tugas pendahuluan praktikum aplikasi perubahan kimia pangan
TRANSCRIPT
Tugas Pendahuluan
Aplikasi Perubahan Kimia Pangan
Evaluasi Mutu Pangan Berdasarkan
Minyak Goreng yang Digunakan
Oleh :
Nama : H A S R A H
Nim : G31113005
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2014
Pertanyaan :
1. Apa yang di maksud dengan :
a. Minyak Goreng Jelantah
b. Asam Lemak bebas
c. Total polar material
2. Faktor-faktor yang memperngaruhi kerusakan pada minyak goreng
3. Fungsi penggunaan minyak goreng
4. Jelaskan mengenai mutu minyak goreng
5. Cari jurnal tentang mnyak goreng jelantah
6. Cara pengujian asal lemak bebas
Jawaban :
1. a. Minyak jelantah adalah minyak yang dihasilkan dari sisa penggorengan,
baik dari minyak kelapa maupun minyak sawit, minyak jelantah mengandung
senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses
penggorengan.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_jelantah
b. Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas
tidak terikat sebagai trigliserida.
Sumber : http://www.psychologymania.com/2012/10/asam-lemak-bebas.html
c. Total Polar Material adalah indikator terbaik dari kehidupan goreng dan
lebih dapat diandalkan dan komprehensif daripada asam lemak bebas.
Persentase TPM meningkat sebagai minyak yang digunakan. Oleh karena
itu, semakin rendah skor TPM Jika lebih baik. Dan ketika minyak mencapai
24 % TPM, kehidupan goreng yang telah berakhir dan harus dibuang.
Sumber : http://www.frytest.com/ACH_results.php
2. Faktor yang memengaruhi kerusakan minyak goreng :
a. oksigen dan ikatan rangkap : Semakin banyak ikatan rangkap dan
oksigen yang terkandung maka minyak akan semakin cepat teroksidasi.
b. suhu : Suhu yang semakin tinggi juga akan mempercepat proses oksidasi
c. Cahaya dan ion logam : berperan sebagai katalis yang mempercepat
proses oksidasi.
d. antioksidan : membuat minyak lebih tahan terhadap oksidasi.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_goreng
3. Fungsi penggunaan minyak goreng adalah sebagai media transfer panas ke
makanan sewaktu menggoreng, sebagai bahan untuk memperbaiki tekstur
dan cita rasa makanan, dan sebagai penambah kandungan energi dalam
makanan.
Sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31003/4/Chapter%20II.pdf
4. Mutu minyak goreng :
Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak
sampai terbentuk akreolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa
gatal pada tenggorokan hidrasi gliserol akan membentuk aldehida tidak jenuh
atau akrelein tersebut. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng itu.
Mutu minyak yang baik, umumnya juga mempunyai :
1. Kadar air < 0,1%
2. Kadar kotoran < 0,01%
3. Kandungan asam lemak bebas, serendah mungkin yaitu < 2%
4. Bilangan peroksida < 2
5. Bebas dari warna merah & kuning, tidak berwarna hijau, harus berwarna
pucat dan jernih
6. Kandungan logam berat serendah mungkin, bahkan bebas dari ion logam.
Standar mutu dari minyak goreng di Indonesia, telah di rumuskan oleh badan
standarisasi nasioal (BSN) yaitu SNI 01-3741-2002 sbb :
Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=12546
5. Judul jurnal : Penurunan Angka Asam Pada Minyak Jelantah, 2012
Penulis : Primat Mardina, Erlyta Faradina, Netty Setiawati
Reviw : Angka asam pada minyak dan lemak menunjukkan kandungan asam
lemak bebas yang mempengaruhi kualitas minyak dan lemak. Angka asam yang
tinggi pada minyak jelantah diakibatkan oleh proses hidrolisis pada saat proses
penggorengan. Angka asam dapat diturunkan dengan proses adsorpsi. Pada
jurnal ini, dipaparkan mengenai cara menurunkan angka asam dari minyak
jelantah dengan proses adsorpsi menggunakan arang aktif tempurung kelapa
sebagai adsorben. Tempurung kelapa yang telah di bakar pada suhu 700oc
selama 6 jam dan menjadi arang dan diaktifasi dengan KMnO4 0,1 N selama 24
jam. Arang aktif dengan jumlah tertentu (5 g; 7,5 g; 10 g) masing-masing
dimasukkan ke dalam 150 g minyak jelantah. Proses adsorpsi dimulai saat
magnetic stirrer dihidupkan. Sampel diambil pada jarak waktu tertentu, 30, 60
dan 90 menit. Kemudian sampel dianalisis angka asamnya .
Berdasarkan hasil penelitian penurunan angka asam dengan proses adsorpsi
menggunakan arang aktif dari tempurung kelapa dapat disimpulkan bahwa
penurunan angka asam semakin besar dengan semakin lamanya waktu operasi
dan semakin besarnya jumlah adsorben yang digunakan.
Sumber : ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/download/5977/4457
6. Cara untuk menguji asam lemak bebas, yaitu dengan :
a. Penambahan alkohol
Penambahan alkohol yang berfungsi untuk melarutkan lemak atau
minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. alkohol
(etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%,
kemudian dipanaskan. Pemanasan saat percobaan adalah agar reaksi
antara alkohol dengan minyak tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga
pada saat titrasi alkohol larut seutuhnya.
b. Penambahan Indikator PP (Penolpthalin)
Tahap selanjutnya yaitu dengan penambahan indikator PP sebayak 1 ml.
Penambahan indikator pp ini bertujuanuntuk mengetahui terjadinya suatu
titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan
warna pada larutan, dan
c. Penambahan larutan NaOH (Natrium Hidroksida)
Setelah ditambahkan indikator PP, sampel yang akan di uji, dititrasi
dengan menggunakan larutan NaOH 0,1M. Titrasi dilakukan
menggunakan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu yang
tidak hilang dalam 30 detik. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk
mengukur asam lemak beberapa asam lemak bebas dari minyak
Sumber : http://misskalaburthry.blogspot.com/2014/04/laporan-asam-lemak-
bebas.html