tugas tambahan ujian
DESCRIPTION
rtTRANSCRIPT
Rectal Toucher (Colok Dubur)
Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi pelican
ke dalam lubang dubur. Pemeriksaan ini menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan
kontraksi sfingter ani sehingga dapat menyulitkan pemeriksaan. Oleh karena itu, perlu
dijelaskan terlebih dahulu kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
agar pasien dapat bekerja sama dalam pemeriksaan ini.1
Ada beberapa posisi untuk colok dubur :7
1. Left lateral (Sims ) position.
Rutin digunakan untuk wanita atau prosedue standar laki-laki. Pasien
miring kekiri,
dengan tungkai atas kanan fleksi, sedangkan tungkai bawah kiri semi
ekstensi.
Panggul harus menungging dan sejajar dengan pinggir tempat tidur.
2. Knee-elbow position.
Baik untuk perabaan prostat dan vesikula seminalis.
3. Dorsal position.
Pasien tidur dengan posisi setengah duduk posisi lutut ditekukkan(fleksi).
Telunjuk tangan kanan pasien masuk kedubur dengan melintasi dibawah
paha kanan pasien. Untuk bimanual palpasi tangan kiri diatas supra pubis.
4. Lithotomy position.
Dilakukan pada meja operasi.Bimanual dengan telunjuk kanan pada rektum
sedang tangan kiri pada supra pubis.
Bulbocavernosus reflex
Bulbocavernosus reflex (BCR) merupakan suatu reflek yang ditandai dengan kontraksi
dari otot bulbospongiosus (otot sfingter ani) ketika dorsum penis ditarik atau glans penis
dikompresi.2 BCR merupakan suatu tes yang digunakan untuk mengetahui adanya syok
spinal dan spinal cord injury atau impoten neurogenik (disfungsi erektil karena penyakit
neurologis). Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai integritas medulla spinalis suatu
individu yang pada dasarnya menunjukkan fungsi sensorik dan motorik dari serabut
sakralis, terutama S-2, S-3, dan S-4.3,4 Penilaian BCR dilakukan dengan cara
merasakan adanya reflek jepitan pada sfingter ani pada jari akibat adanya rangsangan
sakit yang kita berikan pada glans penis atau klitoris.1
IVP (Intravenous Pyelografi)
IVP (Intravenous Pyelogram) adalah foto yang dapat menggambarkan keadaan
sistem urinaria melalui bahan kontras radio-opak. Pencitraan ini dapat menunjukkan
adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal dan saluran kemih.1
Pemeriksaan IVP dapat membantu untuk menilai abnormalitas dari saluran kemih,
sekaligus untuk menilai seberapa cepat dan efisien suatu sistem pada pasien dalam
mengatasi fluid waste. Pemeriksaan IVP ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi
masalah pada saluran kemih seperti:5
Batu ginjal
Pembesaran prostat
Tumor di ginjal, ureter, atau vesika urinari
Perlukaan dari infeksi saluran kemih
anomaly congenital pada saluran kemih
Pemeriksaan IVP memerlukan persiapan yaitu :6
a. 2 hari sebelum foto IVP penderita hanya makan bubur kecap
b. Minum air putih yang banyak
c. Jam 24.00 WIB minum obat pencahar/laksan untuk membersihkan kolon dari
feses yang menutupi daerah ginjal.
d. Selanjutnya puasa sampai dilakukan foto
e. Dilarang banyak bicara untuk mengurangi udara (gas) dalam lambung dan
usus.
Untuk bayi dan anak diberikan minum yang mengandung karbonat, tujuannya untuk
mengembangkan lambung dengan gas. Usus akan berpindah, sehingga bayangan
kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung yang terisi gas. Sebelum pasien disuntikkan
urofin 60% harus dilakukan terlebih dahulu uji kepekaan. Jika pasien alergi terhadap
kontras maka pemeriksaan pielografi intravena dibatalkan.6
Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni,
Tidak memiliki riwayat alergi
Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur
kadar BUN atau kreatininnya (<2). Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan
dikeluarkan lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan
sangat berbahaya bagi pasien.6
Bahan kontras yang dipakai biasanya adalah yodium dengan dosis 300 mg/kg berat
badan atau 1 ml/kg berat badan. Dimana teknik pelaksanaannya yaitu pertama kali
dibuat foto polos perut (sebagai kontrol). Setelah itu bahan kontras disuntikan secara
intravena, dan dibuat foto serial beberapa menit hingga satu jam, dan foto setelah
miksi. Jika terdapat keterlambatan fungsi ginjal, pengambilan foto diulangi setelah jam
ke-2, jam ke-6, atau jam ke-12. Pada menit-menit pertama tampak kontras mengisi
glomeruli dan tubuli ginjal sehingga terlihat pencitraan dari parenkim(nefrogram) ginjal.
Fase ini disebut sebagai fase nefrogram. Selanjutnya kontras akan mengisi sistem
pelvikalises pada fase pielogram.1
Tabel Tahapan Pembacaan Foto IVP1
MENIT URAIAN0 Foto Polos Perut
5 Melihat fungsi ekskresi ginjal. Pada ginjal normal sistem pelvikaliseal sudah
tampak
15 Kontras sudah mengisi ureter dan buli-buli
30 Foto dalam keadaan berdiri, dimaksudkan untuk menilai kemungkinan
terdapat perubahan posisi ginjal (ren mobilis)
60 Melihat keseluruhan anatomi saluran kemih, antara lain : filling defect,
hidronefrosis, atau kelainan lain.
Pada buli-buli diperhatikan adanya identasi prostat, trabekulasi, penebalan
otot detrusor, dan sakulasi buli-buli
Pasca
miksi
Menilai sisa kontras (residu urine) dan divertikel pada buli-buli
Perlu diwaspadai bahwa pemberian bahan kontras secara intravena dapat
menimbulkan reaksi alergi berupa urtikaria, syok anafilaktik, sampai timbulnya
laringospasmus. Disamping itu foto IVP tidak boleh dikerjakan pada pasien gagal ginjal,
karena pada keadaan ini bahan kontras tidak dapat diekskresi oleh ginjal dan selain itu
bahan kontras dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang lebih parah karena bersifat
nefrotoksik. Perlu diwaspadai kemungkinan resiko terjadinya toksisitas bahan kontras
pada nefropati diabetikum, myeloma multiple, hiperurikosuria, amiloidosis, sebelumnya
diketahui menderita gagal ginjal, dan beberapa keadaan yang menyebabkan terjadinya
proteinemia berat.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo Basuki. 2011. Dasar-dasar Urologi edisi ketiga. Sagung Seto.
2. Bulbocavernosus Reflex – Wheeless’ Textbook of Orthopaedics. Dikutip dari
http://www.wheelessonline.com/ortho pada tanggal 28 September 28, 2015
3. Grisold Wolfgang, Riccardo Soffietti. 2012. Neuro-Oncology Part I : Handbook of
Clinical Neurology. Elsevier.
4. Larner AJ. 2010. A Dictionary of Neurological Signs. Springer Science &
Business Media.
5. http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=ivp diakses pada tanggal 28
September 2015
6. Pemeriksaan radiologi pada ginjal diakses dari
http://coass-kita.blogspot.co.id/2012/06/pemeriksaan-radiologi-pada-ginjal.html
pada tanggal 28 September 15