanya dua macam atau jenis kompensasi yang dapat diminta oleh pemberi waralaba (franchisor) dari penerima waralaba (franchisee) :

Pertama, kompensasi langsung dalam bentuk moneter (direct monetary compensation) adalah lump sum payment dan royalty. Lump sum payment adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung terlebih dahulu yang wajib dibayarkan oleh penerima waralaba (franchisee) pada saat persetujuan pemberian waralaba disepakati. Sedangkan royalty adalah jumlah pembayaran yang dikaitkan dengan suatu presentasi tertentu yang dihitung dari jumlah produksi dan/atau penjualan barang dan/atau jasa yang diproduksi atau dijual berdasarkan perjanjian, baik disertai dengan ikatan suatu jumlah minimum atau maksimum jumlah royalty tertentu atau tidak.

Kedua, kompensasi tidak langsung dalam bentuk nilai moneter (indirect and nonmenetary compensation). Meliputi antara lain keuntungan sebagai akibat dari penjualan barang modal atau bahan mentah, yang merupakan satu paket dengan pemberian waralaba, pembayaran dalam bentuk deviden ataupun bunga pinjaman dalam hal pemberi waralaba juga turut memberikan bantuan financial, baik dalam bentuk ekuitas atau dalam wujud pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang, cost shifting atau pengalihan atas sebagian biaya yang harus dikeluarkan oleh pemberi waralaba, perolehan data pasar dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh penerima lisensi dan lain sebagainya.

Menurut pasal 3 ayat 1 PP nNo. 16 Tahun 1997, bahwa pemberi waralaba sebelum mengadakan perjanjian dengan penerima waralaba wajib menyampaikan keterangan-keterangan antara lain mengenai, nama pihak pemberi waralaba, hak atas kekayaan intelektual, persyaratan-persyaratan, bantuan dan fasilitas, hak dan kewajiban, pengakhiran, pembatalan dan perpanjangan perjanjian.

E. Kesempatan Mendirikan Usaha FrenchisePeluang Bisnis Franchise saat ini masih menjadi pilihan yang sangat menjanjikan , walau telah terbit peraturan baru tentang usaha franchise yang sedikit membuat bisnis franchise menurun dalam perkembangannya tetapi pilihan membeli bisnis franchise tetapi prioritas utama menjadi pilihan memulai usaha dan tetap saja beberapa pengusaha franchise yang kewalahan akan permintaan dari masyarakat membeli bisnis franchisenya , bahkan banyak sekali animo masyarakat didaerah yang ingin membeli bisnis franchise dari Jakarta untuk membuka didaerahnya masing-masing.

Peluang Bisnis Franchise tetap memiliki daya tarik tersendiri tetapi perlu dingat memulai usaha tidak hanya dengan konsep franchise tetapi adalah beberapa cara berbisnis lain yang juga cukup menarik misalnya Lisensi atau Business Opportunity , dan perlu diingat dengan konsep franchise mungkin memang sudah teruji kemampuan bisnisnya karena pengalaman dan Jaringan usahanya yang sudah kuat tetapi lisensi juga tidak kalah menariknya dengan franchise mungkin masih banyak yang belum memahami antara franchise , lisensi dan Business Opportunity.

Saat ini usaha franchise di Indonesia makin berkembang. Salah satu keuntungannya adalah namanya yang sudah terkenal sehingga tidak perlu banyak melakukan usaha promosi. Selain itu perhitungan waktu kembali modal juga lebih bisa dicapai sesuai sepanjang melakukan tahapan-tahapan yang diperlukan. Tentu saja dengan semakin cepat kembali modal, keinginan untuk berwirausaha tersebut semakin tinggi pula. Lengkapnya panduan mengoperasikan usaha oleh pewaralaba juga mampu menarik minat pebisnis pemula untuk membeli hak franchise ini.

Banyak perusahaan asing yang membuka usaha franchise di Indonesia, antara lain McDonalds, Popeye, KFC, dan Starbucks. Namun tak sedikit pula perusahaan domestik yang ikut meramaikan pasar. Tiap tahun diselenggarakan pameran franchise di Indonesia berlokasi di JCC, Senayan, Jakarta.

Menurut penyelenggara, 50% dari belasan ribu pengunjung pameran tersebut yang berlangsung di penghujung tahun 2009 saja menyatakan akan berinvestasi pada bisnis dalam jenis usaha franchise ini dan 40% peserta mendapatkan kontrak baru membuka cabang. Biaya masuk Rp 50 ribu yang dikenakan per pengunjung untuk 3 hari pameran tak menyurutkan niat para peminat usaha franchise di Indonesia untuk datang melihat-lihat peluang usaha franchise.

Membuka usaha franchise memang langkah yang lebih tepat dilakukan oleh calon pengusaha yang betul-betul belum memiliki pengalaman menerjuni dunia usaha. Banyak pengusaha baru yang berhasil dengan menjadi pewaralaba ini, sekalipun tidak sedikit pula yang gagal total. Memilih jenis usaha franchise itu sendiri memang memerlukan langkah tepat agar tidak salah jalan. Hanya saja besarnya investasi yang harus ditanamkan, membuat banyak calon pengusaha berpikir ulang..

Peluang usaha franchise merupakan ide yang cukup cerdas dalam usaha pengembangan bisnis dengan jumlah modal lebih rendah bila dibandingkan dengan pengembangan usaha secara manual. Siapapun dapat menggunakan strategi bisnis dengan peluang usaha franchise. Walaupun dengan usaha yang cukup kecil, semua orang dapat membuka dan menjalankan peluang usaha franchise.

Pemilik franchise akan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan usaha serta mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Tentunya dengan sistem pengelolaan yang baik. Misalnya saja seorang wirausahawan mempunyal sebuah usaha dengan satu jenis makanan sebagal produk utamayang dipasarkan. Membuka sebuah peluang usaha franchise untuk usaha si wirausahawan tersebutmerupakan cara yang efektif untuk sebuah perluasan usaha.

Jika suatu peluang usaha franchise mempunyai hasil yang baik, yang ditunjukkan dengan jumlah pelanggan yang cukup banyak serta kualitas produk yang dapat diandalkan, peluang usaha franchise dapat dipromosikan pada semua orang melalui berbagai media seperti brosur ataupun surat kabar lokal.

Para pemilik franchise juga harus berperan serta secara aktif pada acara - acara daerah yang dapat menjadi peluang usaha bagi franchise untuk tampil dan dikenal banyak orang. Misalnya saja pada sebuah festival masakan atau jajanan, hal tersebut merupakan kesempatan emas untuk mengembangkan peluang usaha franchise yang telah dimiliki.

Para pemilik franchise dapat memperkenalkan produknya pada semua orang balk peanggan maupun masyarakat yang mungkin berminat untuk mencoba menanamkan modal pada petuang usaha franchise yang dimiliki.

Bagaimana cara membangun usaha franchise memang memerlukan beberapa tahap dan perlu persiapan yang cukup matang sehingga usaha yang akan difranchisekan benar benar merupakan usaha franchise yang dapat memberikan keuntungan dan dapat bertahan lama, berikut adalah langkah langkah bagaimana cara memfranchisekan usaha yang dimiliki :

1 Langkah awal sebelum memfranchisekan usaha adalah menentukan bisnis konsep dan bisnis model yang standar ini merupakan dasar terpenting dalam proses mengembangkan usaha dengan konsep franchise. Para pemilik franchise perlu evaluasi terhadap bisnisnya dengan bagaimana cara para pemilik franchise membuat konsep bisnis dan model bisnis menjadi standart sehingga usaha yang dimiliki akan sama dan seragam dengan yang dimiliki mitra pemilik franchise.

2. Langkah berikutnya adalah melakukan kajian franchisability, dalam melakukan kajian franchisability dapat kita ketahui apakah bisnis kita layak atau tidak jika dijalankan dengan konsep franchise karena dalam proses ini kita dapat mengetahui berapa besar berapa lama pengembalian modalnya.

3.Langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan dokumen franchise ( System Development ) seperti penyusunan SOP , pembuatan perjanjian franchise dan dokumen yang lainnya.

4. Langkah selanjutnya melakukan persiapan pemasaran dan launching misalnya dengan mengikuti pameran beriklan dimedia massa atau pembuatan brosur brosur yang dapat memberikan daya tarik bagi calon mitra pemilik franchise.

5. Langkah terakhir adalah melakukan monitoring dan penyempurnaan

Dengan melakukan 5 langkah tersebut diatas tentunya para pemilik franchise dapat menjadikan usahanya dengan konsep franchise dan yang terpenting adalah apakah para pemilik franchise sudah mempersiapkan diri untuk menjadi pemberi usaha franchise atau franchisor karena akan banyak hal hal yang tak terduga yang akan ditemukan dalam menjalankan usaha dengan konsep franchise, dan akan lebih baik jika dibantu oleh konsultan franchise yang sudah berpengalaman.Di Indonesia ada 20 kategori usaha yang sering atau pernah menjadi objek bisnis franchise:

1. Bidang usaha makanan: Restoran, contoh: Rumah makan WapoMakanan siap hidang, contoh: McD. KFC, A&W, Burger KingMakanan ringan (es krim, yogurt, baked goods, donat, pastry), contoh: Mama Oven, Hagen daaz, Baskin Robins, J.CO Makanan khusus (speciality foods), contoh: Ayam goreng Solo2. Jasa konsultan dan keperluan bisnisAneka jasa konsultan (business aids and services)Jasa pencarian dan penempatan tenaga kerja (employment services)Periklanan dan direct mail3. Jasa pemeliharaan, perbaikan dan kebersihan Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan rumah (maintenance, cleanding and sanitation) Jasa kebersihan gedung dan rumah (janitorial, maid and personal services)Jasa pertamanan (lawn garden, agricultural supplies and services)4. Jasa pialang pembelian rumah dan penyewaan property, contoh: Ray White, Century 215. Jasa penjualan, pemeliharaan dan reparasi kendaraan bermotor.6. Toko pengecer keperluan pribadi dan rumah tangga:Toko pengecer barang khusus (speciality retail stores)Toko keperluan sehari-hari (convenience store)Toko pakaian dan sepatu.

7. Hotel dan tempat penginapan8. Kontraktor perumahan dan tempat komercial9. Percetakan dan fotocopy10. Penjualan dan pemeliharaan perabot rumah tangga seperti home furnishing, retail and repair services)11. Penyewaan mobil dan truck12. RekreasiExercise, sports, entertainment and services Penyewaan video, audio products and services13. Penjualan computer dan electronic14. Jasa dan produk pemeliharaan kesehatan15. Biro perjalanan16. Produk dan jasa pendidikan (health aids products and services)17. Jasa pengepakan dan pengiriman (package preparation/ shipment/ mail services)18. Salon rambut dan kecantikan,19. Binatu (laundry and dry cleaning)20. Jasa untuk anak (children services)

Kecenderungan masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia usaha terus meningkat, dengan berbagai latar belakang yang menjadi alasannya. Tentu saja kondisi ini sangat baik karena artinya antrian para penganggur yang mencari pekerjaan bisa sedikit tertanggulangi dengan banyak bermunculan peluang pekerjaan. Kecenderungan untuk berwirausaha juga merupakan sikap yang patut diacungi jempol, karena akan menepis stigma yang selama ini berlaku bahwa selesai sekolah/kuliah adalah mencari pekerjaan. Namun menurut ormitamedia.com, tumbuhnya jiwa wirausaha atau keinginan untuk berwirausaha tersebut juga harus mendapat bimbingan yang baik dan benar, agar para calon pengusaha ini tidak menemui salah langkah. Kekeliruan dalam melangkah ketika memulai usaha, menyebabkan akan mudah mengalami kerugian. Dan bila hal ini terjadi kondisi yang telah kondusif untuk berusaha atau berwirausaha itu akan teracuni.

Selain itu berbagai fasilitas dan perijinan yang dipermudah juga akan membuat para calon pengusaha itu semakin tertarik. Ini memang tugas dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Jangan sampai di satu sisi dikampanyekan terus agar masyarakat berwirausaha, namun ketika keinginan untuk berwirausaha itu sudah tumbuh justru dimatikan secara pelan-pelan dengan sulitnya mengurus perijinan.

Memulai membuka usaha baru memang tidak semudah membalikkan tangan. Perlu berbagai persiapan yang dijalankan, agar usahanya benar-benar bisa berkembang dengan baik. Namun ada kalanya sekalipun telah melakukan persiapan dan perhitungan yang matang, usaha itu kemudian terseok-seok di tengah jalan dan akhirnya mengalami kerugian bahkan tidak sedikit yang gulung tikar. Untuk mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi para calon pengusaha, ada langkah jitu yang bisa dilakukan yaitu dengan memulai usaha yang telah difranchaiskan. Bidang usaha franchise memang telah teruji di lapangan dan telah memiliki pengalaman untuk mengatasi berbagai kendala.

Panduan Memulai Usaha Franchise di Indonesia

Beberapa kesalahan pebisnis pemula saat membeli franchise adalah kurang selektif dalam memilih pewaralaba, kekurangan dana operasional, terlalu mengandalkan pewaralaba, dan tidak bisa menentukan lokasi bisnis yang tepat dan strategis sebagai tempat usaha. Tentu saja hal-hal seperti ini harus dipersiapkan sejak awal. Beberapa perusahaan yang membuka kesempatan franchise telah menyediakan waktu untuk berkonsultasi termasuk membantu dalam menentukan lokasi usaha. Hal ini dilakukan agar waralaba yang mereka kembangkan juga semakin berkembang, yang salah satu cirinya adalah dengan semakin banyaknya orang yang mengajukan diri untuk menjadi bagian dari sistem waralaba tersebut.

Perlu disadari bahwa memang saat ini usaha franchise di Indonesia sedang booming. Namun Anda jangan mudah terpukau oleh janji muluk pewaralaba. Jika Anda memang betul-betul awam dalam masalah bisnis, ajaklah rekan atau kerabat Anda yang lebih paham untuk mendampingi Anda pada saat akan memulai usaha tersebut. Selain itu kecerdikan Anda dalam memilih produk yang akan dijual juga merupakan kunci keberhasilan usaha yang akan dikembangkan.

Saat ini perusahaan yang baru buka dan baru memiliki 1-2 cabang saja sudah bisa menawarkan hak franchise. Pilihlah pewaralaba yang betul-betul sudah berpengalaman berbisnis di Indonesia. Yang sudah terbukti bahwa produk dan jasa bisnis mereka memang terpercaya dan berprospek baik pada perkembangan ekonomi di Indonesia. Tentang hal ini Anda bisa mencari berbagai informasi terkait dengan produk atau perusahaan yang sedang diwaralabakan tersebut.

Hal yang tak kalah pentingnya bila Anda akan membuka usaha waralaba ini adalah pelajari betul proyeksi investasi dan balik modal yang mereka tunjukkan. Mintalah business plan yang rinci. Lihat apakah mereka realistis dalam memperkirakan pasar dan penjualan atau tidak. Kondisikan prediksi yang mereka buat dengan kondisi masyarakat yang ada di tempat Anda, sehingga perencanaannya menjadi realistis.

Kekurangan dana operasional juga bisa menjadi salah satu penyebab cepatnya bisnis franchise gulung tikar. Dengan memiliki nama terkenal, Anda memang tak perlu lagi mengeluarkan biaya promosi yang tinggi. Namun jangan lupa, semakin terkenal dan semakin besar sebuah nama bisnis di Indonesia, biaya franchise-nya pun semakin tinggi. Sehingga diperlukan modal yang tidak sedikit. Selain itu laba yang Anda peroleh juga masih harus dikurangi dengan franchise fee yang lamanya tergantung dari kesepakatan.

Pada sebagian franchise, Anda pun harus membayar biaya royalti setiap bulannya. Biasanya biaya royalti yang dikenakan berupa persentase (antara 5-10%) dari total penjualan atau laba Anda. Jadi semakin besar pendapatan Anda semakin besar pula royalti yang Anda harus bayar.

Jangan sampai biaya ini itu yang wajib Anda bayarkan di awal maupun rutin, mengurangi kemampuan Anda untuk membayar biaya operasional bisnis seperti untuk menggaji karyawan, biaya listrik, dan biaya telepon. Perhitungkan benar semuanya, sediakan cash keras di awal bisnis yang aman untuk operasional selama 1 tahun.

Jika Anda terlalu mengandalkan panduan dari pewaralaba, Anda juga bisa kehilangan pelanggan Anda. Ingat, bukan hanya Anda yang memiliki bisnis yang sama, tapi juga terwaralaba lainnya. Jika Anda kurang inovatif dalam menjalankan bisnis, tidak mustahil pelanggan Anda akan lari ke bisnis milik pewaralaba lainnya.

Hal lain yang mutlak perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis adalah lokasi. Selisih beberapa meter saja bisa membuat penjualan Anda naik drastis atau turun drastis. Mintalah panduan pihak pewaralaba untuk membantu survei lokasi. Namun beberapa pewaralaba besar sudah memasukkan biaya survei lokasi ke dalam paket investasi awal.

PENUTUPA.KesimpulanBerdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwaWaralaba adalah suatu sistem bisnis baru yang dikenalkan oleh amerika dan menjadi bisnis yang diterima oleh pemerinatahan Indonesia dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan tentang waralaba tersebut. Waralaba adalah kerjasama antara franchisor dengan franchise untuk memperluas pemasaran suatu produk yang sudah dikembangkan oleh franchisor terlebih dahulu.

Kesempatan mendirikan Usaha Franchise terutama di Indonesia saat ini masih menjadi pilihan yang sangat menjanjikan, beberapa pengusaha franchise yang kewalahan akan permintaan dari masyarakat membeli bisnis franchisenya, bahkan banyak sekali animo masyarakat didaerah yang ingin membeli bisnis franchise dari Jakarta untuk membuka didaerahnya masing-masing.

Siapapun dapat menggunakan strategi bisnis dengan peluang usaha franchise. Walaupun dengan usaha yang cukup kecil, semua orang dapat membuka dan menjalankan peluang usaha franchise.Memulai membuka usaha baru memang tidak semudah membalikkan tangan. Perlu berbagai persiapan yang dijalankan, agar usahanya benar-benar bisa berkembang dengan baik. Untuk mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi para calon pengusaha, ada langkah jitu yang bisa dilakukan yaitu dengan memulai usaha yang telah difranchisekan. Bidang usaha franchise memang telah teruji di lapangan dan telah memiliki pengalaman untuk mengatasi berbagai kendala.

B.SaranPenerapan franchise secara umum dimana kerugian di tanggung masing-masing pemegang franchisee dan modal yang di keluarkan dianggap hangus, maka disarankan apabila kita menjalankan bisnis waralaba seharusnya mengikuti prinsip dasar transaksi dalam hukum dan barang yang dibuat untuk transaksi tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Utomo, Setiawan. Fiqih Aktual. Jakarta: Gema Insani, 2003.Sumarsono, Sonny. Manajemen Bisnis Waralaba. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.Wijaya, Gunawan. Seri Hukum Bisnis. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2001.http://pmiikomfaksyahum.wordpress.comhttp://waralaba.wordpress.com

[1] Sonny Sumarsono, Manajemen Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 1.[2]Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis (Jakarta: PT Grafindo Persada 2001), 7.[3] Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual (Jakarta: Gema Insani, 2003), 54.[4] Wijaya, Seri Hukum Bisnis, 26-28.[5] Ibid, 28-31. [6] Ibid, 20.[7] http://waralaba.wordpress.com[8] http://pmiikomfaksyahum.wordpress.com

Bursa Franchise. http://bursafranchise.com/kontrak-perjanjian-franchise-waralaba.Raharjo, Tri. 16 June 2008. Blog Seputar Franchise. http://salamfranchise.com/.Sukandar, Anang. 2007.Direktori Franchise Indonesia. Jakarta : Asosiasi FranchiseIndonesia.. _____ Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba.1