psychological well being pada wanita lajang dewasa …eprints.ums.ac.id/39067/1/naskah...

13
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN TIARA DYAH PRADIPTA F 100 110 140 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: phamcong

Post on 21-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

i

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA

MADYA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi

Disusun oleh :

RIZKIAN TIARA DYAH PRADIPTA

F 100 110 140

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

i

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG

DEWASA MADYA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Syaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Disusun oleh :

Rizkiana Tiara Dyah Pradipta

F 100110140

Kepada

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 3: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

ii

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA

MADYA

Yang Diajukan Oleh :

RIZKIANA TIARA DYAH PRADIPTA

F 100 110 140

Telah disetujui untuk dipertahankan

di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Dra. Juliani Prasetyaningrum, M.Si 13 Oktober 2015

Page 4: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

iii

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA

MADYA

Yang Diajukan Oleh :

RIZKIANA TIARA DYAH PRADIPTA

F 100 110 140

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 27 Oktober 2015

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Penguji Utama

Dra. Juliani Prasetyaningrum, M.Si

Penguji Pendamping I

Dra. Partini, M.Si

Penguji Pendamping II

Dra. Zahrotul Uyun, M.Si

Surakarta, 27 Oktober 2015

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Psikologi

Dekan

Taufik, M.Si, Phd

Page 5: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

1

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA

Rizkiana Tiara Dyah Pradipta

Juliani Prasetyaningrum

[email protected]

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Wanita dewasa yang belum menikah dianggap sebagai suatu hal yang tidak

sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat umumnya, karena masyarakat

menilai bahwa menikah merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalani oleh

wanita. Masalah umum yang ditemui oleh orang dewasa yang masih melajang

biasanya mencangkup relasi akrab dengan orang dewasa lainnya, menghadapai

kesepian dan menemukan posisi yang sesuai dalam masyarakat yang berorientasi

pada pernikahan. Sedangkan psychological well being adalah kondisi seseorang

yang dapat menerima dirinya apa adanya, dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki untuk mencapai tujuan hidupnya serta aktif dalam membangun hubungan

dengan lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan gambaran psychological well being pada wanita lajang dewasa

madya. Informan penelitian berjumlah 3 orang, pemilihan informan menggunakan

purposive sampling dengan karakteristik wanita berusia 40-60 tahun yang belum

pernah menikah dan sedang tidak menjalin percintaan dengan siapa pun.

Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil

penelitian yang didapat mengenai gambaran psychological well being pada wanita

lajang dewasa madya yang pendidikan tinggi menekankan pada mengembangkan

penghargaan hubungan dengan orang lain sedangkan gambaran psychological

well being pada wanita lajang dewasa madya yang pendidikan rendah lebih

menekankan pada pemenuhan kebutuhan individu mereka sendiri.

Kata kunci : psychological well being, wanita lajang dewasa madya

Page 6: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

1

PENDAHULUAN

Pandangan masyarakat

menilai wanita dewasa yang belum

menikah sebagai suatu hal yang tidak

sesuai dengan nilai yang ada pada

masyarakat umumnya, karena

masyarakat menilai bahwa menikah

merupakan salah satu kewajiban

yang harus dijalani oleh wanita. Oleh

karena itu, wanita dewasa yang

belum menikah dianggap sebagai

masalah, dan status para wanita

lajang ini dianggap sebagai suatu hal

yang perlu diperbaiki. Dalam

Hurlock (2003), pada masyarakat

tradisional melajang merupakan hal

yang tidak wajar. Kebanyakan

masyarakat memandang status

pernikahan sebagai hal yang penting

bagi wanita.

Masyarakat biasanya akan

melabeli mereka dengan sebutan

perawan tua. Sebutan perawan tua ini

biasa diberikan oleh masyarakat

kepada wanita berumur yang belum

menikah. Menurut Sudiro dalam

Susanti (2012), wanita yang belum

menikah baik karena belum

menemukan pasangan yang tepat

atau belum ingin menikah, kerap kali

mendapatkan label sebagai perawan

tua, tidak laku, banyak memilih dari

masyarakat.

Jika dilihat dari tugas

perkembangannya, menikah

merupakan salah satu tugas

perkembangan pada masa dewasa

awal. Sumanto (2014), masa dewasa

awal (early adulthood) dimulai pada

usia 22 thn – 40 thn dimana

merupakan masa pencarian

kemantapan dan masa reproduktif

yaitu suatu masa yang penuh dengan

masalah dan ketegangan emosional,

periode isolasi sosial, periode

komitmen dan penyesuaian diri pada

pola hidup yang baru.

Menurut Erikson, jika

seseorang gagal mengembangkan

relasi intim di masa dewasa awal,

maka kemungkinan ia akan

mengalami isolasi serta

mengakibatkan individu akan

mencari letak kesalahannya yang

sering kali mengarah pada depresi

dan sikap tidak mempercayai orang

lain (Santrock, 2012).

Menurut Erikson yang

dikutip oleh Santrock (2012),

masalah umum yang ditemui oleh

orang dewasa yang masih melajang

biasanya mencangkup relasi akrab

Page 7: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

2

dengan orang dewasa lainnya,

menghadapai kesepian dan

menemukan posisi yang sesuai

dalam masyarakat yang berorientasi

pada pernikahan. Perlakuan

masyarakat terhadap status

pernikahan seorang wanita menjadi

salah satu faktor dalam membentuk

kesejahteraan psikologis. Hal ini

didukung oleh penelitian Kim dan

McKenry yang dikutip oleh Susanti

(2012) bahwa wanita yang menikah

memiliki tingkat kesejahteraan

psikologis yang lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita yang

tidak menikah, hal tersebut

disebabkan karena adanya berbagai

sumber dukungan sosial yang

diperoleh. Seseorang yang memiliki

psychological well-being akan

merasa nyaman, damai, dan bahagia

serta dapat menjalankan fungsinya

sebagai manusia secara positif.

Berdasarkan uraian di atas,

penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai fenomenya

diatas, maka peneliti akan

mengadakan penelitian dengan judul

“Psychological Well- Being pada

wanita lajang dewasa madya.

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan gambaran

psychological well being pada wanita

dewasa madya yang belum menikah.

Menurut Ryff (1989),

psychological well being merupakan

deskripsi yang menekankan pada

penerimaan diri dari kehidupan masa

lalu dan masa depan, memiliki dan

membangun sikap positif terhadap

diri sendiri serta orang lain, serta

memiliki perasaan empati dan kasih

sayang untuk sesama, merasa

mampu untuk mengambil keputusan,

memiliki kemampuan untuk

mengatur lingkungan disekitarnya

agar sesuai tujuan hidupnya dan

mengembangan potensinya kearah

aktualisasi diri.

Deci & Ryan (2002),

mengemukakan dua perspektif

mengenai well being. Yang pertama

disebut sebagai hedonism, perspektif

hedonism memandang well being

sebagai kesenangan atau

kebahagiaan. Yang kedua adalah

eudaimonic, perspektif eudaimonism

memandang well being tidak hanya

sekedar kebahagiaan, namun juga

menekankan pada aktualisasi potensi

manusia.

Page 8: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

3

Menurut Synder dan Lopez

yang dikutip oleh Tenggara (2008),

kesejahteraan psikologis bukan

hanya merupakan ketiadaan

penderitaan, namun kesejahteraan

psikologis meliputi ketertarikan aktif

dalam dunia, memahami arti dan

tujuan dalam hidup dan hubungan

seseorang pada objek ataupun orang

lain

Dari beberapa pengertian

diatas, dapat disimpulkan bahwa

psychological well being merupakan

kondisi dimana seseorang dapat

menerima dirinya apa adanya,

mengembangkan potensi yang

dimiliki untuk mencapai tujuan

hidupnya serta aktif dalam

membangun hubungan dengan

lingkungan sekitar.

Dalam Ryff (1989) &

Ryff&Singer (1996), aspek-aspek

yang menyusun psychologycal well-

being antara lain :

1. Penerimaan diri (self acceptance)

Penerimaan diri didefinisikan

sebagai pusat kesehatan mental,

karakteristik aktualisasi diri,

berfungsi optimal, dan

kedewasaan. Penerimaan diri

berarti suatu kondisi dimana

individu dapat menerima segala

kekurangan dan kelebihan yang

ada pada dirinya.

2. Hubungan positif dengan orang

lain (positive relations with

others)

Digambarkan dengan

adanya perasaan empati untuk

orang lain, mampu untuk

mencintai dan membangun

persahabatan dengan individu

lain.

3. Otonomi (autonomy)

Digambarkan dengan

individu yang mampu

menampilakan sikap kemandirian,

bebas menentukan nasibnya

sendiri, dan mengevaluasi diri

sendiri dengan standar pribadi.

4. Penguasaan Lingkungan

(environmental mastery)

Didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk

memilih atau menciptakan

lingkungan yang cocok untuk

kondisi dirinya, dan

mengendalikan lingkungan yang

kompleks serta menekankan

sejauh mana individu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada

di lingkungan.

Page 9: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

4

5. Tujuan Hidup (purpose in life)

Menjelaskan tentang

kemampuan seseorang dalam

mencapai maksud dan tujuan

hidupnya. Individu yang memiliki

tujuan hidup akan lebih memaknai

hidupnya di masa sekarang dan

masa lalu, sadar akan arah

hidupnya, serta memegang

keyakinan yang memberikan

tujuan hidup.

6. Pertumbuhan Pribadi (personal

growth)

Digambarkan bahwa

individu terus mengembangkan

potensi yang dimiliki untuk

tumbuh dan berkembang sebagai

pribadi. Kebutuhan untuk

mengaktualisasikan diri sendiri

dan menyadari potensi seseorang

merupakan perspektif

pertumbuhan pribadi.

Menurut Ryff & Singer (1996)

faktor yang mempengaruhi

psychological well being pada

seseorang, yaitu :

a. Usia

b. Jenis Kelamin

c. Budaya

d. Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan

Istilah lajang menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2005),

merupakan sebutan bagi mereka

yang belum menikah dalam arti

belum pernah mempunyai suami atau

istri. Stein yang dikutip dalam

Susanto & Haryoko (2010) bahwa

orang yang lajang adalah orang yang

tidak menikah, sedang tidak terlibat

dalam hubungan romantis dengan

seseorang, dan tidak memiliki teman

hidup yang tinggal bersama-sama.

Batasan usia pada masa

dewasa madya dimulai pada usia 40

tahun sampai 60 tahun (Sumanto,

2014). Santrock (2011), masa

dewasa menengah sebagai periode

perkembangan yang dimulai pada

usia kurang lebih 40 tahun hingga 60

atau 65 tahun.

Sehingga disimpulkan bahwa

wanita lajang dewasa madya adalah

wanita yang berusia antara 40 tahun

hingga 60 tahun yang belum pernah

terlibat dalam hubungan dengan

lawan jenisnya dalam ikatan

perkawinan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan

Page 10: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

5

metode pengumpulan data

menggunakan wawancara dan

observasi.

Informan yang digunakan

berjumlah 3 orang. Pemilihan

informan mengggunakan purposive

sampling. Melalui purposive

sampling, informan dipilih

berdasarkan kriteria wanita berusia

40-60 tahun yang belum pernah

menikah.

Teknik analisis data yang

digunakan menggunakan analisis

deskriptif. Hasil wawancara dan

observasi dikelompokkan, kemudian

memberikan coding dan kategorisasi

untuk mendeskripsikan tema-tema

yang muncul kemudian digunakan

untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Psychological well being

memandang kesejahteraan bukan

hanya kebahagiaan saja namun juga

menekankan pada aktualisasi potensi

yang dimiliki oleh seseorang. Dalam

Maslow (Feist, 2011) tahapan

tertinggi dari hierarchy of needs

adalah kebutuhan akan aktualisasi

diri, manusia akan bekerja keras

untuk mendapatkan aktualisasi dari

potensi diri mereka ketika telah

meraih kepuasan dari kebutuhan

yang mendasar.

Informan S dan K merasa

hidupnya lebih baik ketika telah

memiliki pekerjaan dan telah

memiliki uang sendiri. Dalam

hierarchy of needs S dan K masih

berada dalam kebutuhan fisiologis.

Hal ini sesuai dengan Maslow (Feist,

2011) bahwa kebutuhan

mendasarkan dari setiap manusia

adalah kebutuhan fisiologis, jika

kebutuhan ini tidak tercukupi

manusia akan mencurahkan

kemampuannya untuk memenuhi ini.

S dan K dulu merasa hidupnya susah

ketika belum memiliki pekerjaan

sehinggga ingin menjadi orang lain

namun setelah mendapat pekerjaan

dan memiliki uang sendiri, S dan K

telah mampu untuk menikmati

hidupnya dan menerima keadaan

dirinya.

Informan I telah memiliki

pekerjaan tetap sebagai seorang guru

dengan penghasilan tetap setiap

bulannya yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya

sehingga I telah mampu mencukupi

Page 11: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

6

kebutuhan fisiologisnya. I lebih aktif

dalam segala kegiatan yang ada di

lingkungan masyarakat dan

lingkungan pekerjaan seperti

mengikuti pengajian arisan, aktif

sebagai pembina pramuka, ikut

menengok teman yang sakit. Dalam

hierarchy of needs, I berada dalam

kebutuhan akan penghargaan. Hal ini

sesuai dengan Maslow (Feist, 2011)

bahwa ketika semua kebutuhan

dibawahnya telah terpenuhi,

kebutuhan seseorang akan naik ke

tingkat selanjutnya. Kebutuhan

penghargaan merupakan perasaan

seseorang bahwa dirinya bermanfaat

bagi orang lain serta pengakuan yang

dimiliki seseorang dilihat dari sudut

pandang orang lain.

KESIMPULAN

Gambaran psychological well

being pada wanita lajang dewasa

madya yang pendidikan tinggi

menekankan pada mengembangkan

hubungan dengan orang lain. Mereka

telah memiliki pekerjaan dengan

penghasilan tetap yang dapat

digunakan untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis mereka. Mereka

merasa potensi mereka teraktualisasi

ketika dapat ikut serta berpartisipasi

aktif dalam segala kegiatan yang ada

dalam lingkungan masyarakat dan

lingkungan pekerjaan sehingga

mereka dapat bermanfaat bagi orang

lain. Gambaran psychological well

being pada wanita lajang dewasa

madya yang pendidikan rendah lebih

menekankan pada pemenuhan

kebutuhan individu mereka sendiri.

Mereka merasa bahagia ketika

mendapatkan pekerjaan dan

memiliki penghasilan sendiri yang

dapat digunakan untuk memenuhi

segala kebutuhan mereka.

SARAN

1. Bagi para informan untuk lebih

mengembangkan potensi yang

dimiliki agar keberadaannya

diakui oleh masyarakat, dan

memperluas dan menjalin relasi

baik dengan orang orang sekitar.

2. Bagi para wanita yang memiliki

pengalaman yang hampir sama

agar lebih memikirkan apa yang

dapat dilakukan bagi orang-

orang disekitarnya, tetap

menjalin hubungan baik dengan

orang lain dan bersoasialisasi

dengan lingkungan sekitar agar

Page 12: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

7

memiliki psychological well

being.

3. Bagi masyarakat agar dapat

lebih memahami mengapa

beberapa wanita masih melajang

di usia dewasa madya dan

menerima keberadaan mereka

karena wanita-wanita tersebut

ingin ikut berperan aktif dalam

masyarakat.

4. Bagi peneliti lain yang tertarik

dengan tema ini dapat

menggunakan hasil penelitian

sebagai data awal untuk meneliti

wanita lajang dewasa madya.

DAFTAR PUSTAKA

Deci, E. M., & Ryan, R. M. (2001).

On Happiness And Human

Potentials : A Review of

Research on Hedonic and

EudaimonicWell-Being.

Annual Reviews of

Psychology , 52, 141-166.

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi

Perkembangan : Suatu

Pendekatan Sepanjang

Rentang kehidupan. Jakarta:

Erlangga.

Papalia, D. E., Olds, S. W., &

Feldman, R. D. (2009).

Human Development.

Jakarta: Salemba Humanika.

Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional. 2005.

Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Ryff, C. D. (1989). Happiness Is

Everything, or Is It?

Explorations on the Meaning

of Psychological Well-Being.

Journal of Personality and

Social Psychology , 57 (6),

1069-1081.

Ryff, C. D., & Singer, B. (1996).

Psychological Well Being :

Meaning, Measurment and

Implication for

Psychotherapy Research.

Journal of Psychoterapy and

Psychosomatics , 65, 14-23.

Santrock, J. W. (2012). Life Span

Development :

Perkembangan Masa Hidup

Buku 2. Jakarta: Erlangga.

Sumanto. (2014). Psikologi

Perkembangan Fungsi dan

Teori. Yogyakarta: Center of

Academic Publishing

Service.

Susanti. (2012). Hubungan Harga

Diri Dan Psychological Well

Being Pada Wanita Lajang

Ditinjau Dari Bidang

Pekerjaan. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas

Surabaya , 1 (1), 1-8.

Susanto, P., & Haryoko, F. (2010).

Gambaran Konsep Diri Pada

Wanita Berkarier Sukses

Yang Belum Menikah. Insan,

2 (1), 11-20.

Tenggara, H., Zamralita, & Suyasa,

P. Y. (2008). Kepuasan Kerja

Dan Kesejahteraan Psikologis

Page 13: PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA …eprints.ums.ac.id/39067/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · perkembangan pada masa dewasa awal. Sumanto (2014), masa dewasa awal (early

8

Karyawan. Phronesis Jurnal

Ilmiah Psikologi Industri dan

Organisasi , 10 (1), 96-115.