tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat yang terkecil sekaligus merupakan
kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya didalam
perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group . Kelompok
inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dalam
masyarakat.
Keluarga inti biasanya terdiri dari ayah, Ibu, dan anak. Keluarga dengan anak yang
dewasa biasanya memerlukan atau beradaptasi dengan perkembangan anak yang telah
dewasa. Pada periode hidup yang dikategorikan dewasa biasanya mengharapakan
penghormatan dan penghargaan dari orang lain terutama keluarga. Selain itu, kaum
dewasa untuk melalui periode stabilisasi dan konsolidasi diikuti oleh perubahan dan
pertumbuhan dalam usaha pencapaian tujuan baru dan dalam menghadapi konfrontasi
krisis kehidupan memerlukan dukungan dari keluarga terutama orang tua. Hal ini
menyebabkan perasaan dan tingkah laku kelurga mengalami perubahan, ada yang
bahagia dengan perkembangan anak yang telah dewasa, ada juga kelurga yang kurang
bahgaia dengan perkembangan anak yang telah dewasa.
Oleh sebab itu, dalam hal ini kita harus mengetahui tugas perkembangan keluarga
dengan anak dewasa
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman tentang tugas perkembangan keluarga dengan
anak dewasa.
1.2.2 Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian keluarga
secara umum, tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa, dan
perkembangan sosial fase dewasa awal.
1.3 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak
dewasa
2. Agar pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang tugas perkembangan keluarga
dengan bayi meningkat sehuingga dapat mengoptimalkan kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga
Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman (1998), yang berorientasi
pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dengan ikatan perkawinan,
darah, dan ikatan adopsi.
Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap
rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-
peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari.
Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut Whall dalam Friedman (1998), mendefinisikan keluarga sebagai kelompok
yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih,
asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh
hubungan darah atau hokum, tapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
2.2 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Dewasa
Yaitu keluarga yang ditandai dengan anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong” ketiaka anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada beberapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
Tugas keluarga pada tahap ini adalah :
Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah
Menata kembali fasilitas dan sumber keluarga
Membagi tanggung jawab antar anak
Mempertahankan komunikasi terbuka
Melepaskan anak dan mendapatkan menantu
2.3 Perkembangan Sosial Fase Dewasa Awal
Vailant (dalam Papilia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa
pembentukan, masa konsolodasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada
usia 20 sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari
orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengembangkan
persahabatan. Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi
karier dan memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40
tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi
terhadap hal yang telah diperoleh.
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Papilia, Old, dan Feldman
(1998) masa usia menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20 sampai 40 tahun.
Hal ini dapat diartikan sebagaimana fungsi perkembangan dewasa awal untuk
memasuki dunia pernikahan dan dapat membina bahtera rumah tangga. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Huvigurst (dalam Hurlock, 1990) yang
menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi karakteristik masa dewasa awal
mulai memilih pasangan hidup dan mulai bekerja.
Vaillant (dalam Papilia, dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini
merupakan masa adaptasi dengan kehidupan, sekitar usia 20-30 tahun individu dewasa
awal mulai membangun apa yang ada pada dirinya, mencapai kemandirian, menikah,
mempunyai anak dan membangun persahabatan yang erat.
Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa wal
adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini,
seseorang dituntut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi dirinya.
Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah
memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika orang dewasa sudah memasuki duna kerja, biasanya orang dewasa cenderung
merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang
setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan cenderung mencari
pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas
kelangsungan hidupnya.
Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang
telah memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku
dan performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam keluarga.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa sangat penting karena tahapan-
tahapan perkembangan keluarga dengan anak dewasa saling terkait dan mengalami
beberapa tahapan-tahapan, sehingga apabila tugas tersebut tidak dijalankan dengan
baikcmaka akan terjadi sebuah permasalahan yang akan menghambat perkembangan
keluarga dengan anak dewasa tersebut.
3.2 Saran
Hasil dari kerja kelompok kami dapat dijadikan masukkan berupa referensi yang dapat
bermanfaat khususnya tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, (2010). Seminar Mata Kuliah Keperawatan Keluarga. Bandar Lampung
M. Friedman, Marylin, (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
http://www.masdanang.cc/blog_archive/konsep_dasar_keluarga.html
Setiadi, (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.
TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA TENTANG
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
1. CONNY MARTHA FANI : 07200010
2. KIKI RISKI YULIANA : 07200023
3. RAZVI YUDATAMA : 07200033
4. SAMSUDIN PALAS : 07200038
5. YOGA SOJA KESUMA : 06200036
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2010
TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA TENTANG
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2010