tugas pemuliaan tanaman

Upload: yusi-listiawati

Post on 11-Jul-2015

715 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

I.

PENDAHULUAN I.1. Latar belakangSama seperti halnya mahluk hidup yang lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji tersebut dengan jalan reproduksi seksual yaitu dengan bergabungnya sel kelamin jantan dari sebuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah. Bunga memiliki bagian jantan dan bagian betina. Bagian jantan adalah benang sari yang terdiri atas, tangkai sari, kepala sari dan serbuk sari. Dan bagian betina adalah putik yag terdiri atas, bakal buah di dalam bakal bijinya terdapat sel kelamin betina, tangkai putik dan kepala putik. Kepala putik berujung lengket untuk menangkap butir-butir sel jantan (prawirohartono, 2009) Menurut Prawirohartono (2009) Reproduksi tumbuhan terbagi atas reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik dengan benang sari. Perkembangbiakan secara alami atau vegetatif alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan/anakan tanaman baru. Perkembangbiakan tidak kawin buatan atau reproduksi vegetatif buatan, yakni berkembang biaknya tumbuhan dengan bantuan secara campur tangan buatan, manusia. yaitu Contoh perkembangbiakan vegetatif mencangkok,

merunduk/menunduk, menyetek dan menyambung/mengenten.

Reproduksi generatif terbagi menjadi dua, yaitu pada angiospermae dan gymnospermae. Angiospermae mempunyai organ reproduksi berupa bunga. Gametofit jantan berkembang di dalam kepala sari dan gamtofit betina di dalam ovarium suatu bunga. Bunga berkembang dari tunas yang dimampatkan dengan empat lingkaran daun yang telah termodifikasi yang dipisahkan oleh ruas-ruas yang sangat pendek. Keempat organ bunga ini, secara berurutan dari bagian luar ke bagian dalam bunga, adalah kelopak bunga (sepal), mahkota bunga (petal), benang sari (stamen), dan putik (carpel). Benang sari dan putik bunga mengandung sporangia yang secara berturut-turut adalah ruangan tempat berkembangnya gametofit jantan dan betina. Gametofit jantan adalah serbuk sari yang mengandung sel sperma, yang terbentuk d dalam ruangan kepala sari

(anther) pada ujung serbuk sari. Gametofit betina adalah struktur mengandung telur yang disebut kantung embrio yang berkembang di dalam struktur yang disebut bakal biji (ovule) yang terbungkus oleh ovarium. Benang sari dan kepala putik merupakan organ reproduktif bunga, sementara kelopak bunga san mahkota bunga adalah organ nonreproduktif (Campbell 2003).Serbuk sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi pembuahan. Ada bunga yang melakukan penyerbukan sendiri, yaitu benang sari berasal dari bunga yang sama. Ada penyerbukan dari bunga lain yang sejenis. Ada berbagai cara agar serbuk sari masuk ke dalam kepala putik. Serbuk sari bisa menempel di seluruh tubuh lebah dan kakinya, ketika hinggap di bunga lain serbuk sari akan jatuh ke dalam kepala putik dan membuahinya. Bagian jantan dan betina pada bunga tumbuhan. Benang sari atau bagian jantan terdiri dari kepala sari dan tangkai sari. Putik atau bagian betina meliputi kepala putik, tangkai putik dan bakal buah. Baik benang sari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga dan daun mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga (Prawirohartono, 2009)

I.2. Tujuan Makalah ini di susun dalam upaya menyebarluaskan dan memperdalam wawasan penulis dan para pembaca menegenai: 1. 2. Siklus hidup dan perkembangbiakan tanaman Pertumbuhan bunga, penyerbukan dan pembuahan Disamping itu makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas perkuliahan penulis.

II. SIKLUS HIDUP DAN PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN Pengetahuan dan pengertian tentang siklus hidup tanaman dan cara perkembangbiakan tanaman mempunyai arti penting dan akan sangat membantu para pemulia tanaman dalam menentukan alternatif, teknik-teknik, dan analisis yang diperlukan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program pemuliaan tanaman. Plant propagation dan plant reproduktion secara umum mempunyai pengertian yang sama, yaitu perkembangbiakan tanaman. Plant dispersion adalah penyebaran tanaman, yang secara alami dapat terjadi dengan adanya spora, biji, atau buah. Perkembangbiakan tanaman pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda, yaitu secara seksual dan aseksual. Kelestarian sifat yang dimiliki suatu tanaman atau kelompok tanaman dari generasi ke generasi berikutnya sangat tergantung pada kombinasi gen yang terdapat dalam kromosom sel tanaman. Kombinasi atau kumpulan

gen-gen tersebut pada suatu individu tanaman disebut genotipe. Perwujudan genotipe yang tampak disebut phenotipe, yakni penampilan suatu genotipe tertentu pada suatu lingkungan tempat tumbuh tanaman. Dalam pemuliaan tanaman, hal yang demikian dikenal sebagai interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Jadi, fungsi atau tujuan perkembangbiakan tanaman adalah melestarikan suatu genotipe atau kombinasi genotipe tertentu pada keturunannya yang mampu menampilkan phenotipe sesuai dengan yang dikehendaki. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan menggunakan biji. Biji merupakan persatuan gamet jantan dan gamet betina yang menggambarkan kontribusi genetik dari kedua orang tuanya. Reproduksi dengan biji tersebut dapat diperkirakan akan menimbulkan variasi pada tanaman yang dihasilkan. Dengan demikian, perkembangbiakan tanaman menggunakan biji memerlukan pengetahuan untuk mengendalikan variasi genetik yang timbul pada populasi tanaman yang dihasilkan. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman. Dengan cara ini, sifat-sifat tanaman dapat dilestarikan. Artinya, sifatsifat yang dimiliki oleh induk akan dimiliki pula oleh keturunannya.

II.1.Siklus Hidup Tanaman Secara garis besar tahapan dari siklus hidup tumbuhan adalah : tumbuh (bijikecambah-anakan pohon-pohon). berkembang biak (berbunga-kawin/penyerbukanbuah/biji), selanjutnya mati. Pertumbuhan adalah merupakan salah satu proses dari siklus hidup tumbuhan yaitu merupakan pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversible. Semakin meningkatnya pengetahuan dan perkembangan teknologi maka dalam proses`siklus hidup tanaman semakin banyak terjadi campur tangan dari manusia yang tentunya ditujukan untuk keperluan hidupnya (sandang, pangan dan papan) maka siklus tumbuhan tadi biasanya tetap dibiarkan berjalan namun ada penekananpenekanan tertentu dalam tahapan siklus hidup tumbuhan atau tanaman, seperti diutamakan untuk tahap atau bagian : bunga (kapas, bunga, sayuran), buah (buah-

buahan dan sayuran), biji (pala, jambu monyet), daun (teh, tembakau), kayu/batang (pohon atau tanaman hutan), dan akar (obat-obatan), kulit (kayu manis), getah (karet, gondorukem), yang tentunya penanganan tersebut difokuskan untuk merangsang tumbuhan. Penanganan pada tahap siklus tanaman mengarah pada bibit unggul sehingga hasil tanaman (dipangkas atau dipanen) tentu difokuskan pada pertumbuhan yang optimal (bukan maksimum) dari bagian yang diinginkan, namun siklus tumbuhan tetap dibutuhkan terutama untuk pertumbuhan dan perkembang biakan. II.1.1. Pertumbuhan Proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversible, dimana pertumbuhan ini merupakan proses kuantitatif. Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer Adapun jenis pertumbuhan dan perkembangan : Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan sekunder. A. Pertumbuhan Primer Pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah tinggi atau panjang. pertumbuhan bagian-bagian tertentu yang diinginkan melalui pemupukan, pemilihan bibit unggul, kawin silang dsb. Lihat Pengelompokan

Sumber : prestasiherfen.blogspot.com 25/7/2009

Teori tentang perkembangan meristem apikal diterangkan dengan teori histogen dan teori tunika korpus : (1). Teori histogen. Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), germatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks). teori ini dikemukakan oleh Hanstein. (2). Teori tunika korpus. Teori ini menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus. Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt B. Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar, disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral. Ada dua macam meristem lateral yaitu :a. Kambium

vaskuler

(terletak

diantara

xilem

dan

floem,

yang

menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) b. kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air). II.1.2. Perkembangan

Merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pematangan atau kedewasaan makhluk hidup, proses perubahan secara berurutan adalah ukur. Struktur biji Biji terdapat dalam buah, biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio serta cadangan makanan. Berdasarkan letak cadangan makanan, ada biji berendosperm atau beralbumin (jagung) dan ada yang tak berendosperm atau biji eksalbumin (biji bunga matahari) II.1.3. Perkecambahan Perkecambahan adalah merupakan proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru atau tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa,. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan :a. Pembelahan sel /cleavage (jumlah bertambah banyak)

dari

spesialiasi,

diferensiasi,

histogenesis,

organogenesis

dan

gametogenesis. Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat di

b. Spesialisasi (sel-sel yang sejenis berkelompok c. Diferensiasi sel (Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi) d. Organogenesis sel (proses pembentukkan organ-organ tumbuhan) e. Morfogenesis sel (organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi). Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji). Adapun Urutan proses perkecambahan :a. Imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji.

Aktifnya enzim-enzim untuk

proses metabolisme , membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm. Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio. b. Embrio tumbuh dan berkembang Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas: a. Perkecambahan tipe epigaeal, yaitu perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah, biasanya terjadi pada tanaman dikotil.

b. Perkecambahan tipe hipogaeal, yaitu perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah, biasanya terjadi pada tanaman monokotil II.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuahan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, yaitu factor internal dan factor eksternal. A. Faktor Internal 1. Genetik (hereditas) Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup, bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan. 2. Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup(Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang samaEnzim 3. Hormon (fitohormon) Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu : (a). Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin), (b). Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin a. Hormon Auksin Asal kata dari Bahasa Latin. Penemu: Fritz Went (peneliti asal belanda) dengan bbjek penelitian Rumput (Avena sativa). Hasil penelitian: mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput. Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem, kadarnya dipengaruhi oleh cahaya matahari, mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal. Struktur auksin: Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang

mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon Auksin: (a) Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh, (b) Merangsang pembentukkan akar. (c) Merangsang pembentukkan buah tanpa biji /partenokarpi. (d) Merangsang differensiasi jaringan pembuluh, Merangsang absisi / pengguguran pada daun. (e) Berperan dalam dominansi apikal b. Hormon Giberelin Asal kata dari Bahasa Latin. Penemu: Ewiti. Kurosawa dengan objek penelitian Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi. Hasil penelitian: mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid). Kesimpulan: pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan pemanjangan raksasa. batang Fungsi dan Giberelin: sel. (a). (b). Merangsang Merangsang pembelahan

perkecambahan biji. (c). Memecah dormansi biji. (d). Merangsang pembungaan dan pembuahan. c. Hormon Sitokinin Asal kata dari Bahasa Latin. Penemu : Van Overbeek Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda. Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin. Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin. Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun Fungsi Sitokinin : (a). Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel . (b). Menghambat dominansi apikal oleh auksin (c). Merangsang pertumbuhan kuncup lateral. (d). Merangsang pemanjangan titik tumbuh. (e). Mematahkan dormansi biji serta merangsang akar pertumbuhan cabang. (f). embrio Menghambat Merangsang pembentukan

pertumbuhan akar adventives. (g). Menghambat proses penuaan

(senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun d. Hormon Asam Absisat (ABA) Asal kata : Bahasa Latin. Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott. Objek penelitian : buah kapas. Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan. Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin. Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA) : (a). Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh. (b). Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air. (c). Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi (d). Mengurangi kecepatan pembelahan dan penguapan.

pemanjangan sel bahkan menghentikannya. (e). Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen. (f). Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah e. Hormon gas etilen Asal kata : Bahasa Latin. Penemu : R. gene (1934) Objek penelitian : buah yang masak. Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah. Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan pemanjangan dihambat akar, batang oleh dan CO2 Fungsi hormon gas etilen : Menghambat Mempercepat pematangan buah, pembungaan,

Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal, Merangsang proses absisi, Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan, Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus f. Hormon Luka/Kambium luka/Asam traumalin Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka.

g. Hormon Kalin Dihasilkan pada jaringan meristem. tubuh tumbuhan. Memacu pertumbuhan organ (a). Fitokalin : memacu (d). Anthokalin: memacu Jenisnya adalah :

pertumbuhan daun. (b). Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang. (c). Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar. pertumbuhan bunga dan buah. Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga h. Vitamin Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor B. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 1. Unsur hara Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan : (a). Unsur makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak (C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg). (b). Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni). Pengambilan oleh tanaman yaitu : Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2. Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O, Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2. H2O dan O2, Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein. Adapun gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi 2. Suhu Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu, suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah suhu optimum. Pertumbuhan perkecambahan dan atau perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920

3. Kelembaban Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dimana tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan 4. Cahaya Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Etiolasi - pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari, dikendalikan oleh fitokrom (sterling B. Hendrik) Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas : (a). Tumbuhan hari pendek ( short day plant), yaitu tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam. (b). Tumbuhan hari panjang (long day plant), tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam. (b). Tumbuhan hari netral (neutral day plant), dimana tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari. 5. Air Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari 6. pH pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dimana pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.

Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yang berasal dari suatu bibit (bibit di sini adalah seedling yang merupakan suatu tanaman muda yang tumbuh dari biji, bukan dari bagian vegetatif) dapat dibedakan menjadi tiga fase pertumbuhan, yaitu fase embrio (embryo phase), fase muda (juvenile phase), dan fase dewasa (adult phase). Fase embrio dimulai sebelum menjadi bibit, yakni saat terjadi peleburan gamet jantan dan gamet betina membentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh dn berkembang menjadi embrio pada biji atau biji pada buah. Fase muda dimulai dengan berkecambahnya biji yang sebenarnya, yakni pertumbuhan embrio itu sendiri. Pertumbuhan embrio menjadi seedling yang berkembang menjadi pertumbuhan vegetatif dicirikan dengan membesarnya ukuran, baik pertumbuhan memanjang maupun pertumbuhan lingkar batang. Pertumbuhan embrio tersebut diikuti oleh pertumbuhan bagian lain yang menunjukkan karakter tanaman bersangkutan, termasuk pertumbuhan bulu-bulu, duri-duri, dan lain-lain. Secara fisiologis, tanaman muda umumnya mempunyai kemampuan regenerasi secara vegetatif (meski tidak semuanya). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk pembiakan tanaman tersebut. Pada fase dewasa, tanaman memasuki masa reproduksi yang pada akhirnya menghasilkan biji atau buah. Tanaman mencapai ukuran tertentu untuk beralih membentuk primordia bunga sebagai akibat adanya proses fisiologis atau hormonal yang terjadi pada tanaman tersebut atau akibat adanya rangsangan pengaruh faktor dari luar. Antara fase muda dan fase dewasa terdapat fase peralihan yang dicirikan oleh adanya penurunan pertumbuhan sifat-sifat juvenility dan aktivitas pertumbuhan yang mencirikan sifat-sifat pada fase dewasa. Pada fase peralihan ini, pertumbuhan tanaman ada yang berjalan lambat dan ada pula yang terjadi secara cepat, artinya tidak ada fase peralihan. II.2.Perkembangbiakan Tanaman II.2.1. Perkembangbiakan Tanaman Secara Vegetatif (Aseksual) Reproduksi Vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.

Vegetatif Alami Vegetatif Alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia. Pada tumbuhan: Umbi batang. Contoh: ubi jalar, kentang. Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih. Umbi akar. Contoh: wortel, singkong. Geragih atau stolon. Contoh: arbei, stroberi. Rizoma. Contoh: lengkuas, jahe. Tunas. Contoh: kelapa. Tunas adventif. Contoh: cocor bebek

Pada hewan: Tunas. Contoh: hydra, ubur-ubur, porifera. Fragmentasi. Contoh: planaria, mawar laut. Membelah diri. Contoh: amoeba. Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun.

Vegetativ Buatan Vegetatif Buatan adalah reproduksi aseksual yang terjadi karena bantuan pihak lain seperti manusia. Stek Cangkok Okulasi Enten

Merunduk Kloning

Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama.

Reproduksi aseksual dapat dibagi atas lima jenis, yaitu : 1. Fisi Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Contoh : - Pada pembelahan sel bakteri.-

Pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon. 2. Pembentukan spora Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan oleh jamur, lumut, paku, sporozoa (salah satu kelas protozoa) dan kadang-kadang juga dihasilkan oleh bakteri. 3. Pembentukan tunas Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi dan Hydra (sejenis Coelenterata). 4. Fragmentasi Kadang-kadang satu organisme patah menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap bagian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Peristiwa fragmentasi bergantung pada kemampuan regenerasi yaitu kemampuan

memperbaiki jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons (Porifera), cacing pipih, algae berbentuk benang. 5. Propagasi vegetatif Istilah propagasi vegetatif diberikan untuk reproduksi vegetatif/tumbuhan berbiji. Pada proses propagasi bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut akan berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Propagasi vegetatif alamiah dapat terjadi dengan menggunakan organ-organ sebagai berikut : a. Stolon Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi. b. Akar tinggal atau rizom Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur. c. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu. d. Tunas liar Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia. e. Umbi lapis Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang. f. Umbi batang Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas - mata tunas yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Contoh: kentang dan Caladium.

II.2.2. Perkembangbiakan Tanaman Secara Generatif (Seksual) Reproduksi ( perkembang biakan ) merupakan aktivitas mahkluk hidup untuk menghasilkan keturunan baru dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya ( mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya agar tidak punah . Reproduksi pada mahkluk hidup dapat terjadi secara generatif ( seksual ), maksudnya adalah keturunan baru terbentuk melalui proses peleburan gamet jantan dengan gamet betina.Peristiwa peleburan gamet jantan dan gamet betina disebut fertilisasi ( pembuahan ). Selain itu, reproduksi juga dapat terjadi secara vegetatif ( aseksual ), maksudnya, adalah keturunan baru terbentuk tanpa melalui proses peleburan gamet jantan dengan gamet betina.Keturunan baru yang terbentuk secara generatif pada umumnya memiliki sifat yang berbeda dengan kedua induknya, sedangkan keturunan baru yang terbentuk secara vegetatif pada umumnya memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Reproduksi generatif pada tumbuhan Reproduksi generatif pada tumbuhan ( terutama tumbuhan berbiji / spermatophyte ) terjadi melalui proses pembuahan , yaitu peleburan serbuk sari ( gamet jantan ) dengan sel telur ( gamet betina ) yang didahului peristiwa penyerbukan / persarian, yaitu sampainya serbuk sari ke tujuan. ( alat kelamin betina : kepala putik ( Angiospermae ), tetes penyerbukan( gymnospermae).

Gb. Struktur umum bunga Angiospermae (dari : http://t0.gstatic.com/images? )

III. PERTUMBUHAN BUNGA, PENYERBUKAN DAN PEMBUAHAN III.1. Pertumbuhan Bunga A. Morfologi bunga Bunga merupakan organ generatif tanaman, hal itu disebabkan, melalui bunga akan berlanjut regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari watu ke waktu. Menurut Ashari (2004) Bunga terbagi menjadi dua golongan yaitu bunga lengkap (hermaphrodite dan complete flower) dan bunga tidak lengkap (incomplete flower). Pengertian lengkap atau tidak lengkapnya bunga ditinjau dari adanya bunga jantan dan bunga betina dalam sekuntum bunga, atau juga dilihat berdasarkan berfungsi atau tidaknya masing-masing organ tersebut. Dalam menyiasati pemberdayaan bunga perlu diketahui sifat-sifat morfologi bunga, yang diamati bentu dan ukuran serta letak bunga, warna, bau dan jumlah benag sari serta ada tidaknya madu. Disampin itu perlu diperhatikan apakah bunga hermafrodit,uniseksual,berumah satu atau berumah dua. Ciri morfologi tiap organ yang menyusun bunga pada umumnya telah beradaptasi terhadap penyerbuknya. (Sutarno dkk,1997). B. Pembungaan Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi (Ashari,1998). Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi : 1. Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif. Terjadi di dalam sel.

Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel. 2. Inisiasi bunga Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif. Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat. 3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar) Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina. 4. Anthesis Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan. 5. Penyerbukan dan pembuahan Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda. 6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium), yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya terjadi perkembangan embryo.

Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap: Tahap pertama: Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya

pembelahan sel. Tahap kedua: Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice

vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy. Tahap ketiga: Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan

pengerasan endocarp pada buah-buah dry. III.2. Penyerbukan Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998). Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan : -

pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum) peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma) Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di

dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997). Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain : 1. Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang. 2. Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk. 3. Vektor yang berperan dalam penyerbukan. 4. Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor. Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi : 1. Penyerbukan tertutup (kleistogami)

Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh : - Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar) - Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae 2. Penyerbukan terbuka (kasmogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar) Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi : a. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama c. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis d. Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :a. Dikogami

Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan. Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik

Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari b. Herkogami Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum). c. Heterostili Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek

Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Ashari,2004). Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya Bunga merupakan organ tumbuhan yang akan menjadi buah. Di dalam buah terdapat biji, dan di dalam biji terdapat calon tumbuhan baru. Buah, biji, dan calon tumbuhan baru hanya akan terbentuk setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Kepala putik harus mampu menahan serbuk sari yang jatuh dan menempel di atasnya. Oleh karena itu, permukaan, kepala putik biasanya lengket. Peristiwa menempelnya serbuk sari pada kepala putik inilah yang dinamakan penyerbukan atau persarian. Berikut akan di bahs macam-macam penyerbukan. A. Pengelompokan penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala putik, penyerbukan dikelompokkan menjadi empat. 1. Penyerbukan sendiri

Penyerbukan sendiri terjadi jika serbuk sari dan kepala putik berasal dari satu bunga. Penyerbukan sendiri dapat terjadi pada saat bunga belum mekar ataupun pada saat bunga sudah mekar. 2. Penyerbukan tetangga Penyerbukan tetangga terjadi jika serbuk sari yang menempel pada kepala putik berasal dari bunga lain yang masih dalam satu pohon. Contoh tumbuhan yang penyerbukannya secara penyerbukan tetangga adalah jagung. 3. Penyerbukan silang Penyerbukan silang terjadi jika serbuk sari yang menempel pada kepala putik berasal dari pohon yang berbeda, tetapi masih tanaman yang sejenis.penyerbukan silang biasanya terjadi pada tanaman berumah dua, seperti melinjo dan pinus. 4. Penyerbukan bastar Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan lain yang berbeda varietas, tetapi masih satu spesies. Sebagai contoh, serbuk sari dari jambu batu daging merah menyerbuki putik dari jambu batu daging putih. Table 1.2. Macam penyerbukan berdasarkan asal serbuk sarinya NO 1. 2. MACAM PENYERBUKAN AUTOGAMI GEITONOGAMI ASAL SERBUK SARI Dari satu bunga sama KETERANGAN Terjadi pada bunga

biseksual (hermaprodit) Dari bunga lain tetapi Terjadi pada tumbuhan masih dalam satu berumah satu (monoesis) terjadi pada pohon yang sama Dari bunga tumbuhan Umumnya lain yang sejenis dua Dari bunga tumbuhan Biasanya lain yang varietasnya

3.

ALOGAMI

masih tumbuhan yang berumah dilakukan

4.

BASTAR

berbeda manusia untuk memperoleh varietas tanaman baru

B. Pengelompokkan penyerbukan berdasarkan faktor perantara Berdasarkan faktor yang menyebabkan menempelnya serbuk sari ke kepala putik, penyerbukan dikelompokkan menjadi empat. Keempat penyerbukan tersebut adalah berikut. 1. Penyerbukan dengan bantuan angin Perhatikan bunga dari tumbuhan padi, jagung dan rumput-rumputan. Umumnya tumbuhan yang melakukan penyerbukan dengan bantuan angin tidak memiliki perhiasan bunga, tetapi memiliki kepala putik berukuran besar seperti bulu ayam. Ciri lainnya adalah mempunyai benang srai bergantungan serta serbuk sari yang banyak dan ringan. 2. Penyerbukan dengan batuan air Penyerbukan jenis ini umumnya terjadi pada tumbuhan yang hidup di dalam, di sekitar, atau dipermukaan air, seperti kiyambang, kelapa, dan teratai. 3. Penyerbukan dengan bantuan hewan Hewan-hewan yang biasa membantu penyerbukan, diantaranya serangga, burung, siput dan kelelawar. Hewan-hewan ini membantu penyerbukan secara tidak sengaja pada saat hewan tersebut mengambil madu dari suatu bunga. Pada saat itu, sebagian tubuh hewan menyentuh serbuk sari. Selanjutnya, sebuk sari yang terbawa tersebut akan menempel pada kepala putik. Jika demikian, artinya penyerbukan telah terjadi pada tumbuhan tersebut. Untuk menarik perhatian hewan-hewan agar menyerbukinya, biasanya bunga mempunyai kelenjar madu (nektar). Selain itu, perhiasan bunga yang berwarna cerah mencolok serta aroma khas yang dikeluarkannya pun dapat menarik perhatian serangga. 4. Penyerbukan dengan bantuan manusia Pada beberapa jenis tumbuhan, tidak ada faktor-faktor yang dapat membantu penyerbukannya. Untuk jenis-jenis tumbuhan tersebut, penyerbukannya sangat tergantung pada manusia. Contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu manusia adalah beberapa tanaman hias, seperti bromelia, anggrek, dan tanaman vanili.

Tabel 1.1. Macam penyerbukan berdasarkan factor perantaranya MACAM FAKTOR CIRI ALAT REPRODUKSI/CIRI HIPOGAMI ZOIDIOGAMI a. entomogami Air Hewan Serangga b. ornitogami Burung c. kiropterogami Kelelawar d. malakogami ANTROPOGAMI Siput Manusia TUMBUHAN Tidak memiliki perhiasan bungan atau mahkota kecil serbuk sari banyak, ringan, dengan tangkai sari panjang kepala putik besar bunga tidak berbau tumbuhan hidup di air mahkota bunga dengan warna mencolok bunga berbau khas mempunyai kelenjar nectar bunga mempunyai kelenjar madu mengandung air mengandung unsure merah bunga mekar pada waktu malam hari bunga berukuran besar letak menonjol tumbuhan sering didatangi siput tumbuhan berumah dua tidak adanya vactor alami sebagai perantara PENYERBUKAN PERANTARA ANEMOGAMI Angin

III.3. Pembuahan Setelah terjadi penyerbukan maka beberapa saat sesudahnya akan terjadi pembuahan ( peleburan serbuk sari dengan sel telur ). Pada tumbuhan berbiji pembuahan dibedakanmenjadi dua,Yaitu : 1. Pembuahan ganda Terjadi pada tumbuhan berbiji tertutup ( Angiospermae ). Dinamakan pembuahan ganda karena ada dua inti sperma ( gamet jantan ) yang melebur. Yaitu inti sperma I melebur dengan sel telur membentuk zigot dan inti sperma II melebur dengan inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma ( keping biji ) sebagai cadangan makanan. Mekanisme pembuahan ganda : Inti serbuk sari setelah sampai di kepala putik akan membelah menjadi 2 yaitu inti vegetatif dan inti generatif yang kemudian membelah menjadi inti sperma I dan inti sperma II, sedang inti vegetatif akhirnya mati. Di dalam bakal biji, sel nuselus membelah menjadi 4 sel, 3 diantaranya mati sedang 1 sel yang hidup membelah menjadi dua sel. Satu sel menuju kalaza, satu lagi menuju mikrofil, dan masing-masing membelah 2 kali berturut-turut sehingga terbentuk 8 inti. Di kalaza, 3 sel menempatkan diri pada dinding kalaza disebut antipoda, dan 1 sel menuju ke tengah. Di mikrofil 3 inti menempel dekat mikrofil, yang tengah menjadi sel telur ( ovum ), sedang Dua di kanan dan kiri disebut sinergid. yang satu menuju ke tengah bergabung dengan 1 sel yang berasal dari kalaza membentuk sel kandung lembaga sekunder. 2. Pembuahan tunggal Pembuahan ini terjadi pada tumbuhan berbiji tertutup ( Gymnospermae ), dikatakan pembuahan tunggal karena hanya ada 1 sel sperma yang membuahi satu sel telur membentuk zigot

IV. KESIMPULAN Pertumbuhan generatif yaitu pertumbuhan yang melibatkan sel gamet. Pada tumbuhan, terjadi ditandai dengan adanya proses penyerbukan dan pembuahan. Sedangkan penyerbukan yaitu pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari ke putik dan jatuhnya butir serbuk sari ke putik. Penyerbukan dapat disebabkan beberapa hal, serta terbagi menurut asal serbuk sari. Serta memungkinkan akan terjadi kegagalan penyerbukan karena beberapa sebab. Ketika butir serbuk/serbuk sari pada kepala putik dan membentuk buluh serbuk merupakan awal dari terjadinya pembuahan.

DAFTAR PUSTAKA Abinemuwahhid. Perkembangbiakan Tumbuhan secara seksual / generatif. http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com/search? q=Perkembangbiakan+Tumbuhan+secara+seksual+%2F+generatif.+ Djoko Arisworo & Yusa. IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika). (http://books.google.co.id/books?id=uQaDf0X93IC&pg=PA37&dq=Penyerbukan&hl=id&ei=sMerTrndCNCrrAe5tvzADA&sa= X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CDIQ6AEwAg#v=onepage&q=Penyerbuka n&f=false) W. Mangoendidjojo. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur. 2006, Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta. Elisa, 2004, Pembungaan dan Produksi Buah I, www.elisa ugm.ac.id (diakses tanggal 21 januari 2009, pukul 14.30 WIB). Hayes, H. K., F. R. Immer, dan D. C. Smith. 1975. Methodes of Plant Breeding. McGraw Hill. New York Prawirohartono, S. 2009. Reproduksi Tumbuhan. Http://e-smastschool.com. Diakses tanggal 21 Maret 2009 jam 21:34 WIB. Campbell. dkk. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta : v + 404 hlm.