tugas rosita

Upload: refa-setiadi

Post on 18-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Diagnosis Banding untuk Demam tanpa disertai tanda lokalDIAGNOSIS DEMAM DIDASARKAN PADA KEADAANInfeksi virus dengue: - Demam atau riwayat demam mendadak tinggi selama 2-7 haridemam dengue, demam - Manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji bendung berdarah dengue dan positif)Sindrom syok Dengue:- Pembesaran hati- Tanda-tanda gangguan sirkulasi- Peningkatan nilai hematokrit, trombositopenia dan leukopenia- Ada riwayat keluarga atau tetangga sekitar menderita atau tersangka demam berdarah dengueMalaria - Demam tinggi khas bersifat intermiten- Demam terus-menerus- Menggigil, nyeri kepala, berkeringat dan nyeri otot- Anemia- Hepatomegali, splenomegali- Hasil apus darah positif (plasmodium)Demam tifoid - Demam lebih dari tujuh hari- Terlihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas- Nyeri perut, kembung, mual, muntah, diare, konstipasi- DeliriumInfeksi Saluran Kemih - Demam terutama di bawah umur dua tahun- Nyeri ketika berkemih- Berkemih lebih sering dari biasanya- Mengompol (di atas usia 3 tahun)- Ketidakmampuan untuk menahan kemih pada anak yang sebelumnya bisa dilakukannya.- Nyeri ketuk sudut kostovertebral atau nyeri tekan suprapubik- Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria, leukosituria(> 5/lpb) dan hematuria (> 5/lpb)Sepsis - Terlihat jelas sakit berat dan kondisi serius tanpa penyebab yang jelas- Hipo atau hipertermia- Takikardia, takipneu- Gangguan sirkulasi- Leukositosis atau leukopeniDemam yang berhubungan dengan infeksi HIV

Diagnosis banding Tambahan untuk Demam yang berlangsung > 7 hariDIAGNOSIS DEMAM DIDASARKAN PADA KEADAANDemam tifoid TB (milier) - Demam tinggi- Berat badan turun- Anoreksia- Pembesaran hati dan/atau limpa- Batuk- Tes tuberkulin dapat positif atau negatif (bila anergi)- Riwayat TB dalam keluarga- Pola milier yang halus pada foto polos dadaEndokarditis infektif - Berat badan turun- Pucat- Jari tabuh- Bising jantung- Pembesaran limpa- Petekie- Splinter haemorrhages in nail beds- Hematuri mikroskopisDemam Rematik Akut - Bising jantung yang dapat berubah sewaktu-waktu- Artritis/artralgia- Gagal jantung- Denyut nadi cepat- Pericardial friction rub- Korea- Diketahui baru terinfeksi streptokokalAbses dalam - Demam tanpa fokus infeksi yang jelas (Deep Abscess) - Radang setempat atau nyeri- Tanda-tanda spesifik yang tergantung tempatnya paru, hati, otak, subfrenik, ginjal, dsb.

SpirometriSpirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat yang digunakan disebut spirometer.Tujuan :- mengukur volume paru secara statis dan dinamik- menilai perubahan atau gangguan pada faal paruPrinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru selama pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC). Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin Nilai FVC dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.Sebelum dilakukan spirometri, terhadap pasien dilakukan anamnesa, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pada spirometer terdapat nilai prediksi untuk orang Asia berdasarkan umur dan tinggi badan. Bila nilai prediksi tidak sesuai dengan standar Indonesia, maka dilakukan penyesuaian nilai prediksi menggunakan standar Indonesia. Volume udara yang dihasilkan akan dibuat prosentase pencapaian terhadap angka prediksi.Spirometri dapat dilakukan dalam bentuk social vital capacity (SVC) atau forced vital capacity (FVC). Pada SCV, pasien diminta bernafas secara normal 3 kali (mouthpiece sudah terpasang di mulut) sebelum menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan secara maksimal. Pada FVC, pasien diminta menarik nafas dalam-dalam sebelum mouth piece dimasukkan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal.Pengukuran fungsi paru yang dilaporkan :1. Forced vital capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara paksa setelah inspirasi secara maksimal, diukur dalam liter.2. Forced Expiratory volume in one second (FEV1) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik, diukur dalam liter. Bersama dengan FVC merupakan indikator utama fungsi paru-paru. 3. FEV1/FVC merupakan rasio FEV1/FVC. Pada orang dewasa sehat nilainya sekitar 75% - 80%4. FEF 25-75% (forced expiratory flow), optional5. Peak Expiratory Flow (PEF), merupakan kecepatan pergerakan udara keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik. 6. FEF 50% dan FEF 75%, optional, merupakan rata-rata aliran (kecepatan) udara keluar dari paru-paru selama pertengahan pernafasan (sering disebut juga sebagai MMEF(maximal mid-expiratory flow)Klasifikasi gangguan ventilasi (% nilai prediksi) :Gangguan restriksi : Vital Capacity (VC) < 80% nilai prediksi; FVC < 80% nilai prediksiGangguan obstruksi : FEV1 < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksiGangguan restriksi dan obstruksi : FVC < 80% nilai prediksi; FEV1/FVC < 75% nilai prediksi.Bentuk spirogram adalah hasil dari spirometri. Beberapa hal yang menyebabkan spirogram tidak memenuhi syarat :1. Terburu-buru atau penarikan nafas yang salah2. Batuk3. Terminasi lebih awal4. Tertutupnya glottis5. Ekspirasi yang bervariasi6. KebocoranSetiap pengukuran sebaiknya dilakukan minimal 3 kali. Kriteria hasil spirogram yang reprodusibel (setelah 3 kali ekspirasi) adalah dua nilai FVC dan FEV1 dari 3 ekspirasi yang dilakukan menunjukkan variasi/perbedaan yang minimal (perbedaan kurang dari 5% atau 100 mL)Pemberian Nebulizer 1. Pengertian Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik.

1. Tujuan pemberian Nebulizer

Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang/ menghilang.

3. obat-obat Nebulizer:

1. Pulmicort: kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas1. Nacl : mengencerkan dahak2. Bisolvon cair : mengencerkan dahak3. Atroven : melonggarkan saluran napas4. Berotex : melonggarkan saluran napas5. Inflamid :untuk anti radang6. Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napas7. Meptin : melonggarkan saluran napas.

2. Indikasi dan kontraindikasi Nebulizer:

* Indikasi Nebulizer:

Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan saluran pernapasan.

* Kontraindikasi Nebulizer:

Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung.

combiventkomposisi:Per 2.5 mL unit dosis vial : Ipratropium Br 0.5 mg, salbutamol sulphate 2.5 mg.

Indikasi:Bronkospasme yang berhubungan dengan PPOK pada pasien-pasien yang diterapi dengan Ipratropium Br dan salbutamol.

Dosis:Unit vial dosis Dewasa : 1 unit vial dosis 3-4 kali/hari.

Kontra Indikasi:Kardiomiopati obstruktif hipertrofi, takiaritmia. Hipersensitif terhadap derivat atropin.

Perhatian:Glaukoma, diabetes melitus, infark miokard yang belum lama terjadi, gangguan jantung organik atau vaskular berat, hipertiroidisme, feokromositoma, risiko glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat atau obstruksi leher saluran kemih, hipoksia, fibrosis kistik, hamil, laktasi dan anak < 12 tahun.

Efek Samping:Sakit kepala, pusing, gelisah, takikardi, tremor halus pada otot rangka, palpitasi, hipokalemia serius, mual, muntah, berkeringat, otot lemah, mialgia atau kram otot, mulut kering, disfonia, komplikasi pada mata , reaksi tipe alergi.

Interaksi Obat:Xantin, antikolinergik, agonis , penyekat , antidepresan trisiklik, MAOI, anestesi inhalasi hidrokarbon terhalogenasi. Glukokortikosteroid, diuretik.

ANEMIAAnemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai normal untuk orang sehat. Anemia dapat diklasifikasikan menurut : morfologi sel darah merah dan berdasarkan etiologinya. Pada klasifikasi anemia menurut morfologi : mikro dan makro menunjukan ukuran eritrosit sedangkan kromik menunjukan warnanya (kandungan Hb). Pada klasifikasi berdasarkan morfologi dibagi dalam tiga klasifikasi besar: Anemia normositik normokrom, dimana ukuran dan bentuk eritrosit normal serta mengandung Hemoglobin dalam jumlah normal (MCV dan MCHC normal atau rendah), contohnya pada kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal. Anemia makrosistik normokrom, makrositik berarti ukuran eritrosit lebih besar dari normal dan normokrom berarti konsentrasi Hb normal (MCV meningkat; MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi besi dan/atau asam folat. Anemia mikrositik hipokrom, mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung jumlah Hb kurang (MCV dan MCHC kurang), seperti pada anemia defisensi besi, keadaan sideroblastik, kehilangan darah kronik, dan pada talesemia.

PATOFISIOLOGI ASMA