tugas reproduksi ternak.pdf

Upload: nodaipaibo-rocken

Post on 08-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    1/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    127

    ISSN 1907-0322

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus MedicatedThe Enhanced Reproduction of Cow Parent Brahman CrossPost Partum with Feed Supplement Multinutrient Block Plus

    Medicated

    Nursyam Andi Syarifuddin dan Anis Wahdi

    Fakultas Pertanian, Universitas Lambung MangkuratJl. A. Yani Km. 36 Tlp/Fax (0511) 4774425Banjarbaru, Kalimantan Selatan (70714)e-mail: [email protected]

    Diterima 18 Agustur 2011; Disetujui 10 November 2011

    ABSTRAK

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross Post Partum denganPemberian Pakan Suplemen Multinutrient Block Plus Medicated. Salah satupermasalahan dalam pembibitan sapi Brahman Cross adalah rendahnya efisiensi reproduksiakibat panjangnya anestrus post partum dan tingginya angka service per conceptionyang antaralain disebabkan oleh rendahnya kandungan nutrisi ransum. Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkan reproduksi sapi induk Brahman Cross post partum dengan pemberian pakansuplemen Multinutrient Block plus Medicated (MBPM) yang dimulai dengan memperbaiki skorkondisi induk sehingga dapat mempercepat proses munculnya berahi post partum kemudian

    meningkatkan angka kebuntingan dengan memperkecil angka service per conception sertamemperbaiki pertumbuhan pedet yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan 16 ekor sapiinduk Brahman Cross post partumyang tidak melebihi 90 hari terdiri atas 9 ekor diberi pakansuplemen MBPMdibandingkan dengan 7 ekor tidak diberi pakan suplemen MBPM sebagaikontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan suplemen MBPM dapatmeningkatkan reproduksi sapi induk Brahman Cross post partumyaitu mempertahankan skorkondisi induk pada awal post partum sampai terjadinya kebuntingan, mempercepat 24,8 harimunculnya berahipost partum, angka service per conception= 1 dan angka kebuntingan dapatmencapai 60%, mempertahankan kadar urea plasma darah dan kadar glukosa darah dalambatas normal baik pada saatpost partummaupun setelah berahipost partum. Pemberian pakansuplemenMBPMpada sapi induk Brahman Cross post partumdapat memberikan pertambahanbobot badan pada pedetnya yang menyusui sebesar 0,51kg/ hari.

    Kata kunci: peningkatan reproduksi,Brahman Cross, multinutrient block plus medicated

    ABSTRACT

    The Reproduction Enhanced of Cow Parent Brahman Cross Post Partum withFeed Supplement Multinutrient Block Plus Medicated. One of the problems in breedingBrahman Cross cattle reproduction efficiency is low due to the length of postpartum anestrusand the high number of services per conception is partly due to the low nutrient content ofrations. This study aims to improve the performance of reproductive cows parent BrahmanCross post partum through feeding strategy supplement Multinutrient Block plus Medicated(MBPM) which starts with the correct parent condition score so that it can accelerate theprocess appear oestrus post partum then increasing conception rate to minimize the numberof service per conception as well as to improve the growth calf produced. This research uses16 cows parent Brahman Cross post partum not exceeding 90 days comprising 9 tails weregiven feed supplements MBPM compared with 7 tail not given feed supplements MBPM ascontrol. Research results show that feeding supplements MBPM can enhanced reproductive

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    2/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    128

    ISSN 1907-0322

    cow parent Brahman Cross post partum i.e. : maintain parent condition score in early postpartum until the occurrence of pregnant, accelerating day 24,8 appear oestrus post partum,number service per conception = 1 and conception rate can reach 60%, maintaining the levelsof urea plasma of blood and blood glucose levels within normal limits either at the time of

    post partum and oestrus post partum. Feeding supplements MBPM on cows parent BrahmanCross post partum can give added daily gain 0,51kg on calf is suckling.

    Key words : the reproduction enhanced, Brahman Cross, multinutrient block plus medicated

    PENDAHULUAN

    Pemerintah telah mencanangkanprogram swasembada daging sapi dalamProgram Swasembada Daging Sapi 2014

    (PSDS-2014). Untuk keberhasilan PSDS-2014, pemerintah Provinsi KalimantanSelatan melalui Dinas Peternakan telahmengembangkan Program PengembanganBudidaya Ternak Sapi Potong dan Bibit SapiPotong [1]. Jenis sapi potong yang dikembangkan antara lain sapi BrahmanCross, jenis sapi yang cukup disenangi olehmasyarakat Kalimantan Selatan, karena

    perkembangan tubuhnya yang cepat,mampu bertahan dalam kondisi suhu tinggi

    dan tahan terhadap ektoparasit [2].Salah satu masalah dalam pembibitansapi Brahman Cross adalah rendahnyaefisiensi reproduksi sebagai akibat dari

    panjangnya waktu berahi kembali setelahmelahirkan (berahi post partum) yang lebihdari 90 hari, dan tingginya angka service perconception (jumlah pelayanan perkawinanuntuk terjadi kebuntingan) yaitu S/C > 2.Berdasarkan pengamatan SYARIFU-DDIN[3] terhadap 39 ekor sapi induk BrahmanCross

    milik Fakultas Pertanian Unlam diKabupaten Tanah Laut angka berahi postpartum adalah 5,36 bulan dan service perconception adalah 2,27, sehingga intervalkelahiran (calving interval) 17,76 bulandengan angka kelahiran (calf crop) 48,57%.Berahi post partumyang panjang dan angkaS/C yang tinggi pada sapi induk BrahmanCross ini perlu segera ditanggulangi, karenakeadaan ini menurunkan kinerja reproduksidan jumlah kelahiran anak setiap tahun.

    Menurut SYARIFUDDIN dan WAHDI[4] penyebab anestrus post partumsapi indukBrahman Cross adalah rendahnya

    kandungan nutrisi ransum yang diberikanterutama kandungan protein dan kandunganmineral makro seperti P serta mineral mikroseperti Co dan I. Menurut SYARIFUDDINdan WAHDI [5] pemberian pakan suplemen

    multinutrient blockpada sapi induk BrahmanCross yang mempunyai berahi post partumlebih dari 90 hari dan S/C > 2, dapatmempercepat 20 hari munculnya berahipost

    partum dan meningkatkan angkakebuntingan 16,67%.

    Dalam penelitian ini efisiensireproduksi sapi induk Brahman Crossdicobaditingkatkan dengan cara pemberi-an pakansuplemen multinutrient block plus medicated(MBPM). Pakan suplemen MBPM adalah

    pakan yang mengandung sumber energi,sumber protein, sumber mineral, dansumber vitamin serta mengandung obatcacing, yang diberikan secara komplit dalambentuk block kepada ternak. Pemberian

    pakan suplemen ini diharapkan dapatmemulihkan kondisi tubuh induk setelah

    post partum dalam kondisi menyusui, denganmemanfatkan pakan hijauan terutama yangberkualitas rendah. Obat cacing dalam

    pakan suplemen diharapkan dapat

    mengurangi investasi cacing dalam saluranpencernaan, sehingga zat-zat nutrisi dapatdimanfaatkan secara maksimal dan dapatdigunakan untuk proses munculnya berahi

    post partum serta proses fertilisasi. Inidiharapkan dapat meningkatkan angkakebuntingan. Selain itu, pedet yang masihmenyusu pada induknya, akan mendapatasupan nutrisi yang lebih baik serta dapatmencegah investasi cacing yang lebihbanyak dalam saluran pencernaan, sehingga

    pertumbuhannya menjadi lebih baik.

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    3/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    129

    ISSN 1907-0322

    BAHAN DAN METODE

    Bahan dan Alat

    Dalam penelitian ini digunakan sapiinduk Brahman Crossyang baru mengalamipost partumtidak lebih dari 90 hari sebanyak16 ekor. Pakan suplemenmultinutrient block

    plus medicated yang teknologinyadikembangkan oleh BATAN dibuat sendiridengan formulasi : dedak padi 49%, bungkilkelapa 22%, mineral mix 11%, cangkangtelur 4%, SP36 1%, urea 2%, semen 1%,dan molases 12% serta obat cacing sesuaidosis anjuran pada pabriknya. TabungVacutainer dengan sodium heparin (BDVacutainer) dan jarum venoject Terumodigunakan untuk mengambil sampel darahsapi untuk analisis kadar urea plasma darahdan glukosa darah. RIA Kit Progesteron,Coat A Count Progesterone (ProduksiSiemens) digunakan untuk menganalisiskadar hormon Progesteron dalam sampeldarah dengan Teknologi Radioimmuno-assay(RIA).

    Rancangan PercobaanPenelitian ini menggunakan 16 ekor

    sapi induk Brahman Cross post partum yangdikelompokkan atas sapi induk perlakuan

    yaitu 9 ekor yang telah melahirkan tidaklebih dari 90 hari, diberi pakan suplemen

    MBPM dan sapi induk kontrol yaitu 7 ekoryang telah melahirkan tidak lebih dari 90hari, tidak diberi pakan suplemenMBPM.

    Sapi induk Brahman Crosspost partumdiidentifikasi dan dikelompokkan sesuaikriteria yang telah ditentukan. Identifikasi

    dilakukan berdasarkan hasil wawancaralangsung dengan peternak, catatan yang ada

    pada peternak dan observasi langsung.Pakan suplemenMBPM dibuat sendiri

    di Pusat Pelatihan dan Diseminasi TeknologiPeternakan dan Pertanian Terpadu(P2DTP2T) Faperta Unlam, di Desa Sei RiamKecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Lautsesuai formulasi yaitu : dedak padi 49%,bungkil kelapa 22%, mineral mix 11%,cangkang telur 4%, SP36 1%, urea 2%,

    semen 1%, dan molases 12% serta obatcacing sesuai dosis anjuran pada pabriknya.

    Pemberian pakan suplemen MBPM padakelompok sapi yang telah ditentukan.

    Sapi induk yang telah muncul berahi

    dilakukan IB. Sapi induk tersebut jugadinalisis kadar urea plasma darah dan kadarglukosa darahnya yang bertujuan untukmengetahui status protein dan energi dalamtubuh ternak. Hasil analisis urea plasmadarah dan kadar glukosa darah jugadigunakan untuk mengetahui hubunganantara SKI post partum dengan kadar urea

    plasma darah dan kadar glukosa darah sertamengeta-hui kadar urea plasma darah dankadar glukosa pada saat muncul berahi danterjadi kebuntingan pada sapi induk.

    Penerapan teknologi RIA dilakukanuntuk mendiagnosa kegagalan reproduksidan mendeteksi kebuntingan dini pada sapiinduk Brahman Cross dengan menganalisis

    profil hormon progesteronnya. Penerapanteknologi RIA pada awal kegiatan bertujuanuntuk mendiagnosa kegagalan reproduksi

    pada sapi induk. Sapi induk yang telahdiberi identifikasi, diambil sampel darahsebanyak tiga kali yaitu pada hari ke 0, ke10, dan ke 20 sejak pengambilan sampeldarah dimulai. Sampel darah yang telahdiambil (maksimal 2 jam setelah

    pengambilan) kemudian disentrifuge dengankecepatan 2500 rpm selama 30 menit,sehingga menghasilkan serum darah. Serumdarah selanjutnya disimpan di freezersampai seluruh serum darah terkumpul.Perlakuan IB pada sapi induk yang telahmuncul berahi, deteksi kebuntingan dininyadilakukan dengan menerapkan teknologiRIA. Pengambilan sampel darah dimulai

    pada hari dilakukan IB sebagai hari ke 0,selanjutnya pada hari ke 10 dan 20 setelahdilakukan IB. Serum darah yang terkumpul,kemudian di analisis di LaboratoriumReproduksi Ternak Fakultas PertanianUnlam, dengan Teknologi RIA untukmengetahui profil hormon progesteronnya.

    Peubah yang diamati pada masing-masing kelompok adalah : SKI, waktumunculnya berahi post partum, service perconception, angka kebuntingan (conception

    rate), profil hormon progesteron, kadar ureaplasma darah dan kadar glukosa darah serta

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    4/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    130

    ISSN 1907-0322

    pertambahan bobot badan pedet sebelumdisapih. Penilaian skor kondisi indukberdasarkan Entwistle dan Turnour [6] sbb :

    1 = Sangat kurus, 2 = Sedikit kurus, 3 =Kurus, 4 = Sedang, 5 = Gemuk, dan 6 =Sangat gemuk.

    Analisis DataPerbedaan kelompok sapi yang diberi

    pakan suplemen MBPMdengan tidak diberipakan suplemen MBPM diuji dengan nilaitengah dengan menggunakan rumus Steeldan Torrie [7] sebagai berikut:

    Hipotesis yang diuji :

    Ho : 1= 2 lawan H1 : 12

    Statistik uji :

    1 - 2t = ----------------

    s 1 - 2

    Dimana :2s2

    s 1 - 2 = -----n

    Y21- (Y1)2/n + Y22-(Y2)

    2/ns2 = -------------------------------------------------------------

    2 (n 1)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil pengamatan kinerja repro-duksisapi induk Brahman Crosspost partumyangtelah diberi dan tidak diberi pakan suplemen

    MBPM disajikan pada Tabel 1.

    Penilaian Skor Kondisi IndukNilai SKI sapi perlakuan pada awal

    penelitian rata-rata 4, sedang pada kelompoksapi kontrol rata-rata 5. Perbedaan SKIterutama disebabkan oleh sistem

    pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak.Sapi tersebut mempunyai asal usul yangsama yaitu sapi induk Brahman Cross dariAustralia bantuan pemerintah pada tahun2007. Sapi perlakuan berasal dari KelompokTernak Maju Bersama (KTMB) sedangkansapi kontrol besaral dari Kelompok TernakTani Muda (KTTM). KTMB lebih majudibandingkan dengan KTTM, karenaumurnya lebih tua, sehingga diasumsikanlebih berpengalaman dalam kegiatan

    Tabel 1. Hasil pengamatan kinerja reproduksi sapi induk Brahman Crosspost partumyang telah diberidan tidak diberi pakan suplemenMBPM.

    NoSapi

    PostPartum

    SKI* bulan ke WaktuBerahi(Hari)

    PKB* S/C*

    Profil HormonProgesteron pada

    kondisi awal

    Profil HormonProgesteronsetelah di IB

    Konsen-trasi

    (ng/ml)

    Inter-pretasi

    Kon-sentrasi

    (ng/ml)

    Inter-pretasi

    1 2 3 4

    Sapi induk yang diberi pakan suplemenMBPM

    1. 3bulan

    3 3 3 3 - - - 8,7 (H)-

    5,6 (H)

    DidugaCLP

    - -

    2. 3bulan

    4 4 4 4 1 Bunting 1 5,0 (H)-

    5,3 (H)

    Siklus 5,0 (H)-

    5,3 (H)

    Bun-ting

    3. 3bulan

    4 4 4 4 2 Bunting 1 0 (L)-

    6,6 (H)

    Siklus 0 (L)-

    6,6 (H)

    Bun-ting

    4. 13 hari 5 5 5 4 19 - - 2,8 (H)4,4 (H)5,5 (H)

    DidugaCLP

    - -

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    5/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    131

    ISSN 1907-0322

    5. 3bulan

    5 5 4 4 - - - 7,1 (H)8,6 (H)4,7 (H)

    DidugaCLP

    - -

    6. 3

    bulan

    4 4 4 4 75 Bunting 1 1,9 (L)

    5,5 (H)4,0 (H)

    Siklus 1,8 (L)

    3,3 (H)2,8 (H)

    Bun-

    ting

    7. 3bulan

    5 5 4 4 6 Kosong

    >4 12,0 (H)11,0 (H)8,2 (H)

    DidugaCLP

    0 (L)0 (L)0 (L)

    Asik-lus

    8. 3bulan

    5 5 4 4 16 Kosong >1 4,1 (H)-

    6,0 (H)

    DidugaCLP

    1,1 (L)2,4(H)0,8 (L)

    Siklus

    9. 3bulan

    4 4 4 4 - - - 9,5 (H)10,5 (H)8,2 (H)

    DidugaCLP

    - -

    Rata-

    rata

    3

    bulan

    4 4 4 4 19,8a

    Sapi induk yang tidak diberi pakan suplemen MBPM

    1. 3bulan

    5 5 5 4 34 Kosong >1 1,7 (L)3,7 (H)3,3 (H)

    Siklus 0 (L)0,9 (L)0 (L)

    Asik-lus

    2. 3bulan

    5 5 5 5 49 Bunting 1 3,5 (H)6,7 (H)8,2 (H)

    DidugaCLP

    2,2 (H)8,7 (H)32,9 (H)

    Bun-ting

    3. 13 hari 5 5 5 5 47 Bunting 1 17,8 (H)17,6 (H)24,1 (H)

    DidugaCLP

    0 (L)4,5 (H)9,5 (H)

    Bun-ting

    4. 3

    bulan

    5 5 5 5 21 Bunting 1 9,9 (H)

    -8,4 (H)

    Diduga

    CLP

    5,3 (H)

    5,1 (H)6,7 (H)

    Bun-

    ting

    5. 3bulan

    5 5 5 5 72 Kosong >1 7,7 (H)11,0 (H)9,9 (H)

    DidugaCLP

    - -

    6. 3bulan

    5 5 5 5 - - - 9,3 (H)11,7 (H)12,7 (H)

    DidugaCLP

    - -

    7. 3bulan

    5 5 4 4 - - - 10,1 (H)-

    10,0 (H)

    DidugaCLP

    - -

    Rata-

    rata

    3

    bulan

    5 5 5 5 44,6a - -

    Keterangan :* SKI = Skor Kondisi Induk, PKB = Pemeriksaan Kebuntingan dan S/C = Service per conception

    L = Low (konsentrasi hormon progesteron < 2 ng/ml) H = High (konsentrasi hormon progesteron> 2 ng/ml)

    Superscrippada kolom yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata.

    memelihara ternak. KTMB berdiri padatanggal 9 Mei 2002 sedang KTTM berdiri

    pada tanggal 12 Juli 2004. Kelebihan KTMBdibandingkan KTTM antara lain adalah

    sistem pemeliharaan secara umum lebihbaik, kondisi perkandangan lebih permanendan sanitasi kandang lebih baik, pakanhijauan pada setiap kandang lebih tersedia,

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    6/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    132

    ISSN 1907-0322

    dan lebih terbiasa menggunakan pakantambahan berupa sawut (singkong yangdikeringkan dan diiris tipis-tipis). Kondisi ini

    diperkirakan menyebabkan SKI sapi-sapiinduk di KTMB lebih baik dari pada KTTM.Pemberian pakan suplemen MBPM

    dapat mempertahankan SKI sapi induk padaawal post partum sampai terjadikebuntingan, namun tidak dapatmempertahankan SKI sapi induk yangsedang menyusui. Induk yang sedangmenyusui memerlukan nutrisi yang lebihbesar. Ketidakseimbangan asupan nutrisitersebut menyebabkan skor kondisi indukmenurun.

    Percepatan Waktu Munculnya BerahiPost Partum

    Kelompok sapi induk yang diberipakan suplemen MBPM menyebabkanberahi lebih cepat 24,8 hari dari padakelompok sapi induk kontrol, walaupunhasil uji nilai tengah tidak berbeda nyata.Waktu 24,8 hari secara ekonomis sangatberarti bagi peternak, terutama untuk

    penghematan biaya pemeliharaan yaitubiaya penyediaan pakan hijauan dankonsentrat, obat-obatan serta upah peme-liharaan. Kondisi demikian menunjukkanbahwa, pemberian pakan suplemen MBPMdapat mempunyai nilai ekonomi lebih baikdalam mempercepat muncul berahi padasapi induk Brahman Cross post partum.

    Pemberian pakan suplemen MBPMpada sapi induk yang mempercepat munculberahipost partum, diduga karena komposisi

    pakan suplemen MBPM yang mengandung

    sumber energi, sumber protein, sumbermineral dan vitamin serta obat cacingsehingga mampu memperbaiki kondisitubuh, memacu aktivitas hormonreproduksi, melancarkan estrus, danmeningkatkan jumlah sel telur yang dilepaskantong telur [9].

    Jumlah Inseminasi per Kebuntingan(Service per Conception)

    Kelompok sapi induk yang diberi

    pakan suplemen MBPMdan kelompok sapiinduk kontrol yang mempunyai nilai

    S/C = 1 mencapai 60%, sehingga tidak adaperbedaan nilai S/C = 1 antara keduakelompok tersebut. Hasil wawancara

    peternak menunjukkan bahwa, sapi-sapiinduk yang diberi pakan suplemen MBPMtelah melahirkan anak dua kali sebelum

    pelaksanaan penelitian ini. Anak yangdilahirkan adalah hasil dari IB atau kawinalam, dua sampai empat kali kemudianterjadi kebuntingan (S/C = 2 4), sehinggadengan pemberian pakan suplemen MBPMdiperoleh nilai S/C yang lebih baik.

    Service per conception sebaiknya tidaklebih dari dua karena dinilai tidak ekonomislagi. Menurut TOELIHERE [10], nilai S/C

    yang normal berkisar antara 1,6 2. Bilauntuk suatu kebuntingan dibutuhkan

    periode kawin yang makin singkat danjumlah perkawinan yang rendah, maka nilaiS/C mendekati satu. S/C dengan nilaimendekati satu menunjukkan adanyatingkat efisiensi reproduksi yang tinggi.Secara ekonomis hal tersebut memberikanarti yang cukup besar karena tingkatefisiensi reproduksi yang tinggi me-nyebabkan biaya untuk menghasilkan suatukebuntingan menjadi lebih rendah,terutama jika perkawinan dilakukan dengansistem sewa pejantan maupun sistem IB.

    Angka Kebuntingan (Conception Rate)Angka kebuntingan adalah persentase

    dari betina-betina yang telah bunting setelahdikawinkan atau di IB pertama [11]. NilaiCR pada kelompok sapi induk BrahmanCross post partum yang diberi pakansuplemen MBPM dan kelompok sapi induk

    kontrol adalah sama yaitu 60%, sehinggatidak ada perbedaan nilai CR. Nilai SKIkelompok sapi induk yang diberi pakansuplemen MBPM lebih rendah dari yangkelompok sapi induk kontrol seperti pada

    perhitungan angka S/C. Pemberian pakansuplemen MBPMpada sapi induk BrahmanCross post partum dapat meningkatkan angkakebuntingan, karena pemberian pakan

    MBPM memperbaiki kondisi tubuh,mamacu aktivitas hormon reproduksi,

    melancarkan estrus, dan meningkatkanjumlah sel telur yang dilepas kantong telur

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    7/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    133

    ISSN 1907-0322

    [9], sehingga dapat meningkatkan prosesfertilisasi untuk terjadinya kebuntingan.

    Profil Hormon ProgesteronAnalisis profil hormon progesteronbertujuan untuk mendiagnosa kelainanreproduksi ternak dan deteksi kebuntingandini dengan melakukan tiga kali atau duakali pengambilan sampel darah seperti yangdikemukankan LATIEF [12]. Kelompok sapiinduk yang diberi pakan suplemen MBPM

    pada kondisi awal, berdasarkan hasil analisisprofil hormon progesteronnya terdapat66,67% yang diinterpretasi diduga corpusluteum persistent (CLP). Dugaan inidiperkuat oleh informasi dari peternakbahwa, sapi induk tersebut tidak pernahdikawinkan baik kawin alam maupuninseminasi buatan. Sapi induk yang didugaCLP telah diberi pakan suplemen MBPM,dan ditemukan bahwa 33,33% kemudianbersiklus, muncul berahi dan dikawinkannamun tidak terjadi kebuntingan. Sapi induk

    pada kondisi awal yang diinterpretasibersiklus, muncul berahi kemudiandikawinkan ternyata menghasilkankebuntingan. Kondisi ini menunjukkanbahwa, pemberian pakan suplemen MBPMdapat memperbaiki kinerja reproduksi sapiinduk dengan merangsang terjadinya siklusberahi, dan sapi induk yang mengalamisiklus berahi kemudian dikawinkan dapatmenyebabkan terjadinya kebuntingan.

    Kelompok sapi induk kontrol padakondisi awal terdapat 85,71% yangdiinterpretasi diduga CLP seperti padakelompok sapi induk yang diberi pakan

    suplemen MBPM. Sapi induk tersebutkemudian bersiklus, muncul berahi dandapat bunting setelah dikawinkan walaupuntidak diberi pakan suplemen MBPM, didugakarena karena SKI-nya = 5 yaitu gemuk

    yang sangat memungkinkan munculnyaberahi dan terjadinya fertilisasi. Kondisi inidibandingkan dengan sapi induk yang diberi

    pakan suplemen MBPM yang hanya SKI-nya = 4 yaitu sedang, dengan pemberian

    pakan suplemen MBPM akan lebih

    memperbesar peluang muncul berahi danterjadinya fertilisasi.

    Kadar Urea Plasma Darah dan KadarGlukosa Darah

    Pengukuran konsentrasi urea plasma

    darah ternak ruminansia dewasa ini telahmenjadi suatu cara yang umum untukmengetahui status protein, baik untuk

    penelitian produksi ternak maupun untukpenjagaan kesehatan [13]. MenurutSWENSON [14], konsentrasi normal urea

    plasma darah pada ternak ruminansiaberkisar antara 2 27 mg/ 100 ml, sedangmenurut CHURCH dan FONTENOT [15],berkisar antara 10 15 mg/ 100 ml.

    Rata-rata kadar urea plasma darahpada kondisi awal penelitian sapi indukyang diberi pakan suplemen MBPM lebihtinggi dari pada sapi induk kelompokkontrol yaitu 24,4 mg/dL Vs 23,3 mg/dL(Gambar 1). Hasil uji nilai tengah me-nunjukkan perbedaan yang nyata, namunkadar urea plasma darah sapi-sapi induktersebut masih dalam batas normal yaituantara 2 27 mg/ 100 ml. Kondisi inimenunjukkan bahwa, sapi-sapi induk yangdigunakan tidak kekurangan protein.

    Kadar urea plasma darah apabiladihubungkan dengan SKI tidak diperoleh

    pola yang jelas, namun ada kecenderunganbaik pada pada kelompok sapi induk yangdiberi pakan suplemenMBPMmaupun padakelompok sapi induk kontrol yangmempunyai SKI = 4 - 5 mempunyai kadarurea plasma darah dalam batas normal.Kondisi ini menun-jukkan bahwa, sapiinduk yang mem-punyai SKI yang normaluntuk berahi yaitu 4, 5, kemungkinan 6 jugamempunyai kadar urea plasma darah yang

    normal. Kadar urea plasma darah apabiladihubungkan dengan profil hormon

    progesteron juga tidak diperoleh pola yangjelas, namun ada kecende-rungan padakelompok sapi induk yang diberi pakansuplemen MBPM yang diinterpretasibersiklus, mempunyai kadar urea plasmadarah dalam batas normal.

    Pemeriksaan glukosa darah dilaku-kankarena hasil penelitian para ahlimenunjukkan bahwa ternak ruminansia

    memerlukan glukosa dalam seluruh phasekehidupannya dan kebutuhannya itu

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    8/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    134

    ISSN 1907-0322

    menunjukkan pola yang sama dengankebutuhan protein (PRESTON, 1995 dalam[16]. Glukosa dibutuhkan dalam jumlah

    yang banyak oleh ternak ruminansia untukkebutuhan hidup pokok, pertumbuhantubuh dan pertumbuhan fetus, pertumbuhan

    jaringan (plasenta, ambing) dan produksisusu [16]. Estimasi energi tubuh dapatdilihat dari kandungan glukosa darah(PATIL dan DISPANDE, 1979, TELENI et

    al, 1989 dalam [17], namun belum diketa-hui secara akurat cadangan energi tubuh

    yang ideal agar estrus post partum kembali

    normal [17]. Kadar gula darah normal padaternak ruminansia bervariasi antara 40 60mg/100 ml [16] dan 35 - 55 mg/100 ml(PANICKE, et al., 2002 dalam [18].

    Rata-rata kadar glukosa darah padakondisi awal kelompok sapi induk yangdiberi pakan suplemen MBPM lebih rendah

    Gambar 1. Kadar urea plasma darah sapi indukBrahman Cross post partum yang diberi dantidak diberiMBPM.

    Gambar 2. Kadar glukosa darah sapi induk Brahman

    Cross post partum yang diberi dan tidakdiberi pakan suplemenMBPM.

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    9/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    135

    ISSN 1907-0322

    dari pada sapi induk kelompok kontrolyaitu38,8 mg/dL Vs 42,9 mg/dL (Gambar 2).Hasil uji nilai tengah menunjukkan

    perbedaan yang nyata, namun kadarglukosa darah tersebut masih dalam batasnormal, sehingga sapi-sapi induk tersebutmempunyai status energi yang normal.Keadaan ini menunjukkan bahwa, sapi-sapiinduk yang digunakan tidak kekuranganenergi.

    Kadar glukosa darah apabiladihubungkan dengan SKI, terdapatkecenderungan bahwa sapi induk yangmempunyai SKI = 4 5 mempunyai kadarglukosa darah dalam batas normal. Kondisiini dimungkinkan karena SKI = 4 5 adalahkondisi tubuh yang sedang gemuk,sehingga cadangan energi dalam tubuhcukup tersedia. Kadar glukosa darah apabiladihubungkan dengan profil hormon

    progesteron, tidak terdapat pola yang jelas.Kondisi ini sesuai dengan pendapatWINUGROHO [17] bahwa belum diketahuisecara akurat cadangan energi tubuh yangideal agar estrus post partumkembali normal.

    Rata-rata kadar urea plasma darah sapiinduk Brahman Cross post partum yangdiberi pakan suplemen MBPM telahdilakukan IB, lebih rendah dibandingdengan sapi induk kelompok kontrol yaitu15,8 mg/dL Vs 17,7 mg/dL (Gambar 3),masih dalam batas normal. Hasil uji nilaitengah menunjukkan perlakuan tidakberbeda nyata, sehingga tidak ada

    perbedaan kadar urea plasma darah antarasapi induk Brahman Cross post partumyangdiberi dengan yang yang tidak diberi pakan

    suplemenMBPMsetelah dilakukan IB.Rata-rata kadar urea plasma darah

    pada kelompok sapi induk yang diberipakan suplemen MBPM maupun kelompokkontrol pada pada kondisi awal penelitian,dibandingkan rata-rata kadar urea plasmadarah setelah muncul berahi dan dilakukanIB, ternyata mengalami penurunan yaitudari 25,4 mg/dL menjadi 15,8 mg/dL dandari 23,2 mg/dL menjadi 17,7 mg/dL.Kondisi ini menunjukkan bahwa, kadar urea

    plasma pada sapi induk Brahman Cross postpartum pada saat berahi akan mengalami

    penurunan, namun masih dalam batasnormal. Penurunan kadar urea plasma padakondisi tersebut disebabkan karena

    dimanfaatkannya urea plasma darah untukproses birahi. Ini menunjukkan bahwa,peranan pakan suplemen MBPM untukmempertahankan kadar urea plasma darahtetap normal sangat diperlukan.

    Rata-rata kadar glukosa darahkelompok sapi induk yang diberi pakansuplemen MBPM dan telah dilakukan IB,lebih tinggi dibanding dengan sapi indukkelompok kontrol yaitu 36,3 mm/dL Vs 34,7mg/dL (Gambar 4), namun nilai ini masihdalam batas normal.

    Hasil uji nilai tengah menunjukkanperlakuan tidak berbeda nyata, ini berartitidak ada perbedaan kadar glukosa darahantara sapi induk yang diberi pakansuplemen MBPM dengan sapi indukkelompok kontrol setelah dilakukan IB.Data ini menunjukkan bahwa, kadar glukosasapi induk yang diberi pakan suplemen

    MBPM mengalami peningkatan dari 34,0mg/dL (awal penelitian) menjadi 36,3 mg/dL(muncul berahi). Sebaliknya sapi induk

    yang tidak diberi pakan suplemen MBPMmengalami penurunan yaitu dari 42,9 mg/dLmenjadi 34,7 mg/dL berturut-turut padaawal penelitian dan muncul berahi. Namunsemua nilai ini masih dalam batas normal.Pakan suplemen MBPM pada kondisi iniberperanan memperbaiki kadar glukosadarah, karena kelompok sapi induk yangdiberi pakan suplemen MBPM mempunyaiSKI yang lebih rendah daripada sapi indukkelompok kontrol, sehingga batas normal

    kadar glukosa darah dalam darah dapatdipertahankan.

    Penampilan Pedet dari Sapi IndukBrahman Cross Post Partum

    Hasil pengamatan terhadappenampilan pedet dari sapi induk BrahmanCross post partum yang diberi dan tidakdiberi pakan suplemen MBPM disajikan

    pada Tabel 2.Secara keseluruhan tanpa

    membedakan jenis kelamin dan umur sertabangsa, diperoleh pertambahan rata-rata

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    10/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    136

    ISSN 1907-0322

    bobot badan pedet dari kelompok sapi indukyang diberi pakan suplemenMBPMsebesar0,51 kg/ hari yang lebih rendah

    dibandingkan pedet dari kelompok sapiinduk kontrol sebesar 0,67 kg/ hari. Kedaanini karena persentase pedet jantan lebihsedikit dari pada betina yaitu 11,11% vs88,89% pada induk yang diberi suplemen

    MBPM, sedangkan pedet dari induk yangtidak diberi pakan suplemen MBPM yaitu66,67% Vs 33,33%. Pertambahan bobot

    badan pedet betina pada umumnya lebihrendah dari pada jantan, sehingga akumulasidari rata-rata pertambahan bobot badan

    men-jadi lebih kecil. Rata-rata pertambahanbobot badan pedet apabila dikelompok-kanberdasarkan jenis kelamin pada umur yangsama, maka pertambahan bobot badan

    pedet dari sapi induk yang diberi pakansuplemen MBPM yang betina sebesar 0,48kg/ hari dan jantan sebesar 0,56 kg/ hari,sedang pertambahan bobot badan pedet dari

    Gambar 3. Kadar urea plasma darah sapi indukBrahman Cross post partum yang diberidan tidak diberi pakan suplemenMBPMsetelah dilakukan IB.

    Gambar 4. Kadar glukosa darah sapi induk BrahmanCross post partum yang diberi dan tidak

    diberi pakan suplemen MBPM setelahdilakukan IB.

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    11/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    137

    ISSN 1907-0322

    sapi induk kontrol adalah yang betinasebesar 0,75 kg/ hari dan jantan sebesar 0,61kg/ hari.

    Rata-rata pertambahan bobot badanpedet dari induk yang diberi pakansuplemenMBPMlebih rendah dibandingkandengan yang kontrol juga disebabkan karenasapi-sapi induk yang diberi pakan suplemen

    MBPM SKI-nya lebih rendah (rata-rata 4),sedang pada kelompok sapi induk kontrolSKI-nya lebih tinggi (rata-rata 5). Pemberian

    pakan suplemen MBPM tidak memberikanpengaruh yang besar terhadap anak, karenasebagian besar dimanfaatkan untukinduknya sendiri untuk memperbaikikondisi tubuhnya, sehingga hanya sedikit

    yang termanfaatkan oleh pedet.

    Faktor lain yang menyebabkanpertambahan bobot badan pedet padakelompok sapi induk yang diberi pakan

    suplemenMBPMlebih rendah adalah faktorpemeliharaan yang dilakukan olehpeternaknya. Sistem pemeliharaan ternak dikelompok Ternak Maju Bersama lebih baikdari pada di Kelompok Ternak Tani Muda,seperti telah dijelaskan pada penilaian SKI.

    Rata-rata bobot badan akhir pedetsecara keseluruhan tanpa membedakan jeniskelamin,umur dan bangsa, diperoleh bobotbadan akhir pedet dari kelompok sapi induk

    yang diberi pakan suplemenMBPMsebesar122,88 kg, lebih rendah dibandingkan pedetdari kelompok sapi induk kontrol sebesar182,84 kg. Hal ini diduga disebabkan oleh

    Tabel 2. Hasil pengamatan pedet sapi induk Brahman Cross post partumyang diberi dan tidak diberipakan suplemenMBPM.

    No Sapi

    Data anak

    Pbb

    (kg)

    BB Akhir

    (kg)Bangsa Kondisi tubuh

    Anakke

    JenisKelamin

    Umur

    (bln)

    Sapi induk yang diberi pakan suplemenMBPM

    1. 0,20 75,04 BX Agak kurus 2 Betina 52. 0,74 130,44 BX Gemuk 2 Betina 5

    3. 0,49 101,15 BX Proporsional 2 Jantan 5

    4. 0,60 59,34 BX Agak kurus 2 Betina 3

    5. 0,65 173,60 BX Gemuk 2 Jantan 5

    6. 0,46 84,81 BX Agak kurus 2 Betina 5

    7. 0,98 71,76 BX Agak kurus 3 Jantan 5

    8. 0,52 217,64 BX Gemuk 2 Betina 5

    9. 0,53 192,15 BX Gemuk 2 Jantan 5

    Rata-rata 0,51 122,88

    Sapi induk yang tidak diberi pakan suplemenMBPM(kontrol)

    1. 0,98 103,43 Simmental Proporsional 2 Betina 5

    2. 0,29 229,55 Simmental Gemuk 1 Jantan 5

    3. 0,60 156,23 BX Gemuk 3 Jantan 3

    4. Anak dipotong paksa karena kecelakaan

    5. 0,57 259,46 BX Gemuk 2 Jantan 5

    6. 0,52 133,19 BX Gemuk 2 Betina 5

    7. 0,98 215,17 Simmental Gemuk 2 Jantan 5

    Rata-rata 0,67 182,84

    Keterangan :

    Perkiraan Bobot Badan dihitung denganRumus Schroolyang dimodifikasi ABIDIN [8] :

    Panjang Badan (cm)X (Lingkar Dada (cm))2

    Berat Badan (kg) =10.840

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    12/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    138

    ISSN 1907-0322

    pertambahan bobot badan yang rendah.Bobot badan akhir adalah akumulasi dari

    pertambahan bobot badan.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan maka dapat disimpulkanbahwa pemberian pakan suplemen MBPMdapat meningkatkan reproduksi sapi indukBrahman Cross post partum yaitumempertahankan SKI pada awalpost partumsampai terjadi kebuntingan, mempercepat24,8 hari munculnya berahipost partum, S/C= 1 dapat mencapai 60% dan CR dapatmencapai 60%, mempertahankan kadar urea

    plasma dan kadar glukosa darah dalam batasnormal baik pada saat post partummaupunsetelah berahi post partum dan pemberian

    pakan suplemen MBPM pada sapi indukBrahman Cross post partum dapatmemberikan pertambahan bobot badan pada

    pedetnya yang menyusui sebesar 0,51kg/hari.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Ucapan terima kasih disampaikankepada Rektor Universitas LambungMangkurat atas kesediaannya membiayaiKegiatan Penelitian ini melalui DIPA Unlamsesuai dengan Surat Perjanjian PenelitianStrategis Nasional Lanjutan Nomor :032/H8/PL/2010 tanggal 22 Mei 2010 danKementerian Riset dan Teknologi bersama

    BATAN melalui Program Spesifik LokasiPaket Teknologi Usaha Beternak SapiBerbasis Sumber Daya Lokal Bagi Peternakuntuk Menunjang Kabupaten Tanah Lautsebagai Sumber Bibit Sapi Unggul diKalimantan Selatan yang telah melakukansharing dalam pengadaan RIA KitProgesteron dan analisis kadar hormon

    progesteron sapi percobaan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. http://www.kalselprov.go.id. Kalsel

    Target Jadi Daerah Sumber BibitSapi, (2010). Diakses tanggal 1 Mei2010.

    2. ANONIM. Buku Statistik Peter-nakan.Dinas Peternakan Propinsi DaerahTingkat I Kalimantan Selatan,Banjarbaru (2000).

    3. SYARIFUDDIN, N. A. LaporanKegiatan Aplikasi TeknologiReproduksi Ternak dan Kesehatan

    Ternak pada Program Pendaya-gunaan dan Pengembangan IptekNuklir Bidang Peternakan Di DaerahKalimantan Selatan Tahun 2005.Fakultas Pertanian Univer-sitasLambung Mangkurat, Ban-jarbaru(2005).

    4. SYARIFUDDIN, N. A. dan WAHDI, A..Perbaikan Efisiensi Reproduksi SapiInduk Brahman Cross Melalui

    Percepatan Berahi Post Partum danPenerapan Teknologi

    Radioimmunoassay (RIA). LaporanPenelitian Hibah Pekerti, Dikti.Fakultas Pertanian Unlam,Banjarbaru (2008).

    5. SYARIFUDDIN, N. A. dan WAHDI, A..Percepatan Berahi Post Partum danPeningkatan Angka Kebuntingan

    pada Sapi Induk Brahman Cross

    Melalui Pem-berian Pakan SuplemenMulti-nutrient Block yang Didukungoleh Penerapan Teknologi Radio-immunoassay (RIA). LaporanPenelitian Hibah Strategis Nasional,DIPA Unlam. Universitas LambungMangkurat, Banjarmasin (2009).

    6. ENTWISTLE, K.W. dan TOURNOUR, J.,"Pemeliharaan Sapi Brahman",G.R.M., Internasional Brisbane,

    Jakarta (1989).

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    13/14

    Peningkatan Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross PostPartumdengan Pemberian Pakan SuplemenMultinutrientBlock Plus Medicated(Nursyam Andi Syarifuddin, dkk.)

    139

    ISSN 1907-0322

    7. STEEL, R.G.D. dan TORRIE, J.H.,"Prinsip dan Prosedur StatistikaSuatu Pendekatan Biometrik,

    Gramedia Pustaka Utama", Jakarta(1991).

    8. ABIDIN, Z., "Penggemukan SapiPotong", Agro Media Pustaka, Jakarta(2005).

    9. Mc. DONALD, P., EDWARDS, R.A.,GREEN-HALGH, J.F.D., andMORGAN. C.A., "Animal Nutrition".(Fifth Edition), Longman Scientific &Technical, New York (1995).

    10.TOELIHERE, M.R., "Inseminasi Buatanpada Ternak", Angkasa, Bandung(1993).

    11.SOENARJO, Ch., "Fertilitas dan In-fertilitas pada Sapi Tropis denganReferences Ternak-ternak Sapi diIndonesia". CV. Baru, Jakarta (1988).

    12.LATIEF, A. Teori Dasar Teknik

    Radioimmunoassay dan AplikasiDalam Bidang Reproduksi Ternak,Makalah Pelatihan Aplikasi TeknikRIA Bagi Staf Pengajar FapertaUNLAM dan Staf Dinas PeternakanPropinsi Kalimantan Selatan,Fakultas Pertanian, UNLAM,Banjarbaru (2004).

    13.HAMMOND, C. A. The Use of bloodurea nitrogen as an indicator of

    protein status in cattle, The BovinePractioner, 18,114 118 (1983).

    14.SWENSON, M.J., "PhysiologicalProperties and Celluler & ChemicalConstituent of Blood, In Dukes

    Physiologi of Domestic Animal",Comstock Cornell University Press,Ithaca (1977).

    15.CHURCH, D.C. and FONTENOT,Digestive Physiology and Nutrition ofRuminant, Oxford Press Inc.,Portland (1979).

    16.http://disnaksulsel.info/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=21&mosmsg=You+are+trying+to+access+from+a+non-authorized+domain. RAHARJA, D.P. Strategi Pemberian Pakan

    Berkualitas Rendah (Jerami Padi)untuk Produksi Ternak Ruminansia,(2008). Diakses tanggal 1 Nopember2008.

    17.WINUGROHO, M., Strategi pemberianpakan tambahan untuk memperbaikiefisiensi reproduksi sapi induk,

    Jurnal Penelitian dan PengembanganPertanian Badan Penelitian danPengembangan Pertanian,

    Departemen Pertanian, 21, (1) 19 23 (2002).

    18.http://politani.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00-08%3A00&updated -max=2009-01-01T00%3A00% 3A00-08%3A00&max-results=2.HADISUSANTO, B., Studi tentangbeberapa performa reproduksi padaberbagai paritas induk dalam

    formulasi masa losong (Days Open)sapi perah fries holland, Disertasi,(2008). Diakses tanggal 28 Oktober2009.

  • 7/22/2019 TUGAS REPRODUKSI TERNAK.pdf

    14/14

    Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan RadiasiA Scientific Journal for The Applications of Isotopes and RadiationVol. 7 No. 2 Desember 2011

    140

    ISSN 1907-0322