pengaruh model socioscientific issues teaching...

349
PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING AND LEARNING (SSI-TL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Rosita Nur Azmi NIM. 1113016300057 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING

AND LEARNING (SSI-TL) TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI

GEJALA PEMANASAN GLOBAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Rosita Nur Azmi

NIM. 1113016300057

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

iv

ABSTRAK

Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

Teaching and Learning (SSI-TL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

pada Materi Gejala Pemanasan Global. Skripsi Program Studi Tadris Fisika,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh model SSI-TL terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi gejala pemanasan global. Metode

penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan nonequivalent control

group design. Sampel dalam penelitian diambil secara purposive sampling yang

terdiri dari kelas XI IPA 1 (n=39) sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional dan kelas XI IPA 4 (n=39) sebagai kelas eksperimen

yang menggunakan model SSI-TL. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen

kemampuan berpikir kritis berbentuk 10 butir soal esai yang telah diuji validitas

dan reliabilitasnya (r= 0,62). Data dianalisis menggunakan uji Mann-Withney yang

dilakukan terhadap data posttest yang mana memperoleh nilai sig.(2-tailed) 0,00 <

taraf signifikansi 0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif

(H1) diterima. Artinya penggunaan model SSI-TL berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu, hasil uji N-Gain menunjukkan bahwa

peningkatan rata-rata nilai kelas eksperimen berada di kategori tinggi (N-

Gain=0,71) mengungguli kelas kontrol yang hanya berada pada kategori sedang

(N-Gain=0,56).

Kata Kunci: Model Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL),

Kemampuan Berpikri Kritis Siswa, Gejala Pemanasan Global

Page 6: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

v

ABSTRACT

Rosita Nur Azmi (1130016300057). The Effect of Socioscientific Issues Teaching

and Learning (SSI-TL) Model on Students' Critical Thinking Abilities in The

Concept of The Global Warming Phenomenon. Department of Physics Education,

Faculty of Education and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University of Jakarta, 2020.

The aim of this study was to investigate the effect of SSI-TL model on students'

critical thinking abilities in the concept of the global warming phenomenon. This

study used quasi experimental nonequivalent control group design. The samples

were choosen by purposive sampling technique which consisted of two classes, XI

IPA 1 class (n=39) as the control group that learned using conventional method

and XI IPA 4 class (n=39) as the experimental group that learned using SSI-TL

model. The data test instrument consisted of 10 essay items which were valid and

reliable (r=0,62). The data were analyzed using Mann-Whitney test on the posttest

result which obtained sig. (2-tailed) 0.00 < significance level of 0.05, this means

the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (H1) is accepted.

Based on the statistics analysis, the usage of SSI-TL model has influences on

students' critical thinking abilities. In addition, the results of the N-Gain test

showed that the increase in the average score of the experimental group was in the

high category (N-gain=0.71) outperforming the control group which was only in

the moderate category (N-gain=0.56).

Keywords: Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL) Model, Critical

Thinking Abilities, The Global Warming Phenomenon.

Page 7: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan berkah serta karunia-Nya. Bahwa hanya atas perkenan-Nya penulis

dapat menyusun dan berbagi sebersit pengetahuan yang telah Allah titipkan melalui

skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Socioscientific Issues Teaching and

Learning (SSI-TL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi

Gejala Pemanasan Global”.

Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih

tersebut disampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membimbing, membantu dan mempermudah proses administratif dalam

penyusunan skripsi selama masa perkuliahan jarak jauh.

3. Kinkin Suartini, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama

penyusunan skripsi.

4. Dwi Nanto, Ph.D. dan Devi Solehat M.Pd., selaku dosen penguji skripsi yang

telah memberikan waktu untuk menguji, memberikan arahan, dan saran dalam

perbaikan skripsi.

5. Erina Hertanti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa tadris

fisika.

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Program Studi Tadris Fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

Page 8: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

vii

7. Drs. H. Hamdari, M.Pd., selaku Kepala SMAN 7 Tangerang Selatan yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Ralind Remarla, M.Si, selaku guru bidang studi fisika SMAN 7 Tangerang

Selatan yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan

saran sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

9. Dewan guru, staff dan siswa siswi di SMAN 7 Tangerang Selatan yang telah

membantu selama proses penelitian, khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4.

10. Muklas, M.Pd. dan Indah Setyoningsih, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika

beserta staff dan siswa siswi di SMAN 10 dan 11 Tangerang Selatan yang telah

membantu penulis selama proses penelitian pendahuluan.

11. Ayahanda Fachrul Alam dan Ibunda N. Najiah beserta kakak dan adik saya

Novia Fitrianisa dan Ilfana Rahma Anugerah yang senantiasa mencurahkan

do’a, dukungan moril dan materil yang tak ternilai sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Laila Mutiara Sona, Devia Putri Nur Ilahi, Irna Hasanah, Siti Sa’diyah, Yuli

Rahmah dan Ali Fikri Abdillah yang telah memberikan bantuan, bimbingan

dan saran kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

dengan baik.

13. Kawan-kawan seperjuangan Tadris Fisika angkatan 2013 beserta kakak-kakak

tingkat Tadris Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Amin.

Jakarta, Juli 2020

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................iii

ABSTRAK .......................................................................................................iv

KATA PENGANTAR .....................................................................................vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................x

DAFTAR TABEL ...........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...............................................................................6

C. Pembatasan Masalah ..............................................................................6

D. Rumusan Masalah ..................................................................................7

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................7

F. Manfaat Penelitian..................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .........................8

A. Kajian Teori ..........................................................................................8

1. Model Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL) .........8

2. Kemampuan Berpikir Kritis ..............................................................17

3. Kajian Materi Subjek Gejala Pemanasan Global ...............................27

B. Penelitian yang Relevan ........................................................................43

C. Kerangka Berpikir .................................................................................46

D. Hipotesis Penelitian ...............................................................................48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................49

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................49

Page 10: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

ix

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................49

C. Prosedur Penelitian ................................................................................50

D. Variabel Penelitian ................................................................................51

E. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................52

F. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................52

G. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................53

H. Instrumen Penelitian ..............................................................................53

I. Kalibrasi Instrumen Penelitian ...............................................................55

J. Teknik Analisis Data .............................................................................59

K. Hipotesis Statistik ..................................................................................62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................63

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..............................................................63

B. Analisis Data Hasil Penelitian ................................................................64

C. Pembahasan Data Hasil Penelitian .........................................................81

BAB V PENUTUP ...........................................................................................90

A. Kesimpulan ...........................................................................................90

B. Saran .....................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................93

Page 11: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Evolusi Model SSI-TL ................................................................9

Gambar 2.2 Sintaks Model SSI-TL .................................................................10

Gambar 2.3 Peta Konsep Gejala Pemanasan Global ........................................28

Gambar 2.4 Mekanisme Efek Rumah Kaca .....................................................30

Gambar 2.5 Jumlah Konsentrasi CO2 tahun 1960-2020...................................30

Gambar 2.6 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Air ....................................38

Gambar 2.7 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Udara ................................39

Gambar 2.8 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Nuklir ...............................39

Gambar 2.9 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Biomassa ..........................40

Gambar 2.10 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Matahari ..........................41

Gambar 2.11 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Panas Bumi .......................41

Gambar 2.12 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Pasang Surut Laut .............42

Gambar 2.13 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Gelombang Laut ...............42

Gambar 2.14 Kerangka Berpikir ......................................................................47

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Kontrol dan

Eksperimen .................................................................................64

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Kontrol dan

Eksperimen ..................................................................................66

Gambar 4.3 Diagram Rekapitulasi Data Skor Rata-Rata Prettest dan

Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen.......................................69

Gambar 4.4 Diagram Prettest KBK per Indikator Kelas Kontrol dan

Eksperimen ................................................................................71

Gambar 4.5 Diagram Posttest KBK per Indikator Kelas Kontrol dan

Eksperimen .................................................................................74

Gambar 4.6 Diagram Prettest-Posttest KBK per Indikator Kelas Kontrol .......75

Gambar 4.7 Diagram Prettest dan Posttest KBK per Indikator Kelas

Eksperimen .................................................................................75

Gambar 4.8 Diagram Nilai Rata-Rata Nilai N-Gain per Indikator ...................78

Page 12: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ............................................... 20

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group ............................... 50

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ........................................................................ 53

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen KBK ................................................................. 54

Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliablilitas Instrumen....................................... 56

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Taraf Kesukaran ................................................ 57

Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ......................................... 58

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda .................................................. 59

Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ............................................ 59

Tabel 3.9 Kriteria Pengujian N-Gain ................................................................ 62

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest Kelas Kontrol

dan Eksperimen ................................................................................ 65

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest Kelas Kontrol

dan Eksperimen ................................................................................ 67

Tabel 4.3 Rekapitulasi Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...... 68

Tabel 4.4 Presentase Ketercapaian KBK Pretest per Indikator ......................... 69

Tabel 4.5 Presentase Ketercapaian KBK Posttest per Indikator ....................... 72

Tabel 4.6 Hasil Rata-Rata Nilai N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ............ 76

Tabel 4.7 Hasil Rata-Rata Nilai N-gain per Indikator ....................................... 77

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 79

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas...................................................................... 80

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis............................................................................ 80

Page 13: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Observasi Penelitian Pendahuluan ...........................................99

1. Kisi-Kisi Angket Guru dan Siswa ...........................................................100

2. Lembar Angket Guru ..............................................................................101

3. Lembar Angket Siswa ...........................................................................105

4. Hasil Angket Guru .................................................................................107

5. Hasil Angket Siswa ...............................................................................109

Lampiran B: Perangkat Pembelajaran ...........................................................111

1. RPP Kelas Kontrol .................................................................................112

2. RPP Kelas Eksperimen ...........................................................................151

3. LKS Kelas Eksperimen ..........................................................................199

Lampiran C: Instrumen Penelitian .................................................................243

1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ..........................................244

2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .........................................................245

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen..........................................................258

4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ...................................................263

5. Soal Penelitian yang Digunakan .............................................................264

Lampiran D: Analisis Data Hasil Penelitian ...................................................273

1. Hasil pretest ...........................................................................................274

2. Hasil posttest ..........................................................................................276

3. Hasil Olah Data per Indikator KBK .......................................................278

4. Uji Normalitas Hasil Pretest ...................................................................290

5. Uji Normalitas Hasil Posttest ..................................................................294

6. Uji Homogenitas ....................................................................................298

7. Uji Hipotesis ..........................................................................................300

8. Data Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ..................................302

Page 14: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

xiii

9. Data Nilai N-Gain per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .................304

Lampiran E: Dokumentasi Penelitian .............................................................306

1. Surat Izin Observasi dan Penelitian .........................................................307

2. Surat Keterangan Observasi dan Penelitian ............................................311

3. Surat Validasi Tenaga Ahli Instrumen KBK ...........................................315

4. Lembar Uji Referensi .............................................................................318

5. Foto-Foto Penelitian ..............................................................................333

Biodata Penulis ................................................................................................335

Page 15: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saling keterkaitan antara jaringan ekonomi, ekosistem, dan politik global

mengharuskan seseorang untuk belajar berkomunikasi, berkolaborasi, dan

menyelesaikan masalah dengan orang-orang di seluruh dunia. 1 Sehingga

dibutuhkan penguasaan keterampilan berpikir kompleks untuk menghadapi

berbagai situasi dari masalah-masalah yang ditimbulkan karena semakin bebasnya

akses informasi yang mana menuntut seseorang untuk berpikir kritis mengenai

informasi yang diterima agar tidak ada penyesatan informasi. Sekolah sebagai

lembaga pendidikan memiliki peranan penting sebagai tempat melatih

keterampilan-keterampilan tersebut. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah

seharusnya tidak lagi difokuskan pada keberhasilan penguasaan keterampilan yang

bisa dengan mudah digantikan oleh mesin. Saat ini, kebanyakan penentu

keberhasilan seseorang terletak pada kemampuannya untuk berkomunikasi,

membagikan dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang

kompleks, mampu beradaptasi dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dari

trend dunia yang dinamis.2 Berbagai keterampilan dan disposisi yang dianggap

penting untuk dipelajari di sekolah pada abad ke-21 diantaranya adalah

keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan sosial dan emosional, dan

keterampilan bersikap seperti motivasi dan efikasi diri. 3 Ini artinya sistem

pendidikan tidak boleh hanya memfokuskan pada bagaimana cara meningkatkan

nilai akademis siswa semata, namun juga perlu memperhatikan bagaimana melatih

siswa agar bisa meningkatkan keterampilan-keterampilan tersebut.

1 Anna Rosefsky Saavedra and V. Darleen Opfer, “Learning 21st-century Skills Requires

21st-century Teaching”, Phi Delta Kappan International: Sage Journals Vol. 94, No. 2, 2012, p.8. 2 Pacific Policy Research Center, “21st Century Skills for Students and Teachers”,

Kamehameha School: Research & Evaluation Division, 2010, p.1. 3 Stephen Lamb, dkk., “Key Skills for The 21st Century: An Evidence-based Review”,

Victoria University: NSW Department of Education, 2017, p.3.

Page 16: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

2

Sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36

Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA yang terdapat pada

lampiran 1 menyebutkan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan

beberapa faktor yang terkait dengan arus globalisasi seperti isu-isu lingkungan

hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya,

dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Kurikulum 2013 juga

dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir salah satunya dengan penguatan

pola pembelajaran kritis.4 Berdasarkan permendikbud tersebut, pendidikan pada era

globalisasi diarahkan untuk mengembangkan kompetensi abad ke-21 melalui salah

satu komponen berpikirnya yaitu kemampuan berpikir kritis.

Ennis menyatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses pengambilan

keputusan mengenai apa yang dipercayai dan apa yang harus dilakukan. 5

Keputusan ini biasanya dilakukan ketika timbul masalah yang membutuhkan basis

justifikasi. Basis ini bisa berupa observasi, peryataan yang telah dibuat oleh

seseorang, dan/atau pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. 6 H.Siegel

menyebutkan alasan mengapa berpikir kritis merupakan sebuah fundamental yang

ideal dalam pendidikan adalah karena secara umum tugas mendidik berarti

mempersiapkan siswa menghadapi masa dewasanya. Mempersiapkan disini bukan

berarti mempersiapkan siswa untuk menjalankan peran tertentu, namun lebih

kepada bagaimana nantinya siswa mampu menyediakan kebutuhannya sendiri dan

mampu memahami arah, tujuan dan keputusan yang terbaik bagi dirinya.7 Manusia

dalam hidupnya akan selalu berhadapan dengan pilihan, disinilah kemampuan

berpikir kritis akan sangat membantu dalam rangka membuat keputusan dalam

kehidupan personal, pekerjaan, bermasyarakat maupun aspek-aspek kehidupan

4 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014

tentang Kurikulum 2013 SMA/MA, 2018, h.1-2. 5 Robert H. Ennis, Critical Thinking, (Urbana-Champaign: University of Illinois, 1995),

p.xvii. 6 Robert H. Ennis, “Critical Thinking: A Streamlined Conception”, Teaching Philosophy,

1991, p.7. 7 Harvey S. Siegel, “Critical Thinking”, International Encyclopedia of Education, 2010,

p.143.

Page 17: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

3

lainnya. Siswa memang tidak akan seluruhnya menjadi ilmuwan professional,

namun yang pasti, mampu menggunakan proses ilmiah dalam kebiasaan berfikir

untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari akan

sangat membantu mereka mencapai keputusan yang terbaik.

Kenyataanya di Indonesia sendiri, menurut data laporan Programme for

International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015 skor siswa Indonesia

berada dibawah nilai rata-rata dalam bidang literasi dengan skor 397 dari rata-rata

493, dalam bidang matematika dengan skor 386 dari rata-rata 490 dan dalam bidang

sains dengan skor skor 403 dari rata-rata 493.8 Sementara hasil PISA tahun 2018

menunjukkan skor siswa baik dalam bidang literasi, matematika dan sains juga

berada jauh dibawah rata-rata skor dan lebih rendah dari skor tahun 2015. 9

Kompetensi PISA yang diukur pada siswa dalam bidang literasi meliputi

kemampuan memahami, menggunakan dan merefleksi dalam teks tertulis untuk

mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensi serta partisipasi dalam

masyarakat. Dalam bidang matematika kompetesi yang diukur meliputi

memformulasikan, menggunakan dan menginterpretasi matematika dalam berbagai

variasi konteks termasuk penalaran matematis dan menggunakan konsep, prosedur

dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi suatu penomena.

Sedangkan dalam bidang sains, kompetensi yang harus dicapai siswa meliputi

mampu menjelaskan suatu penomena, mengevaluasi dan mendesain pertanyaan,

serta menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah.10 Beberapa kompetensi yang

telah dijabarkan dalam PISA tersebut merupakan bagian dari indikator kemampuan

berpikir kritis berdasarkan Ennis (1985).

Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di beberapa

sekolah menyebutkan bahwa guru seringnya hanya melatih siswa terbatas pada tipe

soal C1-C3 yang termasuk dalam kategori kemampuan berpikir tingkat rendah

berdasarkan taksonomi Bloom, sementara tipe soal C4-C6 hampir tidak pernah

dilatihkan karena siswa tidak bisa mencapai level berpikir tingkat tinggi. Menurut

8 OECD,“PISA 2015 Result in Focus”, 2018, p.5. 9 OECD,“PISA 2018 Result”, 2019, p.18. 10 OCED, PISA for Development Assessment and Analytical Framework: Reading,

Mathematics and Science, (Paris: OECD Publishing, 2017), p.17.

Page 18: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

4

Lewis dan Smith, seseorang dikatakan mampu berpikir tingkat tinggi ketika ia

mampu menghubungkan informasi baru dan informasi yang sebelumnya dimiliki

dan/atau menyusun dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu

tujuan atau menemukan jawaban yang paling memungkinkan ketika menghadapi

situasi yang membingungkan. Macam-macam tujuan dapat dicapai dengan cara

memutuskan apa yang harus dipercayai, memutuskan apa yang harus dilakukan,

membuat ide baru atau membuat prediksi. 11 Dari pengertian tersebut, dapat

dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi

karena memutuskan apa yang harus dipercayai atau dilakukan merupakan kegiatan

yang dilakukan ketika seseorang berpikir kritis.

Pada hakikatnya, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Masalah bisa timbul

karena adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan atau terdapat

penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.12 Sebagai

solusi, dibutuhkan rancangan penelitian yang sesuai dengan kondisi masalah yang

ditemukan. Berdasarkan fakta-fakta diatas, perlu ada perubahan sistem dalam

pembelajaran dan penilan agar sejalan dengan rencana tujuan permendikbud.

Rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru diharapkan dapat mendorong

peningkatan keterampilan berpikir kritis salah satunya dengan cara menggunakan

model pembelajaran yang variatif.

Salah satu model pembelajaran yang diklaim mampu memberikan manfaat

dalam rangka memicu kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran

Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL). SSI-TL mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa karena SSI-TL melibatkan koneksi

interdisipliner antara konten sains dan isu sosial seperti politik dan ekonomi

berbasis penalaran moral yang memberikan siswa pengalaman pembelajaran yang

menarik dan lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari.13 Menurut Zeidler, dkk.,

11 Arthur Lewis and David Smith, “Defining Higher Order Thinking”, College of Education:

The Ohio State University Vol.32, No.3, 1993, p.136. 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),

h.33. 13 Dana L. Zeidler and Bryan H. Nicholas, “Socioscientific Issues: Theory and Practice”,

Journal of Elementary Science EducationVol. 21, No. 2, 2009, p. 53.

Page 19: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

5

pembelajaran berbasis SSI memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah

meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang meliputi menganalisis, membuat

kesimpulan, memberikan penjelasan, mengevaluasi, menginterpretasi, dan

melakukan self-regulation.14

Pada hakikatnya sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas

dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. 15 Fisika yang merupakan

bagian dari IPA adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar, karena

berhubungan dengan prilaku dan struktur benda. Tujuan utama semua sains,

termasuk fisika, adalah suatu usaha untuk mencari keteraturan dalam pengamatan

manusia pada alam sekitarnya.16 Guru harus mengetahui apa yang dapat diserap dan

dipahami oleh siswa, dengan kata lain guru harus menguasai pendekatan, strategi,

media yang digunakan atau model pembelajaran yang relevan untuk dapat

membangkitkan minat siswa untuk belajar fisika.

Berdasarkan penelitian pendahuluan, banyak siswa yang menganggap fisika

sebagai pelajaran yang tidak menarik. Salah satu materi yang sering dilabeli siswa

sebagai materi yang kurang menarik dan membosankan adalah materi Gejala

Pemanasan Global. Siswa menyebutkan bahwa jarang sekali guru mengaitkan

pembelajaran fisika dengan permasalahan sosial. Materi gejala pemanasan global

akan sangat kompatibel dengan model pembelajaran SSI-TL, karena model ini

berfokus pada materi-materi kontroversional seperti pada topik pemanasan global,

modifikasi genetik, euthanasia, genetic screening, bayi tabung dan topik

kontroversional lainnya.17

Meninjau ulang permasalahan-permasalahan tadi, maka untuk mengetahui

bagaimana kualitas kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi gejala

pemanasan global jika menggunakan model pembelajaran SSI-TL, yang kemudia

membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat judul “Pengaruh Model

14 Dana L. Zeidler, dkk.,“Beyond STS: A Research-Based Framework for Socioscientific

Issues Education”, Journal of Science EducationVol. 89, 2005, p.358. 15 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pelajar (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.137. 16 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid 1: Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.1-2. 17 Dana L. Zeidler,“Socioscientific Issues as a Curriculum Emphasis: Theory, Research, and

Practice”, Handbook of Research on Science Education Routledge, 2014, h. 701

Page 20: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

6

Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL) Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Materi Gejala Pemanasan Global”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Berpikir kritis siswa secara umum termasuk dalam kategori rendah

2. Fisika merupakan pelajaran yang dianggap kurang menarik dan membosankan

oleh siswa.

3. Siswa hanya mampu mengerjakan soal dengan kategori berpikir tingkat rendah.

4. Guru jarang mengaitkan ide sains dengan isu sosial.

5. Tuntutan abad ke-21 yang mengharuskan siswa menguasai berbagai macam

keterampilan, salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti

akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut ini:

1. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan berpikir kritis menurut Robert H.

Ennis.

2. Indikator yang digunakan dibatasi pada 8 indikator dengan 10 sub indikator

kemampuan berikir kritis yaitu memformulasikan pada pertanyaan,

menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan/atau

suatu tantangan, menilai kredibilitas dari suatu sumber, induksi dan menilai

induksi dengan cara membuat dan mempertimbangkan nilai suatu keputusan,

induksi dan menilai induksi dengan cara menyimpulkan kesimpulan hipotesis

bertipe klaim kausal, mempertimbangkan nilai suatu keputusan dengan melihat

konsekuensi, mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan dengan cara

memilih kriteria dan memformulasikan solusi alternatif.

3. Pembatasan indikator dilakukan atas dasar pertimbangan instrumen tes yang

dibuat akan berbentuk 10 soal uraian/esai yang mewakili masing-masing

indikator yang dilatihkan selama proses pembelajaran.

Page 21: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti membuat suatu rumusan

masalah umum sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran socioscientific issues teaching and learning (SSI-

TL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan

model pembelajaran SSI-TL?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka penelitian

ini memiliki tujuan untuk:

1. Mengetahui apakah model pembelajaran socioscientific issues teaching and

learning (SSI-TL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah

diterapkan model pembelajaran SSI-TL.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa, meningkatkan minat siswa dalam mempelajari fisika dan membantu

menguasai kemampuan berpikir kritis untuk digunakan sebagai bekal

menghadapi era globalisasi.

2. Guru, memberikan informasi agar model pembelajaran SSI-TL dapat dijadikan

alternatif untuk merancang proses pembelajaran yang bisa memicu peningkatan

kemampuan berpikir kritis.

3. Bagi sekolah, memberikan informasi agar pembelajaran di sekolah lebih

mendukung pengimplementasian kurikulum 2013.

4. Bagi penulis, menambah wawasan dalam memahami model pembelajaran SSI-

TL terhadap kemampuan berpikir kritis.

5. Bagi para peneliti lain, dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian

sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains di Indonesia.

Page 22: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Model Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

Agar hasil belajar mencapai tingkat yang optimal, maka sangat diperlukan

pengimplementasian langkah-langkah yang tepat dalam proses pembelajarannya.

Salah satu langkah yang bisa digunakan adalah dengan menerapkan suatu model

pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Berikut

merupakan penjabaran model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Pengertian Model Pembelajaran SSI-TL

Sejumlah cendekiawan pendidikan sains menyarankan agar pendidikan

sains diarahkan agar tidak hanya terletak pada pelatihan pra-profesional semata,

namun juga terletak pada bagaimana mempelajari keterkaitan antara sains,

teknologi dan hubungannya dengan masyarakat.1 Pendidikan yang merangsang dan

mempromosikan perkembangan intelektual pada aspek moral dan etika individu

serta membangun kesadaran bahwa sains dan sosial saling bergantung satu sama

lain merupakan fokus yang mendasari terbentuknya konsep pembelajaran Socio-

Scientific Issues (SSI).2

Menurut Sadler dan Zeidler, pembelajaran SSI adalah suatu pembelajaran

yang bersifat kontroversial karena menampilkan suatu masalah yang dilihat dari

berbagai persfektif, tidak mempunyai kesimpulan yang sederhana karena

mempertimbangkan etika dan moralitas.3 Isu yang diangkat dalam pembelajaran

menggambarkan masalah yang dihadapi masyarakat dalam kaitannya dengan

konsep, prosedur dan teknologi dalam sains.

1 Reg Fleming, “Adolescent Reasoning in Socio-scientifict Issues, Part I: Social Cognition”,

Journal of Research in Science Teaching Vol.23, No.8, 1986, p.677. 2 Dana l. Zeidleret al.,“Beyond STS: A Research-Based Framework for Socioscientific Issues

Education”, Journal of Science Education, 2005, p.360. 3 Troy D. Sadler dan Dana l. Zeidler, “The Moralty of Socioscientifict Issues: Construal and

Resolution of Genetic Engineering Dilemmas”, Journal of Science Education 88:4-27, 2004, p.5.

Page 23: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

9

Kerangka pembelajaran SSI memiliki karakteristik utama meliputi, 1)

membahas masalah yang relevan secara personal dan bersifat kontroversial yang

membutuhkan bukti berbasis penalaran ilmiah untuk membuat keputusan akhir, 2)

topik ilmiah yang diangkat memiliki konsekuensi sosial yang mengharuskan siswa

terlibat dalam diskusi atau debat, 3) mengintegrasikan komponen etika secara

implisit dan/atau eksplisit yang memerlukan penalaran moral, dan 4) menekankan

pembentukan etika dan moral sebagai tujuan pedagogis jangka panjang.4 Beberapa

kasus penyelesaian masalah di kelas dapat menandakan akhir dari pelajaran, namun

dalam kasus pembelajaran SSI dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk

meningkatkan kesadaran sosial.

Konteks isu sosiosaintifik sendiri berfokus pada topik yang bersifat

kontroversial seperti kloning, modifikasi bahan pangan, perubahan iklim global,

penggunaan lahan, dan pengenalan zat biotik dan abiotik. 5 Isu-isu ini nantinya akan

membuat siswa terlibat dalam diskusi atau debat yang dalam prosesnya mereka

akan ikut mempertimbangkan penalaran moral untuk mencapai sebuah solusi dari

isu yang dibahas.

b. Tahapan Model Pembelajaran SSI-TL

Model pembelajaran SSI-TL mengalami evolusi tahapan berdasarkan

perkembangan proyek desain penelitiannya seperti pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Evolusi Model SSI-TL6

4 Dana L. Zeidler, “Socioscientific Issues as a Curriculum Emphasis”, Handbook of Research

on Science Education Routledge, 2014, p.699. 5 Troy D. Sadler and Dana L. Zeidler, “Patterns of Informal Reasoning in the Context of

Socioscientific Decision Making”, Journal of Research in Science Teaching Vol. 42, 2005, p.112. 6 Troy D. Sadler et al., “Evolution of a Model for Socioscientific Issue Teaching and

Learning”, International Journal of Education in MathematicsScience & Technology, 2017, p.78.

Page 24: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

10

Bentuk final model SSI-TL sendiri, seperti pada gambar 2.2, memiliki dua

bagian utama dimana dibagian kiri memuat sintaks model SSI-TL dan bagian kanan

memuat tujuan pembelajarannya (Learning Objectives). Tujuan utama

pembelajaran model ini yaitu, 1) melek informasi terhadap isu, 2) penguasaan

pembelajaran tiga dimensi Next Generation Science Standards (NGSS), 3)

pemahaman epistemologi sains, dan 4) pengembangan identitas diri siswa.7 Model

SSI-TL terdiri dari tiga tahapan utama. Tahap pertama melibatkan siswa

menghadapi masalah utama. Tahap kedua merupakan bagian utama proses

pembelajaran yang melibatkan siswa dengan ide-ide sains, praktik sains dan praktik

penalaran sosiosaintifik. Tahap ketiga sebagai dari puncak pembelajaran meminta

siswa untuk mensintesiskan ide sesuai dengan apa yang telah dipelajari.

Gambar 2.2 Sintaks Model SSI-TL8

7 Ibid., p.83. 8 Ibid., p.80.

Page 25: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

11

Penjelasan secara lebih rinci dari setiap tahapan model pembelajaran SSI-

TL adalah sebagai berikut:

1) Menghadapi Masalah Utama

Urutan dimulai dengan siswa menghadapi masalah utama. Selama tahap

awal ini, penting bagi siswa untuk mengembangkan kesadaran tentang bagaimana

ide sains, prinsip dan/atau pertanyaan berkaitan dengan masalah sosial yang akan

timbul. Seperti contoh di jurusan resistensi antibiotik yang dirujuk sebagai bagian

dari proyek penelitian pengembangan model ini, pertama kali siswa disuguhkan

masalah mengenai pasien yang menderita methicillin-resistant staphylococcus

aureus (MRSA). Kasus ini menampilkan kisah-kisah pribadi seperti video dari

seorang gadis muda yang sehat namun meninggal karena komplikasi terkait MRSA.

Kasus ini menyoroti evolusi bakteri sebagai masalah utama dan memperkenalkan

dimensi sosial yang berkaitan seperti hak-hak pasien dan kebijakan kesehatan

nasional.9

2) Pembelajaran Sains Tiga Dimensi Berbasis Penalaran Sosiosaintifik

Tahapan kedua dimulai dengan siswa terlibat dalam pembelajaran sains tiga

dimensi, seperti yang didefinisikan oleh Next Generation Science Standars

(NGSS), bersamaan dengan praktik penalaran sosiosaintifik.10 NGSS merupakan

suatu kerangka standar pendidikan sains yang disusun oleh aliansi berbagai peneliti

bidang pendidikan dari berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Kerangka ini

menggambarkan sebuah visi baru bagi pendidikan sains yang harus berdasar pada

bukti ilmiah, kerangka ini juga menguraikan pengetahuan dan keterampilan yang

perlu dipelajari semua siswa dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat sekolah

menengah atas. NGSS memiliki tiga komponen utama yaitu Disciplinary Core

Ideas (DCI), Science and Engineering Practices (SEP), dan Crosscutting Concepts

(CCC).11

Dimensi pertama yaitu Disciplinary Core Ideas (DCI) merupakan

kumpulan konten esensial dari materi sains yang akan dipelajai siswa selama 13

9 Ibid., p.78. 10 Ibid. 11 NGSS Lead States, Next Generation Science Standars: For States, By States, (Washington

DC:The National Academic Press, 2013), p.IV.

Page 26: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

12

tahun. 12 Sebagai contoh seperti yang disajikan pada tahap pertama, di jurusan

resistensi antibiotik diambil DCI bertema natural selection dan adaptation. 13

Sedangkan pada penelitian ini akan diambil DCI dengan tema global climate

change yang setara dengan materi SMA Gejala Pemanasan Global.

Dimensi kedua yaitu Science and Engineering Practices (SEP) menjelaskan

serangkaian praktik yang dilakukan oleh seorang ilmuwan (scientist) dalam rangka

menginvestigasi suatu model atau teori yang tengah dikembangkan dan praktik

yang dilakukan oleh seorang insinyur (engineer) untuk mendesain dan membangun

sebuah sistem. 14 Terdapat delapan SEP yang sangat penting untuk siswa latih

yaitu:15

a) Mengajukan pertanyaan (science) dan menemukan masalah (engineering).

Siswa harus mampu mengajukan pertanyaan mengenai teks yang mereka baca,

penomena yang mereka observasi dan kesimpulan yang diambil dari model atau

investigasi ilmiah mereka. Untuk engineering, siswa harus mengajukan

pertanyaan untuk menemukan masalah yang harus dipecahkan dan untuk

memperoleh gagasan yang mengarah pada batasan dan syarat-syarat solusi.

b) Mengembangkan dan menggunakan model. Dalam science model digunakan

untuk mewakili sebuah sistem atau bagian dari sistem yang sedang dipelajari.

Siswa diharapkan mampu mengevaluasi dan memperbaiki suatu model yang

disesuaikan dengan keadaan sistem yang terbaru. Dalam engineering, model

digunakan untuk menganalisis sistem agar tahu dimana dan dalam kondisi apa

suatu masalah bisa timbul atau model bisa digunakan untuk menguji solusi yang

memungkinkan.

c) Merencanakan dan melakukan investigasi. Investigasi saintifik dilakukan untuk

menjelaskan suatu penomena atau menguji suatu teori, sedangkan tujuan

investigasi engineering adalah untuk menemukan bagaimana memperbaiki atau

meningkatkan fungsi dari suatu sistem atau untuk mencari solusi terbaik dari

beberapa opsi.

12 Ibdi., p.XXV. 13 Troy D. Sadler et al., op.cit., p.79. 14 NGSS Lead States, op.cit., p.XV. 15 Ibid., p.48-64.

Page 27: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

13

d) Menganalisis dan menginterpretasi data. Siswa diharapkan mampu menyajikan

hasil data yang mengungkapkan suatu pola atau suatu hubungan yang bisa

dikomunikasikan menggunakan bahasa yang mudah kepada oranglain.

e) Menggunakan pola berpikir matematis dan komputasi. Siswa diharapkan

mampu merepresentasikan variabel-variabel dalam bentuk fisik serta bagaimana

hubungan satu sama lain untuk membuat hipotesis kuantitatif secara matematis.

Siswa juga diharapkan mampu menggunakan alat-alat yang terhubung pada

komputer untuk mengobservasi dan mengolah data.

f) Membangun eksplanasi dan mendesain solusi. Tujuan science adalah

membangun suatu eksplanasi untuk menjelaskan suatu penomena sedangkan

engineering mendesain solusi untuk memecahkan permasalahan.

g) Terlibat dalam argumen berbasis bukti. Berargumentasi merupakan proses

meraih kesepakatan mengenai suatu eksplanasi atau solusi. Baik ketika

menginvestigasi penomena atau menguji sebuah desain, siswa diharapkan

mampu menggunakan argumentasi berbasis data untuk mendengarkan,

membandingkan dan mengevaluasi suatu ide.

h) Memperoleh, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi. Siswa

diharapkan mampu memilah berbagai informasi untuk menilai validitas suatu

klaim, metode dan desain.

Dimensi ketiga yaitu Crosscutting Concepts (CCC) merupakan suatu

struktur aturan yang membantu siswa memahami keterhubungan antar DCI lintas

mata pelajaran ataupun kelas.16 Terdapat tujuh CCC yang menjadi penghubung

antar konsep, menyatukan DCI dalam bidang science dan engineering. Tujuannya

adalah untuk membantu siswa memperdalam pemahaman mereka mengenai DCI

dan mengembangkan cara pandang mereka secara koheren dan ilmiah terhadap

dunia. Berikut ini merupakan tujuh kerangka CCC dalam NGSS:17

a) Pola. Pola dari sebuah bentuk atau peristiwa yang sedang diamati biasanya akan

menunjukan suatu pengelompokan dan klasifikasi yang mana pola tersebut akan

16 Ibid., p.XX. 17 Ibid., p.79.

Page 28: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

14

memunculkan suatu pertanyaan mengenaihubungan dan faktor-faktor yang

memengaruhinya.

b) Sebab dan akibat (mekanisme dan penjelasannya). Sebuah peristiwa memiliki

penyebabnya, baik sederhana maupun rumit. Aktifitas utama dalam investigasi

ilmiah ialah menyelidiki dan menjelaskan hubungan sebak akibat dan bagaimana

mekanismenya. Mekanisme tersebut kemudian dapat diuji dan digunakan untuk

memprediksi dan menjelaskan peristiwa lainnya yang serupa.

c) Skala, proporsi dan kuantitas. Dalam menjelaskan suatu penomena, sangat

penting untuk memahami sangkut paut terkait perbedaan ukuran bentuk, waktu

atau energi dan untuk memahami bagaimana perubahan skala, proporsi atau

kuantitas dapat mempengaruhi struktur sistem atau kinerjanya.

d) Sistem dan model sistem. Suatu sistem yang telah dispesifikasikan batasannya

dan telah dibuat permodelannya dapat digunakan sebagai alat untung memahami

dan menguji ide-ide yang dapat diaplikasikan di bidang science dan engineering.

e) Energi dan materi (aliran, siklus, kekekalan). Melacak aliran energi dan materi

didalam, diluar dan diantara sistem dapat membantu untuk memahami

kemungkinan dan batasan sistem tersebut.

f) Struktur dan fungsi. Cara sebuah objek atau benda hidup terbentuk dan

bagaimana substrukturnya menentukan bagaimana sifat dan fungsinya.

g) Kestabilan dan perubahan. Baik sistem alami dan buatan, kondisi kestabilan dan

faktor penentu tingkat perubahan atau evolusi sistem merupakan elemen penting

bagi penelitian.

Secara bersamaan, tahap kedua dari model ini meminta siswa melakukan

penalaran sosiosaintifik (socio-scientific reasoning/SSR) dengan cara menganalisis

permasalahan sosial yang membuat masalah utama menjadi kompleks, menarik,

dan sulit untuk diselesaikan. Serangkaian kompetensi dari SSR meliputi, a) menilai

kompleksitas yang inheren dari SSI, b) menganalisis masalah dari berbagai

perspektif, c) mengidentifikasi aspek-aspek SSI untuk penyelidikan lebih lanjut, d)

menggunakan skeptisisme untuk menghindari bias informasi, dan (e)

Page 29: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

15

mengeksplorasi kontribusi sains terhadap SSI dan batasannya. 18 Setelah siswa

memahami masalah utama, siswa diminta untuk mengeksplor dimensi sosial dari

masalah tersebut dengan melihatnya dari berbagai perspektif seperti sudut pandang

sosial, politik dan ekonomi. Siswa melakukan aktivitas pembelajaran melalui

metode jigsaw yang mana kegiatan ini memfokuskan kekompleksitasan dan multi-

perspektif dari masalah utama yang disajikan.19

3) Sintesis Ide dan Aplikasi

Tahap terakhir dari model SSI-TL meminta siswa untuk mensintesis ide dan

menerapkan aplikasinya sesuai dengan masalah yang disajikan pada materi yang

siswa pelajari. Konsisten dengan status SSI sebagai masalah yang bersifat open-

ended dengan solusi yang bersifat tidak permanen, maka penting bagi siswa untuk

merefleksikan perspektif mereka sendiri tentang masalah tersebut yang mereka

hasilkan setelah melewati tahap pertama dan kedua. Misalnya di jurusan resistensi

antibiotik, siswa mengembangkan dan membuat suatu rekomendasi kebijakan

sebagai solusi. Siswa memiliki fleksibilitas untuk memilih kebijakan yang dapat

diberlakukan baik untuk tingkat nasional atau internasional sesuai advokasi

mereka.20

4) Elemen Tambahan

Model SSI-TL memiliki dua elemen tambahan yang diletakkan diluar bagan

utama yang diintegrasikan dengan tiga tahap utama. Elemen pertama meminta

siswa untuk menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ketika

mengeksplorasi masalah utama. Ketika siswa sedang mengeksplor materi melalui

media populer seperti google, guru menyediakan instruksi-instruksi tertentu

(terdapat di lampiran) untuk mendorong siswa berpikir kritis mengenai informasi

yang mereka dapat seperti menginstruksikan siswa untuk mempertimbangkan

kredibilitas sumber informasi, latar belakang penulis, potensi bias informasi, bukti

pendukung informasi, dan kemungkinan misinformasi. Instruksi tersebut bisa

dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan sebagai pemandu siswa

18 Troy D. Sadler et al., op.cit., p. 80. 19 Ibid., p. 81. 20 Ibid.

Page 30: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

16

mempertimbangkan kredibilitas sumber informasi selama proses eksplorasi

informasi berlangsung.21

Rekomendasi elemen tambahan kedua adalah siswa memiliki kesempatan

untuk merefleksi dan/atau merevisi apa yang mereka percayai dan bagimana

perspektif mereka. Selama proses pembelajaran, guru secara konsisten mendorong

siswa untuk menerapkan gagasan dan perspektif yang siswa punya terhadap

masalah yang sedang dibahas. Contohnya di jurusan resistensi antibiotik, semua

siswa diharapkan mampu mengembangkan pemahaman secara umum mengenai

seleksi alam dan secara spesifik mengenai populasi bakteri yang mengalami evolusi

serta bukti mengenai bakteri yang resistan terhadap obat. Berbasis pengetahuan ini,

siswa kemudian menggunakan persfektif mereka sendiri dalam mengaitkan

masalah utama dengan dimensi soial, politik dan ekonomi.22

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Socio-scientific Issues

Teaching and Learning (SSI-TL)

Beberapa kelebihan dari penerapan model SSI-TL meliputi:23

1) Dapat meningkatkan kualitas penalaran siswa dengan memberikan beragam

sudut pandang yang diperoleh dari bukti dan oposisi bukti yang didapat, dan

solusi yang bersifat adil yang dihasilkan dari perkembangan proses

pembelajaran. Siswa cenderung mengalami disonansi ketika ide atau bukti yang

disajikan tidak sesuai dengan pemahaman lama mereka. Dengan menerapkan

model SSI-TL, siswa diharuskan untuk bernegosiasi, menyelesaikan masalah,

dan meningkatkan kualitas argumen mereka untuk mendapatkan pemahaman

yang lebih baik.

2) Penggunaan model ini melibatkan koneksi interdisipliner antara konten sains

dan studi sosial berbasis penalaran moral yang memberikan siswa pengalaman

pembelajaran yang menarik dan lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari.

3) Belajar dengan konteks SSI dapat meningkatkan sensitifitas moral siswa yang

berkontribusi terhadap perkembangan moral secara keseluruhan sehingga siswa

21 Ibid., p. 82. 22 Ibid. 23 Dana L. Zeidler and Bryan H. Nicholas, “Socioscientific Issues: Theory and Practice”,

Journal of Elementary Science EducationVol. 21, No. 2, 2009, p. 52-54.

Page 31: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

17

memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap kehidupan, kesehatan, dan

kesejahteraan orang lain.

4) Diskusi atau debat mengenai topik SSI yang kontroversial membantu siswa

mengembangkan banyak disposisi dan keterampilan berpikir kritis seperti

menganalisis, membangun kesimpulan, memberikan penjelasan, mengevaluasi,

menginterpretasi dan regulasi diri.

Menurut Sadler dkk., penerapan model SSI-TL di dalam kelas memiliki

kendala dalam hal bagaimana guru, peneliti dan perancang pembelajaran yang tidak

familiar dengan proyek SSI menginterpretasi dan mengaplikasikan model ini. 24

Adanya perbedaan kurikulum yang berasal dari tempat dimana model SSI-TL

dikembangkan menyebabkan guru sedemikian rupa harus bisa menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan cara mengadaptasikan model SSI-TL dengan

kurikulum yang berlaku di Indonesia.

2. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Ennis mendefinisikan berpikir kritis sebagai sebuah bentuk cara berpikir

yang reflektif dan beralasan yang berfokus pada keputusan untuk memilih apa yang

harus dipercayai atau dilakukan. Ennis juga menyatakan bahwa berpikir kritis

merupakan suatu aktifitas praktikal karena memilih metode terbaik yang dinilai

lebih efektif merupakan bagian dari kegiatan berpikir kritis. 25 Keputsan untuk

memilih apa yang harus dipercayai atau dilakukan memerlukan basis alasan. Basis

ini bisa berupa observasi langsung, pernyataan yang dibuat oleh oranglain atau

proposisi yang telah diterima sebelumnya. Dengan basis-basis ini, maka

kesimpulan untuk memutuskan sesuatu bisa dibuat. Kesimpulan-kesimpulan

tersebut memiliki tiga bentuk yaitu kesimpulan induktif, deduktif dan menilai value

suatu proses.26 Pendekatan umum yang biasanya digunakan untuk meningkatkan

24 Troy D. Sadler et al., op.cit., p.85. 25 Robert H. Ennis, “A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills”, Educational

Leadership Vol.43,No.2, 1985, p.45. 26 Robert H. Ennis, “Critical Thinking: A Streamlined Conception”, Teaching Philosophy,

1991, p.7.

Page 32: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

18

kemampuan berpikir kritis adalah dengan melibatkan siswa dengan subjek konten

nonschool contexts seperti isu politik lokal atau nasional.27

Menurut Dewey berpikir kritis merupakan kegiatan berpikir yang aktif,

terus-menerus, dan penuh pertimbangan kehati-hatian dalam menghadapi suatu

keyakinan atau pengetahuan dengan mempertimbangkan dasar pendukung dan

kesimpulan lebih lanjutnya.28 Lebih lanjut, Dewey menjelaskan bahwa esensi dari

berpikir kritis adalah penangguhan penilaian (suspended judgment). Penangguhan

disini dimaksudkan untuk menyelidiki lebih dulu akar masalah sebelum

memberikan solusi atau penilaian.29

Sementara itu menurut Paul dkk., definisi inti dari berpikir kritis terdiri dari

empat komponen yang saling terhubung yaitu, 1) mampu terlibat dalam diskusi

beralasan (reasoned discourse) yang merupakan prinsip dasar dari teori demokrasi,

2) bernalar dengan standar intelektual seperti kejelasan, keakurasian, kepresisian,

relevan, kedalaman, keluasan dan logis, 3) memiliki keterampilan analisis

inferensial seperti mampu merumuskan dan menilai tujuan dan perencanaan,

pertanyaan dan masalahnya, informasi dan data, konsep dan teori dasar, asumsi dan

dugaan sementara, implikasi dan konsekuensi, sudut pandang dan referensi kriteria,

dan terakhir 4) berkomitmen terhadap orientasi nilai fundamental dengan sifat dan

disposisi tertentu seperti kerendahan hati, keberanian, empati dan ketekunan.30

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis

merupakan serangkaian proses berpikir yang memiliki kriteria tertentu dengan

tujuan untuk menilai atau memutuskan sesuatu, misalnya kelayakan suatu informasi

dengan mempertimbangkan informasi pendukung yang didapatkan dari oranglain

maupun dari hasil observasi sendiri dan/atau kesimpulan yang telah dibuat

sebelumnya.

27 Robert H. Ennis, “Critical Thinking and Subject Specificity: Clarification and Needed

Research”, Educational Research, 1989, p.4. 28 John Dewey, How We Think, (Boston: D.C. Heath & Company, 1910), p.6. 29 Ibid., p.74. 30 Richard W. Paul et al., California Teacher Preparation for Instruction in CriticalThinking:

Research Findings and Policy Recommendations, (California: California Commission on Teacher

Credentialing, 1997), p.1.

Page 33: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

19

b. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi. Seseorang

dikatakan mampu berpikir kritis ketika mereka mempunyai watak atau

menunjukkan indikator mampu berpikir kritis. Dalam hal ini, pada tahun 1985

Ennis telah membuat daftar disposisi dan indikator berfikir kritis sebagai acuan

dasar penilaian kemampuan berpikir kritis. Meskipun watak/disposis dan indikator

dibuat dalam daftar terpisah, pada gilirannya mereka akan terintegrasi dalam proses

menentukan apa yang harus dipercayai atau dilakukan.31

Watak seseorang yang mampu berpikir kritis seperti yang dijabarkan Ennis,

diantaranya:32

1) Mencari pernyataan yang jelas mengenai suatu teori atau pertanyaan.

2) Mencari alasan-alasan.

3) Selalu mencoba mencari informasi terbaru.

4) Menyebutkan dan menggunakan sumber informasi yang kredibel.

5) Mempertimbangkan situasi secara keseluruhan.

6) Mempertahankan kerelevanan poin utama.

7) Selalu mengingat dasar utama suatu urusan.

8) Selalu mencari alternatif.

9) Berpikiran terbuka dengan cara selalu mempertimbangkan pendapat orang lain,

berpikir logis, dan tidak sembarangan menilai ketika tidak ada cukup bukti dan

alasan.

10) Berpendapat atau merubah pendapat berdasarkan kecukupan bukti dan alasan.

11) Mencari sebanyak mungkin kepresisian suatu subjek.

12) Tidak mengabaikan detail terkecil.

13) Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan pengalaman orang lain.

Sementara itu untuk indikator berpikir kritis, Ennis mengklasifikasikannya

kedalam lima kategori utama dengan bagian-bagian lebih rinci lainnya yang

disajikan pada tabel 2.1.

31 Robert H. Ennis, A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills, op.cit., p.48. 32 Ibid., p.46.

Page 34: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

20

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis33

No. Kelompok Indikator Sub Indikator

1 Klarifikasi

Dasar

Memfokuskan

pada

pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau

memformulasikan sebuah

pertanyaan

b. Mengidentifikas atau

memformulasikan kriteria untuk

menilai suatu kemungkinan

c. Menjaga situasi berfikir

2 Menganalisis

argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan

b. Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak

dinyatakan

d. Memahami suatu persamaan dan

perbedaan

e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan

f. Memahami struktur dari suatu

argumen

g. Membuat ringkasan

3 Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

dan/atau suatu

tantangan,

misalnya:

a. Mengapa?

b. Apa poin utamamu?

c. Apa yang kamu maksud dengan

“....”?

d. Apa contoh lainnya?

e. Apa yang bukan contohnya

(meskipun hampir mirip dengan

cotohnya)?

33 Ibid.

Page 35: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

21

f. Bagaimana hal tersebut bisa

diaplikasikan kedalam kasus ini

(menjelaskan keadaan, yang mana

mungkin saja malah menghasilkan

contoh yang berlawanan dengan

teori awal)?

g. Apa yang membuatnya berbeda?

h. Apa faktanya?

i. Apakah maksudmu begini “.....”?

j. Maukah kamu menjelaskan lebih

lanjut?

4 Pendukung

Dasar

Menilai

kredibilitas dari

sutau sumber,

dengan kriteria:

a. Dinyatakan oleh ahli

b. Tidak ada konflik kepentingan

c. Banyak persetujuan dari berbagai

sumber

d. Memiliki reputasi

e. Menggunakan prosedur yang

terancang

f. Telah mengetahui resiko terhadap

reputasi sumber tersebut

g. Kemampuan memberikan alasan

h. Kebiasaan berhati-hati.

5 Mengobservasi

dan menialai

laporan observasi,

dengan kriteria:

a. Meminimalkan kesimpulan

b. Interval waktu yang singkat antara

proses observasi dengan laporannya

c. Dilaporkan langsung oleh pengamat,

bukan oleh oranglain (contuh: kabar

burung)

d. Menggunakan dokumen yang

dibutuhkan. Jika laporan

Page 36: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

22

berdasarkan sebuah dokumen,

sebaiknya:

1) Dokumen tersebut dibuat dalam

waktu yang berdekatan dengan

proses observasi

2) Dokumen dibuat oleh pengamat

3) Dokumen dibuat oleh orang yang

melakukan observasi pada saat itu.

4) Laporan tersebut dipercayai

keabsahannya oleh pembuat, baik

karena adanya kepercayaan

sebelumnya terhadap keabsahan

tersebut atau karena kepercayaan

bahwa si pengamat memang selalu

benar.

e. Bukti pendukung

f. Kemungkinan sebagai bukti

pendukung

g. Kondisi akses yang baik

h. Kompeten menggunakan teknologi,

jika menggunakan suatu teknologi.

i. Hasilnya sesuai dengan apa yang

diinginkan pengamat (dan pelapor,

jika orangnya yang berbeda) dengan

kriteria kredibilitas (#4 diatas)

6 Inferensi

Deduksi dan

meniali deduksi

a. Logika kelas/siklus logika euleur

b. Logika yang kondisional

c. Interpretasi dari suatu pernyataan

1) Negasi ganda

2) Kondisi yang cukup dan dibutuhkan

Page 37: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

23

3) Kata-kata logika lainnya: jika, jika

dan hanya jika, atau , beberapa,

kecuali, bukan, bukan keduanya dll.

7 Induksi dan

menilai induksi

a. Generalisasi

1) Kekhususan data: pembatasan

laporan.

2) Pengambilan sampel

3) Tabel dan grafik

b. Menyimpulkan kesimpulan dan

hipotesis penjelas

1) Tipe kesimpulan dan hipotesis

penjelas

a) Klaim kausal

b) Klaim tentang apa yang diyakini

dan bagaiman sikap oranglain

c) Interpretasi makna sesuai yang

dimaksud penulis

d) Klaim sejarah yang mana hal

tertentu memang terjadi

e) Definisi yang dilaporkan

f) Klaim bahwa suatu hal tersebut

adalah alasan atau kesimpulan

yang tidak dinyatakan

2) Menginvestigasi

a) Desain eksperimen, termasuk

perencanaan pengkontrolan

variabel

b) Mencari bukti dan anti-bukti

c) Mencari kemungkinan penjelasan

yang lain

Page 38: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

3) Memberikan asumsi yang masuk

akal, dengan kriteria:

a) Kesimpulan yang diajukan dapat

menjelaskan bukti (penting)

b) Kesimpulan yang diajukan

konsisten dengan fakta yang ada

(penting)

c) Kesimpulan alternatif yang

bersifat kompetitif tidak

konstisten dengan fakta yang ada

(penting)

d) Kesimpulan yang diajukan

terlihat masuk akal (sesuai

keinginan)

8 Membuat dan

mempertimbang-

kan nilai suatu

keputusan

a. Berdasarkan latarbelakang fakta

b. Konsekuensi

c. Penerapan pertamakali (prima facie

application) dari prinsip yang

diterima

d. Pertimbangan alternatif

e. Menyeimbangkan, menimbang dan

memutuskan

9 Klarifikasi

lebih lanjut

Mendefinisikan

istilah dan

menilai suatu

definisi, ada tiga

dimensi:

a. Bentuk

1) Sinonim

2) Klasifikasi

3) Jarak

4) Ungkapan yang setara

5) Operasional

6) Contoh dan yang bukan contoh

b. Strategi defisional

Page 39: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

1) Tindakan-tindakan

a) Laporan suatu definisi (definisi

yang “dilaporkan”)

b) Menentukan suatu definisi

(definisi yang “ditentukan”)

c) Menggambarkan posisi dari

sebuah isu (“bergantung posisi”,

termasuk “bersifat terencana” dan

definisi yang “meyakinkan”

2) Mengidentifikasi dan mengatasi

keambiguan

a) Memperhatikan konteks

b) Kemungkinan macam-macam

tipe respon

i) Definisinya salah (respon yang

paling simpel)

ii) Mengurangi keabsurdan:

“merujuk kepada definisi

tersebut, maka terdapat hasil yang

aneh”

iii) Mempertimbangkan alternatif

interpretasi: “Menurut definisi ini,

terdapat masalah ini; menurut

definisi itu, terdapat masalah itu”

iv) Menetapkan ada dua definisi dari

istilah kunci, dan ada

penggeseran arti dari definisi satu

ke definisi lainnya.

c. Konten

10 Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

Page 40: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

26

b. Alasan yang dibutuhkan:

rekonstruksi argumen

11 Strategi

dan Taktik

Memutuskan

suatu tindakan

a. Menjelaskan suatu masalah

b. Memilih kriteria untuk menilai

solusi yang memungkinkan

c. Memformulasikan solusi alternatif

d. Menentukan tindakan sementara

e. Meninjau ulang, mempertimbangkan

situasi keseluruhan dan kemudian

mengambil keputusan

f. Mengawasi penerapannya

12 Berinteraksi

dengan oranglain

a. Menggunakan atau beraksi terhadap

suatu label “kekeliruan (fallacy)”,

misalnya: Circularity, Appeal to

Authority, Bandwagon, Glittering

term, Name calling, Slippery Slope,

Post hoc, Non Sequitur, Ad

Hominem, Affirming the

Consequent, Denying the

Antecedent, Conversion, Begging the

Question, Either-or, Vagueness,

Equivocation, Strawperson, Appeal

to Tradition, Argument from

Analogy, Hypothetica1 Question,

Oversimplification, Irrelevance

b. Strategi logis

c. Strategi retorik

d. Mempresentasikan posisi, lisan atau

tulisan (argumentasi)

1) Menargetkan audiens tertentu

Page 41: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

27

2) Mengorganisir (tipe umum: poin

utama, klarifikasi, alasan, alternatif,

mencoba membantah bakal

tantangan, ringkasan; termasuk

pengulangan poin utama)

3. Kajian Materi Subjek Gejala Pemanasan Global

a. Kompetensi Inti

Terdapat 4 Kompetensi Inti (KI) yang harus dikuasai siswa, yaitu:

KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

b. Kompetensi Dasar

Berdasarkan kurikulum 2013 yang berlaku terdapat 4 Kompetensi Dasar

(KD) yang harus dikuasai siswa dalam materi efek pemanasan global, yaitu:

Page 42: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

28

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad

raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;

teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan

berdiskusi.

3.9 Menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah kaca, dan perubahan

iklim serta dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan.

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan.

c. Peta Konsep

Gambar 2.3 Peta Konsep Gejala Pemanasan Global

Page 43: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

29

d. Uraian Materi

1) Definisi Pemanasan Global

Peningkatan konsentrasi gas-gas polutan yang mencemarkan udara dan

mengakibatkan meningkatnya suhu Bumi dari keadaan normal dikenal sebagai

fenomena Pemanasan Global (global warming). Peningkatan ini berawal dari

revolusi industri di Eropa yang terjadi secara besar-besaran sejak tahun 1750.34

Panas yang berlebihan mendorong munculnya berbagai dampak pemanasan global

yang merugikan bagi makhluk hidup dan ekosistem alam di Bumi.

2) Efek Rumah Kaca

Gas-gas polutan yang memicu terjadinya pemanasan global di atmosfer

Bumi disebut sebagai gas rumah kaca. Istilah ini diambil dari Efek Rumah Kaca

yang pertamakali diusulkan oleh fisikawan Prancis bernama Jean-Baptise Joseph

Fourier pada tahun 1824. Menurut Fourier, efek rumah kaca adalah proses

pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang

disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Efek rumah kaca merupakan

hal alamiah karena membuat suhu udara di atmosfer Bumi bisa tetap hangat dan

membuat makhluk hidup dapat tinggal di Bumi.35

Efek rumah kaca adalah proses menembusnya energi kalor dari pancaran

radiasi matahari ke dalam atmosfer Bumi. Setelah melalui penyaringan, penyerapan

dan pemantulan, hanya setengah dari radiasi matahari yang diserap oleh permukaan

Bumi. Bebatuan, tanah dan air menyerap energi radiasi yang sampai kepadanya dan

pada gilirannya mereka akan berfungsi sebagai sumber kalor yang lebih dingin

dibanding matahari ketika mereka memancarkan kembali energi yang diserapnya

dalam bentuk radiasi inframerah. 36 Beberapa energi diserap kembali dan

dipancarkan kembali ke permukaan Bumi oleh uap air dan gas rumah kaca yang

terdapat di atmosfer yang kemudian menghangatkan permukaan bumi.37

34 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, FISIKA untuk SMA Kelas XI, (Bogor: Quadra, 2018),

h.287. 35 Ibid., h. 286. 36 Marthen Kanginan, FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 400. 37 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h.286.

Page 44: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

30

Gambar 2.4 Mekanisme Efek Rumah Kaca38

Menurut konvensi PBB mengenai perubahan iklim (UNFCCC/United

Nations Framework Convention on Climate Change), ada enam jenis gas yang

digolongkan sebagai gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida

(N2O), metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perflorokarbon (PFCs), dan

hidroflorokarbon (HFCs). 39 Karbon dioksida (CO2) merupakan penyumbang

terbesar gas rumah kaca dengan jumlah volume lebih dari setengah jumlah total

volume gas rumah kaca, sedangkan metana dan nitrogen oksida menempati urutan

kedua dan ketiga.40 Berikut disajikan jumlah konsentrasi CO2 tahun 1960-2020:41

Gambar 2.5 Jumlah Konsentrasi CO2 tahun 1960-2020

38 Alaskans Know Climate Change, The Greenhouse Effect: What We Know, 2018,

(http://www.alaskansknowclimatechange.com). 39 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h.287. 40 Muhammad Noor, Lahan Gambut: Pengembangan, Konservasi dan Perubahan Iklim,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010), h.133. 41 UNEP, Record Global Carbon Dioxide Concentrations Despite COVID-19 Crisis, 2020,

(https://www.unenvironment.org)

Page 45: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

31

Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di

atmosfer yang dihasilkan dari aktifitas manusia seperti:

a) Pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) akan menghasilkan

karbon dioksida dan nitrogen oksida yang diantaranya bersumber dari industri

energi pembangkit listrik dan kilang minyak, sektor transportasi, sektor industri,

dan sektor rumah tangga dan jasa. Proses kimiawi di berbagai industri seperti

elektronika, kimia, pupuk dan parfum juga banyak menghasilkan gas-gas yang

mengandung fluorin seperti SF6, PFCs dan HFCs.42

b) Tumpukan sampah organik yang menghasilkan metana dengan perkiraan 1 ton

sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Metana terbentuk di tempat

pembuangan sampah ketika mikroorganisme tertentu menguraikan bahan

organik pada kondisi anaerob.43

c) Deforestasi mengakibatkan penyerapan karbon dioksida oleh hutan menjadi

tidak optimal dan rusaknya ekosistem lahan gambut menyebabkan terlepasnya

karbon bawah tanah. Karbon dioksida merupakan gas rumah kacavdengan

konsentrasi volume terbanyak diantara total seluruh gas rumah kaca sehingga

kerusakan atau penggundulan hutan secara besar-besaran berarti hilangnya

faktor penyerap karbon dioksida di atmosfer.44 Alih fungsi dan kerusakan hutan

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya status hutan negara yang tidak

legitimate, penguasaan sumber daya alam oleh pihak swasta/pemegang izin,

terdapat mekanisme formal untuk melakukan konversi hutan dan kebijakan

perizinan yang dijalankan tidak digunakan sebagai alat pengendali.45

d) Sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah

kaca melalui sawah-sawah yang tergenang, penggunaan pupuk, pembakaran

sisa-sisa tanaman dan pembusukan sisa-sisa pertanian yang menghasilkan gas

metana yang efek pemanasannya 72 kali lebih kuat daripada karbondioksida.

Selain itu, hasil sampingan pembuatan dan penggunaan pupuk nitrogen pada

42 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h.290. 43 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h.288. 44 Marthen Kanginan, op.cit., h.405. 45 Hariadi Kartodihardjo, Di Balik Krisi Ekosistem: Pemikiran Tentang Kehutanan dan

Lingkungan Hidup, (Depok: LP3ES, 2017), h.52.

Page 46: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

32

tanaman perkebunan bisa menghasilkan nitrogen oksida yang efek

pemanasannya 296 kali lebih kuat dari pada karbon dioksida.46

Parameter utama gejala perubahan iklim yang paling mudah dan nyata untuk

diamati dan bisa dirasakan adalah suhu udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

suhu Bumi mengalami peningkatan yang semakin cepat. Dalam 100 tahun pertama

dari 1890-1900 terjadi peningkatan suhu bumi sekitar 0,4˚C, namun sejak tahun

1980 peningkatan suhu terjadi hanya dalam kurun waktu 20 tahun dengan

peningkatan suhu antara 0,4˚C - 0,45˚C.47Aktifitas manusia yang menghasilkan

emisi gas rumah kaca telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer

yang dapat memberikan dampak yang sangat berbahaya seperti:

a) Pemanasan global menyebabkan menipisnya lapisan ozon (O3) yang terdapat di

atmosfer yang menyelimuti Bumi. Atmosfer yang membentang sampai 400 km

dari permukaan Bumi terdiri dari empat lapisan berbeda dimulai dari yang

terbawah yaitu troposfer, stratosfer (tempat ozon berada), mesosfer dan

termosfer. Ozon sendiri merupakan molekul yang mempunyai tiga atom oksigen

dan termasuk gas beracun yang berbahaya dan dapat merusak paru-paru jika

terhisap.48 Namun ozon juga sangat penting karena berfungsi melindungi Bumi

dari berbagai macam ancaman buruk dari luar angkasa, seperti menyaring sinar

ultraviolet (UV) dari matahari. Gas-gas rumah kaca yang bereaksi dengan

molekul ozon menyebabkan lapisan ozon menjadi tipis dan berlubang. Dampak

dari sinar ultraviolet yang masuk dengan mudah ke permukaan Bumi adalah

munculnya berbagai penyakit, merusak jenis tanaman tertentu, mempengaruhi

jumlah plankton sehingga mengganggu rantai makanan di laut.49 Gas rumah

kaca seperti CFC dapat menimbulkan kerusakan dan penurunan jumlah ozon.

Pada lapisan atmosfer, pengaruh radiasi UV matahari berenergi tinggi dapat

menguraikan molekul-molekul CFC menjadi atom-atom klorin (Cl). Atom

klorin yang dibebaskan bereaksi dengan ozon dan mengubah ozon menjadi

molekul oksigen biasa (O2). Klorin yang terbentuk kembali selanjutnya dapat

46 Marthen Kanginan, op.cit., h.406. 47 Muhammad Noor, op.cit., h.138. 48 Marthen Kanginan, op.cit., h. 393. 49 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h.294.

Page 47: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

33

melakukan reaksi berantai untuk memusnahkan ozon dengan perbandingan satu

atom klorin yang dibebaskan CFC dapat memusnahkan 100.000 molekul ozon

sehingga dapat menimbulkan lubang ozon. Berikut bentuk persamaan reaksi dari

pemusnahan ozon oleh CFC:50

2O3 + Cl + UV → 3O2 + Cl

Menurut penelitian, jumlah ozon di kutub utara pada bulan maret dan april

biasanya selalu berada pada kategori tinggi dengan jumlah ozon terendah yang

pernah dicapai berada pada kisaran 240 dobson units. Namun baru-baru ini pada

bulan maret 2020 untuk pertamakalinya peneliti menemuan lubang ozon besar

di kutub utara karena menipisnya jumlah ozon yang berada pada kisaran 205

dobson units. Jumlah ini masih terbilang tidak lebih rendah dibandingkan

dengan jumlah rata-rata ozon di kutub selatan pada kategori terendahnya yang

berkisar 120 dobson units yang menyebabkan lubang ozon berkepanjangan.51

b) Iklim yang tidak stabil membuat pola aliran angin berubah. Pola cuaca menjadi

tidak terprediksi dan lebih ekstrem. Perubahan suhu menyebabkan perubahan

curah hujan dan menyebabkan pergeseran vegetasi di daerah hulu sungai yang

pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan air tanah dan aliran permukaan air

tanah. Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air

yang menguap ke atmosfer. Badai topan (hurricane) yang memperoleh

kekuatannya dari penguapan air akan menjadi lebih besar dan kuat. Selain itu

produksi pertanian akan menurun karena memprediksi lamanya musim hujan

dan kemarau akan sulit. 52 Peneliti mengungkapkan bahwa dengan adanya

pemanasan global yang terus berlanjut akan lebih memperparah kerusakan

akibat cuaca ekstrim sebesar 70%. Cuaca ekstrim akibat pemanasan global

menyebabkan peningkatan gelombang panas, kekeringan, hujan deras,

kebakaran hutan, dan badai tropis.53

50 Marthen Kanginan, op.cit., h. 395. 51 NASA, NASA Reports Arctic Stratospheric Ozone Depletion Hit a Record Low for March, 2020,

(https://climate.nasa.gov) 52 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h. 293. 53 Carbon Brief Ltd, Mapped: How Climate Change Affects Extreme Weather Around The

World, 2020, (https://www.carbonbrief.org)

Page 48: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

34

c) Ketika atmosfer menghangat, lautan juga akan menghangat sehingga

menyebabkan volume laut membesar ditambah dengan banyaknya es di kutub

mencair mengakibatkan tinggi muka laut di seluruh dunia perlahan-lahan

meningkat. Permukaan air laut meningkat 10-25 cm pada kurun waktu 1900-

2000 yang mengakibatkan daratan (terutama daerah pantai) menyempit dan

tenggelam.54

d) Curah hujan yang tidak menentu dan tingkat kelembaban yang tinggi memicu

munculnya berbagai penyakit yang mengancam kesehatan manusia seperti

meningkatnya penderita saluran pernapasan, berkembangnya penyakit DBD dan

malaria, meningkatnya penderita kanker kulit, katarak, dan penurunan daya

tahan tubuh. 55 Peneliti juga menyebutkan bahwa terdapat korelasi yang

signifikan antara polusi udara akibat polutan seperti PM2.5, PM10, CO dan NO2

dengan meningkatnya penderita infeksi seperti pada COVID-19.56

e) Hewan atau tumbuhan yang tidak tahan terhadap perubahan suhu, curah hujan

atau kekeringan akan mengalami kepunahan. Karena sebagian besar lahan telah

dikuasai manusia, maka hewan cenderung bermigrasi ke wilayah yang lebih

dingin. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhan dan mencari daerah baru

karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Namun pembangunan yang

dilakukan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang

bermigrasi yang terhalangi pertumbuhan kota-kota lama-kelamaan terancam

punah. 57 Studi terbaru dari Universitas Ottawa menyebutkan bahwa dalam

hitungan satu generasi manusia, populasi lebah berkurang rata-rata 30% akibat

meningkatnya temperatur bumi.58

3) Upaya Penanggulangan Pemanasan Global

Sejak ditemukannya lubang ozon pertama pada tahun 1985, masyarakat

dunia mulai memperhatikan dampak yang dihasilkan dari revolusi industri bagi

54 Fieska Cahyani dan Yandri Santoso, op.cit., h. 293. 55 Ibid., h. 294. 56 Yongjian Zhu et al., “Association between short-term exposure to air pollution and

COVID-19 infection: Evidence from China”, Science of the Total Environment, 2020, p.6. 57 Marthen Kanginan, op.cit., h. 408. 58 University of Ottawa, Why Bumble Bees are Going Extinct in Time of 'Climate Chaos',

2020, (https://phys.org)

Page 49: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

35

lingkungan hidup, berikut ini merupakan organisasi dunia yang dibentuk sebagai

upaya penanggulangan krisis pemanasan global:59

a) Uni Eropa. Merupakan grup negara-negara yang terlibat dalam persemakmuran

ekonomi Uni Eropa. Dalam sejarah perundingan perubahan iklim, Uni Eropa

memainkan peran yang sangat signifikan dalam mendorong negara-negara maju

mencapai target pengurangan emisi. Anggota negara UE mendukung target

pengurangan emisi yang sifatnya mengikat dengan batas waktu yang jelas serta

ambisius seperti menargetkan pengurangan emisi 30% pada tahun 2020.

b) The JUSSCANZ. Merupakan kumpulan negara-negara maju non-Eropa yang

beranggotakan Jepang, Amerika, Swis, Kanada, Australia, Selandia Baru dan

Norwegia. Negara-negara ini cenderung mendorong pendekatan yang fleksibel

dalam mencapai target pembatasan emisi GRK.

c) The Group 77 and China. Merupakan grup negara-negara berkembang plus

China yang kepentingan anggotanya paling bervariasi dan seringkali

bertentangan satu sama lain. Misalnya China dan India yang kecanduan

menggunakan batu bara dalam industrialisasi yang membuat kedua negara ini,

terutama China bangkit menjadi negara ekonomi baru yang disegani. China dan

beberapa negara Asia lainnya yang mengalami peningkatan ekonomi bertahan

untuk tidak menjadi target pengurangan emisi. Contoh lain, negara-negara di

Afrika cenderung fokus pada isu kerentanan dan dampak perubahan iklim.

Karenanya, negara-negara di Afrika seringnya mengajukan proposal mengenai

pendanaan dari negara maju. Sementara Indonesia dan Brazil bergulat dengan

masalah kerusakan hutan. Meski berbeda, secara umum anggota negara-negara

ini sama-sama dalam posisi mendesak negara maju untuk mewujudan komitmen

pendanaan dan transfer teknologi ramah lingkungan.

d) The Association of Small Island States (AOSIS). Kelompok AOSIS merupakan

perkumpulan negara yang paling banyak terkena dampak pemanasan global.

Sebagian negara kepulauan saat ini sudah terkena dampak kenaikan permukaan

air laut sehingga terancam kehilangan negara dan menjadi pengungsi abadi di

59 Mumu Muhajir, REDD di Indonesia: Kemana akan Melangkah?, (Jakarta: HuMa, 2010),

h.53-58.

Page 50: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

36

negara yang lebih besar. Karena itu posisi negara kepulauan sangat kuat untuk

memaksa negara maju untuk melakukan pemangkasan emisi GRK.

e) The Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC). Merupakan

organisasi negara pengekspor minyak yang cenderung mengkonsentrasikan diri

pada dampak signifikan yang diterima negara anggota ini jika negara-negara lain

mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Lobi politik negara OPEC yang kuat

bisa membuat laporan sains dianggap tidak pasti, karena hasil laporan-laporan

ilmiah ini bisa mengancam bisnis minyak dani industri negara-negara tersebut.

f) Kalangan pebisnis yang menerima banyak klaim kerugian dan kerusakan akibat

perubahan iklim dan kalangan pebisnis yang melihat peluang usaha untuk

mempromosikan sumber energi berkelanjutan.

g) Aktifis lingkungan seperti Climate Action Network (CAN) dan World Wildlife

Fund (WWF) yang beranggotakan Lembaga Swadaya Masyarakat dari berbagai

negara yang mempromosikan tindakan pemerintah dan individu untuk

membatasi penyebab perubahan iklim dunia.

h) Pemerintah lokal baik tingkat kota atau provinsi seperti Governors’ Climate and

Forests Task Force (GFC) yang beranggotakan gubernur dari berbagai dunia.

Para gubernur mengklaim bahwa 50% hutan tropis dunia berada di wilayah

provinsi, karena itu para gubernur dalam GFC banyak terlibat merumskan

berbagai rekomendasi kebijakan terhadap alih fungsi hutan demi mencegah

kerusakan penyerap karbon dunia.

Setelah membentuk kerjasama, sebagai upaya penyelamatan Bumi dari

pemanasan global maka dihasilkanlah kesepakatan-kesepakatan yang diakui

mayoritas negara di seluruh dunia, diantaranya sebagai berikut:

1) Protokol Montreal yang diratifikasi pada tahun 1987 yang dihasilkan dari

Konvensi Wina tahun 1985 merupakan perjanjian lingkungan skala global

paling sukses dalam sejarah dan bisa dijadikan contoh bagi generasi sekarang

sebagai acuan pengambilan tindakan pencegahan kerusakan lingkungan bagi

generasi mendatang. Protokol ini merupakan bentuk usaha skala global untuk

melindungi lapisan ozon dengan mengendalikan produksi dan konsumsizat

perusak ozon (Ozone Depleting Substance/ODS). Lebih dari 98% dari total ODS

Page 51: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

37

seperti CFCs dan HFCs telah dieliminasi sebagai hasil kerja sama

melaluiperjanjian ini.60

2) Protokol Kyoto yang dinegosiasikan pada tahun 1997 di Conference of the

Parties (COP) ke-3 dan diberlakukan mulai tahun 2005 dengan masa komitmen

sampai tahun 2012. Protokol ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah

kaca sebesar 5% dibawah tingkat emisi tahun 1990 terutama bagi negara-negara

industri maju yang disebut dengan istilah Annex I. 61 Namun pada

pelaksanaannya, kesepakatan Protokol Kyoto dianggap kurang begitu berhasil

dalam memenuhi tujuannya karena pada tahun 2012, beberapa negara industri

maju menghasilakan emisi gas rumah kaca dengan jumlah rata-rata diatas 10%.62

3) Penggati Protokol Kyoto berhasil disepakati melalui Paris Agreement pada

tanggal 22 April tahun 2016 di pertemuan COP ke-21. Paris Agreement akan

menetapkan kerangka kerja berskala internasional setelah kesepakatan tersebut

diberlakukan pada tahun 2020. Tujuan kesepakatan ini adalah untuk menjaga

suhu Bumi dibawah 2˚C dan diupayakan membatasi tingkat kenaikan sampai

dengan 1,5˚C. Kesepakatan ini meminta semua pihak yang terlibat untuk

berkontribusi dalam upaya mitigasi dan adaptasi untuk memperkuat ketahanan

dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim berlandaskan asas

tanggung jawab bersama namun berbeda sesuai dengan kemampuan masing-

masing negara.63

Pemanasan global mengakibatkan cuaca semakin panas sehingga kebutuhan

listrik untuk menggunakan AC dan kipas angin meningkat drastis yang

mengakibatkan kebutuhan pasokan listrik semakin besar. Jika sumber energi listrik

tidak menggunakan sumber yang terbarukan, maka lama kelamaan akan terjadi

krisis energi karena bahan bakar fosil yang digunakan sampai sekarang tidak akan

60 Brian J. Gareau, “Lessons from the Montreal Protocol Delay in Phasing Out Methyl

Bromide”, Journal of Environmental Studies and Sciences Vol.4, No.4, 2015, p.1. 61 Andreja Cirman et al., “The Kyoto Protocol in a Global Perspective”, Economic and

Business Review Vol.11, No.1, 2009, p.32. 62 Amanda M. Rosen, “The Wrong Solution at the Right Time: The Failure of the Kyoto

Protocol on Climate Change”, Politics & Policy Vol.43, No.1, 2015, p.36. 63 Charlotte Strecket et al.,“The Paris Agreement: A New Beginning”, Journal for European

Environmental & Planning Law, 2016, p.5.

Page 52: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

38

bertahan selamanya. Berikut ini disajikan sumber energi alternatif yang bisa

dipertimbangkan sebagai sumber energi terbarukan diantaranya:

a) Air

Sumber energi tenaga air merupakan penyumbang terbesar penghasil energi

terbarukan yang rendah emisi karbon. Pada tahun 2018, sumber energi tenaga air

menyumbang 16% dari total listrik dunia, lebih banyak dari tenaga nuklir yang

hanya 10% dan sumber energi lainnya seperti angin, matahari dan energi terbarukan

lainnya yang hanya 9%.Namun, potensi sumber energi tenaga air memiliki potensi

pertumbuhan yang terbatas karena memiliki efek negatif yang berkaitan dengan

efek ekologis dan lingkungan.64

Gambar 2.6 Mekanisme Penghasil Sumber Energi Tenaga Air65

b) Udara

Sumber energi tenaga angin menggunakan turbin angin untuk menghasilkan

listrik. Tempat pembangkit listrik tenaga angin berisi puluhan atau bahkan ratusan

turbin angin yang saling terhubung yang berlokasi di darat atau di lepas pantai.

Biaya sumber tenaga angin yang bertempat di daratan luas relatif lebih murah, tetapi

pasokan listrik yang dihasilkan tidak kontinyu. Sementara yang bertempat di lepas

pantai memiliki biaya yang lebih mahal untuk pembangunan dan

pengoperasiannya, tetapi turbinnya berukuran lebih besar sehingga tenaga listrik

yang dihasilkan lebih kontinyu dan tidak mengganggu pemandangan lingkungan

karena lokasinya yang berada di lepas pantai.66

64 W. Addy Majewski, “Energy Alternatives”, Diesel Net Technology Guide Papers, 2019,

p.21. 65 Loc. Cit. 66 Ibid., p. 23.

Page 53: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

39

Gambar 2.7 Mekanisme Penghasil Sumber Energi Tenaga Udara67

c) Nuklir

Teknologi tenaga nuklir memanfaatkan panas yang dihasilkan dari reaksi

fisi nuklir untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan

listrik. Sebagian besar tenaga nuklir dihasilkan dari reaksi fisi uranium dan

plutonium. Keuntungan dari penggunaan tenaga nuklir adalah menghasilkanemisi

karbon yang sangat rendah. Tenaga nuklir adalah salah satu dari sedikit pilihan

alternatif yang telah terbukti layak secara teknis dan komersial. Perancis

memperoleh sekitar 75% listriknya dari energi nuklir. Meskipun demikian,

keuntungan ini datang bersamaan dengan sejumlah masalah, diantaranya potensi

kebocoran nuklir, sulitnya pengolahan pembuangan limbah nuklir, dan tingginya

biaya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.68

Gambar 2.8 Mekanisme Penghasil Sumber Energi Tenaga Nuklir69

67 Karthik Reddy, Wind Power Generation, 2020, (https://www.seminarstopics.com) 68 W. Addy Majewski, op.cit., p.20. 69 Anna Dabkowski, How Nuclear Powers Plants Work, 2020,

(https://nuclearpowerplantss.weebly.com)

Page 54: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

40

d) Biomassa/Biofuel

Sumber biomassa seperti kayu dan sisa tanaman pertanian dapat digunakan

langsung sebagai bahan bakar, pembangkit listrik. Menurut IEA (International

Energy Agency), biomassa menyumbang sekitar 9% dari total pasokan energi

primer dunia. Penggunaan biomassa dibagi menjadi dua cara yaitu cara tradisional

dan modern. Contoh kategori tradisional adalah penggunaan kayu bakar secara

langsung sebagai bahan bakar rumah tangga. Sedangkan contoh kategori modern

adalah pembangkit listrik bertenaga kayu. Jika biomassa menggunakan bahan-

bahan organik secara langsung, biofuel yang diproduksi melalui penyulingan

bahan-bahan tersebut. Misalnya etanol yang dihasilkan dari jagung dan biodiesel

yang dihasilkan dari kedelai.70

Gambar 2.9 Mekanisme Penghasil Sumber Energi Tenaga Biomassa71

e) Matahari

Sistem panel photovoltaic (PV) merupakan teknologi penangkap energi

surya. Menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik,

menggunakan bahan semikonduktor yang dapat menciptakan perbedaan potensial

listrik pada bahan yang terpapar cahaya. Panel PV menghasilkan arus searah,

dimana sistem harus dikonversi menjadi arus bolak-balik menggunakan inverter.

Panel surya dapat digunakan dengan skala kecil seperti yang dipasang di atap rumah

hingga digunakan sebagai pembangkit berskala besar.72

70 W. Addy Majewski, Op. Cit., p.15. 71 Nortis Group, Achieve Carbon Neutrality with a Complete Biomass System, 2020,

(https://www.nortisgroup.com) 72 W. Addy Majewski, Op. Cit., p.23.

Page 55: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

41

Gambar 2.10 Mekanisme Penghasil Sumber Energi Tenaga Matahari73

f) Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi yang tersedia di kedalaman bumi. Terbuat

dari energi matahari yang telah disimpan di dalam bumi selama ribuan tahun. Juga

terbuat dari runtuhnya atau peluruhan radioaktif uranium, thorium dan kalium di

kedalaman bumi terutama di daerah-daerah yang rawan gempa bumi, kawah

vulkanik yang baru terbuat dan lempengan tektonik bumi. Tidak seperti energi

terbarukan lainnya, energi panas bumi tidak terbatas pada musim, waktu, dan

kondisi.74

Gambar 2.11 Mekanisme Penghasil Sumber Energi Tenaga Panas Bumi75

g) Pasang Surut Laut

Energi pasang surut adalah hasil interaksi energi kinetik dari orbital bulan,

bumi, dan matahari yang mengakibatkan pasang surut laut. Sumber energi ini tidak

menghasilkan polusi gas-gas berbahaya dan memiliki pasokan energi yang tidak

ada habisnya. Salah satu keuntungan dari pemanenan energi pasang surut adalah

73Center for Climate and Energy Solutions, Renewable Energy, 2020, (https://www.c2es.org) 74Armin Ramezani et al., “Generating Electricity Using Geothermal Energy in Iran”, Journal

of Renewable Energy and Sustainable Development Vol.2, No.1, 2018, p.46. 75 Center for Climate and Energy Solutions,Op. Cit.

Page 56: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

42

bahwa arus pasang surut teratur dan dapat diprediksi karena tidak tergantung pada

perubahan musim atau jenis cuaca. Namun, pembangkit listrik pasang surut adalah

teknologi yang terbilang sangat baru, yang masih perlu diselidiki lebih lanjut.76

Gambar 2.12 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Pasang Surut Laut77

h) Gelombang Laut

Istilah energi gelombang mengacu pada energi gelombang permukaan laut

dan penangkapan energi tersebut untuk dikonversi menjadi pembangkit tenaga

listrik. Gelombang laut terdiri dari dua bentuk energi yaitu energi kinetik yang

berasal dari pergerakan partikel air dan energi potensial yang berasal dari partikel

air yang naik ke atas. Kombinasi gaya gravitasi, tegangan permukaan laut, dan

intensitas angin adalah faktor utama yang membentuk gelombang laut.78

Gambar 2.13 Mekanisme Penghasil Energi Tenaga Gelombang Laut79

76 S.S. Shevkar and K.A. Otari, “Tidal Energy Harvesting”, International Journal of Science,

Engineering and Technology Research Vol.4, No.4, 2015, p.994. 77 AENEWS, Tydal Power, 2020, (https://www.alternative-energy-news.info) 78 Md. Mahbubur Rahman et al., “Power Generation from Sea Wave: An Approach to Create

Renewable Energy”, Global Journal of Researches in Engineering General Vol.13, No.1, 2013,

p.13. 79Masayuki Sanada et al.,“Generator Design and Characteristics in Direct-Link Wave Power

Generating System Considering Appearance Probability of Waves”, International Conference on

Renewable Energy Research and Applications, 2012, p.1.

Page 57: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

43

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Engin Karahan, Senenge T. Andzenge dan Gillian Roehrig (2017), dalam jurnal

internasional yang berjudul “Eliciting Students' Understanding of a Local

Socioscientific Issue Throughthe Use of Critical Response Pedagogies”. Hasil

temuan menunjukkan bahwa dengan menggunakan pedagogi respon kritis

berbasis pendekatan socioscientifict issues (SSI) dapat menciptakan suasana

lingkungan kelas dimana siswa dapat berdialog dengan nyaman ketika terlibat

dalam diskusi isu kontroversial yang mana menyebabkan siswa bisa

menganalisis masalah dengan analisis yang kritis daripada hanya debat kusir

yang tidak menghasilkan informasi. Hasil studi juga menunjukkan bahwa

pedagogi yang digunakan dapat mengukur pengetahuan dan tingkat pemahaman

siswa terhadap masalah yang diangkat dan siswa mampu mengidetifikasi

misinformasi atau kesenjangan pengetahuan.80

2. Julie L. Lambert dan Robert E. Bleicher (2017), dalam jurnal internasional yang

berjudul “Argumentation as a Strategy for Increasing Preservice Teachers’

Understanding of Climate Change, a Key Global Socioscientific Issue”. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman calon guru (sampel

penelitian) tentang konsep dasar materi (contoh: perbedaan antara cuaca dan

iklim, penyebab pemanasan global baru-baru ini, dll.) meningkat secara

signifikan. Persepsi mereka tentang perubahan iklim menjadi lebih selaras

dengan persepsi para ilmuwan iklim. Mereka diberikan pertanyaan dan klaim

tentang materi seputar perubahan iklim yang masih diragukan kebenarannya dan

diminta melakukan penelitian untuk menyiapkan argumen balasan (bantahan).

Sampel menunjukkan bahwa integrasi argumentasi ilmiah adalah strategi yang

efektif untuk meningkatkan pemahaman dan persepsi mereka tentang perubahan

iklim sebagai SSI.81

80 Engin Karaha et al., “Eliciting Students' Understanding of a Local Socioscientific Issue

Throughthe Use of Critical Response Pedagogies”, International Journal of Education in

Mathematics, Science and Technology Vol.5, No.2, 2017, p.88. 81 L. Lambert dan Robert E. Bleicher, “Argumentation as a Strategy for Increasing Preservice

Teachers’Understanding of Climate Change, a Key Global Socioscientific Issue”, International

Journal of Education in Mathematics, Science and Technology Vol.5, No.2, 2017, p.101.

Page 58: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

44

3. Maria Evagorou dan Blanca Puig Mauriz (2017), dalam jurnal internasional

yang berjudul “Engaging Elementary School Pre-service Teachers in

Modeling a Socioscientific Issue as a Way to Help Them Appreciate the Social

Aspects of Science”. Temuan menunjukkan bahwa guru pra-jabatan di sekolah

dasar tidak memasukkan aspek sosial dalam sains dalam pembelajaran mereka,

tetapi dengan melibatkan SSI dapat membantu mengubah pandangan mereka

tentang sains dan pembelajaran yang ilmiah. Namun, ketika mereka diminta

untuk merancang rencana pembelajaran yang memasukkan aspek sosial dalam

sains, sebagian besar calon guru tidak mampu melakukannya. Melalui penilitian

ini, guru tidak hanya sebatas mampu memahami materi yang melibatkan aspek

sosial dalam sains, namun juga mampu merancang kegiatan pembelajaran yang

mendukung keterlibatan aspek sosial dalam sains melalui penggunaan SSI.82

4. Jenny Dauer, Michelle Lute dan Olivia Straka (2017), dalam jurnal internasional

yang berjudul “Indicators of Informal and Formal Decision-making about a

Socioscientific Issue”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi nilai

siswa pada awal pembelajaran dapat memprediksi sudut pandang siswa terhadap

materi SSI namun tidak berlaku saat akhir pembelajaran, hal ini menunjukkan

bahwa pendapat siswa pasca pembelajaran kurang berdasar pada orientasi nilai

afektif. Motif personal siswa terhadapmateri SSI terfokus pada dimensi

lingkungan dan ekonomi yang mengakibatkan siswa lebih sadar akan adanya

opsi alternatif dan konsekuensi dari materi kontroversial yang sedang dibahas.

Hasil penelitian juga menunjukkan berkurangnya argumen siswa yang bersifat

emosional dan meningkatnya argumen yang didasarkan pada alasan. Kerangka

pembelajaran dengan pendekatan SSI membantu siswa dalam memutuskan apa

yang harus dilakukan mengenai SSI yang kompleks.83

82 Maria Evagorou and Blanca Puig Mauriz, “Engaging Elementary School Pre-service

Teachers in Modeling a Socioscientific Issue as a Way to Help Them Appreciate the Social Aspects

of Science”, International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology Vol.5,

No.2, 2017, p.113. 83 Jenny Dauer et al., “Indicators of Informal and Formal Decision-making about a

Socioscientific Issue”, International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology

Vol.5, No.2, 2017, p.124.

Page 59: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

45

5. Muhamad Ikhwan Mat Saad, Sadiah Baharom dan Siti Eshah Mokhsein (2017),

dalam jurnal internasional yang berjudul “Scientific Reasoning Skills Based on

Socio-Scientific Issues in The Biology Subject”. Temuan mengungkapkan

bahwa kebutuhan belajar siswa harus dinaikkan ke tingkat pendekatan penalaran

SSI karena penelitian awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah

atau berada di tingkat menengah. Selain itu, siswa tidak kompeten untuk

mengaitkan konsep sains dan masalah sosial. Kesimpulannya, pembelajaran

dengan pendekatan SSI yang digunakan dalam proses penelitian memungkinkan

siswa untuk menguasai konsep sains, mencapai tujuan pembelajaran dan mampu

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.84

6. Troy D. Sadler, William L. Romine dan Mustafa Sami Topçu (2016), dalam

jurnal internasional yangberjudul “Learning Science Content Through Socio-

Scientific Issues-Based Instruction: A Multi-Level Assessment Study”. Hasil

temuan menunjukkan bahwa siswa menunjukkan peningkatan statistik dan

praktikal yang signifikan terhadap konten pengetahuan yang diukur dengan

penilaian proksimal dan distal. Temuan ini mendukung klaim bahwa pengajaran

berbasis SSI dapat mendorong pembelajaran konten terkait dan meningkatkan

kinerja siswa pada tes tingkat tinggi.85

7. A. Cahyarini, S. Rahayu dan Yahmin (2016), dalam jurnal nasional yang

berjudul “The Effect Of 5E Learning Cycle Instructional Model Using

Socioscientific Issues (SSI) Learning Context on Students’ Critical Thinking”.

Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan signifikan pada kemampuan

berpikir kritis siswa antara siswa yang diajar menggunakan metode

konvensional dan siswa yang diajar baik menggunakan model 5E LC + SSI dan

model 5E LC. Namun, tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan pada

84Muhamad Ikhwan Mat Saad et al., “Scientific Reasoning Skills Based on Socio-Scientific

Issues in The Biology Subject”, International Journal of Advanced and Applied Sciences Vol.4,

No.3, 2017, p.13. 85 Troy D. Sadler et al., “Learning Science Content Through Socio-Scientific Issues-Based

Instruction: A Multi-Level Assessment Study”, International Journal of Science Education, 2016,

p.1.

Page 60: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

46

keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang diajar menggunakan model

5E LC + SSI dan siswa yang diajar menggunakan model 5E LC.86

C. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan permendikbud nomor 36 tahun 2018, pembelajaran di

sekolah diminta untuk mengimplementasikan pengajaran yang mampu mangasah

keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan siswa sebagai bekal meraih

kesuksesan sesuai tuntutan abad ke-21. Pengajaran yang tidak hanya berfokus pada

nilai akademis semata, namun juga pembelajaran yang mampu mengasah

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa seperti mampu berkomunikasi,

membagikan dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang

kompleks seperti isu-isu lingkungan hidup, mampu berinovasi dalam menghadapi

tuntutan dunia yang selalu berubah, keterampilan yang tidak dengan mudah diganti

oleh mesin.

Salah satu indikator siswa terampil dalam berpikir tingkat tinggi adalah

ketiak ia mampu berpikir kritis. Di Indonesia sendiri, kemampuan berpikir kritis

siswa masih dibilang cukup lemah karena guru seringnya melatih siswa dengan tipe

soal berpikir tingkat rendah. Salah satu kelemahan siswa dalam pembelajaran ialah

sulitnya mengaitkan masalah kehidupan sehari-hari dengan materi pelajaran dan

menarik kesimpulan sebagai solusi dari sebuah kasus yang sedang dibahas.

Kualitas-kualitas ini merupakan indikator dari kemampuan berpikir kritis.

Guru sebagai fasilitator pembelajaran diminta untuk merancang

pembelajaran yang mampu mendorong keterampilan berpikir kritis siswa. Salah

satu rancangan pembelajaran yang diajukan adalah dengan menggunakan model

pembelajaran Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL). Inti

pembelajaran dengan model ini melibatkan siswa untuk menganalisis masalah

sosial dan kaitannya dengan dimensi sains. Model ini diterapkan pada materi Gejala

Pemanasan Global yang termasuk kedalam kategori materi yang dianggap kurang

86 A. Cahyarini et al., “The Effect Of 5E Learning Cycle Instructional Model Using

Socioscientific Issues (SSI) Learning Context on Students’ Critical Thinking”, Jurnal Pendidikan

IPA Indonesia Vol.5 No.2, 2016, p.222.

Page 61: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

47

menarik dan membosankan oleh siswa. Materi ini sangat cocok diajarkan

menggunakan model SSI-TL karena model ini berfokus pada materi-materi yang

bersifat kontroversial seperti topik yang berkaitan dengan pemanasan global.

Berikut ini disajikan kerangka berpikir dalam penelitian ini pada gambar 2.13.

Gambar 2.14 Kerangka Berpikir

Page 62: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

48

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian

yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Socioscientific Issues Teaching

and Learning (SSI-TL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi

Gejala Pemanasan Global.

H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran SSI-TL terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa Gejala Pemanasan Global.

Page 63: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

49

3. BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMAN 7 Tangerang Selatan yang

berlokasi di Jalan Villa Melati Mas Blok J, Serpong Utara, Tangerang Selatan.

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, sedangkan untuk pengambilan data

dilakukan selama empat minggu dari tanggal 2 September sampai dengan 30

September 2019 pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian yang merupakan

pengembangan dari true experimental design yaitu metode penelitian quasi

experimental (eksperimen kuasi). Metode ini mempunyai kelompok yang tidak

sepenuhnya berfungsi untuk menkontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan penelitian. Metode ini digunakan karena pada objek penelitian tidak

dapat dikontrol sepenuhnya.1

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonequivalent

control group design yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL). Desain penelitian ini

menggunakan dua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang tidak dipilih secara random.2 Bentuk desain penelitian dapat dilihat

pada table 3.1.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),

h.77. 2 Ibid., h.79.

Page 64: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

50

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group3

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 & O3 = Pretest (tes awal) yang diberikan kelas kontrol dan kelas eksperimen

sebelum diberi perlakuan

O2 & O4 = Posttest (tes akhir) yang diberikan kelas kontrol dan kelas

eksperimen sesudah diberi perlakuan

X = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen, yaitu

menggunakan model pembelajaran SSI-TL

C. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga tahapan prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tahap Pendahuluan

Tahapan pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Merumuskan masalah yang digunakan sebagai topik utama penelitian dan

melakukan telaah kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajaran fisika yang

dipilih.

b. Melakukan studi pendahuluan melalui studi pustaka, observasi ke beberapa

sekolah dan wawancara untuk mengumpulkan data pendukung perumusan

masalah.

c. Membuat perangkat penelitian diantaranya instrumen tes, Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis

model SSI-TL.

3 Ibid.

Page 65: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

51

d. Melakukan validasi instrumen, dalam penelitian ini hanya menggunakan

pengujian validasi isi (content validity) melalui judgment ahli dalam bidang

pengujian berpikir kritis.

e. Menganalisis hasil validasi dan merevisi instrumen sehingga siap untuk

diimplementasikan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Memilih kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.

b. Memberikan pretest untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa

sebelum pelaksanaan pembelajaran dan kemudian menganalisis hasil tes awal

tersebut.

c. Melaksanakan proses pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan

pembelajaran konvensional yang biasa digunakan di sekolah tersebut dan kelas

eksperimen diberikan perlakuan yaitu menggunakan pembelajaran dengan

model SSI-TL.

d. Memberikan posttest kepada kedua kelas untuk melihat apakah terdapat

perbedaan akibat adanya perlakuan tersebut.

3. Tahap Akhir

Tahapan akhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis hasil posttest dan membandingkannya dengan hasil pretest pada

kedua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda.

b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

c. Membuat laporan penelitian.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas (X)

dan variabel terikat (Y). Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

Page 66: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

52

atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. 4 Variabel bebas dan variabel

terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X): Model Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-

TL)

2. Variabel terikat (Y): Kemampuan Berpikir Kritis

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Populasi yang diteliti dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di sekolah tersebut.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu

populasi. Sampel digunakan ketika peneliti tidak mungkin mempelajari semua

populasi baik karena keterbatasan dana, tenaga atau waktu, sehingga peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi yang akan diteliti.6 Sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester ganjil tahun ajaran

2019/2020 dengan mengambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.7 Pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini

memiliki tujuan untuk menentukan kelas yang nantinya akan dijadikan subjek

penelitian. Artinya dari beberapa kelas yang menjadi populasi, hanya diambil dua

kelas yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

4 Ibid., h.39. 5 Ibid., h.80. 6 Ibid., h.81 7 Ibid., h.85.

Page 67: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

53

G. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua tahapan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini.

Pada tahap pertama, peneliti melakukan survei berupa angket sebagai penelitian

pendahuluan yang diberikan kepada siswa kelas XII dan guru fisika di beberapa

sekolah di Tangerang Selatan untuk mengetahui proses pembelajaran yang

dilakukan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Pada tahap kedua, peneliti memberikan tes pada kelompok eksperimen dan

kontrol. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan maupun bakat yang dimiliki oleh seseorang.8

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretest yang diberikan sebelum

perlakuan dan posttest berupa 10 butir soal berpikir kritis yang diberikan setelah

diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran SSI-TL pada kelas

eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

H. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran dan alat untuk

mengukurnya dinamakan instrumen penelitian.9 Pada penelitian ini ada dua jenis

instumen penelitian yang dibuat seperti yang dijabarkan pada tabel 3.2 berikut.

Tabe 3.2 Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data Jenis Instrumen

Kuesioner Angket penelitian pendahuluan untuk

Guru dan Siswa

Tes tertulis Tes uraian berisi 10 butir soal

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket penelitian

pendahuluan yang dijabarkan pada lampiran dan tes kemampuan berpikir kritis

siswa yang telah disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis menurut

Robert. H. Ennis. Indikator yang dimaksud terangkum dalam tabel 3.3, berupa soal

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 193. 9 Sugiyono, Op.Cit., h.102.

Page 68: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

54

uraian yang terdiri dari 10 butir soal yang diberikan kepada peserta didik kelas XI

IPA SMAN 7 Tangerang Selatan.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No Sub

Materi

Kelompok

Berpikir

Kritis

Indikator

Berpikir

Kritis

Sub Indikator

Berpikir Kritis

No

Soal

Jumlah

Soal

1. Efek

Rumah

Kaca

Klarifikasi

dasar

Memfokuskan

pada

pertanyaan

Memformulasikan

sebuah pertanyaan 1

7

Menganalisis

argumen

Membuat

ringkasan 2

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

dan/atau suatu

tantangan

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi:

Mengapa? 3

Pendukung

dasar

Menilai

kredibilitas

dari suatu

sumber

Kemampuan

memberikan

alasan 4

Inferensi Induksi dan

menilai

induksi

Generalisasi tabel

dan grafik 5

Menyimpulkan

kesimpulan dan

hipotesis bertipe

klaim kausal

6

Klarifikasi

lebih lanjut

Mengidenti-

fikasi asumsi

Alasan yang tidak

dinyatakan 8

Page 69: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

55

2. Upaya

Penang-

gulangan

Pemanasan

Global

Inferensi Membuat dan

mempertim-

bangkan nilai

suatu

keputusan

Konsekuensi

7 1

3. Solusi

Alternatif

Sumber

Energi

Strategi dan

taktik

Memutuskan

suatu tindakan

Memilih kriteria

untuk menilai

solusi yang

memungkinkan

9

2

Memformulasikan

solusi alternatif 10

I. Kalibrasi Instrumen Tes

Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan

instrumen yang digunakan. Berikut ini dijabarkan kalibrasi instrumen tes yang

dilakukan dalam penelitian ini .

1. Uji Validitas Instrumen

Guru dapat menggunakan tes kemampuan berpikir kritis untuk menguji

kemampuan siswa yang bisa dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda beralasan atau

esai tergantung tujuan pembelajaran. Ennis menyebutkan bahwa suatu soal bisa

dikatakan valid sebagai konten berpikir kritis jika pembuat soal mempertimbangkan

pertanyaan-pertanyaan berikut dalam pembuatannya, yaitu apakah tes berdasarkan

konsep berpikir kritis yang dapat didukung oleh argumen-argumen? Seberapa

komprehensif cakupan dari konsep tersebut? Apakah sudah sesuai dengan level

siswa yang diuji?.10 Ennis juga menyebutkan bahwa validitas isi (content validity)

adalah jenis validasi yang paling cocok untuk menguji kevalidan soal kemampuan

berpikir kritis, dalam hal ini instrumen yang akan digunakan dinilai terlebih dahulu

oleh ahli . 11 Salah satu pendekatan yang juga direkomendasikan untuk

10 Robert H. Ennis, Critical Thinking Assessment, Theory Into Practice, (Ohio: College

Education of The Ohio State University, 1993), Vol.32, No.3, p.182. 11 Robert H. Ennis, The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test, (California: Midwest

Publications, 1985), p.3.

Page 70: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

56

mengevaluasi validitas isi adalah content validity index (CVI). Lynn (1986),

menganjurkan menggunakan minimal tiga ahli sebagai penilai. Sebagai syarat

diterimanya instrumen, nilai CVI harus 1,00 bila ada empat atau lebih sedikit

penilai.12 Pemberian skor dikotomisasi menjadi butir item yang relevan (bernilai 1)

dan butir item yang tidak relevan (bernilai 0). Perhitungan dan hasil validasi

instrumen secara rinci dijabarkan di lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Meski instrumen yang valid pada umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian

reabilitas instrumen tetap perlu dilakukan. Instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur hal yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. 13 Dalam penelitian ini reliabilitas dicari dengan

rumus Kuder Richardson 21 (KR-21) seperti yang dijabarkan dibawah ini:

𝑟𝑖 = [𝑘

𝑘−1] [1 −

𝑀(𝑘−𝑀)

𝑘 𝑆𝑡2 ] (3.1)14

Keterangan:

ri = Reliabilitas tes secara keseluruhan

k = Banyaknya item

M = Mean atau rerata skor total

St = Standar Deviasi dari tes (standar deviasi akar varians)

Interpretasi kriteria reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.4

berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen15

Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

< 0,20 Sangat rendah

12 Mary R.Lyyn, Determination and Quantification of Content Validity, Journal of The

Eastern Nursing Research Society and The Western Nursing Reserach Vol.35, No.6, 1986, p.383-

384. 13 Sugiyono, op.cit., h.122. 14 Ibid., h.132. 15 Suharsimi, op.cit, h.89.

Page 71: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

57

Tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa setelah instrumen tes diuji cobakan

hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan kognitif sebesar 0,62. Nilai tersebut

termasuk dalam kategori tinggi. Perhitungan uji reliabilitas instrumen

menggunakan software Anates V4. Data hasil anates dapat dilihat secara rinci pada

lampiran.

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu

sulit. Soal yang terlalu mudah dikerjakan tidak bisa merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar

dikerjakan akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. 16 Bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty

index) yang besar indeksnya antara 0,00 sampai dengan 1,0. Untuk menghitung

taraf kesukaran soal digunakan rumus berikut:

𝑃 = 𝐵

𝐽𝑆 (3.2)17

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi kriteria taraf kesukaran ditunjukkan oleh Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Taraf Kesukaran18

Indeks Taraf Kesukaran Kriteria Taraf Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

16 Ibid, h.222. 17 Ibid, h.223. 18 Ibid, h.225.

Page 72: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

58

Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir kritis

dapat dilihat pada tabel 3.6 dibawah ini. Hail data dihitung menggunakan software

anates V4 dengan perinciannya dapat dilihat di lampiran.

Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kriteria Soal Jumlah soal Persentase

Sukar 1 10%

Sedang 9 90%

Mudah - -

Jumlah 10 100%

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal dalam hal membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminasi (D). yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00.19 Rumus

untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

𝐷 = 𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.3)20

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

19Ibid, h.226. 20Ibid, h.228.

Page 73: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

59

Interpretasi kriteria daya pembeda ditunjukkan oleh Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda21

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Hasil data daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir kritis dapat

dilihat pada tabel 3.8 dibawah yang dihitung menggunakan software anates V4,

rincian data hasil tes dapat dilihat di lampiran.

Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes

Kriteria Daya Pembeda Jumlah soal Persentase

Buruk - -

Cukup 5 50%

Baik 3 30%

Sangat Baik 2 20%

Jumlah 10 100%

J. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif

menggunakan statistik. Data yang nantinya diperoleh melalui instrumen penelitian

selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat

menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. 22 Analisis data pada

penelitian ini menggunakan Software Statistical Product and Service Solution

(SPSS) untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

21 Ibid, h.232. 22 Sugiyono, op.cit., h.147.

Page 74: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

60

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek

apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. 23 Teknik yang digunakan

untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Shapiro Wilk dengan

bantuan SPSS. Uji Shapiro Wilk digunakan ketika sampel berjumlah kurang dari

50.24 Berikut ini langkah-langkah menggunakan uji Shapiro Wilk:25

a. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

b. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

c. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

d. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah suatu objek (kelas kontrol dan eksperimen) memiliki varian data yang sama

(homogen) atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Levene berbantuan SPSS. 26 Uji Levene dapat digunakan baik pada data yang

berdistribusi normal ataupun tidak.27 Berikut ini langkah-langkah menggunakan uji

Levene:28

a. Tetapkan hipotesis statistik:

Ho = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen).

23 Kadir, Statistik Terapan Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali, 2015), h.143. 24 M. Sopiyudin Dahlan, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian,

(Jakarta: Salemba Medika, 2010), h. 48. 25 Kadir, Statistik Terapan Edisi Kedua, op.cit., h.157. 26 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,

2014), h. 153. 27 Ricki Yuliardi dan Zuli Nuraeni, Statistika Penelitian Plus Tutorial SPSS, (Yogyakarta:

Innosain, 2017), h.134. 28 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, op.cit.

Page 75: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

61

H1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen).

b. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

c. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data

d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

3. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh pada penerapan model pembelajaran SSI-TL

secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian ini

menggunakan uji hipotesis yang dilakukan dengan bantuan SPSS. Uji hipotesis

yang digunakan dalam tahap ini disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistik uji

normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan. Langkah-langkah uji

hipotesis menggunakan bantuan software SPSS sebagai berikut:29

1. Tetapkan hipotesis statistik

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest/posttest KBK siswa pada kedua

kelas

H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest/posttest KBK siswa pada kedua kelas

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Perhatikan sig.(2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

4. N-Gain (Normal Gain)

Gain merupakan selisih antara nilai pretest dan posttest yang menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses

pembelajaran, yang mana apakah berada di tingkat tinggi, sedang atau rendah. Nilai

N-Gain juga digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa. Hasil N-Gain dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.30

29 Nanang Martono, Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS, (Yogyakarta: Gava

Media, 2010), h.153. 30 Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.74.

Page 76: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

62

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (3.4)

Kriteria pengujian N-Gain menurut Hake dapat dilihat pada tabel 3.9

berikut.31

Tabel 3.9 Kriteria Pengujian N-Gain

Nilai N-Gain (g) Kriteria

N-gain > 0,7 Tinggi

N-gain 0,3 – 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

K. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :32

H0 : µ𝐸 = µ𝐾

H1 : µ𝐸 ≠ µ𝐾

Keterangan:

H0 = Tidak terdapat pengaruh model SSI-TL terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi gejala pemanasan global

H1 = Terdapat pengaruh model SSI-TL terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa pada materi gejala pemanasan global

µ𝐸 = Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen

(model SSI-TL)

µ𝐾 = Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol (model

SSI-TL)

4.

31 Ibid., h.75. 32 Sugiyono, op.cit, h.69.

Page 77: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis (KBK) siswa ini

dilaksanakan di SMAN 7 Tangerang Selatan. Total sampel dalam penelitian ini

adalah 78 siswa. Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas

XI IPA 1 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dan

kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL). Materi fisika yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Materi Gejala Pemanasan Global.

Penelitian ini dilaksanakan selama empat minggu dengan jumlah pertemuan

sebanyak tiga kali untuk mengimplementasikan model SSI-TL dan dua kali

peretemuan untuk melaksanakan pretest dan posttest. Instrumen yang digunakan

untuk mengambil data pretest dan posttest berupa 10 butir soal uraian KBK dengan

skor maksimal 40 poin yang mengacu kepada indikator-indikator yang dibuat oleh

Ennis yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Hasil pretest dan posttest pada

lampiran D.1 dan D.2.

Page 78: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

64

B. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Hasil Pretest dan Posttest

a. Hasil Pretest Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil pretest KBK pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada Gambar 4.1 sebagai berikut.

Gambar 4. 1 Diagram Distribusi Frekuensi Skor Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Gambar 4.1 menunjukkan sebaran nilai pretest pada tiap interval yang

diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan poin maksimal 40.

Berdasarkan grafik, di kelas kontrol siswa paling banyak memperoleh nilai di

interval 10-12 dan 13-15 dengan jumlah 12 siswa dari total 39 orang (30%) per

masing-masing interval, sedangkan di kelas eksperimen siswa paling banyak

memperoleh nilai di interval 10-12 dengan jumlah 18 siswa dari total 39 orang

(46%). Di kelas kontrol, siswa paling sedikit memperoleh nilai di interval tertinggi

19-21 dengan jumlah 1 siswa dari total 39 orang (3%) dan tidak ada siswa yang

mendapatkan nilai di interval terendah 1-3 dan 4-6. Sedangkan di kelas eksperimen,

siswa paling sedikit memperoleh nilai di interval terendah 1-3 dan 4-6 dengan

jumlah 1 siswa dari total 39 orang (3%) per masing-masing interval dan tidak ada

siswa yang mendapatkan nilai di interval tertinggi 19-21.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 - 3 4 - 6 7 - 9 10 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 21

Hasil Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 79: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

65

Berdasarkan perhitungan statistik melalui bantuan SPSS, diperoleh

beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari skor pretest yang ditunjukkan

pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas

Kontrol Eksperimen

Skor Terendah 8 2

Skor Tertinggi 19,00 17,00

Rata-Rata 12,97 11,64

Median 13,00 12,00

Modus 12,00 12,00

Standar Deviasi 2,94 2,91

Tabel 4.1 menunjukkan pemusatan dan penyebaraan data berdasarkan skor

maksimal 40 poin yang setara dengan nilai 100. Skor pretest terendah dengan nilai

2 berada di kelas eksperimen dengan jumlah 1 orang dari total 39 siswa (3%). Skor

pretest tertinggi sebesar 19,00 berada di kelas kontrol dengan jumlah 1 orang dari

39 siswa (3%). Nilai rata-rata pretest kelas kontrol pada penelitian ini adalah 12,97,

sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 11,64. Skor tengah atau

median dari kelas kontrol adalah 13,00 dan pada kelas ekperimen adalah 12,00.

Skor yang paling sering muncul atau modus baik pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen adalah 12,00. Standar deviasi sebesar 2,94 diperoleh di kelas kontrol

dan 2,91 di kelas eksperimen.

Nilai rata-rata pretest KBK siswa pada kelas eksperimen sedikit lebih

rendah daripada kelas kontrol, sehingga kelas yang memperoleh nilai rata-rata

pretest yang lebih rendah dijadikan sampel eksperimen. Nilai rata-rata pretest pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen yang bahkan tidak mencapai setengah dari nilai

ideal (20 dari 40), menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan berpikir kritis

siswa. Nilai rata-rata kedua kelas tergolong rendah dan memiliki selisih yang cukup

tipis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa baik siswa kelas kontrol maupun

Page 80: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

66

kelas eksperimen berada pada tingkat kemampuan berpikir kritis yang hampir sama

sebelum diterapkannya model socioscientific issues teaching and learning (SSI-TL)

yang mana sesuai dengan hasil uji hipotesis pretest yang ada pada lampiran.

b. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil posttest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Skor Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Gambar 4.2 menunjukkan sebaran nilai posttest pada tiap interval yang

diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan poin maksimal 40.

Berdasarkan grafik, pada kelas kontrol siswa paling banyak memperoleh nilai di

interval 26-28 dengan jumlah 18 siswa dari total 39 orang (46%). Sedangkan pada

kelas eksperimen, siswa paling banyak memperoleh nilai di interval 32-34 dengan

jumlah 14 siswa dari total 39 orang (35%). Pada kelas kontrol, siswa paling sedikit

memperoleh nilai di interval tertinggi 35-37 dengan jumlah 1 siswa dari total 39

orang (3%). Sedangkan pada kelas eksperimen, siswa paling sedikit memperoleh

nilai di interval terendah 20-22 dan 23-25 dengan jumlah 1 siswa dari total 39 orang

(3%) per masing-masing interval.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

20 - 22 23 - 25 26 - 28 29 - 31 32 - 34 35 - 37

Hasil Posttest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 81: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

67

Berdasarkan perhitungan statistik melalui bantuan SPSS, diperoleh nilai

pemusatan dan penyebaran data dari skor posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2

sebagai berikut.

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas

Kontrol Eksperimen

Skor Terendah 21,00 22,00

Skor Tertinggi 37,00 37,00

Rata-Rata 28,41 31,84

Median 28,00 33,00

Modus 28,00 34,00

Standar Deviasi 2,98 3,54

Tabel 4.2 menunjukkan pemusatan dan penyebaraan data berdasarkan skor

maksimal 40 poin yang setara dengan nilai 100. Skor posttest terendah dengan nilai

21,00 berada di kelas kontrol dengan jumlah 1 siswa dari 39 orang (3%). Skor

posttest tertinggi sebesar 37,00 berada di kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan jumlah 1 siswa dari 39 orang (3%) per masing-masing kelas. Nilai rata-rata

posttest kelas kontrol pada penelitian ini adalah 28,41 sedangkan kelas eksperimen

memperoleh nilai sebesar 31,84. Skor tengah atau median dari kelas kontrol yaitu

28,00, sedangkan untuk kelas eksperimen yaitu 33,00. Skor yang paling sering

muncul atau modus pada kelas kontrol adalah 28,00, sedangkan untuk kelas

eksperimen adalah 34,00. Standar deviasi sebesar 2,98 diperoleh di kelas kontrol

dan 3,54 di kelas eksperimen.

Nilai rata-rata posttest KBK siswa di kelas eksperimen sedikit lebih tinggi

daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kedua kelas diberikan perlakuan yang

berbeda dalam proses pembelajarannya. Kelas kontrol diberikan perlakuan berupa

pembelajaran konvensional, sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan

berupa pembelajaran dengan menggunakan model SSI-TL. Hal ini sesuai dengan

hasil uji hipotesis posttest yang ada pada lampiran

Page 82: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

68

c. Rekapitulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis

Rekapitulasi hasil nilai pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Skor Terendah 8,00 2,00 21,00 22,00

Skor Tertinggi 19,00 17,00 37,00 37,00

Rata-Rata 12,97 11,64 28,41 31,84

Median 13,00 12,00 28,00 33,00

Modus 12,00 12,00 28,00 34,00

Standar Deviasi 2,94 2,91 2,98 3,54

Berdasarkan Tabel 4.3, nilai rata-rata KBK siswa kelas eksperimen pada

saat pretest memiliki nilai sedikit lebih rendah yaitu 11,64 daripada kelas kontrol

yang memiliki nilai rata-rata kelas 12,97. Sedangkan untuk data posttest, skor rata-

rata KBK kelas eksperimen lebih tinggi dengan nilai 31,84 dibanding kelas kontrol

yang memperoleh nilai 28,41. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan baik

di kelas kontrol dan eksperimen setelah proses pembelajaran. Kelas kontrol

mengalami peningkatan nilai sebesar 15,44 poin setelah diberi perlakuan

pembelajaran konvensional, sedangkan kelas eksperimen mengalami peningkatan

nilai sebesar 20,20 poin setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan model

SSI-TL. Gambaran perbandingan nilai rata-rata pretest dan posttest kelas kontrol

dan kelas eksperimen secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Page 83: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

69

Gambar 4.3 Diagram Rekapitulasi Data Skor Rata-Rata

Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Per Indikator

a. Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data hasil pretest mengenai ketercapaian KBK per masing-masing indikator

pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.4 dengan penjelasan

lebih rinci ada di lampiran.

Tabel 4.4 Presentase Ketercapaian KBK Pretest per Indikator

No

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Indikator

Soal

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

% Kategori % Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1 32,05 Rendah 31.41 Rendah

2 39,10 Rendah 39,10 Rendah

3 37,17 Rendah 31,41 Rendah

2. Pendukung

dasar 4 30,12 Rendah 29,48 Rendah

3. Inferensi

5 40,38 Rendah 38,46 Rendah

6 30,76 Rendah 21,15 Rendah

7 32,69 Rendah 30,12 Rendah

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8 33,33 Rendah 23,07 Rendah

5. Strategi dan

taktik

9 20,51 Sangat

Rendah 16,66

Sangat

Rendah

10 28,20 Rendah 30,12 Rendah

0

5

10

15

20

25

30

35

Pretest Posttest

Skor Rata-Rata

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 84: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

70

Berdasarkan Tabel 4.4, rata-rata presentase kemampuan berpikir kritis

siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berada pada rata-rata kategori rendah dan

sangat rendah. Pada kelas kontrol, dengan kelompok KBK kategori klarifikasi dasar

pada indikator soal nomor 1 yaitu memfokuskan pertanyaan dengan cara

memformulasikan sebuah pertanyaan berada pada kategori rendah (32,05%),

indikator soal nomor 2 yaitu menganalisis argumen dengan cara membuat

ringkasan berada pada kategori rendah (39,10%), dan indikator soal nomor 3 yaitu

bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi berada pada kategori rendah

(37,18%). Kelompok KBK kategori pendukung dasar pada indikator soal nomor 4

yaitu menilai kredibilitas sumber dengan cara memberikan alasan berada pada

kategori rendah (30,12%). Kelompok KBK kategori inferensi pada indikator soal

nomor 5 yaitu menilai induksi dengan cara menggeneralisasi grafik berada pada

kategori rendah (40,38%), indikator soal nomor 6 yaitu menilai induksi dengan cara

menyimpulkan hipotesis bertipe klaim klausal berada pada kategori rendah

(30,76%), dan indikator soal nomor 7 yaitu membuat dan mempertimbangkan nilai

suatu keputusan dengan cara mempertimbangkan konsekuensinya berada pada

kategori rendah (32,69%). Kelompok KBK kategori klarifikasi lebih lanjut pada

indikator soal nomor 8 yaitu mengidentifikasi asumsi terhadap alasan yang tidak

dinyatakan berada pada kategori rendah (33,33%). Kelompok KBK kategori

strategi dan taktik pada indikator soal nomor 9 yaitu memutuskan suatu tindakan

dengan cara memilih kriteria untuk menilai solusi yang memungkinkan berada

pada kategori sangat rendah (20,51%), indikator soal nomor 10 yaitu memutuskan

suatu tindakan dengan cara memformulasikan solusi alternatif berada pada kategori

rendah (28,20%).

Pada kelas ekperimen, dengan kelompok kemampuan berpikir kritis

kategori (KBK) klarifikasi dasar pada indikator soal nomor 1 yaitu memfokuskan

pertanyaan dengan cara memformulasikan sebuah pertanyaan berada pada kategori

rendah (31,41%), indikator soal nomor 2 yaitu menganalisis argumen dengan cara

membuat ringkasan berada pada kategori rendah (39,10%), dan indikator soal

nomor 3 yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi berada pada kategori

rendah (31,41%). Kelompok KBK kategori pendukung dasar pada indikator soal

Page 85: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

71

nomor 4 yaitu menilai kredibilitas sumber dengan cara memberikan alasan berada

pada kategori rendah (29,48%). Kelompok KBK kategori inferensi pada indikator

soal nomor 5 yaitu menilai induksi dengan cara menggeneralisasi grafik berada

pada kategori rendah (38,46%), indikator soal nomor 6 yaitu menilai induksi

dengan cara menyimpulkan hipotesis bertipe klaim klausal berada pada kategori

rendah (21,15%), dan indikator soal nomor 7 yaitu membuat dan

mempertimbangkan nilai suatu keputusan dengan cara mempertimbangkan

konsekuensinya berada pada kategori rendah (30,12%). Kelompok KBK kategori

klarifikasi lebih lanjut pada indikator soal nomor 8 yaitu mengidentifikasi asumsi

terhadap alasan yang tidak dinyatakan berada pada kategori rendah (23,07%).

Kelompok KBK kategori strategi dan taktik pada indikator soal nomor 9 yaitu

memutuskan suatu tindakan dengan cara memilih kriteria untuk menilai solusi yang

memungkinkan berada pada kategori sangat rendah (16,66%), indikator soal nomor

10 yaitu memutuskan suatu tindakan dengan cara memformulasikan solusi

alternatif berada pada kategori rendah (30,12%).

Grafik kategori kemampuan berpikir kritis siswa pada pretest di kelas

kontrol dan kelas eksperimen per indikator dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 Diagram Pretest KBK per Indikator Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan data di atas, hampir seluruh indikator KBK siswa pada saat

pretest berada pada kategori rendah < 41% dan hanya satu nomor baik di kelas

kontrol dan kelas eksperimen yang berada pada kategori sangat rendah < 21%. Soal

0

10

20

30

40

50

Pretest KBK per Indikator

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 86: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

72

dengan kategori sangat rendah mengindikasikan tingkat kesulitan soal yang tinggi.

Hasil ini sesuai dengan nilai tingkat kesukaran soal nomor 9 yang berada pada

kategori sukar.

b. Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data hasil posttest mengenai ketercapaian kemampuan berpikir kritis per

masing-masing indikator pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada

Tabel 4.5 dengan penjelasan lebih rinci ada di lampiran.

Tabel 4.5 Presentase Ketercapaian KBK Posttest per Indikator

No

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Indikator

Soal

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

% Kategori % Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1 85,25 Sangat Tinggi 88,46 Sangat Tinggi

2 86,53 Sangat Tinggi 87,82 Sangat Tinggi

3 78,84 Tinggi 81,41 Sangat Tinggi

2. Pendukung

dasar 4 66,02 Tinggi 71,79 Tinggi

3. Inferensi

5 78,84 Tinggi 80,12 Tinggi

6 60,25 Cukup 73,07 Tinggi

7 68,58 Tinggi 81,41 Sangat Tinggi

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8 61,53 Tinggi 72,43 Tinggi

5. Strategi dan

taktik

9 50,64 Cukup 75,64 Tinggi

10 73,71 Tinggi 83,97 Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 4.5, indikator KBK siswa saat posttest pada kelas kontrol

dan eksperimen berada pada kategori cukup, tinggi dan sangat tinggi. Pada kelas

kontrol, dengan kelompok kemampuan berpikir kritis kategori (KBK) klarifikasi

dasar pada indikator soal nomor 1 yaitu memfokuskan pertanyaan dengan cara

memformulasikan sebuah pertanyaan berada pada kategori sangat tinggi (85,25%),

indikator soal nomor 2 yaitu menganalisis argumen dengan cara membuat

ringkasan berada pada kategori sangat tinggi (86,53%), dan indikator soal nomor 3

yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi berada pada kategori tinggi

(78,84%). Kelompok KBK kategori pendukung dasar pada indikator soal nomor 4

yaitu menilai kredibilitas sumber dengan cara memberikan alasan berada pada

Page 87: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

73

kategori tinggi (66,02%). Kelompok KBK kategori inferensi pada indikator soal

nomor 5 yaitu menilai induksi dengan cara menggeneralisasi grafik berada pada

kategori tinggi (78,84%), indikator soal nomor 6 yaitu menilai induksi dengan cara

menyimpulkan hipotesis bertipe klaim klausal berada pada kategori cukup

(60,25%), dan indikator soal nomor 7 yaitu membuat dan mempertimbangkan nilai

suatu keputusan dengan cara mempertimbangkan konsekuensinya berada pada

kategori tinggi (68,58%). Kelompok KBK kategori klarifikasi lebih lanjut pada

indikator soal nomor 8 yaitu mengidentifikasi asumsi terhadap alasan yang tidak

dinyatakan berada pada kategori tinggi (61,53%). Kelompok KBK kategori strategi

dan taktik pada indikator soal nomor 9 yaitu memutuskan suatu tindakan dengan

cara memilih kriteria untuk menilai solusi yang memungkinkan berada pada

kategori cukup (50,64%), indikator soal nomor 10 yaitu memutuskan suatu

tindakan dengan cara memformulasikan solusi alternatif berada pada kategori tinggi

(73,71%).

Pada kelas ekperimen, dengan kelompok kemampuan berpikir kritis

kategori (KBK) klarifikasi dasar pada indikator soal nomor 1 yaitu memfokuskan

pertanyaan dengan cara memformulasikan sebuah pertanyaan berada pada kategori

sangat tinggi (88,46%), indikator soal nomor 2 yaitu menganalisis argumen dengan

cara membuat ringkasan berada pada kategori sangat tinggi (87,82%), dan indikator

soal nomor 3 yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi berada pada

kategori sangat tinggi (81,41%). Kelompok KBK kategori pendukung dasar pada

indikator soal nomor 4 yaitu menilai kredibilitas sumber dengan cara memberikan

alasan berada pada kategori tinggi (71,79%). Kelompok KBK kategori inferensi

pada indikator soal nomor 5 yaitu menilai induksi dengan cara menggeneralisasi

grafik berada pada kategori sangat tinggi (80,12%), indikator soal nomor 6 yaitu

menilai induksi dengan cara menyimpulkan hipotesis bertipe klaim klausal berada

pada kategori tinggi (73,07%), dan indikator soal nomor 7 yaitu membuat dan

mempertimbangkan nilai suatu keputusan dengan cara mempertimbangkan

konsekuensinya berada pada kategori sangat tinggi (81,41%). Kelompok KBK

kategori klarifikasi lebih lanjut pada indikator soal nomor 8 yaitu mengidentifikasi

asumsi terhadap alasan yang tidak dinyatakan berada pada kategori tinggi (72,43%).

Page 88: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

74

Kelompok KBK kategori strategi dan taktik pada indikator soal nomor 9 yaitu

memutuskan suatu tindakan dengan cara memilih kriteria untuk menilai solusi yang

memungkinkan berada pada kategori tinggi (75,64%), indikator soal nomor 10

yaitu memutuskan suatu tindakan dengan cara memformulasikan solusi alternatif

berada pada kategori sangat tinggi (83,97%).

Grafik kategori kemampuan berpikir kritis siswa pada posttest di kelas

kontrol dan kelas eksperimen per indikator dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5 Diagram Posttest KBK per Indikator Kelas Kontrol dan Eksperimen

Berdasarkan Gambar 4.5, indikator KBK siswa saat posttest pada kelas

kontrol berada pada kategori cukup, tinggi dan sangat tinggi > 50%. Sedangkan

pada kelas eksperimen berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi > 70%. Rata-

rata indikator KBK siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata indikator

KBK siswa pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen

mendapatkan perlakuan penerapan model pembelajaran SSI-TL.

c. Pretest –Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Data peningkatan KBK kelas kontrol per indikator pada saat pretest dan

posttest dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.

0102030405060708090

100

Posttest KBK per Indikator

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 89: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

75

Gambar 4.6 Diagram Pretest-Posttest KBK per Indikator Kelas Kontrol

Data peningkatan KBK kelas eksperimen per indikator pada saat pretest dan

posttest dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut.

Gambar 4.7 Diagram Pretest-Posttest KBK per Indikator Kelas Eksperimen

Berdasarkan data diagram di atas, dengan menggunakan pembelajaran

konvensional, nilai pretest-posttest per indikator KBK di kelas kontrol naik dari

rata-rata rentang presentase 20-30% menjadi 50-80%. Sedangkan untuk kelas

eksperimen, rata-rata indikator KBK naik dari rentang presentase 10-30% menjadi

70-80%. Ini berarti baik menggunakan pembelajaran konvensional maupun model

SSI-TL memberikan dampak kenaikan KBK siswa.

0102030405060708090

100

Kelas Kontrol

Pretest Posttest

0102030405060708090

100

Kelas Eksperimen

Pretest Posttest

Page 90: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

76

Namun jika membandingkan selisih kenaikan presentase indikator KBK

siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka kenaikan di kelas

eksperimen lebih besar dibanding kenaikan di kelas kontrol. Contohnya pada kelas

kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, kenaikan presentase KBK

siswa pada soal nomor 9 yang termasuk kedalam kategori sukar naik dari kategori

sangat rendah (20,51%) menjadi kategori cukup (50,64%). Sedangkan pada kelas

eksperimen, kenaikan presentase KBK siswa pada soal nomor 9 naik dari kategori

sangat rendah (16,66%) menjadi kategori tinggi (75,64%). Ini berarti dengan

menggunakan model pembelajaran SSI-TL lebih berdampak besar pada kenaikan

presentase indikator KBK siswa. Untuk penjelasan lebih lanjut, peningkatan nilai

pretest dan posttest siswa pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dijabarkan

dalam bentuk angka dengan menggunankan nilai N-Gain.

3. Hasil Uji N-Gain

a. Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Uji N-Gain dilakukan untuk melihat peningkatan KBK pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Nilai N-Gain didapatkan dengan menghitung rata-rata selisih

skor pretest-posttest pada masing-masing kelas. Hasil perhitungan rata-rata uji N-

Gain dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Nilai Rata-Rata N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kelas N-Gain Keterangan

Kontrol 0,56 Sedang

Eksperimen 0,71 Tinggi

Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata skor N-Gain untuk kelas kontrol yaitu 0,56

yang berarti peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol

berada pada kategori sedang. Sedangkan rata-rata skor N-Gain untuk kelas

eksperimen yaitu 0,71 yang berarti peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

pada kelas eksperimen berada pada kategori tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan

perlakuan model pembelajaran SSI-TL lebih tinggi dibandingkan dengan

Page 91: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

77

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan pembelajaran

konvensional.

b. Hasil Uji N-Gain per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa per indikator dapat dilihat

melalui perhitungan rata-rata N-Gain per Indikator pada kelas kontrol (NGK) dan

kelas eksperimen (NGE) pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Nilai N-Gain per Indikator

No

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Indikator

Soal

N-Gain

NGK Kategori NGE Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1 0,78 Tinggi 0,83 Tinggi

2 0,77 Tinggi 0,80 Tinggi

3 0,66 Sedang 0,72 Tinggi

2. Pendukung

dasar 4 0,51 Sedang 0,60 Sedang

3. Inferensi

5 0,64 Sedang 0,67 Sedang

6 0,42 Sedang 0,65 Sedang

7 0,53 Sedang 0,73 Tinggi

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8 0,42 Sedang 0,64 Sedang

5. Strategi dan

taktik

9 0,37 Sedang 0,71 Tinggi

10 0,63 Sedang 0,77 Tinggi

Tabel 4.7 menunjukkan rata-rata nilai N-Gain untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Pada kelas kontrol terdapat dua kategori tinggi dan delapan kategori

sedang. Dua indikator KBK kategori klarifikasi dasar berada pada kategori tinggi

dan sisa delapan indikator KBK kategori pendukung dasar, inferensi, klarifikasi

lebih lanjut dan strategi dan taktik berada pada kategori sedang. Pada kelas

eksperimen, enam indikator KBK kategori klarifikasi dasar, inferensi dengan soal

indikator nomor 7, strategi dan taktik berada pada kategori tinggi. Sedangkan

empat indikator KBK kategori pendukung dasar, inferensi dengan soal indikator

Page 92: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

78

nomor 5 dan 6, dan klarifikasi lebih lanjut berada pada kategori rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

SSI-TL lebih banyak meningkatkan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis

siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional kelas kontrol.

Grafik kategori peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa per indikator

dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut.

Gambar 4.8 Diagram Nilai Rata-Rata Nilai N-Gain per Indikator

Berdasarkan Gambar 4.8, nilai N-Gain per indikator KBK siswa kelas

kontrol berada pada kategori sedang dan tinggi dengan rentang rata-rata skor 0,3–

0,7. Sedangkan pada kelas eksperimen juga berada pada kategori sedang dan tinggi

dengan rentang rata-rata skor 0,6–0,8. Rata-rata N-Gain per indikator KBK siswa

kelas eksperimen berada pada rentang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini

disebabkan karena kelas eksperimen mendapatkan perlakuan penerapan model

pembelajaran SSI-TL.

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik

Uji prasyarat dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah pengujian

hipotesis akan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji prasyarat

dilakukan dengan menuji normalitas dan homogenitas suatu data. Berikut ini adalah

hasil uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

N-Gain

Kontrol Eksperimen

Page 93: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

79

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap data skor pretest dan posttest pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas data, pada penelitian ini

menggunakan rumus Shapiro-Wilk melalui Software SPSS. Hasil pengujian

normalitas pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Normalitas

Shapiro-

Wilk

Pretest Posttest

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

sig. 0,329 0,022 0,107 0,022

α 0,05

Keputusan

Data

berdistribusi

normal

Data tidak

berdistribusi

normal

Data

berdistribusi

normal

Data tidak

berdistribusi

normal

Berdasarkan uji normalitas shapiro-wilk pada taraf signifikansi 5% atau

0,05 diperoleh nilai sig. pretest dan posttest kelas kontrol dengan nilai 0,329 dan

0,107, sedangkan pada kelas eksperimen baik pretest dan posttest diperoleh nilai

0,022. Keputusan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis normalitas,

yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak dan jika jika sig. < 0,05 maka H0

ditolak, H1 diterima. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai sig. kelas kontrol pada

saat pretest dan posttest berada di atas nilai 0,05 yaitu 0,329 dan 0,107. Sedangkan

nilai sig. kelas eksperimen pada saat pretest dan posttest berada di bawah nilai 0,05

yaitu 0,022 dan 0,022. Maka keputusan yang diambil untuk kelas kontrol baik saat

pretest maupun posttest adalah data terdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas

eksperimen baik saat pretest maupun posttest adalah data terdistribusi tidak normal.

b. Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu objek yang

diteliti mempunyai varian yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan

terhadap dua data yaitu antar pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dan antar

Page 94: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

80

posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut disajikan data hasil uji

Homogenitas.

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic Pretest Posttest

sig. 0,490 0,170

α 0,05

Keputusan Data homogen Data homogen

Berdasarkan uji homogenitas levene statistic pada taraf signifikansi 5% atau

0,05 diperoleh nilai sig. pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan nilai

0,490, sedangkan pada posttest di kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh

nilai 0,170. Keputusan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis

homogenitas, yaitu jika sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak dan jika jika sig. ≤

0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai sig. baik

saat pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berada di atas nilai 0,05

yaitu 0,490 dan 0,170. Maka keputusan yang diambil untuk data pretest dan posttest

kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah kedua data sama atau homogen.

5. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, hasil uji data normalitas pada

pretest kelas kontrol berdistribusi normal namun pada kelas eksperimen tidak

berdistribusi normal. Hasil uji posttest di kelas kontrol berdistribusi normal namun

pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas

menunjukkan kedua data sama atau homogen. Sehingga tes untuk menguji hipotesis

menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney baik pada uji hipotesis data pretest

dan posttest. Hasil uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis

Mann-Whitney Pretest Posttest

Asymp. Sig.(2-tailed) 0,077 0,000

α 0,05

Keputusan H1 ditolak H1 diterima

Page 95: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

81

Berdasarkan uji hipotesis Mann-Whitney pada taraf signifikansi 5% atau

0,05 diperoleh nilai sig.(2-tailed) nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan nilai 0,077, sedangkan pada nilai posttest di kelas kontrol dan kelas

eksperimen diperoleh nilai 0,000. Keputusan diambil berdasarkan ketentuan

pengujian hipotesis, yaitu jika sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak

dan jika jika sig.(2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima. Tabel 4.10

menunjukkan bahwa nilai sig.(2-tailed) pretest di kelas kontrol dan kelas

eksperimen lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,077, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat

perbedaan rata-rata pretest KBK pada kelompok kontrol dan eksperimen. Nilai

sig.(2-tailed) posttest di kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih kecil dari taraf

signifikansi 0,05 yaitu 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya terdapat perbedaan rata-rata posttest KBK pada kelompok

kontrol dan eksperimen.

C. Pembahasan Data Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh

penggunaan model pembelajaran SSI-TL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

kelas XI pada materi gejala pemanasan global. Instumen yang digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah instrumen KBK yang mengacu

kepada indikator Ennis dengan jumlah 10 soal pretest dan postest yang telah diuji

validitasnya menggunakan Content Validity Index (CVI) dan termasuk kedalam

kategori soal dengan reabilitas tinggi. Sebelum menguji model pembelajaran SSI-

TL, terlebih dahulu siswa diberikan soal pretest untuk menguji kemampuan awal

berpikir kritis. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa masih rendahnya

kemampuan awal KBK siswa yang ditunjukkan dari pencapaian rata-rata skor

pretest baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen yang bahkan tidak mencapai

skor ideal (20 dari 40). Nilai rata-rata pretest kelas kontrol pada penelitian ini adalah

12,97, sedangkan untuk kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 11,64.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di beberapa sekolah,

penyebab utama masih rendahnya kemampuan awal berpikir kritis siswa adalah

Page 96: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

82

karena proses pembelajaran yang dilakukan jarang melatih siswa untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, melainkan hanya berorientasi pada

kemampuan akademis dengan rentang kemampuan kognitif C1 sampai C3 yang

merupakan bagian dari Low Order Thinking Skill. Selain itu pembelajaran yang

dilakukan oleh guru banyaknya tidak melibatkan siswa secara aktif dan menyeluruh

dalam mempertimbangkan permasalahan sosial dalam kaitannya dengan sains pada

saat pembelajaran sehingga siswa tidak bisa membangun pemahaman yang

kompleks sebagai salah satu bentuk kemampuan berpikir kritis.1 Pemahaman yang

kompleks berguna salahsatunya ketika siswa ingin menilai kredibilitas dari

berbagai informasi dan sumber informasi yang banyak beredar akibat imbas

perkembangan teknologi yang mengarah kepada lebih terbukanya informasi. Untuk

memutuskan informasi mana yang harus dipercayai, siswa perlu menyaring

informasi-informasi tersebut secara lebih kritis.

Sebagai sebuah solusi, maka perlu dirancang pembelajaran yang

menstimulus perkembangan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini, telah

diterapkan model pembelajaran Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-

TL) yang diasumsikan mampu menyediakan lingkungan belajar yang bisa dan akan

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena model ini menggunakan

fondasi isu-isu sosiosains yang kontroversial sebagai bahan acuan pembelajaran.2

Sebagai hasil dari penerapan model ini, rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis

siswa di kelas eksperimen meningkat 2,7 kali lipat dari kemampuan awalnya

menjadi 31,84. Sementara kelas kontrol meningkat 2,1 kali lipat dari nilai awal

menjadi 28,41. Peningkatan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat dari nilai N-Gain

siswa kelas kontrol yaitu 0,56 yang termasuk kedalam kategori peningkatan KBK

tingkat sedang dan siswa kelas eksperimen yaitu 0,71 yang termasuk kedalam

kategori peningkatan KBK tingkat tinggi.

Terdapat 10 butir soal KBK yang mewakili 10 butir indikator kemampuan

berpikir kritis Ennis. Kategori soal pertama berasal dari kelompok KBK klarifikasi

1 Robert H. Ennis, Critical Thinking Dispositions: Their Nature and Assessability, (Urbana-

Champaign: University of Illions, 1996), Vol 18, No.2, p.166. 2 Dana L. Zeidler, The Role of Moral Reasoning on SSI and Discourse in Science Education,

(Dordrecht: Kluwer Academic Publisher, 2003), p.83.

Page 97: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

83

dasar dengan indikator memfokuskan pada pertanyaan dengan cara

memformulasikan pertanyaan. Dalam hal ini siswa diminta menganalisis soal

kemudian membuat rumusan-rumusan permasalahan dalam bentuk pertanyaan dari

soal tersebut. Taraf kesukaran soal nomor satu termasuk kedalam tingkat sedang.

Baik siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen pada saat pretest memperoleh

nilai rata-rata indikator KBK yang termasuk pada kategori rendah dengan

presentase 32,05% untuk kelas kontrol dan 31,41% untuk kelas eksperimen.

Sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata indikator KBK kedua kelas meningkat

menjadi kategori sangat tinggi dengan presentase 85,25% untuk kelas kontrol dan

88,46% untuk kelas eksperimen. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor satu untuk

kelas kontrol dan kelas eksperimen termasuk kedalam kategori tinggi. Meskipun

menggunakan pembelajaran konvensional maupun model SSI-TL sama-sama dapat

menaikkan nilai indikator KBK siswa pada tingkat yang sama, namun dapat

dikatakan bahwa selisih peningkatan nilai kelas eksperimen lebih besar 2,8 kali

lipat dibanding kelas kontrol yang hanya 2,6 kali lipat. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran SSI-TL akan lebih efektif untuk

meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada soal nomor satu.

Kategori soal kedua berasal dari kelompok KBK klarifikasi dasar dengan

indikator menganalisis argumen dengan cara membuat ringkasan. Dalam hal ini

siswa diminta menganalisis soal kemudian membuat ringkasan inti dari soal

tersebut. Taraf kesukaran soal nomor dua termasuk pada kategori sedang. Baik

siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen pada saat pretest memperoleh nilai

rata-rata indikator yang termasuk kedalam kategori rendah dengan presentase

39,10%. Sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata indikator KBK kedua kelas

meningkat menjadi kategori sangat tinggi dengan presentase 86,53% untuk kelas

kontrol dan 87,82% untuk kelas eksperimen. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor

dua untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen termasuk kedalam kategori tinggi.

Meskipun menggunakan pembelajaran konvensional maupun model SSI-TL sama-

sama dapat menaikkan nilai indikator KBK siswa pada tingkat yang sama, namun

dapat dikatakan bahwa selisih peningkatan nilai kelas eksperimen sedikit lebih

besar 2,3 kali lipat dibanding kelas kontrol yang meningkat 2,2 kali lipat. Sehingga

Page 98: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

84

dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran SSI-TL akan lebih

efektif untuk meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada soal nomor

dua.

Kategori soal ketiga berasal dari kelompok KBK klarifikasi dasar dengan

indikator bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi. Dalam hal ini siswa

diminta menganalisis soal untuk menjawab pertanyaan klarifikasi. Taraf kesukaran

soal nomor tiga termasuk pada kategori sedang. Baik siswa pada kelas kontrol

maupun eksperimen pada saat pretest memperoleh nilai rata-rata indikator KBK

yang termasuk kedalam kategori rendah dengan presentase 37,17% untuk kelas

kontrol dan 31,41% untuk kelas eksperimen. Sedangkan pada saat posttest, nilai

rata-rata indikator KBK kedua kelas meningkat menjadi kategori tinggi dengan

presentase 78,84% untuk kelas kontrol dan kategori sangat tinggi dengan presentase

81,41% untuk kelas eksperimen. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor tiga untuk

kelas kontrol termasuk dalam kategori sedang dan kelas eksperimen termasuk

dalam kategori tinggi. Ini berarti penggunaan model pembelajaran SSI-TL bisa

dikatakan lebih efektif dalam meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa

pada soal nomor tiga karena bisa meningkatkan nilai 2,6 kali lipat untuk kelas

eksperimen dan hanya 2,1 kali lipat untuk kelas kontrol.

Kategori soal keempat berasal dari kelompok KBK pendukung dasar

dengan indikator menilai kredibilitas dari suatu sumber dengan cara mampu

memberikan alasan. Dalam hal ini siswa diminta untuk menilai kredibilitas

informasi dari suatu soal dengan kriteria mampu menjawab soal dengan alasan yang

tepat. Taraf kesukaran soal nomor empat termasuk pada kategori sedang. Baik

siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen pada saat pretest memperoleh nilai

rata-rata indikator KBK yang termasuk kedalam kategori rendah dengan presentase

30,12% untuk kelas kontrol dan 29,48% untuk kelas eksperimen. Sedangkan pada

saat posttest, nilai rata-rata indikator KBK kedua kelas meningkat menjadi kategori

tinggi dengan presentase 66,02% untuk kelas kontrol dan 71,79% untuk kelas

eksperimen. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor empat baik untuk kelas kontrol

termasuk dalam kategori sedang. Meskipun menggunakan pembelajaran

konvensional maupun model SSI-TL sama-sama dapat menaikkan nilai rata-rata

Page 99: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

85

indikator KBK siswa pada tingkat yang sama, namun dapat dikatakan bahwa selisih

peningkatan nilai kelas eksperimen lebih besar 2,4 kali lipat dibanding kelas kontrol

yang meningkat 2,1 kali lipat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model pembelajaran SSI-TL akan lebih efektif untuk meningkatkan nilai rata-rata

indikator KBK siswa pada soal nomor empat.

Kategori soal kelima berasal dari kelompok KBK inferensi dengan indikator

induksi dan menilai induksi dengan cara menggeneralisasi suatu tabel atau grafik.

Dalam hal ini siswa diminta menarik kesimpulan atau generalisasi dari dua grafik

yang saling berhubungan. Taraf kesukaran soal nomor lima termasuk pada kategori

sedang. Baik siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen pada saat pretest

memperoleh nilai rata-rata indikator KBK yang termasuk kedalam kategori rendah

dengan presentase 40,38% untuk kelas kontrol dan 38,46% untuk kelas eksperimen.

Sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata indikator KBK kedua kelas meningkat

menjadi kategori tinggi dengan presentase 78,84% untuk kelas kontrol dan 80,12%

untuk kelas eksperimen. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor lima untuk kelas

kontrol dan kelas eksperimen termasuk kedalam kategori sedang. Meskipun

menggunakan pembelajaran konvensional maupun model SSI-TL sama-sama dapat

menaikkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada tingkat yang sama, namun

dapat dikatakan bahwa selisih peningkatan nilai kelas eksperimen 2,1 kali lipat

lebih besar dibanding kelas kontrol yang meningkat 1,9 kali lipat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran SSI-TL akan lebih efektif

untuk meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada soal nomor lima.

Kategori soal keenam berasal dari kelompok KBK inferensi dengan

indikator induksi dan menilai induksi dengan cara menilai kesimpulan hipotesis

bertipe klaim kausal. Dalam hal ini siswa diminta untuk menilai kesimpulan dari

suatu hipotesis sebab akbiat. Taraf kesukaran soal nomor enam termasuk pada

kategori sedang. Baik siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen pada saat

pretest memperoleh nilai rata-rata indikator yang termasuk kedalam kategori

rendah dengan presentase 30,76% untuk kelas kontrol dan 21,15% untuk kelas

eksperimen. Sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata indikator KBK kedua

kelas meningkat menjadi kategori cukup dengan presentase 60,25% untuk kelas

Page 100: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

86

kontrol dan kategori tinggi dengan presentase 73,07% untuk kelas eksperimen.

Nilai peningkatan N-Gain soal nomor enam untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen termasuk kedalam kategori sedang. Meskipun menggunakan

pembelajaran konvensional maupun model SSI-TL sama-sama dapat menaikkan

nilai rata-rata indikator KBK siswa pada tingkat yang sama, namun dapat dikatakan

bahwa selisih peningkatan nilai kelas eksperimen lebih besar 3,4 kali lipat

dibanding kelas kontrol yang hanya 1,9 kali lipat. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran SSI-TL akan lebih efektif untuk

meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada soal nomor enam.

Kategori soal ketujuh berasal dari kelompok KBK inferensi dengan

indikator membuat dan mempertimbangkan nilai suatu keputusan dengan melihat

konsekuensinya. Dalam hal ini siswa diminta menilai suatu keputusan yang telah

diambil dengan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensinya. Taraf kesukaran

soal nomor tujuh termasuk pada kategori sedang. Baik siswa pada kelas kontrol

maupun eksperimen pada saat pretest memperoleh nilai rata-rata indikator KBK

yang termasuk kedalam kategori rendah dengan presentase 32,69% untuk kelas

kontrol dan 30,12% untuk kelas eksperimen. Sedangkan pada saat posttest, nilai

rata-rata indikator KBK meningkat menjadi kategori tinggi dengan presentase

68,58% untuk kelas kontrol dan menjadi kategori sangat tinggi dengan presentase

81,41% untuk kelas eksperimen. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor tujuh untuk

kelas kontrol termasuk kedalam kategori sedang dan kelas eksperimen termasuk

kedalam kategori tinggi. Ini berarti penggunaan model pembelajaran SSI-TL bisa

dikatakan lebih efektif dalam meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa

pada soal nomor tujuh karena bisa meningkatkan nilai 2,7 kali lipat untuk kelas

eksperimen dan hanya 2 kali lipat untuk kelas kontrol.

Kategori soal kedelapan berasal dari kelompok KBK klarifikasi lebih lanjut

dengan indikator mengidentifikasi asumsi dari alasan yang tidak dinyatakan. Dalam

hal ini siswa diminta untuk mengklarifikasi asumsi dengan cara mengidentifikasi

alasan yang tidak dinyatakan langsung (dinyatakan secara tersirat). Taraf kesukaran

soal nomor delapan termasuk pada kategori sedang. Baik siswa pada kelas kontrol

maupun eksperimen pada saat pretest memperoleh nilai rata-rata indikator KBK

Page 101: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

87

yang termasuk kedalam kategori rendah dengan presentase 33,33% untuk kelas

kontrol dan 23,07% untuk kelas eksperimen. Sedangkan pada saat posttest, nilai

rata-rata indikator KBK kedua kelas meningkat menjadi kategori tinggi dengan

presentase 61,53% untuk kelas kontrol dan 72,43% untuk kelas eksperimen. Nilai

peningkatan N-Gain soal nomor delapan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen

termasuk kedalam kategori sedang. Meskipun menggunakan pembelajaran

konvensional maupun model SSI-TL sama-sama dapat menaikkan nilai rata-rata

indikator KBK siswa pada tingkat yang sama, namun dapat dikatakan bahwa selisih

peningkatan nilai kelas eksperimen lebih besar 3,1 kali lipat dibanding kelas kontrol

yang hanya 1,8 kali lipat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran SSI-TL akan lebih efektif untuk meningkatkan nilai rata-rata

indikator KBK siswa pada soal nomor delapan.

Kategori soal kesembilan berasal dari kelompok KBK strategi dan taktik

dengan indikator memutuskan suatu tindakan dengan memilih kriteria untuk

menilai solusi yang memungkinkan. Dalam hal ini siswa diminta untuk membuat

keputusan untuk memilih beberapa pilihan untuk mencari solusi yang paling

mungkin diterapkan. Taraf kesukaran soal nomor sembilan termasuk pada kategori

sukar. Baik siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen pada saat pretest

memperoleh nilai rata-rata indikator KBK yang termasuk kedalam kategori sangat

rendah dengan presentase 20,51% untuk kelas kontrol dan 16,66% untuk kelas

eksperimen. Sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata indikator KBK kelas

kontrol meningkat menjadi kategori cukup dengan presentase 50.64% dan kelas

eksperimen meningkat menjadi kategori tinggi dengan presentase 75,64%. Nilai

peningkatan N-Gain soal nomor sembilan untuk kelas kontrol termasuk kedalam

kategori sedang dan kelas eksperimen termasuk kedalam kategori tinggi. Ini berarti

penggunaan model pembelajaran SSI-TL bisa dikatakan lebih efektif dalam

meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada soal nomor sembilan karena

bisa meningkatkan nilai 4,5 kali lipat untuk kelas eksperimen dibanding kelas

kontrol yang hanya meningkatkan 2,4 kali lipat.

Kategori soal kesepuluh berasal dari kelompok KBK startegi dan taktik

dengan indikator memutuskan suatu tindakan dengan cara memformulasikan solusi

Page 102: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

88

alternatif. Dalam hal ini soal disajikan dalam bentuk suatu solusi yang bersifat

umum dimana siswa diminta untuk memformulasikan solusi alternatif yang lebih

sederhana dan bisa langsung dilakukan. Taraf kesukaran soal nomor sepuluh

termasuk kedalam tingkat sedang. Baik siswa pada kelas kontrol maupun

eksperimen pada saat pretest memperoleh nilai rata-rata indikator KBK yang

termasuk kedalam kategori rendah dengan presentase 28,20% untuk kelas kontrol

dan 30,12% untuk kelas eksperimen. Sedangkan pada saat posttest, nilai rata-rata

indikator KBK kelas kontrol meningkat menjadi kategori tinggi dengan presentase

73,71% dan untuk kelas eksperimen meningkat menjadi kategori sangat tinggi

dengan presentase 83,97%. Nilai peningkatan N-Gain soal nomor sepuluh untuk

kelas kontrol berada pada kategori sedang dan kelas eksperimen termasuk kedalam

kategori tinggi. Ini berarti penggunaan model pembelajaran SSI-TL bisa dikatakan

lebih efektif dalam meningkatkan nilai rata-rata indikator KBK siswa pada soal

nomor sepuluh karena bisa meningkatkan nilai 2,8 kali lipat untuk kelas eksperimen

dibanding kelas kontrol yang hanya meningkatkan 2,6 kali lipat.

Perbedaan peningkatan nilai rata-rata kelas dan nilai rata-rata indikator

KBK siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen terjadi karena adanya perbedaan

perlakuan selama proses pembelajaran. Pada kelas kontrol digunakan pembelajaran

konvensional yang lebih berorientasi kepada guru dan buku paket sebagai satu-

satunya sumber dari proses pembelajaran. Metode yang biasa digunakan saat

pembelajaran konvensional adalah dengan menggunakan metode ceramah, tanya

jawab serta mengerjakan tugas dan latihan yang menyebabkan siswa pasif selama

proses pembelajaran sehingga peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di

kelas kontrol tidak lebih tinggi. Berbeda dengan pembelajaran di kelas eksperimen,

guru bertugas sebagai fasilitator yang merancang pembelajaran dengan bantuan

LKS berbasis model SSI-TL. Pada kelas eksperimen, guru menstimulus

pengetahuan awal siswa dengan isu-isu sosial kontroversial yang berkaitan dengan

sains. Selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi sesuai kelompok advokasi

masing-masing dalam menanggapi isu tersebut. Advokasi tersebut berupa sudut

pandang pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi

misalnya dari sudut pandang politik, sosial dan ekonomi. Dengan banyaknya sudut

Page 103: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

89

pandang yang dikaji, siswa bisa mendapatkan lebih banyak informasi selain dari

buku paket. Hal ini dengan sendirinya akan mengasah kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menanggapi dan menyaring informasi-informasi yang diterima dalam

rangka mencari kaitan permasalahan sosial yang timbul dalam sudut pandang sains.

Hasil uji hipotesis posttest menyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

Socioscientifc Issues Teaching and Learning (SSI-TL) terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi gejala pemanasan global.

Penerapan model pembelajaran SSI-TL ini memiliki beberapa keterbatasan.

Keterbatasan tersebut diantaranya, 1) penelitian ini hanya diteliti pada materi gejala

pemanasan global, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada

materi yang lain, 2) materi yang dibahas pada model ini terbatas pada materi-materi

yang bisa memunculkan isu-isu sosiosains yang kontroversial, sehingga tidak

semua materi fisika bisa menggunakan penerapan model ini, 3) tidak semua

indikator berpikir kritis bisa dilatih dan dimunculkan dalam proses pembelajaran

karena keterbatasan waktu, dan 4) selama proses pembelajaran, pengontrolan

terhadap kemampuan subjek terbatas pada variabel KBK siswa dan bukan terhadap

variabel seperti sikap dan psikomotor siswa.

Page 104: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Socioscientific Issues Teaching and Learning

(SSI-TL) berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

pada materi Gejala Pemanasan Global. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan hasil

uji hipotesis berbantuan Software SPSS dengan jenis penarikan hipotesis data

statistik non parametrik dengan uji Mann-Whitney baik ketika pretest dan

posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji hipotesis posttest

kelas kontrol dan eksperimen memperoleh nilai sig.(2-tailed) pada taraf

signifikansi 0,05 sebesar 0,00 yang berarti H1 diterima.

2. Kenaikan nilai N-Gain indikator kemampuan berpikir kritis siswa kelas

eksperimen pada indikator soal pertama dan kedua berasal dari kelompok KBK

klarifikasi dasar dengan indikator memfokuskan pada pertanyaan dan

menganalisis argumen termasuk pada kategori tinggi (0,83 dan 0,80), soal

ketiga berasal dari kelompok KBK klarifikasi dasar dengan indikator bertanya

dan menjawab pertanyaan klarifikasi termasuk pada kategori tinggi (0,72), soal

keempat berasal dari kelompok KBK pendukung dasar dengan indikator

menilai kredibilitas dari suatu sumber termasuk pada kategori sedang (0,60),

soal kelima dan ke enam berasal dari kelompok KBK inferensi dengan indikator

induksi dan menilai induksi termasuk pada kategori sedang (0,67 dan 0,65), soal

ketujuh berasal dari kelompok KBK inferensi dengan indikator membuat dan

mempertimbangkan nilai suatu keputusan termasuk pada kategori tinggi (0,73),

soal kedelapan berasal dari kelompok KBK klarifikasi lebih lanjut dengan

indikator mengidentifikasi asumsi termasuk pada kategori sedang (0,64),

Kategori soal kesembilan dan kesepuluh berasal dari kelompok KBK startegi

dan taktik dengan indikator memutuskan suatu tindakan termasuk pada kategori

tinggi (0,70 dan 0,77).

Page 105: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

91

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa

saran diantaranya sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan model SS-TL

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, maka hal ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam pemilihan model

pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa.

2. Bagi guru atau peneliti lain yang akan menggunakan model SSI-TL, perlu

memperhatikan penelitian-penelitian atau informasi terbaru tentang isu yang

berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu, penting meluangkan

waktu untuk menemukan sumber data di internet yang ilmiah dan terpercaya

sebagai panduan bagi siswa, agar menghindari siswa dari informasi yang salah

dan menyesatkan.

3. Guru harus bisa mengarahkan, mendorong, mengatur, dan memfasilitasi, namun

tetap harus mengutamakan pembelajaran yang berpusat terhadap siswa. Guru

tidak boleh mempengaruhi proses penalaran siswa atau kepercayaan awal siswa

dengan pendapat pribadi karena lingkungan pembelajaran dibuat sedemikian

rupa dengan tujuan mengembangkan epistemologi siswa melalui pemahaman

awal mereka yang kemudian diintegrasikan dengan informasi-informasi terbaru

selama proses pembelajaran sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih baik.

4. Diharapkan dapat membuat soal-soal fisika dengan indikator Ennis yang lain

yang disesuaikan dengan sintaks model SSI-TL dan materi pembelajaran

sehingga jenis indikator yang dintingkatkan kemampuannya lebih variatif.

5. Pada bagian kajian materi sebaiknya ditambahkan lebih banyak teori dan fakta

yang berkaitan dengan pemanasan global. Teori yang ditambahan berupa

penjelasan lebih mendalam mengenai ozon dan bagaimana gas rumah kaca

seperti CFC dengan bantuan sinar UV matahari dapat menurunkan jumlah ozon

pada lapisan atmosfer. Sedangkan fakta-fakta terbaru yang berkaitan dengan

materi pembelajaran seperti laporan terbaru yang disajikan oleh NASA

mengenai penurunan jumlah ozon di kutub utara yang menyebabkan lubang

Page 106: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

92

ozon terbesar yang pernah terjadi di kutub yang dihuni oleh manusia tersebut.

Fakta yang diperoleh dari sebuah penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa

pemanasan global yang terus berlanjut akan lebih memperparah kerusakan

akibat cuaca seperti peningkatan gelombang panas, kekeringan, hujan deras,

kebakaran hutan, dan badai tropis. Teori dan fakta lainnya yang dapat dilihat

dalam kajian materi pada BAB II yang telah diperbaharui.

6. Pada bagian kajian materi juga sebaiknya disediakan grafik terbaru mengenai

tren kenaikan atau penurunan jumlah emisi GRK tahunan seperti pada grafik

jumlah kenaikan CO2 tahun 1960-2020 yang disajikan oleh UNEP (United

Nations Environment Programme) dan NOAA (National Oceanic and

Atmospheric Administration) yang disajikan dalam kajian materi pada BAB II

yang telah diperbaharui.

Page 107: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

93

DAFTAR PUSTAKA

AENEWS, Tydal Power. (https://www.alternative-energy-news.info). 2020.

Alaskans Know Climate Change. The Greenhouse Effect: What We Know.

(http://www.alaskansknowclimatechange.com). 2018.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Cahyani, Fieska dan Santoso, Yandri. FISIKA untuk SMA Kelas XI. Bogor: Quadra,

2018.

Cahyarini, A. et al. The Effect Of 5E Learning Cycle Instructional Model Using

Socioscientific Issues (SSI) Learning Context on Students’ Critical

Thinking. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol.5, No.2, 2016.

Carbon Brief Ltd. Mapped: How Climate Change Affects Extreme Weather Around

The World. (https://www.carbonbrief.org). 2020.

Center for Climate and Energy Solutions. Renewable Energy.

(https://www.c2es.org). 2020.

Cirman, Andreja et al. The Kyoto Protocol in a Global Perspective. Economic and

Business Review, Vol.11, No.1, 2009.

Dabkowski, Anna. How Nuclear Powers Plants Work.

(https://nuclearpowerplantss.weebly.com). 2020.

Dahlan, M. Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian. Jakarta: Salemba Medika, 2010.

Dauer, Jenny et al. Indicators of Informal and Formal Decision-making about a

Socioscientific Issue. International Journal of Education in Mathematics,

Science and Technology, Vol.5, No.2, 2017.

Dewey, John. How We Think. Boston: D.C. Heath & Company, 1910.

Ennis, Robert H. A Logical Basis for Measuring Critical Thinking Skills.

Educational Leadership, Vol.43,No.2, 1985.

Ennis, Robert H. Critical Thinking and Subject Specificity: Clarification and

Needed Research. Educational Research, 1989.

Page 108: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

94

Ennis, Robert H. Critical Thinking Assessment, Theory Into Practice. Ohio: College

Education of The Ohio State University, 1993.

Ennis, Robert H. Critical Thinking Dispositions: Their Nature and Assessability.

Urbana-Champaign: University of Illions, 1996.

Ennis, Robert H. Critical Thinking. Urbana-Champaign: University of Illinois,

1995.

Ennis, Robert H. Critical Thinking: A Streamlined Conception, Teaching

Philosophy, 1991.

Ennis, Robert H. dan Weir, Eric. The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test.

California: Midwest Publications, 1985.

Evagorou, Maria and Mauriz, Blanca Puig. Engaging Elementary School Pre-

service Teachers in Modeling a Socioscientific Issue as a Way to Help Them

Appreciate the Social Aspects of Science. International Journal of

Education in Mathematics, Science and Technology, Vol.5, No.2, 2017.

Fleming, Reg. Adolescent Reasoning in Socio-scientifict Issues, Part I: Social

Cognition. Journal of Research in Science Teaching, Vol.23, No.8, 1986.

Gareau, Brian J. Lessons from the Montreal Protocol Delay in Phasing Out Methyl

Bromide. Journal of Environmental Studies and Sciences, Vol.4, No.4, 2015.

Giancoli, Douglas C. Fisika Jilid 1: Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 2001.

Herlanti, Yanti. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Kadir. Statistik Terapan Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali, 2015.

Kanginan, Marthen. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2013.

Karaha, Engin et al. Eliciting Students' Understanding of a Local Socioscientific

Issue Throughthe Use of Critical Response Pedagogies. International

Journal of Education in Mathematics, Science and Technology, Vol.5, No.2,

2017.

Kartodihardjo, Hariadi. Di Balik Krisi Ekosistem: Pemikiran Tentang Kehutanan

dan Lingkungan Hidup. Depok: LP3ES, 2017.

Lamb, Stephen dkk. Key Skills for The 21st Century: An Evidence-based Review.

Victoria University: NSW Department of Education, 2017.

Page 109: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

95

Lambert L. dan Bleicher, Robert E. Argumentation as a Strategy for Increasing

Preservice Teachers’ Understanding of Climate Change, a Key Global

Socioscientific Issue. International Journal of Education in Mathematics,

Science and Technology, Vol.5, No.2, 2017.

Lewis, Arthur and Smith, David. Defining Higher Order Thinking. College of

Education: The Ohio State University Vol.32, No.3, 1993.

Lyyn, Mary R. Determination and Quantification of Content Validity. Journal of

The Eastern Nursing Research Society and The Western Nursing Reserach,

Vol.35, No.6, 1986.

Majewski, W. Addy. Energy Alternatives. Diesel Net Technology Guide Papers,

2019.

Martono, Nanang Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta:

Gava Media, 2010.

Masayuki Sanada et al. Generator Design and Characteristics in Direct-Link Wave

Power Generating System Considering Appearance Probability of Waves.

International Conference on Renewable Energy Research and Applications,

2012.

Muhajir, Mumu. REDD di Indonesia: Kemana akan Melangkah?. Jakarta: HuMa,

2010.

NASA. NASA Reports Arctic Stratospheric Ozone Depletion Hit a Record Low for March.

(https://climate.nasa.gov). 2020.

NGSS Lead States. Next Generation Science Standars: For States, By States.

Washington DC:The National Academic Press, 2013.

Noor, Muhammad. Lahan Gambut: Pengembangan, Konservasi dan Perubahan

Iklim. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010.

Nortis Group. Achieve Carbon Neutrality with a Complete Biomass System.

(https://www.nortisgroup.com). 2020.

OCED. PISA for Development Assessment and Analytical Framework: Reading,

Mathematics and Science. Paris: OECD Publishing, 2017.

OECD. PISA 2015 Result in Focus, 2018.

OECD. PISA 2018 Result, 2019.

Page 110: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

96

Pacific Policy Research Center. 21st Century Skills for Students and Teachers.

Kamehameha School: Research & Evaluation Division, 2010.

Paul, Richard W. et al. California Teacher Preparation for Instruction in

CriticalThinking: Research Findings and Policy Recommendations.

California: California Commission on Teacher Credentialing, 1997.

Rahman, Md. Mahbubur et al. Power Generation from Sea Wave: An Approach to

Create Renewable Energy. Global Journal of Researches in Engineering

General, Vol.13, No.1, 2013.

Ramezani, Armin et al. Generating Electricity Using Geothermal Energy in Iran.

Journal of Renewable Energy and Sustainable Development, Vol.2, No.1,

2018.

Reddy, Karthik. Wind Power Generation. (https://www.seminarstopics.com). 2020.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36

Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA,

2018.

Ricki Yuliardi dan Zuli Nuraeni. Statistika Penelitian Plus Tutorial SPSS.

Yogyakarta: Innosain, 2017.

Rosen, Amanda M. The Wrong Solution at the Right Time: The Failure of the

Kyoto Protocol on Climate Change. Politics & Policy, Vol.43, No.1, 2015.

Saad, Muhamad Ikhwan Mat et al. Scientific Reasoning Skills Based on Socio-

Scientific Issues in The BiologySubject. International Journal of Advanced

and Applied Sciences, Vol.4, No.3, 2017.

Saavedra, Anna Rosefsky and Opfer, V. Darleen. Learning 21st-century Skills

Requires 21st-century Teaching. Phi Delta Kappan International: Sage

Journals, Vol. 94, No. 2, 2012.

Sadler, Troy D. dan Zeidler, Dana L. The Moralty of Socioscientifict Issues:

Construal and Resolution of Genetic Engineering Dilemmas. Journal of

Science Education, 2004.

Page 111: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

97

Sadler, Troy D. et al. Evolution of a Model for Socioscientific Issue Teaching and

Learning. International Journal of Education in MathematicsScience &

Technology, Vol.5, No.2, 2017.

Sadler, Troy D. et al. Learning Science Content Through Socio-Scientific Issues-

Based Instruction: A Multi-Level Assessment Study. International Journal

of Science Education, 2016.

Shevkar, S.S. dan Otari, K.A. Tidal Energy Harvesting. International Journal of

Science, Engineering and Technology Research, Vol.4, No.4, 2015.

Siegel, Harvey S. Critical Thinking, International Encyclopedia of Education,

2010.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi

Aksara, 2014.

Strecket, Charlotte et al. The Paris Agreement: A New Beginning. Journal for

European Environmental & Planning Law, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. andung: Alfabeta,

2011.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajar (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara,

2010.

UNEP. Record Global Carbon Dioxide Concentrations Despite COVID-19 Crisis.

(https://www.unenvironment.org). 2020.

University of Ottawa. Why Bumble Bees are Going Extinct in Time of 'Climate

Chaos'. (https://phys.org). 2020.

Zeidler, Dana L. dan Nicholas, Bryan H. Socioscientific Issues: Theory and

Practice. Journal of Elementary Science Education, Vol. 21, No. 2, 2009.

Zeidler, Dana L. dan Sadler, Troy D. Patterns of Informal Reasoning in the Context

of Socioscientific Decision Making. Journal of Research in Science

Teaching, Vol. 42, 2005.

Zeidler, Dana L. dkk. Beyond STS: A Research-Based Framework for

Socioscientific Issues Education. Journal of Science Education,Vol. 89,

2005.

Page 112: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

98

Zeidler, Dana L. Socioscientific Issues as a Curriculum Emphasis: Theory,

Research, and Practice. Handbook of Research on Science Education

Routledge, 2014.

Zeidler, Dana L. The Role of Moral Reasoning on SSI and Discourse in Science

Education. Dordrecht: Kluwer Academic Publisher, 2003.

Zhu, Yongjian et al. Association between short-term exposure to air pollution and

COVID-19 infection: Evidence from China. Science of the Total

Environment, 2020.

Page 113: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

99

LAMPIRAN A

Observasi Penelitian Pendahuluan

1. Kisi-Kisi Angket Guru dan Siswa

2. Lembar Angket Guru

3. Lembar Angket Siswa

4. Hasil Angket Guru

5. Hasil Angket Siswa

Page 114: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

100

Lampiran A.1 Kisi-Kisi Angket

KISI-KISI ANGKET PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMAN TANGERANG SELATAN

(untuk Guru)

No Indikator Nomor

Pernyataan Jumlah

1 Kurikulum yang digunakan dalam

pembelajaran 1 1

2 Materi pembelajaran yang siswa anggap

menarik sampai tidak menarik 2 1

3 Penggunaan model pembelajaran di

kelas 3 1

4 Jenis soal yang sering digunakan guru 4 1

5 Materi pembelajaran yang memerlukan

penerapan C4-C6 5 1

6 Kemampuan berpikir yang sering dilatih 6 1

7 Materi pembelajaran yang perlu dilatih

secara konvergen dan divergen 7,8 2

8 Nilai rata-rata C1-C3 dan C4-C6 9,10 2

Jumlah 10

KISI-KISI ANGKET PEMBELAJARAN FISIKA

DI SMAN TANGERANG SELATAN

(untuk Siswa)

No Indikator Nomor

Pernyataan Jumlah

1 Pendapat tentang pelajaran fisika 1 1

2 Materi pembelajaran yang dianggap

menarik sampai tidak menarik 2 1

3 Penggunaan model pembelajaran di

kelas 3 1

4 Aplikasi penerapan fisika 4 1

Jumlah 4

Page 115: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

101

Lampiran A.2 Lembar Angket Guru

ANGKET STUDI PENDAHULUAN SKRIPSI

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN TANGERANG SELATAN

Nama Sekolah :

Nama Guru :

Guru Kelas :

Petunjuk pengisian angket

1. Mohon memberikan jawaban dengan menggunakan checklist (√) pada kolom

yang tersedia jika pertanyaan berupa pilihan

2. Mohon memberikan jawaban sesuai keadaan sesungguhnya atau fakta

dilapangan

Pertanyaan

1. Kurikulum apa yang digunakan di sekolah Bapak/Ibu?

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Revisi

Kurikulum 2013

2. Menurut Bapak/Ibu manakah diantara konsep-konsep fisika kelas XI dibawah

ini yang dianggap menarik sampai yang tidak menarik bagi siswa?

Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Elastisitas dan Hukum Hooke

Impuls dan Momentum Fluida Statis

Gelombang Mekanik Fluida Dinamis

Alat Optik Suhu dan Kalor

Teori Kinetik Gas Hukum Termodinamika

Gelombang Bunyi dan Cahaya Gejala Pemanasan Global

* Berikan nomor urut pada kotak yang tersedia

Alasannya :

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Page 116: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

102

3. Manakah diantara jenis – jenis model pembelajaran di bawah ini yang

Bapak/Ibu gunakan ketika mengajar fisika di kelas?

Model Pembelajaran Project Based Learning

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model Pembelajaran Inquiry

Model Pembelajaran Socioscientifict Issues Teaching&Learning (SSI-TL)

Model Pembelajaran Cooperative Learning

*Jawaban boleh lebih dari satu

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

4. Manakah soal yang sering disajikan oleh Bapak/Ibu dalam pembelajaran fisika?

Soal C1 – C3 menurut Taksonomi bloom’s oleh Anderson dan Krathwol’s

Soal C4 – C6 menurut Taksonomi bloom’s oleh Anderson dan Krathwol’s

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

5. Menurut Bapak/Ibu, manakah konsep fisika yang memerlukan soal C4 – C6

menurut Taksonomi bloom’s oleh Anderson dan Krathwol’s?

Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Elastisitas dan Hukum Hooke

Impuls dan Momentum Fluida Statis

Gelombang Mekanik Fluida Dinamis

Alat Optik Suhu dan Kalor

Teori Kinetik Gas Hukum Termodinamika

Gelombang Bunyi dan Cahaya Gejala Pemanasan Global

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

6. Manakah kemampuan berpikir yang sering dilatih oleh Bapak/Ibu kepada siswa

dalam menyelesaikan soal dalam pembelajaran fisika?

Page 117: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

103

Berpikir konvergen (soal yang berorientasi pada satu jawaban yang benar)

Berpikir divergen (soal yang berorientasi pada penemuan jawaban atau

alternatif yang banyak)

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

7. Menurut Bapak/Ibu, manakah konsep fisika yang dalam proses pembelajaran

perlu dilatih berpikir konvergen?

Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Elastisitas dan Hukum Hooke

Impuls dan Momentum Fluida Statis

Gelombang Mekanik Fluida Dinamis

Alat Optik Suhu dan Kalor

Teori Kinetik Gas Hukum Termodinamika

Gelombang Bunyi dan Cahaya Gejala Pemanasan Global

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

8. Menurut Bapak/Ibu, manakah konsep fisika yang dalam proses pembelajaran

perlu dilatih berpikir divergen?

Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Elastisitas dan Hukum Hooke

Impuls dan Momentum Fluida Statis

Gelombang Mekanik Fluida Dinamis

Alat Optik Suhu dan Kalor

Teori Kinetik Gas Hukum Termodinamika

Gelombang Bunyi dan Cahaya Gejala Pemanasan Global

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

9. Nilai rata-rata siswa pada soal C1 – C3?

Lebih dari nilai KKM

Sama dengan nilai KKM

Page 118: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

104

Kurang dari nilai KKM

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

10. Nilai rata-rata siswa pada soal C4 – C6?

Lebih dari nilai KKM

Sama dengan nilai KKM

Kurang dari nilai KKM

Alasannya : _____________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Page 119: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

105

Lampiran A.3 Lembar Angket Siswa

ANGKET STUDI PENDAHULUAN SKRIPSI

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN TANGERANG SELATAN

Nama Sekolah :

Nama Siswa :

Kelas :

Petunjuk pengisian angket

1. Mohon memberikan jawaban dengan menggunakan checklist (√) pada kolom

yang tersedia jika pertanyaan berupa pilihan

2. Mohon memberikan jawaban sesuai keadaan sesungguhnya atau fakta

dilapangan

Pertanyaan

1. Bagaimana pendapat Anda tentang mata pelajaran Fisika?

Sangat Menarik Cukup Menarik

Kurang Menarik Tidak Menarik

Alasannya:

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

2. Menurut Anda manakah diantara konsep-konsep fisika kelas XI dibawah ini

yang dianggap menarik sampai yang tidak menarik?

Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Elastisitas dan Hukum Hooke

Impuls dan Momentum Fluida Statis

Gelombang Mekanik Fluida Dinamis

Alat Optik Suhu dan Kalor

Teori Kinetik Gas Hukum Termodinamika

Gelombang Bunyi dan Cahaya Gejala Pemanasan Global

* Berikan nomor urut pada kotak yang tersedia

Alasannya:

Page 120: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

106

______________________________________________________________

______________________________________________________________

3. Manakah model pelajaran dibawah ini dari yang paling sering digunakan

sampai yang tidak pernah digunakan dalam pembelajaran fisika?

Model Pembelajaran Project Based Learning

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model Pembelajaran Inquiry

Model Pembelajaran Socioscientifict Issues Teaching&Learning (SSI-TL)

Model Pembelajaran Cooperative Learning

*Jawaban boleh lebih dari satu

Alasannya:

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

4. Apakah pembelajaran Fisika di kelas sering dikaitkan dengan permasalahan

sosial?

Ya Kadang-kadang

Tidak

Alasannya:

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Page 121: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

107

Lampiran A.4 Hasil Angket Guru

HASIL ANGKET GURU DI SMAN TANGERANG SELATAN

No Pertanyaan

Jawaban Guru

SMAN 10 Tangerang

Selatan

SMAN 11 Tangerang

Selatan

SMAN 7 Tangerang

Selatan

Nama Guru Muklas, S.Pd. Indah Setyoningsih, S.Pd. Ralind Remarla, M.Si.

1. Kurikulum yang digunakan

dalam pembelajaran K13 Edisi Revisi K13 Edisi Revisi K13 Edisi Revisi

2. Materi pembelajaran yang

siswa anggap menarik sampai

tidak menarik

Semua materi yang

rumusnya telalu rumit

dianggap sulit seperti

materi keseimbangan dan

dinamika rotasi dan yang

terlalu banyak teori

diangap membosankan

seperti materi gelajal

pemanasan global

Materi fluida statis lebih

mudah dipahami dalam

perumusannya dan teori

kinetik gas dianggap paling

sulit untuk siswa, sementara

materi yang isinya teori

selalu diremehkan dan

dianggap tidak menarik

Semakin kompleks

materinya maka akan

semakin sulit, namun

materi yang terlalu banyak

teori juga membuat siswa

merasa bosan

3. Penggunaan model

pembelajaran di kelas

Pembelajaran inkuiri dan

kooperatif

Seuai dengan kondisi yang

ada, tapi lebih sering

menggunakan model

pembelajaran inkuiri dan

kooperatif

Seringnya ceramah,

pembelajaran inkuiri dan

kooperatif, kadang

menggunakan model yang

menuntut siswa membuat

Page 122: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

108

suatu proyek yang

menghasilkan produk

4. Jenis soal yang sering

digunakan guru

Jenis soal C1-C3 Kemampuan anak hanya

sebatas mengerjakan soal

C1-C3

Seringnya jenis soal C1-

C3

5. Materi pembelajaran yang

memerlukan penerapan C4-C6

Harusnya semua materi Untuk sampai di tingkat

menganalisis, mengevaluasi

dan mencipta materi gejala

pemanasan global sangat

cocok karena berhubungan

dengan kehidupan sehari-

hari yang dialami siswa

Semua materi

6. Kemampuan berpikir yang

sering dilatih

Konvergen Konvergen karena

keterbtasan waktu

pengerjaan soal

Konvergen

7. Materi pembelajaran yang

perlu dilatih secara konvergen

dan divergen

Semua materi Sesuai dengan konsep

fisikanya

Semua materi

8. Nilai rata-rata C1-C3 dan C4-

C6

Untuk nilai C1-C3 rata-

rata diatas KKM, untuk

C4-C6 masih belum bisa

dilatihkan pada siswa

Untuk nilai C1-C3 rata-rata

diatas KKM, untuk nilai C4-

C6 dibawah KKM

Untuk nilai C1-C3 rata-

rata diatas KKM, untuk

C4-C6 masih belum bisa

dilatihkan pada siswa

Page 123: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

109

109

Lampiran A.5 Hasil Angket Siswa

HASIL ANGKET SISWA DI SMAN TANGERANG SELATAN

1. Rangkuman Pendapat Siswa Tentang Fisika

No Kategori Jumlah

Pemilih

Presentase

(%)

1 Sangat Menarik 12 10,7

2 Cukup Menarik 35 31,3

3 Kurang Menarik 50 44,6

4 Tidak Menarik 15 13,4

TOTAL 112 100

2. Konsep-konsep fisika kelas XI yang dianggap menarik sampai yang tidak

menarik

No Konsep Fisika

Kelas XI

Jumlah Pemilih

Menarik Persentase

(%)

Tidak

menarik

Persentase

(%)

1 Keseimbangan dan

Dinamika Rotasi 7 6,3 14 12,5

2 Implus dan

Momentum 8 7,1 4 3,6

3 Gelombang Mekanik 7 6,3 5 4,5

4 Alat Optik 8 7,1 22 19,6

5 Teori Kinetik Gas 22 19,6 2 1,8

6 Gelombang Bunyi

dan Cahaya 5 4,5 12 10,7

7 Elastisitas dan

Hukum Hooke 12 10,7 5 4,5

8 Fluida Statis 26 23,2 1 0,9

9 Fluida Dinamis 10 8,9 2 1,8

10 Suhu dan Kalor 2 1,8 17 15,1

11 Hukum

Termodinamika 2 1,8 3 2,7

12 Gejala Pemanasan

Global 3 2,7 25 22,3

Jumlah Siswa 112 100 112 100

Page 124: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

110

110

3. Model Pembelajaran yang Sering Digunakan

No Model Pembelajaran Jumlah

Pemilih

Persentase

(%)

1 Project Based Learning 38 33,9

2 Problem Based Learning 107 95,5

3 Inquiry 111 99,1

4 Socioscientific Issues Teaching and Learning 0 0

5 Cooperative Learning 109 97,3

4. Mengaitkan Pembelajaran Fisika dengan Permasalahan Sosial

No Kategori Jumlah

Pemilih

Persentase

(%)

1 Ya 0 0

2 Tidak 108 96.4

3 Kadang-Kadang 4 3.6

Page 125: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

111

111

LAMPIRAN B

Perangkat Pembelajaran

1. RPP Kelas Kontrol

2. RPP Kelas Eksperimen

3. LKS Kelas Eksperimen

Page 126: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

112

112

Lampiran B.1 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 7 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI IPA 1 / 2

Materi Pokok : Efek Pemanasan Global

Sub Materi : Efek Rumah Kaca

Pertemuan : I (Pertama)

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

:

:

:

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 127: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

113

113

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan

lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Menganalisis argumen mengenai peristiwa rumah kaca

2. Menanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi mengenai peristiwa efek rumah

kaca

3. Menyimpulkan hipotesis kausalitas mengenai peristiwa efek rumah kaca

4. Menganalisis asumsi mengenai peristiwa efek rumah kaca

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran setelah implementasi model Socioscientific Issues

Teaching and Leraning (SSI-TL), siswa diharapkan:

1. Mampu manganalisis argumen dengan cara membuat ringkasan mengenai

peristiwa efek rumah kaca melalui diskusi dari berbagai sudut pandang yang

dilakukan siswa.

2. Mampu menjawab pertanyaan klarifikasi mengenai peristiwa efek rumah kaca

melalui diskusi dari berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

3. Mampu menilai induksi dengan cara menyimpulkan hipotesis bertipe klaim

kausal mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari berbagai

sudut pandang yang dilakukan siswa.

4. Mampu menganalisis asumsi dengan cara mengidentifikasi asumsi dari alasan

yang tidak dinyatakan mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui

diskusi dari berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

Page 128: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

114

114

E. MATERI

1. Peta Konsep

2. Isi Materi

1) Definisi Pemanasan Global

Matahari memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan atmosfer

bumi. Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian

gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Sebagai

akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini

terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi

meningkat. Peristiwa inilah yang disebut dengan pemanasan global.

2) Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah proses pemanasan atmosfer bagian bawah oleh

penyerapan radiasi gelombang pendek matahari dan pemancaran kembali

Page 129: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

115

115

berbentuk radiasi gelombang panjang infra merah. Disebut efek rumah kaca karena

pemancaran kembali radiasi infra merah yang dihasilkan permukaan bumi oleh

atmosfer menuju ke permukaan bumi kembali untuk menghangatkan bumi mirip

dengan terkurungnya radiasi infra merah yang dipancarkan kembali oleh tanah dan

tanaman dalam rumah kaca. Efek rumah kaca alamiah sudah diatur oleh Yang

Maha Kuasa sehingga seluruh makhluk hidup bisa bertahan hidup di Bumi yang

diciptakan-Nya. Jika tidak ada efek rumah kaca alamiah ciptaan Tuhan ini suhu

rata-rata bumi kira-kira akan mencapai -200C. Dengan kata lain bumi tidak layak

mendukung kehidupan. Pemanasan global disebabkan oleh emisi Gas Rumah Kaca

(GRK) seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), metana (CH4),

nitrogen oksida (N2O) dan freon (CFC) yang kemudian menimbulkan efek rumah

kaca.

3) Penyebab adanya Gas Rumah Kaca

Konsumsi Bahan Bakar Fosil

Menurut Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, konsumsi energi

bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan

listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi.

Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina,

Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena

banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber

energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara

berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju.

Banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer berkaitan dengan gaya hidup

dan jumlah penduduk terutama bagi negara maju pada sektor perindustrian. Di

antara puluhan jenis industri ada delapan jenis yang boros energi yaitu, industri

semen, pupuk dan petrokimia, besi dan baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik,

minyak goreng, serta gula yang emisi CO2-nya melebihi batas normal yakni

mencapai 114,41 megaton CO2. Sumber-sumber emisi GRK dari bidang industri

meliputi penggunaan energi, proses industri, serta pengolahan limbah industri.

Page 130: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

116

116

Sampah

Sampah menghasilkan gas metana. Diperkirakan 1 ton sampah padat

menghasilkan 50 kg gas metana. Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup

pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah

sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain

pihak jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020

sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan

jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun.

Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial,

mempercepat proses terjadinya pemanasan global.

Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan. Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap CO2, yang

merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen.

Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang cukup parah.

Lebih dari satu juta hektar hutan di dalam area moratorium telah terbakar antara

2015-2018. Dalam tujuh tahun sebelum moratorium diperkenalkan, laju deforestasi

tahunan rata-rata adalah 97.000 Hektar per tahun. Analisis Greenpeace mengenai

perubahan pada peta moratorium sejak 2011, menemukan bahwa total area 4,5 juta

hektar hutan dan lahan gambut kaya karbon telah dihapus serta 1,6 juta hektar dari

total tersebut telah diberikan izin untuk kelapa sawit, bubur kertas, penebangan dan

penambangan. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)

menerbitkan penilaian ilmiah paling komprehensif tentang iklim dan lahan hingga

terbaru, laporan tersebut menunjukkan bahwa 23% dari emisi gas rumah kaca

manusia berasal dari deforestasi, kebakaran dan pertanian, namun sebenarnya lahan

dapat menjadi penyerap karbon yang kuat untuk membantu mengurangi dampak

terburuk perubahan iklim

Pertanian dan Peternakan

Menurut analisis global oleh lembaga Environmental Defense Fund (EDF)

di Amerika Serikat, emisi metana dan nitrogen oksida dari pertanian padi, dengan

siklus basah diikuti oleh periode kering, dapat memberikan dampak pemanasan

jangka panjang yang sama dengan pembangkit listrik tenaga batubara. Penelitian

Page 131: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

117

117

menemukan bahwa pertanian padi memiliki dampak pemanasan global jangka

panjang yang sama dengan sekitar 600 pembangkit batu bara. Dalam jangka

pendek, dampak pemanasan ini bisa mencapai 1.200 pembangkit listrik tenaga batu

bara berukuran rata-rata--pada 3.600 juta metrik ton per tahun karena nitrogen

oksida bertahan lebih lama di atmosfer daripada metana atau karbon dioksida.

Pada November 2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang berhasil

membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang dari

aktivitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Menurut

FAO antara lain emisi karbon dari pembuatan pakan ternak yang meliputi

penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton

CO2 setiap tahunnya, penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90

juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG), serta alih fungsi lahan yang

digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya.

Page 132: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

118

118

4) Akibat adanya Gas Rumah Kaca

Penipisan Lapisan Ozon

Pemanasan global menyebabkan menipisnya lapisan ozon (O3) yang

menyelimuti Bumi. Lapisan ozon sangat penting karena berfungsi melindungi

Bumi dari berbagai macam ancaman buruk dari luar angkasa, seperti menyaring

sinar ultraviolet dari matahari. Gas-gas rumah kaca yang bereaksi dengan molekul

ozon menyebabkan lapisan ozon menjadi tipis dan berlubang. Dampak dari sinar

ultraviolet yang masuk dengan mudah ke permukaan Bumi adalah munculnya

berbagai penyakit, merusak jenis tanaman tertentu, mempengaruhi jumlah plankton

sehingga mengganggu rantai makanan di laut. Penipisan lapisan ozon secara

langsung dapat meningkatkan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan

terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi

berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi

ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah

Page 133: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

119

119

yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara

ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.

Iklim Tidak Stabil

Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.

Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang

singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan

curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor,

sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi

menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi

perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam. Hal ini mengakibatkan

meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini akan

semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara

akibat erosi.

Peningkatan Tingi Laut

Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara

dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan

kenaikan permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan

pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang

dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari

masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami

kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.

Ancaman Kesehatan Manusia

Curah hujan yang tidak menentu dan tingkat kelembapan yang tinggi

memicu munculnya berbagai penyakit yang mengancam kesehatan manusia seperti

meningkatnya penderita saluran pernapasan, berkembangnya penyakit DBD dan

malaria, meningkatnya penderita kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan

tubuh.

Kepunahan Satwa

Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu

akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan

Page 134: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

120

120

bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat.

Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan.

F. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan

Model

:

:

Saintifik

Ceramah, Tanya Jawab, Latihan Soal

G. MEDIA PEMBELAJARAN

No Media Pembelajaran Keterangan Jumlah

1 Media

PPT 1

Video 1

LKS 1

2 Alat dan bahan

Infokus 1

Laptop 1

Papan Tulis 1

Spidol 1

Speaker 1

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Marthen Kanginan. 2013. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit

Erlangga

2. Fieska Cahyani dan Yandri Santoso. 2018. FISIKA untuk SMA Kelas XI. Bogor:

Quadra

Page 135: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

121

I. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN SINTAKS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GURU SISWA

Pendahuluan

( 10 menit )

Orientasi Mengucapkan salam dan berdo’a

kemudian memeriksa kehadiran siswa

Menjawab salam dan berdo’a.

Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan mengaitkan

hubungan dengan materi yang akan

dipelajari

Meninjau kembali materi pada pertemuan

sebelumnya dan mendengarkan dengan

seksama kaitan materi tersebut dengan

materi hari ini

Motivasi

Memberikan contoh sehari-hari yang

dialami siswa melalui pertanyaan pembuka

seperti “Kalian tahu tidak kenapa ahir-

akhir ini cuaca sulit diprediksi? Kenapa

banyak pulau kecil yang tenggelam? Nah,

kira-kira apa yang menyebabkan hal

tersebut terjadi?”

Menyimak fakta yang disajikan guru

mengenai contoh sehari-hari dan

diharapkan menjawab “Karena cuaca

yang tidak menentu, karena tinggi air

meningkat, disebabkan pemanasan

global”

Page 136: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

122

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

hari ini dan menjelaskan kegatan

pembelajaran yang akan dilakukan

Menyimak penjelasan guru

Inti

(70 menit)

Mengamati

1. Menampilkan powerpoint yang berisi

gambar dan vidio yang berisi penomena

pemanasan global dan menjelaskan

ringkasan materi yang sedang dipelajari

1. Mengamati gambar, vidio dan materi

yang sedang dijelaskan guru

Menanya

2. Memberikan kesempatan pada siswa

untuk bertanya terkait gambar, vidio

atau penjelasan yang ditampilkan dan

disamapaikan guru

3. Mempersilahkan siswa lain dahulu

untuk menjawab

2. Diharapkan mengajukan pertanyaan

terkait gambar, vidio atau penjelasan

yang ditampilkan dan disamapaikan

guru

3. Diharapkan siswa lainnya berani

menjawab pertanyaan siswa yang

bertanya

Mengeksplorasi

4. Menjawab dan meluruskan pertanyaan

siswa dan jawaban siswa yang berani

menjawab.

5. Memberikan pertanyaan pada siswa

mengenai materi sebagai latihan soal

4. Menyimak penjelasan guru

5. Mengeksplor informasi untuk mencari

jawaban melalui buku paket maupun

internet dan boleh saling bertukar

pendapat dengan sesama siswa

Page 137: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

123

Mengasosiasi

6. Mengamati siswa dalam menyelesaikan

latihan soal

6. Mengolah informasi yang dihasilkan

dari buku, internet dan pendapat

sesama siswa

Mengkomunikasikan

7. Meminta beberapa siswa untuk

menjelaskan jawaban yang didapat di

depan kelas

8. Mengoreksi jika ada jawaban yang salah

atau kurang tepat

7. Perwakilan siswa menjelaskan

jawaban yang di dapat

8. Bersama guru mengoreksi jawaban

yang salah atau jawaban yang kurang

tepat

Penutup

(20 menit)

Menyimpulkan

Mengajak siswa menyimpulkan bersama-

sama materi yang telah dipelajari

Bersama guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

Mengevaluasi Memberikan soal evaluasi kepada siswa Mengerjakan soal evaluasi dari guru

Memberikan umpan

balik

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Siswa diharapkan bertanya kepada guru

jika masih ada hal yang tidak dimengerti

mengenai materi

Memberikan Tindak

Lanjut

Memberikan tugas kepada siswa untuk

empelajari materi pertemuan selanjutnya

dan kemudian menutup kelas dengan

mengucapan salam

Mencatat dengan seksama tugas yang

diberikan oleh guru dan membalas salam

guru

Page 138: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

124

124

J. PENILAIN HASIL BELAJAR

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Tes Uraian

………,…………………2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

(Kinkin Suartini, M.Pd) (Rosita Nur Azmi)

NIP.197804062006042003 NIM. 1113016300057

Page 139: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

125

125

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 7 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI IPA 1 / 2

Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global

Sub Materi : Upaya Penanggulangan Pemanasan Global

Pertemuan : II (Kedua)

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

:

:

:

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 140: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

126

126

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan

lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Memfokuskan pada pertanyaan mengenai upaya penanggulangan pemanasan

global

2. Menggeneralisasi tabel dan grafik mengenai upaya penanggulangan

pemanasan global

3. Mempertimbangkan nilai suatu keputusan mengenai upaya penanggulangan

pemanasan global

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran setelah implementasi model Socioscientific Issues

Teaching and Leraning (SSI-TL), siswa diharapkan:

1. Mampu memfokuskan diri pada pertanyaan dengan cara memformulasikan

pertanyaan mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari

berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

2. Mampu menginduksi dan menilai induksi dengan cara menggeneralisasi tabel

dan grafik mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari

berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

3. Mampu menilai suatu keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensinya

mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari berbagai sudut

pandang yang dilakukan siswa.

Page 141: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

127

127

E. MATERI

1. Peta Konsep

2. Isi Materi

a. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global oleh Organisasi Dunia

Pada tahun 1950, ilmuwan memperkenalkan senyawa baru bernama

Chlorofluorocarbon (CFC) yang dikenal dengan nama dagang Freon. Senyawa

ini mempunyai sifat fisis maupun kimia yang menguntungkan dari aspek

teknologi karena sangat stabil, tidak berbau, tidak mudah terbakar, tidak beracun

terhadap manusia, serta tidak korosif terhadap logam-logam di sekitarnya. Dengan

sifat-sifat yang menguntungkan dan harga yang tidak mahal, CFC sering digunakan

terutama untuk mengganiti senyawa-senyawa kimia seperti ammonia dan sulfur

dioksida yang mudah terbakar, beracun, dan berbau menyengat sebagai bahan

pendingin dalam mesin pendingin ruangna (AC) maupun lemari es dan pada

pendorong aerosol (hair spray). Tidak seperti senyawa-senyawa kimia lain pada

umumnya, gas CFC ini sangat stabil dan secra kimia tidak reaktif, tidak bisa

diuraikan pada ketinggian rendah dari permukaan bumi. Diperlukan waktu 5

sampai 10 tahun untuk CFC sampai ke lapisan ozon. Setelah sampai, CFC dapat

bertahan di lapisan ozon selama 70 sampai dengan 400 tahun.

Ozon ini terletak di atmosfer bumi yang terdapat pada dua lapisan yaitu pada

lapisan troposfer dan hampir 90% berada di stratosfer. Ozon terbentuk ketika

oksigen (O2) terbelah sinar matahari menjadi atom oksigen tunggal. Atom oksigen

Page 142: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

128

128

tunggal dapat kembali bergabung untuk membentuk O2, atau juga dapat bergabung

dengan O2 untuk membentuk ozon (O3).

Skema Pembentukan dan Penghancuran Ozon

Namun sekelompok peneliti pada tahun 1974 membuat hipotesis bahwa

CFC yang stabil ini dapat menyebabkan kerusakan ozon dalam atmosfer. Di lapisan

ozon, oleh pengaruh radiasi UV matahari berenergi tinggi, molekul-molekul

CFC terurai membebaskan atom-atom klorin (Cl). Atom-atom klorin ini bereksi

dengan ozon, dan mengubah ozon menjadi oksigen biasa dan klorin terbentuk

kembali.

Skema Penghancuran Ozon oleh CFC

Klorin yang terbentuk kembali selanjutnya dapat melakukan reaksi

berantai untuk memusnahkan ozon (O3). Hal itu menyebabkan satu atom klorin

yang dibebaskan dari CFC dan tinggal di lapisan ozon dapat memusnahkan

100.000 molekul ozon. Walaupun oksigen oksigen yang terlepas dari ozon nantinya

dapat bergabung kagi membentuk ozon, proses ini memerlukan waktu cukup lama,

lebih lambat dibandingkan dengan pemusnahan ozon menjadi oksigen oleh klorin

yang dibebaskan oleh CFC. Akibatnya, penipisan lapisan ozon tetap berlangsung.

Page 143: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

129

129

Oleh karena itu, kerusakan lapisan ozon yang teramati saat ini kemungkinan

besar disebabkan oleh CFC yang sebenarnya sudah terlepas ke atmosfer sejak

20-30 tahun sebelumnya.

Dugaan penipisan ozon oleh CFC semakin diperkuat ketika pada tahun

1985, ilmuwan menemukan daerah-daerah dalam stratosfer dengan jumlah ozon

yang sangat rendah. Sebuah lubang ozon besar ditemukan di atas Antartika

dan lubang ozon yang lebih kecil ditemukan di Kutub Utara. Penyebab utama

penipisan lapisan ozon adalah pelepasan gas CFC ke atmsosfer. Penyebab lainnya

adalah karbon monoksida (CO) sebagai gas buang hasil pembakaran bahan

bakar fosil dari kendaraan bermotor juga dapat merusak lapisan ozon, gas karbon

dioksida (CO2) yang dilepas ke atmosfer juga merusak lapisan ozon, asap yang

dihasilkan pabrik semakin memperparah kerusakan lapisan ozon.

Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut isu pemanasan global muncul

kepermukaan sebagai sebuah masalah yang dianggap serius ketika Konferensi

Iklim Dunia ke-1 diadakan pada tahun 1979. Pertemuan sains ini membahas

bagaimana efek perubahan iklim terhadap manusia. Pertemuan ini menghasilkan

deklarasi yang menyerukan kepada pemerintah dunia untuk "memprediksi dan

mencegah potensi kerusakan akibat perubahan yang dibuat manusia terhadap iklim

yang akan merugikan kesejahteraan umat manusia". Pertemuan ini juga

mengesahkan rencana untuk menyusun program iklim dunia (World Climate

Programm/WCP) dibawah tanggungjawab World Meteorological Organization

(WMO) bersama United Nations Environment Programme (UNEP) dan

International Council of Scientific Unions (ICSU). Untuk menyokong pemahaman

yang lebih baik bagi pembuat kebijakan dan publik secara keseluruhan mengenai

apa yang dilakukan oleh para periset perubahan iklim, UNEP dan WMO

selanjutnya membentuk IPCC pada tahun 1989. IPCC diberi mandat untuk

melakukan asesmen terhadap situasi pengetahuan tentang sistem iklim dan

perubahan iklim, lingkungan, dampak sosial dan ekonomi, perubahan iklim dan

strategi respons yang memungkinkan.

Sejumlah konferensi antar pemerintah yang berfokus pada perubahan iklim

diadakan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Bersama dengan semakin

Page 144: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

130

130

banyaknya bukti ilmiah, konferensi-konferensi ini membantu meningkatkan

kesadaran internasional tentang masalah perubahan iklim. Peserta konferensi

meliputi pembuat undang-undang pemerintah, ilmuwan, dan aktifis lingkungan.

Pertemuan tersebut membahas masalah baik dari segi sains dan sosial serta

menyerukan aksi global. Beberapa konferensi pencetus diantaranya adalah

Konvensi Wina (1985), Konferensi Villach (Oktober 1985), Konferensi Toronto

(Juni 1988), Konferensi Ottawa (Februari 1989), Konferensi Tata (Februari 1989),

Konferensi dan Deklarasi Hague (Maret 1989), Konferensi Tingkat Menteri

Noordwijk (November 1989), Cairo Compact (Desember 1989), dan Konferensi

Bergen (Mei 1990).

Kemudian Konferensi Iklim Dunia ke-2 diselenggarakan di Jenewa pada

tahun 1990. Berbeda dengan konferensi pertama, konferensi ini lebih

bersifat politis karena lebih banyak dihadiri oleh para menteri dari 137

negara. Namun karena publik internasional mulai beraksi karena rentetan

gelombang panas dan badai destruktif yang tidak lazim di Amerika dan dibeberapa

tempat ditambah penemuan lubang Ozon di Antartika tahun 1985, pada Desember

1990 majelis umum PBB setuju untuk memulai melakukan perundingan untuk

membentuk perjanjian. Hasilnya majelis umum PBB membentuk The

Intergovernmental Negotiating Committee for a Framework Convention on

Climate Change (INC/FCCC) yang menjadi wadah tunggal proses negosiasi antar

pemerintah di bawah naungan majelis umum PBB.

INC/FCCC mengadakan pertemuan dalam 4 sesi antara Februari 1991

hingga Mei 1992. INC menyusun kerangka kerja perubahan iklim yang

diluncurkan pada Konverensi Tingkat Tinggi Bumi (KTT) di Rio de Janeiro Brazil

pada 1992. Terdapat 154 negara peserta KTT menandatangani kerangka kerja

perubahan iklim yang selanjutnya disebut United Nations Framework Convention

on Climate Change (UNFCCC). Tujuan UNFCCC adalah menstabilkan

konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sampai tingkat yang mampu mencegah

campur tangan manusia dengan sistem iklim. Kerangka kerja ini tidak menetapkan

batas emisi gas rumah kaca yang mengikat terhadap setiap negara dan tidak

mencantumkan mekanisme penegakan hukum namun kerangka kerja ini

Page 145: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

131

131

menentukan bagaimana perjanjian internasional tertentu (protokol) dapat mengatur

batas gas rumah kaca berlandaskan hukum yang benar-benar mengikat.

INC bertemu untuk terakhir kalinya pada Februari 1995 dan selanjutnya

berbagai proses perundingan diteruskan oleh Conference of Parties (COP). COP

merupakan asosiasi para pihak yang meratifikasi konvensi. Menurut konvensi,

COP merupakan badan yang berwenang membuat keputusan dan bertanggung

jawab menjaga konsistensi upaya internasional dalam mencapai tujuan utama

konvensi. COP yang diadakan setahun sekali, secara rutin meninjau komitmen para

pihak melalui peninjauan komunikasi nasional dan pengalaman para pihak

menerapkan kebijakan nasional terkait isu perubahan iklim. COP menggunakan

laporan-laporan IPCC yang dikenal dengan laporan pengkajian (assessment

report) sebagai informasi yang otoritatif dan dapat dipercaya tentang perubahan

iklim sebagai dasar ilmiah bagi COP untuk melakukan negosiasi.

Perubahan iklim dan kebijakan untuk mengurangi dampaknya memiliki

implikasi ekonomi dan lingkungan yang sangat besar. Di sisi lain data menunjukkan

bahwa negara maju bertanggung jawab terhadap dua pertiga dari emisi masa lalu

ketika mereka memiliki perlengkapan terbaik untuk menangkal dampak merusak

dari perubahan iklim. Sementar negara berkembang masih sangat membutuhkan

pembangunan ekonomi dan lebih rentan terhadap dampak perubahan

iklim. Perbedaan-perbedaan tersebut membangun tembok argumen yang sulit

diterobos karena masing-masing negara mencari afiliasi yang garis negosiasinya

paling dekat dengan kepentingan negaranya. Karena itu dalam perundingan

terbentuk banyak kubu yang sangat menentukan pola dan isi negosiasi dalam COP.

Kubu-kubu tersebut terbentuk berdasarkan asas kepentingan, seperti kubu

kelompok negara maju, kelompok negara berkembang, kelompok negara-negara

penghasil minyak, kelompok aktivis lingkungan dll.

b. Perjanjian Internasional

Sebagai upaya penyelamatan Bumi dari pemanasan global maka

dihasilkanlah kesepakatan-kesepakatan yang diakui mayoritas negara di dunia,

diantaranya sebagai berikut:

Page 146: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

132

132

1) Protokol Montreal yang diratifikasi pada tahun 1987 yang dihasilkan dari

Konvensi Wina merupakan perjanjian lingkungan skala global paling sukses

dalam sejarah dan bisa dijadikan contoh bagi generasi sekarang dalam rangka

sebagai acuan pengambilan tindakan pencegahan kerusakan lingkungan bagi

generasi mendatang. Protokol ini merupakan bentuk usaha skala global untuk

melindungi lapisan ozon dengan mengendalikan produksi dan konsumsi zat

perusak ozon (Ozone Depleting Substance/ODS). Lebih dari 98% dari total ODS

seperti CFCs dan HFCs telah dieliminasi sebagai hasil kerja sama melalui

perjanjian ini.

2) Protokol Kyoto yang dinegosiasikan pada tahun 1997 dan diberlakukan mulai

tahun 2005 dengan masa komitmen sampai tahun 2012 yang dihasilkan pada

COP ke-3. Protokol ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca

sebesar 5% dibawah tingkat emisi tahun 1990 terutama bagi negara-negara

industri maju yang disebut dengan istilah Annex I. Namun pada pelaksanaannya,

kesepakatan Protokol Kyoto dianggap kurang begitu berhasil dalam memenuhi

tujuannya karena pada tahun 2012, beberapa negara industri maju

menghasilakan emisi gas rumah kaca dengan jumlah rata-rata diatas 10%.

3) Penggati Protokol Kyoto berhasil disepakati melalui Paris Agreement pada

tanggal 22 April tahun 2016 yang dihasilkan pada COP ke-21. Paris Agreement

akan menetapkan kerangka kerja berskala internasional setelah kesepakatan

tersebut diberlakukan pada tahun 2020. Tujuan kesepakatan ini adalah untuk

menjaga suhu Bumi dibawah 2˚C dan diupayakan membatasi limit kenaikan

sampai dengan 1,5˚C. Kesepakatan ini meminta semua pihak yang terlibat untuk

berkontribusi dalam upaya mitigasi dan adaptasi untuk memperkuat ketahanan

dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim berlandaskan asas

tanggung jawab bersama namun berbeda sesuai dengan kemampuan masing-

masing negara.

F. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan

Model

:

:

Saintifik

Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan Soal

Page 147: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

133

133

G. MEDIA PEMBELAJARAN

No Media Pembelajaran Keterangan Jumlah

1 Media

PPT 1

Video 1

LKS 1

2 Alat dan bahan

Infokus 1

Laptop 1

Papan Tulis 1

Spidol 1

Speaker 1

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Marthen Kanginan. 2013. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit

Erlangga

2. Fieska Cahyani dan Yandri Santoso. 2018. FISIKA untuk SMA Kelas XI. Bogor:

Quadra

Page 148: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

134

I. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN SINTAKS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GURU SISWA

Pendahuluan

( 10 menit )

Orientasi Mengucapkan salam dan berdo’a kemudian

memeriksa kehadiran siswa

Menjawab salam dan berdo’a.

Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada pertemuan

sebelumnya dan mengaitkan hubungan

dengan materi yang akan dipelajari

Meninjau kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan

mendengarkan dengan seksama kaitan

materi tersebut dengan materi hari ini

Motivasi

Memberikan pertanyaan seputar materi yang

akan dipelajari seperti “Kalian tau tidak

bagaimana tanggapan dunia terhadap

pemanasan global? Menurut kalian, penting

tidak Indonesia turut serta menanggulangi

pemanasan global?”

Menyimak dan diharapkan menjawab

“Penting, soalnya pemanasan global

merugikan semua pihak termasuk

Indonesia”

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari

ini dan menjelaskan kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan

Menyimak penjelasan guru

Page 149: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

135

Inti

(70 menit)

Mengamati

1. Menampilkan powerpoint yang berisi

gambar dan vidio yang berisi tanggapan

dunia terkait upaya penanggulangan

pemanasan global dan menjelaskan

ringkasan materi yang sedang dipelajari

1. Mengamati gambar, vidio dan

materi yang sedang dijelaskan guru

Menanya

2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk

bertanya terkait gambar, vidio atau

penjelasan yang ditampilkan dan

disamapaikan guru

3. Mempersilahkan siswa lain dahulu untuk

menjawab

2. Diharapkan mengajukan

pertanyaan terkait gambar, vidio

atau penjelasan yang ditampilkan

dan disamapaikan guru

3. Diharapkan siswa lainnya berani

menjawab pertanyaan siswa yang

bertanya

Mengeksplorasi

4. Menjawab dan meluruskan pertanyaan

siswa dan jawaban siswa yang berani

menjawab.

5. Memberikan pertanyaan pada siswa

mengenai materi sebagai latihan soal

4. Menyimak penjelasan guru

5. Mengeksplor informasi untuk

mencari jawaban melalui buku

paket maupun internet dan boleh

saling bertukar pendapat dengan

sesama siswa

Page 150: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

136

Mengasosiasi

6. Mengamati siswa dalam menyelesaikan

latihan soal

6. Mengolah informasi yang

dihasilkan dari buku, internet dan

pendapat sesama siswa

Mengkomunikasikan

7. Meminta beberapa siswa untuk

menjelaskan jawaban yang didapat di depan

kelas

8. Mengoreksi jika ada jawaban yang salah

atau kurang tepat

7. Perwakilan siswa menjelaskan

jawaban yang di dapat

8. Bersama guru mengoreksi jawaban

yang salah atau jawaban yang

kurang tepat

Penutup

(20 menit)

Menyimpulkan

Mengajak siswa menyimpulkan bersama-sama

materi yang telah dipelajari

Bersama guru menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

Mengevaluasi Memberikan soal evaluasi kepada siswa Mengerjakan soal evaluasi dari guru

Memberikan umpan

balik

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Siswa diharapkan bertanya kepada

guru jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Memberikan Tindak

Lanjut

Memberikan tugas kepada siswa untuk

empelajari materi pertemuan selanjutnya dan

kemudian menutup kelas dengan mengucapan

salam

Mencatat dengan seksama tugas yang

diberikan oleh guru dan membalas

salam guru

Page 151: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

137

137

J. PENILAIN HASIL BELAJAR

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Tes Uraian

………,…………………2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

(Kinkin Suartini, M.Pd) (Rosita Nur Azmi)

NIP.197804062006042003 NIM. 1113016300057

Page 152: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

138

138

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 7 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI IPA 1 / 2

Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global

Sub Materi : Solusi Alternatif Sumber Energi

Pertemuan : III (Ketiga)

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

:

:

:

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 153: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

139

139

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan

lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Menilai kredibilitas sumber mengenai solusi alternatif sumber daya energi

2. Memilih kriteria untuk menilai solusi yang memungkinkan mengenai solusi

alternatif sumber daya energi

3. Memformulasikan solusi alternatif mengenai solusi alternatif sumber daya

energi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran setelah implementasi model Socioscientific Issues

Teaching and Leraning (SSI-TL), siswa diharapkan:

1. Mampu menilai kredibilitas suatu sumber dengan cara memberikan alasan

mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari berbagai sudut

pandang yang dilakukan siswa.

2. Mampu memutuskan suatu tindakan dengan cara memilih kriteria untuk

menilai solusi yang memungkinkan mengenai peristiwa efek pemanasan global

melalui diskusi dari berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

3. Mampu memutuskan suatu tindakan dengan cara memformulasikan solusi

alternatif mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari

berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

Page 154: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

140

140

E. MATERI

1. Peta Konsep

2. Isi Materi

Pemanasan global mengakibatkan cuaca semakin panas sehingga kebutuhan

listrik untuk menggunakan pendingin ruangan semakin besar. Jika sumber energi

listrik tidak menggunakan sumber energi yang terbarukan, maka lama kelamaan

akan terjadi krisis energi karena bakar fosil yang digunakan sampai sekarang tidak

akan bertahan selamanya. Berikut ini disajikan sumber alternatif energi yang bisa

dipertimbangkan sebagai sumber energi terbarukan diantaranya:

a) Air

Sumber energi tenaga air sejauh ini merupakan sumber terbesar sebagai

penghasil energi terbarukan yang rendah emisi karbon. Namun, potensi sumber

energi tenaga air memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas karena memiliki efek

negatif yang berkaitan efek ekologis dan lingkungan.

Page 155: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

141

141

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Air

b) Udara

Tempat pembangkit listrik tenaga angin berisi puluhan atau bahkan ratusan

turbin angin yang saling terhubung yang berlokasi di darat atau di lepas pantai.

Biaya sumber tenaga angin yang bertempat di daratan luas relatif lebih murah, tetapi

pasokan listrik yang dihasilkan tidak kontinyu. Sementara sumber energi tenaga

angin yang bertempat di lepas pantai memiliki biaya yang secara signifikan lebih

mahal untuk pembangunan dan pengoperasiannya, tetapi turbinnya berukuran lebih

besar sehingga tenaga listrik yang dihasilkan bisa lebih kontinyu dan lebih tidak

mengganggu pemandangan lingkungan karena lokasinya yang berada di lepas

pantai.

Mekanisme kerja Sumber Energi Tenaga Udara

Page 156: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

142

142

c) Nuklir

Teknologi tenaga nuklir memanfaatkan panas yang dihasilkan dari reaksi

fisi nuklir untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan

listrik. Keuntungan dari penggunaan tenaga nuklir adalah menghasilkan emisi

karbon yang sangat rendah. Meskipun demikian, keuntungan ini datang bersamaan

dengan sejumlah masalah, diantaranya potensi kebocoran nuklir, sulitnya

pengolahan pembuangan limbah nuklir, dan tingginya biaya pembangunan

pembangkit listrik tenaga nuklir.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Nuklir

d) Biomassa/Biofuel

Sumber biomassa seperti kayu dan sisa tanaman pertanian dapat digunakan

langsung sebagai bahan bakar, pembangkit listrik. Menurut IEA (International

Energy Agency), biomassa menyumbang sekitar 9% dari total pasokan energi

primer dunia. Penggunaan biomassa dibagi menjadi dua cara yaitu cara tradisional

dan modern. Contoh kategori tradisional adalah penggunaan kayu bakar secara

langsung sebagai bahan bakar rumah tangga. Sedangkan contoh kategori modern

adalah pembangkit listrik bertenaga kayu. Jika biomassa menggunakan bahan-

bahan organik secara langsung, biofuel diproduksi melalui penyulingan bahan-

bahan tersebut. Misalnya etanol yang dihasilkan dari jagung dan biodiesel yang

dihasilkan dari kedelai.

Page 157: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

143

143

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Biogas

e) Matahari

Sistem panel photovoltaic (PV) merupakan teknologi penangkap energi

surya. Menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik,

menggunakan bahan semikonduktor yang dapat menciptakan perbedaan potensial

listrik pada bahan yang terpapar cahaya. Panel PV menghasilkan arus searah,

dimana sistem harus dikonversi menjadi arus bolak-balik menggunakan inverter.

Panel surya dapat digunakan dengan skala kecil seperti yang dipasang di atap rumah

hingga digunakan sebagai pembangkit berskala besar.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Matahari

Page 158: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

144

144

f) Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi yang tersedia di kedalaman bumi. Terbuat

dari energi matahari yang telah disimpan di dalam bumi selama ribuan tahun. Juga

terbuat dari runtuhnya atau peluruhan radioaktif uranium, thorium dan kalium di

kedalaman bumi terutama di daerah-daerah yang rawan gempa bumi, kawah

vulkanik yang baru terbuat dan lempengan tektonik bumi. Tidak seperti energi

terbarukan lainnya, energi panas bumi tidak terbatas pada musim, waktu, dan

kondisi.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Panas Bumi

g) Pasang surut

Energi pasang surut adalah hasil interaksi energi kinetik dari orbital bulan,

bumi, dan matahari yang mengakibatkan pasang surut laut. Sumber energi ini tidak

menghasilkan polusi gas-gas berbahaya dan memiliki pasokan energi yang tidak

ada habisnya. Salah satu keuntungan dari pemanenan energi pasang surut adalah

bahwa arus pasang surut teratur dan dapat diprediksi karena tidak tergantung pada

perubahan musim atau jenis cuaca. Namun, pembangkit listrik pasang surut adalah

teknologi yang terbilang sangat baru, yang masih perlu diselidiki lebih lanjut.

Page 159: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

145

145

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Pasang Surut Laut

h) Gelombang Laut

Istilah energi gelombang mengacu pada energi gelombang permukaan laut

dan penangkapan energi tersebut untuk dikonversi menjadi pembangkit tenaga

listrik. Gelombang laut terdiri dar dua bentuk energi yaitu energi kinetik yang

berasal dari partikel air dan energi potensial yang berasal dari partikel air yang naik

ke atas. Kombinasi gaya gravitasi, tegangan permukaan laut, dan intensitas angin

adalah faktor utama yang membentuk gelombang laut.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Pasang Surut Laut

Page 160: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

146

146

F. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan

Model

:

:

Saintifik

Ceramah, Tanya Jawab dan Latihan Soal

G. MEDIA PEMBELAJARAN

No Media Pembelajaran Keterangan Jumlah

1 Media

PPT 1

Video 1

LKS 1

2 Alat dan bahan

Infokus 1

Laptop 1

Papan Tulis 1

Spidol 1

Speaker 1

H. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Marthen Kanginan. 2013. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit

Erlangga

2. Fieska Cahyani dan Yandri Santoso. 2018. FISIKA untuk SMA Kelas XI. Bogor:

Quadra

Page 161: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

147

I. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN SINTAKS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GURU SISWA

Pendahuluan

( 10 menit )

Orientasi Mengucapkan salam dan berdo’a kemudian

memeriksa kehadiran siswa

Menjawab salam dan berdo’a.

Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan mengaitkan

hubungan dengan materi yang akan dipelajari

Meninjau kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan

mendengarkan dengan seksama kaitan

materi tersebut dengan materi hari ini

Motivasi

Memberikan pertanyaan seputar materi yang

akan dipelajari seperti “Apakah kamu tahu

bahwa bahan bakar minyak dan batubara

tidak akan selalu tersedia selamanya?

Lantas kalau sudah habis, kira-kira akibat

apa yang akan terjadi?”

Menyimak dan diharapkan menjawab

“Iya tahu. Jika minyak dan batubara

sudah habis maka kita akan kesulitan

menghasilkan listrik dan kendaraan

tidak akan bisa beroperasi”

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari

ini dan menjelaskan kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan

Menyimak penjelasan guru

Page 162: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

148

Inti

(70 menit)

Mengamati

1. Menampilkan powerpoint yang berisi

gambar dan vidio yang berisi solusi

alternatif sumber daya energi serta

bagaimana mekanismenya dan

menjelaskan ringkasan materi yang sedang

dipelajari

1. Mengamati gambar, vidio dan

materi yang sedang dijelaskan guru

Menanya

2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk

bertanya terkait gambar, vidio atau

penjelasan yang ditampilkan dan

disamapaikan guru

3. Mempersilahkan siswa lain dahulu untuk

menjawab

2. Diharapkan mengajukan pertanyaan

terkait gambar, vidio atau

penjelasan yang ditampilkan dan

disamapaikan guru

3. Diharapkan siswa lainnya berani

menjawab pertanyaan siswa yang

bertanya

Mengeksplorasi

4. Menjawab dan meluruskan pertanyaan

siswa dan jawaban siswa yang berani

menjawab.

5. Memberikan pertanyaan pada siswa

mengenai materi sebagai latihan soal

4. Menyimak penjelasan guru

5. Mengeksplor informasi untuk

mencari jawaban melalui buku

paket maupun internet dan boleh

saling bertukar pendapat dengan

sesama siswa

Page 163: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

149

Mengasosiasi

6. Mengamati siswa dalam menyelesaikan

latihan soal

6. Mengolah informasi yang

dihasilkan dari buku, internet dan

pendapat sesama siswa

Mengkomunikasikan

7. Meminta beberapa siswa untuk

menjelaskan jawaban yang didapat di

depan kelas

8. Mengoreksi jika ada jawaban yang salah

atau kurang tepat

7. Perwakilan siswa menjelaskan

jawaban yang di dapat

8. Bersama guru mengoreksi jawaban

yang salah atau jawaban yang

kurang tepat

Penutup

(20 menit)

Menyimpulkan

Mengajak siswa menyimpulkan bersama-

sama materi yang telah dipelajari

Bersama guru menyimpulkan materi

yang telah dipelajari

Mengevaluasi Memberikan soal evaluasi kepada siswa Mengerjakan soal evaluasi dari guru

Memberikan umpan

balik

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Siswa diharapkan bertanya kepada guru

jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Memberikan Tindak

Lanjut

Memberikan tugas kepada siswa untuk

empelajari materi pertemuan selanjutnya dan

kemudian menutup kelas dengan mengucapan

salam

Mencatat dengan seksama tugas yang

diberikan oleh guru dan membalas

salam guru

Page 164: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

150

150

J. PENILAIN HASIL BELAJAR

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Tes Uraian

………,…………………2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

(Kinkin Suartini, M.Pd) (Rosita Nur Azmi)

NIP.197804062006042003 NIM. 1113016300057

Page 165: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

151

151

Lampiran B.2 RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 7 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI IPA 4 / 2

Materi Pokok : Efek Pemanasan Global

Sub Materi : Efek Rumah Kaca

Pertemuan : I (Pertama)

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

:

:

:

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 166: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

152

152

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan

lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Memfokuskan pada pertanyaan mengenai peristiwa efek rumah kaca

2. Menganalisis argumen mengenai peristiwa rumah kaca

3. Menanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi mengenai peristiwa efek rumah

kaca

4. Menggeneralisasi grafik mengenai peristiwa efek rumah kaca

5. Menyimpulkan hipotesis kausalitas mengenai peristiwa efek rumah kaca

6. Menganalisis asumsi mengenai peristiwa efek rumah kaca

7. Memformulasikan solusi alternatif mengenai peristiwa efek rumah kaca

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran setelah implementasi model Socioscientific Issues

Teaching and Leraning (SSI-TL), siswa diharapkan:

1. Mampu manganalisis argumen dengan cara membuat ringkasan mengenai

peristiwa efek rumah kaca melalui diskusi dari berbagai sudut pandang yang

dilakukan siswa.

2. Mampu menjawab pertanyaan klarifikasi mengenai peristiwa efek rumah kaca

melalui diskusi dari berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

3. Mampu menilai induksi dengan cara menyimpulkan hipotesis bertipe klaim

kausal mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari berbagai

sudut pandang yang dilakukan siswa.

4. Mampu menganalisis asumsi dengan cara mengidentifikasi asumsi dari alasan

yang tidak dinyatakan mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui

diskusi dari berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

Page 167: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

153

153

E. MATERI

1. Peta Konsep

2. Isi Materi

a. Definisi Pemanasan Global

Matahari memancarkan radiasinya ke bumi menembus lapisan atmosfer

bumi. Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa, namun sebagian

gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Sebagai

akibatnya gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini

terjadi berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi

meningkat. Peristiwa inilah yang disebut dengan pemanasan global.

b. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah proses pemanasan atmosfer bagian bawah oleh

penyerapan radiasi gelombang pendek matahari dan pemancaran kembali

berbentuk radiasi gelombang panjang infra merah. Disebut efek rumah kaca karena

Page 168: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

154

154

pemancaran kembali radiasi infra merah yang dihasilkan permukaan bumi oleh

atmosfer menuju ke permukaan bumi kembali untuk menghangatkan bumi mirip

dengan terkurungnya radiasi infra merah yang dipancarkan kembali oleh tanah dan

tanaman dalam rumah kaca. Efek rumah kaca alamiah sudah diatur oleh Yang

Maha Kuasa sehingga seluruh makhluk hidup bisa bertahan hidup di Bumi yang

diciptakan-Nya. Jika tidak ada efek rumah kaca alamiah ciptaan Tuhan ini suhu

rata-rata bumi kira-kira akan mencapai -200C. Dengan kata lain bumi tidak layak

mendukung kehidupan. Pemanasan global disebabkan oleh emisi Gas Rumah Kaca

(GRK) seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), metana (CH4),

nitrogen oksida (N2O) dan freon (CFC) yang kemudian menimbulkan efek rumah

kaca.

c. Penyebab adanya Gas Rumah Kaca

Konsumsi Bahan Bakar Fosil

Menurut Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, konsumsi energi

bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan

listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi.

Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina,

Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena

banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber

energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara

berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju.

Banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer berkaitan dengan gaya hidup

dan jumlah penduduk terutama bagi negara maju pada sektor perindustrian. Di

antara puluhan jenis industri ada delapan jenis yang boros energi yaitu, industri

semen, pupuk dan petrokimia, besi dan baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik,

minyak goreng, serta gula yang emisi CO2-nya melebihi batas normal yakni

mencapai 114,41 megaton CO2. Sumber-sumber emisi GRK dari bidang industri

meliputi penggunaan energi, proses industri, serta pengolahan limbah industri.

Sampah

Sampah menghasilkan gas metana. Diperkirakan 1 ton sampah padat

menghasilkan 50 kg gas metana. Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Page 169: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

155

155

pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah

sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain

pihak jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020

sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan

jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun.

Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial,

mempercepat proses terjadinya pemanasan global.

Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan. Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap CO2, yang

merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen.

Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang cukup parah.

Lebih dari satu juta hektar hutan di dalam area moratorium telah terbakar antara

2015-2018. Dalam tujuh tahun sebelum moratorium diperkenalkan, laju deforestasi

tahunan rata-rata adalah 97.000 Hektar per tahun. Analisis Greenpeace mengenai

perubahan pada peta moratorium sejak 2011, menemukan bahwa total area 4,5 juta

hektar hutan dan lahan gambut kaya karbon telah dihapus serta 1,6 juta hektar dari

total tersebut telah diberikan izin untuk kelapa sawit, bubur kertas, penebangan dan

penambangan. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)

menerbitkan penilaian ilmiah paling komprehensif tentang iklim dan lahan hingga

terbaru, laporan tersebut menunjukkan bahwa 23% dari emisi gas rumah kaca

manusia berasal dari deforestasi, kebakaran dan pertanian, namun sebenarnya lahan

dapat menjadi penyerap karbon yang kuat untuk membantu mengurangi dampak

terburuk perubahan iklim

Pertanian dan Peternakan

Menurut analisis global oleh lembaga Environmental Defense Fund (EDF)

di Amerika Serikat, emisi metana dan nitrogen oksida dari pertanian padi, dengan

siklus basah diikuti oleh periode kering, dapat memberikan dampak pemanasan

jangka panjang yang sama dengan pembangkit listrik tenaga batubara. Penelitian

menemukan bahwa pertanian padi memiliki dampak pemanasan global jangka

panjang yang sama dengan sekitar 600 pembangkit batu bara. Dalam jangka

pendek, dampak pemanasan ini bisa mencapai 1.200 pembangkit listrik tenaga batu

Page 170: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

156

156

bara berukuran rata-rata--pada 3.600 juta metrik ton per tahun karena nitrogen

oksida bertahan lebih lama di atmosfer daripada metana atau karbon dioksida.

Pada November 2006 PBB telah merilis laporan mengejutkan yang berhasil

membuka mata dunia bahwa ternyata 18% dari emisi gas rumah kaca datang dari

aktivitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Menurut

FAO antara lain emisi karbon dari pembuatan pakan ternak yang meliputi

penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton

CO2 setiap tahunnya, penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90

juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG), serta alih fungsi lahan yang

digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya.

Page 171: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

157

157

d. Akibat adanya Gas Rumah Kaca

Penipisan Lapisan Ozon

Pemanasan global menyebabkan menipisnya lapisan ozon (O3) yang

menyelimuti Bumi. Lapisan ozon sangat penting karena berfungsi melindungi

Bumi dari berbagai macam ancaman buruk dari luar angkasa, seperti menyaring

sinar ultraviolet dari matahari. Gas-gas rumah kaca yang bereaksi dengan molekul

ozon menyebabkan lapisan ozon menjadi tipis dan berlubang. Dampak dari sinar

ultraviolet yang masuk dengan mudah ke permukaan Bumi adalah munculnya

berbagai penyakit, merusak jenis tanaman tertentu, mempengaruhi jumlah plankton

sehingga mengganggu rantai makanan di laut. Penipisan lapisan ozon secara

langsung dapat meningkatkan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan

Page 172: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

158

158

terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi

berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi

ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah

yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara

ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.

Iklim Tidak Stabil

Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.

Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang

singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan

curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor,

sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi

menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi

perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam. Hal ini mengakibatkan

meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini akan

semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara

akibat erosi.

Peningkatan Tingi Laut

Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara

dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan

kenaikan permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan

pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang

dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari

masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami

kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.

Ancaman Kesehatan Manusia

Curah hujan yang tidak menentu dan tingkat kelembapan yang tinggi

memicu munculnya berbagai penyakit yang mengancam kesehatan manusia seperti

meningkatnya penderita saluran pernapasan, berkembangnya penyakit DBD dan

malaria, meningkatnya penderita kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan

tubuh.

Page 173: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

159

159

Kepunahan Satwa

Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu

akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan

bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat.

Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan.

F. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan

Model

:

:

Saintifik

Socioscientifict Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

G. MEDIA PEMBELAJARAN

No Media Pembelajaran Keterangan Jumlah

1 Media

PPT 1

Video 1

LKS 1

2 Alat dan bahan

Infokus 1

Laptop 1

Papan Tulis 1

Spidol 1

Speaker 1

H. SUMBER PEMBELAJARAN

No Sumber Keterangan

1 Buku

Marthen Kanginan. 2013. FISIKA untuk SMA/MA

Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fieska Cahyani dan Yandri Santoso. 2018. FISIKA

untuk SMA Kelas XI. Bogor: Quadra

2 Website

www.greenpeace.org/indonesia

www.mongabay.co.id

www.kemenperin.go.id

www.beritagar.id

www.hijauku.com

www.climate.nasa.gov

www.lipi.go.id, dll.,

Page 174: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

160

I. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN SINTAKS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GURU SISWA

Pendahuluan

( 10 menit )

Orientasi Mengucapkan salam dan berdo’a

kemudian memeriksa kehadiran siswa

Menjawab salam dan berdo’a.

Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan mengaitkan

hubungan dengan materi yang akan

dipelajari

Meninjau kembali materi pada pertemuan

sebelumnya dan mendengarkan dengan

seksama kaitan materi tersebut dengan materi

hari ini

Motivasi

Memberikan contoh sehari-hari yang

dialami siswa melalui pertanyaan pembuka

seperti “Kalian tahu tidak kenapa ahir-

akhir ini cuaca sulit diprediksi? Kenapa

banyak pulau kecil yang tenggelam? Nah,

kira-kira apa yang menyebabkan hal

tersebut terjadi?”

Menyimak fakta yang disajikan guru

mengenai contoh sehari-hari dan diharapkan

menjawab “Karena cuaca yang tidak

menentu, karena tinggi air meningkat,

disebabkan pemanasan global”

Page 175: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

161

Pemberian

Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

hari ini dan menjelaskan kegatan

pembelajaran yang akan dilakukan

Menyimak penjelasan guru

Inti

(70 menit)

Menghadapi

Masalah Utama

1. Menampilkan video yang menyoroti

sebab akibat (CCC) dari pemanasan

global (DCI)

2. Memberikan pertanyaan mengenai

penomena tersebut, seperti

“Apa masalah utama dan kesimpulan

yang bisa kamu tarik dari tayangan

vidio tersebut?”

3. Mengarahkan siswa membentuk

kelompok untuk diskusi

1. Mengamati video yang disajikan guru

2. Menjawab pertanyaan untuk menyamakan

persepsi masalah utama

3. Membentuk kelompok

Pembelajaran

Sains 3 Dimensi

(CCC, DCI, SP)

berbasis

Penalaran

Sosiosaintifik

4. Memandu siswa berdiskusi degan

memberikan LKS berkonteks

socioscientific issues (SSI) dan panduan

menilai kredibilitas informasi.

5. Mengawasi jalannya diskusi

4. Membagi kelompok berdasarkan sudut

pandang berbeda yaitu dari sektor

kelautan, kehutanan, industri, pecinta

lingkungan hidup, agrikultural, flora

fauna dan energi (Proses Penalaran

Sosiosaintifik)

Page 176: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

162

5. Melakukan diskusi kelompok

Sintesis Ide 6. Meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil dari diskusi

6. Melakukan presentasi (SP)

Penutup

(20 menit)

Menyimpulkan

Mengajak siswa menyimpulkan bersama-

sama materi yang telah dipelajari

Bersama guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

Mengevaluasi Memberikan soal evaluasi kepada siswa Mengerjakan soal evaluasi dari guru

Memberikan

umpan balik

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Siswa diharapkan bertanya kepada guru jika

masih ada hal yang tidak dimengerti mengenai

materi

Memberikan

Tindak Lanjut

Memberikan tugas kepada siswa untuk

empelajari materi pertemuan selanjutnya

dan kemudian menutup kelas dengan

mengucapan salam

Mencatat dengan seksama tugas yang

diberikan oleh guru dan membalas salam

guru

Page 177: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

163

163

J. PENILAIN HASIL BELAJAR

Tahap

Penilaian Jenis Penilaian Instrumen

Proses Penilaian Observasi

Diskusi Kelompok Rubrik Observasi

Hasil Tes Tertulis 4 Butir Tes Uraian

………,…………………2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

(Kinkin Suartini, M.Pd) (Rosita Nur Azmi)

NIP.197804062006042003 NIM. 1113016300057

Page 178: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

164

164

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 7 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI IPA 4 / 2

Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global

Sub Materi : Upaya Penanggulangan Pemanasan Global

Pertemuan : II (Kedua)

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

:

:

:

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 179: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

165

165

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan

lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Memfokuskan pada pertanyaan mengenai peristiwa efek rumah kaca

2. Menganalisis argumen mengenai peristiwa rumah kaca

3. Menanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi mengenai peristiwa efek rumah

kaca

4. Menggeneralisasi tabel dan grafik mengenai peristiwa efek rumah kaca

5. Menyimpulkan hipotesis kausalitas mengenai peristiwa efek rumah kaca

6. Mengidentifikasi asumsi mengenai peristiwa efek rumah kaca

7. Memformulasikan solusi alternatif mengenai peristiwa efek rumah kaca

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran setelah implementasi model Socioscientific Issues

Teaching and Leraning (SSI-TL), siswa diharapkan:

1. Mampu memfokuskan diri pada pertanyaan dengan cara memformulasikan

pertanyaan mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari

berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

2. Mampu menginduksi dan menilai induksi dengan cara menggeneralisasi tabel

dan grafik mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari

berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

3. Mampu menilai suatu keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensinya

mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari berbagai sudut

pandang yang dilakukan siswa.

Page 180: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

166

166

E. MATERI

1. Peta Konsep

2. Isi Materi

a. Upaya Penanggulangan Pemanasan Global oleh Organisasi Dunia

Pada tahun 1950, ilmuwan memperkenalkan senyawa baru bernama

Chlorofluorocarbon (CFC) yang dikenal dengan nama dagang Freon. Senyawa

ini mempunyai sifat fisis maupun kimia yang menguntungkan dari aspek

teknologi karena sangat stabil, tidak berbau, tidak mudah terbakar, tidak beracun

terhadap manusia, serta tidak korosif terhadap logam-logam di sekitarnya. Dengan

sifat-sifat yang menguntungkan dan harga yang tidak mahal, CFC sering digunakan

terutama untuk mengganiti senyawa-senyawa kimia seperti ammonia dan sulfur

dioksida yang mudah terbakar, beracun, dan berbau menyengat sebagai bahan

pendingin dalam mesin pendingin ruangna (AC) maupun lemari es dan pada

pendorong aerosol (hair spray). Tidak seperti senyawa-senyawa kimia lain pada

umumnya, gas CFC ini sangat stabil dan secra kimia tidak reaktif, tidak bisa

diuraikan pada ketinggian rendah dari permukaan bumi. Diperlukan waktu 5

sampai 10 tahun untuk CFC sampai ke lapisan ozon. Setelah sampai, CFC dapat

bertahan di lapisan ozon selama 70 sampai dengan 400 tahun.

Ozon ini terletak di atmosfer bumi yang terdapat pada dua lapisan yaitu pada

lapisan troposfer dan hampir 90% berada di stratosfer. Ozon terbentuk ketika

oksigen (O2) terbelah sinar matahari menjadi atom oksigen tunggal. Atom oksigen

Page 181: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

167

167

tunggal dapat kembali bergabung untuk membentuk O2, atau juga dapat bergabung

dengan O2 untuk membentuk ozon (O3).

Skema Pembentukan dan Penghancuran Ozon

Namun sekelompok peneliti pada tahun 1974 membuat hipotesis bahwa

CFC yang stabil ini dapat menyebabkan kerusakan ozon dalam atmosfer. Di lapisan

ozon, oleh pengaruh radiasi UV matahari berenergi tinggi, molekul-molekul

CFC terurai membebaskan atom-atom klorin (Cl). Atom-atom klorin ini bereksi

dengan ozon, dan mengubah ozon menjadi oksigen biasa dan klorin terbentuk

kembali.

Skema Penghancuran Ozon oleh CFC

Klorin yang terbentuk kembali selanjutnya dapat melakukan reaksi

berantai untuk memusnahkan ozon (O3). Hal itu menyebabkan satu atom klorin

yang dibebaskan dari CFC dan tinggal di lapisan ozon dapat memusnahkan

100.000 molekul ozon. Walaupun oksigen oksigen yang terlepas dari ozon nantinya

dapat bergabung kagi membentuk ozon, proses ini memerlukan waktu cukup lama,

lebih lambat dibandingkan dengan pemusnahan ozon menjadi oksigen oleh klorin

yang dibebaskan oleh CFC. Akibatnya, penipisan lapisan ozon tetap berlangsung.

Page 182: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

168

168

Oleh karena itu, kerusakan lapisan ozon yang teramati saat ini kemungkinan

besar disebabkan oleh CFC yang sebenarnya sudah terlepas ke atmosfer sejak

20-30 tahun sebelumnya.

Dugaan penipisan ozon oleh CFC semakin diperkuat ketika pada tahun

1985, ilmuwan menemukan daerah-daerah dalam stratosfer dengan jumlah ozon

yang sangat rendah. Sebuah lubang ozon besar ditemukan di atas Antartika

dan lubang ozon yang lebih kecil ditemukan di Kutub Utara. Penyebab utama

penipisan lapisan ozon adalah pelepasan gas CFC ke atmsosfer. Penyebab lainnya

adalah karbon monoksida (CO) sebagai gas buang hasil pembakaran bahan

bakar fosil dari kendaraan bermotor juga dapat merusak lapisan ozon, gas karbon

dioksida (CO2) yang dilepas ke atmosfer juga merusak lapisan ozon, asap yang

dihasilkan pabrik semakin memperparah kerusakan lapisan ozon.

Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut isu pemanasan global muncul

kepermukaan sebagai sebuah masalah yang dianggap serius ketika Konferensi

Iklim Dunia ke-1 diadakan pada tahun 1979. Pertemuan sains ini membahas

bagaimana efek perubahan iklim terhadap manusia. Pertemuan ini menghasilkan

deklarasi yang menyerukan kepada pemerintah dunia untuk "memprediksi dan

mencegah potensi kerusakan akibat perubahan yang dibuat manusia terhadap iklim

yang akan merugikan kesejahteraan umat manusia". Pertemuan ini juga

mengesahkan rencana untuk menyusun program iklim dunia (World Climate

Programm/WCP) dibawah tanggungjawab World Meteorological Organization

(WMO) bersama International Council of Scientific Unions (UNEP) dan

International Council of Scientific Unions (ICSU). Untuk menyokong pemahaman

yang lebih baik bagi pembuat kebijakan dan publik secara keseluruhan mengenai

apa yang dilakukan oleh para periset perubahan iklim, UNEP dan WMO

selanjutnya membentuk IPCC pada tahun 1989. IPCC diberi mandat untuk

melakukan asesmen terhadap situasi pengetahuan tentang sistem iklim dan

perubahan iklim, lingkungan, dampak sosial dan ekonomi, perubahan iklim dan

strategi respons yang memungkinkan.

Sejumlah konferensi antar pemerintah yang berfokus pada perubahan iklim

diadakan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Bersama dengan semakin

Page 183: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

169

169

banyaknya bukti ilmiah, konferensi-konferensi ini membantu meningkatkan

kesadaran internasional tentang masalah perubahan iklim. Peserta konferensi

meliputi pembuat undang-undang pemerintah, ilmuwan, dan aktifis lingkungan.

Pertemuan tersebut membahas masalah baik dari segi sains dan sosial serta

menyerukan aksi global. Beberapa konferensi pencetus diantaranya adalah

Konvensi Wina (1985), Konferensi Villach (Oktober 1985), Konferensi Toronto

(Juni 1988), Konferensi Ottawa (Februari 1989), Konferensi Tata (Februari 1989),

Konferensi dan Deklarasi Hague (Maret 1989), Konferensi Tingkat Menteri

Noordwijk (November 1989), Cairo Compact (Desember 1989), dan Konferensi

Bergen (Mei 1990).

Kemudian Konferensi Iklim Dunia ke-2 diselenggarakan di Jenewa pada

tahun 1990. Berbeda dengan konferensi pertama, konferensi ini lebih

bersifat politis karena lebih banyak dihadiri oleh para menteri dari 137

negara. Namun karena publik internasional mulai beraksi karena rentetan

gelombang panas dan badai destruktif yang tidak lazim di Amerika dan dibeberapa

tempat ditambah penemuan lubang Ozon di Antartika tahun 1985, pada Desember

1990 majelis umum PBB setuju untuk memulai melakukan perundingan untuk

membentuk perjanjian. Hasilnya majelis umum PBB membentuk The

Intergovernmental Negotiating Committee for a Framework Convention on

Climate Change (INC/FCCC) yang menjadi wadah tunggal proses negosiasi antar

pemerintah di bawah naungan majelis umum PBB.

INC/FCCC mengadakan pertemuan dalam 4 sesi antara Februari 1991

hingga Mei 1992. INC menyusun kerangka kerja perubahan iklim yang

diluncurkan pada Konverensi Tingkat Tinggi Bumi (KTT) di Rio de Janeiro Brazil

pada 1992. Terdapat 154 negara peserta KTT menandatangani kerangka kerja

perubahan iklim yang selanjutnya disebut United Nations Framework Convention

on Climate Change (UNFCCC). Tujuan UNFCCC adalah menstabilkan

konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sampai tingkat yang mampu mencegah

campur tangan manusia dengan sistem iklim. Kerangka kerja ini tidak menetapkan

batas emisi gas rumah kaca yang mengikat terhadap setiap negara dan tidak

mencantumkan mekanisme penegakan hukum namun kerangka kerja ini

Page 184: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

170

170

menentukan bagaimana perjanjian internasional tertentu (protokol) dapat mengatur

batas gas rumah kaca berlandaskan hukum yang benar-benar mengikat.

INC bertemu untuk terakhir kalinya pada Februari 1995 dan selanjutnya

berbagai proses perundingan diteruskan oleh Conference of Parties (COP). COP

merupakan asosiasi para pihak yang meratifikasi konvensi. Menurut konvensi,

COP merupakan badan yang berwenang membuat keputusan dan bertanggung

jawab menjaga konsistensi upaya internasional dalam mencapai tujuan utama

konvensi. COP yang diadakan setahun sekali, secara rutin meninjau komitmen para

pihak melalui peninjauan komunikasi nasional dan pengalaman para pihak

menerapkan kebijakan nasional terkait isu perubahan iklim. COP menggunakan

laporan-laporan IPCC yang dikenal dengan laporan pengkajian (assessment

report) sebagai informasi yang otoritatif dan dapat dipercaya tentang perubahan

iklim sebagai dasar ilmiah bagi COP untuk melakukan negosiasi.

Perubahan iklim dan kebijakan untuk mengurangi dampaknya memiliki

implikasi ekonomi dan lingkungan yang sangat besar. Di sisi lain data menunjukkan

bahwa negara maju bertanggung jawab terhadap dua pertiga dari emisi masa lalu

ketika mereka memiliki perlengkapan terbaik untuk menangkal dampak merusak

dari perubahan iklim. Sementar negara berkembang masih sangat membutuhkan

pembangunan ekonomi dan lebih rentan terhadap dampak perubahan

iklim. Perbedaan-perbedaan tersebut membangun tembok argumen yang sulit

diterobos karena masing-masing negara mencari afiliasi yang garis negosiasinya

paling dekat dengan kepentingan negaranya. Karena itu dalam perundingan

terbentuk banyak kubu yang sangat menentukan pola dan isi negosiasi dalam COP.

Kubu-kubu tersebut terbentuk berdasarkan asas kepentingan, seperti kubu

kelompok negara maju, kelompok negara berkembang, kelompok negara-negara

penghasil minyak, kelompok aktivis lingkungan dll.

b. Perjanjian Internasional

Sebagai upaya penyelamatan Bumi dari pemanasan global maka

dihasilkanlah kesepakatan-kesepakatan yang diakui mayoritas negara di dunia,

diantaranya sebagai berikut:

Page 185: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

171

171

1) Protokol Montreal yang diratifikasi pada tahun 1987 yang dihasilkan dari

Konvensi Wina merupakan perjanjian lingkungan skala global paling sukses

dalam sejarah dan bisa dijadikan contoh bagi generasi sekarang dalam rangka

sebagai acuan pengambilan tindakan pencegahan kerusakan lingkungan bagi

generasi mendatang. Protokol ini merupakan bentuk usaha skala global untuk

melindungi lapisan ozon dengan mengendalikan produksi dan konsumsi zat

perusak ozon (Ozone Depleting Substance/ODS). Lebih dari 98% dari total ODS

seperti CFCs dan HFCs telah dieliminasi sebagai hasil kerja sama melalui

perjanjian ini.

2) Protokol Kyoto yang dinegosiasikan pada tahun 1997 dan diberlakukan mulai

tahun 2005 dengan masa komitmen sampai tahun 2012 yang dihasilkan pada

COP ke-3. Protokol ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca

sebesar 5% dibawah tingkat emisi tahun 1990 terutama bagi negara-negara

industri maju yang disebut dengan istilah Annex I. Namun pada pelaksanaannya,

kesepakatan Protokol Kyoto dianggap kurang begitu berhasil dalam memenuhi

tujuannya karena pada tahun 2012, beberapa negara industri maju

menghasilakan emisi gas rumah kaca dengan jumlah rata-rata diatas 10%.

3) Penggati Protokol Kyoto berhasil disepakati melalui Paris Agreement pada

tanggal 22 April tahun 2016 yang dihasilkan pada COP ke-21. Paris Agreement

akan menetapkan kerangka kerja berskala internasional setelah kesepakatan

tersebut diberlakukan pada tahun 2020. Tujuan kesepakatan ini adalah untuk

menjaga suhu Bumi dibawah 2˚C dan diupayakan membatasi limit kenaikan

sampai dengan 1,5˚C. Kesepakatan ini meminta semua pihak yang terlibat untuk

berkontribusi dalam upaya mitigasi dan adaptasi untuk memperkuat ketahanan

dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim berlandaskan asas

tanggung jawab bersama namun berbeda sesuai dengan kemampuan masing-

masing negara.

F. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan

Model

:

:

Saintifik

Socioscientifict Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

Page 186: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

172

172

G. MEDIA PEMBELAJARAN

No Media Pembelajaran Keterangan Jumlah

1 Media

PPT 1

Video 1

LKS 1

2 Alat dan bahan

Infokus 1

Laptop 1

Papan Tulis 1

Spidol 1

Speaker 1

H. SUMBER PEMBELAJARAN

No Sumber Keterangan

1 Buku

Marthen Kanginan. 2013. FISIKA untuk SMA/MA

Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fieska Cahyani dan Yandri Santoso. 2018. FISIKA

untuk SMA Kelas XI. Bogor: Quadra

Mumu Muhajir. 2010. REDD di Indonesia: Kemana

akan Melangkah?. Jakarta: HuMa

2 Website

www.gcftf.org

www.g77.org

www.worldwildlife.org

www.opec.org

www.climatenetwork.org

www.aosis.org

www.greenpeace.org/indonesia

www.mongabay.co.id

www.beritagar.id

www.hijauku.com

www.climate.nasa.gov

Page 187: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

173

I. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN SINTAKS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GURU SISWA

Pendahuluan

( 10 menit )

Orientasi Mengucapkan salam dan berdo’a

kemudian memeriksa kehadiran siswa

Menjawab salam dan berdo’a.

Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan mengaitkan

hubungan dengan materi yang akan

dipelajari

Meninjau kembali materi pada pertemuan

sebelumnya dan mendengarkan dengan

seksama kaitan materi tersebut dengan materi

hari ini

Motivasi

Memberikan pertanyaan seputar materi

yang akan dipelajari seperti “Kalian tau

tidak bagaimana tanggapan dunia

terhadap pemanasan global? Menurut

kalian, penting tidak Indonesia turut

serta menanggulangi pemanasan

global?”

Menyimak dan diharapkan menjawab

“Penting, soalnya pemanasan global

merugikan semua pihak termasuk

Indonesia”

Page 188: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

174

Pemberian

Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

hari ini dan menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

Menyimak penjelasan guru

Inti

(70 menit)

Menghadapi

Masalah Utama

1. Menampilkan video yang menyoroti

sebab akibat (CCC) dan upaya

penanggulangan pemanasan global

(DCI)

2. Memberikan pertanyaan mengenai

penomena tersebut, seperti “Apa

masalah utama dan kesimpulan yang

bisa kamu tarik dari tayangan vidio

tersebut?”

3. Mengarahkan siswa membentuk

kelompok untuk diskusi

1. Mengamati video yang disajikan guru

2. Menjawab pertanyaan untuk menyamakan

persepsi masalah utama

3. Membentuk kelompok

Pembelajaran

Sains 3 Dimensi

(CCC, DCI, SP)

berbasis

4. Memandu siswa berdiskusi dengan

memberikan LKS berkonteks

socioscientific issues (SSI) dan panduan

menilai kredibilitas informasi

5. Mengawasi jalannya diskusi

4. Membagi kelompok berdasarkan sudut

pandang berbeda yaitu dari asosiasi

negara maju, asosiasi negara

berkembang, asosiasi negara penghasil

minyak, asosiasi negara kepulauan,

Page 189: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

175

Penalaran

Sosiosaintifik

asosiasi pebisnis, aktivits lingkungan

hidup, dan asosiasi negara pemilik hutan

tropis (Proses Penalaran Sosiosaintifik)

5. Melakukan diskusi kelompok

Sintesis Ide 6. Meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil dari diskusi

6. Melakukan presentasi (SP)

Penutup

(20 menit)

Menyimpulkan

Mengajak siswa menyimpulkan bersama-

sama materi yang telah dipelajari

Bersama guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

Mengevaluasi Memberikan soal evaluasi kepada siswa Mengerjakan soal evaluasi dari guru

Memberikan

umpan balik

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Siswa diharapkan bertanya kepada guru jika

masih ada hal yang tidak dimengerti mengenai

materi

Memberikan

Tindak Lanjut

Memberikan tugas kepada siswa untuk

empelajari materi pertemuan selanjutnya

dan kemudian menutup kelas dengan

mengucapan salam

Mencatat dengan seksama tugas yang

diberikan oleh guru dan membalas salam

guru

Page 190: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

176

176

J. PENILAIN HASIL BELAJAR

Tahap

Penilaian Jenis Penilaian Instrumen

Proses Penilaian Observasi

Diskusi Kelompok Rubrik Observasi

Hasil Tes Tertulis 3 Butir Tes Uraian

………,…………………2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

(Kinkin Suartini, M.Pd) (Rosita Nur Azmi)

NIP.197804062006042003 NIM. 1113016300057

Page 191: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

177

177

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 7 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI IPA 4 / 2

Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global

Sub Materi : Solusi Alternatif Sumber Energi

Pertemuan : III (Ketiga)

Alokasi Waktu : 2 JP (1 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1

KI-2

KI-3

KI-4

:

:

:

:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan

bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 192: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

178

178

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.8. Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan

lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan

dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

1. Memfokuskan pada pertanyaan mengenai peristiwa efek rumah kaca

2. Menganalisis argumen mengenai peristiwa rumah kaca

3. Menanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi mengenai peristiwa efek rumah

kaca

4. Menggeneralisasi tabel dan grafik mengenai peristiwa efek rumah kaca

5. Menyimpulkan hipotesis kausalitas mengenai peristiwa efek rumah kaca

6. Mengidentifikasi asumsi mengenai peristiwa efek rumah kaca

7. Memformulasikan solusi alternatif mengenai peristiwa efek rumah kaca

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran setelah implementasi model Socioscientific Issues

Teaching and Leraning (SSI-TL), siswa diharapkan:

1. Mampu menilai kredibilitas suatu sumber dengan cara memberikan alasan

mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari berbagai sudut

pandang yang dilakukan siswa.

2. Mampu memutuskan suatu tindakan dengan cara memilih kriteria untuk

menilai solusi yang memungkinkan mengenai peristiwa efek pemanasan global

melalui diskusi dari berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

3. Mampu memutuskan suatu tindakan dengan cara memformulasikan solusi

alternatif mengenai peristiwa efek pemanasan global melalui diskusi dari

berbagai sudut pandang yang dilakukan siswa.

Page 193: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

179

179

E. MATERI

1. Peta Konsep

2. Isi Materi

Pemanasan global mengakibatkan cuaca semakin panas sehingga kebutuhan

listrik untuk menggunakan pendingin ruangan semakin besar. Jika sumber energi

listrik tidak menggunakan sumber energi yang terbarukan, maka lama kelamaan

akan terjadi krisis energi karena bakar fosil yang digunakan sampai sekarang tidak

akan bertahan selamanya. Berikut ini disajikan sumber alternatif energi yang bisa

dipertimbangkan sebagai sumber energi terbarukan diantaranya:

a. Air

Sumber energi tenaga air sejauh ini merupakan sumber terbesar sebagai

penghasil energi terbarukan yang rendah emisi karbon. Namun, potensi sumber

energi tenaga air memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas karena memiliki efek

negatif yang berkaitan efek ekologis dan lingkungan.

Page 194: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

180

180

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Air

b. Udara

Tempat pembangkit listrik tenaga angin berisi puluhan atau bahkan ratusan

turbin angin yang saling terhubung yang berlokasi di darat atau di lepas pantai.

Biaya sumber tenaga angin yang bertempat di daratan luas relatif lebih murah, tetapi

pasokan listrik yang dihasilkan tidak kontinyu. Sementara sumber energi tenaga

angin yang bertempat di lepas pantai memiliki biaya yang secara signifikan lebih

mahal untuk pembangunan dan pengoperasiannya, tetapi turbinnya berukuran lebih

besar sehingga tenaga listrik yang dihasilkan bisa lebih kontinyu dan lebih tidak

mengganggu pemandangan lingkungan karena lokasinya yang berada di lepas

pantai.

Mekanisme kerja Sumber Energi Tenaga Udara

Page 195: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

181

181

c. Nuklir

Teknologi tenaga nuklir memanfaatkan panas yang dihasilkan dari reaksi

fisi nuklir untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan

listrik. Keuntungan dari penggunaan tenaga nuklir adalah menghasilkan emisi

karbon yang sangat rendah. Meskipun demikian, keuntungan ini datang bersamaan

dengan sejumlah masalah, diantaranya potensi kebocoran nuklir, sulitnya

pengolahan pembuangan limbah nuklir, dan tingginya biaya pembangunan

pembangkit listrik tenaga nuklir.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Nuklir

d. Biomassa/Biofuel

Sumber biomassa seperti kayu dan sisa tanaman pertanian dapat digunakan

langsung sebagai bahan bakar, pembangkit listrik. Menurut IEA (International

Energy Agency), biomassa menyumbang sekitar 9% dari total pasokan energi

primer dunia. Penggunaan biomassa dibagi menjadi dua cara yaitu cara tradisional

dan modern. Contoh kategori tradisional adalah penggunaan kayu bakar secara

langsung sebagai bahan bakar rumah tangga. Sedangkan contoh kategori modern

adalah pembangkit listrik bertenaga kayu. Jika biomassa menggunakan bahan-

bahan organik secara langsung, biofuel diproduksi melalui penyulingan bahan-

bahan tersebut. Misalnya etanol yang dihasilkan dari jagung dan biodiesel yang

dihasilkan dari kedelai.

Page 196: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

182

182

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Biogas

e. Matahari

Sistem panel photovoltaic (PV) merupakan teknologi penangkap energi

surya. Menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik,

menggunakan bahan semikonduktor yang dapat menciptakan perbedaan potensial

listrik pada bahan yang terpapar cahaya. Panel PV menghasilkan arus searah,

dimana sistem harus dikonversi menjadi arus bolak-balik menggunakan inverter.

Panel surya dapat digunakan dengan skala kecil seperti yang dipasang di atap rumah

hingga digunakan sebagai pembangkit berskala besar.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Matahari

Page 197: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

183

183

f. Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi yang tersedia di kedalaman bumi. Terbuat

dari energi matahari yang telah disimpan di dalam bumi selama ribuan tahun. Juga

terbuat dari runtuhnya atau peluruhan radioaktif uranium, thorium dan kalium di

kedalaman bumi terutama di daerah-daerah yang rawan gempa bumi, kawah

vulkanik yang baru terbuat dan lempengan tektonik bumi. Tidak seperti energi

terbarukan lainnya, energi panas bumi tidak terbatas pada musim, waktu, dan

kondisi.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Panas Bumi

g. Pasang surut

Energi pasang surut adalah hasil interaksi energi kinetik dari orbital bulan,

bumi, dan matahari yang mengakibatkan pasang surut laut. Sumber energi ini tidak

menghasilkan polusi gas-gas berbahaya dan memiliki pasokan energi yang tidak

ada habisnya. Salah satu keuntungan dari pemanenan energi pasang surut adalah

bahwa arus pasang surut teratur dan dapat diprediksi karena tidak tergantung pada

perubahan musim atau jenis cuaca. Namun, pembangkit listrik pasang surut adalah

teknologi yang terbilang sangat baru, yang masih perlu diselidiki lebih lanjut.

Page 198: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

184

184

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Pasang Surut Laut

h. Gelombang Laut

Istilah energi gelombang mengacu pada energi gelombang permukaan laut

dan penangkapan energi tersebut untuk dikonversi menjadi pembangkit tenaga

listrik. Gelombang laut terdiri dar dua bentuk energi yaitu energi kinetik yang

berasal dari partikel air dan energi potensial yang berasal dari partikel air yang naik

ke atas. Kombinasi gaya gravitasi, tegangan permukaan laut, dan intensitas angin

adalah faktor utama yang membentuk gelombang laut.

Mekanisme Kerja Sumber Energi Tenaga Pasang Surut Laut

Page 199: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

185

185

F. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

Pendekatan

Model

:

:

Saintifik

Socioscientifict Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

G. MEDIA PEMBELAJARAN

No Media Pembelajaran Keterangan Jumlah

1 Media

PPT 1

Video 1

LKS 1

2 Alat dan bahan

Infokus 1

Laptop 1

Papan Tulis 1

Spidol 1

Speaker 1

H. SUMBER PEMBELAJARAN

No Sumber Keterangan

1 Buku

Marthen Kanginan. 2013. FISIKA untuk SMA/MA

Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Fieska Cahyani dan Yandri Santoso. 2018. FISIKA

untuk SMA Kelas XI. Bogor: Quadra

2 Website

www.mongabay.co.id

www.beritagar.id

www.hijauku.com

www.climate.nasa.gov

www.ebtke.esdm.go.id

www.theconversation.com

www.batan.go.id

www.activesustainability.com

Page 200: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

186

I. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN SINTAKS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GURU SISWA

Pendahuluan

( 10 menit )

Orientasi Mengucapkan salam dan berdo’a

kemudian memeriksa kehadiran siswa

Menjawab salam dan berdo’a.

Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada

pertemuan sebelumnya dan mengaitkan

hubungan dengan materi yang akan

dipelajari

Meninjau kembali materi pada pertemuan

sebelumnya dan mendengarkan dengan

seksama kaitan materi tersebut dengan materi

hari ini

Motivasi

Memberikan pertanyaan seputar materi

yang akan dipelajari seperti “Apakah

kamu tahu bahwa bahan bakar minyak

dan batubara tidak akan selalu tersedia

selamanya? Lantas kalau sudah habis,

kira-kira akibat apa yang akan terjadi?”

Menyimak dan diharapkan menjawab “Iya

tahu. Jika minyak dan batubara sudah habis

maka kita akan kesulitan menghasilkan

listrik dan kendaraan tidak akan bisa

beroperasi”

Page 201: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

187

Pemberian

Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

hari ini dan menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan

Menyimak penjelasan guru

Inti

(70 menit)

Menghadapi

Masalah Utama

1. Menampilkan video yang menyoroti

sebab akibat (CCC) solusi alternatif

sumber daya energi (DCI)

2. Memberikan pertanyaan mengenai

penomena tersebut, seperti “Apa

masalah utama dan kesimpulan yang

bisa kamu tarik dari tayangan vidio

tersebut?”

3. Mengarahkan siswa membentuk

kelompok untuk diskusi

1. Mengamati video yang disajikan guru

2. Menjawab pertanyaan untuk menyamakan

persepsi masalah utama

3. Membentuk kelompok

Pembelajaran

Sains 3 Dimensi

(CCC, DCI, SP)

berbasis

Penalaran

Sosiosaintifik

4. Memandu siswa berdiskusi dengan

memberikan LKS berkonteks

socioscientific issues (SSI) dan panduan

menilai kredibilitas informasi

5. Mengawasi jalannya diskusi

4. Membagi kelompok berdasarkan sudut

pandang berbeda yaitu dari sektor energi

air, udara, nuklir, biomassa/biofuel,

matahari, panas bumi, pasang surut

laut, gelombang laut (Proses Penalaran

Sosiosaintifik)

Page 202: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

188

5. Melakukan diskusi kelompok

Sintesis Ide 6. Meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil dari diskusi

6. Melakukan presentasi (SP)

Penutup

(20 menit)

Menyimpulkan

Mengajak siswa menyimpulkan bersama-

sama materi yang telah dipelajari

Bersama guru menyimpulkan materi yang

telah dipelajari

Mengevaluasi Memberikan soal evaluasi kepada siswa Mengerjakan soal evaluasi dari guru

Memberikan

umpan balik

Memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih ada hal yang tidak

dimengerti mengenai materi

Siswa diharapkan bertanya kepada guru jika

masih ada hal yang tidak dimengerti mengenai

materi

Memberikan

Tindak Lanjut

Memberikan tugas kepada siswa untuk

empelajari materi pertemuan selanjutnya

dan kemudian menutup kelas dengan

mengucapan salam

Mencatat dengan seksama tugas yang

diberikan oleh guru dan membalas salam

guru

Page 203: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

189

J. PENILAIN HASIL BELAJAR

Tahap

Penilaian Jenis Penilaian Instrumen

Proses Penilaian Observasi

Diskusi Kelompok Rubrik Observasi

Hasil Tes Tertulis 3 Butir Tes Uraian

………,…………………2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

(Kinkin Suartini, M.Pd) (Rosita Nur Azmi)

NIP.197804062006042003 NIM. 1113016300057

Page 204: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

190

Penilaian Diskusi Kelompok

Kelompok Nama

Anggota

Aspek yang Dinilai Skor

1 2 3

1

2, dst.

Rubrik Penilaian

No. Aspek 4 3 2 1

1 Keterlibatan

anggota

kelompok

Semua

anggota

terlibat

dalam

diskusi

Sebagian

besar anggota

terlibat dalam

diskusi dan

sebagian kecil

tidak

Sebagian

kecil anggota

terlibat

dalam

diskusi dan

sebagian

besar tidak

Semua

anggota tidak

menunjukkan

niat dan

usaha untuk

berdiskusi

2 Hasil

diskusi

Menjawab

semua

pertanyaan

dengan

tepat

Menjawab

sebagian

besar

pertanyaan

dengan tepat,

dan sebagian

kecil tidak

tepat

Menjawab

sebagian

kecil

pertanyaan

dengan tepat,

dan sebagian

besar tidak

tepat

Sama sekali

tidak

menjawab

pertanyaan

dengan tepat

3 Ketepatan

waktu

Selesai

melaporkan

hasil

diskusi

tepat waktu

atau lebih

awal

5 menit

terlambat

melaporkan

hasil diskusi

10 menit

terlambat

melaporkan

hasil diskusi

15 menit

terlambat

melaporkan

hasil diskusi

Page 205: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

191

Soal Evaluasi Kelas Kontrol dan Eksperimen Pertemuan I

No Soal Indikator

KBK Pertanyaan

1

Sumber gambar: www.cnnindonesia.com

Sebuah riset yang dilakukan oleh

para peneliti dari University of

Leeds, Inggris, mengungkapkan

bahwa pemanasan global dapat

memicu lebih banyak erupsi gunung

berapi di masa depan. Menurut

penelitian tersebut, sebelumnya ada

lebih sedikit jumlah aktivitas

vulkanik di Islandia, yakni saat

jumlah lapisan gletser (bongkahan

es besar yang terbentuk di atas

permukaan tanah) di sana lebih

banyak. Akan tetapi, jumlah erupsi

di sana terhitung meningkat secara

drastis ketika gletser-gletser itu

mulai mencair. Peneliti

mengibaratkan lapisan-lapisan es

yang menutupi gunung seperti

sebuah pelindung, yang mana jika

lapisan tersebut mencair akan

mengakibatkan deformasi gunung

berupa tanah longsong. Akan lebih

bermasalah jika gunung yang

kehilangan lapisan esnya adalah

jenis gunung berapi karena secara

langsung akan mengganggu

keseimbangan tekanan pada dapur

magmanya.

Klarifikasi Dasar:

Mampu

manganalisis

argumen dengan

cara membuat

ringkasan

Ringkasan

informasi apa

yang bisa kamu

ambil dari hasil

penelitian

tersebut?

2 Klarifikasi Dasar:

Mampu

menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Mengapa

dikatakan akan

lebih berbahaya

bagi jenis

gunung berapi

jika kehilangan

lapisan esnya?

3 Inferensi:

Mampu

menginduksi dan

menilai induksi

dengan cara

menyimpulkan

hipotesis bertipe

klaim kausal

Penelitian

tersebut

menyatakan

bahwa

pemanasan

global dapat

memicu

peningkatan

aktifitas erupsi

gunug berapi di

masa depan.

Menurutmu

apakah hipotesis

tersebut dapat

dibenarkan?

4 Klarifikasi Lebih

Lanjut:

Mampu

mengidentifikasi

asumsi dari alasan

yang tidak

dinyatakan

Menurut

pendapatmu apa

yang akan

terjadi jika

gletser-gletser es

terus-menerus

mencair?

Page 206: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

192

Soal Evaluasi Kelas Kontrol dan Eksperimen Pertemuan II

No Soal Indikator

KBK Pertanyaan

1 Berikut ini disajikan grafik produksi (garis biru)

dan konsumsi (garis merah) gas karbon dioksida

(CO2) India dan Korea Selatan 1990-2016:

Klarifikasi Dasar:

Mampu

memfokuskan diri

pada pertanyaan

dengan cara

memformulasikan

pertanyaan

Berdasarkan grafik

tersebut, buatlah

olehmu rumusan

masalah dalam

bentuk pertanyaan!

2 Inferensi:

Mampu

menginduksi dan

menilai induksi

dengan cara

menggeneralisasi

tabel dan grafik

Berdasarkan grafik

tersebut, buatlah

olehmu

kesimpulannya!

3 Inferensi:

Mampu menilai

suatu keputusan

dengan

mempertimbangkan

konsekuensinya

Dengan

mempertimbangkan

prinsip konvensi

common but

different

resonsibilities,

tepatkah keputusan

menempatkan India

dalam kategori

negara berembang?

Sertakanlah

alasanmu.

Page 207: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

193

Soal Evaluasi Kelas Kontrol dan Eksperimen Pertemuan III

No Soal Indikator

KBK

Pertanyaan

1

Sumber gambar: www.greenpeace.org

Minyak kelapa sawit dapat digunkan

sebagai campuran bahan bakar

biodiesel yang bisa digunakan sebagai

pengganti BBM. Namun dalam

prosesnya, perkebunan kelapa sawit

menghasilkan limbah cair dan gas

buangan metana yang dampaknya

lebih kuat 72 kali dibandingkan CO2

terhadap pemanasan global. Kendati

beberapa pengusaha perkebunan mulai

menerapkan mesin pengelola limbah

yang memisahkan gas metana dari

ampas limbah. Gas ini bisa digunakan

sebagai bahan bakar penggerak turbin

pembangkit listrik sehingga bisa

menjadi sumber listrik mandiri

perkebunan. Masyarakat sekitar juga

bisa ikut menikmati aliran listrik secara

tidak langsung karena perusahaan

menjual pasoka listriknya ke PLN.

Namun tetap, perkebunan telah

terbukti merusak kekayaan flora fauna

dan ekosistem seperti berkurangnya

primata orangutan dan rusaknya aliran

sungai akibat pengupasan lahan.

Keuntungan sawit tidak sebanding

dengan risiko ditanggung masyarakat

di masa depan.

Pendukung

Dasar:

Menilai

kredibilitas

sumber dengan

kriteria mampu

memberikan

alasan

Menurutmu

alasan apakah

diberikan untuk

mendukung

pernyataan

kalimat

terakhir?

2 Strategi dan

taktik:

Memutuskan

suatu tindakan

dengan cara

memilih

kriteria untuk

menilai solusi

yang

memungkinkan

Dengan

mempertim-

bangkan

kelebihan dan

kekurangan,

menurutmu

apakah minyak

kelapa sawit

bisa digunakan

sebagai solusi

pengganti

BBM di

Indonesia?

3 Strategi dan

taktik:

Memutuskan

suatu tindakan

dengan

memformulasi-

kan solusi

alternatif

Solusi alternatif

apakah yang

bisa kamu

berikan untuk

mengatasi

permasalahan

yang

ditimbulkan

jika nanti akan

dilakukan lagi

pembukaan

lahan untuk

kelapa sawit?

Page 208: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

194

Rubrik Penilaian Soal Evaluasi Pertemuan I

NO Kriteria Skor

Max. 16

1 Menuliskan ringkasan berikut:

Pemanasan global dapat memicu banyaknya erupsi gunung

merapi di masa depan yang diakibatkan karena mencairnya

gletser. Lapisan es yang mencair tidak bisa menahan longsor

gunung yang akan terjadi. Lebih berbahaya bagi gunung

merapi yang kehilangan gletser karena tidak bisa menahan

keseimbangan di dalam dapur magma, sehingga

mengakibatkan erupsi gunung merapi.

2 Menuliskan jawaban klarifikasi dasar berikut:

Karena akan mengganggu keseimbangan tekanan dapur

magma. Hal ini mengindikasikan bahwa gunung merapi

merupakan sistem bertekanan. Jika tekanan pada permukaan

gunung yang dihasilkan karena adanya lapisan es

menghilang, maka tidak ada yang menahan tekana yang

ditimbulkan di dalam dapur magma yang akhirnya

mengakibatkan erupsi gunung merapi. Hal inilah yang

mengakibatkan hilangnya lapisan es pada gunung berapi

akan lebih berbahaya dibanding gunung yang biasa

3 Menyimpulkan hipotesis dengan kriteria jawaban:

Ya. Karena pemanasan global berarti naiknya suhu bumi

yang mengakibatkan mencairnya bongkahan es yang

mengelilingi gunung. Jika gunung merapi kehilangan lapisan

es maka gunung akan kehilangan penekan erupsi dan

penahan terjadinya longsor. Kombinasi dua hal tersebut

akan membuat semakin sering terjadinya erupsi gunung

apabila lebih banyak es mencair di masa depan.

4 Menuliskan asumsi dengan menyatakan alasan yang tidak

dinyatakan sebagai berikut:

Jika lapisan es terus menerus mencair, selain erupsi gunung

yang akan terus-menerus terjadi yang mana akan

membahayakan bagi masyarakat yang tinggal disekitar

gunung, hal ini juga akan menyebabkan kenaikan tinggi

lautan yang menyebabkan terkikisnya daerah pinggiran

pantai yang jika terus-menerus terjadi bisa menyebabkan

tenggelamnya pulau yang berukuran kecil.

Page 209: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

195

Rubrik Penilaian Soal Evaluasi Pertemuan II

NO Kriteria Skor

Max. 12

1 Memformulasikan rumusan permasalahan dalam bentuk

pertanyaan

berikut:

a. Apakah terjadi tren kenaikan atau penurunan produksi

masyarakat India terhadap emisi GRK?

b. Apakah terjadi tren kenaikan atau penurunan konsumsi

masyarakat India terhadap emisi GRK?

c. Bagaimana perbandingan produksi vs. konsumsi

masyarakat India terhadap emisi GRK?

d. Apakah terjadi tren kenaikan atau penurunan produksi

masyarakat Korea Selatan terhadap emisi GRK?

e. Apakah terjadi tren kenaikan atau penurunan konsumsi

masyarakat Korea Selatan terhadap emisi GRK?

f. Bagaimana perbandingan produksi vs. konsumsi

masyarakat Korea Selatan terhadap emisi GRK?

g. Bagaimana perbandingan produksi vs. produksi

masyarakat India dan Korea Selatan terhadap emisi GRK?

h. Bagaimana perbandingan konsumsi vs. konsumsi

masyarakat India dan Korea Selatan terhadap emisi GRK?

2 Menyimpulkan isi grafik berikut:

Berdasarkan tabel pertama, cenderung terjadi tren kenaikan

produksi dan konsumsi emisi GRK masyarakat India dari

tahun 1990-2017 dengan kenaikan ±2 milyar ton emisi CO2.

Berdasarkan tabel kedua, cenderung terjadi tren kenaikan

produksi dan konsumsi emisi GRK masyarakat Korea

Selatan dari tahun 1990-2017 dengan kenaikan ±4 juta ton

emisi CO2.

Masyarakat India lebih banyak memproduksi dan

mengkonsumsi emisi GRK dibanding dengan masyarakat

Korea Selatan dengan selisih produksi dan konsumsi ±1.400

juta ton emisi CO2 lebih banyak pada rentang tahun 1990-

2017.

3 Mempertimbangkan keputusan berdasarkan konsekuensi

dengan kriteria:

Prinsip common but differentiated resonsibilities berarti

setiap negara sama-sama mempunyai tanggungjawab yang

Page 210: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

196

sama namun dibedakan berdasarkan kemampuan negara

masing-masing. Berdasarkan perotokol Kyoto, negara maju

dibebankan tanggung jawab yang lebih besar terhadap

penurunan emisi GRK dibanding negara berkembang dan

negara maju wajib memberikan bantuan dana dan transfer

energi kepada negara berkembang karena ketika melihat

sejarah masa lalu rata-rata negara maju menghasilkan emisi

GRK lebih besar daripada negara berkembang. Jika dilihat

dari grafik, baik konsumsi dan produksi emisi GRK India

yang termasuk kategori negara berkembang lebih besar

dibandingkan Korea Selatan yang termasuk kategori negara

maju, maka jika melihat prinsip keadilan, harusnya India

dibebankan tanggungjawab yang sama dengan negara maju

berdasarkan alasan sejarah masa lalu. Namun jika melihat

rata-rata penghasilan masyarakat India yang membuatnya

masuk kedalam kategori negara berkembang, maka tidak adil

jika India harus dibebankan tanggung jawab seperti

memberikan bantuan dana.

Page 211: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

197

Rubrik Penilaian Soal Evaluasi Pertemuan III

NO Kriteria Skor

Max. 12

1 Menilai kredibilitas dengan memberikan alasan berikut:

Alasannya adalah fakta yang terjadi yaitu kerusakan

lingkungan yang dihasilkan akibat pembukaan lahan untuk

kelapa sawit mengakibatkan rusaknya hutan yang

mengakibatkan menurunnya populasi orangutan dan

rusaknya aliran sungai. Rusaknya hutan tidak bisa secara

langsung diperbaiki hanya dengan menanam kelapa sawit

karena butuh waktu agar tanaman untuk tumbuh. Rusaknya

hutan berarti tidak ada yang menyerap gas CO2. Selain itu

populasi orangutan menurun juga karena lingkungan hidup

mereka yang telah dirusak, jika kerusakan ini terus berlanjut

maka kemungkinan besar yang akan terjadi di masa depan

adalah ancaman kepunahan dan meningkatnya suhu global.

2 Memutuskan suatu tindakan dengan dengan

memilih/mempertimbangkan kriteria untuk memilih solusi

sebagai berikut:

Minyak kelapa sawit sebagai campuran bahan bakar

biodiesel bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar

minyak fosil karena minyak kelapa sawit bisa dihasilkan

terus menerus alias berkelanjutan dan tidak terbatas. Selain

itu bahan bakar biodiesel menghasilkan lebih sedikit emisi

GRK dibanding BBM fosil sehingga bisa membantu

menurunkan emisi GRK Indonesia. Namun pemerintah perlu

melakukan pengawasan ketat terhadap proses pembuatan

minyak kelapa sawit agar tidak dihasilkan melalui cara kotor

(merusak lingkungan).

3 Memutuskan tindakan dengan memberikan solusi alternatif:

Pemerintah perlu melakukan pengawasan secara ketat

terhadap produksi minyak kelapa sawit karena menurut

artikel, hanya beberapa perusahaan yang melakukan daur

ulang limbah. Selain itu, jangan dilakukan pembukaan lahan

yang merusak hutan seperti pembakaran besar-besaran, meski

tujuannya agar lebih banyak minyak sawit yang dihasilkan,

perusahaan kelapa sawit bisa menyewa lahan-lahan milik

petani kecil.

Page 212: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

198

Pedoman Penskoran Soal Evaluasi

Pertemuan No. Soal Pedoman Penskoran

Ke-1 1

Skor 4= Menuliskan 3 kalimat utama yang

tepat

Skor 3= Menuliskan 2 kalimat utama yang

tepat

Skor 2= Menuliskan 1 kalimat utama yang

tepat

Skor 1= Menuliskan kalimat utama yang tidak

tepat

Skor 0= Tidak menjawab pertanyaan

Ke-2 1

Skor 4= Memformulasikan 8 rumusan masalah

Skor 3= Memformulasikan 6 rumusan masalah

Skor 2= Memformulasikan 4 rumusan masalah

Skor 1= Memformulasikan 2 rumusan masalah

Skor 0= Tidak menjawab pertanyaan

Ke-1, Ke-2

dan Ke-3

2-4, 2-3

dan 1-3

Skor 4 = Menjawab dengan tepat dengan

memberikan alasan yang lengkap

Skor 3= Menjawab dengan tepat dengan

memberikan alasan yang setengah lengkap

Skor 2= Menjawab dengan tepat (ya/tidak,

setuju/tidak, benar/tidak, bagus/tidak) namun

tidak memberikan alasan

Skor 1= Menjawab dengan tidak tepat

Skor 0= Tidak menjawab pertanyaan

Page 213: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

199

Lampiran B.3 LKS Kelas Eksperimen

Sub Materi : Efek Rumah Kaca

Pertemuan : Ke-1

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota : 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

LEMBAR KERJA SISWA

MATERI EFEK PEMANASAN GLOBAL Berbasis Model Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

Page 214: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

200

APAKAH PEMANASAN GLOBAL ITU NYATA?

Radiasi sinar matahari sampai ke permukaan

bumi setelah melewati atmosfer yang

kemudian hampir 30% dipantulkan kembali ke

luar angkasa sedangkan sisanya diserap oleh

permukaan bumi. Material seperti bebatuan,

tanah dan air menyerap energi radiasi sinar

matahari sehingga membuat daratan menjadi

hangat. Material ini akan menjadi sumber

kalor yang lebih dingin dibanding matahari.

Pada gilirannya, material-material ini akan

memancarkan kembali energi yang diserapnya

menuju ke atmosfer dalam bentuk radiasi

infra merah (IM).

Ilustrasi rumah kaca

memancarkan kembali energi yang diserapnya menuju ke atmosfer dalam bentuk

radiasi infra merah (IM). Frekuensi radiasi IM yang dipancarkan material ini sama

dengan frekuensi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4),

nitrogen oksida (N2O) dan freon (CFC) sehingga membuat GRK dengan mudah dapat

menyerap energi radiasi IM material tersebut. Energi IM yang diserap ini

menyebabkan peningkatan energi kinetik molekul GRK yang ditunjukkan dengan

peningkatan suhu. Molekul GRK yang bergerak ini nantinya akan memancarkan radiasi

IM. Sejumlah kecil radiasi yang dipancarkan akan dipantulkan ke luar angkasa dan

sejumlah besarnya diarahkan lagi kembali ke permukaan bumi untuk meningkatkan

suhu permukaan bumi. Proses pemanasan atmosfer bagian bawah melalui penyerapan

radiasi sinar matahari dan pemancaran kembali dalam bentuk radiasi infra merah

inilah yang disebut efek rumah kaca (greenhouse effect). Jika peristiwa ini terus

menerus terjadi maka akan mengakibatkan pemanasan global.

Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas

manusia di seluruh dunia. Konsumsi bahan bakar fosil, aktivitas pertanian dan

peternakan, aktivitas perindustrian, kerusakan hutan, dan tumpukan sampah

menghasilkan gas-gas rumah kaca. Berikut disajikan data emisi gas rumah kaca.

Ilustrasi efek rumah kaca

radiasi infra merah inilah yang disebut

efek rumah kaca (greenhouse effect).

Jika peristiwa ini terus menerus

terjadi maka akan mengakibatkan

pemanasan global. GRK dihasilkan dari

aktivitas manusia di berbagai sektor di

seluruh dunia seperti konsumsi bahan

bakar fosil, aktivitas pertanian dan

peternakan, perindustrian, kerusakan

hutan, dan tumpukan sampah.

MASALAH UTAMA

Page 215: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

201

Berikut disajikan data emisi gas rumah kaca dari berbagai sektor

Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa:

Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.

Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan

selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut dan

kenaikan permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan pulau

kecil dan daerah landai akan hilang. Sebagai akibat dari masuknya atau

merembesnya air laut, membuat kualitas air tanah menjadi buruk.

Kenaikan suhu akan menjadi faktor penyeleksi alam dimana spesies yang tidak

mampu beradaptasi akan mengalami kepunahan.

Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang

dan migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran

menuju ke daerah yang lebih dingin.

Page 216: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

202

1. Buatlah olehmu rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan!

2. Dengan mempertimbangkan informasi yang penting, buatlah olehmu

ringkasan dari berita di atas!

3. Mengapa Indonesia harus lebih memperhatikan masalah pemanasan

global?

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 217: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

203

Format Pertanyaan untuk Kelompok 1

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika degradasi pesisir

pantai dan migrasi ikan terus menerus berlanjut!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 218: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

204

Anggota : Asosiasi Kemaritiman Indonesia (AKMI)

Deskripsi : Bertujuan mengawasi pemanfaatan laut Indonesia

Sebagai anggota Asosiasi Kemaritiman Indonesia (AKMI), apa solusi

alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-undangan untuk

pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 219: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

205

Format Pertanyaan untuk Kelompok 2

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika deforestasi hutan

terus menerus berlanjut!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 220: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

206

Anggota : Asosiasi Kehutanan Indonesia (AKHI)

Deskripsi : Bertujuan mengawasi pemanfaatan hutan Indonesia

Sebagai anggota Asosiasi Kehutanan Indonesia (AKHI), apa solusi

alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-undangan untuk

pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 221: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

207

Format Pertanyaan untuk Kelompok 3

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika jumlah sektor

industri di Indonesia terus meningkat?

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 222: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

208

Anggota : Asosiasi Perindustrian Indonesia (API)

Deskripsi : Bertujuan mengawasi pengelolaan berbagai industri di

Indonesia

Sebagai anggota Asosiasi Perindustrian Indonesia (API), apa solusi

alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-undangan untuk

pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 223: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

209

Format Pertanyaan untuk Kelompok 4

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika Indonesia

menghentikan impor sampah!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 224: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

210

Anggota : Asosiasi Pecinta Lingkungan Indonesia (APLI)

Deskripsi : Bertujuan mengawasi lingkungan Indonesia yang

bebas dari berbagai polusi

Sebagai anggota Asosiasi Pecinta Lingkungan Indonesia (APLI), apa solusi

alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-undangan untuk

pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 225: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

211

Format Pertanyaan untuk Kelompok 5

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika pemerintahan

Indonesia memutuskan untuk mengurangi jumlah peternakan dalam

rangka menekan emisi gas rumah kaca!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 226: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

212

Anggota : Asosiasi Agrikultur Indonesia (AAI)

Deskripsi : Bertujuan mengawasi perkembangan pertanian dan

peternakan di Indonesia

Sebagai anggota Asosiasi Agrikultur Indonesia (AAI), apa solusi

alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-undangan untuk

pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 227: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

213

Format Pertanyaan untuk Kelompok 6

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika banyak flora dan

fauna tidak mampu beradaptasi dengan perubahan suhu!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 228: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

214

Anggota : Asosiasi Pelindung Flora dan Fauna Indonesia (APFFI)

Deskripsi : Bertujuan mengawasi pemanfaatan kekayaan flora

dan fauna Indonesia

Sebagai anggota Asosiasi Pelindung Flora dan Fauna Indonesia (APFFI),

apa solusi alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-

undangan untuk pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas

rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 229: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

215

Format Pertanyaan untuk Kelompok 7

4. Dari grafik dalam artikel diatas, buatlah olehmu kesimpulannya!

5. Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa “pemanasan global

mengakibatkan seringnya gempa bumi terjadi”. Apakah hipotesis

tersebut dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika pemerintah

Indonesia mengesahkan penggunaan mobil listrik di Indonesia!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 230: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

216

Anggota : Asosiasi Pengembangan Energi Indonesia (APEI)

Deskripsi : Bertujuan memanfaatkan dan mengembangkan

sumber energi yang ada di Indonesia

Sebagai anggota Asosiasi Pengembangan Energi Indonesia (APEI), apa

solusi alternatif dan/atau rekomendasi peraturan perundang-undangan

untuk pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah

kaca?

SINTESIS IDE

Page 231: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

217

LEMBAR KERJA SISWA

MATERI EFEK PEMANASAN GLOBAL Berbasis Model Socioscientifict Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

Sub Materi : Upaya Penanggulangan Pemanasan Global

Pertemuan : Ke-2

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota : 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

Page 232: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

218

LUBANG OZON DAN TANGGAPAN DUNIA

Pada tahun 1950, ilmuwan memperkenalkan senyawa

CFC (freon) yang digunakan sebagai bahan pendingin

AC, lemari es dan pada pendorong aerosol. CFC dapat

bertahan di lapisan ozon (O3) selama 70-400 tahun.

Ozon sebagai lapisan pelindung bumi dari sinar

matahari (UV) terbentuk ketika oksigen (O2) terbelah

oleh UV menjadi atom oksigen tunggal. Atom oksigen

tunggal dapat bergabung kembali untuk membentuk

O2 atau dapat bergabung dengan sesamanya untuk

membentuk ozon (O3). Namun pada tahun 1985

sekelompok peneliti menemukan lubang ozon besar

di antartika. Ternyata melalui pengaruh radiasi UV

radiasi matahari (UV), molekul CFC terurai

membebaskan atom klorin (Cl). Atom klorin ini

bereaksi dengan ozon dan mengubah ozon menjadi

oksigen biasa dan klorin. Klorin yang terbentuk

kembali dapat melakukan reaksi berantai untuk

memusnahkan ozon. Satu atom klorin dapat

memusnahkan 100.000 molekul ozon. Walaupun

oksigen yang terlepas nantinya dapat bergabung lagi

membentuk ozon, proses ini memerlukan waktu

cukup lama. Kerusakan lapisan ozon yang teramati

saat ini kemungkinan besar disebabkan oleh CFC

yang sebenarnya sudah terlepas ke atmosfer sejak

20-30 tahun sebelumnya.

Skema pembentukan dan penguraian O3

pengaruh radiasi UV, molekul CFC yang berada di lapisan ozon terurai membebaskan

atom klorin (Cl). Atom klorin ini bereaksi dengan ozon dan mengubah ozon menjadi

oksigen biasa dan klorin. Satu klorin yang terbentuk kembali dapat melakukan reaksi

berantai untuk memusnahkan 100.000 molekul ozon. Walaupun oksigen nantinya

dapat bergabung lagi membentuk ozon, proses ini memerlukan waktu cukup lama.

Kerusakan lapisan ozon yang teramati saat ini kemungkinan besar disebabkan oleh CFC

yang sebenarnya sudah terlepas ke atmosfer sejak 20-30 tahun lalu. Isu ini muncul

kepermukaan sebagai masalah yang dianggap serius ketika Konferensi Iklim Dunia ke-1

yang membahas bagaimana efek perubahan iklim terhadap manusia. Pertemuan ini

melahirkan lembaga panel antarpemerintah (IPCC) yang diberi mandat untuk

melakukan asesmen terhadap perubahan iklim, lingkungan, dampak sosial dan

ekonomi, serta strategi respons yang memungkinkan. Konferensi iklim dunia

selanjutnya membentuk The Intergovernmental Negotiating Committee (INC) yang

menjadi wadah tunggal proses negosiasi antar pemerintah yang menghasilkan draft

kerangka kerja konvensi perubahan iklim yang selanjutnya disebut United Nations

Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Tujuan UNFCCC adalah

menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sampai tingkat yang mampu

mencegah campur tangan manusia dengan sistem iklim. Kerangka kerja ini

menentukan bagaimana perjanjian internasional tertentu (protokol) dapat mengatur

batas gas rumah kaca berlandaskan hukum yang benar-benar mengikat.

Ilustrasi efek rumah kaca

MASALAH UTAMA

kerangka kerja konvensi perubahan iklim

yang selanjutnya disebut United Nations

Framework Convention on Climate

Change (UNFCCC). Tujuan UNFCCC

adalah menstabilkan konsentrasi gas

rumah kaca di atmosfer sampai tingkat

yang mampu mencegah campur tangan

manusia dengan sistem iklim.

Page 233: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

219

Analisis Nilai Rata – Rata Ozon dan Lubang Ozon Periode Data 1979 – 2018 oleh BMKG

campur tangan manusia dengan sistem iklim. Kerangka kerja ini menentukan

bagaimana perjanjian internasional (protokol) dapat mengatur batas emisi gas rumah

kaca dengan lanadasan hukum yang benar-benar mengikat. Selanjutnya proses

perundingan INC diteruskan oleh Conference of Parties (COP) yang diadakan setahun

sekali. COP merupakan badan yang berwenang membuat keputusan dan bertanggung

jawab menjaga konsistensi internasional dalam mencapai tujuan utama konvensi. COP

menggunakan laporan-laporan IPCC sebagai dasar ilmiah ketika melakukan negosiasi.

Sebagai upaya penyelamatan Bumi maka dibuatlah perjanjian internasional salah

satunya bernama Protokol Kyoto. Protokol ini menjunjung salah satu prinsip yaitu

common but differentiated responsibility. Namun sejak protokol dibentuk, banyak

perdebatan terjadi terkait penerapan prinsip tersebut karena kebijakan yang nanti akan

diberlakukan memiliki dampak implikasi ekonomi yang sangat besar sehingga dalam

negosiasi terbentuk banyak kubu berdasarkan asas kepentingan. Negara maju

bertanggung jawab terhadap 2/3 emisi masa lalu, namun mereka memiliki

perlengkapan terbaik untuk menangkal dampak merusak perubahan iklim. Sementar

negara berkembang masih sangat membutuhkan pembangunan ekonomi dan lebih

rentan terhadap dampak perubahan iklim. Protokol ini tidak menambahkan kewajiban

yang ditujukan kepada negara berkembang tapi menekankan tanggungjawab negara

maju untuk melakukan pengurangan emisi dan berada di garis terdepan dalam

mengatasi isu perubahan iklim dengan memberi bantuan berupa dana dan transfer

teknologi untuk negara berkembang.

Page 234: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

220

1. Buatlah olehmu rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan!

2. Dengan mempertimbangkan informasi yang penting, buatlah olehmu

ringkasan dari artikel di atas!

3. Buatlah olehmu kesimpulan dari grafik dalam artikel diatas!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 235: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

221

4. Menurut pendapatmu alasan apa yang tepat digunakan untuk

mendukung pernyataan bahwa kerusakan ozon saat ini merupakan ulah

dari pemakaian CFC di masa lalu?

5. Menurut pendapatmu tepatkah keputusan suatu negara ikut serta

menandatangani Protokol Kyoto? Jelaskan melalui sudut pandang

kelompokmu.

6. Berikan dugaanmu terkait apa yang akan terjadi jika Protokol Kyoto

tidak bisa mencapai kesepakatan bersama!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 236: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

222

Format Pertanyaan untuk Kelompok 1

Kelompok : The JUSCANZ Group

Deskripsi : Beranggotakan negara-negara maju Jepang, Amerika

Serikat (US), Canada, Australia dan New Zealand

yang dibentuk dengan tujuan saling bertukuan

informasi terkait perkembangan teknologi

Sebagai kelompok The JUSCANZ Group, apa solusi alternatif dan/atau

kritik terhadap Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 237: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

223

Format Pertanyaan untuk Kelompok 2

Kelompok : The Group of 77 and China

Deskripsi : Beranggotakan negara-negara berkembang plus China

yang dibentuk dengan tujuan pertukaran informasi

seputar ekonomi dan pembangunan

Sebagai kelompok The Group of 77 and China, apa solusi alternatif

dan/atau kritik terhadap Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah

kaca?

SINTESIS IDE

Page 238: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

224

Format Pertanyaan untuk Kelompok 3

Kelompok : Alliance of Small Island States (AOSIS)

Deskripsi : Beranggotakan negara-negara kepulauan yang

dibentuk berdasarkan isu-isu perubahan iklim,

pembangunan berkelanjutan dan konservasi laut

Sebagai kelompok AOSIS, apa solusi alternatif dan/atau kritik terhadap

Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 239: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

225

Format Pertanyaan untuk Kelompok 4

Kelompok : Organization of the Petroleum Exporting Countries

(OPEC)

Deskripsi : Beranggotakan negara-negara penghasil minyak yang

dibentuk dengan tujuan memastikan stabilisasi pasar

minyak dunia.

Sebagai kelompok OPEC, apa solusi alternatif dan/atau kritik terhadap

Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 240: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

226

Format Pertanyaan untuk Kelompok 5

Kelompok : Aliansi Pebisnis Dunia (APD)

Deskripsi : Beranggotakan pebisnis jasa asuransi dan pengusung

energi terbarukan yang dibentuk berdasarkan

banyaknya klaim kerugian akibat perubahan iklim dan

sebagai penyedia ide alternatif energi terbarukan.

Sebagai kelompok APD, apa solusi alternatif dan/atau kritik terhadap

Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 241: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

227

Format Pertanyaan untuk Kelompok 6

Kelompok : Climate Action Network (CAN)

Deskripsi : Berisi aktivis lingkungan yang tersebar diberbagai

negara yang bekerja untuk mempromosikan tindakan

pemerintah dan individu untuk membatasi penyebab

perubahan iklim dan untuk melindungi atmosfer.

Sebagai kelompok CAN, apa solusi alternatif dan/atau kritik terhadap

Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 242: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

228

Format Pertanyaan untuk Kelompok 7

Kelompok : The Governors’ Climate and Forests Task Force (GFC

Task Force)

Deskripsi : Beranggotaan pemerintah lokal yang mempunyai

wilayah hutan tropis yang bekerja untuk merumuskan

rekomendasi kebijakan terkait emisi karbon hutan.

Sebagai kelompok GFC Task Force, apa solusi alternatif dan/atau kritik

terhadap Protokol Kyoto untuk menekan emisi gas rumah kaca?

SINTESIS IDE

Page 243: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

229

Sub Materi :Solusi Alternatif Energi Terbarukan

Pertemuan : Ke-3

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota : 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

LEMBAR KERJA SISWA

MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL Berbasis Model Socioscientific Issues Teaching and Learning (SSI-TL)

Page 244: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

230

MOBIL LISTRIK, SOLUSI TURUNKAN EMISI GRK?

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas

Rumah Kaca (GRK) 29% di tahun 2030 sesuai dengan perjanjian Paris.

Langkah strategis yang akan pemerintah lakukan adalah dengan

meningkatkan produksi mobil listrik. Selain dapat mengurangi

ketergantungan pada energi fosil (BBM) juga akan mengurangi

ketergantungan Indonesia pada impor minyak yang berpotensi menghemat

devisa kurang lebih Rp798 triliun. Terkait dengan optimalisasi daya listrik

untuk kendaraan listrik, di mana kebutuhan listrik di tahun 2020

diperkirakan mencapai 279 MW dan tahun 2023 mencapai 2.279 MW, maka

tanpa perlu menambah investasi, pasokan listrik PLN dianggap sudah cukup

memadai. Jika menggunakan mobil listrik, dengan kapasitas listrik yang ada,

PLN tidak perlu menambah pembangkit karena proses charging mobil listrik

dapat dilakukan di rumah di saat beban tegangan listrik rendah, antara pukul

22.00 sampai 04.00.

Sementara itu di Cina yang lebih mengkomersialisasikan mobil listrik

mencatat lonjakan penjualan kendaraan bertenaga listrik lebih dari 300 ribu

unit pada tahun 2019 dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 5 juta unit

pada tahun 2020 mendatang. Bahkan, pihak pemerintah setempat juga telah

mengumumkan dukungannya untuk mendirikan sejumlah pabrik baterai

berkapasitas besar.

MASALAH UTAMA

Page 245: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

231

Sumber: www.carbonbrief.com

Namun faktanya, produksi kendaraan bertenaga listrik di Cina justru

semakin menghasilkan lebih banyak gas efek rumah kaca karena

membutuhkan penyerapan energi listrik yang lebih besar. Meski kendaraan

listrik terlihat ramah lingkungan serta hemat energi dibandingkan kendaraan

konvensional, namun kenyataan yang lebih kompleks turut menyertainya.

China mencatat kendaraan listrik berkontribusi terhadap 50% kenaikan

emisi gas rumah kaca.

Di lain pihak, rata-rata mobil listrik di AS hanya menghasilkan

separuh dampak gas rumah kaca dibandingkan mobil konvensional selama

siklus hidup kendaraan tersebut. Hal ini dikarenakan negara-negara tersebut

telah memiliki pembangkit listrik yang menghasilkan lebih banyak energi

terbarukan. Hal yang sama juga dilakukan oleh negara-negara di Eropa,

kendaraan listrik di wilayah tersebut mencatat pengurangan 10% emisi gas

rumah kaca. Tentu saja, perbedaan kondisi ini terkait dengan infrastruktur

energi di China dalam memproduksi listrik yang masih sangat bergantung

pada sumber karbon tinggi misalnya batubara. Kendaraan listrik memang

dapat membantu Cina mengurangi tingkat emisi jika beralih menggunakan

sumber energi terbarukan dan melakukan efisiensi energi yang lebih besar.

Page 246: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

232

1. Buatlah olehmu rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan!

2. Dengan mempertimbangkan informasi yang penting, buatlah olehmu

ringkasan dari berita di atas!

3. Buatlah olehmu kesimpulannya dari grafik dalam artikel diatas!

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 247: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

233

4. Dengan mempertimbangkan situasi Indonesia saat ini, tepatkah

langkah pemerintah memilih untuk tidak menambah pembangkit listrik

ketika rencana produksi mobil listrik tetap terus dijalankan?

5. Dengan melihat situasi negara-negara yang terlebih dahulu

memproduksi mobil listrik, berikan dugaanmu terkait situasi apa yang

akan terjadi di Indonesia jika pemerintah tetap menjalankan rencana

meningkatkan produksi mobil listrik untuk mereduksi emisi GRK!

6. Dalam rangka mereduksi emisi GRK, menurutmu manakah yang paling

cocok diterapkan terlebih dahulu di Indonesia antara menginvestasikan

anggaran untuk pengembangan energi terbarukan atau investasi

anggaran untuk peningkatan produksi mobil listrik?

AYO MENALAR MASALAH SOSIOSAINS!

Page 248: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

234

Format Pertanyaan untuk Kelompok 1

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Air

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga air berikut

mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Air, apa

keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa direkomendasikan

sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk

dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 249: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

235

Format Pertanyaan untuk Kelompok 2

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Udara

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga udara berikut

mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Udara, apa

keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa direkomendasikan

sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk

dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 250: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

236

Format Pertanyaan untuk Kelompok 3

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Nuklir

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga nuklir berikut

mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Nuklir, apa

keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa direkomendasikan

sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk

dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 251: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

237

Format Pertanyaan untuk Kelompok 4

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga

Biomassa/Biofuel

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga biomassa/biofuel

berikut mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga

Biomassa/Biofuel, apa keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa

direkomendasikan sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak

untuk dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 252: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

238

Format Pertanyaan untuk Kelompok 5

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Matahari

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga matahari berikut

mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Matahari,

apa keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa direkomendasikan

sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk

dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 253: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

239

Format Pertanyaan untuk Kelompok 6

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Panas

Bumi

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga panas bumi berikut

mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Panas Bumi,

apa keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa direkomendasikan

sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk

dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 254: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

240

Format Pertanyaan untuk Kelompok 7

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Pasang

Surut Laut

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga pasang surut laut

berikut mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Pasang

Surut Laut, apa keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa

direkomendasikan sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak

untuk dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 255: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

241

Format Pertanyaan untuk Kelompok 8

Kelompok : Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga

Gelombang Laut

Deskripsi : Bertujuan menyediakan data dan fakta kelebihan

sumber energi terbarukan tenaga gelombang laut

berikut mekanisme kerjanya.

Sebagai kelompok Peneliti Sumber Energi Terbarukan Tenaga Gelombang

Laut, apa keunggulan sumber energi tenaga air sehingga bisa

direkomendasikan sebagai solusi alternatif pengganti bahan bakar minyak

untuk dikembangkan dan digunakan di Indonesia?

SINTESIS IDE

Page 256: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

242

Panduan Menilai Kredibilitas Informasi

Mari Kenali Sumber Informasimu!

Dengan teknologi yang semakin modern, maka sangat mungkin

untukmu menemukan informasi apapun secara virtual, namun

kualitas dan kegunaan informasi yang sedang kamu cari bisa

berbeda-beda. Sangat penting bagi kamu untuk memperhatikan

darimana informasi itu berasal, identitas penyebar berita

(kredibilitasnya, keahliannya, potensi bias informasi, dll) dan apa

yang bisa dan/atau harus kamu lakukan dengan informasi terebut.

Sayangnya tidak ada alat yang bisa mendeteksi kekeliruan dari

suatu informasi. Namun berikut ini ada beberpa saran pertanyaan

yang bisa dijadikan petunjuk dan pertimbangan ketika kamu ingin

menilai dan menganalisis ketepatan suatu informasi. Perhatikan

bahwa tidak semua pertanyaan ini bisa diaplikasikan ke semua

sumber informasi.

1. Siapa (atau organisasi atau perusahaan apa) yang

menyediakan berita?

2. Apa tujuan dari publikasi berita tersebut?

3. Apa keahlian dan/atau pengalaman relevan yang penulis

(atau organisasi atau perusahaan) punya?

4. Apakah terdapat penyimpangan informasi dari penulis

(atau organisasi atau perusahaan) dan bagaimana bisa

penyimpangan tersebut mempengaruhi isi informasi?

5. Apakah informasi yang disajikan terlihat akurat?

Apakah ada pendukung informasi dari klaim yang

disajikan? Apakah penulis terlihat seperti

memputarbalikkan fakta atau analisisnya?

6. Apakah berita yang disajikan memiliki informasi yang

penting? Apakah berita yang disajikan memiliki bagian-

bagian yang kurang begitu dibutuhkan yang bisa

menimbulkan salah paham?

Page 257: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

243

LAMPIRAN C

Instrumen Penelitian

1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

5. Soal Penelitian yang Digunakan

Page 258: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

4

Lampiran C.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

No Materi Kelompok

Berpikir Kritis

Indikator Berpikir

Kritis Sub Indikator Berpikir Kritis

No.

Soal

Soal

1 Efek Rumah Kaca Klarifikasi Dasar Memfokuskan pada

pertanyaan

Memformulasikan sebuah

pertanyaan 1

7

Menganalis argumen Membuat ringkasan 2

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

klarifikasi dan/atau

suatu tantangan

Menjawab pertanyaan klarifikasi:

Mengapa? 3

Pendukung Dasar Menilai kredibilitas

dari suatu sumber

Kemampuan memberikan alasan 4

Inferensi Induksi dan menilai

induksi

Generalisasi tabel dan grafik 5

Menyimpulkan kesimpulan dan

hipotesis bertipe klaim kausal 6

Klarifikasi Lebih

Lanjut

Mengidentifikasi

asumsi

Alasan yang tidak dinyatakan 8

2 Upaya

Penanggulangan

Pemanasan Global

Inferensi Membuat dan

mempertimbangkan

nilai suatu keputusan

Konsekuensi

7 1

3 Solusi Alternatif

Sumber Energi

Strategi dan taktik Memutuskan suatu

tindakan

Memilih kriteria untuk menilai

solusi yang memungkinkan 9 2

Memformulasikan solusi alternatif 10

Jumlah Soal 10

Page 259: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

5

Lampiran C.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub

Indikator KBK

Soal Pertanyaan

1 Klarifikasi

dasar

(elementary

clarification)

Memfokuskan

pada pertanyaan

dengan cara

memformulasikan

pertanyaan

Dari potongan

berita tersebut,

buatlah olehmu

rumusan masalah

dalam bentuk

pertanyaan!

Penuaan Dini, apa sih Penyebabnya?

Radikal bebas adalah molekul tidak stabil

yang berbahaya bagi kesehatan tubuh dan

kulit seseorang. Molekul inilah yang

menyebabkan penuaan dini pada wajah

yang ditandai dengan adanya kerutan

wajah, flek hitam, kusam, dan yang

terparah adalah kanker kulit. Hal ini terjadi

karena molekul tersebut mencoba

menyeimbangkan dirinya dengan

mengambil elektron ekstra dari atom yang

ada di kulit. Saat atom diambil dari sel

kulit,

wajah, flek hitam, kusam, dan yang terparah adalah kanker kulit. Hal ini

terjadi karena molekul tersebut mencoba menyeimbangkan dirinya dengan

mengambil elektron ekstra dari atom yang ada di kulit. Saat atom diambil

dari sel kulit, saat itulah terjadi kerusakan pada DNA kulit. Radikal bebas

akan lebih berbahaya lagi bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI)

sendiri menyatakan 80% penuaan dini di Indonesia terjadi saat usia muda

yang disebabkan oleh radiasi sinar matahari, sedangkan penyebab lainnya

adalah paparan polusi udara. Polusi di sini tidak hanya berarti asap yang

dikeluarkan oleh kendaraan bermotor saja, melainkan asap pabrik, asap

pembakaran sampah, asap rokok, debu dan lain-lain. (dikutip dari berbagai

surat kabar)

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber:

Page 260: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

6

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

2 Klarifikasi

dasar

(elementary

clarification)

Menganalisis

argumen dengan cara

membuat ringkasan

Dengan

mempertimbangkan

informasi yang

penting, buatlah

olehmu ringkasan

dari berita tersebut!

Waspada! Sinar Matahari bisa Menyebabkan Kebutaan lho!

Katarak merupakan penyebab utama

kebutaan di Indonesia. Berdasarkan data

Kementerian Kesehatan RI, 80% kasus

kebutaan di Indonesia disebabkan oleh

katarak. Menurut dr.Astrianda

N.Suryono, Sp.M(K), katarak biasanya

diderita pada usia tertentu, misalnya

diatas usia 60 tahun, tetapi paparan sinar

ultraviolet bisa membuat katarak dialami

orang berusia lebih muda.

diatas usia 60 tahun, tetapi paparan sinar ultraviolet bisa membuat katarak dialami

orang berusia lebih muda. Hal ini terjadi karena pemanasan global dan juga karena

Indonesia merupakan negara tropis yang tersorot banyak sinar matahari terus-

menerus. Bagian dari mata yang paling banyak menyerap sinar matahari adalah

kornea dan lensa sehingga lama kelamaan akan menjadi keruh dan penglihatan

terganggu. Selain katarak, dalam jangka panjang sinar matahari juga dapat

menyebabkan penuaan kulit di sekitar mata, kanker kulit, keratitis, serta degenerasi

makula yang dialami lebih dini. Ada banyak cara untuk melindungi mata dari sinar

matahari, yang paling mudah adalah memakai pelindung kepala atau memakai

sunglasses. Namun memakai sunglasses belum jadi gaya hidup kebanyakan orang,

padahal banyak efek buruk sinar matahari untuk mata. Selain memakai kacamata

hitam, saat ini telah tersedia lensa kacamata bening yang bisa menangkal sinar

matahari. Menurut Direktur PT.Optik Tunggal Sempurna Alexander F.Kurniawan,

kebanyakan lensa korektif yang ada saat ini masih belum mampu melindungi mata

dari radiasi sinar ultraviolet (UV) yang memiliki panjang gelombang 400

nanometer. (dikutip dari berbagai surat kabar)

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber:

Page 261: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

7

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

3 Klarifikasi

dasar

(elementary

clarification)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi:

Mengapa?

Berdasarkan cerita

tersebut,

menurutmu

jawaban apakah

yang tepat untuk

menjawab

pertanyaannya

Andre?

Sayonara Jakarta!

Di suatu siang yang panas, Sule

sedang membaca berita yang

sedang viral mengenai

peningkatan permukaan air

laut. Karena penasaran melihat

wajah Sule yang tak biasanya

terlihat serius saat membaca,

Andre pun menghampiri dan

meminta dia menceritakan isi

berita tersebut. Menurut isi

berita, karena melelehnya es

Bumi, air laut mengalami

peningkatan ketinggian sebesar

3,1 mm per tahun. Jika semua

lempengan es di seluruh

wilayah Bumi mencair maka

permukaan air laut akan naik

setinggi 65,8 m. Meningkatnya

meminta dia menceritakan isi berita tersebut. Menurut isi berita, karena

melelehnya es Bumi, air laut mengalami peningkatan ketinggian sebesar 3,1

mm per tahun. Jika semua lempengan es di seluruh wilayah Bumi mencair

maka permukaan air laut akan naik setinggi 65,8 m. Sementara itu di

Indonesia sendiri, misalnya Jakarta memiliki ketinggian rata-rata 8 meter di

atas permukaan laut. Ironisnya, tanah di wilayah Jakarta mengalami

penurunan ketinggian setiap tahunnya akibat penyedotan air tanah yang tak

terkontrol. Menurut penelitian, Jakarta mengalami penurunan dari 1-20 cm

per tahunnya. Sule pun menyatakan kesimpulan “Wah! Jakarta sih akan

tenggelam lebih dulu”. Mendengar pernyataan tersebut, Andre pun bertanya

pada Sule “Kok kamu bisa bilang jakarta bisa tenggelam lebih dulu Le?”

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber:

Page 262: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

8

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

4 Pendukung

dasar (basic

support)

Menilai kredibilitas

sumber dengan

kriteria mampu

memberikan alasan

Alasan apakah

yang dapat

diberikan Chopper

agar Zoro dan Sanji

menganggap

pernyataannya

adalah benar?

5 Inferensi

(inference)

Induksi dan menilai

induksi dengan

menggeneraliasi

suatu grafik

Berikut ini disajikan grafik kenaikan emisi rata-rata gas karbon dioksida (CO2) dan

kenaikan suhu rata-rata Bumi per tahun:

Sumber: NASA's Goddard Institute for Space Studies (GISS) & Monthly measurements

Berdasarkan grafik

tersebut, buatlah

olehmu

kesimpulannya!

Mari Hemat Listrik!

Suatu hari Zoro dan Sanji sedang

berdebat mengenai tagihan listrik apartemen mereka yang kian

membengkak tiap bulannya.

Chopper pun datang dan

menengahi mereka dengan

menyatakan “Makanya kalian

harus selalu menghemat

penggunaan listrik, salah satunya

dengan cara mencabut colokan

yang sudah tidak digunakan.

Selain bisa mengurangi biaya

tagihan, hal itu juga bisa membuat

ruangan kita terasa lebih sejuk dan bisa menghindarkan kita dari

bahaya.”

Selain bisa mengurangi biaya tagihan, hal itu juga bisa membuat ruangan kita

terasa lebih sejuk dan bisa menghindarkan kita dari bahaya.”

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber:

Page 263: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

24

9

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

6 Inferensi

(inference)

Menilai suatu induksi

/kesimpulan

/hipotesis penjelas

bertipe klaim kausal

Apakah hipotesis

tersebut

dibenarkan?

Jelaskan

jawabanmu.

Rotasi kian Melambat, karena Bumi semakin Berat?

(ilmugeografi.com, 08/07/18) Rotasi

merupakan sebutan bagi berapa lama

(waktu) yang diperlukan bumi untuk

melakukan satu kali putaran. Sekarang ini

waktu satu kali rotasi bumi disepakati

selama 23 jam, 56 menit, dan 45 detik.

Namun sejarah mencatat bahwa dahulu

waktu rotasi Bumi tidak sampai demikian.

Ada beberapa perubahan waktu satu kali

rotasi Bumi yang telah berhasil dicatat

berdasarkan perhitungan jam atom.

Ada beberapa perubahan waktu satu kali rotasi Bumi yang telah berhasil

dicatat berdasarkan perhitungan jam atom. Berikut disajikan laporan dari

NASA:

Periode 1 Kali Rotasi

Masa awal terbentuknya bumi ±6 jam

Sekitar 4,6 milyah tahun yang lalu ±14 jam

Sekitar 620 juta tahun yang lalu ±22 jam

Zaman Dinosaurus ±23 jam

Sekarang 23 jam, 56 menit, 4 detik

Hal ini terjadi karena rotasi Bumi mengalami perlambatan sehingga

menyebabkan waktu 1 hari menjadi lebih lama. Salah satu hipotesis yang

dikemukakan untuk menjelaskan penyebab melambatnya rotasi adalah

karena Bumi semakin berat setiap tahunnya.

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber:

Page 264: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

0

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

7 Inferensi

(inference)

Mempertimbangkan

nilai suatu keputusan

berdasarkan

konsekuensinya

Dengan

mempertimbangkan

situasi Indonesia

saat ini, tepatkah

keputusan kita jika

ikut

menandatangani

kesepakatan

tersebut?

Sertakanlah

alasanmu.

Konferensi Perubahan Iklim Dunia

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah

Sumber:

(zetizen.jawapos.com, 4/6/17) Kesepakatan

Paris merupakan kesepakatan internasional

tentang perubahan iklim. Tujuannya adalah

untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kesepakatan ini berlaku untuk semua

negara, namun Kesepakatan Paris

memberikan pembedaan tanggung jawab

antara negara maju dan berkembang. Negara

maju dituntut untuk memimpin penurunan

emisi dan menyediakan dana, sementara

negara berkembang diberi fleksibilitas untuk

berkontribusi sesuai kemampuan nasional.

Indonesia sendiri telah meratifikasi

kesepakatan ini pada tanggal 22 April 2016.

Kesepakatan ini menghasilkan 5 poin

penting yang harus dijalankan oleh seluruh

negara. Pertama yaitu upaya mengurangi

emisi karbon

yaitu upaya mengurangi emisi karbon dengan

cepat hingga mencapai ambang batas kenaikan

suhu bumi yang disepakati, yaitu di bawah 2°C

dan diupayakan ditekan menjadi 1,5°C

(mitigation). Kedua melakukan sistem

penghitungan karbon dan pengurangan emisi

secara transparan (transparancy). Ketiga upaya

adaptasi dilakukan dengan cara memperkuat

kemampuan negara-negara untuk mengatasi

dampak perubahan iklim (adaption). Keempat

memperkuat upaya pemulihan kerugian dan

kerusakan yang disebabkan oleh perubahan

iklim (loss and damage). Kelima perlu adanya

bantuan baik berupa bantuan dana, teknologi

dan peningkatan kapasitas untuk membangun

ekonomi hijau berkelanjutan (support).

Page 265: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

1

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

8 Klarifikasi

lebih lanjut

(advanced

clarification)

Mengidentifikasi

asumsi dari alasan

yang tidak

dinyatakan

Berdasarkan

cuplikan berita

tersebut,

menurutmu apa

yang akan terjadi

jika penuruna

jumlah terumbu

karang terus

berlanjut?

Apa Kabar Terumbu Karang Indonesia?

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah

Sumber:

Tumpukan terumbu karang di Indonesia

sepanjang 2016 mengalami penurunan.

Penyebabnya, selain karena ulah manusia

secara langsung, juga karena pemanasan

global. Laporan menyebutkan, dari sekitar

2,5 juta hektar luas terumbu karang di

Indonesia, hanya 6,39% terumbu karang

berada dalam kondisi sangat baik, 23,40%

kondisi baik, 35,06% kondisi cukup baik,

dan 35,15% dalam kondisi jelek. Para

ilmuwan IPCC sendiri memperingatkan

bahwa hanya ada 12 tahun tersisa atau

sampai tahun 2030 untuk mencegah bencana

iklim ekstrim yang terjadi karena pemanasan

global dengan suhu maksimum kenaikan

suhu 1,5°C. IPCC melaporkan dengan

pemanasan

1,5°C. IPCC melaporkan dengan pemanasan

global 1,5° C jumlah terumbu karang akan

menurun 70-90% dan ketika suhu global

mencapai 2°C terumbu karang akan

menghilang. Penurunan terjadi akibat dari

pemutihan terumbu karang yang terpapar suhu

panas karena meningkatnya suhu permukaan

laut sehingga melepas alga yang menjadi

sumber makanan dan warna terumbu karang.

Terumbu karang dengan keunikan simbiosis

dengan tumbuhan alga mampu menyerap

karbon yang ada di atmosfir dan menghasilkan

oksigen saat proses fotosintesisnya. (dikutip

dari berbagai surat kabar)

Page 266: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

2

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub Indikator

KBK

Soal Pertanyaan

9 Strategi dan

taktik (strategy

and tactics)

Memutuskan suatu

tindakan dengan

cara memilih kriteria

untuk menilai solusi

yang memungkinkan

Tabel skema perbandingan sumber daya pembangkit listrik

pengganti PLTU minyak dan batu bara

SKEMA KELEBIHAN KEKURANGAN

Nuklir

Rendah Emisi Karbon

Tidak memerlukan area

pembangunan yang luas

1 kg bahan bakar nuklir

menghasilkan 24 juta kWh

sementara 1 kg batu bara dan 1

kg minyak masing-masing

hanya dapat menghasilkan 8

kWh dan 12 kWh

Tidak bergantung cuaca

Volume limbah kecil

Limbah akan tetap

berbahaya sampai ratusan

ribu tahun

Kecelakaan nuklir dapat

merusak sel-sel tubuh yang

menyebabkan penyakit atau

kematian

PLTN yang tidak terpakai

tidak bisa begitu saja

ditinggalkan. Pembersihan

memakan waktu yang lama

dan biaya yang besar

Matahari

Rendah Emisi Karbon

Sumber energi terbarukan

Bergantung cuaca

Memerlukan area yang luas

untuk menghasilkan energi

listrik yang banyak

Pasang Surut Laut

Rendah Emisi Karbon

Sumber energi terbarukan

Tidak semua tempat punya

kekuatan pasang surut yang

bisa digunakan

Hanya menghasilkan listrik

selama ada gelombang

pasang yang rata-rata terjadi

sekitar 10 jam setiap hari

Dengan

mempertimbang

kan kelebihan

dan kekurangan,

menurutmu

alternatif mana

yang paling

cocok diterapkan

di Indonesia

untuk mengganti

PLTU batu bara

dan minyak?

Page 267: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

3

No Kelompok

KBK

Indikator

dan Sub

Indikator KBK

Soal Pertanyaan

10 Strategi dan

taktik (strategy

and tactics)

Memutuskan suatu

tindakan dengan

memformulasi-kan

solusi alternatif

Sebagai masyarakat

Indonesia, solusi

alternatif apakah

yang bisa kamu

berikan dan bisa

kamu lakukan

secara langsung dan

nyata untuk

membantu

mencegah

pemanasan global?

Stratgei Indonesia dalam Mencegah Pemanasan Global

Dalam wawancara di sela-sela

Conference of the Parties ke-24

(COP24) di Katowice, Polandia, negara

Indonesia mengungkapkan kunci utama

strategi mereka dalam mencegah

pemanasan global adalah dengan

menerapkan metode pembangunan

rendah karbon yang berdasar pada

empat pilar utama. Pertama, mencegah

deforestasi (penebangan hutan) dan

melakukan reforestasi (penanaman

kembali hutan). Kedua, memperbaiki

kualitas lingkungan baik air maupun

udara. Ketiga, memperbaiki

produktifitas pertanian tanpa harus

memperluas lahan. Keempat adalah

mendorong energi terbarukan dan

konservasi energi juga menghentikan

ketergantungan energi fosil terutama

batubara. Namun kenyataan yang

terjadi tidak sejalan dengan hal tersebut.

PT PLN (Persero) menyatakan

kebutuhan batu bara untuk memenuhi

pasokan ke pembangkit listrik akan

meningkat. Bahkan Indonesia masih

akan mengandalkan batubara sebagai

energi utama pembangkit listrik,

setidaknya sampai 2027.

deforestasi (penebangan hutan) dan melakukan reforestasi (penanaman

kembali hutan). Kedua, memperbaiki kualitas lingkungan baik air maupun

udara. Ketiga, memperbaiki produktifitas pertanian tanpa harus memperluas

lahan. Keempat adalah mendorong energi terbarukan dan konservasi energi

juga menghentikan ketergantungan energi fosil terutama batubara. Langkah

untuk mencegah pemanasan global ini memang tidak akan bisa langsung

terealisasi karena butuh waktu dan biaya yang sangat besar. Namun pasti akan

terwujud jika Indonesia konsisten dalam menerapkan strategi tersebut.

(dikutip dari berbagai surat kabar)

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber:

Page 268: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

254

25

4

Rubrik Penilaian Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No Kriteria Skor

Max. 40

1 Memformulasikan rumusan permasalahan dalam bentuk

pertanyaan yang mewakili tiap kalimat dalam paragraf.

Menuliskan contoh pertanyaan berikut:

a. Apa itu radikal bebas?

b. Apa akibat jika terkena radikal bebas?

c. Bagaimana radikal bebas bisa mengakibatkan penuaan

dini?

d. Mengapa penuaan dini lebih berbahaya bagi

masyarakat yang tinggal di daerah tropis?

e. Apa penyebab penuaan dini?

f. Polusi apa saja yang bisa menyebabkan penuaan dini?

2 Menuliskan ringkasan berikut:

80% kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh

katarak/penyebab utama kebutaan adalah katarak,

paparan sinar ultraviolet bisa membuat katarak dialami

orang berusia lebih muda/karena pemanasan global dan

juga karena Indonesia merupakan negara tropis yang

tersorot banyak sinar matahari terus-menerus, cara untuk

melindungi mata dari sinar matahari adalah memakai

pelindung kepala atau memakai sunglasses yang bisa

melindungi dari sinar ultraviolet.

3 Menuliskan jawaban klarifikasi dasarberikut:

Karena es bumi meleleh menyebabkan permukaan laut

mengalami kenaikan 3,1 mm/tahun, dan/atau jakarta

berada 8 m diatas laut namun jakarta mengalami

penurunan ketinggian tanah 1-20 cm tiap tahun karena

penyedotan air tanah yang tidak terkontrol, dan/atau jika

semua lempengan es dunia mencair maka air laut akan

naik setinggi 65,8 m sementara tinggi jakarta berada 8 m

di atas laut.

Page 269: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

255

25

5

4 Menilai kredibilitas dengan memberikan alasan berikut:

Alasannya adalah karena colokan yang tidak dicabut

masih memakan daya listrik dan daya listrik yang

terbuang sia-sia ini menambah jumlah tagihan biaya

listrik, dan/atau dengan mencabut peralatan yang tidak

terpakai bisa mengurangi hawa panas karena tidak ada

radiasi panas dari alat-alat elektronik, dan/atau mencabut

colokan bisa menghindarkan kita dari bahaya terkena

arus pendek seperti dibanyak kasus yang terjadi.

5 Menyimpulkan isi grafik berikut:

Berdasarkan grafik tersebut, emisi CO2 dari tahun 2006-

2018 mengalami kenaikan sebesar 30 ppm dan suhu

Bumi dari tahun 1980-2019 mengalami kenaikan sebesar

1⁰C, dan/atau konsentrasi gas karbondioksida mengalami

kenaikan tiap tahun menyebabkan suhu bumi mengalami

kenaikan tiap tahun atau kenaikan suhu bumi disebabkan

oleh kenaikan jumlah karbondioksida.

6 Menyimpulkan hipotesis dengan kriteria jawaban:

Pemanasan global membuat es di kutub mencair sehingga

es yang mencair menambah volume bumi, dan/atau

artinya bumi akan semakin berat sehingga membuat

rotasi bumi semakin melambat.

7 Mempertimbangkan keputusan berdasarkan konsekuensi

sebagai berikut:

Karena pemanasan global akan lebih berdampak bagi

negara kepulauan seperti Indonesia, dan/atau karena

Indonesia sebagai negara berkembang diberi fleksibilitas,

dan/atau karena Indonesia merupakan penyumbang gas

rumah kaca, dengan mempertimbangkan poin Adaption,

Loss and Damage, Support, Indonesia akan banyak

menerima bantuan.

Page 270: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

256

25

6

8 Menuliskan asumsi dengan menyatakan alasan yang tidak

dinyatakan sebagai berikut:

Bumi akan semakin panas karena dengan rusaknya

simbiosis mutualisme antara terumbu dan ganggang maka

tidak ada yang menyerap karbon dan tidak ada yang

menghasilkan oksigen dan/atau karena tingkat karbon

diudara tinggi dan karena tingkat oksigen di udara

rendah.

9 Memutuskan suatu tindakan dengan dengan memilih

kriteria sebagai berikut:

Menggunakan nuklir lebih tepat.

Karena 1 kg bahan bakar nuklir bisa lebih banyak

menghasilkan listrik daripada 1 kg batu bara atau 1 kg

minyak, dan/atau karena tidak bergantung cuaca, tidak

memerlukan area luas, bisa ditempatkan dimana saja.

10 Memutuskan tindakan dengan memberikan solusi

alternatif:

a. Menghemat penggunaan listrik dan/atau mencabut

colokan yang tidak digunakan dan/atau mematikan AC

dan lampu yang tidak dipakai

b. Tidak membakar sampah dan/atau membuang pada

tempatnya

c. Menanam pohon

d. Mengurangi penggunaan plastik dan/atau

menggunakan cologne

e. Menggunakan kendaraan umum dan/atau

menggunakan sepeda dan/atau berjalan kaki

Page 271: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

257

25

7

Pedoman Penskoran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

PEDOMAN PENSKORAN

Soal

no. 1

Skor 4= c pertanyaan mewakili 5-6 kalimat utama

Skor 3= Memformulasikan pertanyaan mewakili 3-4 kalimat utama

Skor 2= Memformulasikan pertanyaan mewakili 1-2 kalimat utama

Skor 1= Memformulasikan pertanyaan namun tidak tepat

Skor 0= Tidak menjawab pertanyaan

Soal

no. 2-9

Skor 4= Menjawab dengan tepat dengan memberikan alasan yang

lengkap

Skor 3= Menjawab dengan tepat dengan memberikan alasan yang

setengah lengkap

Skor 2= Menjawab dengan tepat (ya/tidak, setuju/tidak, benar/tidak,

bagus/tidak) namun tidak memberikan alasan

Skor 1= Menjawab dengan tidak tepat

Skor 0= Tidak menjawab pertanyaan

Soal

no. 10

Skor 4= Memformulasikan 4-5 solusi yang tepat

Skor 3= Memformulasikan 2-3 solusi yang tepat

Skor 2= Memformulasikan 1 solusi yang tepat

Skor 1= Memformulasikan solusi namun tidak tepat

Skor 0= Tidak menjawab pertanyaan

Page 272: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

8

Lampiran C.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Validitas

Item Validator Jumlah

Kesetujuan I-CVI

Kinkin Suartini, M.Pd. Dr. Zulfiani, S.Si., M.Pd. Buchori Muslim, M.Pd.

1 1 1 1 3 3/3=1,00

2 1 1 1 3 3/3=1,00

3 1 1 1 3 3/3=1,00

4 1 1 1 3 3/3=1,00

5 1 1 1 3 3/3=1,00

6 1 1 1 3 3/3=1,00

7 1 1 1 3 3/3=1,00

8 1 1 1 3 3/3=1,00

9 1 1 1 3 3/3=1,00

10 1 1 1 3 3/3=1,00

∑ 10 10 10 Mean I-CVI 1,00

Proporsi

Relevan 1,00 1,00 1,00 Valid

Keterangan:

Mean I-CVI, item-level content validity index rata-rata = 1,00

Proporsi rata-rata item dinilai relevan di tiga ahli = 1,00

Nilai I-CVI harus 1,00 bila ada lima atau lebih sedikit penilai sesuai dengan tabel Lynn (1986)

Page 273: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

25

9

Tabel Nilai Validitas Sesuai Jumlah Ahli dengan Taraf Signifikan 0,05

Page 274: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

260

26

0

Reliabilitas

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 23.69

Simpang Baku= 3.73

KorelasiXY= 0.45

Reliabilitas Tes= 0.62

Nama berkas: C:\USERS\ACER ASVIRE\DOCUMENTS\HASIL UJI

INSTRUMEN KBK.AUR

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 1 11 12 23

2 2 2 12 11 23

3 3 3 14 13 27

4 4 4 14 13 27

5 5 5 10 13 23

6 6 6 8 9 17

7 7 7 10 11 21

8 8 8 11 14 25

9 9 9 12 9 21

10 10 10 11 13 24

11 11 11 11 9 20

12 12 12 11 12 23

13 13 13 7 13 20

14 14 14 12 13 25

15 15 15 8 10 18

16 16 16 14 11 25

17 17 17 12 15 27

18 18 18 12 13 25

19 19 19 15 12 27

20 20 20 9 11 20

21 21 21 10 11 21

22 22 22 12 16 28

23 23 23 14 14 28

24 24 24 13 12 25

25 25 25 11 8 19

26 26 26 14 16 30

27 27 27 9 10 19

28 28 28 14 12 26

29 29 29 14 13 27

30 30 30 13 15 28

31 31 31 15 12 27

Page 275: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

261

26

1

32 32 32 7 11 18

33 33 33 13 12 25

34 34 34 13 11 24

35 35 35 10 9 19

36 36 36 14 15 29

37 37 37 7 9 16

38 38 38 16 12 28

39 39 39 13 13 26

Page 276: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

262

26

2

Taraf Kesukaran

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 39

Butir Soal= 10

Nama berkas: C:\USERS\ACER ASVIRE\DOCUMENTS\HASIL UJI

INSTRUMEN KBK.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 67.05 Sedang

2 2 64.77 Sedang

3 3 54.55 Sedang

4 4 48.86 Sedang

5 5 68.18 Sedang

6 6 64.77 Sedang

7 7 65.91 Sedang

8 8 53.41 Sedang

9 9 27.27 Sukar

10 10 68.18 Sedang

Daya Pembeda

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 39

Klp atas/bawah(n)= 11

Butir Soal= 10

Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku Nama berkas: C:\USERS\ACER ASVIRE\DOCUMENTS\HASIL UJI INSTRUMEN

KBK.AUR

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)

1 1 3.55 1.82 1.73 0.52 1.17 0.39 4.48 86.36

2 2 3.36 1.82 1.55 0.50 0.87 0.30 5.08 77.27

3 3 2.64 1.73 0.91 0.67 1.01 0.37 2.48 43.18 4 4 2.64 1.27 1.36 0.67 1.19 0.41 3.30 63.64

5 5 3.09 2.36 0.73 0.83 0.67 0.32 2.25 36.36

6 6 2.73 2.45 0.27 0.79 0.69 0.31 0.87 22.73 7 7 2.91 2.36 0.55 0.94 0.81 0.37 1.46 22.73

8 8 2.36 1.91 0.45 0.81 0.94 0.37 1.21 22.73

9 9 1.64 0.55 1.09 0.50 0.82 0.29 3.76 56.82 10 10 2.91 2.55 0.36 0.70 0.52 0.26 1.38 27.27

Page 277: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

263

26

3

Lampiran C.4 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

Reliabilitas tes: 0,62 (Tinggi)

No

soal

Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

I-CVI Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori

1 1 Valid 0,67 Sedang 0,86 Sangat Baik Digunakan

2 1 Valid 0,65 Sedang 0,77 Sangat Baik Digunakan

3 1 Valid 0,55 Sedang 0,43 Baik Digunakan

4 1 Valid 0,49 Sedang 0,63 Baik Digunakan

5 1 Valid 0,68 Sedang 0,36 Cukup Digunakan

6 1 Valid 0,65 Sedang 0,22 Cukup Digunakan

7 1 Valid 0,66 Sedang 0,22 Cukup Digunakan

8 1 Valid 0,53 Sedang 0,22 Cukup Digunakan

9 1 Valid 0,27 Sukar 0,56 Baik Digunakan

10 1 Valid 0,68 Sedang 0,27 Cukup Digunakan

Page 278: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

264

26

4

Lampiran C.5 Soal Penelitian yang Digunakan

Nama :

Kelas :

Materi : Gejala Pemanasan Global

Sekolah : SMAN 7 Tangerang Selatan

1. Bacalah cuplikan berita dibawah ini!

Dari potongan berita di atas, buatlah olehmu rumusan masalah dalam

bentuk pertanyaan!

Penuaan Dini, apa sih Penyebabnya?

Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang

berbahaya bagi kesehatan tubuh dan kulit

seseorang. Molekul inilah yang menyebabkan

penuaan dini pada wajah yang ditandai dengan

adanya kerutan wajah, flek hitam, kusam, dan

yang terparah adalah kanker kulit. Hal ini terjadi

karena molekul tersebut mencoba

menyeimbangkan dirinya dengan mengambil

elektron ekstra dari atom yang ada di kulit. Saat

atom diambil dari sel kulit, saat itulah terjadi

kerusakan pada DNA kulit.

atom diambil dari sel kulit, saat itulah terjadi kerusakan pada DNA kulit. Radikal bebas akan lebih berbahaya

lagi bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Indonesia (PERDOSKI) sendiri menyatakan 80% penuaan dini di Indonesia terjadi saat usia muda yang

disebabkan oleh radiasi sinar matahari, sedangkan penyebab lainnya adalah paparan polusi udara. Polusi di

sini tidak hanya berarti asap yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor saja, melainkan asap pabrik, asap

pembakaran sampah, asap rokok, debu dan lain-lain. (dikutip dari berbagai surat kabar)

Paparan sinar matahari terhadap kulit wajah Sumber gambar: www.farmaciadapenha.pt

Page 279: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

265

265

2. Bacalah cuplikan berita dibawah ini!

Dengan mempertimbangkan informasi yang penting, buatlah

olehmu ringkasan dari berita di atas!

Waspada! Sinar Matahari bisa Menyebabkan Kebutaan lho!

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di

Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan

RI, 80% kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh

katarak. Menurut dr.Astrianda N.Suryono, Sp.M(K),

katarak biasanya diderita pada usia tertentu, misalnya

di atas usia 60 tahun, tetapi paparan sinar ultraviolet

bisa membuat katarak dialami orang berusia lebih

muda.

bisa membuat katarak dialami orang berusia lebih muda. Hal ini terjadi karena pemanasan global dan juga

karena Indonesia merupakan negara tropis yang tersorot banyak sinar matahari terus-menerus. Bagian dari

mata yang paling banyak menyerap sinar matahari adalah kornea dan lensa sehingga lama kelamaan akan

menjadi keruh dan penglihatan terganggu. Selain katarak, dalam jangka panjang sinar matahari juga dapat

menyebabkan penuaan kulit di sekitar mata, kanker kulit, keratitis, serta degenerasi makula yang dialami

lebih dini. Ada banyak cara untuk melindungi mata dari sinar matahari, yang paling mudah adalah memakai

pelindung kepala atau memakai sunglasses. Namun memakai sunglasses belum jadi gaya hidup kebanyakan

orang, padahal banyak efek buruk sinar matahari untuk mata. Selain memakai kacamata hitam, saat ini

telah tersedia lensa kacamata bening yang bisa menangkal sinar matahari. Menurut Direktur PT.Optik

Tunggal Sempurna Alexander F.Kurniawan, kebanyakan lensa korektif yang ada saat ini masih belum

mampu melindungi mata dari radiasi sinar ultraviolet (UV) yang memiliki panjang gelombang 400

nanometer. (dikutip dari berbagai surat kabar)

Paparan sinar matahari pada mata Sumber gambar: www.uvex-safety.co.uk

Page 280: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

266

266

3. Bacalah cuplikan cerita dibawah ini!

Berdasarkan cerita di atas, menurutmu jawaban apakah yang tepat

untuk menjawab pertanyaannya Andre?

4. Bacalah cuplikan cerita dibawah ini!

Alasan apakah yang dapat diberikan Chopper agar Zoro dan Sanji

menganggap pernyataannya adalah benar?

Sayonara Jakarta!

Di suatu siang yang panas, Sule sedang membaca berita yang

sedang viral mengenai peningkatan permukaan air laut.

Karena penasaran melihat wajah Sule yang tak biasanya

terlihat serius saat membaca, Andre pun menghampiri dan

meminta dia menceritakan isi berita tersebut. Menurut isi

berita, karena melelehnya es Bumi, air laut mengalami

peningkatan ketinggian sebesar 3,1 mm per tahun. Jika

semua lempengan es di seluruh wilayah Bumi mencair maka

permukaan air laut akan naik setinggi 65,8 m. Meningkatnya

Sementara itu di Indonesia sendiri, misalnya Jakarta memiliki ketinggian rata-rata 8 meter di atas

permukaan laut. Ironisnya, tanah di wilayah Jakarta mengalami penurunan ketinggian setiap tahunnya

akibat penyedotan air tanah yang tak terkontrol. Menurut penelitian, Jakarta mengalami penurunan dari

1-20 cm per tahunnya. Sule pun menyatakan kesimpulan “Wah! Jakarta sih akan tenggelam lebih dulu”.

Mendengar pernyataan tersebut, Andre pun bertanya pada Sule “Mengapa kamu bisa bilang jakarta bisa

tenggelam lebih dulu Le?”

Ilustrasi penuruna tanah dan kenaikan laut Sumber gambar: www.archive.epa.gov

Mari Hemat Listrik

Suatu hari Zoro dan Sanji sedang berdebat

mengenai tagihan listrik apartemen mereka

yang kian membengkak tiap bulannya.

Chopper pun datang dan menengahi mereka

dengan menyatakan “Makanya kalian harus

selalu menghemat penggunaan listrik, salah

satunya dengan cara mencabut colokan yang

sudah tidak digunakan. Selain bisa

mengurangi biaya tagihan, hal itu juga bisa

membuat ruangan kita terasa lebih sejuk dan

bisa menghindarkan kita dari bahaya.”

Ilustrasi cara menghemat energi Sumber gambar: www.kids.frontiersin.org

Page 281: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

267

267

5. Bacalah grafik dibawah ini!

Berdasarkan grafik tersebut, buatlah olehmu kesimpulannya!

Sumber gambar: www.climate.nasa.gov

Berikut ini disajikan grafik kenaikan emisi rata-rata gas karbon dioksida (CO2) dan kenaikan suhu

rata-rata Bumi per tahun:

Page 282: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

268

268

6. Bacalah cuplikan berita dibawah ini!

Apakah hipotesis di atas dapat dibenarkan? Jelaskan jawabanmu.

Rotasi kian Melambat, karena Bumi semakin Berat?

(ilmugeografi.com, 08/07/18) Rotasi merupakan sebutan bagi

berapa lama (waktu) yang diperlukan bumi untuk melakukan

satu kali putaran. Sekarang ini waktu satu kali rotasi bumi

disepakati selama 23 jam, 56 menit, dan 45 detik. Namun

sejarah mencatat bahwa dahulu waktu rotasi Bumi tidak sampai

demikian. Ada beberapa perubahan waktu satu kali rotasi Bumi

yang telah berhasil dicatat berdasarkan perhitungan jam atom.

Berikut disajikan laporan dari NASA:

Hal ini terjadi karena rotasi Bumi mengalami perlambatan sehingga menyebabkan waktu 1 hari menjadi

lebih lama. Salah satu hipotesis yang dikemukakan untuk menjelaskan penyebab melambatnya rotasi

adalah karena Bumi semakin berat setiap tahunnya.

Ilustrasi rotasi bumi Sumber gambar: www.bandungcitytoday.com

Page 283: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

269

269

7. Bacalah cuplikan berita dibawah ini!

Dengan mempertimbangkan situasi Indonesia saat ini, tepatkah

keputusan kita jika ikut menandatangani kesepakatan tersebut?

Sertakanlah alasanmu.

Konferensi Perubahan Iklim Dunia

(zetizen.jawapos.com, 04/06/17) Kesepakatan

Paris merupakan kesepakatan internasional

tentang perubahan iklim. Tujuannya adalah

untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kesepakatan ini berlaku untuk semua negara,

namun Kesepakatan Paris memberikan

pembedaan tanggung jawab antara negara

maju dan berkembang. Negara maju dituntut

untuk memimpin penurunan emisi dan

menyediakan dana, sementara negara

berkembang diberi fleksibilitas untuk

berkontribusi sesuai kemampuan nasional.

Indonesia sendiri telah meratifikasi

kesepakatan ini pada tanggal 22 April 2016.

Kesepakatan ini menghasilkan 5 poin penting

yang harus dijalankan oleh seluruh negara.

Pertama

Pertama yaitu upaya mengurangi emisi karbon

dengan cepat hingga mencapai ambang batas

kenaikan suhu bumi yang disepakati, yaitu di

bawah 2°C dan diupayakan ditekan menjadi

1,5°C (mitigation). Kedua melakukan sistem

penghitungan karbon dan pengurangan emisi

secara transparan (transparancy). Ketiga upaya

adaptasi dilakukan dengan cara memperkuat

kemampuan negara-negara untuk mengatasi

dampak perubahan iklim (adaption). Keempat

memperkuat upaya pemulihan kerugian dan

kerusakan yang disebabkan oleh perubahan

iklim (loss and damage). Kelima perlu adanya

bantuan baik berupa bantuan dana, teknologi

dan peningkatan kapasitas untuk membangun

ekonomi hijau berkelanjutan (support).

Para pemimpin negara saat berfoto bersama di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015 Sumber gambar: www.zetizen.jawapos.com

Page 284: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

270

270

8. Bacalah cuplikan berita dibawah ini!

Berdasarkan cuplikan berita tersebut, menurutmu apa yang akan

terjadi jika penuruna jumlah terumbu karang terus berlanjut?

Apa Kabar Terumbu Karang Indonesia?

Tumpukan terumbu karang di Indonesia

sepanjang 2016 mengalami penurunan.

Penyebabnya, selain karena ulah manusia

secara langsung, juga karena pemanasan global.

Laporan menyebutkan, dari sekitar 2,5 juta

hektar luas terumbu karang di Indonesia, hanya

6,39% terumbu karang berada dalam kondisi

sangat baik, 23,40% kondisi baik, 35,06% kondisi

cukup baik, dan 35,15% dalam kondisi jelek. Para

ilmuwan IPCC sendiri memperingatkan bahwa

hanya ada 12 tahun tersisa atau sampai tahun

2030 untuk mencegah bencana iklim ekstrim

yang terjadi karena pemanasan global dengan

maksimum kenaikan suhu 1,5°C. IPCC

kenaikan suhu 1,5°C. IPCC melaporkan dengan

pemanasan global 1,5° C terumbu karang akan

menurun 70-90% dan ketika suhu global mencapai

2°C terumbu karang akan menghilang. Penurunan

terjadi akibat dari pemutihan terumbu karang yang

terpapar suhu panas karena meningkatnya suhu

permukaan laut sehingga melepas alga yang

menjadi sumber makanan dan warna terumbu

karang. Terumbu karang dengan keunikan

simbiosis dengan tumbuhan alga mampu

menyerap karbon yang ada di atmosfir dan

menghasilkan oksigen saat proses fotosintesisnya.

(dikutip dari berbagai surat kabar)

Pemutihan terumbu karang Sumber gambar: www.climatecentral.org

Page 285: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

271

271

9. Perhatikanlah tabel skema perbandingan sumber daya pembangkit listrik

pengganti PLTU minyak dan batu bara

SKEMA KELEBIHAN KEKURANGAN

NUKLIR

Rendah Emisi Karbon

Tidak memerlukan area pembangunan yang luas

1 kg bahan bakar nuklir menghasilkan 24 juta kWh sementara 1 kg batu bara dan 1 kg minyak masing-masing hanya dapat menghasilkan 8 kWh dan 12 kWh

Tidak bergantung cuaca

Volume limbah kecil

Limbah akan tetap berbahaya sampai ratusan ribu tahun

Kecelakaan nuklir dapat merusak sel-sel tubuh yang menyebabkan penyakit atau kematian

PLTN yang tidak terpakai tidak bisa begitu saja ditinggalkan. Pembersihan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar

MATAHARI

Rendah Emisi Karbon

Sumber energi

terbarukan

Bergantung cuaca

Memerlukan area yang

luas untuk menghasilkan

energi listrik yang banyak

PASANG SURUT LAUT

Rendah Emisi Karbon

Sumber energi terbarukan

Tidak semua tempat

punya kekuatan pasang

surut yang bisa digunakan

Hanya menghasilkan listrik

selama ada gelombang

pasang yang rata-rata

terjadi sekitar 10 jam

setiap hari

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan, menurutmu

alternatif mana yang paling cocok diterapkan di Indonesia untuk

mengganti PLTU batu bara dan minyak?

Page 286: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

272

272

10. Bacalah cuplikan berita dibawah ini!

Sebagai masyarakat Indonesia, solusi alternatif apakah yang bisa

kamu berikan dan bisa kamu lakukan secara langsung dan nyata

untuk membantu mencegah pemanasan global?

Stratgei Indonesia dalam Mencegah Pemanasan Global

Dalam wawancara di sela-sela Conference of the

Parties ke 24 (COP24) di Katowice, Polandia,

negara Indonesia mengungkapkan kunci utama

strategi mereka dalam mencegah pemanasan

global adalah dengan menerapkan metode

pembangunan rendah karbon yang berdasar pada

empat pilar utama. Pertama, mencegah

deforestasi (penebangan hutan) dan melakukan

reforestasi (penanaman kembali hutan). Kedua,

memperbaiki kualitas lingkungan baik air maupun

udara. Ketiga, memperbaiki produktifitas

pertanian tanpa harus memperluas lahan.

Keempat adalah mendorong energi terbarukan

dan konservasi energi juga menghentikan

ketergantungan energi fosil terutama batubara.

Namun kenyataan yang terjadi tidak sejalan

dengan hal tersebut. PT PLN (Persero)

lahan. Keempat adalah mendorong energi terbarukan dan konservasi energi juga menghentikan

ketergantungan energi fosil terutama batubara. Langkah untuk mencegah pemanasan global ini memang

tidak akan bisa langsung terealisasi karena butuh waktu dan biaya yang sangat besar. Namun pasti akan

terwujud jika Indonesia konsisten dalam menerapkan strategi tersebut. (dikutip dari berbagai surat kabar)

PLTU Batu Bara Sumber gambar: www.hijauku.com

Page 287: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

273

273

LAMPIRAN D

Analisis Data Hasil Penelitian

1. Hasil Pretest

2. Hasil Posttest

3. Hasil Olah Data per Indikator KBK

4. Uji Normalitas Hasil Pretest

5. Uji Normalitas Hasil Posttest

6. Uji Homogenitas

7. Uji Hipotesis

8. Data Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

9. Data Nilai N-Gain per Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis

Page 288: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

274

27

4

Lampiran D.1 Hasil Pretest

Data Skor Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No Responden Nilai Pretest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 Siswa 1 13 10

2 Siswa 2 16 12

3 Siswa 3 17 13

4 Siswa 4 15 12

5 Siswa 5 9 12

6 Siswa 6 17 14

7 Siswa 7 8 12

8 Siswa 8 18 11

9 Siswa 9 14 16

10 Siswa 10 15 10

11 Siswa 11 13 13

12 Siswa 12 15 12

13 Siswa 13 11 16

14 Siswa 14 12 5

15 Siswa 15 15 15

16 Siswa 16 14 13

17 Siswa 17 16 16

18 Siswa 18 12 10

19 Siswa 19 16 12

20 Siswa 20 19 2

21 Siswa 21 8 11

22 Siswa 22 10 14

23 Siswa 23 14 13

24 Siswa 24 8 17

25 Siswa 25 9 15

26 Siswa 26 16 13

27 Siswa 27 12 11

28 Siswa 28 13 13

29 Siswa 29 13 12

30 Siswa 30 11 9

31 Siswa 31 13 12

32 Siswa 32 10 9

33 Siswa 33 17 9

34 Siswa 34 9 10

35 Siswa 35 12 11

36 Siswa 36 12 11

37 Siswa 37 12 9

38 Siswa 38 12 8

39 Siswa 39 10 11

Page 289: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

275

Data Deskriptif Hail Pretest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Descriptives

Statistic Std. Error

Pretest Kelas

Kontrol

Mean 12,9744 ,47115

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 12,0206

Upper Bound 13,9281

5% Trimmed Mean 12,9430

Median 13,0000

Mode 12,00

Variance 8,657

Std. Deviation 2,94232

Minimum 8,00

Maximum 19,00

Range 11,00

Interquartile Range 4,00

Skewness ,033 ,378

Kurtosis -,782 ,741

Pretest Kelas

Eksperimen

Mean 11,6410 ,46683

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 10,6960

Upper Bound 12,5861

5% Trimmed Mean 11,8248

Median 12,0000

Mode 12,00

Variance 8,499

Std. Deviation 2,91536

Minimum 2,00

Maximum 17,00

Range 15,00

Interquartile Range 3,00

Skewness -,907 ,378

Kurtosis 2,392 ,741

Page 290: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

276

Lampiran D.2 Hasil Posttest

Data Skor Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No Responden Nilai Posttest

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1 Siswa 1 29 26

2 Siswa 2 32 35

3 Siswa 3 28 29

4 Siswa 4 30 36

5 Siswa 5 27 32

6 Siswa 6 22 35

7 Siswa 7 21 27

8 Siswa 8 27 33

9 Siswa 9 27 35

10 Siswa 10 28 31

11 Siswa 11 28 35

12 Siswa 12 27 22

13 Siswa 13 32 24

14 Siswa 14 26 30

15 Siswa 15 27 33

16 Siswa 16 32 33

17 Siswa 17 28 30

18 Siswa 18 26 29

19 Siswa 19 32 34

20 Siswa 20 27 34

21 Siswa 21 26 27

22 Siswa 22 37 34

23 Siswa 23 25 30

24 Siswa 24 25 36

25 Siswa 25 28 29

26 Siswa 26 31 29

27 Siswa 27 28 33

28 Siswa 28 28 32

29 Siswa 29 28 34

30 Siswa 30 31 35

31 Siswa 31 32 36

32 Siswa 32 29 36

33 Siswa 33 32 34

34 Siswa 34 31 31

35 Siswa 35 29 32

36 Siswa 36 30 32

37 Siswa 37 29 34

38 Siswa 38 25 37

39 Siswa 39 28 28

Page 291: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

277

Data Deskriptif Hail Posttest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Descriptives

Statistic Std. Error

Posttest Kelas

Kontrol

Mean 28,4103 ,47858

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27,4414

Upper Bound 29,3791

5% Trimmed Mean 28,4530

Median 28,0000

Mode 28,00

Variance 8,933

Std. Deviation 2,98873

Minimum 21,00

Maximum 37,00

Range 16,00

Interquartile Range 4,00

Skewness ,128 ,378

Kurtosis 1,315 ,741

Posttest Kelas

Eksperimen

Mean 31,8462 ,56737

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 30,6976

Upper Bound 32,9947

5% Trimmed Mean 32,0798

Median 33,0000

Mode 34,00

Variance 12,555

Std. Deviation 3,54325

Minimum 22,00

Maximum 37,00

Range 15,00

Interquartile Range 6,00

Skewness -,865 ,378

Kurtosis ,366 ,741

Page 292: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

278

Lampiran D.3 Hasil Olah Data per Indikator KBK

Data Pretest per Indikator Kelas Kontrol (XI-1PA 1)

No. Responden Indikator Kemampuan Berpikir Kritis (KBK)

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Siswa 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 13 32,5

2 Siswa 2 1 1 2 2 2 2 2 2 0 2 16 40

3 Siswa 3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 17 42,5

4 Siswa 4 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 15 37,5

5 Siswa 5 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 9 22,5

6 Siswa 6 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 17 42,5

7 Siswa 7 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 8 20

8 Siswa 8 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 18 45

9 Siswa 9 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 14 35

10 Siswa 10 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 15 37,5

11 Siswa 11 1 1 2 2 2 1 0 1 1 2 13 32,5

12 Siswa 12 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 15 37,5

13 Siswa 13 1 1 0 1 3 1 2 2 0 0 11 27,5

14 Siswa 14 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 30

15 Siswa 15 1 1 2 1 1 0 2 3 3 1 15 37,5

16 Siswa 16 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 14 35

17 Siswa 17 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 16 40

Page 293: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

279

18 Siswa 18 1 2 1 1 2 1 2 1 1 0 12 30

19 Siswa 19 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 16 40

20 Siswa 20 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 19 47,5

21 Siswa 21 0 1 2 1 2 1 1 0 0 0 8 20

22 Siswa 22 0 1 2 2 1 0 1 1 0 2 10 25

23 Siswa 23 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 14 35

24 Siswa 24 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 8 20

25 Siswa 25 0 2 2 1 2 2 0 0 0 0 9 22,5

26 Siswa 26 2 2 2 2 2 2 1 1 2 0 16 40

27 Siswa 27 1 1 1 1 1 2 2 1 0 2 12 30

28 Siswa 28 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 13 32,5

29 Siswa 29 2 2 2 1 2 1 1 1 0 1 13 32,5

30 Siswa 30 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 27,5

31 Siswa 31 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 13 32,5

32 Siswa 32 1 2 2 0 2 0 1 1 0 1 10 25

33 Siswa 33 2 2 3 1 1 2 1 3 1 1 17 42,5

34 Siswa 34 0 2 0 0 2 2 0 3 0 0 9 22,5

35 Siswa 35 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 12 30

36 Siswa 36 2 2 1 1 2 1 1 1 0 1 12 30

37 Siswa 37 1 2 1 2 1 1 0 1 1 2 12 30

38 Siswa 38 1 1 0 2 2 0 1 2 1 2 12 30

39 Siswa 39 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10 25

∑ 50 61 58 47 63 48 51 52 32 44 506 1265

Rata-Rata 1,28 1,56 1,48 1,20 1,62 1,23 1,31 1,33 0,82 1,13 12,97 32,44

% 32,05 39,10 37,17 30,12 40,38 30,76 32,69 33,33 20,51 28,20

Page 294: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

280

Presentase Ketercapaian Indikator KBK Pretest Kelas Kontrol (XI-1PA 1)

No.

Kelompok

Kemampuan

Berpikir

Kritis

No.

Soal

Indikator dan Sub Indiktor

Kemampuan Berpikir

Kritis

Presentase

(%) Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1

Memfokuskan pada

pertanyaan dengan cara

memformulasikan pertanyaan

32,05 Rendah

2

Menganalisis argumen

dengan cara membuat

ringkasan

39,10 Rendah

3 Menjawab pertanyaan

klarifikasi 37,17 Rendah

2. Pendukung

dasar 4

Menilai kredibilitas sumber

dengan kriteria mampu

memberikan alasan

30,12 Rendah

3. Inferensi

5

Induksi dan menilai induksi

dengan menggeneral-iasi

suatu grafik

40,38 Rendah

6

Menilai suatu

induksi/kesimpulan/hipotesis

penjelas bertipe klaim kausal

30,76 Rendah

7

Mempertimbangkan nilai

suatu keputusan berdasarkan

konsekuensinya

32,69 Rendah

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8

Mengidentifikasi asumsi dari

alasan yang tidak dinyatakan 33,33 Rendah

5 Strategi dan

taktik

9

Memutuskan suatu tindakan

dengan cara memilih kriteria

untuk menilai solusi yang

memungkinkan

20,51 Sangat

Rendah

10

Memutuskan suatu tindakan

dengan memformulasikan

solusi alternatif

28,20 Rendah

Page 295: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

281

Data Pretest per Indikator Kelas Eksperimen (XI-1PA 4)

No. Responden Indikator Kemampuan Berpikir Kritis (KBK)

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Siswa 1 1 3 2 1 1 1 0 0 0 1 10 25

2 Siswa 2 1 1 2 1 2 1 2 1 0 1 12 30

3 Siswa 3 1 3 1 1 1 0 1 2 1 2 13 32,5

4 Siswa 4 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 12 30

5 Siswa 5 1 1 2 1 2 1 2 1 0 1 12 30

6 Siswa 6 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 14 35

7 Siswa 7 1 2 1 2 1 2 1 1 0 1 12 30

8 Siswa 8 1 1 1 1 2 1 1 1 0 2 11 27,5

9 Siswa 9 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 16 40

10 Siswa 10 1 1 0 2 1 1 0 2 0 2 10 25

11 Siswa 11 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 13 32,5

12 Siswa 12 0 2 1 2 1 1 2 1 0 2 12 30

13 Siswa 13 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 16 40

14 Siswa 14 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 12,5

15 Siswa 15 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 15 37,5

16 Siswa 16 2 1 2 1 2 1 2 0 0 2 13 32,5

17 Siswa 17 2 3 1 1 2 0 2 1 1 3 16 40

18 Siswa 18 1 1 1 1 2 1 1 1 0 1 10 25

19 Siswa 19 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 12 30

Page 296: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

282

20 Siswa 20 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 5

21 Siswa 21 1 1 1 1 2 1 0 1 2 1 11 27,5

22 Siswa 22 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0 14 35

23 Siswa 23 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 13 32,5

24 Siswa 24 1 2 3 1 2 1 2 2 1 2 17 42,5

25 Siswa 25 2 2 2 2 1 1 2 2 0 1 15 37,5

26 Siswa 26 1 2 2 1 1 1 2 0 1 2 13 32,5

27 Siswa 27 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 11 27,5

28 Siswa 28 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 13 32,5

29 Siswa 29 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 12 30

30 Siswa 30 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 9 22,5

31 Siswa 31 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 12 30

32 Siswa 32 2 2 1 1 1 0 0 0 1 1 9 22,5

33 Siswa 33 2 1 1 1 2 1 1 0 0 0 9 22,5

34 Siswa 34 1 2 0 1 2 0 1 1 1 1 10 25

35 Siswa 35 3 1 1 2 1 0 1 1 1 0 11 27,5

36 Siswa 36 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 11 27,5

37 Siswa 37 1 2 1 1 2 0 1 0 1 0 9 22,5

38 Siswa 38 1 1 2 2 2 0 0 0 0 0 8 20

39 Siswa 39 2 1 1 1 2 1 1 1 0 1 11 27,5

∑ 49 61 49 46 60 33 47 36 26 47 454 1135

Rata-Rata 1,25 1,56 1,25 1,17 1,53 0,84 1,20 0,92 0,66 1,20 12,97 32,44

% 31,41 39,10 31,41 29,48 38,46 21,15 30,12 23,07 16,66 30,12

Page 297: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

283

283

Presentase Ketercapaian Indikator KBK Pretest Eksperimen (XI-1PA 4)

No.

Kelompok

Kemampuan

Berpikir

Kritis

No.

Soal

Indikator dan Sub Indiktor

Kemampuan Berpikir

Kritis

Presentase

(%) Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1

Memfokuskan pada

pertanyaan dengan cara

memformulasikan pertanyaan

31.41 Rendah

2

Menganalisis argumen

dengan cara membuat

ringkasan

39,10 Rendah

3 Menjawab pertanyaan

klarifikasi 31,41 Rendah

2. Pendukung

dasar 4

Menilai kredibilitas sumber

dengan kriteria mampu

memberikan alasan

29,48 Rendah

3. Inferensi

5

Induksi dan menilai induksi

dengan menggeneral-iasi

suatu grafik

38,46 Rendah

6

Menilai suatu

induksi/kesimpulan/hipotesis

penjelas bertipe klaim kausal

21,15 Rendah

7

Mempertimbangkan nilai

suatu keputusan berdasarkan

konsekuensinya

30,12 Rendah

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8

Mengidentifikasi asumsi dari

alasan yang tidak dinyatakan 23,07 Rendah

5 Strategi dan

taktik

9

Memutuskan suatu tindakan

dengan cara memilih kriteria

untuk menilai solusi yang

memungkinkan

16,66 Sangat

Rendah

10

Memutuskan suatu tindakan

dengan memformulasikan

solusi alternatif

30,12 Rendah

Page 298: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

284

Data Posttest per Indikator Kelas Kontrol (XI-1PA 1)

No. Responden Indikator Kemampuan Berpikir Kritis (KBK)

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Siswa 1 3 4 3 2 3 2 3 2 4 3 29 72,5

2 Siswa 2 3 4 3 4 4 2 3 4 1 4 32 80

3 Siswa 3 3 4 3 2 4 2 3 4 1 2 28 70

4 Siswa 4 3 4 4 2 2 3 3 4 2 3 30 75

5 Siswa 5 3 3 3 2 4 3 2 4 1 2 27 67,5

6 Siswa 6 4 4 3 1 2 2 2 1 1 2 22 55

7 Siswa 7 4 2 3 2 1 3 2 1 1 2 21 52,5

8 Siswa 8 3 4 3 3 4 2 2 2 1 3 27 67,5

9 Siswa 9 3 3 4 2 3 2 3 1 2 4 27 67,5

10 Siswa 10 3 4 3 2 4 1 2 4 1 4 28 70

11 Siswa 11 4 4 4 2 2 2 4 2 1 3 28 70

12 Siswa 12 4 4 3 1 3 1 2 4 2 3 27 67,5

13 Siswa 13 4 3 4 3 4 2 4 4 1 3 32 80

14 Siswa 14 4 4 2 4 2 2 3 1 2 2 26 65

15 Siswa 15 3 1 4 4 4 2 2 3 2 2 27 67,5

16 Siswa 16 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 32 80

17 Siswa 17 3 4 4 2 3 1 4 1 3 3 28 70

18 Siswa 18 4 4 3 2 4 2 2 1 1 3 26 65

Page 299: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

285

19 Siswa 19 4 4 3 3 4 3 4 3 1 3 32 80

20 Siswa 20 4 3 3 3 3 2 2 1 4 2 27 67,5

21 Siswa 21 3 4 3 2 4 2 3 1 2 2 26 65

22 Siswa 22 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 37 92,5

23 Siswa 23 2 4 4 2 3 2 2 1 2 3 25 62,5

24 Siswa 24 4 3 3 3 3 1 2 1 2 3 25 62,5

25 Siswa 25 4 4 3 2 3 3 4 1 2 2 28 70

26 Siswa 26 4 4 3 3 3 3 3 2 2 4 31 77,5

27 Siswa 27 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 28 70

28 Siswa 28 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 28 70

29 Siswa 29 4 3 3 4 3 2 3 1 2 3 28 70

30 Siswa 30 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 31 77,5

31 Siswa 31 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 32 80

32 Siswa 32 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 29 72,5

33 Siswa 33 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 32 80

34 Siswa 34 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 31 77,5

35 Siswa 35 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 29 72,5

36 Siswa 36 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 30 75

37 Siswa 37 4 3 2 3 2 2 4 3 2 4 29 72,5

38 Siswa 38 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 25 62,5

39 Siswa 39 4 3 2 2 4 2 2 4 2 3 28 70

∑ 133 135 123 103 123 94 107 96 79 115 1108 2770

Rata-Rata 3,41 3,46 3,15 2,64 3,15 2,41 2,74 2,46 2,02 2,94 28,41 71,02

% 85,25 86,53 78,84 66,02 78,84 60,25 68,58 61,53 50,64 73,71 %

Page 300: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

286

286

Presentase Ketercapaian Indikator KBK Posttest Kelas Kontrol (XI-1PA 1)

No.

Kelompok

Kemampuan

Berpikir

Kritis

No.

Soal

Indikator dan Sub Indiktor

Kemampuan Berpikir

Kritis

Presentase

(%) Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1

Memfokuskan pada

pertanyaan dengan cara

memformulasikan pertanyaan

85,25 Sangat

Tinggi

2

Menganalisis argumen

dengan cara membuat

ringkasan

86,53 Sangat

Tinggi

3 Menjawab pertanyaan

klarifikasi 78,84 Tinggi

2. Pendukung

dasar 4

Menilai kredibilitas sumber

dengan kriteria mampu

memberikan alasan

66,02 Tinggi

3. Inferensi

5

Induksi dan menilai induksi

dengan menggeneral-iasi

suatu grafik

78,84 Tinggi

6

Menilai suatu

induksi/kesimpulan/hipotesis

penjelas bertipe klaim kausal

60,25 Cukup

7

Mempertimbangkan nilai

suatu keputusan berdasarkan

konsekuensinya

68,58 Tinggi

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8

Mengidentifikasi asumsi dari

alasan yang tidak dinyatakan 61,53 Tinggi

5 Strategi dan

taktik

9

Memutuskan suatu tindakan

dengan cara memilih kriteria

untuk menilai solusi yang

memungkinkan

50,64 Cukup

10

Memutuskan suatu tindakan

dengan memformulasikan

solusi alternatif

73,71 Tinggi

Page 301: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

287

Data Posttest per Indikator Kelas Eksperimen (XI-1PA 4)

No. Responden Indikator Kemampuan Berpikir Kritis (KBK)

Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Siswa 1 3 3 2 2 3 3 4 1 2 3 26 65

2 Siswa 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 35 87,5

3 Siswa 3 3 4 3 2 3 2 3 4 1 4 29 72,5

4 Siswa 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 36 90

5 Siswa 5 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 32 80

6 Siswa 6 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 35 87,5

7 Siswa 7 3 3 4 3 3 3 3 1 2 2 27 67,5

8 Siswa 8 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 33 82,5

9 Siswa 9 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 35 87,5

10 Siswa 10 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 31 77,5

11 Siswa 11 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 35 87,5

12 Siswa 12 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 22 55

13 Siswa 13 3 3 3 2 1 2 2 3 3 2 24 60

14 Siswa 14 4 4 3 2 2 3 3 2 3 4 30 75

15 Siswa 15 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 33 82,5

16 Siswa 16 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 33 82,5

17 Siswa 17 4 3 4 2 2 3 3 4 2 3 30 75

18 Siswa 18 3 3 4 3 4 2 2 2 4 2 29 72,5

Page 302: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

288

19 Siswa 19 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 34 85

20 Siswa 20 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 34 85

21 Siswa 21 4 4 4 1 4 1 2 3 2 2 27 67,5

22 Siswa 22 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 34 85

23 Siswa 23 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 30 75

24 Siswa 24 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 36 90

25 Siswa 25 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 29 72,5

26 Siswa 26 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 29 72,5

27 Siswa 27 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 33 82,5

28 Siswa 28 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 32 80

29 Siswa 29 3 4 4 3 4 2 4 4 2 4 34 85

30 Siswa 30 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 35 87,5

31 Siswa 31 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 36 90

32 Siswa 32 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36 90

33 Siswa 33 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 34 85

34 Siswa 34 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 31 77,5

35 Siswa 35 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 32 80

36 Siswa 36 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 32 80

37 Siswa 37 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 34 85

38 Siswa 38 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 37 92,5

39 Siswa 39 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 28 70

∑ 138 137 127 112 125 114 127 113 118 131 1242 3105

Rata-Rata 3,53 3,51 3,25 2,87 3,20 2,92 3,25 2,89 3,02 3,35 31,84 79,61

% 88,46 87,82 81,41 71,79 80,12 73,07 81,41 72,43 75,64 83,97

Page 303: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

289

289

Presentase Ketercapaian Indikator KBK Posttest Eksperimen (XI-1PA 4)

No.

Kelompok

Kemampuan

Berpikir

Kritis

No.

Soal

Indikator dan Sub Indiktor

Kemampuan Berpikir

Kritis

Presentase

(%) Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1

Memfokuskan pada

pertanyaan dengan cara

memformulasikan pertanyaan

88,46 Sangat

Tinggi

2

Menganalisis argumen

dengan cara membuat

ringkasan

87,82

Sangat

Tinggi

3 Menjawab pertanyaan

klarifikasi 81,41

Sangat

Tinggi

2. Pendukung

dasar 4

Menilai kredibilitas sumber

dengan kriteria mampu

memberikan alasan

71,79 Tinggi

3. Inferensi

5

Induksi dan menilai induksi

dengan menggeneral-iasi

suatu grafik

80,12

Tinggi

6

Menilai suatu

induksi/kesimpulan/hipotesis

penjelas bertipe klaim kausal

73,07

Tinggi

7

Mempertimbangkan nilai

suatu keputusan berdasarkan

konsekuensinya

81,41

Sangat

Tinggi

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8

Mengidentifikasi asumsi dari

alasan yang tidak dinyatakan 72,43 Tinggi

5 Strategi dan

taktik

9

Memutuskan suatu tindakan

dengan cara memilih kriteria

untuk menilai solusi yang

memungkinkan

75,64 Tinggi

10

Memutuskan suatu tindakan

dengan memformulasikan

solusi alternatif

83,97 Sangat

Tinggi

Page 304: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

290

Lampiran D.4 Uji Normalitas Hasil Pretest

Uji Normalitas Hasil Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

A. Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan berikut ini:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Page 305: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

291

291

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest Kelas Kontrol 39 97,5% 1 2,5% 40 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Pretest Kelas Kontrol Mean 12,9744 ,47115

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 12,0206

Upper Bound 13,9281

5% Trimmed Mean 12,9430

Median 13,0000

Variance 8,657

Std. Deviation 2,94232

Minimum 8,00

Maximum 19,00

Range 11,00

Interquartile Range 4,00

Skewness ,033 ,378

Kurtosis -,782 ,741

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kelas Kontrol ,091 39 ,200* ,968 39 ,329

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,329 menunjukkan bahwa sig. > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi data

yang berdistribusi normal.

Page 306: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

292

292

B. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan berikut ini:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Page 307: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

293

293

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest Kelas

Eksperimen 39 97,5% 1 2,5% 40 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Pretest Kelas

Eksperimen

Mean 11,6410 ,46683

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 10,6960

Upper Bound 12,5861

5% Trimmed Mean 11,8248

Median 12,0000

Variance 8,499

Std. Deviation 2,91536

Minimum 2,00

Maximum 17,00

Range 15,00

Interquartile Range 3,00

Skewness -,907 ,378

Kurtosis 2,392 ,741

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kelas

Eksperimen ,131 39 ,090 ,933 39 ,022

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,022 menunjukkan bahwa sig. < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi data

yang berdistribusi tidak normal.

Page 308: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

294

294

Lampiran D.5 Uji Normalitas Hasil Posttest

Uji Normalitas Hasil Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

A. Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan berikut ini:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Page 309: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

295

295

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Posttest Kelas Kontrol 39 97,5% 1 2,5% 40 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Posttest Kelas Kontrol Mean 28,4103 ,47858

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27,4414

Upper Bound 29,3791

5% Trimmed Mean 28,4530

Median 28,0000

Variance 8,933

Std. Deviation 2,98873

Minimum 21,00

Maximum 37,00

Range 16,00

Interquartile Range 4,00

Skewness ,128 ,378

Kurtosis 1,315 ,741

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest Kelas Kontrol ,144 39 ,039 ,953 39 ,107

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,107 menunjukkan bahwa sig. > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi data

yang berdistribusi normal.

Page 310: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

296

296

B. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan berikut ini:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Page 311: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

297

297

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Posttest Kelas

Eksperimen 39 97,5% 1 2,5% 40 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Posttest Kelas

Eksperimen

Mean 31,8462 ,56737

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 30,6976

Upper Bound 32,9947

5% Trimmed Mean 32,0798

Median 33,0000

Variance 12,555

Std. Deviation 3,54325

Minimum 22,00

Maximum 37,00

Range 15,00

Interquartile Range 6,00

Skewness -,865 ,378

Kurtosis ,366 ,741

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Posttest Kelas

Eksperimen ,140 39 ,051 ,933 39 ,022

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,022 menunjukkan bahwa sig. < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi data

yang berdistribusi tidak normal.

Page 312: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

298

298

Lampiran D.6 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas Data Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)

H1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan berikut ini:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Pretest KBK Siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,480 1 76 ,490

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,490 menunjukkan bahwa sig. > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi data

yang homogen.

Page 313: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

299

299

Uji Homogenitas Data Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

H0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)

H1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan berikut ini:

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Posttest KBK Siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,920 1 76 ,170

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,170 menunjukkan bahwa sig. > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi data

yang homogen.

Page 314: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

300

300

Lampiran D.7 Uji Hipotesis

Uji Hipotesis Hasil Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest KBK siswa pada kedua kelas

H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest KBK siswa pada kedua kelas

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Perhatikan sig.(2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Hasil Pretest KBK Siswa kontrol 39 44,00 1716,00

eksperimen 39 35,00 1365,00

Total 78

Test Statisticsa

Hasil Pretest

KBK Siswa

Mann-Whitney U 585,000

Wilcoxon W 1365,000

Z -1,766

Asymp. Sig. (2-tailed) ,077

a. Grouping Variable: Kelas

Kesimpulan:

Sig.(2-tailed) sebesar 0,77 menunjukkan bahwa sig.(2-tailed) > 0,05, maka H0

diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan rata-rata pretest KBK siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.

Page 315: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

301

301

Uji Hipotesis Hasil Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan hipotesis statistik:

Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata posttest KBK siswa pada kedua kelas

H1 = terdapat perbedaan rata-rata posttest KBK siswa pada kedua kelas

2. Gunakan taraf signifikan α = 5% (0,05).

3. Perhatikan sig.(2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Hasil Posttest KBK Siswa kontrol 39 28,33 1105,00

eksperimen 39 50,67 1976,00

Total 78

Test Statisticsa

Hasil Posttest

KBK Siswa

Mann-Whitney U 325,000

Wilcoxon W 1105,000

Z -4,370

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Kelas

Kesimpulan:

Sig.(2-tailed) sebesar 0,00 menunjukkan bahwa sig.(2-tailed) < 0,05, maka H0

ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

rata-rata posttest KBK siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.

Page 316: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

302

302

Lampiran D.8 Data Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen

Tabel Uji N-Gain Kelas Kontrol

No Responden Pretest Posttest N-Gain Keterangan

1 Siswa 1 13 29 0,592593 Sedang

2 Siswa 2 16 32 0,666667 Sedang

3 Siswa 3 17 28 0,478261 Sedang

4 Siswa 4 15 30 0,6 Sedang

5 Siswa 5 9 27 0,580645 Sedang

6 Siswa 6 17 22 0,217391 Rendah

7 Siswa 7 8 21 0,40625 Sedang

8 Siswa 8 18 27 0,409091 Sedang

9 Siswa 9 14 27 0,5 Sedang

10 Siswa 10 15 28 0,52 Sedang

11 Siswa 11 13 28 0,555556 Sedang

12 Siswa 12 15 27 0,48 Sedang

13 Siswa 13 11 32 0,724138 Tinggi

14 Siswa 14 12 26 0,5 Sedang

15 Siswa 15 15 27 0,48 Sedang

16 Siswa 16 14 32 0,692308 Sedang

17 Siswa 17 16 28 0,5 Sedang

18 Siswa 18 12 26 0,5 Sedang

19 Siswa 19 16 32 0,666667 Sedang

20 Siswa 20 19 27 0,380952 Sedang

21 Siswa 21 8 26 0,5625 Sedang

22 Siswa 22 10 37 0,9 Tinggi

23 Siswa 23 14 25 0,423077 Sedang

24 Siswa 24 8 25 0,53125 Sedang

25 Siswa 25 9 28 0,612903 Sedang

26 Siswa 26 16 31 0,625 Sedang

27 Siswa 27 12 28 0,571429 Sedang

28 Siswa 28 13 28 0,555556 Sedang

29 Siswa 29 13 28 0,555556 Sedang

30 Siswa 30 11 31 0,689655 Sedang

31 Siswa 31 13 32 0,703704 Sedang

32 Siswa 32 10 29 0,633333 Sedang

33 Siswa 33 17 32 0,652174 Sedang

34 Siswa 34 9 31 0,709677 Tinggi

35 Siswa 35 12 29 0,607143 Sedang

36 Siswa 36 12 30 0,642857 Sedang

37 Siswa 37 12 29 0,607143 Sedang

38 Siswa 38 12 25 0,464286 Sedang

39 Siswa 39 10 28 0,6 Sedang

∑ 506 1108 22,09776 Sedang

Rata-Rata 12,97436 28,41026 0,566609

Page 317: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

303

303

Tabel Uji N-Gain Kelas Eksperimen

No Responden Pretest Posttest N-Gain Keterangan

1 Siswa 1 10 26 0,533333 Sedang

2 Siswa 2 12 35 0,821429 Tinggi

3 Siswa 3 13 29 0,592593 Sedang

4 Siswa 4 12 36 0,857143 Tinggi

5 Siswa 5 12 32 0,714286 Tinggi

6 Siswa 6 14 35 0,807692 Tinggi

7 Siswa 7 12 27 0,535714 Sedang

8 Siswa 8 11 33 0,758621 Sedang

9 Siswa 9 16 35 0,791667 Tinggi

10 Siswa 10 10 31 0,7 Sedang

11 Siswa 11 13 35 0,814815 Tinggi

12 Siswa 12 12 22 0,357143 Sedang

13 Siswa 13 16 24 0,333333 Sedang

14 Siswa 14 5 30 0,714286 Tinggi

15 Siswa 15 15 33 0,72 Tinggi

16 Siswa 16 13 33 0,740741 Tinggi

17 Siswa 17 16 30 0,583333 Sedang

18 Siswa 18 10 29 0,633333 Sedang

19 Siswa 19 12 34 0,785714 Tinggi

20 Siswa 20 2 34 0,842105 Tinggi

21 Siswa 21 11 27 0,551724 Sedang

22 Siswa 22 14 34 0,769231 Tinggi

23 Siswa 23 13 30 0,62963 Sedang

24 Siswa 24 17 36 0,826087 Tinggi

25 Siswa 25 15 29 0,56 Sedang

26 Siswa 26 13 29 0,592593 Sedang

27 Siswa 27 11 33 0,758621 Tinggi

28 Siswa 28 13 32 0,703704 Sedang

29 Siswa 29 12 34 0,785714 Tinggi

30 Siswa 30 9 35 0,83871 Tinggi

31 Siswa 31 12 36 0,857143 Tinggi

32 Siswa 32 9 36 0,870968 Tinggi

33 Siswa 33 9 34 0,806452 Tinggi

34 Siswa 34 10 31 0,7 Sedang

35 Siswa 35 11 32 0,724138 Tinggi

36 Siswa 36 11 32 0,724138 Tinggi

37 Siswa 37 9 34 0,806452 Tinggi

38 Siswa 38 8 37 0,90625 Tinggi

39 Siswa 39 11 28 0,586207 Sedang

∑ 454 1242 27,7 Tinggi

Rata-Rata 11,64103 31,84615 0,710256

Page 318: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

304

304

Lampiran D.9 Data Nilai N-Gain per Indikator KBK

Tabel N-Gain per Indikator KBK Kelas Kontrol

No

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Indikator

Soal Pretest Posttest N-Gain Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1 32,05 85,25 0,78 Tinggi

2 39,10 86,53 0,77 Tinggi

3 37,17 78,84 0,66 Sedang

2. Pendukung

dasar 4 30,12 66,02 0,51 Sedang

3. Inferensi

5 40,38 78,84 0,64 Sedang

6 30,76 60,25 0,42 Sedang

7 32,69 68,58 0,53 Sedang

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8 33,33 61,53 0,42 Sedang

5. Strategi dan

taktik

9 20,51 50,64 0,37 Sedang

10 28,20 73,71 0,63 Sedang

Perhitungan N-Gain per Indikator KBK Kelas Kontrol

Indikator Soal 1

NG = 85,25 − 32,05

100 − 32,5=

52,75

67,5= 0,78

Indikator Soal 6

NG = 60,25−30,76

100 − 30,76=

29,49

69,24= 0,42

Indikator Soal 2

NG = 86,53 − 39,10

100 − 39,10=

47,43

60,9= 0,77

Indikator Soal 7

NG = 68,58−32,69

100 − 32,69=

35,89

67,31= 0,53

Indikator Soal 3

NG = 78,84 − 37,17

100 − 37,17=

41,67

62,83= 0,66

Indikator Soal 8

NG = 61,53−33,33

100 − 33,33=

28,2

66,67= 0,42

Indikator Soal 4

NG = 66,02 − 30,12

100 − 30,12=

35,9

69,88= 0,51

Indikator Soal 9

NG = 50,64−20,51

100 − 20,51=

30,13

79,49= 0,37

Indikator Soal 5

NG = 78,84 − 40,38

100 − 40,38=

38,46

59,62= 0,64

Indikator Soal 10

NG = 73,71−28,20

100 − 28,20=

45,51

71,8= 0,63

Page 319: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

305

305

Tabel N-Gain per Indikator KBK Kelas Eksperimen

No

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Indikator

Soal Pretest Posttest N-Gain Kategori

1. Klarifikasi

dasar

1 31.41 88,46 0,83 Tinggi

2 39,10 87,82 0,80 Tinggi

3 31,41 81,41 0,72 Tinggi

2. Pendukung

dasar 4 29,48 71,79 0,60 Sedang

3. Inferensi

5 38,46 80,12 0,67 Sedang

6 21,15 73,07 0,65 Sedang

7 30,12 81,41 0,73 Tinggi

4. Klarifikasi

lebih lanjut 8 23,07 72,43 0,64 Sedang

5. Strategi dan

taktik

9 16,66 75,64 0,71 Tinggi

10 30,12 83,97 0,77 Tinggi

Perhitungan N-Gain per Indikator KBK Kelas Eksperimen

Indikator Soal 1

NG = 88,46−31,41

100 − 31,41=

57,05

68,59= 0,83

Indikator Soal 6

NG = 73,07−21,15

100 − 21,15=

51,92

78,85= 0,65

Indikator Soal 2

NG = 87,82−39,10

100 − 39,10=

48,72

60,9= 0,80

Indikator Soal 7

NG = 81,41−30,12

100 − 30,12=

51,29

69,88= 0,73

Indikator Soal 3

NG = 81,41−31,41

100 − 31,41=

50

68,59= 0,72

Indikator Soal 8

NG = 72,43−23,07

100 − 23,07=

49,36

76,93= 0,64

Indikator Soal 4

NG = 71,79−29,48

100 − 29,48=

42,31

70,52= 0,60

Indikator Soal 9

NG = 75,64−16,66

100 − 16,66=

58,98

83,34= 0,71

Indikator Soal 5

NG = 80,12−38,46

100 − 38,46=

41,66

61,54= 0,67

Indikator Soal 10

NG = 83,97−30,12

100 − 30,12=

53,85

69,88= 0,77

Page 320: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

306

LAMPIRAN E

Dokumentasi Penelitian

1. Surat Izin Observasi dan Penelitian

2. Surat Keterangan Observasi dan

Penelitian

3. Surat Izin Validasi

4. Uji Referensi

5. Foto-Foto Penelitian

Page 321: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

307

307

Lampiran E.1 Surat Izin Observasi dan Penelitian

Page 322: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

308

308

Page 323: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

309

309

Page 324: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

310

310

Page 325: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

311

311

Lampiran E.2 Surat Keterangan Observasi dan Penelitian

Page 326: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

312

312

Page 327: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

313

313

Page 328: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

314

314

Page 329: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

315

315

Lampiran E.3 Surat Validasi Tenaga Ahli Instrumen KBK

Page 330: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

316

316

Page 331: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

317

317

Page 332: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

318

Lampiran E.4 Lembar Uji Referensi

Page 333: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

319

Page 334: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

320

Page 335: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

321

Page 336: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

322

Page 337: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

323

Page 338: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

324

Page 339: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

325

Page 340: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

326

Page 341: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

327

Page 342: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

328

Page 343: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

329

Page 344: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

330

Page 345: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

331

Page 346: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

332

Page 347: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

333

Lampiran E.5 Foto-Foto Penelitian

Kelas Kontrol (XI IPA 1)

Pretest

Pembelajaran

Posttest

Page 348: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

334

Kelas Eksperimen (XI IPA 4)

Pretest

Pembelajaran

Posttest

Page 349: PENGARUH MODEL SOCIOSCIENTIFIC ISSUES TEACHING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...iv ABSTRAK Rosita Nur Azmi (1113016300057), Pengaruh Model Socioscientific Issues

335

BIODATA PENULIS

Rosita Nur Azmi. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Fachrul Alam dan N.

Najiah. Lahir di Sukabumi pada tanggal 24 Mei 1995, bertempat tinggal di Desa

Pasirbungur RT/RW 001/013 Kec. Cilograng, Kab.Lebak.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis diantaranya SDN

1 Cijengkol lulus tahun 2007, SMPN 1 Cilograng lulus tahun 2010 dan MAN 2

Lebak lulus tahun 2013. Penulis kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Tadris

Fisika pada tahun 2013.