tugas mandiri skenario 2 blok reproduksi

57
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Proses terjadinya Kehamilan Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus spermatozoa dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi, dan hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleus, dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase (Sarwono, 2008). Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung diampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan penetrasi membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, sperma harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraselular), yaitu lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya

Upload: erinvera

Post on 06-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan

LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Proses terjadinya Kehamilan

Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi),

dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh

mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan

disalurkan terus kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina

dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke

kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus spermatozoa dapat sampai ke bagian ampula

tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi, dan hanya

satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada

spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleus, dan kaputnya lebih mudah

menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase (Sarwono,

2008). Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa

yang biasanya berlangsung diampula tuba.

Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum,

diakhiri

dengan fusi materi genetik. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi

mampu melakukan penetrasi membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, sperma harus

melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk

glikoprotein ekstraselular), yaitu lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami

fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan

membran nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan

mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada manusia berasal

dari ibu (maternal).

Penetrasi protozoa ke dalam ooplasma

Masuknya inti spermatozoon ke dalam ooplasma menimbulkan berbagai reaksi, yaitu: reaksi

membran, reaksi korteks dan kenaikan metabolisme

I. Saat spermatozoon melakukan penetrasi, maka sel telur akan mengeluarkan senyawa

tertentu agar zona pellusida tidak dapat ditembus oleh spematozoon lain,

mengakibatkan membran telur menjadi elastis dan liat (reaksi membran) agar tidak

terjadi polispermi. Di dalam korteks terjadi kenaikan kadar ion Calsium (Ca++)

sebagai activator metabolisme. Sintesis protein khusus pada proses ini dimaksudkan

untuk membantu inisiasi pembelahan dan membentuk enzim metabolik

II. Fertilisasi yang dilakukan oleh satu spermatozoon saja disebut monospermi. Reaksi

fisiologis penting yang terjadi pada permukaan telur apabila fertilisasi berlangsung

Page 2: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

ialah tidak responsifnya telur terhadap spermatozoon yang datang berikutnya,

sehingga dapat mencegah masuknya spermatozoon yang kedua.

III. Mekanisme yang terjadi disebut sebagai reaksi penolakan (Blocking System), dimana

tidak memungkinkan terjadinya polispermi, atau setidaknya dapat mencegah

masuknya sperma yang kedua. Pada permukaan telur terdapat anti fertilizin. Salah

satu fungsinya adalah bahwa pada waktu fertilisasi, reaksi fertilizin – anti fertilizin

dapat mencegah spermatozoon lain agar tidak lagi menempel pada telur.

Penetrasi spermatozoon juga akan merangsang sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis

II yang menghasilkan 3 badan polar dan satu pronukleus betina. Masuknya spermatozoon

dalam ooplasma menyebabkan reorganisasi penyebaran protein di dalam ooplasma. Pigmen

(protein berwarna) mengalir ke tempat masuknya spermatozoon. Perubahan letak protein

dalam ooplasma mencerminkan pola bentuk dan struktur tubuh embrio yang akan terbentuk

nantinya.

Masuknya spermatozoa kedalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam

metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan mieosis kedua) sesudah anafase

kemudian timbul telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina.

Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga

telah mengandung jumlah kromosom yang haploid (Sarwono, 2008). Kedua pronukleus

saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari

perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom

dan 2 kromosom kelamin; pada seorang laki-laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan

kematangan, maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X.

Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X

akan tumbuh sebagai janin perempuan, sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta

1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin laki-laki.

Page 3: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat

berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim.

Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan

lancar, dan selama tiga hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil

konsepsi berada dalam

stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, sehingga volume vitelus

makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelisida tetap

utuh, atau dengan kata lain, besarnya hasil konsepsi tetap utuh. Dalam ukuran yang sama ini

hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisial tuba (bagia-bagian tuba

yang sempit) dan terus disalurkan kearah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada

permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.

Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang disebut

blastokista, suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan dibagian dalamnya

disebut massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang

menjadi plasenta. Saat blastokista mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada

dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-

sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh tropoblas. Ketika

blastokista siap melaksanakan implantasi, permukaannya menjadi lengket. Blastokista

melekat ke lapisan dalam uterus di sisi massa sel dalamnya. Implantasi dimulai ketika sel-sel

tropoblastik yang melapisi massa sel dalam (inner cell mass) mengeluarkan enzim-enzim

proteolitik sewaktu berkontak dengan endometrium. Enzim-enzim ini mencerna jalan

diantara sel-sel endometrium, sehingga sel-sel tropoblas dapat menembus ke kedalaman

endometrium, tempat sel-sel tersebut mencerna sel-sel uterus.

Tropoblas melaksanakan fungsi ganda, yaitu : (1) menyelesaikan implantasi sewaktu

membuat lubang di endometrium untuk blastokista dan (2) menyediakan bahan bakar

metabolik serta bahan-bahan dasar untuk mudigah yang sedang berkembang karena sel-sel

tropoblastik menguraikan jaringan endometrium yang kaya akan gizi. Blastokista dengan

Page 4: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

bagian yang berisi massa sel dalam(inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua,

menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup kembali. Itulah sebabnya,

kadang saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua ( tanda hartman). Umumnya

nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim dekat fundus uteri.

Setelah blastokista masuk ke dalam desidua melalu aktivitas tropoblastik, terbentuk selapis

sel endometrium yang menutupi permukaan lubang, sehingga blastokista benar-benar

tertanam di lapidan dalam uterus. Lapisan tropoblas terus mencerna sel-sel desidua di

sekitarnya dan menyediakan energi bagi mudigah sampai plasenta terbentuk.

Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas

ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi

(implantasi), produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran

darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak tropoblas terbentuk, produksi

hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormon yang memastikan

bahwa endometrium akan menerima (resesif) dalam proses implantasi embrio (Sarwono,

2008).

Setelah proses implantasi selesai, maka pada tahap selanjutnya akan terbentuk amnion dan

cairan amnion. Amnion pada kehamilan aterm berupa sebuah membran yang kuat dan ulet

tetapi lentur. Amnion adalah membran janin paling dalam dan berdampingan dengan cairan

amnion. Amnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi sekitar hari ke-7 atau ke-8

perkembangan mudigah. Secara jelas telah diketahui bahwa amnion tidak sekedar membran

avaskular yang berfungsi menampung cairan amnion. Membran ini aktif secara metabolis,

terlihat dalam transpor air dan zat terlarut untuk mempertahankan homeostatis cairan amnion,

dan menghasilkan berbagai senyawa bioaktif menarik, termasuk peptida vasoaktif, faktor

pertumbuhan dan sitoin (Cunningham, 2006). Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah

suatu ultrafiltrat plasma ibu. Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan

ekstrasel yang berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin.

Volume cairan amnion pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara umum,

volume cairan meningkat 10 ml perminggu pada minggu ke-8 dan meningkat sampai 60 ml

perminggu pada minggu ke-21, dan kemudian berkurang secara bertahap hingga kembali ke

kondisi mantap pada minggu ke-33. Dengan demikian, volume cairan biasanya meningkat

dari 50 ml pada minggu ke-12 menjadi 400 ml pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml

pada kehamilan aterm. Cairan yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga

amnion ini akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai

menjelang aterm, saat terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak kehamilan

normal. Cairan amnion ini berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang kemungkinan

Page 5: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

perkembangan sistem muskuloskletal dan melindungi pertahanan suhu dan memiliki fungsi

nutrisi yang minimal.

PROSES TERJADINYA PLASENTASI

Uri berbentuk bundar atau oval dengan diameter 15-20cm, tebal 2-3cm dan berat 500-600gr.

Biasanya plasenta akan berbentuk lengkap pada kehamilan usia 16 minggu, dimana ruang

amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Plasenta terletak pada korpus uteri bagian depan

atau belakang agak ke arah fundus uteri. Plasenta terdiri atas 3 bagian :

1. Bagian janin (fetal portion).

Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas

a. Vili korialis

b. Ruang interviler.

Darah ibu yang berada dalam ruang interviller berasal dari arteri spiralis yang berada

di desidua basalis. Pada sistol, darah dipompa dengan tekanan 70-80 mmHg ke

dalam ruang interviler sampai lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari

kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili koriales dan kembali perlahan-

lahan ke pembuluh balik (vene-vena) di desidua dengan tekanan 8 mmHg.

c. Pada bagian permukaan janin uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di bawah

lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat

akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.

2. Bagian maternal (maternal portion)

Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20

buah). Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal) dimana sirkulasi

utero-plasental berjalan ke ruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya

peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinsitial

membrane yang berlangsung secara osmosis dan terjadi alterasi fisiko-kimia.

3. Tali pusat

Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin. Panjangnya rata-rata

50-55 cm, dengan diameter 1-2,5cm. pernah dijumpai tali pusat terpendek ½ cm dan

terpanjang 200cm. struktur terdiri dari a.umbilikalis dan 1 v.umbilikalis serta jelly

Wharton.

Jenis insersi tali pusat : a. Insersi sentralis (di tengah plasenta)b. Insersi lateralis (parasentralis )c. Insersi marginalis d. Insersi velamentosa

Page 6: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Tipe-tipe plasenta : a. Menurut bentuknya :

1. Plasenta normal 2. Plasenta membranasea (tipis)3. Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)4. Plasenta spuria 5. Plasenta bilobus (2 lobus)6. Plasenta trilobus (3 lobus)

b. Menurut perlekatan pada dinding rahim : 1. Plasenta adhesiva (melekat)2. Plasenta akreta (lebih melekat)3. Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)4. Plasenta perkreta (sampai ke serosa)

Fungsi uri :

a. Nutrisasi , yaitu alat pemberi makan pada janin b. Respirasi, yaitu alat penyalur zat asam dan pembuang CO2c. Ekskresi, yaitu alat pengeluaran sampah metabolismed. Produksi, yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon e. Imunisasi, yaitu alat penyalur bermacam-macam antibodi ke janin f. Pertahanan (sawar), yaitu alat yang manyaring obat-obatan dan kuman-kuman yang

bisa melewati uri

LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Perkembangan Janin

Pertumbuhan Janin

Kehidupan janin di dalam rahim ibu (intrauterus) dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan yaitu

fase germinal, embrional dan fetus (janin) :

1. Fase Germinal

Page 7: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Berlangsung pada waktu 10 -14 hari setelah pembuahan. Zigot (hasil pembuahan)

berkembang cepat 72 jam setelah pembuahan, membelah diri menjadi 32 sel dan sehari

kemudian sudah 72 sel. Pembelahan ini berlangsung terus sampai menjadi 800 milyar sel atau

lebih, dan dari sinilah manusia tumbuh berkembang. Dalam fase germinal ini terbentuklah

saluran yang menempel pada uterus yang dicapai selama 3-4 hari yang kemudian berubah

bentuk menjadi “blastocyst“ yang terapung bebas dalam uterus selama satu atau dua hari.

Beberapa sel sekitar pinggiran blastocyst membentuk piringan embrionik (embryonic disk)

merupakan massa sel yang tebal dan dari sinilah bayi akan tumbuh. Massa ini mengalami

deferensiasi menjadi tiga lapisan, bagian atas yaitu ektoderm, bagian bawah endoderm dan

lapisan tengah mesoderm.

a. Ektoderm

Lapisan ini nantinya akan membentuk lapisan kulit luar, kuku, rambut gigi, organ perasa dan

system syaraf termasuk otak dan sumsum tulang belakang.

b. Endoderm

Lapisan bagian bawah ini akan membentuk system pencernaan, hati, pancreas, kelenjar

ludah, system pernafasan.

c. Mesoderm

Lapisan tengah (mesoderm) merupakan lapisan yang akan berkembang dan berdeferensiasi

menjadi lapisan kulit bagian dalam, urat daging, kerangka, sistem ekskresi dan system

sirkulasi. Bagian lain dari blastocyst tumbuh menjadi plasenta, tali pusat dan kantong

empedu. Pada masa ini pula yaitu pada usia embrio 4 minggu, embrio mengeluarkan

hormone yang menyebabkan berhentinya siklus haid ibu.

2. Fase Embrional

Berkembang mulai pada 2 – 8 minggu setelah pembuahan. Selama fase ini system

pernafasan, pencernaan, system syaraf dan tubuh tumbuh dan berkembang cepat. Pada

periode pertumbuhan embrional ini sangatlah peka terhadap pengaruh lingkungannya.

Keadaan tidak normal atau cacat pada waktu lahir dapat terjadi karena adanya gangguan pada

masa kandungan tiga bulan pertama. Selama periode pertumbuhan embrio terjadi pembelahan

sel, dan relatif lebih cepat dari periode lainnya. Pertumbuhan embrio yang cepat tersebut

menunjukkan kebutuhan oksigen dan zat gizi tinggi untuk setiap unit massa embrio. Hal ini

menyebabkan embrio sensitif terhadap perubahan suplai gizi dan oksigen. Pada saat

ketersediaan oksigen menurun atau kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan

hambatan pertumbuhan yang permanen.

3. Fase Fetus (Janin)

Page 8: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Berkembang delapan minggu setelah pembuahan. Sel tulang pertama mulai tumbuh dan

embrio menjadi janin. Dari periode ini sampai saat kelahiran bentuk tubuh makin sempurna,

bagian-bagian tubuh tumbuh dengan laju yang berbeda-beda dan janin sendiri tumbuh

memanjang sampai kira-kira 20 kalinya. Selama janin tumbuh dan berkembang, total cairan

tubuh menurun dari 92 menjadi 72 persen. Perubahan ini diikuti oleh peningkatan protein dan

lemak terutama selama dua bulan terkahir kehamilan, dimana peningkatan protein lebih

banyak dari pada lemak. Selain itu pada janin terjadi pula pertambahan yang nyata pada

natrium, kalsium dan cairan ekstraseluler dan dalam tulang, sedang kalium terdapat dalam

cairan intraseluler berkaitan dengan massa sel.

Kegiatan janin selama dalam kandungan selain menghisap zat gizi dan bernafas, janin juga

bergerak aktif seperti menyepak, berputar, melengkung dan menggenggam. Selain itu janin

mampu melakukan respon terhadap rangsangan suara atau getaran. Janin juga peka terhadap

kondisi kejiwaan ibunya, misalnya ibu yang mengandung merasa takut, sedih atau cemas

maka janin akan melakukan gerakan-gerakan yang lebih cepat. Demikian pula apabila si ibu

kelelahan. Respon tersebut diduga karena adanya perubahan sekresi kelenjar yang terjadi

dalam tubuh ibunya.

Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :

1. Trimester pertama

Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama kehamilan merupakan masa dimana system

organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk

organ-organ spesifik dan bagian-bagian tubuh. Minggu ke 13, jantung telah lengkap dibentuk

dan mulai berdenyut, sebagian besar organ telah dibentuk dan janin mulai dapat bergerak.

Bagi wanita hamil tentu saja masa trimester pertama ini merupakan masa penyesuaiannya

baik secara fisik maupun emosi dengan segala perubahan yang terjadi dalam rahimnya. Pada

trimester pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera makan yang

sering dikenal dengan “ Morning Sickness” yang dapat menyebabkan berkurangnya intake

makanan ibu

Defisiensi gizi dan pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan

obat, vitamin A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat

perkembangan janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini, bahkan

sekitar sepertiga dari kejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari bahwa dia

sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang kritis, sehingga

harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan

janin.

Page 9: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

2. Trimester Kedua

Pada awal trimester 2, berat janin sudah sekitar 100 g. gerakan gerakan janin sudah mulai

dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki, dan jari kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat

mendengar dan mulai terbentuk gusi dan tulang rahang. Organ organ tersebut terus tumbuh

menjadi bentuk sempurna dan pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi

dengan stetoskop. Betuk tubuh janin sudah menyerupai bayi.

3. Trimester Ketiga

Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode ini uterus semakin

membesar sampai berada di bawah tulang susu. Uterus menekan keatas kearah diafragma dan

tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan

pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada pembuluh darah sekitar kaki, wasir,

dan lutut keram karena meningkatnya tekanan kepada perut, rendahnya laju darah balik dari

limbs, dan efek dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah.

Setelah usia kehamilan mencapai sekitar 28 –30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur

(sebelum minggu ke 37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila dirawat

dalam suatu perawatan “bayi baru lahir risiko tinggi”. Namun, mineral dan cadangan lemak

pada bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan terakhir kehamilan. Masalah

medis lain pada bayi prematur adalah masih belum mampu mengisap dan menelan dengan

baik, sehingga perawatan bayi ini sangat sulit.

Page 10: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Kurva Pertumbuhan janin

Beberapa kurva pertumbuhan janin mempunyai bentuk yang sama. Ketika data berat janin

sebelum dan sesudah minggu ke 24 kehamilan dikombinasikan, pola pertumbuhan janin

menjadi bentuk baku mengikuti bentuk “kurva elongated sigmoid”. Sampai 14-16 minggu

kehamilan kenaikan absolut berat janin relatif kecil. Priode selanjutnya terjadi peningkatan

yang lebih besar, sampai usia 33-34 minggu kehamilan. Pada minggu menjelang kelahiran

kenaikan kembali melambat. Pertambahan panjang juga relatif kecil sampai usia 14-16

minggu kehamilan, kemudian meningkat cepat sampai minggu ke 35-37 kehamilan. Seperti

halnya kurva berat, kurva panjang janin menjelang kelahiran juga melambat. Perbedaan

kemiringan kurva berat dan panjang terjadi pada minggu ke 33-34 dan 37-38 menunjukkan

secara proporsional pertambahan berat lebih besar dari pada pertambahan panjang. Hal ini

menggambarkan bahwa pada masa tersebut terjadi akumulasi/penimbunan lemak tubuh yang

sangat cepat. Kurva perubahan lingkar kepala mengikuti pola yang sama dengan

pertumbuhan linier (panjang badan). Hasil scanning ultrasound menunjukkasn bentuk

kemiringan yang sama antara pertumbuhan linier dengan kurva diameter biparietal. Kurva ini

sangat penting memberi kontribusi untuk kepentingan perawatan neonatal dan untuk

mengenali kemungkinan terjadinya retardasi pertumbuhan janin.

Mekanisme Pertumbuhan Janin

Pertumbuhan janin dikontrol secara genetik dan diatur sangat kompleks, masih banyak yang

tidak diketahui tentang interaksi beberapa hormon dan “faktor pertumbuhan”. Namun secara

sederhana digambarkan bahwa pertumbuhan terdiri dari dua kejadian/penomena : yaitu

pertambahan jumlah sel (hyperplasia), dan pertambahan ukuran sel (hypertrophy). Proses

pertumbuhan berlangsung kontinu yang dimulai dengan hyperplasia dan berakhir dengan

hypertrophy. Studi pada hewan percobaan menunjukkan bahwa pertumbuhan pada berbagai

organ dan jaringan berbeda rentang waktunya. Hal ini telah dipelajari bahwa penggunaan

perubahan kandungan DNA sebagai suatu indeks jumlah sel. Pada sebagian besar organ dan

jaringan kandungan DNA meningkat secara linier hingga mencapai kondisi stabil. Untuk

beberapa jaringan yang tidak berkembang lagi ditandai dengan berhentinya pertambahan sel;

atau di bagian lain digambarkan bahwa populasi sel, walaupun masih terjadi pembelahan sel,

telah dicapai suatu keseimbangan diantara pembentukan sel dan kehilangan sel. Pada titik

pertumbuhan ini dikuti secara kontinu peningkatan/pertambahan ukuran sel digambarkan

pada rasio berat/DNA atau protein/DNA yang lebih besar.

Studi terhadap mekanisme pertumbuhan janin telah ditunjukkan bahwa diperkirakan usia 25

minggu kehamilan menggambarkan pertumbuhan janin yang cepat dalam pembelahan sel.

Pada 10 minggu terakhir terjadi peningkatan yang sangat cepat pada ukuran sel atau

pertumbuhan “hyper-trophic”. Pada saat ini pembelahan sel terus terjadi tetapi sangat lambat.

Organ yang dalam pertumbuhan prenatal telah banyak dan secara luas dipelajari adalah otak.

Page 11: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan DNA otak secara keseluruhan meningkat secara

linier sampai lahir dan berlanjut terus meningkat lebih lambat sampai usia 18-24 bulan.

Beberapa organ mempunyai ciri pola pertumbuhan selluler. Sebagai contoh, ginjal dan

jantung rasio protein/DNA meningkat lambat sampai minggu ke 30 kehamilan, setelah itu

meningkat lebih cepat. Rasio protein/DNA pada jantung meningkat secara linier selama

kehamilan.

Karena peran pertambahan sel yang sangat penting pada pertumbuhan janin, periode

perkembangan intrauterin disebut sebagai “critical period” (periode kritis). Otak adalah organ

yang lebih berisiko, sejak awal sampai akhir pertumbuhan hyperplasia. Secara teoritis, bila

terjadi retardasi pertumbuhan janin dapat menyebabkan penurunan jumlah sel otak secara

irreversibel (tidak dapat diperbaiki). Studi lain juga menunjukkan bahwa ada korelasi yang

erat antara lingkar kepala saat baru lahir dengan kandungan DNA otak. Ukuran kandungan

DNA organ lain pada janin ditunjukkan lebih rendah pada janin yang pertumbuhannya

terhambat (growth-retarded fetuses).

Usia gestasi Organ

6

7

8

9

13-16

17-24

25-28

Perkembangn hidung,dagu,palatum, dan tonjolan paru.Jari-jari telah

berbentuk, namun masih tergenggam.Janrung telah terbentuk penuh.

Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah.

Mirip bentuk manusia,mulai pembentukan genitalia externa. Sirkulasi

melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.

Kepala meliputi seluruh besar janin, terbentuk ‘muka’ janinkelopak

mata terbentuk namun tak akan memnuka sampai 28 minggu.

Janin beukuran 15 cm. Ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit

janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin).

Janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah

terbentuk mekonium (feses) dalam usus. Jantung berdenyut 120-

150/menit.

Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh

diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks.

Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, di mana terdapat

perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan

Page 12: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

29-32

33-36

38-40

dan fungsi tubuh, mata sudah terbuka. Kelangsungan hidup pada

periode ini sangat sulit bila lahir.

Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70 %).

Tulang telah terbentuk sempurna,gerakan napas telah reguler, suhu

relatif stabil.

Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai

bberkurang, pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat

hidup tanpa kesulitan.

Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi

seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas

normal.

Komposisi Tubuh Janin

Beberapa studi tentang komposisi tubuh janin, ditentukan secara langsung dengan analisis

kimia, dan telah dipublikasikan (Camerer, 1902; Givens and Mary, 1933; Iob and swanson,

1934; Widdowson and Spray, 1951; Widdowson. 1981, dalam Rosso, 1990) Beberapa

informasi tersebut digunakan untuk mengembangkan “referensi” model komposisi janin oleh

Ziegler et.al, 1976. Persamaan regresi digunakan untuk menghitung jumlah absolut dari

setiap unsur yang dihubungkan dengan umur. Dari perkiraan komposisi tubuh dan

peningkatan berat badan pada berbagai usia kehamilan, komposisi pertambahan berat dan

peningkatan komponen tubuh setiap hari dapat ditentukan.

Perubahan total air dan kadar protein dalam pertumbuhan janin berubah paralel terhadap

berat badan. Rata-rata bayi lahir diperkirakan mengandung 2400 g air dan 400 g protein.

Perubahan kandungan lemak tubuh mengikuti pola kandungan air dan protein. Hingga

minggu ke 30 kehamilan diperkirakan sebagian besar lemak berada pada berbagai lokasi

membran sel. Setelah minggu ke 30 kehamilan, lemak disimpan dalam jaringan adipoisa dan

meningkat dengan cepat. Secara umum selama kehamilan terjadi penurunan proporsi air dan

sebaliknya peningkatan pada protein, lemak dan mineral tubuh.

LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil

Perubahan dalam kehamilan meliputi perubahan fisik dan perubahan psikologis diantaranya:

Page 13: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

a. Perubahan fisik.

Menurut Sarwono (1999), pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita baik

anatomik maupun fisiologik yang dipengaruhi oleh hormon seperti somatomammotropin,

estrogen dan progesteron diantaranya perubahan uterus yang semakin membesar sesuai

dengan pembesaran janin. Pada masa kehamilan kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan

akan mengeluarkan sekret lebih banyak sehingga banyak wanita hamil yang mengeluh

mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak, adanya hipervaskularisasi mengakibatkan

vulva dan vagina tampak lebih merah agak

kebiru-biruan. Pada trimester pertama: wanita hamil mengalami keluhan mual muntah karena

kadar estrogen meningkat, anoreksia (tidak nafsu makan), sering kencing, obstipasi karena

tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid, terjadi salivasi yaitu

pengeluaran air liur berlebihan dari biasanya, sakit kepala dan pusing.

Pada trimester kedua: payudara pada ibu hamil akan membesar, lebih tegang disebabkan

pengaruh hormon yang merangsang duktuli dan alveoli dimamma. Biasanya pada kehamilan

12 minggu keatas putting susu akan mengeluarkan cairan colostrum. Pada usia kehamilan ini

terjadi pigmentasi kulit, pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang

berlebihan dikenal dengan kloasma gravidarum, linea alba digaris tengah abdomen menjadi

lebih hitam atau dikenal juga dengan linea grisea. Gerakan janin juga mulai dirasakan oleh

ibu pada akhir trimester kedua.

Pada trimester ketiga: wanita hamil mengalami rasa sesak dan pendek napas, hal ini

disebabkan karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar, gerakan janin mulai terasa

jelas, keram kaki, varises, edema, sering buang air kecil, mengalami kesulitan tidur, rahim

mulai mengalami

kontraksi ringan disebut Braxton Hicks.

Sistem Darah

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih banyak dari

pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan

puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar

25% sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

Sistem Pernapasan

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan

oksigen (O2). Disamping itu juga terjadi desakan diafragma, karena dorongan rahim yang

membesar pada umur kehamilan 32 minggu.

Page 14: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Sistem Pencernaan

Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat, dapat menyebabkan

terjadinya mual dan sakit atau pusing kepala pada pagi hari, yang disebut morning sickness,

muntah yang disebut emesis gravidarum, sedangkan muntah yang berlebihan sehingga

mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiper emisis progesteron juga menimbulkan gerak

usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

Uterus :

a. Ukurannya membesar akibat hiprttrofi dan hyperplasia otot polos rahim 30x25x20cm

dan kapasitasnya > 4000cc.

b. Berat : dari 30gr menjadi 1000gr pada akhir kehamilan.

c. Bulan pertama kehamilan seprti buah alpukat , bulan ke-4 bulat, dan akhir kehamilan

seperti bujur telur.

d. Konsistensi lunak akibat hipertrofi ismus “tanda hegar”

Posisi Rahim : letak anteflexi / retroflexi, pada awal kehamilan posisi rahim masih di rongga

pelvis dan mulai bulan ke-4 sampai di rongga perut sampai batas hati. Serviks Uteri :

Vaskularisasi meningkat dan lunak yg disebut “tanda goodell” , dan warna menjadi livid yg

disebut “tanda Chadwick”.

Ovarium : Plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan estrogen dan progesterone.

Vagina dan vulva : lebih merah akibat peningkatan vaskularisasi.

Dinding perut : Timbul strie gravidarum yaitu robeknya serabut elastin akibat meregangnya

diding perut.

Sirkulasi darah :

a. Volume darah dan plasma darah meningkat akibat hemodilusi

b. Albumin menurun pada awal kehamilan dan meningkat pada akhir kehamilan. Dan

fibrinogen meningkat terus menerus

c. Hematikrit menurun, eritrsit meningkat , Hb menurun.

Sistem pernafasan : Sesak nafas karena terdorongnya paru oleh diafrgma.

Tulang : Persendian panggul terasa lebih longgar akibat ligament-ligamen yang melunak .

Kulit : mengalami hiperpigmentasi.

Kelenjar endokrin:

a. Tiroid : sedikit membesar.

Page 15: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

b. Hipofisis : membesarpada lobus anterior.

c. Adrenal : tidak berpengaruh.

Metabolisme :

a. BMR meningkat

b. Kebutuhan protein meningkat

c. Metabolisme lemak meningkat

d. Metabolisme mineral mningkat

e. BB meningkat sampai 6,5-16,5kg

f. Kebutuhan kalori menigkat selama hamil dan laktasi

Payudara : Peningkatan Berat , Ketegangan , Pembesaran , Hiperpigmentasi pada putting.

(synopsis obstetric)

b. Perubahan psikologis.

Menurut Sarwono (1999), penyakit dan komplikasi obstetri tidak semata-mata disebabkan

oleh gangguan organik tapi juga dapat diperberat oleh gangguan psikologis. Latar belakang

timbulnya penyakit atau komplikasi dapat dijumpai dalam pelbagai tingakat ketidakmatangan

dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang

untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang dihadapi khususnya kehamilan dan

persalinan.

Pada trimester pertama: Beberapa wanita mengalami reaksi psikologis dan emosional

pertama terhadap kehamilan dan segala akibatnya berupa kecemasan, dan perasaan panik.

Pada trimester kedua: dalam masa ini wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan

kenyataan, ibu mulai merasakan senang terhadap gerakan janin dan perut menjadi lebih besar.

Pada trimester ketiga: kehidupan psikologik-emosional dikuasi oleh perasaan dan pikiran

cemas mengenai persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan

mengurus anaknya, biasanya pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kehamilan atau

riwayat persalinan lalu berpengaruh terhadap emosional ibu.

Diagnosis Kehamilan

TRIMESTER PERTAMA ( 0 – 12 MINGGU )

Gejala:1. Amenorea : berhentinya haid yang semula teratur pada sebagian kasus merupakan

gejala utama yang menandai adanya kehamilan. Perlu diketahui bahwa kehamilan

dapat terjadi selama periode amenorea laktasi. Selain itu, perdarahan dapat pula

terjadi pada awal kehamilan dan merupakan petunjuk dari satu abortus iminen.

Page 16: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Selama trimester pertama, dalam kehamilan normal dapat terjadi sedikit perdarahan

pada saat-saat menstruasi biasanya terjadi dan hal ini disebabkan oleh terjadinya

perdarahan desidua vera

2. Morning Sickness : mual dengan atau tidak disertai muntah sering dialami ibu hamil

pada pagi hari. Gejala ini umumnya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan umumnya menghilang 6 – 12 minggu kemudian

3. Sering miksi : keluhan miksi terjadi akibat kongesti dan tekanan pada vesika urinaria

umumnya hilang pada trimetser kedua, namun berulang kembali menjelang akhir

kehamilan saat bagian terendah janin masuk panggul

4. Gejala pada payudara : payudara membesar, terasa berat dan tegang

5. Perubahan selera makan dan kebiasaan tidur

Tanda:

A. Payudara : 

1. Ukuran dan vaskularisasi bertambah

2. Hiperpigmentasi putting susu dan areola mammae

3. Terlihat areola mammae sekunder

4. Folikel Montgomery

5. Kolustrum

6. Perubahan payudara umumnya hanya diperlihatkan oleh primigravida.

B. Rahim:

1. Uterus membesar, globular dan lunak

2. Palmer Sign : teraba kontraksi uterus saat pemeriksaan bimanual

3. Hegar Sign : Saat pemeriksaan bimanual, dua jari dipermukaan fornik anterior dapat

didekatkan pada tangan yang diluar akibat perlunakan bagian bawah uterus dan terasa

kosong. Tanda ini ditemukan pada kehamilan minggu ke 6 – 10 dan tidak lagi

ditemukan bila hasil konsepsi sudah memenuhi rongga rahim.

C. Servik: Lunak, hipertropi dan berwarna biru keunguan.

D. Vagina: Berwarna biru keunguan, lembab dan hangat serta pH yang asam

  

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tes Kehamilan : Tergantung pada adanya hCG – human chorionic gonadotropin dalam serum

atau urine maternal.

Page 17: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Tes kehamilan urine: Tes aglutinasi, Tes aglutinasi inhibisi, Dipstick, Rapid atau simple test

berbasis enzyme – labelled monoclonal antibodies assay untuk mendeteksi kadar hCG urine

yang rendah

Positif palsu :

1. Proteinuria2. Hematuria3. Saat ovulasi ( reaksi silang dengan LH )4. Tirotoksikosis ( TSH tinggi )5. Hari hari pertama pasca abortus6. Penyakit trofoblas7. Tumor penghasil hCG

Negatif palsu :

1. Missed Abortion2. Kehamilan ektopik3. Kehamilan sangat dini4. Air seni disimpan terlalu lama dalam suhu ruang5. Pengobatan dengan obat tertentu

Tes kehamilan serum:

1. Radioimmunoassay dari b -subunit of hCG.

2. Radio receptor assay.

Enzyme- linked immunosorbent assay (ELISA). 

Dapat digunakan untuk urine dan serum.

Sensitivitas tes kehamilanLowest hCG detectable (mIU/ml)

Minimum Day post ovulatory

I - UrineA - Slide 500-2500 17-26B - Tube 75-1000 14-22II - SerumA - Radioimmunoassay 300-500 9B - Radiorecepter 100-200 9III - ELISA 50 7-10

Tes kehamilan menjadi negatif : 

1. Satu minggu pasca persalinan

2. 2 minggu pasca abortus

3. 4 minggu pasca evakuasi mola

  Penggunaan tes kehamilan : 

1. Diagnosis kehamilan2. Diagnosa kematian mudigah

Page 18: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

3. Diagnosis kehamilan ektopik4. Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas gestasional

Pemeriksaan Ultrasonografi 

1. Kantung kehamilan dapat dideteksi sejak 4 – 5 minggu amenorea.

2. Detak jantung janin terlihat sejak kehamilan 7 minggu

  TRIMESTER KEDUA ( 13 – 28 MINGGU ) Gejala :

1. Amenorea2. Keluhan morning sickness dan miksi berkurang3. Quickening : sensasi gerakan janin yang dirasakan ibu, pada primigravida terjadi pada

kehamilan minggu ke 18 – 20 dan pada multipara kehamilan 16 – 18 minggu4. Pembesaran abdomen

 Tanda :Payudara : tanda tanda semakin jelas

Kulit : chloasma gravidarum – linea nigra dan striae gravidarum

Uterus :

1. Uterus teraba pada palpasi abdomen2. Kontraksi Braxton Hicks

Janin :

1. Balotemen internal : pada minggu ke 16 dapat terasa bila dilakukan upaya mengguncang janin dengan dua jari pada fornik anterior

2. Balotemen eksternal : pada minggu ke 20 dengan upaya menggunacang janin dengan satu tangan dan merasakan adanya pantulan dengan tangan lain

3. Palpasi bagian janin pada kehamilan 20 minggu ( ahli kebidanan )4. Detak jantung janin : dengan fetoskop terdengar pada kehamilan 20 minggu5. Bising talipusat : bising yang hampir sama dengan detak jantung janin dan bising ini

terdengar bila talipusat berada dibawah fetoskop

 PEMERIKSAAN PADA KASUS YANG MERAGUKAN1. Tes kehamilan.

2. Ultrasonografi.

3. X-ray: Terlihat gambatan tulang janin setelah kehamilan minggu ke 16. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulaknoleh pemeriksaan sinar X maka pemeriksaan ini sudah ditinggalkan dan digantikan dengan ultrasonografi :

a. Efek teratogenik terutama bila dilakukan pada kehamilan kurang dari 10 minggub. Perubahan kromosomal pada gonad janin sehingga dapat terjadi gangguan pada

generasi berikutc. Leukemia pada anak anak

TRIMESTER KETIGA ( 29 – 40 MINGGU )

Page 19: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Semua gejala dan tanda kehamilan menjadi sangat jelas. Tanda pasti kehamilan :a. Teraba bagian janinb. Teraba gerakan janinc. Terdengar detak jantung janind. Terdengar bising umbilikuse. [ Deteksi tulang janin dengan pemeriksaan sinar X ]f. Deteksi bagian janin, gerakan janin dan gerakan jantung janin dengan pemeriksaan

ultrasonografi.

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Proses Persalinan Normal

LO.21. Memahami dan Menjelaskan Persalinan Normal

Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa  mengunakan alat pertolongan pada usia

kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan

lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan

tenaga mengejan.Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang dimulai

secara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ), beresiko rendah pada

awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu

setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.

FISIOLOGI PERSALINAN

Proses persalinan dapat terjadi dengan adanya perubahan hormone estrogen,  progesterone,

prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan meregang, tekanan pada ganglion cervicale dan

penurunan fungsi plasenta.

Selain hal tersebut, persalinan juga dipengaruhi oleh 3 faktor P, yaitu :

1. Power ( Tenaga )

His ( kontraksi otot rahim ). Dimana menurut faalnya. His persalinan dapat dibagi atas:

a. His Pembukaan : His yang menimbulkan pembukaan pada servik

b. His Pengeluaran: His yang mendororng anak keluar, biasanya disertai dengan

keinginan mengejan

2. Passage ( Jalan Lahir )

Terdiri atas tulang panggul dan jaringan-jaringan lunak.  

3. Tanda dan gejala janin dalam plasenta

Tanda Dan Gejala Persalinan

a. His ( kontraksi rahim ) makin terjadi dan kuat

b. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah

c. Pada pemeriksaan dalam diketahui perlunakan, perdarahan dan pembukaan serviks

Page 20: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

Kala I : Mulainya kontraksi uterus hingga mencapai pembukaan lengkap. 

Kala I dibagi menjadi 2 fase ;

a. Fase Laten: Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

servik secara bertahap. Pembukaan servik hingga 3 cm Berlangsung ± 8 jam

b. Fase Aktif

Cervik membuka dari 4 cm – 10 cm. biasanya dengan kecepatan 1cm atau lebih tiap

5cm.

Fase ini dapat dibagi menjadi 3 macam :

1. Fase Akselerasi =  Dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

2. Fase Dilatasi Maksimal = Dari pembukaan 4-9 cm yang dicapai dalam 2 jam

3. Fase Deselerasi = Dari pembukaan 9-10 cm selama 2 jam

Kala II

a. Dimulai dari pembukaan sampai bayi lahir. Lamanya pada primi ± 1 jam dan pada multi

± ½ jam.

b. Adapun tanda dan gejala kala II

c. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran  

d. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina

e. Perineum menonjol

f. Vulva – vagina dan spingter anal membuka

Yang harus dipantau dalam kala II

Kelahiran bayi ( penilaian cepat akan warna, tangisan, gerakan ), Nadi ibu, TFU, Kontraksi

uterus, Janin ke 2

Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atau dasar hasil VT, yang menunjukkan:

Pembukaan cervik lengkap, Terlihatnya kepala bayi diintroitus vagina.

Kala III : Dimulainya setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung 6-15

menit

Management aktif kala III : Pemberian ocytosin, Massage fundus uteri, PTT

Page 21: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Tanda keluarnya plasenta : Semburan darah tiba-tiba, Tali pusat memanjang, Perubahan

ukuran dan bentuk uterus

Keuntungan management aktif kala III

1. Kala III meningkat

2. Mengurangi jumlah kehilangan darah

3. Mengurangi kejadian retensio plasenta

Yang harus dipantau pada kala III

1. Kontraksi uterus

2. Tanda pelepasan plasenta

3. Perdarahan

Kala IV : Masa 2 jam setelah plasenta lahir

Yang perlu diobservasi: Tekanan darah, Nadi, Suhu, Tinggi fundus uteri, Kontraksi,

Perdarahan pervaginam

Lamanya persalinan

  Primigravida Multigravida

Kala I

Kala II

Kala III

Persalinan

12,5 jam

80 menit

10 menit

14 jam

7 jam 20 menit

30 menit

10 menit

8 jam

Mekanisme jalan lahir diantaranya adalah :

a. Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium, sacrum, linea inominata,

ramus superior ossis pubis dan pinggir atas sympisis) dengan sutura sagitalis melintang,

dalam sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas

panggul. Dapat juga terjadi keadaan :

1. Asinklitismus anterior : arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan

pintu atas panggul

2. Asinklitismus posterior : arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke belakang

dengan pintu atas panggul.

Page 22: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

b. Fleksi

Fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-

ubun besar.Kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil ( diameter

suboksipitobregmatika = 9,5 cm) dan didasar panggul kepala berada dalam fleksi

maksimal.

c. Putar paksi dalam

Kepala yang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah

depan. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin oleh his yang

berulang-ulang ( kepala mengadakan rotasi ) ubun-ubun kecil berputar kearah depan

dibawah simpisis.

d. Defleksi

Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis

( sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut turut lahir bregma, dahi,

muka dan akhirnya dagu.

e. Putaran paksi luar

Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan

kepala dengan punggung anak

f. Ekspulsi

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring dan menyesuaikan dengan

bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu berada dalam

posisi depan-belakang dan bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian bahu belakang.

LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Cara Memimpin Persalinan Normal

CARA MEMIMPIN PERSALINAN NORMAL

A. Persiapan

1. Pasien

2. Instrumen dan medikamentosa

3. Bayi

4. Penolong

B.     Pengenalan kala II

1. His datang 4-5 kali dalam 10 menit

2. Ibu mengedan terus menerus,anus membuka, perinium menonjol

3. Pada periksa dalam (PD) didapatkan :

a. Pembukaan lengkap, porsiotidak teraba

Page 23: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

b. Penurunan Hodge III (+)

c. Denominator UUK kiri atau kanan atas

d. Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah

C.    Pimpinan kala II

1. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase akme atau puncak his dan minta ibu

untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan

abdomen menjadi efektif.

2. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakan kemnbali tungkai ibu di atas

ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu terdebut (tiap 5

menit).

3. Pimpin berulang- ulang sampai bayi maju kearah vulva ( bila langka episiotomi diperlukan, lanjutkan ke langkah D dan bila episiotomi tidak diperlukan, lanjutkan ke langkah E )

D.    EPISIOTOMI

Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk

memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran

ini dapat dilakukan di garis tengah ("midline") atau dari sebuah sudut dari ujung

belakang dari vulva, dijahit kembali setelah melahirkan. Ini merupakan suatu prosedur

umum dalam kedokteran yang dilakukan kepada wanita.

E.     EKSPULSI KEPALA

1. Pada his berikut minta pasien untuk untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk

mengedan sekuat mungkin.

2. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi kepala),

letakkan telapak tangan lain pada  perineum dengan membentangkan telunjuk dan

ibu jari sehingga bagian di antara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum

untuk membantu lahirnya berturut-turut UUB, mata,hidung, mulut dan dagu

(hilangkan tahanan pada belakang kepala secara bertahap).

3. Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan proses putaran

paksi luar (UUK kembali kearah punggung bayi).

4. Ambil kain/handuk bersi, seka muka, mulut, hidung dan kepala bayi dari dara, air

ketuban atau ferniks kaseosa. Bersikan pula lipat paha, perineum dan daerah di

sekitar bokong ibu

F.     MELAHIRKAN BAYI.

Page 24: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

a. Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi  secara biparietal (ibu jari pada

pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis dan kelingking

pada belakang leher dan bawah kepala). Sambil meminta ibu untuk mengedan,

gerakan bayi kebawah sehingga lahir bahu depan.

b. Gerakan bayi keatas sehingga lahir bahu belakang.

c. Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan lengan,

perut, pinggul dan tungkai.

Perhatikan:

Pada pertolongan persalinan dengan meja/ranjang persalinan yang dapat dilepas atau meja

ginokologi ( bagian bokong atau kaki), setelah kedua bahu lahir, topangkan badan bayi pada

lengan bawa kanan, tangan kiri memegang bagian belakang tubuh bayi). Letakan bayi di

antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja ginekologi, letakan bayi di atas perut ibu dan

minta asisten untuk memegangnya agar tidak terjatuh).

G.    MANAJEMEN AKTIF KALA III (lihat prosedur manajemen aktif kala III).

Bila plasenta telah lepas, lahirkan plasenta secara BRANDT –ANDREW:

a. Penolong pada sisi kanan ibu.

b. Regangkan tali pusat dengan menarik klem penjepit dengan salah satu tangan.

c. Dengan 4 jari tangan lain, dorong korpus uteri ke dorsokranial hingga plasenta masuk

ke segmen bawah rahim dan lumen vagina.

d. Regangkan lagi tali pusat,tekan suprasimfisis secara simultan agar plasenta terdorong

keluar.

e. Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat. Tampung plasenta dengan tangan kiri

(atau mangkok logam).

Penegangan Tali Pusat Terkendali

1. Memindahkan klem pada tali pusat.

2. Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan

menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

3. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah

pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian

bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)

dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta

tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga

kontraksi berikut mulai.

Page 25: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

4. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota keluarga untuk

melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan Plasenta

1. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah

bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan

tekanan berlawanan arah pada uterus.

2. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari

vulva.

3. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:

a. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M

b. Menilai kandungan kemih dan lakukan kateterisasi kandung kemih dengan

menggunakan teknik aseptik jika perlu.

c. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

d. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

e. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

4. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan

menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-

hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban tersebut.

5. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril

dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan

atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian

selaput yang tertinggal.

Pemijatan Uterus

Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan telapak

tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga

uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai pendarahan

Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban

untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan

plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah

melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai. Mengevaluasi adanya

laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami pendarahan

aktif.

Page 26: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

H.    PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI

MENJAHIT LASERASI PERINEUM ATAU EPISIOTOMI

Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh

(mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis).

Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke dalam jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan

menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit

laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin

jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.

Keuntungan-keuntungan teknik penjahitan jelujur:

a.Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis

simpul)

b. Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan

c.Menggunakan lebih sedikit jahitan

H.   PEMANTAUAN KALA IV.

1. Ganti baju ibu dengan baju bersi dan kering. Pasang pispot datar dan lebar  pada bagian 

bokong untuk memantau dara yang keluar.

2. Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut.

3. Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam pasca

kala III.

4. Beri obat-obatan yang di perlukan dan minum secukupnya.

5. Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa penyerap

dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa keruang perawatan dan lakukan rawat

gabung sesegera mungkin.

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan

LO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Anemia pada Kehamilan

Kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas

daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi

berkurang. Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin

yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas.

Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan

kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada  sebagian besar wanita sehat yang

memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease

control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada

trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua.

Page 27: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Anemia pada Kehamilan

Etiologi

1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

3. Kurangnya zat besi dalam makanan.

4. Kebutuhan zat besi meningkat.

5. Gangguan pencernaan dan absorbsi

6. Status sosial ekonomi keluarga yang minim. Dimana seorang ibu hamil sangat

membutuhkan suatu asupan gizi yang sangat banyak. Tetapi dengan keadaan ekonomi

yang tidak memungkinkan, maka ibu tersebut kurang mendapatkan gizi yang

seharusnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan janin, atau bisa juga mengakibatkan

kematian pada ibu tersebut pada saat persalinan

7. Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi

8. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan

9. Ibu hamil dengan pendidikan

10. Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun

LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Anemia

1. Anemia defisiensi besi

Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada

kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena

gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari

badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada

trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg

dan wanita menyusui 17 mg.

Tanda dan gejala:

1. memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah

2. lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis,

pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.

 Ciri-ciri anemia defisiensi besi

1. mikrositosis

2. hipokromasia

3. anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat

normositer dan normokrom

Page 28: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

4. kadar besi serum rendah

5. daya ikat besi serum meningkat

6. protoporfirin meningkat

7. tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

2. Anemia megaloblastik

Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang

sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.

Gejala-gejalanya: Malnutrisi, Glositis berat(Lidah meradang, nyeri), Diare, Kehilangan nafsu

makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik

1. megaloblast

2. promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang

3. anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu

disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi

dalam kehamilan 

3. Anemia hipoplastik

terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui

dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai

masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita

mengalami anemia hipoplastik lagi.

Ciri-ciri :

1. pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-

ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.

2. Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata

4. Anemia hemolitik

Page 29: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar

menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula

kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita

anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:

1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,

sferositosis, eliptositosis, dll.

2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase,

leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.

Gejala proses hemolitik : anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinuria,

hiperurobilirubinuria, kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll

LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Anemia pada Kehamilan

Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan

sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume

plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada

bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern serta kembali

normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen

plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah, 2010).

Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-1000 mg untuk

mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg

zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan zat besi

sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika

cadangan zat besi sebelum kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah

mengalami kekurangan zat besi. Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa

menyebabkan seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi

didalam tubuh mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi bila pasien

mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa diabsorbsi dan

dipergunakan oleh tubuh.

Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan keseimbangan zat besi yang

negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama

untuk mengatasi keseimbanganyang negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi dalam

jaringan cadangan. Pada saat cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan gejala anemia

defisiensi besi. Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-masing

Page 30: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut

dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi yang

berkurang dibawah normal namun besi didalam sel darah merah dari jaringan tetap masih

normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan

terus berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan jaringan

belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi

didalam sel darah merah sudah mengalami penurunan namun besi dan jaringan belum

berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang besi dalam

jaringan yaitu besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada sama sekali.

LO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Pengaruh Anemia pada Kehamilan

Pengaruh anemia kehamilan pada ibu dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain:

anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

infeksi (Lubis, 2003). Resiko meninggal dalam proses persalinan 3,6 kali lebih besar

disbanding ibu hamil yang tidak anemia terutama karena pendarahan dan atau sepsis. Dari

beberapa penelitian di Asia

disimpulkan bahwa anemia memberikan kontribusi minimal 23% dari total kematian ibu di

Asia.

Pada saat proses persalinan, masalah yang timbul adalah persalinan sebelum waktunya

(prematur), pendarahan setelah persalinan dengan operasi cenderung meningkat.Anemia pada

ibu hamil juga mempengaruhi proses pertumbuhan janin. Akibat yang ditimbulkan seperti

keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi

asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Pada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dl dan anemia berat secara statistik tidak ditemukan

nyata melahirkan bayi BBLR. Namun untuk melahirkan bayi mempunyai resiko 3,081 kali.

Sedangkan dari hasil analisa multivariate dengan memperhatikan masalah riwayat kehamilan

sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia berat memperoleh resiko untuk

melahirkan BBLR 4,2 kali lebih tinggi disbanding dengan yang tidak penderita anemia berat.

Tentang status besi dan dihubungkan dengan hasil kehamilan pada wanita hamil di Korea

menjelaskan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang kadar Hb rendah menunjukkan rata-

rata lahir dengan kelahiran prematur, berat badan dan nilai APGAR yang rendah

dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan ibu yang memiliki tingkat Hb yang tinggi.

LO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Anemia pada Kehamilan

Pemeriksaan Fisik

Page 31: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Manifestasi klinis dari anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi

sangat bervariasi walaupun tanpa gejala, anemia dapat menyebabkan tanda gejala seperti

letih, sering mengantuk, malaise, pusing, lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat,

konjungtiva, bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah.Menentukan

seseorang mengalami anemia melalui pemeriksaan fisik sangatlah sulit karena banyak pasien

yang asintomatis. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk

memastikan anemia pasti.

Pemeriksaan Laboratorium :

Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah parameter yang dingunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi

anemia. Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan penting bila

kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan pemeriksaan Hb

adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-99% dan sensifitasnya 80-90%. Anemia pada ibu

hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan Sahli dapat digolongkan

berdasarkan berat ringannya terbagi menjadi : anemia berat jika Hb 7gr %, anemia sedang

jika kadar Hb antara 7 sampai 8 gr % dan bila anemia ringan jika kadar Hb antara 9 sampai

10 gr %. Metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah

metode Sahli dan sampai saat ini baik di Puskesmas maupun di beberapa Rumah sakit. Pada

metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dibentuk dengan HCL menjadi forroheme oleh oksigen

yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CL

membentuk Ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.

Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standard, karena membandingkan

pengamatan dengan mata secara langsung tanpa menggunakan alat, maka subjektivitas hasil

pemeriksaan sangat berpengaruh hasil pembacaan.

LO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Anemia pada Kehamilan

1. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau

Na fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr

%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50

nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002)

2. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,

dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya

tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak

1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb

lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

Page 32: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini

terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan

untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan

dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan

menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288

hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil.

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Ibu Hamil

LO.4.1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Gizi pada Fase Janin

Kebutuhan Gizi untuk Janin

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang cukup, dimana

peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan janin

yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir bulan

ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 gram dan kecepatan maksimum pertumbuhan

janin terjadi pada minggu ke 32-38. sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada

stadium akhir tersebut (Suryani, 2002).

Kebutuhan gizi janin diperkirakan dengan berbagai cara antara lain : 1) perkiraan konsumsi

oksigen dan produksi karbondioksida; 2) transfer zat gizi dari ibu ke janin; 3) perubahan

perkembangan komposisi tubuh janin (Rosso, 1990)

Kebutuhan Zat Gizi Makro

a. Kebutuhan energi

Kebutuhan energi janin digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan fisik, dan

kebutuhan minimal aktifitas fisik. Janin tidak memerlukan energi untuk pemeliharaan

temperatur tubuh, karena ibu telah memberikan janin suhu lingkungan 37 derajat C. Energi

yang dibutuhkan janin menjelang kelahiran diperkirakan sekitar 96kkal/kg/hr atau 336

kkal/hr dengan berat janin 3,5 kg.

b. Protein

Transpor protein melalui plasenta terutama asam amino yang kemudian disintesis oleh fetus

menjadi protein jaringan. Pada akhir kehamilan, diperkirakan kebutuhan protein sekitar 1,8

g/kg/hr.

c. Lemak

Sebagian besar dari 500 gram lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40

kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid

Page 33: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan syaraf pusat dan dinding sel syaraf.

Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5 % lemak dalam tubuh janin, setelah itu

jumlahnya meningkat mencapai 7,8 % pada minggu ke 34 dan 16 % pada saat sebelum lahir.

Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 gram lemak perhari ditimbun. Transpor asam lemak

melalui plasenta sekitar 40 % dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak

maupun protein meningkat dengan cepat pada bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan

meningkatnya berat janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karna

itu pada bayi “aterm” 80 % jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.

d. Karbohidrat

Janin mempunyai sekitar 9 gram karbohidrat pada minggu ke 33, dan pada waktu lahir

meningkat menjadi 34 gram. Konsentrasi glukogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat

pada akhir kehamilan.

Kebutuhan Zat Gizi Mikro

a. Vitamin

Kebutuhan vitamin dan mineral janin tidak diketahui secara pasti. Namun para ahli ada yang

memperkirakannya berdasarkan vitamin yang terakumulasi pada janin. Misalnya vitamin E,

dari berbagai studi yang dipublikasikan Filer (1968) dalam Rosso (1990), kandungan vitamin

E pada janin meningkat secara proporsional dengan meningkatan berat tubuh berdasarkan

kebutuhan energi janin. Selain itu kebutuhan vitamin dapat juga diperkirakan berdasarkan

konsumsi energi pada janin, misalnya thiamin diperlukan sekitar 0,04 mg, niasin 1,2 mg, dan

riboflavin 0,075 mg.

b. Mineral

Kebutuhan mineral juga diperkirakan melalui informasi kandungan mineral pada janin.

Selama 2 minggu terakhir kehamilan, rata-rata janin memerlukan 3,1 mg/hr, angka ini lebih

besar dibandingkan dengan kebutuhan bayi pada tahun pertama kehidupan yang hanya sekitar

0,6 mg/hr. Rata-rata kandungan zinc dalam tubuh janin sekitar 2,0 mg/hr atau 0,6 mg/kg/hr.

Sedangkan kalsium sekitar 300 mg/hr.

LO.4.2. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Ibu Hamil

Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil

Zat Gizi Tidak Hamil Hamil

Energi (Kal) 1900 ± 285

Protein (g) 44 ± 12

Page 34: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Vitamin A (RE) 500 ± 200

Vitamin C (mg) 30 ± 10

Asam folat (mcg) 150 ± 50

Niasin (mg) 8,4 ± 1,3

Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2

Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2

Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3

Kalsium 600 ± 400

Fosfor 450 ± 200

Iodium 150 ± 25

Besi 25 ± 20

Zinc 15 ± 5

Pada kehamilan trimester I (minggu 1-13), kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa. Pada

kehamilan trimester II (minggu 13-26), dimana pertumbuhan janin cepat, ibu memerlukan

tambahan kalori ± 285 dan protein lebih tinggi dari biasa menjadi 1,5 g/kg bb. Pada

kehamilan trimester III (minggu 27-lahir), kalori sama dengan trimester II tetapi protein

menjadi 2 g/kg bb.

Kalori (energi)

Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini

digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan

yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme

jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak lantas menjadi

kanan daterlalu banyak makan. Tubuh anda memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada

kehamilan. Dari jumlah tersebut, berarti setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori

dibutuhkan ibu hamil. Memang cukup sulit untuk mengetahui berapa kalori yang telah

dikonsumsi setiap harinya. Untuk jangka pendek, gunakanlah rasa lapar anda sebagai

panduan kebutuhan kalori. Monitorlah berat badan anda untuk membantu menilai apakah

anda mengkonsumsi makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja anda membutuhkan

bantuan dokter atau pun ahli gizi untuk membantu anda dalam mencukupi kebutuhan kalori

selama kehamilan.

Protein

Anda membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain

di seluruh hidup anda.Hal inidikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan

pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25

gram dibandingkan yang lain. Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan cara

Page 35: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein. Produk hewani

seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut merupakan sumber protein. Selain itu

protein juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe,

tahu, oncom, dan lainnya.

Folat (asamfolat)

Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan

embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang

belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur),

bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan pertumbuhan janin

yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan

pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat. 600 mg

folat disarankan untuk ibu hamil. Folat dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.

Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan

roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung folat.

ZatBesi

Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang

berperan membawa oksigen kejaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah

untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Hal ini menyebabkan

kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi,

ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan

bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil

yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen, zat besi bisa didapatkan secara alami dari

daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan yang telah difortifikasi zatbesi, dan kacang-

kacangan.

Zinc

Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng rendah dalam

makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

Sedangkan uji klinis suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan

mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam

jumlah cukup bagi merupakan langka hantisipatif yang dapat dilakukan. Zat seng dapat

ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-

polongan, dan beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak

membutuhkan tambahan suplemen. Namun anda dapat mengkonsumsi suplemen (sekitar 25

mg zat seng sehari) jika anda dalam kondisi yang kurang sehat.

Kalsium

Page 36: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak

ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk

menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh

darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf,

kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,

kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulangibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil

adalah sekitar  1000 mg per hari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu

seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.

Vitamin C

Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C

merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk

membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya

disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah

mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan

brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Vitamin A

Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan,

imunitas, serta pertumbuhan dan perkembanga nembrio. Kekurangan vitamin A dapat

mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan

pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan

lainnya.

Peningkatan kebutuhan zat gizi selama kehamilan

• Kalori (energy) • Peningkatan rata-rata metabolism basal

• Pertambahan kebutuhan • Sparing protein

• Protein • Bagian pertumbuhan janin, plasenta, cairan amnion, jaringan uterus, mammae, peningkatan volume darah

• Cadangan maternal untuk partus dan laktasi

• Mineral kalsium • Pembentukan tulang dan gigi janin serta peningkatan metabolism kalsium ibu

• Fosfor • Volume dan sirkulasi darah ibu bertambah

• Cadangan besi janin• Cadangan partus dan menyusui

Page 37: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

• Yodium • Metabolic basal meningkat• Produksi tiroksin meningkat

• Magnesium • Koenzim untuk metabolism energy dan protein

• Activator enzim• Pertumbuhan jaringan dan

metabolism sel• Fungsi otot optimal

• Zn (seng) • Mencegah kelainan congenital• Untuk perkembangan otot normal• Mencegah retardasi pertumbuhan

janin• Vitamin A • Esensial untuk tumbuh sel dan

jaringan• Pertumbuhan tulang dan gigi• Mencegah kelainan bawaan

• Vitamin D • Perbaikan absorpsi kalsium dan fosfor

• Proses mineralisasi tulang dan gigi

• Vitamin C • Perbaikan dan integrias jaringan• Zat semen dalam jaringan ikat

dan vaskularisasi• Peningkatan penyerapan besi

• Asam folat • Penngkatan kebutuhan metabolic• Mencegah anemia megaloblastik• Produksi heme untuk hemoglobin• Produksi materi sel inti (RNA-

DNA)

Menu seimbang pada kehamilan

Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari menu sebelum

hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan selama

hamil. Nah, berikut bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari:

Kelompok bahan makanan: Porsi:roti, serealia, nasi dan mi 6 piring/porsisayuran 3 mangkukbuah 4 potongsusu, yogurt, dan atau keju 2 gelasdaging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan

3 potong

lemak, minyak 5 sendok thegula 2 sendok makan

Page 38: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil

Bahan makananPorsi hidangan sehari

Jenis hidangan

Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedangMakan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang Selingan: susu 1 gelas

Sayuran 3 mangkukBuah 4 potongTempe 3 potongDaging 3 potongSusu 2 gelasMinyak 5 sendok the

Gula 2 sendok makan

Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:

* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:

avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa

parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.

* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:

1 sendok makan madu (15 gram)

Rekomendasi rentang pertambahan berat badan total pada wanita hamil menurut BMI.

Rendah, BMI < 19,8

Normal, BMI 19,8-26

Tinggi, BMI > 26-29,0

Suplemen-suplemen yang dapat di berikan pada wanita hamil, sebagai berikut:

Suplemen Zat Besi.

Jika diperlukan pada wanita pada saat kehamilan adalah 150mg besi sulfat / 300mg besi

glukonat / 100mg besi fumarat.Zat besi nonheme terdapat pada sebagian besar diet besi.

Hindari konsumsi teh, kopi, susu karena dapat mengurangi absorbsi besi.

Suplemen Asam Folat.

Jumlah dari preparat yang dapat diberikan adalah 0,4 – 0,8 mg/hari.Pemberian suplemen ini

dapat mencegah anemia megaloblastik.Pada wanita hamil yang sudah mengalami anemia

dapat diberikan suplemen ini bersama dengan zat besi.

Suplemen Vitamin C.

Page 39: Tugas Mandiri Skenario 2 blok Reproduksi

Suplemen vitamin C dapat dikonsumsi sebanyak 250mg/hari bersamaan dengan konsumsi

makanan.Pemberian suplemen ini dapat meningkatkan absorbsi besi nonheme.