tugas si cinta

12
PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN Oleh : Is Susiloningtyas Staf Pengajar Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang Tablet besi berguna untuk kesehatan ibu dan bayi Proses haemodilusi yang terjadi pada masa hamil dan meningkatnya kebutuhan ibu dan janin, serta kurangnya asupan zat besi lewat makanan mengakibatkan kadar Hb ibu hamil menurun. Untuk mencegah kejadian tersebut maka kebutuhan ibu dan janin akan tablet besi harus dipenuhi. Anemia defisiensi besi sebagai dampak dari kurangnya asupan zat besi pada kehamilan tidak hanya berdampak buruk pada ibu, tetapi juga berdampak buruk pada kesejahteraan janin. Hal tersebut dipertegas dengan penelitian yang dilakukan yang menyatakan anemia defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur. Lebih lanjut dalam penelitiannya tentang mekanisme biologi dampak pemberian zat besi pada pertumbuhan janin dan kejadian kelahiran premature melaporkan anemia dan defisiensi besi dapat menyebabkan ibu dan janin menjadi stres sebagai akibat diproduksinya corticotropin - releasing hormone (CRH). Peningkatan konsentrasi CRH merupakan faktor resiko terjadinya kelahiran prematur, pregnancy - induced hypertension. Disamping itu juga berdampak pertumbuhan janin. Temuan lain pada penelitian yang dilakukan adalah pemberian tablet besi sebelum hamil dapat meningkatkan berat badan lahir bayi. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Cristian (2003) dan Palma (2007) yang menyatakan suplemen zat besi berhubungan dengan resiko BBLR pada ibu yang mengalami anemia. Gangguan pertumbuhan janin yang ditimbulkan tergantung pada periode pertumbuhan apa ibu mengalami anemia. Penelitian yang dilakukan Georgieftt (2008) menyatakan kejadian defisiensi besi pada awal kehidupan janin berdampak pada gangguan neural, metabolisme monoamine dan proses myelinasi. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan intra

Upload: ridwan-nawawi

Post on 13-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Si Cinta

PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILANOleh:Is SusiloningtyasStaf Pengajar Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Tablet besi berguna untuk kesehatan ibu dan bayi Proses haemodilusi yang terjadi pada masa hamil dan meningkatnya kebutuhan ibu

dan janin, serta kurangnya asupan zat besi lewat makanan mengakibatkan kadar Hb ibu hamil menurun. Untuk mencegah kejadian tersebut maka kebutuhan ibu dan janin akan tablet besi harus dipenuhi. Anemia defisiensi besi sebagai dampak dari kurangnya asupan zat besi pada kehamilan tidak hanya berdampak buruk pada ibu, tetapi juga berdampak buruk pada kesejahteraan janin. Hal tersebut dipertegas dengan penelitian yang dilakukan yang menyatakan anemia defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran prematur. Lebih lanjut dalam penelitiannya tentang mekanisme biologi dampak pemberian zat besi pada pertumbuhan janin dan kejadian kelahiran premature melaporkan anemia dan defisiensi besi dapat menyebabkan ibu dan janin menjadi stres sebagai akibat diproduksinya corticotropin - releasing hormone (CRH). Peningkatan konsentrasi CRH merupakan faktor resiko terjadinya kelahiran prematur, pregnancy - induced hypertension. Disamping itu juga berdampak pertumbuhan janin.

Temuan lain pada penelitian yang dilakukan adalah pemberian tablet besi sebelum hamil dapat meningkatkan berat badan lahir bayi. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Cristian (2003) dan Palma (2007) yang menyatakan suplemen zat besi berhubungan dengan resiko BBLR pada ibu yang mengalami anemia.

Gangguan pertumbuhan janin yang ditimbulkan tergantung pada periode pertumbuhan apa ibu mengalami anemia. Penelitian yang dilakukan Georgieftt (2008) menyatakan kejadian defisiensi besi pada awal kehidupan janin berdampak pada gangguan neural, metabolisme monoamine dan proses myelinasi. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan intra uterin diperoleh janin dari nutrisi yang ada di tubuh ibunya. Kebutuhan janin ditransfer dari tubuh ibu melaluilasenta. Kebutuhan janin yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin.

Metabolisme tubuh membutuhkan oksigen agar dapat menghasilkan energi dan komponen lain yang dibutuhkan tubuh. Ketersediaan oksigen besi dalam tubuh ibu dapat dilihat dari adanya tanda dan gejala: letih, lemah, lesu, pusing dan mudah lupa sebagai akibat tidak terbentuknya energi secara optimal.

2.1.2 Fungsi Vitamin A

2.1.2.1 Fungsi vitamin A pada metabolisme umum

Pada metabolisme umum fungsi ini tampaknya erat berkaitan dengan

metabolisme protein.

a. Integritas epitel

Page 2: Tugas Si Cinta

Pada defisiensi vitamin A terjadi gangguan struktur maupun fungsi

epitelium, terutama yang berasal ektoderm. Epitel kulit menebal dan terjadi

hyperkeratosis. Kulit menunjukkan xerosis (kering) dan garis- garis

gambaran kulit tampak tegas. Pada mulut folikel rambut terjadi gumpalan

kreatin yang dapat diraba keras, memberikan kesan berbonjol- bonjol

seperti kulit kodok tanah (toadskin). Kondisi ini disebut juga phrenoderma

atau hyperkeratosis follicularis. Permukaan kulit tersebut sering pula terasa

gatal (pruritus).

b. Pertumbuhan

Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pertumbuhan. Rupanya dasar

hambatan pertumbuhan ini karena hambatan sintesa protein. Gejala in

tampak terutama pada anak- anak (BALITA), yang sedang ada dalam

periode pertumbuhan yang sangat pesat. Tampaknya sintesa protein

memerluka vitamin A, sehingga pada defisiensi vitamin ini terjadi

hambatan sintesa protein yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan.

Telah dilaporkan bahwa pada defisiensi vitamin A terdapat penurunan

sintesa RNA, sedang RNA merupakan satu faktor penting pada proses

sintesa protein.

c. Permeabilitas membran

Berbagai percobaan in vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa vitamin A

berperan dalam mengatur permeabilitas membran sel maupun membran dari

suborganel selular. Melalui pengatura permeabilitas membran sel, vitamin

A mengatur konsentrasi zat- zat gizi di dalam sel yang diperlukan untuk

metabolisme sel.

d. Pertumbuhan Gigi

Ameloblast yang membentuk email sangat dipengaruhi oleh vitamin A.

Pada kondisi kekurangan vitamin A ketika bakal gigi dibentuk, terjadi

hambatan pada fungsi ameloblast, sehingga terbentuklah email gigi yang

defektif dan sangat peka terhadap pengaruh faktor- faktor cariogenik.

e. Produksi Hormon Steroid

Diketahui bahwa vitamin A berperan di dalam sintesa hormon- hormon

steroid. Terdapat sejumlah hormon steroid yang bersangkutan dengan

proses kehamilan dan proses pengaturan keseimbangan garam dan cairan

Page 3: Tugas Si Cinta

tubuh. Berbagai penelitian dan percobaan menunjukkan bahwa pada

defisiensi vitamin A terjadi hambatan pada sintesa hormon- hormon steroid.

SINOPSIS TESIS

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN A TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI

PUSTU TAMANSARI MUMBULSARI TAHUN 2014

Disusun untuk memenuhi persyaratan seleksi masuk Pascasarjana Kebidanan Universitas Brawijaya Malang

Oleh :

DIAN ABY RESTANTY

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.

Manfaat

2.2. Manfaat ASIMenurut Depkes RI (2002), manfaat pemberian ASI segera setelah lahir antara lain :1.Menyusui dalam waktu 30 menit setelah melahirkan akan merangsang produksi dan pengeluaran ASI.2.Bayi yang lahir sehat pada jam pertama dalam keadaan waspada dan mulut siap mengisap.3.Menyusui bayi segera setelah lahir menyebabkan terjadinya kontak kulit bayi baru lahir dengan kulit ibu secara langsung akan menghangatkan bayi, mencegah terjadi hipotermi (penurunan suhu tubuh), dan mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi.Menurut Roesli (2007), ada 4 manfaat pemberian ASI,di antaranya:1.Manfaat bagi bayi1.1.Sebagai nutrisiSetiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih kelenjarair susu yang akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya.1.2.Meningkatkan daya tahan tubuh bayiZat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, pilek dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat akan lebih berkembang kepandaiannya daripada anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.1.3.Meningkatkan kecerdasanKecerdasan ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik ini tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa, sedangkan faktor lingkungan ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi. Secara garis besarnya adalah melalui pola asuh, asih dan asah. Pola asuh menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Pola asih menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya, sedangkan pola asah menunjukkan kebutuhan bayi untuk merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal.

Page 4: Tugas Si Cinta

Mengingat hal-hal tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI (eksklusif) selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian dr. Lucas dalam Roesli (2007) terhadap bayi prematur membuktikan bahwa bayi prematur yang diberi ASI (eksklusif) mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi secara bermakna (8,3 poin lebih tinggi) dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI (eksklusif). 1.4.Meningkatkan jalinan kasih sayangBayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.2.Manfaat bagi ibu2.1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkanApabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar oxytocin yang berguna untuk penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan.2.2. Mengurangi terjadinya anemiaMenyusui mengurangi terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.2.2.Menjarangkan kehamilanMenyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai usia bayi 12 bulan.2.3.Mengecilkan rahimKadar oxytocin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.2.4.Lebih cepat langsing kembaliOleh karena menyusui memerlukan energi, maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu akan menyusut atau lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.2.5.Mengurangi kemungkinan menderita kankerBeberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi usia 2 tahun, diduga kejadian kanker payudara akan berkurang sampai 25%. Menyusui juga akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20-25%. 2.6.Lebih ekonomis/murahPemberian ASI akan menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan bayi, dan biaya perawatan bayi selama di rumah sakit.2.7.Tidak merepotkan dan hemat waktuASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus memasak atau menyiapkan air, tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas, tidak merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita akan repot mencarinya.2.9.Memberi kepuasan bagi ibuIbu yang berhasil memberikan ASI terutama ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

Page 5: Tugas Si Cinta

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang MasalahUntuk menciptakan masyarakat yang sehat dinas kesehatan dan puskesmas melakukan berbagai upaya seperti, bagian dari sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta kader dan masyarakat untuk menangani masalah gizi yang pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat namun penanggulangan tidak dapat dilakukan lewat pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait (Supariasa. 2002).KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak yang bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan tersebut dikenal dengan SKDN.Pengertiannya S adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu, K adalah jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS, D adalah jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini, N adalah jumlah balita yang naik berat badanya. Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan, kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu, tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan, kecenderungan status gizi, efektifitas kegiatan. (Suhardjo. 1996).

1.2 Tujuan1. Pembaca mengerti mengenai SKDN2. Memberitahu pembaca mengenai gambaran status gizi melalui balok SKDN3. pembaca mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan data SKDN4. Menjelaskan pengolahan data SKDN

1.3 Rumusan MasalahApa kepanjangan  SKDNBagaimana gambaran status gizi melalui balok SKDNBagaimana sistem pelaporan data SKDNBagaimana cara pengolahan data SKDN

BAB IIPEMBAHASAN

2.1     PengertianKMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak yang bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan tersebut dikenal dengan SKDN.SKDN  adalah data untuk memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai singkatan yaitu sebagai berikut:S= adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,K =jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,N= jumlah balita yang naik berat badanya.Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan penimbangan (K/S),

Page 6: Tugas Si Cinta

kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K), tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi (N/D), efektifitas kegiatan (N/S). (Suhardjo. 1996).

2.2 Perhitungan SKDNPemantauan status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan bulanan posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN tersebut. Indikator yang dipakai adalah N/D (jumlah anak yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %). Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan N/D dan D/S setiap bulan pada wilayah masing-masing wilayah kecamatan. Pematauan status gizi dilaporkan setiap bulan dengan mempergunakan format laporan yang telah ada.Balita yang datang dan ditimbang (D/S)PengertianBalita yang datang dan ditimbang (D) adalah semua balita yang datang dan ditimbang berat badannya.

Definisi OperasionalBalita yang datang dan ditimbang (D) adalah semua balita yang datang dan ditimbang berat badannya (D) di posyandu maupun di luar posyandu satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Balita yang naik berat badannya (N/D)Definisi Operasional Balita yang naik berat badannya (N) adalah balita yang ditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik dan mengikuti garis pertumbuhan pada KMS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Rumusnya

Contoh Kasus :Dari laporan kegiatan Gebyar Posyandu  27 pada tanggal 27 Desember 2008, didapat data, seperti ; (DKI Jakarta) tercatat jumlah seluruh Balita yang ada sebesar 553.775 Balita, dan sebanyak 425.946 diantaranya telah memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS), sementara itu, sebanyak 279.371 balita ditimbang berat badannya, sedangkan balita yang naik berat badannya adalah sebanyak 148.642 anak.Cara Perhitungan:Cakupan kegiatan program (output) yaitu:Jumlah Kelompok masyarakat yang sudah diberikan pelayanankesehatan (Numerator)Jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program

(Denominator)Dengan konstanta yang digunakan adalah persentase (%)Jumlah kelompok masyarakat dengan konstantaCakupan Kegiatan yang sudah diberikan pelayanan digunakan adalahProgram (Output)  ˭    kesehatan (numerator)     X    persentase (%)yaituJumlah kelompok masyarakatYang menjadi sasaran programdenominatorCakupan balita yang memiliki KMS (K) :=  425.946/553.775  X  100%  = 76,92%

Page 7: Tugas Si Cinta

Cakupan balita yang ditimbang (D)   :

= (279.371)/(553.775)  X  100%  =  50,45% dari 553.775 balita

Cakupan balita yang timbangannya naik (N)  :

= 148.642/553.775  X  100%  =  53,21% dari 279.371 balita yang ditimbang

Dan sebesar tercatat, 21.300 atau 7,62% balita dengan status Kurang Gizi (KG) NDKS : 5,993 atau 2,14% balita dengan status Gizi Buruk (GB).

2.2 PengolahanDalam pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya seorang anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg,ketika data berat tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita warna, pada contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang mengalami kenaikan BB (lihat buku pemantau pertumbuhan). Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam bentuk proporsi N/D, D/S, K/S dan BMG/D untuk masing-masing posyandu. Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pospenimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis SKDN. Analisinya terdiri dari:

Tingkat partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yangada di wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/Sx 100%), hasilnya minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu akan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya atau pola pertumbuhan baerat badannya.

Tingkat Liputan Program Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada diwilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%). Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita–balita yang telah mempunyai KMS telah mempunyai alat instrument untuk memantau berat badannya dan data pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS makan pada dasarnya program POSYANDU tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah atau bisa juga dikatakan balita tersebut. Khusus untuk Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus (S-K)/S x 100%), yaitu jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu dikurangi Jumlah balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu tersebut. Semakin tinggi Presentasi Kehilangan kesempatan, maka semakin rendah kemauan orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untuk memantau pertumbuhan berat badan balita atau juga pola pertumbuhan berat badan balita

Indikator lainnya2 adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat badan.

Indikator lainnya dalam SKDN adalah indicator Drop-Out, yaitu balita yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan kesehatan.  Rumusnya

Page 8: Tugas Si Cinta

yaitu jumlah balita yang telah mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balitayang ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai KMS ((K-D)/K x 100%).

Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antara jumlah balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dibagi dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D). Rumusnya adalah (BGM/D 100%)A.

2.3 Cara PenyajianKomponen OutputMenurut Azrul Azwar, DR,dr, MPH, output merupakan hasil dari statu pekerjaan administrasi, dalam ilmu kesehatan dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health service). Kinerja output disini meliputi cakupan hasil program gizi di Posyandu yang dapat dilihat dalam bentuk persentase cakupan yang berhasil dicapai oleh suatu Posyandu. Adapun cakupan hasil program gizi di Posyandu tersebut adalah sebagai berikut :

Cakupan Program (K/S)Cakupan program (K/S) adalah Jumlah Balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu kemudian dikali 100%. Persentase K/S disini, menggambarkan berapa jumlah balita diwilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut telah tercapai.

Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) adalah Jumlah Balita yang ditimbang di Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu kemudian dikali 100 %. Persentase D/S disini, menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi masyarakat di dareah tersebut yang telah tercapai.

Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K) adalah Jumlah Balita yang ditimbang di Posyandu dalam dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian dikali 100%. Persentase D/K disini, menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai.

Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) adalah : Rata – rata jumlah Balita yang naik berat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di Posyandu kemudian dikali 100%. Persentase N/D disini, menggambarkan berapa besar hasil penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai.