129426684 laporan tugas besar si 3131 irigasi dan bangunan air 15010071

Upload: hamdanizul

Post on 18-Oct-2015

188 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    1/104

    LAPORAN TUGAS BESAR

    SI-3131 IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

    PERENCANAAN DAERAH IRIGASI KALI BEDADUNG

    Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah

    SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Dosen :

    Joko Nugroho, ST, MT, Phd.

    Asisten :

    Idham Ahraf

    15009114

    Disusun Oleh :

    Ressi Dyah Adriani

    15010071

    PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2012

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    2/104

    i

    PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    LEMBAR PENGESAHAN

    Tugas Besar Irigasi dan Bangunan air ini telah diperiksa dan disetujui serta memenuhi

    ketentuan layak untuk dikumpulkan guna kelulusan mata kuliah SI-3131 Irigasi dan

    Bangunan Air Semester Ganjil Tahun Akademik 2011/2012.

    Asisten Tugas Besar

    SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Bandung, Desember 2012

    Idham Ahraf

    15009114

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    3/104

    i

    ABSTRAK

    Tugas Besar Irigasi dan Bangunan ini menggunakan Sungai Bedadung di Jawa

    Timur, untuk perencanaan pekerjaan pengairannya. Sungai Bedadung melewati beberapa

    kota, diantaranya Kota jember, Bondowoso, dan lainnya. Tepatnya berada pada koordinat

    113 20 00113 50 00 Bujur Timur dan diantara 8 00 00 9 30 00 Lintang

    Selatan. Adapun DAS dari Sungai ini yang dihitung menggunakan metoda Polygon

    Thiessen berdasarkan stasiun Tamanan, Jember dan Semboro, adalah 417.25 km2.

    Dengan luas pengaruh dari masing-masing stasiun yaitu, 21.60 km2 untuk daerah

    Semboro, 311.69 km2untuk daerah Jember ,dan 83.96 km

    2untuk daerah Tamanan.

    Petak sawah rencana yang akan diairi oleh Sungai Bedadung memiliki luas total

    sekitar 2000 hektar. Dengan besar debit 1.87 l/dt/ha yang diperoleh dari curah hujan.

    Namun berdasarkan perhitungan, Sungai Bedadung ini dapat mengaliri petak-petak

    sawah dengan luas maksimum 15,491.12 hektar.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    4/104

    iii

    PETA LOKASI STUDI

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    5/104

    iv

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

    Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

    Besar Irigasi dan Bangunan Air ini. Pembuatan laporan tugas besar ini bertujuan untuk

    merancang suatu saluran pada jaringan irigasi, dan merencanaan petak sawah serta

    ketersediaan dan kebutuhan air jaringan sawah, serta memahami konsep perencanaan

    daerah irigasi pada umumnya. Laporan ini juga penulis buat sebagai syarat kelulusan

    mata kuliah SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air.

    Proses penyelesaian Laporan Tugas Besar ini pun tidak terlepas dari berbagai

    hambatan dan kendala. Kesulitan dalam pemahaman materi, kesulitan mencari data dan

    peta serta kesibukan lainnya dalam berbagai kegiatan akademik dan non-akademik

    merupakan salah satu kendala yang terjadi. Namun, dengan selalu memberikan usaha

    yang terbaik dalam hambatan apapun, penulis dapat mengatasi berbagai hambatan dan

    kendala tersebut.

    Pembuatan laporan ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

    membantu dengan bantuan, saran dan kritik yang membangun penulis. Sehingga, penulis

    ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepadapenulis.

    2. Dosen Mata Kuliah SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air, yaitu Bapak JokoNugroho ST, MT, Phd.

    3. Asisten Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air, Idham Ahraf.4. Teman-teman yang selalu memberi bantuan dan semangat.5. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

    Penulis juga menyadari bahwa laporan tugas besar ini masih belum sempurna dan

    masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka dengan kritik dan saran

    yang membangun demi hal yang lebih baik. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada pembaca dan semoga laporan praktikum ini bermanfaat.

    Bandung, Desember 2012

    Penulis

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    6/104

    v

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ i

    ABSTRAK .................................................................................................................... ii

    PETA LOKASI ............................................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii

    DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x

    BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1-1

    1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1-1

    1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 1-11.3. Ruang Lingkup ............................................................................................ 1-2

    1.4. Metodologi Penyusunan Tugas .................................................................... 1-2

    1.5. Sistematika .................................................................................................. 1-3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN DAERAH IRIGASI SUNGAI

    BEDADUNG .............................................................................................. 2-1

    2.1. Sistem Irigasi ............................................................................................... 2-12.2. Teori Perencanaan Petak, Saluran dan Bangunan Air ................................... 2-3

    2.1.1. Teori Perencanaan Petak .............................................................. 2-3

    2.1.2. Teori Perencanaan Saluran ........................................................... 2-4

    2.1.3. Teori Perencanaan Bangunan Air ................................................. 2-6

    2.3. Teori Perhitungan Ketersediaan Air ............................................................. 2-9

    2.4. Teori Perhitungan Kebutuhan Air................................................................2-10

    2.5. Teori Keseimbangan Air .............................................................................2-18

    2.6. Sistem Tata Nama (Nomenklatur) ...............................................................2-18

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    7/104

    vi

    BAB 3 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BEDADUNG ....................................... 3-1

    3.1. Lokasi dan Topografi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bedadung.............. 3-1

    3.2. Luas DAS Kali Bedadung ............................................................................ 3-1

    3.3. Stasiun Pengukuran Curah Hujan ................................................................. 3-2

    3.4. Data Pengukuran Hidrometeorologi DAS Bedadung .................................... 3-3

    BAB 4 SISTEM IRIGASI DAERAH SUNGAI BEDADUNG ................................ 4-1

    4.1. Perencanaan Petak, Saluran, dan Bangunan Air ............................................ 4-1

    4.1.1. Perencanaan Petak ....................................................................... 4-1

    4.1.2. Perencanaan Saluran .................................................................... 4-2

    4.1.3. Perencanaan Bangunan Air .......................................................... 4-4

    4.1.4. Skema Petak, Saluran Irigasi, dan Bangunan Air .......................... 4-5

    4.2. Perhitungan Ketersediaan Air Daerah Irigasi Bedadung ............................... 4-6

    4.2.1. Pengolahan Data Hujan Hilang .................................................... 4-6

    4.2.2. Pengolahan Data Hujan ................................................................ 4-8

    4.2.3. Peluang Hujan ............................................................................. 4-9

    4.2.4. Curah Hujan Efektif ....................................................................4-10

    4.3. Perhitungan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Bedadung ..................................4-12

    4.3.1. Perhitungan Evapotranspirasi ......................................................4-12

    4.3.2. Pola Tanam .................................................................................4-18

    4.3.3. Field Requirement ......................................................................4-18

    4.4 Evaluasi Keseimbangan Air Daerah Irigasi Bedadung .................................4-22

    4.4.1. Alternatif DR ..............................................................................4-22

    BAB 5 PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN ............. 5-1

    5.1. Perencanaan Saluran .................................................................................... 5-1

    5.2. Pendimensian Saluran .................................................................................. 5-1

    5.3. Tinggi Muka Air .......................................................................................... 5-5

    5.4. Contoh Perhitungan ..................................................................................... 5-7

    5.4.1. Dimensi Saluran .......................................................................... 5-7

    5.4.2. Tinggi Muka Air .........................................................................5-11

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    8/104

    vii

    BAB 6 BANGUNAN BAGI SADAP PADA SALURAN SEKUNDER DAN

    TERSIER BENDUNG KALI BEDADUNG ................................................ 6-1

    6.1. Bangunan Bagi-Sadap .................................................................................. 6-1

    6.2. Perhitungan Dimensi .................................................................................... 6-2

    BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 7-1

    7.1. Kesimpulan.................................................................................................. 7-1

    7.2. Saran ........................................................................................................... 7-1

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. xi

    LAMPIRAN ................................................................................................................ xii

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    9/104

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Petak Kuarter ..................................2-19

    Gambar 3.1 Daerah Aliran Sungai Kali Bedadung ....................................................... 3-1

    Gambar 4.1 Skema petak, saluran dan bangunan air .................................................... 4-5

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    10/104

    ix

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Grafik Q80 ................................................................................................4-10

    Grafik 4.2 Grafik Re50...............................................................................................4-12

    Grafik 4.3 Grafik Re80...............................................................................................4-12

    Grafik 4.4 T vs ea.......................................................................................................4-14

    Grafik 4.5 Hasil Perhitungan W vs T ..........................................................................4-15

    Grafik 4.6 Grafik f(T) ................................................................................................4-16

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    11/104

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Koefisien Tanaman Untuk Padi dan Kedelai ...............................................2-13

    Tabel 2.2 Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan ......................................................2-16

    Tabel 3.1 Data Curah Hujan Stasiun Tamanan ............................................................. 3-2

    Tabel 3.2 Data Curah Hujan Stasiun Jember ................................................................ 3-2

    Tabel 3.3 Data Curah Hujan Stasiun Semboro ............................................................. 3-2

    Tabel 3.4 Data Suhu Rata-Rata .................................................................................... 3-3

    Tabel 3.5 Data Lama Penyinaran Sinar Matahari ......................................................... 3-3

    Tabel 3.6 Data Kelembaban Udara .............................................................................. 3-3

    Tabel 3.7 Data Kecepatan Angin Rata-Rata ................................................................. 3-3

    Tabel 4.1 Curah Hujan Stasiun Tamanan, Jember, dan Semboro Tahun 1956 .............. 4-6

    Tabel 4.2 Curah Hujan Lengkap Stasiun Tamanan, Jember, dan Semboro ................... 4-7

    Tabel 4.3 Luas Area Stasiun ...................................................................................... 4-8

    Tabel 4.4 Probabilitas Hujan dan R80.......................................................................... 4-9

    Tabel 4.5 R80 dan Q80 ............................................................................................... 4-9

    Tabel 4.6 Kemungkinan Hujan Stasiun Tamansari ......................................................4-10

    Tabel 4.7 Curah Hujan R80 dan R50 ..........................................................................4-11

    Tabel 4.8 Curah Hujan Efeltif Re50 dan Re 80 ..........................................................4-11

    Tabel 4.9 Tabel Interpolasi Harga ea ..........................................................................4-13

    Tabel 4.10 Tabel T vs W ............................................................................................4-15

    Tabel 4.11Hasil T vs f(T) ...........................................................................................4-16

    Tabel 4.12 Evapotranspirasi .......................................................................................4-18

    Tabel 4.13 Skema Tanam Golongan A .......................................................................4-18

    Tabel 4.14 WLR ........................................................................................................4-19

    Tabel 4.15 Field Requirement Golongan A .................................................................4-21

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    12/104

    xi

    Tabel 4.16 Alternatif DR ............................................................................................4-22

    Tabel 4.17 Lahan Pengairan Alternatif .......................................................................4-23

    Tabel 4.18 Luas Minimum Tiap Pola Tanam ..............................................................4-24

    Tabel 4.19 Maksimum Area Irigasi Yang Dapat Diairi ...............................................4-24

    Tabel 5.1 b/h (n) dan Kemiringan Talud (m)................................................................ 5-2

    Tabel 5.2 Koefisien Stikler (k) ................................................................................... 5-3

    Tabel 5.3 Tipe Pintu Romijn ....................................................................................... 5-6

    Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran .............................................................5-11

    Tabel 5.5 Hasil Perhitungan TMA ..............................................................................5-15

    Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Pendimensian Saluran ..................................................... 6-2

    Tabel 6.2 Tabel nilai W (freeboard) ............................................................................. 6-3

    Tabel 6.3 Hasil perhitungan......................................................................................... 6-4

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    13/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 1-1

    BAB 1PENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangIndonesia merupakan Negara agraris dimana pembangunan di bidang pertanian

    menjadi prioritas utama. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberikan

    komitmen tinggi terhadap pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen strategis

    dalam pembangunan nasional. Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka pembangunan

    di bidang pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Maka dari itu diperlukan suatu

    bentuk rekayasa yang baik sehingga seperti apapun lahan yang tersedia, produksi pangan

    tetap dapat dilakukan dengan kualitas yang tinggi.

    Satu hal yang cukup krusial dalam merekayasa lahan adalah jaringan irigasi. Hal

    ini karena baik tanaman maupun padi (khususnya untuk bidang agraris), membutuhkan

    air yang mencukupi agar pertumbuhannya baik. Namun ketersediaan air yang ada untuk

    tanaman tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan air bagi tanaman tersebut untuk tumbuh

    dengan baik. Sehingga diperlukan jaringan yang menyediakan kebutuhan air bagi lahan

    tersebut. Langkah awal yang dapat dilakukan yaitu dengan pembangunan saluran irigasi

    untuk menunjang ketersediaan air, sehingga ketersediaan air di lahan akan terpenuhi

    walaupun lahan tersebut jauh dari sumber air permukaan.

    1.2. Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan dari tugas besar ini yaitu :

    1. Merencanakan sebuah saluran pekerjaan pengairan dari daerah irigasi yangtelah ditentukan.

    2. Merencanakan kebutuhan air di sawah tiap hektar (liter/detik/ha).3. Memahami konsep atau gambaran umum perencanaan suatu daerah irigasi.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    14/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 1-2

    1.3. Ruang LingkupRuang lingkup penyusunan laporan tugas besar ini yaitu perencanaan irigasi

    daerah Sungai Bedadung, Jember, Jawa Timur. Adapun Ruang lingkup penulisan laporan

    ini meliputi :

    1. Perencanaan petak daerah irigasi2. Perencanaan saluran irigasi3. Perencanaan bangunan air untuk irigasi4. Perhitungan kebutuhan air daerah irigasi5. Perhitungan dimensi saluran dan tinggi muka air dalam saluran6. Layout bangunan bagi pada saluran

    1.4. Metodologi Penyusunan TugasMetodologi yang digunakan dalam laporan ini agar dapat mencapai tujuan yang

    tertulis diatas adalah sebagai berikut :

    1. Melakukan Studi Literatur2. Mengumpulkan Data Wilayah, Hidrologi dan Data iklim ( klimatologi )

    yang mencakup data temperatur rata-rata, data kelembaban rata-rata, data

    sinar matahari, dan data kecepatan angin rata-rata pada daerah tersebut.

    3. Data-data lainnya (pemakaian persamaan, tabel, koefisien, dan lainsebagainya)

    Langkah pengerjaan dimulai dengan

    1. Membuat DAS dan perencanaan daerah irigasi dari peta yang diberikan2.

    Menyusun jaringan

    3. Perhitungan dari data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dilaboratorium.

    Adapun hasil akhir dari tugas besar ini adalah sebuah perencanaan jaringan

    irigasi pada daerah Sungai Bedadung, Jember, Jawa Timur yang meliputi data kebutuhan

    air, dimensi pada tiap saluran serta tinggi muka air pada saluran.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    15/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 1-3

    1.5. SistematikaBerikut ini adalah sistematika penulisan dari tugas besar Irigasi dan Bangunan

    Air :

    BAB 1 Pendahuluan

    Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup, Metodologi

    Penyusunan serta Sistematika dari tugas besar ini.

    BAB 2 Tinjauan Pustaka

    Bab ini berisikan tentang penyajian studi pustaka, teori dasar dan dasar pemikiran

    tentang irigasi serta acuan yang dipakai dalam perencanaan saluran irigasi.

    Diantaranya yaitu menjelaskan mengenai sistem irigasi, tahap perencanaanirigasi, data pengukuran dan penyelidikan, saluran irigasi, sistem tata nama,

    jaringan irigasi, perencanaan dan penentuan kebutuhan air, perencanaan petak

    sawah, dan perencanaan saluran.

    BAB 3 Data dan Kajian Wilayah

    Bab ini mendeskripsikan daerah kajian yang direncanakan untuk perencanaan

    saluran irigasi, diantaranya lokasi dan topografi wilayah, serta data curah hujan

    dan klimatologi DAS.

    BAB 4 Perhitungan Saluran Irigasi

    Berisi tentang tahap-tahap pembuatan perencanaan sistem mulai dari perencanaan

    peta, perencanaan saluran, perencanaan bangunan air, dan juga skema. Terdapat

    juga perhitungan ketersediaan air, perhitungan kebutuhan air, dan evaluasi

    keseimbangan air.

    BAB 5 Perhitungan Dimensi Saluran

    Bab ini berisi perhitungan dimensi saluran dan tinggi muka air.

    BAB 6 Kesimpulan dan Saran

    Bab ini berisi tentang hasil analisis berupa kesimpulan dan saran dari

    perencanaan sistem irigasi di daerah Sungai Bedadung.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    16/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-1

    BAB 2TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN DAERAH IRIGASI

    SUNGAI BEDADUNG

    2.1. Sistem IrigasiIrigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan

    pertanian.Sehingga irigasi dapat didefinisikan sebagai sistem pemberian air dari suatu

    sumber air permukaan (sungai, danau, rawa, waduk) menuju ke tempat lahan budidaya

    tanaman sesuai kebutuhan tanaman (tepat guna), secara teratur dan tepat waktu.

    Irigasi bertujuan untuk memberi air pada tanaman untuk memenuhi

    kebuituhannya dan membuang air yang berlebihan dari lahan. Dengan adanya irigasi

    pemberian dan pembuangan air dapat dikendalikan dari segi jumlah dan waktu

    pemberiannya.

    Dalam perkembangannya sampai saat ini, ada 3 jenis sistem irigasi yang biasa

    digunakan. Keempat sistem irigasi itu adalah sebagai berikut :

    1. Irigasi Sistem GravitasiMerupakan sistem irigasi yang memanfaatkan gaya tarik bumi untuk

    pengaliran airnya. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang

    rendah akibat pengaruh gravitasi.

    2. Irigasi Sistem PompaSistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan, apabila pengambilan

    secara gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik. Cara

    ini membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yangbesar. Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil

    dari sungai.

    3. Irigasi Pasang-surutYang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi

    yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut

    air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang

    mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_pertanian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_pertanian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_pertanian&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_pertanian&action=edit&redlink=1
  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    17/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-2

    daerah Kalimantan misalnya, daerah ini bisa mencapai panjang 30 - 50 km

    memanjang pantai dan 10 - 15 km masuk ke darat. Air genangan yang berupa

    air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan.

    Adapun untuk mengalirkan dan membagi air irigasi, dikenal 4 cara utama, yaitu :

    1. Pemberian air irigasi lewat permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasimelalui permukaan tanah.

    2. Pemberian air irigasi melalui bawah permukaan tanah, tanah dialiri melaluibawah permukaannya. Air dialirkan melalui saluran-saluran yang ada di sisi

    petak sawah. Akibat adanya air ini, muka air tanah pada petak-petak sawah

    akan naik. Kemudian air tanah akan mencapai daerah perakaran secara

    kapiler. Dengan demikian tanaman akan memperoleh air. Persyaratan :

    a. Lapisan tanah atas mempunyai permeabilitas yang cukuptinggi.Lapisan tanah bawah cukup stabil dan kedap air berada pada

    kedalaman 1.5 sampai 3 meter.

    b. Permukaan tanah sangat datarc. Air berkualitas baik dan berkadar garam rendah.d. Organisasi pengatur berjalan dengan baik.

    3. Pemberian air dengan cara irigasi siraman. Pada sistem ini air akandisalurkan melalui jaringan pipa, kemudian disemprotkan ke permukaan

    tanah dengan kekuatan mesin pompa air. Sistem ini lebih efisien

    dibandingkan dengan cara gravitasi dan irigasi bawah tanah.

    4. Pemberian air dengan cara tetesan, air irigasi disalurkan lewat jaringan pipadan diteteskan tepat di daerah perakaran tanaman. Irigasi ini juga

    menggunakan mesin pompa air sebagai tenaga penggerak. Cara pemberian

    air irigasi semacam inipun belum lazim di Indonesia. Perbedaan dengan

    sistem irigasi siraman :

    a. Pipa tersier jalurnya melalui pohon.b. Tekanan yang dibutuhkan kecil, karena hanya diteteskan dengan

    tekanan lapangan 1 atm.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    18/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-3

    2.2. Teori Perencanaan Petak, Saluran dan Bangunan Air2.1.1. Teori Perencanaan Petak

    Petak irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari suatu

    sumber air, baik waduk maupun langsung dari satu atau beberapa sungai melalui

    bangunan pengambilan bebas. Petak irigasi dibagi 3 jenis yaitu :

    1. Petak TersierPetak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada

    bangunan sadap (off take) tersier yang menjadi tanggung jawab Dinas

    Pengairan. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier.

    Di daerah-daerah yang ditanami padi luas petak tersier idealnya

    minimum 50 ha, dan dalam keadaan tertentu dapat ditolelir sampai seluas

    150 ha, disesuaikan dengan kondisi topografi dan kemudahan eksploitasi.

    Petak tersier mendapat air dari satu bangunan sadap pada saluran

    sekunder. Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan petak tersier

    adalah:

    a. Petak mempunyai batas yang jelas pada setiap petak sehinggaterpisah dari petak tersier lainnya dan sebagai batas petak adalah

    saluran drainase.

    b. Bentuk petak sedapat mungkin bujur sangkar, agar lebih efisien.c. Tanah dalam petak tersier sedapat mungkin harus dapat dimiliki

    oleh satu desa atau paling banyak 3 desa.

    d. Desa, jalan, sungai diusahakan jadi batas petak.e. Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air, gerakan air

    dalam petak harus sama.

    f. Luas petak diusahakan 50-150 ha. Petak yang terlalu kecilmembutuhkan air lebih banyak, petak yang terlalu besar

    menyebabkan sawah yang terletak dibawah menerima air terlalu

    banyak dimusim hujan dan terlalu sedikit di musim kemarau. Untuk

    daerah berbukit luas petaknya berkisar antara 50 ha, untuk dataran

    rendah luas petaknya berkisar 150 ha.

    g. Dalam tiap bidang salah satu petak harus dapat mempergunakan airdengan baik.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    19/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-4

    h. Bangunan pembagi ditempatkan di tempat tinggi.i. Petak tersier harus diletakan sedekat mungkin dengan saluran

    pembawa/bangunan pembawa.

    2. Petak sekunderPetak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya

    dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima

    air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder.

    Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi

    yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa

    berbeda-beda, tergantung pada situasi daerah.

    3. Petak primerPetak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil

    air langsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran

    primer yang mengambil airnya langsung dari sumber air, biasanya

    sungai. Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai dua saluran primer. Ini

    menghasilkan dua petak primer.

    2.1.2. Teori Perencanaan Saluran1. Saluran Pembawa

    Berfungsi membawa air dari sumber ke petak sawah. Dilihat dari

    tingkat percabangannya, dapat dibedakan menjadi:

    a. Saluran PrimerBerfungsi membawa air dari sumbernya dan membagikannya ke

    saluran sekunder. Air yang dibutuhkan untuk saluran irigasi didapat

    dari sungai, danau atau waduk. Pada umumnya pengairan yang

    didapat dari sungai jauh lebih baik dari yang lainnya. Air dari sungai

    mengandung banyak zat lumpur yang biasanya merupakan pupuk

    bagi tanaman sehingga gunanya terutama ialah menjaga agar

    tanaman tidak mati kekeringan dalam musim kering. Untuk saluran

    primer ini harus merupakan saluran trance (saluran garis tinggi) oleh

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    20/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-5

    karena itu banyak mengalami silangan-silangan karena juga

    mengikuti garis kontur, maka akan berkelok-kelok dan panjang.

    b. Saluran SekunderDari saluran primer air disadap oleh saluran-saluran sekunder

    untuk mengairi daerah-daerah yang sedapat mungkin dikelilingi oleh

    saluran-saluran alam yang dapat digunakan untuk membuang air

    hujan dan air yang kelebihan. Untuk mengairi petak sekunder yang

    jauh dari bangunan penyadap, kita gunakan saluran muka supaya

    tidak perlu membuat bangunan penyadap, sehingga diperlukan

    saluran sekunder.

    Fungsi utama dari saluran sekunder adalah membawa air dari

    saluran primer dan membagikannya ke saluran tersier. Sedapat

    mungkin saluran pemberi merupakan saluran punggung sehingga

    dengan demikian kita bisa membagi air pada kedua belah sisi. Yang

    dimaksud dengan saluran punggung adalah saluran yang memotong

    atau melintang terhadap garis tinggi sedemikian rupa sehingga

    melalui daerah (titik tertinggi) dari daerah sekitarnya.

    c. Saluran TersierFungsi utamanya adalah membawa air dari saluran sekunder dan

    membagikannya ke petak-petak sawah. dengan luas petak maksimal

    adalah 150 Ha. Saluran irigasi tersier adalah saluran pembawa yang

    mengambil airnya dari bangunan sadap melalui petak tersier sampai

    ke boks bagi terakhir. Pada tanah terjal saluran mengikuti kemiringan

    medan, sedangkan pada tanah bergelombang atau datar, saluran

    mengikuti kaki bukit atau tempat-tempat tinggi.

    Boks tersier akan membagi air ke saluran tersier atau kuarter

    berikutnya. Boks kuarter akan memberikan airnya ke saluran-saluran

    kuarter. terjal saluran kuarter biasanya merupakan saluran garis

    tinggi yang tidak menentukan Saluran-saluran kuarter adalah saluran-

    saluran bagi, umumnya dimulai dari boks bagi sampai ke saluran

    pembuang. Panjang maksimum yang diizinkan adalah 500 m. Di

    daerah-daerah bangunan terjun. Di tanah yang bergelombang, saluran

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    21/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-6

    kuarter mengikuti kaki bukit atau berdampingan dengan saluran

    tersier.

    2. Saluran pembuangSaluran pembuang intern harus sesuai dengan kerangka kerja saluran

    pembuang primer. Jaringan pembuang tersier dipakai untuk:

    mengeringkan sawah , membuang kelebihan air hujan, membuang

    kelebihan air irigasi.

    Saluran pembuang kuarter biasanya berupa saluran buatan yang

    merupakan garis tinggi pada medan terjal atau alur alamiah kecil pada

    medan bergelombang. Kelebihan air ditampung langsung dari sawah didaerah atas atau dari saluran pembuang cacing di daerah bawah. Saluran

    pembuang tersier menampung air buangan dari saluran pembuang kuarter

    dan sering merupakan batas antara petak-petak tersier. Saluran pembuang

    tersier biasanya berupa saluran yang mengikuti kemiringan medan. Jarak

    antara saluran irigasi dan pembuang hendaknya cukup jauh agar

    kemiringan hidrolis tidak kurang dari 1 : 4.

    2.1.3. Teori Perencanaan Bangunan AirBangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air

    untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber

    airnya, bangunan utama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu :

    1. BendungBendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang

    dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat denganmaksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di

    bendung mencapai elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai

    dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-ternpat yang

    mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya adalah

    (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung

    karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi

    dengan bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan,

    bangunan pembilas , kantong lumpur dan tanggul banjir.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    22/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-7

    a. Pengambilan bebasPengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang

    mengalirkan air sungai kedalam jaringan irigasi, tanpa mengatur

    ketinggian muka air di sungai. Untuk dapat mengalirkan air secara,

    gravitasi muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi yang

    dilayani.

    b. Pengambilan dari wadukSalah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi

    kelebihan air dan mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari

    kegunaannya, waduk dapat bersifat manunggal dan multi guna. Apabila

    salah satu kegunaan waduk untuk irigasi, maka pada bangunan outlet

    dilengkapi dengan bangunan sadap untuk irigasi. Alokasi pemberian air

    sebagai fungsi luas daerah irigasi yang dilayani serta karakteristik waduk.

    c. Stasiun PompaBangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila

    upaya-upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk

    dilakukan, baik dari segi teknik maupun ekonomis. Salah satu

    karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal

    yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat

    besar.

    2. Bangunan Bagi dan Sadapa. Bangunan Bagi

    Bangunan yang terletak pada saluran primer yang membagi air ke

    saluran-saluran sekunder atau pada saluran sekunder yang membagi air

    ke saluran sekunder lainnya. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang

    dengan teliti mengukur dan mengatur air yang mengalir ke berbagai

    saluran.

    b. Bangunan sadapBangunan yang terletak di saluran primer ataupun sekunder yang

    memberi air kepada saluran tersier.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    23/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-8

    c. Bangunan bagi-sadapBangunan yang berupa bangunan bagi, dan bersama itu pula sebagai

    bangunan sadap. Bangunan bagi-sadap merupakan kombinasi dari

    bangunan bagi dan bangunan sadap (bangunan yang terletak di saluran

    primer atau saluran sekunder yang memberi air ke saluran tersier).

    d. Boks - boks disaluran tersierMembagi untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, dan/atau

    kuarter).

    3.

    Bangunan Pengukur dan Pengatur

    Bangunan/pintu pengukur berfungsi mengukur debit yang

    melaluinya, pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada

    bangunan sadap tersier, agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif.

    Berbagai macam bangunan dan peralatan telah dikembangkan untuk

    maksud ini. Namun demikian, untuk menyederhanakan pengelolaan

    jaringan irigasi hanya beberapa jenis bangunan saja yang boleh

    digunakan di daerah irigasi.

    4. Bangunan PembawaBangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

    saluran.Aliran melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis.

    a) Bangunan pembawa dengan aliran superkritis. Diperlukan di tempat-tempat dimana lereng medannya lebih curam daripada kemiringan

    maksimum saluran. Yang termasuk jenis bangunan ini: BangunanTerjun, Got Miring.

    b) Bangunan pembawa dengan aliran Subkritis. Contoh Gorong gorong

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    24/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-9

    2.3. Teori Perhitungan Ketersediaan AirPerhitungan ketersediaan air ditunjukkan untuk menghitung seberapa banyak air

    yang tersedia yang dapat dialirkan ke lahan. Perhitungan ketersediaan air ini

    menggunakan FJ Mock. Langkah-langkah perhitungan FJ mock adalah sebagai berikut:

    1. Tentukan data-data yang diperlukan:

    a. Hujan bulanan rata-ratab. Hari hujan bulan rata-ratac. Evapotranspirasi

    2. Hitung nilai evapotranspirasi aktual (Ea)

    3. Hitung nilai water surplusNilai water surplus dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

    4. Hitung nilai run off water storage

    5. Hitung nilai debitNilai debit dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

    Keterangan:

    Q = debit air yang tersedia (m3/bulan)

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    25/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-10

    Luas catchment area = luas DAS (ha)

    Run off bulanan = (mm/bulan)

    WS = Water surplus

    ln = infiltrasi

    K = koefisien sebesar 0.6

    Vn-1 = Vn periode sebelumnya

    2.4. Teori Perhitungan Kebutuhan AirPerhitungan kebutuhan air ditunjukkan untuk menghitung seberapa banyak air

    yang dibutuhkan untuk dialiri ke lahan. Unsur yang mempengaruhi penentuan kebutuhan

    air. Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi penentuan kebutuhan air adalah

    sebagai berikut:

    1. Evapotranspirasi potensialEvapotranspirasi adalah banyaknya air yang dilepaskan ke udara dalam

    bentuk uap air yang dihasilkan dari proses evaporasi dan transpirasi. Evaporasi

    terjadi pada permukaan badan-badan air, misalnya danau, sungai dan genangan

    air. Sedangkan transpirasi terjadi pada tumbuhan akibat proses asimilasi. Ada

    beberapa metoda dalam penentuan evapotranspirasi potensial diantaranya yaitu

    metoda Thornwaite, Blaney Criddle dan Penman modifikasi. Ketiga metoda

    tersebut berbeda dalam macam data yang digunakan untuk perhitungan.

    a) Metoda Thornwaite: parameter yang diperlukan adalah temperatur dan letakgeografis.

    b) Metoda Blaney Criddle: parameter yang diperlukan adalah data temperaturdan data prosentase penyinaran matahari.

    c) Metoda Penman modifikasi: parameter yang diperlukan adalah datatemperatur, kelembaban udara,prosentase penyinaran matahari dan kecepatan

    angin.

    Pemilihan metoda tergantung dari data yang tersedia. Di lapangan biasanya

    digunakan Lysimeter untuk mempercepat dan mempermudah perhitungan.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    26/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-11

    Untuk perhitungan di atas kertas, lebih baik menggunakan metoda Penman

    modifikasi, sebab menghasilkan perhitungan yang lebih akurat. Selain itu,

    metoda Penman modifikasi ini mempunyai cakupan data meteorologi yang

    digunakan adalah yang paling lengkap di antara metoda-metoda yang lain.

    Rumus untuk Penman modifikasi sebagai berikut

    ET = c.( w . Rn + ( 1 - w ) . f(u) . ( ea - ed ) )

    ET : Evapotranspirasi dalam mm/hari

    c : Faktor koreksi akibat keadaan iklim siang dan malam

    w : Faktor bobot tergamtung dari temperatur udara dan ketinggian tempat

    Rn : Radiasi netto ekivalen dengan evaporasi mm/hari = Rns - Rnl

    Rns : Gelombang pendek radiasi yang masuk

    = ( 1 -) . Rs = ( 1 - ) . ( 0.25 + n/N ) . Ra

    Ra : Ekstra terestrial radiasi matahari

    Rnl : f(t).f(ed).f(n/N)

    : Gelombang panjang radiasi netto

    N : Lama maksimum penyinaran matahari

    1 - w : Faktor bobot tergantung pada temperatur udara

    f(u) : Fungsi kecepatan angin = 0.27 . ( 1 + u/100 )

    f(ed) : Efek tekanan uap uap pada radiasi gelombang panjang

    f(n/N) : Efek lama penyinaran matahari paada radiasi gelombang panjang

    f(t) : Efek temperatur pada radiasi gelombang panjang

    ea : Tekanan uap jenuh tergantung pada temperatur

    ed : ea . Rh/100

    Rh : Curah hujan efektif

    2. Curah hujan efektifUntuk irigasi tanaman padi, curah hujan efektif tengah bulanan diambil 80% dari

    curah hujan rata-rata tengah bulanan dengan kemungkinan tak terpenuhi 20%. Curah

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    27/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-12

    hujan efektif ini didapat dari analisis curah hujan. Analisis curah hujan dilakukan

    dengan maksud untuk menentukan:

    a. Curah hujan efektif, dimana dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan irigasi.Curah hujan efektif atau andalan adalah bagian dari keseluruhan curah hujan

    yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air tanaman.

    b. Curah hujan lebih ( excess rainfall ) dipakai untuk menghitung kebutuhanpembuangan / drainase dan debit banjir.

    Jadi yang dimaksud Re = Rh adalah curah hujan efektif yang harganya

    adalah 0.7*R80. Sedangkan R80 adalah curah hujan dengan kemungkinan 80%

    terjadi. Cara mencari R80 adalah sebagai berikut :

    1. Mengumpulkan data curah hujan bulanan selama kurun waktu n tahun daribeberapa stasiun curah hujan yang terdekat dengan daerah rencana

    pengembangan irigasi. Minimal diperlukan 3 stasiun curah hujan.

    2. Merata-ratakan data curah hujan dari beberapa stasiun yang diperoleh.3. Mengurutkan (sorting) data curah hujan per bulan tersebut dari yang terkecil

    hingga terbesar.

    4. Mencari R80 dengan acuan R80 adalah data yang ke M .5. Dimana M = (N/5) + 16. N : jumalah data curah hujan yang digunakan perbulan7. Menghitung Re dimana Re = 0.7 * R80

    3. Pola tanamPola tanam seperti yang diusulkan dalam tahap studi akan ditinjau dengan

    memperhatikan kemampuan tanah menurut hasil-hasil survey. Kalau perlu diadakan

    penyesuaian-penyesuaian. Dalam membuat pola tanam ini yang sangat perlu

    diperhatikan adalah curah hujan yang terjadi. Baik curah hujan maksimum ataupun

    minimum. Dengan melihat kondisi curah hujan tersebut akan bisa direncanakan

    berbagai pola tanam dengan masing-masing keuntungan dan kekurangan.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    28/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-13

    4. Koefisien tanamanKoefisien tanaman diberikan untuk menghubungkan evapotranspirasi (ETo)

    dengan evapotranspirasi tanaman acuan (Etanaman) dan dipakai dalam rumus penman.

    Koefisien yang dipakai harus didasarkan pada pengalaman yang terus-menerus dari

    proyek irigasi di daerah tersebut.

    Harga-harga koefisien tanaman padi dan kedelai diberikan pada tabel sebagai berikut :

    Tabel 2.1 Koefisien Tanaman Untuk Padi dan Kedelai

    5. Perkolasi dan RembesanPerkolasi adalah peristiwa meresapnya air ke dalam tanah dimana tanah dalam

    keadaan jenuh. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data

    mengenai perkolasi akan diperoleh dari penelitiian kemampuan tanah. Tes kelulusan

    tanah akan merupakan bagian dari penyelidikan ini. Apabila padi sudah ditanam di

    daerah proyek maka pengukuran laju perkolasi dapat dilakukan langsung di sawah.

    Laju perkolasi normal pada tanah lempung sesudah dilakukan penggenangan berkisar

    antaara 1 sampai 3 mm/hari. Didaerah-daerah miring, perembesan dari sawah kesawah dapat mengakibatkan banyak kehilangan air. Di daerah-daerah dengan

    kemiringan diatas 5%, paling tidak akan terjadi kehilangan 5mm/hari akibat perkolasi

    dan renbesan. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.

    Dari hasil penyelidikan tanah pertanian dan penyelidikan kelulusan, besarnya laju

    perkolaasi serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan

    dan dianjurkan pemakaiannya. Pada tugas saya ini digunakan nilai perkolasi rata-rata

    yaitu 2 mm/hari

    Varietas

    Biasa

    Varietas

    Unggul

    Varietas

    Biasa

    Varietas

    Unggul

    0,5 1,2 1,2 1,1 1,1 0.51 1,2 1,27 1,1 1,1 0.75

    1,5 1,32 1,33 1,1 1,05 1

    2 1,4 1,3 1,1 1,05 1,0

    2,5 1,35 1,3 1,1 0,95 0,82

    3 1,24 0 1,05 0 0.45

    3,5 1,12 0,95

    4 0 0

    Bulan

    Nedeco/Prosida FAO

    Kedelai

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    29/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-14

    6. Penggantian lapisan air (WLR)Penggantian lapisan air dilakukan setengah bulan sekali. Di Indonesia

    penggantian air ini sebesar 3.3 mm/hari selama sebulan.

    7. Masa penyiapan lahanUntuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk penyiapan lahan

    adalah 1.5 bulan. Bila penyiapan lahan terutama dilakukan dengan peralatan mesin,

    jangka waktu 1 bulan dapat dipertimbangkan. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan

    sawah (puddling) bisa diambil 250 mm. Ini meliputi penjenuhan (presaturation) danpenggenangan sawah, pada awal transplantasi akan ditambahkan lapisan 50 mm lagi.

    Angka 250 mm diatas mengandaikan bahwa tanah itu bertekstur berat, cocok

    digenangi dan bahwa lahan itu belum ditanami selama 2,5 bulan. Jika tanah itu

    dibiarkan berair lebih lama lagi maka diambil 300 mm sebagai kebutuhan air untuk

    penyiapan lahan. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk

    persemaian.

    Dalam penentuan kebutuhan air, dibedakan antara kebutuhan air pada masa

    penyiapan lahan dan kebutuhan air pada masa tanam. Penjelasannya sebagai berikut :

    1. Kebutuhan air pada masa penyiapan lahan

    Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan

    maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang

    menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah :

    a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaanpenyiapan lahan. Yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan

    lahan adalah :

    Tersedianya tenaga kerja dan ternak penghela atau traktor untukmenggarap tanah.

    Perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia cukupwaktu menanam padi sawah atau padi ladang kedua.

    Kondisi sosial budaya yang ada di daerah penanaman padi akan

    mempengaruhi lamanya waktu yang diperluka untuk penyiapan lahan. Untuk

    daerah-daaerah proyek baru, jangka waktu penyiapan lahan akan ditetapkan

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    30/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-15

    berdasarkan kebiasaan yang berlaku di daeah-daerah sekitaarnya. Sebagai

    pedoman diambil jangka waktu 1.5 bulan untuk menyelesaikan penyiapan

    lahan di seluruh petak tersier. Bilamana untuk penyiapan lahan diperkirakan

    akan dipakai mesin secara luas maka jangka waktu penyiapan lahan akan

    diambil 1 bulan.

    b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat

    ditentukan berdaarkan kedalaman serta porositas tanah di sawah. Untuk

    perhitungan kebutuhan air total selama penyiapan lahan digunakan metode

    yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut

    didasarkan pada laju air yang konstan l/dt selama periode penyiapan lahan

    dan menghasilkan rumus sebagai berikut :

    IR = M.ek/ (e

    k- 1)

    dimana :

    LP : Kebutuhan air total dalam mm/hari

    M : Kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensari kehilangan

    air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah

    dijenuhkan .

    M : Eo + P

    Eo : 1.1 * Eto

    P : perkolasi

    k : M.T/S

    T : Jangka waktu penyiapan lahan, hari

    S : kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50

    mm yakni 250 + 50 = 300 mm seperti yang sudah diterangkan

    diatas.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    31/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-16

    Kebutuhan total tersebut bisa ditabelkan sebagai berikut

    Tabel 2.2Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan

    Penggunaan tabel tersebut mempercepat perhitungan di lapangan. Interpolasi

    selalu digunakan untuk perhitungan yang tidak ada di tabel.

    Adapun kebutuhan air total untuk penyiapan lahan sawah dihitung dengan

    prosedur sebagai berikut :

    I. Menghitung kebutuhan air total seperti yang sudah diterangkan diatas (LP).

    II. Menghitung curah hujan efektif ( Re)

    III. Menghitung kebutuhan air selama penyiapan lahan dengan rumus :

    DR = ( LP - Re ) / ( 0.65 * 8.64 )

    dengan :

    0.65 adalah perkalian harga efisiensi saluran tersier, sekunder dan primer (0.8 x

    0.9 x 0.9)

    8.64 adalah konstanta untuk mengubah satuan dari mm/hari ke liter/detik/hektar.

    Secara lebih detail diuraikan per langkah untuk mempermudah :

    a) Menghitung curah hujan efektif ( Re) dengan cara seperti yang sudahditerangkan diatas.

    b) Menghitung evapotranspirasi potensial dengan metoda penman modifikasiyang sudah diterangkan diatas.

    c) Mencari data perkolasi (P) , jangka waktu penyiapan lahan (T). dankebutuhan penjenuhan (S).

    S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm

    5 11.1 12.7 8.4 9.5

    5.5 11.4 13 8.8 9.8

    6 11.7 13.3 9.1 10.1

    6.5 12 13.6 9.4 10.4

    7 12.3 13.9 9.8 10.8

    7.5 12.6 14.2 10.1 11.1

    8 13 14.5 10.5 11.4

    8.5 13.3 14.8 10.8 11.8

    9 13.6 15.2 11.2 12.1

    9.5 14 15.5 11.6 12.5

    10 14.3 15.8 12 12.9

    10.5 14.7 16.2 12.4 13.2

    11 15 16.5 12.8 13.6

    Eo + P (mm/hr) T = 30 hr T = 45 hr

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    32/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-17

    d) Menghitung kebutuhan air total.Eo = 1.1 * Eto

    d) Menghitung M = Eo + Pe) Menghitung K = M * T/Sf) Menghitung LP = ( M * ek)/(ek - 1)g) Menghitung kebutuhan bersi air di sawah untuk padi (NFR)

    NFR = LPRe

    h) Menghitung kebutuhan air irigasi untuk padiIR = NFR/0.65

    i) Menghitung kebutuhan air untuk irigasi (DR=a)DR(a) = IR/8.64 (l/dt/ha)

    2. Kebutuhan air pada masa tanam untuk padi sawahSecara umum unsur-unsur yang mempengaruhi kebutuhan air pada masa tanam

    adalah sama dengan kebutuhan air pada masa penyiapan lahan. Hanya ada tambahan

    yaitu :

    Penggantian lapisan airSetelah pemupukan, diusahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan

    air meurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu maka dilakukan

    penggantian air sebanyak 2 kali masing-masing 50 mm ( atau 3.3 mm/hari selama

    0.5 bulan ) selama sebulan dan 2 bulan setelah transplantasi.

    Perhitungan kebutuhan pada masa tanam diuraikan secara mendetail secara

    berikut sehingga dapat dilihat perbedaannya pada perhitungan kebutuhan air padamasa penyiapan lahan, yaitu :

    a. Menghitung curah hujan efektif ( Re) dengan cara seperti yang sudahditerangkan diatas.

    b. Menghitung evapotranspirasi potensial dengan metoda penman modifikasiyang sudah diterangkan diatas.

    c. Mencari data perkolasi (P) dan Penggantian lapisan air (WLR)d. Menghitung

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    33/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-18

    Etc = Eto * c

    dimana c adalah koefisien tanaman

    e. Menghitung kebutuhan air total (bersih) disawah untuk padiNFR = Etc + P + WLRRe

    f. Menghitung kebutuhan air irigasi untuk padi(IR)IR = NFR/0.64

    g. Menghitung kebutuhan air untuk irigasi (DR)DR = IR/8.64

    2.5. Teori Keseimbangan AirKebutuhan air dan ketersediaan air di lahan haruslah seimbang. Untuk

    mengetahui hal tersebut maka dapat di gunakan neraca air. Neraca air merupakan neraca

    masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk

    mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Rumus

    umum neraca air DAS

    P = Ro + Eaa Stt

    Keterangan:Keterangan:

    PP= presipitasi jatuh di DAS= (mm/th))

    Ea = evapotranspirasi aktualEa = (mm/th))

    QQ= runoff keluar DAS di outlet = Ro= (mm/th))

    Stt= perubahan simpanan air = (mm/th))

    2.6. Sistem Tata Nama (Nomenklatur)Boks tersier diberi kode T, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum jam,

    mulai dan boks pertama di hilir bangunan sadap tersier: T1, T2, dan seterusnya. Boks

    kuarter diberi kode K, diikuti dengan nomor urut jarum jam, mulai dari boks kuarter

    pertama di hilir boks nomor urut tertinggi K1, K2, dan seterusnya.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    34/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 2-19

    Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai dengan nama boks yang terletak di

    antara kedua boks, misalnya (T1 - T2), (T3 K1). Petak kuarter diberi nama sesuai

    dengan petak rotasi, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum jam. Petak rotasi

    diberi kode A, B, C dan seterusnya menurut arah jarum jam. Saluran irigasi kuarter diberi

    nama sesuai dengan petak kuarter yang dilayani tetapi dengan huruf kecil, misalnya al,

    a2, dan seterusnya. Saluran pembuang kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter

    yang dibuang airnya, diawali dengan dk, misalnya dka1, dka2 dan seterusnya. Saluran

    pembuang tersier diberi kode dt1, dt2, juga menurut arah jarum

    Gambar 2.1 Sistem Tata Nama Petak Rotasi dan Petak Kuarter

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    35/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 3-1

    BAB 3DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BEDADUNG

    3.1. Lokasi dan Topografi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali BedadungLokasi studi dalam laporan ini yaitu daerah irigasi Bedadung. Daerah irigasi

    bedadung merupakan hilir dari Sungai Bedadung, terletak di Kota Jember, Jawa Timur.

    Hulu sungai ini bermuara ke Samudera Hindia. DAS ini bermuara dari Gunung Malang,

    Gunung karangsela, Gunung Pinggang, Gunung Kukusan. Perbedaan kontur pada DAS

    Sungai Bedadung Cukup bervariasi mulai dari dataran tinggi sampai rendah.

    Gambar 3.1 Daerah Aliran Sungai Kali Bedadung

    3.2. Luas DAS Kali BedadungDaerah Aliran sungai (DAS) merupakan daerah tempat mengalirnya air dari

    anak-anak sungai yang mengarah kepada sungai yang menjadi sungai perencanaan DAS

    Irigasi kita. DAS dibatasi pada kontur atau ketinggian daerah yang menjadi muara sungai

    kita. Adapun luas Daerah Aliran Sungai Kali Bedadung yang menjadi daerah

    perencanaan irigasi adalah sebesar 417.25 km2. Luas DAS ini dihitung dengan

    menggunakan perhitungan luas area pada aplikasi AutoCAD.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    36/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 3-2

    3.3. Stasiun Pengukuran Curah HujanPada perencanaan daerah irigasi di aliran sungai Bedadung ini, digunakan 3

    stasiun pengukuran curah hujan. Ketiga stasiun hujan ini diharapkan bisa

    merepresentasikan DAS tersebut. Adapun data dari ketiga sasiun diatas adalah data curah

    hujan dari tahun 1955 hingga tahun 1964. Ketiga stasiun curah hujan tersebut adalah :

    a) Stasiun curah hujan Tamanan dengan luas DAS 21.60 km2b) Stasiun curah hujan Jember dengan luas DAS 311.69 km2c) Stasiun curah hujan Semboro dengan luas DAS 83.96 km2

    Tabel 3.1Data Curah Hujan Stasiun Tamanan

    Tabel 3.2Data Curah Hujan Stasiun Jember

    Tabel 3.3.Data Curah Hujan Stasiun Semboro

    Curah Hujan (mm)

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des1955.00 257.00 316.00 221.00 50.00 122.00 104.00 257.00 73.00 97.00 44.00 543.00 153.00

    1956.00 376.00 206.00 111.00 187.00 0.00 154.00 52.00 191.00 3.00 126.00 189.00 435.00

    1957.00 405.00 400.00 263.00 138.00 62.00 0.00 178.00 25.00 25.00 39.00 42.00 203.00

    1958.00 127.00 350.00 339.00 95.00 51.00 83.00 95.00 14.00 29.00 85.00 114.00 156.00

    1959.00 424.00 274.00 188. 00 117.00 150.00 49.00 18.00 0.00 5.00 47.00 82.00 273.00

    1960.00 498.00 596.00 200. 00 267.00 47. 00 13.00 10.00 6.00 30. 00 59.00 83.00 316.00

    1961.00 434.00 206.00 188.00 88.00 83.00 0.00 24.00 0.00 4.00 47.00 80.00 226.00

    1962.00 421.00 243.00 178.00 301.00 25.00 29.00 19.00 71.00 42.00 73.00 122.00 145.00

    1963.00 344.00 213.00 626.00 256.00 40.00 9.00 0.00 0.00 2.00 16.00 58.00 289.00

    1964.00 79.00 205.00 166.00 79.00 52.00 65.00 26.00 19.00 105.00 246.00 136.00 275.00

    Bulan

    Curah Hujan (mm)

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1955.00 480.00 277.00 222.00 168.00 99.00 154.00 330.00 147.00 173.00 167.00 455.00 267.00

    1956.00 370.00 344.00 143.00 98.00 66.00 168.00 108.00 203.00 94.00 156.00 367.00 654.00

    1957.00 339.00 375.00 273.00 178.00 122.00 0.00 165.00 47.00 42.00 16.00 120.00 411.00

    1958.00 97.00 144.00 488.00 264.00 169.00 112.00 116.00 30.00 101.00 92.00 95.00 479.00

    1959.00 480.00 375.00 307.00 48.00 248.00 30.00 42.00 60.00 37.00 58.00 122.00 355.00

    1960.00 300.00 466.00 319.00 192.00 244.00 89.00 50.00 60.00 49.00 266.00 387.00 153.00

    1961.00 393.00 267.00 95.00 73.00 369.00 14.00 26.00 0.00 27.00 70.00 257.00 170.00

    1962.00 457.00 202.00 206.00 449.00 17.00 111.00 15.00 89.00 32.00 130.00 227.00 381.00

    1963.00 688.00 202.00 418. 00 128. 00 1.00 0.00 0.00 23. 00 0. 00 66.00 177.00 332.00

    1964.00 126.00 316.00 403.00 212.00 106.00 105.00 12.00 39.00 47.00 428.00 226.00 89.00

    Bulan

    Curah Hujan (mm)

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1955.00 249.00 301.00 214.00 96.00 159.00 85.00 276.00 74.00 67.00 84.00 345.00 276.00

    1956.00 287.00 142.00 104.00 25.00 123.00 71.00 144.00 91.00 52.00 28.00 136.00 456.00

    1957.00 206.00 319.00 216.00 103.00 25.00 9.00 227.00 51.00 0.00 2.00 201.00 287.00

    1958.00 189.00 240.00 236.00 158.00 57.00 35.00 54.00 5.00 0.00 15.00 234.00 245.00

    1959.00 328.00 154.00 372.00 235.00 78.00 103.00 13.00 0.00 13.00 2.00 98.00 345.00

    1960.00 239.00 203.00 238.00 156.00 181.00 93.00 27.00 11.00 22.00 20.00 116.00 177.00

    1961.00 397. 00 179. 00 332. 00 132. 00 116. 00 2. 00 2. 00 0. 00 0. 00 1. 00 80. 00 178. 00

    1962.00 380.00 176.00 199.00 204.00 36.00 24.00 22.00 64.00 0.00 48.00 125.00 340.00

    1963.00 416.00 1 30.00 2 07.00 85.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 86.00 369.00

    1964.00 150. 00 193. 00 361. 00 247. 00 85.00 38.00 5. 00 3. 00 23. 00 208. 00 42. 00 73. 00

    Bulan

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    37/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 3-3

    3.4. Data Pengukuran Hidrometeorologi DAS BedadungData-data hidrometerologi digunakan untuk menganalisis ketersedian air di suatu

    daerah. Adapun data-data yang diperlukan yaitu data curah hujan, data suhu rata-rata

    (0C), data kecepatan angin (knot), data radiasi matahari rata-rata (%), data kelembaban

    rata-rata (%), dan. Data-data ini digunakan untuk perhitungan Evaporasi/evapotranspirasi.

    Tabel 3.4Data Suhu Rata-Rata

    Tabel 3.1Data Lama Penyinaran Sinar Matahari

    Tabel 3.6Data Kelembaban Udara

    Tabel 3.7Data Kecepatan Angin Rata-Rata

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1973 24.8 24.8 24.6 24.7 24 24.6 23.7 24.3 24.2 25.3 24.4 24.5

    1974 24.2 23.5 24 24.2 24.4 23.8 23 23.8 24.2 24.4 24.3 24.3

    1975 23.7 24.2 24.1 24.7 23.6 23.1 23.3 23.1 23.9 23.8 23.6 23.6

    1976 21.3 23.8 23.6 23.9 23.5 23 22.1 23 23.1 24.3 24.4 24.4

    1977 23.9 23.6 23.7 24 24.1 23.3 21.7 21.5 22.6 24.2 24.9 24.1

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1973 44 59 50 65 60 84 76 83 68 82 55 55

    1974 43 46 62 73 81 85 85 83 78 73 67 61

    1975 48 45 42 55 67 91 88 78 70 51 55 48

    1976 55 63 53 77 87 88 89 86 92 71 61 75

    1977 57 80 56 73 77 73 90 87 77 87 82 52

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1973 84 82 84 82 83 76 78 75 79 74 81 79

    1974 77 84 79 78 76 74 75 76 77 80 83 85

    1975 78 79 87 87 88 83 84 83 87 90 88 86

    1976 83 84 84 77 74 73 73 72 71 77 80 80

    1977 84 84 85 80 78 82 77 76 74 72 75 83

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1973 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4

    1974 5 4 5 3 4 4 5 5 4 3 4 3

    1975 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3

    1976 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4

    1978 4 3 4 3 9 4 5 4

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    38/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-1

    BAB 4SISTEM IRIGASI DAERAH SUNGAI BEDADUNG

    4.1. Perencanaan Petak, Saluran, dan Bangunan Air4.1.1. Perencanaan Petak

    Petak irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari suatu

    sumber air, baik waduk maupun langsung dari satu atau beberapa sungai melalui

    bangunan pengambilan bebas. Petak irigasi dibagi 3 jenis yaitu :

    1. Petak primerYaitu petak atau gabungan petak-petak sekunder yang mendapat air

    langsung dari saluran induk. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer

    yang mengambil airnya langsung dari sumber air. Daerah di sepanjang

    saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara

    menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati

    sepanjang garis tinggi, daerah saluran primer yang berdekatan harus dilayani

    langsung dari saluran primer.2. Petak sekunder

    Yaitu kumpulan dari beberapa petak tersier yang mendapat air langsung

    dari saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan

    bagi yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak

    sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, misalnya

    saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda-beda tergantung dari

    situasi daerah. Saluran sekunder sering terletak di punggung medan, mengairi

    kedua sisi saluran hingga saluran pembuang yang membatasinya. Saluran

    sekunder boleh juga direncanakan sebagai saluran garis tinggi yang mengairi

    lereng-lereng medan yang lebih rendah saja.

    3. Petak tersierYaitu petak-petak sawah yang mendapat air dari bangunan sadap.

    Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier.

    Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan

    sadap tersier yang menjadi tanggung jawab dinas pengairan, Bangunan sadap

    tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier.

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    39/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-2

    Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan petak adalah :

    1. Petak mempunyai batas yang jelas pada tiap petak sehingga terpisahdari petak sekunder yang lain dan sebagai batas petak adalah saluran

    drainase.

    2. Bentuk petak sedapatnya bujur sangkar, uasaha ini untukmeningkatkan efisiensi.

    3. Tanah dalam suatu petak sekunder sedapat mungkin harus dapatdimiliki oleh satu desa atau paling banyak tiga desa.

    4. Desa, jalan, sungai diusahakan menjadi batas petak5. Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air, dan gerak

    pembagi ditempatkan di tempat tertinggi.

    6. Petak sekunder harus diletakkan sedekat mungkin dengan saluranpembawa ataupun bangunan pembawa.

    Petak sawah untuk daerah irigasi sungai Bedadung direncanakan seluas

    3200.96 ha. Sebagian besar petak sawah dibuat bujur sangkar, karena petak

    terbaik adalah dengan bentuk bujur sangkar sehingga penggunaan airnya lebih

    efisien. Namun ada juga beberapa petak yang dibuat tidak berbentuk bujur

    sangkar, karena harus disesuiakan dengan medan lokasi.

    4.1.2. Perencanaan Saluran

    Saluran Pembawa

    Saluran pembawa terdiri dari 3 macam :

    1. Saluran PrimerSaluran ini berfungsi membawa air dari sumber dan mengalirkannya ke

    saluran sekunder. Air yang dibutuhkan untuk saluran irigasi diperoleh

    dari sungai, danau, atau waduk. Air dari sungai mengandung banyak zat

    lumpur yang biasanya merupakan pupuk bagi tanaman sehingga dapat

    menjaga tanaman tidak mati kekeringan di musim kemarau. Saluran

    primer ini mengalirkan air langsung dari bendung yang telah dibuat.

    Saluran ini dibuat memanjang mengikuti kontur yang ada.

    2. Saluran Sekunder

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    40/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-3

    Saluran sekunder menyadap air dari saluran primer untuk mengairi daerah di

    sekitarnya. Saluran sekunder dibuat tegak lurus terhadap saluran primer dan

    mengikuti kontur yang ada

    3. Saluran TersierSaluran ini berfungsi untuk membawa air dari saluran sekunder dan

    membagikannya ke petak-petak sawah dengan luas maksimum 150 hektar.

    Saluran Pembuang

    Saluran ini berfungsi untuk membuang air berlebihan dari petak-petak

    sawah ke sungai. Jaringan pembuang tersier dipakai untuk: mengeringkan sawah,

    membuang kelebihan air hujan, membuang kelebihan air irigasi.

    Setiap saluran memiliki efisiensi irigasi, yaitu :

    Jaringan tersier : 80%

    Saluran sekunder : 90%

    Saluran primer : 90%

    Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan saluran adalah:

    1. Dimensi saluran didasarkan pada kapasitas terbesar, yaitu kapasitas padamusim kemarau.

    2. Letak saluran pembuangan sedemikian rupa sehingga seluruh areal dapatdialiri. Untuk itu sedapat mungkin saluran diletakkan di punggung bukit.

    3. Saluran pembawa sedapat mungkin dipisah dari saluran pembuang.Kecepatan saluran pembawa kecil, sedangkan pada saluran pembuang

    kecepatannya besar.

    4. Saluran primer mempunyai syarat :panjang maksimum 5 kilometer, kemiringannya kecil, lurus

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendimensian saluran :

    1. Dalam penggunaan a (kebutuhan air) dihitung berdasarkan padaperhitungan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.

    2. Dalam merencanakan lebar saluran yang dipergunakan di lapangan, darib (b perhitungan), dibulatkan ke 5 centimeter terdekat.

    3. Perhitungan dimensi saluran dimaksudkan untuk memperoleh dimensidari saluran yang akan dipergunakan dalam jaringan irigasi serta untuk

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    41/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-4

    menentukan tinggi muka air yang harus ada pada bendung agar

    kebutuhan air untuk seluruh wilayah cakupan pengairan dapat terpenuhi.

    4. Perhitungan dimensi saluran ini ada dua tahap yaitu tahap penentuandimensi untuk setiap ruas saluran dan tahap perhitungan ketinggian muka

    air pada tiap-tiap ruas saluran. Hasil perhitungan tersebut lebih efisien

    ditampilkan dalam bentuk tabel dimana urutan pengerjaan sudah

    diurutkan per kolom.

    Pada daerah irigasi sungai Bedadung, direncanakan dibuat 3 buah

    saluran, yaitu saluran primer untuk mengambil air dari intake, saluran sekunder

    untuk mendistribusikan air dari saluran primer ke saluran tersier, dan saluran

    tersier untuk mendistribusikan air dari saluran sekunder ke petak-petak sawah

    yang direncanakan.

    4.1.3. Perencanaan Bangunan AirBangunan irigasi yang dipakai adalah bangunan utama, dalam hal ini

    bendung (untuk meninggikan tinggi muka air di sungai sampai ketinggian yang

    diperlukan sehingga air dapat dialirkan ke lahan di sekitarnya). Selain itu, dalam

    sistem irigasi daerah Sungai Cacaban ini juga digunakan :

    - Bangunan bagiBangunan yang terletak pada saluran primer yang membagi air ke

    saluran-saluran sekunder atau pada saluran sekunder yang membagi air

    ke saluran sekunder lainnya. Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang

    dengan teliti mengukur dan mengatur air yang mengalir ke berbagai

    saluran.

    - Bangunan sadapBangunan yang terletak di saluran primer ataupun sekunder yang

    memberi air kepada saluran tersier.

    - Bangunan bagi sadapBangunan yang berupa bangunan bagi dan bersama itu pula sebagai

    bangunan sadap. Bangunan bagi-sadap merupakan kombinasi dari

    bangunan bagi dan bangunan sadap (bangunan yang terletak di saluran

    primer atau sekunder yang memberi air ke saluran tersier).

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    42/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-5

    Perencanaan tata letak bangunan pembawa juga sangat terbatas karena

    kurangnya informasi detail mengenai keadaan topografi daerah irigasi yang

    bersangkutan. Bangunan-bangunan pembawa yang digunakan adalah:

    - Gorong-gorong, dipasang di tempat-tempat dimana saluran lewat dibawah bangunan (jalan, rel KA, dll) atau bila pembuang lewat di bawah

    saluran

    - Talang, dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluranlainnya, saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah

    - Sipon, dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakangravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.

    Sipon juga dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan, rel, dan

    bangunan-bangunan yang lain. Merupakan saluran tertutup yang

    direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi

    oleh tinggi tekan

    4.1.4. Skema Petak, Saluran Irigasi, dan Bangunan Air

    Gambar 4.1 Skema petak, saluran dan bangunan air

    Kali Bedadung

    BDD PM 3 BDD PM 2 BDD PM 1

    BDD SK B1 Bendung

    BDD SK C1 BDD SK A1

    BDDTS B1KA

    100 0.220887

    BDD TS C1 KA BDD TS C1 KI BDD TS A1 KA BDD TS A1 KI

    100 0.220887 100 0.220887 BDD SK B2 100 0.220887 100 0.220887

    BDDSK A2

    BDDSK C2

    BDD TS B2 KA BDD TS B2 KI BDD TS A2 KI

    100 0.220887 100 0.220887 100 0.220887

    Intake BDD SK A3

    BDDTS C2KA

    Bangunan bagi/sadap 100 0.220887

    Saluran sekunder BDD SK C3 BDD TS A3 KA

    100 0.220887

    Saluran primer BDD SK A4

    Saluran tersier

    BDDTS C3KA

    Bendung 100 0.220887 BDD TS A4 KA

    BDD TS C5a KA BDD TS C4a KA BDD SK C4 100 0.220887

    Arah aliran air 100 0.22089 100 0.220887 BDD SK A5

    BDD Bedadung BDD SK C5a BDD SK C4a BDD SK C4b

    BDD TS C5a KI BDD TS C4b KA BDD TS A5 KA BDD TS A5 KI

    PM Primer 100 0.22089 100 0.220887497 100 0.220887 100 0.220887

    BDDSK A6

    SK S ekunder

    TS Tersier BDD TS A6 KI

    100 0.220887

    A (hektar) Q (m3/s)

    SUNGAI-SAL-POSISI

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    43/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-6

    4.2. Perhitungan Ketersediaan Air Daerah Irigasi Bedadung4.2.1. Pengolahan Data Hujan Hilang

    Pengolahan data hujan hilang dilakukan dengan metode rasional, dengan

    diketahui data hujan dari stasiun lain. Contoh perhitungan data hujan hilang bulan

    Mei tahun 1956 :

    Tabel 4.1Curah Hujan Stasiun Tamanan, Jember dan Semboro Tahun 1956

    Dengan persamaan sebagai berikut :

    Dengan

    = rerata stasiun 1 = rerata stasiun 2 = rerata stasiun 3 = jumlah stasiun lainnya = Curah hujan yg dicari = Curah hujan stasiun 2

    = Curah hujan stasiun 3

    Curah Hujan (mm)

    1956.00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    Tamanan 376.00 206.00 111.00 187.00 - 154.00 52.00 191.00 3.00 126.00 189.00 435.00

    Jember 370.00 344.00 143.00 98.00 66.00 168.00 108.00 203.00 94.00 156.00 367.00 654.00

    Semboro 287.00 142.00 104.00 25.00 123.00 71.00 144.00 91.00 52.00 28.00 136.00 456.00

    Bulan

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    44/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-7

    Nomer 8.00

    Nama Tamanan

    Curah Hujan (mm)

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1955.00 257.00 316.00 221.00 50.00 122.00 104.00 257.00 73.00 97.00 44.00 543.00 153.00 2237.00 186.42

    1956.00 376.00 206.00 111.00 187.00 108.73 154.00 52.00 191.00 3.00 126.00 189.00 435.00 2138.73 178.23

    1957.00 405. 00 400. 00 263. 00 138. 00 62. 00 0. 00 178. 00 25. 00 25. 00 39. 00 42. 00 203. 00 1780.00 148.33

    1958.00 127. 00 350. 00 339. 00 95. 00 51. 00 83. 00 95. 00 14. 00 29. 00 85. 00 114. 00 156. 00 1538.00 128.17

    1959.00 424. 00 274. 00 188. 00 117. 00 150. 00 49. 00 18. 00 0. 00 5. 00 47. 00 82. 00 273. 00 1627.00 135.58

    1960.00 498. 00 596. 00 200. 00 267. 00 47. 00 13. 00 10. 00 6. 00 30. 00 59. 00 83. 00 316. 00 2125.00 177.08

    1961.00 434. 00 206. 00 188. 00 88. 00 83. 00 0. 00 24. 00 0. 00 4. 00 47. 00 80. 00 226. 00 1380.00 115.00

    1962.00 421. 00 243. 00 178. 00 301. 00 25. 00 29. 00 19. 00 71. 00 42. 00 73. 00 122. 00 145. 00 1669.00 139.08

    1963.00 344. 00 213. 00 626. 00 256. 00 40. 00 9. 00 0. 00 0. 00 2. 00 16. 00 58. 00 289. 00 1853.00 154.42

    1964.00 79. 00 205. 00 166. 00 79. 00 52. 00 65. 00 26. 00 19. 00 105. 00 246. 00 136. 00 275. 00 1453.00 121.08

    Nomer 13.00

    Nama Jember

    Curah Hujan (mm)

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1955.00 480.00 277.00 222.00 168.00 99.00 154.00 330.00 147.00 173.00 167.00 455.00 267.00 2939.00 244.92

    1956.00 370.00 344.00 143.00 98.00 66.00 168.00 108.00 203.00 94.00 156.00 367.00 654.00 2771.00 230.92

    1957.00 339. 00 375. 00 273. 00 178. 00 122. 00 6. 23 165. 00 47. 00 42. 00 16. 00 120. 00 411. 00 2094.23 174.52

    1958.00 97.00 144.00 488.00 264.00 169.00 112.00 116.00 30.00 101.00 92.00 95.00 479.00 2187.00 182.25

    1959.00 480. 00 375. 00 307. 00 48. 00 248. 00 30. 00 42. 00 60. 00 37. 00 58. 00 122. 00 355. 00 2162.00 180.17

    1960.00 300.00 466.00 319.00 192.00 244.00 89.00 50.00 60.00 49.00 266.00 387.00 153.00 2575.00 214.58

    1961.00 393. 00 267. 00 95. 00 73. 00 369. 00 14. 00 26. 00 0. 00 27. 00 70. 00 257. 00 170. 00 1761.00 146.75

    1962.00 457.00 202.00 206.00 449.00 17.00 111.00 15.00 89.00 32.00 130.00 227.00 381.00 2316.00 193.00

    1963.00 688. 00 202. 00 418. 00 128. 00 1. 00 6. 59 0. 00 23. 00 1. 46 66. 00 177. 00 332. 00 2043.05 170.25

    1964.00 126.00 316.00 403.00 212.00 106.00 105.00 12.00 39.00 47.00 428.00 226.00 89.00 2109.00 175.75

    Nomer 20.00

    Nama Semboro

    Curah Hujan (mm)

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des1955.00 249. 00 301. 00 214. 00 96. 00 159. 00 85. 00 276. 00 74. 00 67. 00 84. 00 345. 00 276. 00 2226.00 185.50

    1956.00 287. 00 142. 00 104. 00 25. 00 123. 00 71. 00 144. 00 91. 00 52. 00 28. 00 136. 00 456. 00 1659.00 138.25

    1957.00 206. 00 319. 00 216. 00 103. 00 25. 00 9. 00 227. 00 51. 00 0. 00 2. 00 201. 00 287. 00 1646.00 137.17

    1958.00 189. 00 240. 00 236. 00 158. 00 57. 00 35. 00 54. 00 5. 00 0. 00 15. 00 234. 00 245. 00 1468.00 122.33

    1959.00 328. 00 154. 00 372. 00 235. 00 78. 00 103. 00 13. 00 0. 00 13. 00 2. 00 98. 00 345. 00 1741.00 145.08

    1960.00 239. 00 203. 00 238. 00 156. 00 181. 00 93. 00 27. 00 11. 00 22. 00 20. 00 116. 00 177. 00 1483.00 123.58

    1961.00 397. 00 179. 00 332. 00 132. 00 116.00 2. 00 2. 00 0. 00 0. 00 1. 00 80. 00 178. 00 1419.00 118.25

    1962.00 380. 00 176. 00 199. 00 204. 00 36. 00 24. 00 22. 00 64. 00 0. 00 48. 00 125. 00 340. 00 1618.00 134.83

    1963.00 416.00 130.00 2 07.00 85.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 86.00 369.00 1293.00 107.75

    1964.00 150. 00 193. 00 361. 00 247. 00 85. 00 38. 00 5. 00 3. 00 23. 00 208. 00 42. 00 73. 00 1428.00 119.00

    BulanTotal Rerata

    BulanTotal Rerata

    BulanTotal Rerata

    Perhitungan :

    Sehingga diperoleh data hujan lengkap sebagai berikut :

    Tabel 4.2 Curah Hujan Lengkap Stasiun Tamanan, Jember, dan Semboro

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    45/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-8

    Area peta Area peta

    cm2

    km2

    1.00 Semboro 3.46 21.60

    2.00 Jember 49.87 311.69

    3.00 Tamanan 13.43 83.96

    66.76 417.25

    No Stasiun

    TOTAL

    4.2.2. Pengolahan Data HujanSelanjutnya, menentukan curah hujan rata-rata bulanan untuk tiga stasiun

    dengan menggunakan metode rata-rata poligon Thiesen.

    Persamaan hujan rata-rata thiessen

    Dengan

    = rerata stasiun = Curah hujan stasiun 1

    = Curah hujan stasiun 2 = Luas daerah 1 = Luas daerah 2

    Tabel 4.3Luas Area Stasiun

    Hujan rata-rata thiessen Januari, 1964

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    46/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-9

    Rank Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des P

    1.00 604.70 478.54 448.93 406.54 298.35 160.16 312.52 194.79 152.22 379.99 467.01 599.68 0.09

    2.00 460.86 377.13 444.97 224.51 219.48 140.37 170.83 128.33 81.28 211.61 319.22 401.89 0.18

    3.00 445.77 343.24 353.14 205.23 201.10 102.18 108.56 84.08 73.51 143.34 311.80 362.73 0.27

    4.00 423.17 305.77 290.86 187.05 139.46 93.48 98.60 46.60 57.43 137.95 212.22 337.98 0.36

    5.00 401.46 287.30 286.42 166.07 106.73 90.00 40.76 44.82 43.78 114.29 200.59 331.39 0.45

    6.00 366.91 286.09 268.04 151.53 104.91 73.91 35.67 42.78 36.40 86.61 198.36 325.26 0.55

    7.00 345.40 250.17 221.38 140.53 94.05 37.60 24.36 33.11 32.36 61.80 148.34 244.53 0.64

    8.00 336.68 208.90 200.00 112.13 77.55 10.56 16.17 25.49 29.32 52.89 112.71 187.04 0.73

    9.00 117.79 200.49 134.54 79.07 19.59 6.73 14.45 17.18 20.97 52.52 108.50 181.68 0.82

    10.00 107.80 190.42 125.98 71.56 8.80 5.12 0.00 0.00 1.50 19.90 106.02 125.60 0.91

    4.2.3. Peluang HujanTabel 4.4Probabilitas Hujan dan R80

    Nilai R80 tersebut diperoleh dari interpolasi nilai-nilai curah hujan yang sudah

    diurutkan sesuai probabilitasnya.

    Contoh perhitungan R80 dan Q80 bulan Januari :

    /bln

    Tabel 4.5R80 dan Q80

    Rainfall

    (m/s) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    R80 0.0000000623 0.0000000780 0.0000000570 0.0000000331 0.0000000120 0.0000000029 0.0000000057 0.0000000073 0.0000000087 0.0000000203 0.0000000422 0.0000000705

    Debit

    m3/s Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    Q80 18.21 22.78 16.64 9.66 3.51 0.84 1.67 2.12 2.55 5.93 12.32 20.59

    Bulan

    Bulan

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    47/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-10

    Grafik 4.1 Grafik Q80

    4.2.4. Curah Hujan EfektifSelanjutnya kita perlu menghitung berapa curah hujan efektif untuk

    setiap bulannya untuk menghitung kebutuhan air setiap bulannya. Curah hujan

    yang diambil adalah curah hujan pada stasiun terdekat dari bendung, dan untuk

    kasus ini dipilih Stasiun Tamansari yang merupakan stasiun terdekat dari

    bendung pada perencanaan. Curah hujan efektif ini dibagi menjadi dua tipe yaitu

    Re50 dan Re80. Berikut rumusan untuk menghitung kedua curah hujan efektif

    diatas:

    Keterangan:

    R80 = curah hujan bulanan 80% (mm/hari)

    R50 = Curah hujan bulanan 50% (mm/hari)

    Tabel 4.6Kemungkinan Hujan Stasiun Tamansari

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

    1 386 393 357 193 249 294 117 69 124 263 273 480

    2 320 261 324 151 245 75 85 63 113 102 265 320

    3 300 206 296 145 237 66 37 50.52 112 100 248 245

    4 284 204 265 143 232 51 26 5 82 95 177 241

    5 239 156 239 137 158 47 0 0 29 83 177 225

    6 237 150 200 113 135 11 0 0 15 30 157 218

    7 228 149 187 89 111 0 0 0 8 30 142 181

    8 217 134 139 87 21 0 0 0 8 11 126 175

    9 169 127 94 85 15 0 0 0 0 0 67 141

    10 125 78 39 46 9 0 0 0.00 0 0 48 47

    Rank Bulan

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    48/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-11

    Contoh perhitungan R80, R50 dan Re untuk buan Januari :

    mm/bln

    Hasil dari perhitungan curah hujan efektif ditampilkan dalam tabel dan grafik

    berikut,

    Tabel 4.7Curah Hujan R80 dan R50

    Tabel 4.8Curah Hujan Efektif Re80 dan Re50

    Rainfall

    (mm/2bln)

    R 50 119 .00 119 .00 7 6. 50 76. 50 109. 75 109 .75 62. 50 62 .5 0 73. 25 73 .25 14. 50 14 .50 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 11. 00 1 1. 00 28. 25 2 8. 25 83. 50 83. 50 110 .75 110. 75

    R80 89. 30 89. 30 64. 20 64. 20 51. 50 51. 50 42. 70 42.70 8. 10 8. 10 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 00 0. 80 0. 80 1. 10 1. 10 39. 40 39. 40 73. 90 73. 90

    Mei Agust Sep

    Bulan

    Okt Nop DesJan Feb Mar Apr Jun Jul

    Rainfall

    (mm/15hari)

    Re50 5.55 5.55 3.57 3.57 5.12 5.12 2.92 2.92 3.42 3.42 0.68 0.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.51 0.51 1.32 1.32 3.90 3.90 5.17 5.17

    Re80 4.17 4.17 3.00 3.00 2.40 2.40 1.99 1.99 0.38 0.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.04 0.04 0.05 0.05 1.84 1.84 3.45 3.45

    Jan Feb Mar Apr Mei Nop DesJun Jul Agust Sep Okt

    Bulan

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    49/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-12

    Grafik 4.2 Grafik Re50

    Grafik 4.3 Grafik Re80

    4.3. Perhitungan Kebutuhan Air Daerah Irigasi BedadungUntuk menghitung kebutuhan air daerah irigasi Sungai Bedadung dilakukan

    langkah-langkah sebagai berikut :

    4.3.1. Perhitungan Evapotranspirasi1. Mencari data iklim selama 10 tahun untuk daerah irigasi yang

    ditinjau. Untuk daerah irigasi sungai Bedadung data iklim diambil

  • 5/28/2018 129426684 Laporan Tugas Besar SI 3131 Irigasi Dan Bangunan Air 15010071

    50/104

    Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air

    Reaai Dyah Adriani - 15010071 4-13

    dari data stasiun meteorologi Univ. Brawijaya Malang. Adapun

    data-data yang diperlukan adalah:

    a. Temperatur rata-rata (T) oC selama 10 tahunb. Kelembaban rata-rata (Rh) % selama 10 tahunc. Kecepatan angin rata-rata (U) knot selama 10 tahund. Penyinaran matahari rata-rata (n/N) % selama 10 tahun

    2. Dari data-data dicari nilai rata-rata setiap bulannya, maka dapatdilakukan perhitungan evatransporasi potensial setiap bulannya.

    Untuk menghitung nilai evapotranspirasi potensial (ETo) digunakan

    metode Penman Modifikasi. Adapun perhitungan ETo dengan

    metode Penman adalah sebagai berikut :

    Contoh perhitungan Eto dengan cara Penman Modifikasi dengan data

    rata-rata Bulan Januari :

    a. Data klimatologi:Temperatur : T = 23.64C

    Kelembaban udara : Rh = 82.43%

    Penyinaran matahari : n/N = 47.86%

    Kecepatan angin : U = 4 knots = 2.1 m/s

    b. Tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata udara :Tabel 4.1Tabel Interpolasi Harga ea

    Dilakukan interpolasi suhu terhadap ea untuk mendapatkan harga ea

    yang tepat.

    Temperatur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    ea (mbar) 6.1 6.6 7.1 7.6 8.1 8.7 9.3 10 10.7 11.5

    Temperatur 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

    ea (mbar) 12.3 13.1 14 15 16.1 17 18.2 19.4 20.6 22Temperatur 20 21 22 23 24 25