tugas schistosomiasis

4
TUGAS KKM SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM SCHISTOSOMIASIS Definisi Schistosomiasis merupakan penyakit infeksi parasit kronis yang disebabkan oleh cacing darah (Trematoda) dari genus Schistosoma. Disebut juga bilharziasis yang diambil dari nama Theodor Bilharz, seorang ahli patologi berkebangsaan Jerman yang mengidentifikasi cacing ini pada tahun 1851. Schistosomiasis sering ditemukan pada daerah tropis dan sub-tropis. Etiologi Schistosmiasis disebabkan oleh cacing darah (Trematoda) dari genus Schistosoma. Menurut gambaran klinisnya, schistosomiasis dapat dibagi menjadi dua, yaitu schistosomiasis vesikalis (urogenital) yang disebabkan oleh Schistosoma hematobium dan schistosomiasis schistosomiasis intestinal yang disebabkan oleh Schistosoma mansoni dan Schistosoma japonicum. Siklus Hidup Schistosoma Telur schistosoma dapat keluar bersama urin atau feses lalu masuk ke dalam air tawar. Di dalam air, telur akan menetas dan keluar larva yang disebut mirasidia. Mirasidia tersebut selanjutnya menginfeksi semacam siput sebagai penjamu perantara (intermediate host) yang sesuai untuk perkembangbiakan lebih lanjut. Di dalam tubuh siput, mirasidia akan berubah menjadi sporokista induk, kemudian menjadi sporokista anak, dan berubah menjadi sekaria yang infektif lalu masuk berenang dalam air tawar yang hanya dapat bertahan hidup selama 48 jam. Manusia dapat terpajan dengan serkaria melalui kulit atau

Upload: lindiaprabhaswari

Post on 13-Apr-2016

38 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

schistosomiasis

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Schistosomiasis

TUGAS KKM SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

SCHISTOSOMIASIS

Definisi

Schistosomiasis merupakan penyakit infeksi parasit kronis yang disebabkan oleh cacing

darah (Trematoda) dari genus Schistosoma. Disebut juga bilharziasis yang diambil dari nama

Theodor Bilharz, seorang ahli patologi berkebangsaan Jerman yang mengidentifikasi cacing

ini pada tahun 1851. Schistosomiasis sering ditemukan pada daerah tropis dan sub-tropis.

Etiologi

Schistosmiasis disebabkan oleh cacing darah (Trematoda) dari genus Schistosoma. Menurut

gambaran klinisnya, schistosomiasis dapat dibagi menjadi dua, yaitu schistosomiasis

vesikalis (urogenital) yang disebabkan oleh Schistosoma hematobium dan schistosomiasis

schistosomiasis intestinal yang disebabkan oleh Schistosoma mansoni dan Schistosoma

japonicum.

Siklus Hidup Schistosoma

Telur schistosoma dapat keluar bersama urin atau feses lalu masuk ke dalam air tawar. Di

dalam air, telur akan menetas dan keluar larva yang disebut mirasidia. Mirasidia tersebut

selanjutnya menginfeksi semacam siput sebagai penjamu perantara (intermediate host) yang

sesuai untuk perkembangbiakan lebih lanjut. Di dalam tubuh siput, mirasidia akan berubah

menjadi sporokista induk, kemudian menjadi sporokista anak, dan berubah menjadi sekaria

yang infektif lalu masuk berenang dalam air tawar yang hanya dapat bertahan hidup selama

48 jam. Manusia dapat terpajan dengan serkaria melalui kulit atau mukosa mulut dan saluran

cerna apabila berada dalam air misalnya sewaktu mandi, berenang, menyeberangi sungai,

atau mencuci pakaian. Dalam tubuh, serkaria segera menjadi larva schistosomula yang akan

mengikuti sistem peredaran darah hingga sampai pada sirkulasi portal dalam hepar dan segera

menjadi cacing dewasa.

Setelah beberapa minggu, cacing dewasa berpasangan dan kawin, lalu bermigrasi ke

habitatnya masing-masing sesuai dengan spesiesnya. S. japonicum akan tinggal di pembuluh

darah vena sekitar usus dan hati, misalnya vena porta hepatica dan vena mesenterica

superior. Di dalam habitat inilahcacing betina akan bertelur dari beberapa butir sampai

beberapa ratus per hari. Kemudian telur cacing terbawa oleh darah ke jaringan usus atau buli-

buli, dan dengan demikian telur-telur tersebut dapat keluar bersama urin atau feses.

Page 2: Tugas Schistosomiasis

Gejala Klinis

Akut Intestinal Urogenital

Demam, malaise, mialgia,

nyeri kepala, nyeri perut,

batuk non produktig

Ulserasi, pseudopolip, dan

mikroabses pada usus besar

Hematuria

Eosinofilia Nyeri abdomen, darah pada

feses

Fibrosis ureter, kerusakan

ginjal

Infiltrat paru pada foto

thoraks

Pembesaran hepar dan

fibrosis periportl

Lesi genital, perdarahan

pervaginam, dispareunia,

kerusakan tuba fallopi

Swimmer itch Dilatasi pembuluh darah

abdomen superfisial,

pembesaran lien, varises

esofagus

Kerusakan pada vesikula

seminalis, prostat, infertilitas

yang ireversibel

Diagnosis

Ditemukannya telur parasit pada feses atau urin merupakan baku emas dalam mendiagnosis

shcistosomiasis. Sampel feses diperiksa untuk mengetahui keberadaan telur parasit dengan

menggunakan hapusan tebal Kato-Katz atau teknik rapid Kato. Dikatakan infeksi berat

apabila ditemukan lebih dari 400 butir telur dalam 1 gram feses. Saat ini, teknik Kato-Katz

masih merupakan baku emas yang digunakan untuk mendiagnosis schistosomiasis. Teknik

Kato-Katz memiliki sensitivitas yang rendah apabila hanya menggunakan satu sampel saja,

sehingga sebaiknya diambil beberapa sampel dari satu individu. Untuk schistosomiasis

urogenital, pemeriksaan sampel urin dengan menggunakan teknik filtrasi dan mikroskopik

untuk mendeteksi adanya telur S. hematobium merupakan dasar untuk menemukan spesies

ini.

Selanjutnya dapat dilakukan tes imunodiagnosis apabila pemeriksaan urin atau feses

memberikan hasil negatif atau diperkirakan adanya infeksi ektopik. Hasil yang akurat

diperoleh 6-8 minggu setelah terpajan air yang tercemar dengan serkaria. Dapat dilakukan tes

seperti Indirect Hemaglutination Assay (IHA) atau Circumoval Precipitin Test (COPT) untuk

mendeteksi adanya antibodi terhadap berbagai fase schistosoma.

Pada infeksi S. mansoni dan S. japonicum, esofagoskopi atau kolonoskopi, foto thotaks, atau

USG abdomen dapat dilakukan. Gambaran USG pada hepar memberi gambaran

Page 3: Tugas Schistosomiasis

patognomonis berupa fibrosis periportal, sehingga tidak perlu dilakukan biopsi. Pada infeksi

S. hematobium dapat dideteksi adanya hematuria tersamar secara mikroskopik atau tes celup

terutama pada urin porsi pertama. Pada infeksi lanjut dengan pemeriksaan sistoskopi dapat

ditemukan ulkus sandy patches dan adanya daerah-daerah yang mengalami metaplasia. Pada

foto polos abdomen bagian bawah dapat ditemukan perkapuran dinding buli-buli atau ureter.

Dengan CT dapat ditemukan gambaran patognomonis kalsifikasi turtle back.

Penatalaksanaan

Praziquantel. Obat ini dikatakan efektif terhadap semua jenis spesies shcistosoma yang

menginfeksi manusia. Dosis yang digunakan adalah 30-60 mg/kg BB/hari. Efek samping

yang ditimbulkan dapat berupa malaise, sakit kepala, anoreksia, nyeri perut, diare, pruritus,

urtikaria, artralgia, dan mialgia.

Oxamniquine. Obat ini hanya efektif untuk S. mansoni. Dosis sebesar 12-15 mg/kgBB/hari

atau 40-60 mg/kgBB/hari dosis terbagi dua atau tiga selama 2-3 hari. Obat ini mempunyai

efek mutagenic dan teratogenik sehingga tidak boleh diberikan pada ibu hamil.